DI MIN JOHAR BARU JAKARTA PUSAT
FAKULTAS
ILMU
TARHIYAH DAN KEGURUAN
Skripsi
()iajukau Kepada Falmltas lImu Tarbiyah dan Keguruan Ulltuk Memelluhi Syarat-syarat Mellcapai
Gelar Sarjalla Tarbiyah
Oleh: HAMIDAH NIM : 803010004913
Oi bawah nimbillgall :
JUI'usan Pendidikan Agama Isl2lm
FlIllmltas IImu Tarbiyah dan Kegurllan DIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
DALAt\1 MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR BIDANG
STUDI AGAMA ISLAM Ol MIN JOHAR BARU JAKARTA PUSAT" ini telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Umn Tarbiyah dan Keguman urN Syatif Hidayatullah
Jakarta pada tanggaI 21 November 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai saIah satu syarat
untuk memperoleh gelar Satjalla Program Strata 1 (S1) pada Jumsan Pendidikan Agama Islam.
Jakalta, 21 November 2005
Sidang Munaqasyah
Dekan/
Ketua Merangkap Anggota,
Pellguji I,
Vud,JE.,
NIP: 150289434Pudek II
SekJ'etaris Merangkap AlIggota,
セc]cp[[V[Z_FGGGG[
NIP: 150202343 Anggota,PengujiII,
dセ
bbll"h_,..
:>M.8i
SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah mencurahkan segenap rahmat,
taufik dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Shalawat dan salam, semoga Allah SWT limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kerabatnya serta kepada seluruh pengurus
ー・セゥオ。ョァ。ョ di ufuk Barat dan TimuL
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas yang menjadi salah
satu syarat memperoleh gelar ウ。セゥ。ョ。 pendidikan pada jUlUsan PGM di Fakultas
Tarbiyah UINSyarifHidayatullah Jakarta.
Oalam penyusunan skripsi ini, banyak sekali kesulitan-kesulitan yang penuh
dihadapi, namun berkat peltolongan Allah SWT dan bantuan berbagai pihak,
akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan bailc
Sehubungan dengan itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang mendalam kepada yang terh0I111at:
I. Bapak Oekan Fakultas Tarbiyah UlN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Ibu Ora. Hj. Sitti Salmiah MA, Ketua Program PGMI Fakultas lImu Tarbiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakar1a.
3. Ibu Ora. Hj. Fadilah Suralaga, M.Si. Pembimbing skripsi yang telah meluangkan
PusaL
6. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullab Jakarta beserta stafnya, yang telah menyediakan buku sumber penulisan skripsi ini.
7. Ibu, Kakak dan Adik serta semua keluargaku tercinta yang telah l11emberikan semangat dan perbatian yang kalian berikan.
8. BUSRO Computer yang telab meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhimya besar harapan penulis sel110ga skripsi ini dapat bem1anfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang mel11bacanya. Dan penulis masih merasa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan sarang sangat penulis barapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, September2005
Kata Pengantar... I!
Daftar lsi... IV
Daftar Tabel VI!
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang MasalaIl... 1
B. PembatasandanPerumusan Masalah... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8
D. Sistematika Penulisan... 9
BAB II PENGGUNAAN MEDIA SEDERHANA DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS PROSES BEL/dAR MENGAJAR II A. Media... II I. Pengertian Media... 11
2. Jenis-jenis Media... 12
3. Media Sederhana... 14
a. Pengertian Media Sederhana... 14
I. Pengertian Efektivitas... 19
2. Proses Belajar Mengajar... 20
C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam... 26
I. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam... 26
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 29
D. Efektivitas Belajar Pendidikan Agama Islam... 30
E. Kerangka Berfikir 32 F. Hipotesis... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 A. Metode Penelitian... 35
B. Desain Penelitian 35 C. Teknik Analisis Data... 35
D. Tempat dan Waktu Penelitian 37 E. Populasi dan SampeL... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN 39
A. Deskripsi Data 39
4. Tabulasi 43
C. Pembahasan... 57
D. Keterbatasan Penelitian 57
BAB V PENUTUP 59
A. Kesimpu1an... 59 B. Saran... 59 DAFTAR PUSTAKA
LAMP1RAN
Media... 39
2. Hasil Belajar Siswa yang tidak menggunakan Media 41
3. Hasil Uji Normalitas 42
4. Kemampuan Siswa Memahami Materi Pelajaran Fiqih 43
5. Kemampuan Siswa Memahami Materi Pelajaran Al-Qur'an... 47
6. Kemampuan siswa Memahami Materi Pelajaran Aqidah A.khlak... 50
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam mernpakan usaha untuk menyiapkan peserta didik
dalam meyakini, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu dan teknologi, serta kesesuaiannya
dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Pendidikan agama Islam
bertujuan "meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bemlasyarakat, berbangsa dan bemegara."1
Tujuan dari pendidikan akan menentukan approach atau metode apa yang
akan cligunakan dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, approach, metode dan
tehnik sangat berkaitan dengan tujuan pendidikan. Dalam hal ini tujuan Pendidikan
Agama Islam.
Dalam menetapkan suatu metode, terlebih clahulu harns mengetahui
batas-batas kebaikan dan kelemahan metode yang akan digunakan. Hal itu dapat diketahui
dari ciri-ciri atau sifat-sifat umum, peranan dan manfaatnya yang terdapat pada setiap metode, yang membedakan antara metode yang satu dengan yang lainnya. Banyak ayat AI-Qur'an yang memberikan gambaran tentang metodepengajaran dalam suatu proses belajar mengajar, diantaranya surat AI-Qiyamah ayat 17-18 :
Artinya : "Sesungguhnya alas langgungan kamilah mengumpulkannya (di dadauu) dan (membualmu pandai) membacanya. "2
Ayat AI-Qur'an tersebut memberikan gambaran tentang penggunaan metode resitasi dalam suatu proses belajar mengajar.
Pendidikan Agama Islam diarahkan kepada pencapaian tujuan, yakni tujuan jangka panjang (tujuan wnum/tujuan hidup) dan tujuanjangka pendek/tujuan khusus. Tujuan khusus mempakan hasil penjabaran dari tujuan pendidikan jangka panjang tadi/tujuan hidup. Karena tujuan umum tersebut akan sulit dicapai tanpa dijabarkan secara operasional dan terperinci secara spesifik dalam suatu pengajaran.
MaIm jika diperhatikan tujuan dari pendidikan Islam adalah sejalan dengan tujuan hidup manusia itu sendiri, yakni sebagaimana tercermin dalam firman Allah dalam surat Adzariat ayat 56 :
Artinya "Dan aku lidak ciplakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku." -'
2Departemen Agama. AI-Our' an dan TeJjemahannya. (Semarang: CV Toha. 1996), h. 999.
Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam haruslah diarahkan pada pencapaian tujuan akhir tersebut. Yakni membentuk insan yang senantiasa berhamba kepada Allah, dalam semua aspek kehidupan.
Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, dalam mengembangkan dan mendakwahkan agama Islam banyak menggunakan cara berceramah. Hal ini tercermin dalam hadist beliau :
Artinya : "Sampaikanlah dariku walaupun hanya salu ayal."-I
Jadi cara penyampaian dakwah disini yaitu dengan cara berceramah secara lisan atau ucapan meskipun dakwah bilhal (dengan perbuatan) sangat diutamakan dalam Islam.
Suatu pengajaran yang baik adalah "apabila di dalam proses pengajaran itu menggunakan waktu yang cukup, sekaligus dapat membuahkan hasil (pencapaian tujuan instruksional) secara lebih tepat dan cermat secara optimal."s Waktu pengajaran yang sudah ditentukan sesuai dengan bobot materi pelajaran maupun tujuan instruksionalnya, diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berharga, berhasil guna bagi peserta didik. ldealnya, menurut hukum ekonomi, dengan modal yang mmllTIUm dapat mencapai hasil optimum. Dengan penggunaan waktu pengajaran yang efisien dapat membuahkan hasil yang efektif. Dengan sedikit penjelasan dari guru diharapkan peserta didik dapat memahami suatu pelajaran.
4As-Sayuti, AI-Jami'as-SagiI. (Beirut: Dar al-Fikir, 1988), h. 130.
Karena itu, ketepatan penerapan metode dan penggunaan media perlu diperhatikan
oleh para guru.
Pendidikan agama Islam sebagai bidang studi, sebenamya dapat diajarkan
sebagaimana mata pelajaran lainnya. Agar pelajaran Pendidikan Agama Islam
berlangsung dengan baik, maka harus menggunakan ュ・エッ、Hセ yang relevan, dengan
materi yang akan diajarkan. Dalam penggunaan metode tersebut, diharapkan terjadi
interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Penerapan suatu metode ke dalam proses
pembelajaran haruslah mempertimbangkan dan memperhatikan dari sebagai
kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempertinggi mutu efektivitas suatu metode
tertentu. Kalau tidak, maka bukan saja akan berakibat proses pembelajaran menjadi
terhambat, akan tetapi dapat berakibat lebih jauh, yaitu tidak tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan metode adalah "tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas-fasilitas
yang lainnya, sangat menentukan terhadap efektif tidaknya suatu metode.,,6 Dan
seyogyanya seorang guru yang baik harus senantiasa menyiapkan (membuat) media
pengajaran pada setiap kali akan mengajar.
Penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penjelasan lisan secara
langsung terhadap siswa, yang beltujuan memberikan ォ・ェ・ャ。セ。ョ mengenai pelajaran
yang diberikan terutama tentang fakta-falcta/ide-ide agar siswa dapat memahami
dengan benar. Tetapi, seperti halnya metode yang lain, selain mempunyai kelebihan,
metode ceramah juga mempunyai kekurangan yang harus didukung oleh faktor-faktor pengajaran yang lainnya. Diantara kekurangan metode cerarnah adalah "metode ini cenderung untuk menjadi 'verbalisms' dan 'teacher centered' untuk mengura.llgi kekurangan tersebut, diperlukan adanya variasi dengan menggunakan media atau media pembelajaran agar verbalisme dapat dihindari.,,7
Sebagaimana Allah SWT mengajarkan ilmu pengetahuan dan memberitakan kebesaran dan kekuasaan-Nya kepada mauusia melalui media yang ada di seluruh jagad raya, di langit dan di bumi, di ufuk barat dan timur, serta pada diri manusia itu
sendiri. Hal ini tercantum dalam firman Allah Surat Fush-shilat ayat 53 :
I " " I / " " ' I L セM[BOBNDi 1 / / / / t / f} "''f/f''''; / /_.-1" I _ '1 "'.J/
Fセ
セ
5.)1
J.J-I <l.ilセ
セ
&-
I'セL セi セI
LMセ|ェIャャ
.:;t.o:4
1イMヲMセ
I . . "r
,IT / '11 セNL , I " ' ' '....セ
(Or :
セI jLセ <,';;'J5'
J;-
<l.ilI 1/"-ti1 I
Artinya: "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur 'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?"8.
Pendidikan Agama Islam khususnya eli MIN Johar Baru Jakarta Pusat sangat penting untuk pembentukan akhlak siswa. Agar pelajaran agama dapat diserap oleh siswa maka dalam penyampaian pelajaran agama tidak cukup dengan penjelasall guru saja karena itu media sederhana sangat membantu guru dan siswa menerima pelajaran dengan baik.
7 Yusuf Pawit M. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya: 1990). H. 89.
Bagaimana dan sejauhmana "Peranan Media Sederhana untuk Meningkatkan Efektivitas Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di MIN Johar Baru, Jakarta Pusat", inilah yang sangat menarik untuk diteliti.
B. Pembatasan dan Pernmusan Masalab
Setelah mengemukakan latar belakang masalah di atas, dapatlah terlihat luasnya permasalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Karena adanya keterbaasan waktu serta pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis berusaha membatasi masalah ini, agar nantinya lebih mempennudah penyusunan skripsi ini.
Dalam hal ini permasalahan dibatasi hanya pada peranan media sederhana untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas 6.
Dan untuk menyatukan pengertian dalam penulisan masalah ini, perlu dijelaskan definisi variabel sebagai batasan-batasan Illasalah sesuai dengan topik yang dibicarakan.
I. Media sederhana yang dimaksud adalah media yang bahan dasamya mudah diperoleh dan harga murah, serta pelllbuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit. Seperti : Buku, Galllbar, Maket, PetalAtlas, Globe, Lembar KertasI Kartu dan lain-lain.
dilihat dan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimaL Dalam hal ini akan
dilihat dari hasil belajar siswa.
3. Proses belajar mengajar yang dimaksud adalah usaha dasar yang berlangsung
secara sistematik dan terarah menuju perubahan yang dJimaksud mengacu pada
proses yang harus dilalui baik dalam bidang afektif, kognitif maupun
psikomotorik.
4. PAl yang dimaksud disini adalah pendidikan agama yang dipelajari di kelas 6
yang tidak cukup hanya menghafal teori-teori, tetapi pendidikan agama yang di
wujudkan dalam praktek. Dalam penelitian ini mencakujJ pokok bahasan I sub
pokok bahasan tentang shalat jenazah.
5. Peranan media pembelajaran terhadap efektivitas prose!; be1ajar mengajar PAl
dalam penelitian ini akan dilihat dari ada tidaknya perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar siswa yang menggunakan dan tidak menggunakan media
pembelajaran.
Perumusan masalah dalam skripsi ini didasarkan pada minimnya pencapaian
tujuan pengajaran mata pe1ajaran PAl (Pendidikan Agama Islam) di MIN Johar Baru
Jakarta Pusat, yang selama ini siswa kurang menyerap dan kurang memahami serta
belum mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dan umumnya dalam menyampaikan materi PAl, para pendidik kurang
memperhatikan penggunaan media, secara benae Sebagai salah satu langkah
penulis ingin meneliti bagaimana hasil yang dicapai jika menggunakan media pengajaran yang digunakan sesuai dengan bahan/materi pengajaran, salah satunya dengan media yang bersifat sederhana.
Perumusan masalah dimulai dengan pertanyaan mendasar yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu :
Apakah penggunaan media sederhana mempunyai peranan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah ada perbedaan hasil belajar PAl siswa MIN Johar Baru Jakarta Pusat, yang menggunakan dan tidak menggunakan media pembelajaran ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh infonnasi tentang sejauh mana peranan media sederhana untuk peningkatan proses belajar mengajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar.
Bila hasilnya ternyata signifikan, maka diharapkan mallfaatnya antara lain: 1. Bagi Departemen Pendidikan Agama dan Umum.
2. Bagi Instansi Madrasah Ibtidaiyah
Sebagai sumbangan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah, dalam pelaksanaan/menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar menuju tercapainya tujuan yang diharapkan, khususnya pada mata pelajaran P(:ndidikan Agama Islam. 3. Bagi Tenaga Pendidik (Guru).
Menjadi motivasi dalam melaksanankan tugasnya, sehingga terns mengembangkan dan mengkombinasikannya dengan media pendidikan disesuaikan dengan materi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran.
D. SistematikaPenulisan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, DIN Jakarta Press 2002.
Untuk memudahkan pembahasan, maka skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Bab I adalah Pendahuluan, terdiri dari : Jatar belakang masaJah, pembatasan dan perumusan masalah, metode pembahasan dan sistematika penyusunan.
Bab III adalah Metodologi Penelitian, terdiri daIi : tujuan dan manfaat
penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian,
tehnik pengumpulan data dan tehnik allalisa data.
Bab IV adalah Hasil Penelitian, terdiIi dari deskripsi data, tabulasi dan
interpretasi data.
A. Media
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti "tengah", perantara atau "pengantar" dalam bahasa Arab, Media adalah perantara
( iY
L .,)
atau pengantar pesan dari pengilim kepada peneIima pesan. Pendapat beberapa ahli mengatakan :a. Gedach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. b. Heinich dan Irnwan-kawan (1982) mengemukakan istilah media sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
c. Hamidjaja dalam Latuhel"U (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau penyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.9
d. Menurut Oemal' Hamali\\, media pendidikan ialah "alat, metode dan teknik yang
digunakan dalam rangka lebih mengaktifkan komunikasi dan interaksi guru dan
siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.',10
Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar, dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, di dengar
atau dibaca
2. Jenis-jenis Media
Media sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional
disamping pesan, orang, teknik, latar belakang dan peralatan. Media adalah perangkat
lunak (software) yang berisikan informasi yang biasanya disajikan dengan
menggunakan peralatan (hardware).
Para ahli telah mengklasifikasikan media-media tersebut dengan kesamaan
ciri-ciri atau karakteristik, antara lain:
a. Rudy Bretz, sebagaimana dikutip Arief S. Sadiman, dkk., mengidentifikasikan
ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu : "Suara, visual dan gerak.
Visual sendiri dibedakan menjadi tiga, yaitu : gambar, garis dan simbol."ll
Simbol adalah suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan
10Oemar HamaJik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), Cet. II. h. 23.
b. Briggs, sebagaimana dikutip Yusuf Hadi Marso, dkk., mengidentifikasikan eiri
utama dari media menjadi 13 maeam, yaitu : "objek, model, suara langsung, rekaman audio, media eetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media
transparansi, film bingkai, film rangkai, film, televisi dan gambar."12Taksonomi
ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus yang dapat ditimbulkan
dari media itu sendiri.
e. Menurut Gagne, sebagaimana dikutip Yusuf Hadi Miarso, dkk.,
mengeIompokkan media menjadi 7, yaitu : "Benda untuk di demonstrasikan,
komunikasi lisan, media eetak, gambar diam, gambar gerak, film bemuansa dan
mcsin belajar.,,13
Jenis-jenis Media di atas pada dasamya memiliki persamaan, meskipun
pengidentifikasian yang dilakukan dari sudut pandang yang berbeda. Dari jenis-jenis
yang telah mereka sebutkan, bersifat : visual, audio visual dan audio visual gerak.
Di dalam menggunakan media, kita harns memperhatiikan tujuan instruksional
yang akan dieapai daJam suatu pengajaran. Selain itu juga, perlu dilakukan
langkah-langkah dalam pemilihan media, yaitu "dengan eara meneari, menemukan dan
memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar, menarik minat murid, sesuai
dengan perkembangan, kematangan, serta pengalaman anak.,,14
12Ibid., h. 23
13Arief S. Sadiman, dkk., loc.cit,
14 Zamris Habib, "Peranan Media Pendidikan b。「セ Peningkatan Mutu Proses Belajar
Mengajar Bidang Studi Pendidikan Aganla Islam di Sekolah Dasar". Skripsi Sariana PAL (Jakarta:
Dari sekian banyakljenis media yang telah penulis kemukakan berdasarkan pendapat para ahli pendidikan, maka untuk memperrnudah penulis dalam pembahasan, dalam hal ini penulis hanya akan menjelaskan media yang bersifat sederhana.
3. Media Sederhana
a. Pengertian Media Sedel"llana
Media sederhana adalah "media yang bahan dasamya mudah diperoleh dan harga murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit."15
Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa media sederhana adalah alat pengajaran yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber penerima pesan, yang bahan dasamya mudah diperokh, cara pembuatannya mudah serta tidak sulit dalam menggunakatmya, yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
b.Jenis-jellis Media Sederhana
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, banyakjenis media sederhana yang dapat digunakan, yaitu :
I) Untuk tingkat belajar konseptual yaitu belajar melalui simbol-simbol dan pengertian-pengertian dengan menggunakan indera penglihatan. Kegiatan untuk mcmperoleh pengalaman ini melalui membaca. Media yang dapat digunakan
15 Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Jakalta: PT. Rineka Cipta, 1996),
disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan penguasaan bahasa siswa. Menurut
jenisnya, media ini antara lain : AI-Qur'an dan al Hadits, Buku teks pelajaran
agama, buku-buku bacaan pelengkap teks, baban bacazm yang bersifat umum
seperti : koran, majalah, dll.
2) Alat-alat visual, diantaranya, berdimensi dua atau tanpa proyeksi (poster kalton,
gambar, dll) dan berdimensi tiga (benda-benda tiruan, model, peta, globe).16
c. Pdnsip-pdnsip Penggunaan Media Sederhana
Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru selalu memanfaatkan media
dalam berbagai kemungkinan, sehingga keberhasilan pengajaran dapat dicapai secara
optimal. Keberhasilan pengajaran banyak ditentukan ole:h keberhasilan dalam
menentukan media dan pengl,,'Ilnaannya secara tepat dan dektif. Berikut ini ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seseorallg guru dalam penggunaan/
penerapan media sederhana, yaitu :
I. Penggunaan media disesuaikall dengan tujuan pengajaran
Penggunaan media hendaknya senatiasa disesuaikan dcngan tujuan apa yang
hendak dicapai dari pelajaran yang disampaikan itu. Dan perlu di ingat oleh
seorang guru, bahwa media itu bukanlah suatu jawaban yang akan dicapai, tetapi
ia sebagai alat. Oleh sebab itu jangan sampai aktivitas belajar justru banyak
16 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam lAIN Jakarta
[image:24.521.29.454.196.481.2]dihabiskan sekedar melihat dan menikmati keindahan dan kebagusan bentuk dan gambar media.
2. Penggunaan media dapat memberikan pengertian dan pemahaman yang mendasar bagi anak didik, terhadap objek yang sedang dipelajari. Tentu saja bagi yang sudah memiliki pengetahuan dan pengertian yang cukup tentang pokok masalah yang sedang dibicarakan, maka pengetahuan media dapat dikurangil ditiadakan. 3. Media hendaknya dapat memancing motivasi, minat dan perhatian anak didik,
sehingga menarik dan merangsang anak didik untuk belajar dan guru dapat merencanakan media bentuk apa dan jenis bagaimana yang tepat dan serasi digunakan dalam setiap pengajaran. Media yang baik Itidaklah selalu bemilai mahal untuk dibeli, akan tetapi terletak pada kesederhanaan, ketepatan serta keserasian dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai yang bisa dibuat sendiri.
4. Media dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi belajar mengaJar dengan demikian pemborosan waktu, tenaga dan biaya sedemikian rupa dapat dihindari. 5. Guru hendaknya terampil dalam menggunakan media di depal1 kelas, sebab
6. Anak didik dapat diberi pengetahuan tentang media serta cara penggunaan dalam
belajar, misalnya : bagaimana menggunakan peta dunia/globe dalam belajar.17
Jika kita perhatikan prinsip-prinsip peragaan di atas menghendaki bahwa
dengan penggunaan media dalam pengajaran, maka tujuan pengajaran yang akan
dicapai dapat terwujud secara baik Pada pelajaran agama, media yang tepat dapat
disesuaikan dengan tujuan dari masing-masing mata pelajaran yang diajarkan.
Misainya : pada pelajaran shalat dan ibadah haji, dapat menggunakan media
sajadah/tikar sembahyang, gambar-gambar (untuk gerakan shalat), gambar-gambar
dan maket (untuk thawaf dan sa'i).
4. Fnngsi dan Manfaat MediaPendidikan
Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pengaJaran
khususnya media visual, yaitu :
a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan.
b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa.
17Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. (Jakarta: PT. Raja Grafilldo
c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari teman-t<:man penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu slswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.18
Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa
yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan
teks atau disajikan secara verbal.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber yang dapat menyalurkan
pesanlinfonnasi pelajaran, memiliki nilai-nilai praktis berupa kemampuan mengatasi
hambatan-hambatan komunikasi tersebut. Arief S. Sadiman., dkk.. Secara terperinci
mengemukakan beberapa kemampuan media pendidikan sebagai berikut :
a. MempeIjelas penyajian infonnasi agar tidak terlalu verbal. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :
I) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan gambar, film bingkai, atau model
2) Obyek yang tidak bisa diamati dengan mata telanjang bisa dibantu dengan proyektor mikro, film, atau gambar
3) Gerak yang terlalu lambat atau cepat dapat dibantu dengan time lapselhigh speed photography.
4) Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan sebagainya.
5) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan kembali lewat rekaman film, kaset audio, dan sebagainya.
c. Menimbulkan kegairahan belajar
d. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.
e. Memungkinkan siswa belajar secara individual menurut kemampuan dan minatnya.19
Kemp & Dayton (1985:28) juga mengemukakan tiga fungsi utama apabila media digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
a. Memotivasi minat atau tindakan, dapat direalisasikan dengan tehnik drama atau hiburan.
b. Mengajukan informasi, berfungsi sebagai pel1gantar, ril1gkasan 1aporan, ataupengetahual1 latar belakang. Pel1yajian dapat pula berbentuk hiburan, drama.
c. Memberi instruksi, dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalmn benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seperti di atas, maka pemanfaatan media pel1didikan sebagai sumber belajar akan memperbesar kemul1gkinan berlangsungnya komunikasi belajar mengajar yang lebih bermutu dan berkualitas, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa ウGセ」。イ。 lebih baik dapat tercapai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
B. Efektivitas Proses Belajar Mengajar
1. Pengertian Efektivitas
Menurut etimologinya, efektivitas merupakan kata sempan dan bahasa Inggris effective. Kata serapan effective menjadi efektif, lalu menjadi efektivitas.
Menurut pengertian bahasa, efektivitas bermti dapat membawa hasil. Lain dari
itu, efektivitas diuraikan dalam definisi berikut : Robins dan Cenzo menyatakan
efektivitas sebagai hasil dari kegiatan melakukan sesuatu dengan benar dalam hal
pencapaian tujuan yang telah ditentukan20 (Effectiveness means doing the right
thing, goal attainment). Duke mengatakan efektivitas merupakan bagian dari suatu
keberhasilan, baik tehnik maupun non-tehnik dalam melaksanakan
keterampilan-keterampilan kerja21 (Effectiveness is at least partiy a function of goth technical skill
and opportunities to exeruse that skill).
Sebelum mendefinisikan operasional dari efektivitas proses belajar mengajar,
maka tulisan berikut menguraikan pengertian proses belajar menurut para ahli
pendidikan dan psikologi, UIltuk mendapatkan pemahmnan yang luas dan
representatif dari proses belajar mengajar.
2. ProsesBelajar Mengajar
I) Definisi Belajar
Berbagai definisi belajar dikemukakan oleh para ahli sebagai herikut :
a) Drs. H M Arifin, mengatakan hahwa belajar adalah "suatu kegiatan anak
didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa hahan-hahan
20 Stephen P. Robins dan Davis A. De Cenzo, Fundamentals of Management, (New Jersey: Prentice Hall InternationaL Inc., 1988), h. 6
21 Daniel L. Duke, School Leadership and Instructional Improvement, (New York: Random
pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan
untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan itU.,,22
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu rangkaian
proses kegiatan respons yang terjadi dalam proses belajar ll1engajar, yang
menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalall1an dan
pengetahuan yang diperoleh. Atau secara singkat dirumuskan oleh Edward
L. Walker sebagai "perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalall1an.,,23
b) Belajar adalah "proses pertumbuhan yang tidak disebabkan oleh proses
pendewasaan biologis. Karena belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku (baik yang bisa dilihat ll1aupun yang tidak), maka
keberhasilan belajar terletak pada adanya perubahan tingkah laku yang
secara relatif bersifat permanen. ,,24
Dari berbagai definisi dapat didefinisikan berupa ciri-ciri belajar, yakui:
(I) Belajar adalah ah.1:ivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik aktual maupun potensial;
(2)Pembahan tersebut pada pokoknya bempa perubahan kemall1puan
baru yang berlaku dalam waktu yang relatif sama;
22 Arifin M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Sekolab dengan Rumab Tangga,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 163
23Edward E. Walker. Conditioning and Instrumental Learning, (Jakarta: VI Press, 1987), h. 2
(3) Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha.
Belajar mempakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dalam
Islam. Ajaran Islam mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap belajar. Nabi
Muhammad SAW, sebagai pendidik agung dari lahir sampai meninggal, dan
menjadikan belajar itu sebagai kewajiban utama bagi setiap muslim dan bahkan ayat
pertama tUlUll kepada Rasuiullah adalah suatu perintah untuk membaca. Ditinjau dan
aspek psikologi, Hasan Langgulung mengatakan bahwa "perintah 'membaca' dalam
ayat pertama tersebut, melibatkan proses mental yang tinggi, yaitu: proses pengenalan
(cognition), ingatan (memOlY), pengamatan (reasoning) dan daya kreasi (creativity),,25
Perubahan yang teIjadi sebagai hasil belajar menurut taksonomi Bloom
meliputi domain Kognitif, afektif, psikomotorik.
1) Kognitif melipllti perubahan-pembahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan
perkembangan keterampilan/kemampuan yang diperluka.n untllk menggunakan
pengetahuan tersebut.
2) Afektif meliputi perubahan-perubahan dari segl sikap mental, perasaan dan
kesadaran.
3) Psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan
motorik.
Dalam Pendidikan Agama Islam baik proses maupun hasil belajar selalu
inheren dengan keislaman;keislamanmelandasi aktivitas belajar, menafasi perubahan yang teJjadi serta menjiwai aktivitas berikutnya. Secara skematis hakikat belajar
dalam kerangka pendidikan Islam dapat digambarkan sebagai berikut :26
Perubahan Kognitif Afektif Psikomotorik
r---
Proses I I I I Masukan---_._---,
I I I Keluaranl ReproduksI
i「。サセ
セ Islami --'
Keseluruhan proses belajar mengajar berpegang pada prinsip-prinsip AI-Qur'an
dan sunnah serta terbuka untuk unsur-unsur luar secara adaptif yang ditilik dari
persepsi keislaman. Perubahan pada ketiga domain yang dikehendaki Islam adalah
perubahan yang clapat menjembatani individu dengan masyamkat dan dengan Kholik
(hab! min Allah wa habl min na-Nas)tujuan akhir berupa pembentukan orientasi hidup secara menyeluruh sesuai dengan kehendak Tuhan (bermakna ibadab) dan konsisten
dengan kekhalifahannya.
Keluaran (out put) secara utnh harns mencerminkarl adanya pola orientasi
ibadah.
2) Definisi Mengajar
H.M. Arifin merul11uskan pengertian mengaJar sebagai "suatu kegiatan
penyampaian bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat rneneril11a, menanggapl,
menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu,,27 Mengajar mengandung
tujuan agar pelajar dapat memperoIeh pengetahuan yang kemudian dapat
mengembangkan yang dengan pengembangan pengetahuan itu pelajar mengalami
perubahan tingkah Iaku. Bahan pengajaran yang disampaikan berproses melalui
metode tertentu, sehingga dengan metode yang digunakan tujuan pengajaran dapat
tercapai.
Roestiyah NK l11enyatakan. Mengajar adalah "bimbingan kepada anak dalam
bI ' ,,28 proses e ajar.
Definisi di atas menunjukkan bahwa dalam mengajar yang aktif adaIah murid
yang mengalami proses belajar. Guru hanya sebagai pembimbing, penunjuk jaIan dan
pemberi motivasi. Teori ini berlawanan dengan teori mengajar tradisionaI yang
berpusat pada kepentingan guru (teacher centered). Teori mengajar modern
memberikan kesempatan kepada murid memupuk aktivitas belajar sendiri (self
activity). di mana sistem pembinaan ikIim beIajar siswa tinggi.
Teori mengajar ini sangat l11enghargai perbedaan individu. Hal ini
menyebabkan para slswa cliberi kebebasan untuk belajar sedangkan guru
mengarahkan dan merangsang.
27Antin M., loc. cit
Kegiatan mengaJar memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan
antara satu dengan lainnya, yakni pengajar, materi yang diajarkan dan metode yang
dipakai di dalam memberikan pelajaran. Jadi proses belajar mengajar adalah interaksi
yang terjadi antara gum dengan siswa yang menimbulkan pembahan tingkah laku.
Islam mengajarkan bahwa dalam menyampaikan pelajaran, seorang pengajar
tidak mendorong pelajamya untuk mempelajari sesuatu di luar kemampuannya.
Dengan kata lain bahwa dalam proses mengajar, pengajar hams memperhatikan
keadaan pelajar, tingkat peltumbuhan dan perbedaan perorangan yang terdapat
diantara mereka.
Dalam hal ini para ahli menggolongkan murid kepada tiga tipe :
1) Tipe Auditif, yang mudah menerima pelajaran melalui pendengaran.
2) Tipe Visual, yang mudah menerima pelajaran melalui penglihatan.
3) Tipe Kinestetik, yang mudah menerima pelajaran melalui gerakan29
Dalam hubungan ketiga tipe di atas seorang pengajar hams dapat pula
mempergunakan beberapa metode sehingga dapat mengaktifkan seluruh alat pelajar,
baik alat visual, auditif, maupun motoriknya. Karena itu metode di samping untuk
keperluan mentransfer pengetahuan, juga hams dapat berfungsi sebagai sarana untuk
mengembangkan sikap inovatif pada diri pelajar.
Selanjutnya yang menjadi pertanyaan, "Bagaimana proses belajar-mengajar
yang efektif"? Dari beberapa pendapat para ahli pendidikan mengenai pengertian
efektivitas dan proses belajar di atas, maka penulis mengutip satu definisi yang dapat dianggap cukup mewakili, bahwa penge11ian efektivita:; dalam proses belajar mengajar adalah "... dalam waktu yang memadai dapat memungkinkan tercapainya tujuan instruksional sesuai standar yang telah ditentukan.,,30
Agar proses belajar-mengajar efektif, selain menggunakan metode pengajaran yang baik dan tepat, juga hams menggunakan media. Dengan dasar pe11imbangan bahwa perkembangan teknologi komunikasi saat ini sangat pesat kemajuannya akibat eksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan tersebut mempakan nikmat Allah SWT, yang hams disyukuri. Salah satu cara mensyukurinya adalah dengan memanfaatkan produk teknologi tersebut dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan idealnya dengan menggunakan waktu yang efisien dapat membuahkan hasil yang efektif Dengan sedikit penjelasan dari gum diharapkan peserta didik dapat memahami pelajaran yang disampaikan.
C. Mata Pelajamn Pendidilmn Agama Islam
I. Pengertian dan Rllang LinglmpPendidikall Agama Islam
Sebagai landasan pandangan seorang muslim, dalam Qur'an surat AI-Imran ayat 19memberikan keyakinan dan sikap bahwa:
__ <) \ :;J
rye,)l1
.ill
I
セキZM
ZZNイMセi
01
" , - ' . . . /
30G.B. Ymvono, et.a!., Pcdoman Umum Ejaanlndonesia vang Tclah Discmpumal<:<Ul. (Smabaya:
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisiAllah hanvalah Islam .,31 Oleh karena itu, bila manusia yang berpredikat "muslim", benar-benar
menjadi penganut agama yang baik, ia hams mentaati ajaran Islam dan menjaga agar
rahmat Allah tetap berada pada diJinya. Seorang muslim hams mampu memahami,
menghayati dan mengamalkan ajarannya yang didorong oleh iman sesuai aqidah
islamiyah. Untuk tujuan itulah, manusia hams dididik melalui proses Pendidikan
Agama Islam.
Berdasarkan pandangan di atas, maka pendidikan Islam adalah usaha
bimbingan yang dilakukan seCaI'a sadar terhadap si terdidik dengan berpedoman
kepada ajaran Allah (Islam) guna mewujudkan kepribadian (baik jasmani daIl rohani)
yang prima dan optimal, sehingga tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat HM. Aritin yang mengatakan
Pendidikan Islam adalah. "sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan
individu untuk memimpin kehidupaIlTIya sesuai dengan cita-,;ita Islam, karena
nilai-nilai telah menjiwai dan mewamai corak kepribadiannya".32
Kurikulum Sekolah Menengah Umum GBPP Mata PelajaI'an Pendidikan
Agama Islam, memmuskan bahwa : "Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar
untuk menyiapkan siswa dalaITI meyakini, memahami, menghayati daI1 mengmTIalkan
agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan
31Departemen Agama.,Qj1.cit., h. 78
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasiona1.33
Dari beberapa definisi tentang Pendidikan Agama Islam di atas jelaslah bahwa tugas yang diemban sangat berat bukan saja bimbingan dan menumbuhkan kepribadian seorang muslim yang prima dan yang utama yang dihiasi dengan nilai-nilai Islam. Dntuk menghannonisasikan dan menciptakan hubungan yang baik antara manusia dengan sesamanya, dengan aIam sekitamya dan kepada Tubannya, serta dapat bertanggung jawab pada diri sendiri, l11asyarkat dan AlIah SWT, sehingga tercapailah kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Adapun ruang Iingkup bahan pengajaran PAl adalah sebagai berikut :
a. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam usaha mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :
1) Hubungan l11anusia dengan AlIah SWT 2) Hubungan l11anusia dengan sesama manusia 3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alamnya.
b. Ruang Lingkup Bahan Pengajaran PAI meliputi 7 (tujuh) unsur pokok, yaitu : a Keimanan
b Ibadah c. AI-Qur"an
JJ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Sekolah Menengah Umum
Dengan demikian, berdasarkan beberapa pendapat para ahli pendidikan di
atas, maka arah yang ingin dicapai dalam Pendidikan hlam adalah membina
kepribadian seseorang anak didik, yakni kepribadian seorang muslim yang memiliki
akhlak mulia sebagai realisasi ketaqwaannya kepada Allah SWT. Setiap kegiatan
pasti mempunyai tujuan-tujuan telientu, karena tanpa tujuan kegiatan itu tidak akan
terarah dan akan mengalami penyimpangan-penyimpangan, Kegiatan itu akan
berakhir apabila tujuan yang hendak dicapai telah terpenuhi. Begitu pula dengan
pendidikan agama Islam, bila tujuan sebagaimana tersebut di atas tercapai, maka
peserta didik akan menjadi manusia yang berguna, siap menghadapituntutan atau
berbagai tugas kehidupan dunia dan akhirat. Hal tersebut tercermin jelas dalam do'a
mereka yang terabaikan dalam AI-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 201 :
Aliinya "Ya Allah berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa neraka". (QS. AI-Baqarah 2 : 201)38
D, Efektivitas Belaja.. PAl
Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan
untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan akidah keimanan, amaliah,
:17AbdulTahman An-Nahlmvi, Pendidikan Islam cii Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995)eet. Kc-l, h. 177
dan budi pekerti atau akhlak terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah
SWT. Untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam perlu diperhatikan cam-cara penyajian bahan
pelajaran agama islam pada siswa, serta strategi atau pendekatan yang dipakai dalam
pengajaran agama islam lebih banyak ditekankan pada suatu model pengajaran
"seruan" atau "ajakan" yang bijaksana dan pembentukan sikap manusia (afektif).
Sebagaimana terkandung dalam AI-Qur'an Surat An-Nahl: 125.
Artinya: Ajaklah manusia pada jalan luhaJ1mu dengan hikmah dan nasehal yang baik dan berdiskllsilah secara baik denganmereka.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan dapat di
pertanggungjawabkan secam didaktis pedagogis, maim pengajamn pendidikan
agama Islam yang efektif adalah dengan menggunakan alat peraga dengan maksud
memberikan kejelasan secm-a real ita terhadap pesan yang disampaikan, sehingga
dapat dimengerti dan dipahami oleh para siswa. Dengan alat peraga, diharapkan
proses pengajaran terhindar dari verbalisme yaitu, siswa hanya tahu kata-kala yang
diucapkan oleh guru tetapi tiditk mengelii maksudnya. Untuk itu sangat diperlukan
E, Kel'angkaBerfildr
Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasmnal (d/h Mendikbud)
Republik Indonesia Nomor : 025/0/1995 dinyatakan bahwa tugas pokokguruadalah :
I. Menyusun program pengajaran
2. Menyajikan program pengajaran
3. Melaksanakan evaluasi belajar
4. Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar
5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan39
Dari kutipan tersebut diperoleh gambaran bahwa tugas profesional seorang
guru lebih sederhana dan lebih mudah dari tugas profesional di bidang lainnya.
Masalahnya adalah karena pekeIjaan guru itu masih belum di anal isis secara
mendalam untuk memperoleh gambaran yang sebenamya.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang barn,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa40
Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran
pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
39Depdikbud, Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan GurudanAngka Kreditnya, Jakarta 1995, hal.17.
pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan infonnasi.
Dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pengajaran di kelas atau sebagai cara utama pengajaran langsung sebagai berikut :
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.
2. Pengajaran bisa lebih menadk, media dapat diasosiasikan sebagai penadk perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teod belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan.
8. Perangurudapat berubah ke arab yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi, bahkan dihilangkan
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek p,mting lain dalam proses
belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa semakin baik penggunaan media
semakin baik prestasi belajar siswa.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori, maka dirumuskan suatu hipotesis. Hipotesis
merupakan pernyataan sementara terhadap rumusan masala,h penelitian. Hipotesis
akan diuji didalam penelitian dengan pengeliian bahwa uji statistik selanjutnyalah
yang akan membenarkan atau menolaknya. Adapun yang rnenjadi hipotesis dalam
penelitian ini ialah :
Ho Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PAl siswa yang
menggunakan media dan yang tidak menggunakan media.
Hi Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PAl siswa yang menggunakan
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah anal isis kuantitatif untuk
melihat apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media dengan
yang tidak menggunakan media dalam prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
Instmmen pengumpulan data dengan menggunakan :
1. Tes 2. Angket
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian digunakan untuk membuat gambaran yangjelas tentang arah
penelitian, maka desain penelitian antara lain:
Efektifitas Proses Belajar Mengajar
Penggunaan Media(Xl) Tanpa Media(X2)
c.
Telmik Analisis DataSebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan
1. Uji normalitas data dengan uji Iiliefors pada taraf signifikansi 0,05 dimana data
akan berdistribusi normal apabi1a Lh < Lt dan demikian sebaliknya, data tidak
berdistribusi nonnal jika Lh > Lt. Uji nOimalitas 1akukan pada data hasil be1ajar
siswa yang menggunakan media dan tidak menggunakan media dalam prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam.
2. Uji Homogenitas data dengan menggunakan uji F pada taraf signifikansi 0,05
dimana data sampel akan homogen apabila Fh < Ft, demikian juga sebaIiknya data sampel tidak homogen apabila Fh>Ft41.
Selanjutnya untuk pengujian hipotesis, peneliti menggunakan teknik statistika
dengan rumus perbandingan dua rata-rata (uji-t) dengan rumus sebagai berikut :
dimana:
Keterangan :
t
Xl
s
n
= Uji Hipotesis
セ rata-rata kelompok eksperimen
= rata-rata kelompok kontrol
= varians gabungan
= jumlah responden
Hipotesis Statistik :
I. Ho: セi = セR
2. HI: セi
*
セR Kriteria Pengujian :th > t1 maka tolak HI, berarti terdapat perbedaan hasil belajar Slswa yang menggunakan media dengan yang tidak menggunakan media dalam prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian lapangan untuk skripsi ini bertempat di MIN Johar Bam Jakarta Pusat dilakukan mulai tanggal 27 Juli sampai 25 Agustus 2005.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu seluruh siswa kelas VI MIN Johar Bam Jakarta Pusa!.
orang (10%) di MIN Johar Baru Kelurahan Johar Baru Kecamatan Johar Baru Jakarta
Pusat
Jenis Kelamin
,fumlah
I
No Kelas
L
i
P1 VI 10
I
A. Deskripsi Data
I. Hasil belajar siswa yang menggunakan Media (Kelas Eksperimen)
Dari data yang terkumpul (lihat tabel IV. 1) terdapat rentangan nilai antara 50-85, nilai rata-rata sebesar 70,83, varians sebesar 81,06 dan simpangan baku sebesar 9,003, serta data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Dari data yang diperoleh dibuat tabel distribusi fre:kuensi seperti dibawah
Illl:
TabeIIV.I
Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Media (Kelas Eksperimen)
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
I
50
-
56 1 8 %57
-
63 0 0 %64
-
70 7 58%71
-
77 1 8 %78
-
85 3 25%Jumlah 12 100%
Dari Distribusi Frekuensi Dapat Dibuat Histoh'fam Mengenai Hasil Belajar Siswa yang menggunakan Media (Kelas Eksperimen) (lihat grr="'i-..
._-,
....⦅セMセNセLLMBBBBセNM---f
8
76
5
4
3
2
1
o
-j---.,e,<..._ [image:48.522.42.454.121.485.2]50,5 56,5 63,5 70,5 77,5 85,5 Batas Nyata
Gambar I. Grafik Histogram Kelas Eksperimen
2. Hasil Belajar Siswa yang tidak menggunakan Media (kelas kontrol)
Dari data yang terkumpul (lihat tabel ry.2) terdapat rentangan nilai antara
50-75, nilai rata-rata sebesar 60,83, varians sebesar 62,88 dan simpangan baku
sebesar 7,93, serta data berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Iihat tabel
12).
Dati data yang diperoleh dibuat tabel distribusi frekuensi seperti dibawah
Tabe1IV.2
Hasil Belajar Siswa yang tidak menggunakan Media (kelas kontrol)
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
50
-
54 2 17 %55
-
59 2 17 %60
-
64 4 33 %65
-
69 1 8 %70
-
75 3 25 %Jum1ah 12 100 %
Dari Distribusi Frekuensi Dapat Dibuat Histogram Frekuensi Mengenai Hasi1 Be1ajar Siswa yang tidak menggunakan Media (Iihat grafik)
f 5
4
3
2
1
o
[image:49.524.38.446.147.646.2]+-H--50,5 54,5 59,5 64,5 69,5 75,5 Batas Nyata
B. Pengujian Persyamtan Analisis
1. Vji Normalitas
Teknik yang digunakan untuk uji nonnalitas ini adalah uji Iiliefors dengan
taraf signifikansi 0,05, perhitungan lengkap dapat dilihat pada tabel 7 dan hasilnya
[image:50.522.29.457.184.470.2]adalah sebagai berikut :
Tabel IV.3 : Hasil Uji Nonnalitas
Kelompok Banyak L hitung L tabel Frekuensi relatif Sampel
Eksperimen 12 0,203 0,275 DistIibusi nonnal
Kontrol 12 0,206 0,275 Distribusi nonnal
2. Vji Homogellitas
Teknik yang digunakan untuk pengujian persamaan variansi (homogenitas)
populasi dua kelompok setelah diberikan perlakuan adalah 、エセョァ。ョ menggunakan uji
Fisher.
DaIi hasil pengujian diperoleh F-hitung sebesar 1,14, sedangkan harga F-tabel
pada taraf signifikan = 0,05 dengan n-I = 11, sebesar 2,69. Karena F-hitung lebih
kecil daIi F-Tabel (1,14 < 2,69), maka dapat disimpulkan bahwa vaIiansi populasi
3. Pengujian Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis yang digunakan maka penguJian hipotesis penelitian
ini menggunakan uji kesamaan penelitian ini menggunakan uji kesamaan rata-rata
dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 6,30, sedangkan ttabel 1,81 pada
taraf signifikansi = 0,05, Karena t-hitung terletak di luar daemh penerimaan (Eo =
-1,81 < t < 1,81) maka Eo ditolak. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan
bahwa efektivitas proses belajar mengajar dengan menggunakan media lebih tinggi
dibanelingkan efektivitas proses belajar mengajar tanpa menggunakan media.
4. Tabnlasi
Dntuk l11engecek tingkat pel11ahaman slswa tenitang materi pelajaran
Penelielikan Agama Islam eli elistribusikan elalam tabel elistribusi frekuensi sebagai
[image:51.524.31.463.175.675.2]berikut:
Tabel 2
1.Kemampuan Siswa Memahami Mated Pelajaran Fiqih
Kelompok Kelompok
Aspek yangdijaring Ekslllerimen Kontrol No
Kategori jawaban F P F P
1 Materi yang diajarkan (tata cara
l11enyel11belih hewan), bagaimana
pel11ahal11an anda.
b. Paham 8 66,66% 3 25
c. Kurang paham I 8,33% 7 58,33
d. Tidak paham
-
0% 2 16,66 [image:52.521.35.454.85.181.2]Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan bahwa media pengaJlllran sangat mempunyal
peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar terutama mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Untuk kelompok eksperimen kategori sangat paham 20%,
paham 66,66%, kurang paham 8,33%, tidak paham 0%, sedemgkan untuk kelompok
kontrol kategori sangat paham 0%, paham 25%, kurang paham 58,33%, tidak paham
[image:52.521.35.451.247.634.2]16,66%.
Tabel 3
Kelompok Kelompok
Aspek yangdijaring EkslJerimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
---2 Materi yang diajarkan hewan
kurban, bagaimana pemahaman
anda
a. Sangat paham 5 41,66% I 8,33
b. Paham 6 50% 4 33,33
c. Kurang paham I 8,33% 4 33,33
d. Tidak paham 0 0% セ
25
.J
Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
sedangkan untuk kelompok kontrol "sangat paham" 8,33% "paham" 33,33% "kurang
[image:53.524.34.453.144.476.2]paham" 33,33% "tidak paham" 25%.
Tabel 4
Keiompok Kelompok
Aspek yang di jal"ing Eksllerimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
3 Materi yang diajarkan syarat
kurban, bagaimana pemahaman
anda
a. Sangat paham 7 58,33% 2 16,66
b. Paham 5 41,66% 3 25
c. Kurang paham 0 0% 5 41,66
d. Tidak paham 0 0% 2 16,66
Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
paham" 58,33% "paham" 41,66% "kurang paham" 0%'" "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 16,66% "paham" 25%
[image:53.524.35.454.553.689.2]"kurang paham" 41,66% "tidak paham" 16,66%.
Tabel 5
Kelompok Kelompok
Aspek yang di jar'ing Eksnerimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
pemahaman anda
a. Sangat paham 4 33,33%) 0 0
b. Paham 6 50% 5 41,66
I
c. Kurang paham 2 16,66% 5 41,66
d. Tidak paham 0 0% 2 16,66
Jum1ah 12 99,99% 12 99,99
[image:54.524.33.451.86.651.2]Tabe1 di atas l11enunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat paham" 33,33% "pahal11" 50% "kurang paham" 16,66%" "tidak paham" 0%, sedangkan untuk ke1ompok kontro1 kategori "sangat paham" 0% "paham" 41,66% "kurang paham" 41,66% "tidak paham" 16,66%.
Tabel 6
Kelompok Kelompok
Aspek yangdi jaring Eksperimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
5 Materi yang diajarkan (tata cara mengkafani jenazah) bagaimana pel11ahal11an anda
a. Sangat paham 5 41,66% 0 0
b. Pahal11 5 41,66% 2 16,66
c. Kurang paham 2 16,66% 7 58,33
d. Tidak paham 0 0% セ
25
J
Jum1ah 12 99,99% 12 99,99
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 0% "paham" 16,66%
"kurang paham" 58,33% "tidak paham" 25%
[image:55.522.33.454.188.474.2]Tabel 7
2. Kemampuan Siswa Memahami Materi Pelajaloan AI-Qur'an
Kelompok Kelompok
Aspek yang di jaring Ekslilerimen Kontrol No
Kategori jawaban F P F P
セ
セMateri yang diajarkan (hukum nun
mati), bagaimana pemahaman
anda
a. Sangat paham 4 33,33,lyo 0 0
b. Paham 6 50% 5 41,66
c. Kurang paham 2 16,66% 4 33,33
d. Tidak paham 0 0% セ
25
"
Jum1ah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
paham" 33,33% "paham" 50% "kurang paham" 16,66%" "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategoli "sangat paham" 0% "paham" 41,66%
Tabel 8
Kelompok Kelompok
Aspek yang di jaring Eksnerimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
7 Maten yang diajarkan (tentang hari kiamat), bagaimana
pemahaman anda
a. Sangat paham 2 16,66% 1 8,33
b. Paham 7 58,33% 4 33,33
c. Kurang paham 3 25% 5 41,66
d. Tidak paham 0 0% 2 16,66
Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
paham" 16,66% "paham" 58,33% "kurang paham" 25%" "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "pahanl"
33,33% "kurang paham" 41,66% "tidak paham" 16,66%.
Tabel 9
Kelompok Kelompok
Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
8 Materi yang diajarkan surat AI Insyiroh, bagaimana pemahaman
anda
b. Paham 8 66,66% 4 33,33
c. Kurang paham 1 8,33% 4 33)3
d. Tidak paham 0 0%
I 3 25
[image:57.521.35.451.87.181.2] [image:57.521.33.451.188.555.2]Jumlah ]2 99,99% ]2 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategOli "sangat
paham" 25% "paham" 66,66% "kurang paham" 8,33%,' "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "paham"
33,33% "kurang paham" 33,33% "tidak paham" 25%.
l'abel 10
-Kelompok Kelompok
Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol
No _.
F P F P
Kategori jawaban
-9 Materi yang diajarkan (Surat Al
Lail), bagaimana pemahaman anda
I
a. Sangat paham 4 33,33% 1 8,33
b. Paham 5 41,66% 6 50
c. Kurang paham 3 25% 4 33,33
d. Tidak paham 0 0% ] 8,33
Jumlah 12 99,99% ]2 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
paham" 33,33% "paham" 41,66% "kurang paham" 25%" "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "paham" 50%
Tabel II
Kelompok Kelompok
Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol No
Kategol'i jawaban F p F P
10 Materi yang diajarkan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariah, bagaimana pemahaman anda
a. Sangat paham 4 33,33% I 8,33
b. Paham 8 66,66% 5 41,66
c. Kurang paham 0 0% 4 33,33
d. Tidak paham 6 0% 2 16,66
Jumlah 12 99,99% 12 99,99
[image:58.522.35.451.562.675.2]Tabel ill atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat paham" 33,33% "paham" 66,66% "kurang paham" 0%" "tidak paham" 0%, sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "paham" 41,66% "kurang paham" 33,33% "tidak paham" 16,66%.
Tabel 12
3. Kemampuan Siswa dalam Memallami Materi Aqidall Aldtlak.
Kelompok Kelompok
Aspek yangdijaring Eksperimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
pemahaman anda
a. Sangat paham 5 41,66% 2 ]6,66
b. Paham 7 58,33% 3 25
c. Kurang paham 0 0% 4 33,33
d. Tidak paham 0 0% 3 25
Jumlah ]2 99,99% ]2 99,99
Tabel eli atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat paham" 41,66% "paham" 58,33% "kurang paham" 0%" "tidak paham" 0%, sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" ] 6,66% "paham" 25% "kurang paham" 33,33% "tidak paham" 25%.
Tabel 13
Kelompok Kelompok
Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
12 Materi yang diajarkan tentang bahaya perpecahan dan manfaat persatuan, bagaimana pemahaman anda
a. Sangat paham 6 50°;.. .)" 25
b. Paham 5 41,66% 4 33,33
c. Kurang paham 1 8,33% 4 33,33
d. Tidak paham 0 0% 1 8,33
[image:59.524.33.453.86.660.2]Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
paham" 50% "paham" 41,66% "kurang paham" 8,33%'" "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 25% "paham" 33,33%
[image:60.522.34.453.189.486.2]"kurang paham" 33,33% "tidak paham" 8,33%.
Tabel 14
Kelompok Kelompok
Aspek yangdijaring Ekspelimen Kontrol No
Kategori .jawaban F p F P
13 Materi yang diajarkan tentang
akhlak tercela, bagaimana
pemahaman anda
a. Sangat paham 7 58,33% 2 16,66
b. Paham 5 41,66% 5 41,66
c. Kurang paham 0 0%, セ
25 .)
d. Tidak paham 0 0% 2 16,66
Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
paham" 58,33% "paham" 41,66% "kurang paham" O%" "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategOli "sangat paham" 16,66% "paham"
Tabel 15
I(elompol, Kelompok Aspek yangdijal"ing E1mlllerimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
14 Materi yang diajarkan tentang
Ashabu1 Kahfi, bagaimana pengalaman anda
a. Sangat paham 4 33,330/0 4 33,33
b. Paham 6 50% 4 33,33
c. Kurang paham 2 16,66% 3 25
d. Tidak paham 0 0% 1 8,33
Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategOli "sangat
paham" 33,33% "paham" 50% "kurang paham" 16,66%" "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 33,33% "paham"
33,33% "kurang paham" 25% "tidak paham" 8,33%.
Tabel 16
Kelompok Kelompok
Aspek yangdijaring Eksoerimen Kontrol No
I(ategorijawaban F p F P
15 Materi yang diajarkan tentang
(fitnah dan adu domba) kurban,
bagaimana pemahaman anda
b. Paham 4 33,33% 4 33,33
c. Kurang paham I XセSSEI 3 25
d. Tidak paham 0 0% 2 16,66
[image:62.524.33.455.127.606.2]
-Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
pabam" 58,33% "paham" 33,33% "kurang paham" 8,33%" "tidak pabam" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 25% "paham" 33,33%
"kurang paham" 25% "tidak paham" 16,66%.
Tabel 17
4. Kemampuan Siswa Memahami Materi Pelajarliln Sejarah Islam
Kelompok Kelompok
Aspek yangdijadng Eksuedmen Kontrol
No
Kategori jawaban F P F P
16 Materi yang diajarkan tentang
Khalifah Abu Bakar, bagaimana
pemahaman anda
a. Sangat paham 4 33,33% 2 16,66
b. Paham 6 50% 5 41,66
c. Kurang pabam 2 16,66% 5 41,66
d. Tidak paham 0 0% 0 0
Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 16,66% "paham"
[image:63.524.32.456.163.504.2]41,66% "kurang paham" 41,66% "tidak paham" 0%.
Tabel 18
Kelompok Kelompol{
Aspek yangdijaring Eksperimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
17 Materi yang diajarkan tentang
f---Khalifah Umar bin l<:hatab,
bagaimana pemahaman anda
a. Sangat paham 1 8,33% 0 0
b. Paham 9 75% 7 58,33
c. Kurang paham 2 16,66% 3 25
d. Tidak paham 0 0% 2 16,66
Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok ekspelimen kategori "sangat
paham" 8,33% "paham" 75% "kurang paham" 16,66%" "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 0% "paham" 58,33%
[image:63.524.38.453.558.691.2]"kurang paham" 25% "tidak paham" 16,66%.
Tabel 19
Kelompol{ I(elompok Aspek yangdijaring Eksperimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
18 Materi yang diajarkan tentang
bagaimana pemahaman anda
I
I
a. Sangat paham 2 16,66% 0 0
b. Paham 10 83,33% 6 I 50
c. Kurang paham 0 0% 4 33,33
d. Tidak paham 0 0% 2 16,66
[image:64.524.33.451.87.648.2]Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat
paham" 16,66% "paham" 83,33% "kurang paham" 0%" "tidak paham" 0%,
sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat pahmn" 0% "pabam" 50%
"kurang paham" 33,33% "tidak paham" 16,66%.
Tabel 20
Kelompok
----r-
KelompokI
Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol No
Kategori jawaban F p F P
19 Materi yang diajarkan tentang
I
Khalifab Ali bin Abi Thalib,
bagaimana pemahaman anda
a. Sangat paham 3 25% 1 8,33
b. Paham 8 66,66% 5 41,66
c. Kurang paham 1 8,33% 5 41,66
d. Tidak paham
I
0 0% 1 8,33Jumlah 12 99,99% 12 99,99
Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat paham"
kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "paham" 41,66% "kurang paham" 41,66% "tidak paham" 8,33%.
C.Pembabasall
Berdasarkan anal isis data di atas, menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara efektivitas proses belajar mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam yang menggunakan media dengan yang tidak mengglllnakan media. Dari uji hipotesis menghasilkan thitung sebesar 6,30 dan ttabel 1,81 yang berarti thitung>ttabel dan hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat perbedaan signifikan hasil beJajar PAI siswa yang menggunakan media dan tidak menggunakan media.
Hal tersebut ditunjukkan dari skor nilai hasil belajar SJ!swa yang menunjukkan bahwa siswa yang dalam proses belajar mengajar menggunakan media lebih tinggi dibandingkan siswa yang dalam proses beJajar mengajar tidak menggunakan media pembelajaran. Berdasarkan pendapat siswa, pada umumnya terlihat bahwa tingkat pemahaman siswa yang beJajar dengan menggunakan media lebih tinggi daripada siswa yang belajar tidak dengan menggunakan media.
D. Keterbatasan Penelitiall
1. Faktor dalam yaitu yang berhubungan dengan faktor jasmani peneliti, yang
meliputi kesehatan dan kebugaran tubuh. Profesi peneliti sebagai guru di pagi hari
dan pelaksana penelitian dari siang sampai sore hari membuat peneliti terkadang
merasa tidak fit dan bugar. Peneliti mencoba mengatur waktu dan menjaga
stamin agar tampil secara maksimal saat berhadapan dengan anak dan
mempersiapkan penenangan agar pada saat pembelajaran anak selalu bersemangat
menghindari kondisi kelas yang tidak kondusif, yang dapat menguras energi
peneliti.
2. Faktor dari luar :
a. Waktu penelitian, jadwal jam pelajaran yang diberikan kepada peneliti
terkadang suka berubah karena adanya program-program sekolah yang
mendadak, sehingga peneliti harus merubah waktu dan program yang sudah
disusun.
b. Rancangan media, pembuatan media belum ada patokan pembuatan seperti
berapa ukuran media dan jenis alat yang akan dipergunakan.
c. Sampel beberapa anak yang tidak dapat mengikuti pelaksanaan pembelajaran
karena sebab tertentu (sakh), maka peneliti harus menyediakan waktu khusus
untuk remedial. Pada saat tes berlangsung anak dalam kondisi kurang fit,
sehingga hasil yang diperoleh oleh anak tersebut k:urang maksimal, yang
menyebabkan teJjadinya bias penelitian.
3. Angket yang digunakan untuk pengumpulan data penunjang hanya ditujukan
A. Kesimpulan
Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PAl siswa yang belajar
dengan menggunakan media. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media
menghasilkan efektivitas proses belajar mengajar yang lebih tinggi pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam di MIN Johar Barn, Jakarta Pusat Hal ini telah dibuktikan
dengan uji hipotesis yang menandakan bahwa thilung lebih besar dari tlabel (6,30 >
1,81).
Media sederhana yang digunakan mempunyai peranan yang signifikan untuk
meningkatkan efektivitas proses belajar mengaj