• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNILA DALAM MENGEMBANGKAN PERANGKAT PENILAIAN BIOLOGI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNILA DALAM MENGEMBANGKAN PERANGKAT PENILAIAN BIOLOGI SMA"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRAK

KAJIAN KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI

FKIP UNILA DALAM MENGEMBANGKAN PERANGKAT

PENILAIAN BIOLOGI SMA

Oleh

ANDRIES HIDAYAD

Kemampuan mahasiswa dalam melakukan penilaian terhadap siswa masih kurang objektif. Kurang objektifnya mahasiswa dalam melakukan evaluasi terhadap siswa disebabkan mahasiswa kurang mengetahui isi dari standar penilaian yang harus dipenuhi, selain itu juga alat evaluasi yang digunakan mahasiswa tidak sesuai dengan karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Untuk mengatasi hal tersebut maka diadakan penelitian tentang kemampuan mahasiswa dalam

mengembangkan perangkat penilaian biologi SMA.

(2)

iii

Rendahnya kemampuan mahasiswa di dalam merencanakan penilaian di sebabkan beberapa faktor yaitu : mahasiswa belum dapat menyesuaikan jenis penilaian dengan kompetensi yang diukur, mahasiswa belum dapat menyesuaikan bentuk penilaian dengan kompetensi yang diukur, mahasiswa belum dapat menyesuaikan butir soal yang dikembangkan dengan kaidah pengembangan butir soal, dan butir soal yang dikembangkan belum mengukur semua kompetensi dan materi.

(3)
(4)

KAJIAN KEMAMPUAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI

FKIP UNILA DALAM MENGEMBANGKAN PERANGKAT

PENILAIAN BIOLOGI SMA

(Skripsi)

Oleh

ANDRIES HIDAYAD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xvi

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka pikir ... 7

2. Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik ... 26

3. Contoh soal uraian mahasiswa yang tidak sesuai dengan aspek ... 49

4. Contoh soal isian singkat mahasiswa yang tidak sesuai dengan aspek ... 50

5. Contoh soal pilihan jamak mahasiswa yang tidak sesuai dengan aspek . ... 51

6. Contoh kompetensi dasar yang tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran dan indikator ... 58

7. Contoh indikator yang tidak memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KD ... 58

8. Contoh indikator yang tidak memenuhi tingkat kompetensi ... 59

9. Contoh Indikator minimal kompetensi dasar yang tidak dikembangkan melebihi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa ... 60

10.Contoh cakupan indikator yang tidak mencakup tingkat kompetensi dan materi pembelajaran ... 60

11.Contoh prosedur penilaian yang tidak sesuai dengan indikator pencapaian . ... 61

12.Contoh silabus yang tidak menggunakan bentuk dan jenis penilaian yang beragam ... 61

13.Contoh penilaian yang tidak sesuai dengan materi pembelajaran ... 61

14.Silabus yang berisikan standar kompetensi ... 64

15.RPP mahasiswa yang tidak mengutip Standar kompetensi pada silabus yang telah dibuat ... 65

16.Contoh silabus mahasiswa yang berisikan kompetensi dasar ... 65

(6)

xvi

19.RPP mahasiswa yang tidak mengutip indikator pencapaian dari silabus

yang telah dibuat ... 66 20.Contoh tujuan yang tidak memenuhi tuntutan kompetensi yang

tertuang dalam KD ... 66 21.Contoh tujuan dalam RPP yang tidak memenuhi tingkat kompetensi ... 67 22.Contoh Tujuan yang belum dikembangkan melebihi minimal potensi

dan kebutuhan siswa ... 67 23.Contoh tujuan belum mencakup dua aspek yaitu tingkat kompetensi

dasar dan materi pembelajaran ... 68 24.Contoh penilaian yang tidak dikembangkan ... 68 25.Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar tidak

(7)

xii

D. Langkah-Langkah Mengembangkan Tes ... 27

(8)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN 1. Pedoman penilaian silabus sesuai standar nasional pendidikan penilaian mahasiswa calon guru biologi dalam pembuatan silabus ... 75

2. Pedoman penilaian RPP sesuai standar nasional pendidikan penilaian mahasiswa calon guru biologi dalam pembuatan RPP ... 76

3. Penilaian produk soal ... 77

4. Angket tentang kemampuan mahasiswa dalam melakukan asesmen/ penilaian ... 83

5. Pedoman wawancara ... 85

6. Contoh silabus sesuai standar nasional pendidikan ... 88

7. Contoh RPP sesuai standar nasional pendidikan ... 90

8. Data analisis penilaian silabus ... 98

9. Data analisis penilaian RPP ... 99

10.Data aspek penilaian produk soal bentuk uraian .... ... . 100

11.Data aspek penilaian produk soal bentuk isian singkat ... 101

12.Data aspek penilaian produk soal bentuk pilihan jamak ... 102

13.Data rata-rata kemampuan melakukan penilaian ... 103

14.Data analisis angket ... 104

(9)

xiv

Tabel Halaman 1. Jenis data penelitian ... 35 2. Kriteria tingkat kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam

mengembankan penilaian biologi SMA ... 37 3. Hasil Penilaian kemampuan mahasiswa dalam membuat dan

mengembangkan silabus (n=19) ... 39 4. Hasil penilaian kemampuan mahasiswa dalam membuat RPP (n=19) ... 40 5. Kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian ... 42 6. Kriteria kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian

dengan tipe soal uraian ... 42 7. Kriteria kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian

dengan tipe soal isian singkat ... 43 8. Kriteria kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian

dengan tipe soal pilihan jamak ... 43 9. Persentase frekuensi indikator kemampuan mahasiswa biologi FKIP

Unila dalam melakukan penilaian ... 44 10.Persentase data hasil wawancara tantang kemampuan mahasiswa

biologi FKIP Unila dalam mengembangkan asesmen ... 45 11.Kriteria penilaian kompetensi dasar, indikator pencapaian dan penilaian

dalam silabus ... 75 12.Kriteria penilaian kompetensi dasar, indikator pencapaian dan penilaian

dalam RPP ... 76 13.Penilaian produk soal evaluasi pada aspek materi dengan tipe soal

uraian ... 77 14.Penilaian produk soal evaluasi pada aspek kontruksi dengan tipe soal

uraian ... 77 15.Penilaian produk soal evaluasi pada aspek bahasa dengan tipe soal

(10)

xv

17.Penilaian produk soal evaluasi pada aspek materi dengan tipe soal

isian singkat ... 79

18.Penilaian produk soal evaluasi pada aspek kontruksi dengan tipe soal isian singkat ... 79

19.Penilaian produk soal evaluasi pada aspek bahasa dengan tipe soal isian singkat ... 80

20.Rekapitulasi skor penilaian produk soal evaluasi tipe isian singkat ... 80

21.Penilaian produk soal evaluasi pada aspek materi dengan tipe soal pilihan jamak ... 81

22.Penilaian soal evaluasi pada aspek kontruksi dengan tipe soal pilihan jamak ... 81

23.Penilaian produk soal evaluasi pada aspek bahasa dengan tipe soal pilihan jamak ... 82

24.Rekapitulasi skor penilaian produk soal evaluasi tipe pilihan jamak ... 82

25.Analisis penilaian silabus ... 98

26.Analisis penilaian RPP ... 99

27.Aspek penilaian produk soal bentuk uraian . ... 100

28.Aspek penilaian produk soal bentuk isian singkat ... 101

29.Aspek penilaian produk soal bentuk pilihan jamak ... 102

30.Aspek Penilaian Perangkat Penilaian ... 103

31.Data analisis angket ... 104

(11)
(12)
(13)

vii

MOTO

Orang yang berilmu itu bukanlah orang yang banyak ilmu

agamanya. Tetapi orang yang berilmu itu adalah orang yang

mengamalkan ilmunya dan dengan ilmunya itu ia menjauhi

apa-apa yang tidak disukai Allah Azza wa Jal

la”

(Ali bin Abi Thalib r.a)

“Sebaik

-baik manusia adalah orang yang dapat memberikan

kebaikan kepada orang lain”.

(Hadits Nabi Muhammad SAW).

“Hidupku adalah karunia terbesar di antara segala karunia. Aku

memanfaatkan karunia itu untuk memberikan sumbangan

kepada planet yang telah memberi aku kehidupan”.

(14)
(15)

viii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim,

Puji syukur kupanjatkan pada Allah SWT,

kupersembahkan karya ini untuk:

Yang tercinta Bapak (Suyadi) dan Ibuku (Zaidah) , yang telah mendidik

dan membesarkanku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan

limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku ketika aku terjatuh dalam

keputusasaan, mendukung segala langkahku menuju kesuksesan dan

kebahagian. Karena semua itu ku dapat melalui segala rintangan yang

ada. Orangtuaku merupakan motivasi terbesar dalam kehidupaan.

Kakak satu-satunya Febru Hidayad yang selalu memberikan bantuanya

ketika aku dalam kesulitan, memotivasiku dan memberi semangat.

Istriku tercinta Dia Restiana yang selalu memotivasi, memberikan

semangat dan menjadi teman dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bapak dan Ibu Dosen yang dengan dedikasi tinggi telah mendidik, dan

(16)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 1 desember 1987, merupakan anak kedua dari pasangan bapak Suyadi dan ibu Zaidah

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak (TK) Darma Wanita Unila diselesaikan pada tahun 1994, Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Rajabasa diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negri (SLTPN) 22 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

(17)

x

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Kajian Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Fkip Unila Dalam Mengembangkan Perangkat Penilaian Biologi

SMA”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para

Pembantu Dekan yang telah memberi izin penelitian.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung dan Pembimbing Akademik.

3. Pramudiyanti, S.Si. M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing akademik dan pembimbing 1

atas bimbingan, motivasi, dan kasih sayangnya.

5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, dan masukannya kepada penulis.

(18)

xi

8. Ayahku Suyadi dan Ibuku Zaidah yang selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat.

9. Istriku tercinta Dia Restiana, S.Pd., yang memberikan motivasi terbesar dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Kakakku tercinta Febru Hidayad, S.Pd., atas bantuan, kesabaran dan motivasi selama penulis menyelesaikan kuliah.

11.Rekan-rekan seperjuanganku : Ahmad Fitrah, S.Pd., Fatoni Latief, S.Pd., Median Agus, S.Pd. M.Pd., Rifyal Taher, S.Pd., Sobri Nuryadin, S.Pd., Supriyadi, S.Pd., terima kasih atas kegembiraan dan doanya, semoga hubungan silahturahmi ini takkan pernah usai.

12.Rekan-rekanku di pendidikan Biologi, terima kasih atas doa dan bantuannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin. Bandar Lampung, Desember 2013

Penulis

(19)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keistimewaan KTSP adalah bahwa pemerintah memberikan kesempatan kepada daerah dan sekolah, khususnya kepada guru dan kepala sekolah untuk melakukan improvisasi terhadap kurikulum yang akan diterapkannya. Dalam hal ini para guru dan kepala sekolah diberi kebebasan dan keleluasaan untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD) dalam bentuk indikator dan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah dan daerah masing-masing, bahkan menyusun sendiri kurikulum yang sesuai dengan sekolah dan daerahnya (Mulyasa, 2009:65).

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006:5). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BSNP, 2006:5). Di dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan

(20)

Penilaian oleh pendidik bertujuan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditargetkan. Selain itu, penilaian berfungsi untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik untuk menentukan pencapaian kompetensi peserta didik dan dasar penyelenggaraan program remedi. Penilaian juga dapat berfungsi untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi dan karakteristiknya. Selain itu, penilaian juga dapat digunakan untuk mengetahui penguasaan kemampuan prasyarat untuk suatu kegiatan pembelajaran (BNSP, 2006:39).

Penilaian yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar

seharusnya dapat dijadikan gambaran dari potensi yang dimiliki siswa yang sebenarnya, sehingga guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar (Dharma, 2008:15). Penilaian merupakan bagian penting dalam pembelajaran, karena melalui penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran serta ketepatan metode mengajar (Dharma, 2008:15). Selain itu, guru harus mampu

melakukan penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian yang mengacu pada Standar Penilaian sebagaimana telah ditetapkan oleh Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2007 ( Depdiknas, 2007 : 10).

(21)

prinsip-prinsip penilaian yang Sahih, Objektif, Adil, Terpadu, Terbuka, Menyeluruh dan berkesinambungan, Sistematis, Beracuan Kriteria dan Akuntabel. Prosedur penilaian yang tepat, teknik dan instrumen penilaian, serta mekanisme dan laporan hasil penilaian.

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran biologi di sekolah memerlukan suatu bentuk penilaian yang dapat menilai seluruh kompetensi siswa dalam bekerja ilmiah baik pada aspek knowledge, skills, maupun affective. Sehingga dalam persiapannya diperlukan suatu perangkat penilaian yang mampu mengukur kompetensi siwa.

Mengingat begitu pentingnya sebuah penilaian, maka mahasiswa biologi FKIP Universitas Lampung perlu dibekali tentang pengetahuan cara melakukan penilaian yang baik dan benar, agar ketika menjadi guru telah mampu

melakukan penilaian. Beranjak dari pandangan tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan mahasiswa biologi di dalam

merencanakan dan menyusun perangkat penilaian.

B. Rumusan Masalah

(22)

1. Bagaimanakah kesesuaian jenis penilaian yang dipilih dengan kompetensi diukur?.

2. Bagaimanakah kesesuaian bentuk penilaian yang dipilih dengan kompetensi yang diukur?.

3. Bagaimanakah kesesuaian butir soal yang dikembangkan dengan kaidah pengembangan butir soal?.

4. Apakah butir soal yang dikembangkan telah mengukur semua kompetensi dan materi?.

C. Tujuan Penelitian

Perangkatpenilaian mutlak harus dibuat dan dikembangkan oleh tenaga pendidik termasuk mahasiswa calon guru biologi yang mengajar ketika PPL. Sehingga tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui kesesuaian jenis penilaian yang dipilih dengan kompetensi yang diukur.

2. Untuk mengetahui kesesuaian bentuk penilaian yang dipilih dengan kompetensi yang diukur.

3. Untuk mengetahui kesesuaian butir soal yang dikembangkan dengan kaidah pengembangan butir soal.

4. Untuk mengetahui ketepatan butir soal yang dikembangkan dalam mengukur semua kompetensi dan materi.

D. Manfaat Penelitian

(23)

1. Menjadi acuan pengembangan perangkat penilaian yang benar bagi mahasiswa biologi dan guru, karena telah disesuaikan dengan Standar Penilaian.

2. Upaya dalam meningkatkan kualitas pengembangan perangkat penilaian Biologi SMA.

3. Memberikan informasi yang benar tentang kesesuaian butir soal yang dikembangkan dengan kaidah pengembangan butir soal.

4. Memberikan hasil penilaian terhadap hasil penyusunan perangkat penilaian yang telah ada sebagai bahan refleksi untuk penyusunan selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari perbedaan persepsi, maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perangkat penilaian yang dianalisis adalah perangkat penilaian yang dibuat mahasiswa Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti PPL tahun 2010-2011 dan PPL pada KKN tematik tahun 2010-2011-2012 di SMA.

2. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam mengembangkan perangkat penilaian Biologi SMA

berdasarkan Standar penilaian.

(24)

4. Objek penelitian berupa perangkat penilaian yang dikembangkan oleh mahasiswa biologi FKIP Unila yang telah melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) pada semester ganjil tahun 2010-2011 dan PPL pada KKN tematik tahun 2011-2012.

5. Kemampuan penilaian ditentukan dengan kategori tinggi, sedang, rendah, dan kurang.

F. Kerangka Pikir

Dalam proses pendidikan ditingkat sekolah, faktor guru memegang peran penting dalam menciptakan pembelajaran yang bermutu dan bermakna.

Terdapat tiga tugas utama guru dalam proses pembelajaran, yaitu (1) membuat persiapan pembelajaran, (2) melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan (3) melakukan penilaian pembelajaran dan memanfaatkan umpan balik. Ketiga tahapan tersebut merupakan satu kesatuan, saling tergantung, saling

berpengaruh, dan memiliki tingkat kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(25)

mutu pendidikan sangat tergantung pada mutu kedua kompetensi itu. Oleh karena itu setiap guru dengan dukungan pihak-pihak yang terkait harus selalu mengembangkan kompetensi diri bukan hanya kompetensi dalam “cara

mengajar” tetapi juga penilaian.

Di Indonesia setiap guru secara bertahap dituntut untuk memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sebagai salah satu ciri guru yang

professional. Guru yang berkualitas ditentukan oleh banyak faktor,

diantaranya: individu guru, pendidikan preservice, pengalaman mengajar, dan pengembangan profesi. Pengambangan profesi bagi guru wajib terus

dilakukan sejalan dengan perkembangan bidang profesinya. Pengembangan profesi guru harus berlangsung secara berkelanjutan dan sepanjang hayat, paling tidak sejak mahasiswa hingga akhir karir profesinya.

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kompetensi Guru

Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas, yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kompetensi- kompetensi tertentu seperti;

kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan (Hazkew dan Lendon dalam Uno, 2007 : 15).

Menurut Cowell (1988: 95-99), kompetensi merupakan suatu

keterampilan/kemahiran yang bersifat aktif. Kompetensi dikategorikan mulai dari tingkat sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau pengalaman belajar, yang lazimnya terdiri dari: (1) penguasan minimal kompetensi dasar, (2) praktik kompetensi dasar, dan (3) penambahan penyempurnaan atau pengembangan terhadap kompetensi atau

keterampilan. Ketiga proses tersebut dapat terus berlanjut selama masih ada kesempatan untuk melakukan penyempurnaan atau pengembangan

(27)

Mengenai kompetensi yang harus dimiliki guru termaktub pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ( Depdiknas, 2005 : 21), Pasal 28 dinyatakan :

”Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai

agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan

yang berlaku”.

Kompetensi guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sebagai berikut :

1. Pedagogik yaitu pemahaman peserta didik, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, pengembangan peserta didik yang meliputi : (1) aspek potensi peserta didik; (2) teori belajar dan pembelajaran, strategi, kompetensi dan isi, dan merancang pembelajaran; (3) menata latar dan melaksanakan; (4) penilaian proses dan hasil; dan (5)

pengembangan akademik dan non akademik. Kompetensi pedagogik seorang guru ditandai dengan kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan.

(28)

3. Profesional yaitu menguasai keilmuan bidang studi dan langkah kajian kritis pendalaman isi bidang studi yang meliputi : (1) paham materi, struktur, konsep, metode keilmuan yang menaungi, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan (2) metode pengembangan ilmu, telaah kritis, kreatif dan inovatif terhadap bidang studi.

4. Sosial yaitu komunikasi dan bergaul dengan peserta didik, kolega, dan masyarakat menarik, empati, kolaboratif, suka menolong, menjadi panutan, komunikatif, kooperatif (Nurzaman, 2007:18).

B. Penilaian

1. Pengertian Penilaian

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan terdiri atas:

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

(29)

penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara

berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Selanjutnya, ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.

Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu. Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua (Depdiknas, 2005 :46)

2. Tujuan Penilaian

Tujuan umum dari penilaian hasil belajar yaitu; untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, memperbaiki proses

(30)

siswa. Sedangkan tujuan khususnya yaitu; untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, penentuan kenaikan kelas, memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri serta merangsang untuk melakukan usaha perbaikan. Adapun fungsi penilaian hasil belajar yaitu; sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan evaluasi diri terhadap kinerja siswa (Depdiknas, 2007 : 9).

3. Fungsi Penilaian

Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan dan fungsi penilaian ada beberapa hal (Arikunto, 2008:10) :

a. Penilaian berfungsi selektif

(31)

b. Penilaian berfungsi diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, muka dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan mudah dicari cara untuk mengatasi.

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan

Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana serang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh

(32)

4. Prinsip Penilaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain: (1) penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi; (2) penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran; (3) penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan; (4) hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian

kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan; (5) penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2008:5).

Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Sahih (valid),yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. Objektif,yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender.

(33)

e. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang

berkepentingan.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

g. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku. h. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada

ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

i. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya (Depdiknas, 2008:5).

5. Cakupan Penilaian

(34)

standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, afektif, dan psikomotor (Poerwanti, 2008:22).

Seperti diuraikan di atas, umumnya tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor. Bloom dan kawan-kawan mengelompokkan kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama yaitu ranah kognitif dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu ranah afektif dan ranah psikomotor. Setiap ranah diklasifikasikan secara berjenjang mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks (Suyono, 167:2011).

a. Ranah Kognitif

Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang tempat utama, terutama dalam tujuan pengajaran di SMA. Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang (Poerwanti, 2008:23), yaitu aspek pengetahuan pemahanan, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

1) Pengetahuan (knowledge)

(35)

mengidentifikasikan, mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan, menyatakan dan mereproduksi. 2) Pemahaman (comprehension)

Kemampuan ini menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni; (a) menterjemahkan, (b) menginterpretasikan, dan (c) mengekstrapolasi. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: memperhitungkan, memperkirakan, menduga,

menyimpulkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan.

3) Penerapan (aplication)

Adalah jenjang kognitif yang menuntut kesanggupan

menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan,

memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, dan menggunakan.

4) Analisis (analysis)

(36)

analisis diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu; (a) analisis unsur, (b) analisis hubungan, (c) analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata-kata operasional yang umumnya digunakan antara lain: memperinci, mengilustrasikan,

menyimpulkan, menghubungkan, memilih, dan memisahkan. 5) Sintesis (synthesis)

Jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau

mekanisme. Kata operasional yang digunakan terdiri dari: mengkatagorikan, memodifikasikan, merekonstruksikan, mengorganisasikan, menyusun, membuat design, menciptakan, menuliskan, dan menceritakan.

6) Evaluasi (evaluation)

Adalah jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria, standar atau ukuran untuk

(37)

b. Ranah Afektif

Secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif yaitu:

1) Menerima (Receiving)

Diharapkan siswa peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menanyakan, memilih, mendeskripsikan, memberikan, mengikuti, menyebutkan. 2) Menjawab (Responding)

Siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan siswa untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa

ditugaskan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menjawab, membantu, melakukan, membaca, melaporkan, mendiskusikan, dan menceritakan.

3) Menilai (valuing)

(38)

menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih, dan mengikuti.

4) Organisasi (organization)

Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, dan memodifikasikan (Poerwanti, 2008:24).

c. Ranah Psikomotor

Berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kata operasional untuk aspek psikomotor harus menunjuk pada aktualisasi kata-kata yang dapat diamati, yang meliputi:

1) Muscular or motor skill

mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat menggerakkan, dan menampilkan.

2) Manipulations of materials or objects

mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk.

(39)

Mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan

menggunakan (Poerwanti, 2008:5).

6. Teknik dan Instrumen Penilaian

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.

c. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung atau di luar kegiatan pembelajaran.

d. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah atau proyek.

e. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan ;

1) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai. 2) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan

bentuk instrumen yang digunakan, dan

(40)

f. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.

g. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah, dan antar tahun (Depdiknas, 2007 : 9).

C. Prosedur dan Mekanisme Penilaian

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian (Depdiknas, 2007:2).

1. Prosedur Penilaian

a. Penilaian hasil belajar dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

(41)

c. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

d. Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

e. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.

f. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar.

g. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.

h. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait.

(42)

2. Mekanisme Penilaian

a. Menyusun Rencana Penilaian atau Evaluasi Hasil Belajar

Dalam merencanakan penilaian atau evaluasi hasil belajar. Ada 6 hal yang perlu dilakukan yaitu:

1) Merumuskan tujuan dilakukannya penilaian atau evaluasi, termasuk merumuskan tujuan terpenting dari diadakannya penilaian.

2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif, atau psikomotor.

3) Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan. 4) Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai

proses dan hasil belajar para peserta didik. 5) Menentukan metode penskoran jawaban siswa.

6) Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan penilaian atau evaluasi (kapan, berapa kali, dan berapa lama).

7) Mereview tugas-tugas penilaian setelah anda menyusun tugas penilaian (Poerwanti, 2008:3).

b. Menghimpun Data

(43)

peserta didik, para guru harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik harus tenang dan nyaman. Selama proses penilaian berlangsung, guru juga harus memonitor jalannya penilaian dan membantu agar semuanya berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

c. Melakukan Verifikasi Data

Verifikasi data perlu dilakukan agar kita dapat memisahkan data

yang “baik” (yakni data yang akan memperjelas gambaran

mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi) dari data yang

“kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran

mengenai peserta didik).

d. Mengolah dan Menganalisis Data

Tujuan dari langkah ini adalah memberikan makna terhadap data yang telah dihimpun. Agar data yang terhimpun tersebut bisa dimaknai, kita biasa menggunakan teknik statistik dan/atau teknik non statistik, berdasarkan pada mempertimbangkan jenis data.

e. Melakukan Penafsiran atau Interpretasi dan Menarik Kesimpulan Kegiatan ini pada dasarnya merupakan proses verbalisasi terhadap makna yang terkandung pada data yang telah diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan sejumlah kesimpulan.

(44)

f. Menyimpan Instrumen Penilaian dan Hasil Penilaian.

Dengan disimpannya instrumen dan ringkasan dan jawaban siswa, termasuk berbagai catatan tentang upaya memperbaiki instrumen, sewaktu-waktu anda membutuhkan untuk memperbaiki instrumen tes pada tahun berikutnya maka tidak akan membutuhkan waktu yang lama. Tentu saja, perubahan disana-sini perlu dilakukan karena isi dan struktur unit pelajaran yang dipelajari siswa juga telah berubah.

g. Menindak lanjuti Hasil Evaluasi

Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan disimpulkan maka anda sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan sebagai tindak lanjut konkret dari kegiatan penilaian. Dengan demikian, seluruh kegiatan

penilaian yang telah dilakukan akan membawa banyak manfaat karena terjadi berbagai perubahan dan atau perbaikan (Poerwanti 2008: 3-6).

Gambar 2. Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik

(45)

D. Langkah-Langkah Mengembangkan Tes

1. Perencanaan Tes

Dalam langkah perencanaan tes ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai pendidik yaitu :

a. Menentukan cakupan materi yang akan diukur

Penetapan ini penting mengingat bahwa kemampuan belajar merupakan proses yang kompleks dan menyangkut pemahaman yang bersifat abstrak, sehingga harus jelas pada bagian mana cakupan materi yang akan diukur dan dikembangkan dalam soal tes, langkah ini biasanya dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal yaitu daftar spesifikas. Ada tiga langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem penilaian berbasis kompetensi dasar, yaitu; (1) Menulis kompetensi dasar, (2) Menulis materi pokok, (3) Menentukan indikator, dan (4) Menentukan jumlah soal.

b. Bentuk tes

(46)

c. Menetapkan panjang tes

Langkah menetapkan panjang tes, meliputi berapa waktu yang tersedia untuk melakukan tes, hal ini terkait erat dengan penetapan jumlah item-item tes yang akan dikembangkan. Apabila oleh pendidik ada materi yang dinilai lebih penting dan mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi, guru bisa memberikan

pembobotan yang berbeda dari setiap soal yang disusun. Ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal, yaitu bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, keandalan yang diinginkan, dan waktu yang tersedia (Poerwanti, 2008:16).

2. Menulis Butir Pertanyaan

Setelah selesai mencermati dan menjabarkan setiap indikator menjadi diskriptor-diskriptor, dan telah ditetapkan ukurannya, maka pendidik mulai dapat mengembangkan atau menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Ada 4 kegiatan pokok dalam menulis butir soal yaitu:

a. Menulis draft soal

(47)

alternatif jawaban. Dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa hal yaitu, (1) apakah pertanyaan mudah dimengerti?, (2) apakah sudah sesuai dengan indikator?, (3) apakah tata letak keseluruhan baik?, (4) apakah perlu pembobotan?, (5) apakah kunci jawaban sudah benar?.

b. Memantapkan validitas isi

Isi pada dasarnya merupakan koefisien yang menunjukkan kesesuaian antara draft tes yang telah disusun dengan isi dari konsep dan kisi-kisi yang telah disusun, apakah semua materi telah terjabar dalam item, dan apakah soal yang disusun telah pula sesuai ranah atau kawasan yang akan diukur. Langkah ini dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya diskusi dengan sesama pendidik ataupun dengan cara mencermati kembali substansi dari konsep yang akan diukur.

c. Melakukan uji coba (try out)

Try out dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan diantaranya adalah untuk; (1) analisis item, (2) bagaimana rencana pelaksanaan, (3) memperkirakan penggunaan waktu pengerjaan, (4) kejelasan format tes, (5) kejelasan petunjuk pengisian, dan (6) pemahaman bahasa yang digunakan dan sebagainya.

d. Revisi soal

(48)
(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu danTempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di FKIP Unila Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2010-2011 dan PPL pada KKN tematik tahun 2011-2012 di SMA. 2. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Sampling Jenuh karena seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Sampel yaitu seluruh mahasiswa biologi yang mengikuti PPL tahun 2010-2011 dan PPL pada KKN tematik tahun 2010-2011-2012 di SMA.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif sederhana, karena penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang ditujukan untuk mengambil informasi langsung yang ada di lapangan tentang

(50)

perangkat penilaian berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. Kemudian memberikan deskripsi kenyataan tersebut secara tersendiri tanpa dikaitkan atau dihubungkan dengan kenyataan yang lain.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Mendata mahasiswa biologi FKIP Unila yang mengikuti program pengalaman lapangan pada jenjang SMA tahun 2010-2011 dan 2011-2012.

b. Menetapkan sampel penelitian, yaitu mahasiswa pendidikan Biologi FKIP Unila yang telah mengikuti program pengalaman lapangan (PPL) pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011 dan 2011-2012. Sampel yang dipilih adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti PPL pada jenjang SMA dan diambil seluruhnya dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Dalam penelitian ini, sampel tidak diteliti secara langsung, melalui laporan hasil Program Pengalaman Lapangan (PPL).

c. Menentukan dan menyusun instrument perangkat pembelajaran penilaian yang digunakan dalam penelitian, meliputi :

a) Instrumen penilaian Silabus b) Instrumen penilaian RPP

(51)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengedarkan angket kepada mahasiswa yang telah mengikuti PPL pada semester ganjil tahun 2010-2011 dan 2011-2012. Angket berisikan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk menelusur karya pembuatan instrumen penilaian yang telah dibuat mahasiswa selama PPL serta untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian. Kemudian angket diperiksa jawabanya untuk mengetahui hasilnya.

b. Melakukan wawancara kepada mahasiswa untuk mengetahui pemahaman dalam melakukan penilaian selama PPL.

c. Mengumpulkan perangkat penilaian yang telah disusun oleh mahasiswa pendidikan biologi FKIP Unila yang telah mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data perangkat

pembelajaran penilaian diperoleh dari sekretariat PPL FKIP Unila. d. Memberikan penilaian terhadap perangkat penilaian yang telah

disusun oleh mahasiswa pendidikan biologi FKIP Unila yang telah mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan KKN tematik pada jenjang SMA menggunakan pedoman dokumentasi.

(52)

E. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yakni skor terhadap perangkat pembelajaran yang terdapat dalam laporan PPL mahasiswa pendidikan biologi FKIP Unila yang telah mengikuti program pengalaman lapangan (PPL) pada periode semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011 dan 2011-2012 menggunakan pedoman

dokumentasi. Sedangkan data kualitatifnya berupa gambaran tentang kemampuan mahasiswa dalam melakukan penilaian yang diperoleh dari hasil wawancara.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dengan menggunakan angket, wawancara, dan teknik dokumentasi.

a. Angket

Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup dengan jawaban “Ya” atau “Tidak” . Angket yang digunakan berisi 19 pertanyaan yang masing-masing pertanyaan saling berkaitan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat dan melakukan penilaian.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti terhadap mahasiswa biologi yang telah melaksanakan PPL di SMA yang bertujuan untuk mengetahui

(53)

Dalam wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawancara berisi pertanyaan untuk mengetahuikemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam mengembangkan perangkat penilaian.

c. Panduan (Pedoman) Penilain

Panduan penilaian dokumen berupa serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk menilai perangkat silabus/RPP standar dari perangkat penilaian yang telah dikembangkan, diisi dengan

memberikan tanda ceklis (√) atau (-) pada setiap item kriteria yang bermakna diberikan skor 1 atau 0. Dengan demikian teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Data-data yang ada adalah data kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif kemudian dideskripsikan dengan mempersentasikan.

Tabel 1. Jenis data penelitian

No. Jenis Data Sumber Data

1. Kuantitatif Silabus, Rencana Pelaksanaan

(54)

1. Analisis data dari angket

Angket berisi 19 pertanyaan, diberikan skor 1 untuk jawaban “ya” atau

“tidak”. Data kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam

melakukan penilaian dikumpulkan melalui penyebaran angket. Adapun langkah-langkah analisis data angket adalah sebagai berikut :

a. Mengkuantitatifkan jawaban item pertanyaan dengan memberikan skor untuk masing-masing jawaban.

b. Menghitung frekuensi untuk setiap kategori jawaban yang ada pada masing-masing faktor.

c. Menghitung skor yang diperoleh dalam bentuk persentase. Teknik ini sering disebut dengan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Adapun rumus untuk analisis deskriptif persentase adalah :

% = N

n ×100 Keterangan :

n = nilai yang diperoleh responden

N = nilai yang semestinya diperoleh responden

% = persentase kemampuan melakukan penilaian mahasiswa biologi FKIP Unila dalam melakukan penilaian selama PPL. d. Menganalisis data penelitian dengan menggunakan analisis persentase.

Hasil perhitungan dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan tabel kriteria tingkat kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam melakukan penilaian kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang

bersifat kualitatif.

(55)

Tabel 2. Kriteria tingkat kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam mengembangkan penilaian.

No Interval Kriteria

1 76% < % ≤ 100% Tinggi

2 51% < % ≤ 75% Sedang

3 25% < % ≤ 50% Rendah

Sumber : (Ali, 1992: 46)

e. Jawaban dari angket dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa biologi FKIP Unila dalam melakukan penilaian.

2. Analisis Butir Soal

Analisis butir soal diambil satu instrumen penilaian dari setiap mahasiswa yang terdapat didalam RPP. Data yang diperoleh dari studi dokumen berupa soal penilaian yang digunakan oleh mahasiswa selama PPL dianalisis dan disesuaikan dengan materi, konstruksi dan bahasa yang beracuan pada penilaian produk soal.

(56)

3. Analisis data wawancara

Wawancara ditujukan untuk memperdalam pernyataan yang telah dijawab pada lembar angket. Hasil wawancara kemudian dianalisis dan

(57)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam mengembangkan perangkat penilaian pada jenjang SMA selama

melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Data diperoleh dari laporan PPL ditambah dengan data angket serta wawancara langsung.

1. Kemampuan mahasiswa biologi dalam mengembangkan rencana penilaian di dalam Silabus.

Silabus biologi SMA yang telah terkumpul dari mahasiswa biologi yang telah melaksanakan PPL pada semester ganjil tahun 2010-2011 dan 2011-2012 berjumlah 19 silabus. Silabus tersebut dianalisis untuk mengetahui tingkat kemampuan dalam merencanakan penilaian.

Tabel 3. Penilaian kemampuan mahasiswa dalam merencanakan penilaian di dalam Silabus

No Interval Kategori Jumlah

Responden

Persentase kemampuan

1 76% < % ≤ 100% Tinggi 9 47,37%

2 51% < % ≤ 75% Sedang 2 10,53%

3 25% < % ≤ 50% Rendah 8 42,10%

Jumlah 19 100%

(58)

Sedangkan berdasarkan lampiran 8 tabel 25 analisis penilaian silabus diketahui kemampuan rata-rata mahasiswa dalam merencanakan penilaian adalah 59.65, data tersebut masuk dalam kategori sedang. Kemampuan mahasiswa yang sedang ini diperkuat dengan data angket dan hasil wawancara yang terdapat dalam tabel 9 dan 10. Dalam data angket mahasiswa diketahui bahwa mahasiswa tidak membuat sendiri rencana penilaian di dalam silabus.

2. Kemampuan mahasiswa biologi dalam mengembangkan rencana penilaian di dalam RPP

RPP biologi SMA yang telah terkumpul dari mahasiswa biologi yang telah melaksanakan PPL pada smester ganjil tahun 2010-2011 dan 2011-2012, dianalisis dengan mentabulasi dan menghitung presentase untuk

mengetahui tingkat kemampuan dalam merencanakan penilaian. Berdasarkan hasil analisis melalui pedoman penilaian diperoleh data kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam membuat RPP, data tersebut kemudian dipersentasekan. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan tabel kriteria tingkat kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam merencanakan penilaian di dalam RPP yang dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Penilaian kemampuan mahasiswa dalam merencanakan penilaian di dalam RPP

No Interval Kategori Jumlah

(59)

Penilain RPP tersebut diperoleh dari 19 mahasiswa yang melaksanakan PPL pada jenjang SMA dan terbagi dalam waktu PPL pada semester ganjil tahun 2010-2011 sebanyak 14 mahasiswa dan pada PPL (KKN tematik) semester ganjil tahun 2011-2012 sejumlah 5 mahasiswa. Berdasarkan hasil tabel 5 diatas diketahui bahwa kemampuan mahasiswa biologi dalam merencanakan penilaian di dalam RPP dominan berkategori rendah sebanyak 57,90%. Sedangkan rata-rata kemampuan mahasiswa biologi dalam merencanakan penilaian di dalam RPP sebesar 46,91 dapat dilihat pada tabel 26 lampiran 9. Kemampuan mahasiswa yang rendah tersebut ditunjang dari hasil wawancara dan angket yang menjelaskan rendahnya kemampuan mahasiswa tersebut.

3. Kemampuan mahasiswa biologi dalam melakukan penilaian (asesmen)

Penilaian biologi SMA yang telah terkumpul dari mahasiswa biologi yang telah melaksanakan PPL pada smester ganjil tahun 2010-2011 dan 2011-2012. Data kemudian dimasukkan ke dalam panduan dokumentasi untuk dianalisis dengan mentabulasi dan menghitung presentase untuk

mengetahui tingkat kemampuan dalam membuat penilaian. Berdasarkan hasil analisis melalui pedoman dokumentasi diperoleh data kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam perangkat penilaian. Hasil

(60)

Tabel 5. Kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian

No Interval Kategori Jumlah

Responden

Hasil yang diperoleh melalui pedoman dokumentasi penilaian, secara umum mahasiswa biologi FKIP Unila memiliki kemampuan yang rendah dalam membuat perangkat penilaian. Sedangkan kemampuan rata-rata dalam membuat perangkat penilaian adalah 32,11 nilai ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa biologi unila dalam membuat perangkat penilaian masih rendah. Diperkuat dari data hasil wawancara dan angket, rendahnya mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian ini disebabkan oleh mahasiswa tidak memperhatikan kesesuaian butir soal dengan kaidah penulisan butir soal dari aspek konstruksi.

Tabel 6. Kriteria kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian dengan tipe soal uraian

No Interval Kategori Jumlah

Responden

(61)

Persentase kemampuan mahasiswa dalam membuat soal urain masih rendah dengan persentase kemampaun 11,76% mahasiswa berkemampuan tinggi, 29,41% mahasiswa berkemampuan sedang dan sebanyak 58,82% mahasiswa berkemampuan rendah. Rendahnya kemampuan mahasiswa dalam membuat dan mengembangkan perangkat penilaian ini disebabkan beberapa hal, antara lain : (1) Kualitas soal yang dibuat umumnya soal tidak sesuai indikator; (2) Materi pembelajaran yang tidak sesuai dengan indikator; (3) Tidak ada batasan dari pertanyaan yang dibuat (4) Tidak dibuat pedoman/rambu-rambu jawaban.Contoh soal pada halaman 49.

Tabel 7. Kriteria kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian dengan tipe soal isian singkat

No Interval Kategori Jumlah

Responden

Pada tabel 7 di atas, sebanyak 1 sampel mahasiswa menggunakan tipe soal isian singkat sebagai alat untuk mengevalusi belajar siswa. Diketahui kemampaun mahasiswa tersebut dalam membuat dan mengembangkan perangkat penilaian adalah sedang. Contoh soal pada halaman 50.

Tabel 8. Kriteria kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat Penilaian dengan tipe soal pilihan jamak

No Interval Kategori Jumlah

(62)

Sebanyak 1 sampel mahasiswa menggunakan tipe soal pilihan jamak sebagai alat ukur dalam mengevaluasi hasil belajar siswa. Mahasiswa telah mampu untuk membuat dan mengembangkan soal evalusi pilihan jamak dengan kategori tinggi. Contoh soal pada halaman 51.

4. Hasil Analisis Angket

Angket diberikan kepada 5 sampel mahasiswa biologi FKIP Unila, angket tersebut kemudian dijawab sesuai dengan pertanyaan yang ada

didalamnya. Mahasiswa hanya perlu menjawab “Ya” atau “Tidak” di setiap pertanyaan, Pada poin pertanyaan nomor 6, 11, 13 dan 15 tidak dicantumkan dalam tabel 12 karena mahasiswa diminta untuk memberikan penguatan jawaban terhadap pertanyaan angket sebelumnya.

Tabel 9. Persentase frekuensi indikator kemampuan mahasiswa Biologi FKIP Unila dalam melakukan penilaian

No Aspek Pertanyaan Angket Jawaban

Ya 1 Memiliki Silabus dan RPP dalam melakukan proses

pembelajaran.

100%

2 Membuat sendiri Silabus dan RPP yang anda gunakan dalam proses pembelajaran

80%

3 Dalam Silabus dan RPP yang anda buat terdapat unsur penilaian

100%

4 Selalu melakukan penilaian untuk mengukur hasil belajar siswa pada setiap KD atau lebih

100%

5 Menyusun sendiri perangkat penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa

100%

7 Dalam membuat perangkat penilaian memperhatikan kesesuaian prosedur penilaian sesuai indikator pencapaian

100%

8 Dalam membuat perangkat penilaian memperhatikan kesesuaian penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang beragam

100%

9 Dalam membuat perangkat penilaian memperhatikan kesesuaian penilaian sesuai dengan materi

pembelajaran

100%

(63)

12 Memiliki pedoman dalam membuat indikator pencapaian

100%

14 Melakukan evaluasi pembelajaran disetiap indikator 20%

16 Membuat kisi-kisi soal sebelum membuat penilaian 60%

17 Dalam membuat soal memperhatikan tingkat kesulitan soal

100%

18 Dalam membuat soal anda memperhatikan

kesesuaian butir soal dengan kaidah penulisan butir soal dari aspek materi

60%

19 Memperhatikan kesesuaian butir soal dengan kaidah penulisan butir soal dari aspek konstruksi

60%

Hasil analisis angket pada tabel 9 tentang kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam membuat dan mengembangkan perangkat penilaian,

diketahui mahasiswa cenderung memiliki jawaban “Ya” terhadap seluruh

aspek pertanyaan yang ada di dalam angket. Hanya pada poin nomor 14 mahasiswa lebih banyak menjawab “tidak” untuk pertanyaan mahasiswa melakukan evaluasi pembelajaran disetiap indikator.

5. Hasil Analisis Wawancara

Wawancara dilakukan kepada mahasiswa biologi PPL tematik tahun 2010-2012. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa mahasiswa sampel diperoleh data sebagau berikut:

Tabel 10. Persentase hasil wawancara tentang kemampuan Mahasiswa biologi FKIP Unila dalam mengembangkan penilaian

No Kemampuan mahasiswa Biologi FKIP Unila

dalam mengembangkan penilaian selama PPL

Jawaban Ya

1 Menggunakan silabus pembelajaran!. 100%

2 Silabus dibuat sendiri!. 100%

3 Dalam membuat silabus ada beberapa kendala!. 40%

4 Silabus tidak dibuat sendiri!. 60%

5 Menggunakan RPP!. 100%

6 RPP dibuat sendiri!. 100%

7 Dalam membuat RPP ada beberapa kendala!. 0%

(64)

9 Proses pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP!. 100%

10 Adanya kendala selama proses pembelajaran!. 100%

11 Melakukan penilaian pada saat proses pembelajaran!. 100% 12 Kendala dalam melakukan penilaian hasil belajar!. 60% 13 Mengukur hasil belajar siswa dengan soal evaluasi!. 100%

14 Membuat soal evaluasi sendiri!. 100%

15 Sumber atau referensi soal dari berbagai refrensi!. 100%

16 Menemui kendala dalam membuat soal evaluasi!. 100%

17 Evaluasi yang dibuat sesuai dengan silabus dan RPP!. 100%

18 Membuat kisi-kisi soal evaluasi!. 40%

19 Penilaian memperhatikan materi, konstruksi, dan bahasa!.

40%

20 Menggunakan berbagai teknik dalam penilaian!. 100%

21 Berpedoman kepada prinsip-prinsip penilaian!. 40%

22 Menggunakan berbagai macam alat evaluasi!. 100%

23 Soal evaluasi yang digunakan adalah soal uraian!. 80%

24 Penilaian sebanyak kompetensi dasar selama PPL!. 100%

25 Penilaian sebanyak jumlah kompetensi dasar!. 100%

26 Memberikan penilaian terhadap tugas rumah!. 100%

27 Dasar pertimbangan nilai akhir siswa!. (misalnya : kerajinan, kesopanan, kerapihan, absensi, dll).

100%

28 Nilai akhir tidak memenuhi standar KKM!. 100%

29 Apabila ada, hal apa yang saudara lakukan. a. Remidial dilakukan satu kali setiap KD!. b. Pertimbangan menentukan banyaknya remidial c. Soal remedial yang digunakan adalah soal uraian!.

100% 100% 80%

30 Melakukan remedial tuntas belajar sesuai KKM!. 100%

31 Memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pembelajaran!.

100%

32 Sudah merasa cukup dalam melakukan penilaian!. 80%

33 Meningkatkan kemampuan dalam melakukan

penilaian!.

100%

(65)

B. Pembahasan

Hasil penelitian dari analisis data dalam lampiran 13 tabel 29 menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata mahasiswa pendidikan biologi dalam

mengembangkan perangkat penilaian tergolong rendah yaitu sebesar 32,11. Rendahnya kemampuian rata-rata mahasiswa didalam membuat perangkat penilaian diperkuat juga oleh data hasil wawancara dan juga angket. Pada penilaian produk soal yang digunakan mahasiswa untuk menilai hasil belajar siswa banyak terdapat kesalahan. Hal ini dapat dilihat bahwa mahasiswa tidak membuat rencana penilaian untuk proses pembelajaran di dalam perencanaan pembelajaran (RPP), dan lebih banyak mahasiswa membuat soal-soal tes yang termasuk dalam penilaian produk.

Selanjutnya berdasarkan tabel 5 hasil analisis penilaian produk soal dengan menggunakan pedoman dokumentasi diperoleh data kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi siswa selama PPL, hasilnya mahasiswa memiliki kemampaun yang berbeda-beda juga, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Persentase terbesar kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian adalah rendah yaitu 52,63% , untuk kemampuan sedang sebanyak 31,58% dan kemampuan tinggi 15,79%. Berdasarkan pengamatan melalui hasil wawancara dan analisis angket, rendahnya kemampuan mahasiswa dalam membuat dan mengembangkan perangkat penilaian disebabkan beberapa hal yaitu : pengalaman mengajar mahasiswa yang rendah karena mahasiswa masih dalam tahap pendidikan, kurangnya pelatihan dalam

(66)

diberikan kepada siswa sebagai alat evaluasi bukan merupakan hasil pribadi melainkan editan dari teman atau diperoleh dari media online.

Selain itu dalam pembuatan produk soal dan melakukan penilaian hasil belajar siswa, mahasiswa mengalami kendala-kendala yaitu; adanya kendala yang ditemukan dalam membuat soal evaluasi, seperti : mengalami kesulitan dalam membuat pertanyaan dan pilihan jawaban, mengalami kesulitan dalam mencari sumber atau referensi yang digunakan, mahasiswa tidak membuat kisi-kisi soal dan soal evaluasi. Soal evaluasi yang digunakan berasal dari buku paket atau Lembar Kerja Siswa (LKS). Selain itu, dalam melaksanakan penilaian sebagian besar mahasiswa tidak berpedoman kepada prinsip-prinsip penilaian, sehingga pada saat membuat soal evaluasi mahasiswa tidak

memperhatikan materi; bahasa; dan konstruksi, seperti tidak adanya petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal dengan baik, tidak adanya pedoman penskoran nilai, dan tabel, gambar, atau grafik tidak disajikan dengan jelas.

Dalam aspek-aspek penilaian kemampuan mahasiswa dalam membuat perangkat penilaian, mahasiswa lebih cenderung menggunakan soal bentuk urain dalam mengevaluasi belajar siswa. Sebanyak 90% dari sampel yang diambil, mahasiswa lebih suka menggunkan soal uraian, untuk soal isian singkat 5% dan pilihan jamak 5%.

(67)

Rendahnya kemampuan mahasiswa dalam membuat soal tipe uraian dari materi; soal yang dibuat tidak sesuai dengan indikator pencapaian, materi pembelajaran yang tidak sesuai dengan indikator pencapaian, dan tidak adanya batasan pertanyaan atau jawaban yang diharapkan. Kemudian dari segi

kontruksi mahasiswa tidak membuat pedoman penskoran. Seringkali dalam proses pembelajaran, aspek-aspek dalam pembuatan soal evaluasi diabaikan.

Contoh soal uraian belum sesuai dengan kaedah pengembangan butir soal yang dibuat mahasiswa :

Guru lebih memperhatikan saat yang bersangkutan memberi pelajaran saja. Namun, pada saat guru membuat soal evaluasi atau tes (formatif), soal tersebut dibuat dan disusun seadanya atau seingatnya saja tanpa harus memenuhi pembuatan dan penyusunan soal yang baik dan benar, sehingga soal yang ada tidak cukup baik untuk digunakan siswa (Lubis, 2008:5).

Gambar 3. : Contoh soal urain mahasiswa yang tidak sesuai dengan aspek pembuatan soal uraian.

(68)

Dalam menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau

mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraian adalah menyusun pedoman penskorannya. Penulis soal harus dapat merumuskan setepat-tepatnya pedoman penskorannya karena kelemahan bentuk soal uraian terletak pada tingkat kesubyektifan penskorannya (Depdiknas 2008:17).

Berikut contoh soal isian singkat yang belum sesuai dengan kaedah pembuatan soal:

Hasil pembuatan soal bentuk soal isian singkat dapat dilihat pada tabel 7, terdapat 100% mahasiswa memiliki kemampuan sedang dalam membuat dan Gambar 4. : Contoh soal isian singkat mahasiswa yang tidak sesuai

dengan aspek pembuatan soal isian siangkat.

(69)

mengembangkan soal isian singkat. Kekurangan mahasiswa dalam membuat soal isian singkat pada aspek materi; soal yang dibuat tidak sesuai dengan indikator pencapaian, materi pembelajaran belum sesuai dengan indikator pencapaian. Dalam menulis soal bentuk jawaban singkat, mahasiswa harus mengetahui konsep dasar bentuk jawaban singkat. Bentuk ini merupakan salah satu bentuk soal objektif yang jawabannya menuntut peserta didik untuk menjawab soal dengan singkat, dapat berupa satu kata, kelompok kata/frasa, simbol matematika, atau angka. Adapun wujud soal bentuk jawaban singkat adalah terdiri dari 5 unsur, yaitu: dasar pertanyaan (stimulus) bila diperlukan, pertanyaan, tempat jawaban, kunci jawaban, pedoman penskoran (Depdiknas, 2008:24).

Data pembuatan soal tipe pilihan jamak dapat dilihat pada tabel 8, sebanyak 100% sample mahasiswa berkemampuan tinggi, mahasiswa sudah berhasil dalam mengembangkan perangkat penilaian tipe soal pilihan jamak. Dimana dalam aspek materi, guru sudah mampu membuat soal yang sesuai dengan materi dan indikator pencapaian, sedangkan dalam aspek bahasa, rumusan kalimat dari butir soal sudah komunikatif, tidak menggunakan bahasa daerah, dan pilihan jawaban homogen dan logis. Aspek konstruksi sesuai dengan kaidah yang seharusnya. Berikut contoh soal pilihan jamak yang belum sesuai dengan kaedah pembuatan soal :

Gambar 5 : Contoh soal pilihan jamak yang belum sesuai dengan kaidah pembuatan soal pilihan jamak.

(70)

Berdasarkan hasil analisis angket dan wawancara pada tabel 9 dan 10 mahasiswa biologi FKIP Unila sudah memperhatikan aspek-aspek dalam pembuatan soal-soal yang baik secara teori. Tetapi pada prakteknya mahasiswa biologi FKIP Unila kesulitan dalam menerapkan di lapangan, sehingga selama masa PPL mahasiswa tidak mampu untuk melakukan evaluasi penilaian terhadap hasil belajar siswa. Keterbatasan tersebut terletak dalam cara mahasiswa melakukan penilaian, mahasiswa cenderung

menggunakan tipe soal uraian dalam melakukan penilain sehinggan untuk pengukuran hasil belajar siswa kurang bervariasi.

Menurut Arikunto (2008:57), sebuah soal evaluasi dapat dikatakan baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : validitas (setiap soal evaluasi hanya mengukur satu aspek saja atau ketepatan interpretasi hasil prosedur

pengukuran), reliabilitas (setiap soal evaluasi yang digunakan harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajek), objektivitas (apabila dalam membuat soal evaluasi tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhinya), praktibilitas (soal evaluasi yang digunakan bersifat praktis dan mudah pengadministrasiannya), dan ekonomis (pelaksanaan dan pembuatan soal evaluasi tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama).

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2. Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik
Tabel 1. Jenis data penelitian
Tabel 3.  Penilaian kemampuan mahasiswa dalam merencanakan      penilaian di dalam Silabus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa Beta-Alumina ( β ′′ -Al2O3) sangat baik untuk bahan elektrolit padat.. Kata kunci: Beta-Alumina, slip casting , elektrolit padat,

Percepatan tanah maksimum merupakan dampak gelombang gempabumi di lokasi pengukuran, sehingga dari nilai yang didapatkan dalam pengolahan data dapat dijadikan

Menurut Zainal Arifin (2011:228), “angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaina pertanyaan atau pernyataan untuk.. menjaring data atau informasi yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi perkecambahan serbuk sari tapak dara ( Vinca rosea L. ) secara in vitro sebagai aternatif bahan praktikum Biologi Perkembangan

Agar membawa semua kelengkapan dokumen penawaran asli dan Soft copy dalam format pdf serta data Asli yang dikirimkan dalam aplikasi SPSE.. Klarifikasi dan Pembuktian

Maka dapat disimpulkan menolak Ho dan Ha menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang diberi model NHT dengan STAD pada pokok bahasan

Tujuan yang ingin dicapai, antara lain untuk mengetahui seberapa besar persentasi kuat tekan bata beton berlubang terhadap benda uji silinder berdasarkan variasi komposisi bahan

Oleh karena itu pada penelitian ini, diusulkan gagasan untuk mengembangkan suatu produk tempat sampah yang mampu membantu menguraikan sampah plastik, yakni bernama