• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Kepuasan Klien Audit di Kawasan Industri Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Kepuasan Klien Audit di Kawasan Industri Medan."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

 

SKRIPSI  

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN AUDIT DI KAWASAN  INDUSTRI MEDAN 

 

OLEH: 

WINDA SINULINGGA

070503234

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI  FAKULTAS EKONOMI 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  MEDAN 

2011 

(2)

PERNYATAAN 

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: Analisis Pengaruh Kualitas Audit  terhadap Kepuasan Klien Audit di Kawasan Industri Medan ” adalah benar hasil karya saya sendiri  dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain  dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi  Sumatera Utara.  Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas  dan benar apa adanya.  Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima  sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara. 

 

Medan, 23 mei 2011.  Yang Membuat Pernyataan, 

      Winda Sinulingga 

NIM : 070503234         

 

 

 

 

 

 

(3)

  KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan

anugerah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Kepuasan Klien Audit di Kawasan Industri Medan”.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis

khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama penyusunan skripsi

ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan dan doa dari berbagai

pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terma kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi S1 Fakultas

Ekonomi Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program

Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si,Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari

awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc.Ak selaku

dosen penguji dan pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan arahan

dalam penulisan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis, K. Sinulingga dan U br Ginting, terimakasih buat kasih sayang

(4)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan

penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan

karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan

bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 23 Mei 2011

Penulis,

Winda Sinulingga NIM: 070503210

 

 

 

 

 

 

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah atribut kualitas audit, yaitu pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif terhadap kebutuhan klien, taat pada standar umum, independensi, sikap hati-hati, komitmen yang kuat terhadap kualitas audit, keterlibatan pimpinan KAP, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, keterlibatan komite audit, standar etika yang tinggi, dan tidak mudah percaya memiliki pengaruh terhadap kepuasan klien. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Suhar Putri (2010). Populasi dalam penelitian ini adalah kepala bagian keuangan atau karyawan bagian keuangan lainnya di Kawasan Industri Medan

Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan teknik Random sampling di dalam pengumpulan data. Jenis data yang digunakan adalah data primer, dengan metode pengumpulan data kuesioner dengan bantuan program SPSS. Data yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 285 dan 116 (40.7%) telah memberikan jawaban.

Hasil penelitian ini secara parsial menunujukkan bahwa hanya pengalaman, memahami industri klien, taat pada standar umum, melakukan pekerjaan lapangan, dan standar etika yang tinggi memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Variabel lainnya tidak menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap kepuasan klien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas audit mempengaruhi kepuasan klien sebesar 63.7 %

Kata kunci : Atribut kualitas audit, kepuasan klien.

(6)

ABSTRACT

The purpose of study is to examine whether audit quality attributes, namely auditing experience, understand the client's industry, responsive to the needs of clients, adhering to common standards, independence, conscientiousness, a strong commitment to quality audits, the involvement of the leadership of CPA Firm, field work precisely, the involvement of audit committees, high ethical standards, and not easy to believe has an influence on client satisfaction. This study adopted research by Suhar Putri (2010. The population in this study were leader or staff of department of finance in Medan Industrial Park.

This study used Random sampling technique in the data collection. Types of data used are primary data, questionnaire data collection method with SPSS program. The data was obtained by disseminate questionnaire to 285 and 116 respondent (40.7%) returned the questionnaire.

The results of this study show that only a variable audit experience, understand the client's industry, adhering to common standards, field work properly, and high ethical standards partially significant impact on client satisfaction. The other variables showed no significant impact on client satisfaction.The results of this study show audit quality influence the clien satisfaction to 63.7%

Keywords: Attribute audit quality, client satisfaction

(7)

DAFTAR

 

ISI

 

 

PERNYATAAN ... i 

KATA PENGANTAR ... ii 

ABSTRAK ... iv 

ABSTRACT ... v 

DAFTAR ISI ... vi 

DAFTAR GAMBAR ... ix 

DAFTAR TABEL ... x 

DAFTAR LAMPIRAN ... xi 

  BAB I    PENDAHULUAN  A. Latar Belakang Masalah ... 1 

B. Perumusan Masalah ... 3 

C. Tujuan Penelitian ... 3 

D. Manfaat Penelitian ... 4 

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA  A.   Tinjauan Teoritis  1. Kepuasan Klien  ... 5 

(8)

b. Memahami Industri Klien ...10 

c. Responsif Atas Kebutuhan Klien ... 11 

d. Responsif Atas Kebutuhan Klien ... 12 

e. Independensi ... 13 

f. Sikap Hati‐Hati  ... 13 

g. Komitmen Yang Kuat Terhadap Kualitas Audit …………..14 

h. Keterlibatan Pimpinan KAP ...15 

i. Melakukan Pekerjaan Lapangan Dengan Tepat ……... 16 

j. Keterlibatan Komite Audit  ... 16 

k. Standar Etika Yang Tinggi  ... 17 

l. Tidak Mudah Percaya  ... 18 

3. Kualitas Audit dan Kepuasan Klien  ... 18 

B.  Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21 

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian  1. Kerangka Konseptual  ... 23 

2. Hipotesis Penelitian  ... 24 

BAB III METODE PENELITIAN  A. Tempat Penelitian ... 25 

B. Teknik Penentuan Sampel  ... 25 

C. Metode Pengumpulan Data ... 26 

D. Definisi Operasional ... 27 

E. Metode Analisis Data ... 28 

(9)

BAB IV   ANALISIS HASIL PENELITIAN 

A. Deskripsi Obyek Penelitian  ... 35 

B. Deskriptif Variabel ... 37 

C. Analisis Hasil Penelitian  1. Analisis Statistik Deskriptif... 43 

2. Uji Kualitas Data    a. Uji Validitas ... 45  

b. Uji Reliabilitas  ... 47 

3. Uji Asumsi Klasik  a. Uji Normalitas ... 48 

b. Uji Autokorelasi ... 50 

c. Uji Heteroskedastisitas ... 51 

d. Uji Analisis Faktor ...52 

3. Pengujian Hipotesis  a. Regresi Linear Sederhana  ... 55 

b. Analisis Koefisien Determinasi ... 55 

c. Pengujian Secara Parsial ... 56 

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61 

  BAB V  KESIMPULAN DAN SARAN  A. Kesimpulan ... 65 

B. Keterbatasan Penelitian ... 65 

(10)

DAFTAR PUSTAKA  ... 68 

LAMPIRAN ... 70 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(11)

DAFTAR

 

GAMBAR

 

 

Nomor   Judul                          Halaman 

Gambar 2.1     Kerangka Konseptual ... 23 

Gambar 4.1     Grafik Normal P‐P Plot ... 48 

Gambar 4.2     Grafik Normal Histogram ...49 

Gambar 4.3     Grafik Scatterplot ... 52 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(12)

DAFTAR

 

TABEL

 

 

Nomor   Judul              Halaman 

Tabel 2.1  Tinjauan Peneliti Terdahulu  ... 21 

Tabel 3.1  Tabel klasifikasi Nilai d...30 

Tabel 3.2   Tabel jadwal penelitian ...34 

Tabel 4.1  Hasil penyebaran kuesioner   ... 35 

Tabel 4.2         Profil responden   ... 36 

Tabel 4.3  Tanggapan Responden Kualitas Audit   ... 38 

Tabel 4.4   Tanggapan Responden Kepuasan Klien  ... 42 

Tabel 4.5  Hasil statistik Deskriptif   ... 44 

Tabel 4.6     Deskriptif Variabel Penelitian  ... 44 

Tabel 4.7  Hasil Uji Validitas  ... 46 

Tabel 4.8        Reliabilitas  ... 47 

Tabel 4.9       hasil Uji Kolomogorov‐Smirnov  ...50  

Tabel 4.10       Klasifikasi nilai d  ...51 

Tabel 4.11       Hasil KMO  ... 53 

Tabel 4.12       Rotated  Component matrix  ... 54 

Tabel 4.13       Regresi  Linear Sederhana  ... 55 

Tabel 4.14       Koefesien Determinasi ...56 

Tabel 4.15       Hasil Uji T  ...  57 

(13)

Tabel 4.17    Perbedaan Penelitian  ...  63 

DAFTAR

 

LAMPIRAN

 

 

Nomor        Judul                       Halaman          Lampiran i  Kuesioner  ...  70 

Lampiran ii  hasil kuesioner ... 73 

Lampiran iii    Hasil Frekuensi Kuesioner ... 81   

Lampiran iv    Statistik Deskriptif ... 85 

Lampiran v  Hasil Reliabilitas ... 86 

Lampiran vi  Hasil Validitas  ... 87 

Lampiran vii  Hasil Normalitas ... 88 

Lampiran viii    Heterokedastisitas  ...90 

Lampiran  ix   Hasil Analisis Faktor  ... 91 

Lampiran   x   Hasil Regresi   ... ……….93 

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah atribut kualitas audit, yaitu pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif terhadap kebutuhan klien, taat pada standar umum, independensi, sikap hati-hati, komitmen yang kuat terhadap kualitas audit, keterlibatan pimpinan KAP, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, keterlibatan komite audit, standar etika yang tinggi, dan tidak mudah percaya memiliki pengaruh terhadap kepuasan klien. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Suhar Putri (2010). Populasi dalam penelitian ini adalah kepala bagian keuangan atau karyawan bagian keuangan lainnya di Kawasan Industri Medan

Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan teknik Random sampling di dalam pengumpulan data. Jenis data yang digunakan adalah data primer, dengan metode pengumpulan data kuesioner dengan bantuan program SPSS. Data yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 285 dan 116 (40.7%) telah memberikan jawaban.

Hasil penelitian ini secara parsial menunujukkan bahwa hanya pengalaman, memahami industri klien, taat pada standar umum, melakukan pekerjaan lapangan, dan standar etika yang tinggi memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Variabel lainnya tidak menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap kepuasan klien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas audit mempengaruhi kepuasan klien sebesar 63.7 %

Kata kunci : Atribut kualitas audit, kepuasan klien.

(15)

ABSTRACT

The purpose of study is to examine whether audit quality attributes, namely auditing experience, understand the client's industry, responsive to the needs of clients, adhering to common standards, independence, conscientiousness, a strong commitment to quality audits, the involvement of the leadership of CPA Firm, field work precisely, the involvement of audit committees, high ethical standards, and not easy to believe has an influence on client satisfaction. This study adopted research by Suhar Putri (2010. The population in this study were leader or staff of department of finance in Medan Industrial Park.

This study used Random sampling technique in the data collection. Types of data used are primary data, questionnaire data collection method with SPSS program. The data was obtained by disseminate questionnaire to 285 and 116 respondent (40.7%) returned the questionnaire.

The results of this study show that only a variable audit experience, understand the client's industry, adhering to common standards, field work properly, and high ethical standards partially significant impact on client satisfaction. The other variables showed no significant impact on client satisfaction.The results of this study show audit quality influence the clien satisfaction to 63.7%

Keywords: Attribute audit quality, client satisfaction

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi

akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap

informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

Puradiredja, 1998:3). Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat

keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi

keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan.

Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor dalam

melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar

pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki

oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan

teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Standar pekerjaan lapangan dan

standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan

lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk

(17)

Standar Auditing seksi 220 paragraf 01 menyatakan audit harus dilaksanakan oleh

seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

Hal ini menegaskan bahwa betapapun kemampuan seseorang dalam bidang lain, termasuk

bidang bisnis, keuangan atau akuntansi, apabila tidak dapat memenuhi persyaratan sesuai

standar auditing, pendidikan serta pengalaman dalam bidang auditing, ia tidak dapat

melakukan audit laporan keuangan klien.

Setiap pelaksanaan audit harus mempunyai standar kualitas yang tinggi. Audit yang

mempunyai standar kualitas yang tinggi mungkin bisa lebih baik dalam penggunaan

sumber-sumber dan lebih efektif dalam audit. Pelaksanaan audit dengan standar kualitas yang tinggi

akan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap profesi

akuntan publik berhubungan langsung dengan mutu pemeriksaan (audit).

Bertambahnya jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang beroperasi membuat

persaingan diantara mereka semakin tajam. Bagi pihak perusahaan yang memerlukan jasa

audit, semakin banyaknya KAP berarti mereka semakin mempunyai alternatif untuk memilih

atau berpindah dari auditor yang satu ke auditor lainnya. Oleh karena itu, kemampuan

menyediakan jasa audit yang berkualitas tinggi menjadi fokus penting yang harus

diperhatikan.

  Behn et al (1997) melakukan penelitian mengenai atribut kualitas audit dengan melihat apakah atribut kualitas audit mempunyai hubungan secara langsung dengan kepuasan

klien dengan menggunakan 12 faktor kualitas audit yang dikembangkan oleh Cercello at al

yang meliputi pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas

kebutuhan klien, taat pada standar umum, independensi, sikap hati-hati, komitmen yang kuat

terhadap kualitas audit, keterlibatan pimpinan KAP, melakukan pekerjaan dengan tepat,

keterlibatan komite audit, standar etika yang tinggi, dan tidak mudah percaya. Dari 12 faktor

(18)

berhubungan positif dengan kepuasan klien yaitu faktor pengalaman audit, memahami

industri klien, responsif atas kebutuhan klien, pelaksanaan audit lapangan, keterlibatan

pimpinan KAP dan keterlibatan komite audit.

Sehubungan dengan penelitian Behn et al (1997), maka penelitian ini dimaksudkan

untuk melakukan pengujian ulang atas 12 atribut yang dilakukan oleh Bhen at al (1997) untuk

mengetahui apakah dengan sampel yang berbeda dan waktu yang berbeda akan memberikan

hasil yang sama dengan peneliti terdahulu.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasar uraian diatas, maka penelitian ini bermaksud akan menguji kembali atribut –

atribut kualitas audit terhadap kepuasan klien. Adapun masalah yang akan diteliti dapat

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan : Apakah atribut - atribut kualitas audit mempunyai

pengaruh terhadap kepuasan klien.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah atribut – atribut kualitas audit berpengaruh

(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan berbagai manfaat untuk berbagai pihak, antara lain.

1. Bagi peneliti merupakan syarat kelulusan dari program sarjana ( S1 ) Fakultas

Ekonomi Program Studi akuntansi Universitas Sumatera Utara

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan tim

akuntansi terutama yang berkaitan dengan auditing tentang kualitas jasa audit, dan

pemasaran yang berkaitan dengan kepuasan klien.

3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana tentang kepuasan klien,

selain itu juga dapat memberikan kontribusi praktis pada KAP dan para peneliti

untuk memahami lebih jauh tentang pelayanan audit yang dibutuhkan klien.

4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kliennya khususnya

manajer agar menjadi proaktif dalam menjalankan bisnisnya, menambah

pengetahuan tentang karakteristik auditor yang berkualitas dan menambah

wawasan dari teori pemasaran jasa tentang bisnis dan industri serta meningkatkan

efisiensi dan antisipasi yang baik dari kasus akuntansi yang akan barakibat pada

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Kepuasan Klien

Menurut Philip Kotler (2005) dalam salah satu konsep pemasarannya ”the

marketing approach” yang didasarkan pada kepercayaan menyatakan bahwa tujuan

bisnis dari suatu organisasi dapat dicapai dengan cara terbaik melalui pemberian

kepuasan yang menyeluruh atau lengkap (complete statification) pada pengguna

akhir yaitu pelanggan/klien. Kemampuan untuk memuaskan kebutuhan, harapan dan

keinginan pelanggan merupakan satu satunya kriteria untuk menentukan mutu,

(Garvin, 1994). Dengan kata lain, pada dasarnya tujuan bisnis dari organisasi adalah

menciptakan dan mempertahankan para pelanggan/klien.

Dalam pendekatan Total Quality Manajement (TQM), kualitas ditentukan oleh puas atau tidaknya pelanggan/klien. Adanya kepuasan pelanggan/ klien dapat

memberikan beberapa manfaat, diantaranya : 1. Hubungan antara perusahaan dan

pelanggannya menjadi harmonis, 2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian

ulang, 3. Dapat terciptanya loyalitas pelanggan/ klien, 4. Membentuk suatu

rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntunggkan perusahaan, 5. Reputasi

perusahaan menjadi baik dimata pelanggan /klien, 6. Laba yang diperoleh dapat

meningkat.

Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya, Philip Kotler

(2005). Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

(21)

pelanggan kecewa, dan bila kinerja sesuai dengan harapan pelanggan maka akan

puas.

Untuk mengetahui kepuasan pelanggan perlu tolok ukur, yaitu bilamana

tercapainya keseimbangan dari apa yang diharapkan dengan apa yang dirasakan oleh

pelanggan, misalnya dalam mengkonsumsi jasa, bila sesuatu yang dirasakan oleh

pelanggan itu melebihi harapan maka ia akan puas. Untuk menilai sesuatu yang

dirasakan, ukuran kualitas merupakan salah satu kriteria yang digunakan sebagai

bahan pertimbangan.

Pelanggan merasa dipenuhi keinginannya apabila hasil atau kualitas dari audit

yang dilakukan mempunyai output tinggi, biaya yang dikeluarkan kecil serta

pelayanan yang diberikan dapat memenuhi keinginan pelanggan. Maka diperlukan

strategi untuk mencapai itu semua dalam memformulasikan dan

mengimplementasikan teknik-teknik audit dalam rangka menghasilkan output yang

memberikan nilai tinggi.

(Woodruf 1997) menyatakan bahwa kualitas yang dirasakan pelanggan

diperoleh melalui pengalaman dari mengkonsumsi. Konsumen akan terkesan dan

merespon atas apa yang dialami termasuk dalam hal mengkonsumsi barang dan jasa.

Nilai yang dirasakan atas kualitas jasa akan terkait dengan harapan yang melekat

pada diri pelanggan. Nilai tersebut meliputi nilai produk, layanan, nilai karyawan

dan citra. Nilai produk dipengaruhi oleh kualitas dan kelebihan pada jasa seperti

keunikan, sedangkan nilai pelayanan terkait fasilitas dan kemudahan yang

ditawarkan serta informasi yang memudahkan. Nilai karyawan ditunjukkan dari

kemampuan memberikan pelayanan, citra dipengaruhi persepsi pelanggan terhadap

(22)

2. Kualitas Audit

Kualitas audit adalah kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang

dirasakan. Suatu hal yang tidak dapat disangkal lagi bahwa kualitas produk adalah

kunci keberhasilan suatu organisasi yang sangat penting. Kemampuan suatu

organisasi menghasilkan produk barang maupun jasa bermutu tinggi merupakan

kunci sukses bagi keberhasilan masa datang. (Tatang 1995)

Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah sesuai dengan yang

diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik, dan memuaskan jika jasa yang

diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai

kualitas yang ideal. Sebaliknya jika kualitas jasa yang diperoleh lebih rendah

daripada jasa yang diharapkan maka kualitas jasa dikatakan kurang baik. Dengan

demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa

dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Dalam situasi yang berlainan kualitas diartikan secara berbeda-beda. Menurut

(Garvin 1990) ada lima macam perspektif kualitas yang berkembang. Kelima

perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa kualitas diartikan secara

berbeda-beda. Kelima perspektif itu adalah: (1)Trancedental Approach, pendekatan ini memandang bahwa kualitas sebagai innate excellence, dimana kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut

pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia seni, (2)Product based approach, pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau atribut

yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur, 3)User based approach pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang

memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang

(23)

approach, pendekatan ini bersifat suplaybased dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai

kesesuaian atau sama dengan persyaratannya, (5)Value based approach, pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.

(Behn et al 1997), mencoba menghubungkan kualitas audit dengan kepuasan klien. Hasil penelitiannya menunjukkan ada 6 atribut kualitas audit dari 12 atribut

yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan klien, yaitu : pengalaman

melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien,

melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, keterlibatan pimpinan KAP, dan

keterlibatan komite audit. Berikut ini akan diuraikan satu persatu ke 12 atribut

kualitas jasa audit yang direkomendasikan oleh Behn et. al. (1997)

a. Pengalaman Melakukan Audit

Di dalam melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat,

auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi

dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dapat dicapai dengan

dimulainya pendidikan formalnya yang diperluas melalui pengalamanpengalaman

dan selanjutnya praktik audit. Pengalaman dalam praktik audit juga

dipersyaratkan terhadap asisten junior, asisten junior yang baru masuk ke dalam

praktik audit yang harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan

supervisi yang memadai dan review atas pekerjaanya dari atasannya yang lebih

berpengalaman.

Pengalaman merupakan atribut yang paling penting yang harus dimiliki

oleh auditor, hal ini terbukti dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh auditor

yang tidak berpengalaman lebih banyak daripada auditor yang berpengalaman

(24)

menemukan bukti bahwa pengguna atribut pengalaman melakukan audit

sehubungan dengan kualitas didasarkan pada asumsi bahwa tugas memberikan

umpan balik (feedback) yang berguna terhadap bagaimana sesuatu dilakukan secara lebih baik. Hal ini diperlukan oleh pembuat keputusan untuk memperbaiki

kinerjanya.

Tubs (1992), mengatakan bahwa auditor yang berpengalaman akan

memiliki keunggulan dalam hal.

1. mendeteksi kesalahan

2. memahami kesalahan secara akurat

3. mencari penyebab kesalahan

Melalui keunggulan tersebut akan bermanfaat bagi klien untuk melakukan

perbaikan-perbaikan dan klien akan merasa puas.

b. Memahami Industri Klien

Auditor harus memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang bersifat bisnis,

satuan usaha, bentuk organisasi klien, dan karakteristik operasi dari klien.

Beberapa hal diantaranya adalah tipe bisnis, tipe produk dan jasa, struktur modal,

pihak yang mempunyai hubungan yang istimewa, lokasi, dan metode produksi,

distribusi, serta kompensasi. Selain itu, seorang auditor juga harus

mempertimbangkan hal-hal yang mempengaruhi industri tempat satuan operasi

usaha berada, seperti kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, serta perubahan

teknologi, yang membawa pengaruh terhadap proses auditnya. Hal lain yang juga

perlu menjadi pertimbangan auditor adalah praktik akuntansi yang berlaku

umum dalam industri, kondisi persaingan, rasio keuangan, serta standar profesi

(25)

Pengetahuan tentang bisnis satuan usaha akan membantu auditor dalam:

mengidentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus, menilai kondisi

yang didalamnya data akuntansi dihasilkan, diolah, direview, dan dikumpulkan

dalam organisasi, menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan,

depresiasi, penyisihan kerugian piutang, persentase penyelesaian kontrak jangka

panjang, menilai kewajaran representasi manajemen, mempertimbangkan

kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya,

Standar Profesi Akuntan Publik (IAI-SPAP, 2001).

Memahami bisnis klien berarti memperkecil resiko audit. Dengan

memahami industri klien berarti menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan

dengan pekerjaan profesi sehingga dapat menghasilkan audit yang memenuhi

standar mutu auditing. (Suharto 2002). Selain dapat membuat audit lebih

berkualitas, memahami industri klien juga berguna untuk memberi masukan agar

klien beroperasi secara lebih efisien (Wolk dan Wooton, 1997). Keunggulan

tersebut akan bermanfaat bagi klien untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan

akan memberikan kepuasan bagi klien.

c. Responsif Atas Kebutuhan Klien

Ketika Kantor Akuntan Publik melakukan audit terhadap suatu perusahaan,

maka opini yang dikeluarkan oleh auditor setelah melakukan proses audit menjadi

pusat perhatian dari klien dan para pengguna laporan keuangan. Padahal, di lain

pihak, klien membutuhkan hal lain yang lebih dari sekedar opini. Klien berharap

akan menerima keuntungan dari keahlian dan pengetahuan auditor di bidang

usaha dan memberikan nasihat tanpa diminta.

(Mahon 1982), dalam penelitiannya tentang kualitas audit, dengan

(26)

yang membuat klien memutuskan pilihannya terhadap suatu KAP adalah

kesungguhan KAP tersebut memperhatikan kebutuhan kliennya. Adanya suatu

sikap yang responsif terhadap kebutuhan klien merupakan salah satu

keunggulan KAP dalam memberikan jasanya kepada klien. Hal ini secara tidak

langsung juga akan memberikan kepuasan bagi klien.

d. Taat Pada Standar Umum

(Arens dan Loebbecke 1997) mengatakan bahwa “standar auditing

merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab

profesionalnya”. Standar-standar ini meliputi pertimbangan mengenai kualitas

profesional mereka, seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan,

dan bahan bukti. Standar Umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan

persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya, dan berbeda dengan standar yang

berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan auditor Standar

Profesi Akuntan Publik.

(Elitzur dan Falk 1996) juga mengatakan bahwa kredibilitas auditor

tergantung pada

a. Kemungkinan auditor mendeteksi kesalahan yang material dan kesalahanpenyajian.

b. Kemungkinan auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya. Kedua hal tersebut mencerminkan terlaksananya Standar Umum. Sebab, seorang auditor harus memiliki keahlian, independensi dan cermat sebagai syarat dari mutu pelaksanaan audit, Standar Profesi Akuntan Publik. Dengan adanya kedua hal tersebut akan memberikan kepuasan bagi klien.

e. Independensi

Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik

untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang

(27)

memelihara integritas dan keobjektivan dalam tugas profesional dan setiap

auditor harus independen dari semua kepentingan yang bertentangan atau

pengaruh yang tidak layak.

Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor sangat

penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat

akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata

berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga menurun disebabkan dari

keadaan oleh mereka yang berpikiran sehat (rasionable) dianggap dapat mempengaruhi sikap independenai. Sikap independensi bermakna bahwa auditor

tidak mudah dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang

ditemukannya selama proses pelaksanaan audit. Keadaan ini akan meningkatkan

kepuasan klien.

f. Sikap Hati-Hati

Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama dalam

semua aspek audit mengartikan bahwa auditor wajib melaksanakan tugasnya

dengan kesungguhan dan kecermatan, atau kepedulian profesional. Kecermatan

dan keseksamaan profesional meliputi ketelitian dalam memeriksa kelengkapan

kertas kerja, mengumpulkan bahan bukti audit yang memadai, dan menyusun

laporan audit yang lengkap. Sebagai seorang profesional, auditor harus

menghindari kelalaian dan ketidak jujuran. (Arens dan Loebbecke 1997).

Kehati-hatian profesional mengharuskan auditor untuk memenuhi tanggung

jawab profesionalnya dengan kompetisi dan ketekunan. Hal ini mengandung arti

bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesionalnya

dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Meidawati, 2001).

(28)

diartikan sebagai ahli akuntansi dan audit (IAI-SPAP, 2001) dan cermat

menekankan pada pencarian tipe-tipe kesalahan yang mungkin ada melalui sikap

hati-hati. Dengan sikap hati-hati ini akan memberikan kepuasan bagi klien.

g. Komitmen Yang Kuat Terhadap Kualitas Audit

Komitmen dapat didefinisikan sebagai: (1) Sebuah kepercayaan pada dan

penerimaan terhadap tujuan-tujuan dari nilai-nilai organisasi dan atau profesi, (2)

Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna

kepentingan organisasi dan atau profesi, (3) Sebuah keinginan untuk memelihara

keanggotaan dalam organisasi dan atau profesi.

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang auditor harus meningkatkan

koordinasi dan hubungannya dengan KAP yang besar dan berskala internasional.

Dengan demikian, diharapkan auditor akan mampu menyajikan informasi -

informasi yang sedang berkembang di berbagai negara, terutama yang

mempunyai hubungan dengan bidang usaha klien, sehingga kualitas kerja auditor

akan meningkat selaras dengan peningkatan pengetahuannya yang lintas negara.

Hal ini berkaitan erat dengan komitmen yang kuat seorang auditor terhadap

kualitas audit. Behn et. al. (1997).

Demikian juga dengan yang dilakukan oleh IAI sebagai induk organisasi

Akuntan Publik di Indonesia yang mewajibkan para anggotanya untuk mengikuti

program Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) agar kerja auditnya berkualitas, hal

ini menunjukkan komitmen yang kuat dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan

para anggotanya. (Suharto 2002,). Dengan demikian akan memberikan kepuasan

(29)

h. Keterlibatan Pimpinan KAP

Keterlibatan para eksekutif KAP membantu terbentuknya komunikasi dua

arah yang lebih intensif antara klien dan auditor karena para eksekutif KAP

dianggap mempunyai kehlian dan pengalaman yang lebih baik serta mempunyai

citra yang lebih tinggi dari pada staf auditor sehingga dapat menjadi mediator

antara klien dan auditor yang melakukan proses audit . Adanya komunikasi

intensif antara klien dan auditor, akan memperlancar dan mempermudah proses

audit. Hal ini akan memberikan keunggulan bagi KAP karena dapat memberikan

jasa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh klien.

i. Melakukan Pekerjaan Lapangan Dengan Tepat

Standar pekerjaan lapangan pertama mengharuskan bahwa pekerjaan harus

direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten harus disupervisi

dengan semestinya. Pengawasan merupakan unsur yang sangat penting dalam

audit karena cukup banyak bagian pekerjaan yang dilaksanakan oleh staf auditor

yang belum berpengalaman. Dengan kata lain, standar pekerjaan lapangan yang

pertama menentukan agar program kerja yang akan dilaksanakan direncanakan

dengan matang dan pelaksanaannya oleh para asisten diawasi secara seksama.

Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, luas,

dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan membuat suatu program audit

secara tertulis. Perencanaan yang matang dan tepat diharapkan dapat memberikan

jasa audit yang lebih baik lagi, sehingga proses audit dapat selesai tepat waktu

dan jasa yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan oleh klien, dengan

(30)

j. Keterlibatan Komite Audit

Komite audit diperlukan dalam suatu organisasi bisnis, antara lain karena

komite ini mengawasi proses audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran

pelaporan keuangan. Namun, hal ini dapat dicapai jika komite audit bekerja

secara efektif (Menon dan Williams, 1994). Praktik yang terbaik yang dapat

dilakukan KAP untuk menjaga independensi dan profesionalismenya jika

berhadapan dengan ketepatan penggunaan prinsip-prinsip akuntansi oleh klien

adalah dengan melakukan komunikasi dengan dewan direksi atau komite audit

(Glazer dan Fabian, 1997)

Melibatkan komite audit dalam pelaksanaan audit akan sangat membantu

auditor karena komite audit juga merupakan sebuah badan yang independen

dalam perusahaan. Oleh karena itu banyak KAP yang membantu kliennya dalam

pembentukan komite audit (Menon dan William, 1994 ) Keunggulan tersebut

akan bermanfaat bagi klien untuk melakukan perbaikan perbaikan. Dengan

demikian akan memberikan kepuasan bagi klien.

k. Standar Etika Yang Tinggi

“Etika adalah (1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan

tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), (2) Kumpulan asas atau nilai yang

berkenaan dengan akhlak, (3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu

golongan atau masyarakat.” (Meidawati 2001).

Dalam usaha untuk meningkatkan akuntabilitasnya, seorang auditor harus

menegakkan etika professional yang tinggi, agar timbul kepercayaan dari

masyarakat. Audit yang berkualitas sangat penting untuk menjamin bahwa profesi

akuntan memenuhi tanggung jawabnya kepada investor, masyarakat umum, dan

(31)

keuangan yang telah diaudit, Dengan menegakkan etika profesi akuntan yang

tinggi, seorang auditor tetap berada pada ”jalur” yang benar sehingga proses audit

yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuasan klien sebagai pengguna.

l. Tidak Mudah Percaya

Audit atas laporan keuangan yang berdasarkan Standar Auditing yang telah

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia harus direncanakan dan dilaksanakan

dengan sikap skeptis profesional. Hal ini berarti bahwa auditor tidak boleh menganggap manajemen sebagai orang yang tidak jujur, namun juga tidak boleh

menganggap manajemen sebagai orang yang kejujurannya tidak diragukan lagi.

Adanya sikap tersebut akan memberikan hasil audit yang bermutu dan

memberikan kepuasan bagi klien.

Menurut standar etik akuntan publik, auditor perlu bersikap waspada dan

skeptis dalam menjalankan tugas audit. Hal ini tidak

terlepas dari pertimbangan risiko yang potensial yang akan dihadapi oleh auditor

dan risiko litigasi/risiko tuntutan atas kegagalan audit. Dengan demikian, auditor

yang memiliki kewaspadaan dan memiliki sikap skeptis dalam melakukan

tugasnya dapat mengungkapkan keadaan perusahaan yang diauditnya secara

benar. Adanya sikap tersebut akan memberikan hasil audit yang bermutu dan

akan memberikan kepuasan klien.

3. Kualitas Audit dan Kepuasan Klien

Pengauditan adalah suatu proses sistematik untuk mendapatkan dan

mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan

(32)

antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan

hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Mulyadi (2002) menyebutkan “profesi akuntan publik menghasilkan berbagai

macam jasa bagi masyarakat, yang dapat digolongkan kedalam dua kelompok: jasa

atestasi dan jasa non atestasi”. Jasa atestasi adalah suatu jasa dimana kantor akuntan

mengeluarkan suatu komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang

kehandalan suatu asersi tertulis yang merupakan tanggungjawab pihak manajemen.

Jasa atestasi ini terdiri dari empat jenis, yaitu auditing, pemeriksaan, review, dan

prosedur yang disepakati. Sedangkan jasa non atestasi tidak memberikan pernyataan

dari akuntan publik, tetapi membantu klien untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Jasa

non atestasi misalnya adalah jasa akuntansi, konsultasi pajak, konsultasi manajemen

Tujuan bisnis adalah untuk menciptakan dan mempertahankan para

pelanggannya, ini merupakan salah satu perspektif perusahaan dalam meningkatkan

kinerja yang didasarkan pada paradigma costumer value (Mulyadi dan Jhony Setiawan, 2000). (Kotler 1997) mengatakan “kualitas harus dimulai dari kebutuhan

pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan”. Berarti citra kualitas yang baik

bukan dilihat dari pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan persepsi para

pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas merupakan perilaku menyeluruh

atas keunggulan suatu jasa.

Hall dan Elliot (1993) menyatakan “bahwa konstruk kualitas pelayanan sering

dilihat memiliki hubungan erat dengan kepuasan konsumen atau klien”. Demikian

halnya dalam Kantor Akuntan Publik yang berspektif costumer dimana klien sebagai pelanggan, patut menyadari kebutuhan atau keinginan klien. Sebagaimana telah

disebutkan kuaitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi

(33)

produk jasa Kantor Akuntan Publik harus memiliki kualitas tertentu yang diharapkan

akan mampu untuk memenuhi harapan pelanggan, dalam hal ini klien. Dari berbagai

pendapat diatas dapat dipahami bahwa terciptanya kepuasan konsumen dapat

memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara produsen dan

konsumen menjadi harmonis, menjadi dasar yang baik bagi pembelian ulang dan

membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan

perusahaan. Kepuasan konsumen ini merupakan modal dasar bagi perusahaan dalam

membentuk kepuasan konsumen, dimana konsumen yang puas adalah asset yang paling berharga bagi perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Dengan demikian secara konseptual kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang

(34)

B. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Variabel Penelitian Hasil Peenelitian

1 Nugraha

(2002)

Variabel independen (x) 12 atribut kualitas audit, auditor baru,

pengalaman kerja bagian akuntansi dan variabel dependen (y) kepuasan klien

4 atribut kualitas audit (dari 12 atribut) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

2 Widagdo

(2002)

Variabel independen (x) 12 atribut kualitas audit dan variabel

dependen (y) kepuasan klien

Dari hasil penelitian terdapat 7 variabel kualitas jasa audit berpengaruh terhadap kepuasan audit.

3 Rahmanti

(2003)

Pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, respon atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, keterlibatan

pimpinan KAP, keterliibatan pimpinan KAP, Independensi anggota tim audit, komunikasi tim audit dan manajemen klien

Hanya pengalaman melakukan audit dan keterlibatan pimpinan KAP yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

4 Suhar Putri (2010)

Variabel independen (x) 12 atribut kualitas audit dan variabel

dependen (y) kepuasan klien

Dari hasil penelitian terdapat 8 variabel kualitas jasa audit yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepuasan audite.

Nugraha (2002), melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan klien audit yang bukan perusahaan go publik di Jawa Tenggah,

dengan menggunakan 52 sampel perusahaan. Penelitian ini menggunakan 12 atribut

kualitas audit ditambah dengan auditor baru dan pengalaman kerja bagian akuntansi

sebagai sebagai variabel independen. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hanya 4

(35)

audit, yaitu : memahami industri klien, responsif terhadap kebutuhan klien, taat pada

standar umum (kompetensi), standar etika yang tinggi. Serta pengalaman kerja bagian

akuntansi juga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan klien.

Widagdo (2002), melakukan penelitian dengan menganalisis pengaruh atribut –

atribut kualitas audit terhadap kepuasan klien yang dilakukan pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa efek Jakarta, dengan menggunakan 75 sampel perusahaan. Penelitian ini

menggunakan 12 atribut kualitas audit sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian

ini terdapat 7 variabel kualitas audit yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, yaitu :

pengalaman audit, pemahaman industri, responsif terhadap kebutuhan klien, penguasaan

terhadap standar akuntansi auditing, komitmen yang kuat terhadap kualitas audit,

keterlibatan pemimpin KAP, keterlibatan komite audit.

Rahmanti (2003), melakukan penelitian dengan menganalisis faktor-faktor penentu

kualitas audit, dengan menggunakan 32 sampel. Penelitian ini hanya menggunakan 7

atribut kualitas audit (pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, respon atas

kebutuhan klien, taat pada standar umum, keterlibatan pimpinan KAP, independensi,

anggota tim audit, komunikasi tim audit dan managemen klien) sebagai variabel

independen. Hasil penilitian ini hanya pengalaman melakukan audit dan keterlibatan

pimpinan KAP yang berpenagruh signifikan terhadap kualitas audit.

Suhar Putri (2010), penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kualitas

audit terhadap kepuasan klien pada Bank Perkreditan Rakyat Daerah Istimewa

Yogyakarta, dengan mengguanakn 41 sampel Bank Perkereditan Rakyat. Peneliti

menggunakan 12 atribut kualitas audit sebagai variabel independen. Hasil penelitian ini

terdapat 8 variabel kualitas audit yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan

klien yaitu pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif terhadap

(36)

kualitas audit, melakukan pekerjaan lapangandengan tepat, dan standar etika yang tinggi.

Pada dasarnya penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Suhar Putri (2010)

. alasan melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor – faktor kualitas

audit berpengaruh terhadap kepuasan klien dengan sampel yang berbeda.

Penelitian ini tidak menambahkan variabel independen lainnya seperti yang dilakukan

oleh nyata nugraha dan imam ghozali (2002) yang menambah auditor baru dan

pengalaman kerja bagian akuntansi. Hal ini dilakukan agar penelitian dapat lebih jelas,

yaitu hanya mengacu pada faktor kualitas audit dan kepuasan kliennya.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

1. Kerangka Konseptual

Dalam memberikan jasa pelayanan yang baik kepada klien, terdapat 12 atribut

kualitas jasa audit, yaitu : pengalaman tim audit dan KAP dalam melakukan

pemeriksaan laporan keuangan klien, keahlian/pemahaman terhadap industri klien;

respon atas kebutuhan klien, kompetensi anggota tim audit terhadap prinsip-prinsip

akuntansi dan norma-norma pemeriksaan, sikap independensi dalam segala hal dari

individu-individu tim audit dan KAP, anggota tim audit sebagai suatu kelompok yang

bersifat hati-hati, KAP memiliki komitmen yang kuat terhadap kualitas audit,

keterlibatan pimpinan KAP dalam pelaksanaan audit, melakukan lapangan pekerjaan

dengan tepat, keterlibatan komite audit sebelum, pada saat, dan sesudah audit,

standar-standar etika yang tinggi dari anggotaanggota tim audit, dan menjaga sikap

skeptis dari anggota-anggota tim audit. Dari penjelasan di atas, kerangka pikir

(37)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2. Hipotesis Penelitian

Atas dasar kerangka pemikiran teoritis dan model penelitian tersebut, maka

hipotesis penelitian adalah : Kualitas Audit berpengaruh terhadap Kepuasan Klien

Audit di perusahaan Kawasan Industri Medan (KIM).

Kualitas Audit

X

Kepuasan

Konsumen

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang berada di kawasan industri Medan

(KIM)

B. Teknik penentuan sampel

Dalam kegiatan yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan

pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah keseluruhan obyek

penelitian (Arikunto, 2002:108). Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah

perusahaan yang berada di Kawasan Industri Medan (KIM), dengan populasi sebanyak

285 perusahaan. Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel 10% maka jumlah sampel

sebanyak 135 responden. Tetapi berdasarkan praktek lapangan yang telah dilakukan

peneliti, sampel yang terkumpul sebanyak 116 responden. oleh sebab itu peneliti

menggunakan metode purposive sampling.

Metode purposive sampling Artinya responden (subjek) yang dipilih secara sengaja

dengan karakteristik tertentu yang diyakini representatif terhadap populasi penelitian.

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus.

n = N 1 + N (e) ²

Keterangan : N = Jumlah Populasi

n = Jumlah sampel

(39)

berdasarkan datar yang diperoleh, maka jumlah minimum sampel yang harus didapat

untuk penelitian ini dengan margin error sebesar 10 % adalah :

n = 285

1 + 285 (0.1) ²

n = 74

C. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mengutip sumber catatan

yang sudah ada. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen

rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2002 : 135). Metode dokumentasi

dipergunakan untuk mengetahui jumlah populasi dan kelas dalam penelitian.

2. Metode Angket atau Kuesioner

Untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan kuesioner.

Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendatangi satu per satu calon responden.

Seluruh kuesioner dibagikan kepada kepala bagian keuangan perusahaan kawasan

industri medan. Proses penyebaran kuesioner dilakukan dengan jangka waktu dua

minggu agar responden dapat menyesuaikan waktu pengisian kuesioner dengan

kesibukannya. Setiap amplop kuesioner disertai surat ijin penelitian dari Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara (FE USU) yang menjelaskan identitas peneliti,

tujuan penelitian, agar dapat memotivasi responden untuk mengisi secara lengkap dan

(40)

D. Definisi Operasional

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas audit yang

dimaksud adalah kualitas audit berdasarkan atribut Behn et. al. (1997). Instrumen kualitas jasa audit dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh

Carcello et. al. (1992) yang terdiri dari 12 item pertanyaan yaitu pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif terhadap kebutuhan klien, taat pada standar

umum, independensi, sikap hati-hati, komitmen yang kuat terhadap kualitas audit,

keterlibatan pimpinan KAP, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, keterlibatan

komite audit, standar etika yang tinggi, tidak mudah percaya. Instrumen pengukuran

yang digunakan yaitu menggunakan Skala Likert dengan 5 alternatif pilihan jawaban

yaitu.

 Untuk jawaban Sangat Tidak setuju (STS) diberi nilai 1

 Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2

 Untuk jawaban Netral (N) diberi nilai 3

 Untuk jawaban Setuju (S) diberi nilai 4

 Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan klien. Kepuasan klien yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah kepuasan dari para klien audit Perusahaan di

Kawasan Industri Medan (KIM) . Adapun instrumen yang digunakan adalah diukur

dengan menggunakan Skala Likert, yang merupakan salah satu cara untuk menentukan

score. Kriteria penilaian ini digolongkan dalam 5 tingkatan dengan penilaian sebagai

berikut :

(41)

 untuk jawaban Tidak Memuaskan (TM), diberi nilai 2

 untuk jawaban Netral (N), diberi nilai 3

 untuk jawaban Memuaskan (M), diberi nilai 4

 untuk jawaban Sangat Memuaskan (SM), diberi nilai 5

E. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas dan Reabilitas

Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji validitas

dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah

penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner).

Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung

dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Pengujian validitas instrumen dilakukan

terhadap 116 perusahaan dengan menggunakan SPSS for windows dengan persyaratan sebagai berikut.

a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel,maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan

menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah

dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliable.

2) Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliable.

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan

(42)

2. Pengujian Asumsi Klasik

Peneliti menggunakan pengujian asumsi klasik yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Budi dan Ashari (2005:231) memberikan pengertian terhadap pengujian

normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini berguna

untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Tujuan uji normalitas

adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati

distribusi normal. Uji normalitas ditujukan untuk mendapatkan kepastian

terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat

dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga

kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autukorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali,2005:95).

(43)

Tabel 3.1

Tabel Klasifikasi Nilai d

Nilai d Keterangan

<1.10 Ada Autokorelasi

1.10 – 1.54 Tidak ada kesimpulan

1.55 – 2.46 Tidak ada Autokorelasi

2.46 – 2.90 Tidak ada kesimpulan

>2.90 Ada Autokorelasi

c. Uji Heterokedastistas

Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari

residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedasitas, namun jika sebaliknya disebut heterokedasitas. Pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan SPSS.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section. Oleh karena itu, uji autokorelasi tidak diperlukan. Uji autokorelasi ini bertujuan untuk

melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1, sehingga hal ini

ditemukan pada data time series (Erlina, 2007:108).

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Parsial (t-test)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya variable independen

(44)

apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap

nilai variabel terikat dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

HA: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

statistik dengan menggunakan menggunakan software statistik. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi

klasik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menerapkan analisis regresi

sederhana untuk melihat bagaimana pemahaman auditor terhadap kode etik

akuntan, menggunakan uji statistik t dengan persamaan linier (Sugiyono 2004:204):

Y1 = a + b . X + µ

Dimana:

n. Σ Xi. Σ Yi – Σ Xi. Yi

n. Σ Xi2 – (Σ Xi)2

Σ Yi – b. Σ Xi

n

Keterangan:

Y1 = Variabel Dependen (Terikat), yaitu kepuasan klien

a = Konstanta atau titik perpotongan dengan sumbu Y, bila X=0

b = Koefisien Arah Regresi        b =      

(45)

X = Variabel Independen (Bebas), yaitu kualitas audit

n = Jumlah sampel

µ = Tingkat kesalahan pengganggu (variabel pengganggu)

b. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan varian variabel dependen/terikat. Nilai koefisian

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen/bebas dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Karena kelemahan mendasar penggunaan R² adalah bias

terhadap jumlah variabel independenyang dimasukan ke dalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Sedangkan nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan ke dalam model, maka dalam hal ini peneliti akan

menggunakan nilai Adjusted R² untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

(46)

F. Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Rencana Jadwal Penelitian

Sumber : diolah penulis (2011)

Peneliti mengajukan proposal skripsi pada 30 November 2010 dan melaksanakan

bimbingan perbaikan proposal selama 3 minggu. Seminar proposal dilakukan pada

minggu pertama maret yaitu 4 maret 2011. Pengumpulan dan pengolahan data hingga

penyelesaian skripsi direncanakan akan dilakukan dalam 12 minggu dan dilanjutkan

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi obyek penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dimana data diperoleh dari kuesioner, yang dibagikan kepada para responden di kawasan industri medan. Para responden dalam

penelitian ini adalah kepala bagian keuangan ataupun bagian keuangan lainnya yang

mengerti mengenai informasi auditor diperusahaan tersebut. Jumlah responden yang

penelitian dapat dilihat pada hasil penyebaran kuesioner berikut ini.

Tabel 4.1 Penyebaran kuesioner

Keterangan Jumlah

Jumlah kuesioner disebar 285

Kuesioner tidak kembali 169

Kuesioner kembali 116

Sumber : data primer yang diolah 2011

Dalam proses mendapatkan sampel penelitian dilakukan penyebaran kuesioner sebanyak

285 kuesioner, dari hasil tersebut 116 dapat kembali dan sementara sisanya 169 kuesioner

tidak kembali. Tingkat respon rate adalah sebesar 116 : 285 x 100% = 40.7 % . Menurut

Uma Sekaran (2006) jumlah

sampel minimum adalah 30, jadi sampel dalam penelitian ini sudah memenuhi kriteria

sampel minimum dan sudah bisa digeneralisasikan. Adapun profil

(48)

Tabel 4.2

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Pada tabel profil responden memperlihatkan hasil – hasil sebagai berikut.

1. Berdasarkan kontribusi jenis kelaminnya memperlihatkan jumlah responden laki –

laki sebanyak 66.2 % dan jumlahnya lebih banyak dibanding jumlah responden

perempuan yang berjumlah sebanyak 33.8 %. Hasil ini menggambarkan bahwa para

kepala bagian keuangan ataupun bagian keuangan lainnya di kawasan industri medan

di dominasi oleh kaum laki – laki.

2. Berdasarkan pembagian berdasarkan umur terlihat responden yang berumur antara 36

– 40 tahun lebih dominan sebanyak 30.2 %, sementara responden yang berusia diatas

45 tahun memberikan kontribusi paling sedikit, yaitu sebanyak 8.6 %. Hasil ini

menunjukkan bahwa para kepala bagian keuangan atupun bagian keuangan lainnya di

(49)

3. Berdasarkan lama bekerja dalam menduduki jabatan sebagai kepala keuangan

ataupun bagian keuangan lainnya menunjukkan bahwa kebanyakan responden sudah

menjalani tugas selama 4 sampai 6 tahun sebesar 57.9 %, sementara 26.3 % lainnya

telah menjalani tugas lebih dari 6 tahun, sedangkan responden yang telah menjalani

tugas selama 1 sampai 3 tahun memberikan kontribusi paling sedikit sebesar 15.8 %.

B. Deskriptif Variabel

Persepsi para responden terhadap variabel – variabel penelitian kualitas jasa audit yang

terdiri dari pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan

klien, taat pada standar umum, independensi, sikap hati – hati, komitmen yang kuat terhadap

kualitas audit, keterlibatan pimpinan KAP, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat,

keterlibatan komite audit, standar etika yang tinggi, dan tidak mudah percaya. Maka akan

dilakukan analisa berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap variabel – variabel.

(50)

1. Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Jasa Audit

Hasil tanggapan responden mengenai kualitas jasa audit dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3

Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Jasa Audit

P STS TS N S ST jumlah

T % T % T % T % T % T %

1 3 2.6 9 7.8 14 12.1 62 53.4 28 24.1 116 100

2 - - 7 6.0 21 18.1 71 61.2 17 14.7 116 100

3 2 1.7 11 9.5 23 19.8 61 52.6 19 16.4 116 100

4 - - - - 43 37.1 53 45.7 20 17.2 116 100

5 - - - - 52 44.8 50 43.1 14 12.1 116 100

6 - - 7 6.0 37 31.9 54 46.6 18 15.5 116 100

7 1 0.9 15 12.9 36 31.0 48 41.4 16 13.8 116 100

8 3 2.6 15 12.9 48 41.4 44 37.9 6 5.2 116 100

9 - - 5 4.3 34 29.3 66 56.9 11 9.5 116 100

10 - - 11 9.5 59 50.9 37 31.9 9 7.8 116 100

11 - - 4 3.4 26 22.4 61 52.6 25 21.6 116 100

12 1 0.9 9 7.8 48 41.4 51 44.0 7 6.0 116 100

Sumber : Data Primer yang diolah,2011

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

(51)

Hasil tanggapan responden dapat dianalisa sebagai berikut :

1. Pada pertanyaan mengenai KAP dan tim audit yang diturunkan (pada tingkat

supervisor ke atas) mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengaudit

permasalahan, memperlihatkan kebanyakan responden yaitu sebanyak 62 responden

atau 53.4% responden menyatakan setuju, hal ini berarti rata-rata KAP (tim audit)

mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengaudit, salah satunya memiliki

keunggulan dalam mendeteksi kesalahan.

2. Pada pertanyaan mengenai KAP (tim audit) dan tim yang diturunkan (pada tingkat

supervisor ke atas) mempunyai keahlian industri yang dibutuhkan untuk mengaudit

perusahaan anda secara efektif, memperlihatkan kebanyakan responden yaitu

sebanyak 71 responden atau 61.2% responden menyatakan setuju, hal ini berarti

rata-rata KAP (tim audit) mempunyai pemahaman tentang industri secara efektif sehingga

akan memperkecil resiko audit.

3. Pada pertanyaan mengenai KAP (tim audit) responsif terhadap kebutuhan kebutuhan

perusahaan anda, memperlihatkan kebanyakan responden yaitu sebanyak 61

responden atau 52.6% responden menyatakan setuju, hal ini berarti rata-rata KAP (tim

audit) memperhatikan kebutuhan kliennya.

4. Pada pertanyaan mengenai anggota-anggota tim audit sebagai grup, berkompeten

secara teknis dalam mengaplikasikan standar akuntansi dan auditing (SAK & SAP),

memperlihatkan kebanyakan responden yaitu sebanyak 53 responden atau 45.7%

responden menyatakan setuju, hal ini berarti anggota-anggota tim audit sebagai grup

mengaplikasikan standar akuntansi dan auditing dalam mengaudit.

5. Pada pertanyaan mengenai semua hal yang berhubungan dengan KAP (anggota tim

(52)

secara fakta ataupun kelihatannya, memperlihatkan sebagian besar responden yaitu

sebanyak 52 responden atau 44.8% responden menyatakan netral, hal ini berarti

anggota anggota tim audit mempunyai tingkat independensi yang tidak terlalu tinggi

dan tidak terlalu rendah dalam mengaudit industri klien.

6. Pada pertanyaan mengenai anggota-anggota tim audit sebagai sebuah grup selalu

bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan selama melakukan audit,

memperlihatkan kebanyakan responden yaitu sebanyak 54 responden atau 46.6%

responden menyatakan setuju, hal ini hal ini berarti rata-rata anggota tim selalu

bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan untuk mengurangi resiko audit yang

kemungkinan terjadi.

7. Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai KAP mempunyai komitmen

yang kuat terhadap kualitas audit, memperlihatkan kebanyakan responden yaitu

sebanyak 48 responden atau 41.4% responden menyatakan setuju, hal ini berarti KAP

memperlihatkan komitmen yang tinggi terhadap kualitas auditnya.

8. Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai para pimpinan dari KAP terlibat

secara aktif dalam pelaksanaan audit, memperlihatkan sebagian besar responden yaitu

sebanyak 48 responden atau 41.4% responden menyatakan netral, hal ini berarti para

pimpinan kadang terlibat secara aktif namun juga kadang tidak terlibat secara aktif

dalam pelaksanaan audit.

9. Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai anggota-anggota tim audit

berinteraksi secara aktif dalam pelaksanaan audit, memperlihatkan hampir sebagian

besar responden yaitu sebanyak 66 responden atau 56.9% responden menjawab

setuju, hal ini berarti auditor melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat

10.Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai anggota-anggota tim audit

(53)

perjanjian audit, memperlihatkan hampir sebagian besar responden yaitu sebanyak 59

responden atau 50.9% responden menjawab netral, hal ini berarti anggota tim kurang

berinteraksi secara efektif dengan komite audit.

11.Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai anggota-anggota tim audit

mempunyai standar etika yang tinggi dan sangat mengetahui akuntansi dan auditing,

memperlihatkan hampir sebagian besar responden yaitu sebanyak 61 responden atau

52.6% responden menjawab setuju, hal ini berarti auditor dalam melakukan

pekerjaannya mempunyai etika yang tinggi.

12.Tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai anggota-anggota tim audit tidak

mudah percaya terhadap perusahaan anda selama melakukan audit, memperlihatkan

hampir sebagian besar responden yaitu sebanyak 51 responden atau 44.0% responden

menjawab setuju, hal ini berarti auditor dalam melaksanakan pekerjaan menunjukkan

sikap tidak mudah percaya.

2. Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Klien

Hasil tanggapan responden mengenai kepuasan klien dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Tanggapan Responen Mengenai Kepuasan Klien

P SMT TM N M SM Jumlah

T % T % T % T % T % T %

13 - - 19 16.4 13 11.2 58 50.0 26 22.4 116 100

14 - - 16 13.8 20 17.2 51 44.0 29 25.0 116 100

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1
Tabel 3.2
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap pengujian validasi cluster ini adalah tahap penting dalam penelitian, sebab dari uji validasi ini akan bertujuan selain untuk menentukan jumlah cluster

Hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Product Qua/tty berpengaruh positif terhadap Customer Satisfaction, Price Perception berpengaruh positif terhadap

Usaha yang dilakukan oleh pengusaha home industry kerajinan tapis dan bordir “AUDY” dalam meningkatkan ekonomi keluarga di masyarakat desa sumberrejo merupakan

Rata-rata diameter pangkal batang tanaman tomat pada berbagai varietas dan kosentrasi pupuk cair D I.GROW umur 30 HST (mm) .... Analisis ragam diameter pangkal batang

Nilai pH yang diperoleh pada analisis bahan baku bubur labu kuning yaitu 4,86 sedangkan nilai pH bubur kolang-kaling yaitu 5,43 maka dalam proses pembuatan selai

Seseorang bisa saja menganggap contoh ini bisa diperdebatkan, di mana seseorang bisa saja berkata bahwa ia merupakan kecerdasan presentasi belaka, bahwa pernyataan ini

(1) Ketentuan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (2) huruf d merupakan acuan bagi pemerintah Kabupaten dalam melakukan tindakan penertiban

Tahap selanjutnya penulis melakukan penulisan laporan dan pembuatan sistem menentukan distribusi tekanan air pada jaringan pipa menggunakan metode pengembangan