STRATEGI PENINGKATAN MUTU BUAH MANGGA
INDRAMAYU DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING
PASAR MANGGA DI KOTA BOGOR
FAJAR DHARMASETYA
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
▸ Baca selengkapnya: peta konsep buah mangga
(2)(3)PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul Strategi Peningkatan Mutu Buah Mangga Indramayu dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Mangga di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka bagian akhir Skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Fajar Dharmasetya
ABSTRAK
FAJAR DHARMASETYA. Strategi Peningkatan Mutu Buah Mangga Indramayu dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Mangga di Kota Bogor. Di bawah bimbingan ALIM SETIAWAN.
Buah Mangga Indramayu menghadapi situasi pasar yang semakin kompetitif. Strategi peningkatan mutu yang efektif dibutuhkan untuk meningkatkan harga jual dan daya saing pasar. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penanganan produksi, faktor internal dan eksternal, dan menentukan strategi peningkatan mutu mangga. Penelitian ini dilakukan pada sentra petani buah Mangga di Indramayu dan wilayah pemasaran buah Mangga Indramayu di Bogor. Analisis tingkat kepuasan dan kepentingan konsumen dilakukan dengan pendekatan Importance Performance Analysis (IPA), analisis posisi strategi peningkatan mutu buah Mangga dengan Matriks Internal-Eksternal (IE), serta formulasi dan penentuan strategi prioritas dilakukan dengan pendekatan Strengths Weakness Opportunities Threat (SWOT) dan Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM). Peningkatan mutu buah Mangga Indramayu berada pada posisi Hold and Maintain, sehingga strategi yang sesuai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Prioritas strategi mencakup meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, teknologi, dan memperluas jaringan distribusi. Kata Kunci: mangga indramayu, peningkatan mutu, SWOT
ABSTRACT
FAJAR DHARMASETYA. Quality Improvement Strategy of Mango Indramayu in Improving Competitiveness Market of Market in Bogor. Supervised by ALIM SETIAWAN.
Indramayu Mango facing situation more competitive market, improving quality effective strategy needed to raise prices and competitiveness mango fruit in the market. This research aims to identify handling of production, identifies internal and external factor, decided a strategy to improving the quality mango fruit. The study is conducted at the central Mango fruit in Indramayu and the marketing Indramayu mango in Bogor. Analysis satisfaction and consumer interest is done with Importance Performance Analysis (IPA), analysis of quality improvement strategies position with Internal-External Matrix (IE), formulation and determination priority strategy done by approach Strenghts Weakness Opportunities Threat (SWOT) and Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM). Improving quality of Indramayu Mango are at Hold and Maintain position, appropriate strategy is market penetration and product development. Priority strategy includes increase production capacity, quality product, technology, and expanding the distribution network.
STRATEGI PENINGKATAN MUTU BUAH MANGGA
INDRAMAYU DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING
PASAR MANGGA DI KOTA BOGOR
FAJAR DHARMASETYA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Sripsi : Strategi Peningkatan Mutu Buah Mangga lndramayu dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Mangga di Kota Bogor Nama : Fa jar Dhatmasetya
NIM : H24100150
Disetujui oleh
Alim MSi
Pembimbing
M M
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya tulis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksananakan pada bulan November 2013 sampai dengan Maret 2014 ini adalah Strategi Peningkatan Mutu Buah Mangga Indramayu dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar Mangga di Kota Bogor.
Terimakasih kepada bapak Alim Setiawan, S.TP, MSi. Selaku pembimbing atas perhatian, dukungan dan saran yang telah diberikannya. Disamping itu, ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA dan Ibu Hj. Yuyu Wahyuningsih selaku orang tua penulis atas doa, dukungan, kasih sayang dan cinta yang luar biasa. Kepada kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis. Juga kepada segenap Anggota Warkop Baraya 4 yang selalu menemani hari-hari penulis selama kuliah, membangkitkan suasana dan berjuang bersama penulis. Serta kepada semua teman-teman Manajemen 47 atas doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup 3
METODE PENELITIAN 3
Kerangka Pemikiran Penelitian 3
Lokasi dan Waktu Penelitian 4
Jenis dan Sumber Data 4
Metode Pengambilan Sampel 5
Pengolahan dan Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Deskripsi Produsen Mangga 8
Deskripsi Konsumen Mangga 8
Mutu Produk dan Standar Keamanan Pangan 9
Analisis IPA 12
Analisis Matriks IFE 12
Analisis Matriks EFE 13
Analisis Matriks IE 15
Analisis Matriks SWOT 16
Analisis Matriks QSP 17
Implikasi Manajerial 18
SIMPULAN DAN SARAN 19
Simpulan 19
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 21
DAFTAR TABEL
1. Produksi buah mangga di pulau Jawa tahun 2009-2012 1
2. Skala Linkert 5
3. Bentuk dasar Matriks QSP 7
4. Karakteristik konsumen buah mangga 9
5. Tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen 11
6. Faktor strategi internal buah mangga Indramayu 12 7. Faktor strategi eksternal buah mangga Indramayu 13
8. Matriks SWOT 17
9. Matriks QSP 18
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pemikiran penelitian 4
2. Matriks IE 6
3. Analisis SWOT 7
4. Diagram IPA buah mangga Indramayu 11
5. Hasil Matriks IE 15
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner karakteristik konsumen dan penjual 24 2. Kuesioner penentuan bobot atribut mutu buah mangga, penentuan
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mangga merupakan salah satu buah yang banyak dibudidayakan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di belahan dunia lainnya. Buah yang tergolong ke dalam kerabat Anacardiceae ini merupakan buah tropis yang memiliki tekstur buah yang lunak dan terasa manis saat matang. Menurut jenis dan varietas mangga budidaya dapat berasal dari alam dan buatan (hasil penyerbukan bersilang), dari varietas tersebut tanaman dikembangkan secara generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual). Varietas mangga yang dikembangkan secara generatif akan menghasilkan akan menghasilkan banyak varietas baru. Di samping itu, varietas baru yang memiliki mutu yang tinggi dikembangkan secara vegetatif (Pracaya, 1992).
Di Indonesia hampir semua daerah menghasilkan buah mangga, namun ada beberapa daerah yang merupakan penghasil utama seperti Indramayu, maka dikenal sebagai Kota Mangga. Mangga merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Indramayu terdapat 13 varietas mangga yang dibudidayakan di Kabupaten Indramayu, diantaranya mangga Gedong Gincu, Arumanis dan Cengkir. Produksi buah mangga di Jawa Barat terbagi atas dua wilayah yaitu wilayah sentra dan luar wilayah sentra. Wilayah sentra terdiri dari Indramayu, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Subang, dan Sumedang, sedangkan wilayah sisanya termasuk dalam wilayah luar sentra. Sebagai ilustrasi, pada Tabel 1 ditampilkan produksi mangga di Jawa Barat dari tahun 2009-2011.
Tabel 1 Produksi Buah Mangga di Jawa Barat Tahun 2009-2011
Wilayah Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Wilayah Sentra 277.504 96.674 255.152
Luar Wilayah Sentra 120.655 40.430 102.036
Jawa Barat 398.159 137.104 357.188
Sumber : jabar.bps.go.id, 2012
Tabel 1 memperlihatkan bahwa, perkembangan produksi buah mangga di Jawa Barat pada tahun 2010 merupakan tingkat produksi buah mangga terendah dibandingkan dengan tahun 2009 dan 2011. Hal ini disebabkan oleh cuaca ekstrim yang terjadi di sepanjang tahun 2010 yang menyebabkan produksi menurun. Dibandingkan dengan buah-buahan yang dihasilkan di Indonesia, buah mangga menduduki posisi ketujuh nilai ekspor buah-buahan di tahun 2012 dan produksi buah mangga di Jawa Barat menduduki posisi kedua setelah buah pisang (Deptan 2012). Hasil tersebut menunjukan bahwa buah mangga merupakan buah yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.
2
mendifinisikan mutu perlu dibuat standar. Menurut Hubeis (2007) standar adalah persyaratan minimum yang harus dicapai suatu produk atau jasa tertentu untuk memenuhi persyaratan yang sah atau permintaan konsumen. Tanpa adanya standar, maka tidak ada pedoman bagi produsen untuk memproses produknya dan tidak ada informasi yang jelas bagi konsumen saat membeli barang. Standar dan proses standardisasi merupakan bagian yang penting karena memperlancar transaksi perdagangan, mempercepat arus informasi pasar, dan mengarahkan upaya-upaya untuk memperbaiki mutu produknya secara terus menerus.
Di daerah Indramayu terdapat banyak perkebunan mangga, namun tidak semua perkebunan yang terjaga mutunya karena perkebunan tersebut disewakan. Perkebunan yang disewakan tersebut hanya dikelola bila dekat dengan musim mangga, apabila habis kontraknya perkebunan tersebut dibiarkan begitu saja. Hal tersebut menyebabkan penurunan mutu buah mangga yang dihasilkan karena tidak dirawat dengan maksimal. Oleh karena itu diperlukan strategi peningkatan mutu terutama untuk di daerah Indramayu guna meningkatkan dan memperbaiki mutu buah mangga yang di produksinya. Strategi peningkatan mutu juga dapat memberikan solusi agar produksi buah manga tidak bergantung pada cuaca dan juga meningkatkan mutu guna meningkatkan harga jual agar dapat bersaing dalam pasar internasional yang memiliki standar mutu yang tinggi.
Perumusan Masalah
Permasalahan penelitian ini adalah mengenai strategi peningkatan mutu mangga Indramayu. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka permasalahan penelitian dapat disusun atas pertanyaan berikut: (1) Bagaimana penanganan produksi mangga Indramayu di Jawa Barat, khususnya di daerah Indramayu? (2) Bagaimana faktor internal dan eksternal buah mangga Indramayu? dan (3) Bagaimana strategi peningkatan mutu mangga Indramayu, baik secara umum dan khusus?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi penanganan produksi dan memetakan mutu buah mangga Indramayu di Jawa Barat, (2) Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dalam usaha buah mangga Indramayu, dan (3) Menentukan strategi peningkatan mutu mangga Indramayu secara umum dan khusus
Manfaat Penelitian
3 serta sebagai media belajar dan referensi bagi civitas akademik untuk melakukan penelitian lanjutan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada strategi peningkatan mutu buah lokal, khususnya pada jenis buah mangga Indramayu. Penelitian ini dilakukan di dua tempat berbeda yaitu Desa Rancasari, Indramayu, Jawa Barat yang merupakan daerah penghasil mangga Indramayu. Selanjutnya, penelitian ini juga dilakukan di pasar-pasar yang terletak di wilayah Kota Bogor, untuk mengetahui daya saing buah mangga di Kota Bogor.
METODE
Kerangka Pemikiran
4 .
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Indramayu untuk mengetahui kondisi perkebunan buah mangga dan kota Bogor untuk mengetahui karakteristik pasar buah mangga. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2013 – Maret 2014.
Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini, dikumpulkan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari proses wawancara langsung dengan responden (Lampiran 1) di pasar-pasar di wilayah kota Bogor, untuk mendapatkan informasi dari para pakar seperti pemilik lahan perkebunan mangga, pengurus lahan perkebunan, ahli budidaya tanaman dan ahli manajemen (Lampiran 2). Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program Excel 2007. Sementara data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis yang dimiliki pemilik usaha. Selain itu juga terdapat data penunjang yang didapat dari internet dan perpustakaan yang terkait dengan penelitian ini.
Permintaan Pasar
Analisis Strategi Peningkatan Mutu
Analisis Internal
Strategi Peningkatan Mutu (Analisis SWOT dan QSPM)
Rekomendasi Strategi Peningkatan Mutu Analisis Kepentingan Mutu
dan Kepuasan Konsumen
Analisis Eksternal
Matriks IFE Matriks IE Matriks EFE
5 Metode Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi. Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008) berikut:
Keterangan:
n = Ukuran sampel yang diambil N = Ukuran populasi
= Kesalahan yang ditolerir (10%) Menghasilkan,
Pengolahan dan Analisis Data
Analisis Kepentingan Kinerja (IPA)
Menurut Purwono (2007) IPA digunakan untuk menganalisis perceived quality dari suatu merek produk menurut penilaian responden dengan cara membandingkan tingkat kepentingan terhadap atribut yang diteliti dengan tingkat kinerja dari atribut-atribut yang melekat pada suatu produk.
Tingkat kepentingan dan kepuasan adalah seberapa penting dan puasnya pelanggan pada suatu atribut mutu. Dalam menjelaskan tingkat kepentingan dan kepuasan, digunakan skala Likert yang menggunakan skala 1-4 untuk mengetahui jawaban dari responden karena jawaban “netral” tidak tersedia. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari tingkat paling rendah yaitu angka 1 (tidak penting) sampai paling tinggi 4 (sangat penting).
Tabel 2 Skala Likert untuk Mengetahui Tingkat Kepentingan dan Kepuasan
Pilihan Jawaban Skor (Nilai)
Tidak Penting 1
Cukup Penting 2
Penting 3
Sangat Penting 4
Analisis Faktor Internal dan Eksternal
6
1. Tuliskan faktor-faktor sukses kritis seperti yang dikenali dalam proses audit internal dan eksternal. Gunakan 10 sampai 20 faktor internal dan eksternal terpenting. Usahakan secara spesifik mungkin, gunakan persentase, rasio, dan angka perbandingan kalau mungkin.
2. Beri bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor menunjukkan kepentingan alternatif dari faktor itu untuk sukses dalam kegiatan yang ditekuni perusahaan.
3. Berikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk menunjukkan apakah faktor ini mewakili kelemahan utama (peringkat=1), kelemahan kecil (peringkat=2), kekuatan kecil (peringkat=3), atau kekuatan utama (peringkat=4). Peringkat diberikan berdasarkan keadaan perusahaan, sedangkan bobot dalam Langkah 2 didasarkan keadaan kegiatan.
4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot untuk setiap alternatif.
5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap alternatif untuk menentukan nilai yang dibobot total bagi perusahaan.
Seberapa banyak faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE dan EFE, memiliki jumlah nilai yang dibobot berkisar dari 1,0 (rendah) sampai 4,0 (tinggi), dengan rata-rata 2,5. Total nilai yang dibobot yang jauh di bawah 2,5 merupakan ciri perusahaan yang lemah secara internal, sedangkan jumlah jauh di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.
Analisis Matriks Internal – Eksternal (IE)
Menurut David (2010) Matrik IE dapat mengidentifikasikan Sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokan menjadi tiga strategi utama. Pertama, posisi berada pada sel I, II, dan IV dapat digambarkan sebagai Grow and Build, strategi yang cocok pada sel tersebut adalah integration (backward, forward, and horizontal). Kedua, posisi berada pada sel III, V, dan VII sesuai dengan strategi Hold and Maintain, strategi yang umum dipakai yaitu market penetration and product development. Ketiga, posisi berada pada sel VI, VIII, dan IX dapat menggunakan strategi Harvest and Divestiture, strategi yang sesuai adalah divestasi atau likuidasi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 2.
7 Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunity, and Threat (SWOT)
Matriks SWOT menurut David (2010) terdiri dari Sembilan sel, terdapat satu sel yang dibiarkan kosong, empat sel faktor utama yang diberi nama S, W, O, dan T, kemudian empat sel strategi yang dikembangkat dari sel faktor utama yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Matriks Analisis SWOT Analisis Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM)
Menurut David (2010), secara konsep QSPM menentukan daya tarik relative dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh factor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Komponen dalam QSPM adalah alternative Strategi, Faktor Kunci, Bobot, Nilai Daya Tarik (AS), Total Nilai Daya Tarik (TAS) dan Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (Sum TAS). Bentuk matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3 Bentuk dasar matriks QSPM
Faktor Utama Weight (Bobot)
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Produsen Buah Mangga
Profil Produsen
PT Indramayu Mega Farm merupakan salah satu produsen buah mangga di desa Rancasari, Indramayu, Jawa Barat yang didirikan pada tahun 2008. Produsen memiliki kepemilikan lahan seluas 10 Ha dengan total tanaman yang berproduksi 2000 pohon dan dapat berproduksi rata-rata 120-150 Kg, dari lahan seluas itu presentase kerusakan buah mangga sebesar 10-20%. Produsen memiliki pekerja tetap atau petani sebanyak 5 orang namum di saat musim panen dilakukan penambahan tenaga kerja harian sebanyak 5 orang. Jenis buah mangga yang di produksi yaitu mangga arumanis, gedong, dan cengkir, kemudian pasar tujuan penjualan mangga ini yaitu pasar Swalayan dan pasar tradisional. Produsen juga menyewakan lahan selama beberapa periode kepada para investor untuk mengelola atau bekerjasama di lahan tersebut.
Proses Pengendalian Mutu Mangga
Menurut Poerrwanto (2014) tahapan pengendalian mutu mangga beberapa tahapan seperti: perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan. Untuk pelaksanaan pengendalian mutu terdapat kriteria-kriteria yang mempengaruhi produk yang meliputi: pemilihan lokasi, pengelolahan lahan, pemilihan varietas dan bibit, pemupukan, irigasi, pemangkasan tajuk, pengendalian hama, penyakit, dan gulma, perawatan buah, proses panen dan pasca panen.
9 Mutu Produk dan Standar Keamanan Pangan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 3164:2009 tentang mangga, ketentuan minimum mengenai mutu mangga yang harus dipenuhi antara lain: utuh, padat, penampilan segar, layak dikonsumsi, bersih, bebas dari benda asing, bebas dari memar, bebas dari hama dan penyakit, bebas dari kerusakan akibat suhu, bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, bebas dari aroma dan rasa asing, kematangan yang cukup, apabila terdapat tangkai, panjangnya tidak boleh lebih dari 1 cm. Pengkelasan buah mangga di golongkan dalam 3 (tiga) kelas mutu seperti berikut :
1. Kelas Super: Mangga bermutu paling baik yaitu bebas dari cacat kecuali cacat sangat kecil batas toleransi maksimum 5%.
2. Kelas A : Mangga bermutu baik, dengan cacat yang diperbolehkan sebagai berikut : sedikit penyimpangan pada bentuk, cacat tidak mempengaruhi daging buah, akibat tergores atau terbakar sinar matahari, noda getah dan lecet tidak lebih dari 2 cm batas toleransi maksimum 10%.
3. Kelas B : Mangga bermutu baik, dengan cacat yang diperbolehkan sebagai berikut : sedikit kelainan pada bentuk, cacat tidak mempengaruhi daging buah, cacat kulit akibat tergores, terbakar, noda getah dan lecet tidak lebih dari 4 cm, batas toleransi maksimum 10% atau masih memenuhi ketentuan minimum.
Deskripsi Konsumen Buah Mangga
Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen pembeli buah mangga berjenis kelamin laki-laki sebanyak 77%, memiliki usia sekitar 21-25 tahun 44% lalu status menikah konsumen yaitu sebesar 55%. Kebanyakan konsumen memiliki pendidikan SMA 43% dan sarjana sebesar 25%, pekerjaan lainnya atau pekerjaan yang tidak tercantum disana merupakan pekerjaan terbanyak dengan presentase 37% dan pengeluaran responden untuk konsumsi buah per bulan terbanyak adalah < Rp. 150.000 sebanyak 51%.
Responden yang mengkonsumsi buah mangga 1-3 bulan sekali memiliki presentase sebesar 47% dan 1-3 kali per bulan dengan presentase sebesar 35%. Jenis buah mangga favorit konsumen adalah Arumanis dengan presentase 58% dan yang kedua dengan presentase 31% ialah Cengkir atau biasa disebut mangga Indramayu. Bagian yang sering diperhatikan para konsumen adalah tekstur sebanyak 55% dan aroma sebanyak 31%, sedangkan sebagian besar konsumen membeli buah manga di pasar tradisional presentase 33%, pasar swalayan 30% dan 24% membeli buah di toko buah, seperti pada Tabel 5.
Tabel 5 Karakteristik konsumen buah manga
No Karakteristik Jumlah
Responden %
1 Jenis Kelamin Laki-Laki 77 77
10
Lanjutan Tabel 5.
No Karakteristik Jumlah
Responden %
Wiraswasta/ Pengusaha 23 23
11 Lanjutan Tabel 5.
No Karakteristik Jumlah
Responden %
Tingkat kepuasan dan kepentingan konsumen terhadap atribut mutu buah mangga diketahui bahwa konsumen pada umumnya sudah merasa puas dengan produk yang dihasilkan tetapi tingkat kepentingannya berbeda-beda pada tiap-tiap atribut mutu.
Tingkat kepentingan tertinggi adalah daging buah dengan tingkat kepentingan sangat penting (80%) dan yang kedua adalah kesegaran buah dengan tingkat kepentingan sangat penting (67%). Tingkat kepuasan tertinggi adalah daging buah dengan tingkat kepuasan sangat puas (71%) dan yang kedua adalah aroma buah dengan tingkat kepuasan sangat puas (45%) seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen
No Atribut Mutu
12
Importance Performance Analysis (IPA)
Dari data yang diperoleh pada Tabel 6 dapat menentukan posisi atribut mutu pada kuadran mana yang dapat dilihat pada Gambar 3. Posisi atribut mutu sudah terlihat pada kuadran-kuadran mana saja. Pada kuadran 1 terdapat 4 atribut mutu yang perlu diperbaiki secepat mungkin yaitu (1) bebas memar, (2) kesegaran, (3) kebersihan dan (14) kerusakan pada tekstur, pada kuadran 2 terdapat 6 atribut mutu yang kinerjanya sudah bagus dan perlu dipertahankan yaitu (7) warna daging, (9) daging buah, (10) rasa manis, (11) aroma buah, (12) bebas dari hama dan penyakit, dan (13) bebas dari kebusukan. Pada kuadran 3 terdapat 4 atribut mutu yang kinerjanya masih kurang tetapi belum terlalu penting untuk konsumen yaitu (4) bentuk, (5) ukuran, (6) warna kulit, dan (8) kulit buah, sedangkan pada kuadran 4 tidak ada atribut mutu yang kinerjanya terlalu bagus dan tidak terlalu penting menurut responden.
Gambar 4 Diagram IPA Buah Mangga
Analisis Matriks IFE
13
Tabel 7 Faktor strategi internal buah manga Indramayu
No Faktor Strategi Internal Rating (a)
1 Keahlian dan pengetahuan petani terhadap
buah mangga 3.5 0.089 0.311
2 Segi teknis (lahan, iklim, kondisi wilayah)
mendukung 3.75 0.076 0.285
3 Hubungan yang baik antara petani mangga
dengan distributor dan penjual 3.75 0.078 0.291
4 Adanya Kelompok tani 3.5 0.079 0.278
5 Tingkat Produktivitas yang tinggi 3.5 0.078 0.272 6 Petani memiliki usahatani lain 3.25 0.073 0.237 7 Buah yang mudah dikonsumsi 3.5 0.071 0.250 B Kelemahan
1 Banyaknya pohon yang disewakan sehingga
mutu ke depannya diragukan 1.25 0.081 0.101
2 Sebagian besar petani merupakan petani
mangga pekarangan 1.75 0.074 0.129
3 Penanganan pasca panen belum optimal 1.25 0.084 0.105 4 Harga mangga turun saat panen raya 1.25 0.074 0.092
5
Pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit bedasarkan produksi mangga yang dihasilkan
1.5 0.073 0.109
6 Teknologi yang dimiliki masih sederhana 1.25 0.071 0.088
Total 1 2.549
Sumber: Data diolah, 2014
14
Sedangkan pada faktor kelemahan terdapat 6 kelemahan pada buah mangga indramayu yaitu banyaknya pohon yang disewakan sehingga mutu ke depannya diragukan merupakan kelemahan karena tidak semua investor yang menyewa kebun tersebut memiliki penanganan mutu yang baik, sebagian besar petani merupakan petani mangga pekarangan adalah kelemahan utama pada upaya peningkatan mutu buah mangga Indramayu, karena sebagai petani pekarangan tidak terlalu mementingkan mutu dari buah mangga yang dihasilkan dengan skor tertinggi (skor 0.129). Penanganan pasca panen yang belum optimal merupakan kelemahan lainnya karena penanganan pasca panen dapat mempengaruhi produk yang dihasilkan, apabila penanganannya baik maka akan menghasilkan prduk dengan mutu yang baik juga sebaliknya. Harga mangga turun saat panen raya dikarenakan penawaran lebih besar dibandingkan permintaan. Pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit berdasarkan produksinya saja merupakan kelemahan yang dapat mempengaruhi hasil produksi seharusnya pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara berkala untuk mencegah dan teknologi yang dimiliki masih sederhana karena sebgaian besar petani lebih mudah menggunakan alat tradisional.
Bobot skor total yang diperoleh adalah 2.549. Hal ini menunjukan bahwa Faktor Internal di posisi sedang, dalam artian memiliki peluang untuk berkembang dengan baik, namun belum secara optimal menggunakan kekuatannya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.
Analisis Matrix EFE
Analisis matriks EFE adalah untuk menganalisis faktor-faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman dari buah mangga indramayu yang dimasukkan dalam matriks EFE seperti pada Tabel 8 dengan nilai bobot dan ratingnya. Pembobotan dan pemberian rating tiap-tiap faktor strategi tersebut dapat dilihat pada lampiran 2.
Tabel 8 Faktor strategi eksternal buah manga Indramayu
No Faktor Strategi Eksternal Rating (a) meningkat terus menerus dari waktu ke waktu
3.5 0.107 0.374
2
Peluang pasar ekspor terbuka luas bagi mangga Indramayu apabila memenuhi standard negara pengimpor atau standard internasional
3.5 0.097 0.340
3 Peningkatan pola hidup sehat 3.75 0.090 0.339
4 Investor swasta tertarik berinvestasi untuk
pengembangan usahatani mangga Indramayu 3.25 0.092 0.298
5 Perkembangan Teknologi budidaya mangga
15 Lanjutan Tabel 8
No Faktor Strategi Eksternal Rating (a)
1 Hama dan penyakit pada mangga Indramayu 1.5 0.097 0.146
2 Perubahan cuaca ekstrim 1.5 0.097 0.146 3 Kelembagaan Petani belum merata 1.5 0.108 0.162
4 Penurunan mutu akibat penanganan pasca
panen yang kurang baik 1.75 0.110 0.192
5
Perilaku para pesaing yang saling menjatuhkan dalam pemasaran mangga Indramayu
1.5 0.104 0.156
Total 1 2.493
Sumber: Data diolah, 2014
Hasil perhitungan skor pada matriks EFE menunjukan bahwa peluang utama (skor 0.374) adalah permintaan konsumsi mangga Indramayu meningkat terus menerus dari waktu ke waktu karena selain memiliki skor tertinggi permintaan yang meningkat merupakan peluang besar bagi mangga Indramayu karena dengan permintaan konsumsi buah mangga Indramayu yang terus menerus meningkat dari waktu ke waktu para petani mangga dapat meningkatkan produksi karena permintaan buah mangga Indramayu terus meningkat seiring dengan waktu. Lalu peluang pasar ekspor terbuka luas apabila memenuhi standar Negara pengimpor atau internasional merupakan peluang bagi mangga Indramayu apabila dapat memiliki mutu produk dan standar keamanan pangan berdasarkan SNI. Peningkatan pola hidup sehat juga merupakan peluang bagi mangga indramayu karena dengan peningkatan pola hidup yang sehat konsumsi buah-buahan pun meningkat. Investor swasta tertarik berinvestasi untuk pengembangan usahatani mangga Indramayu merupakan salah satu peluang lainnya karena dengan adanya investor dana untuk meningkatkan mutu buah mangga indramayu sudah tersedia. Peluang kelima adalah Perkembangan terknologi budidaya mangga indramayu sedang berkembang, dengan perkembangan teknologi maka hasil produksi ikut berkembang juga.
16
pesaing yang saling menjaatuhkan dalam pemasaran mangga Indramayu merupakan ancaman bagi para petani mangga indramayu karena para pesaing dapat menjatuhkan harga jual dari buah yang diproduksi oleh pesaing lainnya.
Bobot skor total yang diperoleh adalah 2.493. Hal ini menunjukan bahwa Faktor Eksternal di posisi sedang, dalam artian memiliki peluang untuk berkembang dengan baik, namun belum secara optimal menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang ada.
Analisis Matriks IE
Matriks IE merupakan matrik yang menggabungkan bobot skor pada Matriks IFE dan EFE untuk melihat posisi sel strategi peningkatan mutu buah mangga Indramayu. Jika posisi sel telah diketahui, maka diketahui pula strategi yang sesuai untuk meningkatkan mutu buah mangga Indramayu. Dari perhitungan matriks IFE didapatkan bobot skor 2.549 dan dari matriks EFE didapatkan skor 2.493. Hasil pemetaan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Hasil Matriks IE
Peningkatan mutu buah mangga Indramayu berada pada posisi sel V. Sel V menggambarkan bahwa posisi usaha strategi peningkatan mutu mangga Indramayu berada pada posisi Hold and Maintain (menjaga dan mempertahankan). Strategi yang tepat bagi usaha yang berada pada sel V adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk (David, 2010). Dalam posisi sel V, strategi tersebut dapat dilakukan dengan perbaikan dan perbaikan mutu produk, penambahan peralatan, dan penambahan kapasitas produksi.
Analisis Matriks SWOT
17 (W-O), strategi kelemahan-ancaman (W-T). Keempat kelompok strategi yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Analisis SWOT 2. Segi teknis (lahan, iklim,
kondisi wilayah) mendukung 3. Hubungan yang baik antara
petani manga dengan distributor dan penjual 4. Adanya kelompok tani 5. Tingkat produktivitas yang
tinggi
6. Petani memiliki usahatani lain 7. Buah yang mudah di
4. Harga turun drastis saat panen raya produk, dan memperluas jaringan distribusi (S1, S2, S3 S5, O1, O2, O3, O4, O5) 2. Penggunaan teknologi modern
untuk menghasilkan produk yang bermutu (S1, S2, S5, O1, O2, O4, O5)
Strategi WO
1. Memperbaiki system pe-nanganan pra dan pasca panen, pembaharuan tek-nologi dan melakukan pe-meliharaan secara berkala untuk meningkatkan dan menjaga mutu produk (W1,
1. Menjalin hubungan baik dengan para kelompok tani untuk meningkatkan produk-tivitas dan menambah wawasan para petani agar memiliki rasa peduli terhadap pra dan pasca panen menjadi lebih baik dan teratur
Strategi WT
18
A. Strategi S-O
Strategi S-O diformulasikan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya, dengan formulasi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kapasitas produksi, mutu SDM, mutu produk, dan memperluas jaringan distribusi
2. Penggunaan teknologi modern untuk menghasilkan produk yang bermutu
B. Strategi S-T
Strategi S-T diformulasikan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman, dengan formulasi strategi sebagai berikut:
1. Menjalin hubungan baik dengan para kelompok tani untuk meningkatkan produktivitas dan menambah wawasan para petani agar memiliki rasa peduli terhadap pra dan pasca panen menjadi lebih baik dan teratur.
C. Strategi W-O
Strategi W-O diformulasikan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada, dengan formulasi strategi sebagai berikut:
1. Memperbaiki system penanganan pra dan pasca panen, pembaharuan teknologi dan melakukan pemeliharaan secara berkala untuk meningkatkan dan menjaga mutu produk D. Strategi W-T
Strategi W-T bersifat bertahan sehingga diformulasikan dengan meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman, dengan formulasi strategi sebagai berikut:
1. Memelihara secara menyeluruh dari pra dan pasca panen agar mutu tetap terjaga dan terhindar dari hama dan penyakit lainnya.
2. Memberikan pelatihan kepada para petani dan membuat kelompok tani agar petani lebih terampil dan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap mutu produk dan
lingkungannya
19 Analisis Matriks QSP
Hasil pembobotan dan penilaian skor kemenarikan faktor strategis internal dan eksternal sebagai alternative keputusan strategi terbaik yang harus segera dilaksanakan dalam analisis QSPM (Nurhayati, 2008). Dari hasil perhitungan matriks QSPM, alternative strategi yang paling menarik atau paling berpengaruh untuk diimplementasikan untuk meningkatkan mutu mangga Indramayu sebagai upaya peningkatan daya saing pasar dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Analisis Matriks QSP
Strategi Total Nilai Daya Tarik atau STAS Prioritas Strategi 1 (S-O)
Meningkatkan kapasitas produksi, mutu produk, teknologi dan memperluas jaringan distribusi.
5.108 1
Strategi 2 (S-O)
Penggunaan teknologi modern untuk menghasilkan produk yang bermutu.
5.005 2
Strategi 3 (W-O)
Memperbaiki system penanganan pasca panen, pembaharuan teknologi dan melakukan pemeliharaan secara berkala untuk meningkatkan dan menjaga mutu produk.
4.927 3
Strategi 4 (S-T)
Menjalin hubungan baik dengan para kelompok tani untuk meningkatkan produktivitas dan menambah wawasan para petani agar memiliki rasa peduli terhadap pra dan pasca panen menjadi lebih baik dan teratur.
4.721 4
Strategi 5 (W-T)
Memelihara secara menyeluruh sebelum dan sesudah panen agar mutu tetap terjaga dan terhindar dari hama dan penyakit lainnya.
4.345 6
Strategi 6 (W-T)
Memberikan pelatihan kepada para petani dan membuat kelompok tani agar petani lebih terampil dan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap mutu produk dan lingkungannya.
4.409 5
20
Implikasi Manajerial
Dari penelitian ini diperoleh hasil yang didapat dari konsumen terdapat empat atribut mutu yang perlu diperbaiki secepat mungkin yaitu bebas memar, kesegaran, kebersihan dan kerusakan pada tekstur yang terdapat pada kuadran 1 yaitu kuadran dengan tingkat kepentingan yang tinggi namun tingkat kepuasan yang rendah. Untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen, atribut mutu pada kuadran 1 perlu ditingkatkan dengan berbagai cara seperti membungkus buah mangga agar mengurangi benturan yang menyebabkan kerusakan pada tekstur, melakukan pemilahan dan membersihkan buah mangga. Dengan hal tersebut, mutu buah mangga dan tingkat kepuasan konsumen akan meningkat.
Faktor internal terbesar dalam produksi buah mangga yaitu keahlian dan pengetahuan petani terhadap buah mangga, berikutnya dari faktor eksternal adalah permintaan konsumsi mangga Indramayu meningkat dari waktu ke waktu. Kedua hal tersebut perlu dipertahankan bila perlu ditingkatkan agar produksi buah mangga semakin berkembang. Dengan faktor internal dan eksternal yang berada pada posisi menengah atau sedang strategi Hold and Maintain (menjaga dan mempertahankan) yang diperoleh pada penelitian ini berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Untuk itu diperlukan langkah-langkah terkait seperti peningkatan kapasitas produksi, peningkatan mutu SDM melalui pelatihan, perbaikan mutu produk sesuai standar, memperluas jaringan distribusi, dam penggunaan peralatan atau teknologi modern yang dapat mempertahankan mutu buah mangga Indramayu.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bobot atribut mutu buah mangga dari pakar adalah atribut mutu prioritas yaitu bebas dari kebusukan dengan nilai bobot 0.111, atribut mutu yang kedua yaitu bebas dari hama dan penyakit dengan skor 0.106 dan yang ketiga yaitu bebas memar dengan skor 0.1.
Hasil dari perhitungan skor pada matriks IFE menunjukan bahwa keahlian dan pengetahuan petani terhadap buah mangga sebagai kekuatan yang paling tinggi skornya (skor 0.311), sedangkan pada faktor kelemahan, skor tertinggi (skor 0.129) adalah sebagian besar petani merupakan petani mangga pekarangan. Hasil perhitungan skor pada matriks EFE menunjukan bahwa permintaan konsumsi mangga Indramayu meningkat terus menerus dari waktu ke waktu sebagai peluang yang paling tinggi skornya (skor 0.374), sedangkan pada faktor ancaman, penurunan mutu akibat penanganan pasca panen yang kurang baik memiliki skor tertinggi (skor 0.192).
21 analisis matriks QSPM untuk menentukan strategi yang sesuai untuk meningkatkan mutu mangga Indramayu berdasarkan total nilai daya tarik (STAS) tertinggi. Strategi 1 (S-O) merupakan hasil dari QSPM dengan STAS sebesar 5.108 yang menjadikan strategi 1 sebagai prioritas utama
Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Assauri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi Lembaga. Jakarta (ID): Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Buah Mangga di Pulau Jawa Tahun 2010-2012 [Internet].
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. Buah Mangga SNI 3164:2009. Jakarta (ID): BSN.
David FR. 2010 Manajemen Strategis Konsep. Sunardi D, penerjemah; Wuriarti P, editor. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management. Ed ke-12
Direktorat Hortikultura. 2012. Nilai Impor dan Ekspor Buah Tahun 2012 [Internet] Tersedia pada: Hortikultura.deptan.go.id
Febtyanisa, M. 2013. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani Cibolerang Agro Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Hubeis, M. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Industri. Jakarta (ID): Inti Prima Promosindo
Hubeis, M. 2014. Manajemen Strategik. Jakarta (ID): PT Gramedia
Kadarisman, D dan T. Muhandri. 2008. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor (ID): IPB Press
Nunik, M. 2010. Kajian Kelayakan dan Strategi Pengembangan Klaster Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nurhayati, S. 2008. Pendekatan QSPM sebagai Dasar Perumusan. Jurnal Ekonomi Pembangunan [Internet]; Vol. 9, No. 1: Halaman Tersedia pada: http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/105/5.%20Siti% 20Nurhayati%20(Pendekatan%20QSPM).pdf?sequence=1
Poerwanto, R. 2014. Pengembangan Manajemen Budidaya Tanaman untuk Peningkatan Mutu [Internet].
Pracaya. 1985. Bertanam Mangga. Edisi Revisi 2006. Jakarta (ID): PT Penebar Swadaya
Prihatiningtyas, R. 2013. Analisis Peningkatan Kualitas pada Rantai Pasok Buah Pepaya Calina [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Purwono, J. 2007. Analisis Ekuitas Merek Produk Teh Hijau dalam Kemasan Siap Minum. Bogor (ID): Jurnal Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Sarma, M. 2007. Analisis Kepuasan Pedangan terhadap Pengelolaan dan Strategi Pengembangan Pasar Citeureup I di Kabupaten Bogor. Bogor (ID): Jurnal Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
23 Umar H. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta (ID):
PT Rajagrafindo Persada.
24
Lampiran 1 Karakteristik Konsumen dan Penjual
KUESIONER PENELITIAN
STRATEGI PENINGKATAN MUTU
MANGGA INDRAMAYU SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN DAYA SAING PASAR
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara-i yang telah menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuisioner ini. Penelitian ini di lakukan oleh Fajar Dharmasetya (NRP: H24100150), mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Survei ini bertujuan untuk menyelesaikan skripsi dan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara-I untuk mengluangkan waktunya untuk mengisi kuisioner ini. Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, saya mohon Bapak/Ibu membaca terlebih dahulu petunjuk dan menjawab pertanyaan dengan keyakinan tanpa keraguan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Jika ada pertanyaan yang kurang dipahami, silahkan ditanyakan ke peneliti.
Atas partisipasi dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara-i saya ucapkan terima kasih.
I. PETUNJUK : Pengisian kuisioner untuk pertanyaan tertutup dengan cara memberi tanda (v atau x) pada jawaban yang tersedia atau pada satu kolom setiap point sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keinginan anda terhadap produk mangga indramayu.
SCREENING
1. Apakah anda pernah mengkonsumsi buah mangga indramayu ? A. Ya (Silahkan lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya)
B. Tidak (Dimohon untuk tidak melanjutkan pengisian kuisioner ini) II. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. No. Telp/HP : 3. Alamat :
4. Jenis Kelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan Lanjutan Lampiran 1
25 [ ] 26-30 tahun [ ] 30-35 tahun
[ ] 36-40 tahun [ ] > 41 tahun 6. Status Pernikahan : [ ] Menikah [ ] Belum Menikah 7. Pendidikan Terakhir : [ ] SD/MI [ ] SMP/MTS
[ ] SMA/SMK/MA [ ] Diploma [ ] Sarjana [ ] Lainnya….
8. Perkerjaan : [ ] Tidak/Belum bekerja [ ]Mahasiswa [ ] Wiraswasta/Pengusaha [ ] PNS [ ] Pegawai Swasta [ ] Lainnya 9. Pengeluaran per Bulan :
[ ] ≤ Rp. 500.000 [ ] Rp. 500.001 - Rp. 1.000.000 [ ] Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000
[ ] Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 [ ] ≥ Rp. 2.000.001 10.Pengeluaran konsumsi buah per bulan :
[ ] ≤ Rp. 150.000 [ ] Rp. 150.001 – Rp. 300.000 [ ] Rp. 300.001 – Rp. 450.000 [ ] > Rp. 450.000 11.Berapa kg setiap melakukan pembelian buah :
[ ] < 1 Kg [ ] 1-2 Kg [ ] 2-3 Kg [ ] > 3 Kg 12.Tempat membeli buah-buahan :
[ ] Pasar Tradisional [ ] Pedagang keliling [ ] Pasar Swalayan [ ] Toko Buah
13.Apakah buah mangga merupakan buah favorit anda : [ ] Ya [ ] Tidak
14.Bagaimana anda memilih buah-buahan : [ ] Sendiri [ ] Dibantu
15.Bagian manakah yang anda perhatikan saat memilih buah mangga : [ ] Tekstur [ ] Bentuk
[ ] Aroma [ ] Berat
Lanjutan Lampiran 1
26
[ ] Arumanis [ ] Gedong Gincu [ ] Cengkir / Indramayu [ ] Lainnya…. 17.Seberapa sering mengkonsumsi buah mangga?
[ ] 1-3 kali/bulan [ ] 4-6 kali/bulan [ ] ≥ 7 kali/bulan [ ] 1-3 bulan sekali [ ] ≥ 3 bulan sekali
18.Bagaimana anda mengkonsumsi buah mangga :
[ ] Di jus [ ] Di makan
[ ] Lainnya….
III.TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN
Keterangan :
1 = Tidak “Penting/Puas” 3 = “Penting/Puas” 2 = Cukup “Penting/Puas” 4 = Sangat “Penting/Puas”
Atribut-Atribut
Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan
1 2 3 4 1 2 3 4
Bebas dari kerusakan
pada tekstur
27 STRATEGI PENINGKATAN MUTU MANGGA INDRAMAYU SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING PASAR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
……… Pekerjaan/Jabatan :
………
Alamat :
………
Saya berharap Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi kuesioner ini secara obyektif dan benar karena kuesioner ini bertujuan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah, sehingga diperlukan data yang akurat dan valid. Terima kasih atas partisipasi dan kesediaan waktu Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.
Peneliti :
Fajar Dharmasetya
H24100150
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
28
Lanjutan Lampiran 2
I. PENENTUAN BOBOT
Tujuan :
Mendapatkan penilaian dari responden mengenai atribut mutu dan faktor-faktor strategik internal dan eksternal. Untuk itu dilakukan dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor-faktor tersebut yang dapat memengaruhi strategi atau cara peningkatan mutu Mangga Indramayu di Indonesia.
Petunjuk Umum :
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan melakukan secara
langsung untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
4. Responden berhak untuk menambah atau mengurangi faktor-faktor strategi yang tercantum dalam kuesioner ini dan dilengkapi dengan penjelasan dan alasanya.
Petunjuk Khusus :
1. Alternative pemberian bobot (weight) terhadap setiap faktor strategik internal dan eksternal yang tersedia dimana setiap bobot peubah menggunakan skala 1, 2, dan 3 dengan keterangan :
Nilai 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
Nilai 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
Nilai 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
30
Lanjutan Lampiran 2
Penentuan Bobot Faktor Strategi Eksternal pada Mutu Buah Mangga Indramayu
Faktor Eksternal A B C D E F G H I J
A. Permintaan konsumsi mangga Indramayu meningkat terus menerus dari waktu ke
waktu
B. Peluang pasar ekspor terbuka luas bagi mangga Indramayu apabila memenuhi standar negara pengimpor atau
standar ekspor
C. Peningkatan pola hidup
sehat
D. Investor swasta tertarik berinvestasi untuk
pengembangan usahatani
mangga Indramayu
E. Perkembangan Teknologi
budidaya mangga Indramayu F. Hama dan penyakit pada
mangga Indramayu
G. Perubahan cuaca ekstrim H. Kelembagaan Petani belum
merata
I. Penurunan mutu akibat penanganan pasca panen yang
kurang baik
J. Perilaku para pesaing yang saling menjatuhkan dalam
pemasaran mangga Indramayu
31 Lanjutan Lampiran 2
II. PENENTUAN RATING
Tujuan:
Mendapatkan penilaian dari responden mengenai faktor-faktor strategik internal dan eksternal. Untuk itu dilakukan dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor-faktor tersebut yang dapat memengaruhi strategi atau cara peningkatan mutu Mangga Indramayu di Indonesia.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan melakukan secara
langsung untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
4. Responden berhak untuk menambah atau mengurangi faktor-faktor strategi yang tercantum dalam kuisioner ini dan dilengkapi dengan penjelasan dan alasanya.
Petunjuk Khusus:
1. Alternative pemberian rating (peringkat) terhadap faktor-faktor strategik internal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah :
1 = Kelemahan utama 2 = Kelemahan kecil 3 = Kekuatan kecil 4 = Kekuatan utama
Sedangkan untuk faktor-faktor strategik eksternal adalah sebagai berikut :
1 = Tidak memberikan pengaruh 2 = Berpengaruh
3 = Berpeluang 4 = Sangat berpeluang
Pemberian masing-masing faktor strategik dilakukan dengan memberi tanda check list (√) tingkat kepentingan 1-4 yang paling sesuai menurut responden.
32
Lanjutan Lampiran 2
Penentuan Rating Faktor Strategi Eksternal pada Mutu Buah Mangga Indramayu
Faktor Eksternal 1 2 3 4
No Peluang
1 Permintaan konsumsi mangga Indramayu meningkat terus menerus dari waktu ke waktu
2 Peluang pasar ekspor terbuka luas bagi mangga Indramayu apabila
memenuhi standar negara pengimpor atau standard internasional
3 Peningkatan pola hidup sehat
4 Investor swasta tertarik berinvestasi untuk pengembangan usahatani
mangga Indramayu
4 Penurunan mutu mangga Indramayu akibat penanganan pasca panen yang
kurang baik
5 Perilaku para pesaing yang saling menjatuhkan dalam pemasaran mangga
Indramayu
Penentuan Rating Faktor Strategi Internal pada Mutu Buah Mangga Indramayu
Faktor Internal 1 2 3 4
No Kekuatan
1 Keahlian dan pengetahuan petani terhadap buah mangga Indramayu
2 Segi teknis (lahan, iklim, kondisi wilayah) mendukung
3
Hubungan yang baik antara petani mangga Indramayu dengan
distributor dan penjual
1 Banyaknya pohon mangga Indramayu yang disewakan, sehingga mutu
ke depannya diragukan
2 Sebagian besar petani merupakan petani mangga pekarangan
3 Penanganan pasca panen mangga Indramayu belum optimal
4 Harga mangga Indramayu turun drastis saat panen raya
5 Pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit berdasarkan produksi
mangga Indramayu yang dihasilkan
33 Lanjutan Lampiran 2
PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Alternatif Strategi :
Strategi 1 : Meningkatkan kapasitas produksi, mutu produk, teknologi dan memperluas jaringan distribusi (Strategi S-O)
Strategi 2 : Penggunaan teknologi modern untuk menghasilkan produk yang bermutu (Strategi S-O)
Strategi 3 : Memperbaiki system penanganan pasca panen, pembaharuan teknologi dan melakukan pemeliharaan secara berkala untuk meningkatkan dan menjaga mutu produk (Strategi W-O)
Strategi 4 : Menjalin hubungan baik dengan para kelompok tani untuk meningkatkan produktivitas dan menambah wawasan para petani agar memiliki rasa peduli terhadap pra dan pasca panen menjadi lebih baik dan teratur. (Strategi S-T)
Strategi 5 : Memelihara secara menyeluruh sebelum dan sesudah panen agar mutu tetap terjaga dan terhindar dari hama dan penyakit lainnya (Strategi W-T)
Strategi 6 : Memberikan pelatihan kepada para petani dan membuat kelompok tani agar petani lebih terampil dan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap mutu produk dan lingkungannya (Strategi W-T)
Petunjuk Pengisian
Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk masing-masing alternative strategi sebagaimana disebutkan di atas dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/Ibu.
Pilihan Attractive Score (AS) pada isian berikut yang terdiri dari : 1 = Tidak Menarik
2 = Cukup menarik 3 = Menarik
34
35
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dillahirkan di Bogor pada tanggal 13 November 1992 dari ayah Musa Hubeis dan ibu Yuyu Wahyuningsih. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun 1998 Penulis lulus dari TK Insan Kamil. Pada tahun 2004 penulis lulus dari SD Negeri Polisi 4 Kota Bogor, pada tahun yang sama penulis memasuki Sekolah Menengah Pertama Bina Insani Kota bogor. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Bogor dan kemudian penulis lolos masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.