• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT

RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013

OLEH

SARI KHALIDYA PUTRI 110503071

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

i PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Juni 2015 Yang Membuat Pernyataan

(3)

ii ABSTRAK

Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan pada Return On Equity, Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013 guna mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal dengan pendekatan dokumentasi. Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan dengan pengumpulan data sekunder yang didapat memalui situs internet, buku, studi pustaka, dan jurnal penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian. Objek penelitian ini adalah Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif yang dikualitatifkan dengan menggunakan skala ratio dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian yang telah dilakukan mencerminkan bahwa Return On Equity memiliki pengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio secara parsial. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) dengan nilai t hitung sebesar 6,042 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi alpha yang ditetapkan sebesar 0,05. Variabel independen Current Ratio tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dengan nilai t hitung sebesar -1,330 dan nilai signifikansi sebesar 0,195 yang lebih besar dari 0,05. Adapun variabel independen Debt to Equity Ratio juga tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial. DER memiliki nilai t hitung sebesar -0,580 dan nilai signifikansi sebesar 0,567; sehingga nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Sedangkan variabel yang diuji secara simultan menunjukkan hasil bahwa Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji-F dengan nilai F hitung sebesar 16,041 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 sebesar 0,000.

Berdasarkan Tabel 4.6 Mengenai hasil uji koefisien determinasi, dapat disimpulkan bahwa nilai �2 adalah sebesar 0,649. Dengan demikian besarnya pengaruh Return On Equity (X1), Current Ratio (X2), dan Debt to Equity Ratio (X3) terhadap Dividend Payout Ratio (Y) adalah sebesar 64,9%. Sedangkan sisa sebesar 35,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(4)

iii ABSTRACT

The Influence Of Return On Equity, Current Ratio And Debt to Equity Ratio On Dividend Payout Ratio In Manufactur Companies That Listed In BEI For

2011-2013

The purpose of this research is to find out if there is significant influence of Return On Equity, Current Ratio and Debt to Equity Ratio against Dividend Payout Ratio in Manufactur Companies that listed in BEI For 2011-2013 in used to know how strong the independences variables influence both partially and simultaneously. This research is done by using secondary data.

The method used in this research is causal method with the documentary approach. The collection of data and information is held by secondary data that available on internet, books, literature review, and journals related with the purpose of research. The research’s objects are Return On Equity, Current Ratio, and Debt to Equity Ratio. The data used for this research is quantitative data which are qualitatived by using ratios scales and analyzed by using multiple regression analysis.

Based on the results of analysis, partially showed that Return On Equity has a positive significant influence towards dependent variable, Dividend Payout Ratio. This can be proved by the result of individual parameter significance test (t-test) with t-test’ score 6,042 and significance’ score 0,000, which is showed that the alpha significance’ score has been decided for 0,05. Current Ratio as the second independence variable doesn’t has a significant influence and it is negative towards Dividend Payout Ratio partially. This can be proved by seeing the result of individual parameter significance test (ttest) with ttest’ score is -1,330 and the significance’ score is 0,195 which is higher than 0,05. The last independence variable, Debt to Equity Ratio is also doesn’t has a significant influence and it is negative towards Dividend Payout Ratio partially. Debt to Eauity Ratio has -0,580 as t-test’ score and its significance’ score is 0.567, so that the significance’ score is higher than 0,05. Meanwhile, the result of variables tested simultaneously reflected that Return On Eauity, Current Ratio, and Debt to Equity Ratio has a positive signicance influence against Dividend Payout Ratio. This can be seen on the result of F-Test with the F-test’ score is 16,041 and the significance’ score is lower than 0,05; it has 0,000.

Based on Table 4.6 about the result of the coefficient of determination showed that �2score is 0,649. The conclusion of this research is there is 64,9% on how strong Return On Equity (X1), Current Ratio (2), and Debt to Equity Ratio (X3) influenced against Dividend Payout Ratio (Y). While the rest of 35,1% could be influenced by other factors that can not be mentioned in this research.

(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat, berkat, kesehatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaian skripsi ini guna memperoleh Sarjana Ekonomi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Firman Syarif, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(6)

v Terima kasih sedalam-dalamnya untuk kesediaan membimbing penulis dengan perhatiandan kasih sayang yang secara ikhlas diberikan selama proses penyusunan danpenyelesaian skripsi ini Bapak.

5. Kedua orangtua penulis, Marshall dan Endang serta adik-adik Alfath dan Gio, juga keluarga besar. Terima kasih atas segala curahan kasih sayang melalui perhatian, doa, dukungan, dan pengorbanan yang selama ini telah diberikan, motivasi utama penulis untuk terus berprestasi dan berusaha menjadi yang terbaik.

6. Kepada teman-teman yang selalu memberikan semangat kepada penulis lilis, arnovi, chika, angel, beca, vorries, dan ivo dan teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan namanya, terima kasih untuk doa dan dukungan kalian.

(7)

vi DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN………..i ABSTRAK………..ii ABSTRACT………..………..iii KATA PENGANTAR………..………..iv DAFTAR ISI………...………..………..vi DAFTAR TABEL……….viii DAFTAR GAMBAR………...………ix DAFTAR LAMPIRAN………..………..x

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang..………...1

1.2 Rumusan Masalah…..………..5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………..………..6

1.3.1 Tujuan Penelitian………..………...6

1.3.2 Manfaat Penelitian………..………….7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis………..…8

2.1.1 Pengertian Dividen………..8

2.1.2 Kebijakan Dividen………..8

2.1.2.1 The dividend irrelevant theory ……..……...10

2.1.2.2 The bird in the hand theory …..………10

2.1.2.3 The tax preference theory ……..…………...11

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio….……..………11

2.1.3.1 Return On Equity.………...………...11

2.1.3.2 Current Ratio….………...…………..12

2.1.3.3 Debt to Equity Ratio….………...…………...13

2.2 Penelitian Terdahulu.………...…...14

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis.………...………..16

2.4 Perumusan Hipotesis ………..………...18

2.4.1 Pengaruh Return On Equity terhadap Dividend Payout Ratio ………..………18

2.4.2 Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio ………..………19

2.4.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio ………..…...20

BAB III METODE PENELITIAN 21 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel..…...21

3.1.1 Variabel Dependen..………..21

3.1.2 Variabel Independen……..………21

3.2 Populasi dan Sampel…………..………23

(8)

vii

3.2.2 Sampel………..……….23

3.3 Jenis dan Sumber Data………..…….24

3.4 Metode Pengumpulan Data………..……..25

3.5 Metode Analisis………..………...25

3.5.1 Uji Asumsi Klasik………..…...25

3.5.1.1 Uji Normalitas………..……….25

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas………..………...26

3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas……..………27

3.5.1.4 Uji Autokorelasi…………..………..28

3.5.2 Uji Analisis Regresi Linier Berganda…………..…..29

3.5.3 Uji Hipotesis…………..………30

3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi…………..……..30

3.5.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)……..……30

3.5.3.3 UjiSignifikansi Parameter Individual(Uji T)………30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan………..………..31

4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia………..…..31

4.1.2 Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia………..…32

4.2 Statistik Deskriptif………..……….………...33

4.3 Pengujian Asumsi Klasik………..……….36

4.3.1 Uji Normalitas………...……….36

4.3.2 Uji Multikolinearitas………..………39

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas………..………41

4.3.4 Uji Autokorelasi………..………..42

4.4 Pengujian Analisis Regresi Linier Berganda…………..…...43

4.5 Pengujian Hipotesis…………..………..45

4.5.1 Uji Koefisien Determinasi (�2) ………..…………...45

4.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)…..….46

4.5.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)...………47

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian...………...48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………..………..50

5.2 Saran………..….51

5.3 Keterbatasan Penelitian………..………52

DAFTAR PUSTAKA………...………..53

(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Judul

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………..…..…………..14

Tabel 3.1 Sampel Penelitian………...………..24

Tabel 4.1 Data Hasil Uji Statistik Deskriptif………..…………...34

Tabel 4.2 Uji Normalitas (3) : Kolmogrov-Smirnov…….……….39

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas………..………...40

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi………...……….42

Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda…………..…….44

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (�2)………45

Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)…..……46

(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Judul

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis………...….……….18

Gambar 4.1 Uji Normalitas (1)………..………37

Gambar 4.2 Uji Normalitas (2)………..………38

(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

Halaman

Lampiran I Daftar Penentuan Sampel Penelitian …………..…..……….56

Lampiran II Data Perusahaan Tahun 2011……..………...60

Lampiran III Data Perusahaan Tahun 2012……..………...61

Lampiran IV Data Perusahaan Tahun 2013…………..………...62

Lampiran V Hasil Uji Statistik Deskriptif……..………63

Lampiran VI Hasil Uji Normalitas………...………64

Lampiran VII Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov……….…………65

Lampiran VIII Hasil Uji Multikolinearitas………..………...66

Lampiran IX Hasil Uji Heteroskedastisitas………..………...67

Lampiran X Hasil Uji Autokorelasi………...……….68

Lampiran XI Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda………..……….69

Lampiran XII Hasil Uji Hipotesis………..………...70

(12)

ii ABSTRAK

Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar di BEI tahun 2011-2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan pada Return On Equity, Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013 guna mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal dengan pendekatan dokumentasi. Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan dengan pengumpulan data sekunder yang didapat memalui situs internet, buku, studi pustaka, dan jurnal penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian. Objek penelitian ini adalah Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif yang dikualitatifkan dengan menggunakan skala ratio dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian yang telah dilakukan mencerminkan bahwa Return On Equity memiliki pengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio secara parsial. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) dengan nilai t hitung sebesar 6,042 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi alpha yang ditetapkan sebesar 0,05. Variabel independen Current Ratio tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dengan nilai t hitung sebesar -1,330 dan nilai signifikansi sebesar 0,195 yang lebih besar dari 0,05. Adapun variabel independen Debt to Equity Ratio juga tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial. DER memiliki nilai t hitung sebesar -0,580 dan nilai signifikansi sebesar 0,567; sehingga nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Sedangkan variabel yang diuji secara simultan menunjukkan hasil bahwa Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji-F dengan nilai F hitung sebesar 16,041 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 sebesar 0,000.

Berdasarkan Tabel 4.6 Mengenai hasil uji koefisien determinasi, dapat disimpulkan bahwa nilai �2 adalah sebesar 0,649. Dengan demikian besarnya pengaruh Return On Equity (X1), Current Ratio (X2), dan Debt to Equity Ratio (X3) terhadap Dividend Payout Ratio (Y) adalah sebesar 64,9%. Sedangkan sisa sebesar 35,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(13)

iii ABSTRACT

The Influence Of Return On Equity, Current Ratio And Debt to Equity Ratio On Dividend Payout Ratio In Manufactur Companies That Listed In BEI For

2011-2013

The purpose of this research is to find out if there is significant influence of Return On Equity, Current Ratio and Debt to Equity Ratio against Dividend Payout Ratio in Manufactur Companies that listed in BEI For 2011-2013 in used to know how strong the independences variables influence both partially and simultaneously. This research is done by using secondary data.

The method used in this research is causal method with the documentary approach. The collection of data and information is held by secondary data that available on internet, books, literature review, and journals related with the purpose of research. The research’s objects are Return On Equity, Current Ratio, and Debt to Equity Ratio. The data used for this research is quantitative data which are qualitatived by using ratios scales and analyzed by using multiple regression analysis.

Based on the results of analysis, partially showed that Return On Equity has a positive significant influence towards dependent variable, Dividend Payout Ratio. This can be proved by the result of individual parameter significance test (t-test) with t-test’ score 6,042 and significance’ score 0,000, which is showed that the alpha significance’ score has been decided for 0,05. Current Ratio as the second independence variable doesn’t has a significant influence and it is negative towards Dividend Payout Ratio partially. This can be proved by seeing the result of individual parameter significance test (ttest) with ttest’ score is -1,330 and the significance’ score is 0,195 which is higher than 0,05. The last independence variable, Debt to Equity Ratio is also doesn’t has a significant influence and it is negative towards Dividend Payout Ratio partially. Debt to Eauity Ratio has -0,580 as t-test’ score and its significance’ score is 0.567, so that the significance’ score is higher than 0,05. Meanwhile, the result of variables tested simultaneously reflected that Return On Eauity, Current Ratio, and Debt to Equity Ratio has a positive signicance influence against Dividend Payout Ratio. This can be seen on the result of F-Test with the F-test’ score is 16,041 and the significance’ score is lower than 0,05; it has 0,000.

Based on Table 4.6 about the result of the coefficient of determination showed that �2score is 0,649. The conclusion of this research is there is 64,9% on how strong Return On Equity (X1), Current Ratio (2), and Debt to Equity Ratio (X3) influenced against Dividend Payout Ratio (Y). While the rest of 35,1% could be influenced by other factors that can not be mentioned in this research.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Investor menginvestasikan dana mereka dalam rangka untuk mendapatkan kembali dana atau pendapatan berupa imbal hasil atau dividen dari dana yang mereka investasikan. Para investor tentunya harus terlebih dahulu menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian investasi.

Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Equity, karena ROE merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan investor untuk membuat keputusan sebelum berinvestasi dengan menilai kinerja profitabilitas suatu perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Komala et al (2013) menyatakan bahwa rasio profitabilitas mempengaruhi tingkat pengembalian investasi. Dimana apabila tingkat ROE tinggi, maka semakin efisien penggunaan modal perusahaan dan dapat diartikan bahwa posisi pemilik perusahaan akan semakin kuat, begitu juga sebaliknya (Kasmir, 2008:204).

(15)

2 rasio yang tinggi tidak menjamin kondisi perusahaan sedang berada dalam kondisi yang baik (Kasmir, 2008:134).

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditar kepada pemilik perusahaan. Adapun rasio yang tinggi berarti tidak menguntungkan bagi bank (kreditor), karena akan semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan atas kegagalan pembayaran kembali yang mungkin terjadi. Namun, rasio yang tinggi berarti menunjukkan kinerja yang baik bagi perusahaan (Kasmir, 2008:158).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Komala (2013) mengenai pengaruh rasio profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio leverage terhadap dividend payout ratio menyatakan bahwa terdapat pengaruh negative pada Return On Equity dan terdapat pengaruh signifikan. Sedangkan pada Current Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan positif namun keduanya tidak terdapat pengaruh signifikan.

(16)

3 Penelitian berikutnya menganalisis pengaruh firm size, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, dan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio. Penelitian Liandra (2013) menyatakan bahwa hanya firm size yang berpengaruh signifikan positif. Sedangkan variabel independen lainnya seperti ROA, DER, dan CR tidak berpengaruh signifikan dan negatif.

Adapun peneliti yang meneliti variabel independen dan variabel dependen baik secara parsial dan simultan adalah Ramahorbo (2013), menyatakan bahwa Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Sedangkan Return On Investment (ROI) berpengaruh positif dan signifikan. Hasil penelitian variabel secara simultan menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara Cash Position, DER, Net Profit Margin, dan ROI terhadap Dividend Payout Ratio.

Penelitian Musiega G, et al (2013) dengan variabel dependen Dividend Payout dan variabel independen Current Earnings, Liquidity, Profitability, Growth Opportunities, serta variabel moderat berupa Firm Size dan Business Risk menyatakan bahwa Growth Opportunity, Return On Equity, Current Earnings memiliki korelasi positif terhadap Dividend Payout. Firm Size sebagai moderating memiliki pengaruh terhadap ROE dan Current Earnings. Business Risk sebagai moderating memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap ROE, CE,dan GO. Kesimpulan CE, Profitability, GO, Firm Size, Business Size merupakan variabel yang mempengaruhi DPO (Dividend Payout).

(17)

4 Current Ratio, Market to Book Value, dan DER dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rehman et al (2012). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa DER, ROA berpengaruh signifikan positif. Market to Book Value berpengaruh signifikan negatif. Sedangkan Operating Cash Flow tidak berpengaruh signifikan dan negatif. Current Ratio dan Corporate Tax tidak berpengaruh signifikan dan positif.

Malik et al (2013) juga melakukan penelitian menggunakan beberapa variabel independen seperti Profitability (ROA), Liquidity (Current Ratio), Leverage (DER), Company Size, Growth (Sales Growth), dan Earning Per Share. Hasil penelitian menyatakan bahwa ROA, CR, EPS, dan Company Size memiliki korelasi positif terhadap Dividend Payout. Sedangkan Growth Firm dan DER memiliki korelasi negatif terhadap Dividend Payout.

Salah satu tujuan dari managerial keuangan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham, dalam artian manajemen diharapkan mampu untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Dalam Kurniasih et al (2011) menyatakan bahwa kebijakan dividen di negara berkembang berbeda dengan kebijakan dividen di negara maju. Dimana tingkat pengembalian dividen cenderung stabil di pasar negara berkembang daripada negara maju.

(18)

5 Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka adapun masalah yang dapat ditemukan berkaitan dengan Investment Return adalah sebagai berikut.

1. Apakah terdapat pengaruh Return On Equity terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013?

2. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013?

3. Apakah terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013?

(19)

6 1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Retun On Equity (ROE), Current Ratio (CR), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013.

Rumusan masalah yang telah diindentifikasi maka di dapat tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Return On Equity terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013.

2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013.

3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013.

(20)

7 1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diperoleh antara lain bagi penulis, akademik, perusahaan, dan penelitian selanjutnya.

1) Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang analisis ROE, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Dividend Payout Ratio dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia. 2) Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan juga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi para investor sebelum menginvestasikan dana atau modal mereka pada perusahaan manufaktur.

3) Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan kualitas kinerja perusahaan manufaktur dengan menganalisis tingkat rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage atau solvabilitas, dan rasio ukuran pasar.

4) Bagi penelitian selanjutnya

(21)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Dividen

Menurut Munawir S (2007) dividen merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen diberikan kepada para pemegang saham apabila perusahaan menghasilkan cukup uang untuk membagi dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak atau tidaknya perusahaan untuk mengumumkan dividen.

Sedangkan Menurut Hanafi (2004: 361) menyatakan bahwa, dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, selain daripada capital gain. Dividen ini nantinya akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Dividen terlebih dahulu harus ditentukan berdasarkan keputusan dalam rapat umum anggota pemegang saham (RUPS) dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pemimpin”.

2.1.2 Kebijakan Dividen

(22)

9 Adapun kontroversi mengenai dividen yang sering disalahartikan dan sering muncul di media massa adalah statement yang menyatakan bahwa suatu perusahaan dinilai tidak baik apabila pembagian dividen rendah sedangkan laba pada tahun tersebut tergolong tinggi. Hal itu tentu harus dipahami terlebih dahulu mengapa perusahaan mengambil kebijakan tertentu. Adapun beberapa cara yang digunakan untuk menentukan kebijakan dividen dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut (Husnan, 2006:305):

1. Tidak benar bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividen sebanyak-banyaknya, karena dividen tidak perlu dibagi apabila laba dari hasil operasi perusahaan dapat diinvestasikan kembali secara lebih menguntungkan.

2. Perusahaan sebaiknya tidak menentukan dividen dalam jumlah (dan rasio payout) yang terlalu besar, sehingga pada saat perusahaan mengalami penurunan laba, pembayaran dividen per lembar saham tidak perlu diturunkan.

3. Apabila terdapat kesempatan untuk berinvestasi yang menguntungkan dalam perusahaan, mengurangi pembayaran dividen lebih baik daripada menerbitkan saham baru.

4. Tambahan kekayaan karena kenaikan harga saham dengan tambahan kekayaan karena pembayaran dividen sama menariknya dalam keadaan tidak terdapat biaya transaksi.

(23)

10 Adapun jenis-jenis kebijakan dividen antara lain sebagai berikut :

2.1.2.1The dividend irrelevant theory

Teori ini beranggapan bahwa kebijaksanaan dividen adalah tidak relevan, karena tidak ada pengaruh antara dividen dengan harga saham ataupun cost of capital. Modigliani dan Miller (dalam Lubis, 2014:235) menyatakan bahwa nilai perusahaan dinilai berdasarkan income yang diperoleh dari assets yang dimiliki, bukan dari bagaimana income tersebut didistribusikan berupa dividend dan retained earning.

2.1.2.2The bird in the hand theory

(24)

11 2.1.2.3The tax preference theory

Terdapat 3 jenis tax yang menyebabkan investor lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah dibandingkan dengan pembayaran dividen yang tinggi diantaranya (Lubis, 2014:236) :

1. Capital gain akan dikenakan pajak maximum sebesar 28% sedangkan dividend income mencapai 35%.

2. Taxes untuk capital gain tidak harus dibayar sampai saham tersebut terjual.

3. Bila saham tersebut ditahan sampai seseorang yang menyimpan saham tersebut meninggal, maka pajak terhadap capital gain yang due (harus dibayar) ditiadakan, sedangkan ahli waris dari saham tersebut menggunakan nilai dari saham pada tanggal kematian pemilik terdahulu atas dasar cost dan terhindar dari pajak terhadap capital gain.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio 2.1.3.1 Return On Equity

Return On Equity atau hasil pengembalian ekuitas atau biasa disebut rentabilitas modal sendiri merupakan rasio yang mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri. Tingginya rasio ROE berarti semakin baik, dimana posisi pemilik perusahaan semakin kuat (Kasmir, 2008:204).

(25)

12 apabila dilihat dari kacamata akuntansi. Investor tentunya menyukai perusahaan dengan ROE yang tinggi, dan ROE yang tinggi pada umumnya memiliki korelasi positif terhadap harga saham yang juga tinggi (Brigham et al, 2012:149).

ROE sangat erat kaitannya dengan tingkat leverage, yaitu besarnya penggunaan pendanaan melalui utang. Perusahaan yang didanai oleh utang dan modal sangat berbeda dengan perusahaan yang hanya didanai oleh modal sendiri. Perusahaan yang menggunakan pendanaan dengan utang tentunya juga memiliki bunga yang harus dibayar, sehingga pada akhirnya akan mengurangi laba. Pada awalnya, perusahaan dengan penanaman modal yang lebih rendah dengan tingkat laba bersih yang tinggi, menghasilkan tingkat ROE yang tinggi pula. Namun, ROE yang tinggi tidak menjamin peningkatan nilai atau kekayaan pemegang saham. Artinya, ROE tidak mempertimbangkan jumlah modal yang diinvestasikan. Bahkan dalam keadaan ekonomi yang buruk, perusahaan yang memiliki utang dan bunga menyebabkan tingkat ROE menurun bahkan minus. Hal ini nantinya akan berdampak pada penurunan harga saham (Brigham, 2012:163).

2.1.3.2 Current Ratio

(26)

13 perlu diketahui terlebih dahulu seberapa besar tingkat Current Ratio suatu perusahaan (Brigham, 2012:134).

Current Ratio atau rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utang yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun atau disebut dengan utang jangka pendek. Rasio lancar dapat juga dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan atau margin of safety suatu perusahaan. Adapun rasio yang rendah mencerminkan bahwa perusahaan kekurangan modal dalam rangka melunasi utang-utang jangka pendeknya (Kasmir, 2008:134). Rasio yang tinggi mencerminkan bahwa aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang disebut likuid. Namun rasio yang terlalu tinggi juga tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sedang baik. Hal ini dikarenakan penggunaan kas yang tidak baik atau tidak efisiennya penggunaan asset oleh perusahaan (Sjahrial et al, 2013:36).

2.1.3.3 Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang terhadap ekuitas. Rasio ini dicari dengan membandingkan total utang, termasuk utang jangka panjang dan utang jangka pendek dengan total ekuitas. Debt to Equity Ratio juga digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Artinya, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2008:157).

(27)

14 perusahaan mengalami likuidasi. Disisi lain, pemegang saham kemungkinan menginginkan leverage yang lebih banyak karena akan memperbesar laba yang diharapkan. Bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik (Brigham, 2012:143).

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel Hasil

1. Malik, Fakhra et al 2013 Factors Influencing Corporate Dividend Payout Decisions Of Financial and Non-Financial Firms Variabel Dependen : Dividend Payout Variabel Independen : 1. Profitability (ROA) 2. Liquidity (Current Ratio) 3. Leverage (DER)

4. Company Size 5. Growth (Sales

Growth)

6. Earning Per Share

ROA, CR, EPS, dan Company Size memiliki korelasi positif terhadap Dividend Payout. Sedangkan Growth

Firm dan DER

memiliki korelasi negatif terhadap Dividend Payout.

2. Hasibuan, Marta 2013

Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assets Terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio Variabel Independen : 1. Current Ratio 2. ROA

3. Debt to Equity Ratio

(28)

15 Periode

2005-2009 3. Liandra,

Yoga 2013

Analisis

Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio Variabel Independen : 1. Firm Size 2. ROA 3. DER 4. CR Terdapat hanya variabel independen yang berpengaruh signifikan positif, yaitu Firm Size. Sedangkan ROA, DER, dan CR tidak berpengaruh

signifikan positif.

4. Rumahorbo, Nataruli 2013 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010 Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio Variabel Independen : 1. Cash Position 2. Debt to Equity

Ratio

3. Net Profit

Margin 4. ROI

Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net

Profit Margin berpengaruh negative

dan tidak signifikan. Sedangkan ROI berpengaruh positif dan signifikan. Secara simultan, semua variabel berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

5. Musiega, Maniagi G. et al 2013

Determinants of Dividend Payout Policy Among Non-Financial Firms On Nairobi Securities Exchange Kenya Variabel Dependen : Dividend Payout Variabel Independen : 1. Current Earnings 2. Liquidity 3. Profitability 4. Growth Opportunities Variabel Moderat : 1. Firm Size 2. Business Risk

(29)

16

Kesimpulan CE, Profitability, GO, Firm Size, Business Size merupakan

variabel yang mempengaruhi DPO

(Dividend Payout). 6. Rehman,

Abdul dan Haruto Takumi 2012 Determinants Of Dividend Payout Ratio: Evidence From Karachi Stock Exchange (KSE) Variabel Dependen : Dividend Payout Variabel Independen : 1. ROA

2. Operating Cash Flow per Share 3. Corporate Tax 4. Current Ratio 5. Market to Book

Value 6. DER

DER, ROA berpengaruh

signifikan positif. Market to Book Value berpengaruh

signifikan negatif. Sedangkan Operating Cash Flow tidak berpengaruh

signifikan dan negatif. Current

Ratio dan Corporate

Tax tidak

berpengaruh

signifikan dan positif. 7. Komala,

Lievia Angela Pinkan. 2013

The Effects of Profitability Ratio, Liquidity, and Debt towards Investement Return Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio Variabel Independen : 1. ROE

2. Current Ratio 3. Debt to Equity

Ratio

ROE memiliki pengaruh signifikan negatif. Sedangkan Current Ratio dan Debt to Equity Ratio masing-masing tidak berpengaruh

signifikan negatif dan positif.

Sumber : Diolah oleh peneliti

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

(30)

17 Perusahaan memberikan pembayaran dividen kepada investor sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Adapun keputusan yang diambil dalam rapat tersebut adalah apakah perusahaan pada tahun tersebut akan membagikan dividen atau menahan sejumlah laba untuk diinvestasikan kembali guna memperlancar operasi perusahaan.

Pembayaran dividen tentunya berbeda untuk masing-masing perusahaan. Hal ini tergantung pada kebijakan dividen suatu perusahaan. Adapun jenis-jenis kebijakan dividen yang digunakan suatu perusahaan antara lain adalah the dividend irrelevance theory, the bird in the hand theory, dan the tax preference theory.

(31)

18 Model penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

2.4 Perumusan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Return On Equity terhadap Dividend Payout Ratio

Return on Equity (ROE) adalah ukuran kinerja perusahaan dalam hal profitabilitas. Kemampuan untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak dari modal yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan kinerja yang baik. Tinggi ROE mencerminkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan itu sendiri. Rasio ini menunjukkan keberhasilan manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian yang lebih besar bagi pemegang saham. Semakin tinggi ROE dari perusahaan, semakin baik kinerjanya, sehingga akan ada lebih banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi dana mereka di perusahaan. Akibatnya, hal itu tentu saja mempengaruhi peningkatan return saham. Bukti empiris yang mendukung teori ini adalah bahwa studi yang dilakukan oleh Komala (2013), di mana Return On Equity (X1)

Dividend Payout Ratio (Y) Current Ratio (X2)

(32)

19 ROE positif mempengaruhi dividend payout ratio. Berdasarkan teori ini, dapat diusulkan bahwa hipotesis pertama adalah:

H1: ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio.

2.4.2 Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio

Current Ratio atau rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utang yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun atau disebut dengan utang jangka pendek. (Kasmir, 2008:134). Rasio yang tinggi mencerminkan bahwa aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang disebut likuid. Namun rasio yang terlalu tinggi juga tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sedang baik. Hal ini dikarenakan penggunaan kas yang tidak baik atau tidak efisiennya penggunaan asset oleh perusahaan (Sjahrial et al, 2013:36).

Oleh karena itu, rasio yang tinggi belum tentu dapat menarik investor untuk menginvestasikan dananya ke dalam suatu perusahaan dan belum tentu return saham akan meningkat. Dan dalam penelitian empiris Komala (2013) menyatakan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H2 : Current Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

(33)

20 Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang terhadap ekuitas. Debt to Equity Ratio juga digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan (Kasmir, 2008:157).

Kreditor lebih menyukai rasio utang yang rendah karena berarti semakin rendah rasio utang, semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor jika perusahaan mengalami likuidasi. Disisi lain, pemegang saham kemungkinan menginginkan leverage yang lebih banyak karena akan memperbesar laba yang diharapkan. Bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik (Brigham, 2012:143). Kinerja perusahaan yang baik tentunya akan menarik minat investor untuk berinvestasi dan meningkatkan return saham.

Bukti empiris dalam penelitian Syahib (2000) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

H3 : Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Dividend Payout Ratio.

H4 : Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio memiliki

(34)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah terdiri dari Dependen dan Variabel Independen. Variabel dependennya adalah Dividend Payout Ratio. Variabel independennya adalah Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio.

3.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengembalian (investment return) yang diperoleh dari investasi. Penelitian ini menggunakan dividen sebagai konsep kembali. Kebijakan dividen menyangkut masalah tentang penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham (Husnan, 2006:297). Dalam hal ini, kebijakan dividen diukur dengan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dividend Payout Ratio = ������������ℎ���

������������ℎ��� x 100% 3.1.2 Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio.

a. Return On Equity

(35)

22 efisiensi penggunaan modal sendiri. Tingginya rasio ROE berarti semakin baik, dimana posisi pemilik perusahaan semakin kuat (Kasmir, 2008:204). Rumus ROE yang dapat dijabarkan adalah sebagai berikut :

Return On Equity = ���������

������������ 100%

b. Current Ratio

Current Ratio atau rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utang yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun atau disebut dengan utang jangka pendek (Kasmir, 2008:134). Rasio yang tinggi mencerminkan bahwa aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang disebut likuid (Sjahrial et al, 2013:36).

Rumus CR yang dapat dijabarkan adalah sebagai berikut :

Current Ratio = �������������

������������������ � 100%

c. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio juga digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan (Kasmir, 2008:157). Bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik (Brigham, 2012:143).

Rumus DER yang dapat dijabarkan adalah sebagai berikut :

Debt to Equity Ratio = ����������������

(36)

23 3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 sampai tahun 2013. Terdapat 135 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2011 sampai tahun 2013.

3.2.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 sampai tahun 2013. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel sesuai dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut dari tahun 2011 sampai 2013.

2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap dan telah diaudit berturut-turut dari tahun 2011 sampai 2013. 3. Perusahaan manufaktur yang membayar dividen kepada para pemegang

saham atau mempublis informasi dividend payout ratio di BEI berturut-turut dari tahun 2011 sampai 2013.

(37)

24 Tabel 3.1

SAMPEL PENELITIAN No. Kode Nama Perusahaan Dividend

Payout Ratio 2011 Dividend Payout Ratio 2012 Dividend Payout Ratio 2013 1. ALMI Alumindo Light Metal Industry

Tbk

28.11% 44.16% 23.58% 2. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 10.3% 10.02% 10.26% 3. ASII Astra International Tbk 45.07% 45.03% 45.04% 4. CPIN Charoen Pokphand Indonesia

Tbk

29.24% 28.1% 29.8% 5. GGRM Gudang Garam Tbk 39.31% 38.35% 35.56% 6. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 49.93% 49.81% 49.8% 7. INTP Indocement Tunggal Prakasa

Tbk

29.99% 34.8% 66.13% 8. KLBF Kalbe Farma Tbk 65.09% 66.77% 44.97%

9. SMGR Semen Gresik Tbk 50% 45% 45%

10. UNVR Unilever Indonesia Tbk 100.06% 99.96% 99.93% Sumber : idx.com diolah peneliti selama periode penelitian

3.3 Jenis dan Sumber Data

(38)

25 3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan menelusuri data sekunder secara pustaka dan manual. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan pencarian dan pembelajaran dokumen-dokumen ataupun data-data yang berkaitan dengan keperluan peneliti. Data-data tersebut juga diperoleh dari berbagai literature seperti referensi dari buku, jurnal, artikel, internet, dan sebagainya.

Laporan keuangan perusahaan asuransi kerugian diperoleh melalui website masing-masing perusahaan, dan daftar perusahaan manufaktur Indonesia untuk periode 2011-2013 diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia.

3.5 Metode Analisis 3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dianggap penting sebelum melakukan analisis regresi adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi (Sudarmanto, 2013), sebagai berikut :

3.5.1.1 Uji Normalitas

Terdapat 2 hal yang berkaitan dengan normalitas antara lain adalah kurva normal dan pengujian normalitas itu sendiri. Adapun 2 hal pokok yang berkaitan dengan kurva normal pada umumnya berupa skewness dan kurtosis. Sudarmanto (2013) menyatakan bahwa

(39)

26 Asumsi yang terdapat dalam uji normalitas dimaksudkan agar tidak terjadinya pernyimpangan dari sebaran skor secara signifikan atas distribusi normal yang simetrik atau tidak menceng secara signifikan. Adapun pemahaman mengenai kurtosis terdapat dalam Sudarmanto (2013) yang menyatakan bahwa

Kurtosis, yaitu mengukur tentang kecuraman atau kedataran kurva simetrik atas distribusi skor. Bentuk kurva kurtosis ini pada dasarnya simetrik berbeda dengan skewness atau kemencengan. Kurva kurtosis ini ada tiga macam tipe ketajaman, yaitu (1) Leptokurtic yaitu kurva simetrik yang memiliki bentuk sangat tajam sehingga distribusi skor lebih banyak menyebar di tengah, (2) Mesokurtic, yaitu kurva simetrik yang memiliki bentuk distribusi normal standar (kurva normal), dan (3) Platykurtic, yaitu kurva simetrik yang memiliki bentuk datar.

Pengujian normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal atau tidak (Ghozali, 2006). Dalam penelitian Kusuma (2013) terdapat dua pedoman pengambilan keputusan untuk menentukan apakah distribusi data termasuk normal atau tidak, yaitu:

a. Apabila nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas menunjukkan angka < 0,05. Distribusi adalah tidak normal.

b. Apabila nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas menunjukkan angka > 0,05. Distribusi adalah normal (dalam Ghozali, 2006).

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas

(40)

27 variabel-variabel tersebut tidak orthogonal. Dan dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut tidak baik. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :

a. nilai �2 yang dihasilkan adalah tinggi. Hal ini diperoleh dari suatu estimasi model regresi empiris. Walaupun secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen yang tinggi (diatas 0.90) yang merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang menjelaskan variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah menunjukkan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang dipakai untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10.

3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas

(41)

28 dalam model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, hal tersebut dinamakan Homoskedastisitas dan jika mengalami perbedaan disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Heteroskedasitas dapat dilihat melalui grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila terdapat titik-titik menyebar secara acak pada pola grafik yang ditunjukkan (tanpa pola yang jelas) serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain grafik scatterplots, uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas atau homoskedastisitas (Ghozali, 2006).

3.5.1.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) dalam suatu model regresi linier. Adapun uji autokorelasi tingkat satu dengan konstanta (intercept) didalamnya adalah menggunakan uji Durbin-Watson dimana tidak ada variabel lag di antara variabel bebas (Kusuma, 2013). Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) HA : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )

(42)

29 a. Jika nilai Durbin-Watson terletak diantara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi adalah = 0, artinya tidak ada autokorelasi.

b. Jika nilai Durbin-Watson lebih rendah dari pada batas bawah (dl) maka koefisien autokorelasi adalah > 0, artinya ada autokorelasi positif.

c. Jika nilai Durbin-Watson lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi adalah < 0, artinya terjadi autokorelasi negatif.

d. Jika nilai Durbin-Watson terletak antara (du) dan (dl) atau Durbin-Watson terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka tidak dapat ditarik kesimpulan.

3.5.2 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis teknik analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio.

Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah : DPR = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Dimana :

DPR = Dividend Payout Ratio atau Pembayaran Dividen α = Kostanta

β1- β3 = Koefisien regresi

(43)

30 3.5.3 Uji Hipotesis

3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi

Dalam penelitian Kusuma (2013) menyatakan bahwa koefisien determinasi (�2) mengukur sejauh mana model yang dibentuk mampu menjelaskan variasi variabel independen. Koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999:101) :

�2= ESS = 1

Besaran nilai �2 yaitu 0-1 (0 ≤ �2≤ 1) koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Jika diketahui �2 memiliki nilai 1 berarti semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.5.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi semua variabel independen memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel independen secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2006).

3.5.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

(44)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Bursa Efek Indonesia, atau yang biasa disebut dengan Indonesia Stock Exchange disingkat dengan IDX merupakan satu-satunya perusahaan jenis bursa saham terbesar di Indonesia. Bursa Efek Indonesia didirikan tahun 1912 di Jakarta pertama kali sebagai Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1940, didirikan Bursa Efek Surabaya dan berlokasi di Surabaya. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya digabungkan dan membentuk Bursa Efek Indonesia.

4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia

(45)

32 Tahun 1956-1977 perdagangan di Bursa Efek mulai vakum, dan diresmikan kembali oleh presiden Soeharto dibawah BAPEPAM tanggan 10 Agustus 1977. Perdagangan di Bursa Efek kembali lesu diakibatkan masyarakat cenderung memilih instrument perbankan selama tahun 1977-1987. Pada Desember 1987 (pakdes 87) masuknya investor asing di Indonesia. Sejak saat itu, BEJ terbuka untuk asing.

Tanggal 2 Juni 1988 diluncurkan Bursa Paralel Indonesia (BPI) dan dikelola oleh perdagangan uang dan efek (PPUE). Kemudian pakdes 88 (Paket Desember 88) memberikan kemudahan BEJ untuk go public. Pada 16 Juni 1989, BES mulai beroperasi, dan 13 Juni 1992 dilakukannya swastanisasi BEJ, dan Bapepam berubah nama menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Tanggal 22 Mei 1995 adanya system otomatisasi perdagangan di BEJ dengan system komputer JATS (Jakarta Automated Trading System). Pada 10 November 1995 pemerintah mengeluarkan UU no. 8 th 1995 tentang pasar modal dan diberlakukan hingga januari 1996. Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya tahun 1995, dan system perdagangan tanpa warkat (scriples trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia tahun 2000. BEJ juga mengaplikasikan perdagangan jarak jauh tahun 2002 (Remote Trading). Pada tahun 2007 BES bergabung dengan BEJ dan berubah nama menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia).

4.1.2 Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

(46)

33 Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

Visi :

Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.

Misi :

Team Work (kerja sama tim) Core Values :

Integrity (intergritas)

Professionalism

Service Excellence (pelayanan terbaik)

Building Trust (memperkuat kepercayaan) Core Competencies :

Integrity

Strive for Excellence (menjadi yang terbaik) Customer Focus (fokus pada nasabah)

4.2 Statistik Deskriptif

(47)

34 1. Nilai rata-rata (mean) adalah jumlah keseluruhan angka pada data dan

dibagi dengan jumlah data yang tersedia,

2. Nilai tengah (median) adalah nilai yang diurutkan dari nilai terkecil ke nilai terbesar dengan mengambil nilai tengah dari masing-masing data, 3. Range adalah selisih nilai maksimum dengan nilai minimum yang terdapat

dalam suatu kumpulan data,

4. Standard deviation adalah nilai simpangan baku. Data yang digunakan adalah data yang mengelompok di sekitar nilai rata-rata jika nilainya semakin kecil.

5. Variance adalah jumlah selisih antara data dengan rata-rata data dan dibagi dengan jumlah data dikurangi 1(n-1) atau nilai kuadrat dari standard deviation.

Tabel 4.1

Data Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance RETURN ON

EQUITY 30 123.44 2.37 125.81 29.9937 31.62503 1.0003 CURRENT

RATIO 30 631.71 66.83 698.54 2.65192 167.30705 2.7994 DEBT TO

EQUITY RATIO

30 3.04 .15 3.19 .8733 .80104 .642

DIVIDEND PAYOUT RATIO

30 90.04 10.02 100.06 45.3057 23.58086 556.057

Valid N

(listwise) 30

(48)

35 Berdasarkan data statistic deskriptif yang telah disajikan pada Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa terdapat penjelasan yang dapat dijabarkan, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Jumlah sampel pada penelitian diatas adalah 30 perusahaan.

2. Variabel independen Return On Equity memiliki nilai range sebesar 123,44; nilai minimum sebesar 2,37; nilai maksimum sebesar 125.81; nilai mean 29,99; nilai standard deviation sebesar 31,62; dan nilai variance sebesar 1,003. Dapat disimpulkan bahwa data yang terdapat pada penelitian bersifat heterogen karena ditemukannya perbedaan antara nilai minimum dan nilai maksimum dengan jumlah data 30 perusahaan.

3. Variabel independen Current Ratio memiliki nilai range sebesar 631,71; nilai minimum sebesar 66,83; nilai maksimum sebesar 698,54; nilai mean 2,65; nilai standard deviation sebesar 163,30; dan nilai variance sebesar 2,79. Dapat disimpulkan bahwa data yang terdapat pada penelitian bersifat heterogen karena ditemukannya perbedaan antara nilai minimum dan nilai maksimum dengan jumlah data 30 perusahaan.

(49)

36 5. Variabel dependen Dividend Payout Ratio memiliki range sebesar 90,04;

nilai minimum sebesar 10,02; nilai maksimum sebesar 100,06; nilai mean 45,30; nilai standard deviation sebesar 23,58; dan nilai variance sebesar 556,05. Dapat disimpulkan bahwa data yang terdapat pada penelitian bersifat heterogen karena ditemukannya perbedaan antara nilai minimum dan nilai maksimum dengan jumlah data 30 perusahaan.

4.3 Pengujian Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

(50)

37 Gambar 4.1

Uji Normalitas (1) : Histogram

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2015

(51)

38 Gambar 4.2

Uji Normalitas (2) : Grafik PP Plot

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2015

Adapun uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dilakukan secara statistik guna mengetahui apakah data distribusi tergolong normal atau tidak berdistribusi normal. Uji hipotesis yang dilakukan dalam Kolmogrov-Smirnov antara lain :

�0 : dengan tingkat alpha (α) = 5%, data residual berdistribusi normal apabila

tingkat signifikan > 0,05.

Ha : dengan tingkat alpha (α) = 5%, data residual tidak berdistribusi normal apabila tingkat signifikan < 0,05.

(52)

39 Tabel 4.2

Uji Normalitas (3) : Kolmogrov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 13.96589435

Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .140

Negative -.124

Kolmogorov-Smirnov Z .766

Asymp. Sig. (2-tailed) .600

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data sekunder hasil olah SPSS, 2015

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas terdiri dari unstandardized coefficients, standardized coefficients, dan collinearity statistics berupa tolerance dan VIF. Adapun tujuan dari uji multikolinearitas ini adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen (variabel bebas). Dalam uji multikolinearitas tidak dibenarkan memiliki hasil adanya multikolinearitas, oleh karena itu terlebih dahulu harus dianalisis besaran nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi.

(53)

40 Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 38.882 10.060

RETURN ON

EQUITY .561 .093 .753 .869 1.150

CURRENT

RATIO -.030 .023 -.214 .521 1.918

DEBT TO

EQUITY RATIO -2.764 4.768 -.094 .514 1.945 a. Dependent Variable: DIVIDEND

PAYOUT RATIO

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2015

Berdasarkan Tabel 4.3 Mengenai hasil uji multikolinearitas dapat kita simpulkan bahwa data tersebut diatas bebas dari gejala multikolinearitas, artinya tidak terdapat korelasi antar variabel independen (variabel bebas). Baik variabel Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10.

(54)

41 kecil dari 10). Hal ini jelas menunjukkan tidak terdapat korelasi antar variabel independen dan data tidak mengalami multikolinearitas.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji dan melihat data apakah terdapat ketidaksamaan variance dari residual pada suatu model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Adapun garis besar dari hasil uji heteroskedastisitas menggunakan analisis sebagai berikut :

1. Apabila terlihat pola tertentu berupa titik-titik teratur yang terbentuk, maka indikasinya adalah telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika titik-titik menyebar secara acak tanpa pola yang jelas pada suatu grafik, dan menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka grafik mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Berikut disajikan Gambar 4.3 Mengenai hasil uji heteroskedastisitas :

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

(55)

42 Berdasarkan gambar 4.3 Hasil uji heteroskedastisitas tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa titik-titik yang tergambar pada grafik tidak membentuk suatu pola yang jelas dan teratur. Titik-titik pada grafik menyebar diatas dan berada dibawah sumbu Y dari 3 hingga -1. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji tersebut diatas tidak mengalami heteroskedastisitas, data observasi berbeda dari penelitian lainnya, merupakan data homoskedastisitas dan bukan data yang heteroskedastisitas.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji Durbin-Watson digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini. Dalam pengamatan data yang tidak memiliki autokorelasi terjadi apabila nilai statistic Durbin-Watson mendekati angka 2, dalam hal sebaliknya, maka dinyatakan terdapat autokorelasi (Rietveld dan Sunaryanto, 1994). Berikut disajikan hasil uji autokorelasi :

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .806a .649 .609 14.74963 2.067

a. Predictors: (Constant), DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO

b. Dependent Variable: DIVIDEND PAYOUT RATIO Sumber : Data sekunder yang dioleh dengan SPSS, 2015

(56)

43 dengan nilai DW tabel dengan nilai tabel signifikansi 5%, T (jumlah sampel) = 30, k (jumlah variabel independen) = 3, akan menghasilkan nilai dL (batas bawah DW) = 1,283 dan nilai dU (batas atas DW) = 1,567.

Diketahui bahwa nilai d>dL yaitu 2,067 > 1,283; nilai d<4-dU yaitu 2,067<2,433; dan nilai dU<d<4-dU yaitu 1,567<2,067<2,433 dapat disimpulkan hipotesis nol (Ho) diterima, dengan kata lain tidak terdapat hubungan autokorelasi baik positif maupun negatif dan pengujian yang dilakukan meyakinkan.

4.4 Pengujian Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil analisis regresi dalam penelitian ini berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen, yaitu Return On Equity, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio. Koefisien tersebut diperoleh dengan menggunakan suatu persamaan yaitu :

DPR = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Dengan :

DPR = Dividend Payout Ratio atau Pembayaran Dividen α = Kostanta

β1- β3 = Koefisien regresi

X1 = Return On Equity X2 = Current Ratio X3 = Debt to Equity Ratio e = kesalahan residual (error)

(57)

44 terhadap Dividend Payout Ratio. Berikut disajikan data hasil uji analisis regresi linier berganda :

Tabel 4.5

Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 38.882 10.060 3.865 .001 RETURN ON

EQUITY .561 .093 .753 6.042 .000 CURRENT

RATIO -.030 .023 -.214 -1.330 .195 DEBT TO

EQUITY RATIO

-2.764 4.768 -.094 -.580 .567

a. Dependent Variable: DIVIDEND PAYOUT RATIO

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2015

Berdasarkan Tabel 4.5 Mengenai hasil uji analisis regresi linier berganda di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil persamaan regresi, dengan nilai konstanta sebesar 38,882; berarti Return On Equity (X1), Current Ratio (X2), dan Debt to Equity Ratio (X3) dianggap konstan, dengan demikian nilai Dividend Payout Ratio dinyatakan konstan sebesar sebesar 38,882.

(58)

45 3. Koefisien regresi variabel Current Ratio (X2) sebesar -0,030; berarti Current Ratio mengalami penurunan sebesar 1% maka nilai Dividend Payout Ratio akan menurun sebesar -0,030 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap.

4. Koefisien regresi variabel Debt to Equity Ratio (X3) sebesar -2,764; berarti Debt to Equity Ratio mengalami penurunan sebesar 1% akan menyebabkan penurunan pada nilai Dividend Payout Ratio sebesar -2,764 dengan asumsi variabel independen lain bernilai tetap.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Koefisien Determinasi (��)

Koefisien determinasi (�2) digunakan untuk mengukur kemampuan masing-masing variabel independen seberapa mampu menjelaskan variabel dependen dalam suatu penelitian. Nilai koefisien determinasi (�2) berada diantara nilai 0 dan 1. Berikut disajikan hasil uji koefisien determinasi :

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi (��) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .806a .649 .609 14.74963

a. Predictors: (Constant), DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO

b. Dependent Variable: DIVIDEND PAYOUT RATIO Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS, 2015

(59)

46 Dividend Payout Ratio adalah sebesar 64,9%. Sedangkan sisa sebesar 35,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Suatu variabel independen secara individual harus menerangkan seberapa besar dapat mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2006). Oleh karena itu, uji signifikan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan pola asuh orang tua pada anak dengan disiplin belajar siswa kelas VII SMPN2 Negerikaton Kabupaten

Kelompok Sasaran Kegiatan : Aparatur Laki-laki dan Perempuan Bakesbangpol Maros Rincian Anggaran Belanja Langsung. Kode Rekening Uraian

In the proposed method, the agent-based operator chooses directly these specific objects without defining the buffer area.. The proposed operator is also compared

Capaian Program Jumlah cakupan (jenis) layanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.

Hasil Evaluasi penyebab gagalnya lelang adalah Dari dua penyedia jasa yang menawar.. Tidak ada yang lulus di Evaluasi Teknis,

Penyediaan air minumdengan sistem perpipaan di kabupaten Ende untuk kawasan perkotaan dikelola oleh PDAM Kabupaten Ende dan sampai dengan akhir tahun 2015 cakupan

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas. yang baik dan mampu bersaing di lapangan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR TERHADAP PENGGUNAAN HANDPHONE PADA SISWA SMP DAN SEDERAJAT. Di susun