• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Pengendallian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial Pda PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Pengendallian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial Pda PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA MANAJERIAL

PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk BANDUNG

The Effect Of Budgeting Participation

And Accounting Controls On

Managerial Performance

At PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : SUCI RESTIANTI

21107047

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

vi

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung.

Populasi penelitian ini sebanyak 35 orang dengan responden manajer menengah dan manajer tingkat bawah yang terlibat dalam penyusunan anggaran pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung. Metodepenelitian yang digunakan yaitu deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara dan survei dengan pembagian kuesioner kepada responden. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Pengujian statistik menggunakan software SPSS 18 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen X1 yaitu partisipasi penyusunan anggaran dikategorikan cukup baik dengan hasil sebesar 62,86%, variabel independen X2 yaitu pengendalian akuntansi dikategorikan sangat baik dengan hasil sebesar 85,78%, sedangkan variabel dependen Y yaitu kinerja manajerial dikategorikan baik dengan hasil sebesar 69,46%. Kemudian adanya pengaruh yang signifikan mengenai partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung, baik secara simultan yaitu dengan hasil 0,670 or 67% yang artinya apabila partisipasi penyusunan anggaran dan pengandalian tinggi, maka kinerja manajerial akan tinggi pula. Serta secara parsial partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial yaitu sebesar 34,9%. Dan pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial yaitu sebesar 55,4%.

(3)

v

ABSTRACT

The Effect Of Budgeting Participation And Accounting Controls On Managerial Performance At PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Bandung

The purpose of this research is to know the effect of budgeting participation, accounting controls on managerial performance in PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung.

Population of this research is 35 people with respondents middle managers and lower level managers that involved in the preparation of the budgeting on PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, Bandung. The research method that used, is a descriptive verifikatif with quantitative approach. The data collection is done by observation, interviews and survey questioners to the respondents. This research using multiple linear regression analysis. Statistical testing using softwareSPSS18for windows.

The results of this research indicate that Independent variable X1 is budgeting participation categorized quite good with the result of 63,86%, Independent variable X2 is accounting controls categorized very good with the result of 85,78%, whereas the dependent variable Y is managerial performance categorized good with the result of 69,46%. The presence effect of a positive significant of budgeting participation and accounting controls on managerial performance in PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung, either simultaneously with the result of 0,670 or 67% which means that if participation budget preparation and accounting controls is high, then the managerial performance will be high. And partially budgeting participation on managerial performance the result of 34,9%. And accounting controls on managerial performance the result of 55,4%.

Keywords: budgeting participation, accounting controls, managerial

(4)

vii Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan atas Kehadirat Allah SWT atas

berkat, rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi.

Adapun tujuan dari skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

untuk menempuh jenjang Strata 1 Program Studi Akuntansi di Universitas

Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya

bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu dengan kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua yang telah membantu penulis, terutama Kepada Kedua Orang

Tua penulis yaitu Bapak Asep Supriatna, Bsw dan Ibu Mimi Resmi, Bsw terima

kasih untuk semua yang telah diberikan kepada penulis atas cinta, doa, dukungan

dan kasih sayang. Semoga kalian diberi kesehatan dan rejeki yang berlimpah serta

dalam lindungan Allah SWT. Serta Kepada Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati.,

M.S., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya kepada

(5)

viii

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M,Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung sekaligus sebagai Penguji

1, terima kasih untuk masukan kepada penulis.

3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi yang

sekaligus sebagai Dosen Wali Ak 2 Angkatan 2007 Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

4. Ony Widilestariningtyas., SE., M.Si Selaku Penguji 2, terima kasih untuk

masukan kepada penulis.

5. Ibu Rini, Bapak Andri, Bapak Anang, Ibu Yiyin yang telah membimbing dan

membantu penulis dalam penulisan penelitian. Serta Bapak Sirat yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Direktorat Keuangan.

6. Untuk kakak ku Yulistika Rahayu, Adikku Muhammad Septian Akhirman,

Kaka Ipar ku a Ahmad dan Keluarga terima kasih atas cinta, kasih sayang,

dukungan dan doa yang selalu diberikan.

7. Untuk Alm. Aah&Kakek Wikar, Almh.Amih, Bi Lilis&Mang Asep, Bi

Tuti&Mang Ika, Mang Dani&Bi Mumun, Bi Tita&Mang Ivan. Alm. Wa

Tisna&Wa Ai, Wa Ojo&Wa Enok, Bi Ita&Alm. Mang Haris, Om

Usep&Tante Reni, Om Agus&Tante Ai. Serta Keluarga Besar lainnya yg

(6)

ix

Agni, De Nurul, Ima, Ajeng, Albi, De Alif, Cici, De Kiwil, De Eka, Luki,

Wiwing, Linda, Rudi, Eva, Fitra, Faldi, Elsya, Abuy Terima Kasih untuk

Cinta, Doa dan Dukungannya.

8. Untuk Bapak Engkos Kosasih., S.Pd dan Ibu Nining Arini., S.Pd serta

keluarga besarnya terima kasih untuk cinta, doa dan dukungannya.

9. Untuk Yogie Aditia Nugraha yang sama-sama sedang menyusun skripsi

semoga diberi kelancaran dan sukses untuk segalanya , penulis ucapkan

terima kasih karena selalu membantu, menyempatkan waktu serta dukungan

cinta, doa, kasih sayang dan dukungan yang sangat besar kepada penulis.

10. Untuk sahabat-sahabat terbaik ku Rizkia, Winda, Marlina, Dita, Anggita,

Tyras, Vita, Nely, Esty, Vidya, Legi, Dya, Manda, Yuni, Mey, Ayu

Hartiawati, Statixz, Ipb, Baraya, Barenz , dan teman-teman semuanya yang

tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk dukungan dalam

segala hal serta kebersamaanya selama ini.

11. Untuk Mba Dona, Mba Seni selaku sekretariat program studi akuntansi terima

kasih untuk dukungannya, kesabaran dalam melayani penulis beserta

teman-teman. Serta A gugun yang selalu membantu terima kasih dukungannya.

12. Semua Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia

(7)

x

14. Untuk semua Angkatan 2007 yang sama-sama berjuang, terima kasih untuk

segalanya.

Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas

terselesaikannya Skripsi ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011

Penulis

(8)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin

meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.Perkembangan tersebut

memerlukan anggaran sebagai alat yang digunakan manajemen untuk dapat

mencapai tujuan perusahaan dan memenangkan persaingan yang senantiasa

berubah. Penyusunan anggaran yang melibatkan berbagai pihak manajer secara

umum memainkan peran dalam mempersiapkan dan mengevaluasi berbagai

alternatif dan tujuan anggaran sehingga dengan adanya partisipasi dalam

penyusunan anggaran diharapkan kepuasan kerja dan kinerja manajer dapat

meningkat (Fitria, 2006).

Perusahaan yang dapat bertahan dalam persaingan bisnis adalah

perusahaan yang dapat mencapai tujuan yang ingin diperoleh. Perolehan laba

yang maksimal salah satu tujuan sebuah perusahaan (Merda, 2006). Perolehan

laba tersebut dapat direncanakan dalam sebuah penyusunan anggaran. Anggaran

digunakan oleh manajer tingkat atas untuk melaksanakan dan mencapai tujuan

organisasi serta mengkomunikasikannya kepada manajer tingkat bawah.

Salah satu alat untuk perencanaan dalam perusahaan adalah anggaran.

Anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan. Perencanaan dan

(9)

dalam penyusunan anggaran maka anggaran yang sudah direncanakan sejak awal

bisa saja tidak sesuai. Dalam pelaksanaanya perencanaan selalu melihat ke masa

depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk

merealisasikan tujuan tersebut. Pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai

apa yang telah dihasilkan dan membandingkannya dengan rencana yang telah

disusun. (Hansen dan Mowen, 1997;350).

Anggaran perusahaan merupakan salah satu alat bantu manajer dalam

pengendalian akuntansi dan juga sebagai perangkat untuk koordinasi, komunikasi,

motivasi serta evaluasi kinerja. Peran anggaran dalam mengevaluasi kinerja

manajerial dan penentuan penghargaan (reward) bagi anggota organisasi telah

mendapat perhatian secara mendalam di dalam literature akuntansi. Lebih dua

dekade yang lalu para peneliti telah berusaha memformulasikan dan menguji

hipotesis-hipotesis yang berkenaan dengan konsekuensi penggunaan data

anggaran untuk mengevaluasi kinerja.(Noor, 2009)

Dengan pendekatan partisipatif ini, para manajer diberi kesempatan untuk

berperan serta mengajukan ide atau masukan terhadap anggaran yang kelak harus

dilaksanakannya (Pranesti dan Roekhudin, 2001). Proses partisipasi penyusunan

anggaran yang baik melibatkan banyak pihak. Hal tersebut menggambarkan

keterlibatan individu-individu terlihat dalam penyusunan anggaran dan

mempunyai pengaruh terhadap target anggaran.

Hubungan pekerjaan antara karyawan dan manajemen juga dapat membuat

(10)

2005:105). Oleh karena itu, kinerja manajerial menjadi suatu hal yang sangat

menentukan kelanjutan hidup perusahaan di era globalisasi ini.

Anggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian

manajerial. Selain itu anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk

mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, memotivasi dan mengevaluasi prestasi

(Kenis dalam Ritonga,2008). Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan

pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja

manajerial (Saragih, 2008:3).

Organisasi sering mengikutkan manajer tingkat menengah dan bawah

dalam proses penyusunan anggaran. Keikutsertaan para manajer ini sangat

penting dalam upaya memotivasi bawahan untuk turut serta mencapai tujuan

persahaan. Partisipasi memungkinkan terjadinya komunikasi yang semakin baik,

interaksi satu sama lain serta bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan

organisasi.

Partisipasi penganggaran adalah proses yang menggambarkan

individu-individu yang terlibat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh

terhadap target anggaran tersebut (Brownell dalam Octavia, 2009). Kinerja yang

baik jika tujuan yang ditargetkan sejak awal terelalisasi dan hal tersebut menuntun

manajer dan pihak yang terkait mendapatkan penghargaan dari sebuah

perusahaan yang di pegangnya.

Sistem anggaran yang ada pada saat ini ternyata menimbulkan

ketidakpuasan terhadap karyawan. Partisipasi dalam menyusun anggaran terjadi

(11)

berpartisipasi menyusunnya. Dalam penyusunan anggaran, top management perlu

melibatkan bawahan, agar anggaran yang disusun dapat mencerminkan

kebutuhan dan kepentingan seluruh anggota. Hal inilah yang mendorong

munculnya anggaran partisipatif (Argyris, 1952). (Argyris, 1952) menyarankan

perlunya keikutsertakan manajemen level yang lebih rendah dalam proses

penyusunan anggaran. Para bawahan yang dilibatkan di dalam penyusunan

anggaran akan mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral serta

pengetahuan mengenai usaha yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja

sesuai dengan yang telah ditargetan.

Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran maka hal ini akan

meningkatkan kesadaran manajer, karyawan dan pihak yang terkait akan tugas

dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Dengan adanya partisipasi,

karyawan sebagai orang yang dilibatkan akan tahu benar mengenai apa yang harus

dikerjakan berkaitan dengan pencapaian anggaran. Selain itu dapat memberikan

pendapat yang ingin dikeluarkannya. Dalam proses penyusunan anggaran,

partisipasi karyawan akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Argyris, 1952

dalam Abriyani, 1998), begitu pun seorang manajer. Dengan dilibatkannya

karyawan dalam proses penyusunan anggaran, hal ini akan menimbulkan

kepuasan dari berbagai pihak yang terkait.

Setiap perusahaan memerlukan pengendalian manajemen, karena sistem

tersebut didesain untuk mengatur aktivitas anggota organisasi melalui para

pemimpin (manajer) organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan

(12)

Proses pengendalian dilakukan melalui para pemimpin (manajer) dengan

penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran serta analisis prestasi

dan penghargaan. Karena dalam pelaksanaan pembangunan diera globalisasi ini,

tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku

dalam mencapai tujuan pembangunan. Untuk itu dibutuhkan manusia-manusia

yang berkualitas dan tangguh untuk siap memasuki era globalisasi dan mampu

melakukan perubahan-perubahan untuk dapat bersaing serta berperan diera

tersebut. Sesuatu yang menyebabkan perilaku manajer menjadi turun yaitu adanya

pelimpahan tugas dari manajer ke karyawan yang tidak berjalan dengan baik.

Sedangkan pengendalian menurun diakibatkan kurangnya perilaku manajer dalam

mengawasi dan memonitor tindakan bawahan untuk memastikan apakah tindakan

karyawan sudah sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh perusahaan. Dengan

adanya pengendalian perilaku dan personal yang baik diharapkan para manajer

dapat bekerja dengan baik dan sesuai prosedur. Untuk saat ini, perusahaan

cenderung melakukan pengendalian yang berpusat pada satu jenis pengendalian saja

yaitu pengendalian akuntansi, daripada menggunakan pengendalian-pengendalian

yang lain (Muslimin,2007).

Dengan adanya pengendalian akuntansi yang terkendali pada perusahaan

akan dapat mengurangi salah saji material terhadap pencatatan transaksi yang

terjadi pada perusahaan, sehingga laporan pertanggungjawaban perusahaan dapat

disajikan secara akurat. Hal ini didukung dari penelitian yang dikemukakan oleh

Anthony (1991) yang menyatakan bahwa secara tradisional sistem pengendalian

(13)

ketidakpastian (sengaja) dalam organisasinya. Maka dari itu dengan adanya

partisipasi penyusunan anggaran dengan pengendalian yang terkendali akan

mempengaruhi kinerja manajerial.

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan informasi dan

komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di

Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di

Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan

pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta. Hal tersebut tidak jauh dari adanya

keterlibatan karyawan dan atasannya dalam menyusun sebuah strategi.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk Bandung. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan yang

menawarkan jasa telekomunikasi berupa lokal maupun interlokal dan banyak lagi

pelayanan yang diberikan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk tersebut. Dari

teknologi manual sampai teknologi modern PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam bidang telekomunikasi. PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk menggunakan sistem penyusunan anggaran

partisipatif dan menggunakan anggaran terutama sebagai dasar penilaian kinerja

manajer. Oleh karena itu PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk merupakan obyek

penelitian yang tepat karena penelitian ini mencoba menguji pengaruh partisipasi

penyusunan anggaran, pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial.

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dikenal sebagai peruahaan yang sukses

dan besar, memiliki banyak anak perusahaan. Dalam penyusunan anggarannya

(14)

manajer tingkat menengah ke bawah dan karyawan dalam penyusunan anggaran

atau biasa disebut sebagai Partisipasi penyusunan anggaran (Anggaran

Partisipatif). Tetapi dalam partisipasi tersebut sering terjadi beda pendapat yaitu

top manajement yang menginginkan biaya yang dianggarkan tidak terlalu besar

sedangkan dari low management menginginkan biaya yang dianggarkan besar

dengan alasan agar dapat menutupi keperluan yang tidak terhingga dan

operasional di masa depan akan berbeda. Hal tersebut harus membuat para

manajer menjadikan tujuan menjadi satu serta membuat biaya yang optimal.

Sehingga pengambilan keputusan itu akan mempengaruhi kinerja manajerial.

Biaya Optimal

Biaya yang Besar

Gambar 1.1

Perencanaan Anggaran Operasional

Didalam akuntansi perlu adanya pengendalian biaya untuk digunakan

sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat

pengawasan kerja. Biaya-biaya selalu direncanakan secara optimal, bagaimana

caranya strategi perusahaan agar biaya tidak terlalu tinggi yang menyebabkan

kerugian dan tidak terlalu rendah. Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dalam

realisasinya jika salah satu biaya terjadi kekurangan maka kekurangan tersebut akan

TOP DOWN

(15)

di ambil dari biaya lain yang memiliki kelebihan. Seperti contohnya biaya listrik

terdapat kekurangan, sedangkan biaya administrasi memiliki kelebihan, maka

kekurangan tersebut di ambil dari biaya administrasi tersebut yang memiliki

kelebihan. Sehingga pengendalian akuntansi yang terjadi pada PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk kurang terkontrol. Dan hal tersebut akan mempengaruhi kinerja

manajerial.

Selain itu, sering terjadi keterlambatan dalam perencanaan anggaran secara

keseluruhan (Master Plan). Dalam arti, setiap divisi terlambat untuk memberikan

anggarannya. Lihat gambar di bawah ini :

Gambar 1.2

Historical Flow of Thinking Corporate Annual Messages Corporate Strategic Scenario (CSS)

CSS Projection & Policy

Group Bussiness Plan/Master Plan

Corporate Annual Messages (CAM) & Target Setting

Feedback

(16)

Keterlambatan diatas terjadi pada Group Bussiness Plan/Master Plan. Dalam

aturan yang ada, setelah Corporate Strategic Scenario adalah CSS Projection &

Policy dan Group Bussiness Plan/Master Plan. Jika terjadi keterlambatan pada

Group Bussiness Plan/Master Plan tersebut penyusunan didahulukan pada

Corporate Annual Messages & Target Setting, padahal aturan yang ada bukan

seperti itu. Hal tersebut dapat dilihat bahwa manajer kurang mengawasi dan

memonitor tindakan karyawan untuk memastikan apakah tindakan karyawan

sudah sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh perusahaan atau tidak. PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk selalu memberikan feedback yang sesuai dengan

apa yang telah dikerjakan oleh setiap orang yang ada di dalam perusahaan. Jika

performance setiap orang tersebut kinerjanya mencapai 85%, maka mereka akan

mendapatkan insentif yang diberikan oleh perusahaan seperti pelatihan-pelatihan

untuk mendapat pengetahuan yang lebih banyak lagi. Selain itu, jika target

anggaran sesuai dan dapat tercapai, maka mereka akan mendapatkan bonus sesuai

dengan apa yang telah dicapai.

Kinerja manajerial PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dapat dinilai juga

dari Income Statement perusahaan yang dihasilkan. Pada tahun 2010 lalu terjadi

penurunan dalam laba usaha PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Yang semula

pada tahun 2009 adalah Rp 22.787.636, pada Tahun 2010 mengalami penurunan

yaitu menjadi Rp. 22.491.120. Terjadi penurunan sekitar Rp. 296.516.

(http://www.telkom.co.id/download/File/UHI/Tahun2011/FSIndonesia2010final.pdf). Selain itu, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Rinaldi Firmansyah

(17)

(http://www.bisnis.com/korporasi/kinerja-bisnis/22272-telkom-targetkan-pertumbuhan-laba-bersih-10). Dapat disimpulkan bahwa kinerja manajerial PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk pada Tahun 2010 mengalami penurunan.

Gambar 1.3

(18)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Brownell (1982), Brownell dan

Mclnness (1986) menemukan adanya hubungan positif dan signifikan antara

partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Namun penelitian

yang dilakukan oleh Milani (1975), Kenis (1979), Royadi (1998) dan Jaqueline

(2009) menemukan hubungan yang negatif antara partisipasi anggaran terhadap

kinerja manajerial. Fenomena tersebut tersebut lah yang membuat penulis untuk

membuat kelanjutan penelitian tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : ”Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Masalah yang ada pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Sulitnya menyatukan pendapat yang muncul dari berbagai pihak dalam

penyusunan anggaran.

2. Pengendalian akuntansi yang kurang akibat adanya tumpang tindih

biaya-biaya yang ada.

3. Kurangnya perilaku manajer dalam mengawasi dan memonitor tindakan

karyawan untuk memastikan apakah tindakan karyawan sudah sesuai

dengan aturan yang diterapkan oleh perusahaan atau tidak.

(19)

5. Laba usaha yang menurun pada Tahun 2010 menyebabkan kinerja

manajerial pun menurun.

1.2.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Bagaimana Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Bandung.

2. Bagaimana Pengendalian Akuntansi Pada PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Bandung.

3. Bagaimana Kinerja Manajerial Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Bandung.

4. Seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan

pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial secara simultan

pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung.

5. Seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan

pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial secara parsial pada

(20)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh dan

mengumpulkan data berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran dan

pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui Partisipasi Penyusunan Anggaran pada PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Bandung.

2. Mengetahui Pengendalian Akuntansi pada PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Bandung.

3. Mengetahui Kinerja Manajerial pada PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk Bandung.

4. Mengetahui dan Menganalisis pengaruh partisipasi penyusunan

anggaran dan pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial

secara simultan pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung.

5. Mengetahui dan Menganalisis pengaruh partisipasi penyusunan

anggaran dan pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial

(21)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk membantu pihak

manajemen dan keuangan terutama untuk melihat pengaruh Partisipasi

Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Akuntansi terhadap Kinerja Manajerial.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang Partisipasi

Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Akuntansi terhadap Kinerja Manajerial

sebagai tambahan informasi dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu

kegunaan lain nya adalah sebagai berikut :

1. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung

Memberikan informasi tentang bagaimana partisipasi penyusunan

anggaran dan pengendalian akuntansi dapat mempengaruhi kinerja

manajerial.

2. Manajer dan Karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung

Memberikan informasi tentang pemahaman partisipasi penyusunan

anggaran dan pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian atas pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan

pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial dapat berguna bagi semua

pihak yang berkepentingan dan disamping itu, penelitian tersebut dapat

(22)

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tentang pengaruh

partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian akuntansi terhadap

kinerja manajerial.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dijadikan sebagai uji kemampuan dalam menerapkan

teori-teori yang diperoleh di perkuliahan terkait dengan pengaruh partisipasi

penyusunan anggaran dan pengendalian akuntansi terhadap kinerja

manajerial.

3. Bagi Peneliti Lainnya

Sebagai masukan yang dibutuhkan dalam mengkaji mengenai

masalah-masalah yang berkaitan dan diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi

penelitian lain yang ingin mengkaji di bidang yang sama.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Bandung

yang berlokasi di Jalan Japati Bandung Tlp. (022) 2500000 Fax (022) 2500000.

(23)

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan dari mulai April 2011 hingga

Juni 2011, setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 08.00 – 16.00.

(24)

17

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka sangat berperan penting dalam sebuah penelitian karena

kajian pustaka merupakan konsep ataupun teori yang akan menjadi acuan

penelitian. Kajian pustaka berfungsi untuk memperdalam pengetahuan peneliti

dan salah satu dari rancangan sebuah penelitian.

Peranan kajian pustaka dalam penelitian untuk menyusun hipotesis. Selain

itu, kajian pustaka diperlukan oleh peneliti untuk menemukan masalah penelitian

dan merumuskannya. Secara garis besar, materi kepustakaan dapat dibagi atas

sumber data primer dan sumber data sekunder.

2.1.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran 2.1.1.1 Pengertian Partisipasi

Partisipasi Menurut Ida Bagus Agung D (2010:80) menjelaskan sebagai

berikut :

“Adanya keterlibatan upaya dan input oleh manajer dalam penyusunan

anggaran.”

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan

(25)

yang akan disampaikan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai dalam tanggung

jawab masing-masing.

Proses penyusunan anggaran bisa dari atas ke bawah (Top Down), bisa

juga sebaliknya yaitu dari bawah ke atas (Bottom Up) dan adapula yang

menggunakan gabungan keduanya. Partisipasi dalam penyusunan anggaran

merupakan keterlibatan yang meliputi pemberian pendapat, pertimbangan dan

usulan dari bawahan kepada pimpinan dalam mempersiapkan dan merevisi

anggaran.

Penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan banyak

manfaat antara lain Ida Bagus Agung D (2010:22).Partisipasi (orang yang terlibat

dalam proses penyusunan anggaran) menjadi ego-involved tidak hanya

task-involved dalam kerja mereka.

a. Partisipasi akan menaikkan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang

akibatnya akan menaikkan kerjasama anggota kelompok di dalam

penetapan sasaran.

b. Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan akibat adanya anggaran.

c. Partisipasi dapat mengurangi rasa ketidaksamaan di dalam alokasi sumber

daya diantara bagian-bagian organisasi.

Prasyarat Partisipasi Menurut Ida Bagus Agung D (2010:22). adalah

sebagai berikut :

1. Waktu yang cukup untuk berpartisipasi.

(26)

3. Kemampuan pegawai memadai untuk menangani bidang garapan

partisipasi.

4. Kemampuan berkomunikasi timbal balik.

5. Tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak.

6. Masih dalam bidang keleluasaan pekerjaan.

Hal – hal tersebut menunjukkan bahwa partisipasi lebih berhasil dalam

situasi tertentu ketimbang situasi yang lain dan dalam situasi tertentu lainnya

partisipasi sama sekali tidak berhasil. Syarat utama partisipasi Keith davis dan

John W. (1994:183) adalah sebagai berikut :

1. Harus ada waktu untuk berpartisipasi sebelum diperlukan tindakan,

Partisipasi hampir – hampir tidak tepat dalam situasi darurat.

2. Kemungkinan lebih besar kerugiannya. Contohnya pegawai tidak boleh

memboroskan begitu banyak waktu untuk berpartisipasi sehingga

mengabaikan pekerjaan mereka.

3. Bidang garapan partisipasi haruslah relevan dan menarik bagi pegawai,

jika tidak pegawai akan memandangnya sekedar kerja sibuk.

4. Para peserta atau pegawai yang berpartisipasi hendaknya memiliki

kemampuan, seperti kecerdasan dan pengetahuan teknis, untuk

berpartisipasi. Misalnya penjaga laboratorium farmasi diminta untuk

berpartisipasi dalam memutuskan salah satu dari lima rumus kimia yang

perlu dipriorotaskan dalam penelitian, tetapi mereka juga dapat

berpartisipasi untuk membantu memecahkan berbagai masalah lain

(27)

5. Para peserta yang berpartisipasi mampu berkomunikasi timbal balik

untuk berbicara dengan bahasa orang lain untuk bertukar pikiran.

6. Masing – masing pihak seharusnya tidak merasa bahwa posisinya

terancam oleh partisipasi. Apabila para karyawan memandang status

mereka, maka akan berpengaruh secara negatif dan merekan tidak akan

berpartisipasi. Apabila para manajer merasa bahwa wewenang mereka

terancam, mereka akan menolak partisipasi atau akan bersikap bertahan.

7. Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan dalam organisasi hanya

boleh berlangsung dalam bidang keleluasaan kerja kelompok.

Diperlukan tingkat batasan tertentu dari organisasi untuk menjaga

kesatuan bagi keseluruhan. Masing – masing subunit tidak boleh

mengambil keputusan yang melanggar kebijaksanaan, perjanjian dan

lain sebagainya.

2.1.1.2 Pengertian Anggaran

Anggaran Menurut Ahmad (2007:183)menjelaskan sebagai berikut :

“Anggaran adalah suatu proses sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas dan pelaksanaan rencana tersebut sampai pada akhirnya, tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil pelaksanaan rencana itu.”

Sedangkan Anggaran Menurut M. Nafarin (2007:11) menjelaskan sebagai

berikut :

(28)

Sedangkan Penganggaran Menurut M. Nafarin (2007:4) menyatakan

bahwa :

“Penganggaran (Budgeting) merupakan proses menyusun anggaran

sehingga anggaran (budget) adalah hasil atau bagian dari penganggaran.”

Anggaran digunakan sebagai alat untuk perencanaan yang menyatakan

pendapatan dan biaya untuk periode satu tahun dan berfungsi sebagai alat

pengawasan bagi pihak manajemen untuk mengadakan penilaian hasil-hasil yang

telah dicapai.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu

perencanaan untuk masa yang akan datang dengan output yang sesuai dengan apa

yang telah direncanakan. Anggaran sebagai satuan yang digunakan dalam

anggaran perusahaan pada umumnya adalah satuan moneter dan satuan rencana

kerja. Serta anggaran adalah salah satu dari hasil penganggaran.

2.1.1.3 Prosedur Penyusunan Anggaran

Menurut Ida Bagus Agung D. (2010:14) Ada dua prosedur penyusunan

anggaran yang biasanya digunakan suatu organisasi, yaitu:

1. Top – Down Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana

anggaran ditentukan oleh manajemen puncak dengan sedikit atau

bahkan tidak ada konsultasi dengan manajemen.

2. Bottom – Up Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana

(29)

tersebut. Kemudian diberikan kepada pihak yang lebih tinggi untuk

mendapat persetujuan.

3. Participative Budget (anggaran partisipasi) Pendekatan penganggaran

yang melibatkan manajer level menengah dalam pembuatan estimasi

anggaran disebut participative budget. Anggaran partisipasi adalah

anggaran yang dibuat dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari

manajer pada semua tingkatan. Sejumlah keunggulan yang biasanya

diungkapkan atas anggaran partisipasi adalah :

a. Setiap orang pada semua tingkatan diakui sebagai anggota tim yang

pandangan dan penilaiannya dihargai oleh manajer puncak.

b. Orang yang berkaitan langsung dengan suatu aktivitas mempunyai

kedudukan terpenting dalam pembuatan estimasi anggaran.

c. Orang lebih cenderung untuk mencapai anggaran yang penyusunnya

melibatkan orang tersebut.

d. Suatu anggaran partsipasi mempunyai system kendali sendiri yang

unik sehingga jika mereka tidak mencapai anggaran, maka yang

harus mereka salahkan adalah anggaran partisipasi.

Ada tiga tahapan besar dalam proses penyusunan budget Menurut Ida

Bagus Agung D. (2010:16) adalah sebagai berikut : 1) Penyusunan tujuan perusahaan.

(30)

a) Issuance of Guidelines

Langkah pertama yang dilakukan dalam proses penyusunan

anggaran adalah menentukan terlebih dahulu petunjuk-petunjuk

(guidelines) yang akan digunakan dalam penyusunan anggaran oleh

para manajer. Dalam menyusun anggaran, masing-masing manajer

dari pusat pertanggungjawaban harus mengikuti petunjuk-petunjuk

(guidelines) secara umum yang telah ditetapkan sebelumnya,

misalnya : asumsi tingkat inflasi secara keseluruhan, inflasi untuk

hal-hal khusus yaitu inflasi untuk upah, kebijakan perusahaan

mengenai jumlah personel yang dipromosikan, kompensasi gaji dan

upah untuk tiap level dalam organisasi, dan lain-lain. Untuk

ketentuan-ketentuan yang khusus, tiap pusat pertanggungjawaban

dapat menentukan sendiri.

b) Initial Budget Proposal

Dengan menggunakan petunjuk-petunjuk (guidelines) yang telah

ditentukan, masing-masing manajer menyusun dan mengajukan

anggarannya. Pada umumnya, anggaran disusun berdasarkan

tingkat kinerja saat ini (current level of performance) yang

dimodifikasi. Perubahan dari current level of performance dapat

diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu perubahan karena faktor

eksternal (external forces) dan perubahan dalam kebijakan internal

dan praktik (internal polices and practices). Perubahan karena

(31)

jasa, perubahan tingkat upah tenaga kerja, perubahan harga jual,

perubahan dalam aktivitas ekonomi secara umum yang dapat

mempengaruhi volume penjualan, misalnya : peningkatan

permintaan dan lini produk. Sedangkan perubahan dalam praktik

dan kebijakan internal dapat disebabkan karena perubahan biaya

produksi, perubahan metode, perubahan bauran produk (product

mix) dan perubahan segmen pasar.

c) Negotiation

Mekanisme negosiasi ini terjadi antara manajer yang menyusun

anggaran dengan superivisor yang berwenang memberikan

persetujuan pada tahap pengajuan anggaran.

d) Review dan Approval

Setelah melalui mekanisme organisasi, anggaran yang telah disusun

diajukan kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi dalam

organisasi untuk direview dan disetujui.

2) Implementasi

Dalam tahap ini, rencana kegiatan yang sudah berupa anggaran yang

telah disetujui, dilaksanakan dalam kurun waktu yang telah

ditentukan. Pada tahap implementasi terdapat mekanisme revisi

anggaran (budget revisions). Budget revisions ini secara garis besar

dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu:

Budget revisions yang dilakukan karena adanya prosedur untuk

(32)

Budget revisions yang dilakukan karena adanya kondisi khusus.

Dalam hal ini budget revisions hanya dapat dilakukan karena adanya

kondisi tertentu yang menyebabkan anggaran menjadi tidak realistis

lagi untuk digunakan, sehingga harus direvisi dan disesuaikan dengan

keadaan. Namun sebagaimana karakteristik anggaran yang telah

dijelaskan sebelumnya bahwa setelah disetujui, anggaran hanya dapat

diubah pada kondisi tertentu, karena anggaran yang terlalu sering dan

mudah diubah tidak lagi dapat digunakan sebagai standar yang baik

untuk menilai kinerja manajemen, maka pada beberapa perusahaan

digunakan anggaran kontinjensi (contingency budget) untuk

menghindari revisi anggaran. Beberapa perusahaan mempersiapkan

contingency budget secara rutin yang memuat langkah-langkah

manajemen yang harus diambil apabila terdapat penurunan penjualan

yang sangat signifikan. Sehingga pada saat situasi tersebut terjadi,

manajer dapat langsung mengambil tindakan berdasarkan

langkah-langkah dalam contingency budget yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

3) Evaluasi kinerja

Tahap ini, pada dasarnya dilaksanakan selama implementasi anggaran.

Setelah anggaran diimplementasikan, maka anggaran melaksanakan

fungsinya sebagai standar dalam mengevaluasi kinerja. Kinerja aktual

akan dibandingkan dengan standar, dan varian yang terjadi dievaluasi,

(33)

variance terjadi apabila kinerja aktual melebihi standar, sedangkan

unfavorable variance timbul apabila kinerja aktual dibawah standar

yang telah ditentukan. Dalam proses penyusunan anggaran terdapat

hal-hal yang perlu diperhatikan agar anggaran yang disusun dapat

dilaksanakan dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan

perusahaan.

Untuk mengembangkan suatu anggaran atau perencanaan laba ada

beberapa langkah-langkah penting yang harus dilakukan, yaitu :

1. Top manajemen harus memutuskan apa yang menjadi tujuan jangka

pendek perusahaan dan strategi-strategi yang digunakan untuk

mencapai tujuan tersebut. Tujuan dibutuhkan sebagai pedoman agar

hasil-hasilnya dapat dicapai sedangkan strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan tersebut.

2. Sasaran harus disusun dan sumberdaya-sumberdaya harus

dialokasikan. Sasaran merupakan kuantifikasi jangka pendek dari

tujuan, sebagai contoh tujuan suatu perusahaan adalah dapat meraih

pangsa pasar yang lebih luas, strateginya dengan melakukan promosi

dan iklan di berbagai media cetak dan elektronik, sedangkan

sasarannya yaitu meningkatkan penjualan sebesar 10% pada tahun

berjalan.

3. Suatu anggaran yang menyeluruh atau perencanaan laba harus

disiapkan, disetujui oleh top manajemen, dan dikomunikasikan kepada

(34)

4. Profit planning dan Comprehensive Budget digunakan untuk

menunjukkan permasalahan-permasalahan organisasi dengan cara

membandingkan secara periodik hasil aktual dengan yang apa telah

dianggarkan.

Interaksi manusia dibutuhkan dalam setiap langkah proses penganggaran

ini. Oleh karenanya aspek-aspek perilaku dalam penganggaran harus benar-benar

dipahami dalam rangka menghindari efek samping - efek samping tidak

berfungsinya hubungan antar manusia dalam proses penganggaran ini.

faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu anggaran.

Faktor-faktor tersebut Menurut Munandar (2010:11) adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di

dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa:

a. Penjualan tahun-tahun yang lalu.

b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga

jual, Syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran

distribusi dan sebagainya.

c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan

d. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif).

Maupun keterampilan dan keahliannya (kualitatif).

e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.

f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.

g. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan

(35)

bidang produksi, di bidang pembelanjaan, di bidang administrasi

maupun di bidang personalia.

2. Faktor eksternal, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat

diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa:

a. Keadaan persaingan.

b. Tingkat pertumbuhan penduduk.

c. Tingkat penghasilan masyarakat.

d. Tingkat pendidikan masyarakat.

e. Tingkat penyebaran penduduk.

f. Agama, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.

g. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi,

sosial, budaya maupun keamanan.

h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan

teknologi dan sebagainya.

2.1.1.4 Manfaat Anggaran

Menurut Hansen dan Mowen (2009:424) manfaat dari program

penganggaran adalah sebagai berikut :

1. Anggaran memaksa manajer untuk melakukan perencanaan.

Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa

(36)

manajer yang harus mengabiskan waktunya untuk mengatasi berbagai

masalah darurat

2. Anggaran menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki

pengambilan keputusan.

3. Anggaran menyediakan standar evaluasi kinerja.

Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat berlaku sebagai

benchmark (tolok ukur) untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya.

4. Anggaran memperbaiki komunikasi dan koordinasi.

5. Anggaran dapat mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara

mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian dalam organisasi.

Penganggaran ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarah

pada sasaran yang sama.

2.1.1.5 Fungsi dan Kegunaan Anggaran

Menurut Munandar (2010:10), anggaran mempunyai tiga fungsi dan

kegunaan pokok yaitu :

1. Sebagai pedoman Kerja. Anggaran sebagai pedoman kerja dan memberikan

arah serta sekaligus memberikan tugas dan target – target yang harus dicapai

oleh para karyawan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang.

2. Sebagai alat pengkoordinasiaan kerja. Anggaran berfungsi sebagai alat

manajemen untuk mengkoordinasikan kerja seluruh bagian dalam

(37)

dalam rangka menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian

kelancaran jalannya perusahaan menjadi lebih terjamin.

3. Sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja. Anggaran berfungsi sebagai tolok

ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan

perusahaan nanti. Ini berarti bahwa anggaran anggaran berfungsi sebagai alat

manajemen untuk menilai kinerja para karyawan dalam menjalankan tugas

dan kewajiban yang telah dibebankan kepada mereka. Dengan

membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran, dengan apa

yang telah dicapai oleh realisasi kerja karyawan, dapat menilai apakah

perusahaan telah bekerja secara efisien, ataukah bekerja kurang efisien. Dari

analisis perbandingan tersebut akan dapat diketahui pula sebab-sebab

terjadinya penyimpangan-penyimpangan antara anggaran dan realisasinya.

Dengan demikian dapat diketahui kelemahan-kelemahan dan

kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini akan sangat berguna bagi

manajemen untuk menyusun rencana-rencana atau kebijakan-kebijakan di

waktu-waktu yang akan datang.

Sedangkan Menurut Van yang di kutip dalam buku karangan Kamarudin

Ahmad (2007:186) berpendapat bahwa budget mempunyai tiga kegunaan penting

yaitu :

a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat di proyektir sebelum

rencana itu dilaksanakan apabila terdapat alternatif – alternatif, maka

manajemen dapat memilih mana yang paling baik. Jika rencana itu kurang

(38)

b. Dalam membuat budget diperlukan analisis yang sangat teliti mengenai setiap

tindakan yang dilakukan. Penyelidikan yang demikian akan sangat berguna

walaupun seandainya manajemen memutuskan untuk tidak meneruskan

rencana semula.

c. Jika bekerja dengan menggunakan budget, maka kita menetapkan patokan

untuk prestasi dan berdasarkan patokan itu kita dapat menilai baik buruknya

prestasi yang dihasilkan.

Beberapa Kegunaan lainnya dari anggaran yaitu :

a. Budget memaksa adanya organisasi yang baik sehingga setiap manajer tahu

wewenang (authority) dan kewajibannya (responsibility).

b. Setiap manajer, kepala regu dan mandor diikutsertakan dalam budget

planning, maka ini menyebabkan adanya sense of belonging.

Ada beberapa fungsi anggaran yang perlu kita ketahui Menurut

Kamarudin Ahmad (2007:186) Yaitu :

1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan sebagai

hasil negosiasi antar anggota organisasi yang dominan dan mencerminkan

konsensus organisasional mengenai tujuan operasi untuk masa depan.

2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak yang

mencerminkan prioritas manajen dalam alokasi sumber daya organisasi yang

menunjukkan bagaimana subunit organisasi bekerja untuk mencapai tujuan

(39)

3. Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan beragam

departemen atau divisi organisasi antara yang satu dengan yang lainnya dan

dengan manajemen puncak.

4. Anggaran dapat digunakan sebagai pembanding standar terhadap hasil

operasi aktual.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan

manajemen untuk menemukan bidang - bidang yang menjadi kekuatan atau

kelemahan perusahaan.

6. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer

maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan

operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.

Anggaran telah menjadi alat manajemen yang diterima untuk

merencanakan dan mengendalikan aktivitas organisasi. Anggaran ditetapkan

dengan berbagai tingkatan kerumitan dan keberhasilan oleh kebanyakan

organisasi bisnis dan nirlaba.

2.1.1.6 Jenis – Jenis Anggaran

Jenis – jenis anggaran menurut M. Narifin (2007:31) mengelompokkan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan Fungsi sebagai berikut :

a. Appropriation Budget

Budget ini memberikan batas daripada pengeluaran yang boleh dilakukan.

(40)

suatu hal tertentu.

Misalnya : Anggaran dalam pemerintah

b. Performance Budget

Budget yang didasarkan atas fungsi, aktivitas dan proyek. Karena

ditujukan pada fungsi dan kegiatan yang harus dilakukan, maka

memungkinkan dibuatnya penilaian daripada biaya – biaya yang

dihadapkan pada hasil – hasil yang dicapai dan kemungkinan pula kita

membuat penilaian prestasi (efisiensi). Sebaliknya dari appropriation

budget pengawasan hanya terbatasa apakah pengeluaran tidak melampaui

jumlah yang telah ditetapkan sedangkan mengenai prestasi memuaskan

atau tidak itu semua tidak menjadi persoalan.

2. Berdasarkan dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. fleksibel budget adalah Suatu anggaran yang di buat dalam rentang

aktivitas, artinya beberapa aktivitas dipecah – pecah dari suatu rentang

yang relevan. Dengan demikian fleksibel budget terdiri dari serangkaian

fixed budget, dengan masing – masing tingkat yang berlainan.

b. Fixed budget adalah budget yang dibuat untuk satu tingkat kegiatan (one

level pf activity) selama jangka waktu tertentu.

Misalnya : Jumlah produk yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu.

3. Berdasarkan cara penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode

tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir

(41)

b. Anggaran kontinyu (Continious Budget)

Adalah anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan

volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya

revenue, cost dan expense, namun secara periodik dilakukan penilaian

kembali.

4. Berdasarkan ruang lingkup atau intensitas penyusunannya:

a. Anggaran Parsial

Adalah anggaran yang ruang lingkupnya terbatas. Misalnya anggaran

untuk bidang keuangan atau bidang produksi jasa.

b. Anggaran Komprehensif

Adalah anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena jenis kegiatan

meliputi seluruh aktivitas perusahaan di bidang pemasaran, produksi,

keuangan, personalia, dan administrasi.

5. Berdasarkan Periode Waktu

a. Anggaran Jangka Pendek

Adalah rencana kegiatan perusahaan secara rinci dalam satu tahun

anggaran.

b. Anggaran Jangka Panjang

Adalah rencana kegiatan perusahaan dengan cakupan waktu yang panjang

dengan penekanan pada pengembangan profil perusahaan pada masa yang

akan datang. Anggaran jangka panjang mencerminkan perencanaan

(42)

dan merupakan suatu kesatuan yang utuh dari rencana yang disusun untuk

kegiatan setiap tahun.

6. Berdasarkan bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan

anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran

induk (master budget). Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana

keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar

tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan

anggaran triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan

rugi laba. Anggaran operasional antara lain terdiri dari:

1. Anggaran penjualan

2. Anggaran biaya pabrik

 Anggaran biaya bahan baku

 Anggaran biaya tenaga kerja langsung

 Anggaran biaya overhead pabrik

3. Anggaran beban usaha

4. Anggaran laporan rugi laba

a. Angggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran

neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari:

1. Anggaran kas

2. Anggaran piutang

3. Anggaran persediaan

(43)

2.1.1.7 Anggaran Partisipatif

Anggaran Partisipatif Menurut Hansen dan Mowen (2009:448)

menjelaskan bahwa :

“Anggaran partisipatif memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam pembuatan anggaran daripada membebankan anggaran kepada para manajer tingkat bawah. Tujuannya untuk dikomunikasikan kepada manajer yang membantu mengembangkan anggaran yang memenuhi tujuannya.”

Anggaran partisipatif Hansen dan Mowen (2009:448) memiliki tiga

potensi masalah yaitu :

1. Menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Tujuan yang dianggarkan cenderung menjadi tujuan manajer saat partisipasi

dimungkinkan, membuat kesalahan semacam ini dalam menyiapkan anggaran

dapat mengakibatkan penurunan tingkat kinerja. Jika terlalu mudah dicapai,

seorang manager bisa kehilangan minat dan kinerjanya bisa jadi benar – benar

turun.

2. Membuat kelonggaran dalam anggaran (sering disebut sebagai menutupi anggaran).

Hal tersebut muncul ketika seorang manajer memperkirakan pendapatan

rendah atau meninggikan biaya dengan sengaja. Pendekatan mana pun akan

meningkatkan kemungkinan manajer untuk mencapai anggaran anggaran dan

(44)

3. Partisipasi semu.

Manajemen puncak hanya mendapatkan persetujuan formal anggaran dari

para manajer tingkat bawah, bukan untuk mencari input sebenarnya. Akibatnya,

tidak satu pun manfaat keprilakuan dari partisipasi yang akan didapat.

2.1.2 Pengendalian Akuntansi

Pengendalian Akuntansi Menurut George dan William (2006:165) adalah

sebagai berikut :

“Pengendalian Akuntansi adalah perencanaan organisasi serta prosedur

dan catatan terkait dengan pengamanan harta kekayaan organisasi dan

reliabilitas laporan keuangan.”

Pengendalian Akuntansi Menurut Krismiaji (2010:18) adalah sebagai

berikut :

“Pengendalian Akuntansi (Accounting Controls) adalah pengendalian yang

bertujuan membantu menjaga aktiva dan menjamin akurasi dan daya andal

catatan keuangan.”

Pengendalian Akuntansi Menurut John Wiley dan Sons, Inc (1995:102) menjelaskan bahwa :

“Pengendalian Akuntansi (Accounting Controls) berkaitan dengan rencana organisasi dan prosedur serta catatan yang menyangkut penjagaan aktiva dan keandalan catatan keuangan karena itu di rancang untuk memberikan jaminan yang memadai mengenai :

1. Transaksi yang dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen yang bersifat umum atau khusus.

(45)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu

pengendalian akuntansi merupakan suatu perencanaan, sistem pelaporan dan

prosedur monitoring yang didasarkan pada sistem informasi. Sehingga

pengendalian akuntansi dalam menggunakan anggarannya akan mempengaruhi

kinerja di dalam organisasi itu sendiri.

Dalam perusahaan kecil, manajer yang merangkap sebagai pemilik dapat

mengamati dan mengendalikan sendiri semua operasi perusahaan. Dia dapat

mendeteksi ketidakefisienan atau metode-metode yang tidak wajar dan

memperbaiki kondisi-kondisi tersebut ditempat kejadian.

Akan tetapi, begitu perusahaan berkembang, hubungan yang dekat atau

supervisi langsung oleh pemilik atau manajer sebagian besar akan hilang dengan

sendirinya. Dengan demikian diperlukan cara pengendalian yang lain untuk

dapat mengelola secara efektif yaitu melalui pengendalian akuntansi dan

laporan statistik. Melalui penggunaan laporan ini, manajemen dapat

merencanakan, mengawasi, mengarahkan, mengevaluasi dan

mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai fungsi, departemen dan unit-unit

operasi.

2.1.2.1 Kegunaan Pengendalian Akuntansi

Kegunaan pengendalian Akuntansi Menurut George dan William

(2006:154) adalah sebagai berikut :

a. Pengendalian Preventif berperan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan

(46)

b. Pengendalian Detektif berperan untuk mengungkapkan kesalahan dan

kecurangan yang telah terjadi.

c. Pengendalian Korektif berperan untuk membetulkan kesalahan yang telah

terjadi.

2.1.2.2 Cakupan Pengendalian Akuntansi

Cakupan pengendalian akuntansi menurut John Wiley dan Sons, Inc

(1995:102) adalah sebagai berikut :

1. Semua aspek transaksi keuangan, meliputi: pembayaran dan penerimaan kas,

arus dana dan pengamanan dana dari penggunaan yang tidak sah.

2. Pengendalian piutang, meliputi: pengelakan kerugian yang dapat terjadi

karena adanya prosedur penagihan dan pemberian kredit dagang yang tidak

layak.

3. Perencanaan dan pengendalian persediaan, meliputi: jadwal produksi,

pengiriman dan pencegahan persediaan dari kerusakan atau keusangan.

2.1.2.3 Manfaat Pengendalian Akuntansi

Menurut William K. Carter (2009:14) manfaat dari pengendalian

akuntansi yang didalamnya adalah mengenai pengendalian biaya adalah

Tanggung jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu –

individu tertentu yang juga bertanggung jawab untuk menanggarkan biaya yang

berada di bawah kendali mereka. Standard memberikan suatu tolok ukur yang

(47)

mengkoreksi semua bidang dimana terjadi biaya yang berlebihan, yang mungkin

tidak akan diketahui tanpa adanya standard. Memungkinkan dipergunakannya

prinsip pengecualian. Tidaklah perlu untuk meneliti dan melaporkan tentang

semua operasi, tetapi cukup mengenai operasi yang sangat menyimpang dari

standard. Memungkinkan biaya akuntansi yang ekonomis. Biaya ketatausahaan

dapat dikurangi karena lebih sedikit catatan-catatan yang diperlukan dan prosedur

yang lebih sederhana dapat diterapkan.

Dalam Perencanaan Anggaran. Penetapan biaya total standard dipermudah. Biaya standard per unit menyediakan data dasar untuk mengkonversi

penjualan dan produksi yang ditetapkan kedalam biaya total. Sehingga untuk

menentukan total anggaran, maka hanya mengalikan biaya standard dengan

volume atau kuantitas produksinya saja dan tidak perlu lagi menganalisa biaya

biaya lainnya kedalam produksi. Tersedia alat untuk menunjukkan adanya

penyimpangan prestasi kerja dibawah yang tidak ditetapkan. Dengan adanya data

historis mengenai penyimpangan beserta alasannya, maka untuk biaya yang tidak

dapat dikendalikan akandiberikan range penyimpangan yang layak untuk

(48)

2.1.3 Kinerja Manajerial

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Manajerial

Pengertian kinerja Menurut Surya Dharma (2005:25) mendefinisikan

bahwa :

Kinerja adalah sebuah proses untuk menetapkan apa yang harus dicapai dan pendekatannya untuk mengelola pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat tercapai dalam suatu jangka waktu tertentu”.

Menurut Payaman J. Simanjuntak (2005:1) Kinerja dapat didefinisikan

sebagai berikut :

“Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.”

Kinerja Manajerial Menurut Mulyadi (2007:68) menjelaskan sebagai

berikut :

“Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan yang pada umumnya bersifat konkret, kinerja manajerial bersifat abstrak dan kompleks. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada di dalam daerah wewenangnya. Oleh karena itu, manajer memerlukan rerangka konseptual sebagai working model yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk menghasilkan kinerja manajerial.”

Dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja merupakan hasil dari suatu

pencapaian dan sasaran yang sudah dicapai dalam waktu tertentu dan cara tertentu

(49)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur – unsur yang

terdapat dalam kinerja terdiri dari :

1. Hasil – hasil fungsi pekerja

2. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan bahkan

manajer sepeti : motivasi, kecakapan, persepsi peranan dan lain

sebagainya.

3. Pencapaian tujuan seperti laba.

4. Periode waktu tertentu.

Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksud adalah pelaksanaan hasil

pekerjaan dan kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan

tanggung jawab dalam suatu organisasi. Sedangkan faktor – fakor yang

berpengaruh terhadap hasil pekerjaan/prestasi kerja seseorang atau kelompok

terdiri dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi kinerja

karyawan/kelompok terdiri dari kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi,

motivasi, persepsi peran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang atau

karakteristik kelompok kerja.

Sedangkan faktor eksternal antara lain berupa peraturan ketenagakerjaan,

keinginan pelanggan, pesaing, nilai – nilai sosial, serukat buruh, kondisi ekonomi,

perubahan lokasi kerja dan kondisi pasar. Pelaksanaan hasil pekerjaan/prestasi

kerja tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu

(50)

2.1.3.2 Pentingnya Kinerja Manajerial

Menurut Mulyadi (2009:68) menjelaskan pentingnya kinerja manajerial

sebaga berikut :

1. Memungkinkan tim manajemen yang bertanggung jawab mewujudkan

kinerja manajerial dapat bekerja in concert.

2. Memungkinkan setiap anggota tim melakukan alignment atas kinerja yang

dihasilkan dengan kinerja anggota tim yang lain, agar kinerja bersama bagi

organisasi secara keseluruhan dapat diwujudkan.

3. Memungkinkan dilakukannya evaluasi terhadap konsistensi kinerja

manajerial.

4. Memungkinkan dilakukannya evaluasi kekuatan dan kelemahan setiap jika

lingkungan bisnis menuntut perubahan tertentu.

2.1.4 Keterkaitan antar Variabel Penelitian

2.1.4.1 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Peranan penyusunan anggaran terhadap kinerja, baik kinerja manajer,

karyawan dan perusahaan Menurut Hansen dan Mowen (2004:325) mendefinisikan bahwa :

(51)

Menurut Ida Bagus Agung (2010:19) partisipasi penyusunan anggaran

terhadap kinerja manajerial menjelaskan sebagai berikut :

“Partisipasi akan menguntungkan suatu organisasi perusahaan. Partisipasi

telah menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan

kerja sama diantara manajer.”

Menurut Hansendan Mowen mendefinisikan bahwa partisipasi penyusunan

anggaran memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam

pembuatan anggaran. Peningkatan tanggung jawab dan tantangan yang inheren

dalam proses tersebut memberikan insentif non uang yang mengarah pada tingkat

kinerja yang lebih tinggi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki

keterkaitan. Keterkaitan tersebut dapat berdampak positif atau negatif tergantung

pada pihak yang melaksanakannya dalam suatu perusahaan.

2.1.4.2 Pengaruh Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial Menurut William K. Carter (2009:14) yang dialihbahasakan oleh Krista

menjelaskan bahwa :

“Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut dan perbandingan antara biaya dan pendapatan aktual tersebut menjadi tolok ukur untuk pengukuran kinerja manajer tersebut.”

Menurut Muslimin (2007) menjelaskan sebagai berikut :

(52)

Menurut Pada akuntan sangat berkepentingan terhadap pemahaman tentang hubungan rancangan sistem kontrol akuntansi dengan berbagai variabel

organisasi. Berbagai contoh atribut sistem kontrol akuntansi adalah ketatnya

sasaran untuk anggaran, penggunaan sistem kontrol cost, frekuensi pelaporan, dan

intensitas monitoring terhadap kinerja manajerial.

Manurut Anthony (1991) yang menyatakan bahwa secara tradisional sistem

pengendalian akuntansi menekankan pada tindakan pencegahan (tidak sengaja) dan

ketidakpastian (sengaja) dalam organisasinya serta kinerja manager.

2.1.4.2 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial

Orang yang berwenang dan bertanggung jawab maupun menyusun

anggaran serta pelaksanaannya ada di tangan pimpinan perusahaan. Alasan yang

mendasari kesimpulan tersebut karena pimpinan tertinggi dan paling bertanggung

jawab atas kegiatan – kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian,

tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan – kegiatan

penganggaran lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi

perusahaan. Karena dalam perusahaan sudah ada bagian – bagian yang akan

menangani semua kebutuhan perusahaan.

Menurut Ida Bagus Agung (2010:19) menjelaskan bahwa :

Gambar

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual

Alhamdulillahi robbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

Standar Nasional Perpustakaan Desa/Kelurahan ini meliputi standar koleksi, sarana dan prasarana, pelayanan, tenaga, penyelenggaraan, dan pengelolaan perpustakaan. Standar ini

[r]

Dengan metode penelitian yang digunakan oleh penulis dengan melakukan kunjungan riset dan studi pustakamaka penulis membuat suatu sistem informasi database pengadaan barang

Keempat perspektif Balanced Scorecard ini menawarkan suatu keseimbangan (Balanced) antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, Dalam menentukan bagaimana kinerja perusahaan

Dalam penulisan ini, metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok pesanan adalah yang diterapkan oleh perusahaan yang selanjutnya akan dibandingkan dengan metode full

Hal ini berbeda dengan sistem pengisian jabatan yang diatur oleh Undang- undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebelumnya, yaitu pada Pasal 34 ayat (1) bahwa