SKRIPSI
HUBUNGAN PEMBAGIAN KERJA DAN PENDELEGASIAN WEWENANG DENGAN PRESTASI KERJA PADA BAGIAN SUMBER
DAYA MANUSIA (SDM) Rs. Dr G.L TOBING TANJUNG MORAWA
OLEH
ADELINA 110502279
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Hubungan Pembagian Kerja dan Pendelegasian Wewenang Dengan Prestasi Kerja Pada Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Rs Dr G.L Tobing
Tanjung Morawa.
Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang memiliki hubungan yang erat dengan prestasi kerja, artinya diberi kepercayaan dan wewenang penuh untuk menyelesaikan suatu tugas, dan memberikan kemudahan bagi pihak manajemen untuk memberikan penilaian prestasi kerja. Para karyawan di bagi tugasnya dan diberi wewenang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masing-masing karyawan harus mampu mencapai tujuan organisasi, agar semua tugas, terintegrasi pada sasaran yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pembagian Kerja dan Pendelegasian Wewenang dengan Prestasi Kerja Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa. populasi adalah seluruh karyawan Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa yang berjumlah 36 orang karyawan dan dijadikan sebagai sampel penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yang di peroleh melalui hasil kuisioner dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan statistik yaitu dengan analisis korelasi multivariate dengan menggunakan koefisien korelasi pearson dengan koefisien korelasi 0,05%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hubungan Pembagian Kerja dengan Prestasi Kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan nilai ttabel (2,644 >
2,032). Hubungan Pendelegasian Wewenang dengan Prestasi Kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan nilai ttabel (4,024 > 2,032).
Berdasarkan uji R2 Pembagian Kerja dan Pendelegasian Wewenang memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan Prestasi Kerja.
ABSTRACT
Division of Labor Relations and the Delegation of Authority By Job Performance In Human Resources (HR) Rs Dr GL Tobing Tanjung Morawa.
The division of labor and delegation of authority have a close relationship with work performance, meaning that given the confidence and authority to accomplish a task, and makes it easy for management to deliver performance appraisal. The employees in the job and given the authority to achieve its goals. Each employee must be able to achieve the goals of the organization, so that all tasks, integrated on the desired target. The purpose of this study was to determine the Division of Labor Relations and the Delegation of Authority to the Work Performance Human Resources (HR) Rs Dr GL Tobing Tanjung Morawa. the population of all employees is Rs Dr GL Tobing Tanjung Morawa, amounting to 36 employees and serve as a sample. Data used in this study are primary data and secondary data, which was obtained through a questionnaire results and literature books that relate to the problems examined. Methods of data analysis using descriptive and statistical method is by multivariate correlation analysis using Pearson correlation coefficient with a correlation coefficient of 0.05%. The results showed that the Division of Labor Relations at work achievement has a positive and significant correlation with the value ttabel (2.644> 2.032). Delegation of Authority relationship with work achievement has a positive and significant correlation with the value ttabel (4.024> 2.032). Based on the test R2 Division of Labour and the Delegation of Authority has a positive and significant relationship with Job Performance.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam peneliti
hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini peneliti
persembahkan untuk ayahanda tercinta SUTARNO dan ibunda tercinta RIATMI
yang tidak pernah berhenti mendoa’akan dan memberikan dukungan moril dan
materil, dan selalu bersusah payah kerja keras demi peneliti agar dapat
meneyelesaikan skripsi ini dan mencapai cita – citanya dikemudian kelak.
Skripsi ini berjudul “Hubungan Pembagian Kerja dan Pendelegasian
Wewenang dengan Prestasi Kerja Pada Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Rs
Dr G.L Tobing Tanjung Morawa”. Penulis telah banyak menerima bimbingan,
saran, motivasi, dan do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh
karna itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimah kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dr Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K)
selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak. CA selaku Dekan Fakultas
3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE,ME dan Ibu Dra. Marhayanie,Msi, selaku Ketua
dan Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, Msi dan Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr Lucy Anna,Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan kontribusi tenaga dan fikiran, guna
memberikan bimbingan dan petunjuk serta pengarahan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Dosen Penilai.
7. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara yang luar biasa dengan ketulusan hati memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
9. Terimah kasih kepada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Rs Dr GL
Tobing Tanjung Morawa atas izin dan kesempatannya untuk dapat
menganalisis pada perusahaan tersebut.
10.Terimah kasih kepada karyawan – kayawan khususnya pada bagian
Administrasi/SDM Rs Dr GL Tobing Tanjung Morawa atas bantuan
kepada Penulis.
11.Untuk kakak Susi Lestari Amd.Kep , Eni Minarni dan Abang Edi
Mirza Fadhillah Balqis yang selalu mendukung, memotivasi serta
mendo’akan penulis tiada henti- hentinya.
12.Untuk sahabatku Rumini dan Mardila Noviyanti yang telah memberikan
do’a, motivasi, pengalaman, dan inspirasi.
13.Untuk sahabat Kuliah Meidina Sari, Siti Maryam, Dwi Wira Prawaty,
Rafika Mahyuni, Muhammad Alfariza dan lain-lain, yang telah membantu,
mendukung dan meluangkan waktu untuk penulis.
14.Untuk keluarga kecilku Mbak Ayu, Kak Puji, Neng dan Sipu yang selalu
memberikan do’a serta dukungan untuk penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga kebaikan semua pihak
yang telah memberikan bantuan mendapat balasan pahala dari Alah SWT.
Penulis menyadari bahwa setiap karya manusia sesungguhnya hanya menuju
kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak sehingga dapat menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya untuk perbaikan
kehidupan manusia. Amin.
Medan, juni 2015
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... .ii
KATA PENGANTAR ... .iii
DAFTAR ISI ... .vi
DAFTAR TABEL ... .viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... ..x
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Pembagian Kerja ... 8
2.1.1Pengertian Pembagian Kerja ... 8
2.1.2Manfaat Pembagian Kerja ... 10
2.1.3Menyusun Pembagian Kerja ... 10
2.1.4Pentingnya Pembagian Kerja Dalam Perusahaan ... 11
2.2 Pendelegasian Wewenang ... 11
2.2.1Pengertian Wewenang ... 11
2.2.2Teori Wewenang ... 12
2.2.3Pengertian Pendelegasian Wewenang ... 13
2.2.4Unsur Pendelegasian Wewenang ... 14
2.3 Prestasi Kerja ... 15
2.3.1Pengertian Prestasi Kerja ... 15
2.3.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ... 17
2.3.3Penilaian Prestasi Kerja ... 19
2.3.4Tujuan Penilaian Prestasi Kerja ... 20
2.4 Hubungan Pembagian Kerja Dengan Prestasi Kerja ... 21
2.5 Hubungan Pendelegasian Wewenang Dengan Prestasi Kerja ... 22
2.6 Penelitian Terdahulu ... 23
2.7 Kerangka Konseptual ... 24
2.8 Hipotesis ... 26
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 27
3.3 Batasan Operasional ... 27
3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 28
3.6 Populasi dan Sampel ... 33
3.6.1Populasi ... 33
3.6.2Sampel ... 34
3.7 Jenis Data ... 34
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.9 Uji Validitas Dan Realibilitas ... 35
3.10 Teknik Analisis Data ... 37
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1Jenis Penelitian ... 42
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 42
4.1.2 Visi Rs Dr G.L Tobing ... 43
4.1.3 Misi Rs Dr G.L Tobing ... 43
4.1.4 Tujuan Rs Dr G.L Tobing ... 44
4.1.5 Moto Rs Dr G.L Tobing ... 44
4.1.6 Struktur Organisasi ... 44
4.2Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 50
4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 50
4.2.2 Hasil Uji Realibiltas ... 51
4.3Analisis Deskriptif Responden Penelitian ... 53
4.3.1 Karakteristik Responden ... 53
4.3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 53
4.4Hasil Korelasi Multivariate dengan Menggunakan Koefisien Korelasi Pearson ... 65
4.5Koefisien Determinan (R2) ... 71
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
5.1Kesimpulan ... 73
5.2Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Karyawan Rumah Sakit Dr G.L Tobing Bagian Sumber Daya
Manusia (SDM) Tanjung Morawa Tahun 2014...4
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 32
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 33
Tabel 4.1 Validitas Tiap Butir Pertanyaan ... 50
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 52
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 54
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55
Tabel 4.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pembagian Kerja ... 56
Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pendelegasian Wewenang ... 59
Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Prestasi Kerja ... 61
Tabel 4.9 Korelasi ... 66
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
Hubungan Pembagian Kerja dan Pendelegasian Wewenang Dengan Prestasi Kerja Pada Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Rs Dr G.L Tobing
Tanjung Morawa.
Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang memiliki hubungan yang erat dengan prestasi kerja, artinya diberi kepercayaan dan wewenang penuh untuk menyelesaikan suatu tugas, dan memberikan kemudahan bagi pihak manajemen untuk memberikan penilaian prestasi kerja. Para karyawan di bagi tugasnya dan diberi wewenang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masing-masing karyawan harus mampu mencapai tujuan organisasi, agar semua tugas, terintegrasi pada sasaran yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pembagian Kerja dan Pendelegasian Wewenang dengan Prestasi Kerja Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa. populasi adalah seluruh karyawan Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa yang berjumlah 36 orang karyawan dan dijadikan sebagai sampel penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yang di peroleh melalui hasil kuisioner dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan statistik yaitu dengan analisis korelasi multivariate dengan menggunakan koefisien korelasi pearson dengan koefisien korelasi 0,05%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hubungan Pembagian Kerja dengan Prestasi Kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan nilai ttabel (2,644 >
2,032). Hubungan Pendelegasian Wewenang dengan Prestasi Kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan nilai ttabel (4,024 > 2,032).
Berdasarkan uji R2 Pembagian Kerja dan Pendelegasian Wewenang memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan Prestasi Kerja.
ABSTRACT
Division of Labor Relations and the Delegation of Authority By Job Performance In Human Resources (HR) Rs Dr GL Tobing Tanjung Morawa.
The division of labor and delegation of authority have a close relationship with work performance, meaning that given the confidence and authority to accomplish a task, and makes it easy for management to deliver performance appraisal. The employees in the job and given the authority to achieve its goals. Each employee must be able to achieve the goals of the organization, so that all tasks, integrated on the desired target. The purpose of this study was to determine the Division of Labor Relations and the Delegation of Authority to the Work Performance Human Resources (HR) Rs Dr GL Tobing Tanjung Morawa. the population of all employees is Rs Dr GL Tobing Tanjung Morawa, amounting to 36 employees and serve as a sample. Data used in this study are primary data and secondary data, which was obtained through a questionnaire results and literature books that relate to the problems examined. Methods of data analysis using descriptive and statistical method is by multivariate correlation analysis using Pearson correlation coefficient with a correlation coefficient of 0.05%. The results showed that the Division of Labor Relations at work achievement has a positive and significant correlation with the value ttabel (2.644> 2.032). Delegation of Authority relationship with work achievement has a positive and significant correlation with the value ttabel (4.024> 2.032). Based on the test R2 Division of Labour and the Delegation of Authority has a positive and significant relationship with Job Performance.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manajemen menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan
zaman, begitu juga organisasi tanpa manajemen akan menjadi sulit. Organisasi
diselenggarakan karena adanya kepentingan atau tujuan yang hendak dicapai.
Setiap organisasi mempunyai keterbatasan akan sumber daya manusia, uang dan
fisik untuk mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan mencapai tujuan tergantung
pada pemilihan tujuan yang akan dicapai dengan cara menggunakan sumber daya
untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu
aspek yang diperhatikan adalah faktor manusia. Tanpa adanya kerjasama sulit bagi
organisasi untuk mencapai sukses dan untuk mencapai tujuan tersebut organisasi
atau perusahaan seharusnya berupaya menciptakan prestasi kerja karyawan.
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah
laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja. Perusahaan atau organisasi
dapat menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau standar di dalam
membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan karyawan,
memotivasi, meningkatkan keterampilan kerja, dan untuk promosi pada jenjang
karir yang lebih tinggi, pemberhentian, dan penghargaan atau penggajian
(Sutrisno, 2009: 165).
Banyak faktor yang mempengaruhi terciptanya prestasi kerja karyawan
diantaranya pembagian kerja dan pendelegasian wewenang. Menurut Hasibuan
tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek
pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.
Pembagian kerja beserta peranan pendelegasian wewenang turut
mendukung terciptanya prestasi kerja karyawan yang menurut Stoner (2000: 224)
berpendapat bahwa pendelegasian wewenang adalah pelimpahan wewenang
formal dan tanggung jawab kepada seorang bawahan untuk menyelesaikan
aktivitas tertentu. Karyawan memiliki tugas yang harus dilakukan dalam
menjalankan aktivitas perusahaan. Tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan oleh seseorang pada suatu jabatan tertentu. Seorang atasan dengan
berbagai tugas yang dimilikinya tentu tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa
bantuan dari orang lain. Sehingga perlu dilakukan pendelegasian atau penyerahan
tugas kepada bawahan yang sebaiknya disertai dengan pendelegasian wewenang.
Setiap perusahaan, baik berbentuk perusahaan negara ataupun perusahaan
swasta mempunyai organisasi dan struktur organisasinya, dimana garis wewenang
terlihat jelas di dalam struktur organisasi. Struktur organisasi pada PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa Rs Dr GL Tobing berbentuk
organisasi garis, dalam hal ini terlihat adanya kesatuan perintah atau komando,
yaitu garis wewenang dan tanggung jawab berjalan secara vertikal, yang berarti
wewenang turun dari atasan kepada bawahan langsung dan tanggung jawab dari
bawahan ke atasan. Adanya pembagian kerja dan wewenang yang terarah dan
sesuai dengan yang telah ditetapkan, maka pekerjaan dapat dilaksanakan
semaksimal mungkin atau dengan kata lain kemungkinan tercapainya tujuan
Rumah sakit umum Dr G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung
morawa adalah Rumah sakit yang berada dalam naungan PT. Perkebunan
Nusantara II. Rumah sakit ini berdiri sejak zaman penjajahan Belanda. Pada
penjajahan Belanda rumah sakit ini di pergunakan untuk Perawatan pengobatan
bagi tentara Belanda.
Setelah Bangsa Indonesia Merdeka, penjajah Belanda dengan resmi
menyerahkan kepada pemerintah Indonesia, beserta dengan rumah sakit tersebut
kepada PT. Perkebunan Nusantara II. Pencetus berdirinya ruah sakit, Gerhard
Lumban Tobing. Pada zaman penjajahan Belanda G.L Tobing memiliki adil yang
sangat besar terhadap berdirinya rumah sakit ini. Beliau merupakan salah seorang
yang turut berjuang melawan penjajah Belanda yan berkuasa di Indonesia, baik itu
erjangan fisik para pejuang Indonesia yang berada di Sumatra Utara. Nama G.L
Tobing debrikan pada rumah sakt ini adalah untuk mengenang jasa-jasa beliau
dalam perjuangannya melawan penjajah Belanda di Indonesia demi kemerdekan
Republik Indonesia kita. Rumah Sakit Umum dr. G.L Tobing PT. Perkebunan
Nusantara II Tanajung Morawa memberikan pelayanan dan pengobatan kepada
para pegawai PT. Perkebunan Nusantara II dan memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Rumah sakit ini didirikan karena kesehtan sangat diperlukan
dalam PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.
Rumah Sakit Dr G.L Tobing memiliki 35 orang karyawan di bidang
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Memiliki 1 orang pimpinan Sumber Daya
karyawan pelaksana pada bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Tanjung Morawa
tahun 2014 di Rs Dr G.L Tobing.
Tabel 1.1
Jumlah Karyawan Rumah Sakit Dr G.L Tobing Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Tanjung Morawa Tahun 2014
NO
Sumber : Rs Dr GL Tobing Tanjung Morawa, Data diolah
Dalam melaksanakan kegiatannya Rs Dr G.L Tobing ini menginginkan
agar semua karyawan dapat melakukan pekerjaan atau tugas dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber Bapak Budi bahwa terdapat
perangakapan pekerjaan pada bagian Arsip melakukan juga pekerjaan Input data,
sehingga menyebabkan karyawan tersebut tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai
jadwal yang ditentukan dan sering terjadi penundaan. Ini berarti masih adanya
rangkap pelaksanaan tugas. Sehingga fungsi dari organisasi itu kurang berjalan
Input Data dilakukan oleh karyawan tersendiri. Karena masing-masing tugas
memerlukan waktu dan konsentrasi agar selesai secara maksimal.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya wewenang untuk melaksanakan tugas,
hambatan ini harus diatasi oleh pihak manajemen dengan menerapkan sistem
pendelegasian wewenang dan menumbuhkan kepercayaan yang baik pada
karyawan di bagian sumber daya manusia (SDM). Hal ini akan menumbuhkan
kesadaran bagi para karyawan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
harapan organisasi dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang memiliki hubungan yang
erat dengan prestasi kerja, artinya diberi kepercayaan dan wewenang penuh untuk
menyelesaikan suatu tugas, dan memberikan kemudahan bagi pihak manajemen
untuk memberikan penilaian prestasi kerja. Para karyawan di bagi tugasnya dan
diberi wewenang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masing-masing karyawan
harus mampu mencapai tujuan organisasi, agar semua tugas, terintegrasi pada
sasaran yang diinginkan.
Karena masalah tersebut sangat penting bagi pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan maka penulis tertarik meneliti masalah tersebut pada Rs Dr G.L
Tobing Tanjung Morawa yaitu dengan judul “Hubungan Pembagian Kerja Dan
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah pembagian kerja dan pendelegasian
wewenang dengan prestasi kerja karyawan pada bagian sumber daya manusia
(SDM) Rs Dr G.L. Tobing Tanjung Morawa. Sedangkan rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1. Apakah Pembagian Kerja Memiliki Hubungan Yang Signifikan Terhadap Prestasi Kerja Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa?
2. Apakah Pendelegasian Wewenang Karyawan Memiliki Hubungan Signifikan Terhadap Prestasi Kerja Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis hubungan pembagian kerja dan wewenang karyawan dengan prestasi
kerja pada bagian sumber daya manusia (SDM) Rs. Dr G.L Tobing Tanjung
Morawa.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini antara lain :
a. Bagi Rs. Dr G.L Tobing Tanjung Morawa
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahan, yaitu hubungan
sumber daya manusia (SDM) Rs. Dr G.L Tobing Tanjung Morawa Perusahaan
juga dapat mengetahui kendala yang dihadapi dan berusaha mencari solusi
untuk masalah yang berkaitan dengan pembagian kerja dan wewenang
karyawan.
b. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang di dapat
dalam bangku perkuliahan dengan kenyataannya serta dapat memperdalam
pengetahuan Penulis dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia
khususnya yang berhubungan dengan pembagian kerja dan wewenang
karyawan.
c. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini Sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembagian Kerja
2.1.1 Pengertian Pembagian Kerja
Induk kajian pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan
suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang
harus melakukan tugas tersebut. Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk
menciptakan kualitas dari pekerjaan dan kualitas dari kinerja total suatu
perusahaan. Perusahaan akan baik jika sumber daya manusia didalamnya telah
mampu melaksanakan pekerjaan masing – masing dengan jelas, spesifik, serta
tidak memiliki peran ganda yang dapat menghambat proses pencapaian kinerja.
analisis jabatan perlu dilakukan agar dapt mendesain organisasi serta menetapkan
pembagian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan.
Manurut Hasibuan (2007: 28) “analisis pekerjaan adalah menganalisis dan
mendesain pekerjaan apa saja yang perlu dikerjakan, bagaimana mengerjakannya,
dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan. analisi pekerjaan adalah informasi
tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu
perusahaan agar tujuan tercapai”.
Manfaat analisis pekerjaan akan memberikan informasi tentang aktivitas
pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku
manusia dan alat-alat yang akan digunakan.
Menurut Rivai (2004: 107) ada beberapa pengertian tentang analisis pekerjaan
1) Analisis pekerjaan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
pekerjaan dan proses menentukan persyaratan yang harus disiapkan, termasuk
didalamnya sistematika rekrutmen, evaluasi atau pengendalian, dan organisasi tau
perusahaannya..
2) Analisis pekerjaan merupakan kegiatan atau proses menghimpun dan
menyususn bebagai informasi yang berkenaan dengan setiap pekerjaan,
tugas-tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawabnya secara operasional untuk
mewujudkan tujuan organisasi atau bisnis sebuah perusahaan.
3) Analsis pekerjaan adalah usaha untuk mencari tahu tentang jabatan atau
pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan dalam jabatan
tersebut.
Penelitian ini akan membahas produk utama dari analisis jabatan yaitu
pembagian kerja atau yang lebih dikenal dengan job description. pengertian
pembagian kerja (job description) menurut beberapa ahli :
1) Menurut Hasibuan (2007: 33)
Pembagian kerja yaitu informasi tertulis yang menguraikan tugas dan
tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek
pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.
2) Menurut Rivai (2004: 125)
Pembagian tugas adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian
3) Menurut Pophal (2008: 8 )
“Pembagian kerja adalah rekaman tertulis mengenai tanggung jawab dari
pekerjaan tertentu. Dokumen ini menunjukkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk
jabatan tersebut dan menguraikan bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan
dengan bagian lain dalam perusahaan”.
2.1.2 Manfaat Pembagian Kerja
Rivai (2004: 125) menyatakan bahwa manfaat pembagian kerja adalah
untuk menentukan:
1. Ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas (job summary and duties)
2. situasi dan kondisi kerja (working condition)
3. Persetujuan (Approvals)
2.1.3 Menyusun Pembagian Kerja
Manurut Hasibuan (2007: 33) pembagian kerja akan menguraikan :
1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yaitu memberikan nama jabatan.
2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung
jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui.
3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi yang harus
dicapai harus jelas.
4. Syarat kerja harus diuraikan secara jelas.
5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan, hendaknya menguraikan bentuk umum
pekerjaan dengan mencantumkan fungsi-fungsi dan tugas utamanya.
2.1.4 Pentingnya pembagian kerja dalam perusahaan
Pembagian kerja merupakan dokumen formal yang berisi ringkasan
informasi mengenai suatu jabatan untuk memudahkan dalam membedakan jabatan
yang satu dengan yang lain dalam suatu perusahaan.
Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus
dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut. Pembagian
pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi
pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Pembagian kerja yang kurang
jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres. Disinilah letak
pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi
(Hasibuan, 2007: 33).
2.2 Pengertian Wewenang 2.2.1 Pengertian Wewenang
Hasibuan (2006: 64) berpendapat bahwa wewenang adalah kekuasaan
yang sah dan legal yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain, berbuat
atau tidak berbuat atau tidak berbuat sesuatu, kekuasaan merupakan dasar hukum
yag sah dan legal untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Henry Fayol dalam Hasibuan (2006: 65) berpendapat bahwa wewenang adalah
hak untuk memerintah di dalam organisasi dan kekuatan membuat manajer
dipatuhi dan ditaati.
Jadi wewenang (authority) merupakan syaraf yang berfungsi sebagai
mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Wewenang dapat diartikan
sebagai hak memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu agar tujuan dapat tercapai.
2.2.2 Teori Wewenang
Handoko (2003: 212) membagi 2 pandangan yang saling berlawanan
mengenai sumber wewenang, yaitu:
a. Teori Formal (Pandangan klasik)
Menurut teori ini, wewenang ada karena seseorang diberikan atau
dilimpahkan hal tersebut. Pandangan ini mengangap bahwa wewenang berasal
dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian diturunkan dari tingkat
ketingkat.
b. Teori Penerimaan (acceptance theory of authority)
Teori ini berpendapat bahwa wewenang seseorang timbul bila diterima
oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut diberi dan ini tidak
tergantung pada penerima (receiver). Tanggung jawab (responsibility) akan
menyertai wewenang (authority).
Dengan kata lain, bila seseorang diberikan wewenang untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu maka orang tersebut mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaannya. Penerimaan pekerjaan tersebut dikenal dengan
tanggungjawab. Hasibuan (2006: 70) berpendapat bahwa tanggung jawab adalah
keharusan untuk melakukan semua tugas-tugas yang dibebankan kepada
seseorang sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya.
bawahan (delegate), dalam hal ini atasan mendelegasikan sebagian wewenangnya
kepada bawahan untuk dikerjakan. Bawahan harus benar-benar
mempertanggungjawabkan wewenang yang diterimanya kepada atasan. Jika tidak
sewaktu-waktu wewenang itu dapat ditarik kembali oleh atasan dari bawahannya.
2.2.3 Pengertian Pendelegasian Wewenang
Penggunaan pendelegasian wewenang secara bijaksana merupakan faktor
kritis bagi efektivitas organisasi. Oleh karena itu peranan pendelegasian
wewenang sangat penting di dalam organisasi. Selain itu, pendelegasian
wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila atasan
menghadapi banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan oleh satu orang,
maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer
dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama
di saat terjadi perubahan susunan manajemen.
Pendelegasian merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Efektivitas
delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses dan manajer
tidak sukses.
Setelah adanya tugas, wewenang dan tanggung jawab pada tiap-tiap
individu maka selayaknya individu-individu tersebut setuju untuk memberikan
pertanggungjawabannya atas tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Hal ini
berkenaan dengan kenyataan bahwa akan selalu diminta pertanggungjawaban atas
tugas, wewenang, tanggungjawab dan pertanggungjawaban merupakan
unsur-unsur dari pendelegasian wewenang.
Ralph C. Davis dalam Hasibuan (2006: 72) berpendapat bahwa
pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan
wewenang, berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggungj
awaban.
Menurut Sutarto (2001: 141) Pendelegasian wewenang merupakan pelimp
ahan suatu hak kepada seseorang untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar
tugas serta tanggungjawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.
2.2.4 Unsur Pendelegasian wewenang
Pendelegasian wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau
wewenang oleh delegator (pemberi wewenang) kepada delegate (penerima
wewenang) untuk dikerjakannya Hasibuan (2007: 70).
Indikator dari wewenang yaitu:
1. Tugas
Tugas adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh seseorang pada suatu jabatan
tertentu. Adanya tugas akan mendorong karyawan untuk lebih produktif di dalam
sebuah perusahaan, sehingga efektivitas kerja dapat tercapai.
2. Kekuasaan
Kekuasaan adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala sesuatu
keputusan yang berhubungan dengan fungsinya tersebut. Dalam menjalankan
pendelegasian wewenang dalam sebuah perusahaan harus dilandasi dengan
mengambil sebuah keputusan yang sesuai dengan kepentingan dan fungsinya bagi
perusahaan.
3. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah memberikan laporan bagaimana seseorang
melaksanakan tugasnya dan bagaimana dia memakai wewenang yang diberikan
kepadanya. Tanggung jawab merupakan hal terpenting dalam menjalankan suatu
wewenang perusahaan karena dengan tanggung jawab seorang karyawan dapat
memberikan laporan atau pertanggungjawaban suatu keputusan yang telah
diambil.
2.3. Prestasi Kerja
2.3.1 Pengertian Prestasi Kerja
Kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung salah satu diantaranya
pada prestasi kerja karyawannya dalam melaksanakan pekerjaan. Karena
karyawan merupakan unsur perusahaan terpenting yang harus mendapat perhatian.
Pencapaian tujuan perusahaan menjadi kurang efektif apabila banyak karyawan
yang tidak berprestasi dan hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi
perusahaan. Untuk memberikan gambaran lebih luas tentang pengertian prestasi
kerja berikut ini beberapa pendapat menurut para ahli antara lain sebagai berikut:
Menurut Hasibuan (2007: 94) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Prestasi
kerja merupakan gabungan dari 3 faktor penting, yaitu kemampuan dan
seorang karyawan. Semakin tinggi angka untuk ketiga faktor ini, semakin
besar prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Selanjutnya Hasibuan
menyatakan bahwa hasil kerja perlu dinilai melalui penilaian prestasi yaitu
kegiatan manajer untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta menetapkan
kebijakan selanjutnya. Harianja (2002: 195) mendefenisikan prestasi kerja
merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku nyata yang
ditampilkan sesuai dengan peranannya dalam organisasi.
Byars dan Rue dalam Sutrisno (2009: 164) berpendapat bahwa prestasi
kerja merupakan tingkat kecakapan seseorang pada tugas-tugas yang mencakup
pada pekerjaannya.
Rivai (2006: 64) berpendapat bahwa Prestasi kerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian
tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan
dengan moral atau etika.
Dan berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi kerja merupakan hasil yang dapat dicapai oleh seseorang di dalam
melakukan pekerjaan yang menjadi tugasnya dan segala hasil tersebut akan dinilai
oleh perusahaan ataupun atasannya. Hal ini merupakan umpan balik kepada para
karyawan tentang pelaksanaan kerja karyawan.
Prestasi tidak hanya diukur dari segi berapa banyak yang telah
disumbangkan, tapi suatu hal yang penting adalah loyalitas terhadap perusahaan,
sebaliknya merasa senang atas sumbangan yang diberikan. Perlu diketahui bahwa
setiap yang bekerja di dalam suatu organisasi atau perusahaan dengan tujuan
untuk diberi penilaian dan diperhatikan oleh pimpinan.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan. Karyawan
sebagai sumberdaya penting perusahaan perlu diarahkan untuk memperoleh
prestasi kerja yang tinggi atas kerja yang dilakukan. Mangkunegara (2000: 67)
menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam penilaian prestasi kerja
antara lain :
1. Kualitas kerja, yaitu kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil kerja dengan
tidak mengabaikan volume pekerjaan. Dengan adanya kualitas kerja yang baik
dapat menghindari tingkat kesalahan dalam penyelesaian suatu pekerjaan serta
produktivitas kerja yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.
2. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal.
Kuantitas kerja menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam
satu waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
perusahaan.
3. Tanggung jawab, yaitu menunjukkan seberapa besar karyawan dapat
mempertanggung jawabkan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang
dipergunakan serta perilaku kerjanya.
4. Inisiatif, yaitu menunjukkan seberapa besar kemampuan karyawan untuk
menganalisis, menilai, menciptakan dan membuat keputusan terhadap
5. Kerja sama, yaitu merupakan kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dan
bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal atau horizontal di dalam
maupun di luar pekerjaaan sehingga hasil pekerjaan semakin baik.
6. Ketaatan, yaitu merupakan kesediaan karyawan dalam mematuhi
peraturan-peraturan yang melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan
kepada karyawan.
Seluruh ukuran penilaian prestasi kerja ini adalah segala hal yang dapat menjadi
ukuran tinggi rendahnya prestasi karyawan. Hasibuan (2007: 87) menyatakan
penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar
kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. Selanjutnya, Yoder
dalam Hasibuan (2007: 88) menyatakan penilaian prestasi kerja merupakan
prosedur formal yang dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi
karyawan. Penilaian unjuk kerja memiliki arti penting dan terlihat dengan jelas
bahwa penilaian unjuk kerja tidak sekedar menilai, yaitu mencari pada aspek apa
pegawai yang kurang atau lebih, tetapi lebih luas lagi yaitu membantu karyawan
untuk mencapai unjuk kerja yang diharapkan oleh organisasi dan berorientasi pada
pengembangan karyawan atau perusahaan. Untuk itu beberapa kegiatan yang
merupakan bagian integral dengan penilaian unjuk kerja harus dilakukan dalam
hal ini adalah :
a. Penetapan sasaran kinerja yang spesifik, terukur, memiliki tingkat kemudahan
dan berbatas waktu.
b. Pengarahan dan dukungan oleh atasan.
2.3.3 Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian Prestasi Kerja merupakan sarana untuk memperbaiki pegawai
yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasi. Setiap organisasi
selalu mengharapkan memperoleh pegawai yang memiliki prestasi kerja yang
baik. Oleh sebab itu organisasi selalu melakukan penilaian prestasi kerja pegawai
untuk mengetahui prestasi kerja para pegawainya selama periode waktu tertentu,
apakah terjadi peningkatan prestasi kerja atau bahkan terjadi sebaliknya. Jika dari
hasil penilaian tersebut diperoleh data bahwa terjadi penurunan prestasi kerja
pegawai, manajemen perlu mencari tahu sebabnya agar dapat mencari solusinya.
Sikula dalam Hasibuan ( 2007 : 87) mengatakan bahwa penilaian prestasi
kerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang dilakukan karyawan
yang ditujukan untuk penilaian. Menurut Wahyudi (2002 : 101) secara umum
penilaian prestasi kerja dapat diartikan sebagai suatu evaluasi yang dilakukan
secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau jabatan (job
specification) seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya. Dari
hasil penilaian prestasi kerja dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari
pekerjaan yang dinilai dan hasilnya oleh manajemen akan dijadikan sebagai dasar
bagi tindakan-tindakan selanjutnya seperti:
1. Mengukur prestasi kerja, yakni sampai sejauh mana seorang tenaga kerja
berhasil dalam pekerjaannya.
2. Mengukur keberhasilan tenaga kerja dalam mengikuti program pelatihan dan
3. Mengumpulkan data yang akan digunakan dalam rangka memperbaiki dan
mengembangkan kecakapan tenaga kerja, disamping untuk melakukan
pengecekan secara periodik.
4. Mengumpulkan data guna pertimbangan-pertimbangan dalam program mutasi
nasional.
5. Mengumpulkan data yang diperlukan guna menetapkan pemberian insentif.
2.3.4 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Tujuan penilaian prestasi kerja adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan prestasi organisasi melalui peningkatan prestasi sumber daya
manusia organisasi.
Veithzal (2004: 312) menjabarkan tujuan penilaian kinerja atau prestasi kerja
karyawan :
a. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji
berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa,insentif uang.
b. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.
c. Pembeda antara karyawan yang satu dengan yang lain.
d. Pengembangan sumberdaya manusia .
e. Meningkatkan motivasi kerja.
f. Meningkatkan etos kerja.
g. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui
diskusi tentang kemajuan kerja karyawan.
h. Alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain
i. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan atau efektivitas
j. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk
mencapai hasil yang baik secara menyeluruh.
k. Penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun
pekerjaan.
l. Alat untuk menjaga tingkat kinerja.
m. Alat untuk membantu dan mendorong karyawan mengambil inisiatif dalam
rangka memperbaiki kinerja.
n. Untuk mengetahui efektivitas kebijakan sumberdaya manusia, seperti seleksi,
rekrutmen, pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang saling
ketergantungan di antara fungsi- fungsi sumberdaya manusia.
o. Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja
menjadi baik.
p. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sangsi, ataupun hadiah.
2.4 Hubungan Pembagian Kerja Dengan Prestasi Kerja
Secara teoritis tujuan dalam suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan
bersama dimana individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau
lebih orang yang berkeja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat
mencapai hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Dalam suatu organisasi,
tiang dasarnya adalah prinsip pembagian kerja (Division of labor). Prinsip
pembagian kerja ini adalah maksudnya jika suatu organisasi diharapkan untuk
lakukan pembagian kerja. Dengan pembagian kerja ini diharapkan dapat berfungsi
dalam usaha mewujudkan tujuan suatu organisasi. Pembagian kerja adalah
perincian tugas dan pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung
jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.
Jadi pembagian kerja pekerjaan menyebabkan kenaikan efektifitas secara
dramatis, karena tidak seorangpun secara fisik mampu melaksanakan keseluruhan
aktifitas dalam tugas–tugas yang paling rumit dan tidak seorangpun juga memiliki
semua keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai tugas. Oleh
karena itu perlu diadakan pemilahan bagian–bagian tugas dan membagi baginya
kepada sejumlah orang. Pembagian pekerjaan yang dispesialisasikan seperti itu
memungkinkan orang mempelajari keterampilan dan menjadi ahli pada fungsi
pekerjaan tertentu.
2.5 Hubungan Pendelegasian Wewenang Dengan Prestasi Kerja
Pendelegasian wewenang mempunyai hubungan yang erat terhadap
peningkatan prestasi kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja yang selalu dikaitkan dalam hal peningkatan prestasi
kerja karyawan. Adanya pendelegasian wewenang juga akan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan. Dalam hal ini karyawan dapat melakukan
tugas-tugas yang pokok dan strategis dalam kelangsungan dari perusahaan. Kesalahan
dalam pegambilan keputusan diusahakan seminimal mungkin. Adanya
pendelegasian wewenang juga melatih karyawan untuk jabatan yang lebih tinggi
para karyawan. Hal yang harus diperhatikan disini adalah bawahan yang diberikan
delegasi harus bertanggung jawab pada atasannya dan juga harus diperhatikan
adalah kepercayaan yang diberikan melalui kekuasaan yang dimiliki oleh
karyawan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga terjalin hubungan yang
baik dengan pihak atasan. Apabila pendelegasian wewenang telah efektif
dilaksanakan maka secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi kerja
karyawan dan mempermudah bagi perusahaan untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
Berdasarkan uraian di atas maka dibuat kerangka konseptual sebagai
berikut:
3
Keterangan : menjelaskan hubungan antara pembagian kerja, pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja.
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual PEMBAGIAN
KERJA(X1)
WEWENANG (X2)
2.8 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono 2010: 64):
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara Pembagian Kerja dengan Prestasi Kerja Pada Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa?
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi yang mana penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan antara hubungan pembagian kerja dan
wewenang karyawan dengan prestasi kerja tanpa melihat hubungan kausalitasnya
(Kuncoro, 2003: 9), dalam hal ini akan dianalisis pembagian kerja, pendelegasian
wewenang dan prestasi kerja.
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa, yang
beralamat di Jalan Tanjung Morawa KM 15.5. Adapun waktu penelitian
dilaksanakan oleh Penulis dimulai dari bulan Februari 2015 sampai Mei 2015.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dari penelitian ini adalah hubungan pembagian kerja
dan wewenang karyawan dengan prestasi kerja pada Rs Dr.GL Tobing Tanjung
Morawa.
3.4 Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel di perlukan untuk menjelaskan
Defenisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Pembagian Kerja (X1)
Pembagian kerja merupakan uraian tugas dan tanggung jawab seorang individu
atau karyawan pada Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa Pada Bagian Sumber
Daya Manusia (SDM) yang memiliki jabatan tertentu dalam sebuah organisasi
dengan menyesuaikan kemampuan dan keahlian seseorang, sehingga pelaksanaan
kerja dapat berjalan dengan efektif.
Adapun defenisi indikator dari pengertian pembagian kerja yaitu:
1. Pendidikan
Yaitu ilmu yang berupa teori yang menjadi bahan ajar pada sebuah realita.
2. Keahlian
Yaitu soft skill yang dimiliki individu dalam mengerjakan tugasnya.
3. Pengalaman
Yaitu peristiwa yang pernah di lalui dan kemudian menjadi bahan pelajaran
dimasa yang akan mendatang.
b. Pendelegasian wewenang (X2)
Pendelegasian wewenang merupakan pelimpahan hak yang diberikan
kepada seseorang atau karyawan karyawan pada Rs Dr G.L Tobing Tanjung
Merawa Pada Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bertindak yang
diperlukan agar suatu pekerjaan atau tugas serta tanggung jawab dapat
Adapun indikator dari pendelegasian wewenang yaitu:
1. Tugas (Responsibility)
Tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh seseorang pada
suatu jabatan tertentu. Dengan adanya tugas maka akan mendorong
karyawan untuk lebih produktif didalam sebuah perusahaan, sehingga dapat
meningkatkan prestasi kerja karyawan bagi sebuah perusahaaan.
2. Kekuasaan (Authority)
Kekuasaan adalah hak atau wewenang untuk memutuskan segala sesuatu
keputusan yang berhubungan dengan fungsinya tersebut. Didalam
menjalankan pendelegasian wewenang harus dilandasi dengan kekuasaan
karena dengan adanya kekuasaan, seorang karyawan memiliki hak dalam
mengambil sebuah keputusan yang sesuai dengan kepentingan dan
fungsinya bagi perusahaan.
3.Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah memberikan laporan bagaimana seseorang
melaksanakan tugasnya dan bagaimana dia memakai wewenang yang
diberikan kepadanya.
4. Pertanggung Jawaban
Pertanggung jawaban adalah amanah yang diberikan oleh pimpinan kepada
karyawan dengan tugas sesuai dengan keahlian dan kemampuannya untuk
menyelesaikan tugasnya dan kemudian karyawan tersebut dapat
c. Prestasi kerja (X3)
Prestasi kerja merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seorang
karyawan karyawan pada Rs Dr G.L Tobing Tanjung Morawa Pada Bagian
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengetahui sejauh mana tugas yang
mencakup pekerjaannya yang telah mencapai prestasi yang di ukur atau di nilai.
Oleh sebab itu organisasi selalu melakukan penilaian prestasi kerja pegawai untuk
mengetahui prestasi kerja para pegawainya selama periode waktu tertentu, apakah
terjadi peningkatan prestasi kerja atau bahkan terjadi sebaliknya. Jika dari hasil
penilaian tersebut diperoleh data bahwa terjadi penurunan prestasi kerja pegawai,
manajemen perlu mencari tahu sebabnya agar dapat mencari solusinya.
Adapun indikator dari restasi kerja yaitu:
1. Hasil kerja
Yaitu tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh
mana pengawasan dilakukan.
2. Pengetahuan pekerjaan
Yaitu tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan
berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja.
3. Kuantitas Kerja
Yaitu jumlah kerja yang dilaksanakan oleh seseorang pegawai dalam suatu
periode tertentu .
4. Kualitas Kerja
Yaitu menunjukkan sejauh mana mutu seorang pegawai dalam melaksanaka
5. Kecakapan
Yaitu tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja
dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.
6. Sikap
Yaitu tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas
pekerjaan.
7. . Disiplin
Yaitu tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.
Tabel 3.1
Operasionalisasi variabel
No Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Pengukuran
1 Pembagian kerja
(X1)
Pembagian Kerja merupakan uraia n tugas dan tanggung jawab seorang individu atau karyawan karyawan pada Rs
Dr GL Tobing Tanjung Merawa Pada Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki jabatan tertentu dalam sebuah organisasi dengan menyesuaikan kemampuan dan keahlian
seseorang, sehingga pelaksanaan kerja dapat berjalan dengan efektif.
pelimpahan hak yang diberikan kepada seseorang atau karyawan karyawan pada Rs
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala variabel dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert sebagai
alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008: 132).
Dalam melakukan penelitian terhadap variabel- variabel yang akan diuji,
pada setiap jawaban akan diberikan lima alternatif dengan menggunakan skor 1
sampai 5 yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.2
Sumber : Sugiyono (2008: 133)
3 Prestasi Kerja
(X3)
Prestasi Kerjamerupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seorang karyawan karyawan pada Rs Dr GL Tobing Tanjung Merawa Pada Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengetahui sejauh mana tugas yang mencakup pekerjaannya yang telah mencapai prestasi yang di ukur atau di nilai.
3.6 Populasi Dan Sampel 3.6.1 Populasi
Sugiyono (2008: 115) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh karyawan yang bekerja di Rs Dr
G.L Tobing Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Tanjung Morawa yaitu
sebanyak 36 karyawan.
3.6.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi penarikannya diambil secara
sensus yakni 100% dari jumlah populasi (Sugiyono, 2008: 16).
Alasan dilakukannya penarikan sampel secara sensus adalah karena kecilnya
jumlah populasi ditempat pengujian.
3.7 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi
penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada
Dalam hal ini penulis memperoleh langsung dari karyawan Rs Dr G.L
Tobing Tanjung Morawa Sumatera Utara.
b. Data Skunder
Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari
berbagai tulisan, majalah, informasi perusahaan, maupun dari internet yang
ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan berbagai teknik antara lain:
a. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan secara langsung daftar pertanyaan atau pernyataan yang
tertulis kepada responden untuk dijawab.
b. Wawancara
Merupakan suatu jenis pengumpulan data melalui wawancara atau
mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi dari
pihak perusahaan.
c. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang menggunakan
buku- buku ilmiah dan literature lainnya serta internet yang berkaitan
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrument
penelitian (kuesioner) yang digunakan dalam penelitian tersebut. Valid
artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan
penelitian. Pengujian instrumen dilakukan terhadap 30 orang responden di
Rs Bunda Thamrin Jl Sei Batanghari Medan. Validitasnya menunjukan
seberapa nyata pengujian mengukur apa yang harusnya diukur ( Syafrizal,
2008: 30). Validitasnya berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan
tugasnya dalam mencapai sasarannya. Pengujian validitas dilakukan dengan
mengguakan program SPSS for windows, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r table, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan daftar pertanyaan
yang merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalm bentuk
kuesioner (Syafrizal, 2008: 30).
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows,
butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas
1. Jika r alpha > r tabel maka pertanyaan reliabel
2. Jika r alpha < r tabel maka pertanyan tidak reliable.
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang Peneliti gunakan untuk mengolah data yang
dikumpulkan adalah sebagai berikut :
a. Analisis Deskriptif
Metode penganalisisan data dengan cara mengumpulkan data,
mengklasifiasikannya selanjutnya menginterprestasikannya secara objektif
sehingga di peroleh informasi dan gambaran sebenarnya mengenai topik
yang akan di bahas.
b. Analisis Statistik
Analisis Korelasi Multivariate dengan Menggunakan Koefisien Korelasi
Pearson. Korelasi di tunjukkan untuk pasangan pengamatan data rasio
yang menunjukkan hubungan yang linear. Korelasi ini juga sering di sebut
Korelasi Product Moment (Situmorang dan Muslich, 2011: 91). Pengujian
di lakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS 19.0 for windows untuk
menghitung koefisien Korelasi Pearson. Koefisien korelasi adalah suatu
angka indeks yang melukiskaan hubungan antara dua rangkaian data yang
di hubungkan. Dengan kata lain, koefisien Korelasi adalah ukuran atau
indeks dari hubungan antara dua variabel. Koefisien korelasi besarnya
antara -1 sampai +1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arti arah dari
Korelasi positif nilainya berada antara 0 sampai +1, nilai menjelaskan
bahwa apabila suatu variabel naik maka akan menyebabkan kenaikan pada
variabel yang lainnya dan sebaliknya. Korelasi negatif nilainya berada
antara -1 sampai 0, nilai tersebut menjelaskan bahwa apabila suatu variabel
naik maka variabel lainnya akan turun, dan sebaliknya (Situmorang dan
Muslich, 2011: 92).
Menghitung nilai koefisien Korelasi Pearson dapat dilakukan dengan
menghitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
n = Banyaknya Pasangan data X dan Y
Σx = Total Jumlah dari Variabel X
Σy = Total Jumlah dari Variabel Y
Σx2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X
Σy2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y
Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
Asumsi dalam analisis korelasi, yaitu:
a. r ≠ 0
Artinya: menunjukkan adanya korelasi atau hubungan antara pembagian
b. r = 0
Artinya: menunjukkan tidak ada hubungan korelasi atau hubungan
pembagian kerja, wewenang karyawan dengan prestasi kerja.
c. r =1
Artinya: menunjukkan adanya korelasi atau hubungan sempurna antara
pembagian kerja, wewenang karyawan dengan prestasi kerja.
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini di lakukan untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi
yang di peroleh. Untuk membuktikan hipotesis awal tentang hubungan
pembagian kerja dan wewenang karyawan sebagai variabel bebas dengan
prestasi kerja. Pengujian signifikan menggunakan rumus sebagai beikut (
Suharyadi dan Purwanto, 2004: 446):
Dimana :
t = Nilai thitung
r = Nilai Koefisien Korelasi
N = Jumlah Data Pengamatan
Bentuk Pengujian :
H0 : b1 = 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan pembagian kerja, wewenang karyawan dengan prestasi kerja.
H2: bi ≠ 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja
H3: bi = 0, artinya ada hubungan yang signifikan pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja.
Selanjutnya akan dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat
signifikan α (alpha) 5% dan derajat kebebasan (n-2) dengan yang
diperoleh.dapat disimpulkan sebagai berikut:
H0 diterima jika -t
tabel ≤ -thitung ≤ -ttabel
H1 diterima jika -t
tabel > -thitung > -ttabel
H2 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H3 diterima jika – ttabel ≥ thitung ≥ tabel
H4 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H5 diterima jika – ttabel ≥ thitung ≥ tabel
d. Identifkasi Determinan (R2)
Untuk melihat seberapa besar hubungan Pembagian Kerja, Pendelegasian
Wewenang dengan Prestasi Kerja. Jika determinan (R2) semakin besar atau
mendekati satu, maka dapat di katakana bahwa hubungan Pembagian
Kerja, Pendelegasian Wewenang adalah semakin kuat dengan Prestasi
Kerja. Sebaliknya, apabila determinan (R2) yang digunakan semakin
mengecil atau mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa hubungan
Pembagian Kerja, Pendelegasian Wewenang dengan Prestasi Kerja
semakin kecil dan tidak kuat untuk menerangkan adanya hubungan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Rumah sakit umum Dr G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung
morawa adalah Rumah sakit yang berada dalam naungan PT. Perkebunan
Nusantara II. Rumah sakit ini berdiri sejak zaman penjajahan Belanda. Pada
penjajahan Belanda rumah sakit ini di pergunakan untuk Perawatan pengobatan
bagi tentara Belanda.
Setelah Bangsa Indonesia Merdeka, penjajah Belanda dengan rsmi
menyerahkan kepada pemerintah Indonesia, beserta dengan rumah sakit tersebut
kepada PT. Perkebunan Nusantara II. Pencetus berdirinya ruah sakit, Gerhard
Lumban Tobing. Pada zaman penjajahan Belanda G.L Tobing memiliki adil yang
sangat besar terhadap berdirinya rumah sakit ini. Beliau merupakan salah seorang
yang turut berjuang melawan penjajah Belanda yan berkuasa di Indonesia, baik itu
erjangan fisik para pejuang Indonesia yang berada di Sumatra Utara. Nama G.L
Tobing debrikan pada rumah sakt ini adalah untuk mengenang jasa-jasa beliau
dalam perjuangannya melawan penjajah Belanda di Indonesia demi kemerdekan
Republik Indonesia kita.
Rumah Sakit Umum Dr. G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tnajung
Morawa memberikan pelayanan dan pengobatan kepada para pegawai PT.
masyarakat. Rumah sakit ini didirikan karena kesehatan sangat diperlukan dalam
PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.
Oleh karena itu berdirinya rumah sakit ini antara lain:
a. Untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk pegawai dan masyarakat.
b. Sebagai sarana upaya kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan.
c. Sebagai sarana kesehatan jalan.
d. Sebagai sarana upaya kesehatan rawat inap.
e. Sebagai sarana upaya kesehatan gawat darurat.
f. Sebagai sarana upaya pelayanan medis.
Rumah Sakit Umum Dr G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung
Morawa memiliki visi dan misi serta tujuan dan motto.
4.1.2 Visi Rs Dr G.L Tanjung Morawa
Adapun Visi Rumah Sakit dr. G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II
Tanjung Morawa adalah :
1. Menjadi Rumah Sakit Rujukan yang mandiri, Unggulan dan berdaya
saing.
4.1.3 Misi Rs Dr G.L Tanjung Morawa
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paripurna khususnya
terhadap Karyawan PT. Perkebunan Nusantara II (persero) dan
keluarganya.
3. Membangun Kepercayaan Pelanggan Melalui Sumber Daya Manusia
yang professional, Berkualitas, dan Berbudaya Kerja Prima.
4. Memberikan Kontribusi yang Optimal bagi Perusahaan maupun
masyarakat Sekitar.
5. Menjaga dan Memelihara Kelestarian Lingkungan serta Menciptakan
Nilai Tambah.
4.1.4 Tujuan Rs GL Tobing
Menjadikan Rumah Sakit Perkebunan II sebagai pilihan utama Pelayanan
Kesehatan bagi Masyarakat Perkebunan dan sekitarnya.
4.1.5 Motto Rs Dr G.L Tobing
Kami Peduli Kesehatan Anda.
4.1.6 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan paduan untuk menciptakan hubungan kerja
yang baik dan dapat memberikan dan memudahkan pekerjaan yang
merupakan kebijakan dari perusahaan yang akan di laksanakan oleh para
pegawai.
Organisasi adalah sekelompok manusia dalam usahanya untuk mencapai
tujuan agar perusahaan berjlan dengan baik. Dengan adanya struktur
untuk dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada di antara kerja, dengan
adanya ketentuan perintah dan tanggung jawab pengawasan perusahaan
dalam aktifitas setiap hari.
Dimana layaknya suatu organisasi maka akan muncul sesuatu struktur
organisasi pada Rumah Sakit Umum Dr G.L Tobing PT. Perkebunan
Nusantara II Tanjung Morawa. Pada Rumah Sakit ini terpisah daria PT.
Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, namum masih terkait dalam hal
pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian
tujuan rumah sakit ini.
Adapaun struktur organisasi dan bagian- bagian di bidang kerjanya pada
Rumah Sakit Umum Dr G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung
Morawa adalah sebagai berikut:
a. Kepala Pimpinan Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Dr G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II
Direktur Sumber Daya Manusia.
Pempinan rumah sakit mempunyai wewenang antara lain:
Pengorganisasian, Perencanaan dan Pengawasan dari kegiatan-
kegiatan rumah sakit dan poliklinik.
Adapun tugas- tugas pimpinan sebagai berikut:
1. Memberikan pengarahan terhadap pegawainya agar melaksanakan
kegiatan- kegiatan yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
2. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan rumah
3. Mengkoordinir para dokter, kepala perawat, bidang, asisten
apoteker dan kapada tata usaha.
b. Komite Medis
Komite medis adalah dewan medis yang melaksanakan pelayanan
medis Rumah Sakit Umum Dr G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara
II Tanjung Morawa.
Adapun wewenang komite medis adalah memberikan pelayanan para
karyawan, pegawai, anggota rumah sakit serta masyarakat lainnya.
1. Memberikan sarana – sarana kepada pimpinan rumah sakitar dalam
hal pengembangan medis yang dilaksanakan.
2. Ikut serta dalam pelayanan rumah sakit.
3. Memberikan laporan- laporan kesehatan kepada pimpinan.
c. Unit Pelayanan Medis
Unit Pelayanan Medis adalah melayani kesehatan para karyawan,
pegawai PT. Perkebunan Nusantara II, dan masyarakat umum lainnya.
Adapun tugas- tugas dari unit pelayanan medis :
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada yang memerlukan
pengobatan.
2. Memberikan pelayanan bagi yang membutuhkan.
3. Melaksanakan perintah dari pimpinan dalam hal bidangnya.
4. Melaporkan tugas laporan kepada pimpinan rumah sakit.
d. Unit Penunjang Medis
Adapun tugas dari unit penunjang medis adalah:
1. Menyediakan perlengkapan pelayanan medis.
2. Bekerjasama dengan pelayanan medis dalam hal pelayanan
kesehatan.
3. Menyediakan fasilitas pelayanan medis.
4. Melaporkan tugas- tugas pada pimpinan rumah sakit.
e. Farmasi
Farmasi adalah bagian yang mengurus masalah distribusi dan
penyimpanan obat- obatan. Wewenang bagi farmasi adalah mengurus
kegiatan distribusi dan obat- obatan rumah sakit. Adapun kegiatan dari
farmasi adalah :
1. Menyediakan obat- obatan untuk kebutuhan pelayanan kesehatan.
2. Menyimpan obat- obatan yang baru dipesan.
3. Melaksanakan pendistribusian obat- obatan rumah sakit.
4. Bertanggung jawab pada pelaksanaan tugasnya kepada pimpinan
rumah sakit.
5. Melaporkan laporan obat-obatan kepada pimpinan ruma sakit.
f. Tata Usaha
Tata Usaha adalah bagian yang melaksanakan penataan usaha dibidang
farmasi, logistic, keuangan, kepegawaian, rekam medis dan sekretaris
rumah sakit.