164
EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK
HOLLOW
-BRICK
TERHADAP SILINDER
Janre Henry Mentang
Jorry D. Pangouw, Lelyani Kin Khosama, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi
e-mail: janre_hm@yahoo.com
ABSTRAK
Hollow-brick merupakan elemen bahan bangunan yang digunakan sebagai fungsi dinding dimana
keberadaannya hanya sebagai sekat. Berdasarkan bahan pembentuk, hollow-brick memiliki peranan
dalam penambah kekakuan lateral suatu bangunan. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi
kekuatan tekan terhadap ukuran benda uji hollow-brick.
Penelitian menggunakan metode eksperimental di laboratorium berupa pembuatan benda uji hollow
-brick, silinder dan kubus dengan variasi campuran yang dibuat adalah 1 Portland Cement (PC) : 4 pasir : 8 abu batu : 0,6 tras, selanjutnya 1 : 5 : 7 : 0,6; 1 : 6 : 6 : 0,6; 1 : 7 : 5 : 0,6; 1 : 8 : 4 : 0,6.
Hasil penelitian menunjukan berat volume rata-rata hollow-brick kode campuran VC.2, VC.3, VC.4,
VC.5 berturut-turut sebesar 1608 kg/m3, 1593 kg/m3, 1611 kg/m3, 1627 kg/m3. Pemadatan benda uji
hollow-brick jauh lebih padat dibandingkan benda uji lain sehingga menghasilkan kuat tekan lebih
besar yakni kuat tekan pada umur 28 hari benda uji hollow-brick berkisar 3,39 - 5,10 MPa, silinder
berkisar 0,92 – 2,04 MPa, dan kubus berkisar 0,74 – 1,05 MPa. Perbedaan cara pemadatan setiap
benda uji menghasilkan beda kuat tekan besar. Persentase kuat tekan hollow-brick terhadap benda uji
lain menunjukkan perbedaan yang sangat besar dimana persentase hollow-brick terhadap benda uji
silinder umur 28 hari antara 219 – 391% dan persentase hollow-brick terhadap kubus umur 28 hari
antara 415 – 538%. Klasifikasi mutu berdasarkan SK SNI S-04-1989-F yaitu menunjukan variasi
campuran VC.1 tergolong pada mutu II sebagai tingkat mutu tertinggi dibandingkan variasi campuran VC.3 VC.4 VC.5 tergolong pada mutu III dan VC.2 tergolong pada mutu IV sebagai tingkat mutu terendah.
Kata kunci: Hollow-brick, Silinder, Kubus, Kuat Tekan
PENDAHULUAN Latar Belakang
Perkembangan dibidang konstruksi sangat pesat ditandai oleh banyaknya proyek berskala besar yang dibangun oleh pemerintah, swasta, maupun gabungan dari keduanya. Pelaksanaan proyek konstruksi mempunyai serangkaian aktivitas yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi, sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Namun masih saja sering terjadi keterlambatan dan penyimpangan kualitas konstruksi pada tahap pelaksanaan proyek, hal ini bukan hanya disebabkan oleh faktor alam yaitu gangguan cuaca seperti curah hujan yang sangat tinggi yang mempengaruhi intensitas kerja, selain itu juga disebabkan oleh pengadaan bahan/material yang tidak sesuai dengan
ketepatan waktu pelaksanaan misalnya setelah berakhir pekerjaan yang satu dan akan dimulai pekerjaan yang lain akibatnya pekerjaan yang akan dimulai terhenti karena penyediaan bahan untuk pekerjaan tersebut tersendat atau tidak tepat waktu.
Ada juga faktor lain yang mempengaruhi keterlambatan terhadap waktu pelaksanaan adalah peralatan yang digunakan kurang memadai selain itu juga sering terjadi kerusakan misalnya pekerjaan-pekerjaan yang mengguna -kan alat berat antara lain galian tanah, timbunan tanah, pengangkutan tanah ataupun bahan/ material.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, timbul pemikiran mengenai seberapa besar perban -dingan kuat tekan pada hollow-brick terhadap
kuat tekan silinder untuk dijadikan evaluasi pengaruhnya terhadap penambah kekakuan lateral struktur, serta seberapa besar kuat tekan
165
yang dihasilkan pada komposisi material pembentuk hollow-brick yang diproduksi pada
umumnya dengan variasi komposisi campuran yang telah ditentukan.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai, antara lain untuk mengetahui seberapa besar persentasi kuat tekan bata beton berlubang terhadap benda uji silinder berdasarkan variasi komposisi bahan dasar cetakan hollow-brick, mengetahui nilai kuat tarik belah bata beton dan perbandingan terhadap kuat tekan dan mengetahui klasifikasi mutu hollow -brick berdasarkan SNI.
Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini informasi dalam pengembangan bahan susun hollowbrick dalam dunia usaha dapat menghasilkan kualitas yang baik dengan harga yang bervariasi dan terjangkau oleh masyarakat
BATA BETON Klasifikasi Bata Beton Berlubang
(Hollowbrick)
Berdasarkan SKSNI S–04–1989–F, bata beton berlubang diklasifikasikan sesuai dengan pemakaiannya sebagai berikut:
a. Bata Beton Berlubang Mutu I
Bata beton berlubang yang digunakan untuk konstruksi yang memikul beban dan bisa digunakan pula untuk konstruksi yang tidak terlindung (di luar atap). Bata beton berlubang mutu I harus mempunyai kuat tekan bruto rata-rata minimum 7 MPa.
b. Bata Beton Berlubang Mutu II
Bata beton berlubang yang digunakan untuk kostruksi yang memikul beban, tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindung dari cuaca luar (untuk konstruksi di bawah atap). Bata beton berlubang mutu II mempunyai kuat tekan bruto rata-rata 5 MPa. c. Bata Beton Berlubang Mutu III
Bata beton berlubang yang digunakan hanya untuk hal-hal seperti yang tersebut dalam mutu IV hanya permukaan dinding / konstruksi dari bata beton tersebut boleh tidak diplester. Bata beton berlubang mutu III mempunyai kuat tekan bruto rata-rata 3,5 MPa.
d. Bata Beton Berlubang Mutu IV
Bata beton berlubang yang dipergunakan hanya untuk konstruksi yang tidak memikul
beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung dari hujan dan terik matahari (di bawah atap). Bata beton berlubang mutu IV mempunyai kuat tekan bruto rata-rata 2 MPa.
Sifat Hollowbrick
Bata beton berlubang sebagai bahan untuk pasangan dinding mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Ukurannya seragam.
b. Mutunya seragam bila dibuat dengan cara yang sama.
c. Cukup kuat dan awet. d. Tidak mudah terbakar.
e. Pemasangan mudah dan rapih tidak perlu pemotongan.
f. Permukaan menarik dan tidak perlu diplester lagi.
g. Harga pasangan dapat bersaing dengan bahan lainnya.
Persyaratan Hollowbrick
Persyaratan bata beton berlubang yaitu sebagai berikut:
a. Pandangan luar beton harus tidak terdapat retak-retak, cacat, rusuk-rusuknya tidak boleh mudah dirapihkan dengan kekuatan jari tangan
b. Syarat fisis
Menurut SK SNI S–04–1989–F persyaratan fisis bata beton berlubang dapat dilihat pada Tabel 1. berikut:
Tabel 1. Syarat-syarat fisis bata beton berlubang (SK SNI S - 04 - 1989 - F)
*) Kuat tekan bruto adalah beban tekan keseluruhan pada waktu benda uji hancur, dibagi dengan luas bidang tekan nyata dari benda uji termasuk luas lubang serta cekungan tepi.
Menurut Modul Pemanfaatan Agregat Halus
(pasir) untuk Komponen Bangunan
(www.kimpraswil.com), bata beton berlubang harus mempunyai sifat-sifat fisis seperti pada Tabel 2.
Syarat Fisis Satuan Tingkat Mutu
I II III IV
a. Kuat tekan bruto *)
rata-rata minimum. MPa 7 5 3,5 2
b. Kuat tekan bruto *)
masing-masing benda uji minimum
MPa 6,5 4,5 3,0 1,7
c. Penyerapan air
166
Tabel 2. Persyaratan fisis bata beton berlubang (modul pemanfaatan agregat halus (pasir) untuk komponen bangunan) Bata Beton Pejal Mutu Kuat Tekan Minimum *) (MPa) Penyerapan air Maksimum (% volume) Rata-Rata dari 5 buah Masing-Masing bata HB 20 2,0 1,7 - HB 35 3,5 3,0 - HB 50 5,0 4,5 35 HB 70 7,0 6,5 25
*) Kuat tekan bruto adalah beban tekan keseluruhan pada waktu benda uji pecah dibagi dengan luas ukuran nominal dari bata beton, termasuk luas lubang serta cekungan tepi
c. Syarat ukuran dan toleransi
Ukuran bata beton berlubang menurut SK SNI S–04–1989–F dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Persyaratan ukuran standar dan toleransi bata beton berlubang (SKSNI S-04-1989-F)
Jenis Ukuran + Toleransi
Tebal dinding sekatan Lubang Minimum
(mm)
Panjang Lebar Tebal Luar Dalam
Kecil Besar 390±3,5 390±3,5 190±3,5 190±3,5 - 100±2 200±2 20 25 15 20
Pengujian bata beton berlubang dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat tekan dan serapan air bata beton pada umur tertentu yang digunakan untuk mengetahui mutu bata beton sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Kuat Tekan Hollow-brick
Kuat tekan adalah kemampuan bata beton berlubang untuk menahan gaya luar yang datang pada arah sejajar serat yang menekan bata beton berlubang. Beton temasuk bahan yang
berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan. Bila dibuat dengan cara baik, kuat tekannya dapat sama dengan batuan alami (Tjokrodimuljo, 1996). Semakin tinggi mutu beton maka semakin tinggi pula kuat tekannya.
Tabel 4. Hubungan antara komposisi campuran dengan kuat tekan
No Komposisi Campuran Kuat Tekan Rata-rata Umur 28 hari (Kg/cm2) 1 2 3 4 1 : 6 1 : 7 1 : 8 1 : 9 70 57 36 26
Data teknis hasil percobaan (Puslitbang, DPU Semarang, 1985)
Perbandingan campuran, semen : pasir untuk bata beton berlubang yang umum digunakan berkisar antara 1 : 8 sampai 1 : 10, dengan perbandingan air semen antara 0,3 – 0,4 (Modul diseminasi C1 Pemanfaatan Agregat
Halus Untuk Komponen Bangunan
www.kimpraswil.com ).
METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian
Variabel bebas (independent variable)
Variabel yang perubahannya bebas ditentu -kan, yaitu variasi campuran hollow-brick.
Variabel terikat (dependent variable)
Variabel yang perubahannya tergantung dari perubahan variabel bebas, yaitu kuat tekan dan kuat tarik belah hollow-brick.
Pada penelitian hollowbrick ini pengujian kuat tekan dilakukan sebanyak tiga kali, yakni pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari. Adapun variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Variabel penelitian
Kode Sampel FAS
Komposisi perbandingan
campuran (dalam satuan berat) Macam Pengujian dan Jumlah Benda Uji
PC Pasir Abu batu Tras Kuat tekan Hollow-Brick Kuat tekan Silinder Kuat tekan Mortar Kuat tarik belah Silinder
VC.1 0.7 1 4 8 0.6 5 4 4 4
VC.2 0.7 1 5 7 0.6 5 4 4 4
VC.3 0.7 1 6 6 0.6 5 4 4 4
VC.4 0.7 1 7 5 0.6 5 4 4 4
167
Plat landasan
Plat landasan Hollow-brick Penambahan beban 0,5 MPa per detik Perencanaan Komposisi Campuran Bata
Beton
Metode Perencanaan Campuran
Pada penelitian ini digunakan metode rancangan campuran metode Volume Absolut. Alasan utama penggunaannya karena kekuatan tekan beton masih merupakan variabel yang akan dicari. Metode volume absolut terdiri dari 2 cara, yaitu :
1. Berdasarkan perbandingan berat 2. Berdasarkan perbandingan volume
Cara yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti cara pertama, karena lebih mudah mendapatkan hasil yang tetap. Sebab setiap kali menimbang dalam berat tertentu, akan selalu didapatkan hasil yang tepat.
Langkah-langkah Perencanaan
Langkah-langkah perhitungan dalam
perencanaan:
1. Penentuan variasi campuran 2. Penentuan faktor air semen (fas)
3. Penentuan komposisi masing-masing bahan 4. Penentuan volume absolut masing-masing bahan
5. Penentuan proporsi masing-masing bahan 6. Penentuan koreksi jumlah air pada agregat 7. Penentuan koreksi jumlah agregat sesuai kondisi lapangan
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Teknik Sipil Univesitas Negeri Sam Ratulangi. Penelitian ini direncanakan dengan beberapa tahapan pekerjaan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi:
a. Tahap persiapan, meliputi penyiapan bahan dan peralatan untuk penelitian. Persiapan dan pemeriksaan bahan susun bata beton berlubang dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Sam Ratulangi. Bahan susun bata beton berlubang tersebut adalah semen portland, pasir girian, tras yang diambil dari daerah Tikala Malendeng, abu batu dari desa Tateli dan air yang berasal dari instalasi air bersih di laboratorium.
b. Tahap pengujian bahan, tahap ini berfungsi untuk mengetahui karakteristik dari masing -masing bahan susun bata beton berlubang. c. Tahap pembuatan benda uji bata beton,
meliputi perhitungan dan penimbangan berat masing-masing bahan, pengadukan bahan dan pengecoran pada cetakan.
d. Tahap perawatan, dilakukan dengan
merendam benda uji bata beton berlubang selama 3, 7 dan 28 hari atau ditutup dengan plastik.
e. Tahap pengujian benda uji, baik itu pengujian kuat tekan dan kuat tarik pada bata beton berlubang.
f. Tahap analisis data, yaitu tahap pengolahan data-data hasil penelitian.
g. Tahap pengambilan kesimpulan dan saran. Pengadaan Bahan
Persiapan dan pemeriksaan bahan susun bata beton berlubang dilaksanakan di laboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado. Bahan-bahan susun bata beton berlubang diantaranya adalah semen portland type I produksi PT. Indocement Tunggal, pasir Girian, tras Malendeng, abu batu Mandolang dan air dari instalasi air bersih Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi.
Perawatan
Perawatan bata beton berlubang dilakukan selama umur pengujian 3, 7 dan 28 hari dengan disimpan di dalam ruangan dengan kondisi lembab dan disiram dengan air selama masa perawatan.
Pengujian Kuat Tekan Bata Beton
Langkah-langkah pengujian tekan bata beton berlubang adalah sebagai berikut:
a. Bata beton berlubang dibelah menjadi dua. b. Masing-masing bata beton berlubang diukur
panjang, lebar, tinggi dan beratnya
c. Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara simetris.
d. Menjalankan mesin tekan dengan
penambahan beban yang konstan dengan penambahan beban 0,5 MPa per detik .
e. Melakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan mencatat beban maksimum yang terjadi selama pungujian benda uji.
168
Langkah-langkah pengujian tekan pada benda uji silinder dan kubus adalah sebagai berikut:
a. Masing-masing benda uji diukur beratnya b. Meletakkan benda uji pada mesin tekan
secara simetris.
c. Menjalankan mesin tekan dengan
penambahan beban yang konstan dengan penambahan beban 0,5 MPa per detik .
d. Melakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan mencatat beban maksimum yang terjadi selama pungujian benda uji.
Pengujian Kuat Tarik Belah Bata Beton
Kuat tarik belah dilakukan pada benda uji silinder beton 10/20 cm umur 28 hari berdasarkan ASTM C496-90, jumlah silinder pengujian tarik belah sebanyak 4 buah dengan variasi campuran yang sama seperti pada kuat tekan.
Pengujian kuat tarik belah bata beton menggunakan alat bantu penempatan benda uji pada posisi ujinya yang terbuat dari baja. Alat itu terdiri atas :
Satu buah bagian bawah, sebagai tempat sisi dari benda uji dan penyanggah untuk meletakkan penekan bagian atas.
Alat penekan bagian atas. Pengambilan Kesimpulan
Data yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah nilai kuat tekan dan kuat tarik belah bata beton berlubang dan benda uji silinder. Data yang diperoleh dari penelitian diplotkan dalam bentuk grafik untuk menyatakan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Sebelum diplotkan dalam bentuk grafik terlebih dahulu data diurutkan dari nilai tertinggi ke nilai yang terendah. Hubungan antara titik-titik data dibuat dengan diagram garis (line type).
HASIL DAN PEMBAHASAN Berat Volume Bata Beton
Tabel 6. Berat Volume Bata Beton Rata-Rata.
Hasil Uji Kuat Tekan Bata Beton Berlubang
Gambar 2. Hubungan Kuat Tekan dan Umur Pengujian Benda Uji Hollow-Brick
Gambar 3. Hubungan Kuat Tekan dan Umur Pengujian Benda Uji Silinder
Gambar 4. Hubungan Kuat Tekan dan Umur Pengujian Benda Uji Kubus Mortar Tabel 7. Hasil uji kuat tekan rata-rata
0,40 0,80 1,20 1,60 2,00 2,40 2,80 3,20 3,60 4,00 4,40 4,80 5,20 0 7 14 21 28 Ku a t T e k a n R a ta -ra ta (M P a )
Umur Pengujian (hari)
VC.2 VC.3 VC.4 VC.5 0,40 0,80 1,20 1,60 2,00 2,40 2,80 3,20 3,60 4,00 4,40 4,80 5,20 0 7 14 21 28 Ku a t T e k a n R a ta -ra ta (M P a )
Umur Pengujian (hari)
VC.1 VC.2 VC.3 VC.4 VC.5 0,40 0,80 1,20 1,60 2,00 2,40 2,80 3,20 3,60 4,00 4,40 4,80 5,20 0 7 14 21 28 Ku a t T e k a n R a ta -ra ta (M P a )
Umur Pengujian (hari)
VC.1 VC.2 VC.3 VC.4 VC.5
Kode Berat Benda Uji (kg) Berat Volume Bata (kg/m3)
Campuran HB Silinder Kubus HB Silinder Kubus
VC.1 10,281 2,457 0,185 1764 1564 1484 VC.2 9,376 2,354 0,163 1608 1499 1303 VC.3 9,286 2,307 0,161 1593 1468 1289 VC.4 9,391 2,384 0,155 1611 1518 1236 VC.5 9,482 2,391 0,170 1627 1522 1359 Kode Campuran
Kuat Tekan Rata-rata, f'cr (MPa) Umur Pengujian (hari)
3 7 28 HB Silin der Kub us HB Silin der Kub us HB Sili nde Kub us VC.1 3,53 0,88 1,06 4,91 0,89 0,84 5,10 2,04 1,05 VC.2 1,66 0,62 0,66 2,57 0,91 0,71 3,39 0,92 0,82 VC.3 2,00 0,57 0,55 2,83 0,80 0,62 4,01 1,03 0,85 VC.4 2,07 1,16 0,50 2,36 1,28 0,56 3,97 1,82 0,74 VC.5 2,31 0,91 0,84 2,71 0,96 0,96 4,30 1,43 1,01
169 Hubungan Kuat Tekan Benda Uji Hollow
-brick terhadap Benda Uji Silinder dan Kubus
Gambar 5. Hubungan Variasi Campuran dan Kuat Tekan Rata-rata pada Umur Pengujian 28 hari.
Dari grafik tersebut dapat dilihat dari tiga metode pengujian yang digunakan terdapat perbedaan kekuatan tekan. Metode pengujian dengan hollow-brick ternyata memberikan hasil kekuatan tekan yang lebih besar dibandingkan hasil pengujian kekuatan tekan yang dilakukan terhadap silinder beton dan kubus mortar. Ini dikarenakan dalam pencetakan benda uji
hollowbrick dilakukan dengan pemadatan
hidrolis sedangkan metode pengujian yang lain masing-masing dilakukan dengan menusuk batang besi dalam beberapa bagian dan menggunakan alat penggetar, sehingga hasil pengujian kekuatan memberikan nilai yang besar.
Pada umur pengujian 28 hari persentase terhadap silinder dan kubus masing-masing dengan kode campuran
VC.1 sebesar 250% dan 486% VC.2 sebesar 370% dan 415% VC.3 sebesar 391% dan 473% VC.4 sebesar 219% dan 538% VC.5 sebesar 301% dan 428%
Tabel 8. Persentase Kuat Tekan Hollow-brick terhadap Benda Uji Silinder dan Kubus Mortar
Hubungan Kuat Tekan Bata Beton dengan masing-masing Benda Uji dan Persentase Luas Penampang
Hubungan kuat tekan hollowbrick dan persentase luas penampang menunjukkan semakin besar luas penampang maka nilai kuat tekan semakin besar. Besar penampang benda uji hollowbrick sebesar 15.802 mm2 dengan persentase 100%, silinder sebesar 7.854 mm2 persentase luasnya 49,70% kubus sebesar 2.500 mm2 dengan persentase 15,82%. Oleh karena itu perbedaan luas penampang menunjukan perbedaan terhadap kuat tekan pula.
Gambar 6. Hubungan Kuat Tekan Hollow-brick dan Persentase Luas Penampang Umur Pengujian 28 Hari
Hubungan Kuat Tekan Bata Beton dengan masing-masing Benda Uji dan Persentase Luas Penampang
Hubungan kapasitas beban bata beton dan luas penampang menunjukkan semakin besar luas penampang maka nilai kuat tekan semakin besar. Besar penampang benda uji hollowbrick sebesar 15.802 mm2, silinder sebesar 7.854 mm2 persentase kubus sebesar 2.500 mm2. Oleh karena itu perbedaan luas penampang menunjukan perbedaan terhadap kuat tekan pula dan memiliki korelasi dengan hubungan kuat tekan dan persentasi luas penampang.
Gambar 7. Hubungan Kapasitas Beban Bata Beton dengan masing-masing benda uji dan Luas
Penampang Umur Pengujian 28 Hari
Hasil Uji Kuat Tarik Belah Hollowbrick
Berdasarkan hasil pengujian kuat tarik belah beton seperti terlihat pada tabel, diperoleh nilai kuat tarik belah pada umur 28 hari ialah berkisar pada 0,20 sampai 0,42 MPa. Nilai kuat tarik
VC.1 VC.2 VC.3 VC.4 VC.5 HB 5,10 3,39 4,01 3,97 4,30 Silinder 2,04 0,92 1,03 1,82 1,43 Kubus 1,05 0,82 0,85 0,74 1,01 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 Ku a t T e k a n R a ta -ra ta (M P a ) Variasi Campuran 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Ku a t T e k a n (M P a ) % Luas Penampang VC.1 VC.2 VC.3 VC.4 VC.5 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 Ka p a si ta s B e b a n (kN ) Luas Penampang mm2 VC.1 VC.2 VC.3 VC.4 VC.5 Variasi Campura n
Persentase Kuat Tekan Hollowbrick terhadap Benda uji Silinder &
Kubus (%) Umur Pengujian (hari)
3 7 28
Silinder Kubus Silinder Kubus Silinder Kubus
VC.1 401 332 550 583 250 486
VC.2 270 252 283 362 370 415
VC.3 349 365 353 457 391 473
VC.4 179 418 184 421 219 538
170 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 VC.1 VC.2 VC.3 VC.4 VC.5 Ku a t T a ri k B e la h B a ta B e to n (M P a ) Variasi Campuran VC.1 VC.2 VC.3 VC.4 VC.5 Kuat Tekan 5,10 3,39 4,01 3,97 4,30 Kuat Tarik 0,36 0,20 0,23 0,42 0,39 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 Ku a t T e k a n & Ku a t T a ri k B e la h B a ta B e to n (M P a ) Variasi Campuran VC.1 VC.2 VC.3 VC.4 VC.5 Kuat Tekan 2,04 0,92 1,03 1,82 1,43 Kuat Tarik 0,36 0,20 0,23 0,42 0,39 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 Ku a t T e k a n & Ku a t T a ri k B e la h B a ta B e to n (M P a ) Variasi Campuran
terbesar terjadi pada VC.4 dan campuran dengan kuat tarik terendah pada VC.2
Tabel 9. Hasil Uji Kuat Tarik Belah Bata Beton dengan Variasi Campuran pada Umur 28 hari
Gambar 8. Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah dengan Variasi Campuran pada Umur 28 Hari Perbandingan Antara Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Bata Beton dengan Variasi Campuran Pada Umur Bata Beton 28 Hari
Persentasi perbandingan kuat tekan dan kuat tarik belah beton dengan variasi campuran pada umur 28 hari ditampilkan dalam bentuk grafik. Rasio perbandingan nilai kuat tekan dan kuat tarik belah bata beton untuk tiap variasi campuran ditunjukan pada Tabel 9, 10, dan 11.
Pada Tabel 9, rasio perbandingan antara kuat tarik belah berbanding kuat tekan bata beton benda uji hollow-brick setiap variasi campuran
menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda yaitu
fsp/fc antara 0,06 – 0,11.
Gambar 9. Hubungan Kuat Tarik Belah dan Kuat Tekan Hollowbrick setiap Variasi Campuran
pada Umur 28 Hari
Tabel 10. Perbandingan Kuat Tarik Belah dan Kuat Tekan Bata Beton Benda Uji Hollow-brick
Catatan: Menurut ACI dan SK SNI penentuan kuat tarik belah fsp dengan faktor kuat tekan karakteristik fc’ , sedangkan yang digunakan dalam perbandingan yaitu kuat tekan rata-rata fcR .
Pada Tabel 11., rasio perbandingan antara kuat tarik belah berbanding kuat tekan bata beton benda uji silinder setiap variasi campuran menunjukan hasil yang jauh berbeda yaitu fsp/fc
antara 0,17 – 0,27.
Gambar 10. Hubungan Kuat Tarik Belah dan Kuat Tekan Silinder setiap Variasi Campuran
pada Umur 28 Hari
Tabel 11. Perbandingan Kuat Tarik Belah dan Kuat Tekan Bata Beton Benda Uji Silinder
Catatan: Menurut ACI dan SK SNI penentuan kuat tarik belah fsp dengan faktor kuat tekan karakteristik fc’ , sedangkan yang digunakan dalam perbandingan yaitu kuat tekan rata-rata fcR .
Pada Tabel 12., rasio perbandingan antara kuat tarik belah berbanding kuat tekan bata beton setiap variasi campuran menunjukan hasil yang jauh berbeda yaitu fsp/fc antara 0,24 – 0,57.
No. Kode Campuran
Kuat Tarik Belah Bata Beton (MPa) Umur 28 hari 1 VC.1 0,36 2 VC.2 0,20 3 VC.3 0,23 4 VC.4 0,42 5 VC.5 0,39
171
Gambar 11. Hubungan Kuat Tarik Belah dan Kuat Tekan Kubus setiap Variasi Campuran
pada Umur 28 Hari
Tabel 12. Perbandingan Kuat Tarik Belah dan Kuat Tekan Bata Beton Benda Uji Kubus
Catatan: Menurut ACI dan SK SNI penentuan kuat tarik belah fsp dengan faktor kuat tekan karakteristik fc’ , sedangkan yang digunakan dalam perbandingan yaitu kuat tekan rata-rata fcR .
PENUTUP Kesimpulan
1. Perbedaan cara pemadatan setiap benda uji menghasilkan beda berat volume yang cukup besar antara benda uji hollow-brick, silinder dan kubus dengan hasil masing-masing: Kode campuran - VC.1 sebesar 1764 kg/m3, 1564 kg/m3, dan 1484 kg/m3, - VC.2 sebesar 1608 kg/m3, 1499 kg/m3 dan 1303 kg/m3, - VC.3 sebesar 1593 kg/m3, 1468 kg/m3, dan 1289 kg/m3, - VC.4 sebesar 1611 kg/m3, 1518 kg/m3 dan 1236 kg/m3, - VC.5 sebesar 1627 kg/m3, 1522 kg/m3 dan 1359 kg/m3.
2. Selain perbedaan cara pemadatan beberapa faktor antara lain luas penampang dan kekakuan geometrik mempengaruhi kekuatan tekan setiap benda uji. Hasil uji kuat tekan bata beton berlubang masing-masing benda uji umur 28 hari menghasilkan : kuat tekan benda uji hollow-brick berkisar 3,39 -5,10 MPa, benda uji silinder beton berksiar 0,92 – 2,04 MPa, benda uji kubus mortar berkisar 0,74 – 1,05 MPa.
3. Persentase kuat tekan hollow-brick terhadap benda uji silinder beton dan kubus mortar menunjukkan dari seluruh umur pengujian untuk VC.1 persentase kuat tekan hollow -brick terhadap silinder bervariasi antara 250% – 550% kubus antara 332% – 586%, VC.2 bervariasi antara 270% – 370% terhadap silinder dan antara 252% – 415% terhadap kubus, VC.3 bervariasi antara 349% – 391% terhadap silinder dan antara 365% – 473% terhadap kubus. VC.4 bervariasi antara 179% – 219% terhadap silinder dan antara 418% – 538% terhadap kubus, VC.5 bervariasi antara 253% – 301% terhadap silinder dan antara 275% – 428% terhadap kubus.
4. Bata beton berlubang dengan tingkat mutu II diperoleh pada variasi campuran VC.1 dengan kuat tekan rata-rata sebesar 5,01 MPa. Bata beton berlubang dengan tingkat mutu III diperoleh pada variasi campuran VC.3, VC.4, VC.5 dengan kuat tekan rata-rata masing -masing sebesar 4,01 MPa, 3,97 MPa, 4,30 MPa. Bata beton berlubang dengan tingkat mutu IV diperoleh pada variasi campuran VC.2 dengan kuat tekan rata-rata sebesar 3,39 MPa.
Saran
Pada penelitian pembuatan bata beton masing-masing benda uji sebaiknya meng -gunakan metode pemadatan yang sama untuk menghindari perbedaan berat volume yang besar yang mengakibatkan beda kuat tekan yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
American Concrete Institute, 1999. Building Code Requirements for Structural Concrete. ACI 318-99. Anonim, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI - 1982), Bandung.
Standar Nasional Indonesia, 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. SK SNI T-15-1991-03. VC.1 VC.2 VC.3 VC.4 VC.5 Kuat Tekan 1,05 0,82 0,85 0,74 1,01 Kuat Tarik 0,36 0,20 0,23 0,42 0,39 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 Ku a t T e k a n & Ku a t T a ri k B e la h B a ta B e to n (M P a ) Variasi Campuran
172
SK SNI 03 – 6821.
Tjokrodimuljo, K., 1996. Teknologi Beton. Nafiri, Yogyakarta. www.kimpraswil.com