TUGAS AKHIR
Oleh
NELI KURNIA SARI
NIM. 2013 301 0023
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
i
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)
Program Studi D3 Teknik Elektromedik
Oleh
NELI KURNIA SARI NIM. 2013 301 0023
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
xii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...………...……….... iii
LEMBAR PERNYATAAN………..………... iv
ABSTRACT………...……….….……… v
ABSTRAK……….……….. vi
KATA PENGANTAR………....……. vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ……… x
MOTTO……… xi
DAFTAR ISI ………...……… xii
DAFTAR GAMBAR ………...………... xv
DAFTAR TABEL ………... xvii
BAB I PENDAHULUAN……….…………. 1
1.1.Latar Belakang ………..…………... 1
1.2. Rumusan Masalah ………..……….. 2
1.3. Batasan Masalah ………..……… 2
1.4. Tujuan ………..………..………. 3
1.5. Manfaat ………..………...…….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 5
2.1. Tinjauan Alat …..………. 5
2.2. Kalori………..……….………….. 6
xiii
tubuh……….………....… 12
2.3. Load Cell ………. 13
2.4. IC HX 711 ...………..……….…….. 14
2.5. Regulator ……….. ………. 16
2.6. Arduino Uno ………...…………...……….. 17
2.7. LCD 16 x 2 ……….……. 20
BAB III METODOLOGI……….…...… 28
3.1. Diagram Blok …………...………….…….………. 28
3.1.1. Cara Kerja Blok Diagram ………..……. 28
3.2. Diagram Alir Proses ……….……... 29
3.2.1. Cara kerja diagram alir………..………. 29
3.3. Diagram mekanis system .……… 30
3.4. Pembuatan Casing box ………...…………... 31
3.5. Merakit Sensor Load Cell ……….………...………… 32
3.6. Pembuatan Power Supplay …………...……….…. 33
3.7. Pembuatan Program ……… 35
3.8. Jenis Penelitian ……… 39
3.9. Variable Penelitian ……….. 40
3.10. Rumus Statistik ……….. 40
xiv
4.2. Kerja Alat ………..……..……….…….. 45
4.3. Pengujian alat dan Hasil pengujian……….….……… 46
4.4. Hasil perhitungan dan analisa …………...…... 74
4.5. Pembahasan kinerja system keseluruhan …... 77
4.6.Kelebihan modul TA ………. 78
4.7.Kekurangan modul TA ……….. 78
4.8.Langkah penggunaan aat atau SOP ……….. 78
BAB V PENUTUP……….……. 80
5.1. Kesimpulan …………...……….….…….…… 80
5.2. Saran ……...……….……… 81
DAFTAR PUSTAKA …………...……… 82
xv
Gambar 2.3. Konfigurasi Pin ATMega 328 pada Arduino Uno …. 19
Gambar 2.4. Skematik LCD 16X2 ……… 23
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem ………. 28
Gambar 3.2. Diagram Alir ……….. 29
Gambar 3.3. Dimensi rancangan alat ……….. 31
Gambar 3.4. Perakitan Modul sensor Load Cell ………. 33
Gambar 3.5. Layout Power Supplay ……… 35
Gambar 4.1. Diagram perbandingan kalori dengan gram nasi …… 49
Gambar 4.2. Diagram perbandingan kalori dengan gram nasi tim .. 51
Gambar 4.3. Diagram perbandingan kalori dengan gram nasi merah ……….. 53
Gambar 4.4. Diagram perbandingan kalori dengan gram papaya… 55 Gambar 4.5. Diagram perbandingan kalori dengan gram pisang … 57 Gambar 4.6. Diagram perbandingan kalori dengan gram apel …… 59
Gambar 4.7. Diagram perbandingan kalori dengan gram bayam rebus ………... 61
Gambar 4.8. Diagram perbandingan kalori dengan gram kangkung rebus ………... 63
Gambar 4.9. Diagram perbandingan kalori dengan gram kentang rebus ………... 65
Gambar 4.10. Diagram perbandingan kalori dengan gram ayam goreng ………... 67
Gambar 4.11. Diagram perbandingan kalori dengan gram empal
xvii
Tabel 2.10. Keterangan geser cursor dan display……… 27 Tabel 4.1. Data hasil perbandingan berat pada modul dengan anak timbang ……… 47
Tabel 4.2. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi …… 48
Tabel 4.3. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi tim ………... 51
Tabel 4.4. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi merah ………. 53
Tabel 4.5. Data perbandingan kalori dengan gram pada papaya … 55 Tabel 4.6. Data perbandingan kalori dengan gram pada pisang … 57 Tabel 4.7. Data perbandingan kalori dengan gram pada apel …… 59
Tabel 4.8. Data perbandingan kalori dengan gram pada bayam rebus ………..…… 61
Tabel 4.9. Data perbandingan kalori dengan gram pada kangkung rebus ………..…… 63
Tabel 4.10. Data perbandingan kalori dengan gram pada kentang rebus ………..…… 65
xviii
v
2013 301 0023
Alat penghitung kalori pada makanan merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghitung jumlah kalori pada beberapa jenis makanan. Alat ini menggunakan sensor Load Cell yang berfungsi untuk mendeteksi beban yaitu makanan yang ditimbang, dan selanjutnya dikonversi dalam satuan kalori. Untuk meringankan tugas para ahli gizi dan orang yang sedang diet kalori maka penulis membuat alat penghitung kalori pada makanan. Dengan menggunakan sensor Load Cell untuk menyensor berat. Serta menggunakan modul penguat IC HX 711 sebagai penguatan dari keluaran Load Cell yang masih milivolt sekaligus sebagai ADC. Sistem pemrograman yang digunakan penulis adalah Arduino Uno, yang mengkonversi satuan gram menjadi satuan kalori serta dapat ditampilkan pada LCD karakter 16 X 2.
Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode pre
eksperimental dengan jenis penelitian “after only design” yaitu Alat Penghitung Kalori pada Makanan dengan menghitung jumlah kalori pada beberapa jenis makanan. Sehingga penulis hanya melihat hasil tanpa mengukur keadaan sebelumnya.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan nilai perbandingan antara pengukuran alat dan pembanding yang tidak jauh berbeda dan setelah melalui pengujian alat dan pendataan secara umum didapatkan error sebesar 0% pada berat 0 gram, error sebesar 0% pada berat 50 gram, error sebesar 0% pada berat 100 gram, error sebesar 0,1 % pada berat 150 gram, error sebesar 0.06 % pada berat 200 gram, error
sebesar 0% pada berat 250 gram, error sebesar 0.06% pada berat 300 gram, error sebesar 0.02% pada berat 350 gram, error sebesar 0% pada berat 400 gram, error sebesar 0.17% pada berat 450 gram, error sebesar 0.02% pada berat 500 gram, error sebesar 0% pada berat 550 gram, error
sebesar 0,05% pada berat 600 gram, error sebesar 0% pada berat 650 gram, error sebesar 0.02% pada berat 700 gram, error sebesar 0.06% pada berat 750 gram, error sebesar 0.03% pada berat 800 gram, error
sebesar 0% pada berat 850 gram, error sebesar 0.06% pada berat 900 gram, error sebesar 0.03% pada berat 950 gram, maka dapat sisimpulkan bahwa alat dapat digunakan dengan baik.
vi
NELI KURNIA SARI 2013 301 0023
Food calorie counter is a device used to count the number of calories in some foods. This tool uses load cell sensor which serves to detect foods that weighed load and then converted in units of calories. To ask nutritionists and people who are calorie diet, the authors make a calorie counter tool on food. By using loadcell sensor for sensing weight.
As well as using IC amplifier modules HX 711 as the strengthening of output Load Cell is still millivolts at the same time as the ADC. System programming used by the author is the Arduino Uno, which convert grams into units of calories and can be displayed on the LCD characters 16 x 2.
Research and manufacturing of this module using pre-experimental method with type research “after only design”food calorie counter by counting number of calories in some foods. So I’ll jjust see results without measuring its previous state.
Based measurements that heve to be got value comparison between measurement and comparison tools that are not much different, and after going through testing and adata collection tools are generally obtained error of 0% on the weight 0 gram, the error amounted to 0 % on the weight of 50 grams, an error 0% at 100 grams, an error 0,1% at 150 grams, an error 0,06% at 200 grams, an error 0% at 250 grams, an error 0,06% at 300 grams, an error 0,02% at 350 grams, an error 0% at 400 grams, an error 0,17% at 450 grams, an error 0,02% at 500 grams, an error 0% at 550 grams, an error 0,05% at 600 grams, an error 0% at 650 grams, an error 0,02% at 700 grams, an error 0,06% at 750 grams, an error 0,03% at 800 grams, an error 0% at 850 grams, an error 0,06% at 900 grams, an error 0,03% at 950 grams, it can b concludd that the tool can be used well.
1
Kalori adalah sebuah satuan unit untuk menghitung jumlah energi.
Setiap makanan yang kita makan, mengandung sejumlah kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan suatu aktivitas. Kalori bisa
diibaratkan sebagai bahan bakar dari suatu mesin untuk bergerak dan
menjalankan tugasnya. Kalori yang terkandung dalam makanan disediakan
oleh karbohidrat, protein, dan lemak. Diantara ketiganya, lemak
mengandung kalori terbesar. Tiap gram lemak mengandung 9 kalori,
sedangkan tiap gram protein dan karbohidrat masing – masing mengandung
4 kalori. Kandungan gizi tiap 100 gram nasi putih mengandung 180 kkal,
40,6 gram karbohidrat, 0,1 gram lemak, dan 2,1 gram protein. Nasi putih
paling seering dikonsumsi masyarakat Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Nasi putih bebas gluten dan bebas kolestrol. Meskipun mengandung vitamin
B1 dan mineral, kandungan gizi keseluruhan nasi merah masih lebih tinggi
dari pada nasi putih. Batas konsumsi kalori per hari sekitar 1800 – 2500
kkalori, dan bisa bervariasi tergantung umur, berat badan, dan aktivitas.
Untuk makanan yang mencantumkan energi dalam bentuk kilojoule ( KJ ),
cukup kalikan nilai kilojoule tersebut dengan 4,2 ( 1 Joule = 4,2 Kalori ).
Tubuh membutuhkan energi (yang disebut kalori) dalam melakukan
aktivitas sehari – hari. Kebutuhan kalori harian tiap individu berbeda – beda.
kalori individu sebesar 2000 kkalori/hari. Pada kenyataannya banyak orang
yang tidak memperhatikan jumlah kalori pada makanan yang mereka
konsumsi setiap harinya. Jika kebisaaan tersebut tetap dibiarkan maka akan
berdampak pada obesitas dan obesitas tersebut akan memicu penyakit lainya
antara lain kepikunan, depresi, gangguan mata, tekanan darah tinggi,
masalah kesehatan gigi dan mulut, infeksi telinga kronis, sleep apnea, asma,
dan berbagai penyakit lainnya.
Pada rumah sakit pemberian makanan pada pasien harus sesuai dengan
kalori yang dibutuhkan pasien, sehingga para ahli gizi dirumah sakit harus
benar - benar memberi takaran yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Untuk
memudahkan para ahli gizi dalam menghitung kalori makanan yang
dibutuhkan oleh pasien, bagaimana jika dibuat neraca yang dapat
menghitung kalori pada beberapa jenis makanan.
Berdasarkan masalah diatas penulis ingin membuat inovasi alat dan
mengangkat judul “Alat Penghitung Kalori pada Makanan Berbasis Arduino
Uno“.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah tersebut
diatas, maka rumusan masalah pada karya tulis ini yaitu : “ Bagaimana cara
membuat alat penghitung kalori pada beberapa jenis makanan ? “.
1.3. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi pelebaran masalah yang akan dibahas, maka penulis
1. Menggunakan Load Cell sebagai sensor berat.
2. Menggunakan Modul HX 711.
3. Menggunakan Modul Arduino Uno.
4. Batas pengukuran beban maksimal 1 kg.
5. Jenis makanan yang akan diukur meliputi makanan 5 sehat yang terdiri
dari makanan pokok ( nasi putih, nasi tim, nasi merah ), buah ( papaya,
pisang, apel ), sayur ( bayam rebus, kentang rebus, kangkung rebus ),
lauk pauk ( ayam goreng, empal goreng, tempe goreng ), susu ( keju ),
dan pengukuran jenis makanan yang satu dengan yang lain dilakukan
secara terpisah.
6. Pembuatan jenis makanan tergantung para ahli gizi.
7. Menggunakan tampilan LCD karakter.
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah dibuatnya “Alat
Penghitung Kalori pada Makanan Berbasis Arduino Uno”.
1.4.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan karaya tulis ini yaitu :
a. Membuat rangkaian Power Supply.
b. Merangkai modul penguat Load Cell.
1.5. Manfaat
1.5.1. Manfaat Teoritis
Dapat menerapkan teori – teori tentang elektronika untuk
pengembangan alat kesehatan bagi mahasiswa khususnya jurusan Teknik
Elektromedik.
1.5.2. Manfaat Praktis
a. Dapat mempermudah perawat, dokter dan analis gizi dalam
menghitung kalori pada makanan yang akan diberikan pada pasien
penderita penyakit tertentu.
b. Memudahkan orang untuk menghitung / membatasi kalori yang akan
dimakan.
c. Membantu menentukan berat kalori pada makanan untuk orang yang
5
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa lain yang
berhubungan dengan alat yang penulis buat adalah yang pertama ditulis oleh
Saudara Faris Anggriawan dari Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik
Lesehatan Kemenkes Surabaya dengan judul penelitian Rancang Bangun
Penghitung kalori pada Makanan. Alat yang dibuat menggunakan
microcontroller ATMega 8, menggunakan sensor Load Cell sebagai sensor
berat, menggunakan penguat AD 620 dan LCD 16 x 2 sebagai display. Pada
alat ini masih terdapat kekurangan yaitu hanya menampilkan berat kalori
saja sehingga kita tidak bisa melihat berat makanan yang di konsumsi dan
masih perlu menggunakan downloader untuk mengirim data dari PC ke
microcontroller yang di pakai.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Saudari Try Utami Hidayah, dkk
dari Teknik Komputer Akademi Informasi dan Komunikasi Padang dengan
judul penelitian Rancang Bangun Timbangan Buah Digital dengan Keluaran
Berat dan Harga. Alat yang dibuat mengguankan microcontroller ATMega
32 sebagai pengendali, menggunakan sensor Load Cell sebagai sensor berat
dan LCD 16 x 2 sebagai display. Pada alat ini masih terdapat kekurangan
yaitu masih perlu menggunakan downloader untuk mengirim data dari PC
Dari penelitian tersebut, penulis membuat alat berupa Alat Penghitung
kalori pada Makanan berbasis Arduino Uno. Alat yang penulis buat
menggunakan sensor Load Cell sebagai sensor berat dengan beban
maksimal 1 kg, menggunakan Arduino Uno sebagi pengendali,
menggunakan penguat HX 711 sebagai penguatan dari output sensor yang
masih dalam bentuk milivolt, menggunakan LCD 16 x 2 sebagai display.
Kelebihan dari alat yang dibuat oleh penulis adalah menampilkan berat
kalori sekaligus berat makanan yang di ukur dan tidak membutuhkan
downloader untuk mengirim data dari PC ke microcontroller yang di pakai
sehingga program langsung bisa di tanam pada modul Arduino Uno.
2.2. Kalori
Kalori adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan jumlah energi.
Pada umumnya kalori digunakan untuk menunjukkkan jumlah energi yang
terkandung dalam makanan. Kalori dapat diperoleh dari asupan nutrisi
berupa karbohidrat, lemak, protein dan alkohol. Tubuh membutuhkan
energi ( yang disebut kalori ) dalam melakukan aktivitas sehari – hari.
Pembagian kalori yang seimbang mengacu pada piramida makanan.
Piramida makanan menggunakan klasifikasi grup makanan dan mengatur
jumlah yang harus di konsumsi perindividu. Kebutuhan kalori harian tiap
individu berbeda – beda. Namun, secara umum Departemen Kesehatan RI
Berikut adalah tabel kebutuhan kalori untuk berbagai kelompok umur.
Tabel ini dapat membantu mengetahui kebutuhan kalori berdasarkan usia,
jenis kelamin & aktifitas yang dilakukan.
Tabel 2.1. Kebutuhan Kalori Manusia Berdasarkan Umur dan Aktifitas.
Pengaturan kalori sangatlah penting. Pengaturan keseimbangan kalori
yang baik dapat membantu anda mempertahankan pola hidup sehat, berat
badan ideal dan mencegah penyakit metabolic di kemudian hari.
2.2.1. Jenis Makanan Yang Mengandung Kalori 1. Makanan Pokok
Makanan utama atau makanan pokok berfungsi sebagai sumber
tenaga bagi tubuh untuk melakukan aktifitas sehari – hari. Contoh
makanan pokok adalah nasi, jagung, oat, kentang, gandum / tepung
terigu, serta umbi umbian lainnya. Makanan pokok tiap Negara
2. Lauk Pauk
Lauk pauk pada makanan memiliki fungsi untuk memenuhi
kebutuhan zat pembangun pada tubuh. Contoh dari lauk pauk yaitu
tempe, tahu, telur, daging, ikan, dan lain – lain. Lauk pauk juga
membantu menambah protein dalam tubuh sehingga membantu
pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
3. Sayur Mayur
Sayur sayuran pada makanan memiliki fungsi untuk memenuhi
kebutuhan zat pengatur pada tubuh. Contoh dari sayur mayur adalah
kangkung, bayam, terong, kacang panjang, dan lain - lain. Sayur
mayur bagus di konsumsi sebagai penyeimbang dan kebutuhan
vitamin serta protein, sehingga badan lebih segar dan metabolisme
terjaga.
4. Buah
Mirip dengan sayur mayur, buah – buahan pada makanan memiliki
fungsi untuk memenuhi kebutuhan zat pengatur pada tubuh. Contoh
dari buah – buahan yang diuji coba adalah apel, manggis, markisa,
salak pondoh, jeruk, nanas dan lain sebagainya. Buah – buahan juga
sangat membantu dalam program diet dikarenakan kandungan serta,
vitamin, dan protein di dalam makanan. Mengkonsumsi buah setiap
hari dapat membantu metabolisme dan membuat badan lebih segar.
Tabel 2.2. Daftar Kalori yang dibahas / 100 gram.
Jenis makanan Jumlah kalori (Kalori)
Nasi 180
Nasi tim 120
Nasi Merah 149
Papaya 46
Pisang 127
Apel 58
Bayam Rebus 23
Kangkung Rebus 22
Kentang Rebus 62
Ayam Goreng 270
Empal Goreng 248
Tempe Goreng 350
Keju 326
Data Tabel 2.2. didapat dari Tabel Komposisi Pangan Indonesia
yang dibuat oleh DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (DPD
PERSAGI). Pada data tersebut dibuat dengan takaran per 100 gram.
2.2.2. Dampak jika tidak memperhatikan jumlah kalori yang dikonsumsi. Keseimbangn kalori yang dimakan dan yang dikeluarkan saat
beraktivitas sangat penting untuk membantu menjaga berat badan tetap
stabil. Kelebihan 500 kalori setiap hari menyebabkan berat badan naik
setengah kilogram dalam seminggu. Begitu juga sebaliknya, kurangi saja
– 2 kilogram, ( dr. Em Ynir Sp.PD-KEMD, Kepala Divisi Metabolik dan
Endokrinologi Departemen penyakit Dalam RSCM ), apabila kalori dalam
tubuh tidak bisa kita kendalikan secara teratur maka akan berdampak pada
obesitas dan berbagai penyakit lainnya seperti :
1. Kepikunan
Menurut studi tahun 2008, yang dilakukan oleh peneliti dari
Amerika menemukan bahwa kelebihan berat badan meningkatkan
resiko demensia substansial karena penurunan suplai darah ke otak.
Baik penyakit Alzheimer maupun demensia, keduanya ditandai oleh
kepikunan. Untungnya, resiko tersebut dapat dikurangi dengan
memperbaiki pola makan dan rutin berolahraga sejak dini.
2. Masalah kesehatan mata
Suatu studi menemukan bahwa wanita dengan BMI ( Body Mass
Index ) 23 atau lebih besar memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap
katarak dibandingkan dengan wanita dengan BMI yang lebih rendah,
bahkan setelah disesuaikan untuk faktor – faktor lain seperti usia.
3. Masalah kesehatan gigi dan mulut
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang obesitas
lebih mungkin mengalami masalah kesehatan oral dibanding orang
yang berat badan normal. Pasien kerusakan gigi dan penyakit
periodontal yang obesitas cenderung membutuhkan waktu
4. Infeksi telinga kronis
Pada anak – anak, obesitas mungkin terkait dengan meningkatnya
resiko otitis media, atau yang lebih dikenal sebagai infeksi telinga
tengah.
5. Sleep apnea
Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan
berhentinya napas ketika tidur hingga beberapa detik yang dapat
menghambat aliran oksigen ke otak. Orang yang mengalami obesitas
memiliki resiko yang lebih besar terhadap sleep apnea. Ukuran leher
yang semakin besar karena obesitas juga dapat meningkatkan resiko
sleep apnea.
6. Berbagai jenis kanker
National cancer Institute mencatat bahwa obesitas berhubugan
dengan peningkatan resiko berbagai jenis kanker seperti pancreas,
usus besar, endometrium, ginjal, tiroid dan kanker kandung empedu.
Persentase kasus kanker yang terkait obesitas khususnya pada kanker
yang berhubungan dengan metabolisme memiliki resiko hingga 40
persen.
7. Policyatic Ovary Syndrome ( PCOS )
PCOS adalah penyebab infertilisasi atas kemandulan yang paling
umum pada wanita.Hal ini disebabkan oleh resistansi insulin dan
8. Infertilisasi pria
Bukan hanya wanita saja yang kesulitan mendapatkan kehamilan
karena kelebihan berat badan. Pria yang kelebihan berat badan atau
obesitas memiliki jumlah sperma yang lebih rendah dibandingkan
dengan pria dengan BMI ( Body Maks Index ) yang ideal.
9. Arthritis
Sekitar 15 persen orang yang obesitas mengembangkan arthritis
atau nyeri sendi yang umunya terjadi dilutut. Suatu studi
menunjukkkan bahwa 1 dari 5 orang dewasa setiap 50 juta penduduk
Amerika telah didiagnosa menderita arthritis karena kelebihan berat
badan.
2.2.3. Cara menghitung asupan kalori yang ideal bagi tubuh
1. Hitung berat badan ( BB ) ideal terlebih dahulu dengan rumus :
BB ideal = tinggi badan atau ( TB – 100 ) – 10 % TB.
2. BB ideal memiliki toleransi, yaitu 10 persen dari BB ideal itu sendiri.
Jika BB saat ini berada diantara dua batas tersebut, maka masih bisa
dikatakan normal.
3. Hitung kalori dasar yang dibutuhkan :
Kalori dasar = BB ideal x 25 ( untuk wanita )
Kalori dasar = BB ideal x 30 ( untuk pria )
4. Untuk anda yang memilki aktifitas sedang, tambah angka tersebut
Keterangan :
BB adalah berat badan dalam kilogram ( kg ).
TB adalah tinggi badan dalam centimeter ( cm ).
2.3. Load Cell
Load cell adalah komponen utama pada system timbangan digital.
Tingkat keakurasian timbangan bergantung dari jenis load cell yang dipakai.
Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi di
strain gauge akan berubah yang dikeluarkan melalui empat kabel. Dua kabel
sebagai eksitasi dan kabel lainnya sebagai sinyal keluaran ke kontrolnya.
Sebuah load cell terdiri dari konduktor, strain gage, dan wheatstone
bridge. Tegangan keluaran dari sensor load cell sangat kecil, sehingga untuk
mengetahui perubahan tegangan keluaran secara linier dibutuhkan rangkaian
penguat instrument.
Dalam hal ini digunakan IC amplifier HX 711 yang memang dibuat
khusus untuk menguatkan tegangan keluaran yang sangat kecil hingga
kurang dari satuan milivolt, salah satunya sensor load cell, hingga ukuran
tegangan dalam satuan milivolt.
Adapun spesifikasi dari load cell yang dipakai pada tugas akhir ini
adalah sebgaai berikut.
a. Kapasitas : 1 kg
b. Output : 1.0 ± 0.15mV / V
c. Input : 5V
2.4. IC HX 711
IC HX 711 merupakan sebuah penguat yang digunakan untuk mengolah
keluaran yang dikeluarkan oleh load cell. IC ini digunakan agar keluaran
dari load cell bisa terbaca oleh arduino. Keluaran dari IC tersebut berupa
voltase yang apabila load cell ditekan maka resistansi keluarannya berubah.
Voltase yang digunakan IC ini adalah 2.6 ~ 5.5 V.
Adapun Pin IC HX 711 dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut.
Gambar 2.1. Pin HX 711.
Adapun beberapa pin yang digunakan agar HX 711 dapat berjalan dan
Tabel 2.3. Deskripsi Pin.
Pin Nama Fungsi Deskripsi
1 VSUP Power Regulator supply 2.7 ~ 5.5 V
2 BASE Analog Output Regulator control output ( ketika tidak
memakai NC )
3 AVDD Power Analog suplly 2.6 ~ 5.5 V
4 VBG Analog Input Regulator control input ( dihubungkan ke
AGND ketika tidak digunakan )
5 AGND Ground Ground
6 VBG Analog Output Reference bypass output
7 INA - Analog Input Channel A input negative
8 INA + Analog Input Channel A input negative
9 INB - Analog Input Channel B input negative
10 INB + Analog Input Channel B input negative
11 PD_SC
CK
Digital Onput Power down control
12 DOUT Digital Output Serial data output
13 XO Digital I/O Crystal I/O
14 XI Digital Input Crystal I/O atau external clock input
15 RATE Digital Input Output data rate control 0 : 10 Hz, 1: 80
2.5. Regulator
Regulator adalah suatu rangkaian elektronik yang berfungsi untuk
mengatur agar tegangan keluarannya tetap berada pada posisi yang
ditentukan walau tegangan masukkannya berubah – ubah. Rangkaian
regulator ini kemudian dikemas dalam bentuk sirkuit terintegrasi. IC
regulator banyak dijumpai di masyarakat. Salah satu IC yang digunakan
adalah fixed voltage regulator. IC regulator jenis ini merupakan regulator
yang jenis keluarannya telah ditentukan sehingga tidak banyak komponen
tambahan untuk merangkai regulator menggunakan IC ini.
Contoh IC regulator ini yang paling popular adalah keluaran 78XX
(positif) dan 79XX (negative). Tanda XX merupakan besar tegangan
keluaran yang diatur oleh IC tersebut. Dibawah ini salah satu contoh IC
regulator yang telah ditentukan keluarannya.
1. Regulator 7805 dan 7905 menghasilkan tegangan keluaran sebesar +
5VDC atau -5VDC.
2. Regulator 7809 atau 7909 menghasilkan tegangan keluaran sebesar
+9VDC atau -9VDC.
3. Regulator 7812 atau 7912 menghasilkan tegangan keluaran sebesar
2.6. Arduino Uno
Arduino Uno merupakan single-board microcontroller yang dibuat
untuk keperluan proyek elektronika multi disiplin agar lebih mudah di
wujudkan. Desain dari hardware Arduino Uno terdiri dari 8 bit Atmel AVR
microcontroller, atau 32 bit Atmel ARM dimana desain tersebut bersifat
terbuka (open source hardware). Arduino Uno software terdiri dari compiler
bahasa pemrograman standar dan sebuah boot loader yang dieksekusi dalam
microcontroller.
Berikut adalah gambar Hardware Arduino Uno yang ditunjukkan oleh
Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Hardware Arduino Uno.
Pada Gambar 2.2. dapat dilihat Board Arduino Uno merupakan sebuah
minimum system yang terdiri dari microcontroller Atmel 8 bit AVR dan
beberapa komponen pendukung untuk memfasilitasi pemrograman dan
Hal terpenting dari sebuah board Arduino Uno dapat digabungkan
dengan beberapa papan rangakaian lain yang menggunakan standar pin
Arduino Uno yang kemudian modul tersebut dikenal sebagai shields. Secara
official sebuah system Arduino Uno menggunakan seri Atmel ATMega
AVR, yang secara khusus adalah ATMega 8, ATMega 168, ATMega 328,
ATMega 1280, ATMega 2560 dan chip tersebut di kelompokkan menjadi
dua frekuensi kerja yaitu 8 MHz pada tegangan kerja 3.3 Volt Dc dan 16
MHz pada tegangan kerja 5 Volt Dc.
Pada dasarnya dengan adanya bootloader ArduinoUno memungkinkan
sebuah microcontroller diprogram melalui koneksi USB (Universal Serial
Bus) dengan sebuah IC (Integrated Circuit) interface USB. Pada seri board
Diecilima, Deumilanove, dan Uno terdapat 14 digital pin I/O (input-output ),
dimana 6 buah analog input, Pin tersebut terdapat dibagian atas board
melalui header female konektor dengan jarak pin standar 0.10-Inch (2.5
mm). sebagian library telah tersedia baik secara open source maupun
komersial untuk mendukung penggunaan shields dalam pemrograman
Arduino. Memory Arduino ATMega 328 ini memiliki 32 kb dengan 0,5 kb
digunakan loading file. ATMega 328 juga memiliki 2 kb dari SRAM dan 1
Untuk konfigurasi pin ATMega 328 pada Arduino dapat dilihat pada
Gambar 2.3. berikut.
Gambar 2.3. Konfigurasi pin ATMega 328 pada Arduino Uno. Pemrograman pada Arduino Uno menggunakan bahasa C dan untuk
pemrogramannya menggunakan suatu perangkat lunak yang bisa digunakan
untuk semua jenis arduino. Microcontroller yang digunakan pada Arduino
Uno adalah ATMega 328 yang didalamnya sudah terpasang bootloader yang
memungkinkan pengguna untuk mengunggah kode tanpa menggunakan
tambahan perangkat keras. Fasilitas komunikasi yang dimiliki
microcontroller Arduino Uno meliputi komunikasi antara Arduino Uno
dengan computer, Arduino Uno dengan Arduino lain, dan Arduino Uno
Hal tersebut dikarenakan microcontroller ATMega 328 yang digunakan
pada Arduino Uno menyediakan fasilitas USART ( Universal Syinchronous
and asynchronous Serial Receiver and Transmitter) yang terdapat pada pin
D.0 ( Rx) dan pin D.1 (Tx).
2.7. Liquid Crystal Display (LCD) 16 X 2
Menurut Abdul Kadir (2013 : 196), Liquid Crystal Display(LCD) adalah
komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki
dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti
itu biasa disebut LCD 16x2. Ada dua jenis utama layar LCD yang dapat
menampilkan numerik (digunakan dalam jam tangan, kalkulator, dll) dan
menampilkan teks alfanumerik (sering digunakan pada mesin foto copy dan
telepon genggam).
Dalam menampilkan numerik ini kristal yang dibentuk menjadi bar, dan
dalam menampilkan alfanumerik kristal hanya diatur kedalam pola titik.
Setiap kristal memiliki sambungan listrik individu sehingga dapat dikontrol
secara independen. Ketika kristal off' (yakni tidak ada arus yang melalui
kristal) cahaya kristal terlihat sama dengan bahan latar belakangnya,
sehingga kristal tidak dapat terlihat. Namun ketika arus listrik melewati
kristal, itu akan merubah bentuk dan menyerap lebih banyak cahaya.
Hal ini membuat kristal terlihat lebih gelap dari penglihatan mata
manusia sehingga bentuk titik atau bar dapat dilihat dari perbedaan latar
belakang. Sangat penting untuk menyadari perbedaan antara layar LCD dan
Sebuah LED display (sering digunakan dalam radio jam) terdiri dari
sejumlah LED yang benar-benar mengeluarkan cahaya (dan dapat dilihat
dalam gelap). Sebuah layar LCD hanya mencerminkan cahaya, sehingga
tidak dapat dilihat dalam gelap.
LMB162A adalah modul LCD matrix dengan konfigurasi 16 karakter
dan 2 baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5
kolom pixel (1 baris terakhir adalah kursor).
Memori LCD terdiri dari 9.920 bir CGROM, 64 byte CGRAM dan 80x8
bit DDRAM yang diatur pengalamatannya oleh Address Counter dan akses
datanya (pembacaan maupun penulisan datanya) dilakukan melalui register
data.
Pada LMB162A terdapat register data dan register perintah. Proses
akses data ke atau dari register data akan mengakses ke CGRAM, DDRAM
atau CGROM bergantung pada kondisi Address Counter, sedangkan proses
akses data ke atau dari register perintah akan mengakses Instruction
Decoder (dekoder instruksi) yang akan menentukan perintah–perintah yang
akan dilakukan oleh LCD.
Dibawah ini data adalah penjelasan pin LCD 2x16. (Abdul Kadir, 2013:
Tabel 2.4. Pin LCD 16 X 2
No.Pin Nama Pin I/O Keterangan
1 VSS Power Catu daya, ground (0V)
2 Vdd Power Catu daya positif
3 V0 Power
Pengatur kontras. Menurut datasheet, pin ini perlu dihubungkan dengan pin VSS melalui resistor 5 Kohm. Namun, dalam praktik, resistor yang digunakan sekitar 2,2Kohm
4 RS Input
Registerselect
RS= HIGH: untuk mengirim data
RS=LOW: untuk mengirim intruksi
5 R/W Input
Read/Writecontrol bus
R/W=HIGH: Mode untuk membaca data di LCD
R/W=LOW: Mode penulisan ke LCD
Dihubungkan dengan LOW untuk pengiriman data ke layar.
6 E Input
Data enable, untuk mengontrol ke LCD. Ketika bernilai LOW, LCD tidak dapat diakses.0 = start to lacht data to LCD character I = disable
7 DB0 I/O Data
Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat
logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua
jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu untuk sejumlah
waktu tertentu ( sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut ) dan berikutnya set
EN ke logika low “0” lagi.
Kemudian untuk jalur RS adalah jalur registerselect. Ketika RS berlogika
low “0”, data akan dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (
seperti clear screen, posisi kursor, dll ). Ketika RS berlogika high “1”, data yang
dikirim adalah data text yang akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai
contoh, untuk menampilkan huruf “T” pada layar LCD maka RS harus diset
logika high “1”.
Selanjutnya yang terakhir jalur RW adalah jalur kontrol Read/Write.
Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada
layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan melakukan
pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu
diberi logika low ”0”. Dibawah ini merupakan tampilan dari LCD 16 x 2 yang
ditunjukkan oleh Gambar 2.4. berikut.
Didalam LCD ada beberapa perintah dasar yang harus dipahami, yaitu
adalah inisialisasi LCD Character.
1. Function Set
Berfungsi untuk mengatur interface lebar data, jumlah dari baris dan ukuran
font character. Function Set dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.5 Function Set.
RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
0 0 0 0 1 DL N F X X
Keterangan :
X = Don’t care
DL = Mengatur lebar data
DL = 1, Lebar data interface 8 bit ( DB7 s/d DB0)
DL = 0, Lebar data interface 4 bit ( DB7 s/d DB4)
Ketika menggunakan lebar data 4 bit, data harus dikirimkan dua kali.
N=1, Display dua baris
N=0, Display satu baris
2. Entry Mode Set
Berfungsi untuk mengatur increment/decrement dan mode geser. Entry
Mode Set dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.6 Entry Mode Set.
RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
Keterangan :
I/D = decrement dari alamat DDRAM dengan ketika kode karakter
dituliskan ke DDRAM.
I/D = “0”, decrement.
I/D = “1”, increment.
S = Geser keseluruhan display ke kanan dan ke kiri.
S = 1, geser ke kiri atau ke kanan bergantung pada I/D.
S = 0, display tidak bergeser.
3. Display On/Off Cursor.
Berfungsi untuk mengatur status display ON/OFF, cursor ON/ OFF dan
fungsi Cursor Blink. Display On/Off ditunjukkan pada Tabel 2.8 berikut.
Tabel 2.7 Display On/Off Cursor.
RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
0 0 0 0 0 0 1 D C B
Keterangan :
D = Mengatur display
D = 1, Display is ON
D = 0, Display is OFF
Pada kasus ini data display masih tetap berada di DDRAM, dan dapat
ditampilkan kembali secara langsung dengan mengatur D=1.
C = Menampilkan kursor
C = 1, kursor ditampilkan
B = karakter ditunjukkan dengan kursor yang berkedip
B =1, kursor blink
4. Clear Display
Berfungsi untuk mengatur perintah hapus layar. Clear Display ditunjukkan
pada Tabel 2.9 berikut.
Tabel 2.8 Clear Display.
RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5. Geser Cursor dan Display
Geser posisi kursor atau display ke kanan atau kekiri tanpa menulis atau
baca data display. Fungsi ini digunakan untuk koreksi atau pencarian
display. Geser Cursor dan Display di tunjukkan oleh Tabel 2.10 berikut.
Tabel 2.9 Geser Cursor dan Display.
RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
0 0 0 0 0 1 D/C R/L X X
Keterangan :
X = Don’t care
Berikut keterangan geser cursor dan display yang ditunjukkan oleh Tabel
Tabel 2.10 Keterangan geser cursor dan display.
D/C R/L NOTE
0 0 Geser posisi cursor ke kiri
0 1 Geser posisi cursor ke kanan
1 0 Geser keseluruh display ke kiri
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sistem
Diagram blok sistem ditunjukkan oleh Gambar 3.1. berikut.
Gambar 3.1. Diagram blok sistem. 3.1.1. Cara kerja blok diagram
Awalnya dilakukan pemilihan jenis makanan. Berat jenis makanan
akan di sensor oleh load cell. Output dari load cell masih kecil.
Kemudian diolah oleh penguat HX 711 agar bisa terbaca oleh Arduino
Uno. Kemudian Arduino Uno mengolah data yang telah diterima.
Sebelumnya, Arduino Uno telah diprogram sehingga hasilnya dalam
satuan kalori. Hasil tersebut, kemudian ditampilkan oleh LCD karakter.
Selain itu, arduino juga menerima perintah dari tombol start, reset,
Tombol – tombol tersebut berfungsi sebgaai pemilihan jenis
makanan, memasukkan jenis makanan, memberikan perintah
memulainya proses perhitungan kalori dan sebagai zero atau
mengenolkan kembali alat agar ketika dipakai hasilnya akurat dan tepat.
3.2. Diagram Alir Proses
Diagram alir proses ditunjukkan oleh Gambar 3.2. berikut.
Gambar 3.2. Diagram alir. 3.2.1. Cara kerja diagram alir
Pertama nyalakan alat kemudian pilih jenis makanan yang akan
dihitung kalorinya. Setelah dipilih tekan enter kemudian letakan terlebih
dahulu wadah makanan yang akan ditimbang kemudian tekan tombol reset
yang berfungsi sebagai pengenolan timbangan. Setelah tampilan muncul
angka 0 maka masukkan jenis makanan kemudian tekan tombol lalu hasil
3.3. Diagram Mekanis Sistem
Pada Gambar 3.3. berikut ini akan dibahas rancangan alat penghitung
kalori pada makanan berupa desain dimensi alat tampak depan, belakang
dan samping.
a. Tampak Depan
b. Tampak Belakang
c. Tampak Samping
Gambar 3.3. Dimensi rancangan alat. Keterangan :
a : Tampilan untuk kalori dan berat.
b : Tombol up/down, reset,enter, back.
c : Tempat untuk meletakkan makanan
d : Tempat kabel power
up reset START
down back
b a
c
d
e : Tombol on/off.
f : Sensor load cell.
Dimensi Alat :
Panjang : 25 cm
Lebar : 20 cm
Tinggi : 15 cm
3.4. Pembuatan Casing box alat 3.4.1. Bahan :
a. Plat aluminium
b. Cat pilok putih dan hitam
c. Akrilik
d. Plat besi
3.4.2. Alat : a. Cutter
b. Pemotong plat
c. Penggaris besi
d. Bor listrik
e. Amplas halus
f. Dempul
3.4.3. Langkah pembuatan :
a. Gambar pola pada plat aluminium sesuai desain yang kita inginkan.
b. Sesuaikan dengan pola komponen yang akan di pasang.
c. Potong dan lubangi pola pada plat meggunakan pemotong plat, lalu
disesuaikan bentuk nya dan di bor.
d. Potong plat besi untuk dudukan sensor Load Cell sesuai pola.
e. Lalu las dengan box plat aluminium yang sudah dibentuk tadi.
f. Potong akrilik bentuk bulat untuk meletakkan media makanan yang
akan di timbang.
g. Lubangi akrilik, dan pasang pada tumpuan plat besi yang sudah
tergabung dengan box plat aluminium.
h. Rapikan las – lasan dengan dempul agar halus.
i. Tunggu kering, lalu warnai box dengan pilok.
j. Setelah box kering, box siap untuk dipasang komponen.
3.5. Merakit SensorLoad Cell
3.5.1. Bahan :
a. Modul sensor Load Cell.
b. Modul penguatan HX 711.
c. Modul Arduino Uno.
d. Pin sisir 8 buah.
e. Kabel jumper female male 8 buah.
3.5.2. Langkah perakitan
Rakit sensor load cell, modul HX 711, dan arduino sesuai dengan Gambar
3.4. berikut.
Gambar 3.4. Perakitan modul sensor load cell. a. Kupas kabel pada sensor load cell.
b. Sambungkan dengan white housing female.
c. Pasang pin sisir pada modul HX 711 dan Arduino Uno.
d. Solder pin sisir yang telah terpasang.
e. Sambungkan kabel loadcell dengan modul HX 711 sesuai gambar di
atas.
f. Sambungkan modul HX 711 dengan Arduino Uno menggunakan jumer
female.
3.6. Pembuatan Power Supply
3.6.1. Bahan : a. Diode 4a
b. Trafo 0,5 A
c. Kapasitor 3300 µf (2)
e. Kapasitor non polar 104 (4)
f. IC regulator 7812
g. LED (1)
3.6.2. Alat :
a. Papan pcb
b. Solder
c. Timah
d. Penyedot timah
e. Gunting
3.6.3. Langkah perakitan
a. Rangkai sistematik rangkaian power supply dengan mengunakan
aplikasi pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul
ini adalah proteus.
b. Setelah sistematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat lay out
nya dan disablon ke papan pcb. Untuk gambar lay out power supply
pada papan pcb dapat dilihat pada gambar 3.5. di bawah ini:
c. Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder.
Rangkaian power supply pada modul ini berfungsi sebagai supply
tegangan ke semua rangkain yang menggunakan tegangan DC. Prinsip
kerja power supply adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC
dengan menggunakan transformator sebagai penurun tegangan dan dioda
sebagai komponen yang berfungsi sebagai penyearah tegangan. Pada
modul ini power supply akan mengubah tegangan AC menjadi DC sebesar
12 VDC dengan mengunakan IC regulator 78012. Adapun tegangan 12
VDC digunakan untuk inputan pada Arduino Uno.
3.7. Pembuatan program
Dalam pembuatan program penulis menggunakan bahasa arduino
atau bahasa C, berikut adalah isi program yang di buat untuk mengisi
microcontroller atau dalam bahasa arduino biasa disebut sketch :
SKETCH PROGRAM LENGKAP
#include <LiquidCrystal.h>
#include <math.h>
#include "HX711.h"
#define tombol1 8
#define tombol2 9
#define tombol3 A3
#define tombol4 A4
#define tombol5 A5
#define __NASI 0 //180
#define __NASI_TIM 1 //120
#define __PEPAYA 3 //46
#define __PISANG 4 //127
#define __APEL 5 //58
#define __BAYAM_REBUS 6 //23
#define __KANGKUNG_REBUS 7 //22
#define __KENTANG_REBUS 8 //62
#define __AYAM_GORENG 9 //270
#define __EMPAL_GORENG 10 //348
#define __TEMPE_GORENG 11 //350
#define __KEJU 12 //326
char str[16];
char strFloat[10];
HX711 scale(A1, A0); // parameter "gain" is ommited; the default value 128 is used by the library
void resetTimbangan(){
char tombol1Var = digitalRead(tombol1);
char tombol2Var = digitalRead(tombol2);
char tombol3Var = digitalRead(tombol3);
char tombol4Var = digitalRead(tombol4);
char tombol5Var = digitalRead(tombol5);
if(choice>12)
pinMode(tombol1, INPUT);
pinMode(tombol2, INPUT);
pinMode(tombol3, INPUT);
pinMode(tombol4, INPUT);
pinMode(tombol5, INPUT);
digitalWrite(tombol1, HIGH);
digitalWrite(tombol2, HIGH);
digitalWrite(tombol3, HIGH);
digitalWrite(tombol4, HIGH);
digitalWrite(tombol5, HIGH);
lcd.begin(16, 2);
lcd.clear();
Serial.begin(38400);
Serial.println("HX711 Demo");
Serial.println("Readings:");
delay(2000);
lcd.clear();
}
void loop() {
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" JENIS MAKANAN: ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(kaloriName[choice]);
bacaTombol();
}
3.8. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai untuk melakukan penelitian ini adalah
after only design. Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil tanpa
mengukur keadaan sebelumnya.
Dalam penelitian terdapat kelompok kontrol. Kelemahan dari
rancangan ini adalah tidak diketahui keadaan awalnya, sehingga hasil yang
didapatkan sulit untuk disimpulkan.
X O
Non Random ---
X = Treatmen/perlakuan yg diberikan ( variabel Independen)
0 = Observasi (variabel dependen)
( - ) = Kelompok control
3.9. Variabel Penelitian 3.9.1. Variabel Bebas
Sebagai variabel bebas yaitu berat jenis makanan.
3.9.2. Variabel Tergantug
Sebagai variable tergantung adalah sensor berat loadcell.
3.9.3. Variabel Terkendali
Sebagai variabel terkendali yaitu Arduino Uno.
3.10. Rumus Statistik
Pengukuran untuk kalibrasi dilakukan sebanyak 20 kali dalam
percobaan dengan membandingkan dengan alat yang berstandar dan dicari
nilai standar deviasi (STDV), angka ketidakpastian dan juga error dengan
rumus sebagai berikut :
3.10.1.Rata – rata
Rata – rata digunakan untuk menghitung hasil pembagian dari jumlah
data yang di ambil atau di ukur dengan banyaknya pengambilan data
∑Xi = Jumlah nilai data
N` = Banyak data ( 1,2,3,…,n )
3.10.2.Simpangan
Simpangan digunakan untuk menghitung selisih dari rata–rata nilai
harga yang dikehendaki dengan nilai yang diukur. Berikut rumus dari
simpangan :
Error (kesalahan) digunakan untuk menghitung selisih antara mean
terhadap masing-masing data. Rumus error adalah:
Error% = Re x100%
3.10.4.Standar Deviasi
Standar deviasi digunakan untuk menghitung suatu nilai yang
menunujukan tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran
standarpenyimpangan dari meannya.
Rumus standar deviasi (SD) adalah: X
(
)
= nilai yang dikehendaki.
n = banyak data.
3.10.5.Ketidakpastian (UA)
Ketidakpastian digunakan untuk menghitung kesangsian yang
muncul pada tiap hasil. Atau pengukuran biasa disebut sebagai
kepresisian data satu dengan data yang lain.
Rumus dari ketidakpastian adalah sebagai berikut:
Ketidakpastian = ��
√� [3-5]
Dimana :
STDV = Standar Deviasi
n = banyaknya data
3.11.Persiapan Bahan
Adapun komponen – komponen penting yang digunakan dalam
pembuatan modul, antara lain :
b. Sensor Load cell
c. LCD 2x16
d. Lampu LED
e. IC ATMega 328
f. Soket IC ATMega 328
g. Minimum Sistem Arduino
h. USB Female
i. Kabel USB
j. Conector 6 pin
k. Conector 5 pin
l. Conector 4 pin
m. Conector 2 pin
n. Push Button
o. Diode 4a
p. Trafo 0,5 A
q. Kapasitor 3300 µf (2)
r. Kapasitor 470 µf (2)
s. Kapasitor non polar 104 (4)
t. IC regulator 7812
3.12.Peralatan yang digunakan
Sebagai sarana pendukung dalam pembuatan tugas akhir ini, ada
beberapa peralatan yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut :
b. Atractor (Penyedot Timah)
c. Toolset
d. Bor PCB
e. Timah (Tenol)
f. Multimeter
g. Komputer
h. Lem tembak
45
4.1. Spesifikasi Alat
a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino
Uno.
b. Display : LCD karakter 16 x 2
c. Daya : +12 Volt DC
d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm.
e. Sensor : Load Cell 1 kg.
4.2. Kerja Alat
Sambungkan kabel power pada alat ke stop kontak. Selanjutnya pada
layar LCD akan muncul kalimat pembuka dilanjutkan ready untuk
pengukuran. Pilih jenis makanan dengan menekan tombol UP/DOWN.
Tekan ENTER setelah selesai memilih jenis makanan. Letakkan mangkok
yang digunakan untuk meletakkan makanan yang akan di ukur lalu tekan
tombol RESET untuk mengenolkan. Setelah itu, letakkan makanan pada
mangkok.
Proses pengukuran akan berjalan dan hasilnya ditampilkan pada LCD.
Jika ingin mengukur makanan dengan jenis yang berbeda maka tekan
tombol BACK untuk memilih jenis makanan kembali. Kemudian ulangi
Pengujian kalibrasi alat menggunakan rumus sebagai berikut :
Berat = ����� �
� � � [4-1]
Cara pengkalibrasian awal adalah sebgaai berikut :
a. Nyalakan alat dan sambungkan arduino ke computer.
b. Letakkan anak timbang, misalnya 500 gram. Kemudian load cell
akan menyensor berat, lalu dikirim ke penguatan HX 711 dan
dilanjutkan ke Arduino. Arduino membaca output dari load cell yang
sudah dikuatkan oleh HX 711.
c. Hasil pembacaan yang tertera adalah 784288. Kemudian kita
masukkan ke rumus. Sehingga didapat hasil dari persamaan (4-1)
sebagai berikut.
Skala = ����� ��
�� �
= �
��
= 1568,576
Dari perhitungan skala diatas, berarti setiap 1 gram skala atau output
dari sensor yang sudah dikuatkan dan diubah ke digital adalah
1568,576.
d. Setelah ketemu skalanya, maka tinggal memasukkan hasil skala ke
berat pada LCD dengan anak timbang yang tealh diukur dengan timbangan
terkalibrasi yang ada di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Berikut data
hasil perbandingan pengukuran berat pada modul dengan anak timbang
yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1.
Tabel. 4.1. Data hasil perbandingan pengukuran berat pada modul dengan anak timbang.
Berat
(Gram)
Hasil pengukuran ke- Rerata
disebabkan karena faktor tegangan supply yang kurang stabil dan keadaan
lingkungan sekitar ketika pengukuran.
4.3.3. Tabel dan grafik pengukuran kalori makanan. Jenis kalori makanan yang akan dibahas antara lain :
1. Nasi
Tabel 4.2. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950
Kalori 0 90.28 180.2 270.2 360.2 450.2 540 630 720 810 900.1 990.1 1080 1170 1260 1350 1440 1530 1620 1710
-89 111 311 511 711 911 1111 1311 1511 1711
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Nasi
terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 180,16 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram
nasi terdapat kalori sebesar 180 kkal. Dan didapatkan selisih 0,16 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada nasi
dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus
terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari
0 kkal hingga 1710 kkal.
2. Nasi Tim
Tabel 4.3. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi tim.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950
Kalori 0 60 120 180 240 300 360 420 480 540.6 600 660 720 780 840 900 960 1020 1080 1140
-89 111 311 511 711 911 1111 1311 1511 1711
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Nasi Tim
terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 120 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram nasi
tim terdapat kalori sebesar 120. Dan didapatkan selisih 0 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada nasi
tim dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang
bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai
kelipatannya dari 0 kkal hingga 1140 kkal.
3. Nasi Merah
Tabel 4.4. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi merah.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 74.5 149 223.2 298 372.5 447 521.5 596 670.5 745 820.5 893 967 1043.6 1117.5 1192 1266.5 1341 1415
-89 111 311 511 711 911 1111 1311 1511 1711
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Nasi Merah
besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 149 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram
nasi merah terdapat kalori sebesar 149. Dan didapatkan selisih 0 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada nasi
merah dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang
bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai
kelipatannya dari 0 kkal hingga 1415 kkal.
4. Pepaya
Tabel 4.5. Data perbandingan kalori dengan gram pada pepaya.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 23 46 69 92 115 138 161 184 207 230 253 276 299 322 345 368 391 414 437
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Pepaya
terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 46 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram pepaya
terdapat kalori sebesar 46 kkal. Dan didapatkan selisih 0 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada
pepaya dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang
bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai
kelipatannya dari 0 kkal hingga 437 kkal.
5. Pisang
Tabel 4.6. Data perbandingan kalori dengan gram pada pisang.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 63.3 127.24 190.3 254.08 317.38 381.08 444.3 508.12 549.7 635.16 698.2 762.24 825.32 889.36 990.78 1053.98 1118.08 1143.12 1206.2
-190 10 210 410 610 810 1010 1210
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Pisang
besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 127,24 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada
100 gram pisang terdapat kalori sebesar 127 kkal. Dan didapatkan selisih 0,24 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada
pisang dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang
bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai
kelipatannya dari 0 kkal hingga 1206,2 kkal.
6. Apel
Tabel 4.7. Data perbandingan kalori dengan gram pada apel.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 28.76 57.76 86.76 115.76 144.76 174.08 203.08 232.08 261.08 290.08 319.08 348.08 377.24 406.24 435.24 464.24 493.24 522.24 551.24
-48 52 152 252 352 452 552
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Apel
besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 57.76 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada
100 gram apel terdapat kalori sebesar 58 kkal. Dan didapatkan selisih 0.24 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada apel
dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus
terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari
0 kkal hingga 551,24 kkal.
7. Bayam Rebus
Tabel 4.8. Data perbandingan kalori dengan gram pada bayam rebus.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 11.3 22.8 34.3 45.8 57.3 69 80.5 92 103.5 115.06 126.56 138.06 149.56 161.12 172.62 184.12 195.62 207.12 218.62
-30 20 70 120 170 220
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Bayam Rebus
terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 22,8 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI
pada 100 gram bayam rebus terdapat kalori sebesar 23 kkal. Dan didapatkan selisih 0,2 kkal.
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada
bayam rebus dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan
yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai
kelipatannya dari 0 kkal hingga 218.62 kkal.
8. Kangkung Rebus
Tabel 4.9. Data perbandingan kalori dengan gram pada kangkung rebus.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 11.16 22.16 33.16 44.16 55.16 66.16 77.16 88.16 99.16 110.16 121.16 132.16 143.16 154.16 165.16 176.16 187.16 198.16 209.16
-30 20 70 120 170 220
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Kangkung Rebus
terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 22,16 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI
pada 100 gram kangkung rebus terdapat kalori sebesar 22 kkal. Dan didapatkan selisih 0,16 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada
kangkung rebus dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai
kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap
sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 209,16 kkal.
9. Kentang Rebus
Tabel 4.10. Data perbandingan kalori dengan gram pada kentang rebus.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 31.16 62.16 93.16 124.16 155.16 186.16 217.16 248.16 279.16 310.16 341.16 372.16 403.16 434.16 465.16 496.16 527.16 558.16 589.16
0 100 200 300 400 500 600
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Kentang Rebus
terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 62,16 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI
pada 100 gram kentang rebus terdapat kalori sebesar 62 kkal. Dan didapatkan selisih 0,16 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada
kentangrebus dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai
kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap
sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 589,16 kkal.
10.Ayam Goreng
Tabel 4.11. Data perbandingan kalori dengan gram pada ayam goreng.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 135.2 270.2 405.2 540.2 675.2 810.2 945.2 1080.2 1215.2 1350.2 1485.2 1620.2 1755.2 1890.2 2025.2 2160.2 2295.2 2430.2 2565.2
-430 70 570 1070 1570 2070 2570
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Ayam Goreng
terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 270,2 kkal sedangkan menurut DPD
PERSAGI pada 100 gram ayam goreng terdapat kalori sebesar 270 kkal. Dan didapatkan selisih 0,2 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada
ayam goreng dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan
yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai
kelipatannya dari 0 kkal hingga 2565.2 kkal.
11.Empal Goreng
Tabel 4.12. Data perbandingan kalori dengan gram pada empal goreng.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 124.18 248.18 372.18 496.18 620.18 744.18 868.18 992.18 1116 1240 1364 1488 1612 1736.3 1860.3 1984.3 2108.3 2232.3 2356.3
-140 360 860 1360 1860 2360
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Empal Goreng
terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 248,18 kkal sedangkan menurut DPD
PERSAGI pada 100 gram empal goreng terdapat kalori sebesar 248 kkal. Dan didapatkan selisih 0,18 kkal.
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada
empal goreng dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai
kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap
sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 2356,3 kkal.
12.Tempe Goreng
Tabel 4.13. Data perbandingan kalori dengan gram pada tempe goreng.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 175.2 350.2 525.2 700.2 875.2 1050.2 1225.28 1400.28 1575.28 1750.28 1925.28 2100.28 2275.28 2449.96 2624.96 2799.96 2974.96 3149.96 3324.96
-170 330 830 1330 1830 2330 2830 3330
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Tempe Goreng
terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 350,2 kkal sedangkan menurut DPD
PERSAGI pada 100 gram tempe goreng terdapat kalori sebesar 350 kkal. Dan didapatkan selisih 0,2 kkal.
kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap
sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 3324.96 kkal.
13.Keju
Tabel 4.14. Data perbandingan kalori dengan gram pada keju.
Berat (Gram)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 163.28 326.28 489.28 651.92 814.92 977.92 1140.92 1303.88 1466.88 1629.88 1792.88 1955.88 2118.88 2281.88 2444.88 2607.88 2770.88 2933.88 3096.88
-400 100 600 1100 1600 2100 2600 3100
Ju
ml
a
h
K
a
lo
ri
Berat satuan Gram
Keju
100 gram keju terdapat kalori sebesar 326 kkal. Dan didapatkan selisih 0,28 kkal.