• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan strategis sistem dan teknologi informasi berbasis value bisnis (Be vissta planning) pada BPR mega artha Sejahtera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan strategis sistem dan teknologi informasi berbasis value bisnis (Be vissta planning) pada BPR mega artha Sejahtera"

Copied!
237
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI

INFORMASI BERBASIS VALUE BISNIS (BE VISSTA

PLANNING) PADA BPR MEGA ARTHA SEJAHTERA

Disusun:

ADE RINA SURALANI

107093002864

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIYAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Jakarta, Desember 2011

(5)

ABSTRAK

ADE RINA SURALANI, Perencanaan Strategis Sistem Dan Teknologi Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning) Pada BPR Mega Artha Sejahtera. Di bawah bimbingan Bapak BAYU WASPODO dan Ibu RINDA HESTI KUSUMANINGTYAS.

BPR Mega Artha Sejahtera adalah lembaga keuangan mikro yang bergerak pada usaha mikro, kecil dan menengah. Adanya dukungan pemerintah terhadap UMKM saat ini mendorong masyarakat untuk berkontribusi pada UMKM di daerahnya masing-masing. Persaingan BPR dalam menarik nasabah sangat tinggi sehingga perlu suatu strategi yang kompetitif. BPR Mega Artha Sejahtera telah memanfaatkan SI/TI namun belum optimal dan belum terencana dengan baik. Pemanfaatan Sistem dan Teknologi Informasi dalam suatu organisasi dapat optimal, jika direncanakan dengan baik dalam suatu Perencanaan Strategis untuk Sistem dan Teknologi Informasi. Perencanaan Strategis Sistem Informasi dapat menciptakan peluang baru, meningkatkan kemampuan bersaing dari suatu perusahaan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning). Metodologi Be Vissta Planning (BVP) merupakan gabungan dari beberapa metode Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi yaitu John Ward, James Wetherbe, James Martin, dan Edwin Tozer. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis CSF, anlisis SWOT, analisis value chain,

McFarlan‟s strategic grid, dan analisis Porter‟s five force competitive model.

Untuk menentukan prioritas proyek-proyek SI digunakan metode Information Economics

dari Marylin Parker yang hanya mencakup analisis business domain dan technology domain untuk mendapatkan hasil perhitungan skor masing-masing proyek. Berdasarkan skor proyek yang diperoleh, urutan prioritas proyek-proyek SI yang akan diimplementasikan oleh PT. BPR Mega Artha Sejahtera adalah Website Perusahaan, SI Pemasaran, SI Research dan Developmment, dan SI Kepegawaian. Agar berjalan optimal dan berkesinambungan maka dibutuhkan satu unit lagi yaitu bagian Sistem dan Teknologi Informasi.

Kata Kunci: Strategic Information System and Technology Planning, analisis SWOT, analisis Porter‟s five force competitive model, analisis value chain, analisis CSF,

McFarlan‟s strategic grid, serta analisis bussines domain dan technology domain

V Bab + 188 Halaman + xvii + 18 Gambar + 71 Tabel + Daftar Pustaka + 6 Lampiran

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan ridha-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning) Pada BPR Mega Artha Sejahtera”.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bimbingan, bantuan dan dukungan yang diberikan selama menyusun skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Bayu Waspodo MM selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Rinda Hesti Kusumaningtyas selaku Dosen Pembimbing II.

4. Bapak Tacisius SH selaku Direktur Utama PT.BPR Mega Artha Sejahtera, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

(7)

6. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Informasi angkatan 2007 yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman dekat: Fitha, Mery, Siti serta tidak lupa tema-teman kosan: Disfa, Galuh, Rohy, Nur, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah mendukung, mendoakan dan memberi motivasi kepada peneliti sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Peneliti menyadari bahwa skipsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penulisan maunpun penyajiannya. Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan adanya saran dan kritik untuk perbaikan selanjutnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Jakarta, Desember 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul... i

Lembar Persetujuan Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan Ujian ... iii

Lembar Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... xii

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Lampiran... xvii

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Metode Penelitian ... 6

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 6

1.6.2 Metode Perencanaan Strategis SI/TI ... 7

1.7 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II : LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Teknologi Informasi ... 10

(9)

2.3 Perencanaan Strategis SI/TI ... 13

2.4 Konteks Strategi SI/TI Dalam Organisasi ... 15

2.5 Metodologi Be Vissta Planning ... 19

2.5.1 Metodologi Perencanaan Strategis Sistem dan Tekno logi Informasi ... 19

2.5.2 Tambahan Modul ... 21

2.5.3 Konsep Dasar Metodologi BVP ... 23

2.5.4 Konsep Desain Metodoogi BVP ... 24

2.6 Metode dan Analisis Perencanaan Strategis SI/TI ... 39

2.6.1 McFarlan‟s Strategic Grid ... 39

2.6.2 Critical Succes Factor ... 41

2.6.3 Analisis SWOT ... 43

2.6.4 Analisis Porter‟s Five Forces Competitive Model .... 45

2.6.5 Analisis Value Chain ... 47

2.7 Pengertian Bank... 49

2.7.1 Jenis-jenis Bank ... 51

2.7.2 Sejarah Bank Rakyat ... 53

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 55

3.2 Kerangka Berpikir Penelitian ... 55

3.3 Metode Penelitian ... 57

3.3.1 Metode Pengumpulan data ... 57

(10)

BAB IV PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI

INFORMASI

4.1 Deskripsi Perusahaan ... 69

4.1.1 Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan ... 69

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 70

4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Umum Organisasi ... 71

4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 72

4.2 Menelaah Kebutuhan Organisasi ... 73

4.2.1 Pre-Renstra ... 73

4.2.2 Identifikasi Informasi Organisasi ... 74

4.2.2.1 Pemetaan Visi Terhadap Misi ... 74

4.2.2.2 Critical Succes Factor ... 75

4.2.3 Analisis Lingkungan Internal Bisnis Organisasi ... 84

4.2.3.1 Analisis SWOT ... 85

4.2.3.2 Analisis Value Chain ... 88

4.2.3.3 Analisis Kebutuhan Informasi ... 94

4.2.4 Analisis Lingkungan Internal SI/TI ... 101

4.2.5 Analisis Lingkungna Eksternal Bisnis Organisasi .... 108

4.2.6 Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Organisasi ... 111

4.3 Menentukan Target bagi SI/TI ... 113

4.3.1 Identifikasi Target bagi SI/TI ... 113

4.3.2 Identifikasi Peluang Bisnis dari Eksternal Organisasi ... 114

(11)

4.3.4 Analisis Gap Kebutuhan Informasi ... 115

4.3.5 Landasan Kebijakan SI/TI ... 121

4.3.5.1 Visi dan Misi SI/TI PT. BPR Mega Artha Sejahtera ... 121

4.3.6 Strategi SI/TI ... 121

4.3.6.1 Kebutuhan Masukan, Proses dan Keluaran Bagi Strategi SI dan TI ... 123

4.3.6.2 Usulan Arsitektur SI ... 125

4.3.6.3 Usulan Jaringan Komputer ... 127

4.3.7 Prinsip Dasar/Landasan bagi Operasional Strategis SI/TI ... 130

4.3.7.1 Landasan Kebijakan Operasional Investasi SI/TI ... 130

4.3.7.2 Strategi Manajemen SI/TI ... 130

4.3.8 Srategi Manajemen SI/TI ... 130

4.3.8.1 Tugas Pokok dan Fungsional Organisasi yang Mendukung Strategi SI/TI ... 130

4.4 Strategi SI/TI ... 132

4.4.1 Value Bisnis ... 132

4.4.1.1 Sistem Informasi Pemasaran ... 133

4.4.1.2 Sistem Informasi Research dan Develop ment ... 133

4.4.1.3 Sistem Informasi Kepegawaian ... 134

4.4.1.4 Website Perusahaan ... 135

(12)

4.4.2.1 Proyek SI Pemasaran ... 138

4.4.2.2 Proyek Research dan Development ... 146

4.4.2.3 Pryek SI Kepegawaian ... 154

4.4.2.4 Proyek Website Perusahaan ... 162

4.4.3 Prioritas Solusi Strategi SI/TI ... 170

4.4.4 Pendetilan Solusi Strategis SI/TI ... 170

4.5 Rencana Implementasi ... 174

4.5.1 Rencana Implementasi Proyek Website Perusahaan . 174 4.5.2 Rencana Implementasi Proyek SI Pemasaran... 176

4.5.3 Rencana Implementasi Proyek SI Research dan Development ... 178

4.5.4 Rencana Implementasi Proyek SI Kepegawaian ... 180

4.5.5 Pembuatan Rencana Pelaksanaan ... 182

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 184

5.2 Saran ... 185

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hubugan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI ... 13

Gambar 2.2 Enviromental of IS/IT Strategy ... 18

Gambar 2.3 Bagan Ringkasan Fase Metodologi BVP ... 25

Gambar 2.4 Model dan Faktor Skor Proyek ... 35

Gambar 2.5 Critical Succes Factors ... 41

Gambar 2.6 Five Forces Competitive Model ... 46

Gambar 2.7 Diagram Value Chain ... 49

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 56

Gambar 4.1 Susunan Pengurus PT BPR Mega Artha Sejahtera ... 70

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. BPR Mega Artha Sejahtera ... 70

Gambar 4.3 Analisis Value Chain PT.BPR Mega Artha Sejahtera ... 89

Gambar 4.4 Topologi Jaringan Komputer PT. BPR Mega Artha Sejahtera.. 106

Gambar 4.5 Portofolio Pengelolaan SI/TI PT BR Mega Artha Sejahtera ... 107

Gambar 4.6 Pemetaan Hasil Pengelolaan Five Force Competitive Model ... 109

Gambar 4.7 Arsitektur SI Usulan pada PT BPR Mega Artha Sejahtera ... 126

Gambar 4.8 Arsitektur Jaringan Komuter Usulan pada PT BPR Mega Artha Sejahtera ... 127

Gambar 4.9 Usulan Struktur Organisasi PT.BPR Mega Artha Sejahtera ... 131

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Desain Metodologi BVP... 25

Tabel 2.2 McFarlan‟s Strategic Grid ... 39

Tabel 2.3 CSF Financial dan Customers Perspective ... 42

Tabel 2.4 Diagram SWOT ... 44

Tabel 4.1 Pemetaan Visi Terhadap Misi Perusahaan ... 74

Tabel 4.2 Tujuan, CSF dan Bagian PT.BPR Mega Artha Sejahtera ... 75

Tabel 4.3 Tabel Penjabaran CSF Bagian Operasional ... 76

Tabel 4.4 Penjabaran CSF Bagian Pemasaran ... 79

Tabel 4.5 Penjabaran CSF Bagian Umum ... 81

Tabel 4.6 Penjabaran Bagian Kredit ... 82

Tabel 4.7 Identifikasi Matriks SWOT PT. BPR Mega Artha Sejahtera ... 87

Tabel 4.8 Kebutuhan Informasi Bagian Operasional ... 95

Tabel 4.9 Kebutuhan Informasi Bagian Pemasaran ... 98

Tabel 4.10 Kebutuhan Informasi Bagian Umum ... 100

Tabel 4.11 Kebutuhan Informasi Bagian Kredit ... 101

Tabel 4.12 Portofolio Aplikasi SI PT. BPR Mega Artha Sejahtera ... 105

Tabel 4.13 Analisis Usulan Portofolio SI Bagian Operasional ... 115

Tabel 4.14 Analisis Usulan Portofolio SI Bagian Pemasaran ... 117

Tabel 4.15 Analsis Usulan Portofolio SI Bagian Umum ... 119

(15)

Tabel 4.17 SI Pemasaran ... 123

Tabel 4.18 SI Research dan Development ... 123

Tabel 4.19 SI Kepegawaian ... 124

Tabel 4.20 Website Perusahaan ... 125

Tabel 4.21 Potensi Manfaat Sistem Informasi Pemasaran ... 135

Tabel 4.22 Potensi Manfaat Sistem Informasi Research dan Development ... 136

Tabel 4.23 Potensi Manfaat Sistem Informasi Kepegawaian ... 137

Tabel 4.24 Potensi Manfaat Website Perusahaan ... 137

Tabel 4.25 Hasil Kuesioner Nilai Strategis ... 139

Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholder ... 140

Tabel 4.27 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi ... 141

Tabel 4.28 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian... 141

Tabel 4.29 Rincian Resiko Implementasi TI ... 142

Tabel 4.30 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan... 146

Tabel 4.31 Nilai Proyek Setelah Pembobotan ... 146

Tabel 4.32 Perhitungan Nilai Total Proyek... 146

Tabel 4.33 Hasil Kuesioner Nilai Strategis ... 147

Tabel 4.34 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholders ... 148

Tabel 4.35 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi ... 149

Tabel 4.36 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian .... 150

Tabel 4.37 Rincian ResikoImplementasi TI... 150

Tabel 4.38 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan... 154

Tabel 4.39 Nilai Proyek Setelah Pembobotan ... 154

(16)

Tabel 4.41 Hasil Kuesioner Nilai Strategis ... 156

Tabel 4.42 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholder ... 157

Tebl 4.43 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi ... 157

Tabel 4.44 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian... 156

Tabel 4.45 Rincian Resiko Implementasi TI ... 158

Tabel 4.46 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan... 162

Tabel 4.47 Nilai Proyek Setelah Pembobotan ... 163

Tabel 4.48 Perhitungan Nilai Total Proyek... 164

Tabel 4.49 Hasil Kuesioner Nilai Strategis ... 164

Tabel 4.50 Hasil Kuesioner Nilai Stakeholder ... 164

Tabel 4.51 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Strategi Kompetisi ... 165

Tabel 4.52 Hasil Kuesioner Nilai Resiko Organisasi dan Ketidakpastian... 166

Tabel 4.53 Rincian Resiko Implementasi TI ... 166

Tabel 4.54 Nilai Proyek Sebelum Pembobotan... 170

Tabel 4.55 Nilai Proyek Setelah Pembobtan ... 170

Tabel 4.56 Perhitungan Nilai Total Proyek... 170

Tabel 4.57 Perbandingan Hasil Nilai Proyek ... 171

Tabel 4.58 Rencana Implementasi Menggunakan McFarlan‟s Strategic Grid 175

Tabel 4.59 Tim Proyek Website Perusahaan ... 175

Tabel 4.60 Jadwal Waktu Kerja Proyek Website Perusahaan ... 177

Tabel 4.61 Tim Proyek Sistem Informasi Pemasaran ... 178

Tabel 4.62 Jadwal Waktu Kerja Proyek Sistem Informasi Pemasaran ... 180

Tabel 4.63 Tim Proyek Sistem Informasi Research dan Development ... 181

(17)
(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A WAWANCARA

LAMPIRAN B KUESIONER BAGIAN MARKETING LAMPIRAN C KUESIONER BAGIAN OPERASIONAL LAMPIRAN D KUESIONER BAGIAN UMUM

LAMPRAN E KUESIONER BAGIAN KREDIT

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak terlepas dari perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. Dalam perkembangannya, lembaga-lembaga keuangan informal ini lebih mengena di kalangan pelaku UKM karena sifatnya yang lebih fleksibel, misalnya dalam hal persyaratan dan jumlah pinjaman yang tidak seketat persyaratan perbankan maupun keluwesan pada pencairan kredit. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa keberadaan lembaga-lembaga keuangan informal sesuai dengan kebutuhan pelaku UKM, yang umumnya membutuhkan pembiayaan sesuai skala dan sifat usaha kecil (Wijono, 2005). Keberadaan lembaga-lembaga keuangan informal ini kemudian disebut sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Salah satu lembaga keuangan mikro (LKM) di Indonesia yaitu Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

(20)

operasional BPR tetap menerapkan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking) agar tercipta sistem perbankan yang sehat.

Dalam era teknologi yang kompleks dan komprehensif di dunia perbankan, semestinya BPR sebagai LKM juga mampu mengantisipasi perubahan tren dan lingkungan bisnis pada persaingan global. Maka perlu adanya perencanaan strategi agar tetap bertahan di tengah munculnya para pesaing baru. Saat ini banyak strategi yang sering digunakan dalam sebuah perusahaan dan untuk tujuan yang berbeda-beda, seperti strategi marketing, strategi penjualan dan sebainya. Namun salah satu strategi yang sangat penting bagi perusahaan di era teknologi saat ini adalah perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi.

(21)

Saat ini BPR Mega Artha Sejahtera telah memanfaatkan SI/TI sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja dan memenuhi ketersediaan informasi dan koordinasi tetapi pemanfaatannya belum optimal karena pengembangan SI/TI belum terencana yang mengacu pada dokumen perencanaan strategi SI/TI.

Perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi dapat dibuat dengan berbagai metode. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk perencanaan strategis sistem informasi pada BPR Mega Artha Sejahtera adalah metode berbasis value bisnis (Be Vissta Planning). BVP memadukan tahapan kegiatan dan perangkat yang digunakan empat metodologi yakni versi Jhon Ward, James Wetherbe, James Martin dan Edwin Tozer sehingga BVP memiliki kemampuan-kemampuan yaitu lengkap, terstruktur dan aplikatif. Kelengkapan artinya pemenuhan sesuatu hal terhadap varabel-variabel tertentu yang telah ditetapkan; terstruktur artinya BVP menyusun dan mengurutkan setiap tahapan proses perencanaan strategis SI/TI secara jelas dengan membuatnya ke dalam modul, prosedur dan aktivitas; aplikatif artinya BVP dibuat dengan tujuan kemudahan dalam penerapannya karena selain dibuat dengan lengkap dan terstruktur juga disediakan tools yang dapat diikuti dengan mudah. Selain itu, dalam BVP juga terdapat cara penentuan prioritas strategi SI/TI menggunakan information economic yang mencakup analisis business domain dan technology domain.

(22)

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi acuan pada penelitian perencanaan strategis sistem informasi yaitu:

a. Bagaimana strategi SI/TI dapat memberikan value added yang optimal pada perusahaan?

b. Bagaimana membuat perencanaan strategis SI/TI yang berorientasi pada visi, misi perusahaan dan prioritas strategis yang akan diimplementasikan?

c. Bagaimana menentukan strategi sistem informasi yang sesuai dengan perencanaan strategis sistem informasi berbasis value bisnis (Be Vissta Planning)?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini hanya dibatasi pada: 1. Menentukan perencanaan strategis sistem informasi berbasis value bisnis (Be

Vissta Planning) pada BPR Mega Artha Sejahtera.

2. Menentukan prioritas strategi SI yang akan dijalankan berdasarkan business domain dan technology domain BPR Mega Artha Sejahtera.

(23)

1.4 Tujuan Penelitian

Penulisan penelitian memiliki dua jenis tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah menghasilkan perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Analisis kebutuhan bisnis dan informasi perusahaan. b. Menentukan target bagi SI/TI perusahaan.

c. Menentukan strategi SI/TI perusahaan.

d. Rencana implementasi strategi SI/TI perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Bagi Peneliti

a. Dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah dalam mengatasi permasalahan yang ada di lapangan.

b. Mengetahui cara pembuatan perencanaan strategis sistem dan tknologi informasi pada suatu organisasi.

c. Menambah wawasan dalam menganalisis kebutuhan bisnis organisasi. 1.5.2 Bagi Universitas

(24)

b. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang memfokuskan studi penelitian pada masalah yang sama dimasa yang akan datang.

1.5.2 Bagi BPR dan Lembaga Keuangan Mikro Lainnya

a. Menjadi sumbangan pemikiran untuk BPR Mega Artha Sejahtera dalam perencanaan strategis sitem dan teknologi informasi.

b. Menjadi referensi untuk memandu upaya pemanfaatan dan pengolaan SI/TI yang sesuai dengan kebutuhan organisasi di lembaga keuangan mikro lainnya.

1.6 Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 metode yaitu metode pengumpulan data dan metode perencanaan strategi SI/TI yang dijelaskan sebagai berikut:

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data trerdiri dari studi literature, wawancara, dan kesioner yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Studi Literatur

(25)

lebih luas dalam permasalahan yang dipilih, serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak diinginkan (Nazir, 2003).

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau resonden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara (Nazir, 2003). 3. Kuesioner

Metode kuesioner dilakukan dengan memberikan sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam pengujian hipotesis (Nazir, 2003).

1.6.2 Metode Perencanaan Strategis SI/TI

Metode perencanan strategis SI/TI menggunakan metode berbasis value bisnis (Be Vissta Planning) dengan tahapan:

1. Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Informasi

Analisis kebutuhan bisnis dan informasi berguna untuk mendapatkan informasi yang menggambarkan keadaan bisis dan SI/TI terkini organisasi, kebutuhan bisnis mendatang dan peluang pemanfaatan SI/TI dalam bisnis. 2. Menentukan Target Bagi SI/TI

(26)

dipersiapkan. Detil kebutuhan tersebut berupa arsitektur aplikasi, infrastruktur, manajemen dan kebijakan SI/TI terhadap organisasi secara keseluruhan. 3. Menentukan Strategi SI/TI

Strategi SI/TI membuat prioritas, pilihan strategi, dan detil strategi SI/TI. Masukan yang diperlukan adalah strategi SI/TI dan manajemen SI/TI

4. Rencana Implementasi

Rencana implementasi menghasilkan rencana dan jadwal implementasi strategi SI/TI.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam mengetahui batasan-batasan masalah yang akan dibahas lebih lanjut, diperlukan sebuah sistematika penulisan. Adapun batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diberikan penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

(27)

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai langkah langkah apa saja yang dilakukan dalam penelitian seperti metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan pada tahap kegiatan dalam penelitian.

BAB IV : PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN

TEKNOLOGI INFORMASI

Pada bab ini dijelaskan mengenai deskripsi perusahaan dan perencanaan strategis sistem informasi pada BPR Mega Artha Sejahtera menggunakan metode berbasis value bisnis (Be Vissta Planning).

BAB V : PENUTUP

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem dan Teknologi informasi

Sistem informasi adalah sebagai satuan komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sistem informasi tidak dapat diabaikan oleh para manajer sebab sistem informasi tersebut memainkan aturan penting dalam organisasi kontemporer (Laudon dan Laudon, 2005).

Menurut Nash dan Robert dalam Jogiyanto (2001), ”Sistem Informasi adalah suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusannya yang cerdik”.

Menurut Hall (2001), Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses, menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.

(29)

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan”.

Sistem informasi sendiri memiliki sejumlah komponen tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Robert dan Donald Symanzky dalam Jogiyanto (2001), bahwa sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang berbeda yaitu, manusia, data, hardware, dan software. Sebagai suatu sistem, setiap komponen tersebut berinteraksi satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

Sedangkan teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecapatan tinggi yang membawa data, suara dan video (William dan Sawyer, 2003).

Menurut Haag dan Keen (1999), “teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi”.

Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999).

2.2 Strategi SI dan Strategi TI

(30)

tujuan tersebut dapat dicapai”. Strategi merupakan sekumpulan rencana yang harus dilakukan untuk mencapai objective dari perusahaan. Untuk dapat menentukan strategi apa yang seharusnya diterapkan, perusahaan terlebih dahulu harus melakukan assessment terhadap posisi perusahaan saat ini, posisi kompetitif perusahaan dalam market dan segmentasi dari pasar. Dengan melakukan analisis awal diharapkan dapat dihasilkan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini. Dengan strategi suatu organisasi dapat mengalokasikan sumber dayanya untuk menambah kekuatan (strength) dan meminimalkan kelemahan (weakness) untuk menghadapi perubahan yang diproyeksikan oleh kompetitornya (Umar, 2005).

Earl (1987) membedakan antara strategi SI dan strategi TI. Strategi SI menekankan pada penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan organisasi. Esensi dari strategi SI adalah menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan

strategi TI lebih menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur dan keahlian khusus yang terkait atau menjawab pertanyaan “bagaimana?”.

(31)

dan Peppard, 2003). Hubungan antara strategi TI, strategi SI dan strategi bisnis dapat dilihat pada Gambar 2.1.

- Business decision - Technology focused

IT Strategy - Business based - Demand oriented - Aplication focused

IS Strategy IS/IT Industry, business and

organizatinal impact potensial

Gambar 2.1 Hubugan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI (Ward dan Peppard, 2003)

2.3 Perencanaan Strategi SI/TI

(32)

manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward dan Peppard, 2003).

Dalam perencanaan strategis SI/TI terdapat beberapa karakteristik yang merupakan misi utama, yakni: keunggulan strategis (kompetitif) dan kaitannya dengan strategi bisnis; adanya sasaran kunci mengejar kesempatan bagi strategi SI dan strategi bisnis; adanya arahan dari eksekutif (manajemen senior) dan pengguna; serta pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan kombinasi pengembangan analisis bottom up dan analisis top down (Pant dan Hsu, 1995). Perencanaan strategis SI/TI yang baik akan menghasilkan portofolio-portofolio sistem informasi dan infrastruktur yang saling terintegrasi di semua level organisasi dan memberikan kontribusi yang penting dalam membangun dan meningkatkan kinerja organisasi yaitu efisiensi, efektivitas, komunikasi, kolaborasi, dan kompetitif. Efisiensi dapat diperoleh melalui otomasi pengolahan transaksi, yang semula ditangani oleh manusia yang diganti dengan sistem teknologi informasi. Kegiatan ini berada pada level operasional dan sistem informasinya sering disebut Transaction Processing System (TPS). Peningkatan efektivitas dapat dicapai antara lain dengan Management Information System (MIS), Data Support System (DSS), dan Executive Information System (EIS), yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para manajer dalam proses pengambilan keputusan (Laudon dan Laudon, 2005).

(33)

organisasi dalam mencapai tujuan bisnis dan keunggulan kompetitif. Integritas dan keselarasan dalam proses bisnis organisasi sangat diperlukan, dengan begitu organisasi akan memiliki capability, availability, reliability, serta adaptive sehingga dapat menyelesaikan setiap transaksi dan melakukan perubahan dengan cepat dan akurat (Tarigan, 2007).

2.4 Konteks Strategi SI/TI Dalam Organisasi

Suatu organisasi perlu memahami konteks strategi yang sedang dikembangkan sebelum mulai mengembangkan strategi SI/TI. Dalam hal ini, ada dua perspektif yang menjadi sorotan, yang pertama adalah perspektif internal dengan fokus pada peran SI/TI dalam suatu organisasi, Kedua adalah perspektif eksternal yang menggali secara keseluruhan dinamika SI/TI. Perkembangan TI yang dinamis, menyebabkan pengembangan strategi bisnis dan SI/TI menjadi kompleks. Untuk konteks internal, bentuk matriks dua sumbu yaitu infusi (infusion) dan difusi (diffusion), dapat menggambarkan bagaimana lingkungan strategi SI/TI dipengaruhi oleh tekanan di luar kendali organisasi (Tarigan,2007). Pengertian tentang infusi dan difusi (Ward dan Peppard, 2003) adalah sebagai berikut:

1. Infusion, adalah tingkat ketergantungan organisasi pada SI/TI dalam menjalankan bisnisnya.

(34)

yang terjadi terhadap tingkat tinggi/rendahnya difusi dan infusi adalah sebagai berikut (Ward dan Peppard, 2003):

a. Difusi/infusi rendah. Jika difusi rendah dan infusi rendah, maka control sumber daya TI sangat terpusat dan SI tidaklah penting bagi bisnis. Sullivan dalam Tarigan (2007) menggambarkannya sebagai lingkungan „traditional‟ yaitu perusahaan menggunakan TI hanya untuk meningkatkan

efisiensi dengan memanfaatkan sistem secara terpisah yakni sistem demi sistem (system by system). Perusahaan dalam kuadran ini pengelolaannya dilakukan secara kekeluargaan, dimana pemanfaatan TI hanya sebagai support saja, salah satu contohnya adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

(35)

c. Difusi tinggi/infusi rendah. Jika difusi tinggi dan infusi rendah, maka umumnya kontrol bersifat desentralisasi, sehingga manajer dapat melaksanakan prioritas lokal. Integrasi sistem terjadi karena kerjasama user-user, bukan karena desain bisnis atau TI secara keseluruhan. Pendekatan manajemen pada pokoknya menjadi „opportunitic‟, didorong oleh prioritas jangka pendek yang dapat menciptakan keuntungan bisnis di beberapa bidang. Disini TI masih berifat sebagai support dan pengelolaa SI/TI tergantung pada masing-masing unit kerja. Perusahaan yang masuk dalam kuadran ini adalah perusahaan franchise yang menjual sistem bisnis yang didukung dengan pemanfaatan TI antara lain mini market, dan properti. Contohnya adalah McDonalds.

(36)

dan difusi, terdapat empat perbedaan lingkungan yang penting sebagaimana digambarkan dalam kerangka Sullivan, yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:

Opportunitic Complex

Backbone Traditional

HIGH

LOW

HIGH LOW

Internal organisational pressure demanding futher distribution of IS/

IT control

Difussion degree of desentralization of IS/IT control in the

organisation

Ekternal competitive pressure increasing the criticality of IS/IT

to business

(37)

Oleh karena itu, interpretasi terbaik adalah setiap organisasi membutuhkan pendekatan formulasi strategi dan perencanaan SI/TI yang disesuaikan dengan lingkungan masing-masing, sebagaimana ditentukan oleh situasi bisnis dan industri serta budaya organisasi. Penyusunan perencanaan strategis SI/TI yang sesuai dengan konteksnya, memerlukan suatu metodologi perencanaan

2.5 Metodologi Be Vissta Planning (BVP)

Metodologi BVP memadukan tahapan kegiatan dan perangkat yang digunakan pada empat metodologi, yakni versi John Ward, James Wetherbe, James Martin, dan Edwin Tozer. Paduan tahapan ini direkonstruksi ulang, menyesuaikan dengan pedoman UK Government CCTA-Guidelines on Strategic Planning for Information System dan dilengkapi tambahan modul dari metodologi perencanaan strategis SI/TI versi lembaga konsultan Price Waterhouse yang relevan dengan proses dan prosedur BVP (Atmaja, 2002).

2.5.1 Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Dan Teknologi Informasi

Identifikasi empat metodologi perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi sebagai berikut (Noran san Sastramiharja, 2007):

1. Versi John Ward

(38)

a. Masukan

Tahapan masukan ini berisi identifikasi dan analisis kondisi bisnis internal dan eksternal dan kondisi SI internal dan eksternal organisasi.

b. Keluaran

Tahapan keluaran merupakan kegiatan guna menghasilkan suatu dokumen. Dokumen tersebut dihasilkan berdasarkan masukan dari proses PSSTI.

2. Versi Wertherbe

Metode PSSI ini, menurut Turban et al. 1999 didasarkan kepada usaha perencanaan, studi literatur, dan analisis beberapa metode sebelumnya. Selain itu metode ini ditekankan pada sisi teknologi.

3. Versi James Martin

James Martin yang ikut serta dalam membuat beberapa teknik PPSI dalam IBM Business Strategic Planning (BSP), membuat konsep pemikiran PSSI yang berbasiskan Information Engineering. PSSI versi James Martin dilakukan dengan melakukan dua tahapan yaitu analisis dan perancangan

4. Versi Tozer

(39)

langkah-langkah yang dibuat ini didasarkan pada konsep strategi bisnis yang menentukan cara eksploitasi sumber daya SI beserta pemanfaatannya.

2.5.2. Tambahan Modul

Dari keempat metodologi perencanaan strategis sistem informasi diatas maka kesimpulan yang diambil oleh Atmaja (2002) adalah:

1. Metodologi yang ada perlu disesuaikan dengan kebutuhan SI/TI saat ini yakni menghitung manfaat tangible dan intangible yang representative dari suatu proyek/strategi hasil renstra SI/TI, resiko implementasi Proyek SI/TI dan pembuatan kerangka rencana implementasi yang jelas berdasarkan keluaran renstra SI/TI.

2. Belum ada metode renstra SI/TI yang sifatnya one-stop method, yang menggabungkan antara renstra SI/TI, penilaian hasil renstra hingga pembuatan rencana jadwal implementasi menjadi satu paket dan mempermudah pekerjaan perencana-perencana bisnis dan SI/TI dalam suatu organisasi.

Untuk itu pada metodologi BVP terdapat tambahan modul yang diperoleh dari modifikasi proses dan perangkat dari kegiatan yang sudah ada ataupun mengadopsi langsung dari versi renstra SI/TI lainnya yang relevan dengan alur proses. Rincian tambahan modulnya adalah:

1. Modul guna menganalisis/memprioritaskan hasi renstra SI/TI.

(40)

a. Proses identifikasi dan pengukuran value tersebut mengadopsi Best Practice Total Cost of Ownership (TCO) untuk value tangible, dan teori Information Economics mengenai value acceleration, linkage, restructuring dan innovation evaluation, untuk value intangible.

b. Proses identifikasi dan perhitungan resiko mengadopsi teori Manajemen Resiko Proyek SI/TI versi Applegate dan media pengukuran keuangan yang sudah ada.

2. Modul guna menyatukan dua konsep analisis/prioritas hasil renstra SI.

Modul bertujuan untuk memperoleh rangkuman value sebuah proyek hasil renstra berdasarkan biaya dan resiko mengadopsi tabel keuntungan Rapid Economic Justification (REJ) dari MICROSOFT.

3. Modul pembuatan rencana implementasi disusun berdasarkan kegiatan dalam metode renstra versi Tozer dan John Ward. Modul ini diperlengkapi lagi dengan teori analisis jalur guna perencanaan implementasi proyek-proyek SI dan TI menggunakan PERT atau Gantt Chart.

4. Modul untuk menganalisis internal bisnis organisasi dalam BVP.

(41)

dari sumber daya SI dan TI yang tersedia. Modul yang sifatnya meringkas, mengkompilasi dan menyimpulkan masukan, proses dan keluaran proses bisnis yang terjadi internal bisnis organisasi ini diadopsi dari renstra SI versi Price Waterhouse.

5. Modul guna mengambil keputusan tentang lanjutan pelaksanaan renstra SI/TI. Kegiatan ini dilakukan setelah dilakukannya studi kelayakan dan ruang lingkup di subfase Pre-Renstra. Modul pengambilan keputusan tersebut berisi ringkasan seluruh informasi, pertimbangan dalam melanjutkan kegiatan renstra SI /TI dan pembuatan kesimpulan terhadap hasil kegiatan Pre-Renstra yang sudah dilakukan. Modul ini juga diadopsi dari renstra SI/TI versi Price Waterhouse. Seluruh tambahan modul renstra SI/TI mengacu pada landasan dari UK Government CCTA - Guidelines on Strategic Planning for Information Systems.

2.5.3 Konsep Dasar Metodologi BVP

(42)

pelaksanaan proyek dan jadwal implementasinya. Kedua, menggunakan CSF sebagai salah satu tolok ukur dalam membuat prioritas strategi SI/TI yang dihasilkan. Penggunaan CSF tersebut disebabkan karena CSF mampu merepresentasikan faktor-faktor penting dalam proses bisnis organisasi. Ketiga, menggunakan analisis value dan resiko yang tidak hanya memperhitungkan tangible value tetapi juga intangible value. Parameter tangible dan intangible tersebut akan semakin mengungkapkan manfaat Proyek SI/TI sebenarnya. Keempat, memanfaatkan pengalaman praktis yang mendukung teori yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan riset/pengalaman praktis seperti TCO dari Gartner Group dan REJ dari MICROSOFT dengan teori berupa Information Economics dari Parker dan metode renstra SI (Atmaja 2002).

2.5.4 KONSEP DESAIN METODOLOGI BVP

Pembahasan tentang desain metodologi BVP terdiri dari pembuatan fase dan pendetilan kerangka.

2.5.4.1 Pembuatan Fase Metodologi BVP

(43)

Fase I - Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Informasi

Fase II - Menentukan Target Bagi SI/TI

Fase III - Menentukan Srtategi SI/TI

Fase IV - Rencana Implementasi

Gambar 2.3 Bagan Ringkasan Fase Metodologi BVP (Atmaja, 2002)

Tabel 2.1 Desain Metodologi BVP (Atmaja,2002)

Tahapan Nama Subfase Nama Fase

Menelaah ruang lingkup dan strategi (ruang lingkup dan posisi/kondisi mutakhir organisasi)

Pre-renstra Menelaah

Kebutuhan Bisnis dan Informasi Identifikasi Info Organisasi

Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis organisasi

Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Organisasi

Analisis Lingkungan Internal Bisnis Organisasi

Analisis Lingkungan Internal SI/TI Organisasi

Menelaah strategi (posisi dan kondisi ke depan yang ingin diraih dan modal yang dimiliki)

Identifikasi Masalah & Solusi Bisnis Internal

Menentukan Target Bagi SI/TI Identifikasi Peluang Bisnis dari Eksternal

Organisasi

Identifikasi Pemanfaatan SI/TI dari Eksternal Organisasi

Analisis Gap Kebutuhan Info

(44)

Membuat Landasan Bagi Operasional Strategi SI/TI

Strategi Manajemen Informasi Mendefinisikan

strategi (posisi dan kondisi ke depan yang ingin diraih beserta cara merealisasikannya)

Menggali Value Bisnis Menentukan Strategi SI/TI Prioritas dan Pemilihan Strategi

Pendetilan Strategi SI/TI

Merencanakan implementasi (cara merealisasikannya)

Membuat Rencana Pendukung SI/TI Rencana Implementasi Pembuatan Jadwal Waktu Kerja

Pembuatan Rencana Implementasi Mengkaji ulang

implementasi (cara merealisasikannya)

Pembuatan Rencana Implementasi

2.5.4.2 Pembuatan Detil Kerangka Metodologi BVP

Dibawah ini merupakan detil kerangka metodologi BVP berupa kerangka acuan gambaran kegiatan yang menyusun renstra SI tanpa dilengkapi rincian proses yang dilakukan, masukan yang dibutuhkan, dan keluaran yang dihasilkan. Walaupun demikian, gambaran kegiatan dalam kerangka ini sudah dapat ditelusuri alur logis di dalam fase maupun subfasenya. Berikut deskripsi detil kerangka metodologi BVP (Atmaja, 2002).

1. Pembuatan Detil Kerangka Fase I - Menelaah Kebutuhan Bisnis dan

Informasi

(45)

diperlukan dalam fase ini adalah rencana bisnis, rencana SI/TI, keadaan persaingan dalam industri, dan perkembangan SI/TI dalam industri. Untuk memperoleh keluaran tersebut maka perlu beberapa proses yang dicerminkan ke dalam beberapa subfase berikut.

1. Pre-Renstra;

2. Identifikasi Informasi Organisasi;

3. Analisis lingkungan internal bisnis organisasi; 4. Analisis lingkungan internal SI/TI organisasi; 5. Analisis lingkungan eksternal bisnis organisasi; 6. Analisis lingkungan eksternal SI/TI organisasi.

Masing-masing subfase tersebut terdiri dari beberapa prosedur sebagai berikut.

1. Pre-Renstra

Rincian prosedur yang digunakan adalah:

a. Menentukan ruang lingkup dan latar belakang Proyek renstra SI/TI b. Menentukan rencana dan jangka waktu pelaksanaan Proyek renstra SI/TI d. Menyusun definisi terminologi yang digunakan dalam Proyek

e. Menangkap harapan Proyek renstra SI f. Memperoleh komitmen manajemen senior g. Pertimbangan Pelaksanaan Proyek

2. Identifikasi Info Organisasi

(46)

a. Memperoleh visi bisnis organisasi b. Memperoleh misi bisnis organisasi c. Memetakan visi terhadap misi organisasi d. Memperoleh tujuan bisnis organisasi e. Memperoleh CSF organisasi

f. Memetakan CSF terhadap misi g. Memetakan CSF terhadap KPI h. Menganalisis CSF

i. Memperoleh gambaran global/ringkasan struktur organisasi j. Menganalisis Kinerja Struktur Organisasi

3. Analisis lingkungan internal bisnis organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menelaah rencana bisnis organisasi b. Identifikasi kegiatan value chain

c. Memperoleh harapan bisnis dari manajemen senior organisasi d. Mengetahui kebutuhan informasi dalam proses bisnis organisasi e. Meringkas strategi dan target bisnis internal

4. Analisis lingkungan internal SI/TI organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Mengetahui budaya SI/TI dalam organisasi b. Mengetahui keadaan pelatihan SI/TI saat ini

(47)

e. Mengetahui posisi dan keadaan sumber daya SI/TI saat ini f. Mengetahui portofolio aplikasi mutakhir

g. Mengetahui masukan dan keluaran aplikasi SI yang tepat h. Mengetahui manajemen perencanaan dan kontrol

i. Mengetahui SWOT SI/TI j. Analisis SWOT SI/TI

5. Analisis lingkungan eksternal bisnis organisasi Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menelaah keadaan poleksosbudkum b. Mengetahui keadaan persaingan industri c. Membuat diagram Porter‟s five forces model 6. Analisis lingkungan eksternal SI/TI organisasi

Rincian prosedur yang digunakan adalah:

a. Mengetahui perkembangan teknologi dalam industri

b. Mengetahui peluang keunggulan kompetitif terhadap pesaing

Rincian masukan, keluaran dan prosedur kegiatan tersebut menjadi ruang lingkup detil kerangka pada Fase I ini.

2. Pembuatan Detil Kerangka Fase II -Menentukan Target Bagi SI/TI

(48)

terhadap organisasi secara keseluruhan. Masukan yang diperlukan dalam fase ini adalah identifikasi kebutuhan bisnis mendatang organisasi, identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI, dan pemenuhan kebutuhan SI/TI saat ini. Untuk memproses masukan agar menjadi keluaran tersebut maka diperlukan proses sebagai berikut.

1. Identifikasi masalah dan solusi bisnis organisasi; 2. Identifikasi peluang bisnis dari eksternal organisasi;

3. Identifikasi pemanfaatan SI/TI dari lingkungan eksternal organisasi; 4. Analisis gap kebutuhan informasi;

5. Membuat landasan kebijakan SI/TI; 6. Membuat strategi SI/TI;

7. Membuat prinsip dasar/landasan bagi operasional strategi SI/TI; 8. Membuat strategi manajemen SI/TI.

Masing-masing subfase tersebut terdiri dari beberapa prosedur sebagai berikut. 1. Identifikasi masalah dan solusi bisnis organisasi

Rincian prosedur yang digunakan adalah memperoleh permasalahan bisnis yang dihadapi organisasi dan dukungan solusi SI/TI.

2. Identifikasi peluang bisnis dari eksternal organisasi

Rincian prosedur yang digunakan adalah memperoleh peluang bisnis eksternal organisasi.

3. Identifikasi pemanfaatan SI/TI dari lingkungan eksternal organisasi

(49)

4. Analisis kesenjangan kebutuhan informasi Rincian prosedur yang digunakan adalah:

a. Mengetahui pemenuhan kebutuhan informasi dari aplikasi terkini b. Membuat alternatif pemenuhan kebutuhan SI

5. Membuat landasan kebijakan SI/TI

Rincian prosedur yang digunakan adalah:

a. Menentukan peluang keunggulan kompetitif dari strategi SI/TI b. Menentukan kebijakan/perangkat untuk menyeleksi strategi SI/TI c. Menentukan kebijakan investasi pada bidang SI/TI

6. Membuat strategi SI/TI

Rincian prosedur yang digunakan adalah:

a. Menentukan kebijakan SI/TI yang mendukung area dan strategi bisnis organisasi

b. Mendefinisikan kebutuhan masukan, proses dan keluaran bagi strategi SI dan TI

c. Mendefinisikan kebutuhan integrasi data, proses dan entitas bagi strategi SI dan TI

d. Menentukan pengembangan aplikasi dan infrastruktur

e. Menentukan arsitektur dan aplikasi perangkat lunak yang sesuai dengan masukan, proses dan keluaran strategi SI/TI

(50)

7. Membuat prinsip dasar/landasan bagi operasional strategi SI/TI Rincian prosedur yang digunakan adalah:

a. Landasan kebijakan operasional investasi SI/TI

b. Landasan kebijakan operasional pemilihan vendor dan pengadaan sumber daya SI/TI

c. Landasan kebijakan operasional pelatihan SI/TI SDM organisasi 8. Membuat strategi manajemen SI/TI

Rincian prosedur yang digunakan adalah:

a. Menyusun struktur organisasi yang mendukung strategi SI/TI

b. Menyusun tugas pokok dan fungsional organisasi yang mendukung strategi SI/TI

c. Identifikasi keluaran yang dihasilkan dari bagian struktur organisasi

d. Menyusun alur kerja dalam struktur organisasi yang mendukung strategi SI/TI

Rincian masukan, keluaran dan prosedur kegiatan tersebut menjadi ruang lingkup detil kerangka pada Fase II ini.

3. Pembuatan Detil Kerangka Fase III -Menentukan Strategi SI/TI

(51)

1. Menggali value bisnis;

2. Prioritas dan Pemilihan Strategi SI/TI, yang termasuk di dalamnya menggali resiko strategi SI/TI yang dibuat;

3. Pendetilan strategi SI/TI.

Masing - masing subfase tersebut terdiri dari beberapa prosedur sebagai berikut.

1. Menggali value bisnis

Rincian prosedur yang digunakan adalah mengetahui value strategi SI/TI. Menurut Remenyi (1995) dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yaitu: a. Tangible Measurable

Merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi dan efek tersebut data diikuti secara obyektif. b. Tangible Unmeasurable

Merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi tetapi sulit untuk diukur dengan nilai uang. c. Intangible Measurable

Merupakan manfaat yang dapat diukur tetapi tidak membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi. Sebagai conth: penyampaian informasi lebih cepat.

d. Intangible Unmeasurable

(52)

2. Prioritas dan Pemilihan Strategi SI/TI, yang termasuk di dalamnya resiko strategi SI/TI yang dibuat.

Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Memprioritaskan solusi strategis SI/TI b. Mengelompokkan solusi strategis SI/TI c. Memilih solusi strategis SI/TI

d. Mendaftar pilihan solusi strategis SI/TI

Penentuan prioritas pemilihan strategi SI menggunakan metode Information Economic (IE). IE adalah metode perhitungan untuk mendapatkan nilai ekonomis dari suatu proyek pengadaan Sistem Informasi (SI). Metode ini merupakan pengembangan metode Cost-Benefit-Analysis (CBA) tradisional. Selanjutnya nilai ekonomis tersebut dan hasil penilaian menggunakan (CBA) yang diperoleh dengan cara mengkuantifikasi biaya (cost) dan manfaat (benefit) dipergunakan sebagai bahan pertimbangan mendapatkan alternated penentuan jenis peralatan SI/TI yang akan dipergunakan (Parker, 1985). Biaya yang dievaluasi mencakup biaya . pengadaan perangkat keras, pembelian perangkat lunak, seluruh biaya perawatan, dan biaya tenaga kerja. Biaya itu harus ditentukan karena masing-masing investasi memiliki karateristik yang berbeda terhadap nilai dan resiko.

(53)

nilai yang diperoleh juga berbeda-beda. Pada umumnya, sumber daya perusahaan yang dapat digunakan untuk membangun Sistem Informasi sangat terbatas. Perusahaan perlu melakukan keputusan untk mengalokasi sumberdayanya dengan cara yang palig efektif dengan pertimbangan hasil yang diperoleh atas alokasi biaya yang dikeluarkan. Metode anlisis cost-benefit tradisional kurang memuaskan untuk menunjukkan semua nilai yang dapat dieroleh dari penggunaan SI/TI.

a. Model Dan Variabel

Skor proyek SI/TI diperoleh dari hasil penjumlahan bobot Return On Investment (ROI) sederhana yang diperoleh dari hasil perhitungan Cost-benefit ditambah dengan hasil pembobotan kuesioner Business Domain dan hasil pembobotan Technology Domain.

Weighted Simple ROI (Quantification)

Weighted Business Domain

(Assasement)

Weighted Teknologi Domain

(Assasement)

Project Skor =

+ +

Gambar 2.4 Model dan Faktor Skor Proyek

b. Bussines Domain

(54)

yang telah dijalankan dalam kaitannya mempertinggi tingkat kompetisi perusahaan. Strategi yang dipakai adalah cost leadership, diferensiasi atau focus. Mekanisme penilaiannya mencakup penghindaran biaya, dan identifikasi sumber penghematan biaya.

Ketiga, faktor Manajemen Informasi yang dibobot adalah tingkat dukungan manajemen informasi terhadap kegiatan utama perusahaan (Management Information Support Of Core Activitied/MISCA). Keempat, faktor competiive response mengukur tingkat kegagalan dalam menjalankan sistem yang mengakibatkan kegagalan kompetitif perusahan. Hal itu dapat terjadi karena pesaing telah lebih dahulu menyediakan jasa layanan, produk, atau pertukaran data. Kelima, faktor project atau organizational risk, memusatkan pada tingkat ketika organisasi mampu melakkan perubahan yang dibutuhkan oleh proyek SIM. Evaluasinya memperhatikan pengguna atau organisasi business domain dan bukan organisasi teknis. Komponen kapasitas organisai meliputi dukungan perubahan manajemen, kematangan penggunaan komputer dalam organisasi, dan penilaian teralitas atas tugas dalam menyelesaikan proyek melalui bisnis proses dan fungsinya.

c. Technology Domain

(55)

dalam IS Blueprint (cetak biru rencana Sistem Informasi). Kedua, faktor definitional uncertainty, menganalisis tigkat kompleksitas suatu area, kemungkinan perubahannya, dan spesifikasi suatu pekerjaan dapat diketahui. Ketiga, faktor technical uncertainty, menilai tingkat ketergantungan pada resiko kemampuan mangambil alih bidang pengetahuan, ketergantungan pada perangkat keras spesifik, ketergantungan pada kemampuan perangkat lunak, dan kemampuan pengembangan apikasi perangkat lunak. Keempat, faktor IS Infrastructure risk adalah untuk mengevaluasi tingkat investasi non proyek yang merupakan resiko dalam mengakomodasi proyek guna menghindari terjadinya penambahan biaya infrastruktur.

3. Pendetilan strategi SI/TI

Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Menentukan detil solusi strategis SI/TI

b. Menentukan detil tahapan solusi strategis SI/TI c. Menentukan detil SDM

d. Menentukan strategi migrasi

4. Pembuatan Detil Kerangka Fase IV - Rencana Implementasi

(56)

1. Membuat rencana pendukung strategi SI/TI; 2. Pembuatan jadwal waktu kerja;

3. Pembuatan rencana pelaksanaan.

Masing - masing subfase tersebut terdiri dari beberapa prosedur sebagai berikut. 1. Membuat rencana pendukung strategi SI/TI

Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Membuat rencana pelatihan SI/TI b. Membuat rencana alokasi SDM

c. Memperoleh dukungan manajemen senior dalam pelaksanaan solusi strategi SI/TI

d. Membuat rencana perawatan aplikasi dan infrastruktur 2. Pembuatan jadwal waktu kerja

Rincian prosedur yang digunakan adalah membuat jadwal pelaksanaan Proyek SI/TI

3. Pembuatan rencana pelaksanaan

Rincian prosedur yang digunakan adalah: a. Membuat program pelaksanaan Proyek SI/TI b. Membuat aturan pelaksanaan Proyek SI/TI

(57)

2.6 Metode Dan Teori Analisis Perencanaan Strategis SI/TI

Pembahasan metode dan teori analisis prencanaan strategis SI/TI ini terdiri dari McFarlan‟s strategic grid, CSF, analisis SWOT, analisis Porter‟s five forces competitive model, dananalisis value chain analysis.

2.6.1 McFarlan’s Strategic Grid

McFarlan‟s strategic grid digunakan untuk memetakan aplikasi SI

berdasarkan kontribusinya terhadap organisasi. Pemetaan dilakukan pada empat kuadran (strategic, high potential, key operation, and support). Dari hasil pemetaan tersebut didapat gambaran kontribusi sebuah aplikasi SI terhadap organisasi. Hasil tersebut dapat menjadi dasar bagi penentuan strategi SI dan kemungkinan pengembangan di masa mendatang (Ward dan Griffiths, 1996). Penjelasan tentang keempat kuadran dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2McFarlan‟s Strategic Grid (Ward dan Peppard, 2003)

STRATEGIC HIGH POTENTIAL

- Aplicaion that are critical to sustaining future business strategy

- Aplication that may be important in achieving future success

- Aplication on which organization

currenly depends for succse

- Aplication that are valuable but no critical to success

KEY OPERTIONAL SUPPORT

(58)

kategori sistem informasi yang digolongankan berdasarkan pada sejauh mana kontribusinya terhadap bisnis organisasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Strategic, kategori ini mencakup aplikasi-aplikasi SI yang bersifat kritis dalam

menciptakan atau mendukung suksesnya bisnis organisasi ke depan. Portofolio aplikasi SI, disusun dengan tujuan memberikan kontribusi terhadap penciptaan manfaat/keunggulan organisasi dalam berkompetisi.

2. High Potential, kategori ini merupakan inovasi aplikasi-aplikasi SI yang ditujukan untuk menciptakan peluang guna memperoleh suatu keuntungan organisasi di masa depan.

3. Support, kategori ini mencakup aplikasi-aplikasi SI yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi bisnis dan efektifitas manejemen, tetapi tidak untuk menciptakan atau mendukung penyediaan manfaat kemampuan organisasi dalam berkompetisi.

(59)

2.6.2 Critical Success Factors

Menurut John Rochart dalam Tozer (1996), “Critical Success Factors

(CSF) merupakan suatu ketentuan dari organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan organisasi. CSF dapat ditentukan jika objectives organisasi telah diidentifikasi. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objectives secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan (Ward dan Peppard, 2003). CSF berperan dalam perencanaan strategis SI adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya, memfokuskan proses perencanaan strategis SI pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI dan mengevaluasi strategi SI. Peranan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5Critical Succes Factors (Ward dan Peppard, 2003)

(60)

indikator pengukurannya sebagai faktor kunci keberhasilan dalam pelaksanaan. Selanjutnya dari CSF tersebut, akan ditentukan strategi bisnis yang harus ditempuh agar kegiatan dapat diimplementasikan, termasuk menentukan kebutuhan-kebutuhan informasinya. Berdasarkan kebutuhan informasi yang ditarik dari kegiatan CSF tersebut, selanjutnya ditentukan strategi SI-nya. Sebagai contoh hubungan antara tujuan, CSF, indikator pengukur, dan strategi SI, dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 CSF Financial dan Customers Perspective (Ward dan Peppard, 2003)

Objectives CSF Prime Measure IS Needs

- To reduce

- Improve sales and

stock forecasting

- Analysisof all types of delivery failure

(61)

2.6.3 Analisis SWOT

SWOT merupakan identifikasi faktor internal yakni kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) dan faktor eksternal yakni peluang dan ancaman (opportunity and threat) dari organisasi secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi (Tozer, 1996). Hasil identifikasi tersebut diperbandingkan untuk memaksimalkan strength and opportunity dan meminimalkan weakness and threat guna mencapai strategi yang optimal. Analisis SWOT akan dipetakan dari hasil analisis lingkungan yang telah diuraikan sebelumnya. Kekuatan diidentifikasikan dengan tujuan untuk mengetahui dimana kekuatan perusahaan untuk dapat meneruskan dan mempertahankan bisnis, dengan mengetahui letak kekuatan, perusahaan akan dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan kekuatan sebagai modal untuk dapat bersaing dengan para kompetitornya. Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk dapat mengetahui apa kelemahan-kelemahan yang masih ada, dan dengan mengetahui kelemahan tersebut, maka perusahaan dapat berusaha untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan merugikan bagi perusahaan. Oleh karena itu dengan semakin cepat mengetahui kelemahan, maka perusahaan juga dapat sesegera mungkin mencari solusi untuk dapat menutupi kelemahan tersebut.

(62)

direalisasikan. Berbagai jalan untuk dapat mewujudkan peluang (kesempatan) dan mempertahankan kelangsungan bisnis perusahaan tentunya akan mengalami banyak ancaman. Ancaman yang dapat teridentifikasi dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga perusahaan dapat meminimalkan ancaman tersebut. Dalam perencanaan strategis SI, hasil analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi CSF sebuah organisasi. Diagram SWOT dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.4 Diagram SWOT (Ward dan Peppard, 2003)

PELUANG

(opportunity)

KEKUATAN (Strength) KELEMAHAN (Weakness)

Strategi SO Strategi WO

- Strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

- Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

ANCAMAN

(Threat)

Strategi ST Strategii WT

- Strategi yang menggunakan kekuatan untuk megatasi ancaman

- Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman

Dalam diagram analisis SWOT di atas, digambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Strategi SO, merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

(63)

b. Strategi WO, perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi kendala internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah turn-arround yaitu meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

c. Strategi WT, merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.Perusahaan dapat menerapkan strategi defensif yaitu mempertahankan diri agar keberadaan perusahaan tetap berlangsung.

d. Strategi ST, meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masihmemiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

2.6.4 Analisis Porter’s Five Forces Competitive Model

(64)

Gambar 2.6Five Forces Competitive Model (Porter, 1996)

Menurut Porter kelima kekuatan yang menjadi pendorong atau mempunyai pengaruh terhadap kompetisi di suatu perusahaan adalah:

1. Rivalry Among Existing Competitors/Firms; adalah hubungan alami antar pelaku bisnis dalam industri yang sejenis untuk saling berkompetisi. Untuk mencapai tingkat pemahaman ini memerlukan suatu analisis ukuran industri, struktur pasar, dan kinerja keuangan, kekuatan organisasi, kekhususan strategi bersaing, kemampuan inti yang bersifat kritis, implikasi global, tren sekarang dan yang akan datang, dan lain sebagainya yang sangat berpengaruh terhadap organisasi dalam industri tersebut.

2. Bargaining Power of Buyers; adalah kekuatan atau kemampuan yang dimiliki oleh pengguna produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. 3. Bargaining Power of Supplier; adalah kekuatan yang dimiliki oleh

(65)

mempengaruhi kegiatan operasional suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

4. Threat of New Entrants; adalah kemungkinan masuknya beberapa organisasi baru di industri yang sama, yang bisa menjadi ancaman bagi organisasi yang sudah terlebih dahulu masuk ke industri ini. Organisasi ini bisa berasal dari organisasi yang ada dan merubah strategi bisnisnya untuk memasuki suatu industri baru, atau organisasi yang berkompetisi dalam geografi atau area produksi yang sama dan memutuskan untuk melakukan hal sama. Perlu dilakukan suatu usaha untuk membatasi atau menghambat masuknya pendatang baru.

5. Threat of Substitutes; adalah ancaman dari produk barang atau jasa yang dapat menjadi pilihan pengganti dari produk yang ditawarkan oleh suatu organisasi. Model analisis Porter‟s Five Forces Competitive model ini dapat digunakan untuk menganalisis kekuatan lain yang dapat mempengaruhi kompetisi pada organisasi. Organisasi harus dapat memetakan lima kekuatan internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap kesiapan dan kemampuannya.

2.6.5 Analisis Value Chain

(66)

bahwa semua perusahaan dalam suatu industri memiliki rantai nilai, yang termasuk aktivitas seperti mendapatkan bahan mentah, mendesain produk, membangun fasilitas produksi, memasarkan produk, mengembangkan perjanjian kerja sama, dan menyediakan pelayanan pelanggan”. Hasil dari analisis value chain suatu organisasi digunakan untuk identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitifnya (Waterhouse, 1996).

(67)

setiap unit kerja dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap proses kerja yang terjadi di masing-masing unit kerja, maka pemetaan value chain organisasi dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Diagram Value Chain (Ward dan Peppard, 2003)

2.7 PENGERTIAN DAN FUNGSI BANK

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, tentang Perbankan menyatakan: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat Dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Gambar

Gambar 2.1 Hubugan antara Strategi Bisnis, Strategi SI dan Strategi TI
Gambar 2.2 Enviromental of IS/IT Strategy (Ward dan Pepard, 2003)
Gambar 2.3 Bagan Ringkasan Fase Metodologi BVP (Atmaja, 2002)
Gambar 2.4 Model dan Faktor Skor Proyek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan yaitu: (1) Perubahan lingkungan alam; (2) Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu

Kedua, sebagai arsitektur islami, karena secara bahasa islami punya makna lebih dari sekedar bentuk atau benda, tetapi lebih pada nilai islam yang menjadi sumber

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan asli daerah sebagai variabel dependen, sedangkan produk domestik regional bruto, jumlah penduduk,

Profil pasien HIV di Klinik VCT RSUD Dr.TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka pada tahun 2014 sebagai berikut: rute transmisi terbanyak adalah hubungan seksual heteroseksual

Memberikan asuhan keperawatan khususnya dalam penanganan ansietas pada anak akibat hospitalisasi menggunakan terapi bermain mewarnai gambar sehingga tenaga kesehatan dapat

Dari hasil penelitian dan pembahasan ditemukan bahwa ciri atau gaya kepemimpinan yang melekat pada Hendrar Prihadi sesuai dengan sifat pemimpin yang ideal

Dengan koefisien regresi 0,961 berarti kontribusi variabel sediaan sumber daya manusia, sediaan anggaran, sediaan sarana, sediaan prasarana, efisiensi birokrasi, dan disiplin kerja

Implementasi penanaman nilai-nilai Karakter melalui pembangunan budaya sekolah (culture school)di Telkom School di lingkungan Yayasan Pendidikan Telkom dijabarkan dalam