Sistem Pengelolaan Lahan Sesuai (SPLASH Versi 1.02): Sistem
Keputusan Konservasi dan Air dalam
(SPLASH
PENGAMBILAN
regardlesssoil and water conservation techniques. Up t o now, application of soil and water conservation systems on farmers' level is still limited, although many conservation systems researchedand produced. To overcome this situation, has been developed t o select soil and water conservation system for farm level. The providing many conservation systems is easily be operated and understood by the end users. Therefore, the decision makers can land use planningaccording t o soil conservation systems t o avoid environmental problems. This system so far is called SPLaSH ("Sistem Pengelolaan Lahan Sesuci Land conservation, rehabilitation and reclamation researchergroup of the Soil Research Institute, has program version 7.02 based on the USLE model combined with (Tolerable Soil Loss) t o predict soil erosion and t o provide possibility alternative soil and water conservation techniques. This program has been introduced t o the (Assessment lnstitute for Agricultural Technology) in West Java and Central Java Provinces and they gave positive response t o this program. In fact, this tools can be used not only at farm level, but also at micro watershed ha) even bigger. It is realized that this tools can be more useful when it combined with CIS (Geographic System) and soil erosion model for watershed scale. Therefore, now is being created by land conservation, rehabilitation and reclamation researcher group o f the Soil Research lnstitute, The program can be applied t o diagnose the eroded areas (hot spot) leading t o choose the recommended soil and water conservation techniques in watershedscale.Keyword: SPLaSH, Erosion, Soil and Water Watershed
Luas lahan di Indonesia terdegradasi semakin meningkat bila pengelolaan lahannya mengindahkan kaidah-kaidah konservasi air. Sampai sekarang aplikasi teknik konservasi
air pada tingkat petani masih terbatas berbagai teknik ini telah
dihasilkan. Untuk mengatasi dibuatlah Konservasi yaitu suatu sistem
pengambilan keputusan dalam teknik konservasi dalam skala usahatani. ini menempatkan hasil-hasilpenelitian konservasi airdalam suatuformat yangdapat digunakan, dimengerti, dibuat lebih tersedia bagi pengguna. Dengan demikian diharapkan memudahkan bagi orang-orang non teknis atau perencana atau pengambil kebijakan dalam merancangsuatu penggunaan lahan yang dengan harkatnya tidak merusak lingkungannya. Oleh karena itu Konservasi
Informasi Data" September 2007
Soil Loss Equation) dikombinasikan dengan nilai (Tolerable Soil Loss). SPLaSH versi telah kepada di lingkup BPTP Pengkajian Teknologi Pertanian) di Jowa Jawa Tengah telah mendapat tonggapan SPLaSH telah dapat digunakan baik untuk skala petak (lahan DAS Ha) serta dapat digunakan juga untuk ukuran
yanglebih luas. disadari SPLaSH dapat lebih bermanfaat jika dikombinasikan dengan SIC
model prediksi erosi DAS. ini Kelti juga sedang yang
mengadopsi teknologi untuk membantu mendiagnosa suatu kawasan yang telah tererosi
membuat rekomendasipemilihan teknik konservasi DAS.
erosi, teknik danair, DAS
Tingkat erosi yang masih tinggi di beberapa DAS di Indonesia telah menyebabkan meluasnya DAS yang masuk kategori kritis d a n kritis.
DAS kritis telah meningkat dari 22 DAS dengan luas 9,7 Ha pada tahun 1984 42
DAS dengan luas Ha pada tahun (Priyono dan Cahyono Selain
semakin luas lahan pertanian per kapita penduduk Indonesia, yakni g o o p e r kapita dan terindikasikan lahan pertanian yang sudah degradasi a t a u kritis (Departemen Pertanian Oleh karena itu strategi umum untuk
permasahan tersebut, satunya adalah pemanfaatan
marjinal berupa lahan kering yang berada lebih ke dan biasanya mempunyai yang lebih terjal. Selain itu menata (merancang) penggunaan lahan yang memperhitungkan aspek pengendaiian erosi yaitu penerapan teknik konservasi d a n air sesuai dengan biofisik wilayah. Aplikasi teknik konservasi d a n air akan diperlukan dalam mewujudkan konsep pengelolaan lahan secara berkelanjutan d a n berwawasan lingkungan.
Penyusunan konservasi dan air d a p a t memberikan rekomendasi tindakan konservasi d a n air secara cepat d a n tepat. demikian untuk menyusun yang baik diperlukan adanya basisdata yang lengkap d a n berbagai inforrnasi yang berhubungan dengan penelitian konservasi yang telah dilakukan. Basisdata yang berhubungan dengan teknologi konservasi d a n air masih tersusun dengan baik a t a u kalaupun ada masih dalam bentuk format yang tidak seragam d a n tersebar. Oleh karena konservasi dan air yang s e d a n g dikembangkan akan dilengkapi dengan basisdata, baik berupa teknologi konservasi maupun d a t a biofisik wilayah pertanian. Basisdata ini disusun format MS. Access yang d a p a t berhubungan timbai-balik (link) d a n diakses oleh program MS. Visual Basic versi 6.0. Selain itu
konservasi akan dilengkapi dengan sehingga d a p a t
digunakan untuk efektivitas dari teknik konservasi yangtelah diterapkan.
konservasi d a n air dikembangkan pada T.A. oleh Kelompok Konservasi, Rehabilitasi, dan Lahan (Kelti di Balai Penelitian telah berhasil m e m b u a t prototipe programnya dan disebut dengan
Lahan a t a u versi Program disempurnakan pada Tahun
Anggaran dengan penampilan yang telah dan dilengkapi d e n g a n sistem instalasi berikut basisdata di beberapa kawasan DAS di Jawa sebagai contoh. Program yangtelah di-upgradeini dirilis dengan nama SPLaSH versi
Sistem Sesuai 1.02): Sistem
dalarn dan Air dalam
pengguna tingkat bawah (end user) yang adalah program SPLaSH
versi membantu dalam melaksanakan mereka d i perlu dibuat dan
disederhanakan seperti Expert System, basisdata hujan dan sudah termasuk di
dalam program (built-in), dan ekonomi (yang sederhana) perlu disertakan,
memerlukan pelatihan sebelum menggunakan dan perlu dibuat program SPLaSH
yang dapat digunakan untuk wilayah (kawasan) yanglebih luas.
Menindak masukan pada tahun anggaran akan
terus sosialisasi program SPLaSH versi ke tingkat pengguna (end-user) d i
BPTP seluruh Indonesia, instansi yang terkait Pertanian
dan Kehutanan di Tingkat serta Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
Basisdata dan akan diiengkapi dan bersama-sama dengan
pengguna dan saat ini prototype program SPLaSH versi 2.01 yang dapat
digunakan untuk skala DAS sedang dalam proses penyempurnaan. Makalah ini dibatasi
hanya membahas program SPLaSH versi dengan untuk mengsosialisasikan k e
pengguna yang lain agar diperoleh masukan untuk perbaikan versi versi 1.03).
Program SPLaSH versi disusun dengan menggunakan bahasa Visual Basic versi Sedangkan untuk menghitung erosi dan pemilihan teknik konservasi dan air, program SPLaSH versi menggunakan Universal Soil Loss Equation (USLE) (Smith
and Wischmeier Tolerable Soil Loss (TSL) (Hammer 1983 dalam Dariah dan
lndeks Bahaya Erosi (Arsyad dan Sinukaban Prosedur perhitungannya
dalam diagram pada Gambar dan 2. disadari program SPLaSH versi
perlu disebarluaskan, oleh karena i t u perlu dikenalkan kepada pengguna tingkat bawah dengan melakukan sosialisasi program yaitu berupa Seminar dan Pelatihan
SPLaSH Kegiatan dapat dilaksanakan d i Balai JI. Ir. H. Juanda no.
98 Bogorataupun di lokasi pengguna program.
A I
Tidak
Gambar Diagram alir pemilihan teknik konservasi dan air SPLaSH versi
Prosiding "Sistem Informasi Inisiatif pengembangan Infrastruktur Data" 5 September 2007
Untuk memudahkan peserta teknologi ini, maka dibuat buku panduan
pengoperasian program SPLaSH versi dan contoh Studi Kasus menghitung erosi dan memilih tindakan konservasi pada kawasan DAS atau lanskap 50 250 Ha. Pada
hari pertama peserta akan dikenalkan erosi dan teknik dan air
perhitungan erosi program SPLaSH. Hari berikutnya dikenalkan menghitung erosi dan pemilihan teknik konservasi dan air untuk penanggulangannya dengan menggunakan program SPLaSH sehingga diperoleh kemanfaatan berupa kecepatan
pengarnbilan keputusan dalam tindakan konservasi dan air pada suatu
kawasan pertanian dan wanatani (agroforestry). dalam makalah ini akan diuraikan dua contoh aplikasi program SPLaSH versi dengan studi kasus di petak erosi
Citayam dan Cisangkuy.
2. Diagram Perhitungan Erosi dengan USLE dan TSL (Sumber: SPLaSH versi 1.02).
3.
Contoh penggunaan program SPLaSH versi yang pada
petak percobaan yang disebut dengan nama "Erosi Petak Kecil". Ukuran petak percobaan
adalah x Berlokasi di Citayam, sekitar 25 Km di sebelah Utara Kota atau
sekitar 8 Km di sebelah Selatan Kota Depok, terletak pada ketinggian
diklasifikasikan dalam Haplorthox (Soil Taxonomy atau Hapludox (Soil Taxonomy 1998) dan diketahui tekstur tanahnya dengan kandungan fraksi debu, dan
berturut-turut adalah sebesar dan Suwardjo (1981) rnelaporkan bahwa
kadar bahan organik tanahnya yaitu (C-organik = struktur tergolong
Lahan (SPLASH 1.02): Sistern
dalarn Air dalam
remah-sedang, sedangkan permeabilitas tergolong sedang. Kemiringan lereng di
lokasi dianggap yaitu 14% dengan kedalaman cm. Pada
penelitian diuji-cobakan kedelai varietas Orba. Data hujan bulanan di lokasi penelitian selama dua tahun tersaji pada
I. huian bulanan stasiun
Sumber data: Lembaga Penelitian
Selanjutnya dengan program SPLaSH versi 1.02 tentukan teknik
dan air serta jenis yang d a p a t direkomendasikan agar produktivitas lahannya d a p a t berkelanjutan sarnpai t a h u n ke depan. Seperti halnya program
program ini dimulai dengan rneng-klik dua kali shortcut program SPLaSH versi yang terdapat dalam desktop Windows yang selanjutnya akan muncul menu login tersaji dalam Gambar 3. Pilih tipe pengguna Admin d a n masukkan k o d e password yaitu (nilai default) dan klik tombol Masuk selanjutnya akan muncul menu utarna
program 4). Langkah pertama menu utama tampil adalah
Prosiding pengembangan Data" 5 September 2007
Gambar 3. Tampilan menu "log-in" program versi
Sistem Sesuai (SPLASH 1.02): Sistem
dalam Memilih dan Air dalam Skala Usahatani
FORM
Gambar Tampilan lokasi nama Gambar 6. Tampilan form stasiun nama
DAS dan lokasi stasiun disimpan
Gambar 7. Tampilan form erosivitas data dan disimpan
Cara lain memasukkan data hujan dengan c e p a t adalah dengan copy and paste menggunakan program Ms. Access dan prosedur ini direkomen-dasikan jika data sudah tersimpan dalam format Ms. Excel ataupun format Ms. Word (diuraikan detil dalam buku Manual versi 1.02).
Langkah ketiga adalah menghitungfaktor erodibilitas (K) dengan mernbuka menu "Formula" dan pilih sub-menu "Erodibilitas". Karena d a t a yang tersedia dalam tiga fraksi
"Sistem
Data" September 2007
Masukkan data C-organik d a n Perrneabilitas dalarn masing-masing meng- klik "Lihat Kelas struktur dipilih dari pilihan yang tersedia selanjutnya sirnpan dan hitungdata erodibilitas pada lokasi Citayam (tekan tombol "Enter") seperti tersaji pada Garnbar 8.
Langkah keempat adaiah menghitung faktor panjang d a n kemiringan lereng (LS) dengan membuka menu "Formula" dan sub-menu " Panjangdan Lereng". Masukkan data panjang lereng m dan kemiringan lereng masing-masing pada selanjutnya dan hitung nilai pada lokasi Citayam (tekan tombol
Gambar form nilai data dihitung dan disimpan
1.02):
dalam Air
Langkah kelima menghitung erosi yang diperbolehkan (TSL) dengan membuka menu "Formula9' pilih sub-menu "Erosi d a p a t ditoleransikan9
'. Masukkan
150 mm. Pilih Kedelai, secara
langsung akan diperoleh kedalaman minimum 150 m m (Hamer dalam Wood and Dent Masukan field umur penggunaan lahan 3 0 0 tahun dan laju pembentukan
(Hardjowigeno dalam Arsyad 2000). Masukkan field volume
dan hitung nilai TSL pada lokasi Citayam (tekan tombol "Enter") seperti tersaji pada
Tampilan form nilai TSL data dihitung d a n disimpan
Langkah adalah menghitung indeks bahaya erosi (IBE) dengan membuka menu ''Proses" dan pilih sub-menu "lndeks Bahaya Erosi" kemudian tekan tombol
yangakan tombol "Proses". Pilih DAS: dan Stasiun:
"Citayam" serta maka d a t a dan nilai erosivitasnya akan ditampilkan. Selanjutnya pilih lokasi Citayam maka K, dan TSL akan ditampilkan
pula dan pilih Kedelai serta rekomendasi faktor (P) tekan
tombol disimpan untuk membuat rekomendasinya
Data" 5 September 2007
Langkah ketujuh adalah untuk menampilkan rekomendasinya baik di layar monitor dicetak oleh printer. Buka menu "Tampilkan" dan pilih sub-menu "Kekomendasi kemudian isikan berupa DAS: "Ciliwung", Stasiun: "Citayam", Lokasi: "Citayam" dan "Lenvain" maka perhitungan nilai-nilai K, LS, TSL, dan akan
kedelai dan rekomendasi Konservasi (P) tekan
"Cetak" (Gambar 12) maka akan beberapa rekomendasi seperti tersaji pada Gambar
Garnbar 12. Tarnpilan form rekornendasi data dihitung
dan
rekomendasi ini tidak disarankan hanya dengan nilai IBE yang terkecil saja tetapi diserahkan ke pengguna ("end-user") yang betul kondisi sehingga pemilihannya dapat lebih sesuai dengan biofisik lahan dan keinginan lahan. Program juga dilengkapi deskripsi detil teknik-teknik konservasi dan air yang sesuai dengan kondisi lahan dalam menu "Bantuan" sub-menu "Teknik Konservasi Hal ini akan membantu bagi pengguna program yang tidak mempunyai belakang ilmu konservasi karena dari awai program ini dirancang
untuk pengguna dengan belakang keilmuan yang Disarankan untuk
melakukan ekonomi sederhana untuk memilih dari beberapa teknik konservasi dan airyangdirekomendasikan.
Penggunaan kedua program versi adalah diaplikasikan pada DAS Cisangkuy yang terletak dalam lokasi Daerah Tampung Air (DTA) dengan luas Ha. Secara administratif termasuk dalam dusun Sengked, Desa
Pengalengan, Jawa Sedangkan secara geografis (UTM zona letak
lokasi mikro-DAS Cisangkuy antara 784.966 dan dengan 785.492 dan
dengan ketinggian m di permukaan
diklasifikasikan dalam Hydric Dystrandepts (Soil atau Hydric Hapludands (Soil Taxonomy, dengan tekstur berliat. Adi Jaya
melaporkan kandungan fraksi debu, halus, kasar berturut-turut
adalah sebesar dan Struktur adalah remah sampai
bersudut, volume sebesar permeabilitas tergolong dan kadar
bahan organik sebesar (C-organik Kedalaman 130 cm dan
Sistem Lahan Sesuai 1.02): Sistem
Data bulanan di lokasi enarn tahun pada 2.
pada kasus pertarna, aplikasikan program versi menentukan teknik konservasi dan air serta jenis tanarnan yang direkomendasikan agar produktivitas
lahannya dapat tahun ke depan.
. . - -
can: ,
: 28
13. rekomendasi teknik di lokasi Citayam
2. bulanan rnikro-DAS Cisangkuy
"Sistem Informasi pengembangan Data" 5 September 2007
Gambar 14. Satuan Lahan Hornogen (SLH) rnikro-DAS Cisangkuy tidak dianalisis ulang dari Adi Jaya,
Sebelurn rnemasukan dan menghitung data mikro-DAS Cisangkuy dengan program versi diperlukan peta kontur untuk menentukan Satuan Lahan Homogen (SLH) yang dihitung berdasarkan pengelompokan kelas lereng (Arsyad dan Sinukaban Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program Sistem Informasi
dengan prosedur keruangan (Burrough and dan
Vadari et. dengan hasii SLH disajikan pada Garnbar dan
Untuk menyederhanakan perhitungan SLH 6 dan SLH 7 digabungkan menjadi satu kelas
SLH. perhitungan dengan program versi dilakukan pada setiap
satuan SLH dengan prosedur yang sama dengan studi kasus di petak erosi Citayam. Perlu ditambahkan bahwa mikro-DAS Cisangkuy berada di dalam sub-DAS Citarum hulu.
3. Satuan lahan, dan kerniringan iereng mikro-DAS Cisangkuy
Ket: dihitung rnenurut peta topografi digital skala I : digitasi ulang dari Adi Jaya
Lahan 1.02):
dalam dan Air dalam
Langkah adalah data dari mikro-DAS Cisangkuy, yaitu
dengan membuka menu "File" dan pilih sub-menu ketikkan lokasi dan nama DAS 15). Selanjutnya buka menu "File" d a n pilih sub-menu
ketik "Malabar" seperti Gambar 16.
Tampilan form lokasi Gambar 16. Tampilan form stasiun d a n DAS C i t a r u m t e l a h telah tersimpan tersimpan
Langkah kedua adalah menghitung faktor-faktor erosi yaitu erosivitas (R) dengan membuka menu d a n pilih sub-menu "Erosivitas". Karena d a t a yang tersedia adalah hujan bulanan maka pilih Lenvain" dan data hujan harian tidak ada. Masukkan data pada "field" DAS: Citarum d a n Stasiun: data hujan dimasukkan (tekan tombol "Enter") maka nilai Erosivitasnya terhitung dan ditampilkan pada form Erosivitas Masukkan seluruh data hujan bulanan di stasiun dengan prosedur yang seperti yang telah dijelaskan.
Langkah ketiga adalah menghitungfaktor erodibilitas (K) dengan membuka menu dan pilih sub-menu "Erodibilitas". Karena d a t a yangtersedia dalam
dan ada fraksi halus maka pilih "Lengkap" dan "Ya" fraksi halus). Masukkan data C-organik d a n Permeabilitas dalam masing-masing meng-klik Kelas struktur dipilih dari pilihan yang tersedia selanjutnya
(tekan tombol "Enter") d a n terhitung nilai erodibilitasnya adalah pada lokasi seperti tersaji pada Gambar
Fit
pengembangan
Data" 5 September 2007
Gambar 18. Tampilan form erodibilitas telah tersimpan
Langkah keempat adalah menghitung faktor panjang dan kemiringan (LS) dengan membuka menu "Formula" d a n pilih sub-menu "'Panjang d a n Kemiringan Lereng". Masukkan data panjang dan kemiringan lereng masing-masing pada selanjutnya sirnpan dan pada lokasi Cetere (tekan tornbol "'Enter") seperti tersaji pada
Gambar Tampilan form nilai LS lokasi telah tersimpan
Langkah kelima adalah menghitung erosi yang diperbolehkan (TSL) dengan membuka menu "Formula" dan pilih sub-menu "Erosi d a p a t Masukkan
d a n kedalaman mm. jenis
secara langsung akan diperoleh kedalaman minimum 200 mrn (Hamer 1981 dalam Wood and Dent 1983). Masukkan "field" urnur penggunaan lahan 300 tahun dan laju
pembentukan (Hardjowigeno dalam Arsyad Masukkan
"field" volume selanjutnya (tekan tornbol "Enter") dan terhitung
nilai TSL adalah atau pada lokasi seperti tersaji
Sesuai 1.02):
dan Air dalam
Langkah adalah menghitung indeks bahaya erosi dengan mernbuka menu "Proses" dan pilih sub-menu "lndeks Bahaya kernudian tekan tombol "Simulasi" yang akan "Proses9
'. DAS: dan Stasiun:
serta maka kurnpulan data d a n nilai erosivitasnya akan ditampilkan. Selanjutnya pilih lokasi maka nilai-nilai d a n TSL akan ditampilkan
pula dan pilih serta rekornendasi faktor Konservasi (P) tekan
tombol "Proses9
' dan disimpan untuk membuat rekornendasinya
Gambar Tampilan form nilai TSL lokasi telah tersimpan
Gambar 21. Tampilan form nilai lokasi telah tersimpan
Sistem Sesuai 1.02):
dalam dan Air Usahatani
Berdasarkan dua contoh aplikasi program SPLaSH versi di petak erosi Citayam dan rnikro-DAS Cisangkuy maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Program SPLaSH versi merupakan suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk mengarnbil keputusan dalarn rnenentukan tindakan konservasi dan air pada suatu kawasan pertanian dan wanatani.
Program SPLaSH versi dapat diaplikasikan pada tingkat tani (farm level)
atau rnikro-DAS ha.
3. Program SPLaSH versi dirancang sedemikian rupa untuk pengguna (end-user) sehingga rnudah digunakan perlu bantuan seorang pakar konservasi dan air.
Adi Jaya. Dinamika Aliran Permukaan, Erosi serta Kehilangan Hara dalam Aliran
Perrnukaan pada Daerah Tangkapan Pengalengan. Tesis Program
Pascasarjana, lnstitut Pertanian Dramaga,
Agus F, AN Gintings, U A Abdurachman, and P van der Poel. 1998. "Soil Erosion
Research in Indonesia: Past Experience and Future Penning de Vries,
FWT, F Agus, and Kerr (Eds.). Erosion at Multiple Scales: Principles and Methods f o r Assesing Causes and Impacts. IBSRAM
-
Publishing, New York, USA. p:Arsyad dan Air. Cetakan Ketiga. Institut Pertanian Press,
Dramaga,
Asdak C. Hidroiogi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan Pertama. Mada University Press, Bulaksumur, Yogyakarta.
PA and RA 1998. Principles of Geographical information Systems. Oxford University Press, New York, USA.
Ciesiolka and CW Rose. 1998. The Measurement of Erosion. In: Penning de Vries, F.W.T., F. Agus, and J. Kerr (Eds.). Soil Erosion a t Multiple Scales: Principles and Methods f o r Assesing Causes and Impacts. IBSRAM - Publishing, New York, USA.
Dariah 2004. Tingkat Erosi dan Kualitas pada Lahan Usahatani Berbasis Kopi di
Sumber Jaya, Lampung Disertasi Program lnstitut
Pertanian Dramaga,
Departemen Pertanian. Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK). Departemen Pertanian, Jakarta.
Dickinson A. and Collins R. 1998. Predicting Erosion and Sediment Yield a t the Catchment Scale. In: Penning de Vries, F.W.T., F. Agus, and J. Kerr (Eds.). Soil Erosion at Multiple Scales: Principles and Methods f o r Assesing Causes and Impacts. IBSRAM
Publishing, USA. p:
ICRAF. Modelling Erosion a t Different Scales, Case Study in Watershed,
"Sistem DAS: pengembangan Data" September 2007
Kusumandari A and B Mitchell. Soil erosion and sediment yield in forest and agroforestry areas in West Java, Indonesia. J. Soil and Water Cons.
Lembaga Penelitian Pelaksanaan Percobaan Erosi Sistem Petak Kecil.
Bagian KonservasiTanah dan Air. LPT, No.
Lembaga Penelitian Data (Pengukuran di Percobaan Erosi
Citayam, Bagian
Priyono dan Cahyono SA. Teknologi pengelolaan daerah sungai: cakupan, permasalahan, dan upaya penerapannya. Dalam: Prosiding Seminar Multifungsi Pertanian dan Konservasi Daya Lahan. (Ed.: Agus et Puslitbangtanak.
Sinukaban N. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Materi Sekolah
lnstitut Pertanian Dramaga,
Sutrisno, N. Pendugaan Erosi Skala Daerah Aliran Sungai Berdasarkan Erosi pada
Lahan. Disertasi Program lnstitut Pertanian Dramaga,
1981. Sisa-sisa dalam Konservasi d a n Airpada Usahatani
Disertasi Program lnstitut Pertanian
Vadari dan Sutrisno. Model Prediksi Erosi: Prinsip, Keunggulan, d a n Keterbatasan. Dalam: Teknologi Konservasi pada Lahan Kering Berlereng. (Eds.: Undang Kurnia et al.). Penelitian Agroklimat,
Pertanian, Departemen Pertanian.
Wischmeier and DD Smith. Predicting Rainfall Erosion Losses A Guide to
Conservation Planning. Agriculture Handbook No. 537. U.S. of Agriculture, Washington DC.
Wood, S.R. and F.J. Dent. "LECS: A Land Evaluation Computer System