• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan pengunaan media sederhana dalam meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar bidang studi penndidikan agama islam di min Johar Baru Jakarta Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan pengunaan media sederhana dalam meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar bidang studi penndidikan agama islam di min Johar Baru Jakarta Pusat"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

DI MIN JOHAR BARU JAKARTA PUSAT

FAKULTAS

ILMU

TARHIYAH DAN KEGURUAN

(2)

Skripsi

()iajukau Kepada Falmltas lImu Tarbiyah dan Keguruan Ulltuk Memelluhi Syarat-syarat Mellcapai

Gelar Sarjalla Tarbiyah

Oleh: HAMIDAH NIM : 803010004913

Oi bawah nimbillgall :

JUI'usan Pendidikan Agama Isl2lm

FlIllmltas IImu Tarbiyah dan Kegurllan DIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

(3)

DALAt\1 MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR BIDANG

STUDI AGAMA ISLAM Ol MIN JOHAR BARU JAKARTA PUSAT" ini telah diujikan

dalam sidang munaqasyah Fakultas Umn Tarbiyah dan Keguman urN Syatif Hidayatullah

Jakarta pada tanggaI 21 November 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai saIah satu syarat

untuk memperoleh gelar Satjalla Program Strata 1 (S1) pada Jumsan Pendidikan Agama Islam.

Jakalta, 21 November 2005

Sidang Munaqasyah

Dekan/

Ketua Merangkap Anggota,

Pellguji I,

Vud,JE.,

NIP: 150289434

Pudek II

SekJ'etaris Merangkap AlIggota,

セc]cp[[V[Z_FGGGG[

NIP: 150202343 Anggota,

PengujiII,

dセ

bbll"h_,..

:>M.8i

(4)

SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah mencurahkan segenap rahmat,

taufik dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini. Shalawat dan salam, semoga Allah SWT limpahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kerabatnya serta kepada seluruh pengurus

ー・セゥオ。ョァ。ョ di ufuk Barat dan TimuL

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas yang menjadi salah

satu syarat memperoleh gelar ウ。セゥ。ョ。 pendidikan pada jUlUsan PGM di Fakultas

Tarbiyah UINSyarifHidayatullah Jakarta.

Oalam penyusunan skripsi ini, banyak sekali kesulitan-kesulitan yang penuh

dihadapi, namun berkat peltolongan Allah SWT dan bantuan berbagai pihak,

akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan bailc

Sehubungan dengan itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang mendalam kepada yang terh0I111at:

I. Bapak Oekan Fakultas Tarbiyah UlN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Ibu Ora. Hj. Sitti Salmiah MA, Ketua Program PGMI Fakultas lImu Tarbiyah

UIN Syarif Hidayatullah Jakar1a.

3. Ibu Ora. Hj. Fadilah Suralaga, M.Si. Pembimbing skripsi yang telah meluangkan

(5)

PusaL

6. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullab Jakarta beserta stafnya, yang telah menyediakan buku sumber penulisan skripsi ini.

7. Ibu, Kakak dan Adik serta semua keluargaku tercinta yang telah l11emberikan semangat dan perbatian yang kalian berikan.

8. BUSRO Computer yang telab meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhimya besar harapan penulis sel110ga skripsi ini dapat bem1anfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang mel11bacanya. Dan penulis masih merasa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan sarang sangat penulis barapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, September2005

(6)

Kata Pengantar... I!

Daftar lsi... IV

Daftar Tabel VI!

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang MasalaIl... 1

B. PembatasandanPerumusan Masalah... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8

D. Sistematika Penulisan... 9

BAB II PENGGUNAAN MEDIA SEDERHANA DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS PROSES BEL/dAR MENGAJAR II A. Media... II I. Pengertian Media... 11

2. Jenis-jenis Media... 12

3. Media Sederhana... 14

a. Pengertian Media Sederhana... 14

(7)

I. Pengertian Efektivitas... 19

2. Proses Belajar Mengajar... 20

C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam... 26

I. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam... 26

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 29

D. Efektivitas Belajar Pendidikan Agama Islam... 30

E. Kerangka Berfikir 32 F. Hipotesis... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 A. Metode Penelitian... 35

B. Desain Penelitian 35 C. Teknik Analisis Data... 35

D. Tempat dan Waktu Penelitian 37 E. Populasi dan SampeL... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN 39

A. Deskripsi Data 39

(8)

4. Tabulasi 43

C. Pembahasan... 57

D. Keterbatasan Penelitian 57

BAB V PENUTUP 59

A. Kesimpu1an... 59 B. Saran... 59 DAFTAR PUSTAKA

LAMP1RAN

(9)

Media... 39

2. Hasil Belajar Siswa yang tidak menggunakan Media 41

3. Hasil Uji Normalitas 42

4. Kemampuan Siswa Memahami Materi Pelajaran Fiqih 43

5. Kemampuan Siswa Memahami Materi Pelajaran Al-Qur'an... 47

6. Kemampuan siswa Memahami Materi Pelajaran Aqidah A.khlak... 50

(10)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam mernpakan usaha untuk menyiapkan peserta didik

dalam meyakini, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tingkat

perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan

pembangunan nasional, perkembangan ilmu dan teknologi, serta kesesuaiannya

dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Pendidikan agama Islam

bertujuan "meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman

dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bemlasyarakat, berbangsa dan bemegara."1

Tujuan dari pendidikan akan menentukan approach atau metode apa yang

akan cligunakan dalam kegiatan pengajaran. Dengan kata lain, approach, metode dan

tehnik sangat berkaitan dengan tujuan pendidikan. Dalam hal ini tujuan Pendidikan

Agama Islam.

Dalam menetapkan suatu metode, terlebih clahulu harns mengetahui

batas-batas kebaikan dan kelemahan metode yang akan digunakan. Hal itu dapat diketahui

(11)

dari ciri-ciri atau sifat-sifat umum, peranan dan manfaatnya yang terdapat pada setiap metode, yang membedakan antara metode yang satu dengan yang lainnya. Banyak ayat AI-Qur'an yang memberikan gambaran tentang metodepengajaran dalam suatu proses belajar mengajar, diantaranya surat AI-Qiyamah ayat 17-18 :

Artinya : "Sesungguhnya alas langgungan kamilah mengumpulkannya (di dadauu) dan (membualmu pandai) membacanya. "2

Ayat AI-Qur'an tersebut memberikan gambaran tentang penggunaan metode resitasi dalam suatu proses belajar mengajar.

Pendidikan Agama Islam diarahkan kepada pencapaian tujuan, yakni tujuan jangka panjang (tujuan wnum/tujuan hidup) dan tujuanjangka pendek/tujuan khusus. Tujuan khusus mempakan hasil penjabaran dari tujuan pendidikan jangka panjang tadi/tujuan hidup. Karena tujuan umum tersebut akan sulit dicapai tanpa dijabarkan secara operasional dan terperinci secara spesifik dalam suatu pengajaran.

MaIm jika diperhatikan tujuan dari pendidikan Islam adalah sejalan dengan tujuan hidup manusia itu sendiri, yakni sebagaimana tercermin dalam firman Allah dalam surat Adzariat ayat 56 :

Artinya "Dan aku lidak ciplakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku." -'

2Departemen Agama. AI-Our' an dan TeJjemahannya. (Semarang: CV Toha. 1996), h. 999.

(12)

Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam haruslah diarahkan pada pencapaian tujuan akhir tersebut. Yakni membentuk insan yang senantiasa berhamba kepada Allah, dalam semua aspek kehidupan.

Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, dalam mengembangkan dan mendakwahkan agama Islam banyak menggunakan cara berceramah. Hal ini tercermin dalam hadist beliau :

Artinya : "Sampaikanlah dariku walaupun hanya salu ayal."-I

Jadi cara penyampaian dakwah disini yaitu dengan cara berceramah secara lisan atau ucapan meskipun dakwah bilhal (dengan perbuatan) sangat diutamakan dalam Islam.

Suatu pengajaran yang baik adalah "apabila di dalam proses pengajaran itu menggunakan waktu yang cukup, sekaligus dapat membuahkan hasil (pencapaian tujuan instruksional) secara lebih tepat dan cermat secara optimal."s Waktu pengajaran yang sudah ditentukan sesuai dengan bobot materi pelajaran maupun tujuan instruksionalnya, diharapkan dapat memberikan sesuatu yang berharga, berhasil guna bagi peserta didik. ldealnya, menurut hukum ekonomi, dengan modal yang mmllTIUm dapat mencapai hasil optimum. Dengan penggunaan waktu pengajaran yang efisien dapat membuahkan hasil yang efektif. Dengan sedikit penjelasan dari guru diharapkan peserta didik dapat memahami suatu pelajaran.

4As-Sayuti, AI-Jami'as-SagiI. (Beirut: Dar al-Fikir, 1988), h. 130.

(13)

Karena itu, ketepatan penerapan metode dan penggunaan media perlu diperhatikan

oleh para guru.

Pendidikan agama Islam sebagai bidang studi, sebenamya dapat diajarkan

sebagaimana mata pelajaran lainnya. Agar pelajaran Pendidikan Agama Islam

berlangsung dengan baik, maka harus menggunakan ュ・エッ、Hセ yang relevan, dengan

materi yang akan diajarkan. Dalam penggunaan metode tersebut, diharapkan terjadi

interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Penerapan suatu metode ke dalam proses

pembelajaran haruslah mempertimbangkan dan memperhatikan dari sebagai

kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempertinggi mutu efektivitas suatu metode

tertentu. Kalau tidak, maka bukan saja akan berakibat proses pembelajaran menjadi

terhambat, akan tetapi dapat berakibat lebih jauh, yaitu tidak tercapainya tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan metode adalah "tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas-fasilitas

yang lainnya, sangat menentukan terhadap efektif tidaknya suatu metode.,,6 Dan

seyogyanya seorang guru yang baik harus senantiasa menyiapkan (membuat) media

pengajaran pada setiap kali akan mengajar.

Penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penjelasan lisan secara

langsung terhadap siswa, yang beltujuan memberikan ォ・ェ・ャ。セ。ョ mengenai pelajaran

yang diberikan terutama tentang fakta-falcta/ide-ide agar siswa dapat memahami

dengan benar. Tetapi, seperti halnya metode yang lain, selain mempunyai kelebihan,

(14)

metode ceramah juga mempunyai kekurangan yang harus didukung oleh faktor-faktor pengajaran yang lainnya. Diantara kekurangan metode cerarnah adalah "metode ini cenderung untuk menjadi 'verbalisms' dan 'teacher centered' untuk mengura.llgi kekurangan tersebut, diperlukan adanya variasi dengan menggunakan media atau media pembelajaran agar verbalisme dapat dihindari.,,7

Sebagaimana Allah SWT mengajarkan ilmu pengetahuan dan memberitakan kebesaran dan kekuasaan-Nya kepada mauusia melalui media yang ada di seluruh jagad raya, di langit dan di bumi, di ufuk barat dan timur, serta pada diri manusia itu

sendiri. Hal ini tercantum dalam firman Allah Surat Fush-shilat ayat 53 :

I " " I / " " ' I L セM[BOBNDi 1 / / / / t / f} "''f/f''''; / /_.-1" I _ '1 "'.J/

Fセ

5.

)1

J.J-I <l.il

&-

I'

セL セi セI

LMセ|ェIャャ

.:;

t.o:4

1

イMヲMセ

I . . "

r

,IT / '11 セNL , I " ' ' '....セ

(Or :

セI jLセ <,';;'

J5'

J;-

<l.il

I 1/"-ti1 I

Artinya: "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur 'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?"8.

Pendidikan Agama Islam khususnya eli MIN Johar Baru Jakarta Pusat sangat penting untuk pembentukan akhlak siswa. Agar pelajaran agama dapat diserap oleh siswa maka dalam penyampaian pelajaran agama tidak cukup dengan penjelasall guru saja karena itu media sederhana sangat membantu guru dan siswa menerima pelajaran dengan baik.

7 Yusuf Pawit M. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya: 1990). H. 89.

(15)

Bagaimana dan sejauhmana "Peranan Media Sederhana untuk Meningkatkan Efektivitas Proses Belajar Mengajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di MIN Johar Baru, Jakarta Pusat", inilah yang sangat menarik untuk diteliti.

B. Pembatasan dan Pernmusan Masalab

Setelah mengemukakan latar belakang masalah di atas, dapatlah terlihat luasnya permasalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Karena adanya keterbaasan waktu serta pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis berusaha membatasi masalah ini, agar nantinya lebih mempennudah penyusunan skripsi ini.

Dalam hal ini permasalahan dibatasi hanya pada peranan media sederhana untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas 6.

Dan untuk menyatukan pengertian dalam penulisan masalah ini, perlu dijelaskan definisi variabel sebagai batasan-batasan Illasalah sesuai dengan topik yang dibicarakan.

I. Media sederhana yang dimaksud adalah media yang bahan dasamya mudah diperoleh dan harga murah, serta pelllbuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit. Seperti : Buku, Galllbar, Maket, PetalAtlas, Globe, Lembar KertasI Kartu dan lain-lain.

(16)

dilihat dan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimaL Dalam hal ini akan

dilihat dari hasil belajar siswa.

3. Proses belajar mengajar yang dimaksud adalah usaha dasar yang berlangsung

secara sistematik dan terarah menuju perubahan yang dJimaksud mengacu pada

proses yang harus dilalui baik dalam bidang afektif, kognitif maupun

psikomotorik.

4. PAl yang dimaksud disini adalah pendidikan agama yang dipelajari di kelas 6

yang tidak cukup hanya menghafal teori-teori, tetapi pendidikan agama yang di

wujudkan dalam praktek. Dalam penelitian ini mencakujJ pokok bahasan I sub

pokok bahasan tentang shalat jenazah.

5. Peranan media pembelajaran terhadap efektivitas prose!; be1ajar mengajar PAl

dalam penelitian ini akan dilihat dari ada tidaknya perbedaan yang signifikan

antara hasil belajar siswa yang menggunakan dan tidak menggunakan media

pembelajaran.

Perumusan masalah dalam skripsi ini didasarkan pada minimnya pencapaian

tujuan pengajaran mata pe1ajaran PAl (Pendidikan Agama Islam) di MIN Johar Baru

Jakarta Pusat, yang selama ini siswa kurang menyerap dan kurang memahami serta

belum mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dan umumnya dalam menyampaikan materi PAl, para pendidik kurang

memperhatikan penggunaan media, secara benae Sebagai salah satu langkah

(17)

penulis ingin meneliti bagaimana hasil yang dicapai jika menggunakan media pengajaran yang digunakan sesuai dengan bahan/materi pengajaran, salah satunya dengan media yang bersifat sederhana.

Perumusan masalah dimulai dengan pertanyaan mendasar yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu :

Apakah penggunaan media sederhana mempunyai peranan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah ada perbedaan hasil belajar PAl siswa MIN Johar Baru Jakarta Pusat, yang menggunakan dan tidak menggunakan media pembelajaran ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh infonnasi tentang sejauh mana peranan media sederhana untuk peningkatan proses belajar mengajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar.

Bila hasilnya ternyata signifikan, maka diharapkan mallfaatnya antara lain: 1. Bagi Departemen Pendidikan Agama dan Umum.

(18)

2. Bagi Instansi Madrasah Ibtidaiyah

Sebagai sumbangan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah, dalam pelaksanaan/menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar menuju tercapainya tujuan yang diharapkan, khususnya pada mata pelajaran P(:ndidikan Agama Islam. 3. Bagi Tenaga Pendidik (Guru).

Menjadi motivasi dalam melaksanankan tugasnya, sehingga terns mengembangkan dan mengkombinasikannya dengan media pendidikan disesuaikan dengan materi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran.

D. SistematikaPenulisan

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, DIN Jakarta Press 2002.

Untuk memudahkan pembahasan, maka skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Bab I adalah Pendahuluan, terdiri dari : Jatar belakang masaJah, pembatasan dan perumusan masalah, metode pembahasan dan sistematika penyusunan.

(19)

Bab III adalah Metodologi Penelitian, terdiri daIi : tujuan dan manfaat

penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian,

tehnik pengumpulan data dan tehnik allalisa data.

Bab IV adalah Hasil Penelitian, terdiIi dari deskripsi data, tabulasi dan

interpretasi data.

(20)

A. Media

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti "tengah", perantara atau "pengantar" dalam bahasa Arab, Media adalah perantara

( iY

L .,)

atau pengantar pesan dari pengilim kepada peneIima pesan. Pendapat beberapa ahli mengatakan :

a. Gedach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. b. Heinich dan Irnwan-kawan (1982) mengemukakan istilah media sebagai

perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.

c. Hamidjaja dalam Latuhel"U (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau penyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.9

(21)

d. Menurut Oemal' Hamali\\, media pendidikan ialah "alat, metode dan teknik yang

digunakan dalam rangka lebih mengaktifkan komunikasi dan interaksi guru dan

siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.',10

Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik

yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang

siswa untuk belajar, dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, di dengar

atau dibaca

2. Jenis-jenis Media

Media sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional

disamping pesan, orang, teknik, latar belakang dan peralatan. Media adalah perangkat

lunak (software) yang berisikan informasi yang biasanya disajikan dengan

menggunakan peralatan (hardware).

Para ahli telah mengklasifikasikan media-media tersebut dengan kesamaan

ciri-ciri atau karakteristik, antara lain:

a. Rudy Bretz, sebagaimana dikutip Arief S. Sadiman, dkk., mengidentifikasikan

ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu : "Suara, visual dan gerak.

Visual sendiri dibedakan menjadi tiga, yaitu : gambar, garis dan simbol."ll

Simbol adalah suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan

10Oemar HamaJik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), Cet. II. h. 23.

(22)

b. Briggs, sebagaimana dikutip Yusuf Hadi Marso, dkk., mengidentifikasikan eiri

utama dari media menjadi 13 maeam, yaitu : "objek, model, suara langsung, rekaman audio, media eetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media

transparansi, film bingkai, film rangkai, film, televisi dan gambar."12Taksonomi

ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus yang dapat ditimbulkan

dari media itu sendiri.

e. Menurut Gagne, sebagaimana dikutip Yusuf Hadi Miarso, dkk.,

mengeIompokkan media menjadi 7, yaitu : "Benda untuk di demonstrasikan,

komunikasi lisan, media eetak, gambar diam, gambar gerak, film bemuansa dan

mcsin belajar.,,13

Jenis-jenis Media di atas pada dasamya memiliki persamaan, meskipun

pengidentifikasian yang dilakukan dari sudut pandang yang berbeda. Dari jenis-jenis

yang telah mereka sebutkan, bersifat : visual, audio visual dan audio visual gerak.

Di dalam menggunakan media, kita harns memperhatiikan tujuan instruksional

yang akan dieapai daJam suatu pengajaran. Selain itu juga, perlu dilakukan

langkah-langkah dalam pemilihan media, yaitu "dengan eara meneari, menemukan dan

memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar, menarik minat murid, sesuai

dengan perkembangan, kematangan, serta pengalaman anak.,,14

12Ibid., h. 23

13Arief S. Sadiman, dkk., loc.cit,

14 Zamris Habib, "Peranan Media Pendidikan b。「セ Peningkatan Mutu Proses Belajar

Mengajar Bidang Studi Pendidikan Aganla Islam di Sekolah Dasar". Skripsi Sariana PAL (Jakarta:

(23)

Dari sekian banyakljenis media yang telah penulis kemukakan berdasarkan pendapat para ahli pendidikan, maka untuk memperrnudah penulis dalam pembahasan, dalam hal ini penulis hanya akan menjelaskan media yang bersifat sederhana.

3. Media Sederhana

a. Pengertian Media Sedel"llana

Media sederhana adalah "media yang bahan dasamya mudah diperoleh dan harga murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaannya tidak sulit."15

Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa media sederhana adalah alat pengajaran yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber penerima pesan, yang bahan dasamya mudah diperokh, cara pembuatannya mudah serta tidak sulit dalam menggunakatmya, yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran.

b.Jenis-jellis Media Sederhana

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, banyakjenis media sederhana yang dapat digunakan, yaitu :

I) Untuk tingkat belajar konseptual yaitu belajar melalui simbol-simbol dan pengertian-pengertian dengan menggunakan indera penglihatan. Kegiatan untuk mcmperoleh pengalaman ini melalui membaca. Media yang dapat digunakan

15 Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Jakalta: PT. Rineka Cipta, 1996),

(24)

disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan penguasaan bahasa siswa. Menurut

jenisnya, media ini antara lain : AI-Qur'an dan al Hadits, Buku teks pelajaran

agama, buku-buku bacaan pelengkap teks, baban bacazm yang bersifat umum

seperti : koran, majalah, dll.

2) Alat-alat visual, diantaranya, berdimensi dua atau tanpa proyeksi (poster kalton,

gambar, dll) dan berdimensi tiga (benda-benda tiruan, model, peta, globe).16

c. Pdnsip-pdnsip Penggunaan Media Sederhana

Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru selalu memanfaatkan media

dalam berbagai kemungkinan, sehingga keberhasilan pengajaran dapat dicapai secara

optimal. Keberhasilan pengajaran banyak ditentukan ole:h keberhasilan dalam

menentukan media dan pengl,,'Ilnaannya secara tepat dan dektif. Berikut ini ada

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seseorallg guru dalam penggunaan/

penerapan media sederhana, yaitu :

I. Penggunaan media disesuaikall dengan tujuan pengajaran

Penggunaan media hendaknya senatiasa disesuaikan dcngan tujuan apa yang

hendak dicapai dari pelajaran yang disampaikan itu. Dan perlu di ingat oleh

seorang guru, bahwa media itu bukanlah suatu jawaban yang akan dicapai, tetapi

ia sebagai alat. Oleh sebab itu jangan sampai aktivitas belajar justru banyak

16 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam lAIN Jakarta

[image:24.521.29.454.196.481.2]
(25)
[image:25.521.30.451.207.478.2]

dihabiskan sekedar melihat dan menikmati keindahan dan kebagusan bentuk dan gambar media.

2. Penggunaan media dapat memberikan pengertian dan pemahaman yang mendasar bagi anak didik, terhadap objek yang sedang dipelajari. Tentu saja bagi yang sudah memiliki pengetahuan dan pengertian yang cukup tentang pokok masalah yang sedang dibicarakan, maka pengetahuan media dapat dikurangil ditiadakan. 3. Media hendaknya dapat memancing motivasi, minat dan perhatian anak didik,

sehingga menarik dan merangsang anak didik untuk belajar dan guru dapat merencanakan media bentuk apa dan jenis bagaimana yang tepat dan serasi digunakan dalam setiap pengajaran. Media yang baik Itidaklah selalu bemilai mahal untuk dibeli, akan tetapi terletak pada kesederhanaan, ketepatan serta keserasian dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai yang bisa dibuat sendiri.

4. Media dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi belajar mengaJar dengan demikian pemborosan waktu, tenaga dan biaya sedemikian rupa dapat dihindari. 5. Guru hendaknya terampil dalam menggunakan media di depal1 kelas, sebab

(26)

6. Anak didik dapat diberi pengetahuan tentang media serta cara penggunaan dalam

belajar, misalnya : bagaimana menggunakan peta dunia/globe dalam belajar.17

Jika kita perhatikan prinsip-prinsip peragaan di atas menghendaki bahwa

dengan penggunaan media dalam pengajaran, maka tujuan pengajaran yang akan

dicapai dapat terwujud secara baik Pada pelajaran agama, media yang tepat dapat

disesuaikan dengan tujuan dari masing-masing mata pelajaran yang diajarkan.

Misainya : pada pelajaran shalat dan ibadah haji, dapat menggunakan media

sajadah/tikar sembahyang, gambar-gambar (untuk gerakan shalat), gambar-gambar

dan maket (untuk thawaf dan sa'i).

4. Fnngsi dan Manfaat MediaPendidikan

Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pengaJaran

khususnya media visual, yaitu :

a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan

makna visual yang ditampilkan.

b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat

menggugah emosi dan sikap siswa.

17Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. (Jakarta: PT. Raja Grafilldo

(27)

c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari teman-t<:man penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian

tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung

dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris bahwa media visual yang memberikan konteks untuk

memahami teks membantu slswa yang lemah dalam membaca untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.18

Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa

yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan

teks atau disajikan secara verbal.

Media pendidikan sebagai salah satu sumber yang dapat menyalurkan

pesanlinfonnasi pelajaran, memiliki nilai-nilai praktis berupa kemampuan mengatasi

hambatan-hambatan komunikasi tersebut. Arief S. Sadiman., dkk.. Secara terperinci

mengemukakan beberapa kemampuan media pendidikan sebagai berikut :

a. MempeIjelas penyajian infonnasi agar tidak terlalu verbal. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :

I) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan gambar, film bingkai, atau model

2) Obyek yang tidak bisa diamati dengan mata telanjang bisa dibantu dengan proyektor mikro, film, atau gambar

3) Gerak yang terlalu lambat atau cepat dapat dibantu dengan time lapselhigh speed photography.

4) Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan sebagainya.

5) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan kembali lewat rekaman film, kaset audio, dan sebagainya.

(28)

c. Menimbulkan kegairahan belajar

d. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.

e. Memungkinkan siswa belajar secara individual menurut kemampuan dan minatnya.19

Kemp & Dayton (1985:28) juga mengemukakan tiga fungsi utama apabila media digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :

a. Memotivasi minat atau tindakan, dapat direalisasikan dengan tehnik drama atau hiburan.

b. Mengajukan informasi, berfungsi sebagai pel1gantar, ril1gkasan 1aporan, ataupengetahual1 latar belakang. Pel1yajian dapat pula berbentuk hiburan, drama.

c. Memberi instruksi, dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalmn benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seperti di atas, maka pemanfaatan media pel1didikan sebagai sumber belajar akan memperbesar kemul1gkinan berlangsungnya komunikasi belajar mengajar yang lebih bermutu dan berkualitas, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa ウGセ」。イ。 lebih baik dapat tercapai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

B. Efektivitas Proses Belajar Mengajar

1. Pengertian Efektivitas

Menurut etimologinya, efektivitas merupakan kata sempan dan bahasa Inggris effective. Kata serapan effective menjadi efektif, lalu menjadi efektivitas.

(29)

Menurut pengertian bahasa, efektivitas bermti dapat membawa hasil. Lain dari

itu, efektivitas diuraikan dalam definisi berikut : Robins dan Cenzo menyatakan

efektivitas sebagai hasil dari kegiatan melakukan sesuatu dengan benar dalam hal

pencapaian tujuan yang telah ditentukan20 (Effectiveness means doing the right

thing, goal attainment). Duke mengatakan efektivitas merupakan bagian dari suatu

keberhasilan, baik tehnik maupun non-tehnik dalam melaksanakan

keterampilan-keterampilan kerja21 (Effectiveness is at least partiy a function of goth technical skill

and opportunities to exeruse that skill).

Sebelum mendefinisikan operasional dari efektivitas proses belajar mengajar,

maka tulisan berikut menguraikan pengertian proses belajar menurut para ahli

pendidikan dan psikologi, UIltuk mendapatkan pemahmnan yang luas dan

representatif dari proses belajar mengajar.

2. ProsesBelajar Mengajar

I) Definisi Belajar

Berbagai definisi belajar dikemukakan oleh para ahli sebagai herikut :

a) Drs. H M Arifin, mengatakan hahwa belajar adalah "suatu kegiatan anak

didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa hahan-hahan

20 Stephen P. Robins dan Davis A. De Cenzo, Fundamentals of Management, (New Jersey: Prentice Hall InternationaL Inc., 1988), h. 6

21 Daniel L. Duke, School Leadership and Instructional Improvement, (New York: Random

(30)

pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan

untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan itU.,,22

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu rangkaian

proses kegiatan respons yang terjadi dalam proses belajar ll1engajar, yang

menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalall1an dan

pengetahuan yang diperoleh. Atau secara singkat dirumuskan oleh Edward

L. Walker sebagai "perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalall1an.,,23

b) Belajar adalah "proses pertumbuhan yang tidak disebabkan oleh proses

pendewasaan biologis. Karena belajar merupakan proses perubahan

tingkah laku (baik yang bisa dilihat ll1aupun yang tidak), maka

keberhasilan belajar terletak pada adanya perubahan tingkah laku yang

secara relatif bersifat permanen. ,,24

Dari berbagai definisi dapat didefinisikan berupa ciri-ciri belajar, yakui:

(I) Belajar adalah ah.1:ivitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar, baik aktual maupun potensial;

(2)Pembahan tersebut pada pokoknya bempa perubahan kemall1puan

baru yang berlaku dalam waktu yang relatif sama;

22 Arifin M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Sekolab dengan Rumab Tangga,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 163

23Edward E. Walker. Conditioning and Instrumental Learning, (Jakarta: VI Press, 1987), h. 2

(31)

(3) Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha.

Belajar mempakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dalam

Islam. Ajaran Islam mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap belajar. Nabi

Muhammad SAW, sebagai pendidik agung dari lahir sampai meninggal, dan

menjadikan belajar itu sebagai kewajiban utama bagi setiap muslim dan bahkan ayat

pertama tUlUll kepada Rasuiullah adalah suatu perintah untuk membaca. Ditinjau dan

aspek psikologi, Hasan Langgulung mengatakan bahwa "perintah 'membaca' dalam

ayat pertama tersebut, melibatkan proses mental yang tinggi, yaitu: proses pengenalan

(cognition), ingatan (memOlY), pengamatan (reasoning) dan daya kreasi (creativity),,25

Perubahan yang teIjadi sebagai hasil belajar menurut taksonomi Bloom

meliputi domain Kognitif, afektif, psikomotorik.

1) Kognitif melipllti perubahan-pembahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan

perkembangan keterampilan/kemampuan yang diperluka.n untllk menggunakan

pengetahuan tersebut.

2) Afektif meliputi perubahan-perubahan dari segl sikap mental, perasaan dan

kesadaran.

3) Psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan

motorik.

(32)

Dalam Pendidikan Agama Islam baik proses maupun hasil belajar selalu

inheren dengan keislaman;keislamanmelandasi aktivitas belajar, menafasi perubahan yang teJjadi serta menjiwai aktivitas berikutnya. Secara skematis hakikat belajar

dalam kerangka pendidikan Islam dapat digambarkan sebagai berikut :26

Perubahan Kognitif Afektif Psikomotorik

r---

Proses I I I I Masukan

---_._---,

I I I Keluaranl Reproduks

I

i「。サセ

セ Islami --'

Keseluruhan proses belajar mengajar berpegang pada prinsip-prinsip AI-Qur'an

dan sunnah serta terbuka untuk unsur-unsur luar secara adaptif yang ditilik dari

persepsi keislaman. Perubahan pada ketiga domain yang dikehendaki Islam adalah

perubahan yang clapat menjembatani individu dengan masyamkat dan dengan Kholik

(hab! min Allah wa habl min na-Nas)tujuan akhir berupa pembentukan orientasi hidup secara menyeluruh sesuai dengan kehendak Tuhan (bermakna ibadab) dan konsisten

dengan kekhalifahannya.

Keluaran (out put) secara utnh harns mencerminkarl adanya pola orientasi

ibadah.

(33)

2) Definisi Mengajar

H.M. Arifin merul11uskan pengertian mengaJar sebagai "suatu kegiatan

penyampaian bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat rneneril11a, menanggapl,

menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu,,27 Mengajar mengandung

tujuan agar pelajar dapat memperoIeh pengetahuan yang kemudian dapat

mengembangkan yang dengan pengembangan pengetahuan itu pelajar mengalami

perubahan tingkah Iaku. Bahan pengajaran yang disampaikan berproses melalui

metode tertentu, sehingga dengan metode yang digunakan tujuan pengajaran dapat

tercapai.

Roestiyah NK l11enyatakan. Mengajar adalah "bimbingan kepada anak dalam

bI ' ,,28 proses e ajar.

Definisi di atas menunjukkan bahwa dalam mengajar yang aktif adaIah murid

yang mengalami proses belajar. Guru hanya sebagai pembimbing, penunjuk jaIan dan

pemberi motivasi. Teori ini berlawanan dengan teori mengajar tradisionaI yang

berpusat pada kepentingan guru (teacher centered). Teori mengajar modern

memberikan kesempatan kepada murid memupuk aktivitas belajar sendiri (self

activity). di mana sistem pembinaan ikIim beIajar siswa tinggi.

Teori mengajar ini sangat l11enghargai perbedaan individu. Hal ini

menyebabkan para slswa cliberi kebebasan untuk belajar sedangkan guru

mengarahkan dan merangsang.

27Antin M., loc. cit

(34)

Kegiatan mengaJar memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan

antara satu dengan lainnya, yakni pengajar, materi yang diajarkan dan metode yang

dipakai di dalam memberikan pelajaran. Jadi proses belajar mengajar adalah interaksi

yang terjadi antara gum dengan siswa yang menimbulkan pembahan tingkah laku.

Islam mengajarkan bahwa dalam menyampaikan pelajaran, seorang pengajar

tidak mendorong pelajamya untuk mempelajari sesuatu di luar kemampuannya.

Dengan kata lain bahwa dalam proses mengajar, pengajar hams memperhatikan

keadaan pelajar, tingkat peltumbuhan dan perbedaan perorangan yang terdapat

diantara mereka.

Dalam hal ini para ahli menggolongkan murid kepada tiga tipe :

1) Tipe Auditif, yang mudah menerima pelajaran melalui pendengaran.

2) Tipe Visual, yang mudah menerima pelajaran melalui penglihatan.

3) Tipe Kinestetik, yang mudah menerima pelajaran melalui gerakan29

Dalam hubungan ketiga tipe di atas seorang pengajar hams dapat pula

mempergunakan beberapa metode sehingga dapat mengaktifkan seluruh alat pelajar,

baik alat visual, auditif, maupun motoriknya. Karena itu metode di samping untuk

keperluan mentransfer pengetahuan, juga hams dapat berfungsi sebagai sarana untuk

mengembangkan sikap inovatif pada diri pelajar.

Selanjutnya yang menjadi pertanyaan, "Bagaimana proses belajar-mengajar

yang efektif"? Dari beberapa pendapat para ahli pendidikan mengenai pengertian

(35)

efektivitas dan proses belajar di atas, maka penulis mengutip satu definisi yang dapat dianggap cukup mewakili, bahwa penge11ian efektivita:; dalam proses belajar mengajar adalah "... dalam waktu yang memadai dapat memungkinkan tercapainya tujuan instruksional sesuai standar yang telah ditentukan.,,30

Agar proses belajar-mengajar efektif, selain menggunakan metode pengajaran yang baik dan tepat, juga hams menggunakan media. Dengan dasar pe11imbangan bahwa perkembangan teknologi komunikasi saat ini sangat pesat kemajuannya akibat eksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan tersebut mempakan nikmat Allah SWT, yang hams disyukuri. Salah satu cara mensyukurinya adalah dengan memanfaatkan produk teknologi tersebut dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan idealnya dengan menggunakan waktu yang efisien dapat membuahkan hasil yang efektif Dengan sedikit penjelasan dari gum diharapkan peserta didik dapat memahami pelajaran yang disampaikan.

C. Mata Pelajamn Pendidilmn Agama Islam

I. Pengertian dan Rllang LinglmpPendidikall Agama Islam

Sebagai landasan pandangan seorang muslim, dalam Qur'an surat AI-Imran ayat 19memberikan keyakinan dan sikap bahwa:

__ <) \ :;J

rye,)l1

.ill

I

セキZM

ZZNイMセi

01

" , - ' . . . /

30G.B. Ymvono, et.a!., Pcdoman Umum Ejaanlndonesia vang Tclah Discmpumal<:<Ul. (Smabaya:

(36)

"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisiAllah hanvalah Islam .,31 Oleh karena itu, bila manusia yang berpredikat "muslim", benar-benar

menjadi penganut agama yang baik, ia hams mentaati ajaran Islam dan menjaga agar

rahmat Allah tetap berada pada diJinya. Seorang muslim hams mampu memahami,

menghayati dan mengamalkan ajarannya yang didorong oleh iman sesuai aqidah

islamiyah. Untuk tujuan itulah, manusia hams dididik melalui proses Pendidikan

Agama Islam.

Berdasarkan pandangan di atas, maka pendidikan Islam adalah usaha

bimbingan yang dilakukan seCaI'a sadar terhadap si terdidik dengan berpedoman

kepada ajaran Allah (Islam) guna mewujudkan kepribadian (baik jasmani daIl rohani)

yang prima dan optimal, sehingga tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan hidup

di dunia dan di akhirat.

Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat HM. Aritin yang mengatakan

Pendidikan Islam adalah. "sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan

individu untuk memimpin kehidupaIlTIya sesuai dengan cita-,;ita Islam, karena

nilai-nilai telah menjiwai dan mewamai corak kepribadiannya".32

Kurikulum Sekolah Menengah Umum GBPP Mata PelajaI'an Pendidikan

Agama Islam, memmuskan bahwa : "Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar

untuk menyiapkan siswa dalaITI meyakini, memahami, menghayati daI1 mengmTIalkan

agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan

31Departemen Agama.,Qj1.cit., h. 78

(37)

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasiona1.33

Dari beberapa definisi tentang Pendidikan Agama Islam di atas jelaslah bahwa tugas yang diemban sangat berat bukan saja bimbingan dan menumbuhkan kepribadian seorang muslim yang prima dan yang utama yang dihiasi dengan nilai-nilai Islam. Dntuk menghannonisasikan dan menciptakan hubungan yang baik antara manusia dengan sesamanya, dengan aIam sekitamya dan kepada Tubannya, serta dapat bertanggung jawab pada diri sendiri, l11asyarkat dan AlIah SWT, sehingga tercapailah kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Adapun ruang Iingkup bahan pengajaran PAl adalah sebagai berikut :

a. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam usaha mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :

1) Hubungan l11anusia dengan AlIah SWT 2) Hubungan l11anusia dengan sesama manusia 3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alamnya.

b. Ruang Lingkup Bahan Pengajaran PAI meliputi 7 (tujuh) unsur pokok, yaitu : a Keimanan

b Ibadah c. AI-Qur"an

JJ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Sekolah Menengah Umum

(38)

Dengan demikian, berdasarkan beberapa pendapat para ahli pendidikan di

atas, maka arah yang ingin dicapai dalam Pendidikan hlam adalah membina

kepribadian seseorang anak didik, yakni kepribadian seorang muslim yang memiliki

akhlak mulia sebagai realisasi ketaqwaannya kepada Allah SWT. Setiap kegiatan

pasti mempunyai tujuan-tujuan telientu, karena tanpa tujuan kegiatan itu tidak akan

terarah dan akan mengalami penyimpangan-penyimpangan, Kegiatan itu akan

berakhir apabila tujuan yang hendak dicapai telah terpenuhi. Begitu pula dengan

pendidikan agama Islam, bila tujuan sebagaimana tersebut di atas tercapai, maka

peserta didik akan menjadi manusia yang berguna, siap menghadapituntutan atau

berbagai tugas kehidupan dunia dan akhirat. Hal tersebut tercermin jelas dalam do'a

mereka yang terabaikan dalam AI-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 201 :

Aliinya "Ya Allah berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa neraka". (QS. AI-Baqarah 2 : 201)38

D, Efektivitas Belaja.. PAl

Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan

untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan akidah keimanan, amaliah,

:17AbdulTahman An-Nahlmvi, Pendidikan Islam cii Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1995)eet. Kc-l, h. 177

(39)

dan budi pekerti atau akhlak terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah

SWT. Untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam perlu diperhatikan cam-cara penyajian bahan

pelajaran agama islam pada siswa, serta strategi atau pendekatan yang dipakai dalam

pengajaran agama islam lebih banyak ditekankan pada suatu model pengajaran

"seruan" atau "ajakan" yang bijaksana dan pembentukan sikap manusia (afektif).

Sebagaimana terkandung dalam AI-Qur'an Surat An-Nahl: 125.

Artinya: Ajaklah manusia pada jalan luhaJ1mu dengan hikmah dan nasehal yang baik dan berdiskllsilah secara baik denganmereka.

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan dapat di

pertanggungjawabkan secam didaktis pedagogis, maim pengajamn pendidikan

agama Islam yang efektif adalah dengan menggunakan alat peraga dengan maksud

memberikan kejelasan secm-a real ita terhadap pesan yang disampaikan, sehingga

dapat dimengerti dan dipahami oleh para siswa. Dengan alat peraga, diharapkan

proses pengajaran terhindar dari verbalisme yaitu, siswa hanya tahu kata-kala yang

diucapkan oleh guru tetapi tiditk mengelii maksudnya. Untuk itu sangat diperlukan

(40)

E, Kel'angkaBerfildr

Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasmnal (d/h Mendikbud)

Republik Indonesia Nomor : 025/0/1995 dinyatakan bahwa tugas pokokguruadalah :

I. Menyusun program pengajaran

2. Menyajikan program pengajaran

3. Melaksanakan evaluasi belajar

4. Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar

5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan39

Dari kutipan tersebut diperoleh gambaran bahwa tugas profesional seorang

guru lebih sederhana dan lebih mudah dari tugas profesional di bidang lainnya.

Masalahnya adalah karena pekeIjaan guru itu masih belum di anal isis secara

mendalam untuk memperoleh gambaran yang sebenamya.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang barn,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa40

Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran

pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media

39Depdikbud, Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan GurudanAngka Kreditnya, Jakarta 1995, hal.17.

(41)

pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan infonnasi.

Dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pengajaran di kelas atau sebagai cara utama pengajaran langsung sebagai berikut :

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.

2. Pengajaran bisa lebih menadk, media dapat diasosiasikan sebagai penadk perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teod belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.

(42)

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar

dapat ditingkatkan.

8. Perangurudapat berubah ke arab yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi, bahkan dihilangkan

sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek p,mting lain dalam proses

belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa semakin baik penggunaan media

semakin baik prestasi belajar siswa.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori, maka dirumuskan suatu hipotesis. Hipotesis

merupakan pernyataan sementara terhadap rumusan masala,h penelitian. Hipotesis

akan diuji didalam penelitian dengan pengeliian bahwa uji statistik selanjutnyalah

yang akan membenarkan atau menolaknya. Adapun yang rnenjadi hipotesis dalam

penelitian ini ialah :

Ho Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PAl siswa yang

menggunakan media dan yang tidak menggunakan media.

Hi Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PAl siswa yang menggunakan

(43)

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah anal isis kuantitatif untuk

melihat apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media dengan

yang tidak menggunakan media dalam prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.

Instmmen pengumpulan data dengan menggunakan :

1. Tes 2. Angket

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian digunakan untuk membuat gambaran yangjelas tentang arah

penelitian, maka desain penelitian antara lain:

Efektifitas Proses Belajar Mengajar

Penggunaan Media(Xl) Tanpa Media(X2)

c.

Telmik Analisis Data

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan

(44)

1. Uji normalitas data dengan uji Iiliefors pada taraf signifikansi 0,05 dimana data

akan berdistribusi normal apabi1a Lh < Lt dan demikian sebaliknya, data tidak

berdistribusi nonnal jika Lh > Lt. Uji nOimalitas 1akukan pada data hasil be1ajar

siswa yang menggunakan media dan tidak menggunakan media dalam prestasi

belajar Pendidikan Agama Islam.

2. Uji Homogenitas data dengan menggunakan uji F pada taraf signifikansi 0,05

dimana data sampel akan homogen apabila Fh < Ft, demikian juga sebaIiknya data sampel tidak homogen apabila Fh>Ft41.

Selanjutnya untuk pengujian hipotesis, peneliti menggunakan teknik statistika

dengan rumus perbandingan dua rata-rata (uji-t) dengan rumus sebagai berikut :

dimana:

Keterangan :

t

Xl

s

n

= Uji Hipotesis

セ rata-rata kelompok eksperimen

= rata-rata kelompok kontrol

= varians gabungan

= jumlah responden

(45)

Hipotesis Statistik :

I. Ho: セi = セR

2. HI: セi

*

セR Kriteria Pengujian :

th > t1 maka tolak HI, berarti terdapat perbedaan hasil belajar Slswa yang menggunakan media dengan yang tidak menggunakan media dalam prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian lapangan untuk skripsi ini bertempat di MIN Johar Bam Jakarta Pusat dilakukan mulai tanggal 27 Juli sampai 25 Agustus 2005.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu seluruh siswa kelas VI MIN Johar Bam Jakarta Pusa!.

(46)

orang (10%) di MIN Johar Baru Kelurahan Johar Baru Kecamatan Johar Baru Jakarta

Pusat

Jenis Kelamin

,fumlah

I

No Kelas

L

i

P

1 VI 10

(47)

I

A. Deskripsi Data

I. Hasil belajar siswa yang menggunakan Media (Kelas Eksperimen)

Dari data yang terkumpul (lihat tabel IV. 1) terdapat rentangan nilai antara 50-85, nilai rata-rata sebesar 70,83, varians sebesar 81,06 dan simpangan baku sebesar 9,003, serta data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Dari data yang diperoleh dibuat tabel distribusi fre:kuensi seperti dibawah

Illl:

TabeIIV.I

Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Media (Kelas Eksperimen)

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

I

50

-

56 1 8 %

57

-

63 0 0 %

64

-

70 7 58%

71

-

77 1 8 %

78

-

85 3 25%

Jumlah 12 100%

Dari Distribusi Frekuensi Dapat Dibuat Histoh'fam Mengenai Hasil Belajar Siswa yang menggunakan Media (Kelas Eksperimen) (lihat grr="'i-..

._-,

....⦅セMセNセLLMBBBBセNM
(48)

---f

8

7

6

5

4

3

2

1

o

-j---.,e,<..._ [image:48.522.42.454.121.485.2]

50,5 56,5 63,5 70,5 77,5 85,5 Batas Nyata

Gambar I. Grafik Histogram Kelas Eksperimen

2. Hasil Belajar Siswa yang tidak menggunakan Media (kelas kontrol)

Dari data yang terkumpul (lihat tabel ry.2) terdapat rentangan nilai antara

50-75, nilai rata-rata sebesar 60,83, varians sebesar 62,88 dan simpangan baku

sebesar 7,93, serta data berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Iihat tabel

12).

Dati data yang diperoleh dibuat tabel distribusi frekuensi seperti dibawah

(49)

Tabe1IV.2

Hasil Belajar Siswa yang tidak menggunakan Media (kelas kontrol)

Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

50

-

54 2 17 %

55

-

59 2 17 %

60

-

64 4 33 %

65

-

69 1 8 %

70

-

75 3 25 %

Jum1ah 12 100 %

Dari Distribusi Frekuensi Dapat Dibuat Histogram Frekuensi Mengenai Hasi1 Be1ajar Siswa yang tidak menggunakan Media (Iihat grafik)

f 5

4

3

2

1

o

[image:49.524.38.446.147.646.2]

+-H--50,5 54,5 59,5 64,5 69,5 75,5 Batas Nyata

(50)

B. Pengujian Persyamtan Analisis

1. Vji Normalitas

Teknik yang digunakan untuk uji nonnalitas ini adalah uji Iiliefors dengan

taraf signifikansi 0,05, perhitungan lengkap dapat dilihat pada tabel 7 dan hasilnya

[image:50.522.29.457.184.470.2]

adalah sebagai berikut :

Tabel IV.3 : Hasil Uji Nonnalitas

Kelompok Banyak L hitung L tabel Frekuensi relatif Sampel

Eksperimen 12 0,203 0,275 DistIibusi nonnal

Kontrol 12 0,206 0,275 Distribusi nonnal

2. Vji Homogellitas

Teknik yang digunakan untuk pengujian persamaan variansi (homogenitas)

populasi dua kelompok setelah diberikan perlakuan adalah 、エセョァ。ョ menggunakan uji

Fisher.

DaIi hasil pengujian diperoleh F-hitung sebesar 1,14, sedangkan harga F-tabel

pada taraf signifikan = 0,05 dengan n-I = 11, sebesar 2,69. Karena F-hitung lebih

kecil daIi F-Tabel (1,14 < 2,69), maka dapat disimpulkan bahwa vaIiansi populasi

(51)

3. Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan hipotesis yang digunakan maka penguJian hipotesis penelitian

ini menggunakan uji kesamaan penelitian ini menggunakan uji kesamaan rata-rata

dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 6,30, sedangkan ttabel 1,81 pada

taraf signifikansi = 0,05, Karena t-hitung terletak di luar daemh penerimaan (Eo =

-1,81 < t < 1,81) maka Eo ditolak. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan

bahwa efektivitas proses belajar mengajar dengan menggunakan media lebih tinggi

dibanelingkan efektivitas proses belajar mengajar tanpa menggunakan media.

4. Tabnlasi

Dntuk l11engecek tingkat pel11ahaman slswa tenitang materi pelajaran

Penelielikan Agama Islam eli elistribusikan elalam tabel elistribusi frekuensi sebagai

[image:51.524.31.463.175.675.2]

berikut:

Tabel 2

1.Kemampuan Siswa Memahami Mated Pelajaran Fiqih

Kelompok Kelompok

Aspek yangdijaring Ekslllerimen Kontrol No

Kategori jawaban F P F P

1 Materi yang diajarkan (tata cara

l11enyel11belih hewan), bagaimana

pel11ahal11an anda.

(52)

b. Paham 8 66,66% 3 25

c. Kurang paham I 8,33% 7 58,33

d. Tidak paham

-

0% 2 16,66 [image:52.521.35.454.85.181.2]

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan bahwa media pengaJlllran sangat mempunyal

peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar terutama mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Untuk kelompok eksperimen kategori sangat paham 20%,

paham 66,66%, kurang paham 8,33%, tidak paham 0%, sedemgkan untuk kelompok

kontrol kategori sangat paham 0%, paham 25%, kurang paham 58,33%, tidak paham

[image:52.521.35.451.247.634.2]

16,66%.

Tabel 3

Kelompok Kelompok

Aspek yangdijaring EkslJerimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

---2 Materi yang diajarkan hewan

kurban, bagaimana pemahaman

anda

a. Sangat paham 5 41,66% I 8,33

b. Paham 6 50% 4 33,33

c. Kurang paham I 8,33% 4 33,33

d. Tidak paham 0 0% セ

25

.J

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

(53)

sedangkan untuk kelompok kontrol "sangat paham" 8,33% "paham" 33,33% "kurang

[image:53.524.34.453.144.476.2]

paham" 33,33% "tidak paham" 25%.

Tabel 4

Keiompok Kelompok

Aspek yang di jal"ing Eksllerimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

3 Materi yang diajarkan syarat

kurban, bagaimana pemahaman

anda

a. Sangat paham 7 58,33% 2 16,66

b. Paham 5 41,66% 3 25

c. Kurang paham 0 0% 5 41,66

d. Tidak paham 0 0% 2 16,66

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

paham" 58,33% "paham" 41,66% "kurang paham" 0%'" "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 16,66% "paham" 25%

[image:53.524.35.454.553.689.2]

"kurang paham" 41,66% "tidak paham" 16,66%.

Tabel 5

Kelompok Kelompok

Aspek yang di jar'ing Eksnerimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

(54)

pemahaman anda

a. Sangat paham 4 33,33%) 0 0

b. Paham 6 50% 5 41,66

I

c. Kurang paham 2 16,66% 5 41,66

d. Tidak paham 0 0% 2 16,66

Jum1ah 12 99,99% 12 99,99

[image:54.524.33.451.86.651.2]

Tabe1 di atas l11enunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat paham" 33,33% "pahal11" 50% "kurang paham" 16,66%" "tidak paham" 0%, sedangkan untuk ke1ompok kontro1 kategori "sangat paham" 0% "paham" 41,66% "kurang paham" 41,66% "tidak paham" 16,66%.

Tabel 6

Kelompok Kelompok

Aspek yangdi jaring Eksperimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

5 Materi yang diajarkan (tata cara mengkafani jenazah) bagaimana pel11ahal11an anda

a. Sangat paham 5 41,66% 0 0

b. Pahal11 5 41,66% 2 16,66

c. Kurang paham 2 16,66% 7 58,33

d. Tidak paham 0 0% セ

25

J

Jum1ah 12 99,99% 12 99,99

(55)

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 0% "paham" 16,66%

"kurang paham" 58,33% "tidak paham" 25%

[image:55.522.33.454.188.474.2]

Tabel 7

2. Kemampuan Siswa Memahami Materi Pelajaloan AI-Qur'an

Kelompok Kelompok

Aspek yang di jaring Ekslilerimen Kontrol No

Kategori jawaban F P F P

Materi yang diajarkan (hukum nun

mati), bagaimana pemahaman

anda

a. Sangat paham 4 33,33,lyo 0 0

b. Paham 6 50% 5 41,66

c. Kurang paham 2 16,66% 4 33,33

d. Tidak paham 0 0% セ

25

"

Jum1ah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

paham" 33,33% "paham" 50% "kurang paham" 16,66%" "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategoli "sangat paham" 0% "paham" 41,66%

(56)
[image:56.524.34.453.88.511.2]

Tabel 8

Kelompok Kelompok

Aspek yang di jaring Eksnerimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

7 Maten yang diajarkan (tentang hari kiamat), bagaimana

pemahaman anda

a. Sangat paham 2 16,66% 1 8,33

b. Paham 7 58,33% 4 33,33

c. Kurang paham 3 25% 5 41,66

d. Tidak paham 0 0% 2 16,66

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

paham" 16,66% "paham" 58,33% "kurang paham" 25%" "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "pahanl"

33,33% "kurang paham" 41,66% "tidak paham" 16,66%.

Tabel 9

Kelompok Kelompok

Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

8 Materi yang diajarkan surat AI Insyiroh, bagaimana pemahaman

anda

(57)

b. Paham 8 66,66% 4 33,33

c. Kurang paham 1 8,33% 4 33)3

d. Tidak paham 0 0%

I 3 25

[image:57.521.35.451.87.181.2] [image:57.521.33.451.188.555.2]

Jumlah ]2 99,99% ]2 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategOli "sangat

paham" 25% "paham" 66,66% "kurang paham" 8,33%,' "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "paham"

33,33% "kurang paham" 33,33% "tidak paham" 25%.

l'abel 10

-Kelompok Kelompok

Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol

No _.

F P F P

Kategori jawaban

-9 Materi yang diajarkan (Surat Al

Lail), bagaimana pemahaman anda

I

a. Sangat paham 4 33,33% 1 8,33

b. Paham 5 41,66% 6 50

c. Kurang paham 3 25% 4 33,33

d. Tidak paham 0 0% ] 8,33

Jumlah 12 99,99% ]2 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

paham" 33,33% "paham" 41,66% "kurang paham" 25%" "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "paham" 50%

(58)
[image:58.522.31.458.83.503.2]

Tabel II

Kelompok Kelompok

Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol No

Kategol'i jawaban F p F P

10 Materi yang diajarkan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariah, bagaimana pemahaman anda

a. Sangat paham 4 33,33% I 8,33

b. Paham 8 66,66% 5 41,66

c. Kurang paham 0 0% 4 33,33

d. Tidak paham 6 0% 2 16,66

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

[image:58.522.35.451.562.675.2]

Tabel ill atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat paham" 33,33% "paham" 66,66% "kurang paham" 0%" "tidak paham" 0%, sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "paham" 41,66% "kurang paham" 33,33% "tidak paham" 16,66%.

Tabel 12

3. Kemampuan Siswa dalam Memallami Materi Aqidall Aldtlak.

Kelompok Kelompok

Aspek yangdijaring Eksperimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

(59)

pemahaman anda

a. Sangat paham 5 41,66% 2 ]6,66

b. Paham 7 58,33% 3 25

c. Kurang paham 0 0% 4 33,33

d. Tidak paham 0 0% 3 25

Jumlah ]2 99,99% ]2 99,99

Tabel eli atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat paham" 41,66% "paham" 58,33% "kurang paham" 0%" "tidak paham" 0%, sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" ] 6,66% "paham" 25% "kurang paham" 33,33% "tidak paham" 25%.

Tabel 13

Kelompok Kelompok

Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

12 Materi yang diajarkan tentang bahaya perpecahan dan manfaat persatuan, bagaimana pemahaman anda

a. Sangat paham 6 50°;.. .)" 25

b. Paham 5 41,66% 4 33,33

c. Kurang paham 1 8,33% 4 33,33

d. Tidak paham 0 0% 1 8,33

[image:59.524.33.453.86.660.2]
(60)

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

paham" 50% "paham" 41,66% "kurang paham" 8,33%'" "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 25% "paham" 33,33%

[image:60.522.34.453.189.486.2]

"kurang paham" 33,33% "tidak paham" 8,33%.

Tabel 14

Kelompok Kelompok

Aspek yangdijaring Ekspelimen Kontrol No

Kategori .jawaban F p F P

13 Materi yang diajarkan tentang

akhlak tercela, bagaimana

pemahaman anda

a. Sangat paham 7 58,33% 2 16,66

b. Paham 5 41,66% 5 41,66

c. Kurang paham 0 0%, セ

25 .)

d. Tidak paham 0 0% 2 16,66

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

paham" 58,33% "paham" 41,66% "kurang paham" O%" "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategOli "sangat paham" 16,66% "paham"

(61)
[image:61.524.35.452.88.517.2]

Tabel 15

I(elompol, Kelompok Aspek yangdijal"ing E1mlllerimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

14 Materi yang diajarkan tentang

Ashabu1 Kahfi, bagaimana pengalaman anda

a. Sangat paham 4 33,330/0 4 33,33

b. Paham 6 50% 4 33,33

c. Kurang paham 2 16,66% 3 25

d. Tidak paham 0 0% 1 8,33

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategOli "sangat

paham" 33,33% "paham" 50% "kurang paham" 16,66%" "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 33,33% "paham"

33,33% "kurang paham" 25% "tidak paham" 8,33%.

Tabel 16

Kelompok Kelompok

Aspek yangdijaring Eksoerimen Kontrol No

I(ategorijawaban F p F P

15 Materi yang diajarkan tentang

(fitnah dan adu domba) kurban,

bagaimana pemahaman anda

(62)

b. Paham 4 33,33% 4 33,33

c. Kurang paham I XセSSEI 3 25

d. Tidak paham 0 0% 2 16,66

[image:62.524.33.455.127.606.2]

-Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

pabam" 58,33% "paham" 33,33% "kurang paham" 8,33%" "tidak pabam" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 25% "paham" 33,33%

"kurang paham" 25% "tidak paham" 16,66%.

Tabel 17

4. Kemampuan Siswa Memahami Materi Pelajarliln Sejarah Islam

Kelompok Kelompok

Aspek yangdijadng Eksuedmen Kontrol

No

Kategori jawaban F P F P

16 Materi yang diajarkan tentang

Khalifah Abu Bakar, bagaimana

pemahaman anda

a. Sangat paham 4 33,33% 2 16,66

b. Paham 6 50% 5 41,66

c. Kurang pabam 2 16,66% 5 41,66

d. Tidak paham 0 0% 0 0

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

(63)

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 16,66% "paham"

[image:63.524.32.456.163.504.2]

41,66% "kurang paham" 41,66% "tidak paham" 0%.

Tabel 18

Kelompok Kelompol{

Aspek yangdijaring Eksperimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

17 Materi yang diajarkan tentang

f---Khalifah Umar bin l<:hatab,

bagaimana pemahaman anda

a. Sangat paham 1 8,33% 0 0

b. Paham 9 75% 7 58,33

c. Kurang paham 2 16,66% 3 25

d. Tidak paham 0 0% 2 16,66

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok ekspelimen kategori "sangat

paham" 8,33% "paham" 75% "kurang paham" 16,66%" "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat paham" 0% "paham" 58,33%

[image:63.524.38.453.558.691.2]

"kurang paham" 25% "tidak paham" 16,66%.

Tabel 19

Kelompol{ I(elompok Aspek yangdijaring Eksperimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

18 Materi yang diajarkan tentang

(64)

bagaimana pemahaman anda

I

I

a. Sangat paham 2 16,66% 0 0

b. Paham 10 83,33% 6 I 50

c. Kurang paham 0 0% 4 33,33

d. Tidak paham 0 0% 2 16,66

[image:64.524.33.451.87.648.2]

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat

paham" 16,66% "paham" 83,33% "kurang paham" 0%" "tidak paham" 0%,

sedangkan untuk kelompok kontrol kategori "sangat pahmn" 0% "pabam" 50%

"kurang paham" 33,33% "tidak paham" 16,66%.

Tabel 20

Kelompok

----r-

Kelompok

I

Aspek yang di jaring Eksperimen Kontrol No

Kategori jawaban F p F P

19 Materi yang diajarkan tentang

I

Khalifab Ali bin Abi Thalib,

bagaimana pemahaman anda

a. Sangat paham 3 25% 1 8,33

b. Paham 8 66,66% 5 41,66

c. Kurang paham 1 8,33% 5 41,66

d. Tidak paham

I

0 0% 1 8,33

Jumlah 12 99,99% 12 99,99

Tabel di atas menunjukkan untuk kelompok eksperimen kategori "sangat paham"

(65)

kelompok kontrol kategori "sangat paham" 8,33% "paham" 41,66% "kurang paham" 41,66% "tidak paham" 8,33%.

C.Pembabasall

Berdasarkan anal isis data di atas, menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara efektivitas proses belajar mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam yang menggunakan media dengan yang tidak mengglllnakan media. Dari uji hipotesis menghasilkan thitung sebesar 6,30 dan ttabel 1,81 yang berarti thitung>ttabel dan hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat perbedaan signifikan hasil beJajar PAI siswa yang menggunakan media dan tidak menggunakan media.

Hal tersebut ditunjukkan dari skor nilai hasil belajar SJ!swa yang menunjukkan bahwa siswa yang dalam proses belajar mengajar menggunakan media lebih tinggi dibandingkan siswa yang dalam proses beJajar mengajar tidak menggunakan media pembelajaran. Berdasarkan pendapat siswa, pada umumnya terlihat bahwa tingkat pemahaman siswa yang beJajar dengan menggunakan media lebih tinggi daripada siswa yang belajar tidak dengan menggunakan media.

D. Keterbatasan Penelitiall

(66)

1. Faktor dalam yaitu yang berhubungan dengan faktor jasmani peneliti, yang

meliputi kesehatan dan kebugaran tubuh. Profesi peneliti sebagai guru di pagi hari

dan pelaksana penelitian dari siang sampai sore hari membuat peneliti terkadang

merasa tidak fit dan bugar. Peneliti mencoba mengatur waktu dan menjaga

stamin agar tampil secara maksimal saat berhadapan dengan anak dan

mempersiapkan penenangan agar pada saat pembelajaran anak selalu bersemangat

menghindari kondisi kelas yang tidak kondusif, yang dapat menguras energi

peneliti.

2. Faktor dari luar :

a. Waktu penelitian, jadwal jam pelajaran yang diberikan kepada peneliti

terkadang suka berubah karena adanya program-program sekolah yang

mendadak, sehingga peneliti harus merubah waktu dan program yang sudah

disusun.

b. Rancangan media, pembuatan media belum ada patokan pembuatan seperti

berapa ukuran media dan jenis alat yang akan dipergunakan.

c. Sampel beberapa anak yang tidak dapat mengikuti pelaksanaan pembelajaran

karena sebab tertentu (sakh), maka peneliti harus menyediakan waktu khusus

untuk remedial. Pada saat tes berlangsung anak dalam kondisi kurang fit,

sehingga hasil yang diperoleh oleh anak tersebut k:urang maksimal, yang

menyebabkan teJjadinya bias penelitian.

3. Angket yang digunakan untuk pengumpulan data penunjang hanya ditujukan

(67)

A. Kesimpulan

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PAl siswa yang belajar

dengan menggunakan media. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media

menghasilkan efektivitas proses belajar mengajar yang lebih tinggi pada bidang studi

Pendidikan Agama Islam di MIN Johar Barn, Jakarta Pusat Hal ini telah dibuktikan

dengan uji hipotesis yang menandakan bahwa thilung lebih besar dari tlabel (6,30 >

1,81).

Media sederhana yang digunakan mempunyai peranan yang signifikan untuk

meningkatkan efektivitas proses belajar mengaj

Gambar

gambar, dll) dan berdimensi tiga (benda-benda tiruan, model, peta, globe).16
gambar media.
Gambar I. Grafik Histogram Kelas Eksperimen
Gambar 2. Grafik Histogram Kelas Kontrol
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti suatu program

Modul ini terdiri atas sembilan bagian yaitu Bahasa Pemrograman, Objek Pascal dalam Lazarus, Struktur Kondisi, Pengulangan, Variabel Berindeks, Prosedur dan Fungsi,

[r]

menyatakan bahwa demi kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui Naskah Disertasi yang saya tulis dengan judul: Model Kolaborasi Interprofesional Antara Apoteker

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Metode Penelitian Kuantitatif adalah suatu bentuk metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Kondisi ini berkaitan dengan letak pantai barat yang lebih terbuka terhadap pengaruh gelombang musim timur yang dominan dari arah tenggara, sehingga arus yang

Berdasarkan kendala atau masalah tersebut harus sistem yang terkomputerisasi agar dapat mengoptimalkan proses transaksi penjualan maupun dalam penyajian informasi

Oleh yang demikian, kajian ini akan memberi manfaat kepada organisasi di mana hasil kajian akan dikongsi sebagai pengetahuan aset yang berguna kepada Syarikat