OSHIBANA
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O
L
E
H
SANTRI HASANAH
102203004
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
OSHIBANA
KERTAS KARYA
Kertas Karya ini diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.
Oleh :
SANTRI HASANAH
102203004
PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
OSHIBANA
KERTAS KARYA
Kertas Karya ini diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.
Dikerjakan
OLEH
Nip : 196008221988031002 Nip :19670807200401001
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SANTRI HASANAH
NIM : 102203004
Pembimbing I Pemimbing II
Disetujui oleh :
Program Diploma Sastra dan Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program Studi D III Bahasa Jepang
Ketua Program Studi
Zulnaidi, S.S. M.Hum
PENGESAHAN
Diterima Oleh
Panitia Ujian Program Pendididikan Non-Gelar Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.
Pada : Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan
Dr. Syahron Lubis, M.A. Nip : 195110131976031001
Panitia Ujian :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang
berjudul “OSHIBANA” ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena kemampuan penulis yang masih terbatas. Tetapi, berkat bantuan beberapa pihak,
maka penulis berhasil menyelesaikan kertas karya ini.
Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah member dukungan, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Zulanaidi, S.S. M.Hum. Selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilm u Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Nandi S. Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.
4. Bapak Zulnaidi, S.S. M.Hum Selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan pengarahan, kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi
penyelesaian kertas karya ini.
6. Kepada seluruh Dosen dan Staf pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
7. Abang Mistam yang sudah banyak membantu dalam segala urusan
perkuliahan.
8. Untuk keluarga yang tersayang : Ayahanda Edi Susanto, dan teristimewa Ibunda Chadijah Siregar yang telah banyak memberikan pelajaran hidup,
semangat dan dukungan yang tidak pernah ada hentinya sehingga penulis menjadi seperti yang sekarang ini.
9. Untuk adik-adiku tersayang Taufik Ismail dan Fuad Hambali, terima kasih sudah menjadi adik-adikku yang manis Selama ini.
10.Untuk yang terkasih M. Gusti Ade terima kasih untuk semangat dan
dukungan serta selalu ada untukku dalam berbagi suka dan duka.
11.Untuk sahabat tercinta, fitriana, puza, elsya, agil, faisal, maya, yuni, putri kalian yang telah membuat penulis selalu semangat dalam menjalani hidup
ini dan terima kasih sudah banyak membantu.
12.Buat hinode 2010 terima kasih buat selama 3 tahun kita telah sama-sama
13.Dan untuk semuanya yang telah banyak membantu dan mendukung selama
ini yang tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kertas karya ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga kertas karya ini
dapat berguna bagi kita dikemudian hari.
Medan, Juni 2013
SANTRI HASANAH
BAB I
Orang-orang Jepang tetap dapat menikmati indahnya bunga sakura saat
musim gugur, mereka berusaha mengeringkan dan menyimpannya, lalu mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk. Teknik yang mereka gunakan adalah teknik press. Dan tidak akan berubah dalam waktu yang lama. Dari sinilah
muncul seni oshibana yang akhirnya menyebar luas keseluruh negeri.
Oshibana berasal dari Jepang dan sudah dikenal berabad-abad yang lalu,
yakni sekitar abad ke-16. Seni tersebut diwariskan secara turun-menurun dari generasi ke generasi hingga kini. Diyakini, kelahiran oshibana berawal dari keinginan masyarakat Jepang untuk mengabadikan keindahan bunga sakura yang
Secara umum oshibana dapat didefinisikan sebagai seni merangkai bunga
dengan cara press yang diaplikasikan dalam berbagai kreasi yang unik dan menarik. Oshibana dapat dinikmati pada saat festival-festival yang diadakan di
Jepang. Tidak heran bila oshibana menjadi begitu diminati oleh masyarakat Jepang.
Pada saat ini kursus-kursus oshibana sudah ada dimana-mana dan menjadi
bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Walaupun dibelahan dunia lain seni ini juga dikenal, tetapi teknik mengeringkan dan press gaya Jepang inilah yang lebih
populer sehingga banyak kelompok oshibana yang bermunculan di Eropa dan Amerika. Di Negara barat oshibana dikenal dengan istilah the art of pressed flower.
Di Indonesia seni merangkai bunga kering dengan cara dipress ini belum begitu populer namun dengan seiring berjalannya waktu, mulai banyak kalangan
masyarakat yang menyukai dan menekuninya, baik sebagai hobi maupun untuk dijadikan lahan bisnis yang menggiurkan dengan memproduksi beraneka ragam souvenir. Hal tersebutlah yang membuat penulis tertarik terhadap oshibana dan
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan memilih judul oshibana dalam penulisan kertas karya ini adalah :
1. Untuk mengetahui asal mula oshibana dan perkembangannya di masa sekarang
ini.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bunga dan bahan-bahan yang digunakan dalam
proses pembuatan oshibana.
3. Untuk mengetahui proses pembuatan oshibana dalam bentuk kreasi yang lebih indah.
4. Untuk mengetahui manfaat dari oshibana dalam kehidupan sehari-hari.
1.3 Batasan Masalah
Penulis akan memfokuskan pembahasan kertas karya ini pada proses pembuatan oshibana . Untuk mendukung pembahasan akan dikemukakan juga
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research), yakni dengan cara memanfaatkan sumber-sumber
bacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum dan dideskripsikan kedalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga memanfaatkan Informasi
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA
2.1Pengertian Oshibana
Negara Jepang mengenal empat musim, yaitu musim panas, musim semi,
musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga sakura. Apabila musim semi tiba orang-orang Jepang akan beramai-ramai pergi
untuk melihat bunga yang mekar terutama di taman-taman yang banyak terdapat pohon sakura.
Namun, tidak semua musim di Jepang bunga-bunga akan bermekaran. Misalnya, pada musim dingin dan musim gugur. Oleh karena itu, orang-orang Jepang mempunyai cara untuk mewujudkan keabadian bunga-bunga agar
orang-orang Jepang dapat menikmati bunga-bunga tersebut meskipun bukan musim semi.
Agar dapat selalu menikmati bunga-bunga orang-orang Jepang menggunakan cara pengeringan kemudian menyimpannya serta diaplikasikan dalam berbagai bentuk. Teknik yang orang-orang Jepang gunakan adalah teknik
press atau yang dikenal dengan Oshibana.
Oshibana berasal dari dua kata, yaitu oshi atau oshu berarti “tekan”, dan bana atau hana yang berarti “bunga”. Jadi oshibana dapat diartikan adalah
dalam bentuk yang unik dan menarik. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa
oshibana adalah seni merangkai bunga kering yang menghargai keindahan bunga dan keabadian bunga.
2.2 Sejarah Oshibana
Oshibana sudah dikenal masyarakat Jepang sejak berabad-abad yang lalu,
yakni sejak abad ke-16. Namun, pada masa sebelumnya yaitu pada abad ke-6 di Jepang hanya mengenal seni merangkai bunga yang disebut dengan Ikebana.
Ikebana pada awalnya adalah tradisi mempersembahkan bunga di kuil Buddha.
Orang-orang Jepang pada zaman kuno, menyusun kembali tanaman yang sudah dipetik dari alam sesuai dengan keinginannya. Orang-orang Jepang
merasakan hal yang aneh pada tanaman dan menganggapnya sebagai suatu misteri. Bagi orang-orang Jepang tanaman yang sudah dipetik dari alam bila
diperlakukan dengan benar kesegaran tanaman itu akan sama seperti pada saat sebelum dipetik.
Setelah bunga-bunga dirangkai sesuai dengan keinginan orang-orang akan
bisa menikmatinya. Namun pada zaman modern sekarang ini orang-orang Jepang biasa menikmati bunga dengan menggelar tikar dibawah pepohonan, duduk dan
Namun kebiasaan menikmati bunga sakura ini hanya dapat dilakukan
apabila bunga-bunga bermekaran yaitu, pada musim semi dan musim panas. Pada musim panas dan musim semi orang-orang akan bisa menikmatinya sedangkan
musim dingin dan musim gugur orang-orang Jepang tidak bisa menikmatinya karena bunga-bunga pada musim ini berguguran.
Oleh karena itu orang-orang Jepang mempunyai keinginan untuk
mengabadikan bunga-bunga yang hanya bisa dinikmati pada musim semi tersebut, dengan cara mengeringkan dan menyimpannya lalu mengaplikasikan dalam
berbagai bentuk. Tetapi, dalam mengeringkan bunga-bunga tersebut orang-orang Jepang mempunyai teknik tersendiri. diminati oleh masyarakat Jepang, khususnya para wanita.
lebih populer sehingga banyak kelompok oshibana yang bermunculan di berbagai
dunia. Di Negara barat oshibana dikenal dengan istilah The Art of Pressed Flower.
Di Indonesia seni bunga press ini belum banyak diketahui dan diminati
oleh masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu sebagian kalangan masyarakat di Indonesia mulai menyukai dan menekuni seni merangkai bunga kering dengan cara dipress ini, baik sebagai hobi maupun dijadikan lahan bisnis yang
menggiurkan dengan memproduksi beraneka macam souvenir seperti, gantungan kunci, pembatas buku, lukisan dan lain-lain.
Negara Indonesia sendiri terkenal dengan beraneka ragam floranya, sehingga kita bisa memanfaatkan aneka flora ini untuk dikeringkan. Namun, anggapan bahwa membuat bunga press ini sangat sulit, inilah yang menyebabkan
oshibana belum banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.
2.3 Jenis-jenis Bunga dan Daun
Pada dasarnya hampir semua bunga dan daun dapat dikeringkan. Namun,
pada proses pengeringan ada bunga yang mudah dan cepat dikeringkan dan ada juga bunga yang sulit dan lama untuk dikeringkan. Untuk itu ada beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi bunga yang mudah atau sulit untuk dikeringkan, yaitu :
Kemudian ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan dalam proses contoh bunga dan daun-daun namun perlu perlakuan khusus atau membutuhkan
teknik khusus.
Contoh beberapa daun yang mudah dikeringkan
7. Daun anggur
Contoh beberapa bunga yang mudah dikeringkan 1. Lavender
2. Baby breath 3. Flamboyan 4. Bougenvil
5. Soka 6. Kasia emas
9. Aster
10.Bunga biru
Contoh beberapa sayur yang mudah dikeringkan
1. Peterseli dan seledri
2. Cabe merah dan hijau yang besar 3. Cabe rawit besar
4. Kacang arcis
Contoh beberapa buah yang dapat dikeringkan namun perlu perlakuan khusus
1. Strawberry 2. Kiwi
Contoh beberapa bunga yang dapat dikeringkan tapi membutuhkan teknik khusus
1. Lily
2. Krisan
3. Matahari 4. Anggrek 5. Mawar impor
2.4 Alat-alat yang Digunakan dalam Pembuatan Oshibana
5. Jarum pentul : digunakan untuk menusuk plastik klip kecil berisi silika gel.
penyimpan materi yang akan dikeringkan.
12.Alat pemberat : digunakan untuk menindih alat pengering berisi bunga yang akan dipress. Misalnya, papan kayu atau sesuatu yang berat dan berbidang
datar dengan berat minimal 5kg.
13.Mesin laminating : digunakan untuk melaminasi kreasi oshibana yang diaplikasikan pada pembatas buku, agenda, kartu ucapan, dan lain-lain.
14.Plastik laminating : digunakan untuk melapisi kreasi oshibana yang diaplikasikan pada kertas atau kain.
BAB III
PROSES PEMBUATAN DAN MANFAAT OSHIBANA
7. Ulangi langkah di atas sampai dengan lima lapis.
8. Kemudian masukkan tumpukkan kertas yang sudah tersusun lima lapis kedalam kantong berzipper, biarkan zipper sedikit terbuka.
9. Press atau timpa susunan tersebut dengan papan sambil ditekan semua keluar angin yang masih ada didalam kantong plastik, laliatasu tutup klip plastik. Pastikan kantong plastik sudah tertutup
rapat dan kedap udara.
pengering seperti semula. Press, setelah itu simpan.
3. Hari 3 : buka alat pengering. Pindahkan bunga dan daun dari kertas minyak. Setrika kertas minyak dan kertas pengering (buram)
satu per satu. Susun kembali bunga dan daun kedalam alat pengering seperti semula. Press, setelah itu simpan.
4. Hari 4 : diamkan seharian.
satu per satu. Susun kembali bunga dan daun kedalam alat
pengering seperti semula. Press, setelah itu simpan. 6. Hari 6 : diamkan seharian.
7. Hari 7 : buka alat pengering. Pindahkan bunga dan daun dari kertas minyak. Setrika kertas minyak dan kertas pengering (buram) satu per satu. Susun kembali bunga dan daun kedalam alat
pengering seperti semula. Press, setelah itu simpan. 8. Hari 8 : diamkan seharian.
9. Hari 9 : diamkan seharian.
10.Hari 10 : buka alat pengering. Bila bunga dan daun telah kering sempurna pindahkan ketempat penyimpanan yang kedap udara.
3. Tempatkan silika gel secukupnya kedalam kantong plastik klip kecil, tusuk-tusuk dengan jarum. Masukkan kesetiap kantong penyimpanan bunga kering.
tempelkan satu helai bunga atau daun dengan selotip di bagian luar plastik
untuk memudahkan identifikasi.
5. Susun kantong yang berisi bunga kering secara berderet atau berjajar
kesamping agar memudahkan kita dalam mencari bunga kering yang diinginkan.
6. Simpan kantong-kantong yang berisi bunga-bunga kering kedalam kotak yang
kedap udara atau tertutup rapat, agar udara yang masuk seminimal mungkin.
5. Tempelkan kertas berdesain bunga kekartu ucapan.
7. Gunting kelebihan plastik laminating.
8. Dan kartu ucapan yang unik dan menarik siap untuk dipakai.
3.2 Manfaat Oshibana
Proses pembuatan oshibana memang sedikit sulit dan membutuhkan proses yang memakan waktu yang lama, namun setelah oshibana dibuat
ada banyak manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dibawah ini ada beberapa manfaat oshibana dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu :
1. Oshibana bermanfaat untuk mengabadikan keindahan flora dalam berbagai
bentuk seperti hiasan dinding, kartu ucapan, pembatas buku, dan lain
sebagainya yang keindahannya dapat dirasakan sepanjang masa.
2. Dapat dijadikan sebagai lahan bisnis yang menggiurkan dengan memproduksi beraneka ragam souvenir.
3. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. 4. Oshibana dapat melatih kreatifitas dan keterampilan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan memaparkan mengenai Oshibana, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Oshibana merupakan seni bunga press yang menghargai keindahan dan
keabadian dengan cara mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk yang lebih unik dan menarik sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
serta dapat dinikmati sepanjang masa.
2. Oshibana merupakan seni merangkai bunga kering dengan cara dipress yang memanfatkan lingkungan alam sekitar yaitu dengan menggunakan bunga,
daun, tangkai, bahkan buah sekalipun. Misalnya, bunga mawar, daun akasia, tangkai bunga soka, dan buah strawberry atau kiwi.
3. Cara pembuatan oshibana tidak terlalu sulit hanya membutuhkan kesabaran dan ketelitian karena proses pengerjaan dan pengaplikasiannya yang cukup memakan waktu.
4. Oshibana mempunyai perbedaan dengan ikebana yaitu oshibana adalah seni merangakai bunga kering dengan cara dipress sedangkan, ikebana adalah seni
merangkai bunga segar.
5. Oshibana mempunyai banyak fungsi seperti, dapat mengabadikan keindahan
mendukung eco-green dan save our earth atau peduli pada lingkungan
sekitar.
4.2 Saran
Oshibana adalah kerajinan yang dapat melatih kreatifitas dan keterampilan, maka pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya
melatih kreatifitas dan keterampilan oshibana juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadikan oshibana sebagai lahan bisnis yang menjanjikan.
Oleh karena itu bagi pembaca khususnya, mahasiswa program studi Bahasa Jepang. oshibana dapat dimanfaatkan sedemikian rupa, sebab oshibana bukan hanya sekedar tempat melatih keterampilan namun, pembaca dapat menuangkan
imajinasi yang tinggi serta ikut serta dalam kepedulian terhadap lingkungan melalui pemanfaatan alam sekitar menjadi suatu produk yang bernilai tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Aderina, Sri. 2012 . Oshibana Seni Bunga Press Dari Jepang. Jakarta :
Demedia Pustaka.
LAMPIRAN
Gambar 1. Oshibana cover buku dan agenda
Gambar 3. Oshibana pembatas buku
Gambar 5. Oshibana Pada Alas Piring dan Gelas
Gambar 7. Oshibana dalam bentuk hiasan dinding
OSHIBANA
Bunga bagi orang-orang Jepang sangat bermakna dan memiliki fungsi tersendiri. Dulu orang-orang Jepang mempunyai tradisi mempersembahkan bunga
di kuil Buddha. Bagi orang-orang Jepang bunga adalah sesuatu yang indah dan harus dilindungi. Selain itu orang jepang menganggap bahwa bunga memiliki keanehan dan misteri. Oleh karena itu, Sangat banyak manfaat bunga bagi
orang-orang Jepang. Sehingga keinginan orang-orang-orang-orang Jepang untuk mengabadikan bunga setiap saat sangat tinggi. Dan pada akhirnya muncul seni merangkai bunga
dengan cara dipress atau biasa disebut dengan oshibana.
Oshibana merupakan seni bunga press yang menghargai keindahan bunga. Seni ini memanfaatkan lingkungan alam sekitar seperti bunga, daun, buah, dan
lain-lain. Oshibana sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. seni bunga press ini muncul berawal dari keinginan masyarakat Jepang yang sangat menyukai bunga
sakura. Karena tidak bisa setiap saat melihat bunga sakura maka orang-orang Jepang berusaha untuk mengabadikannya. Orang-orang Jepang pada musim semi bersama teman maupun keluarga pergi ke taman-taman, menggelar tikar dibawah
pohon sakura dan membawa bekal untuk menikmati bunga sakura. Kegiatan menikmati bunga ini biasa disebut dengan hanami.
Sebelum oshibana dikenal oleh masyarakat Jepang, orang-orang Jepang
mengerjakan yang cukup banyak. Kita dapat menikmati Ikebana jika musim
bukan musim semi. Orang-orang Jepang berusaha mengabadikan bunga sakura dengan menggunakan teknik press. Teknik ini diyakini orang-orang Jepang tidak
akan merubah warna bunga atau daun dalam jangka waktu yang lama. Setelah bunga-bunga tersebut dipress, orang-orang Jepang akan menyimpannya lalu mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk menarik dan unik. Contohnya,
pembatas buku, gantungan kunci, lukisan, dan lain-lain.
Oshibana masa kini telah menyebar luas keseluruh dunia. Bentuk-bentuk oshibana yang menarik dan unik mampu memikat siapa saja untuk mengenal
lebih jauh seni ini. Maka, tidak heran sangat banyak masyarakat Jepang berminat terhadap oshibana ini, terutama para wanita. Kursus-kursus oshibana juga sudah
mulai bermunculan dimana-mana dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki flora yang beraneka ragam.
Di Indonesia, seni merangkai bunga dengan cara dipress ini belum banyak diketahui dan diminati. Namun, Seiring dengan berjalannya waktu sebagian
oshibana, memerlukan ketelitian dan kesabaran dalam mengerjakannya.
Dalam proses pengerjaannya oshibana bisa memakan waktu 10 hari. Dalam memilih jenis-jenis bunga atau daun yang akan dipress juga memiliki caranya
tersendiri. Seperti, daun harus dipetik disiang atau sore hari. kemudian, memilih bunga atau daun yang memiliki kandungan air yang sedikit, serta menyimpan bunga dan daun yang telah kering kedalam wadah yang tertutup. Alat-alat yang
digunakan juga cukup banyak. Misalnya, gunting, lem, kertas minyak, dan lain-lain. Setelah bunga selesai dipress atau dikeringkan juga masih ada tahap
selanjutnya, yaitu tahap mengaplikasikan oshibana kebentuk-bentuk yang lebih menarik..
Pembuatan oshibana ini memang cukup sulit dan memakan waktu yang lama. Namun, oshibana sangat banyak manfaatnya yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Oshibana dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk yang menarik, kemudian oshibana dapat dijadikan lahan bisnis yang menggiurkan. Selain itu, oshibana dapat menciptakan lapangan pekerjaan, serta dapat melatih