• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stratege pemasran produk simpanan pendidikan BMT Al-fath ikmi IKMI Pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Stratege pemasran produk simpanan pendidikan BMT Al-fath ikmi IKMI Pamulang"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh : Robby Barokah NIM: 206046103873

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Nama : Robby Barokah

NIM : 206046103873

Prodi/Jurusan : Muamalat/Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Strategi Pemasaran Produk Simpanan Pendidikan BMT AL FATH IKMI Pamulang

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Juni 2010

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-Nya pada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beserta salam penulis haturkan kepada kekasih Allah SWT junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat hingga para pengikutnya.

Walaupun masih dirasakan terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajiannya, tetapi penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan dari dosen beserta saran-saran. Bentuk nyata skripsi ini, bukan hanya karena buah dari kerja keras penulis, akan tetapi banyak pihak yang ikut membantu, mendoakan serta memberikan dorongan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, SH., M.A., M.M.

(7)

3. Dosen Pembimbing, Dr. Hasanudin, M.Ag., dan Kamarusdiana, S.Ag., M.H yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, pemikiran dan semangat kepada penulis di tengah kepadatan kegiatan beliau, semoga Allah SWT mempermudah setiap gerak langkah perjuangan beliau dan senantiasa melimpahkan kebaikan, amin.

4. Manajer Tamwil BMT Al Fath IKMI Pamulang Bp. Saimin dan Customer Service Rika Nurlaila, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dengan memberikan informasi dan data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap Staff Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

6. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

7. Ayahanda Harun Al Rasyid dan Ibunda Sumarni, terima kasih yang tak terhingga banyaknya atas segala dukungan dalam kesabaran, keikhlasan, perhatian dan kasih sayang yang tak terbatas, senantiasa memotivasi dan menguatkan penulis disaat lelah dan lemah hingga dalam do’a tak pernah berhenti memohon pada-Nya untuk memberikan yang terbaik untuk penulis.

(8)

iii

8. Kakak-kakak dan keponakan ku tersayang, yang selalu menemani penulis dengan canda dan kasih sayang, terima kasih karena menjadikan hidup terasa amat berharga.

9. Semua sahabat-sahabat yang selalu mendo’a kan, memberikan kasih sayang, dan dukungan yang selalu ikhlas membantu dan menemani penulis, Perbankan Syariah-A angkatan 2006 dan keluarga besar Perbankan Syariah angkatan 2006, terima kasih atas warna-warni yang telah kalian berikan dalam hari-hari penulis. 10. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih kepada kalian semua.

Semoga bantuan dari semua pihak bernilai amal sholeh di sisi Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan ilmu ekonomi Islam.

Jakarta, 28 Juni 2010

Robby Barokah

(9)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

D. Review (Kajian) Penelitian Terdahulu ... 12

E. Metode Penelitian ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI, PEMASARAN, PRODUK, DAN BMT A. Strategi ... 21

B. Pemasaran ... 25

C. Produk ... 46

D. BMT (Baitul Maal wat Tamwil) ... 49

(10)

v

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG

A. Sejarah BMT AL Fath IKMI ... 55

B. Landasan Hukum ... 56

C. Visi, Misi dan Tujuan ... 56

D. Budaya Kerja ... 57

E. Produk-Produk BMT Al Fath IKMI ... 57

F. Simpanan Pendidikan ... 61

G. Struktur Organisasi ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Cara Memasarkan Produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) Yang Diterapkan Oleh BMT Al Fath IKMI Kepada Para Mitra ... 67

B. Strategi Pemasaran Produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) BMT Al Fath IKMI. ... 69

C. Mekanisme Bagi Hasil Produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) Antara BMT Al Fath IKMI dengan Mitra ... 80

D. Analisa Penulis ... 83

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 91

(11)

Tabel 4.2 : Jumlah Mitra Produk SIDIK Tabel 4.3 : Realisasi Penyaluran Dana SIDIK Tabel 4.4 : Rincian Bagi Hasil Produk SIDIK

[image:11.612.113.502.135.546.2]
(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gagasan adanya lembaga perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariat Islam berkaitan erat dengan gagasan terbentuknya suatu sistem ekonomi Islam.

Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasional muncul pada sekitar dasawarsa 70-an, ketika pertama kali diselenggarakan konferensi Internasional tentang ekonomi Islam di Makkah pada tahun 1976.

Diantara pemikir-pemikir sistem ekonomi Islam tersebut terdapat pola kecenderungan yang berbeda-beda, pada dasarnya terdapat dua kelompok kecenderungan yaitu kecenderungan teoritis, dengan memberikan alternatif konsep dan kecenderungan pragmatis dengan mendirikan lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip Islam. Salah satu di antaranya kecenderungan kelompok kedua tersebut adalah mendirikan bank-bank Islam.

Di dalam perkembangannya, kelompok pragmatis yang lebih tampak keberhasilannya karena jauh sebelum adanya gagasan ekonomi Islam telah diawali dengan suatu upaya untuk mendirikan bank-bank Islam.

(13)

Pada tahun 1920, di Mesir didirikan bank Islam yang pertama kali dengan nama Bank Mesir, kemudian disusul tindakan pemerintah Republik Arab untuk menasionalisasikan bank.

Lembaga perbankan Islam mengalami perkembangan yang amat pesat dengan lahirnya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan sosial bagi negara-negara anggota dan masyarakat Muslim pada umumnya.1

Jika mau melihat pemberdayaan ekonomi rakyat dalam arti sebenarnya, lihatlah kiprah BMT (Baitul Mal waa Tamwil). Dari pedagang pecel, bakul sayur, sampai toko-toko kelontong, sembako, atau kios sepatu berukuran sedang dan kecil, telah sukses bermitra dengan BMT. Mereka dapat memperoleh pendanaan murah lagi berkah dari lembaga keuangan syariah mikro yang kini jumlahnya ditaksir 3.000-an tersebar di seluruh Indonesia.

Mereka hampir tanpa publikasi, tapi penetrasi dalam peran ekonomi ke masyarakat menengah bawah begitu dalam.2

Peran BMT dalam memberikan kontribusi kepada bergeraknya roda ekonomi kecil, jelas riil. Sementara perbankan dililit ’lemak’ dana yang tak mampu disalurkan, BMT langsung masuk ke pengusaha. Tapi bukan itu saja

1

Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BAMUI, Takaful dan Pasar Modal Syariah) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.1-2.

2

(14)

3

nilai strategis BMT. Satu yang paling istimewa, BMT juga menjadi agen pengembangan dan penyantun masyarakat papa.3

Dalam rangka turut serta untuk mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia, salah satunya BMT memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan.

Pendidikan nasional sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama berkaitan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang SISDIKNAS), manajemen, dan kurikulum, yang diikuti oleh perubahan-perubahan teknis lainnya. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat memecahkan berbagai permasalahan pendidikan, baik masalah-masalah konvensional maupun masalah-masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru (masalah inovatif). Di samping itu, melalui perubahan tersebut diharapkan terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia (PSDM), untuk mempersiapkan bangsa indonesia memasuki era kesejagatan dalam kesemrawutan global.

Perubahan-perubahan di atas, menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, mulai dari level makro sampai pada level mikro, yakni tenaga kependidikan di sekolah. Di sekolah terdapat dua boss yang paling berperan dan

3

(15)

sangat menentukan kualitas pendidikan; yakni kepala sekolah dan guru. Dalam persfektif globalisasi, otonomi daerah, dan desentralisasi pendidikan serta untuk menyukseskan manajemen berbasis sekolah dan kurikulum berbasis kompetensi, kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan lain di sekolah. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara efektif dan efisien.4

Berbicara mengenai situasi pengajaran di Indonesia, kita tidak dapat menutupi kenyataan di mana sekolah-sekolah masih menggunakan penguasaan mata pelajaran-mata pelajaran. Akibatnya, peranan dan minat guru-guru ataupun murid-murid masih banyak dibatasi oleh policy serta pengawasan dari pihak pemerintah. Memang ada kemungkinan, bahwa keberhasilan pendidikan kita adalah tidak lepas hubungannya dengan keterampilan guru-guru dalam mengelola belajar-mengajar. Pendidikan kita sekarang belum banyak memperhatikan minat dan kebutuhan anak didik. Pendidikan kita masih banyak digumuli dengan masalah-masalah kompetensi lembaga pendidikan serta pemenuhan kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja.

4

(16)

5

Dari kenyataan di atas, maka sudah tiba masanya sekarang dimana pendidikan hendaknya lebih melayani kebutuhan dan hakikat psikologis anak didik. Pendidikan seharusnya mempunyai kreasi-kreasi baru di sepanjang waktu dengan berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik. Selama anak sekolah hanya menyenangi puisi-puisi dari pada menulis naskah-naskah kreatif dan selama anak-anak sekolah dilatih perhitungan matematis yang kurang berguna daripada mengajarkan manfaat perhitungan tersebut bentuk kegunaannya yang nyata, maka selama itu pula pendidikan di sekolah belum berhasil.5

Sebenarnya masalah pendidikan nasional bukanlah masalah prosentasi dari alokasi dana dalam APBN dan APBD. Masalahnya ialah apakah kualitas pendidikan yang diketahui sangat merosot dapat dipecahkan dengan ujian nasional seperti yang dilaksanakan dewasa ini? Ataukah ada masalah-masalah yang lebih mendasar yang perlu diatasi? Tetapi bagaimankah masalah-masalah dasar serta pemecahannya dapat diketahui? Dalam pelaksanaan ujian nasional selama ini yang berdalih untuk meningkatkan kualitas pendidikan, ternyata tidak memberikan sumbangan apapun dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ujian nasional seperti ini yang terus berlangsung dari tahun ke tahun dan hanya memboroskan uang rakyat untuk hal-hal bagi keuntungan sekelompok kecil birokrasi dan pemimpin-pemimpin yang tidak mempunyai komitmen bagi pendidikan anak bangsa. Ujian nasional itu perlu yaitu untuk

5

(17)

memberikan peta permasalahan dari pendidikan nasional yang tersebar luas di suatu negara Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau dengan penduduk nomor 4 terbesar di dunia. Berdasarkan pemetaan pendidikan nasional yang antara lain diperoleh dari ujian nasional dapat dirumuskan langkah-langkah yang perlu diambil oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah masing-masing untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dari pemetaan itu dapat diketahui kelemahan-kelemahan maupun kekuatan-kekuatan yang ada dalam pelaksanaan pendidikan nasional.

(18)

kemenangan-7

kemenangan tersebut diraih oleh siswa-siswa sekolah-sekolah yang berada di ujung paling barat Indonesia yaitu di Papua.6

Selanjutnya para siswa tersebut berasal bukan saja dari sekolah negeri tetapi juga berasal dari sekolah-sekolah swasta. Semua hal ini merupakan indikator sementara bahwa kemerosotan mutu pendidikan nasional tidak terletak kepada kemampuan inteligensi para siswa Indonesia tetapi lebih-lebih di sebabkan karena kesempatan yang tidak merata untuk memperoleh pendidikan yang baik dari anak-anak bangsa kita. Selain dari pada itu kualitas pembinaan dari para guru, kesempatan belajar yang tersedia di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat, serta biaya-biaya yang optimal yang dibutuhkan di dalam pendidikan yang berkualitas yang rupa-rupanya belum secara merata dapat dinikmati oleh anak-anak bangsa.7

Seperti diketahui kualitas pendidikan bukan hanya ditentukan oleh kurikulum (standarisi) tetapi juga oleh faktor-faktor yang lain seperti penguasaan para siswa terhadap isi yang telah digariskan di dalam kurikulum serta tersedianya sumber-sumber belajar yang memadai (opportunity to learn,

OTL). Di dalam suatu penelitian mengenai apakah pendidikan di Amerika Serikat telah berhasil ditingkatkan sesudah 20 tahun pelaksanaan pembaharuan

6

H.A.R. Tilaar, StandarisasiPendidikan Nasional SuatuTinjauan Kritis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h.4-5.

7

(19)

ternyata bahwa pada akhirnya peningkatan kualitas terpusat dan ditentukan oleh perbaikan proses belajar mengajar.8

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi anak-anak bangsa. Sementara biaya pendidikan terus meningkat. Akankah anak-anak bangsa gagal dalam pendidikan karena persoalan biaya?. Berdasarkan pernyataan di atas, BMT Al Fath IKMI melakukan terobosan baru untuk ikut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional dan untuk memberikan langkah kemudahan bagi anak-anak bangsa dalam memperoleh pendidikan, maka BMT Al Fath IKMI menerapkan produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) dalam rangka membantu perencanaan keuangan bagi orang tua agar putra-putri nya sukses dalam pendidikan. Tanpa adanya perencanaan yang baik maka dana yang sudah dialokasikan untuk biaya pendidikan, kadang terpakai untuk kebutuhan hidup yang lain.

Berdasarkan pada pemikiran dan pertanyaan di atas, maka penulis tertarik untuk menjawab, meneliti, mengkaji dan menganalisa lebih jauh dan mendalam pertanyaan dan pernyataan tersebut dalam skripsi ini dengan judul ”Strategi Pemasaran Produk Simpanan Pendidikan BMT Al Fath IKMI Pamulang”.

8

(20)

9

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

BMT pada perkembangannya masih berbadan hukum koperasi dengan mengacu kepada UU No. 25 Tahun 1992, diantaranya adalah BMT Al Fath IKMI dengan badan hukum 650/BH/KWK.10/VI/1998 dengan nama “Koperasi simpan pinjam Pamulang”, dengan akte perubahan 518/BH/PAD/Koperasi/2005 dengan nama “Koperasi BMT AL-FATH IKMI.

(21)

Aktifitas pemasaran diperlukan baik oleh perusahaan yang baru diluncurkan maupun perusahaan yang telah berjalan. Pemasaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan karena itu pemasaran selalu memperoleh posisi penting dan dipandang sebagai jantung perusahaan. Tanpa pemasaran, suatu perusahaan akan seperti kehilangan dorongan untuk bertahan dan bersaing yang selanjutnya membawa perusahaan menuju titik kemunduran, bahkan kekalahan dalam persaingan.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka sebuah perusahaan dalam hal ini BMT Al Fath IKMI haruslah memiliki strategi pemasaran yang baik mulai dari segmentasi pasar, penentuan target pasar, dan positioning serta menerapkan berbagai macam strategi mulai dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi kemudian ditambah dengan strategi khusus dalam memasarkan produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) agar masyarakat dapat tertarik dan berminat untuk mengambil produk SIDIK.

Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembahasan hanya dibatasi pada strategi pemasaran secara umum dan strategi pemasaran secara khusus yang dilakukan oleh BMT Al Fath IKMI.

2. Perumusan Masalah

(22)

11

1. Bagaimana cara memasarkan produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) yang diterapkan oleh BMT Al Fath IKMI kepada para mitra ?

2. Bagaimana strategi pemasaran produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) yang dilakukan oleh BMT AL Fath IKMI ?

3. Bagaimana mekanisme bagi hasil produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) antara BMT Al Fath IKMI dengan mitra ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari permasalahan di atas, namun secara khusus dikemukakan sebagai berikut : 1. Mengetahui produk SIDIK yang diterapkan BMT Al Fath IKMI.

2. Mengetahui mekanisme bagi hasil produk SIDIK antara BMT Al Fath IKMI dengan mitranya.

3. Mengetahui strategi pemasaran produk SIDIK yang dilakukan oleh BMT Al Fath IKMI.

Adapun hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi BMT Al Fath IKMI, Pembaca maupun pribadi, selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat :

1. Secara akademis, adalah menambah khazanah pengetahuan di bidang Ekonomi Islam umumnya, khususnya di bidang perbankan syariah.

(23)

3. Penulis memperoleh pengetahuan berharga tentang produk SIDIK BMT AL Fath IKMI

4. Masyarakat dapat mengetahui produk SIDIK BMT Al Fath IKMI Sehingga dapat membantu mempermudah masyarakat dalam melakukan perencanaan keuangan agar putra-putrinya sukses dalam pendidikan.

5. Hasil penelitian dapat digunakan para mahasiswa sebagai bahan perkuliahan untuk menambah pengetahuan, khususnya mahasiswa jurusan perbankan syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, fakultas syariah dan hukum.

D. Review Penelitian Terdahulu

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyertakan review hasil penelitian terdahulu mengenai strategi pemasaran dan layanan secara umum yaitu :

1. Judul ”Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah Pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika, Penulis Faridatun Sa’adah, Tahun 1429 H/2008 M, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran produk gadai syariah, implementasi strategi pemasaran produk gadai syariah dalam upaya menarik minat nasabah, dan pertumbuhan jumlah nasabah.

(24)

13

Penulis Ibnu Hamim, Tahun 1427 H/2006 M, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran pembiayaan musyarakah yang diterapkan oleh BMT Al-Fath, apakah strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT Al-Fath dapat menarik minat nasabah untuk melakukan pembiayaan musyarakah, dan apakah pembiayaan musyarakah di BMT Al-Fath menguntungkan nasabah.

3. Judul ”Analisa Perlakuan Akuntansi Ijarah Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Pada BMT Ta’Awun dan BMT AL Fath IKMI), Penulis Ajeng Ayu Katrini, Tahun 1430 H/2009 M, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Skripsi ini membahas tentang analisa perlakuan akuntansi ijarah pada BMT Ta’Awun , analisa perlakuan akuntansi ijarah pada BMT Al Fath, dan membahas hasil analisis perlakuan akuntansi ijarah pada BMT Ta’Awun dan BMT Al Fath dengan PSAK No.59.

(25)

serta penulis membahas bagaimana strategi khusus yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk SIDIK, agar dapat menarik minat masyarakat. Kemudian penulis juga membahas bagaimana produk SIDIK yang diterapkan dan bagaimana mekanisme bagi hasil antara mitra dengan BMT Al Fath IKMI pada produk SIDIK tersebut.

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan

Penulis melakukan pendekatan dengan cara kualitatif yang bersifat deskriptif. Data kualitatif, yakni data yang abstrak (intangible) atau tidak terukur seperti ingin menjelaskan; tingkat nilai kepercayaan terhadap rupiah menurun, citra perusahaan kurang baik, harga-harga sembako stabil, dan pelayanannya kurang memuaskan bagi pelanggan.9 Bersifat deskriptif artinya sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel)10 yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu

9

Rosady Ruslan, Metode Penelitian: public relations dan komunikasi, Ed.1. Cet.4, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.28-29.

10

(26)

15

fenomena atau kenyataan sosial11 mengenai bagaimana konsep dan mekanisme pelaksanaan strategi pemasaran produk SIDIK BMT Al Fath IKMI pada saat penelitian berlangsung.

2. Jenis Penelitian

a. Library Research (Studi Pustaka) yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber yang relevan dengan analisis yang akan digunakan yaitu majalah-majalah, buku-buku, artikel serta situs internet yang terkait dengan pembahasan dalam skripsi ini.

b. Field Research (Penelitian Lapangan) yang diperoleh melalui pusat referensi dengan cara terjun langsung ke lapangan (tempat penelitian) untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung.

3. Data Penelitian

Sumber data yang digunakan adalah :

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber dan atau hasil dari penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan pihak BMT Al Fath IKMI terkait dengan permasalahan yang dibahas.

11

(27)

b. Data Sekunder, yaitu data yang diterima melalui studi dokumentasi (library research) yang ada hubungannya dengan materi skripsi ini. Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan data dari berbagai literatur.

Adapun jenis Data yang digunakan adalah menggunakan data primer (wawancara), data sekunder (studi kepustakaan) dan dengan data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel) yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial mengenai strategi pemasaran produk SIDIK BMT Al Fath IKMI.

4. Subjek-objek Penelitian

Subjek-objek penelitian menjelaskan sebagai berikut:

(28)

17

b. Level analisis yang akan dilakukan adalah deskriptif, yaitu sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel).

c. Pertimbangan praktis dalam hal ini adalah waktu dalam menyelesaikan penelitian ini di perkirakan kurang lebih satu bulan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Dilakukan guna mendapatkan data dengan melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian yaitu BMT Al Fath IKMI Untuk mendapatkan data yang relevan.

b. Wawancara

Dilakukan penulis secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat.

c. Studi Kepustakaan

(29)

buku-buku, artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.

6. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif,

yaitu sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel)12 mengenai strategi pemasaran produk SIDIK BMT Al Fath

IKMI.

Selanjutnya dari proses analisa tersebut, untuk mengevaluasi fakta-fakta dan memberikan penilaian terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini, penulis membahas bagaimana segmentasi pasar, target pasar, dan positioning yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk SIDIK nya. Selain itu, penulis juga menyajikan bagaimana bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk SIDIK nya.

12

(30)

19

F. Sistematika Penulisan

Secara sistematis, teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Adapun penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI,

PEMASARAN, PRODUK, DAN BMT

(31)

BAB III : GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG Bab ini terdiri dari sejarah BMT Al Fath IKMI, landasan hukum, visi, misi dan tujuan, budaya kerja, produk-produk BMT Al Fath IKMI, simpanan pendidikan, dan struktur organisasi.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai cara memasarkan produk SIDIK yang diterapkan oleh BMT Al Fath IKMI kepada para mitra, strategi pemasaran produk SIDIK BMT Al Fath IKMI, dan mekanisme bagi hasil produk SIDIK BMT Al Fath IKMI dengan mitra, dan analisa penulis.

BAB V : PENUTUP

[image:31.612.111.530.170.545.2]
(32)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Strategi

1. Definisi Strategi

Strategi adalah pusat dan inti yang khas dari manajemen strategik.

Strategi mengacu pada perumusan tugas, tujuan, dan sasaran organisasi;

strategi kebijakan dan program pokok untuk mencapainya; dan metode yang

dibutuhkan untuk menjamin bahwa strategi telah diimplementasikan untuk

mencapai tujuan akhir organisasi.1

J L Thompson (1995) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk

mencapi sebuah hasil akhir: ‘Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran

organisasi. Ada strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi

kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Sementara itu, strategi fungsional

mendorong secara langsung strategi kompetitif.’

Bennet (1996) menggambarkan strategi sebagai ’arah yang dipilih

organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya’.

Mintzberg menawarkan lima kegunaan dari kata strategi , yaitu :

a. Sebuah rencana – suatu arah tindakan yang di inginkan secara sadar;

1

George A. Steiner dan John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Ed.II, penerjemah Ticoalu dan Agus Dharma, SH. M.Ed (Jakarta: Erlangga, 1997), hal.6.

(33)

b. Sebuah cara – suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk

mengecoh lawan atau kompetitor;

c. Sebuah pola – dalam suatu rangkaian tindakan;

d. Sebuah posisi – suatu cara menempatkan organisasi dalam sebuah

lingkungan;

e. Sebuah perspektif – suatu cara yang terintegrasi dalam memandang

dunia.2

2. Tujuan Strategi

Strategi dalam pemasaran bertujuan untuk mencari atau menciptakan

kondisi paling menguntungkan untuk menjual produk. Beberapa komponen

dalam strategi pemasaran antara lain :

a. Menentukan segmen pasar, yaitu menentukan siapa yang paling

mungkin dan memastikan menjadi pangsa pasar dari produk yang kita

jual.

b. Menetapkan target penjualan, yaitu merencanakan berupa jumlah produk

yang paling optimal masuk ke segmen pasar. Misalnya produk kita

souvenir pernikahan, segmen pasarnya adalah orang yang punya hajat

pernikahan, maka kita harus mentarget jumlah maksimal pada

bulan-bulan orang melakukan pernikahan.

2

(34)

23

c. Memberikan pemahaman pasar terhadap produk, yaitu upaya agar

sedapat mungkin keunggulan produk kita mampu membentuk imej di

masyarkat, sehingga produk kita mudah di kenal dan dikenang.

Misalnya, orang seneng sepeda motor merk Honda, karena keiritannya.

Jadi penekanan pembentukan imej adalah sesuatu kelebihan yang ada

pada produk kita dibanding produk lain.

Dari tiga komponen tersebut dapat diaplikasikan menjadi strategi yang

kita susun sehingga siap bersaing di pasar dengan kompetitor lain.

Jadikanlah pasar sebagai obyek penentu agar mereka membeli, membeli,

dan membeli lagi produk yang kita hasilkan, sehingga produk tersebut akan

semakin dikenal di pasar.3

3. Elemen Dari Sebuah Strategi Yang Berhasil

Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa jika suatu straegi harus

berhasil dalam mewujudkan efisiensi dan pemerataan yang optimum dalam

menggunakan sumber daya-sumber daya yang terbatas maka ia harus

mengandung tiga elemen: (a) sebuah mekanisme filter yang memungkinkan

individu memilih antara penggunaan tidak terbatas terhadap sumber

daya-sumber daya dalam suatu cara tertentu sehingga klaim-klaim agregat tidak

3

(35)

melebihi penawaran yang ada dan sasaran-sasaran sosioekonomi dalam

sistem itu dapat direalisasikan, (b) sebuah mekanisme yang dapat

memberikan motivasi kepada individu untuk menggunakan miliknya yang

terbaik menurut kehendak mekanisme filter tersebut dengan mengabaikan

apakah hal itu akan memberikan maslahat kepada kepentingan mereka atau

kepentingan masyarakat, dan (c) restrukturisasi sosioekonomi untuk

membantu mentransfer sumber daya-sumber daya terbatas dari satu

penggunaan kepada penggunaan yang lain sehingga pemerataan dan

efisiensi optimum dapat diwujudkan.

Strategi yang diajukan di atas tidak cukup diperlengkapi dengan tiga

elemen pokok saja, tetapi selayaknya menyuntikkan pula suatu dimensi

moral ke dalam sistem ekonomi. Setiap sistem ekonomi yang mempunyai

jawaban-jawaban sekuler terhadap pertanyaan metafisika yang disebutkan di

atas, arti dan tujuan hidup, kepemilikan yang sebenarnya dan tujuan sumber

daya-sumber daya yang terbatas serta hak-hak dan kepentingan individu

dalam masyarakat, tidak akan dapat memberikan motivasi efektif serta

restrukturisasi sosioekonomi.4

4

(36)

25

B. Pemasaran

1. Definisi Pemasaran

Pemasaran merupakan ujung tombak dari setiap bisnis. Tanpa

pemasaran sehebat apapun bisnis yang dijalankan tidak ada artinya.

Pengertian pemasaran adalah setiap proses atau usaha yang perlu dilakukan

agar produk dan jasa yang akan dijual bisa laku di pasar. Sedang pasar

sendiri adalah semua orang yang mungkin menjadi pembeli dari produk

tersebut. Inti dari pemasaran adalah penjualan (selling).5

Apa sebenarnya arti pemasaran? Banyak orang mengira pemasaran

hanya sekedar penjualan atau periklanan dan pemenuhan kepuasan

pelanggan demi suatu keuntungan. Namun, penjualan dan periklanan

hanyalah puncak gunung es pemasaran. Sekarang, pemasaran harus

dipahami tidak dalam pengertian lama _”katakan dan jual”_ tetapi dalam

pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika pemasar

memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan dengan baik : mengembangkan

produk yang mempunyai nilai superior ; dan menetapkan harga,

mendistribusikan dan mempromosikan produknya dengan efektif,

produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi, penjualan dan periklanan

hanyalah bagian dari “bauran pemasaran” (“Marketing Mix”) yang lebih

5

(37)

besar-satu set perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk

mempengaruhi pasar.

Jadi definisi pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan

manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal

balik produk dan nilai dengan orang lain.6

Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan

menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan

memberikan kepuasan.7

Menurut pandangan Islam dalam garis besarnya dapat dikatakan

bahwa pemasaran adalah berbagai upaya yang dilakukan agar memudahkan

terjadinya penjualan/perdagangan. Rasulullah saw. adalah orang yang

menggeluti dunia perdagangan, sekaligus seorang pemasar (marketer) yang

andal. Sebagai pedagang, menurut Gunara dan Sudibyo (2006), Rasulullah

saw. berpegang pada lima konsep. Pertama, jujur, suatu sifat yang sudah

melekat pada diri beliau. Kejujuran ini diiringi dengan konsep kedua, yaitu

ikhlas, di mana dengan keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang

langgang mengejar materi belaka. Kedua konsep ini dibingkai oleh

profesionalisme sebagai konsep ketiga. Seorang yang profesional akan

6

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, cet.I, Ed.VIII, Penerjemah Damos Sihombing (Jakarta: Erlangga, 2001), h.7.

7

(38)

27

selalu bekerja maksimal. Konsep keempat adalah silaturahmi yang

mendasari pola hubungan beliau dengan pelanggan, calon pelanggan,

pemodal, dan pesaing. Sedangkan konsep kelima adalah murah hati dalam

melakukan kegiatan perdagangan. Lima konsep ini menyatu dalam apa yang

disebut kedua penulisnya sebagai soul marketing yang nantinya akan

melahirkan kepercayaan (trust). Kepercayaan ini merupakan suatu modal

yang tidak ternilai dalam bisnis.

Berdasarkan uraian tersebut, maka telaah terhadap pemasaran dan

perdagangan dalam perspektif Islam diharapkan akan mampu menjawab dan

meluruskan berbagai permasalahan dalam bidang ini. Asumsi dasarnya

adalah bahwa perdagangan dengan kejujuran, keadilan, dalam bingkai

ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta, merupakan persyaratan mutlak

terwujudnya praktik-praktik perdagangan yang dapat mendatangkan

kebaikan secara optimal kepada semua pihak yang terlibat. Lebih jauh lagi,

dalam melakukan berbagai upaya pemasaran dalam merealisasikan

perdagangan tadi seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan

prinsip-prinsip Islam.8

8

(39)

2. Perencanaan Pemasaran

Rencana penjualan menentukan arah strategi pemasaran. Karena

ketika kita menghasilkan sebuah barang atau jasa, tentu kita akan

merencankan sebaik mungkin agar produk tersebut dapat diterima oleh

konsumen. Ada lima langkah rencana pelaksanaan pemasaran:

a Tetapkan sasaran pemasaran, yang meliputi: 1) lokasi, yaitu lokasi yang

tepat untuk produk yang kita hasilkan. 2) jenis/type konsumen, yaitu

jenis/type calon pembeli, misalnya berdasarkan umur, jenis kelamin,

tingkat ekonomi. 3) sifat dan perilaku, yaitu sifat calon konsumen serta

kebiasaan termasuk gaya hidup kesehariannya.

b. Tetapkan tanggal/bulan target untuk mencapai semua tujuan. Disini

diperlukan adanya time schedule (penjadwalan waktu) sesuai dengan

target yang diinginkan demi efektifitas kerja yang dilakukan sehingga

tidak banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia.

c. Berikan tanggung jawab hanya kepada satu orang. Ini untuk

memudahkan kontrol terhadap keluar masuknya produk melalui

mekanisme yang ada. Untuk langkah awal kita sendirilah yang

melaksanakan tugas ini, seiring dengan kemajuan usaha kita baru nanti

merekrut orang yang amanah dan memang mampu dalam

(40)

29

d. Menentukan langkah-langkah pelaksanaan. Penentuan langkah –langkah

ini berdasarkan skala prioritas agar tujuan pemasaran dapat tercapai.

Mulai dari ketika suatu produk dihasilkan dan bagaimana supaya bisa

sampai ke tangan konsumen.

e. Pengecekan terhadap hasil pemasaran. Tentukan cara pengecekan

keberhasilan pemasaran. Ini sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan

kemajuan dan efektifitas pemasaran dimasa yang akan datang.

Dengan perencanaan pemasaran yang baik dan benar, maka kita akan

dapat menemukan lokasi jualan yang tepat, melakukan promosi dengan cara

yang tepat, menemukan cara berjualan pada saat yang tepat dan menemukan

calon pembeli yang tepat. Sehingga pembeli yakin bahwa membeli produk

kita lebih menguntungkan dibanding membeli barang pada pesaing kita.

ingat bahwa kepuasan konsumen berdampak pada meningkatnya daya beli

dan itu adalah tujuan pemasaran.9

3. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran diperlukan baik oleh perusahaan yang baru

diluncurkan maupun perusahaan yang telah berjalan. Pemasaran merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan karena itu

pemasaran selalu memperoleh posisi penting dan dipandang sebagai jantung

9

(41)

suatu perusahaan. Tanpa pemasaran, suatu perusahaan akan seperti

kehilangan dorongan untuk bertahan dan bersaing yang selanjutnya

membawa perusahaan menuju titik kemunduran, bahkan kekalahan dalam

persaingan.10

Supaya berhasil, perusahaan harus melakukan tugasnya melebihi

pesaing dalam memuaskan konsumen sasaran. Maka strategi pemasaran

harus disesuaikan menurut kebutuhan konsumen maupun strategi pesaing.

Merancang strategi pemasaran yang kompetitif dimulai dengan

melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan secara terus menerus

membandingkan nilai dan kepuasan pelanggan dengan nilai yang diberikan

oleh produk, harga, distribusi, dan promosinya terhadap pesaing dekatnya.

Dengan cara ini, perusahaan dapat melihat seberapa besar keuntungan serta

kerugian potensial. Maka timbul pertanyaan dari perusahaan: Siapa pesaing

kita? Apa strategi dan tujuan mereka? Apa kekuatan serta kelemahan

mereka? Bagaimana perusahaan lain akan bereaksi terhadap strategi

kompetisi yang mungkin kita gunakan?11

Pembahasan akan dimulai dengan bagaimana perusahaan melakukan

segmentasi pasar (segmenting), penentuan target pasar (targeting), dan

10

Serian Wijatno, Pengantar Entrepreneurship (Jakarta: PT Grasindo, 2009), h.172. 11

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.71.

(42)

31

positioning. Selanjutnya akan dibahas bagaimana perusahaan

entrepreneurial membangun bauran pemasarannya.

a. Segmentasi

Segmentasi didefinisikan sebagai proses membagi pasar yang

heterogen ke dalam kelompok kecil yang relatif homogen. Agar efektif,

segmen yang terbentuk harus terdiri dari konsumen yang relatif seragam

dalam kebutuhan, keinginan, selera, atau preferensi namun berbeda

antara segmen yang satu dengan yang lainnya.12

Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar

menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin

memerlukan produk atau ramuan pemasaran tersendiri. Bank dalam

menjual produknya ke nasabah membagi pasar menjadi beberapa jenis

sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan. Pembagian pasar ini akan

memudahkan bank dalam menentukan nasabah atau konsumen

sasarannya.

Mengapa segmentasi pasar perlu dilakukan? Hal ini disebabkan di

dalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda keinginan dan

kebutuhannya. Setiap perbedaan memiliki potensi untuk menjadi pasar

12

(43)

tersendiri. Dalam melakukan segmentasi terdapat beberapa variabel

yang perlu diperhatikan.

Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmentasi pasar

konsumen dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki

variabel tertentu, namun pada dasarnya variabel yang digunakan tidak

jauh berbeda.

Variabel utama untuk melakukan segmentasi pasar konsumen

terdiri dari berbagai sudut pandang seperti:

1). Segmentasi berdasarkan Geografik

Segmentasi berdasarkan Geografik, artinya membagi pasar berdasar

wilayah tertentu seperti:

a). Jenis Bangsa

b). Provinsi

c). Kabupaten

d). Atau Kecamatan

e). Atau lainnya

2). Segmentasi berdasarkan Demografik

Segmentasi berdasarkan Demografik maksudnya membagi pasar

berdasarkan kependudukan secara umum seperti:

a). Golongan umur

b). Jenis kelamin

(44)

33

d). Daur hidup keluarga

e). Pendapatan

f). Pekerjaan

g). Pendidikan

h). Agama

i). Ras

j). Kebangsaan

k). Tingkat sosial atau lainnya

3). Segmentasi berdasarkan Psikografik

Segmentasi berdasarkan Psikografik maksudnya membagi pasar

berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a). Kelas sosial

b). Gaya hidup

c). Karakteristik kepribadian

d). Atau lainnya

4). Segmentasi berdasarkan Perilaku

Segmentasi berdasarkan perilaku disusun berdasarkan tingkah laku

atau kebiasaan masyarakat sebagai berikut:

a). Pengetahuan

b). Sikap

c). Kegunaan

(45)

e). Atau lainnya

Sedangkan variabel untuk melakukan segmentasi pasar industrial

adalah sebagai berikut:

1) Segmentasi berdasarkan Demografik, yaitu:

a). Jenis industri

b). Ukuran perusahaan

c). Lokasi perusahaan

d). Atau lainnya

2). Karakteristik Pengoperasian, yaitu:

a). Tekhnologi yang difokuskan

b). Status pengguna (berat, sedang, atau ringan)

c). Gaya hidup

d). Karakteristik kepribadian

e). Atau lainnya

3). Pendekatan Pembeli, yaitu:

a). Organisasi berfungsi pembeli

b). Sifat hubungan yang ada

c). Kebijakan pembelian umum

d). Kriteria pembeli

(46)

35

4). Karakteristik Personil Industri, yaitu:

a). Kesamaan pembeli

b). Sikap terhadap resiko

c). Kesetiaan

d). Atau lainnya

5). Faktor Situasional seperti:

a). Urgensi

b). Pengguna khusus

c). Besarnya pesanan

d). Atau lainnya

Dalam hal melakukan segmentasi pasar, baik untuk pasar

konsumen maupun pasar industri bank dapat memilih beberapa variabel

sekaligus.

Gensch berpendapat ada 4 segmen secara global dalam berbagai

industri, yaitu:

1) Company Loyal

Artinya, nasabah atau pelanggan sekarang ini hampir tidak akan

beralih ke perusahaan lain (pesaing).

2) Competitive

Artinya, nasabah atau pelanggan sekarang ini memiliki peluang atau

(47)

3) Switehable

Artinya, nasabah atau pelanggan pesaing sekarang ini memiliki

peluang atau berpotensi pindah atau beralih ke perusahaan lain

(pesaing).

4) Competitor Loyal

Artinya, nasabah atau pelanggan pesaing sekarang ini hampir tidak

akan pindah atau beralih ke perusahaan lain (pesaing).13

b. Penentuan Target Pasar

Setelah proses segmentasi diselesaikan maka langkah selanjutnya

adalah penentuan target pasar. Langkah ini pada dasarnya adalah

mengevaluasi daya tarik setiap segmen dan memeriksa apakah segmen

tersebut sesuai dengan kapabilitas dan sumber daya yang dimiliki

perusahaan. Segmen yang menarik berdasarkan lima kriteria dapat

diidentifikasi dan diukur, substansial, dapat diakses, responsif, serta

dapat tumbuh dan berkelanjutan belum tentu dapat menjadi target pasar

apabila tidak sesuai dengan kapabilitas dan sumber daya perusahaan.14

Menetapkan pasar sasaran artinya mengevaluasi keaktifan setiap

segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih

13

Kasmir, PEMASARAN BANK, cet.I, Ed.2, (Jakarta: Kencana, 2005), h.115-118. 14

(48)

37

untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan

ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen

sasaran yang diinginkan.

Kegiatan menetapkan pasar meliputi:

1). Evaluasi Segmen Pasar yang meliputi:

a). Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang usia

nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap

segmen.

b). Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas.

Kurang menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif.

Perhatikan juga ancaman dari produk pengganti (substitusi)

misalnya dari lembaga keuangan lainnya, untuk pinjaman seperti

pegadaian, kantor pos dan giro, leasing atau money changer.

c). Sasaran dan sumber daya bank dengan memperhatikan energi

yang dimiliki bank yaitu ketersediaan sumber daya manusia

termasuk keterampilan yang dimilikinya.

2). Memilih Segmen

Memilih segmen adalah menentukan satu atau lebih segmen

yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan. Kemudian menentukan

segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan

(49)

Pertama membagi pemasaran menjadi:

a). Pemasaran serbasama, melayani semua pasar dan tawaran pasar

dalam arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam

kebutuhan konsumen. Biasanya untuk produk massal seperti

tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan maupun

wilayah. Keuntungannya pemasaran serbasama adalah hemat

biaya.

b). Pemasaran serbaneka, merancang tawaran untuk semua

pendapatan, tujuan, atau kepribadian. Untuk pasar ini

memerlukan biaya tinggi.

c). Pemasaran terpadu, khusus untuk sumber daya manusia yang

terbatas.

Kedua terdapat paling tidak lima alternatif untuk melakukan

seleksi atau memilih pasar sasaran. Hal ini penting mengingat

masing-masing alternatif memiliki kelebihannya tersendiri. Oleh

karena itu, setiap perusahaan perlu mempertimbangkan kelima

alternatif ini jika hendak melakukan memilih pasar sasarannya.

Adapun kelima alternatif itu sebagai berikut:

1. Single Segmen Concentration

Dalam alternatif bank dapat memilih hanya kepada satu

(50)

39

potensial dan menguntungkan bank. Pertimbangan penggunaan

alternatif ini adalah:

a). keterbatasan dana,

b). segmen tersebut belum tergara,

c). atau segmen tersebut cenderung diabaikan pesaing.

2. Selective Specialiation

Selective Specialiation merupakan cara untuk memilih

sejumlah segmen yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta

sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini

masing-masing segmen memiliki sinergi yang sama kuat, sehingga

perlu dipilih secara hati-hati.

3. Market Specialiation

Dalam hal ini perusahaan melakukan segmentasi dengan

mengkhususkan diri untuk melayani berbagai kebutuhan dari

sekelompok nasabah atau pelanggan tertentu saja.

4. Product Specialiation

Product Specialiation merupakan cara perusahaan untuk hanya

memfokuskan kepada produk yang kemudian dijual kepada berbagai

(51)

5. Full Market Coverage

Alternatif ini perusahaan melakukan atau melayani semua

segmen yang ada dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan

tanpa adanya batasan tertentu.15

c. Positioning

Setelah memilih taget pasar, maka langkah perusahaan selanjutnya

adalah menetapkan ’posisi’ dirinya sedemikian rupa relatif terhadap

pesaingnya. Artinya perusahaan harus memiliki dan memperlihatkan

keunikannya. Posisi perusahaan dapat dipelajari dan dilihat dari fitur

produk/jasa yang ditawarkan. Dari sudut pandang pemasaran,

positioning berarti citra yang diinginkan oleh perusahaan berdasarkan

persepsi para pelanggannya. Sebaliknya untuk memperoleh citra

tertentu, suatu perusahaan perlu memiliki produk tertentu yang sesuai

dengan citra yang diinginkannya. Kata positioning dipopulerkan oleh

dua orang eksekutif periklanan yaitu Al Ries dan Jack Trout. Mereka

mengatakan bahwa positioning dimulai dari produk. Namun positionong

bukanlah sesuatu yang perusahaan lakukan dengan produk, melainkan

15

(52)

41

dengan pikiran konsumen. Artinya bagaimana posisi produk perusahaan

di benak konsumen.16

Pengertian posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang

didefinisikan oleh nasabah atau konsumen atas dasar atribut-atributnya,

misalnya:

1). Simpanan Giro diposisikan sebagai kantongnya pengusaha.

2). Simpanan Tabungan diposisikan sebagai kantongnya keluarga.

3). Simpanan Deposito diposisikan sebagai kantong sekaligus sebagai

tempat investasinya para investor.

Untuk menentukan posisi pasar janganlah dilakukan secara

sembarangan, akan tetapi perlu dilakukan strategi yang benar, sehingga

posisi pasar yang diinginkan tepat pada sasarannya. Strategi penentuan

posisi pasar dapat dilakukan sebagai berikut:

1). Atas Dasar Atribut

Atas dasar atribut didasarkan pada penentuan atribut produk tertentu,

misalnya bunga rendah atau tinggi baik untuk simpanan maupun

pinjaman.

16

(53)

2). Kesempatan Penggunaan

Kesempatan penggunaan maksudnya adalah simpanan diposisikan

sebagai kas atau tempat mengamankan uang atau tempat untuk

melakukan investasi.

3). Menurut Pengguna

Produk diposisikan berdasarkan penggunaan produk tersebut.

Misalnya, tabungan untuk umum atau tabungan Haji.

4). Langsung Menghadapi Pesaing

Produk diposisikan sebagai sesuatu yang lebih baik dibandingkan

pesaing kita, misalnya bank kami nomor satu atau yang terbaik.

5). Kelas Produk

Maksudnya produk tersebut ditujukan kepada kelompok tertentu,

misalnya kredit ekonomi lemah atau kredit ekonomi kuat.

Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar perlu

dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang diharapkan optimal.

Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi

pasar sebagai berikut:

1). Identifikasikan Keunggulan Kompetitif

Di dalam suatu produk terdapat berbagai keunggulan jika

dibandingkan dengan produk pesaing. Tujuan manajemen

mengidentifikasikan keunggulan tersebut sebanyak dan selengkap

(54)

43

memberikan nilai yang terbesar dengan cara mengadakan perbedaan,

yaitu:

a). Diferensiasi produk

b). Diferensiasi jasa

c). Diferensiasi personil

d). Diferensiasi citra

2). Memilih Keunggulan Kompetitif yang Tepat

Setelah diidentifikasikan keunggulan-keunggulan kompetitif,

lalu dipilih yang paling memberikan keunggulan yang paling

banyak. Pertimbangan pemilihan keunggulan kompetitif adalah

sebagai berikut:

a). Berapa banyak perbedaan dipromosikan

b). Perbedaan mana yang dipromosikan

3). Mewujudkan dan Mengomunikasikan Posisi yang Dipilih

Posisi pasar yang telah dipilih sebaiknya diwujudkan,

kemudian dikomunikasikan ke berbagai pihak yang membutuhkan

termasuk pihak intern bank.17

17

(55)

4. Bauran Pemasaran

a. Strategi Produk

Dari keseluruhan bauran pemasaran, strategi produk adalah strategi yang

paling krusial. Ketiga elemen bauran pemasaran lainnya berkaitan

dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian strategi

lainnya belum relevan apabila produknya belum eksis. Produk

didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Dalam konteks pemasaran

produk mencakup produk fisik, jasa, pengalaman, orang, tempat,

properti, organisasi, informasi, ide, dan kejadian.18

b. Strategi Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan konsumen untuk

memperoleh sebuah produk. Harga merupakan elemen bauran

pemasaran yang perlu mendapat perhatian. Paling tidak terdapat empat

alasan mengapa harga layak memperoleh perhatian (Ferrell & Hartline,

2008): (1) harga merupakan salah satu komponen yang dapat digunakan

oleh entrepreneur untuk meningkatkan reveneu perusahaan selain

dengan meningkatkan volume produk yang dijual; (2) harga merupakan

elemen bauran pemasaran yang paling mudah diubah. Mengubah

produk, promosi, atau distribusi mungkin memerlukan waktu beberapa

18

(56)

45

bulan sedangkan mengubah harga dapat dilakukan pada saat ini juga; (3)

strategi dan taktik harga pesaing memberikan pengaruh besar terhadap

penjualan suatu peruahaan; (4) harga merupakan salah satu komponen

yang digunakan untuk diferensiasi pada pasar yang telah jenuh dan

terjadi komoditasi produk.19

c. Strategi Distribusi

Distribusi sering kali dilupakan dan tidak dianggap sebagai elemen

terpenting dalam bauran pemasaran. Namun sejarah menunjukkan

banyak perusahaan dapat unggul dalam persaingan karena memiliki

jaringan distribusi yang kuat. Perusahaan besar kelas dunia yang sukses

seperti Wal-Mart dan Starbuck, banyak terbantu oleh jaringan distribusi

yang efektif dan efisien. Walaupun membangun jaringan distribusi

memerlukan biaya besar, namun dalam jangka panjang jaringan

distribusi yang solid akan memberikan keunggulan bersaing pada

perusahaan yang selanjutnya membangkitkan profit (Ferrell & Hartline,

2008).20

d. Strategi Promosi

Promosi merupakan aktivitas yang menunjang keberhasilan strategi

bauran pemasaran lainnya. Tanpa promosi keunggulan produk tidak

19

Ibid., h.184-185

20

(57)

dapat diketahui konsumen. Program harga diskon yang disusun perlu

diperkuat dengan iklan sehingga diketahui oleh target pasar. Komponen

promosi terdiri dari periklanan, hubungan masyarakat, penjualan

personal, dan promosi penjualan.21

C. Produk

1. Definisi Produk

Apa yang disebut produk? Sepintas, tampaknya pertanyaan ini

sederhana. Suatu produk didefinisikan dengan sifat-sifat fisik-berat, ukuran,

dan material. Jadi, sebuah mobil dapat didefinisikan sebagai logam, plastik,

atau serat kaca (fiberglass) seberat 6.000 kilogram, berukuran panjang 4,8

meter, lebar 1,9 meter, dan tinggi 1,5 meter. Definisi ini dapat diperluas

dengan memasukkan beberapa hal seperti warna, tekstur, gaya, bentuk, dan

permukaan. Akan tetapi, pemasar mengetahui bahwa uraian apapun yang

hanya terbatas pada sifat-sifat fisik dengan lengkap, karena tidak sedikitpun

disinggung mengenai kebutuhan yang diisi oleh produk tersebut. Mobil,

misalnya, adalah suatu produk yang memenuhi berbagai kebutuhan.

Kebutuhan yang paling jelas adalah sarana transportasi, tetapi pemasar tidak

dapat mengabaikan kebutuhan rekreasi, status dan kekuasaan yang penting

dan keinginan yang terpuaskan oleh produk ini. Bahkan, segmen utama dari

21

(58)

47

pasar mobil dikembangkan di sekitar keinginan konsumen ini. Seperti yang

kita lihat dalam kasus Harley-Davidson, pengendara Harley yang loyal

memperoleh jauh lebih banyak dari sekedar ”transportasi dasar” dari kuda

mereka yang tercinta itu. Oleh karena itu, kita harus mendefinisikan produk

sebagai koleksi sifat-sifat fisik, jasa, dan simbolik, yang menghasilkan

kepuasan, atau manfaat, bagi seorang pengguna atau pembeli. Manajemen

produk berkaitan dengan keputusan yang mempengaruhi persepsi pelanggan

dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan.22

Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan

kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Dalam konteks

pemasaran produk mencakup produk fisik, jasa, pengalaman, orang, tempat,

properti, organisasi, informasi, ide, dan kejadian.23

Produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi

kebutuhan atau keinginan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak

pada kepemilikannya, tetapi pada jasa yang dapat diberikannya.

Selanjutnya, jasa juga diberikan oleh sarana lain seperti orang, tempat,

kegiatan, organisasi atau gagsan.24

22

Warren J. Kagen, MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL. Penerjemah Alexander Sindoro (Jakarta: Prenhallindo, 1996), h.73.

23

Serian Wijatno, Pengantar Entrepreneurship, h.180 24

(59)

2. Klasifikasi Produk

Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan daya tahan dan wujudnya,

dan penggunaannya (konsumen atau industri). Berdasarkan daya tahan dan

wujudnya, produk dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan, adalah

sebagai berikut (Kotler&Keller, 2006).

a. Produk tidak tahan lama (nondurable goods), adalah produk berwujud

yang dikonsumsi dalam satu atau beberapa penggunaan seperti makanan

atau minuman. Karena produk ini sering dibeli dan dikonsumsi dalam

waktu yang singkat, maka ketersediaan produk merupakan aspek

penting.

b. Produk tahan lama (durable goods), adalah produk berwujud yang

digunakan untuk jangka waktu lama seperti lemari, pakaian, dan meja.

Produk tahan lama biasanya memberikan margin yang lebih besar dan

lebih memerlukan garansi penjualan.

c. Jasa (service), adalah produk tidak berwujud misalnya jasa pemotongan

rambut dan penasihat hukum. Berdasarkan sifatnya, jasa memerlukan

kredibilitas penyedianya, dan kontrol kualitas yang lebih ketat.

Berdasarkan penggunanya, produk dapat dibagi menjadi produk

konsumen dan produk industri. Produk konsumen dapat diklasifikasikan

menjadi produk nyaman (convenience products), produk belanja (shopping

products), produk special (specialty product), dan produk tidak dicari

(60)

49

Produk industri dapat diklasifikasikan menjadi materials dan parts,

capital item, dan jasa supplies dan bisnis. Materials dan parts merupakan

produk yang memasuki proses produksi dan akan menjadi bagian dari

produk jadi, contohnya adalah terigu (bahan baku) untuk pembuatan roti dan

ban (parts) pada kendaraan. Capital item merupakan produk tahan lama

yang memfasilitasi pengembangan dan pengelolaan produk jadi, dan tidak

menjadi bagian dari produk jadi. Contohnya adalah instalasi dan peralatan

dalam pabrik yang menghasilkan produk tertentu. Jasa supplies dan bisnis

adalah produk yang digunakan dalam proses bisnis namun tidak menjadi

bagian dari produk jadi. Contohnya adalah peralatan kantor dan jasa

konsultasi hukum.25

D. BMT (Baitul Maal wat Tamwil)

1. Definisi BMT

Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal

dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha

pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti; zakat, infaq dan

shadaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan

penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi

masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.

25

(61)

Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi

Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena

mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil. Dalam

prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT

menetaskan usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan representasi dari

kehidupan masyarakat di mana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT

mampu mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat.

Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan

pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti

penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan

kehidupan masyarkat kecil yang serba cukup – ilmu pengetahuan ataupun

materi – maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi

keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarkat.26

2. Landasan Syariah BMT

Di dalam BMT terdapat dua akad yang sering digunakan dalam setiap

produknya, yaitu akad Mudharabah dan akad Wadi’ah.

26

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi

(62)

51

a. Akad Mudharabah27

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau

berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah

proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.

Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua

pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh

(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan

usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan

dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal

selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya

kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola,

si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Secara umum, landasan dasar syariah al-mudharabah lebih

mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam

ayat-ayat dan hadits berikut ini:

1) Al-Qur’an

“…dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari

sebagian karunia Allah SWT...” (al-Muzzammil: 20)

27

(63)

Yang menjadi wajhud-dilalah (ﻪﻟﻻﺪﻟاﻪﺟو ) atau argumen dari surah

al-Muzzammil: 20 adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan

akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha.

“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT…” (al-Jumu’ah: 10)

“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu...” (al-Baqarah: 198)

Surah al-Jumu’ah:10 dan al-Baqarah:198 sama-sama mendorong kaum

muslimin untuk melakukan upaya perjalanan usaha.

2)

Al-Hadits

ْﻦ

ْ

ص

ﱠ ﱠ ا

ﱠنا

ل

)

ث

ْﻬ

ﱠﻦ

ﺔآ

ﺮ ْا

،

اْ

ْ

إ

أ

،

و

ْا

رﺎ

ﺿ

،

و

ْﺧ

ْا

ﱢﺮ

ﱠ ﺎ

ْﺮ

ْ

ْ

،

ْ

ْ

.

دﺎ ْ ﺎ

ْ ﺟﺎ

ﻦْا

اور

ْ ﺿ

(64)

53

campur bur dengan sya’ir buat di rumah, bukan buat jualan.”

(Diriwayatkan-dia oleh Ibnu Majah dengan isnad yang lemah).28

b. Akad Wadi’ah

Dalam tradisi fiqh Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan

prinsip al-Wadi’ah. Al-Wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari

satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus

dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.

Landasan Syariah akad al-Wadi’ah terdapat dalam ayat-ayat dan

hadits berikut ini: 29

1) Al-Qur’an

...

”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan), kepada yang berhak menerimanya...” (an-Nisaa’: 58)

28

Assayyidil Imam Muhammad Ibnu Ismail Kahilani, Subulussalam; Penjelasan Bulughul Maram, Dari Semua Dalil-Dalil Hukum, Bab Qiradl, h.76.

29

(65)

”...jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya...” (al-Baqarah: 283)

2) Al-Hadits

ص

ﱢ ﱠ ا

ﱢﺪﺟ

ْﻦ

ْ ا

ْﻦ

ْ

ﻦْ

وﺮْ

ْﻦ

لﺎ

)

عدْوا

ْﻦ

ْ

ﺔ ْدو

نﺎ ﺿ

ْ

(

ْا

ﺮْﺧا

ْ و

،ْ ﺟﺎ

دﺎ ْ ا

ْ ﺿ

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapanya, dan datuknya, dari Nabi saw. Ia bersabda: “Barang siapa dititipkan satu titipan, maka tidak ada tanggungan atasnya”.30

30

(66)

55

BAB III

GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG

A. Sejarah BMT AL Fath IKMI

BMT AL FATH IKMI berdiri pada tahun 1996 (13 Oktober 1996), sebagai koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dengan modal awal Rp 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36 anggota badan pendiri. Ide pendirian BMT AL FATH IKMI bermula dari para pengurus IKMI (Ikatan Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah bil lisan, dicoba dibarengi dengan dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa mendatang sistem ekonomi Islam dapat diterapkan di bumi Indonesia.

Pada tahun 1998, BMT AL FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT AL FATH IKMI mendapatkan legal hukum dengan Nomor: 650/BH/kwk.10/VI/1998 dengan nama “koperasi simpan pinjam Pamulang”.

(67)

Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan dengan Nomor: 518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama Koperasi BMT AL FATH IKMI”.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum BMT AL FATH IKMI sebagai koperasi primer adalah: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

3. Keputusan menteri koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor 650/KEP/KWK.10/VI/1998

C. Visi, Misi dan Tujuan 1. VISI

Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan sebagai khalifah Allah

2. MISI

(68)

57

3. TUJUAN

Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.

D. Budaya Kerja

1. Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas dan Kerja Ker

Gambar

Tabel 4.1 : Informasi Bagi Hasil Produk SIDIK
GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG
Tabel 4.1 Informasi Bagi Hasil Produk SIDIK
Tabel 4.2 Data Mitra Produk Simpanan Pendidikan BMT AL FATH IKMI
+3

Referensi

Dokumen terkait

4.2 Hasil perhitungan kapasitas geser sambungan gigi tunggal dan gigi majemuk berdasarkan perhitungan teoritis

Ana lisis Efek Ekstrak Polifenol Biji Kakao ( Theobroma cacao L ) Terhadap Ukuran Dan Morfologi Streptococcus mutans Menggunakan Scann ing Electron Microscope (SEM) ;

[r]

teknologi yang ada pada robot ini boleh diperkembangkan kepada aplikasi yang lain. Contohnya, robot ini boleh diubahsuai untuk menjadi sebuah robot yang mana

[r]

Robot Rover is capable of single handedly resolving a maze of any predictable given.. size and solve on unknown maze in the shortest

The prototype built incorporates multimedia elements and provide a value-added service to the user based on the characteristic of Decision Support System in which it enable the

Erwin, 2005, Pengaruh Jumlah dan Arah Penulangan Geser pada Perilaku Balok Tinggi Beton Bertulang, Hibah Penelitian Program Hibah Kompetisi A2 Jurusan Teknik Sipil, UMM, DITJEN