• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : METODE PENELITIAN

3.2 Kerangka Berpikir Penelitian

3.3.1 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data diperoleh dari studi literature, wawancara, dan kuesioner. Beberapa metode tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Metode studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari artikel, buku, surat kabar, dan lain-lain untuk menggali teori-teori yang telah

berkembang dalam bidang ilmu terkait, mencari metode-metode serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data yang digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu, memperoleh orientasi lebih luas dalam permasalahan yang dipilih, serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak diinginkan (Nazir, 2003).

Dalam penelitian ini, studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari dokumen/referensi yang terkait dengan organisasi BPR Mega Artha Sejahtera dan perkembangan SI/TI. Studi ini yang kemudian menjadi acuan pengumpulan data selanjutnya yaitu wawancara dan pembuatan kuesioner.

Beberapa literatur yang menjadi acuan penulisan penelitian ini diantaranya:

1. Penelitian oleh Atmaja (2002) dengan penelitian berjudul: “Penyusunan Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning) Dalam Rangka Meningkatkan Peran Strategis Sistem Informasi Pada Suatu Organisasi”. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun metodologi SI berbasis value bisnis untuk mendukung dan melengkapi rencana strategis lain dalam organisasi agar dapat menggali potensi bisnis dalam menghadapi persaingan; memiliki keunggulan kompetitif; membantu mengoptimalkan peran strategi SI dan TI dalam organisasi untuk meningkatkan nilai informasi, mendukung dan meningkatkan value bisnis. 2. Penelitian oleh Imelda (2008) dengan penelitian berjudul: “Penerapan Metode

(Be Vissta Planning) Pada Konsultan Teknik PT Virama Karya”. Pembahasan penelitian ini adalah penentuan aplikasi yang akan dijalankan berdasarkan

perencanaan strategis sistem insformasi pada PT Virama Karya. Hasil dari penelitian ini adalah Perencanaan Strategis Sistem Informasi berupa prioritas strategis SI/TI yang didapat dari analisis domain dan teknologi domain berdasarkan kuesioner yang disebarkan. Skor proyek ini yang akan menentukan urutan prioritas proyek yang akan diimplementasikan.

3. Penelitian oleh Tarigan (2007) dengan penelitian berjudul: “Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Lembaga Keuangan Mikro Studi Kasus: PT Bank Perkreditan Rakyat Bumi Asih Group”. Penelitian ini menggunakan metode Ward dan Peppard. Hasil dari penelitian ini berupa perencanaan strategis SI/TI yang mencakup usulan-usulan portofolio aplikasi SI yang perlu dibangun seperti nama generik, fungsi, data masukan/keluaran dan infrastruktur TI yang mendukungnya. Dimana usulan-usulan portofolio harus berorientasi pada visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan, agar sinkronisasi, intergrasi dan kesinambungan di semua proses bisnis dapat tercapai.

4. Penellitian tentang perencanaan strategi sistem informasi dengan pendekatan blue ocean strategy dan balance score card oleh Sunarto dan Hasibuan (2007) dengan judul penelitian: “Model Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada Penyiaran Televisi dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy dan Balance Score Card. Hasil dari penelitian ini sebuah Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang lebih fokus serta komprehensif dan dinamis sesuai dengan kareteristik televisi.

5. Penelitian dengan judul: “Studi Tentang Metode Perencanaan Strategis Sistem Informasi” oleh Noran dan Sastramihardja (2007). Pembahasan penelitian ini

adalah menggunakan strategi sistem informasi dalam mengimplementasikan strategi perusahaan. Untuk membuat strategi SI diperlukan metode perencanaan strategis sistem informasi (PSSI). Metode-metode yang biasa digunakan para pengembang SI yang dinyatakan oleh Jhon Ward, Turban, James Martin, dan Tozer. Dalam penelitian ini dikombinasikan menjadi satu paket (bersifat “one-stop method”). Penelitian ini dilakukan melalui proses identifikasi awal, analisis dan sintesis terhadap keempat metode PSSI tersebut sehingga menghasilkan detail One-Stop Method PSSI yang diharapkan dapat mempermudah pekerjaan pengenbangan SI.

6. Penelitian oleh Pudjadi et al. 2007 yang berjudul: “Analisis Untuk Perencanaan Strategi Sistem Informasi pada PT. Ritrans Cargo”. Penelitian ini membahas tentang pembuatan perencanaan strategis sistem informasi menggunakan metode John Ward untuk mendukung kegiatan bisnis PT. Ritrans Cargo. Hasil dari penelitian ini adalah kerangka perencanaan strategi yang terintegrasi sehingga memudahkan manajemen mengelola sumberdaya untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan, akurat, dapat digunakan bersama oleh semua pihak.

7. Penelitian dengan judul: “Perencanaan strategis Sistem Informasi: Studi Kasus PT. Krakatau Steel (Persero) oleh Ulum (2008). Penelitian ini mengkaji berbagai pendekatan untuk meingkatkan keselarasan strategi bisnis dengan strategi informasi dengan memanfaatkan TI secara optimal. Hasil kajian diperoleh suatu pendekatan penyusunan Perencanaan Strategis Sistem Informasi dengan studi kasus PT. Krakatau Steel (persero). Pendekatan yang

digunakan merupakan kombinasi dari metodologi Ward dan Peppard dan framework CobIT (Control Objectives for Information and Related Technology).

8. Penelitian oleh Prabowo (2007) dengan judul: “Framework Model (Model Kerangka Kerja) Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi Untuk Perusahaan Bidang Properti. Hasil dari peneltian ini berupa Model Kerangka Kerja yang terdiri dari Bentuk Proses Pembuatan Perencanaan Strategis SI/TI dan Bentuk Struktur Dokumen Perencanaan Strategis SI/TI untuk menciptakan keunggulan kompetitif agar dapat bersaing.

9. Penelitian oleh Mohzdain et al. 2007 yang berjudul: “A Study Subdiaries

Views of Information System Strategic Planning in Multinational

Organisations”. Penelitian ini menguji perencanaan strategis sistem informasi

di perusahaan multinasional dari perspektif anak perusahaan. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan manajer TI dan manajer bisnis pada sembilan anak perusahaan di Amerika, Eropa, dan Jepang. Penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam mayoritas organisasi-organisasi ini, perencanaan SI terpusat atau bergerak menuju sentralisasi. Dengan sentralisasi TI cenderung meningkatkan kontrol proses perencanaan sehingga perencanaan SI menjadi lebih taktis dan didominasi oleh perencanaan infrastuktur TI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pendekatan yang berbeda dari perencanaan strategis sistem informasi yang diadopsi dari berbagai jenis anak perusahaan multinasional dan memahami sejauh mana pendekatan yang dianggap efektif.

10.Penelitian yang berjudul: “Conseptualization of Strategic Information System

Planning (SISP) Succes Model in Public Sector: an Absorbtive Capacity

Approach” oleh Bakar et al. 2009. Penelitian ini membahas tentang cara-cara

meningkatkan perencanaan strategis sistem informasi. Dimana proses perencanaan strategis sistem informasi harus dipandang sebagai proses belajar bukan proses pemecahan masalah. Sebagai proses pembelajaran, keberhasilan perencanaan strategis sistem informasi dapat ditentukan oleh berapa banyaknya dampak perencanaan strategis sistem informasi yang prakteknya telah mempengaruhi SI dalam berpikir dan bertindak. Peneltian ini mengusulkan sebuah kerangka konseptual berdasarkan model daya serap untuk keberhasilan perencanaan strategis di sektor publik.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan menwawancarai direktur utama BPR Mega Artha Sejahtera yaitu bapak Tarcisius Gloriko SH. Sasaran dari isi wawancara yaitu untuk memperoleh informasi tentang BPR Mega Artha Sejahtera secara menyeluruh. Kesimpulan dari wawancara yaitu BPR Mega Artha Sejahtera berusaha meningkatkan pelayanan kepada nasabah sehingga para nasabah merasa nyaman dan loyal kepada BPR Mega Artha Sejahtera. Salah satunya yaitu dengan proses transaksi yang cepat dan tepat. BPR Mega Artha Sejahtera juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pegawai sehingga lebih berkualitas.

3. Kuesioner

Kuesioner dilakukan dengan memberikan sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menganalisis. Kuesioner diberikan kepada satu orang per tiap-tiap bagian yang ada di BPR Mega Artha Sejahtera yaitu bagian maketing; bagian operasional: akunting, customer service, dan administrasi; bagian umum; dan bagian kredit.

Objek pertanyaan dalam kuesioner ini pada prinsipnya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengakomodasikan beberapa hal, yaitu:

1. Mengetahui lingkungan internal bisnis BPR Mega Artha Sejahtera 2. Mengetahui lingkungan eksternal bisnis BPR Mega Artha Sejahtera 3. Mengetahui lingkungan internal SI/TI BPR Mega Artha Sejahtera

Kesimpulan dari kuesioner yang diberikan pada tiap-tiap bagian yaitu fungsi SI/TI pada bagian umum saat ini hanya biasa yaitu menggunakan aplikasi Microsoft office. Dimana tingkat hambatan tergolong rendah dan beban perawatan sedang; dan kemampuan SDM dalam menangani SI/TI biasa.

Fungsi SI/TI pada Bagian Marketing saat ini sangat mendukung karena menunjang komunikasi dan koordinasi Dimana tingkat hambatan tergolong sedang dan kemapuan SDM dalam menangani SI/TI sangat tinggi.

Fungsi SI/TI pada Bagian Operasional saat ini sangat mendukung. Dimana tingkat hambatan yang dihadapi oleh bagian operasional tergolong sedang dan kemampuan SDM saat ini dalam menangani SI/TI tinggi.

Fungsi SI/TI pada Bagian Kredit saat ini sangat mendukung. Dimana tingkat hambatan yang dihadapi tergolong berat dan biaya perawatan aplikasi tinggi. Sedangkan kemampuan SDM saat ini dalam menangani SI/TI biasa. Maka perlu SI/TI yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan biaya perawatan yang murah.

Maka dari itu perlu adanya peningkatan SI/TI yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pengguna (user) agar bejalan secara optimal.

3.3.2 Metode Perencanaan Strategis SI/TI

Metode perencanaan strategis sistem informasi menggunakan metode be vista planning (BVP) yang terdiri dari beberapa fase sebagai berikut:

1. Fase- I Menelaah Kebutuhan Bisnis dan Informasi

Fase ini menghasilkan dokumen akhir berupa informasi yang menggambarkan keadaan bisnis dan SI/TI terkini BPR Mega Artha Sejahtera, kebutuhan bisnis mendatang, dan peluang pemanfaatan SI/TI dalam bisnis. Masukan yang diperlukan dalam fase ini adalah rencana bisnis, rencana SI/TI, keadaan persaingan dalam industri, dan perkembangan SI/TI dalam industri. Fase ini terdiri dari beberapa subfase, sebagai berikut:

a. Pre-Renstra

Pada subfase ini dilakukan kegiatan untuk memperoleh informasi yang jelas dan tepat mengenai posisi, kebutuhan, ruang lingkup organisasi dalam melaksanakan proyek bisnis dan strategi SI/TI, dan memperoleh harapan dari

pihak manajemen yang realistis dan terkontrol. Kejelasan informasi tersebut digunakan dalam melaksanakan proyek agar tepat waktu, sesuai batasan ruang lingkupnya, menggunakan sumber daya yang tepat dan berada dalam kerangka dan harapan pihak manajemen.

b. Identifikasi Informasi Organisasi

Subfase ini merupakan kegiatan untuk mengetahui visi, misi, tujuan bisnis BPR Mega Artha Sejahtera dan CSF. Semuanya didasarkan pada bentuk struktur organisasi, tugas pokok fungsionalnya dan dokumen bisnis yang ada. c. Analisis Lingkungan Internal Bisnis Organisasi

Tujuan dari subfase ini adalah untuk mengetahui lingkungan bisnis sebagai dasar identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI, menentukan strategi SI dan keunggulan bersaing BPR Mega Artha Sejahtera.

d. Analisis Lingkungan Internal SI/TI Organisasi

Subfase ini mencakup analisis seluruh sumber daya SI/TI pada BPR Mega Artha Sejahtera untuk mengetahui posisi, keadaan dan kekuatan SI/TI perusahaan. Hal tersebut menjadi dasar pertimbangan melakukan perencanaan strategis SI/TI.

e. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Organisasi

Tujuan dari subfase ini adalah untuk mengenali faktor eksternal yang mencakup aspek politik, sosial, budaya dan hukum, serta untuk mengetahui posisi dan daya saing BPR Mega Artha Sejahtera.

f. Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Organisasi

dalam industri dan menelaah teknologi tersebut untuk dimanfaatkan dalam mendukung strategi bisnis organisasi di masa mendatang.

Teknik analisis yang digunakan pada Fase-1 yakni CSF, , analisis value chain, analisis SWOT, analisis Porter‟s five force competitive model, analis, dan McFarlan‟s strategic grid.

2. Fase-2 Menentukan Target bagi SI/TI

Pada Fase-2 ini, ditentukan peluang pemanfaatan SI/TI dalam memenuhi kebutuhan strategi bisnis dan rincian detil kebutuhan SI/TI yang harus dipersiapkan. Detil kebutuhan tersebut berupa arsitektur aplikasi, infrastruktur, manajemen dan kebijakan SI/TI terhadap organisasi secara keseluruhan. Masukan yang diperlukan dalam fase ini adalah identifikasi kebutuhan bisnis mendatang perusahaan, identifikasi peluang pemanfaatan SI/TI, dan pemenuhan kebutuhan SI/TI saat ini. Fase ini terdiri dari beberapa subfase, sebagai berikut:

a. Identifikasi Masalah dan Solusi Bisnis Internal

Subfase ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai permasalahan bisnis internal BPR Mega Artha Sejahtera. Untuk mencari solusinya maka dapat dimanfaatkan sumber daya SI/TI perusahaan, selain solusi-solusi nonteknis yang juga diusulkan.

b. Identifikasi Peluang Bisnis dari Eksternal Organisasi

Subfase ini menganalisis temuan peluang bisnis dari eksternal organisasi guna dimanfaatkan bagi keunggulan kompetitif organisasi.

c. Identifikasi Pemanfaatan SI/TI dari Lingkungan Eksternal Organisasi

Subfase ini menganalisis peluang pemanfaatan teknologi dari eksternal perusahaan guna dimanfaatkan bagi keunggulan kompetitif dan membantu proses bisnis BPR Mega Artha Sejahtera.

d. Analisis Gap Kebutuhan Informasi

Tujuan dari subfase ini adalah mencari pemenuhan kebutuhan informasi bisnis mendatang berdasarkan kemampuan SI/TI perusahaan saat ini. Kebutuhan informasi yang belum dapat dipenuhi saat ini ataupun yang perlu ditingkatkan kualitasnya akan menjadi perhatian bagi kegiatan perencanaan strategis SI/TI untuk dicarikan pemenuhannya.

e. Membuat Landasan Kebijakan SI/TI

Tujuan dari subfase ini adalah untuk menentukan landasan kebijakan bagi peraturan, pedoman dan kebijakan yang digunakan dalam seluruh kegiatan perencanaan strategis SI/TI, keluarannya dan pengelolanya.

f. Membuat Strategi SI/TI

Tujuan dari subfase ini adalah untuk menindaklanjuti temuan pemenuhan kebutuhan informasi, yakni dengan cara membuat strategi, arsitektur dan penentuan pemanfaatan SI dan TI. Hasil akhirnya adalah usulan sistem, teknologi dan manajemen informasi yang perlu ditelaah di fase selanjutnya.

3. Fase-3 Menentukan Strategi SI/TI

Masukan yang diperlukan adalah strategi SI/TI dan manajemen SI/TI. Proses yang dilakukan pada fase ini tercermin pada subfase berikut:

a. Menggali Value Bisnis

Tujuan dari subfase ini adalah untuk mengidentifikasi seluruh value dan resiko dari target aplikasi.

b. Prioritas dan Pemilihan Strategi SI/TI

Berdasarkan identifikasi value yang telah dilakukan, maka pada subfase ini dilakukan kuantifikasi value, membuat peringkat, dan mengelompokkan target aplikasi menjadi beberapa kelompok solusi strategis SI/TI.

c. Pendetilan Strategi SI/TI

Subfase ini bertujuan untuk melengkapi solusi strategis yang telah didefinisikan dengan arsitektur sistem, teknologi dan manajemen informasi yang detil. Hal tersebut untuk memperoleh gambaran keseluruhan usaha dari hasil perencanaan strategis SI/TI.

Pada Fase-3 ini, alat bantu dan teknik analisis yang digunakan mencakup McFarlan‟s strategic grid dan metode information economic: business domain dan technology domain.

4. Fase-4 Rencana Implementasi

Fase ini menghasilkan dokumen akhir berupa rencana dan jadwal implementasi strategi SI/TI yang terdiri dari biaya pelaksanaan proyek dan jadwal waktu kerja.

BAB IV

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Dalam bab ini dijelaskan tentang deskripsi perusahaan, analisis kebutuhan bisnis dan informasi, menentukan target bagi SI/TI dan menentukan strategi bagi SI/TI. Penjelasan secara terperinci akan diuraikan sebagai berikut:

Dokumen terkait