Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan
Program Kredit Cepat Aman Pada PT Pegadaian
di Kecamatan Dolok Batunanggar Kabupaten
Simalungun
SKRIPSI
OLEH
Rizky Nova Lubis 090903068
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan tidak
lupa Penulis ucapkan salawat beriring salam kepada Nabi Muhammad S.A.W
sebagai contoh teladan umat.
Skripsi ini berjudul “Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Program
Kredit Cepat Aman Pada PT. Pegadaian di Kecamatan Dolok Batunanggar
Kabupaten Simalungun”, skripsi ini juga sekaligus sebagai salah satu syarat yang
harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan S1 Departemen Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, Penulis mendapat banyak bantuan
berupa bimbingan, dorongan dan arahan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Kedua Orang Tua Penulis
yaitu, Drs.H.Nasaruddin Lubis dan Zannariah Saragih, SH yang telah melahirkan,
membesarkan, membimbing, dan mendidik Penulis, terima kasih atas segala kasih
saying dan pengorbanan yang telah Papa dan Mama berikan baik secara moral
maupun materil yang tiada dapat ananda balas sampai kapanpun dan dengan
Dalam kesempatan ini Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs, M. Husni Thamrin Nst, M.si selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Elita Dewi, MSP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku Dosen Pembimbing
Penulis yang telah banyak memberikan masukan, arahan, dan bimbingan
kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal berupa ilmu
pengetahuan , arahan, dan bimbingan selama Penulis menimba ilmu.
Terima kasih kepada seluruh karyawan Departemen Ilmu Administrasi
Negara, Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu dalam
urusan administrasi selama Penulis kuliah maupun dalam penyelesaian
Skripsi ini.
6. Satu-satunya saudara Laki-Laki Penulis yang paling disayangi Aidy Nazri
Lubis, SP yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis.
mengajari dan memberikan semangat selama masa-masa perkuliahan.
Terima kasih atas segala kebaikannya. Aku sayang kalian.
8. Rizki Andika atas curahan kasih sayang yang diberikan kepada Penulis,
yang telah banyak mendukung, memberikan semangat, doa dan waktu
serta kesabarannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
9. Teman-teman yang ada di kos nenek, terutama untuk adik dan teman
sekamar Penulis Diva Rahmadani Damanik yang telah menemani dan
memberikan semangat kepada Penulis.
10.Seluruh teman-teman Administrasi Negara 2009 yang tidak dapat saya
sebutkan satu per satu, serta teman-teman PKL di desa Celawan. Terima
kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kedepannya. Besar harapan Penulis sekiranya skripsi ini
dapat memiliki faedah bagi pembaca
Medan, April 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
ABSTRAK ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 10
1.3. Tujuan Penelitian ... 10
1.4. Manfaat Penelitian ... 10
1.5. Kerangka Teori ... 11
1.5.1. Pengertian Kebijakan Bisnis ... 11
1.5.2. Pengertian Strategi ... 12
1.5.3. Pelayanan Publik ... 13
1.5.3.1. Pengertian Pelayanan Publik ... 13
1.5.3.2. Fungsi Pelayanan Publik ... 14
1.5.3.3. Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik ... 15
1.5.3.4. Langkah-Langkah Dalam Peningkatan Pelayanan Publik ... 16
1.5.4. Kualitas Pelayanan ... 17
1.5.4.1. Pengertian Kualitas Pelayanan ... 17
1.5.4.2. Dimensi Kualitas Pelayanan ... 18
1.5.5. Kredit Cepat Aman (KCA) ... 20
1.5.5.3. Unsur-Unsur Kredit ... 21
1.5.5.4. Kredit Cepat Aman (KCA) ... 23
1.6. Definisi Konsep ... 24
BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian ... 27
2.2. Lokasi Penelitian ... 27
2.3. Informan Penelitian ... 27
2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28
2.5. Teknik Analisis Data ... 30
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum PT. Pegadaian ... 34
3.1.1. Sejarah Perusahaan Terbatas Pegadaian ... 34
3.1.2. Visi, Misi dan Tujuan PT. Pegadaian ... 36
3.1.3. Arti Logo Pegadaian ... 38
3.2. Struktur Organisasi PT. Pegadaian ... 40
3.3. Kantor PT. Pegadaian CP. Serbelawan Kec. Dolok Batunanggar ... 49
3.4. Produk dan Layanan PT. Pegadaian ... 50
3.5. Kebijaksanaan Pelayanan PT. Pegadaian ... 55
4.1.1.1. Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin 64
4.1.1.2. Klasifikasi Informan Berdasarkan Usia ... 64
4.1.1.3. Klasifikasi Informan Berdasarkan Pendidikan .... 65
4.2. Hasil Wawancara ... 66
4.2.1. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Program Kredit Cepat Aman (KCA) PT. Pegadaian ... 67
4.3. Analisis SWOT ... 73
4.3.1. Analisis dan Evaluasi Matrik SWOT ... 77
4.3.1.1. Analisis Faktor Internal ... 79
4.3.1.2. Analisis Faktor Eksternal ... 80
BAB V ANALISIS DATA 5.1. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Program Kredit Cepat Aman (KCA) ... 87
5.2. Hal-Hal Yang Menjadi Hambatan Dalam Strategi Peningkatan Pelayanan Program Kredit Cepat Aman (KCA) Di PT. Pegadaian Kec. Dolok Batunanggar ... 90
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan ... 92
6.2. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Matriks SWOT ... 32
Tabel 4.1. Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64
Tabel 4.2. Klasifikasi Informan Berdasarkan Usia ... 64
Tabel 4.3. klasifikasi Informan Berdasarkan Pendidikan ... 65
Tabel 4.4. Laporan Bulanan Total Uang Pinjaman (KCA) ... 73
Tabel 4.5. Laporan Bulanan Peminjam Berdasarkan Profesi (KCA) ... 74
Tabel 4.6. Contoh Penilaian Analisis SWOT ... 78
Tabel 4.7. Analisis Faktor Internal ... 80
Tabel 4.8. Analisis Faktor Eksternal ... 81
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Logo PT. Pegadaian (PERSERO) ... 38
Gambar 3.2. Struktur Organisasi Kantor Cabang PT. Pegadaian ... 40
Gambar 3.3. Struktur Organisasi PT. Pegadaian CP. Serbelawan Kec.
Dolok Batu Nanggar ... 50
ABSTRAK
Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Program Kredit Cepat Aman Pada PT. Pegadaian di Kecamatan Dolok Batunanggar Kabupaten Simalungun
Nama : Rizky Nova Lubis
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
PT. Pegadaian merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa pembiayaan dan merupakan salah satu Perusahaan Negara yang memberikan pemasukan yang cukup besar kepada pemerintah. Program Kredit Cepat Aman (KCA) merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Pegdaian Kec. Dolok Batunanggar dalam membantu masyarakat ekonomi lemah untuk mendapatkan pinjaman uang dengan sistem kredit gadai, sehingga terhindar dari praktek-praktek yang bisa merugikan masyarakat seperti lintah darat dan rentenir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi peningkatan kualitas pelayanan program Kredit Cepat Aman di PT. Pegadaian Kecamatan Dolok Batunanggar, upaya-upaya yang dilakukan oleh PT. Pegadaian untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang telah dirumuskan.
Untuk mewujudkan penelitian di atas, maka penulis memilik metode penelitian deskriptif kualitatif guna mengumpulkan data dan informasi di lapangan. Data dan informasi yang diperoleh bersifat primer dan sekunder. Data dan informasi primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan key informan yang telah ditentukan sebelumnya dan melalui observasi di lapangan sedangakan data dan informasi sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dan kepustakaan. Data dan informasi tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis SWOT yang kemudian dibuat matriks SWOTnya.
Di lapangan ditemukan adanya hambatan-hambatan dalam pelaksanaan strategi peningkatan kualitas program Kredit Cepat Aman. Isu-isu strategis tersebut kemudian diolah dengan menggunakan matriks SWOT dan diperoleh hasil berupa strategi-strategi penting yang dapat dijadikan pedoman program kegiatan PT. Pegadaian Kec. Dolok Batunanggar dalam rangka memecahkan masalah upaya peningkatan kualitas pelayanan program Kredit Cepat Aman. Strategi-strategi tersebut adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat, promosi yang lebih optimal dalam menghadapi persaingan.
ABSTRAK
Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Program Kredit Cepat Aman Pada PT. Pegadaian di Kecamatan Dolok Batunanggar Kabupaten Simalungun
Nama : Rizky Nova Lubis
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
PT. Pegadaian merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa pembiayaan dan merupakan salah satu Perusahaan Negara yang memberikan pemasukan yang cukup besar kepada pemerintah. Program Kredit Cepat Aman (KCA) merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Pegdaian Kec. Dolok Batunanggar dalam membantu masyarakat ekonomi lemah untuk mendapatkan pinjaman uang dengan sistem kredit gadai, sehingga terhindar dari praktek-praktek yang bisa merugikan masyarakat seperti lintah darat dan rentenir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi peningkatan kualitas pelayanan program Kredit Cepat Aman di PT. Pegadaian Kecamatan Dolok Batunanggar, upaya-upaya yang dilakukan oleh PT. Pegadaian untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang telah dirumuskan.
Untuk mewujudkan penelitian di atas, maka penulis memilik metode penelitian deskriptif kualitatif guna mengumpulkan data dan informasi di lapangan. Data dan informasi yang diperoleh bersifat primer dan sekunder. Data dan informasi primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan key informan yang telah ditentukan sebelumnya dan melalui observasi di lapangan sedangakan data dan informasi sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi dan kepustakaan. Data dan informasi tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis SWOT yang kemudian dibuat matriks SWOTnya.
Di lapangan ditemukan adanya hambatan-hambatan dalam pelaksanaan strategi peningkatan kualitas program Kredit Cepat Aman. Isu-isu strategis tersebut kemudian diolah dengan menggunakan matriks SWOT dan diperoleh hasil berupa strategi-strategi penting yang dapat dijadikan pedoman program kegiatan PT. Pegadaian Kec. Dolok Batunanggar dalam rangka memecahkan masalah upaya peningkatan kualitas pelayanan program Kredit Cepat Aman. Strategi-strategi tersebut adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat, promosi yang lebih optimal dalam menghadapi persaingan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Dalam ilmu politik dan administrasi negara, pelayanan umum atau
pelayanan publik merupakan istilah yang menggambarkan bentuk dan jenis
pelayanan pemerintah kepada rakyat atas dasar kepentingan umum. Pelayanan
publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan
aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Gagasan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat
terus mengalami pembaruan baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan
seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perkembangan di dalam
pemerintahan itu sendiri. Namun demikian, pembaruan dari kedua sisi tersebut
sampai saat ini masih tetap belum memuaskan dalam arti posisi negara,
masyarakat dan pemerintah masih tetap belum menguntungkan di pihak
masyarakat, sebagai pihak yang lemah dan termarjinalisasi dalam kerangka
pelayanan.
Oleh karena itu, dibutuhkan semacam pembaruan makna, bahwa
pemerintah dibentuk bukan untuk melayani dirinya sendiri ataupun dilayani oleh
masyarakat, melainkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Pada saat sekarang
ini lembaga keuangan dalam bidang gadai semakin berkembang, terbukti dengan
adanya Bank dan perusahaan yang menyediakan jasa gadai kepada masyrakat.
menarik para nasabahnya. Dalam hal ini perusahaan jasa gadai dituntut memiliki
strategi pemasaran yang tepat, guna memenangkan persaingan.
Persaingan tidak hanya terjadi pada produktivitas perusahaan dan harga
produk atau jasa, tetapi lebih ditekankan pada mutu produk atau jasa,
kenyamanan, kemudahan, ketepatan dan kecepatan waktu dalam pencapaiannya.
PT. Pegadaian menyadari tantangan ke depan semakin berat, sehingga perusahaan
harus fokus untuk memenuhi hak-hak nasabah dengan memberikan pelayanan
yang terbaik. Dengan persaingan yang begitu ketat saat ini, kualitas jasa
mempunyai peranan yang sangat berpengaruh dalam pengembangan jasa
pegadaian. Mempertahankan konsumen menjadi hal yang sangat penting bagi
perusahaan jasa khususnya PT. Pegadaian. Kunci sukses di pasar persaingan
perbankan bukan terletak pada bunga atau harga, akan tetapi terletak pada
pemberian pelayanan untuk menciptakan nasabah yang loyal. Membuat nasabah
tetap loyal adalah senjata utama yang harus dilakukan oleh suatu PT. Pegadaian
dan harus bisa menciptakan loyalty tidak cukup hanya satisfaction, karena
kepuasan bukanlah tujuan akhir. Perusahaan sebaiknya tidak boleh berhenti
apabila telah memberikan kepuasan kepada nasabahnya, tetapi terus berupaya
bagaimana menciptakan agar nasabah tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain
dan nasabah menjadi semakin loyal.
Pelayanan yang berkualitas akan dapat memahami kebutuhan dan tuntutan
pelanggan, serta memuaskan para pelanggan sehingga dapat berdampak positif
terhadap keloyalan nasabah jasa gadai. Faktor kepuasan pelanggan menjadi sebab
perusahaan yang bergerak dibidang jasa, sehingga kinerja perusahaan harus
diukur pada aspek non finansial, seperti perilaku karyawan, kemampuan
karyawan dan kepuasan pelanggan.
Dalam menghadapi persaingan, PT. Pegadaian harus mengetahui keinginan
masyarakat dalam menentukan pilihannya menggunakan pelayanan jasa pegadaian.
Selanjutnya melakukan tindakan lebih lanjut dengan meningkatkan mutu pelayanan
kepada pelanggan, sehingga tercipta kepuasan antara kedua belah pihak. Dengan
menggunakan beberapa pengambilan keputusan yang di dapatkan dari masing-masing
pelanggan atau konsumen dapat diketahui apa yang menjadi prioritas utama
masyarakat dalam memilih pegadaian tersebut, sehingga dapat ditentukan langkah-
langkah perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan PT. Pegadaian.
Ini merupakan salah satu komitmen yang diberikn oleh PT Pegadaian sebagai salah satu lembaga pembiayaan untuk mempermudah akses pembayaran. “Kami selaku salah satu pemberi layanan masyarakat terus berinovasi untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat. Ini salah satunya, sehingga pada zaman yang modern ini masyarakat dapat melakukan pembayaran di counter kami yang tersebar di Sumatera utara ,”Hingga saat ini, Pegadaian Cabang Sipin fokus dalam menyalurkan dana dalam program Kreasi, Kredit Cepat Aman (KCA) dengan jangka waktu 4 bulan, logam mulia, dan Krasida yakni gadai dengan sistim angsur setiap bulan dengan jangka waktu minimal 6 bulan sampat 2 tahun. Dikatakannya, untuk saat ini Pegadaian Sipin sedang mengalami peningkatan dalam penjualan logam mulia. “Dalam waktu belakangan ini kami memang sedang fokus untuk penjualan logam mulia. Terlebih harga emas yang beberapa waktu ini masih berada di posisi bawah ternyata banyak membuat masyarakat menjatuhkan investasi emas,” paparnya.Berinvestasi dibidang emas memiliki banyak keuntungan dalam jangka waktu yang lama. Terlebih,kini pegadaian memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi emas dengan cara dicicil. Minimal cicilan 3 bulan dan paling lama hingga 2 thun untuk pembiayaan emas mulai dari 5 gram hingga 1 kilogram.
Rabu, 13 Maret 2013 , 04:59:00 WIB (Dr. Didi Purwadi, MM)
http://www.google.co.id/www.jurnal-pegadaian-sipin-miliki-gedungsendiri.html
Pelayanan yang sempurna merupakan salah satu cara yang tepat bagi
perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dengan memberikan
pelayanan yang baik diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Tingkat
mutu pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan , tetapi
harus dipandang dari sudut konsumen. Oleh karena itu, dalam merumuskan
strategi pemasaran harus berorientasi pada kebutuhan pelanggan (customer
centric).
Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak ditentukan sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan presentase tertentu. Sebagai contoh, emas yang menurut harga pasar adalah senilai Rp 100.00, nilai taksirannya tidak sebesar Rp 100.000. Nilai taksiran emas tersebut adalah sebesar Rp 88.000. angka pengali sebesar 88% ditentukan oleh Perum Pegadaian, dan angka ini bukanlah angka baku yang tetap sepanjang masa, dengan kata lain angka ini bisa mengalami perubahan. Perum pegadaian sudah menetapkan pengali untuk berlian adalah 45%, angka pengali untuk tekstil adalah 83%, dan seterusnya. Nilai taksiran inilah yang dijadikan acuan untuk menentukan besarnya pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah.
Sabtu, 09 Februari 2013 , 06:34:00 WIB (Sunarto, M.Si)
http://bacajurnalbisnis.blogspot.com/2013/02/inilah-sejarah-panjang-perumpegadaian.html
Diakses pada tanggal 17 Juni 2013 pukul 15.20 WIB.
Perusahaan Terbatas Pegadaian (PT Pegadaian) merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) berada dibawah Kementrian Negara BUMN yang
menawarkan jasa gadai. PT Pegadaian sudah pernah mendapatkan penghargaan
sebagai salah satu BUMN Terbaik Jasa Keuangan pada tahun 2005 . Secara
yaitu untuk mengurangi keterlibatan nasabah pada rentenir sementara dan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, diperlukan adanya ukuran atau standar tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio adalah gambaran suatu hubungan dari dua unsur (suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain) secara sistematis sehingga dapat diketahui deskripsi tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka standar Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan hasil kecenderungan atau trend dan untuk mengetahui apakah keadaaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan : memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Sedangkan analisis rasio keuangan sangat diperlukan bagi penilaian prestasi yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan. Dengan dilakukan analisis rasio keuangan ini, diharapkan dapat membantu dalam mengadakan analisis kondisi intern perusahaan pada umumnya dan kondisi keuangan pada khususnya.
Kamis 14 Maret 2013 , 16:34:00 WIB (DjarwantoM.Hum)
http://skripsitesis4u.blogspot.com/2012/06/penggunaan-analisis-rasio keuangan.html
Diakses pada tanggal 17 Juni 2013 pukul 15.20 WIB.
Kini PT Pegadaian memiliki banyak Cabang Induk disetiap wilayah
Indonesia, dimana Cabang Induk tersebut memiliki Unit Pembantu Cabang
(UPC). Unit Pembantu Cabang yang dimiliki saat ini sebanyak tiga UPC tersebar
di bebagai pelosok wilayah bertujuan untuk menambah nasabah serta
mempermudah nasabah dalam bertransaksi produk gadai. Semakin banyak Unit
Pembantu Cabang yang tersebar diharapkan dapat mempermudah
nasabah-nasabah yang belum terjangkau daerahnya dan dapat menjaring nasabah-nasabah lebih
Pelaku bisnis di sektor Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) kini tak lagi dipusingkan dengan urusan modal. Sebab, kini banyak tersedia perusahaan atau lembaga penyedia kredit untuk modal bagi UMKM. Salah satunya adalah PT PEGADAIAN (Persero) PT Pegadaian (Persero) menargetkan omzet perseroan tumbuh 25% – 30% pada tahun depan, dari proyeksi omzet sampai dengan akhir tahun ini sebesar Rp 100 triliun.
Senin, 18 Maret 2013 , 14:02:00 WIB
(http://www.bumn.go.id/pegadaian/Dwi Agus Pramudya)
Diakses pada tanggal 17 Juni 2013 pukul 15.20 WIB.
Pegadaian hingga kini terus eksis memenuhi kebutuhan rakyat kecil mulai
dari pelaku usaha mikro kecil, menengah dan juga para ibu rumah tangga. Bahkan
sebagai penggerak ekonomi rakyat, bisa dikatakan PT. Pegadaian (Persero)
merupakan "dewa penolong" bagi masyarakat yang membutuhkan uang tunai
dalam jumlah yang diinginkan, baik untuk keperluan penambahan modal usaha,
keperluan untuk pendidikan anak dan investasi.
Jika ditilik dari nama Pegadaian maka slogan mitra pemberi solusi
keuangan, dan "dewa penolong" bagi masyarakat, kiranya sudah tepat. Sebab
Pegadaian merupakan tempat yang tepat, cepat dan aman untuk meminjamkan
uang tunai dengan barang - barang pribadi menjadi jaminan. Artinya Pegadaian
didirikan sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat Indonesia yang
membutuhkan pinjaman uang tunai, tanpa harus menjual barang - barang
miliknya. Dengan adanya Pegadaian masyarakat tak perlu datang untuk
meminjam uang kepada tengkulak, rentenir dan sebagainya karena beban bunga
Konsep operasi Pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-kantor Cabang Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih di tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian Syariah.
Secara umum, perkembangan pegadaian syariah cukup baik. Perkembangan Pegadaian Syariah sampai akhir Februari 2009, jumlah pembiayaan mencapai 1, 6 triliun Rupiah dengan nasabah 600 ribu orang. Jumlah kantor cabang Pegadaian Syariah ini berjumlah 120 unit yang berarti masih 4 % dari jumlah Pegadaian Konvensional yang ada di Indonesia.
Senin, 18 Maret 2013 , 09:45:00 WIB. ( Wakhyudin,S.Ak, M.Si).
http://googlejurnal.blogspot.com/2011/04/jurnal-penggadaian-dalam-ekonimi-islam.html
Diakses pada tanggal 17 Juni 2013 pukul 15.20 WIB.
Peminjaman uang tunai ke perbankan tidaklah semudah, dan secepat
Pegadaian. Selain perbankan memerlukan agunan (jaminan), juga proses
peminjaman uang memerlukan waktu berhari - hari dengan prosedural pengajuan
kredit yang harus dianalisisi dan di survei oleh divisi kredit terlebih dahulu,
berdasarkan lampiran berkas yang diajukan.
Jika survei dan analis diterima belum tentu hari itu juga, menerima
pinjaman uang dari perbankan. Waktu, dan prosedural kelengkapan berkas dan
proses survei dan analis inilah, yang sangat membedakan dengan Pegadaian.
namun sudah muncul sejak zaman penjajahan Belanda, yakni pada tanggal 20
Agustus tahun 1746, tapi namanya bukan Pegadaian melainkan BANK VAN
LEENING, yaitu sebuah lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan
sistem gadai. BANK VAN LEENING inilah cikal bakal munculnya nama
Pegadaian.
Berbagai cara pesaing-pesaing Pegadaian menjalankan usahanya karena
bisnis gadai diperkirakan memiliki resiko yang kecil karena barang jaminan yang
bernilai seperti emas dapat dicairkan dengan cepat. Namun hal ini perlu
diwaspadai mengingat pesaing yang ada saat ini berani mengeluarkan kredit tanpa
agunan, dengan proses yang lebih cepat dan bunga yang murah. Pegadaian harus
menciptakan produk yang mudah dan murah namun tetap mengedepankan aspek
resiko yang dihadapi. Mengingat ketatnya persaingan untuk memperebutkan pada
pangsa pasar menengah kebawah ini maka Pegadaian harus menggunakan
differesiasi dan mengedepankan customers added value atau pertambahan nilai
yang diperoleh oleh pelanggan.
Selain itu Pegadaian harus menerapkan strategic alliance kepada
perbankan yang memiliki modal murah untuk diputar dalam bisnis Pegadaian.
Rekayasa financial atau financial engginering akan menghasilkan produk yang
bervariatif dan inovatif dalam merebut pangsa pasar menengah ke bawah sehingga
nasabah tidak beralih ke pesaing
Pegadaian menawarkan beberapa produk yang terbagi menjadi dua jenis
sedangkan bisnis non inti hanya untuk membantu tambahan laba perusahaan.
Produk bisnis inti yang ditawarkan PT Pegadaian yaitu Produk Kredit Cepat
Aman (KCA). Produk Kredit Cepat Aman Pegadaian adalah pinjaman
berdasarkan hukum gadai dengan prosedur pelayanan yang mudah, aman dan
cepat. Produk Kredit Cepat Aman merupakan produk unggulan dan produk utama
dari PT Pegadaian. Produk ini salah satu produk yang paling diminati oleh
nasabah PT Pegadaian karena kemudahan dalam bertransaksi. Dengan usaha ini,
pemerintah melindungi rakyat kecil yang tidak memiliki akses kedalam
perbankan.
Kredit Cepat Aman adalah kredit berdasarkan hukum gadai dengan
prosedur pelayanan yang mudah, aman, dan cepat. Barang jaminan yang menjadi
agunan meliputi perhiasan emas/permata, kendaraan bermotor, elektronik, kain
dan alat rumah tangga lainnya. Kredit yang diberikan mulai dari Rp. 20.000.- s.d.
Rp. 200.000.000.- dengan pengenaan jasa pinjaman yang dihitung per-15 hari dan
jangka waktu kredit maksimum 4 bulan. Jangka waktu kredit dapat diperpanjang
dengan cara mengangsur atau mengulang gadai dan dapat dilunasi sewaktu-waktu
dengan perhitungan bunga proporsional selama masa pinjaman.
Pegadaian merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa, sehingga
kinerja perusahaan harus diukur pada aspek non financial, seperti perilaku
karyawan, kemampuan karyawan dan kepuasan pelanggan. Kini persaingan dalam
jasa gadai setiap tahun semakin meningkat. Dalam mengahadapi persaingan PT
Pegadaian harus mengetahui keinginan masyarakat dalam menentukan pilihannya
dengan meningkatkan mutu pelayanan pada pelanggan sehingga tercipta kepuasa
antara kedua belah pihak.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Peningkatan
Kualitas Pelayanan Program Kredit Cepat Aman Pada PT Pegadaian di Kecamatan Dolok Batunanggar Kabupaten Simalungun”.
1.2.Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang telah di paparkan sebelumnya,
maka yang menjadi rumusan masalah adalah : “Bagaimana Strategi Peningkatan
Kualitas Pelayanan Program Kredit Cepat Aman (KCA) pada PT Pegadaian di
Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun?”
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian dan bagaimana Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Program
Kredit Cepat Aman (KCA) pada PT Pegadaian di Kecamatan Dolok Batu
Nanggar Kabupaten Simalungun.
1.4.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademik
Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang berkompeten dalam pencarian
informasi atau sebagai referensi mengenai Strategi Peningkatan Kualitas
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran serta informasi bagi PT
Pegadaian Kecamatan Dolok Batu Nanggar.
3. Secara ilmiah
Untuk menambah khasanah ilmiah bagi pengembangan teori ilmu administrasi
Negara khususnya dalam akuntabilitas pelayanan publik.
1.5.Kerangka Teori
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub pokok,
sub variable atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2002: 92)
Kerangka berfikir dalam penelitian ini berdasarkan pada teori yang ada
dan konsep-konsep serta kebijakan yang telah ditetapkan untuk memudahkan
pemahaman terhadap variable penelitian ini maka dijelaskan teori-teori yang
berkaitan dengan pokok permasalahan.
1.5.1.Pengertian Kebijakan Bisnis
Keberhasilan dan kesinambungan bisnis diperlukan agar manfaatnya dapat
optimal bagi para stakeholder seperti pemilik, pekerja, konsumen, pemerintah
maupun masyarakat. Kebijakan berasal dari kata bijak, yang berarti punya
pandangan luas dan jauh ke depan. Sehingga dapat didefinisikan sebagai langkah
dan tidakan untuk mencapai keinginan masa depan, yang dituangkan dalam
bentuk ketetapan atau keputusan sebagai pedoman dari kegiatan yang
Istilah Kebijakan Bisnis sering dikaitkan dengan istilah Strategi Bisnis.
Suatu kebijakan memang menyangkut pemikiran yang bersifat strategis yang
membawa dampak secara menyeluruh bagi aktivitas organisasi. Disamping
bersifat menyeluruh, interval waktu dari dampak tersebut juga bersifat jangka
panjang.
1.5.2. Pengertian Strategi
Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “stratēgos”. yang
dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena.
Menurut Pea rce dan Robinson (1997, 20) Strategi adalah ‘rencana main’
suatu perusahaan. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai
bagaimana, kapan dan di mana ia harus bersaing menghadapi lawan dan dengan
maksud dan tujuan untuk apa.
Menurut Lynch seperti yang dikutip oleh Wibisono (2006, 50-51), strategi
perusahaan merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama
atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan
yang saling mengikat. Strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan
prinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan perusahaan, serta
1.5.3.Pelayanan Publik
1.5.3.1. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik menurut Kurniawan ( 2005 : 4 ) adalah pemberian
pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang
ditetapkan.
Adapun penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga dan petugas
pelayanan publik baik pemerintah daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yang menyelenggarakan pelayanan publik, sedangkan penerima
pelayanan adalah orang perorangan dan atau kelompok orang dan atau badan
hukum yang memiliki hak dan kewajiban terhadap suatu layanan publik (
Rohman, 2008: 3).
Menurut UU No.25 Tahun 2009, yang dimaksud dengan pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atas barang dan jasa, dan atau pelayanan administrasi yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
Secara umum pelayanan dapat diartikan dengan melakukan perbuatan
yang hasilnya ditujukan untuk kepentingan orang lain, baik perorangan, kelompok
atau masyarakat. Pelayanan publik oleh birokrasi merupakan salah satu
perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat di samping
sebagai abdi Negara. Tantangan birokrasi sebagai pelayanan publik mengalami
kehidupan rakyat yang semakin baik. Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi
utama yang harus dijalankan oleh pemerintah tanpa memandang tingkatannya,
yaitu fungsi pelayan masyarakat (public service function), fungsi pembangunan
(development function), dan fungsi perlindungan (protection function).
Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada rakyat
merupakan implikasi dari fungsi aparat Negara sebagai pelayan rakyat. Arti
pelayanan publik (public service) tidak terlepas dari masalah kepentingan umum
yang menjadi asal usul timbulnya istilah pelayanan publik. Pelayanan publik
timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggara kegiatan
organisasi. ( Kurniawan, 2005: 4-7).
Dalam kegiatan pelayanan ini, Perum Pegadaian dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan dengan disiplin dan
tanggung jawab yang tinggi kepada masyarakat.
1.5.3.2.Fungsi Pelayanan Publik
Fungsi pelayanan publik adalah salah satu fungsi fundamental yang harus
diemban pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah. Fungsi ini juga
diemban oleh BUMN/BUMD dalam memberikan dan menyediakan layanan jasa
atau barang publik. Dalam konsep pelayanan dikenal dua jenis pelaku pelayanan,
yaitu penyedia layanan dan penerima layanan. Penyedia layanan atau service
provider adalah pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada
konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan da penyerahan barang
pelanggan (customer) atau konsumen (consumen) yang menerima layanan dari
para penyedia layanan.
1.5.3.3. Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik
Menurut Moenir (1992 : 190-196) bentuk pelayanan ada tiga macam yaitu :
1. Pelayanan dengan lisan
Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang
Hubungan Masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan
bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada
siapapun yang memerlukan. Supaya pelayanan lisan dapat berhasil sesuai
dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku
pelayanan, yaitu:
a.Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.
b.Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi
cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh
kejelasan mengenai sesuatu.
c.Bertingkah laku sopan dan ramah tamah
2. Pelayanan melalui tulisan
Pelayanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling
menonjol dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga
dari segi peranannya. Pada dasarnya pelayanan dengan tulisan cukup efesien
terutama bagi layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar pelayanan dalam
bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani. Pelayanan dengan
a.Pelayanan berupa petunjuk, yaitu informasi dan yang sejenis ditujukan pada
orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam
berurusan dengan instansi atau lembaga.
b.Pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan,
pemberian atau penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya.
3. Pelayanan bentuk perbuatan
Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80 % dilakukan oleh
petugas-petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan
keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan
atau pekerjaan. Pelayanan dalam bentuk perbuatan adalah pelayanan yang
diberikan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar
kesanggupan dan penjelasan secara lisan. Berbicara tentang pelayanan yang
diberikan pemerintah kepada masyarakat tentunya tidak terlepas dari
pelayanan pemerintah, karena pada umumnya pelayanan yang diberikan
pemerintah itu adalah dalam hal bidang /sektor yang menyangkut kepentingan
umum.
1.5.3.4.Langkah-Langkah dalam Peningkatan Pelayanan Publik
Langkah-langkah strategis dalam peningkatan pelayanan publik terdiri dari
sebagai berikut :
a.Membangun kesadaran dalam melayani bagi aparatur.
b.Membangun kesadaran masyarakat sebagai konsumen dengan membuka
maupun melalui media massa untuk menyampaikan saran dan atau
pengaduan mengenai pelayanan masyarakat.
c.Memberikan “reward and punishment” yang seimbang.
d.Mengadakan kompetisi pelayanan untuk instansi yang memberikan
pelayanan yang sejenis.
1.5.4.Kualitas Pelayanan
1.5.4.1. Pengertian Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan umum menurut Wyckof yang dikutip Tjiptono, yaitu
sebagai berikut: “Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan
dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived
service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan
dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa atau pelayanan yang diterima
melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan
sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa atau pelayanan yang diterima
lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan
dipersepsikan buruk (Tjiptono, 2004:59).
Pada dasarnya kualitas pelayanan umum itu meliputi, sebagai berikut:
1. Aspek kemampuan sumber daya manusia yang terdiri dari keterampilan,
pengetahuan, dan sikap diupayakan untuk ditingkatkan, maka hal tersebut
dilakukan secara lebih profesional, maka akan menghasilkan kualitas
pelayanan yang lebih baik.
2. Apabila sarana dan prasarana dikelola secara tepat, cepat dan lengkap, sesuai
dengan kebutuhan atau tuntutan masyarakat, maka hal tersebut akan
menghasilkan kualitas pelayanan yang lebih baik.
3. Prosedur yang dilaksanakan harus memperhatikan dan menerapkan ketepatan
prosedur, kecepatan prosedur, serta kemudahan prosedur, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan yang lebik baik dari sebelumnya.
4. Bentuk jasa yang diberikan kepada masyarakat dapat berupa kemudahan
dalam memperoleh informasi, ketepatan, kecepatan pelayanan, sehingga
kualitas pelayanan yang lebih baik akan dapat diwujudkan. (Sedarmayanti,
1999:207-208).
Pelayanan umum baru dapat dikatakan berkualitas jika sesuai dengan
harapan/keinginan atau kebutuhan penerima layanan, untuk dapat mengetahui
apakah pelayanan umum yang diberikan pemerintah sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan masyarakat sebagai pengguna layanan, maka kualitas pelayanan umum
harus diukur dan dinilai oleh masyarakat pengguna layanan.
1.5.4.2.Dimensi Kualitas Pelayanan
Pada dasarnya, kualitas pelayanan berfokus kepada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaianya untuk
mengimbangi harapan pelanggan. Dengan kata lain, terdapat faktor utama yang
dipersepsikan. Dalam studinya Parasuraman (1990) menyimpulkan terdapat 5
(lima) dimensi SERVQUAL (dimensi kualitas pelayanan) :
1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan
sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi
jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, dan lain sebagainya), perlengkapan
dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.
2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan organisasi untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus
sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan
yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan
dengan akurasi yang tinggi.
3. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemampuan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada
pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen
menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi negatif
dalam kualitas pelayanan.
4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan,
dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya
para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara
lain, komunikasi (communicatioon), kredibilitas (credibility), keamanan
5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki
pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan
pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasia yang nyaman
bagi pelanggan.
1.5.5.Kredit Cepat Aman (KCA) 1.5.5.1.Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere, yang diterjemahkan
sebagai kepercayaan atau credo yang berarti saya percaya. Kredit dan
kepercayaan (trust) adalah ibarat sekeping mata uang logam yang tidak dapat
dipisahkan. Karena tidak akan mungkin adanya pemberian pinjaman tanpa adanya
bangunan kepercayaan disana dan kepercayaan itu adalah sesuatu yang mahal
harganya. Mungkin dikalangan perbankan dikenal istilah adalah sangat tidak sulit
bagi kita untuk menyalurkan atau merealisasikan pemberian suatu pinjaman (loan)
tetapi sangat sulit bagi kita untuk bisa menarik kembali dana tersebut.
Pengertian kredit menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU
No. 7 Tahun 1992 yaitu “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setalah jangka waktu tertentu dengan pemberian
Kredit pada dewasa ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat guna mendorong dan melancarkan aktivitas perdagangan, baik dalam
bidang memproduksi barang maupun jasa dan juga untuk meningkatkan atau
memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Karena faktor ini pulalah munculnya
berbagai macam jenis kredit yang ditawarkan kepada masyarakat dengan berbagai
definisinya masing-masing.
1.5.5.2.Tujuan Pemberian Kredit
Adapun tujuan dari diberikannya kredit selain sebagai penyediaan uang
antara lain sebagai berikut:
1. Mencari keuntungan, salah satunya dari biaya bunga dan biaya administrasi
yang dibayarkan oleh peminjam
2. Membantu usaha nasabah, untuk tambahan modal usaha yang dijalankan oleh
nasabah apabila nasabah tersebut kekurangan dana
3. Membantu pemerintah dalam hal:
a.Penerimaan pajak
b.Membuka kesempatan kerja
c.Meningkatkan jumlah barang dan jasa
d.Menghemat devisa Negara, seperti ekspor impor
e.Meningkatkan devisa Negara
1.5.5.3.Unsur-unsur Kredit
Unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan (trust) adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit yang
akan sulit terwujud suatu sinergi kerja yang baik. Karena dalam konsep
sekarang ini kreditur dan debitur adalah mitra bisnis.
2. Waktu (time) adalah bagian yang paling sering dijadikan kajian oleh pihak
analisis finance khususnya oleh analisis kredit. Ini dapat dimengerti karena
bagi pihak kreditur saat ia menyerahkan uang kepada debitur, harus
diperhitungkan juga saat pembayaran kembali yang akan dilakukan oleh debi
tur itu sendiri, yaitu limit waktu yang tersepakati dalam perjanjian yang telah
ditandatangani kedua belah pihak.
3. Risiko disini menyangkut persoalan seperti degree of risk. Disini yang penting
dikaji adalah pada keadaan yang terburuk yaitu pada saat kredit tersebut tidak
kembali atau timbulnya kredit macet.
4. Prestasi yaitu prestasi yang dimiliki oleh kreditor untuk diberikan kepada
debitor. Pada dasarnya, bentuk atau objek dari kredit itu sendiri adalah tidak
selalu dalam bentuk uang, tetapi juga boleh dalam bentuk barang dan jasa
(good and service). Namun saat ini kredit dalam bentuk uang adalah lebih
dominan terjadi daripada bentuk barang.
5. Adanya kreditor. Kreditor yang dimaksud adalah pihak yang memiliki uang
(money), barang (goods), atau jasa (service) untuk dipinjamkan kepada pihak
lain, dengan harapan dari hasil pinjaman itu akan diperoleh keuntungan dalam
bentuk bunga (interest) sebagai balas jasa dari uang, barang atau jasa, yang
telah dipinjamkan.
6. Adanya debitor. Debitor yang dimaksud adalah pihak yang memerlukan uang
menanggung berbagai resiko jika melakukan keterlambatan sesuai dengan
ketentuan administrasi yang tertera dalam kesepakatan perjanjian.
1.5.5.4.Kredit Cepat Aman (KCA)
Produk dalam pegadaian pada umumnya sangat menentukan untuk meraih
pendapatan sewa modal yang telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian. Namun
salah satu produk yang memberikan kontribusi (pemasukan) pendapatan yang
cukup besar pada Perum Pegadaian yaitu produk kredit gadai konvensional/ kredit
gadai cepat aman (KCA) karena jenis gadai inilah yang umumnya paling banyak
diminati oleh masyarakat.
Kredit Cepat Aman (KCA) merupakan kredit dengan sistem gadai, yang
diberikan kepada semua golongan nasabah, baik untuk kebutuhan konsumtif
maupun untuk kebutuhan produktif.
Kredit Cepat Aman ini merupakan salah satu sumber pendapatan bagi PT.
Pegadaian. Pendapatan akan bertambah dari sewa modal yang dibayarkan oleh
nasabah. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Y. Sri Susilo
(1999:188) yang menyatakan bahwa:
”Penghasilan/pendapatan yang bersumber dari sewa modal yang
dibayarkan oleh peminjam dana dan penghasilan/pendapatan yang bersumber dari
ongkos yang dibayarkan oleh nasabah karena memperoleh jasa tertentu dari
perum pegadaian”.
Pendapatan yang diperoleh Pegadaian bersumber dari sewa modal yang
menebus barang yang digadaikan tersebut. Pendapatan sewa modal merupakan
jumlah pendapatan dari produk kredit gadai yang diterima Pegadaian dalam
jangka periode tertentu, misalnya satu tahun dalam bentuk rupiah.
Dengan pertimbangan teoritis tersebut maka pada dasarnya pemberian
kredit gadai konvensional (KCA) menjadi salah satu sumber pendapatan bagi
Perum Pegadaian. Dalam proses sistem kredit ini harus mengandung beberapa
prinsip yaitu bahwa kredit yang diberikan kepada nasabahnya harus bersifat wajar
dan adil serta dapat memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan hidupnya
sehingga fasilitas kredit dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Demikian pula
halnya dengan Perusahaan Umum Pegadaian tempat penulis melaksanakan
penelitian, kredit memegang peranan penting dalam menunjang kelancaran proses
tata kerja perusahaan sebagai lembaga perkreditan yang mempunyai aktivitas
‘khusus’.
1.6. Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu
yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial. Melalui konsep ini kemudian peneliti
diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu
istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya
(Singarimbun, 1995: 33). Oleh karena itu, untuk menemukan batasan yang lebih
jelas maka penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang
1.Kebijakan Bisnis adalah ketetapan atau keputusan manajemen suatu
perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan pada
masa depan yang merupakan pedoman bagi perusahaan untuk melakukan
aktivitas bisnis dalam perusahaannya.
2.Strategi adalah serangkaian rencana dari kebijakan-kebijakan bisnis yang
akan dijalankan oleh perusahaan sebagai suatu pedoman dalam mencapai
keberhasilan tujuan perusaahan dan misi perusaahan akan tercapai.
3.Pelayanan Publik adalah pelayanan yang disediakan secara umum dan
merupakan tanggung jawab pemerintah yang ditujukan untuk melayani
kebutuhan dan kepentingan orang lain, baik individu, kelompok atau
masyarakat sesuai dengan aturan-aturan dan tata cara yang telah
ditetapkan untuk bias memuaskan pelanggan.
4.Kualitas Pelayanan adalah pelayanan yang memiliki keistimewaan dari
berbagai pelayanan yang bertujuan untuk memenuhi keinginan pelanggan
dan dengan demikian memberikan kepuasan atas pelayanan atau
penggunaan produk yang diberikan.
5.Kredit Cepat Aman (KCA) adalah salah satu produk pelayanan dari PT.
Pegadaian dengan memberikan pinjaman dengan sistem jaminan berupa
barang-barang berharga seperti emas dan surat-surat berharga berdasarkan
hukum gadai dengan prosedur yang aman, mudah, dan cepat.
6.Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Program Kredit Cepat Aman
(KCA) pada PT. Pegadaian adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan
meningkatkan pelanggan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1.Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47)
penelitian dengan mengguanakan metode deskriptif adalah penelitian yang
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan
saling berhubungan dan menguji hipotesis.
2.2.Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di PT Pegadaian Kecamatan Dolok Batu
Nanggar Kabupaten Simalungun
2.3.Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang
diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi informan
kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan
memiliki beberapa informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau
informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti.
Sedangkan informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar
pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan. Dalam
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiono (2005:53),
menjelaskan yang dimaksud dengan purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dan pertimbangan tertentu , sedangkan
accidentall sampling adalah teknik pengambilan sampel secara tidak sengaja dan
secara acak. Dalam menentukan informan kunci, peneliti menggunakan teknik
purposive sampling, sedangkan menentukan informan biasa dengan teknik
accidentall sampling. Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi
informan dalam penelitian adalah:
1. Informan Kunci
Kepala Kantor PT Pegadaian Kecamatan Dolok Batu Nanggar
2. Informan Utama
Pegawai Bagian Kredit Cepat Aman
3. Informan biasa
Masyarakat / nasabah PT.Pegadaian Kecamatan Dolok Batu Nanggar yang
ditentukan atas dasar accidental sampling , yaitu teknik pengambilan sampel
secara tidak sengaja atau secara acak.
2.4.Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam teknik
pengumpulan data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
diperolah melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari
data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini
dilakukan melalui:
a.Metode interview (wawancara), yaitu dengan cara wawancara mendalam
untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari informan.
Metode ini dilakukan dnegan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara
langsung dan mendalam serta terbuka kepada informan atau pihak yang
berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan
dengan penelitian. Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode
wawancara sekaligus dia bertindak sebagai pemimpin dalam proses
wawancara tersebut. Sedangkan informan adalah orang yang
diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara. Informan merupakan
orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi,
ataupun fakta dari suatu obyek penelitian (Burhan Mungin, 2007:108).
b.Metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
secara langsung terhadap obyek penelitian kemudian mencatat
gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang
diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan oleh melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung
data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan
a.Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian atau
sember-sumber lain yang relevan dengan obyek penelitian.
b.Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki
relevansi dengan masalah yang akan diteliti. (Suyanto, 2005:55-56).
2.5.Teknik Analisa Data
Berikut ini adalah teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Teknik Analisa Data Kualitatif
Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik analisa data
kualitatif. Menurut Moleong (2006:247), teknik analisa data kualitatif dilakukan
dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang
terkumpul, menyusunnya salam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada
tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirkannya dengan
analisis dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan
penelitian
2. Analisis SWOT
Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
teknik SWOT (Strenght Weakness Opportunity Threat Analysis), sehingga dapat
diketahui struktur serta tingkat strategi dari faktor-faktor tersebut.
SWOT adalah kependekan dari Strength, Weakness, Opportunities, dan
dari sesuatu serta kesempatan dan ancaman yang dating dari lingkungan sekitar
usaha atau bisnis yang dijalankan.
Secara lebih dalam pengertian SWOT setiap bagiannya dapat dilihat
sebagai berikut seperti yang dikemukakan Wahyudi, Sri Agus (1996:68) :
1.Strength (kekuatan), adalah suatu keunggulan sumber daya, ketrampilan
atau kemampuan lainnya yang relative terhadap pesaing dan kebutuhan
pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan.
2.Weakness (kelemahan), adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber
daya, ketrampilan dan kemampuan yang secara serius mengahalangi
kinerja suatu perusahaan.
3.Opportunities (peluang), untuk perusahaan merupakan situasi yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Dengan kata lain, peluang
usaha apa yang dapat diciptakan karena situasi yang memungkinkan untuk
itu.
4.Threats (ancaman), untuk perusahaan merupakan situasi tidak
menguntungkan yang mungkin timbul akibat faktor lingkungan dan
kebijakan pemerintah.
Melalui analisis SWOT maka diketahui isu atau faktor-faktor strategis
yang perlu dikembangkan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan kualitas
pelayanan program KCA pada PT. Pegadaian di Kecamatan Dolok Batunanggar
Tabel 1.1. Matriks SWOT
Sumber: Wahyudi, Agustinus (1996: 105)
Beberapa strategi yang diperoleh dari teknik analisis SWOT ini yaitu:
1. Strategi SO (Streght Oppurtunity), memperoleh keuntungan dari peluang yang
tersedia dilingkungan eksternal
2. Strategi WO ( Weakness Oppurtunity) memperbaiki kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang lingkungan dari luar
3. Strategi ST ( Strategy Threat) menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
menghindari ancaman yang datang dari lingkungan luar
4. Strategi WT (Weakness Threat) memperkecil kelemahan internal dan
menghindari ancaman yang datang dari lingkungan luar.
A. Manfaat SWOT
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam penggunaan
teknik analisis SWOT adalah untuk menemukan unsure-unsur kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui
unsure-unsur tersebut maka perusahaan akan lebih berhati-hati dalam menyusun
strategi.
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
B. Keterbatasan SWOT
Seperti kita ketahui bahwa suatu perusahaan beroperasi dalam banyak
lingkungan, dimana semua lingkungan tersebut perlu diperhatikan pihak
manajemen, karena banyak faktor yang ditimbulkan dari lingkungan. Jadi, dalam
hal ini biasanya perusahaan memiliki keterbatasan dalam meuangkan waktunya
untuk mengamati dengan cermat setiap perubahan yang terjadi.
Tanggapan pihak perusahaan terhadap perubahan lingkungan tidak
selamanya jelas. Sebagian tergantung pada falsafah pimpinan, kemampuan untuk
menghasilkan laba, hal-hal yang dipandang manajer sedang terjadi dalam
lingkungan, bagaimana persepsi manajer mengenai faktor lingkungan terhadap
perusahaan dan sebaliknya.
Laju perubahan dalam lingkungan yang berbeda tidaklah sama, misalnya
sebuah perusahaan mungkin berada dalam lingkungan yang menyenangkan
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum PT. Pegadaian
3.1.1 Sejarah Perusahaan Terbatas Pegadaian
Sejarah Pegadaian di Indonesia dimulai pada saat VOC, suatu maskapai
perdagangan dari negeri Belanda, pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia
(Jakarta) mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang
memberikan kredit dengan sistem gadai. Tujuan dari pendirian lembaga ini pada
hakikatnya hanya untuk kepentingan VOC sendiri yakni untuk memperlancar
kegiatan perekonomian dan perdagangan yang dijalankan.
Pada saat Inggris mengambil alih pemerintahan (1811-1816) Bank Van
Leening milik pemerintah dibubarkan karena penguasa saat itu tidak sependapat
bahwa suatu Bank semacam itu harus dilaksanakan sendiri oleh Pemerintah. Atas
pertimbangan tersebut maka masyarkat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha
gadai asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat disebut dengan pola
licentie stelsel. Namun ada dampak yang tidak sehat dengan pola lisensi ini, yaitu
para para pemegang lisensi mempergunakan kesempatan untuk “mengeruk”
keuntungan sebesar-besarnya dengan menerapkan bunga yang setinggi-tingginya.
Sehingga pola lisensi dirubah menjadi pola pacth stelse, yaitu hak mendirikan
pegadaian diberikan kepada umum yang mampu memberikan pembayaran
sejumlah uang yang tertinggi kepada Pemerintah.
VOC menjadi pengendali pemerintah Hindia Belanda, maka Pemerintah Belanda
menerbitkan peraturan pertama yang mengatur status pengelolaan usaha gadai
melalui staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa
usaha pegadaian merupakan monopoli Pemerintah. Berdasarkan Undang-undang
ini didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat) pada tanggal 1
april 1901 ( selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai Hari Ulang
Tahun Pegadaian). Selanjutnya mulai saat itu Pegadaian menjadi bagian dari
Pemerintah Hindia Belanda.
Setelah kemerdekaan RI, mulai dilakukan pembenahan terhadap organisasi
Pegadaian. Status hukum Pegadaian juga mengalami beberapa perubahan. Melalui
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) No. 19 tahun 1960 dan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 178 tahun 1961 yang menetapkan bahwa semua
perusahaan yang modalnya berasal dari Pemerintah dijadikan Perusahaan Negara
(PN), maka status Jawatan Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Negara (PN)
Pegadaian dengan modal ditetapkan sejumlah Rp 4.600.000.000,- (empat miliar
enam ratus juta rupiah).
Pada tahun 1990 dikeluarkan PP No. 10 Tahun 1990 tanggal 10 April
1990 yang mengatur perubahan bentuk dari Perjan menjadi Perum Pegadaian
dengan modal awal Rp 205.000.000,- (dua ratus miliar rupiah). Sejalan dengan
diterbitkannya PP No. 13 Tahun 1998, maka peraturan tentang Perum Pegadaian
disempurnakan dan diatur kembali dengan Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun
2000. Dan pada 1 April 2012, Perum Pegadaian berubah badan hukum dari Perum
menjadi PT (Persero). Perubahan badan hukum tersebut bertepatan dengan HUT
Walaupun berubah status berulang kali. Tujuan didirikannnya Pegadaian
tetap sama yaitu membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah ke bawah dengan memberikan pelayanan pinjaman atas dasar
hukum gadai dan fidusia. Namun demikian pelaksanaan tugas-tugas tersebut tidak
lantas mengorbankan prinsip bisnis dalam menjalankan aktivitas usaha Pegadaian,
apalagi sebagai Badan Usaha Milik Negara sesuai UU No. 19 Tahun 2003
Pegadaian harus beroperasi untuk menghasilkan keuntungan.
Pegadaian sebagai pelaku di industri perkreditan dengan usaha utama
memberikan pinjaman atas dasar hukum gadai, menghadapi peluang pasar yang
sangat luas mengembangkan sayap bisnisnya ke dalam indusrtri pembiayaan
untuk masyarakat golongan menengah kebawah dan usaha mikro kecil.
3.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan PT. Pegadaian
Visi dari PT. Pegadaian adalah :
Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi
market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk
masyarakat menengah kebawah.
Misi dari PT. Pegadaian adalah :
1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu
memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah
2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan
kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan
diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
3. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka
optimalisasi sumber daya perusahaan.
Budaya Perusahaan dari PT. Pegadaian
Untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi perusahaan, maka
ditetapkan budaya perusahaan yang harus di pelajari, dipahami, dihayati, dan
dilaksanakan oleh seluruh insan Pegadaian. Budaya Perusahaan diilhami oleh jiwa
si”INTAN” yang bersikap dalam me-now-kan pelanggan dan di implementasikan.
Jiwa si “INTAN” dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Inovatif : berupaya melakukan penyempurnaan yang mempunyai nilai
tambah dan tanggap terhadap perubahan.
Perilaku utama : berinisiatif, kreatif, produktif, berorientasi kepada solusi.
2. Nilai Moral Tinggi : memahami dan mematuhi ajaran agama
masing-masing serta etika perusahaan.
Perilaku utama : taat beribadah, jujur, berpikir positif.
3. Terampil : mengetahui dan memahami tugas yang diemban serta selalu
belajar dengan penuh tanggung jawab
4. Adi layanan : memberikan layanan yang dapat memuaskan orang lain,
fokus pada privacy, kenyamanan dan kecepatan.
Perilaku utama : peka dan cepat tanggap, empatik, santun dan ramah.
5. Nuansa Citra : senantiasa peduli dan menjaga nama baik serta reputasi
perusahaan.
Perilaku utama : memiliki sense of belonging, peduli nama baik
perusahaan.
3.1.3. Arti Logo Pegadaian
Gambar 3.1
Logo PT. Pegadaian (Persero)
Sumber : http://bitebrands.blogspot.com/2013/05/logo-baru-pegadaian-sebuah-proses.html
Tepat pada ulang tahunnya yang ke-112, Pegadaian meluncurkan logo
baru yang lebih dinamis dan modern. Logo baru Pegadaian masih
mempertahankan simbol lama, yaitu timbangan. Bedanya, kali ini logo baru
Logo baru itu, mengisahkan proses perjalanan Pegadaian sebagai sebuah
institusi mulai dari sejarah berdiri, perkembangan hingga transformasi menjadi
solusi keuangan yang berpegang pada nilai kolaborasi, transparansi dan
kepercayaan.
Simbol tiga lingkaran yang bersinggungan mewakili tiga layanan utama,
yaitu: Pembiayaan Gadai dan Mikro, Emas dan Aneka Jasa. Simbol timbangan
merepresentasikan keadilan dan kejujuran.
Hampir sama dengan logo lama, warna hijau tetap menjadi pilihan utama,
bedanya logo baru menggunakan warna hijau yang lebih variatif. Warna hijau
melambangan keteduhan, senantiasa tumbuh berkembang melindungi dan
membantu masyarakat.
Kali ini, logo baru menampilkan perpaduan huruf besar di awal dan huruf
kecil. dibandingkan logo lama, kali ini tipografi berkesan lebih ringan, sesuai
dengan maknanya, yaitu; rendah hati, tulus dan ramah dalam melayani. Tagline
“Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” yang telah populer di masyarakat masih
tetap dipertahankan.
Logo baru Pegadaian menggunakan 3 lingkaran berwarna hijau yang
bertransformasi dari hijau muda di kiri ke warna hijau tua di kanan. Pada
lingkaran hijau tua simbol timbangan, atau kini lebih menggambarkan seperti
pikulan pedagang buah/tukang batu akan tetap hadir sebagai ikon pegadaian yang
sangat modern, simpel dan mudah diingat. Lebih dari sekadar perubahan identitas
visual, logo baru Pegadaian memacu perusahaan untuk memberikan kemudahan
3.2. Struktur Organisasi PT. Pegadaian
Gambar 3.2
Struktur Organisasi Kantor Cabang PT. Pegadaian
Sumber : Struktur Organisasi dan Tata-Tata Kerja Perum Pegadaian (2011)
Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menunjukkan
aspek-aspek pokok hubungan antara bagian seluruh pengawasan dan masing-masing
bertanggung jawab terhadap tugasnya. Karena itu penyusunan struktur organisasi
dalam suatu perusahaan sangatlah penting untuk dilakukan. Kerjasama dan
koordinasi yang baik dalam organisasi sangat penting untuk dapat menciptakan
suatu kesatuan usaha atau keharmonisan dari berbagai fungsi yang berbeda-beda Manager
Cabang
Manager Usaha Lain
Penyimpan/Pe megang G d Penaksir
Pendukung Adm &
Suatu struktur organisasi dapat di pandang sebagai skema yang
menghubungkan fungsi-fungsi yang ada dalam badan usaha dan menunjukkan
hubungan yang tetap diantara pegawai-pegawai yang melaksanakan
fungsi-fungsinya tersebut. Dan uraian tugas masing-masing bagian PT. Pegadaian
adalah:
1. Pemimpin Cabang Kantor PT. Pegadaian
Fungsi Pemimpin Cabang adalah:
Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan, mengendalikan
kegiatan operasional, administrasi dan keuangan Kantor Cabang serta Unit
Pelayanan Cabang (UPC).
Tugas Pemimpin Cabang adalah:
a. Menyusun rencana kerja dan anggaran Kantor Cabang dan UPC
berdasarkan acuan yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut:
Mempelajari hasil pelaksanaan kegiatan tahun-tahun lalu dan tahun
berjalan.
Menghimpun bahan dan data yang terkait dengan penyusunan rencana
kerja dan anggaran.
Menyusun rencana kerja dan anggaran serta mengajukannya kepada
atasan.
b. Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan
operasional usaha gadai, yaitu sebagai berikut:
Mengorganisasikan penetapan taksiran dan uang pinjaman sesuai