• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran Susu UHT (Ultra High Temperature) (Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk, Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran Susu UHT (Ultra High Temperature) (Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk, Bandung)"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk, Bandung)

Oleh :

LEONARD PASARIBU

A14101120

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

LEONARD PASARIBU. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SUSU UHT

(ULTRA HIGH TEMPERATURE) (Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk,

Bandung). (DI bawah bimbingan WILSON H. LIMBONG)

Sektor peternakan dapat merupakan sektor yang dapat menjadi andalan dalam membangun perekonomian bangsa. Salah satu dari produk hasil dari sektor peternakan yang paling sering kita jumpai adalah susu. Susu mengandung kelengkapan lima gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kandungan gizi pada susu dapat mencerdaskan dan menyehatkan jasmani. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dengan mengkonsumsi susu maka tidak hanya bayi dan anak-anak yang perlu minum susu tetapi, kaum remaja, wanita dewasa, ibu hamil, bahkan para lanjut usia pun perlu minum susu. Produk-produk susu yang umum kini tersedia bagi para konsumen di pasaran yaitu : susu kental manis, susu bubuk, susu UHT, dan lain-lain.

Kebutuhan susu dalam negeri di Indonesia masih belum dapat tercukupi. Meskipun produksi susu di dalam negeri terus meningkat tiap tahunnya, mulai dari 479.947 ton pada tahun 2001 hingga mencapai 577.628 ton pada tahun 2006, ternyata belum dapat mencukupi permintaan terhadap susu dalam negeri. Selain itu, peningkatan kebutuhan konsumsi susu masyarakat di Indonesia meningkat mulai 5,79 Kg pertahun pada tahun 2001 menjadi 7,29 Kg pertahun pada tahun 2006. Peningkatan permintaan susu ini terjadi juga pada konsumsi susu cair. Bagi perusahaan pengolahan susu tarif impor yang rendah mengharuskan produsen bersaing dengan produk impor yang kualitasnya lebih baik.

Salah satu perusahaan besar yang bergerak dalam industri pengolahan susu dalam negeri adalah PT. Ultrajaya Tbk. Produk olahan susu yang diproduksi

adalah susu UHT (Ultra High Temperature). Kenaikan harga bahan baku susu di

Jawa Barat mempengaruhi perusahaan karena pasokan susu murni yang diperlukan diperoleh oleh perusahaan didapat dari para peternak sapi yang berada di Jawa Barat. Untuk memanfaatkan peluang serta mengurangi ancaman terhadap pemasaran produknya perusahaan perlu untuk merumuskan strategi pemasarannya dengan tepat.

Perumusan strategi pemasaran dilakukan malalui tiga tahap yaitu : tahap masukan, pemaduan, dan pemilihan strategi perusahaan. Tahap pertama yaitu tahap masukan dilakukan dengan mengidentifikasi lingkungan pemasaran internal dan eksternal perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan hasil dari identifikasi disajikan dalam bentuk matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation). Tahap kedua yaitu tahap pemaduan dilakukan dengan menggunakan matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Tahap ketiga yaitu tahap pemilihan strategi dilakukan dengan menggunakan matriks QSP.

(3)

bahwa PT. Ultrajaya Tbk mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Pemaduan antara matriks IFE dan EFE menempatkan PT. Ultrajaya dalam sel I pada matriks IE. Perusahaan berada pada posisi tumbuh dan bina dimana strategi yang tepat adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal. Kemudian disusun menjadi enam alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.

(4)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

SUSU UHT (

ULTRA HIGH TEMPERATURE

)

(Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk, Bandung)

Oleh :

LEONARD PASARIBU

A14101120

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Insitut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Susu UHT (Ultra High Temperature) (Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk, Bandung)

Nama : Leonard Pasaribu

NRP : A14101120

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS.

NIP. 130 354 139

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

NIP. 131 124 019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANAPUN.

Bogor, Maret 2008

Leonard Pasaribu

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Banjarmasin, 27 Mei 1982 sebagai anak kedua dari dua

bersaudara pasangan Maksum dan Dosta. Penulis mengikuti pendidikan Sekolah

Dasar di SD Advent Balikpapan pada tahun 1989 sampai 1991 dan kemudian

dilanjutkan di SD Advent Cimindi Bandung hingga tahun 1995. Pada tahun 1998,

penulis menyelesaikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Budi Luhur

Bandung dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMU

Advent Cimindi Bandung dan lulus tahun 2001.

Setelah lulus SMU, penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan

pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (UMPTN), Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah

memberikan kasih karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis

Strategi Pemasaran Susu UHT (Ultra High Temperature): Studi Kasus PT.

Ultrajaya Tbk, Bandung”, diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis strategi pemasaran susu UHT

PT. Ultrajaya Tbk Bandung.

Penulis berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam penyusunan skripsi

ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini,

namun penulis memandang bahwa penulisan ini dibuat sebagai suatu proses

pembelajaran terhadap materi perkuliahan yang penulis terima selama duduk di

bangku perkuliahan.

Semoga skripsi ini berguna dan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti

dan mahasiswa untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Bogor, Maret 2008

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ijinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan menjadi jalan kemudahan bagi penulis dalam

penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Mama, Papa serta abang aku yang tercinta untuk kasih sayang, doa dan

dukungan kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan membimbing

penulis.

3. Ir. Juniar Atmakusuma, Msi, sebagai dosen penguji utama yang telah

memberikan kritik saran dan masukan bagi penulis.

4. Arif Karyadi, SP, sebagai dosen penguji Komisi pendidikan yang telah

memberikan kritik saran dan masukan bagi penulis.

5. Bapak H. Sihotang, Bapak Yuyun, Bapak Muthasawwar yang telah

memberikan ijin, informasi dan kesempatan penulis untuk melakukan

penelitian di PT. Ultrajaya Tbk dan Ibu lani atas bantuannya

memperlancar kegiatan penelitian penulis.

6. Teman-teman saya yaitu : Hepi, yang setia menemani, memberi perhatian,

dukungan, semangat, saran dan kritik serta ide-ide yang membangun Roy,

Rut, Royan serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu atas motivasi dan bantuan kalian membuat langkah penulis

menjadi ringan, goodluck untuk kalian semua.

(10)

DAFTAR ISI

2.7 Analisis Matrik IE (Internal-Eksternal) ... 29

2.8 Matriks SWOT ... 31

2.9 Matriks QSP ... 33

2.10 Kajian Penelitian Terdahulu ... 35

2.11 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 36

(11)

(Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk, Bandung)

Oleh :

LEONARD PASARIBU

A14101120

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

LEONARD PASARIBU. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SUSU UHT

(ULTRA HIGH TEMPERATURE) (Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk,

Bandung). (DI bawah bimbingan WILSON H. LIMBONG)

Sektor peternakan dapat merupakan sektor yang dapat menjadi andalan dalam membangun perekonomian bangsa. Salah satu dari produk hasil dari sektor peternakan yang paling sering kita jumpai adalah susu. Susu mengandung kelengkapan lima gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kandungan gizi pada susu dapat mencerdaskan dan menyehatkan jasmani. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dengan mengkonsumsi susu maka tidak hanya bayi dan anak-anak yang perlu minum susu tetapi, kaum remaja, wanita dewasa, ibu hamil, bahkan para lanjut usia pun perlu minum susu. Produk-produk susu yang umum kini tersedia bagi para konsumen di pasaran yaitu : susu kental manis, susu bubuk, susu UHT, dan lain-lain.

Kebutuhan susu dalam negeri di Indonesia masih belum dapat tercukupi. Meskipun produksi susu di dalam negeri terus meningkat tiap tahunnya, mulai dari 479.947 ton pada tahun 2001 hingga mencapai 577.628 ton pada tahun 2006, ternyata belum dapat mencukupi permintaan terhadap susu dalam negeri. Selain itu, peningkatan kebutuhan konsumsi susu masyarakat di Indonesia meningkat mulai 5,79 Kg pertahun pada tahun 2001 menjadi 7,29 Kg pertahun pada tahun 2006. Peningkatan permintaan susu ini terjadi juga pada konsumsi susu cair. Bagi perusahaan pengolahan susu tarif impor yang rendah mengharuskan produsen bersaing dengan produk impor yang kualitasnya lebih baik.

Salah satu perusahaan besar yang bergerak dalam industri pengolahan susu dalam negeri adalah PT. Ultrajaya Tbk. Produk olahan susu yang diproduksi

adalah susu UHT (Ultra High Temperature). Kenaikan harga bahan baku susu di

Jawa Barat mempengaruhi perusahaan karena pasokan susu murni yang diperlukan diperoleh oleh perusahaan didapat dari para peternak sapi yang berada di Jawa Barat. Untuk memanfaatkan peluang serta mengurangi ancaman terhadap pemasaran produknya perusahaan perlu untuk merumuskan strategi pemasarannya dengan tepat.

Perumusan strategi pemasaran dilakukan malalui tiga tahap yaitu : tahap masukan, pemaduan, dan pemilihan strategi perusahaan. Tahap pertama yaitu tahap masukan dilakukan dengan mengidentifikasi lingkungan pemasaran internal dan eksternal perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan hasil dari identifikasi disajikan dalam bentuk matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation). Tahap kedua yaitu tahap pemaduan dilakukan dengan menggunakan matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Tahap ketiga yaitu tahap pemilihan strategi dilakukan dengan menggunakan matriks QSP.

(13)

bahwa PT. Ultrajaya Tbk mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Pemaduan antara matriks IFE dan EFE menempatkan PT. Ultrajaya dalam sel I pada matriks IE. Perusahaan berada pada posisi tumbuh dan bina dimana strategi yang tepat adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal. Kemudian disusun menjadi enam alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.

(14)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

SUSU UHT (

ULTRA HIGH TEMPERATURE

)

(Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk, Bandung)

Oleh :

LEONARD PASARIBU

A14101120

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Insitut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Susu UHT (Ultra High Temperature) (Studi Kasus : PT. ULTRAJAYA Tbk, Bandung)

Nama : Leonard Pasaribu

NRP : A14101120

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS.

NIP. 130 354 139

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

NIP. 131 124 019

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANAPUN.

Bogor, Maret 2008

Leonard Pasaribu

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Banjarmasin, 27 Mei 1982 sebagai anak kedua dari dua

bersaudara pasangan Maksum dan Dosta. Penulis mengikuti pendidikan Sekolah

Dasar di SD Advent Balikpapan pada tahun 1989 sampai 1991 dan kemudian

dilanjutkan di SD Advent Cimindi Bandung hingga tahun 1995. Pada tahun 1998,

penulis menyelesaikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Budi Luhur

Bandung dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMU

Advent Cimindi Bandung dan lulus tahun 2001.

Setelah lulus SMU, penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan

pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (UMPTN), Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

(18)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah

memberikan kasih karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis

Strategi Pemasaran Susu UHT (Ultra High Temperature): Studi Kasus PT.

Ultrajaya Tbk, Bandung”, diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis strategi pemasaran susu UHT

PT. Ultrajaya Tbk Bandung.

Penulis berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam penyusunan skripsi

ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini,

namun penulis memandang bahwa penulisan ini dibuat sebagai suatu proses

pembelajaran terhadap materi perkuliahan yang penulis terima selama duduk di

bangku perkuliahan.

Semoga skripsi ini berguna dan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti

dan mahasiswa untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Bogor, Maret 2008

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ijinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan menjadi jalan kemudahan bagi penulis dalam

penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Mama, Papa serta abang aku yang tercinta untuk kasih sayang, doa dan

dukungan kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, MS sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan membimbing

penulis.

3. Ir. Juniar Atmakusuma, Msi, sebagai dosen penguji utama yang telah

memberikan kritik saran dan masukan bagi penulis.

4. Arif Karyadi, SP, sebagai dosen penguji Komisi pendidikan yang telah

memberikan kritik saran dan masukan bagi penulis.

5. Bapak H. Sihotang, Bapak Yuyun, Bapak Muthasawwar yang telah

memberikan ijin, informasi dan kesempatan penulis untuk melakukan

penelitian di PT. Ultrajaya Tbk dan Ibu lani atas bantuannya

memperlancar kegiatan penelitian penulis.

6. Teman-teman saya yaitu : Hepi, yang setia menemani, memberi perhatian,

dukungan, semangat, saran dan kritik serta ide-ide yang membangun Roy,

Rut, Royan serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu atas motivasi dan bantuan kalian membuat langkah penulis

menjadi ringan, goodluck untuk kalian semua.

(20)

DAFTAR ISI

2.7 Analisis Matrik IE (Internal-Eksternal) ... 29

2.8 Matriks SWOT ... 31

2.9 Matriks QSP ... 33

2.10 Kajian Penelitian Terdahulu ... 35

2.11 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 36

(21)

V. ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN PERUSAHAAN

5.1. Analisis Lingkungan Internal ... 49

5.1.1 Sumberdaya Manusia ... 49

5.2. Analisis Lingkungan Eksternal... 64

5.2.1. Lingkungan makro... 64

5.2.2. Lingkungan mikro ... 70

5.2.3. Lingkungan Industri ... 72

5.3. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ... 76

5.3.1 Kekuatan ... 76

5.3.2 Kelemahan ... 79

5.4. Identifikasi Peluang dan Ancaman ... 81

5.4.1 Peluang ... 83

5.4.2 Ancaman ... 85

5.5. Perumusan Alternatif Strategi ... 87

(22)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Perkembangan PDB Sektor Peternakan Berdasarkan Harga

Konstan 2000 ... 1

8 Konsumsi Produk Susu rata-rata perKapita dan Persentasenya

Terhadap Total Konsumsi Produk Susu Di Indonesia ... 7

9 Kandungan Laktosa dalam Tiap 100 Gram Susu dan Produk

(23)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Laporan Keuangan PT. Ultrajaya Tbk ... 105 2 Syarat Mutu Susu Segar berdasarkan SNI 01-3141-1998 ... 106 3 Klasifikasi Produk susu UHT PT. Ultrajaya Tbk ... 107 4 Kuisioner Penelitian ... 108

5 Hasil pengisian kuesioner pembobotan faktor internal perusahaan

dan rata-rata pembobotan ... 117

6 Hasil pengisian kuesioner pembobotan faktor Eksternal perusahaan

dan rata-rata pembobotan ... 119 7 Hasil pengisian kuesioner penilaian rating faktor-faktor internal dan

eksternal perusahaan ... 121 8 Hasil Analisis matriks IFE dan EFE ... 122

9 Hasil pengisian kuesioner QSPM untuk menentukan Attractiveness

Score pada strategi 1 ... 123

10 Hasil pengisian kuesioner QSPM untuk menentukan Attractiveness

Score pada strategi 2 ... 124

11 Hasil pengisian kuesioner QSPM untuk menentukan Attractiveness

Score pada strategi 3 ... 125

12 Hasil pengisian kuesioner QSPM untuk menentukan Attractiveness

Score pada strategi 4 ... 126

13 Hasil pengisian kuesioner QSPM untuk menentukan Attractiveness

Score pada strategi 5 ... 127

14 Hasil pengisian kuesioner QSPM untuk menentukan Attractiveness

(25)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sektor andalan perekonomian sebaiknya merupakan sektor yang memiliki

ketangguhan dan kemampuan tinggi dalam membangun perekonomian negara

agar dapat dijadikan sebagai tumpuan harapan pembangunan ekonomi. Oleh

karena itu, agar suatu sektor layak dijadikan sebagai andalan perekonomian

negara maka sektor tersebut harus memiliki kontribusi yang cukup besar baik

secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

pembangunan perekonomian. Sektor andalan tersebut umumnya sarat dengan

kepentingan masyarakat luas dan juga terkait dengan potensi masyarakat serta

sekaligus sesuai dengan sumberdaya ekonomi lokal. Salah satu sektor yang sesuai

dengan kriteria tersebut yaitu sektor peternakan. Sektor peternakan dapat

diandalkan karena sektor ini mengalami pertumbuhan tiap tahunnya. Pertumbuhan

dari sektor peternakan ini dapat dilihat dengan pertumbuhan PDB pada sektor

peternakan.

Tabel 1. Perkembangan PDB Sektor Peternakan Berdasarkan Harga Konstan 2000

Tahun PDB Sektor Peternakan

(Rp miliar)

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2005

PDB pada sektor peternakan bertumbuh mulai dari 25.627,3 miliar rupiah

pada tahun 2000 menjadi 31.506,0 miliar rupiah pada tahun 2004 dan sepanjang

(26)

tahunnya. Melihat dari PDB sektor peternakan yang meningkat, maka usaha

berbasis peternakan dapat dijadikan salah satu alternatif usaha dibidang agribisnis

yang dapat membantu meningkatkan perekonomian di Indonesia.

Hasil dari sektor peternakan dapat langsung diolah dan dijadikan produk

konsumsi sehari-hari bagi masyarakat. Salah satu dari produk hasil peternakan

yang paling sering kita jumpai adalah susu. Susu mengandung kelengkapan lima

gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral1. Kandungan

gizi pada susu dapat mencerdaskan dan menyehatkan jasmani. Banyaknya

manfaat yang dapat diperoleh dengan mengkonsumsi susu menjadikan susu baik

untuk dikonsumsi untuk semua kalangan umur seperti bayi, anak-anak, kaum

remaja, wanita dewasa, ibu hamil, bahkan para lansia2.

Tabel 2.Produksi Susu Di Indonesia

Tahun Volume

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2006

Produksi susu di Indonesia meningkat mulai dari 479.947 ton pada tahun

2001 hingga mencapai 577.628 ton pada tahun 2006 (Tabel 2). Peningkatan

produksi susu ini ternyata belum dapat mencukupi permintaan terhadap susu

dalam negeri. Permintaan susu dalam negeri yang belum terpenuhi dapat dilihat

dengan peningkatan impor terhadap produk susu. Peningkatan volume impor ini

1

Siswono 2001. Kesadaran Akan Manfaat Susu Masih Kurang

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid996794383,8113 (3 agustus 2001) 2

(27)

dapat dilihat dengan rata-rata pertumbuhan impor susu sebesar 11,09 persen mulai

dari tahun 2001 sampai dengan 2005 (Tabel 3).

Tabel 3. Volume Impor Produk Susu

Tahun Volume

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2006

Peningkatan permintaan konsumsi susu di Indonesia seiring dengan

meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi susu dan juga

peningkatan populasi penduduk di Indonesia. Populasi penduduk Indonesia

meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,34 persen jiwa

tiap tahunnya (Tabel 4). Laju pertumbuhan ini memberikan peluang bagi

perusahaan susu untuk dapat terus berkembang. Selain itu, kesadaran masyarakat

Indonesia akan pentingnya mengkonsumsi susu yang makin meningkat juga turut

memberikan peluang bagi perusahaan susu untuk dapat berkembang. Peningkatan

kesadaran ini dapat dilihat dengan makin meningkatnya konsumsi susu

masyarakat di Indonesia.

Tabel 4. Pertumbuhan Populasi di Indonesia

(28)

Konsumsi susu masyarakat di Indonesia meningkat mulai 5,79 Kg

pertahun pada tahun 2001 menjadi 7,29 Kg pertahun pada tahun 2006 (Tabel 5).

Peningkatan konsumsi susu ini juga didukung dengan tersedianya produk susu

dengan beraneka ragam rasa dan jenis susu dan disesuaikan dengan tingkatan

umur. Menurut Saleh (2004), produk berasal dari susu telah banyak dipasarkan

dan dikonsumsi sebagai sumber gizi prima. Produk-produk susu yang umum kini

tersedia bagi para konsumen dipasaran yaitu : susu kental manis, susu bubuk, susu

UHT, dan lain-lain. Pilihan yang semakin banyak variasinya menjadikan susu

sebagai minuman yang semakin digemari oleh masyarakat.

Tabel 5. Konsumsi Susu per Kapita di Indonesia

Tahun Volume

(kg/tahun)

Pertumbuhan (%)

2001 5,79

2002 7,05 21,76

2003 6,69 -5,11

2004 6,78 1,35

2005 6,80 0,29

2006 7,29 7,21

Rata-rata 5,10

Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2006

Peningkatan permintaan masyarakat terhadap produk susu juga terjadi

pada salah satu produk susu yaitu produk susu cair pabrik. Peningkatan konsumsi

susu cair pabrik meningkat mulai dari 104,3 ml/tahun pada tahun 2002 menjadi

221,6 ml/tahun ditahun 2007 dengan rata-rata pertumbuhan 19,1 persen rata-rata

(29)

Tabel 6. Konsumsi rata-rata per Kapita susu cair pabrik di Indonesia

Pemanfaatan peluang yang ada dalam sektor peternakan bukannya tanpa

hambatan. Salah satu hambatan yang dirasakan oleh perusahaan susu lokal yaitu

tarif bea masuk untuk susu impor. Tarif impor susu yang hanya berkisar 0 persen

sampai dengan 5 persen sehingga menyebabkan puluhan merek susu impor dari

Australia, Kanada dan sejumlah negara lainnya memasuki pasar susu dalam

negeri3

1.2Perumusan Masalah

Salah satu perusahaan besar yang bergerak dalam industri pengolahan susu

adalah PT. Ultrajaya Tbk. Salah satu produk utama yang dihasilkan perusahaan ini

adalah susu UHT (Ultra High Temperature). Produk susu UHT PT. Ultrajaya Tbk

merupakan produk susu yang diproduksi lebih banyak dan memiliki penjualan

yang lebih besar dibandingkan produk lain yang diproduksi perusahaan. Dalam

pemasaran produk susu UHT-nya, perusahaan menghadapi permasalahan seperti

kenaikan harga bahan baku. Peningkatan harga ini terjadi mulai dari bulan Januari

2007 sebesar Rp 1.494 sehingga menjadi Rp 2.343 pada bulan Desember 2007

(Tabel 7).

3

Situs majalahtrust 2007. Makanya, Jangan Mau Dimonopoli!

(30)

Tabel 7. Harga Susu Segar Di Jawa Barat Tahun 2007

Rata-Rata Harga (Rp / liter) Bulan

Produsen Grosir Konsumen

Januari 1.494 2.440 3.633

Masyarakat Indonesia saat ini masih kurang menggemari susu cair seperti

susu UHT. Produk susu yang lebih banyak di konsumsi oleh masyarakat

Indonesia yaitu : susu kental manis (SKM) dan susu bubuk (SB). Konsumsi susu

kental manis dan susu bubuk masih lebih tinggi di bandingkan dengan konsumsi

susu cair. Hal ini dapat dilihat dengan konsumsi susu kental manis sebesar 4.910,4

ml/tahun dan susu bubuk sebesar 4.018,1 ml/tahun sedangkan konsumsi susu cair

hanya sebesar 221,6 ml/tahun pada tahun 2007 (Tabel 8). Selera masyarakat yang

lebih memilih untuk mengkonsumsi susu bubuk dan susu kental manis juga

terlihat dari persentasi konsumsi produk susu oleh masyarakat Indonesia dimana

persentasi konsumsi produk susu terbesar yaitu konsumsi produk susu kental

manis yang memiliki persentasi sebesar 53,7 persen, sedangkan persentasi

konsumsi produk susu yang terkecil adalah konsumsi produk susu cair pabrik

sebesar 2,4 persen pada tahun 2007 dari total konsumsi produk susu (Tabel 8).

Selera masyarakat Indonesia yang lebih menggemari mengkonsumsi produk susu

(31)

UHT menjadi tantangan bagi perusahaan dalam memasarkan produk susu UHT

serta meningkatkan pemasaran produknya susu UHT.

Tabel 8. Konsumsi Produk Susu rata-rata perKapita dan Persentasenya

Peluang dan hambatan yang dihadapi perusahaan dalam memasarkan

produk susu UHT harus dapat dianalisis dengan baik dengan rumusan strategi

pemasaran yang tepat. Dalam merumuskan strategi pemasaran produk tersebut

perusahaan dapat merumuskan strategi pemasaran dengan memperhatikan kondisi

internal dan eksternal pemasaran susu UHT. Dengan melakukan ini, maka

perusahaan dapat mencapai tujuan-tujuan perusahaan yaitu : peningkatan

pemasaran produk susu UHT dan tetap menjadi pemimpin pasar susu cair.

Kondisi serta keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi

pemasaran produk susu UHT dapat diidentifikasi melalui masalah yang dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan

pemasaran susu UHT PT. Ultrajaya Tbk?

2. Faktor-faktor Eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman

(32)

3. Alternatif strategi apa saja yang dapat dirumuskan dari faktor-faktor yang

menentukan dalam pemasaran susu UHT PT. Ultrajaya Tbk?

4. Bagaimana strategi tepat yang dapat diterapkan oleh PT. Ultrajaya Tbk

dalam memasarkan susu UHT ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan pemasaran intenal yang

dimiliki oleh perusahaan.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan pemasaran eksternal yang

dihadapi oleh perusahaan.

3. Mengidentifikasi alternatif strategi yang dapat dirumuskan dari

faktor-faktor yang menentukan dalam pemasaran susu UHT perusahaan.

4. Memberikan alternatif rumusan strategi pemasaran susu UHT yang tepat

untuk perusahaan.

1.4Kegunaan Penelitian

Kegunaan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi

dan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan sebagai berikut:

a. Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pertimbangan strategi pemasaran.

b. Bagi mahasiswa dan perguruan tinggi tulisan ini diharapkan akan

menambah pengetahuan dan sebagai bahan rujukan serta informasi untuk

(33)

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis strategi pemasaran produk susu UHT PT.

Ultrajaya Tbk dalam menghadapi serta memanfaatkan faktor-faktor lingkungan

internal dan eksternal pemasaran yang dihadapi oleh perusahaan.

Alternatif-alternatif yang dihasilkan berdasarkan atas faktor-faktor yang dianggap oleh

perusahaan mempengaruhi pemasaran produk susu UHT. Proses pengambilan

keputusan guna memanfaatkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan

(34)

2.1Gambaran Tentang Susu

Susu merupakan satu-satunya sumber makanan bagi mamalia yang baru

dilahirkan. Untuk bayi manusia, susu adalah satu-satunya sumber bahan gizi yang

pertama untuk beberapa bulan hidup dan di berbagai negara susu menjadi suatu

peran utama dalam makanan bagi anak yang bertumbuh (Schmidt, 1988). Susu

merupakan sesuatu yang mengandung banyak komponen kompleks dalam

beberapa keadaan penyebarannya. Memahami khasiatnya maka banyak

perubahan yang dapat muncul didalamnya tetapi membutuhkan pengetahuan dari

semua komponen dalam susu dan dampak anatara komponen yang satu dengan

yang lainnya (Walstra dan Robert, 1984). Menurut Astawan (2005), susu

merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru dilahirkan. Susu disebut

sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang

lengkap. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral,

enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Meskipun

susu memiliki potensi besar dalam penyediaan nutrisi, ada batas mengkonsumsi

susu yang mana dengan proporsi yang besar orang dewasa mempunyai tidak tahan

laktosa (Schmidt, 1988).

Menurut Astawan (2005), susu segar merupakan cairan yang berasal dari

ambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar

yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan

belum mendapat perlakuan apapun. Dalam prakteknya sangat kecil peluang kita

(35)

masyarakat adalah susu olahan baik dalam bentuk cair (susu pasteurisasi, susu

UHT) maupun susu bubuk.

2.2Susu Cair UHT (Ultra High Temperature)

Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah

menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat

(135-145 derajat Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis dalam Astawan, 2005).

Menurut Astawan (2005), pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk

membunuh seluruh mikroorganisme baik pembusuk maupun patogen dan spora.

Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai

gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak

berubah seperti susu segarnya. Menurut Yuliana (2007), kelebihan proses ini tidak

menghilangkan kandungan nutrisi mikro, seperti vitamin dan mineral. Kandungan

gizinya telah diformulasikan menyerupai susu segar dan susu formula bubuk.

Kandungannya tidak kurang dari 3,25 persen lemak susu dan 8,25 persen padatan

bukan lemak. Dapat disimpan dalam suhu ruangan.

Susu segar yang baru diperah harus diberi perlakuan dingin termasuk

transportasi susu menuju pabrik. Pengolahan susu di pabrik untuk mengkonversi

susu segar menjadi susu UHT harus dilakukan dengan sanitasi yang maksimum

yaitu dengan menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan kontak

dengan tangan. Seluruh proses dilakukan secara aseptik. Setalah susu segar

dipanaskan dan menjadi susu UHT maka susu UHT dikemas secara higienis

dengan menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih agar

terjaga kesegaran susu karena cahaya ultra violet tak akan mampu menembusnya

(36)

2.3 Keunggulan Susu UHT

Menurut Astawan (2005), terdapat tiga keunggulan yang dimiliki susu

UHT dibandingkan susu pasteurisasi dan susu segar. Tiga keunggulan tersebut,

yaitu :

1. Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah waktu penyimpanannya yang sangat

panjang pada suhu kamar yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet

dan tidak perlu dimasukkan ke lemari pendingin.

2. Selain itu susu UHT merupakan susu yang sangat higienis karena bebas dari

seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora

sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir

tidak ada.

3. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu

sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak

berubah.

Tabel 9. Kandungan Laktosa dalam Tiap 100 Gram Susu dan Produk Olahannya

Bahan makanan/minuman Laktosa (g/100 g)

Susu (susu segar dan susu UHT) 4,8 - 5,0

Keju Emmentaler, Parmesan, Camembert, Chester, Gouda, Edamer, Mozzarella, keju domba, keju lembek.

< 0,1

Joghurt dengan susu full cream, 3,5% lemak 4,0

(37)

Menurut Kristanti (1998), susu UHT termasuk dalam susu dengan

kandungan laktosa yang rendah sehingga termasuk dalam makanan rendah laktosa

(Tabel 9).

2.4Pemasaran

Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

perusahaan. Defenisi pemasaran itu sendiri adalah suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran menegaskan bahwa kunci

untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif

dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep

pemasaran berdiri diatas empat pilar: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,

pemasaran terpadu atau terintegrasi serta kemampuan menghasilkan laba (Kotler,

2002).

2.5Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan oleh

unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasaranannya. Strategi tersebut berisi

strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan

besarnya pengeluaran pemasaran (Kotler dan Amstrong, 2004). Menurut

McCarthy dan Perreault (1990), strategi pemasaran juga menetapkan suatu target

pasar dan suatu bauran pemasaran terkait. Hal ini merupakan suatu gambaran

(38)

tujuan perencanaan strategis untuk membentuk serta menyempurnakan usaha

bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan petumbuhan

(Kotler, 2002).

Menurut Kotler dan Amstrong (2004), Strategi yang bermanfaat untuk

mengidentifikasi pertumbuhan yaitu :

1. Penetrasi pasar yang merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan

meningkatkan penjualan produk saat ini kesegmen-segmen pasar saat ini

tana mengubah bentuk.

2. Pengembangan pasar yang merupakan strategi pertumbuhan perusahaan

dengan cara mengidentifikasikan dan mengembangkan segmen-segmen

pasar baru untuk produknya sekarang.

3. Pengembangan produk yang merupakan strategi pertumbuhan perusahaan

dengan cara menawarkan produk baru atau yang telah dimodifikasi kepada

segmen-segmen pasar sekarang, pengembangan konsep produk ke produk

fisik untuk menjamin bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi

produk yang dapat digunakan dalam praktek secara efisien.

4. Diversifikasi yang merupakan strategi pertumbuhan perusahaan dengan

cara memulai bisnis baru atau membeli perusahaan lain di luar produk dan

perusahaan sekarang.

Menurut Porter (1980), tidak ada perusahaan yang dapat sukses bekerja

pada tingkat di atas rata-rata dengan mencoba menjadi segala-galanya bagi semua

orang. Manejer dapat memilih sebuah strategi yang akan memberi perusahaan itu

sebuah keunggulan kompetitif. Strategi-strategi yang dapat memberikan

(39)

1. Strategi kepemimpinan biaya yang merupakan strategi yang diikuti oleh

perusahaan ketika perusahaan ingin menjadi produsen dengan biaya

terendah di bidang industri.

2. Strategi diferensiasi yang merupakan strategi yang diikuti oleh perusahaan

ketika perusahaan ini ingin menjadi unik dibidang industrinya sehingga

dihargai secara luas oleh para pembelinya.

3. Strategi fokus yang merupakan strategi yang diikuti oleh perusahaan

ketika perusahaan ini mengejar keunggulan biaya atau diferensiasi dalam

segmen industri yang sempit.

2.6Analisis Lingkungan

Lingkungan pemasaran perusahaan terbagi menjadi dua yaitu lingkungan

internal perusahaan dan lingkungan eksternal perusahaan. Mengevaluasi

faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan dapat membantu perusahaan

dalam merumuskan kembali strategi yang ada. Hal ini disebabkan faktor-faktor

internal dan eksternal perusahaan dapat saja berubah (David, 2004).

2.6.1 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan Internal mengarah pada faktor-faktor yang berada dalam

perusahaan dan mempengaruhi operasional perusahaan ( Boone dan Kurtz, 1992).

Sedangkan landasan yang penting bagi pemahaman analisis internal adalah

pengertian mengenai pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan internal

perusahaan dengan peluang dan ancaman yang ada dilingkungan (Pierce dan

Robinson, 1997). Menurut David (2003), yang termasuk faktor-faktor internal

(40)

a. Manajemen

Fungsi dari managemen terdiri dari lima dasar aktifitas : perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, Penunjukan staf, Pengendalian.

1. Perencanaan : semua aktivitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan

menghadapi masa depan. Tugas spesifik termasuk meramalkan, menetapkan

sasaran, menetapkan strategi, mengembangkan kebijakan, dan menetapkan

sasaran.

2. Pengorganisasian : termasuk semua aktivitas manajerial yang menghasilkan

struktur tugas dan hubungan wewenang. Bidang spesifik termasuk desian

organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan,

rentang kendali, kesatuan komando, desain pekerjaan, dan analisis pekerjaan.

3. Pemotivasian : termasuk usaha yang diarahkan untuk membentuk tingkah

laku manusia. Topik spesifik termasuk kepemimpinan, komunikasi, kerja

kelompok, modifikasi tingkah laku, delegasi wewenang, pemerkayaan

pekerjaan, kepuasan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi,

moral karyawan, danmoral manajerial.

4. Penunjukan staf : aktivitas penunjukan staf berpusat pada manajemen

personalia atau sumberdaya manusia. Bagian yang temasuuk yaitu :

administrasi upah dan gaji, tunjangan karyawan, wawancara, penerimaan,

pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan,

tindakan pembenaran, peluang bekerja yang sama, hubungan serikat kerja,

pengembangan karier, riset personalia, kebijakan disiplin, prosedur

(41)

5. Pengendalian : merujuk pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan

yang memastikan hasil yang didapat konsisten dengan hasil yang

direncanakan. Bidang kunci yang diperhatikan termasuk pengendalian mutu,

pengendalian keuangan, pengendalian penjualan, pengendalain sediaan,

pengendalian biaya, analisi penyimpangan, penghargaan, dan sanksi.

b. Pemasaran

Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi,

menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk

dan jasa. Menurut Kotler dan Amstrong (2004), salah satu konsep utama dalam

pemasaran modern merupakan bauran pemasaran. Bauran pemasaran juga

merupakan serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan

dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan

perusahaan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu

yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.

Semua tindakan tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel

yang dikenal sebagai ”empat P” yaitu : product, price, place, dan promotion.

1. Produk (Product)

Menurut Kotler dan Amstrong (2004), produk merupakan semua yang

dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.

Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi dapat berupa jasa

yang merupakan bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan

(42)

kepemilikan. Perencanaan produk harus memikirkan produk dan jasa dalam tiga

tingkatan yaitu:

1. Produk inti yang merupakan tingkatan yang paling dasar dimana produk

inti ini terdiri dari berbagai manfaat pemecahan masalah yang konsumen

cari ketika membeli produk atau jasa tertentu.

2. Produk aktual merupakan tingkatan produk yang dibangun di berbagai

posisi yang dekat dengan produk inti serta mempunyai minimal lima sifat

yaitu : tingkatan kualitas, fitur, desain, merek, dan kemasan.

Atribut-atribut ini dikombinasikan secara cermat sehingga mampu memberikan

manfaat intinya produk tersebut.

3. Produk tambahan merupakan layanan dan manfaat tambahan bagi

konsumen yang diberikan disekitar produk inti dan aktual.

2. Harga (Price)

Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau

jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari

memiliki atau menggunakan barang dan jasa. Secara historis, harga telah menjadi

faktor utama yang mempengaruhi pilihan pembeli. Harga juga merupakan elemen

bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan dan juga merupakan elemen

bauran pemasaran yang paling fleksibel (Kotler dan Amstrong, 2004).

Menurut Kotler dan Amstrong (2004), pendekatan umum dalam penetapan

harga ada tiga macam, yaitu :

(43)

a. Pendekatan harga berdasarkan biaya-plus (cost-plus pricing) merupakan

metode penetapan harga yang paling sederhana dengan menambahkan

bagian laba (markup) standar ke biaya produk.

b. Penetapan harga titik impas yang merupakan pendekatan penetapan harga

yang menetapkan harga pada titik impas atas biaya pembuatan dan

pemasaran sebuah produk, atau menetapkan harga untuk menghasilkan

laba sasaran.

2. Penetapan harga berdasarkan nilai yaitu dengan menetapkan harga

berdasarkan pada persepsi pembeli tentang nilai, bukannya pada biaya

yang ditanggung penjual.

3. Penetapan harga berdasarkan persaingan yaitu dengan menetapkan harga

berdasarkan harga-harga yang ditetapkan oleh para pesaing untuk produk

yang sama.

3. Promosi (Promotion)

Menurut Peter dan Donnelly (1992), bauran promosi mengarah pada

kombinasi dan tipe dari usaha promosi perusahaan seterusnya selama periode

waktu tetentu. Bauran promosi terdiri atas lima yaitu (Kotler, 2002) :

1. Periklanan : semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide,

barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu

2. Promosi penjualan : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong

keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa

3. Hubungan masyarakat dan publisitas : berbagai program untuk

mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau masing-masing

(44)

4. Penjualan pribadi : interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau

lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima

pesanan.

5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan

alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung

dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon

pelanggan tertentu.

Menurut Evans (1984), yang termasuk kedalam keputusan promosi yaitu :

seleksi dari sebuah gabungan dari alat-alat (periklanan, publikasi, penjualan

perseorangan, dan promosi penjualan), apakah membagi promosi-promosinya dan

biaya mereka dengan yang lainnya, bagaimana mengukur keefektifan, gambaran

untuk membujuk, tingkatan dari pelayanan konsumen, pemilihan media seperti

koran, televisi, radio, dan majalah, format dari sebuah pesan.

4. Tempat (Place)

Menurut Peter dan Donnelly (1992), saluran distribusi adalah kombinasi

institusi yang mana seorang penjual menjual produk kepada konsumen akhir atau

pemakai. serangkaian oraganisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses

untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi

merupakan saluran pemasaran (Kotler, 2004). Manajemen dapat memilih dan

mengatur saluran pemasaran dimana produk akan menjangkau pasar yang tepat

pada waktu yang tepat dan mengembangkan suatu sistem distribusi untuk

menangani secara fisik dan mengangkut produk melalui saluran pemasaran

(Stanton dan Bruce, 1991). Oleh karena waktu dan uang dibutuhkan untuk

(45)

setelah ditentukan maka keputusan distribusi sangat kritis untuk mensukseskan

perusahaan (Peter dan Donnelly, 1992).

Menurut Peter dan Donnelly (1992), pemenuhan distribusi dibutuhkan

karena karakteristik dari produk dan lingkungan yang dibutuhkan untuk menjual

produk, serta kebutuhan dan ekspektasi dari pembeli potensial, produk akan

bervariasi dalam intensitas dari kebutuhan pemenuhan distribusinya. Ada tiga

pertimbangan distribusi yang berkaitan dengan hal ini yaitu :

1. Distribusi intensif : disini perusahaan mencoba mendapatkan pengenalan

melalui sebanyak mungkin pengecer dan tengkulak.

2. Distribusi selektif : disini perusahaan membatasi penggunaan para

perantara yang dipercaya menjadi terbaik yang tersedia.

3. Distribusi eksklusif : disini perusahaan serius membatasi distribusi, dan

para perantara diberikan hak eksklusif di dalam wilayah tertentu .

c. Keuangan dan akutansi

Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi

bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan

kekuatan keuangan organisasi dan kelemahan amat penting untuk merumuskan

strategi secara efektif. Likuiditas, solvabilitas, modal kerja, profatibilitas,

pemanfaatan harta, arus kas, dan modal perusahaan dapat mengeliminasi beberapa

strategi alternatif yang mungkin.

d. Produksi atau Operasi

Aktivitas produksi atau operasi sering merupakan bagian terbesar dari aset

manusia dan modal. Dalam kebanyakan industri, biaya utama untuk menghasilkan

(46)

nilai tinggi sebagai senjata persaingan dalam strategi perusahaan secara

keseluruhan.

Fungsi produksi atau operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas

yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi atau

operasi menangani masukan, pengubahan, dan keluaran yang bervariasi antara

industri dan pasar. Manajemen produksi atau operasi terdiri dari lima fungsi atau

bidang keputusan : proses, kapasitas, sediaan, tenaga kerja, dan mutu. Kekuatan

dan kelemahan dalam lima fungsi produksi dapat berarti sukses atau gagal dari

suatu usaha.

e. Penelitian dan pengembangan

Bagian utama kelima dari operasi internal yang harus diteliti kekuatan dan

kelemahannya adalah penelitian dan pengembangan (litbang). Banyak perusahaan

tidak melakukan litbang dan banyak juga perusahaan lain yang tergantung pada

kesuksesan aktivitas litbang agar dapat bertahan. Perusahaan yang menjalankan

strategi pengembangan produk harus mempunyai orientasi litbang yang kuat.

f. Sistem informasi manajemen operasi

Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi dasar

untuk semua keputusan manajerial. Informasi merupakan batu penjuru dari semua

organisasi. Informasi mewakili sumber utama keunggulan atu kelemahan

bersaing. Menilai kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dalam sistem

informasi merupakan dimensi kritis dari pelaksanaan analisis internal.

2.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan merupakan faktor-faktor yang berada

(47)

1992). Tujuan analisis dari lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan

daftar kesempatan terbatas yang dapat menguntungkan perusahaan dan ancaman

yang seharusnya dihindari (David, 2003). Menurut Kotler (2002), lingkungan

eksternal perusahaan dibagi menjadi dua yaitu : lingkungan makro dan lingkungan

mikro. Menurut Pierce dan Robinson (1997), terdiri dari tiga perangkat faktor

yang saling berkaitan yang memainkan peran penting dalam menentukan peluang,

ancaman, dan kendala yang dihadapi perusahaan. Ketiga faktor ini merupakan

lingkungan eksternal perusahaan dan ketiga faktor tersebut yaitu :

1. Lingkungan Makro

Lingkunngan makro ini memberikan peluang, ancaman, dan kendala bagi

perusahaan tetapi satu perusahaan jarang sekali mempunyai pengaruh berarti

terhadap lingkungan ini. Menurut Kotler (2002), faktor-faktor dari lingkungan

makro yaitu :

1.Demografi

Faktor Demografi ini merupakan aspek yang berkaitan dengan populasi

manusia, distribusi penduduk secara geografis, distribusi umur, kecendrungan

pergerakan penduduk dan sebagainya. Berbagai aspek demografis ini dapat

dimanfaatkan perusahaan untuk dijadikan dasar dalam membuat strategi dan

program pemasarannya.

2.Ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat

suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh

kesejahteraan relatif berbagai segmen pasar, dalam perencanaan strategiknya

(48)

segmen-segmen yang mempengaruhi industrinya baik di tingkat nasional maupun

internasional. Perusahaan juga harus mempertimbangkan ketersediaan kredit

secara umum, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan (disposable income),

serta kecendrungan belanja masyarakat, suku bunga primer, laju inflasi, serta

kecenderungan pertumbuhan PDB (Pierce dan Robinson, 1997).

3. Sosial-budaya

Menurut Kotler (2002), masyarakat membentuk keyakinan, nilai, dan

norma kita. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah

kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan

ekstern perusahaan yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi,

agama, pendidikan, dan etnik. Jika sikap sosial berubah, berubah pulalah

permintaan akan berbagai jenis pakaian, buku, kegiatan waktu senggang, dan

sebagainya (Pierce dan Robinson, 1997).

4. Politik dan Hukum

Menurut Kotler (2002), keputusan pemasaran dipengaruhi oleh

perkembangan lingkungan politik dan hukum. faktor-faktor politik menentukan

parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Arah dan

stabilitasnya merupakan pertimbangan penting bagi para manajer dalam

merumuskan strategi perusahaan (Pierce dan Robinson, 1997).

5. Teknologi

Faktor teknologi dalam lingkungan eksternal perusahaan perlu

diperhatikan agar dapat menghindari keusangan dan mendorong inovasi. Adaptasi

teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru,

(49)

produksi dan pemasaran. Terobosan teknologi dapat mempunyai dampak segera

dan dramatik atas lingkungan perusahaan. Terobosan ini dapat membuka pasar

dan produk baru yang canggih atau dapat juga mempersingkat usia fasilitas

produksi (Pierce dan Robinson, 1997).

2. Lingkungan Mikro

Menurut kotler (2002), lingkungan mikro merupakan lingkungan eksternal

perusahaan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Menurut Amir (2005), faktor-faktor dari lingkungan mikro yaitu :

1. Pemasok

Pemasok mempunyai peran tersendiri. Pemasok memegang peranan

penting dalam menjamin suksesnya pemasaran. Keterlambatan pasokan bahan

baku akan memberikan dampak atas pemenuhan pesanan perusahaan.

2. Pelanggan

Menurut Pierce dan Robinson (1997), mengembangkan profil pelanggan

dan calon pelanggan perusahaan meningkatkan kemampuan para manajernya

untuk merencanakan operasi strategik untuk mengantisipasi perusahaan besar

pasar.

3. Pesaing

Menurut Pierce dan Robinson (1997), menilai posisi bersaing dapat

meningkatkan kesempatan perusahaan untuk merancang strategi yang

mengoptimalkan peluang yang muncul dari lingkungan. Pesaing merupakan

perusahaan lain yang menawarkan produk yang sama dengan produk perusahaan

(50)

4. Perantara Pemasaran

Perantara pemasaran adalah perusahaan lain yang membantu perusahaan

dalam mempromosikan, menjual dan mendistribusikan barang-barang kepada

pembeli akhir.

3. Lingkungan Industri

Sesuatu bagian penting dari analisis eksternal adalah mengidentifikasikan

perusahaan-perusahaan saingan lainnya dan menentukan kekuatan, kelemahan,

kemampuan, peluang, ancaman, sasaran hasil, dan strategi mereka.

Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi pesaing-pesaing sangat perlu untuk

keberhasilan perumusan strategi (David, 2003)

Model lima kekuatan dari porter mengenai analisis persaingan merupakan

pendekatan yang dipakai secara luas untuk mengembangkan strategi dalam

banyak industri (David, 2004). Pengaruh persaingan terhadap strategi dalam

industri dapat dilihat pada Gambar 1. Menurut Porter (1980), lima kekuatan

persaingan dalam lingkungan industri yaitu :

1. Ancaman pendatang baru : Pendatang baru pada suatu industri membawa

kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga

sumberdaya yang besar. Akibat dari hal-hal tersebut harga dapat menjadi

turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampuanlabaan.

Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada

rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang

sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Ada enam

(51)

produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok (switching costs), akses

ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah.

2. Pemasok: pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya

terhadap para peserta industri dengan mengancam akan menaikan harga

atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat

karenanya dapat menekan kemampulabaan industri yang tidak mampu

mengimbangi kenaikan biaya dengan menaikan haarganya sendiri.

3. Pembeli : pembeli dapat juga menekan harga, menuntut kualitas lebih

tinggi atau layanan lebih banyak, serta berperan sebagai pesaing satu sama

lain. Semua ini dapat menurunkaan laba industri.

4. Produk substitusi : produk substitusi membatasi laba potensial dari industri

dengan menetapkan harga tertinggi (ceiling price). Produk substitusi yang

perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang kualitasnya

mampu menandingi kualitas produk industri atau dihasilkan oleh industri

(52)

5. Para pesaing industri : persaingan dikalangan pesaing industri terjadi

karena mereka merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk

memperbaiki posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan

harga, perang iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau

jaminan kepada pelanggan. Persaingan tajam seperti ini bersumber pada

faktor-faktor yaitu : jumlah pesaing yang banyak atau seimbang,

pertumbuhan industri yang lamban, biaya tetap atau biaya penyimpangan

yang tinggi, ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan, hambatan keluar

tinggi, penambahan kapasitas dalam jumlah besar, para pesaing beragam

dalam hal strategi dan asal-usul.

PENDATANG

(53)

2.7Analisis Matrik IE (Internal-Eksternal)

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) membuat ahli strategi meringkas

dan mengeavaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,

politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Sedangkan untuk

mnganalisis strategi manajemen internal maka digunakan matriks Evaluasi Faktor

Internal (IFE). Alat perumusan strategi internal meringkas dan mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dari suatu

usaha (David, 2004).

Tabel 10. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Faktor-faktor Internal kunci

Bobot Peringkat (Bobot x Peringkat) =

Nilai yang di bobot

terendah sampai 4,0 yang tertinggi dengan rata-rata 2,5. Total nilai yang dibobot

yang jauh di bawah 2,5 merupakan ciri perusahaan yang lemah secara internal,

sedangkan jumlah nilai diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.

Pada Tabel 11. jumlah nilai yang dibobot dapat berkisar dari 1,0 yang

terendah sampai 4,0 yang tertinggi dengan rata-rata 2,5. Jumlah nilai yang dibobot

sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa suatu perusahaan memberi jawaban dengan

carayang luar biasa pada peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungannya.

Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan peluang yang

(54)

nilai sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa strategi perusahaan memanfaatkan

peluang atau menghindari ancaman eksternal.

Tabel 11. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)

Faktor-faktor Eksternal kunci

Bobot Peringkat (Bobot x Peringkat) =

Nilai yang di bobot

Gabungan kedua matriks IFE-EFE menghasilkan matriks IE

(Internal-Eksternal) yang berisikan sembilan macam sel yang memperhatikan kombinasi

total nilai yang terboboti dari matriks-matriks IFE-EFE. Matriks IE digunakan

untuk menganalisis posisi perusahaan. Ilustrasi Matriks IE dapat dilihat pada

Gambar 2.

Sumbu horizontal pada matriks IE menunjukkan skor total IFE sedangkan

pada sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE. Skor antara 1 sampai 1,99 pada

4,0 3,0 2,0 1,0

(55)

sumbu horizontal menunjukkan posisi internal yang lemah; skor 2,00 sampai 2,99

menunjukkan rata-rata; sedangkan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan posisi

internal yang kuat. Pada sumbu vertikal skor 1 sampai 1,99 menunjukkan posisi

eksternal yang rendah; skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan posisi eksternal yang

sedang; skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan pengaruh yang tinggi (David, 2004).

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai

dampak strategi yang berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV

dapat disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif atau strategi integratif cocok bagi

divisi ini. Kedua, divisi yang masuk sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola

dengan strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan

produk merupakan dua strategi yang biasa digunakan dalam divis ini. Ketiga,

divisi yang umum yang masuk dalam sel VI, VII, atau IX adalah panen atau

divestasi.

2.8Matriks SWOT

Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) merupakan

alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini

dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal

yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya (Rangkuti, 2004). Menurut David (2004), matriks ini dapat

menghasilkan empat kemungkinan astrategi alternatif, yaitu : Strategi SO, Strategi

WO, Strategi ST, dan Strategi WT.

a. Strategi SO (Strengths – Opportunities)

Strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan

(56)

b. Strategi WO (Weakness – Opportunities)

Strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

dengan memanfaatkan peluang eksternal.

c. Strategi ST (Strengths – Threats)

Strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk

menghindai atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

d. Strategi WT (Weakness – Threats)

Strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik difensif yang diarahkan

untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindarri ancaman lingkungan.

Terdapat delapan langkah untuk menyusun matriks SWOT, yaitu :

1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.

2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.

3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.

4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan

5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan Strategi SO dalam sel yang tepat.

6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan Strategi WO.

7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

resultan Strategi ST.

8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

resultan Strategi WT.

(57)

Tabel 12. Matriks SWOT

Analisis matriks QPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

digunakan untuk mengevaluasi strategi secara objektif berdasarkan faktor-faktor

sukses utama internal-eksternal yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya.

Matriks QSP adalah matriks yang digunakan pada tahap decision stage untuk

melihat tingkat kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari berbagai

alternatif yang dapat dilaksanakan hasil dari the matching stage. QSPM

menggunakan input dari tahap pertama (input stage) dan tahap kedua (the matching stage) yang memberikan informasi bagi tahap ketiga (the decision

stage).

Menurut David (2004), terdapat enam langkah dalam penyusunan matriks

QSP (Tabel 13), yaitu:

1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan

internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini

(58)

2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal (bobot

yang diberikan sama dengan bobot pada matriks EFE dan IFE).

3. Evaluasi matriks tahap 2 (pencocokkan) dan identifikasi alternatif strategi

yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan.

4. Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS), didefinisikan

sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing

strategi dalam set alternatif tertentu.

Nilai 1 = tidak menarik

Nilai 2 = agak menarik

Nilai 3 = cukup menarik

Nilai 4 = sangat menarik

5. Hitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractive Score – TAS) yang

diperoleh dengan mengalikan bobot dengan attractiveness scores.

Tabel 13. Matriks QSP

ALTERNATIF STRATEGI

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

Faktor kunci Bobot

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal

1.

2. ...dst

Faktor Eksternal

1.

2. ...dst

(59)

6. Hitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Nilai TAS yang tertinggi

menunjukkan bahwa strategi tersebut merupakan strategi terbaik untuk

diprioritaskan.

2.10 Kajian Penelitian Terdahulu

Akhsan (2006) menganalisis strategi permasaran CV. Celup Mitra Saudara

yang bergerak dibidang jasa penyediaan makanan siap saji khususnya produk sea

food olahan. Analisis kuantitatif yang dilakukan dalam penelitian menggunakan

matriks IFE, matiks EF, matriks IE, matriks SWOT serta matriks QSP.

Hasil analisis matriks IFE diperoleh nilai total rata-rata sebesar 2,720 yang

menunjukkan bahwa CV.Celup Mitra Saudara memiliki kondisi lingkungan

internal rata. Sedangkan hasil analisi matriks EFE, diperoleh nilai total

rata-rata sebesar 2,354. Dari hasil analisis IE diperoleh bahwa perusahaan berada pada

posisi sel V (Hold and Maintain), sehingga strategi yang dapat dipergunakan

adalah strategi pnetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi

permasaran diperoleh dengan menggunakan matriks swot yang menghasilkan

empat strategi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan matriks QSP untuk

mendapatkan strategi terbaiknya.

Menurut Dwirayani (2006), PT. Agronesia khususnya divisi BMC adalah

salah satu perusahaan yang masuk kedalam industri susu dan olahan. Dengan

produk utama yang dihasilkan yaitu susu pasteurisasi, perusahaan dikasi rumusan

strategi pemasarannya dengan menggunkan matriks IFE, matriks EFE, matriks

SWOT dan matriks QSP.

Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dan eksternal,

Gambar

Tabel 1. Perkembangan PDB Sektor Peternakan Berdasarkan Harga
Tabel 2.Produksi Susu Di Indonesia
Tabel 3. Volume Impor Produk Susu
Tabel 5. Konsumsi Susu per Kapita di Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja strategi pemasaran, keunggulan dari strategi tersebut dan keuntungan yang didapat oleh nasabah dari produk

Tujuan QSPM adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran dan strategi bersaing yang baik atau yang menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan, sehingga

Ultra Jaya Milk Industri melakukan pengawasan mutu pada produk susu UHT (Ultra High Temperature) sehingga dapat mengahasilkan susu yang bermutu baik.. BAB II

Boddia Jaya dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan pada pihak luar negeri ada tiga, yaitu Periklanan (advertising),Indirect marketing (by email),

Data dianalisis dengan analisis strength, weakness, opportunity &amp; threat (SWOT) dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Penelitian menunjukkan ada tujuh strategi,

Tugas akhir ini memiliki judul “ANALISA SWOT DAN QSPM UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN” dimana pembuatan ini memilki tujuan sebagai salah satu persyaratan

Strategi pemasaran yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan daya saing di pasar ritel modern adalah meningkatkan omzet penjualan dari sisi produk dan pemasaran;

Kegiatan produksi membutuhkan perencanaan yang menjadi dasar atas kegiatan yang akan dilaksanakan dan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan tersebut sehingga diperoleh produk