KARYA TULIS
PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN HUTAN SEBAGAI
KAWASAN EKOTOURISME
Oleh :
Nurdin Sulistiyono, S.Hut, MSi
NIP. 132 259 567
Departemen Kehutanan
Fakultas Pertanian
DAFTAR ISI
Halaman
Makna Ekoturisme ... 1
Faktor Pendorong Ekoturisme... 2
Ekoturisme dan wisata alam ... 3
Tourist dan Ecotourist ... 3
Konservasi Melalui Ekoturisme... 5
Penilaian Ekonomi Manfaat Ekoturisme ... 5
Ekoturisme dan Pemerintah ... 7
Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Sebagai Kawasan Ekotourisme1
Oleh : Nurdin Sulistiyono 2
Makna Ekoturisme
Ecotourism merupakan gabungan dari ecologycal dengan tourism. Ekologi
merupakan suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Di Indonesia khususnya, keilmuan ini secara umum relatif belum berkembang sebagaimana diharapkan. Ilmu ini lebih banyak berkaitan erat dengan tatanan kehidupan manusia, baik manusia secara pasif sebagai bagian dari alam maupun manusia sebagai elemen aktif yang dapat merekayasa alam. Berbagai kegiatan kehidupan manusia yang berkaitan erat dengan ekologi antara lain kehidupan ekonomi, sosial, maupun budaya. (Hardesty;1977; Soewarno;2000).
Dalam Pengantar Ecotourism: A Guide for Planners and Managers (1993) dinyatakan: Ekoturisme adalah perjalanan secara bertanggungjawab ke daerah-daerah yang alami sembari menjaga kelestarian alam serta berupaya meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitarnya. Mengadakan perjalanan ke daerah yang masih alami, tanpa simbol-simbol kemewahan, sambil belajar pada pengalaman dengan tetap melestarikan lingkungan dan berkenalan lebih akrab dengan masyarakat setempat, merupakan alternatif yang sangat menguntungkan, baik dari segi ekonomi maupun ekologi. Sementara itu World Tourism Organization (WTO) sebagai badan dunia kepariwisataan menggulirkan isu ekoturisme sejalan dengan manuver konservasi alam di berbagai belahan dunia. WTO mendifinisikan ecotourism sebagai kegiatan perjalanan yang tidak mengganggu lingkungan alami dengan kegiatan khusus berupa belajar, mengagumi dan menikmati keindahan alam, tumbuhan dan satwa liar, serta budaya masyarakat yang ada di kawasan tersebut
1 Karya Tulis Ilmiah untuk Perpustakaan USU
Faktor Pendorong Ekoturisme
Selama ini pariwisata dipandang sebagai kegiatan memasarkan potensi keindahan yang lebih bersifat massal-komersial untuk meningkatkan devisa negara. Pariwisata dikembangkan dengan memaksimalkan pemasaran potensi keindahan dengan segala daya dukungnya. Misalnya sarana transportasi, hotel, sarana komunikasi dan sebagainya. Obyek wisata disulap menjadi kawasan yang megah, modern dan mewah.
Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu isu utama dari isu 4T dalam milenium ketiga. Keempat T tersebut adalah Transportation, Telecommunication, Tourism dan Technology. Artinya, pariwisata menjadi salah satu
industri yang akan tumbuh dan dominan di berbagai belahan dunia pada milenium ketiga. Industri pariwisata selama milenium ketiga memiliki peran dan makna begitu tinggi dalam aspek kehidupan manusia.
Selain isu di atas, pemeliharaan lingkungan alam tiada hentinya menjadi isu penting dalam berbagai forum dunia. Lingkungan alam dijadikan basis pengembangan hampir keseluruhan industri. Pariwisata merupakan salah satu industri yang tidak luput dari tuntutan aplikasi pengembangan industri berwawasan pemeliharaan lingkungan alam tersebut.
Kerangka berpikir dan bekerja industri pariwisata berubah menjadi, bagaimana mengembangkan pariwisata tanpa mengubah dan merusak alam. Perumusan kerangka pengembangan pariwisata berwawasan pemeliharaan lingkungan adalah hal mendesak yang perlu direalisasikan. Makin mencuatnya isu pemeliharaan dan pelestarian alam diekspresikan antara lain dalam bentuk greenspeak. Greenspeak itu sendiri berkonotasi mendalam untuk kemaknaan "alam
yang hijau dan terpelihara." Oleh karena itu, serta-merta muncul isu go green. (Cooper;1997;WTO;2000).
dunia. Alam hijau baik alam hutan maupun tanaman rekayasa manusia begitu melimpah. Dengan demikian Indonesia berpeluang membangun kepariwisataan yang berkelanjutan melalui pemeliharaan lingkungan alam.
Ekoturisme dan Wisata Alam
Ecotourism atau ecologycal tourism diterjemahkan menjadi wisata ekologi,
lengkapnya pariwisata ekologi, berarti bertanggung jawab atas perjalanan wisata ke area alam yang mampu memelihara lingkungan, serta bertanggung jawab untuk memelihara keberadaan manusia dan mahluk hidup di sekitarnya untuk tetap hidup aman dan nyaman dalam lingkungannya (Blangly dan Megan;1994). Tentu berbeda dengan hanya sekadar wisata alam. Karena itu penyetaraan makna ekoturisme dengan 'wisata alam' tentu saja tidak tepat. Ekoturisme maknanya setara dengan pariwisata yang berwawasan konservasi lingkungan. Sementara itu, wisata alam adalah kegiatan berwisata di dalam lingkungan alam.
Apakah suatu kegiatan wisata alam merupakan ekoturisme? Wisata alam belum tentu sama dengan kegiatan ekoturisme. Kegiatan wisata alam umpamanya arung jeram, pendakian gunung, wisata selam, wisata tirta dan sejenisnya. Mungkin saja pendakian gunung menimbulkan kerusakan pada lingkungan dan keaslian alam pegunungan tersebut. Oleh karena itu, wisata seperti itu tidak masuk kualifikasi wisata berwawasan pelestarian lingkungan alam. Karena itulah, ekoturisme ini sarat oleh aspek primer yakni, mengelaborasi alam untuk kepentingan pariwisata tanpa menurunkan kualitas alam, atau mengubahnya menjadi wujud intervensi penyebab degradasi ekosistem.
Tourist dan Ecotourist
Mayo dan Jarvis (1981) mengatakan bahwa motivasi untuk berpariwisata dapat dibagi kedalam 4 kategori yakni :
2. Motivasi budaya : keinginan mengetahui negeri lain, misalnya seni, adat-istiadat, tari, lukisan dan agama
3. Motivasi antar pribadi: keinginan bertemu dengan muka-muka baru ; mengunjungi sanak saudara, keluarga atau tetangga atau menciptakan sahabat baru.
4. Motivasi status dan martabat : kebutuhan akan pengakuan, perhatian, penghargaan dan reputasi.
Menurut pasal 5 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB No 870, yang dimaksudkan pengunjung adalah orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya yang biasa, dengan alasan apapun juga, kecuali mengusahakan sesuatu pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya. Menurut rumusan pengunjung, yang termasuk dalam pengunjung adalah :
1. Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut :
Pesiar (leisure), seperti untuk tujuan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.
Hubungan dagang (business), keluarga, konperensi dan misi.
2. Pelancong (exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya.
Seorang ecotourist adalah pelaku kegiatan ecotourisme, seorang ecotourist setidaknya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab
Perjalanan yang bertanggung jawab akan menjaga kebersihan lingkungan alam dengan tidak mengotorinya dengan sampah misalnya.
2. Menghargai
mengetahui keadaan iklim, ekonomi, lingkungan, budaya dan tradisi masyarakat yang akan dikunjungi.
3. Layak
Tidak mengharapkan yang lebih apa yang tersedia ketika melakukan ekoturisme. Ekoturis akan menerima keadaan itu sebagai bagian dari kegiatan petualangannya.
4. Rasional
Ekoturis yang rasional akan mengetahui akibat perbedaan budaya yang mereka hadapi ketika melakukan ekoturisme. Mereka akan melakukan yang terbaik untuk menghargai budaya dan lingkungan masyarakat lokal.
Konservasi Melalui Ekoturisme
Konservasi alam merupakan upaya mempertahankan keaslian serta keasrian tatanan alam sehingga manusia dan makhluk hidup lainnya dapat tetap hidup dan terpelihara dengan baik. Konservasi alam dapat diusahakan melalui berbagai media, salah satunya melalui eksplorasi dan elaborasi ecotourism (ekoturisme). Pengembangan ekoturisme bukan saja sejalan dengan isu penanganan kerusakan hutan yang tiap hari digembar-gemborkan di negeri ini, tetapi juga sejalan dengan terus merebaknya berbagai isu yang berorientasi pada pemeliharaan lingkungan alam di berbagai belahan dunia.
Ekoturisme telah menjadi sarana yang efektif dalam kegiatan konservasi. Dengan ekoturisme kerusakan lingkungan dapat diminimalisir dengan tetap menjaga keaslian alam serta budaya masyarakat lokal. Dari sisi ekonomi, manfaat finansial yang di dapatkan dari kegiatan ekoturisme dapat digunakan untuk mendanai kegiatan konservasi alam.
Penilaian Ekonomi Manfaat Ekoturisme
besarnya kesediaan membayar (Willingness to pay - WTP) dari pelaku ekoturisme. Formulasi penentuan manfaat ekonomi dari kegiatan ekoturisme dengan metode CVM adalah sebagai berikut :
NEE = WTPr x JP
WTPr = Rata-rata kesediaan membayar (Rp/tahun/orang)
WTPi = Kesediaan membayar responden ke i (Rp/tahun) ni = Jumlah responden
JP = Jumlah populasi
Sedangkan pendekatan dengan TCM dimulai dengan cara menghitung besarnya biaya perjalanan pelaku ekoturisme. Biaya perjalanan yang digunakan termasuk diantaranya biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya penginapan dan biaya untuk membeli tiket masuk kawasan wisata alam. Tahapan penentuan nilai ekonomi wisata alam adalah sebagai berikut :
1. Menduga jumlah pengunjung dari masing-masing daerah asal pengunjung (zone) berdasarkan wawancara dengan responden.
Zi = Pi x ∑Y dimana :
Pi = Persentase kunjungan dari zone i Zi = Jumlah pengunjung dari zone-i
∑Y = Jumlah seluruh kunjungan
2. Menentukan besarnya biaya perjalanan rata-rata dari jumlah total biaya perjalanan yang dikeluarkan selama melakukan perjalanan atau kegiatan rekreasi.
BPR = Biaya perjalanan rata-rata (Rp/orang) TR = Biaya transportasi (Rp/orang)
D = Biaya dokumentasi (Rp/orang)
KR = Biaya konsumsi selama berwisata (Rp/orang) L = Biaya lain-lain (Rp/orang)
3. Menentukan biaya perjalanan rata-rata zone i (X1i)
n
∑ Bpi X1i = j=1
Ni dimana :
X1i = Biaya perjalanan rata-rata daerah asal i Bpi = Biaya perjalanan hasil pengambilan contoh i Ni = Jumlah populasi daerah asal i
4. Menentukan laju kunjungan pengunjung per 1000 orang zona i dalam satu tahun.
LKi = ∑ JPi x 1000
∑ JPT dimana :
LKi = Laju kunjungan pengunjung zona i JPi = Jumlah pengunjung zona i
JPT = Jumlah populasi pengunjung zona i 5. Menentukan nilai ekonomi wisata
Nilai ekonomi wisata didapatkan dari total kesediaan membayar seluruh pengunjung pada tinkat harga karcis tanda masuk yang berlaku. Total kesediaan membayar pengunjung adalah luas daerah dibawah kurva permintaan jasa wisata pada tingkat harga karcis tanda masuk yang berlaku.
Ekoturisme dan Pemerintah
berhasil dengan baik manakala terdapat sinergisitas antar stakeholders dalam memajukan ekoturisme. Dukungan yang diberikan pemerintah dalam pengembangan ekoturisme bisa berupa :
1. Peningkatan koordinasi antar departemen mengenai pengembangan
ekoturisme
2. Perbaikan dan perbaikan perencanaan pengembangan ekoturisme
3. Peningkatan sumberdaya informasi dan sistem monitoring 4. Pemberdayaan pemasaran atau sumberdaya manusia
5. Mendukung pendidikan, penelitian dan pelatihan di bidang ekoturisme
6. Mempersiapkan stimulan ekonomi untuk konservasi (penambahan biaya
Bahan Bacaan
Boo, E. 1990. Ecotourism : Potensial and Pitfalls. World Wildlife Fund. Washinton D.C.
Darsoprajitmno, H.S. 2002. Ekologi Pariwisata. Penerbit Angkasa Bandung
Darusman, D. 2002. Pembenahan Kehutanan Indonesia. Dokumentasi Kronologis Tulisan 1986 – 2002. Lab Politik Ekonomi dan Sosial Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.