• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun sistem informasi spasial berbasis WEB pada trayek Bus sedang : studi kasus DKI Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Membangun sistem informasi spasial berbasis WEB pada trayek Bus sedang : studi kasus DKI Jakarta"

Copied!
262
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS WEB

PADA TRAYEK BUS SEDANG (STUDI KASUS : DKI JAKARTA)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Oleh : Taufan Arfianto

106093003156

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2011

(5)

v ABSTRAK

Taufan Arfianto (106093003156), Membangun Sistem Informasi Spasial

Berbasis Web pada Trayek Bus Sedang Studi Kasus DKI Jakarta. Dibawah

bimbingan Zainul Arham dan Bakri La Katjong.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta merupakan sebuah instansi yang bertanggung jawab atas penyelenggaran angkutan kota yang ada di DKI Jakarta, Di dalam Dinas Perhubungan terdapat unit kerja Bidang Angkutan Darat yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan, pengawasan dan pengevaluasian angkutan di darat. Salah satu jenisnya adalah angkutan jenis bus sedang. Dinas Perhubungan juga didukung dengan peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 97 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan bahwa Dinas Perhubungan adalah sebuah instansi yang berwenang dalam mengawasi, merancang, mengevaluasi dan memberikan kemudahan teknis informasi trayek bus sedang kepada masyarakat. Namun sampai saat ini belum memiliki sistem informasi yang mampu menggambarkan secara detail, jalan yang dilewati oleh bus sedang. Selama ini Dinas Perhubungan hanya mempunyai informasi trayek bus sedang secara deskriptif dan tulisan, belum digambarkan secara visual peta, juga belum memiliki sebuah media informasi trayek kepada

masyarakat, sebagai pengguna jasa transportasi bus sedang. Dari permasalahan

tersebut penulis merancang sebuah sistem informasi spasial berbasis web pada

trayek bus sedang yang digunakan sebagai alat untuk memudahkan Dinas Perhubungan dalam mengetahui dan mengevaluasi trayek bus sedang dan memberikan informasi teknis kepada masyarakat. Metodologi dalam pembuatan

sistem ini adalah SDLC (System Development Life Cycle) yang terdiri dari

perencanaan, analisis, desain, dan implementasi. Sistem ini dikembangkan

menggunakan ArcView 3.3 untuk pengolahan data spasialnya, ALOV Map versi

0.96 sebagai aplikasi WebGisnya yang berbasis Java, MySQL sebagai basis data

dan PHP sebagai bahasa pemrograman.

Kata Kunci: Sistem Informasi Spasial, SDLC (System Development Life Cycle),

WebGis, ALOV Map, PHP, MySql, Dinas Perhubungan.

V Bab + lxxxvii Halaman + 164 Halaman + 4 Simbol + 46 Tabel + 50 Gambar + Daftar Pustaka + Lampiran

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan Ridha dan Ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Membangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Web pada Trayek Bus Sedang

(Studi Kasus : DKI Jakarta)”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan

bantuan baik dari segi moral dan material dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak sekali membantu dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Bakri La Katjong, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak sekali membantu dan membimbing penulis dalam

(7)

vii

5. Bapak Doddy Setiyono Selaku Staff Sekertariat Dinas Perhubungan

DKI Jakarta yang memberikan arahan dalam penelusuran data yang

dibutuhkan penulis.

6. Bapak Kelik Setiawan , Bapak David dan Bapak Donny Erlan selaku

staff Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek, Bidang Angkutan Darat,

Dinas Perhubungan DKI Jakarta, yang telah membantu penulis untuk

melakukan riset di Dinas Perhubungan DKI Jakarta serta membimbing

penulis dalam pelaksanaan riset.

7. Papah, Mamah dan Adikku tercinta, terutama Mamah dan Adikku

yang menjadi alasan penulis terus semangat menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga dekatku Kakek , Nenek , Tante, Om dan Sepupu-Sepupu

yang selalu memberikan support dan doa bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Adrina Syahrin, yang selalu memberikan bantuan dan support yang

besar bagi penulis.

10.Sahabat-sahabatku, Sidiq Permana, Syamsul Arifin, Yahdi Yandika,

Seno Aji Airlangga, Swi Handono, terima kasih banyak atas

bantuannya dan supportnya, dan sahabat-sahabat lainnya yang terlalu

banyak penulis bila disebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan

banyak terima kasih.

Penulis sadar bahwa penyususan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

(8)

viii

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak terutama kawan-kawan Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

baik sebagai bahan karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar

untuk penelitian materi lebih lanjut.

Jakarta, September 2011

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman Judul ………..……….… Lembar Pengesahan Pembimbing.………...

i ii Lembar Pengesahan Ujian …..………..….………….. Pernyataan ………...……….. Abstrak …..……….

iii iv v

Kata Pengantar... vi

Daftar Isi ……….………... ix

Daftar Tabel………..……….… xiii

Daftar Gambar.………..………... xvi

Daftar Simbol ………..……….………... Lampiran ………...………... xix xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.7 Sistematika Penulisan... 10

(10)

x

2.4 Sistem Informasi Geografis... 16

2.4.1 SIG... 16

2.5 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan... 21

2.5.1 Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan... 21

2.9 Siklus Hidup Pengembangan Sistem... 25

(11)

xi

(12)

xii

3.3.1 Bahan... 60

3.3.2 Peralatan... 60

3.4 Diagram Alur Penelitian... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Sistem... 64

4.1.1 Profile Dinas Perhubungan Kota Administrasi Provinsi DKI Jakarta... 64

4.1.2 Susunan Organisasi Dinas Perhubungan... 66

4.1.3 Bidang Angkutan Darat... 69

4.1.4 Seksi Angkutan Orang Dalam Trayek... 70

4.1.5 Identifikasi Kebutuhan dan Pengguna (User Need Assesment) ... 71

4.1.6 Identifikasi Masalah... 72

4.2 Analisis... 72

4.3 Desain... 73

4.3.1 Desain Proses... 73

4.3.2 Desain Basis Data……….. 89

4.3.3 Perancangan Struktur Menu……….. 119

4.3.4 Perancangan Desain Tampilan (Interface)……… 131

4.4 Implementasi……….. 151

4.5 Pengujian Sistem……… 152

4.5.1 Pengujian Metode White Box……… 152

4.5.2 Pengujian Metode Black Box……… 153

4.5.3 Pengujian Kuisioner Sistem……….. 156

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan……… 159

5.2 Saran……….. 160

DAFTAR PUSTAKA……… 162

DAFTAR LITERATUR PENDUKUNG……… 163

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Alur Proses Diagram Konteks...75

Tabel 4.2 Proses Pengolahan Login...77

Tabel 4.3 Proses Pengolahan Data Spasial………...77

Tabel 4.4 Proses Pengolahan WebGis………..……….....78

Tabel 4.5 Proses Pengolahan Buku Tamu………...…..79

Tabel 4.6 Proses Pengolahan Berita………...79

Tabel 4.7 Proses Pengolahan Data Metromini...83

Tabel 4.8 Proses Pengolahan Data Kopaja...85

Tabel 4.9 Proses Pengolahan Data Kopamijaya...83

Tabel 4.10 Proses Pengolahan Data Koantasbima...84

Tabel 4.11 Proses Pengolahan Data Jewadianmitra...84

Tabel 4.12 Proses Pengolahan Data Terminal………...84

Tabel 4.13 Proses Pengolahan Data Provinsi ………...85

Tabel 4.14 Proses Pengolahan Data Kota ………...85

Tabel 4.15 Proses Pengolahan Data Rumah Sakit ………...85

Tabel 4.16 Proses Pengolahan Data Stasiun ………...86

Tabel 4.17 Proses Pengolahan Data Kantor Polisi ………..86

Tabel 4.18 Proses Pengolahan Data Jalan ………...86

Tabel 4.19 Proses Pengolahan Data Jalan Tol ………...87

Tabel 4.20 Proses Tambah Berita………...88

Tabel 4.21 Proses Edit Berita……….88

(14)

xiv

Tabel 4.23 Daftar Tema, Tipe Obyek dan Atribut Basis

Data Spasial...89

Tabel 4.24 Tabel Normalisasi Bentuk Tidak Normal………...92

Tabel 4.25 Tabel Normalisasi Tahap Pertama………...98

Tabel 4.26 Kamus Data………...108

Tabel 4.27 Tabel User………......110

Tabel 4.28 Tabel Buku Tamu...110

Tabel 4.29 Tabel Berita...111

Tabel 4.30 Tabel Kategori………...112

Tabel 4.31 Tabel Terminal...112

Tabel 4.32 Tabel Metromini………...………...113

Tabel 4.33 Tabel Kopaja……….113

Tabel 4.34 Tabel Kopami Jaya...114

Tabel 4.35 Tabel Koantas Bima...115

Tabel 4.36 Tabel Jewa Dian Mitra………...115

Tabel 4.37 Tabel Provinsi………...116

Tabel 4.38 Tabel Kota...116

Tabel.4.39 Tabel Rumah Sakit...117

Tabel 4.40 Tabel Stasiun...117

Tabel 4.41 Tabel Kantor Polisi………...117

Tabel 4.42 Tabel Jalan……….………......118

Tabel 4.43 Tabel Jalan Tol………..118

Tabel 4.44Pengujian Metode White Box......152

(15)

xv

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Perubahan Jumlah Armada Bus Sedang DKI Jakarta……….2

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem………..14

Gambar 2.2 Komponen SIG………..17

Gambar 2.3 System Development Life Cycle ………....26

Gambar 2.4 Contoh Entitas Luar ………..29

Gambar 2.5 Contoh Arus Data………..30

Gambar 2.6 Contoh Proses………30

Gambar 2.7 Langkah – Langkah Dalam Normalisasi………...32

Gambar 2.8 Contoh Tampilan Entity Set Spasial………..35

Gambar 2.9 Bentuk Umum dari Arsitektur Berbasis Peta pada Web………40

Gambar 2.10 Contoh Script PHP………..45

Gambar 3.1 System Development Life Cycle……….. ..57

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian………... 63

Gambar 4.1 Bagan Susunan Organisasi……….68

Gambar 4.2 Diagram Konteks………...74

Gambar 4.3 DFD Level 1/Diagram ………..76

Gambar 4.4 DFD Level 2 Proses 2.0………..81

Gambar 4.5 DFD Level 2 Proses 5.0………..87

(17)

xvii

Gambar 4.7 ERD SISTAB ………...107

Gambar 4.8 Rancangan Struktur Menu Utama SISTAB )Pengunjung)...120

Gambar 4.9 Rancangan Struktur Menu SISTAB (Administrator)...121

Gambar 4.10 STD Menu Utama……….122

Gambar 4.11 STD Menu Route Map………...123

Gambar 4.12 STD Menu List Trayek………...124

Gambar 4.13 STD Menu Terminal...125

Gambar 4.14 STD Menu Buku Tamu...126

Gambar 4.15 STD Menu Utama (Administrator)………..127

Gambar 4.16 STD Menu Route Map (Administrator)………128

Gambar.4.17 STD Menu Terminal (Administrator)...129

Gambar.4.18 STD Menu Buku Tamu (Administrator)………...130

Gambar 4.19 Tampilan Home Umum...131

Gambar. 4.20 Tampilan Route Map………...133

Gambar. 4.21 Tampilan List Trayek………135

Gambar. 4.22 Tampilan Terminal………...136

Gambar. 4.23 Tampilan Berita………....137

Gambar. 4.24 Tampilan Buku Tamu………...138

Gambar. 4.25 Tampilan Contact Us………140

Gambar. 4.26 Tampilan Login Administrator...141

Gambar. 4.27 Tampilan Home Administrator……….142

(18)

xviii

Gambar. 4.29Tampilan Link Tampilkan Route Map………..144

Gambar. 4.30Tampilan Edit Route Map……….145

Gambar. 4.31 Tampilan Terminal Administrator………...146

Gambar. 4.32 Tampilan Edit Terminal Administrator ………...147

Gambar. 4.33Tampilan Edit Berita Administrator………..148

Gambar. 4.34 Tampilan Input Berita Administrator...149

Gambar. 4.35 Tampilan Buku Tamu Administrator ………...150

Gambar 4.36 Grafik Kuisioner pada Dinas Perhubungan ………..157

(19)

xix

DAFTAR SIMBOL

1. Simbol dan Notasi DFD (Ladjamudin. 2005, 61)

Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco

Source

(Kesatuan Luar)

Process

(Proses)

Data Flow

(Arus Data)

Data Store

(20)

xx

2. Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram (Prahasta. 2005. 173)

No Simbol Keterangan

1.

Persegi panjang

Entitas/tipe entitas menyatakan objek atau kejadian

2.

Ellips menyatakan atribut-atribut

entity set

Atribut adalah item data yang menjadi bagian dari entitas

3.

Belah ketupat (Diamond) menggambarkan relationship set.

Relationship adalah asosiasi antara dua entitas

4.

Garis, menghubungkan antara entity set dengan atribut-atributnya dan antara entity set dengan relationship setnya.

5 persegi panjang dengan unsur spasial

entity set di dalamnya

(21)

xxi

6 Bentuk ini menggambarkan

hubungan atau relasi yang dinyatakan oleh topologi geografi.

3. SimbolNotasi Kamus Data (Whitten, 2004 : 343)

Notasi

=

+

( )

{ }

[ ]

* *

@

Keterangan

Terdiri dari

Dan

Opsional (Boleh ada boleh tidak)

Pengulangan

Memilih salah satu dari sejumlah alternative

Komentar

(22)

xxii

4. Simbol Notasi State Transition Diagram (Whitten, 2004: 636)

Nama Gambar Notasi Keterangan

Keadaan Sistem (state)

Setiap kotak mewakili suatu keadaan dimana sistem mungkin berada di dalam state.

Perubahan Sistem

Untuk memungkinkan suatu keadaan dengan keadaan lain, digunakan jika sistem mewakili transisi dalam prilakunya

Kondisi dan Aksi

Untuk melengkapi STD,

dibutuhkan dua hal tambahan, yaitu kondisi sebelum keadaan berubah dan aksi dari pemakai untuk mengubah keadaan

Keadaan 1

Keadaan 2 Condition

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi pada zaman sekarang ini sudah dipandang sebagai elemen yang

tidak mungkin dipisahkan dalam kehidupan masyarakat, karena hampir di

keseharian manusia, informasi dibutuhkan oleh manusia, baik untuk pekerjaan,

perencanaan kehidupan, organisasi dan lain sebagainya. Informasi yang baik dan

akurat, relevan dan tepat waktu akan memberikan pengetahuan dalam menentukan

suatu pemecahan masalah, perencanaan dan evaluasi terhadap apa yang sudah

direncanakan sebelumnya, salah satu contohnya adalah informasi spasial.

Kebutuhan informasi spasial pun dirasakan semakin cepat, Oleh karena itu

berbagai macam organisasi dan institusi baik itu pemerintah maupun swasta

menginginkan untuk mendapatkan informasi spasial yang konsisten, serta

mempunyai aksesibilitas yang baik, salah satunya dalam bidang transportasi.

DKI Jakarta merupakan kota yang padat penduduk dengan beragam aktifitas

transportasi. Bedasarkan data tahun 2009 yang dimiliki Dinas Perhubungan DKI

Jakarta, diketahui 6,7 juta kendaraan bermotor beraktifitas di DKI Jakarta. Mulai

dari mobil pribadi, motor, (6,6 juta unit) dan angkutan massal (91.082 unit),

angkutan massal meliputi Transjakarta, bus besar, bus sedang sepeti Metromini,

Koantasbima dan Kopaja, serta angkutan umum kecil. Jumlah trayek nya pun

bermacam-macam untuk bus besar saja 274 trayek, bus sedang 99 trayek berikut

(24)

2 beroperasi bus besar 4925 armada, bus sedang 4990 armada dan bus kecil 14.130

armada. Dari tahun ke tahun jumlah rata-rata armada terus meningkat, untuk bus

sedang saja dari tahun 2003 ke tahun 2009 jumlah rata ratanya diatas 4000 armada

yang aktif dan hanya menurun di tahun 2006. Hal ini menandakan angkutan

umum jenis bus sedang ini banyak beroperasi di DKI Jakarta. Gambar 1.1 adalah

gambaran perubahan jumlah armada bus sedang yang beroperasi di DKI Jakarta,

4960 4965 4970 4975 4980 4985 4990 4995

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

A

R

m

a

d

a

Tahun

BUS SEDANG

Gambar 1.1 Grafik Perubahan Jumlah Armada Bus Sedang DKI Jakarta

(Sumber : Dinas Perhubungan Sub Bina Usaha Angkutan Jalan, 2009)

Namun banyaknya jumlah trayek dan jumlah armada bus sedang yang aktif

beroperasi di DKI Jakarta berbanding terbalik dengan pengetahuan secara detail

jalan atau jalur mana yang dilewati oleh bus sedang massal tersebut.

Dinas Perhubungan sebagai instansi pemerintah yang menurut peraturan

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 97 Tahun 2009 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Pasal (2) ayat (2) bahwa Dinas

(25)

3 mengevaluasi dan memberikan kemudahan teknis informasi trayek bus sedang

kepada masyarakat pun, belum memiliki sistem informasi yang mampu

menggambarkan secara detail, jalan yang dilewati oleh bus sedang. Selama ini

hanya mempunyai informasi trayek bus sedang secara deskriptif dan tulisan,

belum digambarkan secara visual peta, juga belum memiliki sebuah media

informasi kepada masyarakat, sebagai pengguna jasa transportasi bus sedang.

Beberapa penelitian terdahulu atau studi literatur dalam membuat dan

mengembangkan suatu sistem informasi trayek jenis angkutan umum dan sistem

informasi geografis pernah dibuat oleh Eka Dwi Cahyono (2007), mahasiswa

Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Penelitiannya yang berjudul

“Sistem Informasi Geografis Angkutan Umum di Surabaya Berbasis Web”.

Tujuan dari sistem ini adalah membantu masyarakat dalam mengetahui pelayanan

publik di kota Surabaya dalam hal ini angkutan umum, perguruan tinggi negri,

terminal , rumah sakit kantor polisi dll. Sistem ini menghasilkan tampilan berupa

halaman visual peta yang menggambarkan trayek angkutan yang beroperasi di

kota Surabaya, juga menampilkan fasilitas yang ada di kota Surabaya seperti mall,

perguruan tinggi negeri , rumah sakit dll. Terdapat juga menu trayek angkutan

yang berisi informasi tangkutan yang beroperasi di kota Surabaya. Namun masih

terdapat kekurangan dalam sistem ini yaitu tidak adanya menu pencarian rute

angkutan yang dapat membantu masyarakat dalam mencari rute angkutan, dan

sistem ini juga tidak mempunyai menu penggantian data secara langsung

(updating) di browser mengenai fasilitas pelayanan publik yang ditampilkan di

peta, dalam hal ini data trayek, rumah sakit, kantor polisi, perguruan tinggi negeri

(26)

4 Dhimas Annang Banumasetya (2008), mahasiswa Univeristas Gunadarma

dalam penelitiannya berjudul “Perancangan Sistem informasi Trayek Angkutan

Umum Kota Bogor Berbasis Web”, penulis tersebut membahas pembuatan suatu

sistem informasi geografis berbasis web dengan metode pengambangan model

UML dalam pengembangan sistemnya. Sistem ini menampilkan trayek angkutan

umum di bogor secara interaktif, tampilan berisi peta dan data tabular informasi

angkutannya, terdapat juga menu pencarian yang dapat membantu masyarakat

dalam mengetahui trayek mana saja yang beroperasi di kota Bogor. Terdapat juga

menu yang dapat mengganti data DBF secara langsung di browser. Kelemahan

dari studi ini adalah tidak menggambarkan tempat penelitian yakni kota Bogor

secara visual peta dan informasi tabularnya secara lengkap, tidak menyertakan

informasi terminal yang beroperasi di kota Bogor dan juga tidak memberikan

menu komentar kepada masyarakat dalam memberikan opini terhadap pelayanan

angkutan umum yang beroperasi di kota Bogor.

Fie Jannatin Aliyah (2008), mahasiswa Universitas Gunadarma dalam

penelitiannya yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Mengenai

Penyebaran Fasilitas Pendidikan, Perumahan dan Rumah sakit Di Kota Bekasi”

Metode pengembangan sistem ini menggunakan SDLC (System Development Life

Cyle). Sistem ini menampilkan informasi penyebaran fasilitas pendidikan,

kesehatan, perumahan secara spasial dan tabularnya. Peta yang dihasilkan juga

interaktif dengan menampilkan informasi jalan raya, jalan utama, jalan tol, jalan

arteri dan lintasan rel kereta api dan juga terdapat menu yang menampilkan

informasi yang terkait mengenai fasilitas pendidikan dll. Namun masih ada

(27)

5 menampilkan informasi geografis posisi kordinat. Kemungkinan fasilitas umum

yang digambarkan di dalam peta tidak sesuai dengan posisi asli di bumi. Dan juga

sistem ini tidak menyediakan menu penggantian data secara langsung (updating)

pada browser mengenai fasilitas pelayanan publik yang ditampilkan di peta.

Dalam hal ini fasilitas pendidikan, kesehatan dan perumahan.

Melihat dari alasan dan studi literatur terdahulu dalam membangun sebuah

sistem informasi spasial, penulis akan merancang sebuah sistem yang mampu

memvisualisasikan data trayek bus sedang sehingga membantu Dinas

Perhubungan dan masyarakat dalam mengetahui data trayek yang tadinya hanya

berupa deskriptif dan tulisan, dan untuk memenuhi tanggung jawab Dinas

Perhubungan DKI Jakarta sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta Nomor 97 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Perhubungan dalam memberikan kemudahan akses informasi kepada

masyarakat selaku calon penumpang. Sistem ini juga mampu mengganti

(updating) data yang ditampilkan di peta secara langsung di browser, jika

nantinya ada trayek yang dicabut bedasarkan Keputusan Kepala Dinas

Perhubungan provinsi DKI Jakarta Nomor 372 Tahun 2010 Tentang Pencabutan

Terhadap Trayek-Trayek Bus Kota Yang Tidak Dilayani. Sistem ini juga mampu

menerima opini masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi bus sedang dalam

memberikan komentar mengenai kualitas pelayanan armada dan penyelenggaraan

trayek bus sedang di DKI Jakarta. Sistem informasi spasial berbasis web adalah

sistem yang mampu mendukung kebutuhan ini, karena dapat diakses kapanpun

(28)

6 Dan juga untuk menjawab permasalahan yang ada, penulis menyusun skripsi

dengan judul sebagai berikut, Membangun Sistem Informasi Spasial Berbasis

Web pada Trayek Bus Sedang (Studi Kasus: DKI Jakarta)

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang sudah diuraikan diatas

maka penulis mencoba untuk mengidentifikasikan masalah yang muncul dalam

penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana merancang sistem informasi spasial trayek bus sedang berbasis

web di kawasan DKI Jakarta?

2. Bagaimana aplikasi sistem informasi spasial trayek bus sedang ini dapat

diimplementasikan kedalam jaringan atau website sehingga mudah diakses

oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan masyarakat?

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang sudah diuraikan, maka

didalam pembuatan aplikasi ini penulis mencoba untuk mengidentifikasikan

masalah yang hanya dibatasi pada :

1. Sistem informasi spasial trayek bus sedang ini hanya mencakup wilayah DKI

Jakarta.

2. Informasi yang ditampilkan hanya informasi trayek bus sedang dalam kota

(29)

7

3. Data yang digunakan adalah data sekunder.(Data yang diperoleh dari Dinas

Perhubungan)

4. Sistem informasi spasial ini nantinya akan digunakan oleh Seksi Angkutan

Orang Dalam Trayek, Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI

Jakarta, untuk membantu kinerjanya.

5. Sistem ini dibuat dengan menggunakan software Arcview 3.3 dengan extensi

register and transform tools , JPEG (JFIF) sebagai Image Support, dan Edit

Tools 3.1 sebagai tools analisa jaringan jalan dan teknologi WebGIS,

menggunakan teknologi Open SourceWebGIS, yaitu ALOV MAP V0.96.

6. Metode yang digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle)

dengan dibatasi hingga tahap implementasi dan pengujian.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin didapat oleh penulis dari hasil penelitian ini

adalah:

Menghasilkan sebuah sistem yang digunakan sebagai alat untuk

memudahkan Dinas Perhubungan dalam mengetahui , mengevaluasi dan

memberikan akses informasi trayek bus sedang yang beroperasi di DKI

(30)

8

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Penulis

1. Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.

2. Mengetahui bagaimana merancang suatu sistem informasi yang

berbasiskan keruangan yang ditampilkan dalam suatu media peta yang

berbasis web.

3. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Program

Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5.2 Bagi Universitas

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi ilmu

yang telah diperoleh dibangku kuliah.

2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan

sebagai bahan evaluasi.

1.5.3 Bagi Dinas Perhubungan dan Masyarakat

1. Dapat menjadi sebuah informasi pada Dinas Perhubungan dalam

mengelola dan mengevaluasi trayek bus sedang dan memberikan akses

informasi trayek bus sedang kepada masyarakat .

2. Dapat menjadi sebuah informasi kepada masyarakat yang ingin

menggunakan jasa transportasi angkutan umum jenis bus sedang dan

menjadi masukan bagi Dinas Perhubungan dalam mengawasai trayek

(31)

9

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian,

digunakan Metode Studi Pustaka, Metode Studi Literatur Sejenis, Metode

Observasi dan serta Metode Wawancara. Mengenai apa yang dimaksud

dari metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Metode Studi Pustaka

Dengan memilih buku-buku referensi yang relevan dengan judul yang

diangkat, sehingga dengan membaca buku-buku tersebut penulis

mendapatkan banyak informasi.

2. Metode Studi Literatur Sejenis

Sumber literatur yang dipergunakan di dalam penulisan skripsi ini

adalah studi literatur hasil dari penelitian atau hasil penulisan karya

ilmiah.

3. Metode Observasi

Selain mendapatkan informasi dari buku-buku referensi, penulis juga

memperoleh informasi melalui teknik observasi yang dilakukan di

Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Dengan demikian penulis dapat

membandingkan secara langsung informasi yang didapat dari

(32)

10

4. Metode Wawancara

Untuk menambah informasi, penulis juga melakukan tanya jawab

dengan narasumber yang dianggap ahli dan kompeten dalam bidang

yang sesuai dengan judul yang diangkat penulis.

1.6.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam

membangun sistem informasi spasial berbasis web pada trayek bus

sedang di DKI Jakarta ini menggunakan metodologi pengembangan

terstruktur dengan metodologi model pengembangan SDLC (System

Development Life Cycle) yang tahapannya sebagai berikut :

1. Perencanaan

2. Analisis

3. Desain

4. Implementasi

1.7. Sistematika Penulisan

Sebagai acuan bagi penulis agar penulisan laporan ini dapat terarah sesuai

dengan yang penulis harapkan, maka akan disusun sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan

(33)

11 yang hendak dicapai, manfaat yang diharapkan dan metodologi

yang digunakan dalam penelitian ini secara sistematik

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang

digunakan dalam pembahasan penulisan skripsi ini dan sumber

landasan teori tersebut.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang

mencakup metode pengumpulan data dan metode pengembangan

sistem yang digunakan dalam suatu sistem informasi spasial

berbasis web trayek bus sedang.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab ini menguraikan tentang hasil pembahasan dari

sistem informasi yang dikembangkan dan pengujian terhadap

sistem yang dikembangkan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini merupakan akhir penulisan penulisan skripsi, di

mana berdasarkan uraian-uraian yang telah dibahas akan

dituangkan ke dalam suatu bentuk kesimpulan akhir serta

(34)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Membangun

Membangun adalah sebuah cara menyusun atau meng - adakan sesuatu

yang mempunyai wujud terstruktur dengan berbagai macam bentuk. (Kamus

Besar Bahasa Indonesia : 2002)

2.2 Data

Data merupakan bahasa, mathematical dan simbol-simbol pengganti lain

yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa,

aktifitas, konsep-konsep dan objek-objek penting lainnya. (Prahasta, 2002:30)

2.2.1 Data Spasial

Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian

(georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit

spasial. Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan

pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada

cakupan wilayah kontinental, nasional, regional maupun lokal.

Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya

teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada sistem informasi

geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa vector (polygon, line, points)

(35)

13 2.3 Sistem Informasi

2.3.1 Sistem

2.3.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Elemen-elemen yang

saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan

sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai. Elemen-elemen yang

dimaksud merupakan definisi yang lebih luas. Tergantung organisasi

yang menjalankannya.(Jogiyanto, 2005:2)

2.3.1.2 Karakteristik Sistem

Menurut (Jogiyanto,2005:3), suatu sistem mempunyai

karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Pengetahuan tentang karakteristik-

karakteristik ini membantu pemahaman tentang sistem itu sendiri.

Karakteristik dari sistem dapat dikenali melalui kata-kata kunci dalam

definisinya. Karektiristik sistem adalah sebagai berikut :

1. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components)

atau subsistem-subsistem.

2. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary).

3. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment).

4. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface).

(36)

14 Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Jogianto, 2005:6)

2.3.2 Informasi

2.3.2.1 Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sumber dari

informasi adalah data, data sendiri adalah kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata,

kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu.

(Jogiyanto, 2005:8)

2.3.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi menurut Jogiyanto (2005:10),

adalah :

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau

(37)

15

mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari

sumber informasi sampai kepenerima informasi kemungkinan

banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak

informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi,

karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan

keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan

berakibat fatal bagi suatu organisasi.

3. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya

berbeda.

2.3.3 Sistem Informasi

2.3.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi

yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan

(38)

16 2.4 Sistem Informasi Geografis

2.4.1 SIG

SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk

menyimpan dan memanipulasi informasi informasi geografi. SIG dirancang

untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan

fenomena dimana lokasi geografi merupakan karateristik yang penting atau

kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer

yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang

bereferensi geografi. Yaitu masukan, manajemen data, analisis dan manipulasi

data keluaran. (Prahasta, 2002:55)

2.4.2 Geografi

Geografi mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi

permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah geografis dalam sistem informasi

geografis (SIG) merupakan bagian dari spasial (keruangan). (Prahasta,

2002:52)

2.4.3 Komponen SIG

Komponen SIG dibagi menjadi empat komponen, diantaranya

(39)

17 Gambar 2.2 Komponen SIG (Prahasta, 2002 : 59)

Komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan adalah

CPU, ram, storage, input device, output device, dan komponen pendukung

lainnya. sedangkan komponen perangkat lunaknya, merupakan suatu sistem

untuk mengolah data dan informasi geografis, seperti ERDAS, ArcView,

MapInfo, dan lain-lain.

Data dan informasi, merupakan data atribut dari tabel-tabel dan laporan

yang digunakan, dan manajemen merupakan komponen yang berkaitan dengan

perkembangan dan penguasaan teknologi. Kombinasi yang benar antara ke

empat (4) komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek

pengembangan sistem informasi geografis.(Prahasta:2002:59)

Data SIG

Manajemen

Perangkat Keras

Data dan Informasi

assaa Manajemen

Perangkat lunak Perangkat keras

(40)

18 2.4.4 Kemampuan SIG

Berikut adalah beberapa pengertian atau definisi dari kemampuan SIG

yang diambil dari beberapa sumber (Prahasta, 2002:72)

1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis (spasial dan atribut).

2. Mengintegrasikan data geografis (spasial dan atribut).

3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografis (spasial dan atribut).

4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografis (spasial dan atribut).

5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografis (spasial dan atribut).

6. Mengelola data geografis (spasial dan atribut).

7. Memanipulasi data geografis (spasial dan atribut).

8. Menganalisa data geografis (spasial dan atribut).

9. Menghasilkan keluaran (output) data geografis dalam bentuk-bentuk

seperti, peta tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart) laporan

(report), dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.

2.4.5 Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis memiliki dua (2) jenis data, yaitu data

spasial (keruangan), dan data non spasial (atribut). Jenis data spasial

merupakan data yang berhubungan dengan ruang atau yang bersifat keruangan.

Sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap mampu

yang tidak tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak atau

berkembang) merupakan pendeskripsian dari data spasial. Penyajian data

(41)

19

Dalam struktur raster, untuk menetapkan data alokasionalnya

menggunakan jaringan sel grid. Jadi dalam struktur raster lokasi keruangannya

dikodekan, setiap sel menunjukkan baris dan kolom dalam suatu matriks

petunjuk lokasi serta kode atribut yang dipetakan ke dalamnya. Sedangkan

struktur vektor, suatu titik dinyatakan dengan koordinat tunggal (x,y), ). baris

dengan koordinat yang berkesinambungan ((x1 ,y1),(x2,y2),...,(xn,yn)) dan di

poligon dengan deret tertutup ((x1,y1),(x2,y2), ...,(xn,yn),(x1,y1)). Perbedaan dari

struktur vektor dan raster adalah struktur vektor menunjukkan penyajian yang

lebih detil dibandingkan dengan struktur raster tetapi struktur vektor

membutuhkan perangkat yang lebih rumit dan mahal dalam penerapannya.

Jenis data non spasial merupakan data yang dapat dihubungkan dengan

data geografis atau peta untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan.

Penyimpanan data non spasial ini dapat dilakukan dengan dua (2) cara, yaitu

dalam bentuk tabel di dalam database dan ditabelkan pada peta dengan pola

titik tertentu atau simbol tertentu. Setiap objek memiliki ciri dasar yang

membedakan dengan objek lainnya. Atribut adalah uraian dari ciri dasar

tersebut untuk tujuan pengenalannya, termasuk pula klasifikasi serta

nama-nama tertentu yang digunakan untuk objek-objek tertentu. Atribut juga sebagai

data tematik atau data atribut biasanya disajikan dalam bentuk tulisan atau

legenda peta. Contoh atribut jalan seperti, karakteristik jalan dan kualitas jalan

(42)

20

2.4.6 Model Data Sistem Informasi Geografis

Di dalam sistem informasi geografis, terdapat tiga model data

representasi grafis suatu objek dalam peta. Yaitu : (Prahasta, 2009:194)

2.4.6.1 Titik

Titik adalah representasi grafis yang paling sederhana untuk

suatu objek, representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat

diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor

dengan menggunakan simbol-simbol. Sudut property suatu batas

(polygon) juga merupakan suatu titik. Selain itu harus dipahami juga

bahwa skala suatu peta dapat mempengaruhi tampilan suatu objek,

apakah akan ditampilkan sebagai titik atau sebagai polygon. Pada skala

besar, suatu objek akan ditampilkan sebagai polygon, sementara pada

skala kecil akan ditampilkan sebagai titik.

2.4.6.2 Garis

Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling

sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu

dimensi. Batas-batas poligon merupakan garis-garis ,demikian pula

dengan jaringan listrik, komunikasi, pipa air minum, saluran buangan,

dan utility lainnya, namun semuanya tergantung pada skala yang

(43)

21 2.4.6.3 Polygon

Polygon adalah representasi dari objek-objek dua dimensi, suatu

polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung di

antara ketiga titik tersebut. Didalam basis data, semua bentuk area (luasan)

dua dimensi akan dipresentasikan oleh bentuk polygon contohnya suatu

danau, batas propinsi, batas kota, batas batas persil tanah milik adalah

tipe-tipe entity yang pada umunya dipresentasikan sebagi polygon. Tetapi,

seperti yang dijelaskan di atas.hal ini masih tergantung pada skala yang

digunakan.

2.5 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

2.5.1 Pengertian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan, lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu kesatuan sistem

yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan

jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaran, pengemudi, pengguna

jalan serta pengelolaannya.

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 2 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan, lalu lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu

lintas jalan.

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 3 tentang lalu lintas dan

(44)

22

tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas

jalan.

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 4 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan, Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan adalah serangkaian

simpul dan atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk

penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.

2.5.2 Jalan

2.5.2.1 Pengertian Jalan

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 12 tentang lalu

lintas dan angkutan jalan, jalan adalah seluruh bagian jalan termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu

lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan

tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan rel atau jalan

kabel.

2.5.2.2 Pengertian Ruang Lalu Lintas Jalan

Menurut UU No 22 tahun 2009 pasal 1 ayat 12 tentang lalu

lintas dan angkutan jalan, ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang

diperuntukan bagi gerak pindah kendaraan, orang dan atau barang yang

(45)

23

2.6 Angkutan Umum Kota

2.6.1 Pengertian Angkutan Umum

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1

(ayat 1 dan 3), tentang penyelenggaraan angkutan orang di jalan dengan

kendaraan umum. Angkutan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang

berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan

yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran

langsung maupun tidak langsung.

2.6.2 Pengertian Angkutan Kota

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1

(ayat 9), angkutan kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain

dalam satu daerah kota atau wilayah ibukota kabupaten atau dalam daerah

khusus ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil

penumpang umum yang terikat dalam trayek.

2.7 Jenis Angkutan

Bedasarkan keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 (ayat

17,18 dan 19), jenis angkutan dapat dibagi dalam tiga jenis, yaitu :

2.7.1 Bus Besar

Bus besar, adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas lebih dari 28

dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat

(46)

24

2.7.2 Bus Sedang

Bus sedang adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 16 s/d 28

dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat

duduk pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 6,5 sampai dengan 9

meter.

2.7.3 Bus Kecil

Bus kecil adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 9 s/d 16 dengan

ukuran dan jarak antar tempat duduk normal tidak termasuk tempat duduk

pengemudi dengan panjang kendaraan 4-6,5 meter.

2.8 Jaringan Trayek

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1 (ayat 5)

jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan

jaringan pelayanan angkutan orang.

2.8.1 Trayek

Menurut Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003

pasal 1 (ayat 4). Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa

angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan

tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.

2.8.2 Terminal

Menurut keputusan Menteri Perhubungan No 35 tahun 2003 pasal 1

(47)

25

memuat danmenurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan

dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud

simpul jaringan transportasi.

2.9 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

2.9.1 SDLC (System Development Life Cycle)

Pengembangan sistem adalah suatu pendekatan yang sangat rapi dan

berurutan untuk membentuk sebuah sistem menjadi suatu kenyataan, diperlukan

suatu metodologi untuk menyediakan suatu pengembangan sistem terstruktur,

salah satunya SDLC (System Development Life Cycle). SDLC (System

Development Life Cycle) adalah sebuah metodologi terstruktur dalam membangun

sebuah sistem, dimana siklus pengembangannya bedasarkan urutan fase fase yang

ada, semua proses harus melewati fase demi fase pada proses pengembangannya.

Setiap fase terdiri dari serangkaian langkah yang mengandalkan teknik - teknik

yang menghasilkan sebuah produk. Langkah langkah dalam pengembangannya

berjalan secara linier dari fase pertama berlanjut ke fase selanjutnya, namun

dimungkinkanya kembali ke fase sebelumnya jika adanya perubahan sementara

pada pengembangan. SDLC terdiri dari empat fase pokok yaitu : (Turban,

(48)

26

Perencanaan

Analisis

Desain

Implementasi Kebutuhan

Sistem

Gambar 2.3 System Development Life Cycle (Turban, 2005:402)

Fase fase dalam SDLC :

1. Perencanaan

Fase ini dimulai dengan mengidentifikasi sebuah kebutuhan bisnis

yang belum terpenuhi. Meliputi peluang peluang yang mungkin

akan diidentifikasi dengan membaca lingkungan. Apakah ada suatu

masalah yang perlu dipecahkan dan sejauh mana batasan masalah

itu akan dipecahkan. Pada fase ini mulai menggambarkan uji

kelayakan organisasionalnya, kelayakan biayanya, rencana kerja

(49)

27

2. Analisis

Fase analisis seperti wawancara sebuah wartawan. Fase ini

menanyakan dan menjawab pertanyaan – pertanyaan penting

seperti siapa para pengguna sistem, apa yang dicapai oleh sistem

dan dimana serta kapan sistem akan digunakan. Fase ini dimulai

dengan pengembangan sebuah strategi analisis atau suatu rencana

untuk memandu proyek. Jika sebelumnya sudah terdapat sistem

yang sudah berjalan, maka sistem tersebut dianalisa dengan

berbagai cara untuk mengarah ke sistem yang baru. Hal ini

memimpin kepada pengumpulan informasi serta

pengidentifikasiannya, kemudian pengembangan model proses dan

sebuah model data.

3. Desain

Fase desain menandai bagaimana sistem akan bekerja,

mempertimbangkan semua detail perangkat keras, perangkat lunak,

infrastruktur jaringan, antarmuka pengguna dan seterusnya. Pada

fase ini, antarmuka pengguna, form, display, program dan laporan,

database dan file sudah diterapkan. Pada fase ini juga sudah

ditetapkan desain database dan file, sehingga menggambarkan

spesifikasi sistem.

4. Implementasi

Fase implementasi ini mulai mengkonstruksi semua hal yang sudah

dibangun sebelumnya, konstruksinya bukan hanya melibatkan

(50)

28

memverifikasi bahwa sistem bekerja sesuai yang direncanakan

pada tahap sebelumnya. Perencanaan yang lebih baik dapat

mendorong dan menghasilkan sebuah sistem dengan lebih sedikit

bug.

2.10 Alat Perancangan

2.10.1 DFD (Data Flow Diagram)

Diagram alir data atau data flow diagram merupakan model dari

sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih

kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram alir data adalah

memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer

untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. (Ladjamudin, 2005:64)

1. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks

merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh

input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran

tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat

digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada

satu proses.

2. Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari DFD.

Diagram nol memberi pandangan secara menyeluruh mengenai

(51)

29

atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini

sudah dimungkinkan adanya atau digambarkannya data store yang

digunakan.

3. Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang

ada didalam diagram zero atau diagram level diatasnya.

2.10.1.1 Elemen Dasar Pada DFD

1. Kesatuan Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan

data ke dalam sistem atau memberikan data dari sistem.

Disimbolkan dengan suatu kotak notasi. External entity tidak

termasuk bagian dari sistem, bila sistem informasi dirancang

untuk satu bagian (Departemen) maka bagian yang lain yang

masih terkait menjadi external entity.

Gambar 2.4 Contoh Entitas Luar

2. Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan

digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen

dari sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan

(52)

30

mengalir di antara proses, data store dan menunjukkan arus

data dari data yang berupa masukan untuk sistem maupun

proses sistem.

Gambar 2.5 Contoh Arus Data

3. Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem.

Proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi

aliran data ke luar. Proses berfungsi menstransformasikan

satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa

data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

Setiap proses memiliki satu atau beberapa masukan serta

menghasilkan satu atau beberapa data keluaran.

Gambar 2.6 Contoh Proses (Process)

Daftar kehadiran

2.1

(53)

31 2.10.2 Kamus Data

Kamus data adalah penyimpanan yang berisi deskripsi semua fakta

elemen data yang digunakan dan yang mengalir di dalam (Ladjamudin.

2005 : 70

2.10.3 STD (State Transaction Diagram)

Alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi

screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna (Whitten, 2004:419).

2.10.4 Basis Data

Kumpulan data non-redundant (tanpa pengulangan) yang terkait satu

sama lainnya (dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari

tabel-tabelnya/struktur-struktur data dan relasi-relasi) di dalam usaha

membangun sebuah bangunan informasi yang penting. Dengan penggunaan

basis data dalam sistem maka perubahan editing dan updating data dapat

dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam

sistem yang bersangkutan (Prahasta : 2002,190).

2.10.4.1 Basis Data Spasial

Sekumpulan entitas baik yang memiliki lokasi (atau posisi) yang

tetap maupun yang tidak tetap (memiliki kecendrungan untuk berubah,

bergerak atau berkembang). Tipe-tipe entitas spasial seperti ini

memiliki properties topografi dasar yang meliputi lokasi, dimensi dan

bentuk (shape). (Prahasta 2009:316).

Penggunaan basisdata dalam SIG akan mendapatkan

(54)

32

1. Reduksi duplikasi data.

2. Kemudahan, kecepatan dan efisiensi akses data.

3. Penjagaan integritas data.

4. Menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive.

5. Meningkatkan faktor keamanan.

2.10.5 Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk

tabel atau relasi file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka,

sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi.

Berikut langkah - langkah dalam pembentukan normalisasi : (Ladjamudin,

2005:176)

Gambar 2.7 Langkah Langkah Dalam Normalisasi (Ladjamudin 2005:176)

Unnormalized/Bentuk Tidak Normal (Records masih memiliki elemen data berulang)

First Normal Form/NF1(Bentuk Normal Pertama (Records masih memiliki elemen data berulang)

Second Normal Form/2NF(Bentuk Normal Kedua) (Semua atribut nonkey memiliki ketergantungan

fungsional sepenuhnya terhadap primary key)

Third Normal Form/3NF(Bentuk Normal Ketiga) (Semua atribut nonkey memliki ketergantungan fungsional sepenuhnya terhadap primary key dan

saling tidak tergantung terhadap sesame atribut nonkey

(55)

33

1. Bentuk Tidak Normal /(Unnormalized)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada

keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap

atau terduplikasi. Data apa adanya sesuai dengan saat diinput.

2. Bentuk Normal Ke Satu /1-NF (First Normal Fom)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang

berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara

setiap baris pada suatu tabel. Syarat normal kesatu adalah Setiap data

dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu

record nilai dari field dan telah ditentukannya primary key untuk

tabel tersebut

3. Bentuk Normal Ke Dua /2-NF (Second Normal Form)

Pada tahap ini bentuk data harus memenuhi bentuk normal kesatu

dan attribute bukan kunci haruslah memiliki ketergantungan

fungsional sepenuhnya pada kunci utama/ primary key

4. Bentuk Normal Ke Tiga /3-NF (Third Normal Form)

Pada tahap ini bentuk data harus memenuhi bentuk data normal

kedua dan atribut bukan kunci pada satu relasi hanya memilki

ketergantungan fungsional terhadap kunci utama /primary key di

relasi itu saja.

5. Boyce- Codd Normal Form /BCNF

Pada tahap ini tidak mengharuskan suatu relasi harus sudah dalam

bentuk normal ketiga/3-NF, baru bisa dibuatkan ke dalam BCNF.

(56)

34

determinan yang ada, dan pastikan determinan tersebut adalah

candidate key. Bisa dikatakan BCNF lebih baik dari 3NF, setiap

relasi dalam BCNF juga merupakan relasi dalam 3-NF, tetapi tidak

sebaliknya.

2.10.6 Diagram Entity Relationship (ERD)

Model entity relationship (ER) pertama kali diperkenalkan oleh

Charles Bachman pada tahun 1969-an. Kemudian, diagram yang juga

mendeskripsikan stuktur data ini dipopulerkan oleh Pin-Shan Peter Chen

pada tahun 1976. Pada saat ini, diagram ERD yang telah berisi

komponen-komponen entity set (representasi tabel) dan relationship set (yang

masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh

fakta dari sebagian dunia nyata) dapat digambarkan lebih baik dan sistematis.

Pada (Prahasta, 2009:172)

2.10.6.1 Spasial Diagram Entity Relationship (ERD)

Dunia SIG dan perkembanganya menjadinya permodelan dalam

perancangan entity-relationship spasial dikembangkan lebih lanjut

untuk memenuhi keunikan basis data spasilanya. Dengan melibatkan

dunia SIG dan basis data spasial, dibutuhkan feature baru dalam

permodelan entity relationshipnya sehingga memenuhi pemahaman

konspetualnya dan dimensi spasialnya, seperti yang digambarkan

(57)

35 Gambar 2.8 Contoh Tampilan Entity Set Spasial

Keterangan dalam membangun entity set spasial :

1. Pada umumnya simbol kotak dalam membangun entity set

spasial adalah kumpulan bentuk secara menyeluruh

menggambarkan layer spasial berikut atributnya.

2. Naman entity set dapat diganti dengan nama yang

sebenarnya, sebagai contoh persil atau buffer.

3. Tipe unsur spasial harus diisi dengan keterangan spasial yang

digunakan yakni polygon, line atau point.

4. Informasi kordinat diisi dengan informasi sistem kordinat

yang digunakan entitiy set, proyeksi peta dan satuannya.

Namun jika tidak diperlukan boleh dikosongkan.

Tipe unsur spasial

Indikator topologi

Indikator kordinat

Tipe Unsur XY

T

Nama entity Set

(58)

36

5. Informasi topologi boleh digunakan dengan informasi

topologi yang sebenarnya pada entity set.

6. Tabel diisi dengan kumpulan atribut- atribut yang sesuai

dengan bentuk fisik tabel data yang ada.

2.11 Perangkat Lunak SIG

Empat komponen utama SIG diantaranya adalah perangkat lunak, karena

setiap pengolahan data tersebut tidak lepas dari peranan perangkat lunak.

Perangkat lunak yang digunakan dalam pengolahan data SIG haruslah merupakan

alat (tool) yang mudah digunakan, dan memungkinkan melakukan organisasi,

menyusun (maintain), menggambarkan, dan menganalisis peta atau informasi

spasial.

Perangkat lunak yang digunakan juga biasanya dapat bekerja dengan data

tabular, citra, textfile, data spreadsheet dan data grafik. Di samping itu perangkat

lunak yang digunakan juga dapat melakukan komunikasi dengan produk

perangkat lunak lain, di mana kita dapat mengganti (meng-exchange) data tanpa

melakukan konversi (convert), dan tanpa meninggalkan atau keluar dari perangkat

lunak itu sendiri. Perangkat lunak yang mendukung SIG dalam proses

(59)

37 2.12 Perangkat Lunak Berbasis Web

Perangkat lunak Berbasis web atau Sistem berbasis web adalah aplikasi

atau layanan yang berada dalam server dan dapat diakses dengan menggunakan

penjelajah web, dan karenanya dapat diakses dimana saja melalui internet. Satu

satunya piranti lunak sisi klien yang dibutuhkan untuk menjalankan dan aplikasi

berbasis web adalah lingkungan aplikasi yang mendukung penjelajah web, yaitu

browser dan berbagai aplikasi tersebut harus sesuai dengan protocol internetnya

(Turban, 2006:69)

2.12.1 Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah instruksi langsung komputer untuk

melakukan pekerjaan dan dapat ditemukan di setiap aspek kehidupan

modern dari aplikasi yang kritis untuk tetap hidup (life critical). Contoh

perangkat lunak seperti perangkat hiburan, pemantauan medis dan

pembangkit listrik. Perangkat lunak berisi jutaan kode yang diharapkan

dapat melakukan pekerjaan atau instruksi dengan baik dalam menghadapi

perubahan kondisi. Semua perangkat lunak juga membutuhkan kehandalan

dalam penggunaannya dan bersifat ekonomis. (Simarmata, 2010: 1)

2.12.2 Web

Web adalah sistem dengan standar yang diterima secara universal

untuk menyimpan, menelusuri , memformat dan menampilkan informasi

melalui arsitektur client/server. web bisa menerima semua jenis informasi

digital, termasuk teks, hypermedia, grafis dan suara. web menggunakan

(60)

38

world wide web yang diciptakan oleh Tiimothy Berners Lee pada tahun

1989.( Turban, 2006:680)

2.12.3 Browser

Browser sebuah aplikasi piranti lunak yang menyediakan tampilan

grafis yang memungkinkan pengguna untuk menunjuk dan mengklik bagian

yang diinginkan di web. Proses ini disebut berselancar (surfing).Browser web

menjadi sarana akses universal karena mengirimkan antarmuka yang sama

pada semua sistem operasi yang dijalankan. Dua browser utama adalah

Internet explore dan Microsoft dan Netscape navigator.(Turban, 2006:681)

2.13 Perangkat Lunak WebGIS

Program aplikasi ini digunakan untuk membuat WebGIS yang dapat

menampilkan data vektor dan raster di internet. Program aplikasi yang digunakan

berbasis java, dapat menghasilkan interface yang interaktif pada web browser,

dapat bekerja dengan multi layer, peta tematik, mendukung hyperlink dan juga

data atribut.

Program aplikasi ini bersifat open source, dibangun dengan menggunakan

bahasa Java dan dikemas dalam Applet sebagai penghubung antara HTML

(Hypertext Markup Language, bahasa pembangun halaman web) dan proses di

dalam Applets digunakan bahasa XML (Extensible Markup Language). Salah satu

aplikasi pendukung WebGIS ini adalah ALOV Map (Sanjaya, 2004: 3).

2.13.1 ALOV

ALOV map adalah sebuah perangkat lunak WebGis yang digunakan

(61)

39

menampilkan peta interaktif pada web browser. ALOV mendukung

arsitektur penyajian yang cukup kompleks, navigasi yang baik dan

dapat bekerja pada multi layer peta – peta tematik, mendukung taut

(hyperlink) dan juga data atribut. ALOV adalah sebuah hasil proyek

kerjasama antara ALOV software (www.alovsoft.com) dan

Archeological Computing Laboratory, University Of Sidney,

Australia). ALOV mendukung representasi data data SIG ke dalam

web yang berformat Shapefile (SHP), Mapinfo (MIF), SQL Database,

dan GIF serta JPEG dengan bantuan extension kordinat. (Sanjaya,

2004: 2).

2.14 Sistem Informasi Geografis Berbasis Web (WebGIS)

WebGIS merupakan sebuah web mapping, web mapping yang dimaksud

dalam WebGIS bukan pemetaan internet, dan berarti tidak hanya menampilkan

peta (yang berupa gambar statis) kedalam situs internet namun dapat berinteraksi

dengan user. WebGIS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang kompleks

yang dapat diakses di internet, untuk mengakuisisi, menyimpan,

mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan data tanpa

memerlukan perangkat lunak SIG.

Web mapping bukanlah memindahkan aplikasi GIS desktop ke dalam bentuk

web-based walaupun memungkinkan untuk itu. Pengguna internet berasal dari

berbagai kalangan dengan berbagai kemampuan atas GIS, dari yang tidak tahu

(62)

40

aplikasi GIS dalam bentuk web. Bentuk umum dari arsitektur berbasis peta pada

web dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2.9 Bentuk Umum dari Arsitektur Peta Berbasis Web pada WebGis

(Prahasta, 2009 :535)

Pada gambar diatas, interaksi antara klien dengan server berdasar skenario

request dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke server web.

Karena server web tidak memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request

berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server

aplikasi. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web,

Gambar

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Jogianto, 2005:6)
Gambar 2.2 Komponen SIG (Prahasta, 2002 : 59)
tabel atau relasi file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka,
Gambar 2.9 Bentuk Umum dari Arsitektur Peta Berbasis Web pada WebGis
+7

Referensi

Dokumen terkait

merancang bangun Sistem Informasi Koperasi berbasis Web pada Koperasi Warga Baru MTs N 17 Pasar Rebo untuk dapat memudahkan proses pengelolaan transaksi simpan

pembuatan fitur pada website yang sedang dibangun. Twitter Bootstrap adalah sebuah alat bantu memudahkan, mempercepat pekerjaan web developer dalam mendesain

Berhasil diimplementasikan sebuah aplikasi sistem informasi berbasis web yang mampu menyajikan data spasial yang dapat memberikan data yang akurat yang di butuhkan oleh pihak-pihak

Pembangunan sistem informasi spasial pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Purbalingga berbasis web bertujuan untuk memudahkan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah

Tujuan penelitian, ialah untuk merancang sebuah aplikasi pencari lawan tanding futsal berbasis web di wilayah DKI Jakarta yang dapat membantu tim futsal untuk mencari lawan

Dalam pembuatan atau perancangan sistem informasi pemesanan tiket bus secara online berbasis web ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas meliputi :.. Sistem

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang suatu sistem informasi dan mengimplementasikan sebuah situs web layanan alumni Itenas untuk memudahkan dalam

Tujuan penelitian, ialah menganalisis dan merancang sistem informasi mengenai kuliner berbasis web agar memudahkan penyebaran dan pencarian informasi, perancangan sistem