• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen pengembangan ekonomi dan pengaruhnya terhadap kemandirian masjid : Studi kasus masjid agung sunda kelapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen pengembangan ekonomi dan pengaruhnya terhadap kemandirian masjid : Studi kasus masjid agung sunda kelapa"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

AFRIANI

NIM: 101046122407

PERBANKAN SYARIAH JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDA YATULLAH

(2)

(Studi Kasus Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta)

SKRIP SI

Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Islam(SEI)

OLEH: TINAH AFRIANI Nim 101046122407

Di bawah Bimbingan

Drs se Sarifuddin H SH N I P 150 268 785

JURUSAN MUAMALAT PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Pl,NC1ARUI INY A TERl-IADAP KEMANDIRIAN MAS.f!D" ( Stucli

Kctua

Kasus Masjicl Agung Suncla Kelapa Jakarta) telah cliujikan cir.lam siclang munaqasasyah Fakullas Syariah clan Hukum U IN Syarif Hiclayatullah

Jakarta pacla tanggal 12 Juli 2005 clan cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sm:jana Ekonomi Islam pacla

Jurusan Muamalat program stucli Perbankan Syariah

Jakarta. 12 Juli 2005 Mengesnhkan, Dekan.

Prof. Dr. llasanudd.in A.F. maセ@

NIP.150050917

I' ANITIA ll.JIAN

Prof. DR. Huzaimah Tahido Y (... ...

z__-rt-'"-...:::,,___

... .. .. ) NIP. 150 165 267

Sekretaris Muhammad Taufiki, M.Ag

"l..;k\ \

1<

:

fi'.

"V

Pcn1hi111hing

Pcnguji I

Pcnguji II

NIP. 150 290 159

Drs. Asep Syarifuddin. SH NIP. 150 268 785

Prof. Dr. Hasanuddin A.F. MA. NIP. 150 050 917

Ahmad Yani, M.Ag NIP. 150 269 678

NaNZZM・Mセセ@ セM

. - ...

.. ....

|NAMセNNN@

..

(4)

dan Cinta. Dengan cinta-Nya telah memberikan kemudahan kepada penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam kerinduan penulis haturkan keharibaan manusia Agung kebanggaan Alam Baginda Muhammad Saw, j uga kepada segenap ahlul bait ya11g disucikan, para sahabat beliau yang mulya, dan kepada seluruh Umatnya yang tetap setia di bawah panji-panji al Qur'an dan Sunnalmya.

Kebahagiaan yang tak temilai bagi penulis secara pribadi, adalah dapat mempersembahkan yang tebaik kepada kedua orang tua, dan orang-orang yang menaruh harapan besar atas keberhasilan studi penulis, terselesaikannya skripsi ini dipersembal1kan kepa<la seluruh keluarga, dan pihak-pihak yang telah ikut andil mensukseskan harapan penulis.

Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan izinkanlah penulis menuangkannya dalam bentuk ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

(5)

3. Ketua Jurusan Muamalat Bapak Dedi Nursyamsi M.Hum dan Sekretaris Jurusan Bapak Muhamad Taufiki M.Ag

4. Bapak dan !bu Dosen yang telah memberikan pencerahan keilmuan kepada penulis

5. Dosen Pembimbing skripsi Bapak Drs. Asep Syarifuddin H, SH terima kasih atas bimbingan dan arahannya sampai selesainya penulisan skripsi ini

5. Pimpinan dan petugas Perpustakaan Utama UIN Syahid, Fakultas Syariah dan Hukum,Perpustakaan Umum Islam IMAM JAMA yang telah memberikan fasilitas literatur untuk menunjang proses penyelesaian skripsi ini.

6. Pimpinan YA Y ASAN AL HIDAY AH, keluarga Besar RO HIS SLTP YAPIA Ciputat dan keluarga besar Ambalan KH.Moch Noor. Disana penulis mendapatkan jati diri dan mengenal diri, terima kasih atas supportnya

7. Pimpinan dan segenap pengurus dan karyawan Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta (Bapak Adi Laksono) terima kasih atas partisifasi dan kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada penulis dalam penelitiian dan wawancara 8. Keluarga Bapak Ir.H.Hasrul Harahap( Bapak Riko dan !bu Ira) terima kasih

atas bantuan yang diberikan dalam bentuk moril dan materil kepada penulis 9. Teteh-teteh (teh tati dan teh malati) di Bogor yang selalu mencintaiku

terimakasih atas cinta dan pengorbanannya. Untuk Jundi harapanku Jaya Winata tetaplah menjadi anak yang shaleh seperti sekarang.

(6)

11. Pengasuh Pondok Pesantren Sulaiman (Abi Bahrudin dan Umi Tuti) dan tim. Ustadz (Abi Muchtar dan Umi Khairiyah) terimakasih atas kesabaran dan pencerahan keilmuan dan keimanan yang telah diberikan kepada penulis 12. Sahabat-sahabat di LDK dan PIM, rekan-rekan kelas C, rekan-rekan BEMJ

2004, sahabat di "Rumah Cinta" (PP.Assualiman-Pd.Ranji) sahabat-sahabat di Halaqoh Tarbiyah, Rekan-Rekan Pembina Rohis SMP Y APIA CIPUT AT terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terimakasih yang telah membantu baik moril maupun materiil hingga selesainya skripsi ini

Ciputat, 10 Juni 2005 4 Rabiul Awai 1426

Penulis

(7)

DAFTAR ISi ··· IV

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. La tar Belakang ... .. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Me to de Penelitian .. .. .... .... .. .. .. .. .. .. .. .. .... .. .... .. .. .... .. .... .. .. .... .. .. .. .... ... '· 9

E. Sistematika Penelitian ... I 0 II TIN.TA VAN TEORITIS ... 12

A. Konsep Manajemen Masjid Profesional ... 12

B. Konsep Masjid dan Pemberdayaan Ekonomi ... 28

C. Manajemen Investasi Dana Produktif Masjid ... 33

III GAMBARAN UMUM TENTANG DIVISI PEMBERDAYAAN EKONOMI (DIVISI USAHA) MAS.JID AG UNG SUND A KELAP A .JAKARTA ... :... 37

A. Sejarah Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta ... 37

B. Profil Divisi Pemberdayaan Ekonomi Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta ... 40

(8)

3. Manajemen Keuangan Pemberdayaan Ekonomi MASK .. ,.:.. 50

IV MANAJEMEN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEMANDIRIAN MASJID ... 54

A. Analisis Pendapatan dan Operasional MASK ... 54

B. Analisis Manajemen Pemberdayaan Ekonomi MASK ... 62

C. Analisis Potensi, Kapabilitas Sumberdaya Insani MASK ... 66

D. Analisa Pemberdayaaan Ekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Masjid Agung Sunda Kelapa ... 67

V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran-saran ... 74

DAFT AR PUST AKA ... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

dan Mahakaya, Ma'rifat kepada Mu adalah kenikmatan yang tak terhingga Hidup ini terasa Indah dengan Iman dan Islam Yang Engkau Anugrahk<in Rabb, jadikan Kami kami Makhluk Yang Pandai bersyukur atas nikmat Mu

'l(arya ini k_u persem6afik_an untuk_orang yang tefafi 6erjasa d"afam kgfiitfupank_u

<Pafifawan dimata k_ami}l.na/(;anak_mu

*

I6und"a J.fapisafi

*

Wanita ifengan sejuta pengor6a11an dim petjuangan

(10)

A.

Latar Belakang

1. Realitas Masjid Dan Umat Islam Indonesia

Hal.V

Jumlah masjid di Indonesia mencapai satu juta buah1• Sedangkan

dalam data yang dihimpun oleh DepartemenAgama Masjid dan Mushala telah mencapai 700.000 buah tersebar diseluruh pelosok nusantara, 30% terrr.1asuk masjid besar, bagus dan indah, 50 % keadaan bangunan bagus dan 20 % tergolong sederhana2.

Realita yang dapat kita lihat saat ini adalah banyak orang-orang yang berlomba-lomba membangun dan memperindah bangunan fisik masjid dengan mengabaikan peran dan fungsi utamanya dalam membina keimanan dan ketaqwaan masyarakat. Status masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim abangan, menurut Ketua Ikatan Da'i seluruh Indonesia, DR. Muchlis Bahar, mengomentari realitas Masj id Dan Umat Islam Indonesia:

"Ruh masjid adalah shalat, tetapi dewasa ini banyak umat islam yang mengabaikan shalatnya, terkadang ada orang yang rela berjalan jauh menuju masjid hanya untuk mendapat pahala yang besar dari setiap langkahnya, sebaliknya orang yang tinggal di sekitar masjid tidak pemah menghadiri shalat berjamah di masjid. Ada juga orang yang rajin shalat berjama'ah di masjid tapi shalatnya tidak dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan

1

Sofyan Syafii Harahap, (Ed) Pedoman Manajemen Masjid, (Jakarta, Pustaka Quantum, 2004),

2

Ahmad Sutarmadi, Visi, Misi, dan Langkah strategis PDMI dan pengelola Masjid, (Jakarta,

(11)

kegiatan dakwah di lingkungan masjid DK! Jakarta adalah rendahnya

frekuensi aktifitas keagamaan di masjid-masjid. Hal ini disinyalir oleh H.

Noer Chaniago, sebagai bentuk tidak optimalnya manajerial masjid .karena

SDM pengelola masjid yang perlu ditingkatkan lagi baik melalui

pelatihan-pelatihan peningkatan manaJemen masjid, maupun semmar-semmar yang . .

terkait dengan itu.

Keberlangsungan aktifitas masjid seharusnya muncul dari inisiatif

pengurusnya, apabila pengurusnya berani, maka "hiduplah" masjid itu.

Sebaliknya apabila pengurus masjid "loyo", tidak akan ada transfonnasi

semangat yang lahir dari masjid yang memberikan ruhnya pada aktifitas

. h4

Jamaa _

2. Fungsi Masjid Dan Tuntutan Masyarakat Modem

Modernisme tidak harus identik dengan menghilangkan

karakter-karakter agamis dalam diri setiap individu, kehidupan di zaman modern

seyogyanya disikapi dengan penuh kearifan dan pertimbangan-pertimbangan

kemaslahatan baik dari sisi dunia maupun segi akhirat.

Syariat Islam adalah hukum-hukum yang kokoh, fleksibel disatu sisi,

dan konsisten disisi lain. Tidak harus umat muslim meninggalkan dirinya

jauh dari putaran modernitas, atau bahkan melawan arus modernitas,

semuanya akan membawa kearah yang lebih baik ketika kita mampu untuk

4

(12)

mengambil hal-hal yang bermanfaat dari kemajuan teknologi, budaya dan pcradaban manusia. Kita yang mcnentukan arah hidup, kaum muslim adalah kaum yang uniqe dari sebuah peradaban. Akankah kita menjadi penghambat kemajuan di berbagai sektor kehidupan guna mencapai ridho Allah ?.

Eksistensi masjid sebagai pusat aktifitas mendapatkan perhatian dari banyak kalangan, kaum profesional, akademisi, dan ulama baik tingkat ·

nasional maupun intemasional. Dalam muktamar Risalatul m。Nセェゥ、@ yang diselenggarakan dikota Mekkah tahun 1975 telah disepakati bahwa untuk mengoptimalkan peran dan fungsi masjid, masjid harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

(13)

beriman dan mengembalikan masjid ke-khittahnya seperti zaman kerasulan

yang telah memberikan kontribusi besar bagi peradaban dunia.

Optimalisasi pemberdayaan masjid di zaman modem membutuhkan profesionalitas yang tinggi, kapabilitas pengurus yang respek terhadap perkembangan sosio kultural masyarakat, sehingga eksistensi masjid benar-benar mengakomodir kepentingan dan kebutuhan umat, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modem.

Masih banyak masjid-masjid di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk menjalankan fungsinya sebagai pusat kegiatan umat berbasis ekonomi dan sebagai sumber dana yang dijadikan barometer kemandirian masjid, guna menopang biaya operasional masjid yang nota hene masih mengandalkan iuran jamaah, infak shodaqoh dan zakat para muzzakki sehingga masjid berposisi sebagai objek padahal yang seharusnya posisi masjid sebagai subjek.

Ketika masjid masih bergantung pada para dermawan optimalisasi fungsi masjid secara teknis belum dimaksimalkan karena potensi masjid belum tergali dengan sempuma, walaupun demikian sudah ada beberapa

masjid yang berhasil menjalankan manajemen dengan sukses dalam memberdayakan ekonomi masjid, seperti Masjid Agung Sunda Kelapa

Jakarta. Hal ini tentu ditunjang oleh banyak faktor. Oleh sebab itu kami merasa tertarik untuk mengangkat tema ini menjadi sebuah skripsi dengan judul: "MANAJEMEN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN

(14)

Kasus : Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta ) dengan alasan sebagai berikut

a. Banyaknya masjid-masjid besar di Indonesia yang memiliki potensi sumber dana potensial masjid yang belum teroptimalkan dengan baik. Hal ini berpengaruh kepada aktifitas masjid yang minim karena terhambat dana, sehingga fungsi masjid sebagaimana yang telah disebutkan diatas tidak dapat terwujud.

b. Banyaknya para pengurus, jamaah masjid dan masyarakat islam Indonesia umumnya belum tercerahkan dengan mekanisme operasional, tehnik manajerial dan optimalisasi fungsi masjid sebagai kekuatan ekonomi yang dapat mensejahterakan umat.

c. Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta sebagai salah satu masjid lbukota yang sudah berhasil memposisikan diri sebagai masjid yang re.fresentatif terhadap perkembangan sosial masyarakat modern sehingga dijadikan benchmark oleh masjid-masjid yang lainnya.5Yang memiliki karakteristik, potensi,dan peluang yang sama.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa maka permasalahan akan dibatasi pada manajemen pemberdayaan ekonomi dan

(15)

pengaruhnya terhadap kemandirian Masjid Agung Sunda Kelapa dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. Manajemen Operasional Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta b. Manajemen Sumber Dana Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta c. Manajemen Keuangan Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta

2. Perumusan Masalah.

Dari batasan masalah telah disebutkan diatas, akan di bahas lebih lanjut dalam beberapa identifikasi masalah meliputi:

a. Bagaimana pola manajemen operasional Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta

b. Bagaimana optimalisasi manajemen Masjid Agung Sunda Kelapa dalam menggali potensi-potensi sumberdana masjid dan pengaruhnya terhadap kemandirian masjid.

c. Faktor pendukung dan penghambat dalam mencapai tujuan masjid Sunda Kelapa sebagai masjid yang mandiri.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(16)

D. Metode Penelitian

Metode penyusunan skripsi ini penulis menggunakan penelitian kwalitatif dalam bentuk deskriptif analisis, yaitu menggambarkan (menjelaskan secara umum) mengenai manajemen masjid untuk mendukung analisa lebih lanjut. Adapun sumber data diperoleh dari:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Reseac!t)

Data-data ini diperoleh dari: Majalah, Surat Kabar, Buku-buku Cetak, Mailing List (Website/Internet), dan untuk ayat-ayat Al Qur'an langsung mengutip dari terjemahan DEPAG. RI

2. Penelitian Lapangan (Field Reseaclz)

Dilakukan dalam bentuk interview (wawancara), yaitu bertanya secara langsung kepada responden (pengurus dan pengelola Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta) tehnik ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dari para pengurus masjid mengenai hal-hal yang terkait dan berhubungan dengan manajemen pemberdayaan ekonomi masjid sebagai faktor pendukung masjid mandiri dalam aktifitasnya.

(17)

Adapun sistematika penulisan skripsi ini mengacu pacla; Buku Pecloman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah clan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi 1m, penyusun rnernbagi kepada beberapa bab yakni :

BAB I Pcndahuluan. Bagian ini menjelaskan tentang Jatar belakang masalah, pembatasan clan perurnusan masalah, tujuan clan kegunaan penelitian, metocle penelitian clan sisternatika penu!isan.

BAB II. Tinjauan Teoritis. Kerangka teoritik tentang profesionalisme manajernen rnasjicl pernberclayaan ekonomi. teori profesionalisrne manajemen masjicl clan manajemen sumberclaya insani sebagai bagian clari manajerial secara umum. Dan pemberclayaan clana produktif cla!am bentuk investasi dana procluktif yang climilki masjicl

(18)

A. Konsep Manajemen Masjid Profesional

Masjid merupakan kebutuhan mutlak yang harus ada dan sejarah awal sejarahnya masjid merupakan pusat segala kegiatan mansyarakat Islam, pada awal rosulullah hijrah ke madinah salah satu sarana yang pertama dibangun adalah masjid, masjid menjadi developmenl power. Luasnya peranan masjid yang akan. kita bangun menentukan kwalitas managerial yang dipergunakan, untuk mencover berbagai kepentingan dan optimalisasi fungsi masjid masjid harus mcmainkan pcranan yang cantik, dcngan mcngoptimalkan scmua potcnsi yang ada termasuk potensi intelektual, peranan dan potensi masjid ini dapat diwujudkan dengan manajemen masjid yang profesional, manajemen masjid

merupakan upaya konsolidasi aktifitas masjid sebagai optimalisasi universalitas masjid bagi kebangkitan kaum muslim.

I. Pengertian Secara Etimologis

Manajemen dalam bahasa Arab disebut dengan idaroh dari perkataan

Ad darta Assyai,a (kamu menjadikan sesuatu itu berputar) atau dari

perkataan Ad darta bihi (kamu menggunakannya sebagai alat untuk memutar sesuatu) atau Ad dhouran (mengelilingi sesuatu).1

'Mahdi Bin Ibrahim, Al Amanah Fil Idari, Edisi Terjemah Amanah Dalam Manajemen,

Rahmat Abbas (Jakarta, Pustaka Al Kautsar, 1997), ha!. 59

(19)

Manajemen dalam bahasa inggris "to manage" yang artinya mengurus, membimbing, mengawasi, dapat juga berasal dari bahasa itali "manegio"

bermakna pelaksanaan atau pengurusan sesuatu atau lebih tepatnya penanganan sesuatu. 2

2. Pengertian Secara Terminologis

Manajemen sebagai alat untuk merealisasikan tujuan umum serta sebagai suatu aktifitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengerahan, pengembangan persoalan dan perencanaan.3 Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap mengemukakan bahwa "ilmu manajemen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mencapai tujuan, apa fungsi yang harus dilakukan dengan menggunakan alat, tenaga orang, ide dan sistem yang lebih efisien. 4

Mengutip pengertian kepemimpinan dari ensiklopedia administrasi lengkap Drs. Mochamad Ayyub "manajemen adalah segenap perbuatan menggerakan sekelompok orang dan menggerakan fasilitas dalam suatu kerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.5 Atau oleh beliau sendiri manajemen disederhanakan menjadi "suatu proses/kegiatan/usaha mencapai tujuan

2 Ahmad Y ani, Urgensi Manajemen Dal am Memakmurkan Masjid, (Jakarta, Dea Advertising),

ha!. 101

3

loc. Cit

4

Sofyan Syafri Harahap, Manqjemen m。セェゥ、L@ (Yogyakarta, Bhal.'li Prima Rasa, 1996), hal. 28 5

Mochamad Ayyub, Manajemen m。Nセェゥ、Z@ Pel111?iuk Prak/is Bagi Perngurus, (Jakarta, Gema

(20)

tertentu melalui kerja sama dengan orang lain.6Setelah menguraikan pcngcrtian manajcmcn dari bcrbagai sumber, bcrikut ini para ccndikia dan pakar mendefinisikan manajemen masjid sebagaimana bahasan utama yang

sebenarnya:

Drs. Mochamad Ayyub memberikan definisi: "manajemen masjid

(idaroh ma.1jid) adalah usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi

masjid sebagaimana mestinya7.

KODI DK! Jakarta mendefinisikan: "Jdaroh masjid adalah ilmu usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan masjid dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam sebagaimana tertulis dalam buku urgensi manajemen masjid, yang kemudian dilengkapi oleh penulisnya" idaroh masjd adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal, oleh seorang ketua pengurus masjid bersama para staff danjama'ahnya melalui berbagai aktifitas positif8

3. Pola manajerial masjid

Pada setiap aplikasi manajemen tentu tidak aan terlepad dari fungsi manajemen yang diungkapkan toeri-teorinya oleh para pakar manajemen, seperti GR. Terry, Taylor, Irwing Fisher, Sondang P. Siagian dll. Managemen yang digagas oleh mereka bila disederhanakan sekurang-kurangnya menjadi

6

/bhi,. 7

/hi<I,. hal. 35

(21)

empat fungsi, sehingga kami anggap fungsi-fungsi ini dapat diberlakukan dalam manajemen masjid sebagai bagian dari karakteristik organisasi

a. f'laning (Perencanaan)

Dalam upaya memakmurkam masjid perencanaan memiliki arti yang sangat penting, ha! ini dapat diungkapkan sebagai berikut; (I) aktifias pemakmuran masjid berjalan lebih teratur dsan terarah, (2) rncrnungkinkan dipilihnya tindakan-tindakan yang tcpal scsuai dcngan kondisi dan situasi yang melingkupi rnasjid, (3) memudahkan untuk menjalanakan pengawasan terhadap jalannya pemakmuran masjid.

Perencanaan upaya pemakmuran masjid dengan matang membuat aktifitas masjid dapat bedalan dengan baik dan jelas arahnya dan target yang dicapai maksimal sesuai dengan yang diharapkan.9 Ada beberapa pendekatan dalam menyusun rencana masjid sebagai berikut:

I. Otokratis

Rencana disusun oleh orang tertentu biasanya oleh kamu elit, atau atasan langsung, dalam kaitannya dengan manajemen masjid metode ini dapat diaplikasikan oleh Dewan Masjid, Pemerintah, Pemangku adat, kaum intelektual di daerah tersebut tanpa melibatkan jamaah.

(22)

2. Demokratis

Perencanaan diserahkan kepada jamaah, mereka dilibatkan untuk merumuskan apa yang akan dicapai, saran mereka dipertimbangkan, keputusan diambil melalui suara terbanyak.

3. Metode Campuran

Metode ini diaplikasikan dengan mengakomodir kedua sistem yang telah disebutkan pertama.

Ketiga pendekatan ini tidak boleh berlaku mutlak, latar belakang sosial masyarakat sangat menentukan, masyarakat elit dan kaum terpelajar, masyarakat awam dan priyayi. Penggolongan-penggolongan seperti itu mutlak diperlukan untuk menetukan pendekatan apa yang dapat mengakomodir kepentingan jamaah secara keseluruhan.

Dalam merumuskan rencana Analisis SWOT sebagai barometer penilaian dan analis kebijakan yang diambil dalam menentukan rencana organisasi meliputi; (a) Strengtlz, kekuatan yang dimliki organisasi, pengurus/manager dan masyarakat kemudian dirumuskan sebagai penun3ang dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan, (b) Weaknes,

(23)

hambatan-hambatan yang akan dihadapi di masa yang akan datang atau kemungkinan terjadi dalam mencapai tujuanjama'ah.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Menurut GR Terry istilah pengorgamsaian berasal dari kata

organism ( organisme) yang merupakan sebuah entitas dengan

bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehungga hubungan mereka satu sama lain saling mempengaruhi 10

Pengorganisaian merupakan instrumen manaJemen yang sangat menetukan ehistensi sebuah organisasi, berpadunya berbagai potensi pengurus masjid dalam satu kerangka pemakmuran, dengan adanya pengorganisasian dan mudah menjalankan koordinasi dan pengawasan serta pengendalian dan evalusi pelaksanaan program kerja dan aktifitas masj id lainnya.

Dalam pengorganisasian hakikatnya pengurus mengetahui dengan jelas cara kerja, wewenang dan tanggungjawabnya, ketika ha! ini sudah tersosialisasi dengan baik, pengururs dapat memberdayakan seluruh

kemampuannya untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan profosionalisme yang maksimal, semua lini berjalan dengan otomatis dan independen secara tehnis dan pelaksanaan. Hal ini akan menunjang alur kerja yang baik dan jalinan kerja yang solid.

(24)

Pengorganisasian adalah penyusunan kaidah-kaidah untuk

melaksanakan apa yang telah ditentukan dalam perencanaan sehingga melahirkan kebijakan, aspek-aspek yang sangat menunjang keberhasilan manajemen masjid.

Dengan adanya aspek pengorgamsasrnn yang tersistematisasi dengan baik akan membawa kepada hal-hal kearah tujuan penugasan kemudian pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksankan tugasnya. Dalam penyusunaan organisasi ada beberapa prisip yang dapat dijadikan acuan antara lain: i r

1. Penentuan tujuan yangjelas 2. Pcmbagian kerja

3. Pelimpahan wewenang 4. Kesatuan komando

5. Tingkat kekuasaan dan organisasi

Jika ha! ini tidak lercover dengan baik, telah terjadi kesalahan besar dalam prilaku manajemen baik menyangkut matriil, sprirituil maupun personil, hal ini dikemukakan oleh Mahdi Bin Ibrahim Bin Muhammmad bahwa: "sasaran, volume pekerjaan, jenis pekerjaan, konsolidasi dan pemabagian pekerjaan, aset yang diperlukan untuk keberhasilan organisasi baik SDM maupun materi".12

11

T. Hani Handoko, Manajemen Personalia Dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta,

PT.Liberty, J 985), hal. 43

(25)

Untuk pembagian kerja biasanya berdasarkan fungsi, cara kerja dan kerja sama antar bagian berdasarkan yang sudah tercantum dan dalam srtuhure organisasi, struhur organisasi adalah bagan yang mengambarkan fungsi masing-masing bagian, batas wewenang, yang dimiliki, luas

I

tanggung jawab yang harus diemban dan hubungan dengan bagian lain. Dalam lembaga masjid profesional masing-masing bagian harus membuat sasaran-sasaran yang ingin dicapai ha! ini berlaku secara desentralisasi oleh tiap-tiap bagian. Hal ini dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pengawasan dan penilaian prestasi (Performance Evaluation).

Beberapa pembagian tugas pemberdayaan ekonomi yang dapat diakomodir oleh karakteristik masjid berdasarkan pus at pertanggungjawaban (Responsibility Centre) sebagai berikut: 13

!. Pusat pengusahaan pemasukan bagi kas masjid ( Income Profit Centre)

2. Pusat pengeluaran dan Anggaran Belanja Masjid (Bu,(jeting Costing)

3. Pusat Pengelola Investasi yang mencakup laba dan investasi dana produktif masjid (Jnvesment Center)

Dalam pengorganisasian penempatan personil masuk dalam manajemen sumberdaya manusia, meliputi pola rekruitment, penempatan personil, kemampuan dan latar belakang pengalaman atau pendidikan

(26)

yang menunjang posisi (The Right man in the right job). Adapun profesionalisme manajemen sumberdaya Islami meliputi, keimanan, keterampilan, ahlak budi pekerti, wibawa dan kejujuran.

Berkenaan dengan profesionalisme Sumberdaya Insani leblh jelas Muhamad Kerebet dan Muhammad Ismail menuliskan tiga faktor yang dapat dijadikan rujukan sebagai barometer tinjauan syariah dalam ha! ini, antara Lain: 14

I. Kafaah yaitu adanya keahlian dan kecakapan dalam bidang pekerjaan yang dilakukan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, pengalaman.

2. Himmatul A 'ma! yaitu memiliki semngat dan etos kerja yang tinggi, mejadikan motivasi ibadah sebagai pendorong utama di samping motivasi penghargaan (Reward) dan hukuman (Funishment) serta perolehan materi

3. Amanah yaitu terpercaya dan bertanggungjawab menjadikan tauhid sebagai unsur pendorong dan pengontrol tingkah laku.

Hal ini disinyalir kebenarannya dalam sabda Nabi Muhammad Saw sebagaimana ditulis oleh sayyid ahmad Hasyim bek15

-:; /. ,.. ,,, ,.. ,.. .... 0 ,..

(($Jl>c.JI olJJ)

セキャ@

セI[Lセゥゥェ@

,J;,,1

_;.s,

JI _/}II

jNNLLェQセQ@

.... ,,.,,.. ,.. ,.. ,.. ,..

artinya " jika suatu urusan diserahkan bukan pada ahlinya maka tunggulah kehancurannya ''.

"M. Kerebet W. dan M. Ismail Y. pengantar manajemen Syariah (Jogjakarta, Perisai pustaka utama) 2000, ha! 84

15

(27)

c. Actuating (pelaksanaan)

Dalam manajemen masjid fungsi pelaksanaan merupakan sebuah pemberdayaan seluruh kemampuan yang dimiliki oleh pengurus sebagai manifestasi penunaian amanah yang dibebankan, optimalisasi seluruh daya yang dimiliki tuntunannya di jelaskan dalam hadist Rosulullah Saw, yang artinya: sampaikanlah anmnat kepada orang yang memepercayakan kepada anda janganlah berkhianat kepada orang yang berhianat kepada anda (HR.Imam Ahmad dan Ahlus Sunnan)

Allah Swt memerintahkan dalam Al Qur'an tentang penunaian amanat, sebagai berikut:

Artinya: Akan tetapi jika sebagain kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya dan hendaknya ia bertaqwa kepada Allah rabbnya. (QS al Baqoroh: 283)

Dalam fi.mgsi menaJemen ini (baca: pelaksanaan) p1mpman

pengurus masjid harus memberikan stimulus dan motivasi kepada para pengurus dan seluruh pelaksana program pemakmuran masjid pada

(28)

Keberhasilan sebuah organisasi ditentukan oleh pola kerja, pola fikir dan etos kerja para "awak" dalarn organisasi, orang nuslim yang beriman memiliki semangat besar yang bernilai universal yaitu kekuatan jihad (Power Spirit Of Jihad) orang Islam layaknya dalam beke1ja memiliki tujuan vertikal yang agung yaitu Ridho Allah dan tujuan horizontal sebagai khalifah Fil Ard untuk dapat bennanfaat bagi mahluk dan lingkungan. k・セェ。@ adalah bagian dari jihad, dan etos ke1ja yang luhur itulah yang marnberikan kontribusi positif dalam proses ke1ja seorang muslim, Firman Allah SWT dalam Al Qur'an:

Artinya: Dan orang-aorang yang berjihad dijalan Allah, maka Allah akan

memeberikan kemudahan baginya. (QS. al-Ankabut: 69)

Ada tiga aspek yang harus dipenuhi secara nalar oleh orang yang bake1ja:17

I. Aktifitas yang dilakukan karena dorongan dan motivasi.

2. Apa yang dia kerjakan karena kesengajaan, sesuatu yang direncanakan,karena didalanmya terkandung suatu gabungan antara rasio dan dan rasa (estetika)

3. Yang dikerjakan karena adanya suatu tujuan yang luhur( aim, goal)

yang secara dinamis merasakan makna bagi dirinya seluruhnya dimanifestaasikandalam bentuk arnal (action).

17

(29)

a. Penetapan Tujuan

Satu masjid berbeda dengan masjid lainnya, begitu juga dalam pemberdayaan ekonomi masjid ada masjid yang refresentatif untuk pemberdayaan secara integral, ada juga masjid yang tidak memiliki potensi utnuk menciptakan sumber dana secara produktif, tujuan pemberdayaan ekonomi masjid dapat dirumuskan dalam tujuanjangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Misalkan tujuan umumnya meningkatkan pemberdayaan ekonomi masjid untuk meningkatkan fungsi masjid yang terpadu dalam syiar, Pendidikan dan ekonomi. Tuj uan ini dirumuskan secara sistematis dan terarah dalam tiap jenjang tujuan yang akan dicapai.

b. Penjabaran Tujuan

Penjabaran dari rencana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam penetapan di atas

c. Penggolongan Kegiatan

(30)

d. Penunjukan Pelaksana

Setelah melalui beberapa taiiapan diatas langkah berikutnya adalah penunjukan pelaksana (staffing). Setelah penunjukan penempatan posisi dengan kriteria yang sudah disebutkan diawal dalam penorganisasian. Langkah selanjutnya adalah langkah-langkah kepemimpinan (leadership) dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen meliputi koordinasi (koordinating), mengarahkan,

mengawasi (controlling), memotivasi (motivating), dan melakukan

penilaian (Valuing)

2. Struktur Masjid

Ketua

Bendahara

I

sekretaris

I

I

I

I

I

Bid. Idroh* Bid.Imaroh Bid.Riayah Perpustakaan (Pengelolaan) (Pemakmuran) Pemeliharaan Masjid

(31)

e. Controlling (pengawasan)

Pengawasan dapat dilakukan dengan mengamati jalannya pelaksanaan kegiatan masjid, mengukur keberhasilan dan kegagalan dengan standarisasi te1tentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Pengawasan merupakan fungsi manager atau organisasi yang menjamin agar tujuan masjid tercapai sesuai harapan tanpa mengandung penyimpangan dan pemborosan19, dapat diupayakan secara eksplisit, dari

kegiatan harus menciptakan keyakinan dari umat terhadap pengelolaan kekayaan dan hmta masjid untuk menyerahkan infak shodagoh, zakat, dan donasi pemakmuran ュ。セェゥ、N@ Realisasi pengawasan dapat dilakukan dengan menyusun administrasi, pembukuan (akuntansi) yang rapi, terpercaya, akurat, sehingga laporan yang dikeluarkan bersifat informatif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Legitimasi pengawasan diuraikan Allah SWT dalm11 Al Qur'an sebagai berikut:

o o..-J ,

セjゥ|@

セ@

LS'

セ@

. -

of

0LS--

. ,..

::..,t

. -

セM

J ...

J:.Wli

,... . .

0LS-- ,

...

\"'"""':X

\MセLセ@

... "" ,, 0 ). ... 0 ,.. r;;, 0

(\A 1 :o_;.)I) ...

セセ@

.031

セj@

:'.;J-1

.;tP

セェェャ@

y.:_;Jj

... .... ,,., ...

19

(32)

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman apabila kamu melakukan sesuatu perikatan utang-piutang untuk dipenuhi pada masa yang telah ditentukan ,maka catatlah. Yang demikian itu lebih adil disisi Allah dan lebih teguh untuk kesaksian dan lebih defeat untuk tidak ada keraguan ... ".(QS. Al Baqoroh: 182)

Dari ayat di atas, betapa Islam menginginkan pencatatan untuk menegakan keadilan, kepercayaan dan membasmi keragu-raguan yang sangat berbahaya dalam kehidupan dan interaksi dimansyarakat.

B. Konsep Masjid Dan Pemberdayaan Ekonomi

Masj id adalah rumah Allah yang di bangun dan didirikan atas dasar taqwa, firman Allah SWT dalam Al Qur'an:

Artinya: "Dan sesungguhnya masjid ilu adalah kepunyaan Allah, janganlah kamu menyembah seorangpun didalamnya di samping( menyembah) Allah". (QS. al Jin: 18) 11

Untuk menetapkan standarisasi manaJemen masjid perlu dirumuskan tentang karakteristik masjid agar diketahui masjid seperti apa yang dapat dikelola dengan standar-standar tertentu.

Berdasarkan tingkatan dan jenisnya klasifikasi masjid dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan jenisnya

a. Masjid Besar

(33)

masjid dengan karakteristik ini biasanya dibangun oleh pemerintah dan masyarakat sekitarnya sangat dikontrol oleh pemerintah begitu juga dengan pengurusan maupun pendanaannya bisa disamakan dengan masjid negara.

b. Masjid Elit

Masjid ini terletak di daerah el it, jamaahnya golongan di kawasan tertentu termasuk pengurusnya, masjid ini memiliki potensi sangat besar c. Masjid Kota

Masjid ini terletak di kota-kota jamaah pada umumnya terdiri dari golongan menegah dan atas

d. Masjid Kampus

Jamaahnya sudah tentu terdiri dari para intelektual aktvitasnnya biasanya sangat pasat dan lebih cendenmg kepada wawasan dan keilmuan di samping kesejahteraan umat.

e. Masjid Organisasi

Masjid untuk jamaah yang homogen yang diikat oleh kesamaan organisasi dan kecenderungan pemahaman tentang ajaran agama, masjid ini dikelola oleh organisasi masjid secara otonomi.

f. Masjid Desa

(34)

Dari uraian di atas proyeksi pengembangan masjid dapat dikategorikan dengan karakteristik dan stratifikasi masjid sebagai berikut20:

I. Type A

Yang termasuk type ini adalah masjid negara( masjid besar dalam penjelasan di atas) masjid Provinsi (masjid Agung). Fasilitas pengembanagan meliputi; (a) kantor-kantor Organisasi Ulama dan organisasi masjid tingkat wilayah, seperti; MUI, KODI, DMI, Remaja Masjid. (b) Ruang pertemuan ( c) ruang rapat ( d) Ruang kegiatan perekonomian meliputi; koperasi, mini market, bisnis club, BMT, Bank Syariah.( e) wisma Pengurus/imam (f) balai pendidikan (g) balai kesehatan. Di Indonesia masjid negara direfresentasikan oleh Masjid Istiqlal Jakarta.

2. Type B (Masjid kabupaten (Masjid Raya dan Masjid Agting)) 3. Type C (Masjid Besar, tingkat kecamatan adan kelurahan)

Fasilitas yang harus dikembangkan adalah; (a) kantor-kantor Organisasi Ulama tingkat kecamatan cla kelurahan, (b) ruang pertemuan (c) ruang kursus (d) ruang kegiatan peerkonomian seperti ; BPRS dan Koperasi, rumah imam dan pengurus masjid (e) balai pendidikan dan poliklinik.

4. Type D (masjid Kecil (masjid Lingkungn RT dan RW)

Fasilitas standar yang harus dimiliki masjid adalah; (a) ruangan ibadah (b) kantor masjid (c) tempat wudhu (d) WC/Kamar mandi/ Urinoir.

Dari penjelasan di atas dapat diambil garis besar bahwa semua mesjid memiliki potensi untuk mengembangkan ekonomi masjid agar menjadi masjid yang mandiri dan berdaya multifungsi. Dari stratifikasi masjid dan

penggolongan masjid dapat dirancang manajemen yang dianggap pas sesuai kapasitas masjid baik dilihat dari Type masjid maupun jenis masjid, semua tingkatan masjid memerlukan manajemen dan profesonalisme yang sama-sama urgen untuk kemajuan dan optmalisasi fungsi masjid, standarisasi

20

(35)

manajemen dan profsionalisme harus disesuaikan dengan keadaan sosial

jamaah masjid yang bersangkutan. 2. Konsep Pemberdayaan Ekonomi

Masjid memerlukan biaya yang tidak sedikit setiap bulannya, ha! ini dirasakan oleh seluruh masjid dari berbagai tingkatan, merupakan tanggung jawab pengurus masjid untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki masjid sebagai pusat aktifitas umat, secara tradisional aliran dana ke masjid didapatkan dari infak jamaah dan sodaqoh para donatur baik yang rutin maupun yang temporer, mengandalkan

income

tersebut, jauh dari memadai hal ini yang menuntut pengurus masjid untuk menggiatkan usaha-usaha lain yang yang menjamin adanya sumber pendapatan masjid.

Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi manajerial masjid secara internal adalah tingkat kemiskinan, tingkat keimanan, dan ketaqwaan, ketidaktahuan manajemen, ketidakpercayaan masyarakat dan administrasi keuangan yang tidak rapi.21

Kondisi ini menyebabkan masjid tidak dapat mengembangkan diri, dampak kekurangan dana sangat merugikan eksistensi masjid sebagai motor penggerak pembentukan masyarakat Islami, usaha-usaha yang mungkin dilakukan masjid adalah profesionalisme kepemimpinan masjid dengan

manajemen yang mapan. Potensi dan umat Islam cukup besar, tinggal

21

(36)

optimalisasi manajemen pencarian dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini potensi sumberdana yang dapat diberdayakan melalui institusi masjid:

l. Potensi umat

Koordinir iuran jamaah dengan administrasi yamg mapan dapat diaplikasikan ke dalam bentuk 1uran wajib jamaah secara berkesinambungan dengan jumlah disesuaikan dengan keadaan keuangan masing-masingjamaah.

2. Potensi Masjid

Bagi masjid-masjid yang temasuk type A, B, dan C dapat

rnemberdayakan bangunan-bangunan yang dimiliki masjid yang ditujukan untuk pelayanan umat yang kemudian dijadikan sumber income kas masjid. Seperti; meetingroom, ruang resepsi, ruang seminar dan sebagainya. Urgensi masjid sebagai sebagai Center of activities muslim

society dapat terpenuhi.

3. Pendirian Institusi Ekonomi Penunjang Kesejahteraan Umat

Pendirian PT atau koperasi yang bergerak diberbagai bidang usaha denagnkeentuan melalui penelitian analisis kelayakan pendirian usaha yang dilakukan para ahli dibidangnya.

(37)

dapat berperan sebagai forum komunikasi ekonomi jamaah, forum-forum pertemuan ini sangat berguna untuk merekatkan hati jamaah dengan masjidnya, sehingga keterikatan jamaah tidak hanya sebatas memenuhi panggilan shalat dan ritual ibadah-ibadah lainnya melainkan meluas menjadi keteriatan sosial yang dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan

sense ofbelonging kepada masjid sebagai bagian dari kehidupannya.

Kegiatan kontak usaha jamaah dapat diupayakan sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan tarafhidup diantarajamaah masjid.

4. Agen Jnstrumen Ekonomi Syariah

Masjid dapat juga menjadi agen yang melembaga dalam hal pengumpulan dana. Masjid-masjid yang profesional dan sudah memiliki manajerial pemberdayaan, sumberdaya yang memadai, lingkunganjamaah yang mendukung, dan akses dunia teknologi dan informasi sudah mendukung, masjid dapat mengelola badan konsuJ.tan manajemen, misalnya bidang teknik, produksi, akuntansi, administrasi, perpajaan dan perizinan. Lembaga tour & Travel, biro penjualan tiket, MLM, suransi dan sebagainya.

C. Manajemen investasi dana produktif masjid

Dalam konsep manajemen investasi, faktor kepastian sangat penting sehingga sumber dana yang sebaiknya dikembangkan adalah yang bersifat tetap.

(38)

(income statement) dan dapat ditempatkan untuk mendapatkan pengahasilan masjid yang permanen untuk mendapatkan profit. Keuntunagn dari surplus nett

masuk kedalam kas masjid dan menjadi hak pengurus dan pemimpin untuk memanfaatkan dan membiayai seluruh kegiatan masjid.

Bentuk investasi yang efektif adalah bentuk penanaman modal dengan mengukur dan mengakomodir efektif dan efisien kine1ja pemeberdayaan dana produktif. Penempatan dana yang nota bene dimiliki institusi masjid bukan atas nama perorangan sehingga akuntabilitas secara de facto oleh pengurus masjid sebagai pengelola kepada pada jamaah, bentuk-bentuk investasi dapat dilakukan dengan bisnis langsung seperti pendirian wartel, warnet, supermarket, toko buku, agen, majalah clan media lslam.22

Investasi secara umum diupayakan dengan meningkatkan kolektabilitas

dan dayaguna ekonomis atas dana produktif (revolving fund) untuk dijadikan asset yang dapat memberikan profit dan meningkatkan kesejahteraan (welfare

optimizing). Dengan investasi idle money, penimbunan harta dan kekayaan

masjid dapat dihindari sehingga dana menyebar keberbagai lapisan masyarakat supaya harta tidak beredar hanya di antara orang kaya saja

Manajemen investasi merupakan bagian dari manajemen keuangan. Manajemen keuangan masjid bertujuan untuk menggali potensi menambah dan mengembangkan dana mesjid melalui berbagai cara yang halal.

22

(39)

Dalam pengertian konvensional (organisasi bisnis) manajemen keuangan adalah semua akifita perusahaan yang bersangkutan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya semurah-murahnya serta usaha mengalokasikan dana terse but secara efektif 23 Dan konsep ini tidak. dapat

diaplikasikan secara menyeluruh dengan manajemen keuangan masjid, karena masjid merupakan organisasi nirlaba (unpure bisnis)

Penempatan dana masjid hams bersifat menguntungkan, ini berarti dana yang dimiliki harus digunakan secara efektif dan efeisien, dan bila belum

digunakan harus ditempatkan pada portofolio investasi/assel, 24 baik saham, obligasi, maupun pada reksadana berbasis syariah

Secara eksplisit tujuan investasi dalam Islam adalah sebagai berikut:

a. Mencari Ridho Allah Swt

Kegiatan muamalah ibadah tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan Ridho Allah (tauhid)

b. Mendapat keuntungan yang halal

Keuntungan yang dikejar oleh seorang muslim adalah sebuah

keuntungan yang dibenarkan Syara' sebagaimana firman allah Swt:

23

Sutrisno. Ekonisia, Manajemen Keuangan . Teary, konsep dan Aplikosi, (Y ogakarta, Mulya Pustaka, 2000) hal .34

24

(40)

セ@ ,,, ,,, ;)l ) /

('\' :o.ULl.I) ... 2Jil

スセ@

1}.>J

セ@

1_;.1" ;j..UI

セH@

,,, ,,, ,,, ,,

Artinya: Hai orang-orang yang beriman jangalah kamu melanggar syiar-syiar Allah ... (QS. Al maidal1 : 2)

c. Tolong Menolong

Salah satu motivasi umat Islam yang menjadi prinsip implementasidan eksistensinya sebagai khalifah fil ard adalal1 Tauhid, distributive justice (keadilan yang yang merata), brotherhood (persaudaraan), work and Activity. Hal ini akan menghubungkan dua kepentingan antar surplus unit dan depisit unit baik dalam produksi, modal ke1ja sebagai peningkatan kesejallteraan (welfare) firman Allall swt:

... "

""

;)/

(\ :o.ull.1) yli...ll

セMg@

.\iii 01

,, .... .... ,..

Artinya: " ... dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya ... " (al Maidah: 2)

Prof. DR.Sofyan Syafri Harahap lebih lanjut mengemukakan

optimalisasi investasi dana produktif dengan memposisikan masjid sebagai

"pusat bisnis". "Masjid sebagai wadall pemersatu umat dan tempat semua kegiatan kemasyaralcat dilakukan juga dapat menyalurkan fungsi lembaga

(41)

dengan syariat. 25 Implementasi "Bank Minded" terhadap jamaah adalah

bentuk optimalisasi fungsi masjid dalam bidang ekonomi, kegiatan

mengarahkan dana ini sekaligus akan mendidik masyarakat lebih sadar pada usaha produktif saling membantu.26 Menurut penulis implementasi ini dapat difasilitasi oleh masjid dengan mendirikan BMT yang berafiliasi dengan masyarakat binaan masjid atau masyarakat yang benar-benar dapat diberdayakan di sekitar masjid atau daerah proyek pembinaan masjid.

25

Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit, ha!. 49

(42)

DIVISI PEMBERDAYAAN EKONOMI (DIVISI USAHA)

MASJID AGUNG SUNDA KELAPA JAKARTA

A. Sejarah Masjid Aguug Sunda Kelapa1

Meskipun pada awalnya keberadaan Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) dimaksudkan sebagai tempat ibadah masyarakat muslim yang tinggal di sekitar wilayah Menteng dan sekitarnya, akan tetapi clalam perkembangan berikutnya kiprah Masjid ini semakin luas dan bahkan jangkauan jamaahnya telah merambah ke wilayah Jakarta Bogar Tanggerang dan Bekasi serta daerah-daerah lainnya.

Perkembangan kegiatan dan jangkauan jamaah ini dapat diamati antara lain dari

kegiata.n Remaja Islam Suncla Kelapa (Riska) clan Lembaga Dakwah Suncla Kelapa (LDSK) serta kegiatan mtin "Pengajian Dhuha" tiap hari Ahacl pagi. Bahkan almnni

jamaah haji clari Lembaga Haji clan Umrah (LHU) m。セェゥ、@ ini datang clari luar DKI dan

luar Pulau Jawa. Awai mula berclirinya Masjid ini mempal(an cita-cita warga muslim

Menteng yang tinggal di sekitar Taman Sunda Kelapa sejal( tahun 1951. Adalah Bapal(

(Alm) H. BR Motil( dan tetangganya Bapak (Alm) Subhan ZE kala itu mencoba mengungkapkan keinginan mendirikan Masjicl di wilayal1 itu kepada Walikota. Namun

1

Website Masjid Sunda Kelapa.or.id

[image:42.522.32.437.210.489.2]
(43)

keinginan itu ditolak mentah-mentah oleh Walikota dengan mengatakan: "Wat ! Een Moskee in Taman Sunda Kelapa ?. Neen, <lat ontsiert de stad". Terpaksa keinginan itu

dipendam untuk beberapa tahun lamanya.

Upaya mendirikan Masjid dilanjutkan pada tahun 1966. Kala itu Bapak HER Motik dan Bapak H. Machmud merapatkan barisan membentuk Panitia Pembangunan Masjid. Dalam bulan Agustus tahun itu Panitia terbentuk dengan

susunan:

Ketua Wakil Ketua Sekretaris I Sekretaris II Bendahara I Bendahara II Pembantu

H. BRMotik

1-1. ML Latjuba 1-lasjim Mahdan, SH H. Tachyar Be. Hk. H. Machmud

1-1. Darwis Tamin H. AH Djunaedi

Temyata usaha mendirikan Masjid saat itu mendapat "lampu hijau" dari Pejabat tinggi DKI, yakni dari Gubemur DKI H. Ali Sadikin dan Pangdam V Jaya H. Amir Machmud. Panitia Pembangunan Masjid dengan dorongan dan persetujuan kedua petinggi DK! itu dan tokoh nasional seperti Jenderal AH Nasution selanjutnya lebih mantap lagi setelah dibentuknya Yayasan Islam Sunda Kelapa (YISK) pada tanggal 7 Oktober 1966 dengan Akte Notaris Bapak Affandi SH.

(44)

Pelindung

Dewan Pengawas

Ketua Kehormatan Ketua

Wakil Ketua I W aki I Ketua II

Penulisl Bendahara I Bendahara II Pembantu Umum

Jenderal Abdul Haris Nasution I. Mayjen KKO Ali Sadikin 2. Prof. Dr. 1 lazairin, SH

3. Brigjen H. Soedarsono Rahardjodikromo 4. Prof. Dr. Djaman Biran

5. Letko! Eddy Djadjang Djajaatmadja Mayjen TNI Amir Machmud

Haji Basjaruddin Rahman Motik Haji Mahmud Lamako Latjuba

Mayjen TN! Mas Muhammad Rachmat Kartakusuma

Hasjim Mahdan, SH Haji Tachjar, Be. Hk. Haji Darwis Tamin

I. Laksda Mursalin Daeng Maganggang 2. Raden Haji Abdul hセェゥ@ Djunaedi

Proses pembangunan dimulai dengan menentukan lokasi. Pada awalnya YISK meminta gedung Bappenas diserahkan kepada Y ayasan. Namun berdasarkan surat dari Kabinet Ampera tanggal 4 September 1970 pennohonan itu ditolak, karena gedung Bappenas masih dipakai pemerintah. Sebagai gantinya Gubernur memberikan altematip kepada YISK, apakah Lapangan Persija atau Taman Sunda Kelapa. Akhimya Yayasan memilih Taman Sunda Kelapa sebagai Iokasi Masjid.

Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Sunda Kelapa dilaksanakan pada Hari Raya Jedul Fitri 1398 H atau tanggal 21 Desember 1969

(45)

berlangsung mulus karena YISK mengalami kekurangan dana. Akibatnya,

berdasarkan keputusan Gubernur YISK menyetop kegiatannya dan menyerahkan pendirian Masjid selanjutnya kepada Pemerintah DK! Jakarta hingga akhirnya pembangunan berjalan dengan baik dan berakhir pada bulan Maret 1971.

Pada tanggal 8 Maret 1971 pengurus YISK diundang Bapak Walikota Jakarta Pusat. Dalam pertemuan yang j uga dihadiri wakil dari Kantor Wilayah Departemen Agama itu disampaikan keinginan gubernur yang antara lain mengharapkan agar pimpinan pengurus Masjid untuk sementara ditangani oleh Bapak Walikota sendiri. Dengan demikian, setelah peresmian Masjid tanggal 31 Maret 1971 komposisi pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa yang Pertama berdasarkan SK Gubernur Nomor 655/A/K/BPD/71 adalah sbb.:

Ketua

Wakil Ketua I

Wakil Ketua II Wakil Ketua III Imam

Sekretaris I Sekretaris II

Kol. H. Eddy Djadjang Djajaatmadja (Walikota Jakarta Pusat)

R.H.O Hudjaja (Kepala Perwakilan Departemen Agama DKI Jakarta)

Brigjen H.M.S. Rahardjodikromo H. B. R. Motik

Prof. Dr. H. M. Rasjidi H. Tachjar, Be. Hk.

Achmad Zarkasjih, (StafWalikota Jakarta Pusat)

B. Profile Pemberdayaan Ekonomi Masjid (Divisi Usaha Masjid)

Divisi usaha Masjid merupakan integral dari manajemen pemberdayaan

Masjid yang memiliki tiga bidang pemakmuran yang dilalukan pengurus MASK,

(46)

dan koordinasi semua bidang dikepalai oleh kepala bidang dibawah pengawasan

koordinator pelaksana yang dalam hal ini diformasikan oleh seorang kepala

kantor yang memiliki kewenang<1n penuh terhadap optimalisasi kinerja semua

bagian, termasuk bidang usaha.

Fungsi dari bidang usaha usaha Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK)

adalah mengoptimalkan potensi-potensi yang ada dan dimiliki Masjid untuk dapat

menghasilkan income guna mendanai semua kegiatan Masjid dan hal-hal yang

melekat padanya tennasuk biaya-biaya pemeliharaan bangunan dan sarana

pendukung Masjid Iainnya. Berikut ini beberapa asset Masjid Agung Sunda

kelapa yang menjadi instrumen Pemberdayaan Ekonomi Masjid:

I. 4 gedung fasilitas umat (jasa properti) meliputi: Aula Sakinah, Ruang Ibadah

Utama, Ruang Zainab Motik dan Serambi Jayakarta.

2. Lembaga Haji dan Umroh (LHU) Posisis LHU ada dalam bidang keagamaan

karena termasuk kedalam divisi yang menghasilkan income LHU temmsuk kedalam pemberdayaan Eknomi Masjid

3. Baitul Mal Wat Tamwil MASK

4. Koperasi dan Toko Buku MASK

(47)

I. Tehnis Operasional Instrumem Pemberdayaan Masjid Agung Sunda Kelapa

a. Penyewaan Gedung 1. Aul a Sakinah

Aula sakinah adalah diperuntukan untuk keperluaan acara resepsi pemikahan atau pertemuan umum yang berkapasitas 200 orang duduk dan 600 orang lainnya berdiri. Fasilitas yang dapat diperoleh adalah; Ruang Ibadah selama satu jam untuk aqad nikah, kursi tamu (plus cover) JOO unit, penambahan kursi maksimal 100 uint @ Rp. 5000;. Kamar rias 2 ruangan (pria dan wanita)ber-AC, sound syistem,

meja penerima tamu, karpet, petugas keamanan, petugas keberhasilan dan dapur (pantry). Tarif yang di bebankan sebesar Rp. 5.000.000,00 untuk hari biasa dan Rp. 6.000.000,00. untuk hari libur

2. Ruang lbadah Utama.

Ruang Ibadah Utama dapat digunakan untuk akad nikah, ceramah, pengajian oleh organisasi sosial dan perusahaan dan institusi pendidikan. Ruangan m1 mampu menampung jamaah/undangan sekitar 800 orang

3. Runag Zainab Motik atau Islamic Center

(48)

kursi belajar 70 seat, petugas keamanan, petugas kebersihan. Biaya yang dikenakan untuk hari biasa Rp.300.000,00 dan untuk hari libur Rp. 500.000,00 per tiga jam penggunaan.

4. Serambi J ayakarta

Letak serambi jayakarta berada di depan ruang Ibadah Utama yang dihubungkan dengan anak tangga antara keduanya. Memiliki luas luas sekitar 500m2 dengan kapasitas seratus kursi diperuntukan untuk acara syukuran. Dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh pengurus seperti, sound system, kursi 50 seat plus cover, penambahan maksimal 50 seat tiap unit dibebankan ongkos tambahan Rp.5000 per unit., penggunaan waterfan dikenakan biaya sebesar Rp.300.000,00, kipas angin, meja penerima tamu, sound system, petugas keamanan, petugas kebersihan, dapur (pant1y) dan ruang rias 2 unit ber-AC. Tarif sewa yang dikenakan sebesar Rp.3.500.000,00 untuk 5 jam pemakaian.

b. Lembaga Haji dan Umroh

(49)

Mentri Agama saat itu terasa memberatkan pihak LHU MASK. Dan pada tahun 2000 setelah melakukan penyesuaian dengan keputusan pemerintah, LHU MASK kembali melayani para jamaah untuk menyelenggarakan dan bimbingan haji ke tanah suci. Dengan jamaah yang tersebar dari berbagai kota dari jawa dan sekitarnya. Berikut ini Data Statistik Kafilah Haji Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta.

200

50

ッMicjNャャLNャョNNNNLBBBBGゥjL|ゥN[LセセセゥャLャャLエャャ[NNセ@

1993 1996 1999 2002 2005

Sumber dari LHU MASK

D laki-laki l!llwanita

Fasilitas yang diberikan LHU berupa bimbingan sebelum dan selama ibadah haji, setiap 20 kafilah haji di bimbing oleh satu orang pembimbing yang berpengalaman, manasik haji dilaksanakan di Masjid

'

(50)

haji tahun bersangkutan, pemeriksaan kesehatan dilaksanakan secara kolektif oleh tim Dokter MASK, dan lain-lain.

c. Bitul Mal Wattamwil MASK

BMT MASK didirikan pada tanggal 4 januari 1997, dengan modal awal Rp.55.000.000;00 Aspek produk layanan umat yang di gulirkan meliputi produk pengumpulan dana berupa simpanan anggota, simpanan

mudhorobhah, di mana anggota langsung mendapatkan bagi hasil setiap

bulannya, simpanan ini sama seperti tabungan umumnya yang dapat diambil setiap saat. BMT MASK dalam memasarkan simpanan anggota ini mengharapkan keungulan lokasi Masjid yang strategis dengan membidik golongan yang berlebih (surplus unit) yang benar-benar rela dan bersedia diinvestasikan dalam jangka panjang untuk kepentingan pembiayaan para pedagang kecil yamg tidak bisa terlayani oleh jasa perbankan. Kepada anggota diberikan manfaat ganda yang barangkali sulit untuk didapatkan pada jasa perbankan, yaitu; pertama mendapatkan nisbah bagi basil tiap bulan dan yang kedua, digunakan untuk usaha

produktif dengan melibatkan pedagang dengan sekala modal yang relatif kecil serta merupakan peran masyarakat mampu untuk mensukseskan prof,>ran pengentasan kemiskinan melalui pemerataan kesempatan berusaha kepada masyarakat ekonomi lemah.

Produk lainnya dari BMT MASK adalah pemberian pembiayaan

(51)

dana untuk pengembangan minimal untuk menjalankan usahanya. Para Anggota luar biasa yang mendapatkan pelayanan pembiayaan diprioriaskan kepada para pedagang pasar untuk sektor.; Sembilan Bahan Pokok (sembako), pedagang sayur mayur, pedagang ikan dan daging dan jasa warung makan. Sementara yang lainnya juga mendapatkan

kesempatan tapi tidak utama.

Wilayah yang diprioritaskan untuk mendapatkan penyaluran sebagai anggota mitra usaha BMT MASK yang sangat membutuhkan adalah; pasar depok dan sekitarnya, pasar blok A dan sekitarnya, Pasar Tebet dan sekitarnya.

Produk Pembiayaan Anggota untuk sejumlah atau sampai dengan Rp.500.000,00 per anggota tidak diharuskan adanya .jaminan, cukup dengan kelayakan usahanya saja. Sedangkan pembiayaan lebih dari satu juta rupiah, selain jaminan kelayakan usaha, juga diharapkan ada jaminan tambahan berupa surat kios/Los Pasar, dan jaminan yang refresentatif untuk jumlah nilai pinjaman yang diberikan. Seluruh surat-surat jaminan tambahan yang disimpan BMT MASK selanjutnya disimpan dalam Safe

Deposit Box yang sengaja disewa oleh BMT MASK untuk kepentingan

penyimpanan surat-surat berharga tersebut.

(52)

para pedagang kecil yang selama ini tergantung dengan jasa rentenir yng tidak bersahabat dengan kehidupan para pelaku ekonomi akar rumput

(grass root) tersebut.

d. Koperasi dan toko Buku MASK

Kopcrasi Dan toko Buku Sunda kelapa didirikan untuk menopang kesejahteraan karyawan dan pengurus Masjid Agung Sunda kelapa dan memfasilitasi Anggota dan jamaah untuk mendapatkan buku-buku Agama Islam yang dibutuhkan oleh jamaah dan masyarakat sekitamya. Di koperasi juga disediakan berbagai perlengakapan shalaf dan ibadah haji, foto copy dan kerajinan tangan, juga hasil home industri dan obat tradisional yang sudah dikenal masyarakat akan khasiat dan manfaatnya.sedangkan butik Pakaian islami yang berada disebelah koperasi bukan milik koperasi tapi milik jamaah yang menggunakan fasilitas Masjid untuk usahanya, dalam lial ini Masjid membebankan tarif sewa atas penggunaan ini sebesar Rp. 2.000.000,00/bulan

e. Penyewaan kios kepada para pedagang yang dibangun di sebelah utara Masjid dengan tarif sewa Rp.2000.000/bulan

2. Pengorganisasian Pemberdayaan Ekonomi (Bidang Usaha) Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta.

(53)

secara penuh. Pemberdayaan ekonomi Masjid Agung Sunda Kelapa secara struktur dapat di gambarkan sebagai berikut.

STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA

MASJID AGUNG SUNDA KELAPA(MASK) JAKARTA

TAHUN 2005-2010

Dewan Kehormatan

I

I

DEWANPENGURUS

QセMMMMMMMMMMMM

I

Dewan Pakar

I

I

I

I

'

I

Kepala Bidang usaha

I

Kepala Bidang Kepala Bidang Sosial セ@

Keagamaan

I

Bidang jasa properti

I

I

-Bagian

BimbiBagian per daga

-ngan Haii dan

-ngan dan koperasi

t - - Bagiari Sekolah dan

Pendidikan Islam

Bagian J asa

-

Pelatihan
(54)

Sebagai tenaga-tenaga pelaksana dalam rangka memperlancar

penyelenggaraan tugas Masjid, diangkatlah karyawan/ pegawai tetap (full

timers), lepas dari keanggotaan pengurus. Berdasarkan keputusan wali

Kotamadya Jakarta Pusat dengan Nomor: 58/2005. Tanggal 29 Maret tentang Penetapan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa tahun 2005-2010 sebagai berikut:

Dewan Kehonnatan I. Walikotamadya Jakarta Pusat

2. H. Tri Sutrisno

" Dr.Ing. H. Fauzi Bowo

セM

4. H. Wiyogo Atmodhanninto

5. H. Husein Soeropranoto

6. H. Soedjana Saleh

DewanPakar I. Prof Dr. H. M. Quraish Shihab, MA

2. Prof Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

3. Dr. H. M. Masyoeri M. Nairn, MA

3. Drs. KH. Zakki Mubarak, MA

4. Drs. KH. Syaifuddin Amsir

5. Drs. KH. ·A. Nur Alam Bakhtiar

Pen gurus

Ketua Umum H. Syaiful Hamid

Wakil Ketua Umum H. Subroto laras

(55)

Wakil Sekretaris Bendahara Umum Wakil Bendahara

H. Zamriful

Hj. Nurul Aini, S. Gatam Ors. H. Fathurin Zen, M.Si

Dalam pelaksanakan tugas sehari-hari tiap bagian-bagian melaksanakan semua bidang-bidang yang terdapat dalam pengawasan kepala· bidang bersifat desentralistik, kepala bidang sebagai penanggung jawab operasional hanya melakukan pengawasan cian evaluasi berkala dalam setiap periode tertentu, semua bidang-bidang tersebut melakukan kegiatan dan semua teknis dan mekanisme dengan independensi penuh dari kepala bidang. Sehingga Bagian-bagian dalam melaksanakan program kerjanya dapat mengembangkan semua kreatifitas dan pengembangan bidang yang digelutinya dengan mandiri, karena dalam operasional ketua bidang memiliki otoritas penuh dalam mengambil kebijakan menyangkut hal-hal yang bersifat teknis.

3. Manajemen Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masjid Sunda Kelapa

Manajemen keuangan sebagai pola penentuan kebijakan dalan mengalokasikan dana yang masuk (income) dan membelanjakannya dalam bentuk pembiayaan dan biaya-biaya operasional untk kelangsungan pemeliharaan visi dan misi suatu organisasi, terkait dengan Masjid sebagai organisasi nirlaba ( non prfit organisation), tentu dengan tidak berazas profit

oriented (pure bisnis) tapi dituntut untuk eksis sebagai organisasi yang dapat

(56)

yang memiliki kamampuan untuk mengahasilkan pemasukan yang maksimal untuk membiayai seluruh aktifitasnya, sehingga tidak menghambat visi Masjid secara de facto. Membutuhkan kebijakan baku yang dapat mengatur manajemen kauangannya.

Dalam ha! ini Masjid Sunda Agung Kelapa memiliki panduan teknis berlandaskan atas Prinsip "BERDIKARl" dengan maksud bahwa pengurus tidak menggantungkan diri semata-mata dari sokongan pemerintah, golongan tertentu maupun perorangan, tetapi menjadi kewajiabn dan tanggung jawab Umat dan Masyarakat Islam pada umumnya, dan khususnya Y ayasan Islam Sunda Kelapa.

Hasil pengumpulan/pemungutan sumbangan, dana dan zakat harus dicatat dengan mengadakana administrasi dan pembukuan yang rapi serta dapat dipertaggungjawabkan, tugas dari perbendaharaan untuk membuat anggaran belanja secara periodik, (triwulan/tahunan) dan menjalankan kebijaksanaan keuangan yang telah digariskan oleh badan pengurus.

Semua pemasukan dan pengeluaran uang melaui bank, sedangkan untuk keperluan rutin dan harian disediakan kas kecil yang pemakaiannya dipertanggungjawabkan kepada kepala kantor, di bawah bimbingan dan pengawasan sekretaris.

(57)

infak penga3ian rutin) sumbangan tetap setiap bulan terutama dari warga mcntcng, kcmungkinan subsidic (scmcntara). (b) Penerimaan

sewaktu-waktu (insidentil) meliputi : Sumbangan-sumbangan dan hadiah-hadiah, wakaf, lain-lain penerimaan dari kegiatan usaha Masjid yang halal. (e)

Penerimaan kbusus (insidentil) hasil dari dana yang khu$US dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.(misalnya, untuk peduli bencana alam, tambahan pembangunan. Pemasukan pada pos ini arus tersendiri, tidak boleh di masukan kesub b.

Pengeluaran keuangan Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta juga dibagi kedalam tiga sub pokok meliputi:

!. Pengeluaran berkala (rutin) dimaksudkan untuk : beban gaJJ pegawai tetap, fee penceramah tetap, beban listrik, air dan pengeluaran sehari-hari. 2. Pengeluaran sewaktu-waktu (insidentil) meliputi: ongkos-ongkos

pemeliharaan Masjid yang besar jumlahnya dan hanya sewaktu-waktu dibutuhkan dan pembiayaan-pembiayaan yang tidak termasuk pengeluaran berkala yang tidak terduga.

3. Pengeluaran khusus, untuk pembiayaan tambahan dan penyempumaan bangunan yang tidak termasuk pengeluaran sewaktu-waktu.

Pembagian tiga sub penerimaan dan pengeluaran dimaksudkan untuk

(58)

Hal yang sama 3uga terkait dengan manaJemen pengeluaran dana Masjid, dengan adanya pembagian dalam sub pengeluaran diupayakan semua pembiayaan berkala dibiayai oleh penerimaan berkala pula. jゥォセ@ terjadi surplus pada pos pendapatan berkala dapat dimasukan pada pos pendapatan insidentil, sehingga dana ini bertambah besar jumlahnya dan dapat dipergunakan untuk menutupi pengeluaran khusus, jika sewaktu-waktu benar-benar dibutuhkan.

(59)

TERHADAP KEMANDIRIAN MASJID AGUNG SUNDA KELAPA

JAKARTA

A. Analisis Pendapatan dan Operasional Masjid Agung Sanda Kelapa Jakarta

Berkaitan dengan opersional atas pendapatan yang dimiliki masjid, fungsi

manajemen sangat urgen dalam implementsinya dalam aktifitas pengelolaan aktifitas masjid salah satunya adanya kontrolling atau pengendalian keuangan yang baik dalam organisasi dapat diwujudkan, melalu eksisnya unsur-unsur dibawah ini :

I. Orang/unit penaggungjawab keuangan tidak boleh terjadi setiap orang bertindak sebagai bendahara, artinya tidak berhak sebagai pencatat, penerima dan pengeluaran uang. Sirkulasi uang harus dari satu pintu.

2. Anggaran adalah alat pengendalian sebagai benchmarking dalam evaluasi kegiatan.

3. Kebijaksanaan, adalah kebijakan yang jelas atas otoritas yang memiliki kewenangan sehingga dihindari pengeluaran oleh orang-orang yang tidak berkompeten.

4. Pelaporan dan publikasi

(60)

7. Personalia yang amanah adalah dan profesional merupakan unsur utama

pengendalian

8. Internal audit, untuk menghindari penyimpangan dan kelalaian kesengajaan, baik terkait dengan syariat maupun kepatutan.

Ketentuan tersebut telah diatur dalam AD/ ART Pasal 5 tentang keuangan dan kekayaan Ayat (2) " semua kekayaan dan keuangan wajib diatur, dibukukan dan dipelihara dengan rapi dan teratur agar dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Islam dan Kepada Allah Swt.

Dengan demikian manajemen pengendalian keuangan masjid adalah kemampuan masjid untuk mengatur keuangan secara sistematis dan terarah dalam

mewujudkan tujuan manajemen secara keseluruhan.

(61)

Berikut ini prosentase penerimaan dan analisis opersional Masjid Agung

Sunda Kelapa periode 2004-2005

No Pendapatan tyo Pengeluaran (Yo Posting

I SewaGedung 42.4 Gedung 8.32 Rutin

2 Perkir 0.62 ATK&Gedung 8,63 Rutin

3 Sewa kios 0.09 Listr,PAM,Telp 6,65 Rutin Gaji Karyawan 19,2 Rutin

Subsidi Lembaga lnternal 0,99

4 Kotak amal 25.48 Dakwah dan pengajian 17 Rutin

5 Ramadhan dan qurban 5.59 Ramdhan dan Qurban 6,69 Khusus

6 ZIS 23.98 Pembangunan dan renovasi 4,23 Khusus

Penyaluran ZIS 15,4 Khusus

7 Penjl. Buku dan VCD 1.42 Cetak Buku dan VCD 1,58 lnsidentil 8 BungaBank 0.16 Opersional Bank 0,01 Insidentil

9 pendapatan lain-lain 0.27 kegiatan Lain-lain 0,98 Insidentil

Biaya Lain-Iain 1,67 Insidentil

Pemberian Pinjaman LHU 3,67 Insidentil

(62)

kegiatan-kegiatan yang telah dispesifikasikan kedalam post costing insidental dapat melakukan subsidi silang, sedangkan untuk pos khusus hanya menerima pemasukan saja dari kedua pos tersebut tapi tidak dapat memberikan subsidi silangnya. Demikian ha! ini dilakukan w1tuk efisiensi dan transparansi serta menunaikan tujuan-tujuan yang telah digariskan Syariat berkenaan dengan penyaluran ZIS sebagaimana yang firman Allah Swt:

セセセ|@

d1

'

,

" ' \ セ@ ,.. ,,., \ ;) "'<>1

,

<::._

GNiセ@ d)j(

dlJi

セ@

-'· .

I , I\ .

°\'

dlJ\

I '. ·' '.

li.J(

'-'\j)\

セセ@ ,..

r--

,..

)

,..

0-4

,.. セヲ@ ,,,.

Gambar

GAMBARAN UMUM TENT ANG

Referensi

Dokumen terkait