• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produktivitas penyadapan damar mata kucing pada berbagai jumlah dan kedalaman koakan di krui pesisir barat lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produktivitas penyadapan damar mata kucing pada berbagai jumlah dan kedalaman koakan di krui pesisir barat lampung"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKTIVITAS PENYADAPAN DAMAR MATA KUCING

PADA BERBAGAI JUMLAH DAN KEDALAMAN KOAKAN

DI KRUI PESISIR BARAT LAMPUNG

DEDY ANGGARA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas Penyadapan Damar Mata Kucing pada Berbagai Jumlah dan Kedalaman Koakan di Krui Pesisir Barat Lampung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

DEDY ANGGARA. Produktivitas Penyadapan Damar Mata Kucing pada Berbagai Jumlah dan Kedalaman Koakan di Krui Pesisir Barat Lampung. Dibimbing oleh GUNAWAN SANTOSA.

Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di kawasan hutan rakyat dapat menambah pendapatan masyarakat sekitar hutan. Masyarakat Desa Gunung Kemala Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Lampung menyadap getah damar dari pohon meranti yang menghasilkan Damar Mata Kucing. Penelitian mengenai hubungan antara diameter pohon dengan jumlah koakan dan kedalaman koakan adalah suatu upaya untuk mengetahui produktivitas getah damar yang dihasilkan. Penelitian dilakukan pada areal kebun meranti milik warga dengan populasi 100 pohon contoh meranti pada 4 lokasi yang berbeda. Setiap lokasi diambil 25 pohon contoh berdasarkan kriteria khusus untuk memenuhi tujuan penelitian (Purposive Sampling). Kriteria yang digunakan adalah pohon yang sehat, telah disadap dan memiliki diameter minimal 30 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah koakan dan kedalaman koakan mempengaruhi produktivitas getah damar. Bertambahnya diameter batang pohon akan membuat jumlah koakan dan kedalaman koakan semakin meningkat sehingga produktivitas getah pun akan semakin tinggi.

Kata kunci: damar mata kucing, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), hutan rakyat

ABSTRACT

DEDY ANGGARA. The Productivity of Damar Mata Kucing Tapping on Various Number and Depth of Quarre in Krui Pesisir Barat Lampung. Supervised by GUNAWAN SANTOSA.

Utilization of Non-Timber Forest Products (NTFPs) in the community forest area can add the earnings of the people around the forest. People near Gunung Kemala Village Way Krui District of Pesisir Barat District Lampung sap tap resin from meranti trees producing Damar Mata Kucing. Research on the relationship between number of quarre and quarre depth to tree diameter is an attempt to determine the productivity of gum resin produced. The study was conducted on 100 meranti trees owned by local people in 4 different locations. On each location 25 sample trees were selected based on special criteria to achieve the research objectives (Purposive Sampling). The criterias used, are trees should be healthy, been tapped and has a minimum diameter of 30 cm. The results showed that number and depth of quarre affect the productivity of resin. The increasing diameter of the tree trunk will increase the number and depth of quarre so that the productivity of resin will increase.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

Departemen Manajemen Hutan

PRODUKTIVITAS PENYADAPAN DAMAR MATA KUCING

PADA BERBAGAI JUMLAH DAN KEDALAMAN KOAKAN

DI KRUI PESISIR BARAT LAMPUNG

DEDY ANGGARA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Produktivitas Penyadapan Damar Mata Kucing pada Berbagai Jumlah dan Kedalaman Koakan di Krui Pesisir Barat Lampung Nama : Dedy Anggara

NIM : E14100033

Disetujui oleh

Dr Ir Gunawan Santosa, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc F Trop Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2014 ini ialah produktivitas damar mata kucing, dengan judul Produktivitas Penyadapan Damar Mata Kucing pada Berbagai Jumlah dan Kedalaman Koakan di Krui Pesisir Barat Lampung.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Gunawan Santosa, MS selaku pembimbing. Terima kasih kepada Bapak Sirad dan Bapak Indra Gunawan selaku pemilik kebun damar mata kucing di lokasi penelitian yang telah membantu selama pengumpulan data. Penghargaan penulis sampaikan ungkapan terima kasih kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada keluarga besar Manajemen Hutan 47, Fakultas Kehutanan IPB angkatan 47. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga Wisma Sawit 47 dan Intan Nurhajah yang senantiasa selalu mendukung dan memotivasi. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Metode Pengumpulan Data 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 4

Damar 5

Produktivitas Damar Mata Kucing 6

Produktivitas Damar pada Berbagai Jumlah Koakan dan Kedalaman Koakan 7 Hubungan Diameter Batang Pohon dengan Jumlah Koakan 7 Hubungan Diameter Batang Pohon dengan Kedalaman Koakan 9 Hubungan Diameter Batang Pohon dengan Produksi Getah 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 14

(10)

DAFTAR TABEL

1 Statistik deskriptif 100 pohon contoh dengan jumlah dan kedalaman koakan berdasarkan diameter dan sebaran produktivitas getah 6 2 Persamaan regresi diameter dengan jumlah koakan per pohon 8 3 Persamaan regresi diameter dengan kedalaman koakan per pohon 9 4 Persamaan regresi diameter dengan produksi getah meranti per pohon 11

DAFTAR GAMBAR

1 Aktifitas pemanenan damar 5

2 Grafik produktivitas damar pada: (2.a) kelompok jumlah koakan; (2.b)

kelompok kedalaman koakan 7

3 Hubungan diameter batang pohon dengan jumlah koakan per pohon 9 4 Hubungan diameter batang pohon dengan kedalaman koakan per pohon 10 5 Hubungan diameter batang pohon dengan produksi getah meranti per

pohon 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil analisis regresi diameter batang pohon dengan jumlah koakan

meranti 14

2 Hasil analisis regresi diameter batang pohon dengan kedalaman koakan

meranti 15

3 Hasil analisis regresi diameter batang pohon dengan produksi getah

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor kehutanan memiliki peranan yang cukup besar bagi pemasukan devisa negara. Selain hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu juga memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK), mengingat potensi Indonesia dari segi hasil hutan bukan kayunya cukup besar, misalnya getah, rotan dan kulit. Salah satu HHBK yang mulai mengalami peningkatan permintaan berbagai industri adalah damar. Hutan rakyat ialah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luasan minimal 0.25 ha, hutan tersebut sebagaimana dikelola oleh rakyat untuk mengkombinasikan tanaman perkayuan dengan tanaman pangan/palawija yang lebih dikenal dengan nama agroforestry (Dephut 1992).

Hutan rakyat yang terdapat di Desa Gunung Kemala Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Lampung menyadap getah dari pohon meranti yang lebih dikenal dalam perdagangan dengan nama damar mata kucing. Pengelolaan pohon meranti di Krui dilakukan dengan pemanenan damar secara manual yakni menggunakan metode koakan. Metode koakan yang digunakan sebagai teknik pemanenan getah meranti harus memperhatikan faktor-faktor produktivitas getah diantaranya jumlah dan kedalaman koakan. Pohon yang disadap oleh petani ialah pohon meranti yang dianggap sudah cukup umur dan memiliki diameter minimal 30 cm.

Penyadapan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil getah yang maksimal maka petani membuat sadapan (koakan) yang banyak dengan kedalaman koakan yang dalam pada masing–masing pohon. Jumlah koakan yang banyak pada pohon akan meningkatkan produktivitas getah namun secara tidak langsung pohon yang memiliki diameter relatif kecil dengan jumlah sadapan yang banyak dan kedalaman koakan sangat dalam maka akan merusak keadaan fisik pohon. Kerusakan pada fisik pohon meranti akibat penyadapan yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit dan menyebabkan kematian atau tumbang. Penyadapan pohon meranti yang dilakukan oleh petani di Krui bahwa keadaan pohon yang disadap sangat memprihatinkan. Karena permasalahan tersebut cukup kompleks maka perlu mendapatkan perhatian yang lebih, dengan melakukan penelitian dan analisis untuk mengetahui produktivitas penyadapan getah dan hubungan antara diameter batang pohon dengan jumlah koakan dan kedalaman koakan pada pohon meranti. Salah satu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang mempengaruhi produksi getah yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengukuran jumlah koakan dan kedalaman koakan setiap pohon.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui produktivitas penyadapan getah meranti

(12)

2

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu petani masyarakat Krui dalam mengelola kebun damar dengan memperhatikan teknik penyadapan yang baik menyangkut kedalaman koakan dan banyaknya koakan per pohon.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hutan Rakyat Desa Gunung Kemala Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2014.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pita ukur, kapak bilah kecil (patil), penggaris 30 cm, timbangan digital, parang, plastik bening muatan 2 kg, tally sheet, kalkulator, alat tulis dan papan jalan, paku, palu, label pohon, dan pohon meranti.

Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data sekunder

Metode yang dilakukan merupakan kegiatan pengumpulan informasi mengenai kondisi umum lokasi penelitian, serta informasi sistem pengelolaan kebun damar oleh masyarakat setempat.

Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer yang dilakukan yaitu menggunakan 100 pohon contoh sebagaimana untuk menggambarkan populasi yang sebenarnya pada 4 lokasi yang berbeda. Lokasi tersebut yaitu repong damar pada petak Atar Baru 1 yang memiliki luasan ±2.5 ha, Atar Baru 2 dengan luasan 2.0 ha, Way Karang dengan luasan 2.0 ha dan Atar Sikuk dengan luasan ±2.0 ha. Setiap lokasi diambil 25 pohon contoh berdasarkan kriteria khusus untuk memenuhi tujuan penelitian (Purposive Sampling). Kriteria yang digunakan adalah pohon yang sehat, telah disadap dan memiliki diameter minimal 30 cm.

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: 1. Pada masing-masing pohon contoh diberi label sebagai tanda akan dilakukan

penelitian

(13)

3 3. Setiap pohon dilakukan pemanenan getah dimaksudkan untuk mendapatkan luka baru pada bidang sadap yang akan dijadikan awal hitungan produksi getah

4. Masing-masing pohon contoh dilakukan pemanenan getah yang berumur 1 minggu dengan periode pemanenan 4 kali

5. Melakukan penimbangan getah yang dihasilkan setiap pohon per minggu dengan periode 4 kali penimbangan

6. Mencatat hasil timbangan getah kedalam thally sheet

7. Menghitung nilai rata-rata produktivitas getah dalam 4 kali periode pemanenan

Analisis Data Analisis Statistika Deskriptif

Jumlah pohon contoh yang digunakan adalah sebanyak 100 pohon meranti. Tujuan dari analisis statistika deskriptif adalah untuk mengetahui keragaman diameter batang pohon, jumlah koakan, kedalaman koakan serta sebaran produktivitas getah damar dengan cara mencari: nilai minimum, nilai maksimum, nilai median, nilai modus, nilai rata-rata, dan nilai simpangan baku. Analisis ini menggunakan Software SPSS16.

Model hubungan antara diameter dengan jumlah koakan dan diameter dengan kedalaman koakan serta diameter dengan produksi getah

(14)

4

Analisis sidik ragam

Hubungan antara diameter batang dengan jumlah koakan dan hubungan diameter dengan kedalaman koakan serta hubungan diameter dengan produksi getah, dilakukan sidik ragam dengan uji F dengan selang kepercayaan 95% (α = 0.05). Data diolah dengan menggunakan perangkat lunak statistika SPSS 16 dengan kaidah :

a. Nilai P-value lebih dari α (0.05) maka dapat disimpulkan bahwa diameter batang pohon tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap jumlah koakan, kedalaman koakan dan produktivitas getah.

b. Nilai P-value kurang dari α (0.05) maka dapat disimpulkan bahwa diameter batang pohon mempunyai hubungan yang signifikan terhadap jumlah koakan, kedalaman koakan dan produktivitas getah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Damar mata kucing dengan produksi damar tertinggi dihasilkan dari Kecamatan Pesisir Tengah yang beribukota di Krui. Luas wilayah Kecamatan Pesisir Tengah mencapai 169.3 km2 dan berbatasan dengan kecamatan Pesisir Utara di sebelah utara, Kecamatan Pesisir Selatan di selatan, dan Kecamatan Balik Bukit di sebelah timurnya. Sebelah timur merupakan perbatasan berbukit-bukit yang merupakan punggung pegunungan Bukit Barisan dengan luas 75% lahan bergunung-gunung, dan hanya 25% yang merupakan dataran pantai di pesisir Samudera Indonesia (Suharjito et al. 2000).

Kegiatan penelitian ini dilakukan pada lokasi yang terletak di Hutan Rakyat bertempatan di Pekon Gunung Kemala Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Lampung. Penelitian dilaksanakan pada 4 lokasi yang berbeda yaitu Atar Baru 1, Atar Baru 2, Way Karang dan Atar Sikuk dengan jumlah keseluruhan 100 jenis tegakan yang sama yaitu meranti. Repong damar yang di kelola oleh masyarakat Krui berada pada daerah dataran yang berbukuit dan bergelombang dengan ketinggian terletak pada 250 - 475 meter dpl dan berbatasan langsung dengan sisi barat pegunungan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

(15)

5 Damar

Damar adalah istilah yang umum digunakan di Indonesia untuk menamakan resin dari pohon yang termasuk famili Dipterocarpaceae dan beberapa suku pohon hutan lainnya. Damar mata kucing merupakan salah satu resin dari famili Dipterocarpaceae berupa HHBK yang diperoleh dari penyadapan pohon meranti. Potensi damar ini yang cukup tinggi dan dikenal di Indonesia yang sebagian besar tersebar di luar pulau Jawa yang salah satunya Krui Kabupaten Pesisir barat. Damar mata kucing merupakan eksudat dari salah satu jenis pohon meranti yang memiliki potensi tinggi, selain pemanfaatan kayunya juga salah satu pohon penghasil getah, dimana hasil olahan resin yang disadap dari batang meranti biasa disebut damar. Damar dapat digunakan untuk berbagai industri cat, vernis, kemenyan dan lain-lain.

Pohon dari famili Dipterocarpaceae dominan tumbuh di hutan dataran rendah asia tenggara, oleh sebab itu damar merupakan jenis resin yang lazim dikenal di Indonesia bagian barat (Levang dan Wiyono 1992). Menurut Michon et al. (2000) mengatakan bahwa terdapat dua macam damar yang dikenal umum berdasarkan kualitas yang berbeda. Pertama adalah damar batu, yaitu damar bermutu rendah bewarna cokelat kehitaman yang keluar dengan sendirinya dari pohon yang terluka. Gumpalan-gumpalan yang jatuh sendirinya di sekitar pangkal pohon dan terkubur di dalam tanah dapat dikumpulkan dan dimanfaatkan yang bernilai ekonomis. Kedua, adalah damar mata kucing yaitu damar yang bening atau kekuningan yang bermutu tinggi, sebanding dengan kopal yang diperoleh dengan cara pelukaan kulit pohon. Sekitar 40 spesies dari genus Shorea dan Hopea ialah penghasil damar mata kucing, diantaranya yang terbaik adalah Shorea javanica dan Hopea dryobalanoides.

(16)

6

Produktivitas Damar Mata Kucing

Penelitian ini dilakukan pada tegakan meranti yang memiliki jumlah dan kedalaman koakan yang beragam berdasarkan diameter. Berdasarkan hasil penelitian ini jumlah koakan pada pohon meranti sangat mempengaruhi banyaknya getah yang dihasilkan, sedangkan kedalaman koakan sedikit mempengaruhi getah yang dihasilkan oleh pohon tersebut. Getah merupakan hasil eksudat dari fisiologis pohon, berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses fisiologis pohon maka akan mempengaruhi jumlah produksi getah yang dihasilkan. Menurut Doan (1997) terdapat beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi produktivitas getah yaitu faktor biologi, tempat tumbuh, dan faktor perlakuan terhadap pohon. Tabel 1 berikut memperlihatkan pengaruh dari variabel jumlah koakan dan kedalaman koakan dengan diameter pohon dan sebaran produktivitas getah dari 100 pohon contoh.

(17)

7 Produktivitas Damar pada Berbagai Jumlah Koakan dan Kedalaman

Koakan

Produktivitas getah damar pada berbagai jumlah koakan dan kedalaman koakan dapat di lihat pada Gambar 2.a dan Gambar 2.b. Apabila kedua variabel ini dibandingkan maka dapat dilihat produktivitas yang ditunjukkan oleh grafik jumlah koakan sangat berpengaruh terhadap produksi getah, hal ini dapat dibuktikan semakin meningkatnya jumlah koakan pada diameter tertentu maka produktivitas yang dihasilkan juga akan meningkat secara signifikan. Bertambahnya kedalaman koakan maka produktivitas getah akan semakin meningkat, tetapi terlihat pada selang kedalaman koakan 11-13 cm produksi getah menurun.

Gambar 2 Produktivitas getah damar pada: kelompok jumlah koakan (a) ; kelompok kedalaman koakan (b)

Gambar 2 menjelaskan pengaruh dan hubungan antara jumlah koakan dengan kedalaman koakan terhadap produktivitas getah damar mata kucing. Jumlah koakan menunjukkan produktivitas rata-rata dengan kelompok jumlah koakan pada setiap pohon dari 100 pohon contoh cenderung meningkat. Hal ini dapat disebabkan kemampuan pohon untuk menghasilkan getah dengan jumlah yang banyak ketika pohon tersebut terdapat jumlah pelukaan yang banyak. Seperti halnya kedalaman koakan yang menunjukkan pengaruh terhadap produktivitas getah, semakin dalam koakan maka produksi getah akan cendrung meningkat. Menurut Pandit dan Hikmat (2002) saluran getah pada meranti putih umumnya menyebar menurut garis tangensial dan berisi getah yang berwarna putih. Oleh sebab itu dalamnya koakan yang dibuat oleh petani akan semakin dalam untuk mendapatkan getah yang banyak.

Hubungan Diameter Batang Pohon dengan Jumlah Koakan

Duryat (2006) mengatakan bahwa pohon meranti yang karakteristiknya dalam keadaan sehat maka semakin besar diameter batang akan semakin meningkat jumlah koakan yang dibuat pada bidang batang pohon. Jumlah koakan juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan pohon, sehingga semakin banyak koakan

0

(18)

8

pada batang pohon maka produksi getah damar akan semakin meningkat. Pelukaan pada pohon yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu proses perkembangan diameter pada pohon. Hal ini terjadi karena dengan bertambahnya umur maka pohon akan tumbuh semakin kuat dalam jangka waktu yang lama dan kemudian akan berangsur menjadi lemah. Ketika proses kehidupan pohon menjadi lambat maka berpengaruh terhadap kemampuan pohon untuk penyembuhan luka dan tidak mampu bertahan terhadap hama maupun penyakit.

Jumlah koakan merupakan peubah yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas getah damar pada semua kelas diameter pohon. Koakan pada pohon meranti dibuat dengan bentuk, ukuran, dan jarak antar koakan yang cukup seragam umumnya koakan berbentuk segitiga sama sisi dan jarak antar koakan secara vertikal kurang lebih 50 cm. perbedaan dari jumlah koakan setiap pohon juga dipengaruhi oleh diameter dan kesehatan batang. Hasil analisis regresi untuk mengetahui hubungan diameter dengan jumlah koakan pada tegakan meranti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Persamaan regresi diameter dengan jumlah koakan per pohon

Faktor Variabel Persamaan regresi R R²

Diameter batang Jumlah koakan Y = -18.523 + 0.768X 0.875 0.766 Y = jumlah koakan per pohon; X = diameter batang; R = koefisien korelasi; R2 = koefisien determinasi

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai konstanta (a) sebesar -18.523, maka besarnya variabel rata jumlah koakan dipengaruhi oleh diameter, maka rata-rata jumlah koakan sebesar -18.523. Koefisien regresi sebesar 0.768, berarti diameter mempunyai hubungan positif atau searah dengan rata-rata jumlah koakan, karena koefisien regresi bernilai positif. Setiap peningkatan 1 satuan diameter maka akan berpengaruh terhadap peningkatan rata-rata jumlah koakan sebesar 0.768 satuan. Begitu juga sebaliknya setiap penurunan diameter sebesar 1 satuan akan berpengaruh terhadap penurunan rata-rata jumlah koakan sebesar 0.768 satuan. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.875, hal ini menunjukkan adanya hubungan positif antara diameter dengan jumlah koakan, jika dilihat dari nilai korelasi hubungan variabel tersebut termasuk kategori sangat tinggi, sehingga diameter memiliki hubungan sangat kuat terhadap kenaikan jumlah koakan. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.766 menunjukkan kemampuan variabel diameter dalam mempengaruhi variabel jumlah koakan sebesar 76.6%, sedangkan sisanya sebesar 23.4% dipengaruhi oleh faktor lain selain diameter.

Hasil uji ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa jumlah koakan mempunyai hubungan nyata terhadap diameter batang pohon dengan nilai Sig sebesar 0.000 (P-value < 0.05) artinya diameter batang pohon mempunyai hubungan yang signifikan terhadap jumlah koakan, sehingga hipotesis dari diameter pohon diterima dengan memberikan hubungan nyata terhadap jumlah koakan.

(19)

9

Gambar 3 Hubungan diameter batang pohon terhadap jumlah koakan per pohon Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin besar diameter batang pohon maka jumlah koakan akan semakin meningkat, akan tetapi pada diameter 94 (cm)-100 (cm) jumlah koakan mengalami penurunan, hal ini disebabkan pada diameter tersebut sedang mengalami pembaharuan koakan sehingga jumlah koakan yang ada masih relatif sedikit dan banyaknya koakan yang dibuat merupakan penilaian atau persepsi dari petani.

Hubungan Diameter Batang Pohon dengan Kedalaman Koakan

Kedalaman koakan ialah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas getah damar dan kesehatan pohon damar. Menurut informasi petani setempat penyadapan yang dilakukan dengan teknik sederhana dan manual membuat beberapa pohon damar terserang penyakit dan tumbang akibat sadapan tersebut terlalu dalam. Penyadapan tersebut dilakukan secara subjektif oleh petani setempat. Hasil analisis regresi untuk mengetahui hubungan diameter batang pohon terhadap jumlah koakan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Persamaan regresi diameter dengan kedalaman koakan per pohon

Faktor Variabel Persamaan regresi R R²

Diameter batang Kedalaman koakan

Y = -0.0014x2 + 0.2105x

- 0.7564 0.359 0.1292 Y = kedalaman koakan per pohon; X = diameter batang; R = koefisien korelasi; R2 = koefisien determinasi

Tabel 3 menjelaskan bahwa diameter batang pohon menunjukkan adanya hubungan terhadap kedalaman koakan tanaman meranti. Koefisien regresi sebesar 0.359, berarti diameter mempunyai hubungan positif atau searah dengan rata-rata kedalaman, karena koefisien regresi bernilai positif. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.359, hal ini berarti adanya hubungan positif antara diameter dengan kedalaman, namun jika dilihat dari nilai korelasi hubungan variabel tersebut termasuk kategori sangat rendah. Dengan demikian berarti diameter

(20)

10

memiliki hubungan sangat lemah terhadap kenaikan kedalaman koakan. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.1292, hal ini berarti kemampuan variabel diameter dalam menunjukkan suatu adanya hubungan terhadap variabel kedalaman koakan sebesar 13%, sedangkan sisanya sebesar 87% dipengaruhi oleh faktor lain selain diameter.

Berdasarkan pengujian ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa diameter batang pohon mempunyai hubungan nyata terhadap kedalaman koakan, hal ini dikarenakan nilai Sig 0.001 (P-value < 0.05) artinya diameter batang pohon mempunyai hubungan yang signifikan terhadap jumlah koakan, sehingga hipotesis dari diameter batang pohon diterima dengan memberikan hubungan nyata terhadap kedalaman koakan, akan tetapi hubungan yang ditunjukkan variabel kedalaman koakan cendrung lemah. Berdasarkan diameter batang pohon yang berbeda akan menentukan kedalaman koakan yang dibuat, berikut hubungan diameter batang pohon terhadap kedalaman koakan yang disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Hubungan diameter batang pohon terhadap kedalaman koakan per pohon

(21)

11 Hubungan Diameter Batang Pohon dengan Produksi Getah

Prodiktivitas getah dapat diprediksi dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya, salah satu faktor tersebut ialah diameter. Diameter merupakan faktor yang sangat menentukan untuk pembuatan sadapan untuk menghasilkan getah. Menurut Becking (1994), jenis pohon meranti yang menghasilkan damar mata kucing ditanam terutama untuk getah atau damarnya, yang dapat dihasilkan sesudah umur 30 tahun dan diameter batang mencapai sekitar 30 cm dengan panjang daur 50 tahun. Hasil analisis regresi untuk mengetahui hubungan diameter batang pohon terhadap produksi getah disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Persamaan regresi diameter dengan produksi getah meranti per pohon

Faktor Variabel Persamaan regresi R R²

Diameter batang Produksi getah Y = -79.894 + 6.924X 0.755 0.570 Y = produksi getah per pohon; X = diameter batang; R = koefisien korelasi; R2 = koefisien determinasi Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai konstanta (a) sebesar -79.894, menunjukkan besarnya variabel rata-rata produksi getah yang dipengaruhi oleh diameter. Koefisien regresi sebesar 6.924, berarti diameter mempunyai hubungan positif atau searah dengan rata-rata produksi getah, karena koefisien regresi bernilai positif. Setiap peningkatan 1 satuan diameter maka akan berpengaruh terhadap peningkatan rata-rata produksi getah sebesar 6.924 satuan. Begitu juga sebaliknya setiap penurunan diameter sebesar 1 satuan akan berpengaruh terhadap penurunan rata-rata produksi getah sebesar 6.924 satuan. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.755, hal ini berarti adanya hubungan positif antara diameter dengan produksi getah, jika dilihat dari nilai korelasi hubungan variabel tersebut termasuk kategori sangat tinggi. Dengan demikian berarti diameter memiliki hubungan sangat kuat terhadap kenaikan produksi getah. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.570, hal ini menunjukkan kemampuan variabel diameter dalam mempengaruhi variabel produksi getah sebesar 57.0%, sedangkan sisanya sebesar 43.0% dipengaruhi oleh faktor lain selain diameter.

Hasil uji ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa diameter batang mempunyai hubungan nyata terhadap produksi getah damar, dengan demikian nilai Sig sebesar 0.000 (p-value < 0.05) artinya diameter batang pohon berpengaruh signifikan terhadap produksi getah damar. Sehingga hipotesis dari diameter batang diterima dengan memberikan hubungan nyata terhadap produktivitas getah damar.

(22)

12

Gambar 5 Hubungan diameter batang pohon dengan produksi getah per pohon Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin besar diameter batang pohon maka produksi getah damar akan semakin meningkat. Adanya pertumbuhan diameter batang pohon, maka permukaan batang semakin luas sehingga untuk pembuatan koakan akan semakin bertambah dan produktivitas getah damar akan semakin meningkat. Menurut Doan (2007), produktivitas pada getah pinus juga dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh pohon dan perlakuan yang diberikan terhadap pohon seperti cara penyadapannya. oleh karena itu pohon yang tumbuh pada lahan dengan bonita yang besar dapat menghasilkan getah dalam jumlah yang banyak jika dibandingkan dengan pohon yang tumbuh pada lahan yang memiliki bonita kecil (Doan 2007). Produktivitas getah meranti juga dapat dipengaruhi oleh jenis pohon meranti tersebut, menurut petani setempat menyatakan bahwa terdapat jenis meranti diantaranya memiliki getah yang bening mengkilau dan putih pekat. Getah meranti yang bening mengkilau umumnya memiliki produktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan pohon meranti yang getahnya berwarna putih pekat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(23)

13 Saran

Perlu penelitian lebih lanjut mengenai penentuan jumlah koakan dan kedalaman koakan yang optimum pada berbagai diameter batang pohon meranti untuk mendapatkan hasil produksi getah yang optimum.

DAFTAR PUSTAKA

Becking JH. 1994. 28 Industrie houtsoorten op Java. Manuscript. Bogor (ID): Balai Penyelidikan Kehutanan.

[DEPHUT] Departemen Kehutanan. 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Jakarta (ID): DEPHUT.

Doan ANG. 2007. Ciri-ciri fisik pinus (Pinus Merkusii Jungh et de Vriese) banyak menghasilkan getah dan pengaruh pemberian stimulansia serta kelas umur terhadap produksi getah pinus di RPH Sawangan dan RPH Kemiri, KPH Kedu Selatan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Duryat. 2006. Dimensi tegakan dan pengaruh tempat tumbuh terhadap produksi damar mata kucing (Shorea javanica K. et. V) di Krui Lampung Barat [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pandit IKN, Hikmat R. 2002. Anatomi Kayu: Kayu Sebagai Bahan Baku. Bogor (ID): Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB.

Levang P, Wiyono. 1992. Agro-ekonomi Pahmungan, Penengahan, Balai Kencana di Krui Lampung. Field Report. ORSTOM/ BIOTROP. Bogor. Indonesia. Michon G, De Foresta H, Kusworo A, Djatmoko WA. 2000. Ketika Kebun

Berupa Hutan Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat. Bogor (ID): International Centre For Research In Agroforestry.

(24)

14

Lampiran 1 Hasil analisis regresi diameter batang pohon dengan jumlah koakan meranti

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .875a 0.766 0.764 9.27563 1.833

a. Predictors: (Constant), Diamater batang b. Dependent Variable: Jumlah koakan

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1

Regression 27642.912 1 27642.912 321.290 0.000

Residual 8431.648 98 86.037

Total 36074.560 99

a. Predictors: (Constant), Diameter b. Dependent Variable: Jumlah koakan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -18.523 2.605 -7.109 0.000

Jumlah

koakan 0.768 0.043 0.875 17.925 0.000

(25)

15 Lampiran 2 Hasil analisis regresi diameter batang pohon dengan kedalamann

koakan meranti

Model R R

Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .359a 0.1292 0.111 2.1585

a. Predictors: (Constant), Diameter

b. Dependent Variable: Kedalaman koakan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1

Regression 67.03 2 33.51 7.193 0.001

Residual 451.96 97 4.66

Total 518.99 99

a. Predictors: (Constant), Diameter

b. Dependent Variable: Kedalaman koakan

Coefficients Standard Error t Stat P-value

Intercept -0.756 1.79 -0.42 0.67

X 0.210 0.06 3.74 0.00

(26)

16

Lampiran 3 Hasil analisis regresi diameter batang pohon dengan produksi getah meranti

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin watson

1 0.755a 0.570 0.566 131.43 2.259

a. Predictors: (Constant), Diameter b. Dependent Variable: Produksi getah

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1

Regression 2244752.664 1 2244752.664 129.960 0.000 Residual 1692723.883 98 17272.693

Total 3937476.547 99

a. Predictors: (Constant), Diameter

b. Dependent Variable: Produksi getah

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -79.894 36.917 -2.164 0.033

Diameter 6.924 0.607 0.755 11.400 0.000

(27)

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Krui, 07 Agustus 1992 dari pasangan Drs. Usman dan Ermarita. Penulis adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara. Tahun 2010 penulis telah menyelesaikan sekolah menengah atas dari SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Kabupaten Pesisir Barat dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB atau USMI dan diterima di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis mengikuti organisasi Himpunan Profesi Foerest Management Student Club (FMSC). Saat mengikuti organisasi di FMSC, penulis tergabung dalam keanggotaan bagian pemanfaatan hasil hutan dan penulis pernah mengikuti kepanitian yaitu menjabat sebagai ketua pelaksana acara Aksi Lingkungan yang diselenggarakan pertama di FMSC tahun 2013. Penulis juga pernah tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Badminton IPB. Penulis telah melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Huatan (PPEH) di Kamojang-Sancang, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di IUPHHK-HT PT Lestari Asri Jaya (LAJ) Jambi. Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan penulis menyelesaikan tugas akhir Skripsi dengan judul

“Produktivitas Penyadapan Damar Mata Kucing pada Berbagai Jumlah dan

Gambar

Gambar 1  Aktifitas pemanenan damar
Gambar 3  Hubungan diameter batang pohon terhadap jumlah koakan per pohon
Gambar  4  Hubungan diameter batang pohon terhadap kedalaman koakan
Gambar  5  Hubungan diameter batang pohon dengan produksi getah per pohon

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, serta hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat minat siswa terhadap ekstrakurikuler permainan hoki di SMA Negeri

Model pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang digunakan adalah model pembelajaran Mind Map untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris pada pokok bahasan

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas rendah (I, II, dan III) SDN Rejosopinggir 1 Tembelang, Jombang dengan jumlah siswa dari kelas I sebanyak 20 siswa, kelas II

Pendapat senada juga disampaikan oleh kepala sekolah dan bapak Jemi Karter staf sarana dan prasarana SD Negeri 02 Kota Bengkulu yang menyatakan bahwa sekolah melibatkan semua

Oleh karena itu, manusia tak bisa lepas dari interaksi sosial untuk membentuk kepribadian yang baik. -Manusia yang mampu menjaga keseimbangan dan dapat menyesuaikan

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis &amp; Desain Sistem Informasi (2005 : 39), menyebutkan bahwa : “Perancangan adalah suatu kegiatan yang

mencerminkan bahwa suatu perusahaan memiliki komitmen untuk memperbaiki kinerja perusahaan, sehingga dapat meningkatkan penawaran harga saham di pasar semakin tinggi

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : : Variasi Gerak Dasar Permainan Bola Besar (Bolavoli) Menjawab pertanyaan tentang materi : Variasi Gerak Dasar Permainan