• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan minat membaca buku-buku pelajaran PAI dengan sikap keberagaman siswa SMK Nusantara Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan minat membaca buku-buku pelajaran PAI dengan sikap keberagaman siswa SMK Nusantara Ciputat"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MINAT MEMBACA BUKU-BUKU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN

SISWA SMK NUSANTARA II

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

OLEH

ISMAWATI

NIM : 106011000107

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

Nama : Ismawati

Tempat / Tgl Lahir : Jakarta, 19 Februari 1985

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Hubungan Minat Membaca Buku-Buku PAI

dengan Sikap Keberagamaan Siswa SMK Nusantara

Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’ie Noor

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 20 April 2011

ISMAWATI

(5)

i

ABSTRAK

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahi walhamdulillah.

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah Sang Pencipta Alam Semesta, yang telah

memberikan karunia dan kesehatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah atas Baginda Nabi Muhammad SAW

beserta keluarganya, segenap sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu bagian untuk memenuhi persyaratan

Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dan pada kesempatan ini, penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada segenap pihak-pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Prof. Dr. Dede

Rosyada, MA. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak

Bahrissalim, M.Ag dan Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag. Semoga kebijakan

yang dibuat selalu mengarah pada kontinuitas eksistensi mahasiswanya.

3. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta

pengalamannya kepada penulis semoga menjadi ilmu yang bermanfaat

bagi penulis.

4. Segenap keluarga khusunya Ayahanda Muhammad Rifa’ie dan ibunda

(7)

iii

5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Syafi’ie Noor sebagai dosen pembimbing materi

dan teknik penulisan skripsi ini, yang telah mencurahkan tenaga dan

perhatiannya dalam memberikan bimbingan dan arahan yang sangat

berharga bagi penulis dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi.

6. Ibu Drs. Hj Eri Rossatria, M.Ag sebagai penasehat akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menjadi Mahasiswa.

7. Kepada Kepala sekolah dan segenap Guru SMK Nusantara II yang telah

memberikan tempat kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Kepada kakak Andhika Rachmad Wahyudi sebagai pusat Inspirasi yang

memberikan motivasi agar selalu optimis dalam hidup, dan memberikan

dorongan motivasi tanpa lelah dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Untuk kakak dan adik-adikku yang tersayang terima kasih atas doa-doanya

moga Allah menjadikan kalian semua orang-orang yang sukses yang

mampu membahagiakan orang tua terima kasih doa dan dukungannya.

10.Kepada para sahabatku, Laila Baroah, Ika Wibowo, Ida Farida Afandi ,

Ivana Mega, Ina, Apiet, Jihad, Lili, Husna, Mina, Laifah, Eko yang telah

menemani separuh perjalanan selama ini. Husna, Mina, Laifah, Eko.

Pada akhirnya, tiada yang lebih berarti selain menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain. ”Khoirunnas Anfa’uhum linnas”.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta 15 Mei 2011

(8)

iv

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Minat Membaca buku-buku PAI ... 9

1. Pengertian Minat Membaca ... 9

2. Ciri-ciri Minat ... 11

3. Macam-macam Minat ... 11

4. Indikator Minat ... 12

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 14

6. Buku-buku PAI ... 17

B. Sikap Kebergamaan ... 18

1. Pengertian Sikap Kebergamaan ... 18

2. Dimensi Kebergamaan ... 20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberagamaan siswa ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 26

(9)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 29

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 29

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 30

E. Teknik Pengumpulan data ... 30

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Nusantara II ... 39

B. Deskripsi Data ... 43

C. Analisis Data ... 69

D. Interpretasi Data ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(10)

vi

Tabel 3 Data Guru ... 41

Tabel 4 Siswa senang membaca buku yang berkaitan dengan PAI ... 43

Tabel 5 Siswa berusaha meminjam buku-buku agama ... 43

Tabel 6 Siswa berusaha membeli buku-buku agama ... 44

Tabel 7 Siswa lupa waktu dalam membaca ... 44

Tabel 8 Siswa meresapi isi buku dalam bacaan ... 45

Tabel 9 Siswa pergi ke toko buku ... 45

Tabel 10 Siswa berusaha mempunyai buku paket agama ... 46

Tabel 11 Siswa selalu ingin membaca buku-buku agama ... 46

Tabel 12 Penting mengetahui ilmu agama untuk membimbing prilaku ... 47

Tabel 13 Siswa memanfaatkan waktu dengan membaca buku agama ... 47

Tabel 14 Siswa menyisihkan uang untuk membeli buku-buku agama ... 48

Tabel 15 Siswa lupa denga pekerjaan yang lainnya ketika membaca buku agama………... ... 48

Tabel 16 Siswa banyak membaca buku-buku agama untuk meningkatkan keimanan ... 49

Tabel 17 Siswa segan membaca buku-buku agama karena layoutnya kurang menarik………... 49

Tabel 18 Siswa mengambil bagian yang penting saja dalam membaca buku ... 50

Tabel 19 Siswa tertarik untuk membaca buku-buku agama ... 50

Tabel 20 Siswa berpendapat dengan membaca buku-buku agama sama halnya dengan ibadah……….. .... 51

Tabel 21 Siswa larut dalam isi bacaan ... 51

Tabel 22 Siswa membaca buku-buku PAI sebelum mengikuti pelajaran PAI ... 52

(11)

vii

Tabel 24 Siswa tidak merasa jenuh dalam membaca buku-buku agama ... 53

Tabel 25 Siswa memilih membaca buku dari pada membuang waktu dengan percuma ... 53

Tabel 26 Siswa memilih buku-buku PAI ketika pergi ke perpustakaan ... 54

Tabel 27 Siswa mencari intisari buku dalam membaca buku-buku agama ... 54

Tabel 28 Siswa lebih memilih membaca buku agama dari pada membaca novel ... 55

Tabel 29 Siswa percaya akan adanya malaikat mencatat amal perbuatan ... 55

Tabel 30 Siswa menginggat Allah setiap waktu ... 56

Tabel 31 Siswa berusaha mengamalkan ajaran Al-Qur’an ... 56

Tabel 32 Siswa berusaha mengikuti ajaran yang dibawa nabi dan Rasul ... 57

Tabel 33 Siswa percaya akan adanya hari akhir ... 57

Tabel 34 dengan percaya akan adanya hari akhir menjadikan siswa semakin bertakwa ... 58

Tabel 35 Siswa mendahulukan sholat 5 waktu dibandingkan pekerjaan yang lainnya……… ... 58

Tabel 36 Siswa menjalankan puasa denga ikhlas ... 59

Tabel 37 Siswa merasa tenang setelah sholat tahajjud... 59

Tabel 38 Siswa menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah ... 60

Tabel 39 Siswa brsikap baik tanpa membedakan RAS ... 60

Tabel 40 Siswa bertoleransi pada penganut agama lain... 61

Tabel 41 Siswa patuh terhadap perintah orang tua……… ... 61

Tabel 42 Siswa menghormati semua makhluk Allah……… ... 62

Tabel 43 Dendam adalah penyakit hati yang harus dihilangkan………. ... 62

Tabel 44 Berakhlak baik sama halnya dengan berdakwah secara perbuatan……… ... 63

Tabel 45 Menutup aurat adalah kewajban bagi umat islam………..……… ... 63

(12)

viii

Tabel 50 Siswa menghormati guru layaknya orang tua

sendiri……… ... 66

Tabel 51 Siswa mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan

disekolah………. ... 66

Tabel 52 Membantu tetangga yang terkena musibah adalah

kewajiban………. ... 67

Tabel 53 Siswa melaksanakan ajaran agama untuk membentuk sikap

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik

berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar

akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

melahirkan perhatian dan hal ini memungkinkan seseorang melakukan sesuatu

dengan tekun untuk jangka waktu yang lama.

Benua Eropa masa lalu tidak semegah dan secerah saat ini, karena melalui

proses yang panjang. Pada awal benua berada dalam kegelapan dan

kesengsaraan, sebab kebenaran ditentukan oleh penguasa yang memegang

otoritas. Barulah pada abad XIV-XV M sinar pencerahan mulai masuk melalui

disiplin ilmu.

Islam pada masa lalu mempunyai peranan yang penting bagi perkembangan

bangsa Eropa, kenyataan ini diakui sendiri oleh ilmuwan Barat bangsa Eropa,

(14)

satu sumbangan paling besar bagi kemajuan dunia adalah ”Sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan dari Islam”.1

Buku sebagai sarana penyampaian pengetahuan belum didasari secara

mendalam akan kelebihannya, tak jarang orang tua kurang mempedulikan

pentingnya buku bagi anak. Anak lebih sering diajak ke pasar atau ke tempat

keramaian dari pada mengajaknya ke perpustakaan atau ke toko buku. Kenyataan

ini menimbulkan kekhawatiran pendidik akan kesadaran masyarakat tentang

lemahnya budaya membaca masyarakat, kenyataan ini menjadi pertimbangan.

Sementara kalimat Perintah membaca merupakan kalimatillah, ucapan Allah

utama yang diturunkan sebagai wahyu pertama. Mengapa disebut sebagai wahyu

utama, kalau tidak diutamakan pastilah tidak akan dikedepankan sebagai wahyu

Allah pertama yang diturunkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Melalui malaikat Jibril hikmah membaca sebagai perintah paling berharga dari

Allah kepada umat manusia, karena membaca merupakan jalan membuka pintu

perubahan peradaban manusia dan akan mampu menghantarkan manusia

mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna. Perintah ini jelas termaktub

dalam firman Allah SWT:



“(1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2). Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3). Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4). Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5).Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya".(Q.S. Al-Alaq 96: 1-5).

Ayat di atas menjelaskan bahwa baca tulis adalah kunci untuk mendapat

Ilmu Pengetahuan dalam surat Al-alaq tersebut, kita diperintahkan membaca

1

(15)

3

yang ditulis berulang-ulang, pengulangan kata ini mengandung arti yang lebih

luas dari membaca yakni belajar tentang apa saja yang tidak kita ketahui.

Oleh karena itu dengan memiliki minat dan kebiasaan membaca, selain otak

berkembang juga akan memiliki attitude yang baik, di sinilah pentingnnya membaca dengan minat yang lebih besar dan kuat. Dengan membaca kita juga

dapat berfikir rasional dan memiliki wawasan yang lebih luas serta lebih dapat

mengendalikan diri. Dalam bahasa lain kebiasaan membaca akan memperkaya

diri seseorang untuk menyiapkannya menjadi manusia yang lebih berkualitas.2

Dewasa ini perkembangan media elektronik sedemikian pesatnya. Disinilah

peran kita dalam memberikan hal-hal yang terbaik agar minat membaca serta

belajar Agama Islam jauh lebih meningkat karena tujuan dari pendidikan agama

Islam membina remaja agar menjadi hamba yang suka beribadah kepada Allah.

Ibadah di sini tidak hanya sebatas pada menunaikan shalat, puasa, dibulan

ramadhan, tetapi mencakup amal pikiran atau perasaan manusia, selama semua

itu dihadapkan kepada Allah SWT.

Pendidikan Islam sebuah upaya membentuk kepribadian agar sesuai ajaran

Agama Islam. Ajaran Islam itu sendiri bersifat sempurna, namun

permasalahannya adalah dengan cara bagaimana ajaran yang telah sempurna itu

dapat diajarkan dan ditanamkan kepada anak-anak. Kita tidak lagi

mempermasalahkan substansi ajaran Islam, tetapi masalah media dengan metode.

Suatu perangkat penting dalam mendukung system pendidikan anak. Harus

diakui penggalian aspek metode dan media bagi pendidikan anak masih lemah

sehingga perlu terus di tingkatkan lagi.

Agar tidak menyimpang dari tujuan Agama Islam, maka sejak dini para

remaja sudah dikenalkan pada buku-buku bacaan Agama dan pengaruhnya

sangat besar dalam pendidikan Agama dan pembentukan akhlak atau sikap

2

(16)

beragama dalam kehidupan sehari-hari. Dan disini membaca mempunyai peranan

yang sangat penting dan merupakan salah satu cara terbaik untuk mengisi otak

dan jiwa. Seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari

pada orang yang sedikit membaca. Intelek seseorang tidak akan tumbuh

sempurna tanpa membaca bahan bacaan yang cukup. Minat dapat mempengaruhi

sikap seseorang baik untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan begitupun dalam sikap

keberagamaannya baik ditinjau dari aspek Ibadah maupun tingkah laku walaupun

kadar pengaruhnya masing-masing individu tidak sama karena faktor-faktor lain

akan mempengaruhinya juga, dengan demikian anak yang berminat membaca

terutama buku-buku keagamaan sedikit banyak memberikan nilai positif terhadap

nilai agama islam dan membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai islam yang

melandasinya.

Membaca memiliki peranan penting yang dapat meningkatkan pengetahuan. seseorang tergantung pada kadar bacaannya, pribahasa mengatakan ”Buku adalah gudang Ilmu, sedangkan kuncinya adalah membaca”. Banyak sekali orang yang mengartikan hal ini, akan tetapi masih sedikit sekali yang melakukannya. Orang

yang gemar membaca pada umumnya sudah memiliki kebiasaan membaca sejak

kanak-kanak. Disinilah pentingnya menumbuhkan minat baca pada diri kita.

Karena jika kita sudah ada keinginan atau minat, jadi sudah barang tentu akan

lebih bersemangat untuk mengkaji dan mempelajari sesuatu yang diminatinya,

seperti pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan. Dimana kita

masih mau mempelajari dan menggali tentang keagaaman maka di situ kita akan

lebih banyak pengetahuan dan wawasan sehingga menjadikan kita manusia yang

lebih berakal dan berprilaku keagamaan yang baik dan benar.

Dapat diketahui pada kenyataan akhir-akhir ini gejala yang nampak di

lingkungan siswa remaja tingkat SMK yang pada umumnya ada pada usia paling

goncang antara 16 sampai 18 tahun. dan yang terjadi adalah pertumbuhan

(17)

5

dalam lingkungan teman sejawatnya, dan cenderung bahwa mereka tidak suka

membaca, karena waktu lebih banyak digunakan untuk hanya sekedar pergi ke

pusat perbelanjaan, facebookan, dan nonton televisi, perpergian tanpa tujuan

yang kurang bermanfaat dan sebagainya.3

Gejala tersebut dapat dilihat pada hasil Ujian Nasional (UN) setiap tahunnya,

dimana hasilnya cukup besar persentase siswa yang tidak lulus ujian, hal tersebut

dapat disimpulkan bahwa mereka tidak banyak membaca, sekalipun itu pelajaran

wajib mereka.

Pada sisi lain, tidak jarang kita menyaksikan berbagai macam sikap dan

tindakan negatif para pelajar tingkat menengah pada umumnya

. Sikap dan tindakan tersebut baik berupa perkelaian antara individu pelajar,

kelompok pelajar yang berakibat hilangnya nyawa diantara mereka, maupun

tindakan kriminal lainnya, seperti pencurian, penipuan, pemerkosaan, dan

penodongan, yang kesemuanya itu sangat merugikan orang lain.

Dengan melihat uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas masalah

dengan judul ”HUBUNGAN MINAT MEMBACA BUKU-BUKU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN”

(Studi kasus Siswa Kelas II SMK Nusantara)

B. Identifikasi Masalah

Dari penjelasan dan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang timbul, diantaranya:

1. Minimnya minat baca pada kalangan remaja pada umumnya pada khususnya

tingkat SMK, terutama terhadap buku-buku agama.

3

(18)

2. Kurangnya motivasi menumbuhkan kebiasaan membaca terutama

buku-buku Pendidikan Agama Islam akibat faktor budaya.

3. Langkanya bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan

membaca.

4. Menariknya media elektronik yang semakin berkembang.

5. Rendahnya sikap keberagamaan siswa pada umumnya terutama dari segi

akhlak ataupun ibadah pada tingkat SMK. Hal tersebut tercermin dari

tindakan mereka yang sering bertentangan dengan ajaran agama dan tata

tertib, seperti terjadinya perkelaian di kalangan mereka yang tidak jarang

membawa korban jiwa dari mereka.

6. Kesiapan mental yang belum matang pada siswa tingkat SMK.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini maka penulis akan membatasi masalah

tersebut sebagai berikut:

1. Minat siswa SMK Nusantara dalam membaca buku agama, dalam hal ini

peneliti ingin mengetahui secara pasti bagaimana minat mereka dalam

membaca buku-buku agama, baik yang ada di sekolah maupun di luar

sekolah.

2. Sikap keberagamaan siswa SMK Nusantara dalam hal ini penelitian akan

menfokuskan kajiannya tentang bagaimana pandangan dan sikap serta

tingkah laku sehari hari mereka yang merupakan ekspresi dari pemahaman

keagamaan.

3. Pengaruh minat membaca buku-buku agama terhadap sikap keberagamaan

(19)

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah yang akan

menjadi acuan dalam penelitin ini adalah:

1. Bagaimana minat membaca siswa SMK Nusantara II Ciputat, khususnya

buku-buku PAI?

2. Bagaimana sikap atau tingkah laku siswa yang merupakan ekspresi dari

sikap keberagaman siswa SMK Nusantara II Ciputat?

3. Adakah hubungan minat membaca buku-buku agama terhadap sikap

keberagamaan siswa di SMK Nusantara II Ciputat?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin

diperoleh penulis dari penyusunan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui minat membaca siswa SMK Nusantara II Ciputat,

khususnya buku-buku PAI.

b. Untuk mengetahui sikap atau tingkah laku siswa yang merupakan

ekspresi dari sikap keberagaman siswa SMK Nusantara.

c. Untuk mengetahui hubungan minat membaca buku-buku agama terhadap

sikap keberagamaan siswa di SMK Nusantara II Ciputat.

2. Manfaat Penelitian

Mengenai manfaat penulisan, ada beberapa hal yang penulis inginkan

dari penulisan skripsi ini, yaitu:

a. Diharapkan dapat berguna untuk menembah khazanah ilmu pengetahuan

bagi penulis sebagai calaon guru pada khsusnya guna menumbuhkan

(20)

b. Diharapkan dapat memberikan informasi bagi kepala sekolah maupun

segenap guru dalam meningkatkan minat siswa dalam membaca.

c. Diharapkan dapat berguna bagi pendidik, peserta didik dan dan para ahli

pendidikan tentang pengaruh minat membaca buku agama terhadap sikap

(21)

9

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A.Minat Membaca Buku Pendidikan Agama Islam 1. Hakikat Minat Membaca

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan hati yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.1 Untuk lebih jauh

memahami tentang definisi minat, maka penulis mengangkat beberapa

pendapat tentang minat yang dikemukakan oleh para tokoh yang dapat di

uraikan sebagai berikut:

a. Ahmad D. Marimba; Ia memberikan definisi tentang minat yaitu “kecenderungan jiwa terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai dengan perasaan senang terhadap sesuatu.”2

b. Menurut C.P. Caplins suatu keadaan motivasi yang menuntun

tingkah laku menuju satu arah (sasaran tertentu).3

c. H.M. Alisuf Sabri; Menurut beliau minat (interest) adalah “suatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu

secara terus-menerus.4

1 Muhibbin Syah, “

Psikologi Pendidikan “ (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h. 136

2Ahmad D. Marimba, “Pengantar Filsafat Pendidikan Islam”, (Bandung: PT. Al

Ma’arif,1999), h.79

(22)

Minat memiliki dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.

Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai

bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya, aspek kognitif dari minat

anak terhadap sekolah aspek afektif menunjukkan pada derajat emosional

yang dinyatakan dalam bentuk proses menilai dan seleksi untuk menentukan

kegiatan yang disenangi. 5 kedua komponen itu merupakan satu kesatuan

yang dikenal sebagai minat yang sifatnya konsisten antara aspek minat yang

satu dengan aspek yang lainnya.

Minat dipengaruhi oleh perkembangan fisik, mental, kesiapan belajar,

pengalaman budaya serta bobot emosi. Minat merupakan salah satu faktor

pendorong individu dalam mencapai tujuan.

Minat baca adalah kecenderungan seseorang pada kegiatan membaca,

hal ini apabila seseorang mampu menjadikan aktivitas membaca menjadi

bagian dari kebiasaaan hidup mereka. Banyak para ahli menekankan

pentingnya minat membaca dalam meningkatkan kemampuan membaca,

mendorong dan mengarahkan membaca, pada dasarnya akan sikap

membaca adalah suatu sikap positif, yang merupakan dasar dari minat baca

pada diri seorang anak.

Menurut Juel, membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian

dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Membaca juga merupakan proses

untuk mengenal kata dan dan memadukan arti kata dalam kalimat dan

stuktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seorang mampu

membuat intisari bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seorang

mampu membuat intisari bacaan buku.

Membaca adalah salah satu aktifitas belajar yang sangat penting,

membaca merupakan kegiatan kompleks dan sengaja yang dapat dilakukan

oleh semua orang. Dengan membaca dapat diperoleh banyak pengetahuan

ataupun pengalaman dari ahli-ahli dibidanganya, yang kemungkinan hal

4 M. Aliyusuf Sabri, “Psikologi Pendidikan” (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 84

5

(23)

11

tersebut tidak didapat siswa di sekolah. Minat pada kenyataannya mampu

mendorong timbulnya tingkah laku.

2. Ciri-ciri Minat

Ciri bahwa seorang mempunyai minat menurut Drs. Slameto sebagai

berikut:

a. Minat dapat diekspresikan melalui sesuatu yang menunjukkan bahwa

siswa lebih menyukai suatu hal dari pada yang lain

b. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasinya dalam suatu

aktivitas.

c. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu kecenderungan

untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek

tersebut.6

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah

membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang

diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.

Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau

kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,

memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

3. Macam-macam Minat

Minat merupakan suatu karakteristik efektif yang dapat mempengaruhi

seseorang agar tertarik pada sesuatu hal. Ditinjau dari timbulnya minat di

dalam proses belajar-mengajar terdapat tiga macam minat, yaitu:

a. Minat Volunter, adalah minat yang timbul dengan sendirinya dari pihak

pelajar tanpa ada pengaruh.

b. Minat Involunter, adalah minat yang timbul dari dalam diri pelajar

dengan pengaruh situasi yang diciptakan oleh pengajar.

c. Minat Non Volunter, adalah minat yang timbul secara sengaja atau

diharuskan oleh para guru sehingga minat dalam diri siswa itu yang

sebelumnya tidak ada menjadi ada.7

6

(24)

Sedangkan kata membaca merupakan kata yang berasal dari kata “baca” yang berarti “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dilihat”.8

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat

membaca adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap sesuatu, baik

terhadap objek, aktivitas ataupun situasi yang dianggap penting dan

berguna, sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus

menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang.

Pengertian minat baca memang bisa berbeda pendapat antara ahli yang

satu dengan ahli yang lain karena perbedaan sudut pandang, dan

menekankan makna sesuai konteksnya. Disini diambil pengertian minat

baca dari Henry Guntur Tarigan, yaitu suatu sikap mencurahkan perhatian

akan sikap ingin tahu yang intelektual bijaksana, serta ditambah dengan

suatu usaha yang konstan untuk mengenali bidang-bidang pengetahuan

(informasi) baru, dan adanya kesediaan untuk menyediakan waktu guna

melakukan kegiatan tersebut.9

4. Indikator minat membaca

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, indikator adalah alat pemantau

(sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan.10 Kaitannya

dengan minat maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat

memberikan petunjuk ke arah minat.

Ada beberapa indikator yang mempengaruhi minat siswa dalam

membaca. Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap membaca dikenal

dari:

7

Mohammad Surya, Karekteristik pelajar dalam proses Belajar, (Bandung, Media Pembinaan, No 124 juli 2000, h. 36

8

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BAlai Pustaka, 1989), h.62

9Pawit, M yusuf.”

Mengukur Prilaku Membaca Berdasarkan Perspektif Sosial Budaya”,

http.www.pusdatin, fikom@unpad ac,id, 18 April. 10

(25)

13

a. Perasaaan senang

Seorang siswa yang berminat membaca buku agama, maka ia harus

senang terhadap membaca tersebut, yaitu dengan senang hati

mempelajari dan menimba ilmu yang berhubungan dengan hal tersebut,

dan tidak ada sedikitpun perasaan yang terpaksa.

b. Pemusatan perhatian

Dalam hal ini perhatian yang diberikan oleh siswa yang berminat

terhadap membaca dapat diukur melalui prestasi dan perhatian terhadap

sikap yang diberikan ketika membaca berlangsung, keaktifan dalam

belajar di kelas dan lain-lain.

c. Memiliki pengetahuan

Pengetahuan merupakan salah satu indikator minat. Karena setiap siswa

yang berminat ingin menjadi seorang guru, ia harus memiliki

pengetahuan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan membaca

untuk menjadi bekal, misalnya mempunyai banyak buku-buku bacaan,

khususnya yang berkaitan tentang keagamaan.

d. Keinginan dan cita-cita

Keinginan dan cita-cita anak yang masih muda pada umumnya bersifat

material. Akan tetapi makin dewasa seseorang, maka keinginan tersebut

akan berubah dan berkisar pada perbaikan dan pembentukan

kepribadiannya, ambisi, kesopanan, dan aspirasi.

e. Prestise atau penghargaan

Sudah sejak kecil anak menemukan bahwa berbagai pekerjaan

mempunyai berbagai tingkat prestise. Misalnya bekerja di kantor lebih

bergengsi dari pada disekolahan.11

f. Perasaan tertarik

Makna minat menurut crow n crow minat/interest bisa berhubungan

dengan gaya gerak yanng mendoronng kita cenderung atau rasa tertarik

11

(26)

pada orang, benda atau kegiatan itu sendiri.12 Begitupun jika berminat

pada kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku agama maka orang

tersebut cenderung kuat untuk menggunakan waktunya dengan

membaca.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

a. Kesiapan Mental

Kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

membaca dan belajar. Apabila pembaca memiliki mental kurang sehat

akan timbul gejala-gejala, seperti sering lupa, kemampuan berfikir

menurun, sulit berkonsentrasi terhadap segala sesuatu yang sedang

dipelajari, akibatnya si pembaca tidak dapat membaca secara efektif

dan efisien.

Minat yang timbul dari kebutuhan seseorang merupakan faktor

bagi orang tersebut dalam melaksanakan usahanya, begitu pentingnya

kesiapan mental sehingga ikut mempengaruhi hasil yang diperoleh

seseorang dalam bahan bacaannya. Konsentrasi merupakan bagian dan

salah satu dari kesipan mental, tanpa konsentrasi, hasil intisari dari

bahan bacaan sulit didapati oleh seorang pembaca, tentunya disertaai

degan kondisi yang sehat pada bagian mental lainnya.

b. Kesiapan Fisik

Kesiapan fisik untuk membaca tergantung pada pertumbuhan fisik

dan kesehatan. Siswa yang sering sakit, kurang istirahat, terlalu lelah,

dapat kehilangan kondisi yanng optimal untuk membaca dan belajar.

Secara spesifik ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keberhasilan membaca. Faktor ini berhubungan dengan kesiapan fisik

yaitu kemampuan penglihatan, dan kemampuan pendengaran.

Seseorang yang lemah penglihatannya tidak akan dapat melihat

dengan jelas apa yang dibaca, sehingga orang tersebut akan

mengalami kesulitan membaca.

12

(27)

15

c. Kesiapan Emosi

Kuat lemahnya perasaan dalam menghayati sesuatu oleh seseorang

berbeda satu sama lain. Hal ini tergantung dengan keadaan jasmani

dan rohani seseorang dan bagaimana situasi yang dihadapi hal lainnya

yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembaca dan belajar adalah

gangguan emosi. Seorang siswa yanng memiliki sifat pemalu, takut

gelisah, pemarah, mudah jengkel, dan sering kesal. Hal yang demikian

merupakan serangkaian dari gejala kesulitan emosi. Begitupun siswa

yang terlalu menggantungkan diri kepada orangtuanya, selalu

ketakutan, penuh rasa cemas, dan selalu merasa kurang aman, hal

tersebut menunjukkan bahwa siswa tersebut kurang siap membaca dan

belajar memahami bahan bacaannya.

Melanie Kellar menyatakan dalam penelitiannya bahwa

ketertarikan akan membaca dapat diukur dengan salah satunya, adalah

efek (hasil) yang ditimbulkan karena tugas pembaca yang diberikan di

Universitas Dallhouise, Halifax. Pengukuran penelitian akan

diindikasi ketertarikan pada bahan bacaaan meliputi beberapa

indikator waktu yang dipakai untuk membaca, gerak-gerik yang

dilakukan pada saat membaca, dan interaksi dengan dokumen (bahan

bacaan), seperti menyimpan dan mencatat bahan bacaan tersebut.13

Seorang siswa yang membaca dengan perasaan senang atau tertarik

pada subyek, baik itu isi buku, pengarang buku, bentuk buku, dan

faktor lainnya akan menimbulkan hasil pada diri anak terutama dalam

pemahaman bahan bacaan.

d. Kesiapan Pengalaman

Kesiapan pengalaman di sini adalah pernah atau tidaknya

membaca, sering tidaknya membaca, dan luas tidaknya pengetahuan

yang dimilikinya. Siswa yang memahami dan mengerti kata-kata yang

banyak akan mudah dalam membaca dalam waktu yang relatif cepat

13

Mellanie Kellar, “Effect of Task on Time Sient Reading as an Implicit Measure

(28)

dari pada siswa yang kurang mengerti dan memahami kata-kata.

Begitu juga siswa yang memiliki latar belakang pengetahuan yang

luas akan lebih cepat paham dari pada siswa yang kurang memiliki

latar belakang pengetahuan, oleh karena itu kesiapan pengalaman

sangat mempengaruhi hasil dari minat baca siswa.

Dalam mengenali minat yang dimiliki dalam diri seorang anak,

D.P Tampubolon (1987:228) mengatakan bahwa pada beberapa faktor

yang mempengaruhi minat baca seseorang, yaitu:

 Keinginan

Keinginan dan kemauan lahir dengan sendirinya dalam diri

seseorang tanpa paksaan dari orang lain. Kegiatan yang didasari dari

kemauan akan menimbulkan kesenangan tersendiri dan akan bertahan

lama.

 Motivasi

Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan,

mengarahkan, dan menompang tingkah laku manusia. Seseorang akan

berminat terhadap sesuatu jika ada motivasi yang dapat menggerakkan

ke arah kegiatan tertentu.

 Lingkungan

Lingkungan dapat mempengaruhi minat siswa terhadap pembaca

buku-buku pelajaran, siswa yang hidup dilingkungan yang

mendukung minat membacanya akan menunjukkan minat baca yang

lebih besar daripada siswa yang hidup dilingkungan yang kurang

mendukung minat baca anak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca dapat diidentifikasi

menjadi dua. Pertama yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan

aspek internal, seperti perolehan teori untuk bidang pelajaran di

sekolah, serta prestasi belajar mereka dalam pelajaran di sekolah.

Kedua, ialah faktor eksternal faktor ini meliputi aspek-aspek

(29)

17

Pendapat yang didasari bahwa lingkungan memliiki peran sebagai

indikator minat baca, seperti kutipan dalam judul perpustakaan dan

peningkatan sumber daya manusia, dipaparkan bahwa

sekurang-kurangnya terdapat tiga faktor mendasar yang dapat mempengaruhi

minat baca anggota masyarakat yaitu, pertama, kebijakan pemerintah

dalam pendidikan nasional termasuk di dalamnya kebijakan

perbukuan nasional, tata niaga buku, sistem royalti dan perpajakan.

Kedua, peran aktif masyarakat sebagai subyek sekaligus sebagai

obyek dalam memandang dan memperlakukan buku. Ketiga, peran

keluarga dalam menumbuhkembangkan dalam minat dan budaya baca

dalam ruang lingkup terkecil.

6. Buku Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian buku

Buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.

Buku bacaan adalah buku untuk pelajaran membaca atau buku yang

dibaca sebagai pengisi waktu.14

Sedangkan buku pendidikan agama Islam yaitu buku bacaan atau

buku yang berisi tentang pelajaran agama Islam yaitu diantaranya terdiri

dari:

1) Qur’an Hadits

2) Akidah

3) Sejarah Kebudayaan Islam

4) Fiqih

5) Bahasa Arab.15

b. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut penjelasan pasal 39, Bab IX, ayat 2 Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989, pendidikan agama diartikan

sebagai usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik

14

Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2005). 15

(30)

yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati

agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam

masyarakat.

Mata pelajaran PAI ini merupakan mata pelajaran yang ada dalam

kurikulum di sekolah. Dan diberikan pada siswa yang beragama Islam.

Untuk itu perlu mengetahui apa saja yang termuat di dalam pelajaran

agama Islam ini dengan mengetahui dari pengertian pendidikan agama

Islam itu sendiri.

Istilah pendidikan agama Islam dan pendidikan Islam sebagaimana

Sedangkan pendidikan agama Islam menurut Zuhairini adalah usaha

yang diarahkan pada pembentukan kepribadian seseorang sesuai dengan

ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam dapat berfikir,

membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarkan nilai-nilai Islam

serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam pula.16

B.Sikap Keberagamaan Siswa

1. Pengertian Sikap Keberagamaan

Secara historis attitude pertama kali digunakan Spencer pada tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental seseorang.

Dimasa-masa awal itu pula penggunaan konsep sikap sering dikaitkan

dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh seseorang. Misalnya

sikap hormat dengan membungkukkan badan sikap takut diekspresikan

dalam perubahan wajah dan lain sebagainya. Proses kemapanan sikap

bersumber pada perasaan yang dimunculkan pada fisik maupun perilaku,

sehingga studi sikap pada awalnya lebih cenderung pada pengamatan

perilaku fisik.

Sikap dalam arti yang sempit adalah pandangan atau kecenderungan

mental. Menurut Bruno, sikap adalah kecenderungan yang relatif melekat

untuk bereaksi dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.

Sejalan dengan pendapat Bruno, Louis Thurstone, Rensis Likert, dan

16

(31)

19

Charles Osgood menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau

reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau memihak maupun persaan tidak mendukung atau tidak

memihak pada objek tertentu, secara lebih spesifik Thurstone sendiri

memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negative

terhadap suatu objek psikologis. Menurut newcomb, sikap merupakan suatu

kesatuan kognisi yang mempunyai valensi dan akhirnya berintegrasi

kedalam pola yang lebih luas.17

Menurut Ellis, sebagaimana yang dikutip oleh Purwanto, menyatakan

bahwa yang memegang peranan penting dalam sikap adalah faktor perasaan

atau emosi, dan faktor reaksi respon, atau kecenderungan untuk bereaksi.

Dalam beberapa hal sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah

laku manusia, yaitu sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan

dua alternative, yaitu senang atau tidak senang, menurut dan

melaksanakannya atau menjauhinya.

Sedangkan keberagamaan berasal dari kata agama, yang dalam kamus

besar Bahasa Indonesia berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan

(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata

kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia dan

lingkungannya18. Agama dalam kamus besar bahasa arab berarti “diin” yang

berarti tunduk, patuh, balasan dan beragama.19

Quarisy Shihab juga berpendapat bahwa pengertian agama adalah

hubungan antara makhluk dan khalikNya. Hubungan ini terwujud dalam

sikap batinnya serta nampak dalam ibadah yang dilakukannya dan

bercermin pula dalam sikap kesehariannya.20

Hidakarya Agung, 1989)h, 132.

20

(32)

Disamping sebagai sandaran batinnya, secara psikologis manusia

memerlukan agama agar jiwanya selalu bersih dan berkualitas , memiliki

sifat-sifat keutamaan atau kemuliaan, memiliki pengabdian yang tulus

kepada Tuhan. Pada hakikatnya manusia senantiasa ingin mendapatkan

kebenaran, kebaikan dan keindahan. Gabungan tiga hal ini disebut suci. Usaha untuk memperolehnya itulah disebut “beragama”, atau dalam kata lain keberagamaan adalah terlatihnya rasa kesucian dalam jiwa seseorang.

Karena itu seseorang yang beragama akan selalu berusaha untuk

mendapatkan yang benar, baik dan yang indah. Mencari yang benar

menghasilkan ilmu, mencari yang baik mennghasilkan akhlak, dan mencari

yang indah menghasilkan seni.21

2. Dimensi Keberagamaan

Menurut C. Y. Glock dan R. Stark yang dikutip oleh Djamaludin Ancok

dalam bukunya Psikologi Agama, bahwa ada 5 dimensi keberagamaan,

yaitu:

g. Dimensi Keyakinan akidah Islam

Dimensi keyakinan atau akidah Islam menunjuk pada beberapa tingkat

kepatuhan muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya. Dalam

keislaman dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah,

Malaikat, Nabi, Rasul kitab-kitab, Surga dan Neraka serta Qodho dan

Qadarnya.

h. Dimensi Praktik Agama (Peribadatan)

Dimensi praktik agama (peribadatan) menunjuk pada beberapa tingkat

kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual. Dalam

keIslaman, dimensi ini menyangkut tentang pelaksanaan sholat, puasa,

zakat, haji, membaca Al Qur’an, Doa dan Dzikir.

i. Dimensi Konsekuensi(pengamalan)

Dimensi konsekuensi (pengamalan) atau akhlak menunjuk pada

beberapa tingkat kepatuhan muslim berprilaku di motivasi oleh

21

(33)

21

ajaran agamanya yaitu bagaimana individu bereaksi dengan dunianya,

dalam keIslaman dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerja

sama, berderma, berlaku jujur, memaafkan dan lain-lain.

j. Dimensi Pengetahuan Agama

Dimensi pengetahuan agama menunjuk pada beberapa tingkat

pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya

terutama ajaran-ajaran pokok, sebagaimana termuat dalam kitab sucinya,

dalam keberIslaman dimensi ini menyangkut pengetahuan tentang isi Al-Qur’an, pokok-pokok ajaran Islam yang harus diimani dan dilaksanakan (rukun Islam dan rukun Iman) yaitu hukum-hukum yang ada dalam Islam.

k. Dimensi Pengalaman

Dimensi pengalaman adalah dimensi yang menyertai keyakinan

pengamalan dan peribadatan, dimensi ini menunjuk pada beberapa jauh

tingkat muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan

pengalaman relegius. Dalam keberislaman dimensi ini terwujud dalam

perasaan dekat dengan Allah merasa doa-doanya sering terkabul,

perasaan-perasaan tentram dan bahagia, dan perasaan-perasaan tawakkal pada Allah.22

Sedangkan menurut Yusuf Qardhowy dimensi atau pokok-pokok Islam

yang secara garis besar di bagi tiga yaitu:.23

a. Akidah

Akidah diartikan secara terminology sering diartikan atau disamakan

dengan keimanan, yang tersusun menjadi enam perkara, yaitu:

1) Percaya kepada Allah

2) Percaya kepada alam Ghaib

3) Percaya kepada Kitab yang diturunkan Allah

4) Percaya kepada Nabi dan Rasul

5) Percaya kepada Hari Akhir

6) Percaya kepada Takdir (Qadho dan Qodar)

22

Djamaludin Ancok Fuad Nashori, Psikologi…….. H. 80-82 23

(34)

b. Ibadah

Ibadah adalah praktek agama yang berisi peraturan-peraturan yang

menyangkut hubungan langsung seorang muslim dengan sang kholik dan

juga dengan sesama manusia, dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan

keagamaan yang diperintahkan dan dianjurkan baik menyangkut ibadah

ritual dalam arti khusus maupun dalam arti luas, yang merupakan media

komunikasi langsung dan integral serta sarana konsultasi antara makhluk

dengan kholiknya.

c. Akhlak

Secara etimologi , kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jamak dari

kata khuluq yang berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan atau adat, kesatriaan,

kejantanan, dan kemarahan.24 Secara terminologi kata akhlak didefinisikan

dalam beberapa pendapat, salah satunya adalah Imam Al Ghozali, Akhlak

adalah:

Karakter adalah suatu sikap (hay’ah) yang mengakar dalam jiwa yang

darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu

pemikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu mendorong timbulnya perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’, maka ia sebut akhlak yang baik. Dan jika darinya menimbulkan perbuatan tercela, maka sikap

tersebut ialah akhlak yang buruk.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaan siswa

Manusia adalah makhluk beragama (homo religius), akan tetapi untuk

menjadikan manusia yang memiliki sikap atau rasa keberagamaan, maka

potensi tersebut memerlukan bimbingan dan pengembangan dari

lingkungannya. Oleh karena itu pada perkembangan selanjutnya

pembentukan keberagamaan dipengaruhi oleh berbagai faktor , dalam hal ini

penulis mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi keberagamaan

seseorang, yakni faktor Intern (dari dalam) dan faktor Ekstern (dari luar).

a. Faktor Internal

24

(35)

23

1) Faktor Hereditas

Jiwa keagamaan memang tidak secara langsung sebagai faktor bawaan

yang diwariskan secara turun-temurun, melainkan terbentuk dari berbagai

unsur kejiwaan lainnya baik kognitif, afektif, dan konatif. Tetapi dari

penelitian terhadap janin seseorang ibu terungkap bahwa makanan dan

perasaan ibu sangat mempengaruhi terhadap kondisi janin yang

dikandungnya.

2) Tingkat usia

Hubungan antara perkembangan usia dengan perkembangan jiwa

keagamaan tampaknnya tidak dapat dihilangkan begitu saja. Bila konversi

lebih di pengaruhi oleh sugesti, maka tentunya konversi lebih banyak terjadi

pada anak-anak. Hal itu dikarenakan pada tingkat usia tersebut mereka lebih

mudah menerima sugesti.

3) Kepribadian

Unsur bawaan merupakan salah satu faktor intern, yang bisa memberi

ciri khas pada diri seseorang. Dalam hal ini, kepribadian sering disebut

sebagai identitas (jati diri) seseorang, yang sedikit banyaknya menampilkan

ciri-ciri pembeda dari individu lain di luar dirinya.

4) Kondisi Kejiwaaan

Banyak jenis prilaku abnormal yang bersumber dari kondisi kejiwaan

yang tidak wajar dalam diri manusia akan tetapi yang paling penting adalah

hubungannya dengan perkembangan jiwa keagamaan.25

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan Keluarga

Kehidupan keluaraga menjadi fase pertama bagi pembentukan

keberagamaan seseorang, karena merupakan gambaran kehidupan, sebelum

seseorang mengenal kehidupan luar. Pengalaman hidup dalam keluarga

akan menjadi pegangan untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Di sisi lain pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa

keagamaan seorang anak dalam pandangan Islam sudah lama di sadari. Oleh

25

(36)

karena itu sebagai intervensi tehadap perkembangan jiwa keagamaan

tersebut, kedua orang tua di berikan beban dan tanggung jawab. Oleh karena

itu keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan

dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.26

Namun untuk masyarakat kita di Indonesia ada tiga bentuk corak

pendidikan agama dalam keluarga beserta ciri-cirinya. Yakni pendidikan

agama masyarakat sederhana, berkembang dan modern.

a) Pendidikan agama masyarakat sederhana

Yang dimaksud masyarakat sederhana artinya lingkungan masyarakat

yang penghidupan dan hubungan sosialnya masih sederhana. Pengetahuan

dan pemahaman keagamaannya masih terbatas. Ciri-ciri dan peran keluarga

pada masyarakat ini biasanya para Ibu dan Bapak memiliki waktu yang

cukup untuk memberikan serta memantau pendidikan untuk anak-anak

mereka.

Dalam masyarakat yang demikian keterkaitan mereka dengan kaidah

agama umumnya cukup kuat. Bagi mereka hidup merupakan karunia yang

maha kuasa. Rasa ketergantungan kepada kasih sayang dan keridhoan

Tuhan begitu kuat. Oleh karena itu kesempatan bagi mereka untuk

mensyukuri nikmat dengan cara melakukan pendidikan, khususnya

pendidikan agama pada keluarga mereka.27

b) Pendidikan agama masyarakat berkembang

Dalam masyarakat ini kesibukan keluarga sudah mulai menguat

sehingga kesempatan mereka dalam membina keluarga termasuk pendidikan

agama mulai mengurang. Hal itu disebabkan karena kesibukan mereka

diluar makin banyak terutama dalam hal pekerjaan. Mereka berharap semua

tugas pendidikan termasuk pendidikan agama dapat di ambil alih oleh

sekolah.

26

Jalaludin, Ilmu Jiwa Agama,…. h. 241 27

(37)

25

c) Pendidikan agama masyarakat modern

Pada keluarga masyarakat modern ini, pengertian keluarga sudah

menyempit, bahkan peran bapak dan ibupun terhadap putra dan putrinya

lebih bersifat kemitraan, bukan penentu. Ciri masyarakat modern ini bersifat

praktis, pragmatis, mencari yang aman dan nyaman, mementingkan

kepentingan kini dan di sini serta yang akan datang (tapi bukan akhirat).

Pendidikan yang dapat diterima masyarakat ini adalah lembaga formal dan

profesional yang siap pakai.

Kebutuhan mereka akan pendidikan agama sudah mulai berkurang.

Sekalipun dibutuhkan ketika pendidikan agama disini dapat menguntungkan

bagi mereka, meski tidak keseluruhan seperti itu, namun menurut

masyarakat ini meraka beranggapan agama itu harus fungsioanal. Agama

akan dihargai jika beguna untuk mencapai cita-cita mereka, menyembuhkan

penyakit dan sebagainya.28

2) Lingkungan Institusional

Lingkungan institusioanal yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa

keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah, ataupun yang

nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisai.

Sebagian pendidik kedua dari keluarga tentunya sekolah memiliki peran

yang sangat besar dalam pembinaan moral serta akhlak seorang anak

terutama pada usia remaja. Dengan pemberian pendidikan agama

diharapkan pada siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

keyakinan akan agama yang dianutnya sehingga menimbulkan kesadaran

beragama dalam perilaku mereka sehari-hari, dengan kesadaran beragama

ini, para siswa selalu menjadikan agama sebagai pedoman atau petunjuk

untuk meentukan mana yang baik dan mana yang buruk dalam sikap,

preilaku dan perbuatannya. Dengan demikian mereka akan terdorong untuk

selalu berbuat yang baik menghindarkan diri dari perbuatan yang dilarang

agama.

3) Lingkungan Masyarakat

28

(38)

Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap

pembentukan keberagamaan seseorang, karena sebagian waktu banyak

dihabiskan dalam masyarakat. Sehingga segala sesuatu yang ada dalam

masyarakat, baik yang langsung maupun yang tidak langsung

mempengaruhi sikap atau prilaku keberagamaan seseorang.

C.Kerangka Berfikir

Minat adalah suatu modus yang mengarah pada rasa suka atau keinginan

akan suatu objek atau pada suatu hal, dan keinginan untuk mencapai atau

mempelajari objek atau suatu hal yang dipelajarinya tersebut sesuai dengan

kebutuhannya dan memuaskan keinginan jiwanya sehingga dapat

mempengaruhi apa yang ada didalam dirinya sendiri, pengetahuan atau

keterampilannya, serta membawa kemajuan pada dirinya yang akan membuat

dia dapat mencapai apa yang menjadi tujuannya selama ini.

Minat baca adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap suatu yang

dapat dibaca baik dalam bentuk buku-buku, majalah, surat kabar, artikel, dan

sumber-sumber bacaan lainnya, yang dianggap penting dan berguna, sehingga

sesuatu itu diperlukan, diperhatikan dan diingat terus-menerus yang kemudian

diikuti dengan perasaan senang. Minat membaca bukanlah tingkah laku

tetapi, mendorong timbulnya tingkah laku. Tingkah laku tersebut merupakan

tanggapan mendekat (approach response) atau tanggapan menjauh (avoidance

response). (mager 1968).

Minat didasarkan pada konsep-konsep evaluative terhadap sifat-sifat

objek atau kegiatan tertentu yang merangsang timbulnya tingkah laku. Minat

adalah karakteristik yang dipelajari, tidak diturunkan atau bawaan, namun

diperoleh melalui interaksi dengan objek-objek, orang atau kelompok orang

dalam siuasi dan kejadian-kejadian tertentu oleh karena itu minat dalam

kelangsungan dapat diubah.

Dalam penelitian sebelumnya banyak fakta yang menjelaskan bahwa

(39)

27

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu minat

baca merupakan ketertarikan peserta didik dalam membaca sedangkan sikap

adalah dalam arti sempit merupakan pandangan atau kecenderungan mental.

Hal ini menjelaskan bahwa seseorang yang kurang membaca maka akan

timbul kecenderungan orang tersebut kurang pengetahuan dan dalam bersikap

tidak seperti kebanyakan orang yang sering membaca buku-buku agama

Islam.

Manusia adalah homo relegius (manusia beragama), akan tetapi untuk

menjadikan manusia memiliki sikap keberagamaan, akan potensi tersebut

memerlukan bimbingan dan pengembangan dari lingkungan. Melihat

fenomena yang ada maka, di sini pentingnya menumbuhkan minat membaca

buku-buku agama kepada siswa khususnya siswa SMK yang sedang mencari

jati diri dalam usianya yang sangat rentan terhadap pergaulan yang salah,

karena dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan dan akan

menjadikan atau membentuk suatu sikap yang baik yaitu sikap yang

mengakar dalam jiwa dan darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah

dan gampang tanpa perlu kepada pemikiran dan pertimbangan.

Menurut Zakiyah Drajat bahwa pada diri manusia itu terdapat kebutuhan

pokok. Beliau mengemukakan, selain kebutuhan jasmani dan rohani

manusiapun mempunyai kebutuhan akan adanya kebutuhan akan

keseimbangan dalam kehidupan jiwanya agar tidak mengalami tekanan.

Unsur-unsur yang dikemukakan yaitu: kebutuhan kasih sayang, kebutuhan

akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa bebas,

kebutuhan akan rasa sukses, kebutuhan akan rasa ingin tahu. Dan diantara

kebutuhan-kebutuhan tersebut terdapat kebutuhan rasa ingin sukses dan rasa

ingin tahu dapat diwujudkan dengan adanya minat.

Menurut Zakiah Daradjat, semua kebutuhan tersebut menyebabkan orang

memerlukan agama. Melalui agama kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat

(40)

rasa ingin tahu akan terpenuhi, jadi terdapat hubungan antara minat membaca

buku-buku pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan.29

Jadi minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam akan

menumbuhkan perilaku keagamaan siswa yang baik, maka minat merupakan

salah satu faktor atau wujud seseorang dalam memberi perhatian terhadap

sesuatu kegiatan tertentu, sehingga tercapai hasil yang diinginkan.

D.Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara, yang

sifatnya bisa benar juga bisa salah. Maka untuk itu diperlukan penelitian.

Jadi, dari kerangka berfikir di atas hipotesis yang diajukan penulis sementara

ini adalah untuk benar atau tidaknya dugaan sementara penulis mengenai

pengaruh antara minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam dengan

sikap keberagamaan.Tegasnya, jika terdapat pengaruh yang positif antara

minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam terhadap sikap

keberagamaan, maka alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesa nihil (Ho)

ditolak.

Dalam penelitian skripsi ini, penulis ini mengajukan hipotesis sebagai

berikut:

Ha: Terdapat hubungan positif yang nyata antara minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan siswa

Ho: Tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara minat membaca buku-buku pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan siswa.

29

(41)

29 BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah desain deskeriptif analisis, deskeriptif analisis yaitu

menganalisa keterkaitan antara variabel-variabel dalam satu fenomena dan

menguraikan data-data yang ada kemudian disimpulkan. Metode analisis

yang di gunakan adalah study korelasional yang menelaah hubungan antara

variabel-variabel pada suatu situasi atau kelompok subyek yang dilakukan

untuk melihat hubungan antara fenomena atau hubungan variabel dengan

variabel yang lain dalam hal ini penulis mendeskripsikan penelitian ini

sehingga dapat diketahui apakah terdapat korelasi yang positif antara minat

membaca buku agama dengan sikap keberagamaan siswa pada tingkat SMK.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, unit

analisisnya adalah:

1. Minat Membaca Buku Pendidikan Agama Islam

2. Sikap Keberagamaan Siswa

B.Variabel penelitian dan Devinisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian korasional antara minat membaca buku agama dan

(42)

membaca siswa sebagai variabel bebas (Independent Variabel), dan sikap

keberagamaan siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variabel)

Definisi Operasional

Minat membaca yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah

suatu aktivitas ataupun situasi terhadap objek yang dianggap penting dan

berguna, sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus

menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang ,sedangkan sikap

keberagamaan dalam penelitian ini adalah sikap kecenderungan yang relatif

melekat untuk bereaksi dengan baik atau buruk terhadap orang atau barang

tertentu.

C.Waktu dan lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai tanggal 04 Maret Pada semester ganjil Tahun ajaran

2011. Adapun lokasi yang dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan

penelitian yakni disalah satu sekolah yang berada di Jakarta yakni SMK

Nusantara II.

D.Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Nusantara pengambilan sampel ditetapkan secara “purposive Sampling” yaitu sampel diambil dari orang-orang yang ditentukan oleh penulis menurut ciri-ciri

spesifik yang dimiki oleh sampel tersebut, yaitu responden siswa SMK

Nusantara laki-laki dan perempuan kelas dua.

E.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini

dilakukan melalui teknik-teknik, sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti luas observasi tidak hanya terbatas

kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung ataupun tidak

langsung.1 Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi

objektifitas SMK Nusantara

1

(43)

31

2. Wawancara, yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara.2 Berkaitan dengan masalah ini

wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah untuk memperoleh

gambaran tentang kondisi objektifitas SMK Nusantara.

3. Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.3

Untuk mendapatkan data secara komprehensif tentang hubungan minat

membaca buku-buku pendidikan agama Islam dengan sikap keberagmaan,

penulis menyebar angket yang merupakan suatu daftar pertanyaan yang

disusun secara tertulis.

Angket yang digynakan penulis adalah angket tertutup, angket ini

mengandung 50 butir item pertanyaan, setiap butir pertanyaan memiliki 4

alternatif jawaban, yaitu point a skor =4, point b skor =3, point c skor =2 dan

point d skor =1.

Tabel 2

Kisi-kisi instrument minat membaca dan sikap keberagamaan Variabel Indikator Nomor soal Jumla

h

Suharsimi Arikunto,ProsedurPenelitian Suatu Pendekatanpraktek (Jakarta:RinekaCipta, 2002), h. 128

3

(44)
(45)

33

2.5 Zakat 3.1 Akhlak 3.2 Hormat kepada orang tua 3.3 Menghargai sesama

3.4 Mencintai semua makhluk Allah

38,39,40,42,43,47,48,

49

8

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya

yaitu pengolahan dan analisis data. Adapun teknik pengolahan data,4 sebagai

berikut:

1. Editing

Dalam penngolahan yang pertama kali harus dilakukan adalah

editing yakni semua angket diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan

kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kesalahan dan

kekeliruan.

2. Skoring

Memberikan skor untuk setiap alternatif jawaban pada angket.

Untuk skor tertinggi bernilai 4 untuk jawaban selalu, 3 untuk jawaban

sering, 2 untuk jawaban jarang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah.

3. Coding

Yang dimaksud dengan koding adalah mengklasifikasikan

jawaban-jawaban dari pada responden ke dalam kategori-kategori.

Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode

berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Jadi, setelah data-data

tersebut diedit, selanjutnya penulis melakukan pengkodean dan

pengelompokkan data-data tersebut berdasarkan kategori pembahasan.

4

(46)

4. Tabulasi

Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel

jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban-jawaban kemudian dimasukkan

dalam tabel.

Setelah data-data diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisis

data. Teknik analisis yaitu penulis berusaha untuk memberikan uraian

mengenai hasil penelitian. Untuk mengetahui ada atau tidaknya minat

membaca buku pendidikan agama Islam terhadap sikap keberagamaan.

Penulis menggunakan teknik analisis sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase

jawaban angket dari responden. Rumus yang digunakan ialah:

p=� 100 %

f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N= Number of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

p = angka presentase5

Ketentuan skala presentase yang digunakan adalah:

100% = Seluruhnya

85%-99% = Hampir seluruhnya

68%-84% = Sebagian besar

51%-67% = Lebih dari setengah

50% = Setengah

34%-49% = Hampir setengah

17%-33% = Sebagian kecil

0% = Tidak ada

5

(47)

35

b. Analisis Mean

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata)

nilai angket tentang minat membaca buku pendidikan agama Islam dan

sikap keberagamaan siswa.

c. Analisis Korelasi

Untuk menganalisis hubungan kedua variabel digunaka teknik

Analisis Korasional Bivariat denga rumus Product Moment dari Karl

Pearson, rumus tersebur sebagai berikut:

� = � −

� 22 22

Keterangan:

rxy : Angka Indeks Korelasi ”r” Product Moment

N : Number of Cases

∑ X Y : Jumlah hasil perkiraan antara skor X dan Y ∑ X : Jumlah seluruh skor X

∑ Y : Jumlah seluruh skor Y6

Analisis product Moment dimaksudkan untuk mencari titik nilai

korelasi antara variabel X dan Y srta untuk mengetahui apakah

hubungannya erat, cukup, atau lemah.

d. Interpretasi Data

Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r” Product Moment yang telah diperoleh dari perhitungan kita dapat

memberikan interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua macam cara

yang ditempuh dalam menginterpretasikan data yang diperoleh,

sebagaimana Anas Sudjono sebutkan dalam bukunya yang berjudul ”Pengantar Statistik Pendidikan”, yaitu:

6

(48)

a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product

moment secara kasar (sederhana)

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi ”r” product moment (rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:

Tabel 5

Nilai”r” Product Moment Besarnya ”r” Product Moment (r x

y)

Interprettasi

0,00-0,20

0,20-0,40

0,40-0,70

0,70-0,90

0,90-1,00

Antara variabel X dan Variabel Y

memang terdapat korelasi, akan tetapi

korelasi itu sangat lemah atau rendah

sehingga korelasi itu diabaikan

(dianggap tidak ada korelai antara

variabel X dan Variabel Y)

Antara Variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang lemah atau

rendah

Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang sedang atau

cukup

Antara variabel X atau variabel Y

terdapat korelasi kuat atau tinggi

Antara variabel X atau variabel Y

terdapat korelasi yang sangat kuat atau

sangat tinggi

Gambar

Tabel 2 Kisi-kisi instrument minat membaca dan sikap keberagamaan
  Tabel 5 Nilai”r” Product Moment
Tabel 5 Siswa berusaha untuk memiliki buku-buku Agama
  Tabel 6 Siswa lupa waktu dalam membaca
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis rataan bobot potong, persentase karkas, persentase dada, persentase sayap, persentase paha atas, persentase paha bawah, persentase punggung menunjukkan tidak

Telah dilakukan penelitian keanekaragaman jenis hama pada tanaman jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) di Kabupaten Gunung Kidul. Lokasi penelitian dilakukan di

Pelaksanaan reklamasi pada lahan bekas tambang seluas 4,8 ha, meliputi kegiatan pengamanan lahan bekas penambangan, pengaturan bentuk lahan (lereng dan saluran pembuangan

mereka lewat kepercayaan adalah cara yang mampu. membawa mereka bekerja sama untuk mentas

Bagaimanakah konsekuensi hukum atas kejahatan spionase yang dilakukan oleh pejabat diplomatik dikaitkan dengan kasus penyadapan.. 5 www.academia.edu.com, Rahminda

Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori kebutuhan Mc Cleland sebagai acuan dalam menyusun angket berkaitan dengan kebutuhan yang memotivasi seseorang untuk bekerja sebagai wartawan

Sungai Lilin APBD Tahun Anggaran 2017 pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Musi Banyuasin dinyatakan PELELANGAN GAGAL karena tidak ada Dokumen Penawaran

4. Bagaimana pengaruh Luas Wilayah terhadap Anggaran Belanja Modal pada Kabupaten/Kota. di