• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan sistem informasi spasial berbasis web tata ruang pemukiman (studi kasus : kawasan pemukiman Puspiptek)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan sistem informasi spasial berbasis web tata ruang pemukiman (studi kasus : kawasan pemukiman Puspiptek)"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Mohammad Adi Zawawi 105093003030

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M / 1431 H

(2)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mempeoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

MOHAMMAD ADI ZAWAWI 105093003030

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M / 1431 H

(3)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul ”Perancangan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Tata Ruang Pemukiman (Studi Kasus: Kawasan Pemukiman PUSPIPTEK)” yang ditulis oleh Mohammad Adi Zawawi, NIM 105093003030 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 April 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui :

Penguji I Penguji II

Ir. Bakri La Katjong, M.Kom NIP. 470 035 764

Hildanus, M.Si NIP. 132 003 096

Pembimbing I Pembimbing II

Zainul Arham, M.Si NIP. 19740730 200710 1 002

Yiyi Sulaeman, M.Sc NIP. 19750326 200003 1 001 Mengetahui :

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001

Ketua

Program Studi Sistem Informasi

Aang Subiyakto, M. Kom NIP. 150 411 252

(4)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Mohammad Adi Zawawi 105093003030

Menyetujui,

Pembimbing I

Zainul Arham, M.Si NIP. 19740730 200710 1 002

Pembimbing II

Yiyi Sulaeman, M.Sc NIP. 19750326 200003 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom NIP. 150 411 252

(5)

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, April 2010

Mohammad Adi Zawawi 105093003030

(6)

Dibawah bimbingan Bapak ZAINUL ARHAM dan Bapak YIYI SULAEMAN.

Kawasan pemukiman PUSPIPTEK yang dihuni oleh 698 kepala keluarga ini belum memiliki suatu sistem informasi yang dapat memberikan informasi mengenai lokasi kawasan pemukiman secara spasial dengan cepat, tepat dan detail. Sistem Informasi tersebut sangat dibutuhkan bagi para kerabat penghuni ataupun masyarakat sekitar yang ingin mengetahui lokasi suatu rumah di kawasan pemukiman PUSPIPTEK, mengetahui fasilitas-fasilitas apa saja yang ada di kawasan pemukiman PUSPIPTEK, bagaimana keadaaan kawasan PUSPIPTEK pada awal dibangun hingga sekarang, dan bagaimana kawasan PUSPIPTEK yang akan datang. Informasi tersebut juga dibutuhkan untuk mengetahui apakah pembangunan kawasan pemukiman PUSPIPTEK sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang. Tujuan Sistem informasi spasial tata ruang pemukiman PUSPIPTEK dibangun adalah sebagai sistem yang menyediakan informasi mengenai Pemukiman PUSPIPTEK dalam bentuk data vektor, berbasis

web, dinamis, dan interaktif sehingga pengguna dapat mengakses informasi melalui internet serta berinteraksi dengan sistem secara langsung. Metodologi dalam pembuatan sistem ini adalah System Development Life Cycle (SDLC)

Waterfall, yang terdiri dari perencanaan, analisis, desain, dan implementasi.

Sistem ini dikembangkan menggunakan ArcView 3.3 untuk pengolahan data spasial, ALOV Map versi 0.96 sebagai aplikasi webGIS berbasis Java, MySql sebagai basis data, PHP sebagai bahasa pemrograman

Hasil yang dicapai berupa sistem informasi spasial berbasis web yang disajikan dalam tiga buah tema, yaitu Sistem Informasi Spasial Pendukung Perencanaan Tata Ruang Pemukiman PUSPIPTEK, Sistem Informasi Spasial Pemanfaatan Tata Ruang Pemukiman PUSPIPTEK, dan Sistem Informasi Spasial Pendukung Pengawasan Tata Ruang Pemukiman PUSPIPTEK. Di dalam tiap tema terdapat data spasial dan data atribut dari pemukiman PUSPIPTEK yang meliputi data rumah penduduk, fasilitas umum, fasilitas olah raga, fasilitas pendukung, sekolah dan tata guna lahan. Data mengenai penghuni dapat diperbaharui oleh pengelola web sehingga dapat memberikan informasi mengenai penghuni kawasan PUSPIPTEK dengan tepat.

V Bab + 115 halaman + Daftar Pustaka + Lampiran, 2010

Kata Kunci: Sistem Informasi Spasial, Tata Ruang Pemukiman, SDLC, Webgis, ALOV Map, PUSPIPTEK.

Pustaka Acuan (30, 1973-2009)

(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web Tata Ruang Pemukiman (Studi Kasus: Pemukiman PUSPIPTEK)”.

Penulisan ini tidak akan sempurna tanpa keterlibatan berbagai pihak. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Yiyi Sulaiman, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II.

4. Kedua orang tua, yang telah memberikan do’a untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Ir. R. Jeni Ruslan, selaku Ka. Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) yang telah bersedia memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

6. Pihak PUSPIPTEK terutama bapak Ir. M. Prihasim Usman, MM, selaku pembimbing lapangan dan bapak Dede Kusmawan yang memberikan pengarahan dan informasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(8)

8. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan moril dan materil selama penyelesaian skripsi ini. Penulis menerima masukan berupa kritikan dan saran demi peningkatan manfaat skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, April 2010

Mohammad Adi Zawawi Penulis

(9)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR SIMBOL ... xviii

DAFTAR ISTILAH ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penulisan ... 4

1.5 Manfaat Penulisan ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 8

(10)

3.1.4 Geografis ... 11

2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 12

2.2.1 Definisi SIG ... 12

2.2.2 Komponen SIG ... 13

2.2.3 Kemampuan SIG ... 14

2.3 Data ... 15

2.3.1 Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis ... 16

2.3.7 Model Data Sistem Informasi Geografis ... 17

2.4 Konsep Dasar Tata Ruang Pemukiman ...18

2.4.1 Konsep Dasar Tata Ruang ...18

2.4.2 Konsep Dasar Pemukiman ... 19

2.5 Tata Ruang Pemukiman ... 21

2.6 Kawasan Pemukiman PUSPIPTEK ... 21

2.7 Basisdata ... 25

2.8 Perangkat Lunak Pendukung SIG ... 26

2.9 Program Aplikasi Pendukung WebGIS ... 27

2.10 Sistem Informasi Geografis Berbasis Web (WebGIS) ... 28

2.11 Bahasa Pemrograman ... 29

2.12 MySQL ... 30

2.13 Perangkat Lunak Desain Tampilan Web ... 32

(11)

3.2 Bahan dan Alat Penelitian ... 33

3.3 Metodologi Penelitian ... 35

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data... 35

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 36

3.3.2.1 Perencanaan... 37

3.3.2.2 Analisis ... 40

3.3.2.3 Desain ... 40

3.3.2.4 Implementasi ... 84

3.3.3 Pengujian Sistem ... 86

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tampilan Layar Umum ... 88

4.1.1 Tampilan Layar Index (HOME) ... 89

4.1.2 Tampilan Layar WebGIS ... 90

4.1.3 Tampilan Layar Gallery ... 95

4.1.4 Tampilan Layar Panduan ... 96

4.1.5 Tampilan Layar Buku Tamu ... 97

4.1.6 Tampilan Layar Contact Us ... 97

4.1.7 Tampilan Layar LogIn Pengelola ... 98

4.1.8 Tampilan Layar Index (HOME) Pengelola ... 99

4.1.9 Tampilan Layar WebGIS Pengelola ...100

(12)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...107

5.2 Saran ...108

DAFTAR PUSTAKA ...109

DAFTAR LITERATUR PENDUKUNG ...110

DAFTAR LITERATUR PEMBANDING ...111

(13)

Gambar 2.2 Arsitektur GIS Berbasis Web... 28

Gambar 3.1 System Development Life Cycle ... 37

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian ... 39

Gambar 3.3 Diagram Konteks Usulan ... 41

Gambar 3.4 Diagram Zero Usulan ... 43

Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 2.0 ... 47

Gambar 3.6 DFD level 2 Proses 3.0 ... 48

Gambar 3.7 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized) ... 51

Gambar 3.8 Bentuk Normalisasi Tahap Pertama (1NF) ... 52

Gambar 3.9 Bentuk Normalisasi Tahap Kedua (2NF) ... 53

Gambar 3.10 Bentuk Normalisasi Tahap Ketiga (3NF) ... 54

Gambar 3.11 ERD Sistem ... 55

Gambar 3.12 Rancangan Struktur Menu SITARUP ... 63

Gambar 3.13 Rancangan Struktur Menu Pengelola SITARUP ... 63

Gambar 3.14 STD Layar Utama SITARUP ... 64

Gambar 3.15 STD Menu WebGIS dan STD Menu Gallery ... 65

Gambar 3.16 STD Menu Buku Tamu ... 65

Gambar 3.17 STD Layar Utama Pengelola SITARUP ... 66

Gambar 3.18 STD Menu WebGIS dan STD Menu Buku Tamu Pengelola .... 66

Gambar 3.19 STD Menu User Pengelola ... 67

(14)

Gambar 3.23 Desain Tampilan Peta WEBGIS ... 72

Gambar 3.24 Desain Tampilan Gallery... 75

Gambar 3.25 Desain Tampilan Detail Gallery ... 75

Gambar 3.26 Desain Tampilan Panduan ... 76

Gambar 3.27 Desain Tampilan Buku Tamu ... 77

Gambar 3.28 Desain Tampilan Contact Us ... 78

Gambar 3.29 Desain Tampilan Login Pengelola ... 79

Gambar 3.30 Desain Tampilan Home Pengelola ... 79

Gambar 3.31 Desain Tampilan WebGIS Pengelola ... 81

Gambar 3.32 Desain Tampilan Edit Data Penghuni ... 82

Gambar 3.33 Desain Tampilan BukuTamu Pengelola ... 82

Gambar 3.34 Desain Tampilan User ... 83

Gambar 3.35 Desain Tampilan Edit dan Tambah Data User ... 83

Gambar 4.1 Tampilan Umum SITARUP ... 88

Gambar 4.2 Tampilan Umum SITARUP Pengelola ... 89

Gambar 4.3 Tampilan Layar Index (HOME) ... 90

Gambar 4.4 Tampilan Layar WebGIS ... 91

Gambar 4.5 Tampilan Layar WebGIS Perencanaan ... 92

Gambar 4.6 Tampilan Layar WebGIS Pemanfaatan ... 92

Gambar 4.7 Tampilan Layar WebGIS Pengawasan ... 93

(15)

Gambar 4.11 Tampilan Layar Gallery Detail ... 96

Gambar 4.12 Tampilan Layar Panduan ... 96

Gambar 4.13 Tampilan Layar Buku Tamu ... 97

Gambar 4.14 Tampilan Layar Contact Us... 98

Gambar 4.15 Tampilan Layar Login Pengelola ... 99

Gambar 4.16 Tampilan Layar Index Home Pengelola ... 99

Gambar 4.17 Tampilan Layar webGIS Pengelola ... 100

Gambar 4.18 Tampilan Edit Data Warga ... 101

Gambar 4.19 Tampilan Layar Preview Report ... 101

Gambar 4.20 Tampilan Layar Buku Tamu Pengelola ... 102

Gambar 4.21 Tampilan Layar Preview Report Buku Tamu Pengelola ... 103

Gambar 4.22 Tampilan Layar User Pengelola... 103

Gambar 4.23 Tampilan Layar Edit User Pengelola ... 104

Gambar 4.23 Tampilan Layar Input User BaruPengelola ... 104

(16)

Tabel 2.2 Pembangunan Perumahan PUSPIPTEK ... 23

Tabel 2.3 Pembangunan Fasilitas Lingkungan ... 23

Tabel 2.4 Luas Perumahan PUSPIPTEK ... 24

Tabel 2.5 Pengembangan Fasilitas PUSPIPTEK ... 25

Tabel 2.6 Indikasi Program Pengembangan Fasilitas Kawasan ... 25

Table 3.1 Alur Proses Diagram Konteks ... 42

Tabel 3.2 Proses Pengecekan Data User ... 44

Tabel 3.3 Proses Pengolahan WebGIS ... 45

Tabel 3.4 Proses Pengolahan Main Web ... 45

Tabel 3.5 Proses Lihat Peta ... 46

Tabel 3.6 Proses Pengisian Buku Tamu ... 46

Tabel 3.7 Proses Pembaharuan Data Peta ... 47

Tabel 3.8 Proses Print Data Perumahan ... 48

Tabel 3.9 Proses Pengolahan Data User ... 49

Tabel 3.10 Proses Pengolahan Buku Tamu ... 49

Tabel 3.11 Daftar Tema, Tipe Objek dan Atribut Basisdata Spasial ... 50

Tabel 3.12 Kamus Data ... 56

Tabel 3.13 User ... 57

Tabel 3.14 Buku Tamu ... 57

Tabel 3.15 Tema Perumahan ... 58

Tabel 3.16 Tema Sekolah ... 59

(17)

Tabel 3.20 Jalan ... 60

Tabel 3.21 Tata Guna Lahan ... 61

Tabel 3.22 Ruang Terbuka Hijau ... 61

Tabel 3.23 Ruang Terbuka Non Hijau ... 62

Tabel 3.24 Danau ... 62

Tabel 3.25 Pengujian Metode White Box ... 86

Tabel 4.1 Pengujian Sistem Metode Black Box ...105

(18)

Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco

Source

(Kesatuan Luar)

Process

(Proses)

Data Flow

(Arus Data)

Data Store

(Simpanan Data)

2. Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram (Yakub, 2008)

No Simbol Keterangan

1.

Persegi panjang

Entitas/tipe entitas menyatakan objek

atau kejadian

2.

Ellips menyatakan atribut-atribut

entity set

Atribut adalah item data yang menjadi bagian dari entitas

3.

Belah ketupat (Diamond) menggambarkan relationship set.

Relationship adalah asosiasi antara

dua entitas

(19)

3. SimbolNotasi Kamus Data (Whitten, Bentey & Dittman, 2004)

Notasi

=

+

( )

{ }

[ ]

* *

@

Keterangan

Terdiri dari

Dan

Opsional (Boleh ada boleh tidak)

Pengulangan

Memilih salah satu dari sejumlah alternative

Komentar

Identifikasi atribut kunci

4. Simbol Notasi State Transition Diagram (Whitten, Bentey & Dittman, 2004)

Nama Gambar Notasi Keterangan

Keadaan Sistem (state)

Setiap kotak mewakili suatu keadaan dimana sistem mungkin berada di dalam state.

Perubahan Untuk memungkinkan suatu

(20)

Kondisi dan Aksi

Untuk melengkapi STD,

dibutuhkan dua hal tambahan, yaitu kondisi sebelum keadaan berubah dan aksi dari pemakai untuk mengubah keadaan

Condition Action Keadaan 2

Keadaan 1

(21)

feature geografi yang berasal dari peta analog

ke bentuk digital dalam format GIS/ SIG. Proses

perubahan ini biasanya menggunakan

perangkat digitasi (digitizer) dan meja gambar

atau dapat juga dengan cara digitasi on screen

terhadap peta digital hasil dari scanning.

(Barus, 1996:4-7)

2 Layer Representasi visual dari data geografis pada

peta digital. Secara konseptual sebuah layer

adalah irisan atau strata tertentu atas realitas

geografis pada sebuah daerah tertentu yang

kurang lebih sejenis atau mempunyai kriteria

yang sama maupun mirip. Misalnya jaringan

jalan, batas Pengelolaistrasi pemerintahan,

batas kawasan taman nasional, sungai.

(Prahasta, 2004)

3 Polygon Secara harfiah diterjemahkan sebagai bentuk

bersudut banyak. Dalam GIS istilah poligon

adalah kumpulan pasangan koordinat yang

menghubungkan paling sedikit tiga titik (vertex)

dan titik awal bertemu dengan titik yang paling

akhir dan menutup. Misalnya Batas

Pengelolaistrasi. (Barus, 1996:3-13)

(22)

membagi bumi menjadi 60 zona yang berbeda.

Masing-masing selebar 6°. Zona 1 berada pada

180° Bujur Barat hingga 174° Bujur Barat.

Pertambahan zona ke arah timur. (Hidayat,

2005)

5 WGS84 World Geographic System 1984 adalah datum dan sistem koordinat yang paling umum

digunakan saat ini yang dikembangkan oleh

Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk

menggantikan WGS72. Pengukuran GPS juga

menggunakan datum dan sistem proyeksi ini.

(Hidayat, 2005)

5 Shapefile Format penyimpanan suatu feature/bentukan

lengkap dengan atribut yang terkait atas

bentukan geografis tadi. Shapefile hanya dapat

menyimpan satu feature/ bentukan saja.

(Prahasta, 2004)

6 Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka yang diisi oleh tumbuhan, Tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi)

guna mendukung manfaat langsung maupun

tidak langsung yang dihasilkan, yaitu :

keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan

keindahan. (UU No 26 Tahun 2007)

(23)
(24)

1.1Latar Belakang

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang selanjutnya disebut PUSPIPTEK merupakan kawasan yang dibangun sebagai pusat kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlokasi di kawasan kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Luas wilayah keseluruhan kawasan PUSPIPTEK (Daratama, 2008:2) berjumlah 440 Ha, yang pemanfaatannya dibagi menjadi kawasan laboratorium seluas 300 Ha, kawasan pemukiman seluas 80 Ha dan sisanya seluas 60 Ha merupakan lahan kosong diluar kawasan PUSPIPTEK. Awal pembangunan kawasan pemukiman PUSPIPTEK dimulai pada tahun 1979 hingga tahun 1986 sebagai fasilitas bagi para karyawan yang bertugas di laboratorium PUSPIPTEK yang di dalamnya terdapat berbagai macam fasilitas-fasilitas. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain sarana pendidikan, penginapan, sarana peribadatan, sarana olah raga, sarana kesehatan, dan lahan terbuka hijau.

Kawasan pemukiman PUSPIPTEK yang dihuni oleh 698 kepala keluarga (Tim Kerja Sama PUSPIPTEK, 2005) ini belum memiliki suatu sistem informasi yang dapat memberikan informasi mengenai lokasi kawasan pemukiman secara spasial dengan cepat, tepat dan detail. Sistem Informasi tersebut sangat dibutuhkan bagi para kerabat penghuni ataupun masyarakat sekitar yang ingin mengetahui lokasi suatu rumah di kawasan pemukiman

(25)

PUSPIPTEK, mengetahui fasilitas-fasilitas apa saja yang ada di kawasan pemukiman PUSPIPTEK, bagaimana keadaaan kawasan PUSPIPTEK pada awal dibangun hingga sekarang, dan bagaimana kawasan PUSPIPTEK yang akan datang. Informasi tersebut juga dibutuhkan untuk mengetahui apakah pembangunan kawasan pemukiman PUSPIPTEK sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, yang di dalamnya menjelaskan tentang tata cara penataan ruang suatu wilayah, mulai dari perencanaan pembangunan wilayah, pemanfaatan wilayah hingga pengawasan pemanfaatan wilayah. Gambar 1.1 merupakan grafik perubahan lahan yang ada di kawasan pemukiman PUSPIPTEK mulai dari tahun 1977 hingga perencanaan pembangunan kawasan pemukiman PUSPIPTEK pada tahun 2009-2029.

Gambar 1.1 Grafik Perubahan Lahan Kawasan PUSPIPTEK

(26)

fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan pemukiman PUSPIPTEK, dan informasi mengenai tata guna lahan kawasan PUSPIPTEK. Selain informasi tersebut, dibutuhkan pula informasi perencanaan pengembangan kawasan pemukiman PUSPIPTEK kedepannya, serta informasi mengenai pengawasan pemanfaatan kawasan pemukiman PUSPIPTEK dari awal pembangunan hingga sekarang agar masyarakat mengetahui bagaimana bentuk perubahan dari kawasan pemukiman PUSPIPTEK.

Agar sistem informasi ini dapat diakses dengan cepat, maka dibutuhkan suatu media yang dapat diakses kapan pun, dimanapun dan dapat digunakan oleh siapa pun. Internet adalah media yang dapat digunakan dalam mendukung sistem informasi ini, karena internet dapat memenuhi kebutuhan dalam menyajikan informasi secara cepat. Dengan latar belakang ini, maka dilakukan penelitian di kawasan pemukiman PUSPIPTEK dengan judul

“Perancangan Sistem Informasi Spasial Berbasi Web Tata Ruang Pemukiman” guna memenuhi kebutuhan informasi spasial bagi masyarakat.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :

(27)

1.3Batasan Masalah

Adapun penulis akan melakukan pembatasan masalah pada :

1. Sistem informasi spasial tata ruang pemukiman ini hanya mencakup wilayah pemukiman PUSPIPTEK.

2. Informasi yang ditampilkan merupakan informasi pendukung dalam penataan ruang wilayah pemukiman PUSPIPTEK, yaitu : Sistem Informasi Spasial (SIS) Pendukung Perencanaan Tata Ruang Pemukiman, SIS Pemanfaatan Tata Ruang Pemukiman dan SIS Pendukung Pengawasan Tata Ruang Pemukiman.

3. Metode yang digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) dengan dibatasi hingga tahap pengujian (testing).

4. Sistem informasi spasial yang digunakan berbasis web menggunakan teknologi OpenSource WebGIS, ALOV MAP V0.96

5. Peta yang digunakan berskala 1:12.500.

6. Data spasial yang digunakan memiliki format Shapefile (.Shp).

1.4Tujuan

1. Tujuan Umum

(28)

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Melakukan digitasi pada wilayah pemukiman PUSPIPTEK. b. Membangun aplikasi basis data berbasis web.

c. Mengkonversi data spasial ke web base.

d. Membangun implementasi sistem informasi spasial berbasis web.

1.5Manfaat

1. Manfaat bagi pengelola kawasan pemukiman PUSPIPTEK

a. Memudahkan pengelola kawasan pemukiman PUSPIPTEK dalam melakukan penataan ruang pemukiman di kawasan PUSPIPTEK.

b. Memudahkan dalam mendapatkan informasi mengenai alamat penghuni serta fasilitas-fasilitas yang berada di kawasan pemukiman PUSPIPTEK.

c. Mengetahui status penghuni rumah di kawasan PUSPIPTEK yang masih aktif sebagai pegawai di kawasan perkantoran PUSPIPTEK dan yang sudah tidak aktif (pensiun) sebagai pegawai di kawasan PUSPIPTEK.

2. Manfaat bagi penghuni pemukiman dan masyarakat umum

(29)

b. Memudahkan dalam mendapatkan informasi mengenai alamat penghuni serta fasilitas-fasilitas umum yang berada di kawasan pemukiman PUSPIPTEK.

c. Meningkatkan kepercayaan penghuni terhadap kinerja pengelola kawasan pemukiman PUSPIPTEK.

1.6Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan ini dibagi menjadi lima (5) bab. Adapun isi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan latar belakang dibuatnya penulisan ini, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan yang masing-masing dijelaskan pada tiap bab.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-toeri yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari laporan ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(30)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari sistem informasi yang dikembangkan dan pengujian terhadap sistem yang dikembangkan.

BAB V PENUTUP

(31)

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Konsep Dasar Sistem

Sistem menurut Jogiyanto (2005:1) memiliki definisi suatu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang dimaksud merupakan definisi yang lebih luas.

Sistem menurut Prahasta (2005:37) dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Lebih detail lagi Rober dan Michael di dalam Prahasta (2005:37) menyatakan sistem sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi membentuk kesatuan, dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas yang jelas.

Selanjutnya dalam Wikipedia, sistem2 berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Dalam pengertian

2

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem [juli, 27 2009 pkl 06.59]

(32)

yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan diantara mereka.

Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem memiliki pengertian sekumpulan objek, elemen-elemen, komponen-komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

2.1.2 Konsep Dasar Informasi

Menurut Jogianto (2005:8), informasi memiliki definisi suatu data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih bermanfaat bagi penggunanya. Pengertian lain mengenai informasi menurut Kadir dalam Prahasta (2005:30-31) adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, manajer, staf, atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

(33)

Dari pengertian informasi di atas diambil kesimpulan bahwa informasi merupakan data yang telah diproses (diolah) menjadi bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat bagi penerimanya atau penggunanya untuk mengambil suatu keputusan. Data sendiri pun merupakan bahan untuk membentuk suatu informasi.

2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Leitch dan Davids dalam Jogiyanto (2005:11) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat menejerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Menurut Barus (1996:1-3), sistem informasi adalah suatu jaringan perangkat keras dan lunak yang dapat menjalankan operasi-operasi dimulai dari perencanaan, pengamatan dan pengumpulan data, kemudian untuk penyimpanan dan analisi data, termasuk penggunaan informasi yang diturunkan ke beberapa proses pembuatan keputusan.

(34)

Dari berbagai definisi/pengertian mengenai sistem informasi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan informasi dari data-data yang telah diolah sebelumnya.

2.1.4 Geografis

Menurut Barus (1996:1-1), geografis berasal dari gabungan kata

geo dan graphy. Geo berarti bumi sedangkan graphy berarti proses penulisan, sehingga geografi berarti penulisan tentang bumi. Geografi mencakup studi mengenai permukaan bumi terutama keragaman areal dan hubungan spasial sebagai tempat tinggal manusia.

Menurut Prahasta (2005:49), Geografis memiliki istilah lain, yaitu spasial (keruangan) dan Geospasial. Ketiga istilah ini memiliki pengertian yang sama di dalam konteks SIG. Penggunaan kata “Geografis” mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi.

(35)

2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.2.1 Definisi SIG

Dalam Prahasta (2005), terdapat berbagai macam pengertian mengenai SIG. Antara lain menurut Arronoff dalam Prahasta (2005:55) mendefinisikan SIG sebagai suatu sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, dan (d) keluaran.

Menurut Basic dalam Prahasta (2005:54) SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola, menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi. Menurut Burrough (Barus,1996:2-1) definisi SIG adalah sebagai suatu perangkat alat untuk koreksi, menyimpan, menggali kembali, mentransformasi dan menyajikan data spasial dari aspek-aspek permukaan bumi.

(36)

manipulasi dan analisis, serta menyajikan informasi secara geografis berikut dengan deskripsi dari keadaan geografis suatu wilayah untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.

2.2.2 Komponen SIG

Menurut Gistus dalam Prahasta (2005:58), komponen SIG dibagi menjadi empat komponen, diantaranya perangkat keras, manajemen, data dan informasi, serta perangkat lunak.

Perang

Gambar 2.1 Komponen SIG (Sumber : Prahasta, 2005: 59)

Komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan adalah CPU, RAM, storage, input device, output device, dan peripheral

lainnya. Sedangkan komponen perangkat lunak, merupakan suatu sistem untuk mengolah data dan informasi geografis, seperti ERDAS, ArcView, MapInfo, dan lain-lain.

Data SIG

kat Keras

Data dan Informasi

Peran Manajemen

(37)

Data dan Informasi, merupakan data atribut dari tabel-tabel dan laporan yang digunakan, dan manajemen merupakan komponen yang berkaitan dengan perkembangan dan penguasaan teknologi. Kombinasi yang benar antara ke empat (4) komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.

2.2.3 Kemampuan SIG

Berdasarkan pengertian mengenai SIG dari berbagai macam sumber, kemampuan SIG dapat dilihat secara langsung. Berikut adalah kemampuan-kemampuan SIG menurut Prahasta (2005:72) yang diambil dari beberapa definisi mengenai SIG:

a. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis b. Mengintegrasikan data geografis

c. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografis d. Menyimpan dan memanggil kembali data geografis e. Merepresentasikan atau menampilkan data geografis f. Mengelola data geografis

g. Memanipulasi data geografis h. Menganalisa data geografis

i. Menghasilkan keluaran (output) data geografis dalam bentuk-bentuk: peta tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart) laporan (report), dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy maupun

(38)

2.3 Data dan Informasi Geografis

Data adalah bahasa, mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep, dan objek-objek penting lainnya (Prahasta, 2005:32). SIG dapat menyimpan dan mengumpulkan data dengan dua cara, yaitu secara langsung dengan mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atribut dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard, maupun secara tidak langsung dengan meng-import data-data spasial dari perangkat-perangkat lunak yang ada.

Terdapat beberapa alasan mengenai kebutuhan SIG, diantaranya: 1. Penanganan data geospasial sangat buruk

2. Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa 3. Data dan informasi sering tidak akurat 4. Tidak ada pelayanan penyediaan data 5. Tidak ada pertukaran data

Sedangkan fungsi dari Sistem Informasi Geografis (SIG) antara lain : 1. Sistem Informasi Geografis sebagai bank data geografis

2. Sistem Informasi Geografis sebagai sarana bantu pengambilan keputusan

(39)

2.3.1 Jenis Data Pada Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis memiliki dua (2) jenis data, yaitu data spasial (keruangan), dan data non spasial (atribut). Jenis data spasial merupakan data yang berhubungan dengan ruang atau yang bersifat keruangan. Sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau berkembang) merupakan pendeskripsian dari data spasial. Penyajian data spasial dalam komputer dapat ditampilkan secara raster dan vektor.

Dalam struktur raster, untuk menetapkan data alokasionalnya menggunakan jaringan sel grid. Jadi dalam struktur raster lokasi keruangannya dikodekan, setiap sel menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks petunjuk lokasi serta kode atribut yang dipetakan ke dalamnya. Sedangkan struktur vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal (x,y), baris dengan koordinat yang berkesinambungan ((x1 ,y1),(x2,y2),...,(xn,yn)) dan poligon dengan deret tertutup

((x1,y1),(x2,y2), ...,(xn,yn),(x1,y1)). Perbedaan dari struktur vektor dan

raster adalah struktur vektor menunjukkan penyajian yang lebih detil dibandingkan dengan struktur raster tetapi struktur vektor membutuhkan perangkat yang lebih rumit dan mahal dalam penerapannya.

(40)

dibutuhkan. Penyimpanan data non spasial ini dapat dilakukan dengan dua (2) cara, yaitu dalam bentuk tabel di dalam database dan ditabelkan pada peta dengan pola titik tertentu atau simbol tertentu. Setiap objek memiliki ciri dasar yang membedakan dengan objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar tersebut untuk tujuan pengenalannya, termasuk pula klasifikasi serta nama-nama tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga sebagai data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tulisan atau legenda peta. Contoh atribut jalan seperti: karakteristik jalan dan kualitas jalan.

2.3.2 Model Data Sistem Informasi Geografis

Menurut Barus (1996: 3-19), Semua fitur pada muka bumi bisa di representasikan oleh tiga identitas yaitu: titik, garis, dan poligon. Fitur-fitur beserta atributnya dikumpulkan dalam satuan-satuan yang disebut layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas administrasi merupakan contoh-contoh dari layer.

(41)

Objek garis (juga diistilahkan dengan ujung, lengkungan, dan

polyline) dalam kehidupan antara lain jalur jalan, pipa, yang muncul terpisah dan tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. Walaupun demikian unsur garis tersebut merupakan unsur kelompok yang lebih besar, misalnya aliran sungai kecil dapat dikaitkan dengan sungai yang lebih besar hingga akhirnya dalam ruang lingkup daerah sungai. Ada beberapa sifat yang perlu diperhatikan mengenai sifat objek garis ini antara lain: panjang (misalnya untuk jarak), kelengkungan (untuk sungai), dan orientasi (untuk sumber daya mineral)

Objek poligon (area) dapat diidentifikasi untuk objek yang alami dan buatan manusia, yang berarti keberadaan objek tidak dikaitkan dengan tinggi. Unit spasial poligon dapat bersifat alami seperti danau, pulau atau tipe tanah, atau buatan seperti batas kecamatan. Batas-batas ini dapat tidak jelas, mempunyai banyak sifat, berubah sesuai waktu, bervariasi sesuai definisi, dan dapat juga tidak dapat diamati langsung. Sifat-sifat yang dikaitkan dengan unsur area antara lain adalah perkembangan area, ukuran keliling, daerah tumpang tindih, dan lain-lain.

2.4 Konsep Dasar Tata Ruang Pemukiman 2.4.1 Konsep Dasar Tata Ruang

(42)

ruang. Ruang di dalam pasal 1 butir 1 UU No.26/2007 memiliki definisi sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Tujuan dari penaataan ruang berdasarkan UU No.26/2007 pasal 3 adalah untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan :

1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.

2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, dan

3. Terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaaatan ruang.

2.4.2 Konsep Dasar Pemukiman

(43)

yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Pada pasal 1 butir 4 UU No.4/1992 dijelaskan pula pengertian satuan lingkungan permukiman, yaitu kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. Perumahan sendiri memiliki definisi kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasaran dan sarana lingkungan. Pengertian tersebut berdasarkan UU No.4/1992 pasal 1 butir 2.

Adapun pengertian lain mengenai pemukiman3 adalah suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau sekelompok orang. Syarat-syarat dan unsur dari suatu pemukiman antara lain:

1. Adanya penduduk/ warga

Orang-orang yang ada di dalamnya terikat oleh peraturan-peraturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / berkelanjutan. Biasanya suatu daerah dipimpin oleh seorang pemimpin.

2. Rumah

Tempat berlindung dari segala macam gangguan dan dapat ditempati oleh keluarga yang merupakan unsure terkecil dari masyarakat.

3

(44)

3. Sarana fisik

Sarana yang digunakan untuk mendukung segala aktivitas dan kepentingan penduduk agar dapat terus berjalan serta hidup.

2.5 Tata Ruang Pemukiman

Berdasarkan pengertian diatas, dapat didefinisikan bahwa tata ruang pemukiman merupakan suatu wujud sturktural dan pola perencanaan pemukiman yang direncanakan maupun tidak direncanakan agar wilayah pemukiman tersebut dapat digunakan secara maksimal dan dapat memenuhi kebutuhan para penghuni kawasan pemukiman tersebut tanpa mengesampingkan keamanan dan kenyamanan lingkungan. Adapun fungsi dari penataan ruang pemukiman antara lain:

1. Perencanaan pengembangan wilayah pemukiman

2. Pemanfaatan wilayah pemukiman agar menjadi lebih produktif

3. Pengendalian wilayah pemukiman agar sumberdaya-sumberdaya yang ada di kawasan pemukiman saling memenuhi kebutuhannya.

2.6 Kawasan Pemukiman PUSPIPTEK

(45)

Ha, dan menyediakan sekitar 700 unit rumah yang merupakan rumah tinggal. Disediakan beberapa tipe rumah dengan luas lantai 50 m2, 70 m2, 90 m2, dan 120 m2 yang diperuntukan bagi beberapa golongan kepegawaian sebagaimana peraturan pemerintah yang berlaku. Lingkungan pemukiman PUSPIPTEK dilengkapi juga dengan berbagai sarana pelengkap yang memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari antara lain Balai Kesehatan, Taman Kanak-kanak, Bangsal Olah Raga, SD, SMP, Bank/Kantor POS, Mesjid, Gedung Pertemuan, dan Wisma Tamu PUSPIPTEK (Preliminary Studi Master Plan PUSPIPTEK, 2008).

Adapun batas administrasi kawasan pemukiman PUSPIPTEK yang berada di Kota Tangerang Selatan, tepatnya di Kecamatan Setu adalah sebagai berikut

¾ Sebelah Utara : Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan

¾ Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor

¾ Sebelah Timur : Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan

¾ Sebelah Barat : Kabupaten Tangerang

(46)

Tabel 2.1 Penggunaan lahan kawasan PUSPIPTEK

PENGGUNAAN LAHAN LUAS

Gedung Manajemen 10752 m2

Gedung Konvensi 6200 m2

Perumahan 698 Unit

Wisma Tamu 6000 m2

Bangunan

Laboratorium 132179 m2

Science Center (Rencana) 30 Ha

Konvensi dan Perkantoran (Sisa Lahan) 3,5 Ha

Elektronika (LIPI, Rencana) 3 Ha

Laboratorium (BPPT, Rencana) 24,9 Ha

Kebun Botani dan Propinsi 50 Ha

Lahan Kosong dalam Kawasan

Lain-lain dalam Kawasan 5,3 Ha

Utara PUSPIPTEK 23 Ha

Lahan Luar Pagar

Kawasan Selatan PUSPIPTEK 85 Ha

Sumber: Lap. Akhir Pengembangan Core Competence PUSPIPTEK, 2003

Proses pembangunan kawasan pemukiman PUSPIPTEK dilakukan kurang lebih dari tahun 1979 hingga 1986 melalui beberapa tahap. Untuk melihat lebih detail tahapan-tahapan dalam pembangunan kawasan Pemukiman PUSPIPTEK dapat dilihat pada Tabel 2.2 untuk pembangunan perumahan dan Tabel 2.3 untuk pembangunan fasilitas di kawasan pemukiman PUSPIPTEK.

Tabel 2.2 Pembangunan Perumahan PUSPIPTEK

Tahun Pembangunan No Perincian Total Volume/

(47)

5 Blk 4(120 m2) 140 140

6 Blk 5(50 m2) 40 40

7 Blk 6(120 m2) 200 100 100

Sumber : Master plan kawasan PUSPIPTEK, 1977

Tabel 2.3 Pembangunan Fasilitas Lingkungan

Tahun Pembangunan Jenis No Perincian

Total

Namun hingga tahun 1986 untuk perumahan hanya 75% yang terselesaikan pengerjaannya, yaitu pembangunan perumahan blok 1 hingga blok 4. Kemudian dilakukan pembangunan perumahan dan pengembangan fasilitas-fasilitas serta pengalihgunaan bangunan hingga tahun 2009. Tabel 2.4 menyajikan informasi mengenai jumlah rumah di tiap blok yang ada di kawasan pemukiman PUSPIPTEK blok hingga tahun 2009.

Tabel 2.4 Luas Perumahan PUSPIPTEK

(48)

6 IV (1) 124 Unit 120 m2 500 m2

7 IV (2) 20 Unit 160 m2 500 m2

8 V (1) 38 Unit 50 m2 500 m2

9 V (2) 60 Unit 70 m2 500 m2

10 VI 91 unit 70 m2 500 m2

Sumber : Laporan Sensus Penduduk PUSPIPTEK, 2005 dan Laporan Kebersihan Kawasan Perumahan PUSPIPTEK

Fasilitas-fasilitas yang dibangun dan dikembangkan oleh pengelola kawasan pemukiman PUSPIPTEK hingga tahun 2009 dijabarkan pada Tabel 2.5 berikut ini.

Tabel 2.5 Pengembangan Fasilitas PUSPIPTEK

No Nama Luas Bangunan

Sumber : Data fasilitas kawasan PUSPIPTEK dan data statistik sekolah

Untuk perencanaan pembangunan kawasan pemukiman PUSPIPTEK, pengelola kawasan pemukimana di dalam laporan akhir

Master Plan PUSPIPTEK 2009 akan membangun beberapa fasilitas baru bagi penghuni guna menunjang kebutuhannya. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :

1. Kawasan rekreasi dan sarana olah raga 2. Kawasan hunian bertingkat

3. Business science center

(49)

Tabel 2.6 Indikasi Program Pengembangan Fasilitas Kawasan

No Rencana Pengembangan Tahap

pembangunan/pelaksanaan 1 Kawasan rekreasi dan sarana olah raga 2009-2024

2 Kawasan hunian bertingkat 2009-2029

3 Business science center 2009-2019

Sumber : Penyusunan revisi master plan, 2009

2.7Basisdata

Basis data menurut Hariyanto (2004:3) data adalah rekaman mengenai fenomena/fakta yang ada atau yang terjadi. Data merupakan sumber daya penting pada manajemen modern. Lebih lanjut menurutnya, Basisdata adalah kumpulan data (elementer) yang secara logik berkaitan dalam merepresentasikan fenomena/fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu. Basisdata merupakan salah satu komponen utama sistem informasi karena setiap informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data yang tersedia pada basisdata. Pengelolaan basisdata yang kurang baik dapat mengakibatkan ketidaktersediaan data penting yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.

Penggunaan basisdata dalam SIG akan mendapatkan keuntungan-keuntungan seperti berikut:

1. Reduksi duplikasi data

2. Kemudahan, kecepatan dan efisiensi akses data 3. Penjagaan integritas data

4. Menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive

(50)

2.8Perangkat Lunak Pendukung SIG

Empat komponen utama SIG diantaranya adalah perangkat lunak, karena setiap pengolahan data tersebut tidak lepas dari peranan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengolahan data SIG haruslah merupakan alat (tool) yang mudah digunakan, dan memungkinkan melakukan organisasi, menyusun (maintain), menggambarkan, dan menganalisis peta atau informasi spasial (Prahasta, 2005: 59).

Perangkat lunak yang digunakan juga biasanya dapat bekerja dengan data tabular, citra, textfile, data spreadsheet dan data grafik. Di samping itu perangkat lunak yang digunakan juga dapat melakukan komunikasi dengan produk perangkat lunak lain, di mana kita dapat mengganti (meng-exchange) data tanpa melakukan konversi (convert), dan tanpa meninggalkan atau keluar dari perangkat lunak itu sendiri.

Perangkat lunak yang mendukung SIG dalam proses pengolahannya antara lain ArcView, Map Info, dan ERDAS

2.9Program Aplikasi Pendukung WebGIS

Program aplikasi ini digunakan untuk membuat webGIS yang dapat menampilkan data vektor dan raster di internet. Program aplikasi yang digunakan berbasis java, dapat menghasilkan interface yang interaktif pada

web browser, dapat bekerja dengan multi layer, peta tematik, mendukung

(51)

Program aplikasi ini bersifat open source, dibangun dengan menggunakan bahasa Java dan dikemas dalam Applet sebagai penghubung antara HTML (Hypertext Markup Language, bahasa pembangun halaman

web) dan proses di dalam Applets digunakan bahasa XML (Extensible Markup Language). Salah satu aplikasi pendukung webGIS ini adalah ALOV Map (Sanjaya, 2004: 3).

2.10 Sistem Informasi Geografis Berbasis Web (WebGIS)

WebGIS4 merupakan sebuah web mapping, web mapping yang dimaksud dalam WebGIS bukan pemetaan internet, dan berarti tidak hanya menampilkan peta (yang berupa gambar statis) kedalam situs internet namun dapat berinteraksi dengan user. Menurut Sanjaya (2004:1) Web GIS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang kompleks yang dapat diakses di internet, untuk mengakuisisi, menyimpan, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan data tanpa memerlukan perangkat lunak SIG.

Webmapping bukanlah memindahkan aplikasi GIS desktop ke dalam bentuk web-based walupun memungkinkan untuk itu. Pengguna internet berasal dari berbagai kalangan dengan berbagai kemampuan atas GIS, dari yang tidak tahu sampai ahli. Web mapping memanfaatkan fungsi interaktifitas yang ada pada aplikasi GIS dalam bentuk web.

Bentuk umum dari arsitektur berbasis peta di web dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

4

(52)

Gambar 2.2 Arsitektur GIS Berbasis Web

Pada gambar diatas, interaksi antara klien dengan server berdasar skenario request dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke

server web. Karena server web tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server aplikasi dan Mapserver. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web, terbungkus dalam bentuk file HTML atau applet.

2.11 Bahasa Pemrograman

Dalam pengembangan sistem ini, bahasa pemrograman web yang digunakan bersifat open source yang dapat membuat tampilan web yang dinamis. Karena di dalam proses pembuatannya dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh programmer (user). Bahasa pemrograman yang dapat mendukung diantaranya : PHP, ASP, Perl dan JSP.

(53)

diawali dengan tanda <? Atau <?php sebagai pembuka, dan di akhiri dengan tanda ?> sebagai penutup script.

Bahasa pemrograman yang disebutkan di atas berjalan di lingkungan

web server untuk mengeksekusi setiap skripnya (Kadir, 2003:1). Diantara

web server yang dapat digunakan adalah seperti IIS (Internet Information Server), Apache, dan PWS (Personal Web Server).

Berikut ini adalah contoh script PHP : <html>

<head> <title>

Contoh Sederhana </title>

<body> <?php

Echo(“Hallo apa kabar ? Nama saya PHP script”); ?>

</body> </html>

2.12 MySQL

Database telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia. Sebuah pekerjaan akan terasa berat jika tidak didukung oleh database. Sebagai contoh keberadaan database dirasakan sangat penting dalam pekerjaan di bank, universitas, perpustakaan dan lain-lain. Contoh lainnya adalah beberapa fasilitas di internet yang tidak mungkin berjalan tanpa adanya dukungan database seperti search engine, e-commerce dan website

(54)

Database yang berjalan dan dikendalikan di komputer dinamakan

database server. Salah satu database yang cukup dikenal saat ini adalah MySQL (Kadir, 2003:353).

a. Koneksi ke Database

¾ Fungsi mysql_connect()

Digunakan untuk melakukan koneksi ke program database

MySQL. Sintaksnya:

mysql_connect(nama host, nama user, password)

¾ Fungsi mysql_create_db()

Digunakan untuk membuat sebuah database. Sintaksnya: mysql_create_db(“database”)

b. Tahap Operasi

PHP (Hypertext Preprocessor) tidak menyediakan fungsi-fungsi khusus untuk operasi data, sehingga sintaks yang dipakai adalah sintaks perintah-perintah MySQL, kemudian sintaks ini dioperasikan menggunakan fungsi mysql_query().

1. Memasukkan Data

Untuk memasukkan data ke database, digunakan sintaks:

INSERT INTO nama_tabel (field1, field2,…) VALUES (‘data1’, ‘data2’, …)

(55)

Untuk mencari satu atau lebih data di database digunakan sintaks berikut:

SELECT field1, field2, … FROM nama_tabel WHERE syarat1,syarat2, … ORDER BY nama_field

3. Meng-edit Data

Untuk meng-edit data menggunakan sintaks berikut:

UPDATE nama_tabel SET field1=nilai_baru, field2=nilai_baru, … WHERE syarat1, syarat2, …

4. Menghapus Data

Untuk menghapus data menggunakan sintaks berikut: DELETE FROM nama_tabel WHERE syarat1, syarat2,..

2.13 Perangkat Lunak Desain Tampilan Web

Perangkat lunak desain tampilan web dibutuhkan untuk membuat tampilan web lebih menarik. Perangkat lunak yang digunakan merupakan program professional editor HTML yang digunakan untuk mengelola situs dan menata layout halaman web. Selain itu, perangkat lunak ini pun memiliki fasilitas-fasilitas yang lebih powerful, seperti kemampuan menangani penyuntingan kode dengan lebih baik, menangani dokumen dokumen baru seperti XHTML, kemampuan validasi dan debug di browser,

(56)

Pada penelitian ini dibutuhkan data-data informasi sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian pembahasan. Untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam sebuah perancangan sistem ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu penelitian, bahan dan alat penelitian yang digunakan, metodologi penelitian yang digunakan penulis, dan metode pengembangan sistem yang digunakan.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK), Gedung 120 TMC-1 PUSPIPTEK Serpong Tangerang 15314. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Mei 2009 sampai dengan Desember 2009.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian a. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini antara lain:

- Peta Kawasan PUSPIPTEK skala 1:12.500 tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Kementrian Negara Riset dan Teknologi PUSPIPTEK (bersumber dari hasil pengukuran 2009, dan hasil

(57)

digitasi foto udara (google earth) oleh PT. MULTIDECON INTERNAL)

- Data-data mengenai fasilitas di kawasan pemukiman PUSPIPTEK

- Data-data mengenai sekolah yang ada di kawasan pemukiman PUSPIPTEK

- Data-data mengenai penduduk pemukiman PUSPIPTEK - Data-data megenai luasan wilayah pemukiman PUSPIPTEK

b. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

- Perangkat Keras : satu unit Personal Computer (PC), dan

Printer

- Perangkat Lunak :

1. Window XP Service Pack 2 sebagai Sistem Operasi

2. Arcview 3.3 dengan extensi Register and Transform tools

dan JPEG (JFIF) Image Support sebagai tools untuk

melakukan pendigitasian peta wilayah pemukiman PUSPIPTEK

3. Mozilla Firefox 3.2 dan Google Chrome 2.0 sebagai web browser

4. MS4W 2.3.1 dengan PHP 5.2 sebagai interface berbasis web

(58)

5. Alov Map V 0.96 sebagai program aplikasi webgis untuk menampilkan peta pada browser.

6. MySQL v5.0.45 sebagai database

7. Dreamweaver CS3 sebagai desain web

8. Adobe Photoshop CS sebagai image editor

9. Ms. Visio sebagai designtools perancangan sistem.

3.3 Metodologi Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, serta studi pustaka dan literatur.

a. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai orang yang berkompeten pada bidang pemetaan kawasan PUSPIPTEK. Adapun orang yang diwawancarai adalah :

1. Divisi : Pemasaran PUSPIPTEK Jabatan : Ka.Sub.Bid. Kerjasama IPTEK Tempat : Gedung 120 TMC-1 PUSPIPTEK 2. Divisi : Pertamanan PUSPIPTEK

Jabatan :.Koordinator kebun botani dan kebersihan lingkungan PUSPIPTEK

(59)

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana data-data yang dibutuhkan tersebut diolah. Mengetahui kondisi kawasan pemukiman PUSPIPTEK secara langsung, sehingga memberikan gambaran untuk penelitian

c. Studi Pustaka dan literatur

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan menelaah data yang diperoleh dari perpustakaan atau pustaka mengenai tata ruang seperti tercantum dalam Undang-Undang RI No.26 tahun 2007, dan Undang-undang No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman, dan juga membaca buku-buku referensi,

e-book dan situs internet yang dapat dijadikan acuan pembahasan

dalam masalah ini.

3.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem informasi tata ruang pemukiman ini adalah SDLC (System Development

Life Cycle). Menurut Erfaim Turban, metode penelitian ini terdiri atas

(60)

Perencanaan

Analisis

Desain

Implementasi Kebutuhan

Sistem

Gambar 3.1 System Development Life Cycle (Turban, 2005)

3.3.2.1 Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem informasi ini. Tujuannya adalah untuk mencari inti dari permasalahan dan merumuskan tujuan dibangunnya aplikasi sistem informasi tata ruang pemukiman PUSPIPTEK

(61)

a. Identifikasi Kebutuhan

Langkah awal dalam suatu perencanaan adalah identifikasi kebutuhan. Kebutuhan merupakan suatu keinginan terhadap suatu hal. Sistem informasi spasial tata ruang pemukiman wilayah PUSPIPTEK diusulkan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat, pengelola kawasan, penghuni kawasan pemukiman dan pemerintah setempat yang berkaitan dengan informasi spasial.

Beberapa kebutuhan yang diharapkan sesuai dengan hasil konsultasi dengan pihak PUSPIPTEK, yaitu :

1. Kebutuhan akan suatu sistem informasi spasial mengenai tata ruang pemukiman PUSPIPTEK.

2. Sistem yang diusulkan harus menarik dan mudah dalam pengoprasiannya.

3. Sistem yang akan diusulkan dikelola oleh pengelola

(62)

Implementasi

Pengumpulan Data Spasial Pemukiman PUSPIPTEK

Klasifikasi Data bedasarkan Sumber Data

Identifikasi Kebutuhan dan Pengguna

Kebutuhan

Identifikasi Jenis Data Pengolahan Data

Perencanaan

Rancang Alur Sistem Usulan (DFD)

Rancang Database Usulan (ERD)

Rancang Layar Interface Analisis

Pengkodean (Coding) Pengujian Sistem

(Testing) Perancangan

Rancang Kamus Data Sistem Usulan

Rancang Struktur Data Tabular Analisis Kebutuhan akan Sistem

Informasi Spasial

Bentuk Sistem yang Dibangun Fungsi Sistem yang

Dibangun

Rancang Struktur Menu Aplikasi

Rancang State Transition Diagram

(63)

3.3.2.2 Analisis

Analisis sistem meliputi identifikasi jenis data, pengolahan data, bentuk sistem yang dibangun dan fungsi-fungsi dalam sistem. Identifikasi jenis data menyaring data-data yang telah diperoleh sesuai dengan kebutuhan sistem, dan data-data yang dibutuhkan sistem adalah data spasial dengan format shapefile (*.shp) dan data atribut dengan format database file (*.dbf). Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan ArcView 3.3.

Bentuk sistem yang dibangun yaitu sistem informasi spasial berbasis web yang diusulkan menggunakan ALOV Map, aplikasi

WebGIS berbasis Java. Sementara itu fungsi sistem adalah untuk menampilkan data spasial dan atribut melalui web browser dan memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dengan sistem.

3.3.2.3 Desain

Desain sistem informasi spasial tata ruang pemukiman PUSPIPTEK ini meliputi desain proses, desain basisdata, dan desain layar (interface).

a. Desain Proses

(64)

dibangun. Tool yang digunakan untuk menggambarkan desain proses sistem ini adalah Data Flow Diagram (DFD).

Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk

menggambarkan sistem yang diusulkan secara terstruktur dan jelas sesuai dengan analisis sistem. Sebelumya, dibuat diagram konteks untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses. Rancangan diagram konteks untuk sistem yang diusulkan digambarkan dalam Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Diagram Konteks Usulan

Penjelasan dari gambar 3.3 sebagai berikut :

a. Entitas masyarakat/penghuni mencari sistem informasi spasial tata ruang pemukiman dengan cara memilih fungsi peta yang tersedia, kemudian sistem memberikan informasi mengenai tata ruang pemukiman PUSPIPTEK. Selain itu masyarakat dapat mengisi form buku tamu.

b. Entitas koordinator jaringan PUSPIPTEK mengelola

(65)

lain : data pemukiman, data buku tamu, dan data user. Sistem memberikan informasi spasial mengenai data perumahan, data user, dan data buku tamu untuk dikelola oleh koordinator jaringan PUSPIPTEK

c. Entitas Kepala PUSPIPTEK mendapatkan output

berupa laporan perumahan, dan laporan buku tamu. Alur proses dalam diagram konteks usulan diatas disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Alur proses diagram Konteks

Nama Proses : Sistem Informasi Tata Ruang Pemukiman PUSPIPTEK

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang sistem informasi tata ruang pemukiman PUSPIPTEK

Input : 1. Data Login

2. Data User_baru 3. Data Spasial 4. Form Buku Tamu

Output : 1. User_name pengelola yang aktif

2. Info_perumahan 3. Info_spasial 4. Info_buku-tamu 5. Info_user

(66)

Setelah diagram konteks terbentuk, proses selanjutnya yaitu pembuatan diagram zero (DFD Level 1). Diagram ini menggambarkan tahapan proses yang ada di dalam diagram konteks serta hubungan dengan entitas, proses, alur data dan data

store. DFD Level 1 disajikan pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Diagram Zero Usulan

Berikut deskripsi dari rancangan diagram zero untuk sistem yang diusulkan :

(67)

masyarakat/penghuni, dengan sebelumnya melakukan pengecekan ke dalam database data spasial dan

database tabularnya. Selain itu sistem akan

memberikan informasi mengenai isi dari buku tamu yang telah terisi sebelumnya.

b. Entitas koordinator jaringan PUSPIPTEK memiliki kemampuan untuk mengelola webGIS, dan main web

seperti me-manage buku tamu, dan memperbaharui data perumahan dan me-manage user yang berhak mengelola web dengan sebelumnya melakukan login user.

c. Entitas Kepala PUSPIPTEK hanya mendapatkan output

berupa laporan perumahan, dan laporan buku tamu. Pada Gambar diagram zero terdapat lima (5) proses utama yang dilakukan oleh sistem, yaitu : proses login user, proses pengolahan webGIS, proses pengolahan main web, proses lihat peta, dan proses pengisian buku tamu. Tiap proses dalam DFD

level 1 disajikan pada Tabel-Tabel berikut :

Tabel 3.2 Proses Pengecekan Data User

No.Proses : 1.0

Nama Proses : Login_User

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pengecekan data user

Input : User name, Password

(68)

Tabel 3.3 Proses Pengolahan Web GIS

No.Proses : 2.0

Nama Proses : Pengolahan web gis

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pengolahan data spasial dan pembaharuan data perumahan

Input : Data spasial, yaitu :

Output : Info_perumahan yang dapat diperbaharui

Tabel 3.4 Proses Pengolahan Main Web

No.Proses : 3.0

Nama Proses : Pengolahan MainWeb

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pengolahan data spasial dan pemeliharaan data web.

Input : User_baru

Output : 1. Data user yang disimpan ke dalam

Tabel user

2. Data buku tamu yang disimpan ke dalam Tabel buku_tamu

(69)

Tabel 3.5 Proses Lihat Peta

No.Proses : 4.0

Nama Proses : Lihat Peta

Deskripsi : Proses pencarian data peta yang terdapat di webGIS

Input : Data spasial

Output : Info_spasial yang dicari

Tabel 3.6 Proses Pengisian Buku Tamu

No.Proses : 5.0

Nama Proses : Pengisian buku tamu yang dilakukan oleh masyarakat/penghuni

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pengisian form buku tamu

Input : Buku_tamu

Output : Info_buku_tamu yang disimpan kedalam

Tabel dan ditampilkan kembali

Tahap selanjutnya setelah pembuatan diagram zero, membuat diagram detail (DFD Level 2). DFD level 2 ini merupakan penguraian dari diagram zero yang telah dibuat. Di dalam diagram zero masih terdapat proses yang dapat diuraikan lagi, yaitu proses pengolahan pembaharuan data peta, pengolahan

print data perumahan, pengolahan data user, dan pengolahan

(70)

2.1

Terdapat 2 proses di dalam DFD level 2 proses 2.0, yaitu proses pembaharuan data peta oleh koordinator jaringan PUSPIPTEK dan proses print data perumahan untuk dijadikan laporan perumahan bagi kepala PUSPIPTEK. Diagram detail level 2 proses 2.0 digambarkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 DFD Level 2 proses 2.0

Tiap proses yang digambarkan pada Gambar 3.5 disajikan pada Tabel 3.7 untuk proses pembaharuan data peta, dan Tabel 3.8 untuk proses print data perumahan.

Tabel 3.7 Proses Pembaharuan data peta

No.Proses : 2.1

Nama Proses : Pembaharuan data peta

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pembaharuan data peta yang dilakukan oleh koordinator jaringan

Input : Data spasial

(71)

Tabel 3.8 Proses Print data perumahan

No.Proses : 2.2

Nama Proses : Print data perumahan

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pencetakan data perumahan yang telah diperbaharui

Input : Data perumahan yang berasal dari Tabel

perumahan

Output : Laporan_perumahan

b. Diagram detail level 2 proses 3.0

Terdapat tiga proses di dalam DFD level 2 proses 3.0. yaitu pengolahan data user, dan pengolahan buku tamu. Semua proses tersebut dilakukan oleh entitas koordinator jaringan PUSPIPTEK. Sedangkan kepala PUSPIPTEK hanya mendapatkan laporan_buku_tamu. Berikut Gambar diagram detail level 2 proses 3.0 yang disajikan pada Gambar 3.6.

Koordinator

(72)

user, dan Tabel 3.10 untuk proses pengolahan buku tamu. Berikut tabel-tabel proses pada DFD level 2 proses 3.0 :

Tabel 3.9 Proses Pengolahan Data User

No.Proses : 3.2

Nama Proses : Pengolahan data user

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pengolahan data user oleh sistem

Input : Data user_baru

Output : Info_user yang telah diperbaharui

Tabel 3.10 Proses Pengolahan Buku Tamu

No.Proses : 3.3

Nama Proses : Pengolahan buku_tamu

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pengolahan buku_tamu oleh sistem

Input : Data buku_tamu yang berasal dari Tabel

buku_tamu

Output : 1. Buku_tamu yang telah di-manage

dimasukkan kedalam Tabel buku_tamu

2. Laporan_buku_tamu

b. Desain Basis Data

(73)

tema, tipe objek, dan atribut basis data spasial yang digunakan dalam sistem.

Tabel 3.11 Daftar tema, tipe obyek dan atribut basisdata spasial

No. Nama Tema Prefix Tipe

Obyek

Atribut Sumber data

1. Perumahan R Polygon id_rumah

U Polygon id_fasum

nama_fasum ls_bangunan keterangan

Peta Kawasan PUSPIPTEK

3. Fasilitas Olah Raga (Fasol)

O Polygon id_fasol

nama_fasol ls_bangunan keterangan

Peta Kawasan PUSPIPTEK

4. Fasilitas Pendukung (Faduk)

P Polygon id_faduk

nama_faduk ls_bangunan keterangan

Peta Jaringan Air Bersih dan Peta Jaringan Listrik

G Polygon id_tagula

nama_tagula luas keterangan

Peta Kawasan PUSPIPTEK

9. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

N Polygon id_rtnh

nama_rtnh luas keterangan

(74)

1. Normalisasi

Normalisasi tabel basis data Sistem Informasi Tata Ruang Pemukiman PUSPIPTEK yang diusulkan dimulai dengan melakukan perancangan basisdata bentuk tidak normal, kemudian normalisasi tahap pertama, normalisasi tahap kedua dan tahap ketiga masuk ke dalam bentuk normal ERD

*id_rumah *id_sekolah keterangan keterangan

rumah nama_sekolah *id_jln *id_danau

penghuni luas_tanah nama_jln nama_danau

jumlah_anggota_klg luas_bangunan jenis_jln luas

instansi jml_kls lebar_jln kedalaman

status kedinasan no_tlp/fax *id_tagula *id_rtnh fisik_bangunan email/website nama_tagula nama pemanfaatan_komersial *id_fasum luas luas

*id_tamu nama_fasum keterangan keterangan

nama luas *id_user *id_rth

email keterangan nama_user nama

tgl_masuk *id_fasol password luas

jam_masuk nama_fasol *id_faduk keterangan

komentar luas nama_faduk

a. Bentuk Tidak Normal Basis Data Sistem

Bentuk tidak normal ini merupakan bentuk awal dari basis data sistem. Bentuk tidak normal basis data sistem ini dapat dilihat pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Bentuk Tidak Normal

b. Normalisasi Tahap Pertama (1NF)

(75)

buku_tamu

status kedinasan fisik_bangunan

Gambar 3.8 Bentuk 1NF c. Normalisasi Tahap Kedua (2NF)

Normalisasi tahap kedua mensyaratkan semua atribut memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut bukan kunci hanya tergantung pada atribut kuncinya. Gambar 3.9 yang menunjukkan bentuk normalisasi 2NF:

(76)

RTNH

status kedinasan fisik_bangunan

Gambar 3.9 Bentuk 2NF d. Normalisasi Tahap Ketiga dan ERD Spasial

Hasil normalisasi tahap ketiga (3NF) di dalam rancangan basis data sistem yang akan dibangun digambarkan pada gambar 3.10. Sedangkan ERD sistem yang dibangun terdapat pada gambar 3.11.

Gambar

Gambar 2.1 Komponen SIG (Sumber : Prahasta, 2005: 59)
Tabel 2.1.
Tabel 2.2  Pembangunan Perumahan PUSPIPTEK
Tabel 2.4 Luas Perumahan PUSPIPTEK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode karyawisata, untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah diterapkan metode

Sentiasa berwaspada dengan musuh terutamanya musuh yang secara zahirnya nampak sebagai Muslim, tetapi secara batinnya memusuhi Islam (munafik). Musuh dalam selimut

Oleh sebab itu, mantra yang dimiliki oleh bidan kampung atau dukun kampung pada pertolongan persalinan juga dapat diadopsi oleh tenaga kesehatan, seperti yang telah dijelaskan

Purves, drama Die Dreigroschenoper karya Bertolt Brecht mendapat rerata penilaian sebesar 5,5 yang berarti drama ini dinilai baik oleh pembaca akademik, (2) tidak ada satupun

Penghuni permukiman Rumah lanting (Rafting Houses) dan penghuni Rumah Panggung (Pillar houses) merupakan penduduk asli Suku Dayak dan Suku Banjar. Permukiman ini

Gubernur Provinsi Sumatera Selatan masa bakti 2013-2018 menegaskan arah pembangunan untuk: (1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan yang seimbang baik dari

a. Importir Umum.Yaitu perusahaan pemegang API Umum yang dapat mengimpor barang bukan limbah yang tidak diatur Tata Niaga Impornya. Importir Umum Limbah. Yaitu importir umum

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang