PERLINDUNGAN HAK CIPTA KOLEKSI DEPOSIT PADA KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP dan
DOKUMENTASI KABUPATEN ASAHAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam
bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
OLEH :
FADLI MULIA LUBIS 100709029
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
Oleh : Fadli Mulia Lubis
NIM : 100709029
Pembimbing I : Drs. Nazaruddin, S.H., M.A NIP. 130810757
Tanda Tangan :
Tanggal :
Pembimbing II : Drs. Belling Siregar S.S, M.lib NIP. -
Tanda Tangan :
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
Oleh : Fadli Mulia Lubis
NIM : 100709029
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd
NIP. 19511119 198601 2 001
Tanda Tangan :
Tanggal :
FAKULTAS ILMU BUDAYA
Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A
NIP. 19511013 197603 1 001
Tanda Tangan :
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai tulisan
untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi
lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis
dengan pendapat atau gagasan yang bukan dari penulis dengan mencantumkan
tanda kutip pada karya ini.
Medan, Agustus 2014
Fadli Mulia Lubis
ABSTRAK
Lubis, Fadli Mulia. 2014. Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
Penelitian ini dilakukan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan, Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui lebih dalam tentang perlindungan hak cipta koleksi deposit. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan, penulis, peneliti selanjutnya.
Jenis penelitian adalah deskriptif dan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini adalah pustakawan bagian deposit dan pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview) secara struktur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hak cipta koleksi deposit khususnya karya ilmiah pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan masih kurang diperhatikan aturan tentang batasan untuk fotokopi khususnya karya ilmiah padahal aturannya sudah ada yakni membolehkan fotokopi maksimal 3 judul dengan syarat masing-masing judul 8 halaman saja yang dapat difotokopi bukan secara keseluruhan. Masih dengan mudahnya pemustaka dapat memfotokopi tanpa memperhatikan aturan yang sudah ada pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Dengan kondisi pemustaka leluasa memperbanyak dengan fotokopi akan memungkinkan terjadinya pelanggaran hak cipta. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa pelaksanaan yang berkaitan tentang batasan fotokopi masih belum dijalankan dengan semestinya.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan”. Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu
Budaya.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan banyak terimakasih
yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya tercinta Munaji Lubis dan
Tianni Harahap yang telah membesarkan, mendidik serta selalu setia mendoakan
dan memberikan dukungan moril dan materi kepada penulis.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun
tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Nazaruddin, SH, MA. selaku Pembimbing I, yang telah
banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dan nasehatnya
kepada penulis.
2. Bapak Drs. Belling Siregar, M.Lib. selaku Pembimbing II, yang telah
banyak memberikan bimbingan, petunjuk serta nasehat kepada penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya.
4. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya.
5. Seluruh staff pengajar Program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
banyak ilmu kepada penulis selama perkuliahan.
6. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
USU.
7. Seluruh Staf Pegawai dan Pustakawan Kantor Perpustakaan, Arsip dan
kepala kantor, Ibu Suparwati, Ibu Nurcahaya, Bapak Fahri selaku
informan terima kasih atas waktunya yang telah banyak membantu dalam
memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penulisan
skripsi ini.
8. Kepada abang, adik dan kakak iparku tersayang Abdizil Ikhram Lubis,
Fahri Ramadan Lubis dan Dian Andriyana Rahmi Laoly terima kasih atas
dukungan, semangat, kasih sayang dan doa kalian selama ini.
9. Kepada yang teristimewa Sarah Wulandari makasih banyak buat
supportnya selama ini.
10.Untuk sahabat-sahabat tersayang Ega, Aris, Dede, Abdul, Janitra, Tama,
dan Indra terima kasih yang sudah memberikan motivasi, semangat, kasih
sayang yang tidak terhingga, serta membantu dalam segala hal apapun
sampai saat ini.
11.Untuk sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan tawa serta
menemani penulis dengan keadaan suka maupun duka dalam penulisan
skripsi ini Ikhwan, Marlina, Arvaeni, Kak Maya, adek Ulin, Sista, dan
Yestina terima kasih yang teramat luar biasa atas kerjasama dan bantuan
yang telah diberikan.
Akhir kata, penulis juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis juga berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya, terima kasih.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
Fadli Mulia Lubis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Ruang Lingkup ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6
2.1 Perpustakaan ... 6
2.2 Perpustakaan Umum ... 6
2.2.1Tujuan Perpustakaan Umum ... 7
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum ... 8
2.2.3 Tugas Perpustakan Umum ... 10
2.3 Koleksi Deposit ... 10
2.4 Sistem Layanan Koleksi Deposit ... 13
2.5 Hak Cipta ... 14
2.5.1 Pemegang Hak Cipta ... 15
2.5.2 Hak Cipta yang Dilindungi ... 16
2.5.3 Pembatasan Hak Cipta ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
3.1 Jenis Penelitian ... 20
3.2 Lokasi Penelitian ... 20
3.3 Informan ... 20
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 21
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 21
3.6 Instrumen Penelitian ... 22
3.7 Analisis Data ... 22
3.8 Keabsahan Data ... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24
4.1 Karateristik Informan ... 24
4.2 Kategori ... 25
4.2.1 Koleksi Deposit ... 25
4.2.2 Sistem Pelayanan Koleksi Deposit ... 26
4.2.3 Hak Cipta ... 26
4.2.4 Jenis dan Koleksi Deposit yang Dilindungi Hak Cipta ... 27
4.2.5 Batasan Fotokopi ... 27
4.3 Tema dan Pola Jawaban ... 28
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian ... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
5.1 Kesimpulan ... 34
5.2 Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Masa Berlaku Hak Cipta Berdasarkan Objek ...18
Tabel 2 Karakteristik Informan ... 24
ABSTRAK
Lubis, Fadli Mulia. 2014. Perlindungan Hak Cipta Koleksi Deposit Pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
Penelitian ini dilakukan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan, Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui lebih dalam tentang perlindungan hak cipta koleksi deposit. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan, penulis, peneliti selanjutnya.
Jenis penelitian adalah deskriptif dan metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini adalah pustakawan bagian deposit dan pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview) secara struktur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hak cipta koleksi deposit khususnya karya ilmiah pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan masih kurang diperhatikan aturan tentang batasan untuk fotokopi khususnya karya ilmiah padahal aturannya sudah ada yakni membolehkan fotokopi maksimal 3 judul dengan syarat masing-masing judul 8 halaman saja yang dapat difotokopi bukan secara keseluruhan. Masih dengan mudahnya pemustaka dapat memfotokopi tanpa memperhatikan aturan yang sudah ada pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Dengan kondisi pemustaka leluasa memperbanyak dengan fotokopi akan memungkinkan terjadinya pelanggaran hak cipta. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa pelaksanaan yang berkaitan tentang batasan fotokopi masih belum dijalankan dengan semestinya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada
masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat pula.
Perpustakaan sebagai pusat informasi semakin dituntut untuk memberikan
layanan informasi yang lebih baik, sehingga dapat menarik perhatian pemustaka.
Perpustakaan harus berusaha agar pengguna dapat memanfaatkan
perpustakaan, memotivasi pengguna perpustakaan. Perpustakaan merupakan
tempat terkumpulnya bahan pustaka baik tercetak maupun non tercetak yang
dikelola secara teratur dan sistematis, serta mempunyai fungsi sebagai sumber
informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Perpustakaan menyediakan
informasi dan memberikan layanan kepada pemustaka dari seluruh lapisan
masyarakat adalah perpustakaan umum.
Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
Pasal 1 angka 6 menyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan
yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang
hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status
sosial-ekonomi. Perpustakaan umum merupakan salah satu perangkat pemerintah daerah
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah (gubernur,
bupati atau walikota)”.
Perpustakaan umum tersebut milik pemerintah daerah dan dikelola oleh
pemerintah daerah yang bersangkutan. Penyediaan dana perpustakaan umum
berasal dari masyarakat melalui APBD yang berasal dari pajak dan retribusi yang
harus dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan umum.
Perpustakaan umum didirikan untuk kepentingan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah maka Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Asahan merupakan salah satu perangkat daerah yang ada di
Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 32 ayat (2) dinyatakan bahwa
perpustakaan umum (public libraries) merupakan salah satu urusan wajib pemerintah daerah.
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan terletak
di Jl. H.O.S Cokroaminoto No. 30 A Kisaran, memiliki koleksi sebanyak 12.576
judul dan 32.820 eksemplar, pengunjung dalam setahun 16.910 orang, rata-rata
1400 orang perbulan, rata-rata 47 orang perhari pengguna (Lakip Tahun 2013
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan).
Salah satu fungsi perpustakaan umum adalah sebagai pusat deposit.
Layanan deposit berfungsi menyimpan hasil karya yang diterbitkan suatu daerah.
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan merupakan
salah satu perpustakaan umum di kota Kisaran yang menyediakan berbagai jenis
koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat yang heterogen. Salah
satu jenis koleksi yang terdapat di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Asahan adalah Koleksi Deposit. Koleksi deposit adalah koleksi yang
terdiri dari bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah provinsi dan bahan pustaka
yang berisi informasi tentang berbagai aspek dan mengenai wilayah provinsi yang
diterbitkan di luar wilayah provinsi. Koleksi deposit Kantor Perpustakaan, Arsip
dan Dokumentasi Kabupaten Asahan 3.500 judul dengan 4.992 eksemplar yang
terdiri dari buku, majalah, surat kabar, laporan penelitian, karya ilmiah (Lakip
Tahun 2013 Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan).
Perpustakaan menghimpun dan melayankan berbagai bentuk karya yang
dilindungi hak ciptanya. Buku, jurnal, majalah, peta, karya ilmiah adalah bentuk
koleksi perpustakaan yang di dalamnya melekat hak cipta. Sebagaimana yang
dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 koleksi perpustakaan
adalah “semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun,
diolah dan dilayankan”. Dalam melayankan koleksinya Perpustakaan harus
melindungi hak cipta, walaupun tugas perpustakaan menyebarkan informasi. Jika
perpustakaan justru perpustakaan dapat menyuburkan praktek pelanggaran hak
cipta. Layanan fotokopi merupakan salah satu isu layanan perpustakaan yang
terkait dengan hak cipta. Perpustakaan perlu memberikan pembatasan yang jelas
mengenai layanan fotokopi sehingga layanan ini tidak dikategorikan sebagai
bentuk pelanggaran hak cipta. Akan tetapi selain rentan akan pelanggaran hak
cipta justru perpustakaan juga dapat dijadikan sebagai media sosialisasi hak cipta
sehingga dapat meminimalkan pelanggaran hak cipta.
Hak Cipta mengatur perlindungan berbagai ragam karya cipta antara lain
seperti karya tulis, termasuk ilmu pengetahuan, karya seni, drama, tari, lagu, dan
film atau sinematografi. Hal ini diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Hak Cipta
No.19 Tahun 2002 mengenai jenis-jenis ciptaan (Soelistyo 2011, 11). Di
Indonesia berlaku Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta yang
mengatur berbagai perlindungan karya cipta.
Perpustakaan umum sebagai penyedia informasi kepada khalayak umum
yang menyediakan berbagai jenis koleksi perpustakaan baik tercetak maupun
terekam menjadi rentan akan pelanggaran hak cipta. Peneliti dalam hal ini fokus
kepada koleksi deposit yang dimiliki Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Asahan. Koleksi deposit merupakan koleksi yang
khusus, dimana pelayanannya berbeda dengan koleksi biasa. Sistem koleksi
deposit kebanyakan menggunakan sistem layanan tertutup (closed access) dimana pengguna tidak bisa mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang koleksi/rak.
Akan tetapi, pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten
Asahan menggunakan sistem layanan terbuka, dimana pengguna secara langsung
mengambil bahan pustaka pada ruang koleksi. Dan juga pemustaka lebih leluasa
memanfaatkan bahan pustaka tersebut, sebagaimana pada pemanfaatan koleksi
umum lainnya.
Sementara koleksi yang ada pada layanan deposit merupakan hasil terbitan
daerah yang tidak dapat dipublikasikan secara komersial. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya
Rekam maka perpustakaan nasional, provinsi maupun perpustakaan daerah
mendapat tugas untuk melakukan penghimpunan, penyimpanan, dan pelestarian
Berdasarkan pengamatan awal yang penulis lakukan pada Kantor
Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Asahan bahwa pemustaka pada
koleksi deposit dapat dengan leluasa memperbanyak dengan memfotokopi tanpa
adanya batasan yang dapat difotokopi. Padahal beberapa koleksi deposit tersebut
diantara termasuk ciptaan yang dilindungi dalam Pasal 12 ayat 1 adalah ciptaan
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, peraturan yang ada di Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan dalam hal fotokopi
telah ditetapkan yakni minimal 3 judul bisa diperbanyak dengan syarat
masing-masing judul 8 halaman saja yang dapat difotokopi bukan keseluruhan yang
difotokopi bukan hanya fokus pada topik yang sehalaman saja, akan tetapi
tersebut di fotokopi secara keseluruhan, khusus buat koleksi deposit yang lainnya
seperti pamflet, peta, atlas, buletin, surat kabar dll tidak dapat difotokopi. Cara
pemanfaatan koleksi deposit ini disebabkan batasan-batasan fotokopi sudah tidak
berjalan lagi sebagaimana mestinya yang telah dibuat pada Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Dengan kondisi leluasa
memperbanyak dengan fotokopi maka akan memungkinkan tindakan pelanggaran
hak cipta. Dampak yang akan timbul akibat pelanggaran hak cipta yakni:
merugikan pencipta/pemegang hak cipta, misalnya mem-foto kopi sebagian atau
seluruhnya ciptaan orang lain kemudian dijual/belikan kepada masyarakat luas,
merugikan kepentingan negara, Pelanggaran hak cipta akan membawa dampak
buruk bagi pengembangan i1mu pengetahuan, teknologi, seni dan sastra.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui “Perlindungan
Hak Cipta Koleksi Deposit Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Asahan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aturan fotokopi koleksi deposit serta pembatasannya pada
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan?
2. Bagaimana perlindungan hak cipta koleksi deposit pada Kantor
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peraturan batasan fotokopi koleksi deposit pada Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
2. Untuk mengetahui perlindungan hak cipta koleksi deposit pada Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan Bagi Kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan dalam kebijakannya,
khususnya perlindungan hak cipta koleksi deposit.
2. Peneliti lanjutan
Sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan topik
yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Penulis
Menambah pengetahuan dan pemahaman, mengenai Perlindungan hak
cipta koleksi deposit Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten Asahan.
1.5 Ruang Lingkup
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dan untuk
memudahkan penyelesaian penelitian ini maka penulis membatasi:
1. Perlindungan hak cipta koleksi deposit yang tercetak berupa karya ilmiah
yang dipublikasikan serta hasil-hasil penelitian dari segala bidang yang
dilaksanakan di daerah, hasil seminar, lokakaryanya, temukarya, dan
bahan lain yang serupa baik dari intansi pemerintah dan swasta pada
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
2. Pembatasan peraturan fotokopi yang ada pada Kantor Perpustakaan, Arsip
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan
Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1
menyebutkan bahwa “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya
tulis,karya cetak, dan/ atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi,
dan rekreasi bagi para pemustaka”. Sedangkan Sutarno NS (2008, 164),
“Perpustakaan adalah unit kerja yang mengelola koleksi dan informasi untuk
dipergunakan masyarakat pemakai”.
2.2 Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Pengertian Perpustakaan Umum lain adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya (Hermawan 2006, 30).
Sedangkan Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3) menyatakan bahwa
Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda kenggotaan dari perpustakaan tersebut.
Selain kedua pendapat di atas Sulistyo-Basuki (1993, 46), mengemukakan bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”
2.2.1Tujuan Perpustakaan Umum
Pada dasarnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa
tujuan yang ingin dicapai. Menurut Yusuf (1996, 18), tujuan Perpustakaan Umum
antara lain:
1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum ;
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ;
3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ;
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri ;
5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat ;
6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.
Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip
oleh Sulistyo-Basuki (1993, 46) dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum
mempunyai empat tujuan, yaitu :
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik;
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; dan
4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustkaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Selain uraian tersebut di atas dalam Buku Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum (1992, 6), dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum dirinci ke dalam tiga jenis tujuan sebagai berikut :
masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang perkembangan nasional.
2. Tujuan fungsional perpustakaan umum adalah:
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengnolah serta memanfaatkan informasi.
c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.
d. Meletakkan dasar - dasar ke arah belajar mandiri. e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif. g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tangguna jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.
h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
3. Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum
bertujuan untuk mengembangkan minat baca dan mengembangkan pengetahuan
dan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan mereka.
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum menyediakan berbagai koleksi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah pengetahuan. Koleksi yang tersedia tidak hanya terbatas pada yang tercetak tetapi juga mencakup yang elektronik. Dengan ketersediaan koleksi, perpustakaan akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
Menurut Darmono fungsi perpustakaan secara umum yakni: “fungsi
informasi,fungsi pendidikan, fungsi kebudayaan, fungsi rekreasi, fungsi
penelitian, dan fungsi deposit yaitu: perpustakaan berkewajiban menyimpan dan
Menurut Yusuf (1996, 21) fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif
Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca
2. Fungsi Informatif
Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang perlukan pembaca.
3. Fungsi Kultural
Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.
Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993, 27) Perpustakaan Umum berfungsi sebagai:
a. Sebagai sarana simpan karya manusia
Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya.
b. Fungsi Informasi
Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan.
c. Fungsi Rekreasi
Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan
d. Fungsi Pendidikan
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informasi, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah
e. Fungsi Kultural
Dari uraian di atas dikemukakan bahwa perpustakaan umum mempunyai
fungsi edukatif, informatif, rekreasi, referensi, kultural, sebagai fungsi deposit dan
sarana simpan karya manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
2.2.3 Tugas Perpustakan Umum
Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan perpustakaan umum, sebagaimana dinyatakan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 5), “Tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.
Sedangkan Yusuf (1996, 18) menyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan umum disediakan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk
melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat
2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat
menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin
3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai
dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal
4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca
agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah menyediakan, memelihara, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
2.3 Koleksi Deposit
Koleksi perpustakaaan adalah semua pustaka yng dikumpulkan , diperoleh
dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan
informasi mereka. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 angka 2
menyebutkan bahwa “koleksi pepustakaan adalah semua informasi dalam bentuk
karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam dalam berbagai media yang
Siregar (2002, 2) dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan
pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada
masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.
Salah satu jenis koleksi yang terdapat di perpustakaan adalah koleksi
deposit. Menurut Pedoman Teknis Pengelolaan Karya Cetak dan Karya Rekam
(1993, 51) koleksi deposit yaitu koleksi yang terdiri dari bahan pustaka yang
diterbitkan di wilayah provinsi dan bahan pustaka yang berisi informasi tentang
berbagai aspek dan mengenai wilayah provinsi yang diterbitkan di luar wilayah
provinsi.
Pengertian lain dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum
Koleksi Deposit (1992, 30) “adalah pusat penyimpanan bahan pustaka yang
diterbitkan di wilayah propinsi dimana perpustakaan daerah berdomisili : bahan
perpustakaan yang berisi tentang aspek-aspek di wilayah tersebut”.
Salah satu jenis koleksi deposit diperoleh dari hasil serah simpan karya
cetak dan karya rekam. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990
Tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Pasal 5 dinyatakan jenis
karya cetak yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau
Perpustakaan Umum Daerah (Propinsi) terdiri dari:
a. Buku fiksi;
b. Buku non fiksi;
c. Buku rujukan
d. Karya artistik
e. Karya ilmiah yang dipublikasikan;
f. Majalah;
g. Surat kabar;
h. Peta;
i. Brosur;
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Serah-Simpan dan Pengelolaan Karya Rekam
Film Ceritera atau Film Dokumenter dalam Pasal 9 dinyatakan bahwa:
Jenis karya rekam film ceritera atau film dokumenter yang diserah-simpankan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah terdiri atas karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi.
Di dalam Buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penerbitan Pemerintah
(1982, 214) dinyatakan bahwa jenis karya cetak yang diwajibkan dikirim kepada
perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat deposit adalah :
1. Buku, yaitu penerbitan berkala yang terdiri dari 25 halaman atau lebih 2. Monograf, yaitu penerbitan tentang sesuatu subyek yang sistematis,
lengkap serta terperinci
3. Mimeograf, yaitu penerbitan dalam bentuk stensilan
4. Laporan bersejarah (annals), yaitu penerbitan yang memuat peristiwa-peristiwa dalam satu tahun, transaksi satu organisasi atau kemajuan-kemajuan bidang tertentu
5. Laporan tahunan (annual), yaitu penerbitan tahunan yang berisi tinjauan tentang satu tahun, kadang-kadang terbatas pada suatu biang tertentu
6. Bulletin, yaitu penerbitan berkala yang diterbitkan oleh Instansi Pemerintah, yang biasanya bernomor urut
7. Majalah, yaitu penerbitan berkala untuk bacaan umum, yang berisi artikel tentang berbagai pokok masalah oleh berbagai pengarang. 8. Surat kabar atau koran, yaitu penerbitan berkala yang memuat
laporan-laporan kejadian mutakhir dan berita hangat
9. Atlas, yaitu buku-buku yang memuat peta-peta, gambar-gambar, sebagainya dengan atau tanpa keterangan-keterangan tercatat
10.Pamflet, yaitu penerbitan yang jumlah halamannya paling banyak halaman
11.Lembaran (leaflet), yaitu penerbitan yang terdiri dari 1 (satu) lembar,yang dapat dilipat dua atau empat tanpa dijilid atau dijahit
Selanjutnya Menurut Nasution yang dikutip Huda (2007, 18) jenis koleksi
deposit adalah :
a. Terbitan pemerintah sendiri seperti peraturan daerah, surat-surat keputusan, pidato-pidato resmi, lembaran negara, statistik, dan laporan tahunan;
c. Hasil terbitan perpustakaan daerah seperti laporan tahunan dan tengah tahunan, bibliografi daerah, katalog induk, accesion list, majalah-najalah yang diterbitkan perpustakaan daerah ;
d. Buku-buku dokumen langka tentang daerah, peta bahan kartografis daerah dan perjalanan;
e. Tulisan dan ringkasan lengkap atau rekaman lengkap tentang kepariwisataan dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan turisme, tentang sejarah daerah, tentang silsilah keturunan suatu bangsa disuatu daerah kemudian tentang hasil-hasil penelitian sejarah dan tentang kebudayaan, kesusasteraan dan bahasa daerah;
f. Rekaman musik tradisonal dan ciptaan-ciptaan baru di daerah rekaman kegiatan penelitian sejarah lisan baik berupa kaset, slide, film, video, dan rekaman tarian daerah serta permainan rakyat;
g. Cerita-cerita rakyat dalam berbagai bentuk, dan bahan pustaka tentang organisasi atau swasta di daerah ;
h. Direktori tentang :
Rumah-rumah ibadah Biro perjalanan umum
Kegiatan olahraga dan sarananya
Perusahaan dan perdagangan seperti bank, pabrik, pusat dagang di daerah
Badan penerangan di masyarakat di TV, radio, kantor pos dan telekomunikasi
Real estate, perkebunan dan pertambangan
Pelayanan masyarakat seperti kepolisian, angkatan bersenjata, rumah sakit dan puskesmas, apotik dan klinik
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa jenis koleksi deposit adalah
buku fiksi, buku non fiksi, buku rujukan, karya artistik, karya ilmiah yang
dipublikasikan, majalah, surat kabar, peta, brosur, dan karya rekam yang terdiri
atas karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam
bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain
sesuai dengan perkembangan teknologi. Penulis dalam hal ini hanya fokus pada
salah satu koleksi deposit saja yakni karya ilmiah saja yang ada pada Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Karya ilmiah yakni
hasil penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika penulisan dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2.4 Sistem Layanan Koleksi Deposit
Pada suatu perpustakaan koleksi deposit merupakan koleksi yang khusus,
dimana sifat pelayanannya berbeda dengan koleksi biasa. Sistem layanan koleksi
pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang
koleksi/rak. Pengambilan bahan pustaka tersebut dilakukan oleh petugas
perpustakaan (pustakawan), setelah terlebih dahulu pengguna memberikan nomor
panggil koleksi yang dibutuhkan. Sebelumnya pengguna perpustakaan mencari
melalui katalog. Koleksi deposit yang telah diambil pustakawan dapat di baca
oleh pemustaka pada tempat yang telah disediakan oleh perpustakaan.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa layanan deposit menggunakan sistem
layanan tertutup (closed access). Hal ini berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut :
a. Koleksi layanan deposit termasuk layanan langka, oleh sebab itu untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan bahan pustaka maka sistem layanan tertutup lebih menguntungkan;
b. Koleksi layanan deposit tidak dipinjamkan, hingga tidak memperbolehkan pengguna langsung ke rak, sehingga susunan koleksi di rak selalu rapi;
c. Dengan menggunakan sistem layanan tertutup, kehilangan koleksi dapat dihindarkan;
d. Pengawasan yang dilakukan tidak terlalu ketat, mengingat pustakawan yang ada di layanan deposit tidak banyak sehingga menetapkan sistem ini lebih menguntungkan dalam upaya penyimpanan dan pelestarian karya cetak dan karya rekam (Sulastri dalam Huda 2005, 9).
Uraian di atas menyatakan bahwa layanan koleksi deposit menerapkan
sistem layanan tertutup untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan dan
menghindarkan kehilangan koleksi dalam upaya penyimpanan dan pelestarian
karya cetak dan karya rekam.
2.5 Hak Cipta
Istilah Hak Cipta pertama kali disahkan pada saat rapat Seksi Hak
Pengarang dari Kongres Kebudayaan Indonesia ke-2, di Bandung pada Bulan
Oktober 1951. Sebelumnya dikenal dengan istilah hak pengarang, namun karena
istilah tersebut seperti membatasi dalam hal karang-mengarang saja, maka diganti
menjadi Hak Cipta yang pengertiannya lebih luas dalam hal ilmu pengetahuan,
seni dan sastra.
Pasa 1 angka 1 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 :
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam beberapa pendapat sarjana yang dikutip oleh Suyud Margono (2010,
12) mengenai pengertian hak cipta, antara lain:
1. WIPO (World Intelectual Property Organization)
“Copy Right is legal from describing right given to creator for their literary and artistic works” yang artinya hak cipta adalah terminologi hukum yang menggambarkan hak-hak yang diberikan kepada pencipta untuk karya-karya mereka dalam bidang seni sastra.
2. J.C.T Simorangkir
Berpendapat bahwa hak cipta adalah hak tunggal dari pencipta, atau hak dari pada yang mendapat hak tersebut atas hasil ciptaannya dalam lapangan kesusastraan, pengetahuan, dan kesenian. Untuk mengumumkan dan memperbanyaknya dengan mengingat pembatasan-pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang.
3. Imam Trijono
Berpendapat bahwa hak cipta mempunyai arti tidak saja si pencipta dan hasil ciptaannya yang mendapat perlindungan hukum, akan tetapi juga perluasan ini memberikan kepada yang diberi kepada yang diberi kuasapun kepada pihak yang menerbitkan terjemah daripada karya yang dilindungi olehperjanjian ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka hak cipta dapat didefenisikan sebagai hak
eksklusif untuk memperbanyak atau untuk mengumumkan ciptaaan yang dimiliki
oleh pencipta atau pemegang hak menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2.5.1 Pemegang Hak Cipta
Dalam Pasal 1 angka 4 UU No. 19 Tahun 2002 dinyatakan bahwa Pemegang
Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta atau orang yang menerima
hak tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima hak tersebut dari
pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang
menerima hak tersebut.
Sedangkan Lindsey (2006, 115), sehubungan dengan hak-hak Pencipta untuk
mengumumkan dan memperbanyak Ciptaannya, terdapat sejumlah hak untuk
melakukan perwujudannya yaitu berupa:
b. Hak untuk mengumumkan dengan cara mengumumkan, dengan cara memperdengarkan ciptaan yang direkam, misalnya kepada publik secara komersial di restoran-restoran hotel, dan pesawat udara;
c. Hak untuk menyiarkan suatu ciptaan di bidang seni atau sastra atau ilmu pengetahuan dalam bentuk karya siaran dengan menggunakan transmisi dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektromagnetik;
d. Hak untuk memberi izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan karya film dan program komputer untuk kepentingan komersial.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pemegang hak cipta yaitu pencipta
sebagai pemilik hak cipta atas ciptaan yang dihasilkannya. Sebagai pemegang hak
cipta maka pencipta dapat memberi izin atas karya ciptanya kepada orang lain
sesuai dengan undang-undang dan peraturan hak cipta.
2.5.2 Hak Cipta yang Dilindungi
Dalam pasal 1 angka 3 dinyatakan bahwa ciptaan adalah karya setiap orang
yang dapat menunjukkan atau menbuktikan keasliannya dalam bidang ilmu
pengetahuan seperti seni, sains, dan teknik.
Menurut ketentuan Pasal 12 ayat 1, ciptaan yang dilindungi oleh
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni
sastra
a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan atau (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b. Ceramah, kuliah pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. Drama atau drama musikal, tari koreografi, perwanyangan, dan pantonim; f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni kaligrafi, seni pahat, seni
patung, kolase dan seni terapan; g. Arsitektur;
h. Peta; i. Seni batik; j. Fotografi; k. Sinematografi;
l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan.
Dari uraian di atas koleksi deposit yang ada pada KPAD yang termasuk
merupakan hasil karya sesorang yang diterbitkan dan mendapatkan perlindungan
sebagaimana yang terdapat pada Undang-Undang No. 19 Tahun 2002.
2.5.3 Pembatasan Hak Cipta
Hak cipta berlaku dalam jangka waktu terbatas, dan lamanya berbeda-beda
di tiap negara. Masa berlakunya juga bergantung pada jenis ciptaan atau “objek”
hak ciptanya, serta apakah objek itu diterbitkan atau tidak diterbitkan.
Dalam penerapan UU. No. 19 Tahun 2002 adanya pembatasan dan
pengecualian hak cipta sebagaimana dikemukakan oleh Wheina (2014, 10) Pasal
14 Sampai Pasal 18, yang mengatur soal pembatasan hak cipta.
“Pembatasan dan pengecualian hak cipta dikenal dengan istilah “fair use” atau “fair dealing” yang mengijinkan pemakaian, pengambilan atau perbanyakan suatu ciptaan tanpa izin pemegang hak ciptanya sepanjang penggunanya menyebut sumbernya dalam hal itu dilakukan terbatas untuk kegiatan yang bersifat non komersial termasuk untuk kegiatan sosial. Fair use yang diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta diantaranya:
1. Pengambilan berita aktual
2. Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.
3. Pengambilan Ciptaan pihak lain guna keperluan ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
4. Perbanyakan suatau Ciptaan selain Program Komputer, oleh Perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya,
5. Pembuatan salinan cadangan suatau program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.
Selanjutnya khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau
pencantuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap.
Artinya dengan mencantumkan sekurang-kurangnya nama pencipta, judul atau
nama ciptaan, dan nama penerbit jika ada, maka pemanfaatan itu dianggap tidak
melanggar hak cipta. Berikut ini tabel yang menunjukkan masa berlaku hak cipta
Tabel 1
Masa berlaku Hak Cipta Berdasarkan Objek
No Objek Hak Cipta Masa Berlaku Hak Cipta
1. • Buku, pamflet, dan karya-karya tulis lain
• Drama atau drama musik, tarian, koreografi
• Aneka seni rupa, seni lukis, seni pahat, seni patung
• Lagu atau musik dengan atau tanpa teks
• Arsitektur
• Ceramah, kuliah, pidato, dan sejenisnya
• Alat-alat peraga • Peta
• Terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai
Seumur hidup pencipta ditambah 50 tahun (setelah si pencipta wafat)
50 tahun sejak pertama kali diumumkan
3. Perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan
50 tahun sejak pertama kali diumumkan
4. Ciptaan yang dipegang badan hukum 50 tahun sejak pertama kali diumumkan
5. Folklor (a. Cerita rakyat, puisi rakyat; b.lagu-lagu rakyat dan musik instrumen tradisional; d.hasil seni antara lain berupa: lukisan, gambar, ukiran-ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan tangan, pakaian, instrumen musik dan tenun tradisional.
Selama-lamanya
6. Pementasan (hak untuk aktor atau pemusiknya 50 tahun sejak pertama kali dipertunjukkan
7. Produk rekaman suara 50 tahun sejak pertama kali direkam
8. Materi siaran 20 tahun sejak pertama kali
disiarkan
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa batasan hak cipta pada KPAD
Pengambilan berita aktual,Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan
kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang
wajar dari Pencipta Pengambilan Ciptaan pihak lain guna keperluan ceramah yang
semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan, Perbanyakan suatau
Ciptaan selain Program Komputer, oleh Perpustakaan umum, lembaga ilmu
pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial
semata-mata untuk keperluan aktivitasnya,Pembuatan salinan cadangan suatau program
komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk
digunakan sendiri dan khususnya dalam hal fotokopi maksimal 3 judul 8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Menurut Moleong (2013, 6) penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya
kenyataan, gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif bagaimana perlindungan
hak cipta pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan.
Bentuk penelitian kualitatif merupakan bentuk penelitian yang didasarkan
pada keadaan alamiah atau naturalisme, yaitu kenyataan yang muncul dan
didasarkan pada peristiwa-peristiwa nyata yang menjadi bahan kajian penelitian.
Fakta yang diperoleh menjadi data yang dikomunikasikan dalam bentuk informasi
yang dilaporkan secara narasi yang berisi ketajaman analisis penelitian.
3.2 Lokasi Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian maka lokasi dalam penelitian ini adalah di
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan yang beralamat
di Jl. H.O.S Cokroaminoto No. 30 A Kisaran
3.3 Informan
Menurut Arikunto (2010, 188), “Informan adalah orang yang memberikan
informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat dikatakan sama dengan
responden”.
Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan pemilihan
informan. Terdapat kriteria dalam menentukan informan. teknik pengambilan
pengguna pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan,
sehingga dirasa tepat melakukan penentuan informan dengan teknik purposive sampling. Hal ini dikarenakan populasi dalam penelitian ini mengalami kejenuhan data.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer, yaitu hasil dari wawancara dan pengamatan penulis, seperti
sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama
melakukan interpretasi data.
2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer dan diperoleh
melalui studi kepustakaan seperti: buku, jurnal, dokumen lain yang
berhubungan dengan penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan :
1. Wawancara Mendalam (depth interview)
Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara ini adalah dengan
mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mendapat data mengenai
permasalahan yang sedang diteliti. Pertanyaan yang diajukan terlebih
dahulu telah disiapkan serta dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum
berada dilokasi penelitian. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
berkembang bahkan dapat diluar dari daftar pertanyaan dengan maksud
untuk lebih mengetahui secara jelas jawaban yang dibutuhkan, namun
tetap mengacu pada pokok permasalahannya. Wawancara mendalam di
lakukan secara langsung dengan Pustakawan Kantor Perpustakaan, Arsip
dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Menggunakan pedoman wawancara
terstruktur.
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas di
lapangan. Adapun caranya adalah peneliti terjun langsung ke lokasi
dilakukan sebelum dan selama penelitian ini berlangsung yang meliputi
gambaran umum, suasana kehidupan sosial, kondisi fisik, dan kondisi
sosial yang terjadi dengan menggunakan pedoman observasi.
3. Studi Dokumentasi
Data yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari studi
dokumentasi. Sebelum penelitian lapangan, peneliti telah melakukan
telaah terhadap buku literatur, majalah, jurnal, hasil seminar dan artikel,
baik yang tersedia dalam media on-line (internet) maupun yang ada dalam perpustakaan.
3.6 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini juga digunakan instrumen penelitian adalah peneliti
sendiri dengan menggunakan:
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara ini berisi hal – hal pokok yang akan ditanyakan
sebagai pemancing percakapan. Pedoman ini bersifat fleksibel, tidak
mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah pada pembicaraan.
2. Perekam Suara
Selain alat tulis sebagai alat bantu peneliti juga menggunakan perekam
suara karena pada dasarnya pengamatan dan ingatan manusia sangat
terbatas.
3.7 Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan
hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain.
Adapun untuk meningkatkan pemahaman itu ada beberapa tahapan-tahapan yang
perlu dilakukan diantaranya :
1. Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban
Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,
perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di
luar dengan apa yang ingin digali.
Setelah kategori dan pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji
data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini.
3. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan.
3.8 Keabsahan Data
Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan
meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih
dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasil
observasi.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai
teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji
terkumpulnya data tersebut.
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karateristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah pustakawan yang ada di
perpustakaan KPAD Asahan . Informan yang berhasil diwawancarai berjumlah 4
orang . Pada proses wawancara informan ketiga, mulai ditemukan data yang
selalu sama dan berulang-ulang. Namun penulis tetap meneruskan menggali
informasi dari informan lain dengan harapan dapat menemukan informasi yang
baru. Berikut adalah daftar karakteristik informan:
Berikut ini adalah daftar karakteristik responden:
Tabel 2 : Daftar Karakteristik Informan
Kode Informan Informan Lokasi wawancara
I1 Kepala Bidang Deposit Daerah Ruang Deposit
I2 Pustakawan Layanan Deposit Ruang deposit
I3 Staf Layanan Deposit Ruang deposit
I4 Pengguna (Mahasiswa) Ruang baca
Informan pertama (I1) adalah informan yang berhasil diwawancarai
dengan pendekatan perkenalan terlebih dahulu, begitu juga dengan I2, I3,dan I4,
kemudian penlis meminta waktunya untuk bersedia diwawancarai, dengan
menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan dilakukan wawancara. I1
diwawancara di ruangan kerja . Proses bertemunya penulis dengan I1 adalah
dimulai pada tahap perizinan melakukan penelitian dan wawancara terlebih
dahulu pada bagian tata usaha kemudian tata usaha menyarankan agar langsung
menemui Kepala Bidang Deposit Perpustakaan untuk menanyakan apakah
diberikan izin untuk melakukan penelitian di Perpustakaan tersebut. Setelah
mendapat izin dari kepala perpustakaan kemudian penulis melapor kembali
kepada bagian tata usaha Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten
Asahan. Setelah semua surat perizinan dan syarat-syarat melakukan penelitian dan
wawancara terpenuhi, penulis bertanya langsung kepada ke-4 informan kapan
Juli sampai dengan 7 Juli 2014, dengan waktu dan lokasi dikondisikan.
Wawancara dengan seluruh informan tersebut barlangsung secara informal dan
mendalam (depth interview), disamping itu pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif., artinya tidak diharuskan pada suatu tempat. Suasana dan
kondisi wawancara bersifat latar alamiah, artinya kondisi dan suasana yang apa
adanya yang tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.
Pelaksanaan wawancara dilakukan pada pagi hari dan siang tepatnya
berada di ruangan kerja masing-masing.
Adapun bahasa yang digunakan selama wawancara adalah bahasa
informal, meskipun penulis kadang-kadang menggunakan istilah bidang ilmu
perpustakaan. Bahasa informal tersebut digunakan tujuan untuk memancing
percakapan awal kepada informal tersebut. Percakapan berkembang sesuai
dengan jawaban yang diberikan informan. Wawancara dilakukan berulang jika
penulis merasa masih perlu penambahan atau kurang jelas dari wawancara
sebelumnya.
4.2 Kategori
Berdasarkan hasil wawancara dan pedoman wawancara, penulis menyusun
sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan
coding. Dengan pedoman ini, penulis kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan dan menunjukan hubungan antar bagian-bagian yang
diteliti sehingga menghasilkan beberapa kategori. Adapun kategori yang
dimaksud adalah :
4.2.1 Koleksi Deposit
Kategori pertama yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara dengan
ke-3 informan adalah koleksi deposit. Bagaimana pengadaan koleksi deposit
perpustakaan KPAD. Seperti yang diungkapkan informan-informan berikut ini:
I1 : Koleksi deposit perpustakaan KPAD Asahan berasal dari hasil serah
I2 : Pengadaan koleksi deposit perpustakaan KPAD Asahan berasal dari
sumber serah simpan karya cetak dan rekam
I3 : Koleksi deposit perpustakaan KPAD diperoleh dari sumbangan
peneliti, penerbit menyerahkan terbitannya ke perpustakaan KPAD
Berdasarkan jawaban dari ketiga informan di atas dapat diketahui bahwa
koleksi deposit perpustakaan KPAD Asahan berasal dari serah simpan karya cetak
dan rekam, hasil penelitian yang disumbangkan oleh peneliti.
4.2.2 Sistem Pelayanan Koleksi Deposit
Kategori yang kedua diperoleh dari hasil transkrip wawancara dengan ke-3
informan adalah sistem pelayanan koleksi deposit perpustakaan KPAD Asahan.
Berikut pendapat informan:
I1 : Sistem pelayanan koleksi deposit perpustakaan KPAD Asahan
menggunakan sistem terbuka demi memudahkan akses pemustaka untuk dapat mempermudah aksesnya
I2 : Sistem yang digunakan untuk mengakses koleksi deposit perpustakaan
KPAD Asahan secara terbuka, agar pengguna bisa memanfaatkan koleksi deposit tersebut tanpa ada bantuan pustakawan
I3 : Pada perpustakaaan KPAD Asahan sistem pelayanan koleksi deposit
dilayankan secara terbuka
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pada perpustakaan KPAD
Asahan bahwa pelayanan koleksi deposit dilayankan secara terbuka guna
mempermudah akses pengguna.
4.2.3 Hak Cipta
Kategori yang ketiga yang diperoleh dari hasil trankrip wawancara dengan
ke-4 informan adalah tentang hak cipta. Berikut pendapat informan mengenai hak
cipta:
I1 : Hak cipta adalah upaya perlindungan terhadap suatu karya yang
diterbitkan oleh pengarang
I3 : Hak cipta merupakan bagian dari HAKI (Hak Kekayaan Intelektual)
dimana hak tersebut tidak sembarangan dialihkan kepada orang lain I4 : Hak Cipta merupakan suatu karya yang dilindungi oleh
undang-undang ketika suatu ide telah diwujudkan
Dari jawaban yang dikemukan di atas dapat diketahui bahwa keempat
informan diatas belum bisa menjabarkan dan mendefenisikan hak cipta secara
luas.
4.2.4 Jenis dan Koleksi Deposit yang Dilindungi Hak Cipta
Kategori yang keempat yang diperoleh dari transkrip wawancara ke-3
informan adalah jenis dan koleksi deposit yang dilindungi hak cipta. Berikut hasil
wawancara dengan
I1 : Karya ilmiah ataupun karya tulis yang diterbitkan dan surat-surat
keputusan daerah
I2 : Jenis koleksi deposit karya ilmiah, laporan penelitian, peta, terbitan
daerah, koleksi yang dilindungi hak ciptanya contohnya laporan penelitian, karya ilmiah, fotografi, dan terbitan daerah yang ada disini yaitu peraturan daerah kabupaten
I3 : Koleksi deposit perpustakaan KPAD beragam yaitu laporan penelitian,
terbitan daerah yang ada di kabupaten asahan, pamflet, majalah, surat kabar daerah dan lain-lain
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa koleksi deposit yang ada
pada perpustakaan KPAD yakni laporan penelitian, karya ilmiah, fotografi, dan
terbitan daerah yang ada disini yaitu peraturan daerah kabupaten dan lain
sebagainya dan koleksi deposit yang dilindungi oleh hak cipta tersebut adalah
karya ilmiah, laporan penelitian, fotografi, dan terbitan daerah yang ada disini
yaitu peraturan daerah kabupaten.
4.2.5 Batasan Fotokopi
Kategori yang kelima yang diperoleh dari transkrip wawancara ke-4
I1 : Peraturan mengenai batasan fotokopi pada perpustakaan KPAD
Asahan saat ini tidak berjalan dengan baik dan kalau buat koleksi deposit lain macam buletin, surat kabar daerah, sedangkan foto. altlas tidak difotokopi
I2 : Maksimal 3 judul dan 8 lembar saja yang bisa diperbanyak,
peraturan mengenai batasan dalam hal fotokopi sudah tidak diperhatikan lagi oleh pustakawan KPAD Asahan
I3 : Fotokopi koleksi deposit pada perpustakaan KPAD Asahan yakni 3
judul dan 8 halaman saja masing-masing per judul yang dapat difotokopi selebihnya tidak boleh dan koleksi deposit yang lain seperti peta tidak difotokopi
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan KPAD
Asahan telah memiliki aturan dalam batasan fotokopi yakni maksimal 3 judul dan
masing-masing 8 lembar saja akan tetapi belum berjalan dengan maksimal dan
khusus buat koleksi deposit yang lainnya tidak untuk difotokopi seperti peta,
buletin, pamflet dll.
4.3 Tema dan Pola Jawaban
Berdasarkan dari hasil wawancara dan kategori maka diperoleh tema dan
pola jawaban yaitu:
1. Hak Cipta
a. Pengetahuan pustakawan tentang hak cipta
Berdasarkan keterangan informasi yang di dapat dari informan mengenai
pengetahuan pustakawan tentang hak cipta yaitu :
I2 : Hak cipta adalah suatu karya yang dilindungi oleh hukum
I3 : Hak cipta merupakan bagian dari HAKI (Hak Kekayaan Intelektual)
dimana hak tersebut tidak sembarangan dialihkan kepada orang lain I4 : Hak Cipta merupakan suatu karya yang dilindungi oleh
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
pustakawan perpustakaan KPAD mengenai hak cipta dapat dikatakan sudah
mengerti.
b. Penerapan hak cipta
Penerapan hak cipta pada perpustakaan pada KPAD Asahan telah
diterapkan hal ini sesuai dengan jawaban informan yaitu:
I1 : Peraturan mengenai batasan fotokopi pada perpustakaan KPAD
Asahan saat ini tidak berjalan dengan baik dan kalau buat koleksi deposit lain macam buletin, surat kabar daerah, sedangkan foto. altlas tidak difotokopi
I2 : Maksimal 3 judul dan 8 lembar saja yang bisa diperbanyak,
peraturan mengenai batasan dalam hal fotokopi sudah tidak diperhatikan lagi oleh pustakawan KPAD Asahan
I3 : Fotokopi koleksi deposit pada perpustakaan KPAD Asahan yakni 3
judul dan 8 halaman saja masing-masing per judul yang dapat difotokopi selebihnya tidak boleh dan koleksi deposit yang lain seperti peta tidak difotokopi
Penerapan hak cipta pada perpustakaan KPAD Asahan sebelumnya telah
dibuat mengenai peraturan. Hal ini sesuai dengan jawaban informan yaitu
bahwa hak cipta tersebut tidak dapat digunakan secara sembarangan oleh orang
lain tanpa adanya persetujuan dari pihak pencipta.
b. Karya Cipta
Karya cipta yang ada pada perpustakaan KPAD Asahan yaitu berupa
karya ilmiah, laporan penelitian dan koleksi terbitan daerah sendiri. Hal ini
sesuai dengan jawaban informan I1 dan I2.
I1 : Koleki deposit yang berupa terbitan daerah yaitu Karya ilmiah
I2 : Jenis koleksi deposit karya ilmiah, laporan penelitian, peta, terbitan
daerah, koleksi yang dilindungi hak ciptanya contohnya laporan penelitian, karya ilmiah, fotografi, dan terbitan daerah yang ada disini yaitu peraturan daerah kabupaten
I3 : Koleksi deposit perpustakaan KPAD beragam yaitu laporan penelitian,
terbitan daerah yang ada di kabupaten asahan, pamflet, majalah, surat kabar daerah dan lain-lain.
Karya cipta yang ada pada perpustakaan KPAD Asahan yaitu berupa karya
ilmiah, terbitan daerah, laporan penelitian, pamflet, majalah, surat kabar daerah,
dari kabupaten Asahan tersebut.
Koleksi Deposit
Koleksi deposit merupakan salah satu jenis koleksi yang ada pada perpustakaan
Asahan.
a. Jenis Koleksi Depoit
Koleksi merupakan salah satu unsur perpustakaann. Adapun jenis koleksi
deposit yang ada pada Perpustakaan KPAD Asahan. Hal ini sesuai dengan
jawaban informan yaitu:
I1 : Karya ilmiah ataupun karya tulis yang diterbitkan dan surat-surat
keputusan daerah
I2 : Jenis koleksi deposit karya ilmiah, laporan penelitian, peta, terbitan
daerah, koleksi yang dilindungi hak ciptanya contohnya laporan penelitian, karya ilmiah, fotografi, dan terbitan daerah yang ada disini yaitu peraturan daerah kabupaten
I3 : Koleksi deposit perpustakaan KPAD beragam yaitu laporan penelitian,
terbitan daerah yang ada di kabupaten asahan, pamflet, majalah, surat kabar daerah dan lain-lain
Jenis koleksi deposit yang ada pada perpustakaan KPAD Asahan yaitu
laporan penelitian, terbitan daerah Asahan, fotografi, dll yang merupakan sumber
informasi yang diterbitkan oelh Perpustakaan Asahan tersebut yaitu terbitan
2. Kebijakan
a. Peraturan Perpustakaan
Peraturan perpustakaan merupakan salah satu suatu kebijakan yang dibuat
untuk melindungi suatu karya cipta. Perpustakaan KPAD Asahan telah membuat
suatu peraturan hal ini sesuai dengan jawaban informan.
I1 : Peraturan mengenai batasan fotokopi pada perpustakaan KPAD
Asahan saat ini tidak berjalan dengan baik dan kalau buat koleksi deposit lain macam buletin, surat kabar daerah, sedangkan foto. altlas tidak difotokopi
I2 : Maksimal 3 judul dan 8 lembar saja yang bisa diperbanyak,
peraturan mengenai batasan dalam hal fotokopi sudah tidak diperhatikan lagi oleh pustakawan KPAD Asahan
I3 : Fotokopi koleksi deposit pada perpustakaan KPAD Asahan yakni 3
judul dan 8 halaman saja masing-masing per judul yang dapat difotokopi selebihnya tidak boleh dan koleksi deposit yang lain seperti peta tidak difotokopi
Kebijakan yang diterapkan oleh perpustakaan KPAD Asahan dalam
menerapkan hak cipta yaitu pengguna diberikan batasan fotokopi yaitu maksimal
3 judul 8 lembar dan koleksi deposit lain seperti peta tidak dapat difotokopi.
a. Pembatasan Fotocopi
Untuk menghindari suatu pelanggaran pihak perpustakaan KPAD Asahan
Medan membuat peraturan yaitu batasan fotokopi. Hal ini sesai dengan jawaban
informan.
I2 : Maksimal 3 judul dan 8 lembar saja yang bisa diperbanyak,
peraturan mengenai batasan dalam hal fotokopi sudah tidak diperhatikan lagi oleh pustakawan KPAD Asahan
I3 : Fotokopi koleksi deposit pada perpustakaan KPAD Asahan yakni 3
Pembatasan fotocopi yang diberikan oleh perpustakaan KPAD Asahan dalam
rangka askse informasi yaitu maksimal 3 judul dan masing-masing 8 lembar.
Sistem Pelayanan Deposit
Sistem pelayan koleksi deposit pada KPAD Kabupaten Asahan diberikan
akses terbuka. Hal ini sesuai dengan jawaban informan yaitu:
I1 : Sistem pelayanan koleksi deposit perpustakaan KPAD Asahan
menggunakan sistem terbuka demi memudahkan akses pemustaka untuk dapat mempermudah aksesnya
I2 : Sistem yang digunakan untuk mengakses koleksi deposit perpustakaan
KPAD Asahan secara terbuka, agar pengguna bisa memanfaatkan koleksi deposit tersebut tanpa ada bantuan pustakawan
I3 : Pada perpustakaaan KPAD Asahan sistem pelayanan koleksi deposit
dilayankan secara terbuka
Sistem Pelayanan Koleksi Deposit pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokementasi Kabupaten Asahan menggunakan sistem layanan akses terbuka
dimana pemustaka dapat mengambil sendiri koleksi yang diinginkannya dari rak.
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara mendalam (depth interview) dengan
informan, melalui proses analisa data yang menjaga keabsahan data serta
melakukan triangulasi, maka diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut
adalah :
1. Koleksi Deposit pada perpustakaan KPAD didapat dari hasil serah simpan
karya cetak contohnya penerbit yang ada di daerah Kabupaten Asahan
menyerahkan hasil terbitannya serta karya ilmiah hasil dari kegiatan
penelitian yang ada pada perpustakaan KPAD sendiri maupun yang ada di
daerah Kabupaten Asahan.
2. Sistem Pelayanan Koleksi Deposit pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokementasi Kabupaten Asahan menggunakan sistem layanan akses
terbuka dimana pemustaka dapat mengambil sendiri koleksi yang