• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh karakteristik rumah tangga terhadap peluang permintaan kredit sepeda motor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh karakteristik rumah tangga terhadap peluang permintaan kredit sepeda motor"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA

TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT

SEPEDA MOTOR

OLEH

MOCHAMAD GIRI AKBAR H14103098

DEPERTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(2)

RINGKASAN

MOCHAMAD GIRI AKBAR. Analisis Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Peluang Permintaan Kredit Sepeda Motor (dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR).

Stabilnya tingkat inflasi, meningkatkan keinginan sektor perbankan dalam menyalurkan kredit, mengingat fungsi perbankan adalah sebagai lembaga intermediasi keuangan. Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) dalam beberapa bulan terakhir secara gradual. Penurunan BI rate akan diikuti dengan penurunan suku bunga kredit, baik kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi. Rumah tangga sebagai konsumen pada dasarnya mengikuti suatu hipotesis yang menyatakan bahwa perilaku rumah tangga/konsumen akan berupaya memaksimumkan tingkat kepuasannya (utility) dengan dihadapkan pada kendala anggaran antar waktu yang dihadapinya. Sehingga rumah tangga sebagai konsumen akan mengupayakan kredit sebagai pilihan untuk memaksimumkan kepuasan. Fenomena yang terjadi saat ini adalah kemudahan bagi rumah tangga untuk membeli sepeda motor dengan jalur kredit. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis karakteristik rumah tangga dan menjabarkan secara tabulasi silang (crosstabs) karakteristik tersebut dengan permintaan kredit sepeda motor. Selain itu penelitian ini memiliki tujuan menganalisis karakteristik rumah tangga mempengaruhi peluang permintaan kredit sepeda motor.

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuisioner pertanyaan terbuka (open question). Kuisioner dibagikan langsung kepada 50 pemilik sepeda motor yang berada di Kota dan Kabupaten Bogor. Metode pengambilan contoh data primer untuk penelitian ini menggunakan metode pengambilan contoh kuota (quota sampling) yang termasuk non probability sampling. Dalam hal ini, peneliti mengklasifikasikan populasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, menentukan proporsi masing-masing kelas, lalu menetapkan kuota untuk masing-masing interviewer. Dalam penelitian ini jumlah contoh yang diambil sebanyak 50 pemilik sepeda motor. Penyekatan populasi berdasarkan dealer sepeda motor, sebanyak lima dealer. Untuk mengestimasi tingkat permintaan kredit sepeda motor rumah tangga dengan model yang digunakan adalah model probit, dengan metode estimasi maximum likelihood. Memisahkan apakah rumah tangga yang dijadikan contoh tersebut membeli sepeda motor secara kredit atau tunai. Model probit yang akan digunakan memberikan nilai satu (1) jika sepeda motor untuk kredit atau nilai nol (0) tunai. Pengolahan data untuk penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 11.5 dan Eviews 4.1. Perangkat lunak Eviews 4.1 digunakan dalam mengolah data untuk mengestimasi permintaan kredit sepeda motor dengan karakteristik rumah tangga. Perangkat lunak SPSS 11.5 digunakan untuk analisis deskriptif karakteristik rumah tangga dan tabulasi silang (crosstab) karakteristik tersebut dengan permintaan kredit sepeda motor.

(3)

(DX10), dummy pekerjaan sampingan (DX11), dummy jenis kelamin (DX12), dummy tempat tinggal (DX13), dan dummy pasangan bekerja (DX14).

(4)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA

TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT

SEPEDA MOTOR

Oleh

MOCHAMAD GIRI AKBAR H14103098

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Mochamad Giri Akbar Nomor Registrasi Pokok : H14103098

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Peluang Permintaan Kredit Sepeda Motor

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec NIP. 131 803 656

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Mei 2007

(7)

RIWAYAT HIDUP

Mochamad Giri Akbar. Dilahirkan di Bogor pada hari Senin tanggal 21 Oktober 1985 dari pasangan Bapak Ibrohim Sudin dan Ibu Dinar Mariam. Penulis merupakan putra ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menjalani kehidupan yang bahagia dari kecil sampai dewasa di kota kelahirannya, Kota Bogor, Jawa Barat.

Penulis menjalani pendidikan di bangku sekolah dasar dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1997 di SDN Panaragan 2 Bogor. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari tahun 1997 sampai tahun 2000 di SLTPN 1 Bogor. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di

SMUN 5 Bogor dan lulus pada tahun 2003.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya untuk Allah SWT, pencipta dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mendapat kemudahan dan kemampuan dalam setiap langkah penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senatiasa tercurah kepada Qudwah Hasanah kita, Rasulullah Saw, yang telah mengajarkan al-Islam sebagai jalan hidup sehingga membawa keselamatan bagi umat manusia sejagad raya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Peluang Permintaan Kredit Sepeda Motor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Noer Azam Achsani dan Ibu Tanti Novianti, M.Si selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi saran-saran dan ilmu yang bermanfaat.

3. Dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas ilmu dan bantuan yang diberikan.

(9)

yang diberikan. Keluarga besar penulis yang memberikan perhatian dan semangat. Terima kasih juga kepada Diah Permata Rinaldi sekeluarga atas doa dan perhatian yang diberikan. Kepada Dr. Ir. Ardi Novra, MP atas masukan yang sangat berharga.

5. Kepada pimpinan dealer sepeda motor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadikan tempat pengumpulan data. 6. Teman-teman seperjuangan Aga, Anna, Nur, Rico. Kepada teman-teman

yang mewarnai hari selama kuliah Bery, Mimi, AO, Wiwit, Lea, Beby, Abang, Heni, Ratih, Kiki, Wawan, Adji, Heri, Rio, Elly, Weni, Bobi, Iwa, Regency Team, Wirda dan seluruh teman-teman angkatan 40 dan 41 Ilmu Ekonomi dan seluruh pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis.

Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Mei 2007

(10)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 7

1.4 Manfaat ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRAN ... 8

2.1 Kebijakan Moneter ... 8

2.2 Bank dan Perusahaan Pembiayaan ... 10

2.3 Pengertian Kredit ... 12

2.4 Maksimisasi Kepuasan ... 14

2.5 Model Probit ... 17

2.6 Penawaran dan Permintaan Kredit ... 20

2.7 Siklus Perkreditan ... 24

2.8 Resiko Kredit ... 25

2.9 Penelitian Terdahulu ... 26

2.10 Kerangka Pemikiran ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.2 Metode Pengambilan Contoh ... 33

3.3 Metode Estimasi Data ... 33

3.4 Metode Pengolahan Data ... 34

3.5 Model Probit yang Digunakan dalam Penelitian ... 34

(11)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA

TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT

SEPEDA MOTOR

OLEH

MOCHAMAD GIRI AKBAR H14103098

DEPERTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(12)

RINGKASAN

MOCHAMAD GIRI AKBAR. Analisis Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Peluang Permintaan Kredit Sepeda Motor (dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR).

Stabilnya tingkat inflasi, meningkatkan keinginan sektor perbankan dalam menyalurkan kredit, mengingat fungsi perbankan adalah sebagai lembaga intermediasi keuangan. Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) dalam beberapa bulan terakhir secara gradual. Penurunan BI rate akan diikuti dengan penurunan suku bunga kredit, baik kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi. Rumah tangga sebagai konsumen pada dasarnya mengikuti suatu hipotesis yang menyatakan bahwa perilaku rumah tangga/konsumen akan berupaya memaksimumkan tingkat kepuasannya (utility) dengan dihadapkan pada kendala anggaran antar waktu yang dihadapinya. Sehingga rumah tangga sebagai konsumen akan mengupayakan kredit sebagai pilihan untuk memaksimumkan kepuasan. Fenomena yang terjadi saat ini adalah kemudahan bagi rumah tangga untuk membeli sepeda motor dengan jalur kredit. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis karakteristik rumah tangga dan menjabarkan secara tabulasi silang (crosstabs) karakteristik tersebut dengan permintaan kredit sepeda motor. Selain itu penelitian ini memiliki tujuan menganalisis karakteristik rumah tangga mempengaruhi peluang permintaan kredit sepeda motor.

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuisioner pertanyaan terbuka (open question). Kuisioner dibagikan langsung kepada 50 pemilik sepeda motor yang berada di Kota dan Kabupaten Bogor. Metode pengambilan contoh data primer untuk penelitian ini menggunakan metode pengambilan contoh kuota (quota sampling) yang termasuk non probability sampling. Dalam hal ini, peneliti mengklasifikasikan populasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, menentukan proporsi masing-masing kelas, lalu menetapkan kuota untuk masing-masing interviewer. Dalam penelitian ini jumlah contoh yang diambil sebanyak 50 pemilik sepeda motor. Penyekatan populasi berdasarkan dealer sepeda motor, sebanyak lima dealer. Untuk mengestimasi tingkat permintaan kredit sepeda motor rumah tangga dengan model yang digunakan adalah model probit, dengan metode estimasi maximum likelihood. Memisahkan apakah rumah tangga yang dijadikan contoh tersebut membeli sepeda motor secara kredit atau tunai. Model probit yang akan digunakan memberikan nilai satu (1) jika sepeda motor untuk kredit atau nilai nol (0) tunai. Pengolahan data untuk penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 11.5 dan Eviews 4.1. Perangkat lunak Eviews 4.1 digunakan dalam mengolah data untuk mengestimasi permintaan kredit sepeda motor dengan karakteristik rumah tangga. Perangkat lunak SPSS 11.5 digunakan untuk analisis deskriptif karakteristik rumah tangga dan tabulasi silang (crosstab) karakteristik tersebut dengan permintaan kredit sepeda motor.

(13)

(DX10), dummy pekerjaan sampingan (DX11), dummy jenis kelamin (DX12), dummy tempat tinggal (DX13), dan dummy pasangan bekerja (DX14).

(14)

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA

TERHADAP PELUANG PERMINTAAN KREDIT

SEPEDA MOTOR

Oleh

MOCHAMAD GIRI AKBAR H14103098

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Mochamad Giri Akbar Nomor Registrasi Pokok : H14103098

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Peluang Permintaan Kredit Sepeda Motor

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec NIP. 131 803 656

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Mei 2007

(17)

RIWAYAT HIDUP

Mochamad Giri Akbar. Dilahirkan di Bogor pada hari Senin tanggal 21 Oktober 1985 dari pasangan Bapak Ibrohim Sudin dan Ibu Dinar Mariam. Penulis merupakan putra ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menjalani kehidupan yang bahagia dari kecil sampai dewasa di kota kelahirannya, Kota Bogor, Jawa Barat.

Penulis menjalani pendidikan di bangku sekolah dasar dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1997 di SDN Panaragan 2 Bogor. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan lanjutan tingkat pertama dari tahun 1997 sampai tahun 2000 di SLTPN 1 Bogor. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di

SMUN 5 Bogor dan lulus pada tahun 2003.

(18)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji hanya untuk Allah SWT, pencipta dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mendapat kemudahan dan kemampuan dalam setiap langkah penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senatiasa tercurah kepada Qudwah Hasanah kita, Rasulullah Saw, yang telah mengajarkan al-Islam sebagai jalan hidup sehingga membawa keselamatan bagi umat manusia sejagad raya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Peluang Permintaan Kredit Sepeda Motor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. Noer Azam Achsani dan Ibu Tanti Novianti, M.Si selaku dosen penguji utama dan komisi pendidikan, yang telah memberi saran-saran dan ilmu yang bermanfaat.

3. Dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas ilmu dan bantuan yang diberikan.

(19)

yang diberikan. Keluarga besar penulis yang memberikan perhatian dan semangat. Terima kasih juga kepada Diah Permata Rinaldi sekeluarga atas doa dan perhatian yang diberikan. Kepada Dr. Ir. Ardi Novra, MP atas masukan yang sangat berharga.

5. Kepada pimpinan dealer sepeda motor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadikan tempat pengumpulan data. 6. Teman-teman seperjuangan Aga, Anna, Nur, Rico. Kepada teman-teman

yang mewarnai hari selama kuliah Bery, Mimi, AO, Wiwit, Lea, Beby, Abang, Heni, Ratih, Kiki, Wawan, Adji, Heri, Rio, Elly, Weni, Bobi, Iwa, Regency Team, Wirda dan seluruh teman-teman angkatan 40 dan 41 Ilmu Ekonomi dan seluruh pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan. Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulis.

Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Mei 2007

(20)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 7

1.4 Manfaat ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIRAN ... 8

2.1 Kebijakan Moneter ... 8

2.2 Bank dan Perusahaan Pembiayaan ... 10

2.3 Pengertian Kredit ... 12

2.4 Maksimisasi Kepuasan ... 14

2.5 Model Probit ... 17

2.6 Penawaran dan Permintaan Kredit ... 20

2.7 Siklus Perkreditan ... 24

2.8 Resiko Kredit ... 25

2.9 Penelitian Terdahulu ... 26

2.10 Kerangka Pemikiran ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.2 Metode Pengambilan Contoh ... 33

3.3 Metode Estimasi Data ... 33

3.4 Metode Pengolahan Data ... 34

3.5 Model Probit yang Digunakan dalam Penelitian ... 34

(21)

ix

3.5.2 Daya Ramal Model Dugaan ... 41

3.5.3 Uji Kebaikan Model ... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Karakteristik Rumah Tangga ... 44

4.2 Hubungan Silang Karakteristik Rumah dengan Permintaan Kredit Sepeda Motor ... 50

4.3 Karakteristik Rumah Tangga yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Sepeda Motor ... 55

4.4 Implikasi Kebijakan ... 67

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(22)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Sumber Pendanaan Perusahaan Pembiayaan ... 11 2 Variabel-Variabel Kredit Konsumsi Rumah Tangga ... 23 3 Penyelesaian Masalah Adverse Selection dan Moral Hazard

untuk Pinjaman ... 26 4 Deskripsi Rata-rata (Mean), Standar Deviasi, Nilai Terkecil (Minimum)

dan Nilai Terbesar (Maximum) ... 50 5 Analisis Croostabs Pembelian Sepeda Motor dengan Pekerjaan ... 51 6 Analisis Crosstabs Pembelian Sepeda Motor dengan Pendapatan ... 51 7 Analisis Crosstabs Pembelian Sepeda Motor dengan Umur ... 52 8 Analisis Crosstabs Pembelian Sepeda Motor dengan

Konsumsi Rutin Rata-rata ... 52 9 Analisis Crosstabs Pembelian Sepeda Motor dengan Tabungan Rata-rata 53 10 Analisis Crosstabs Pembelian Sepeda Motor dengan Lama Bekerja ... 53 11 Analisis Crosstabs Pembelian Sepeda Motor dengan Pendidikan ... 54 12 Analisis Crosstabs Pembelian Sepeda Motor dengan Jumlah

(23)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Permintaan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan di Indonesia

Periode Triwulan 1 2004- Triwulan 4 2006... 2 2 Keseimbangan Tingkat Kepuasan ... 16 3 Keseimbangan Penawaran dan Permintaaan Kredit ... 21 4 Kerangka Pemikiran ... 31 5 Persentase Rumah Tangga dalam Permintaan Kredit Sepeda Motor

Berdasarkan Pekerjaan ... 45 6 Persentase Rumah Tangga dalam Permintaan Kredit Sepeda Motor

Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga dan Umur ... 46 7 Persentase Rumah Tangga dalam Permintaan Kredit Sepeda Motor

Berdasarkan Konsumsi Rata-rata Perbulan dan Tabungan Rata-rata

Perbulan ... 47 8 Persentase Rumah Tangga dalam Permintaan Kredit Sepeda Motor

Berdasarkan Konsumsi Lain Rata-Rata Perbulan dan Pendidikan ... 49 9 Perkembangan Penyaluran Kredit Total dan Kredit Konsumsi

(24)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1 Data Pengkodean Rekapan Kuisioner ... 74 2 Data Kredit Total dan Kredit Konsumsi di Kabupaten

dan Kota Bogor (Juta, Rp)...75 3 Output Case Processing Summary SPSS 11.5... 75 4 Output Crosstabs Pembelian dan Jenis Kelamin SPSS 11.5 ... 75 5 Output Crosstabs Pembelian dan Pasangan Bekerja SPSS 11.5 ... 76 6. Output Crosstabs Pembelian dan Pendapatan Sampingan SPSS 11.5 ... 76 7. Output Crosstabs Pembelian dan Jumlah Anggota

Keluarga Bekerja SPSS 11.5 ... 76 8. Output Crosstabs Pembelian dan Konsumsi Tidak Rutin

(25)

. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan kondisi makroekonomi Indonesia cendrung mengalami

perbaikan. Stabilnya tingkat inflasi meningkatkan keinginan sektor perbankan

dalam menyalurkan kredit, mengingat fungsi perbankan adalah sebagai lembaga

intermediasi keuangan. Kondisi makroekonomi negara yang membaik harus

memperhatikan kondisi mikroekonomi, seperti bagaimana kredit itu disalurkan ke

bidang yang produktif sehingga kondisi makroekonomi dapat terjaga. Sisi

mikroekonomi dapat dilihat perkembangan dari sektor industri kendaraan

bermotor, saat ini Indonesia bukan hanya diklasifikasikan sebagai negara

konsumen saja tetapi telah menjadi negara produsen kendaraan bermotor.

Stabilnya tingkat inflasi telah membuat Bank Indonesia menurunkan

tingkat suku bunga acuan (BI rate) dalam beberapa bulan terakhir secara gradual. Menurunnya tingkat inflasi yang sempat berada di level 17,11 persen (YoY) pada

Desember 2005 setelah terjadi guncangan dimana pemerintah meningkatkan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM) pada bulan Oktober di tahun yang sama, sementara

itu pada bulan Desember 2006 angka inflasi sudah berada di 6,6 persen (YoY).

Sementara itu, hingga bulan Januari 2007 BI rate telah mencapai single digit yaitu sebesar 9,75 persen. Angka tersebut diharapkan akan turun hingga 8 persen pada

(26)

sektor riil dapat berkembang agar mendapatkan suku bunga pinjaman yang rendah

dari lembaga keuangan.

Penurunan BI rate bukan hanya akan memacu perkembangan sektor riil, namun dengan penurunan suku bunga pinjaman juga akan diikuti dengan

penurunan suku bunga kredit, baik kredit investasi, modal kerja, dan konsumsi.

Pada periode ketiga tahun 2006, Survei Kredit Perbankan Bank Indonesia periode

ketiga tahun 2006, tercatat persetujuan kredit baru mengalami peningkatan dari

periode sebelumnya. Permintaan kredit baru yang relatif kecil dari 54,4 persen

menjadi 54,0 persen dibanding periode sebelumnya. Dari peningkatan tersebut,

kredit konsumsi meningkat sebesar 17,8 persen dan kredit modal kerja sebesar

77,8 persen. Dari peningkatan permintaan kredit konsumsi tersebut, 25 persen

merupakan permintaan kredit kendaraan bermotor dan sisanya permintaan kredit

properti/perumahan, kartu kredit, dan lainnya (Bank Indonesia, 2006).

(periode)

Sumber : Bank Indonesia (2006)

(27)

Gambar 1 menggambarkan bahwa kredit permintaan konsumsi mengalami

fluktuasi dari periode kuartal satu 2004 hingga kuartal tiga 2006. Permintaan

kredit konsumsi yang berasal dari sepeda motor juga mengalami fluktuasi, dimana

kredit konsumsi sebagian besar terdiri dari kredit kendaraan bermotor dan properti

atau perumahaan. Permintaan kredit baru triwulan keempat tahun 2005, kredit

konsumsi mencapai 26,2 persen yang sebagian besar berupa kredit kendaraan

bermotor sebesar 42,2 persen, kredit properti/perumahan sebesar 39,4 persen,

sisanya merupakan kredit lain. Gambar 1 juga memperlihatkan bahwa kredit

konsumsi selalu berada di posisi kedua setelah kredit modal kerja. Hal itu

memperlihatkan bahwa penurunan BI Rate pinjaman juga direspon oleh kredit konsumsi.

Hadad, Santoso, dan Alisjabana (2004) telah melakukan penelitian

mengenai model dan estimasi kredit konsumsi rumah tangga di Indonesia, dengan

menggunakan model empiris untuk estimasinya berupa three-equatian generalized Tobit dan data yang digunakan bersumber dari Survei Khusus Tabungan dan Investasi Rumah Tangga (SKTIR) tahun 2003 dari Badan Pusat

Statistik dengan jumlah contoh sebanyak 3600 rumah tangga. Penelitian telah

banyak dilakukan mengenai kredit konsumsi ini di negara maju dan berkembang.

Penelitian ini memusatkan perhatian pada kredit kendaraan bermotor khususnya

sepeda motor, dengan melihat bahwa peningkatan kredit konsumsi kendaraan

bermotor juga disumbangkan oleh kredit sepeda motor. Karena padatnya jalan

raya saat ini oleh sepeda motor dan mudahnya pembelian sepeda motor dengan

(28)

1.2. Perumusan Masalah

Rumah tangga sebagai konsumen pada dasarnya mengikuti suatu hipotesis

yang menyatakan bahwa perilaku rumah tangga/konsumen akan berupaya

memaksimumkan tingkat kepuasannya (utility) dengan dihadapkan pada kendala anggaran antar waktu yang dihadapinya (Hadad et al., 2004). Rumah tangga sebagai konsumen akan mengupayakan kredit sebagai pilihan untuk

memaksimumkan kepuasan. Begitu pula dengan rumah tangga yang mengalami

kendala anggaran yang tercermin dari tingkat pendapatannya, menginginkan

sepeda motor dan rumah tangga tersebut dapat melalui jalur kredit untuk

memilikinya, hipotesis ini dikenal dengan life cycle-permanent income hypothesis (LCPIH). Hayashi (1982) menyatakan bila postulat mengenai life cycle-permanent income hypothesis benar, akan membuat ketidakefektifan stabilitas kebijakan makroekonomi seperti pemotongan pajak yang temporal.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah kemudahan bagi rumah tangga

untuk membeli sepeda motor dengan jalur kredit. Hal itu dapat dilihat dengan

padatnya jalan raya oleh sepeda motor dan iklan-iklan dealer penjualan sepeda motor yang memberikan kemudahan pembelian melalui jalur kredit dengan syarat

yang sederhana. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (2005) mencatat

tingkat penjualan sepeda motor terus meningkat tahun 1999 sebesar 687.050 unit

meningkat mencapai 2.466.457 unit pada periode Januari-Juni 2005. Pembelian

sepeda motor tersebut sebanyak 70 persen melalui jalur kredit (Dewi, 2005).

Penelitian dengan cakupan besar yaitu kredit untuk pemilikan rumah,

(29)

ingin meneliti pada cakupan yang lebih sempit yaitu hanya pada kredit konsumsi

untuk sepeda motor.

Penyaluran kredit konsumsi sepeda motor atau kredit sepeda motor

dilakukan oleh beberapa lembaga keuangan seperti bank dan perusahaan

pembiayaan (multifinance). Beberapa perusahaan pembiayaan memperoleh dana yang digunakan untuk membiayai likuiditasnya dari bank, pinjaman ini berupa

kredit konsumsi bank untuk disalurkan kembali kepada rumah tangga. Hal ini

membuat kredit konsumsi ini menjadi lahan usaha bagi perusahaan pembiayaan

untuk menyalurkan dana yang telah diperoleh kepada rumah tangga, untuk

menghasilkan profit.

Perusahaan pembiayaan menjadikan alasan keuntungan sehingga

memberikan pintu kemudahan bagi rumah tangga untuk mendapatkan sepeda

motor melalui jalur kredit. Persaingan usaha juga memberikan peluang untuk

memberi kemudahan penyaluran kredit. Sebab, dana yang diperoleh perusahaan

pembiyaan merupakan dana pinjaman dari bank yang juga dikenakan bunga,

sebagai opportunity cost dari dana yang dipinjamkan. Miranti (2004) menyatakan bahwa tingginya permintaan sepeda motor di Indonesia dipacu oleh perusahaan

pembiayaan yang mengucurkan dananya untuk pembiayaan pembelian sepeda

motor. Menurutnya, diperkirakan sekitar 30 bank (pemerintah maupun swasta)

dan sekitar 121 perusahaan pembiayaan yang mengalokasikan sebagian dananya

untuk pembiayaan sepeda motor.

Pembelian sepeda motor yang didominasi oleh masyarakat menengah ke

(30)

merujuk pada LPCIH, bahwa rumah tangga akan memaksimumkan kepuasan

dengan kendala anggaran yang dihadapinya. Kendala yang ditutupi dengan kredit

ini akan memberatkan rumah tangga, yang pada akhirnya akan membuat rumah

tangga tidak mampu membayar angsuran kredit kepada perusahaan pembiayaan

ataupun bank. Jika itu terus terjadi, maka akan menimbulkan masalah dalam

kredit yang dikenal dengan adverse selection dan moral hazard. Kemudian akan meningkatkan nonperforming loan (NPL) dari perusahaan pembiayaan dan bank yang memberikan pinjaman.

Oleh karena itu, perlu diketahui karakteristik rumah tangga yang meminta

kredit sepeda motor dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi peluang

permintaan kredit sepeda motor dalam level mikro (rumah tangga) tersebut. Hal ini bertujuan agar penyaluran kredit tidak menjadi masalah di kemudian hari,

sehingga dapat mewujudkan suatu mekanisme panyaluran kredit yang aman,

menguntungkan, dan berprinsip kehati-hatian (prudent). Penelitian mengenai kredit konsumsi rumah tangga telah dilakukan di negara-negara lain, namun tidak

spesifik kepada salah salah satu jenis kredit konsumsi dan data yang digunakan

oleh negara lain biasanya berupa data Survey of Consumer Finance (SCF). Namun, Indonesia tidak memiliki data mengenai SCF, sehingga Hadad et al. (2004) mengunakan data SKTIR 2003 dari BPS. Penelitian ini menggunakan data

(31)

1.3. Tujuan

Tujuan penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis karakteristik rumah tangga dan menjabarkan secara tabulasi

silang (crosstabs) karakteristik tersebut dengan permintaan kredit sepeda motor.

2. Menganalisis karakteristik rumah tangga yang mempengaruhi peluang

permintaan kredit sepeda motor.

1.4. Manfaat

Maksud akhir dari penelitian tentang analisis pengaruh karakteristik rumah

tangga terhadap peluang permintaan kredit sepeda motor diharapkan dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang diteliti ini.

Secara ringkas, manfaat yang harapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan tentang

pemberian kredit konsumsi khususnya sepeda motor, agar tidak menjadi

masalah besar yang akan semakin memberatkan perekonomian Indonesia.

2. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya dan

mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi pada umumnya, dalam memahami

permintaan kredit konsumsi khususnya kredit sepeda motor.

(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Kebijakan Moneter

Bank Indonesia (BI), sebagai bank sentral yang memiliki otoritas penuh

atas pengambilan keputusan mengenai moneter memiliki beberapa piranti

moneter, berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang (UU) No.3 tahun 2004 yaitu

operasi pasar terbuka (OPT), giro wajib minimum (GWM), penetapan tingkat

diskonto, pengaturan kredit atau pembiayaan. Seluruh piranti tersebut akan dibuat

dengan menetapkan sasaran moneter yaitu base money dengan memperhatikan

perkembangan suku bunga. Selanjutnya operasi pasar terbuka (OPT) dilaksanakan

berdasarkan piranti yang dimiliki oleh Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2005) ,

yaitu

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

2. Surat Utang Negara (SUN)

3. Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI)

4. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

5. SBI Repo

6. Fine Tune Operation

7. Sterilisasi Valas

Piranti OPT yang dimiliki oleh Bank Indonesia itu seluruhnya dimaksudkan

untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Dari beberapa piranti OPT, Bank

(33)

mengandalikan jumlah uang yang beredar dengan menetapkan suku bunga, yang

lebih dikenal dengan suku bunga SBI.

Suku bunga SBI ditetapkan oleh BI dengan mengikuti perkembangan

perekonomian Indonesia, seperti mengikuti tingkat inflasi dan pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Hal ini sesuai dengan tugas BI untuk menjaga tingkat inflasi

dengan konsep inflation targeting framework Bank Indonesia. Kemudian suku

bunga SBI dijadikan acuan oleh lembaga keuangan seperti bank dan perusahaan

pembiayaan. Bank menjadikan acuan dalam menentukan suku bunga pinjaman

dan suku bunga simpanan dan oleh lembaga keuangan dijadikan untuk suku

bunga pembiayaan.

Suku bunga merupakan opportunity cost of holding money, sehingga bila

suku bunga meningkat maka keinginan memegang uang menurun (Boediono,

1985) Suku bunga pinjaman juga dapat juga disebut suku bunga kredit, Djinarto

(2000) dalam Risdwianto (2004) mengemukakan beberapa pendapat yang

menentukan tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan oleh perbankan yaitu :

1. Profit Margin yaitu persentase rentang keuntungan yang ingin didapatkan

bank pada kebijakan harga kredit yang ditujukan untuk memperoleh

return on asset.

2. Cost to Service yaitu persentase yang dibebankan atas biaya yang

dikeluarkan oleh penghimpun dana serta admistrasi rekening dana dan

pinjaman.

3. Credit Premium yaitu penambahan evaluasi kemungkinan terjadinya

(34)

4. Cost of Fund yaitu hasil murni suku bunga dengan mempertimbangkan

asset dana yang bisa dipinjamkan.

2.2. Bank dan Perusahaan Pembiayaan

Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, dijelaskan bahwa

bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau dalam bentuk lain dalam bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat. Perbankan Indonesia menganut dual banking system, yaitu

mengenal bank umum konvensional dan bank umum syariah. Bank umum yang

konvensional mengenal suku bunga dalam kegiatan operasionalnya. Bank umum

syariah sendiri adalah bank yang dijalankan dengan sistem Islam, sehingga

mengharamkan suku bunga dalam kegiatan operasional mereka. Bank

menghimpun dana dari masyarakat dengan memberikan persentase tertentu dalam

bentuk suku bunga yang dihitung berdasarkan jumlah dana yang mereka simpan,

dan kemudian ditambahkan ke dalam dana mereka. Suku bunga juga diberlakukan

oleh bank untuk semua pinjaman dana yang dilakukan oleh masyarakat dalam

bentuk persentase tertentu yang ditambahkan ke dalam dana yang pinjam oleh

masyarakat dan harus dibayarkan oleh masyarakat dalam periode waktu yang

disepakati dengan pihak bank.

Mishkin (2001) menjelaskan perusahaan pembiayaan atau multifinance

dalam memperoleh dana, dilakukan dengan menerbitkan surat berharga (saham)

(35)

pinjaman (sering dalam jumlah kecil) untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan

bisnis. Ada tiga tipe dari perusahaan pembiayaan, yaitu (1) sales finance

companies yang dimiliki oleh perusahaan ritel atau manufaktur dan memberikan

pinjaman kepada konsumen untuk membeli barang dari perusahaan tersebut, (2)

costumer finance company memberikan pinjaman kepada konsumen untuk

membeli barang seperti furniture atau alat-alat rumah, untuk meningkatkan

kegunaan rumah, atau untuk membantu membiayai pinjaman kecil, dan (3)

business finance companies menyediakan kredit dalam bentuk khusus untuk

bisnis dengan membuat pinjaman.

Perusahaan pembiayaan berbeda dengan bank dalam penghimpunan dana,

bank menghimpun dana dari masyarakat sedangkan perusahaan pembiayaan

mendapatkan dana dari penerbitan obligasi atau pinjaman dari bank sebelum

disalurkan ke konsumen. Perusahaan pembiayaan dapat dikatakan adalah pihak

kedua sebelum menyalurkan kredit dari bank ke masyarakat. Dalam hal ini

perusahaan pembiayaan sebagai debitur dan bank sebagai kreditur, kemudian

perusahaan pembiayaan menjadi kreditur saat menyalurkan kredit kepada

konsumen. Perusahaan pembiayaan mendapatkan dana dari bank mencapai 68,88

persen pada april 2005 (Bank Indonesia, 2005).

Tabel 1. Sumber Pendanaan Perusahaan Pembiayaan (miliaran Rupiah)

Sumber Dana 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Apr-2005

Obligasi 555 843 749 1.677 4.033 8.861 10.828

Subdebt 1.438 1.710 2.210 1.975 1.933 2.758 2.235

Pinjaman bank 19.282 18.876 21.150 18.800 21.553 39.421 42.229

Pinjaman lainnya

5.962 10.720 7.779 7.611 5.764 5.080 6.017

(36)

Perusahaan pembiayaan mendapatkan keuntungan dari perbedaaan atau

marjin suku bunga, antara suku bunga pinjaman bank dan suku bunga

pembiayaan perusahaan. Di Indonesia perusahaan pembiayaan tergolong baru

dibandingkan negara maju, namun industri ini menunjukan perkembangan yang

pesat (Dewi, 2005). Perusahaan pembiayaan berdiri pada tahun 1974 dengan

dilandasi oleh surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri (Menteri Keuangan,

Menteri Industri dan Menteri Perdagangan), pada tahun 1988 melalui surat

Keputusan Presiden (Keppres) No. 61/1998, yang ditindaklanjuti dengan SK

Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988, jenis bisnis pembiayaan diperluas

menjadi leasing (sewa guna usaha), factoring (anjak piutang), costumer finance

(pembiayaan konsumen), modal ventura dan kartu kredit.

2.3. Pengertian Kredit

Pengertian kredit dijelaskan dengan beberapa literatur. Kredit berasal dari

bahasa latin yaitu Credere yang artinya mempercayai. Dalam UU No.10 Tahun

1998 tentang Perbankan, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Dalam ensiklopedi umum, kredit dijelaskan sebagai sistem keuangan untuk

memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan harapan

memperoleh keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan kepercayaan orang lain

(37)

Produk bank dari sisi aktiva adalah perkreditan. Kredit-kredit yang

termasuk produk bank diantaranya dalam Dendawijaya (2001) adalah sebagai

berikut

1. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah kredit

(debitor) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitur.

2. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah kredit

(debitor) untuk membiayai pembelian barang modal (investasi).

3. Kredit konsumsi, yaitu fasilitas kredit yang diberikan bank kepada debitor

untuk keperluan pembelian barang-barang konsumsi yang diperlukan

debitor.

Rachmat dan Maya (2000) dalam Risdwianto (2004) menyatakan fungsi

kredit pada dasarnya merupakan pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan

masyarakat untuk mendorong dan melancarkan proses perdagangan, melancarkan

dan mendorong produksi, jasa-jasa, dan konsumsi. Jika dijabarkan dengan lebih

terinci fungsi dari kredit adalah sebagai berikut

1. Kredit digunakan untuk memajukan arus tukar menukar barang-barang

dan jasa.

2. Kredit dapat digunakan untuk mengubah dana yang tidak produktif

menjadi dana yang produktif.

3. Kredit sebagai alat pengendalian harga. Peningkatan jumlah uang yang

beredar pada masyarakat dapat dilakukan dengan mempermudah dan

(38)

4. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan utilitas dari potensi-potensi

ekonomi yang ada.

Kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) timbul karena

kegagalan pihak debitor dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar sisa

pembayaran (cicilan) pokok kredit besar bunga yang telah disepakati kedua belah

pihak dalam perjanjian kredit (Dendawijaya, 2001). Kolektibilitas kredit

berdasarkan ketentuan yang dibuat BI, pertama adalah kredit lancar yaitu kredit

yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran

bunga. Kedua adalah kredit kurang lancar, kredit yang pengembalian pokok

pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama tiga

bulan dari waktu yang diperjanjikan.

Ketiga, kredit diragukan yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman

dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama enam bulan atau

dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan. Kemudian keempat adalah kredit

macet, kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pengembalian bunganya

telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut

jadwal yang telah diperjanjikan.

2.4.Maksimisasi Kepuasan

Konsumen sebagai individu atau rumah tangga akan bertindak rasional

yaitu dengan memaksimumkan kepuasan (utility) dalam mengkonsumsi sejumlah

barang dengan keterbatasan tingkat pendapatan/anggaran yang dimiliki konsumen

(39)

Hypothesis (LCPIH). Nicholson (2001) menyatakan individu sebagai konsumen,

dalam hal ini seseorang mengkonsumsi berbagai macam barang dan jasa untuk

memperoleh kepuasan. Ada yang mengkonsumsi suatu barang untuk

kelangsungan hidup (seperti makanan, minuman, papan) dan ada juga untuk

bermewah-mewah, untuk menaikan gengsi, status, dan sebagainya. Pembedaan

kedua kelompok barang diatas sulit dilakukan, terutama jika perekonomian negara

tersebut semakin maju. Ukuran kepuasan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor

(Nicholson, 2001), jadi kepusan tidak hanya ditentukan oleh bentuk atau jenis

barang tersebut, tetapi juga oleh sikap psikologis (psychological attitudes),

tekanan kelompok (group pressures), pengalaman pribadi dan lingkungan.

Secara teknis kita hanya bisa mendefinisikan kepuasan secara transformasi

monotonis (monotonic/order-preserving transformation), yaitu menggambarkan

preferensi secara kualtitaif, tetapi tidak kuantitatif (Nicholson, 2001). Definisi

yang sering digunakan untuk menerangkan kepuasan ini adalah preferensi

seseorang diasumsikan bisa dipresentasikan oleh sebuah fungsi utilitas dalam

bentuk

) ,..., ,

,

(x1 x2 x3 xn U

U = (1)

dimana x1,x2,x3, ……, xn adalah jumlah barang yang dikonsumsi.

Gambar 2 mengambarkan suatu keimbangan antara kepuasan pada titik E0

dimana terjadi persinggungan antara kurva Ui dan GAi, dimana tingkat kepuasan

akan maksimal bila sama dengan anggaran yang dimiliki. Kurva Ui

menggambarkan kurva indiveren yaitu kombinasi antara dua barang (X dan Y)

(40)

mengambarkan konsep diminishing marginal rate of substitution (MRS) atau

tingkat kepuasan marginal yang semakin menurun. Kurva GAi mengambarkan

anggaran yang dimiliki dan habis digunakan oleh individu i untuk mengkonsumsi

barang X dan barang Y.

X

Ui

GAi

X0 E0

Y0 Y

Gambar 2. Keseimbangan Tingkat Kepuasan

Penelitian mengenai kredit konsumsi rumah tangga lebih sering didasarkan

pada suatu hipotesis yang dikenal dengan Life Cycle Permanent Income

Hypothesis (LCPIH) menyatakan bahwa individu atau rumah tangga akan

memaksimumkan tingkat kepuasannya dengan dihadapkan pada kendala anggaran

antar waktu yang dihadapinya (Hadad et al., 2004).

Menentukan suatu rumah tangga termasuk ke dalam kategori terkendala

kredit atau tidak dilakukan dengan membandingkan konsumsi rumah tangga

tersebut dengan suatu threshold value atau nilai ambang batas (Hayashi, 1985

dalam Hadad et al., 2004). Pada umumnya model ekonometrika kualitatif, seperti

(41)

batas ini dibutuhkan untuk menentukan suatu besaran indeks kegunaan yang tidak

diobservasi (unobservable utility index), indeks ini ditentukan oleh nilai variabel

independen. Maka akan dibandingkan suatu besaran, apakah nilai unobservable

utility index lebih besar atau lebih kecil dari threshold value (Arief, 1993). Pada

penelitian sebelumnya mengenai permintaan kredit konsumsi di Indonesia,

threshold value didefinisikan sebagai saving rate dari kelompok rumah tangga

yang memiliki pendapatan tinggi (40% tertinggi). Jika consumption rate suatu

rumah tangga lebih kecil dari satu dikurangi saving rate, maka rumah tangga

tersebut ke dalam rumah tangga yang tidak terkendala kredit (Hadad et al., 2004).

2.5. Model Probit

Model Probit dijelaskan oleh Gujarati (2003) merupakan salah satu model

ekonometrika kualitatif, dimana variabel tak bebasnya bersifat binary atau

dichotomous yang nilainya nol (0) atau satu (1). Model probit menjelaskan suatu

besaran kualitatif yang melekat dalam suatu observasi, misalnya saja bagaimana

seseorang memilih untuk memiliki rumah, bagaimana seseorang memilih untuk

berpergian menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi, bagaimana

beberapa contoh yang mewakili populasi kecendungannya sebelum dan setelah

mendapatkan suatu perlakuan dalam sebuah penelitian, apakah akan sukses atau

gagal, dan lain-lain.

Model ekonometrika kualitatif dapat dijelaskan melalui tiga pedekatan

untuk pengembangan peluang di model yang variabel tak bebasnya bersifat

(42)

model. Gujarati (2003) menjelaskan yang dimaksud mengenai probit berdasarkan

dichotomous regressand lalu berdasarkan various extensions dari model dasar,

sehingga model ekonometrika kualitatif sering dikenal sebagai model peluang

(probability model). Menjelaskan sifat dari dichotomous dependent variable dapat

menggunakan normal cumulative distribution function (CDF). Hasil model

estimasi yang digunakan berdasarkan normal CDF yang lebih dikenal sebagai

model probit atau model normit. Motif dari model probit, dengan contoh

mengenai keputusan kepemilikan rumah, yaitu keputusan dari rumah tangga ke-i

untuk memiliki rumah atau tidak dalam suatu populasi.

Keputusan rumah tangga tersebut, berdasarkan pada unobservable utility

index Ii, yang dikenal juga variabel laten. Variabel ini dijelaskan oleh satu atau

lebih variabel penjelas (independent/bebas), misalnya saja pendapatan Xi. setiap

nilai terbesar dari indeks Ii, merupakan peluang terbesar rumah tangga untuk

memiliki rumah. Indeks Ii ditunjukan sebagai berikut

i

i X

I12 (2)

dimana Xi adalah pendapatan dari rumah tangga ke-i.

Gujarati (2003) juga menjelaskan bagaimana unobservable index

berhubungan dengan keputusan aktual untuk memiliki rumah, telah didefinisikan

bahwa Y = 1 jika rumah tangga memiliki rumah dan Y = 0 jika tidak memiliki

rumah. Hingga dengan demikian, dapat diasumsikan critical atau threshold level

(tingkat ambang batas) dari indeks, disebut Ii*. Jika Ii melebihi Ii*, maka rumah

tangga akan memiliki rumah, jika sebaliknya maka tidak. Nilai ambang batas Ii*

(43)

mengasumsikan bahwa keduanya terdistribusi normal dengan nilai tangah dan

ragam yang sama.

Koop (2003) menjelaskan juga mengenai model probit, dimana model

probit mengasumsikan bahwa individu membuat pilihan diantara dua alternatif.

Dalam ilmu ekonomi memformulasikan sebagai situasi yang didasarkan pada

suatu tingkat kepuasan. Misalnya saja Uij adalah tingkat kepuasan dari individu i

(i = 1,…., N) berhubungan dengan pilihan j ( j = 0,1). Individu akan memilih satu

(1) jika U1i > U0i, dan memilih nol (0) jika sebaliknya. Maka, pilihan akan terjadi

berdasarkan perbedaan tingkat kepuasan dari dua alternatif dan didefinisikan

sebagai berikut

itu artinya perbedaan tingkat kepuasan individu berdasarkan karakteristik yang

diteliti di xi (misalnya jarak ke kantor, besar gaji, dan lain-lain) ditambah error

yang terdistribusi secara normal. Persamaan y* tidak diteliti secara langsung,

tetapi hanya pilihan aktual yang dibuat oleh individu i,

yi =1, jika yi* ≥ 0

yi = 0, jika yi* < 0 (5)

Dengan asumsi normal, Gujarati (2003) menjelaskan peluang bahwa Ii*

kurang dari atau sama dengan Ii bisa dihitung dari standard normal CDF, sebagai

(44)

dimana P( Y=1 │X) sebagai peluang yang terjadi yang diberikan oleh nilai X,

atau variabel penjelas dan Zi merupakan standar normal variable, yang

ditunjukan oleh Z ~ N(0,σ2). Jika F adalah standard normal CDF, maka dapat

dituliskan dalam konteks

2

Sejak P memperlihatkan peluang yang akan terjadi, dalam hal ini peluang

untuk memiliki rumah, ukuran dari area dari kurva standard normal dari -∞

hingga Ii. Maka dapat diketahui informasi pada Ii, yaitu pada β1 dan β2, dengan

inverse dari persamaan (6) untuk memperoleh

1( ) 1( )

Ii=FIi =FPi

=β β1+ 2Xi (8)

dimana F-1 adalah inverse dari normal CDF.

2.6. Penawaran dan Permintaan Kredit

Penawaran dan permintaan kredit dapat dijelaskan melalui gambar dan

model. Pada sumbu tegak menggambarkan harga dari kredit yaitu suku bunga,

Boediono (1985) menjelaskan bahwa suku bunga merupakan biaya dari

memegang uang khususnya merupakan biaya imbangan. Sehingga dalam grafik,

sumbu tegak menggambarkan suku bunga dalam persen dan sumbu datar

(45)

Kuantitas Kredit ( L ) Suku Bunga Kredit (r) %

Keseimbangan penawaran dan permintaan kredit terjadi pada titik E,

dimana penawaran sebesar Sc dan permintaan sebesar Dc. Dengan suku bunga

sebesar r0 persen dan kredit sebesar L0 unit mata uang (Gambar 3).

Sc

r0 E

Dc

L0

Gambar 3. Keseimbangan Penawaran dan Permintaaan Kredit

Rahmawati (2005) menyatakan penurunan kredit akibat faktor-faktor

permintaaan merupakan sesuatu yang terjadi ketika perekonomian suatu bangsa

mengalami kelesuan (resesi). Dari sisi makro perusahaan, masalah struktural

seperti penyesuaian untuk mengurangi rasio utang terhadap modal (debt-equity

ratio) yang meningkat akibat krisis merupakan penyebab turunnya permintaan

kredit. Adanya ketidakpastian (uncertain) dan iklim berusaha (business

confidence) yang rendah juga merupakan penyebab rendahnya keinginan untuk

melakukan investasi sehingga permintaan kredit juga mengalami penurunan.

Penurunan kredit dari sisi penawaran disebabkan oleh turunnya keinginan

bank untuk memberikan pinjaman. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan

menurunnya keinginan perbankan untuk memberikan kredit dapat bersumber dari

(46)

perbankan, tingginya NPL, dan anjloknya modal perbankan akibat depresiasi serta

negative interest margin akan menurunkan kemampuan bank untuk memberi

kredit.

Faktor eksternal berupa menurunnya kelayakan kredit (creditsworthiness)

dari debitur akibat melemahnya kondisi keuangan perusahaan, sehingga bank

akan mengalami kesulitan untuk membedakan tingkat kelayakan kredit dari

debitur. Intinya adalah asymetric information yang menyebabkan bank

mengurangi volume kredit mereka. Keengganan bank untuk menyalurkan kredit

seringkali tidak diikuti dengan kenaikan suku bunga (price credit rationing),

melainkan diikuti oleh pengurangan kredit secara kuantitas (non-price credit

rationing).

Hadad et al. (2004) menjelaskan permintaan kredit konsumsi rumah

tangga dalam model panel di tingkat propinsi sebagai berikut

)

IRC = rata-rata suku bunga kredit konsumsi (dalam persen)

CRI = jumlah kantor bank (terdiri atas : kp, /kc, /kcp, dalam unit)

Y = PDRB (tahun sebelumnya) (dalam rupiah, konstan tahun 1996)

GROPOP = pertumbuhan penduduk (dalam persen)

UR = tingkat pengangguran (dalam persen)

RNPL = rasio non performing loan (dalam persen)

(47)

i = propinsi

t = tahun

Tabel 2. Variabel-Variabel Kredit Konsumsi Rumah Tangga

Karakteristik

Umur Tahun Pendapatan dari berusaha Umur Kuadrat Tahun Perubahan

networth :

Tabel 2 menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam meneliti

(48)

tangga, Hadad et al. (2004) menggunakan variabel-variabel pada level mikro yang

mewakili pendapatan, demografi, dan karakteristik perbankan di suatu daerah.

2.7. Siklus Perkreditan

Siklus perkreditan (Dendawijaya, 2001) dimulai sejak pengajuan

permohonan kredit hingga akhirnya disetujui. Tahap-tahap dalam pemberian

kredit meliputi :

1. Permohonan kredit

2. Analisis kredit

3. Persetujuan kredit

4. Perjanjian kredit

5. Pencairan kredit

6. Pengawasan Kredit

7. a. Kredit bermasalah

b. Tambahan kredit

c. Pelunasan kredit

Tahap diatas merupakan proses standar yang dilakukan lembaga keuangan

dalam menyalurkan kredit. Setelah tahap keenam yaitu pengawasan kredit akan

ditentukan golongan kredit tersebut, apakah bermasalah atau tidak. Jika tidak

(49)

2.8. Resiko Kredit

Penyaluran kredit meski dijalankan sesuai prosedur masih memiliki resiko.

Resiko dalam penyaluran kredit yang biasa terjadi adalah ketidaksimetrisan

informasi (asymetric information) antara pemilik dana (kreditur) dan peminjam

dana (debitur). Mishkin (2001) menggolongkan asymetric information dalam dua

hal yaitu adverse selection dan moral hazard, kedua hal tersebut merupakan

kesalahan penyaluran dan penggunaan kredit yang akan merugikan kreditur

dikemudian hari, jika tidak memberikan kredit secara hati-hati (prudent). Menurut

Mishkin (2001), asymetric information merupakan aspek penting dalam pasar

keuangan. Adverse selection adalah masalah penyaluran kredit sebelum transaksi

dilakukan. Masalah ini timbul karena pihak kreditur tidak melakukan penyaringan

calon debitur secara baik dan benar. Kebanyakan calon debitur akan melakukan

segala cara menutupi riwayat keuangan yang buruk. Membuat kreditur melihat

sisi terluar dari debitur yang sudah dipoles, namun belum tentu baik didalam. Ini

membuat debitur yang tidak baik dengan riwayat keuangan yang buruk akan

mudah memperolah dana, namun akan sulit saat pengembalian. Perilaku yang

dilakukan oleh debitur ini tentu akan merugikan kreditur.

Moral hazard, merupakan masalah lain dalam asymetric information.

Masalah penyaluran kredit setelah kontrak terkait dengan penggunaan dana

pinjaman oleh debitur. Debitur melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai

kontrak yang penuh dengan resiko yang akan membahayakan keuangan debitur,

kemudian menimbulkan kerugian pada pihak kreditur. Hal ini terjadi karena

(50)

adalah kreditur. Penyelesaian masalah adverse selection dan moral hazard dalam

pasar keuangan dalam Mishkin (2001) dapat dilakukan dengan cara pada Tabel 3.

Tabel 3. Penyelesaian Masalah Adverse Selection dan Moral Hazard untuk Pinjaman.

Adverse Selection Moral Hazard

1. Membuat informasi yang rahasia

dan selektif

2. Peraturan pemerintah

3. Intermediasi keuangan

4. Jaminan dan kekayaan bersih

1. Kekayaan bersih (asset dikurangi

kewajiban debitur)

2. Monitoring and enforcement of

restriction

3. Intermediasi keuangan

Sumber : Mishkin (2004)

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai ketersediaan kredit konsumsi dan permintaan kredit

sepeda motor belum dilakukan. Menurut Hadad et al. (2004), penelitian mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan rumah tangga untuk melakukan

pinjaman (demand of credit) dan keputusan pihak bank dalam menyalurkan kredit

belum banyak dilakukan di Indonesia.

Hadad et al. (2004) pada penelitiannya menyimpulkan rumah tangga

memiliki kredit semakin besar dengan semakin meningkatnya umur kepala rumah

tangga. Hal yang sama berlaku dengan semakin banyaknya anggota rumah tangga

yang bekerja atau berusaha. Probabilitas rumah tangga yang bekerja sebagai PNS,

swasta/BUMN atau berusaha lebih besar. Dengan menggunakan contoh sebanyak

3600 rumah tangga dari 3750 rumah tangga yang disurvei dalam Survei Khusus

(51)

Pada perkembangannya, studi-studi empiris mengenai permintaan kredit

konsumsi dilakukan dengan mengamati data yang lebih terperinci (mikro) antara

lain sebagai berikut

1. Kelompok yang mewakili pendapatan, kekayaan, dan karakteristik

kestabilan pendapatan rumah tangga.

2. Kelompok yang mewakili demografi

3. Kelompok variabel yang mewakili karakteristik perbankan di daerah itu.

Dengan menggunakan data yang bersifat lebih mikro, maka faktor-faktor yang

berpengaruh dalam menentukan besarnya permintaan kredit konsumsi level unit

analisis yang lebih rendah dapat teridentifikasi.

Beberapa penelitian empiris mengenai kredit konsumsi dengan

menggunakan data yang bersifat lebih mikro tersebut antara lain telah dilakukan

oleh Cox dan Jappelli tahun 1993, Duca dan Rosental tahun 1993, Crook tahun

2001, Barnes dan Young tahun 2003 untuk kasus Amerika Serikat. Magri (2002)

dan Brown et al. (2003) melakukan penelitian yang sama untuk kasus negara yang

berbeda yaitu masing-masing adalah Italia dan Inggris (Hadad et al., 2004). Cox

dan Jappelli (1993) menggunakan variabel boneka laten yang hanya dapat

diobservasi jika permintaan kredit positif dan rumah tangga tidak memiliki

kendala kredit. Sedangkan variabel independen dalam model Cox dan Jepelli

(1993) adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan daerah (area

income), status pekerjaan, dan status rumah tinggal (urban/rural status). Hasilnya,

(52)

meningkatnya usia dan berhubungan positif dengan pendapatan permanen juga

kekayaan bersih.

Magri (2002) dalam Hadad et al. (2004) mengunakan data Survei

Kekayaan dan Pendapatan di Italia, meneliti mengenai faktor-faktor yang yang

mempengaruhi partisipasi rumah tangga di pasar kredit dan mencoba untuk

memisahkan pengaruh permintaan dan penawaran kredit model ekometrikanya,

Magri menggolongkan usia, kekayaan bersih, kapasitas pendapatan (earning

capacity), pendidikan, dan tingkat suku bunga sebagai variabel-variabel yang

dapat mempengaruhi permintaan maupun penawaran kredit konsumsi di Italia.

Hasil penelitian menunjukan permintaan kredit oleh rumah tangga di Italia

meningkat seiring meningkatnya usia. Disposabel income juga memiliki pengaruh

yang positif terhadap permintaan maupun penawaran uang. Namun, variabel net

wealth atau kekayaan bersih tidak begitu signifikan dalam menjelaskan

permintaan terhadap kredit. Faktor penting lainnya yang penting dalam

permintaan dan penawaran kredit adalah pendidikan dianggap sebagai variabel

proxy pendapatan di masa yang akan datang, yang berhubungan positif.

Variabel-variabel disajikan dalam fungsi linier yang terdiri dari tiga

persamaan, dengan model empiris yang digunakan adalah three-equation

generalized Tobit scheme. Penelitian lain yang dilakukan oleh Cox dan Jappelli

tahun 1993, Duca dan Rosental tahun 1993, Crook tahun 2001, Barnes dan Young

tahun 2003 dan Magri tahun 2002 dengan menganalisis tingkat mikro yang sama

(53)

Mengenai permintaan kredit konsumsi rumah tangga, penelitian yang telah

dilakukan banyak menggunakan salah satu dari dua metodologi ekonometrika

(Crook, 2003). Pada salah satu metodologi untuk persamaan permintaan di

estimasi setelah dua persamaan seleksi di estimasi. Tingkat permintaan rumah

tangga diobservasi, jika permintaan dari rumah tangga itu positif dan tidak

menghadapi kendala kredit. Seseorang terkedala kredit bila terjadi ekses

permintaan kredit, dimana permintaan untuk kredit (D*) melebihi jumlah yang

dipinjamkan oleh kreditur (S*) (Cox dan Jappeli, 1993). Model umum yang

digunakan :

0 0 0

*=β X

D (11)

Dimana ε0 adalah komponen acak (random component). D* diobservasi hanya

jika permintaan untuk kredit adalah positif dan rumah tangga tidak terkendala

kredit.

Hayashi (1982) menggunakan data cross section untuk menghitung data

dari Survey of Financial Characteristic of Consumer yang dibuat oleh Board of

Governers of the Federal Reserve System. Data yang digunakan adalah tabungan

kontraktual yang disepakati dan kredit rumah (hipotik), pendapatan disposibel,

total nilai pasar keuangan dan aset fisik, tingkat tabungan, ukuran konsumsi

(pendapatan disposibel-tabungan), jumlah net-liquid asset, nilai pasar rumah,

threshold value, umur kepala keluarga, dan jumlah anggota keluarga. Hayashi

memperlihatkan efek kendala kredit pada pengeluaran konsumsi menggunakan

data cross section. Persamaan reduced form menggunakan model tobit untuk

(54)

Sejak rumah tangga yang tingkat tabungan yang tinggi menjadi tidak terkendala

kredit dan rumah tangga dengan tingkat tabungan yang rendah tidak bisa

mengkonsumsi sebanyak yang diinginkan kerena kendala pinjaman.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu penelitian ini

memfokuskan penelitian pada kredit sepeda motor, dengan menggunakan data

yang dikumpulkan lewat kuisioner. Variabel bebas yang digunakan, terdapat

dalam kuisioner merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu, namun tidak

memasukan variabel yang mewakili karakteristk perbankan. Perbedaan lain,

penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor permintaan kredit sepeda motor dari

rumah tangga, yang disalurkan baik oleh bank dan perusahaan pembiayaan.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung melalui

penyebaran kuisioner.

2.10. Kerangka Pemikiran

Rumah tangga dengan karakteristiknya dapat mempengaruhi permintaan

kredit sepeda motor, dimana pembelian sepeda motor yang didominasi oleh

pembelian secara kredit. Peneliatian ini menggunakan data primer untuk melihat

pengaruh karakteristik rumah tangga tersebut. Pengumpulan data melalui

kuisioner, pengambilan contoh secara non probability sampling yaitu dengan

teknik pengambilan contoh quota sampling. Sebelumnya akan dilihat karakteristik

rumah tangga tersebut dengan analisis deskriptif, kemudian menggunakan model

probit akan diteliti pengaruhnya terhadap permintaan kredit sepeda motor.

(55)

Inflasi Stabil, Suku Bunga SBI Menurun

Pemberian Kredit Yang Tidak Prudent, Karena Lembaga Keuangan Mencari Profit Besar

Menimbulkan

Asymetric Information dan Nonperforming Loan di Perbankan Indonesia

Karakteristik Rumah Tangga yang Mempengaruhi Peluang Permintaan Kredit Sepeda Motor

Perekonomian Indonesia Terganggu LCPIH

Permintaan kredit sepeda motor yang termasuk ke

dalam kredit konsumsi sehingga meningkat Pengambilan Contoh NonProbability Sampling

karakteristik tersebut, akan membuat suatu mekanisme penyaluran kredit yang

prudent. Hal tersebut dapat mencegah adanya asymetric information rumah tangga

dan nonperforming loan, agar perekonomian Indoenesia tidak terganggu.

Kerangka pemikiran untuk penelitian ini digambarkan pada Gambar 4.

(56)

III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuisioner menggunkan

pertanyaan terbuka (open question). Kuisioner pertanyaan terbuka menurut Juanda

(2003) merupakan kuisioner dengan memberikan kebebasan kepada responden

untuk menjawab, dengan jawaban yang bisa pendek dan panjang. Kuisioner

dibagikan langsung kepada 50 pemilik sepeda motor yang berada di Kota dan

Kabupaten Bogor. Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan Maret 2007. Data

sekunder diperoleh dari Bank Indonesia, Badan Pusat Stastistik, dan Asosiasi

Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

Responden yang diteliti dibatasi dari usia, yaitu dari 18 hingga 65 tahun,

dengan berbagai status pekerjaan. Responden akan ditanyakan seputar pembelian

sepeda motor, apakah melalui kredit atau tunai. Pertanyaan tersebut ditujukan

kepada responden merujuk pada Hadad et al. (2004) dan Cox dan Jappeli (1993),

untuk memperlihatkan apakah responden memiliki kredit atau tidak. Kemudian

responden akan diberikan pertanyaan lain yang mewakili karakteristik pendapatan

dan demografi di Kota dan Kabupaten Bogor untuk memperoleh data ditingkat

(57)

3.2. Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh data primer untuk penelitian ini

menggunakan metode pengambilan contoh kuota (quota sampling) yang termasuk

non probability sampling. Penelitian ini mengklasifikasikan populasi berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu, menentukan proporsi masing-masing kelas, lalu

menetapkan kuota untuk masing-masing interviewer. Dalam penelitian ini jumlah

contoh yang diambil sebanyak 50 pemilik sepeda motor. Penyekatan populasi

berdasarkan dealer sepeda motor, sebanyak lima dealer. Untuk setiap dealer

diambil 10 contoh. Kuisioner digunakan untuk tanya jawab dengan responden.

Responden ditemui di dealer yang menyediakan tempat pemeliharan sepeda

motor. Hal tersebut menjadi pertimbangan karena responden memiliki waktu

luang untuk melakukan tanya jawab mengenai kuisioner. Setiap responden yang

ditemui mewakili satu rumah tangga. Responden akan dibedakan dalam dua

klasifikasi, rumah tangga yang membeli motor secara kredit dan secara tunai.

3.3. Metode Estimasi Data

Penelitian ini menggunakan model probit dan untuk mengestimasi peluang

permintaan kredit sepeda motor oleh rumah tangga menggunakan metode

maximum likelihood. Sebelumnya, membedakan apakah rumah tangga yang

dijadikan contoh tersebut membeli sepeda motor secara kredit atau tunai. Model

probit seperti dalam persamaan (2) dan atau persamaan (4) akan diestimasi,

(58)

Nilai ambang batas yang digunakan penilitian merupakan unobservabel

variable, merupakan tingkat kepuasan terbesar yang dimiliki oleh setiap rumah

tangga dalam memilih membeli sepeda motor secara kredit atau tunai. Rumah

tangga yang memilih membeli sepeda motor secara kredit, merupakan rumah

tangga yang mempengaruhi peluang permintaan kredit sepeda motor. Model

probit yang akan digunakan memberikan nilai satu (1) jika sepeda motor dibeli

secara kredit dan nilai nol (0) untuk pembelian tunai.

1.4. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data untuk penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS

11.5 dan Eviews 4.1. Perangkat lunak Eviews 4.1 digunakan dalam mengolah data

untuk mengestimasi peluang permintaan kredit sepeda motor dengan karakteristik

rumah tangga. Perangkat lunak SPSS 11.5 digunakan untuk analisis deskriptif

karakteristik rumah tangga dan tabulasi silang (crosstabs) karakteristik tersebut

dengan permintaan kredit sepeda motor.

1.5. Model Probit yang Digunakan dalam Penelitian

Model Probit merupakan model ekometrika kualitatif yang mengikuti

cumulative distribution function (CDF) dimana variabel tak bebasnya (dependent)

bernilai satu (1) dan nol (0) (Gujarati, 2003). Permintaan kredit sepeda motor

ditujukan oleh nilai satu (1) pada variabel tak bebasnya, sehingga E(Y=1│Xi) akan

menghitung peluang rumah tangga yang memiliki kredit sepeda motor. Model

Gambar

Gambar 1. Permintaan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan di Indonesia                        Periode Triwulan 1 2004- Triwulan 4 2006
Gambar 3.   Keseimbangan Penawaran dan Permintaaan Kredit
Tabel 2.  Variabel-Variabel Kredit Konsumsi Rumah Tangga
Tabel 3.  Penyelesaian Masalah Adverse  Selection dan Moral Hazard untuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peristiwa penarikan Indomie di Taiwan memiliki kandungan informasi yang direspon dengan cepat oleh pasar sehingga peristiwa ini layak diuji pengaruhnya terhadap saham di Bursa

supporting the development of coherent global and regional follow-up and indicators, and in coordination, as appropriate, with other relevant mechanisms for sustainable

Tabel 4.5a Perhitungan padam setelah desain penyulang langut ………... Tabel 4.5b Perhitungan padam setelah desain penyulang lohbener

Berdasarkan data hasil analisis uji-t didapatkan untuk nilai pretes, t-hitung ≥ t-tabel yaitu 1,810 ≥ 2.035 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

2. Merah warna melambangkan energi, kekuatan dan keberanian 3. Biru warna melambangkan ketenangan, kelembutan,dan kedamaian. Berdasarkan dari fenomena yang telah diuraikan

siswa menunjukkan hasil kompetensi kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, hal itu menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan sehingga terdapat

memberikan hadiah terbesar kepada para murid dan juga kita, Maria menjadi ibu kita. Maka menjadi suatu alasan kuat dan dorongan betapa besar kerinduan dari kita

Selanjutnya dari analisis uji hasil perhitungan yang dilakukan, untuk melihat seberapa besar perbedaan antara hasil keputusan menggunakan metode FCM dengan penentuan prioritas