TUGAS AKHIR
PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
Oleh :
EFRANS GINTING
122102148
PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : EFRANS GINTING
NIM : 122102148
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
Tanggal : Juli 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA NIP. 19511114 198203 1 002
Tanggal : Juli 2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi
Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA NIP. 19511114 198203 1 002
Tanggal : Juli 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : EFRANS GINTING
NIM : 122102148
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL TUGAS AKHIR : PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
Medan, 2015
KATA PENGANTAR
Salam Damai Sejahtera!
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu memberkati sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
judul “ Pengendalian Internal Gaji dan Upah pada Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Medan ”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya (A.Md.) pada program studi Diploma III Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah
berperan membantu penulis hingga selesainya Tugas Akhir ini. Melalui Tugas Akhir ini, penulis mengucapka terima kasih khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara, beserta Bapak Wakil Dekan I, II, III.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi , Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara,
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan waktu, ilmu, dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi
memiliki dedikasi yang tinggi serta semangat dalam mendidik mahasiswa/i di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
4. Bapak Ir. Wiriya Alrahman, MM. selaku Kepala Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Medan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian Skripsi Minor di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Medan.
5. Bapak Ramlan Saraan, S.Sos. selaku Kepala Sub Bagian Keuangan yang
telah memberikan data – data keuangan, khususnya mengenai gaji dan upah
di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.
6. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Mamak tercinta yang selalu
mendampingi penulis hingga kini, mendidik, dan berjuang demi kesuksesan anak – anaknya kelak, serta menjadi teladan kepada anak – anaknya.
7. Ucapan terima kasih kepada abang, kakak, dan adik terkasih, yaitu : Irwan
Ginting, Rejona Ginting, Gabriel Ginting, Ema Marhan Br. Ginting, Immanuel Maranatha Ginting, dan Mei Sevenita Br. Ginting yang telah
memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis agar selalu berusaha keras dalam mencapai cita – cita.
8. Ucapan terima kasih kepada sahabat – sahabat sejak dari semester pertama
hingga kini, yaitu : Yunus Rodo Mangatur Hutapea, Baginda YunicoArnendo Pohan, Herianto Dionisius Sidabutar, Sugi Prawansyah, Ahmad Muhajjir Nur
9. Ucapan terima kasih kepada Permata “Maranatha” GBKP Runggun Lau Gelunggung yang menjadi sumber inspirasi dalam melayani.
10. Ucapan terima kasih kepada pihak – pihak yang tidak bisa disebutkan satu per
satu yang telah mendukung penulis selama ini, khususnya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar ke depannya semakin baik lagi. Harapan penulis, mudah –
mudahan Tugas Akhir ini bermanfaat sebagai masukan serta pengetahuan bagi setiap yang membacanya.
Medan, Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I : PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Manfaat Penelitian ... 4
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Survey/Observasi ... 4
2. Rencana Isi ... 5
BAB II : BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN... 7
A. Sejarah Ringkas... 7
B. Struktur Organisasi... 8
C. Job Description... 10
E. Kinerja Kegiatan Terkini... 21
F. Rencana Kegiatan... ... 22
BAB III : PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN... 25
A. Pengertian Gaji dan Upah... 25
B. Unsur – Unsur Gaji dan Upah... 26
C. Perhitungan Gaji dan Upah... 30
D. Pencatatan Gaji dan Upah... 33
E. Pengendalian Internal Gaji dan Upah... 41
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN... 43
A. Kesimpulan... 43
B. Saran... 44
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir... 4
2.1 Program/Kegiatan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD... 22
3.1 Contoh Perhitungan Gaji dan Upah... 31
3.2 Perhitungan Uang Lembur dan Uang Makan... 32
3.3 Contoh Surat Pengantar SPP-LS Gaji dan Tunjangan... 36
3.4 Contoh SPP-LS (1) Gaji dan Tunjangan... 37
3.5 Contoh SPP-LS (2) Gaji dan Tunjangan... 38
3.6 Contoh Rincian SPP-LS Gaji dan Tunjangan... 39
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Surat Permohonan Research/Survey pada Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Medan... 46 2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Kota Medan untuk Melakukan Research/Survey
pada Badan Pelayanan PerijinanTerpadu Kota Medan... 47 3. Contoh Daftar Pembayaran Gaji Induk PNS/CPNS
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Faktor produksi adalah segala sumber daya yang digunakan oleh
perusahaan atau instansi dalam menghasilkan barang dan jasa. Salah satu faktor produksi tersebut adalah tenaga kerja. Tenaga kerja adalah faktor
produksi yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur pikiran, fisik, dan kemampuan yang sangat diperlukan
untuk menghasilkan barang dan jasa serta mengembangkan perusahaan atau instansi ke arah yang lebih baik.
Pekerjaan yang telah dilaksanakan tenaga kerja tersebut biasanya akan dibalas oleh perusahaan atau instansi dalam bentuk gaji dan upah. Gaji merupakan bentuk pembayaran dari pimpinan atau pemberi kerja sebagai
pengganti jasa bagi tenaga kerja yang sifat pembayarannya ditetapkan dalam kontrak kerja dan jumlahnya pasti, baik tiap minggu atau bulan. Sedangkan,
upah merupakan bentuk pembayaran sebagai balas jasa yang dilakukan oleh tenaga kerja berdasarkan jumlah pekerjaan yang telah diselesaikannya tanpa jaminan yang pasti pekerjaan tersebut tiap – tiap waktunya.
memperhatikan berbagai macam faktor, yaitu : tingkat ekonomi terkini, tingkat pendidikan tenaga kerja, jabatan, masa kerja, dan keahlian (kompetensi). Hal tersebut sangat diperlukan dalam mengukur kesesuaian
penghasilan (gaji dan upah) dengan kinerja.
Penentuan gaji dan upah juga harus bersifat transparan. Setiap
penetapan, penggolongan, serta pembayaran gaji dan upah haruslah sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku. Penetapan serta pembayaran gaji dan upah juga harus dilengkapi dengan bukti - bukti yang lengkap agar setiap
data yang ada sesuai dengan realitanya.
Proses penggajian dan pengupahan merupakan kegiatan perusahaan
yang memerlukan adanya pengendalian internal yang baik karena di dalam perusahaan atau instansi terdapat tenaga kerja yang memiliki gaji dan upah yang berbeda – beda. Di dalam proses penggajian dan pengupahan juga
memerlukan beberapa prosedur, diantaranya : perhitungan gaji dan upah, perhitungan jam kerja, perhitungan jam lembur, perhitungan potongan,
perhitungan tunjangan, pembayaran gaji dan upah, serta pembukuan gaji dan upah. Tujuan perlunya dilakukan pengendalian internal terhadap gaji dan upah adalah agar gaji dan upah yang telah ditetapkan kepada tenaga kerja
sesuai kebenaran dan keyakinannya. Selain itu, tujuan selanjutnya adalah untuk mencegah terjadinya pembayaran gaji dan upah yang fiktif dan tidak
sesuai dengan kebenarannya.
efisiensi biaya operasional, khususnya gaji dan upah. Hal tersebut yang mendorong peneliti membuat tugas akhir dengan judul “Pengendalian
Internal Gaji dan Upah pada Badan Pelayanan PerijinanTerpadu Kota Medan.”
B. Rumusan Masalah
Pengendalian internal gaji dan upah diperlukan dalam memantau dan memastikan hak setiap tenaga kerja. Pengendalian internal gaji dan upah akan
memastikan setiap penentuan, pembayaran, pemotongan, serta pencatatan gaji dan upah tenaga kerja akan sesuai dengan yang semestinya. Apabila hal
tersebut telah tercapai, maka setiap pendistribusian gaji dan upah tenaga kerja akan terlaksana secara efektif dan efisien sesuai pekerjaan yang telah dilakukan oleh tenaga kerja tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk membahas permasalahan “Apakah Pengendalian Internal Gaji dan Upah pada
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan telah terlaksana dengan baik?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui prosedur penggajian dan pengupahan yang
b. Untuk mengetahui dan menilai apakah pengendalian internal gaji dan upah pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan telah terlaksana dengan efektif dan efisien.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis, untuk memperoleh pengetahuan mengenai
pengendalian internal gaji dan upah.
b. Bagi perusahaan atau instansi, sebagai masukan yang berarti
khususnya dalam hal pengendalian internal gaji dan upah agar di masa mendatang lebih baik lagi.
c. Bagi pembaca, untuk menambah wawasan mengenai pengendalian
internal gaji dan upah.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
Sebelum penelitian dimulai, peneliti menyusun jadwal survey/observasi terlebih dahulu.
Jadwal survey/observasi adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
No. Keterangan
Mei Juni
1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir
2. Pengajuan Judul Tugas Akhir
3. Permohonan Izin Riset
4. Penunjukan Dosen Pembimbing
5. Pengumpulan Data
6. Penyusunan Tugas Akhir
7. Bimbingan Tugas Akhir
8. Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Laporan penelitian terdiri dari 4 (empat) bab, di mana setiap bab saling
berkaitan. Adapun susunan laporan penelitian tugas akhir adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini, diuraikan hal yang mengenai latar belakang
BAB II : BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
Pada bab ini, diuraikan hal yang mengenai sejarah ringkas,
struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan.
BAB III : PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
Pada bab ini, diuraikan hal yang mengenai pengertian gaji
dan upah, unsur – unsur gaji dan upah, perhitungan gaji dan upah, pencatatan gaji dan upah, serta pengendalian internal gaji dan upah.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
A. Sejarah Ringkas
Pelayanan prima dituangkan pada visi dan misi nasional Indonesia, menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima aparatur
pemerintah kepada masyarakat merupakan keharusan dan tidak dapat diabaikan lagi, karena hal ini merupakan bagian tugas dan fungsi pemerintah.
Pelayanan prima kepada masyarakat tersebut diatas tertuang antara lain dalam:
1. Garis–garis Besar Haluan Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Bab
III.
2. INPRES Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kualitas Pelayanan Aparatur
Pemerintah Kepada Masyarakat.
3. Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata
laksana Pelayanan Umum.
4. Surat Edaran Menkowasbangpan Nomor 56/MK.WASPAN/6/1998,
antara lain menyebutkan bahwa langkah-langkah perbaikan mutu
pelayanan masyarakat diupayakan dengan menerapkan pola pelayanan terpadu (satu atap dan satu pintu) bagi unit-unit kerja kantor pelayanan yang terkait dalam proses atau menghasilkan suatu produk pelayanan.
5. Keputusan Menpan No. KEP/24/M.PAN/2004 Tentang Pedoman
6. Keputusan Menpan No. KEP/26/M.PAN/2004 tentang petunjuk teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah antara lain ditegaskan bahwa tujuan pemberian
otonomi adalah berupaya memberikan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang semakin baik kepada masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan. Jadi kualitas layanan
aparatur pemerintah kepada masyarakat merupakan indikator
keberhasilan otonomi daerah. Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
maka Pemerintah Kota Medan membentuk Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kota Medan.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan susunan komponen – komponen (unit – unit kerja) dalam suatu organisasi yang menunjukkan adanya pembagian
kerja, tugas, dan fungsi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan keahlian masing – masing karyawan. Struktur organisasi Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, terdiri dari :
1. Sekretariat/Badan
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Penyusunan Program
3. Bagian Fungsional
a. Bidang Pelayanan Perijinan I
b. Bidang Pelayanan Perijinan II
c. Bidang Pelayanan Perijinan III
d. Bidang Pelayanan Perijinan IV
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan
C. Job Description
Sesuai dengan Perda Kota Medan No. 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan Pasal
159 dan 160 dan Peraturan Walikota Medan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Medan, maka Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Struktur Organisasi dari sekretariat badan adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat/Badan
Badan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.Badan sebagaimana dimaksud
didukung oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Kepala. Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud karena jabatannya adalah Kepala Badan.
Tugas Pokok Sekretariat/Badan :
Sekretariat/Badan mempunyai tugas pokokmelaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di
bidang perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, keamanan, dan kepastian.
Fungsi Sekretariat/Badan :
• Pelaksanaan penyusunan program;
• Penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan;
• Pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan;
• Pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2. Bagian Tata Usaha
Bagian tata Usaha dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Tugas Pokok Bagian Tata Usaha :
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup ketatausahaan yang meliputi
pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.
Fungsi Bagian Tata Usaha :
• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bagian Tata Usaha;
• Pengelolaan administrasi Badan yang meliputi administrasi
keuangan, kepegawaian, tata persuratan, perlengkapan, dan
rumah tangga;
• Pengkoordinasian penyusunan, perencanaan, dan program
Badan;
• Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
Badan;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
a. Sub Bagian Umum
Tugas Pokok Sub Bagian Umum :
Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup
administrasi umum.
Fungsi Sub Bagian Umum :
• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Umum;
• Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
umum;
• Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan
naskah dinas, penataan kearsipan, administrasi kepegawaian,
perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumah-tanggaan Badan;
• Penyiapan pertemuan/rapat-rapat Badan;
• Pelaporan lingkup administrasi umum;
• Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan tugas;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b. Sub Bagian Keuangan
Tugas Pokok Sub Bagian Keuangan :
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokokmelaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup
pengelolaan administrasi keuangan.
Fungsi Sub Bagian Keuangan :
• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Keuangan;
• Penyiapan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
keuangan;
• Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi
kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan,
pemrosesan, pengusulan, dan verifikasi;
• Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan
admnistrasi keuangan;
• Penyusunan laporan keuangan Badan;
• Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c. Sub Bagian Penyusunan Program
Tugas Pokok Sub Bagian Penyusunan Program :
Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha lingkup
penyusunan program dan pelaporan.
Fungsi Sub Bagian Penyusunan Program :
• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Penyusunan Program;
• Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan
rencana dan program Badan;
• Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Badan;
• Pengembangan sistem informasi pelayanan;
• Pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan pengaduan
masyarakat;
• Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian;
• Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
3. Bagian Fungsional
a. Bidang Pelayanan Perijinan I
Bidang Pelayanan Perijinan I dipimpin oleh Kepala Bidang I,
Tugas Pokok Bidang Pelayanan Perijinan I :
Bidang Pelayanan Perijinan I mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan
perijinan yang berkaitan dengan Usaha, Perdagangan dan Perindustrian.
Fungsi Bidang Pelayanan Perijinan I :
• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang
Pelayanan Perijinan I;
• Penyusunan petunjuk teknis Bidang PelayananPerijinan
I;
• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja
Bidang Pelayanan Perijinan I;
• Pelaksanaan pelayanan perijinan;
• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang
berkaitan dengan permohonan Ijin;
• Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;
• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan
terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara
pemeriksaan lapangan;
• Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan, dan
persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;
• Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya
• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan
pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan I.
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Bidang Pelayanan Perijinan II
Bidang Pelayanan Perijinan II dipimpin oleh Kepala Bidang II, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan.
Tugas Pokok Bidang Pelayanan Perijinan II :
Bidang Pelayanan Perijinan II mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban
masyarakat.
Fungsi Bidang Pelayanan Perijinan II :
• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang
Pelayanan Perijinan II;
• Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan
II;
• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja
Bidang Pelayanan Perijinan II;
• Pelaksanaan pelayanan perijinan;
• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang
• Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;
• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan
terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;
• Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan,
perhitungan retribusi, penetapan SKPD/SKRD, dan
persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;
• Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya
terkait bidang pelayanan perijinan;
• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan
pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan II.
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Bidang Pelayanan Perijinan III
Bidang Pelayanan Perijinan III dipimpin oleh Kepala Bidang III, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan.
Tugas Pokok Bidang Pelayana Perijinan III :
Bidang Pelayanan Perijinan III mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan tata ruang,
perhubungan, dan lingkungan hidup.
• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang
Pelayanan Perijinan III;
• Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan
III;
• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja
Bidang Pelayanan Perijinan III;
• Pelaksanaan pelayanan perijinan;
• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang
berkaitan dengan permohonan Ijin;
• Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;
• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan
terhadap permohonan ijin dan pembuatan berita acara pemeriksaan lapangan;
• Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan,
perhitungan retribusi, penetapan SKPD/SKRD, dan
persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;
• Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya
terkait bidang pelayanan perijinan;
• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan
pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan III;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan
d. Bidang Pelayanan Perijinan IV
Bidang Pelayanan Perijinan IV dipimpin oleh Kepala Bidang IV, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan.
Tugas Pokok Bidang Pelayanan Perijinan IV :
Bidang Pelayanan Perijinan IV mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pelayanan perijinan yang berkaitan dengan konstruksi,
kesehatan dan lain-lain.
Fungsi Bidang Pelayanan Perijinan IV :
• Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang
Pelayanan Perijinan IV;
• Penyusunan petunjuk teknis Bidang Pelayanan Perijinan
IV;
• Pelaksanaan persiapan fasilitasi program kerja
Bidang Pelayanan Perijinan IV;
• Pelaksanaan pelayanan perijinan;
• Pelaksanaan rapat-rapat dengan Tim Teknis yang
berkaitan dengan permohonan Ijin;
• Pengkoordiniran pengolahan data perijinan;
• Pengkoordiniran pelaksanaan peninjauan lokasi/lapangan
• Pengkoordiniran pelaksanaan proses perijinan,
perhitungan retribusi, penetapan SKPD/SKRD, dan
persiapan konsep Surat Keputusan Perijinan;
• Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/lembaga lainnya
terkait bidang pelayanan perijinan;
• Pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta penyusunan
pelaporan kegiatan di Bidang Pelayanan Perijinan IV;
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Setiap Bidang pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Medan dibantu oleh Tim Teknis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Tugas – tugas Tim Teknis tersebut, yaitu :
• Meneliti permohonan ijin;
• Mengadakan rapat pembahasan permohonan ijin;
• Melaksanakan peninjauan lokasi/lapangan terhadap
permohonan ijin apabila diperlukan;
• Melaksanakan proses perijinan, perhitungan retribusi dan
persiapan konsep Surat Keputusan/Perijinan;
• Memberikan saran-saran atau
pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Badan yang menyangkut pelaksanaan tugas dan fungsi Badan;
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
D. Jaringan Kegiatan
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan merupakan suatu instansi pemerintah daerah yang didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan
pelayanan prima dalam melayani kepentingan masyarakat dalam mengurus perijinan dengan didasarkan pada prinsip – prinsip pelayanan publik, yaitu :
responsivitas, akuntabilitas, kesederhanaan, transparansi, dan kepastian hukum.
Hal lain yang menjadi tugas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Medan adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Kota Medan, khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan
masyarakat, serta mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk nantinya berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan daerah.
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan telah melakukan banyak hal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, diantaranya :
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat mulai dari penerimaan
permohonan ijin sampai menerbitkan ijin;
2. Melaksanakan pelayanan perijinan yang optimal sesuai dengan
Standard Operational Procedure (SOP) yang berlaku.
3. Melaksanakan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah
4. Meraih beberapa penghargaan, seperti : Kontes Inovasi Solusi 2014, Ombudsman 2013, UKP4, dan AS/ANZ ISO 9001:2008.
F. Rencana Kegiatan
Berikut ini rencana kegiatan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
[image:33.595.114.513.338.732.2]Kota Medan, yaitu :
Tabel 2.1
Program/Kegiatan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
No. Program Kegiatan Sasaran Program
I II III
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Terselenggaranya Kegiatan Administrasi Kantor
1.1 Penyediaan Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air dan Listrik
Tersedia sarana komunikasi dan telekomunikasi air dan listrik
1.2 Penyediaan Jasa Kebersihan
Kantor
Terpeliharanya kebersihan kantor
1.3
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Tersedianya peralatan dan perlengkapan kerja
1.4 Penyediaan Barang Cetakan dan
Penggandaan
Tersedianya blanko dan cetakan lainnya untuk mendukung proses
perijinan
1.5 Penyediaan Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Tersedianya komponen instalasi listrik untuk penerangan gedung
kantor
1.6 Penyediaan Bahan Bacaan dan
Peraturan Perundang-undangan
Terpenuhinya bahan bacaan berupa koran dan majalah
1.7 Penyediaan Makanan dan
Minuman
Tersedianya makanan dan minum rapat, tamu
1.8 Penyediaan Jasa Tenaga
Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran
Tersedianya honorarium dan keperluan lainnya
1.9 Penyediaan Jasa Keamanan
Kantor
2 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Tersedianya sarana dan prasarana yang berfungsi dengan baik
2.1 Pengadaan Perlengkapan Gedung
Kantor
Tersedianya perlengkapan gedung kantor berupa filling kabinet, rak
arsip dan almari
2.2 Pengadaan Peralatan Gedung
Kantor
Tersedianya peralatan kantor yang baik berupa pengadaan mesin tik, pengadaan mesin hitung uang dan
pengadaan alat-alat ukur
2.3 Belanja Modal Pengadaan
Mebeuler
Tersedianya kursi kerja
2.4 Pengadaan Komputer dan
Perlengkapannya
Tersedianya kebutuhan komputer dan perlengkapannya untuk mendukung sistem informasi di
BPPT
2.5 Pemeliharaan
rutin/berkala Gedung Kantor
Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan gedung kantor berupa belanja perawatan gedung kantor dan
sewa bunga hidup/hiasan kantor
2.6 Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional
Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan kendaraan
dinas/operasional
2.7 Pemeliharaan rutin/berkala
Peralatan Gedung Kantor
Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan peralatan gedung
kantor
3 Peningkatan Disiplin Aparatur Tertingkatnya Disiplin Pegawai
3.1 Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya
Tersedianya pakaian dinas harian BPPT
3.2 Pengadaan Pakaian Khusus
Hari-hari Tertentu
Tersedianya pakaian khusus pelayanan perijinan dan pakaian olah
raga 4 Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Tersedianya Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan
4.1 Penyusunan laporan capaian
kinerja dan ikthisar realisasi kinerja SKPD (LAKIP)
Terwujudnya sistem kepemerintahan yang transparan dan akuntabel
4.2 Penyusunan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
Tersedianya LKPJ dan LPPD Tahun 2013
4.3 Penyusunan Pelaporan Keuangan
Akhir Tahun
4.4 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
Tersusunnya Rencana Kerja SKPD Tahun 2015
4.5 Penyusunan Buku Produk
Perijinan di BPPT Kota Medan
Tersusunnya buku produk perijinan di BPPT Kota Medan Tahun 2013
5
Program Peningkatan Pelayanan Perijinan
Meningkatnya Pelayanan Perijinan
Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Perijinan
Terpeliharanya sistem informasi perijinan berupa honor tenaga ahli, pengembangan sistem jaringan,dan back up pengadaan sistem antrian
otomatis Sosialisasi peraturan dan
perundangan tentang perijinan
Tersedianya bahan-bahan untuk sosialisasi dan keikutsertaan dalam
kegiatan pameran yang diselenggarakan Pemerintah Surveilance Audit Tahunan dan
Maintenance ISO 9001:2008 serta survey IKM
BAB III
PENGENDALIAN INTERNAL GAJI DAN UPAH PADA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
A. Pengertian Gaji dan Upah
Menurut penulis, gaji adalah imbalan atau kompensasi berupa uang atau
sejenisnya atas jasa yang telah diberikan oleh pegawai atau karyawan kepada perusahaan atau instansi yang telah memperkerjakannya, di mana pembayarannya dilakukan secara mingguan atau bulanan tergantung
kebijakan perusahaan atau instansi tersebut serta pekerjaannya biasanya bersifat tetap. Sedangkan upah adalah imbalan atau kompensasi berupa uang
atau sejenisnya atas jasa yang telah diberikan oleh pekerja kepada perusahaan atau instansi yang telah memperkerjakannya di mana pembayarannya tergantung pada jumlah jam kerja, hari kerja, atau jumlah produk yang telah
dihasilkan oleh pekerja, serta pekerjaannya bersifat tidak tetap.
Berikut ini adalah beberapa pandangan para ahli tentang pengertian gaji
dan upah :
Menurut Boone & Kurtz (2006:433) :
“ Upah (wage) merupakan kompensasi yang diberikan berdasarkan nilai
pembayaran per jam atau sejumlah keluaran (output) yang dihasilkan. Sementara itu, gaji (salary) merupakan kompensasi yang dihitung secara
Menurut Griffin & Ebert (2007:221) :
“ Upah merupakan kompensasi dalam bentuk uang yang dibayarkan berdasar jumlah waktu yang digunakan untuk bekerja. Sedangkan gaji merupakan
kompensasi dalam bentuk uang yang dibayarkan karena seseorang melaksanakan tanggung jawab pekerjaan. ”
Menurut Mulyadi (2001:377) :
“ Gaji pada umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, dan
dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh)
umumnya dibayarkan berdasarkan hari atau jumlah kerja suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan. ”
Dari beberapa pandangan para ahi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa upah merupakan kompensasi berbentuk uang yang dibayarkan atas penyerahan jasa oleh pekerja berdasarkan jumlah jam kerja, atau output yang
telah dihasilkan oleh pekerja. Sedangkan gaji merupakan kompensasi berbentuk uang yang dibayarkan atas penyerahan jasa oleh pegawai atau karyawan karena telah melaksanakan tanggung jawab pekerjaan yang
dihitung secara periodik, seperti mingguan atau bulanan.
B. Unsur – Unsur Gaji dan Upah
nilai atas karya atau apresiasi atas jasa yang telah dilakukan kepada suatu instansi atau perusahaan. Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, gaji dan upah memiliki peranan penting bagi setiap pegawai sebagai
penghargaan dan motivasi agar pegawai dapat bekerja dengan baik sesuai jenis pekerjaan dan keahliannya. Gaji dan upah pada seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Indonesia termasuk pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan telah diatur pada Undang – Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah No. 34
Tahun 2014 tentang Perubahan Keenam Belas atas Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
Berikut ini unsur – unsur gaji dan upah pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan :
1. Gaji Pokok
Gaji pokok dibayarkan kepada pegawai secara berkala setiap bulan selama yang bersangkutan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Besarnya gaji pokok yang didapatkan oleh pegawai pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan begitu pula di instansi lain di Indonesia adalah sama, disesuaikan pada pangkat dan golongan.
2. Tunjangan Istri/Suami
Tunjangan ini diberikan bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah
adalah bagi suami dan istri sama – sama sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka tunjangan suami/istri tidak diberikan kepada kedua – duanya tetapi diberikan kepada salah satu yang gajii pokoknya paling tinggi.
3. Tunjangan Anak
Tunjangan anak diberikan jika dalam satu keluarga memiliki anak,
anak baik kandung maupun anak angkat, masing – masing akan mendapatkan bagian dua persen (2%) dari gaji pokok. Tunjangan tersebut diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil, di mana anaknya berusia
di bawah 25 tahun, belum memiliki penghasilan sendiri, belum menikah, dan masih menjadi tanggungan dari orangtuanya yang berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
4. Tunjangan Jabatan Umum
Tunjangan yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena
posisi atau jabatannya pada suatu instansi pemerintah. Tunjangan ini ditujukan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di luar dari pegawai yang
menerima tunjangan jabatan struktural, tunjangan jabatan fungsional, dan tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan. Tujuan umum diberikan dengan tujuan untuk memaksimalkan kinerja serta mendorong
pegawai untuk lebih semangat mencapai prestasi kerja.
5. Tunjangan Jabatan Struktural
dibandingkan tunjangan jabatan umum karena tanggung jawab yang diemban cukup besar.
6. Tunjangan Beras
Tunjangan beras diberikan kepada Pegawai Negeri sipil (PNS) setiap bulan berdasarkan pada harga beras yang berlaku pada saat ini.
Namun, biasanya besarnya ditentukan atas harga pembelian oleh pemerintah kepada Perum Bulog. Pembayaran tunjangan ini dibedakan atas dua jenis, yaitu natura dan uang. Pembayaran tunjangan dibatasi
hanya untuk dua (2) orang anak saja, dengan masing – masing memperoleh 10 kg per bulan.
7. Tunjangan Khusus Pajak
Tunjangan khusus pajak adalah tunjangan untuk pemotongan pajak atas penghasilan yang didapatkan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS), baik
yang masih aktif kerja ataupun yang telah memasuki masa pensiun. Pemotongan dilakukan secara otomatis dengan dibebankan kepada
APBN atau APBD.
8. Tunjangan Askes (BPJS Kesehatan)
Tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS)
berhubungan dengan kesehatan yang nantinya akan dipotong dari gaji setiap bulannya. Besarnya jumlah tunjangan adalah sebesar tiga persen
9. Iuran Wajib Pegawai (IWP)
Iuran wajib pegawai dipotong secara otomatis dari jumlah keseluruhan gaji dengan besaran sepuluh persen (10%). Potongan
tersebut akan dibagikan untuk persiapan pemenuhan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS), baik yang dirasakan sekarang atau nanti
setelah memasuki masa pensiun.
10. Taperum PNS
Taperum adalah akronim dari Tabungan Perumahan Pegawai
Negeri Sipil yang merupakan program pemerintah untuk mempersiapkan pegawai dalam hal memiliki rumah. Tabungan ini dipotong dari gaji
pokok pegawai. Dana perumahan akan dikelola oleh sebuah lembaga yang dinamakan dengan Bapertarum PNS (Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil).
11. Uang Lembur
Uang lembur merupakan upah yang diberikan kepada pegawai, di
mana jam kerjanya melebihi jam kerja normal. Lembur dilakukan kepada suatu pekerjaan yang sifatnya sangat penting, sangat mendesak, dan peneyelesaiannya tidak dapat ditangguhkan serta dilaksanakan di luar
jam dinas , atas perintah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam bentuk Surat Perintah Kerja Lembur.
C. Perhitungan Gaji dan Upah
Gaji dan upah menentukan kehidupan setiap pekerja ppada perusahaan/instansi tertentu. Perhitungan gaji dan upah pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan begitu juga dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Indonesia telah berdasarkan ketentuan yang berlaku dan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Hal ini mempermudah instansi
dalam mengetahui perhitungan dan jumlah gaji dan upah yang dikeluarkann setiap bulannya. Hal ini juga membuat adanya pengendalian internal terhadap gaji dan upah di lingkungan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.
[image:42.595.118.513.392.761.2]Berikut ini adalah contoh perhitungan gaji dan upah :
Tabel 3.1
Contoh Perhitungan Gaji dan Upah Penghasilan/Pendapatan :
• Gaji Pokok Rp xxx
• Tunjangan Suami/Istri Rp xxx
• Tunjangan Anak Rp xxx
• Tunjangan Jabatan Umum Rp xxx
• Tunjangan Jabatan Struktural Rp xxx
• Tunjangan Beras Rp xxx
• Tunjangan Khusus Pajak Rp xxx
• Tunjangan Askes Rp xxx
• Uang Lembur Rp xxx
Jumlah Penghasilan/Pendapatan : Rp xxx Potongan :
• Potongan Pajak Rp xxx
• Potongan Askes Rp xxx
• Potongan IWP Rp xxx
• Potongan Taperum Rp xxx
• Bulog Rp xxx
• Sewa Rumah Rp xxx
• Hutang Lain – Lain Rp xxx
(Jumlah Potongan) : (Rp xxx)
Perhitungan gaji di atas merupakan perhitungan gaji bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan. Sedangkan bagi pegawai honor, perhitungan gaji didasarkan pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran yang telah dianggarkan dan sesuai peraturan yang berlaku. Penentuan gaji pegawai honor ditinjau dari tingkat kewajaran dan
beban tugas yang diberikan. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan juga memberikan uang lembur bagi pegawai yang bekerja melebihi jam kerja normal.
[image:43.595.114.511.438.753.2]Berikut ini perhitungan uang lembur dan uang makan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan :
Tabel 3.2
Perhitungan Uang Lembur dan Uang Makan
No. Golongan
Uang Lembur per jam (Rp)
Uang Makan (Lembur > 2 jam)
per orang (Rp)
1. Golongan IV 15.000 25.000
2. Golongan III 13.000 25.000
3. Golongan II 10.000 25.000
4. Golongan I 7.000 25.000
5. Pegawai Non PNS 7.000 25.000
Catatan :
Waktu kerja lembur maksimal lima (5) jam sehari dan tujuh (7) jam per
hari pada hari libur.
Pada hari libur, tarif uang lembur dihitung sebesar dua ratus persen
D. Pencatatan Gaji dan Upah
Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Medan, pencatatan dilakukan oleh berbagai pihak dan menggunakan dokumen Surat
Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) Gaji dan Tunjangan. Berikut ini adalah pihak – pihak yang terkait beserta tugasnya :
1. Bagian Kepegawaian
a. Data Pegawai
Bagian kepegawaian mendata setiap pegawai mengenai
jabatan, golongan, ruang, masa kerja, status pegawai Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Medan dan selanjutnya diserahkan kepada bagian pencatatan gaji dan upah.
b. Pencatatan Gaji dan Upah
Bagian pencatatan gaji dan upah membuat suatu daftar pegawai yang memuat mengenai data – data pegawai, jam kerja,
serta hal – hal yang terkait mengenai jumlah gaji dan tunjangan yang akan diterima oleh pegawai.
2. Bendahara Pengeluaran
a. Pembuatan SPP-LS Gaji dan Tunjangan
Bendahara pengeluaran menyiapkan Surat Permintaan
tunjangan Pegawai Negeri Sipil pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan.
b. Pembuatan Dokumen Surat Permintaan Pembayaran Langsung
(SPP-LS) Gaji dan Tunjangan
Dokumen yang disiapkan oleh bendahara pengeluaran memuat
kolom – kolom yang nantinya diisi sesuai dengan jenis SPP-LS yang diajukan. SPP-LS tersebut dibuat dalam rangkap empat (4), 1 rangkap merupakan dokumen asli dan 3 rangkap merupakan salinan.
Dokumen asli diserahkan kepada pengguna anggaran/PPK-SKPD, salinan 1 diserahkan kepada kuasa Bendahara Umum Daerah
(BUD), salinan 2 diserahkan kepada bendahara pengeluaran/PPTK, dan salinan 3 disimpan sebagai arsip oleh bendahara pengeluaran.
c. Pengisian Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) Gaji
dan Tunjangan
Setelah Bendahara Pengeluaran melengkapi dokumen yang
diperlukan, kemudian Bendahara Pengeluaran mengisi Surat Permintaan Pengeluaran Langsung (SPP-LS) Gaji dan Tunjangan sesuai dengan semestinya dan menyerahkan kepada Pengguna
Anggaran (Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan) melalui Pejabat Penatausahaaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (PPK-SKPD).
Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) memiliki tugas untuk mencatat setiap transaksi berdasarkan bukti yang ada, hingga membuat laporan keuangan. Setelah PPK-SKPD
menerima dokumen dari Bendahara Pengeluaran, PPK-SKPD kemudian memperhatikan kelengkapan dokumen. Apabila telah lengkap dan sesuai
dengan yang sebenarnya, maka PPK-SKPD membuat Surat Perintah Membayar (SPM) untuk diajukan kepada Pengguna Anggaran (Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan). Pengguna Anggaran
akan mengotorisasi atau mengesahkan penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) dan mengajukan kepada Bendahara Umum Daerah
untuk menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
4. Bendahara Umum Daerah (BUD)
Bendahara Umum Daerah (BUD) bertugas untuk menerbitkan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan melakukan verifikasi bukti pengeluaran. Kemudian Bendahara Umum Daerah (BUD) membuat
menyerahkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) tersebut kepada Pejabat Penatausahaan Keuangan – Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) unttuk dicairkan dan diserahkan langsung kepada pihak
ketiga (penerima gaji dan tunjangan).
Berikut ini adalah dokumen – dokumen yang digunakan dalam
Tabel 3.3
Contoh Surat Pengantar SPP-LS Gaji dan Tunjangan PEMERINTAH KOTA MEDAN
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN) Nomor :...Tahun...
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran SKPD...
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Walikota Nomor...Tahun..., tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan sebagai berikut :
a. Urusan Pemerintahan :... b. SKPD :... c. Tahun Anggaran :... d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor :... e. Jumah Sisa Dana SPD : Rp...
(terbilang:...) f. Untuk Keperluan :... g. Nama Bendahara Pengeluaran :... h. Jumlah Pembayaran Yang Diminta : Rp... (terbilang:...) i. Nama dan Nomor Rekening Bank :...
Medan,...2015
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
Tabel 3.4
Contoh SPP-LS (1) Gaji dan Tunjangan PEMERINTAH KOTA MEDAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN
Nomor :...Tahun...
SPP Langsung (LS)
Kode
1. SKPD :...(...) 2. Unit Kerja :...(...) 3. Alamat :... 4. No. DPA/SKPD/DPPA-
SKPD/DPAL-SKPD :... Tanggal DPA/SKPD/DPPA-
SKPD/DPAL-SKPD :... 5. Tahun Anggaran :... 6. Bulan :... 7. Urusan Pemerintahan :...(...) 8. Nama Program :...(...) 9. Nama Kegiatan :...(...)
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran SKPD...
Dengan memperhatikan Peraturan Walikota Nomor...Tahun...tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan Sebagai berikut :
a. Jumlah Pembayaran Yang Diminta :... terbilang:... b. Untuk Keperluan :... c. Nama Bendahara Pengeluaran :... d. Alamat :... e. No. Rekening Bank :... Nama Bank :...
Medan,...2015
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap NIP...
)
Lembar Asli : Untuk Pengguna Anggaran/PPK-SKPD Salinan 1 : Untuk Kuasa BUD
Salinan 2 : Untuk Bendahara Pengeluaran/PPTK Salinan 3 : Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran//PPTK
Tabel 3.5
Contoh SPP-LS (2) Gaji dan Tunjangan PEMERINTAH KOTA MEDAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN
Nomor :...Tahun...
SPP Langsung (LS)
1. Jenis Kegiatan : a... b... c... d... 2. SKPD :... 3. Unit Kerja :... 4. Alamat SKPD/Unit Kerja :... 5. Urusan Pemerintahan :... 6. Nama Program :... 7. Nama Kegiatan :... 8. Untuk Keperluan :... 9. Dasar Pengeluaran :...
No.
1. DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
Tanggal :... Nomor :...
2. SPD
Tanggal :...Nomor :...
3. SP2D
SP2D Peruntukan GU SP2D Peruntukan LS SP2D Peruntukan TU SP2D Peruntukan Nihil
Pada SPP ini ditetapkan lampiran – lampiran yang diperukan sebagaimana tertera pada daftar kelengkapan dokumen pada SPP-1
Medan,...2015
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap NIP...
)
Lembar Asli : Untuk Pengguna Anggaran/PPK-SKPD Salinan 1 : Untuk Kuasa BUD
Salinan 2 : Untuk Bendahara Pengeluaran/PPTK Salinan 3 : Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran//PPTK
Tabel 3.6
Contoh Rincian SPP-LS Gaji dan Tunjangan PEMERINTAH KOTA MEDAN
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN (SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor :...Tahun...
RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN
NO. KODE REK. URAIAN JUMLAH (Rp)
1. ... Gaji Pokok PNS ...
2. ... Tunjangan Keluarga ... 3. ... Tunjangan Jabatan ... 4. ... Tunjangan Fungsional ...
5. ... Tunjangan Fungsional Umum ...
6. ... Tunjangan Beras ... 7. ... Tunjangan PPh ...
8. ... Pembulatan Gaji ... 9. ... Iuran Askes ...
Jumlah ...
Terbilang :...
Medan,...2015
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap
NIP...
)
Tabel 3.7
Contoh Surat Perintah Membayar Langsung (SPM—LS) PEMERINTAH KOTA MEDAN
SURAT PERINTAH MEMBAYAR LANGSUNG (LS)
Tahun Anggaran : 2015
KUASA BENDAHARA UMUM DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN
Supaya menerbitkan SP2D kepada :
Bendahara/Pihak Ketiga :...
Nomor Rekening :...
Nama Bank :...
NPWP :...
Dasar Pembayaran :...
No. SPM :...
Potongan – Potongan :
No Kode Uraian Nilai
1. ... IWP ...
2. ... Askes ...
3. ... PPh Psl. 21 ...
4. ... Taperum ...
5. ... Lainnya ...
...
Informasi : (tidak mengurangi jumlah pembayaran SPM)
SPM yang Dibayarkan :
Jumlah yang Diminta : Rp...
Jumlah Potongan : Rp...
Jumlah yang Dibayarkan : Rp...
Uang Sejumlah : ... Untuk keperluan :...
1. Belanja Langsung 2. Belanja Tidak Langsung
Pembebanan pada Kode Rekening :
Kode Rek. Uraian Nilai (Rp)
... Gaji Pokok ... ... T. Keluarga ... ... T. Jabatan ... ... T. Fungsional ... ... T. F. Umum ... ... T. Beras ... ... T. PPh ... ... Pembulatan ... ... Iuran Askes ...
Jumlah SPP yang Diminta : Rp... Terbilang :...
Nomor dan Tanggal SPP : ...
Medan,...2015
KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN
E. Pengendalian Internal Gaji dan Upah
Pengendalian internal merujuk pada suatu pengawasan yang dilakukan oleh manajemen atau pihak – pihak terkait untuk mencegah terjadinya
penyimpangan – penyimpangan di dalam suatu perusahaan. Penyimpangan yang dimaksud adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seorang karyawan
atau sekelompok karyawan yang dapat merugikan perusahaan.
Sebelum membahas lebih lanjut, berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian dari pengendalian internal (internal control):
MenurutWidjajanto (2001:18) :
“ Pengendalian intern (internal control) adalah suatu sistem pengendalian
yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan aktiva
perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi,
meningkatkan efisiensi, serta mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi. ”
Menurut Hall (2011:181) :
“ Sistem pengendalian internal (internal control system) terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk
mencapai empat tujuan umumnya, yaitu : menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi,
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pengendalian internal bertujuan untuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, dan pencurian yang dilakukan
oleh pihak di dalam maupun di luar perusahaan. Selain itu, pengendalian internal juga harus dapat memudahkan dalam hal melacak suatu kesalahan,
baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Agar dapat berjalan dengan efektif, pengendalian internal memerlukan adanya pembagian tanggung jawab yang jelas dalam organisasi. Setiap tugas
pokok dan fungsi harus ada penanggung jawab secara khusus. Tujuannya adalah agar setiap karyawan atau pegawai dapat mengkonsentrasikan
perhatian kepada lingkup tanggung jawab masing – masing.
Di dalam hal pengendalian internal pada gaji dan upah juga demikian. Setiap pihak yang memiliki tugas yang berkaitan dengan gaji dan upah, mulai
dari perencanaan anggaran hingga pendistribusian kepada karyawan atau pegawai harus tetap melaksanakan pengendalian internal. Khususnya pada
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan, pihak – pihak yang terkait dalam hal gaji dan upah, yaitu : Kepegawaian, Bendahara Pengeluaran, Pejabat Penatausahaan Keuangan, dan Bendahara Umum Daerah.
Secara umum, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan telah melakukan pengendalian internal (internal control) dengan baik, khususnya
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengendalian internal gaji dan upah pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu kota Medan, penulis menarik kesimpulan, yaitu :
1. Pengendalian internal gaji dan upah pada Badan Pelayanan Perijinan
Terpadu Kota Medan telah dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
2. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab khususnya menyangkut
tentang gaji dan upah, menunjukkan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu kota Medan memiliki integritas dalam melaksanakan pelayanan publik.
3. SPP-LS, SPM, SP2D gaji dan tunjangan diotorisasi oleh pihak yang
berwenang sehingga dapat menghindari terjadinya penyelewengan.
4. Unsur – unsur gaji dan tunjangan telah dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan peraturan pemerintah.
5. Pemberian gaji dan upah kepada pegawai dilakukan secara langsung
melalui rekening bank sehingga jumlah saldo rekening masing – masing pegawai dapat dipantau dengan jelas.
6. Dengan adanya pengendalian internal (internal control) yang baik, maka,
segala kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja dapat diminimalkan bahkan dihilangkan sehingga aktiva perusahaan/instansi
B. Saran
Berikut ini beberapa saran yang diharapkan oleh penulis berguna bagi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan :
1. Tetap mempertahankan pengendalian internal gaji dan upah yang telah
dilakukan selama ini agar setiap pegawai pada Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Medan memperoleh haknya sesuai dengan semestinya.
2. Sebaiknya melakukan pemeriksaan secara berkala mengenai data – data
pegawai untuk mengetahui jumlah gaji dan tunjangannya yang sebenarnya.
3. Tetap melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan Standard Operasional
Procedure (SOP) demi terwujudnya pelayanan publik yang baik.
4. Sebaiknya lakukan evaluasi mengenai kelemahan – kelemahan yang
mungkin ada dan meningkatkan kelebihan yang ada.
5. Lakukan penghargaan (reward) bagi pegawai yang telah melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Boone, Gene, Dave Kurtz, 2006. Pengantar Bisnis Kotemporer , Buku Satu, Edisi Sebelas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Griffin, Ricky W., Ronald J. Ebert, 2007. Bisnis, Jilid Satu. Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hall, James A., 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Edisi Empat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001.Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.