ANALISIS KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK
SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan
pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
Oleh :
POLTAK BASTIAN GEA
080501109
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK
SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Oleh :
POLTAK BASTIAN GEA
080501109
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Nama
: POLTAK BASTIAN GEA
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nim
: 080501109
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah Di Indonesia
Tanggal,
Mei 2012
Pembimbing Skripsi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Hari
:
BERITA ACARA UJIAN
Tanggal
:
Nama
: POLTAK BASTIAN GEA
NIM
: 080501019
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi
: Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah Di Indonesia
Tanggal,
Mei 2012
Pembimbing skripsi
(Syarief Fauzie, SE.Ak, M.Ak)
NIP. 1975 0909 2008 01 1 012
Tanggal,
Mei 2012
Pembaca Penilai
NIP. 130 251 879
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Nama
: POLTAK BASTIAN GEA
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NIM
: 080501109
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi
: Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Bank Konvensional dan Bank Syariah Di Indonesia
Tanggal,
Ketua Program Studi
Mei 2012
NIP. 19710503 200312 1 003
(Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc,
PhD)
Tanggal,
Ketua Departemen
Mei 2012
ABSTRACT
This research aimed to analyze the performance of conventional banks and
Islamic banks in response to PBI 6/10/PBI/2004 which then became the PBI
13/1/PBI/2011of RATING on BANKS. This study focuses on the performance of CR,
CAR, ROA and OCR. The results of this study essentially provides an overview and
understanding more about the performance of conventional banks and Islamic banks
are also evaluating the health of the bank's financial performance.
Conclusions of this study due to differences in CR performance period and
term placements receiving funding. CAR due to basic differences in bank operations.
OCR due to differences in personnel expenses. And there is no difference in ROA
caused the profit generated by a conventional bank assets and the assets of Islamic
banks is the same, although different assets. Therefore, the conventional bank
suggested further develop its loan portfolio again, especially long-term loan and
Islamic banks are advised to pay more attention to liquidity risk by developing a
portfolio of short-term loans.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja bank konvensional dan
bank syariah dalam merespon PBI No. 6/10/PBI/2004 yang selanjutnya menjadi PBI
No. 13/1/PBI/2011 tentang PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM.
Penelitian ini berfokus kepada kinerja CR, CAR, ROA dan OCR. Hasil penelitian ini
pada hakikatnya memberikan gambaran dan pemahaman lebih tentang kinerja bank
konvensional dan bank syariah juga penilaian terhadap kesehatan kinerja keuangan
bank.
Kesimpulan penelitian ini perbedaan kinerja CR disebabkan jangka waktu
penempatan dana dan jangka waktu penerimaan sumber dana. Perbedaan CAR
disebabkan dasar operasional bank. Perbedaan OCR disebabkan beban kepegawaian.
Dan tidak terdapat perbedaan ROA disebabkan laba yang dihasilkan oleh aset bank
konvensional dan aset bank syariah adalah sama, walau asetnya berbeda. Oleh karena
itu, bank konvensional disarankan lebih mengembangkan lagi portopolio pinjaman
yang dimilikinya, terutama pinjaman jangka panjang dan untuk bank syariah
disarankan lebih memperhatikan resiko likuiditasnya dengan mengembangkan
portopolio pinjaman jangka pendek.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan YME yang telah mengaruniakan rahmatNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Bank
Konvensional dan Bank Syariah”. Isi dan materi skripsi ini didasarkan pada
penelitian kepustakaan dan data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia.
Adapun skripsi ini diselesaikan sebagai tugas akhir penulis melengkapi syarat
untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit tantangan yang harus dihadapai baik
materil maupun moril, oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
rasa terimakasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak yang terkait
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, khususnya kepada :
1.
Ayahanda D. Gea dan Ibunda L. br. Marpaung tercinta yang selalu
mendukung dalam doa dan kasih sayang.
2.
Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
4.
Bapak Irsyad Lubis, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera
Utara.
5.
Bapak Syarief Fauzie, SE.Ak, M.Ak selaku dosen pembimbing yang banyak
membantu, mengarahkan, membuka wawasan dan berjiwa besar dalam
penyempurnaan penulisan skripsi ini.
6.
Bapak Drs. Sahat Silaen, M.Si selaku dosen pembaca penilai yang telah
banyak memberikan masukan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
7.
Bapak Prof. Dr. Lic.rer.reg.Sirojuzilam, SE selaku dosen wali dan dosen
pengajar mata kuliah di FE-USU yang mengarahkan dan membuka wawasan
selama perkuliahan.
8.
Staf administrasi FE-USU yang membantu dalam menyelesaikan urusan-urusan
administrasi selama perkuliahan.
9.
Pemimpin dan pegawai Bank Indonesia Medan Sumatera Utara, terutama kepada
ibu Anna, kakak Sofia, kakak Linda yang membantu dalam memperoleh data
yang diperlukan.
10.
Adik-adik tercinta Magdalena, Deswanti yang selalu mendukung dalam doa
dan kasih sayang.
11.
Semua sahabat EP’08 yang selalu mendukung dan memberikan saran.
yang bersifat membangun guna meningkatkan kualitas skripsi ini. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan studi ilmiah kedepan.
Medan, Mei 2012
Penulis
Poltak Bastian Gea
DAFTAR ISI
ABSTRACT
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
1.
1. Latar Belakang Masalah
1
1. 2. Perumusan Masalah
6
1. 3. Tujuan Penelitian
7
1. 4. Manfaat Penelitian
8
BAB II KERANGKA TEORITIS
2.
1. Pengertian Bank
9
2. 2. Jenis Bank
9
2.2.1 Menurut Fungsi
9
2.2.2 Menurut Kepemilikan
12
2.2.3 Menurut Cara Menentukan Harga
13
2. 3. Laporan Keuangan
16
2. 4. Komponen Laporan Keuangan
16
2.3.1.
Neraca
16
2.3.2.
Laporan Laba Rugi
18
2.3.3.
Laporan Perubahan Ekuitas
19
2.3.4.
Laporan Arus Kas
19
2.3.5.
Catatan Atas Laporan Keuangan
19
2. 5. Tehnik-Tehnik Analisa Laporan Keuangan
20
2.4.1. Analisa Komparatif
20
2.4.2. Analisa Titik Pulang Pokok / Break Even Point Analysis
21
2.4.3. Analisis Rasio
21
2.5.3. Rasio Rentabilitas
24
2.
7. Standar Rasio-Rasio Kesehatan Kinerja Bank Konvensional dan
Bank Syariah
25
2. 8. Kerangka Pemikiran
26
2. 9. Hipotesis Penelitian
28
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1. Jenis Penelitian
29
3. 2. Ruang Lingkup Penelitian
29
3. 3. Defenisi Operasional
29
3. 4. Populasi dan Sampel
30
3. 5. Jenis dan Sumber Data
31
3. 6. Teknik Analisis Data
31
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4. 1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Bank
34
4. 2. Bank Mandiri
34
4. 3. Bank Central Asia (BCA)
47
4. 4. Bank Mega
59
4. 5. Bank Syariah Mandiri (BSM)
70
4. 6. BCA Syariah
82
4. 7. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI)
91
4. 8. Uji Hipotesis
101
4.8.1 Rasio Likuiditas
102
1.
Cash Ratio
(CR)
102
4.8.2 Rasio Sovabilitas
103
1.
Capital Adequency Ratio
(CAR)
103
4.8.3 Rasio Rentabilitas
105
1.
Return On Asset
(ROA)
105
3.
Operasional Cost Ratio
(OCR)
105
BAB V KESIMPULAN DA SARAN
5. 1. Kesimpulan
107
5. 2. Saran
107
DAFTAR PUSTAKA
109
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
Tabel 1.1.
Perkembangan Kinerja Rasio-Rasio Bank
3
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
15
Tabel 4.1
Neraca Bank Mandiri
34
Tabel 4.2
Perkembangan Hasil Usaha Bank Mandiri
41
Tabel 4.3
Rasio-Rasio Kinerja Bank Mandiri
44
Tabel 4.4
Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan
44
Tabel 4.5
Neraca BCA
47
Tabel 4.6
Perkembangan Hasil Usaha BCA
52
Tabel 4.7
Rasio-Rasio Kinerja BCA
55
Tabel 4.8
Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan
56
Tabel 4.9
Neraca Bank Mega
59
Tabel 4.10
Perkembangan Hasil Usaha Bank Mega
64
Tabel 4.11
Rasio-Rasio Kinerja Bank Mega
66
Tabel 4.12
Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan
67
Tabel 4.16
Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan
78
Tabel 4.17
Neraca BCA Syariah
82
Tabel 4.18
Perkembangan Hasil Usaha BCA Syariah
84
Tabel 4.19
Rasio-Rasio Kinerja BCA Syariah
87
Tabel 4.20
Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan
87
Tabel 4.21
Neraca BSMI
90
Tabel 4.22
Perkembangan Hasil Usaha BSMI
94
Tabel 4.23
Rasio-Rasio Kinerja BSMI
97
Tabel 4.24
Akun-Akun Indikator dari Laporan Keuangan
97
Tabel 4.25
Uji T-Statistik CR
101
Tabel 4.26
Uji T-Statistik CAR
102
Tabel 4.27
Uji T-Statistik ROA
103
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Analisis Kinerja Bank Konvensional dan
Bank Syarian Di Indonesia
27
Gambar 4.1
Perkiraan Sumber Dana Bank Mandiri
45
Gambar 4.2
Modal dan ATMR Bank Mandiri
46
Gambar 4.3
Perkiraan Sumber Likuiditas BCA
57
Gambar 4.4
Modal dan ATMR BCA
58
Gambar 4.5
Perkiraan Sumber Likuiditas Bank Mega
68
Gambar 4.6
Modal dan ATMR Bank Mega
69
Gambar 4.7
Perkiraan Penyaluran Dana BSM
79
Gambar 4.8
Modal dan ATMR BSM
80
Gambar 4.9
Perkiraan Penyaluran Dana BCA Syariah
88
Gambar 4.10 Modal dan ATMR BCA Syariah
89
Gambar 4.11 Perkiraan Penyaluran Dana BSMI
98
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
ABSTRACT
This research aimed to analyze the performance of conventional banks and
Islamic banks in response to PBI 6/10/PBI/2004 which then became the PBI
13/1/PBI/2011of RATING on BANKS. This study focuses on the performance of CR,
CAR, ROA and OCR. The results of this study essentially provides an overview and
understanding more about the performance of conventional banks and Islamic banks
are also evaluating the health of the bank's financial performance.
Conclusions of this study due to differences in CR performance period and
term placements receiving funding. CAR due to basic differences in bank operations.
OCR due to differences in personnel expenses. And there is no difference in ROA
caused the profit generated by a conventional bank assets and the assets of Islamic
banks is the same, although different assets. Therefore, the conventional bank
suggested further develop its loan portfolio again, especially long-term loan and
Islamic banks are advised to pay more attention to liquidity risk by developing a
portfolio of short-term loans.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja bank konvensional dan
bank syariah dalam merespon PBI No. 6/10/PBI/2004 yang selanjutnya menjadi PBI
No. 13/1/PBI/2011 tentang PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM.
Penelitian ini berfokus kepada kinerja CR, CAR, ROA dan OCR. Hasil penelitian ini
pada hakikatnya memberikan gambaran dan pemahaman lebih tentang kinerja bank
konvensional dan bank syariah juga penilaian terhadap kesehatan kinerja keuangan
bank.
Kesimpulan penelitian ini perbedaan kinerja CR disebabkan jangka waktu
penempatan dana dan jangka waktu penerimaan sumber dana. Perbedaan CAR
disebabkan dasar operasional bank. Perbedaan OCR disebabkan beban kepegawaian.
Dan tidak terdapat perbedaan ROA disebabkan laba yang dihasilkan oleh aset bank
konvensional dan aset bank syariah adalah sama, walau asetnya berbeda. Oleh karena
itu, bank konvensional disarankan lebih mengembangkan lagi portopolio pinjaman
yang dimilikinya, terutama pinjaman jangka panjang dan untuk bank syariah
disarankan lebih memperhatikan resiko likuiditasnya dengan mengembangkan
portopolio pinjaman jangka pendek.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama tahun 2009-2010, pertumbuhan bank di Indonesia sangat pesat. Terbukti
dari banyaknya pembukaan bank baru maupun unit bank diseluruh wilayah Indonesia.
Pesatnya pertumbuhan perbankan dipengaruhi peluang usaha yang masih cukup
menjanjikan pada sektor perbankan, baik kovensional maupun bank syariah. Selain itu,
perbaikan ekonomi nasional karena mulai berkembangnya sektor industri dan ke tujuh
sektor lainnya setelah krisis global yang menyebabkan kebutuhan akan jasa keuangan
meningkat pula.
Berdasarkan data Bank Indonesia pada
Statistik Perbankan Indonesia
(2011),
jumlah unit bank umum yang disebut juga
bank konvensional
di Indonesia pada tahun
2008 sebanyak 10.868 unit, mengalami peningkatan di tahun 2009 menjadi 12.837 unit
dan pada tahun 2010 menjadi 13.837 unit. Untuk jumlah unit bank syariah di Indonesia,
tercatat di tahun 2008 sebanyak 790 unit. Pada tahun 2009, naik menjadi 998 unit dan di
tahun 2010 naik menjadi 1.477 unit. Beberapa diantara bank konvensional yang berhasil
adalah Bank Mandiri, Bank Central Asia dan Bank Mega. Pada bank syariah ada Bank
Muamalat Indonesia.
Desember 2010 kepada Bank Indonesia, tercatat total aset sebesar + Rp. 408 Triliun
dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) + Rp. 331 Triliun. Hal ini menunjukan begitu
besar kepercayaan nasabah dan mau menyimpan uangnya kepada Bank Mandiri. Bank
Mandiri juga menempati 10 besar bank yang menguasai pangsa kredit di Indonesia.
Karena dedikasinya kepada masyarakat Indonesia, Bank Mandiri juga mendapat
Penghargaan
Corporate Governance Award
oleh AsiaMoney magazine untuk katagori
Best Overall for Corporate Governance in Indonesia
dan
Best for Disclosure and
transparency
untuk tahun 2007-2008,
www.mandiri.com
.
Bank Muamalat Indonesia disebut-sebut sebagai pelopor lahirnya instrumen
syariah dalam perbankan di Indonesia. Pada tahun 1991, Bank Muamalat Indonesia
didirikan sebagai hasil pembentukan nyata dari perdebatan panjang tentang dasar-dasar
bunga yang diterapkan oleh bank konvensional. Bank Muamalat Indonesia tidak
memakai instrument bunga dalam operasionalnya, tetapi memakai sistem bagi hasil
yang diterapkan dari dasar-dasar keislaman. Saat ini, perkembangan Bank Muamalat di
Indonesia cukup baik, terbukti dari total aset tahun 2010 telah mencapai + 21,449
Triliun. Selama lima tahun terakhir Bank Muamalat Indonesia tidak berkembang
sendiri. Bank Syariah Mandiri yang merupakan produk Bank Mandiri yang telah
spin
off
(berdiri sendiri) juga mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Terbukti dari total
aset pada Bank Syariah Mandiri sampai akhir tahun 2010 telah mencapai + 32,455
Triliun. Di tahun yang sama, beberapa bank umum syariah swasta seperti: BCA Syariah
telah membukukan total aset + 873 Miliar dan Bank Syariah Mega Indonesia
Dalam bukunya Edward W. Reed dan Edward K. Gill (1995), menyatakan
bahwa bank umum adalah perusahaan dagang swasta yang berusaha mencari laba yang
wajar dengan memperhatikan kendala likuiditas. Tujuan Edward agar bank umum
memperoleh keuntungan yang tetap memperhatikan kesehatan banknya. Pernyataan
Edward tentu berlaku juga pada bank syariah, dimana bank syariah harus tetap
memperhatikan kendala likuiditasnya.
Penelitian ini berfokus kepada beberapa rasio kinerja perbankan seperti
Cash
Ratio
(CR),
Capital Adequency Ratio
(CAR), R
eturn On Asset
(ROA) dan
Operational
Cost Ratio
(OCR) guna mengetahui penyebab ketidaksehatan kinerja bank yang kerap
terjadi di dunia perbankan.
Tabel 1.1
Perkembangan Kinerja Rasio-Rasio Bank (%)
Nama Bank
Tahun
2009 2010
CR CAR ROA OCR CR CAR ROA OCR
Bank Mandiri 7.5 20.3 1.8 61.81 6.7 8.7 2.1 87.46
BCA 6.9 22.2 2.4 77.57 6.6 6 2.5 98.56
Bank Mega 8.9 17 1.4 77.58 8.1 9 1.9 88.11
Bank Syariah
Mandiri (BSM) 15.1 9.2 1.31 51.24 15 7.8 1.24 50.81
BCA Syariah 19.7 73 0.42 51.12 9.4 59 0.48 51.37
Bank Syariah
Mega Indonesia 10.9 9.5 1.3 51.85 11.3 12.2 1.94 50.15
Sumber: BI Data Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kinerja antara bank
konvensional dan bank syariah di tahun 2009 – 2010. Perbedaan kinerja bank yaitu:
•
CR Bank Mandiri dan CR BSM. Tahun 2009 Bank Mandiri memiliki CR sebesar
•
CAR BCA dan CAR BCA Syariah. Tahun 2009 BCA meliliki CAR sebesar 22.2%
sedangkan BCA Syariah memiliki CAR sebesar 73%. Tahun berikutnya, CAR BCA
turun ke posisi 6% sedangkan CAR BCA Syariah juga turun ke posisi 59%.
•
ROA dan OCR Bank Mega dengan ROA dan OCR Bank Syariah Mega Indonesia.
Tahun 2009 Bank Mega memiliki ROA sebesar 1.4% dan OCR sebesar 77.8%
sedangkan Bank Mega Syariah Indonesia memiliki ROA sebesar 1.3% dan OCR
sebesar 51.85%. Di tahun 2010. ROA dan OCR Bank Mega mengalami kenaikan ke
posisi 1.9% dan 88.11% sedangkan ROA dan OCR Bank Syariah Mega Indonesia
juga meningkat ke posisi 1.94% tetapi OCR turun ke posisi 50.15%.
Perbedaan kinerja antara bank konvensional dengan bank syariah sangat
dipengaruhi oleh bagaimana menejemen bank menjaga kesehatan kinerja banknya.
Untuk menjaga kesehatan kinerja perbankan Indonesia maka Bank Indonesia
mengeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 yang berlaku pada tanggal 5 januari 2011 yang
merupakan penyempurnaan dari PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang PENILAIAN
TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM. Berikut adalah alasan yang menurut saya
mengapa rasio-rasio tersebut harus tetap dijaga dalam keadaan sehat oleh bank.
•
Cash Ratio
(CR) dianggap perlu untuk dijaga tetap sehat untuk memenuhi
nasabah. Penundaan ini akan menghambat bagi kegiatan ekonomi nasabah yang
pada akhirnya berdampak ketidakstabilan perekonomian Indonesia.
•
Capital Adequency Ratio
(CAR) dianggap perlu untuk di jaga tetap sehat untuk
memberi pesan kepada masyarakat terutama investor asing bahwa perbankan
Indonesia dapat dipercaya. Karena memiliki ketahanan modal yang kuat dalam
menutupi resiko kredit. Menurut Bank Indonesia pada laporan
Perkembangan
Moneter, Sistem Pembayaran dan Perbankan
(2010) perbaikan stabilitas sektor
keuangan didukung oleh cukup kuatnya kinerja perbankan yang mencapai 17,4 %
pada akhir Desember 2010. Selama semester laporan, CAR mencapai puncaknya
pada September 2009, yaitu 17,7 %. Sejalan cukup kuatnya kinerja perbankan, pada
bulan Januari 2010
Fitch
(lembaga pemeringkat dari Amerika Serikat) menaikkan
rating beberapa bank besar di Indonesia dari
BB
menjadi
BB
+,
sedangkan
Moody’s
(lembaga perating dari Amerika Serikat) juga menaikkan
peringkat industri
perbankan Indonesia dari negatif menjadi stabil.
•
Retun on Asset
(ROA) dianggap perlu untuk di jaga tetap sehat untuk mendapati
aset-aset produktif dan sumber pendapatan produktif sudah dengan wajar dikelola
oleh bank dan jika terjadi ketidaksesuaian penempatan aset produktif dengan
pasivanya, dapat dengan segera diperbaiki.
manajemen pada tingkat individual bank.
Perubahan PBI No. 6/10/PBI/2004 menjadi PBI No. 13/1/PBI/2011 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menurut Bank Indonesia adalah:
1.
Perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko, penerapan Pengawasan secara
konsolidasi, serta perubahan pendekatan penilaian kondisi Bank yang diterapkan
secara internasional mempengaruhi pendekatan penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
2.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas penilaian Tingkat Kesehatan Bank untuk
menghadapi perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko sebagaimana diatas
maka diperlukan penyempurnaan penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan
pendekatan berdasarkan resiko.
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik membuat penelitian yang berjudul
“ANALISIS KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DI
INDONESIA”.
1.2 Perumusan Masalah
1.
Apakah perbedaan kinerja CR antara bank konvensional dengan bank syariah?
2.
Apakah terdapat perbedaan kinerja CAR antara bank konvensional dengan bank
syariah?
3.
Apakah terdapat perbedaan kinerja ROA antara bank konvensional dengan bank
syariah?
4.
Apakah terdapat perbedaan kinerja OCR antara bank konvensional dengan bank
syariah?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kenerja CR, CAR, ROA dan OCR
dari bank konvensional dan bank syariah. Sehingga diharapkan dapat diketahui seberapa
baik penerapan kesehatan kinerja bank. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui perbedaan kinerja CR bank konvensional dengan bank syariah
terhadap perekonomian Indonesia.
2.
Untuk mengetahui perbedaan kinerja CAR bank konvensional dengan bank syariah
terhadap perekonomian Indonesia.
3.
Untuk mengetahui perbedaan kinerja ROA bank konvensional dengan bank syariah
terhadap perekonomian Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan dan tujuan diatas manfaat penelitian ini adalah:
1.
Manfaat penelitian ini untuk masyarakat, sebagai masukan dan menambah
pemahaman bagi masyarakat dalam mengambil keputusan menyimpan uang di
bank.
2.
Manfaat penelitian ini untuk BI, mempermudah BI dalam mengambil langkah
pengawasan kesehatan terhadap bank konvensional dan bank syariah.
3.
Manfaat penelitian ini untuk bank yang terkait, dapat dijadikan informasi dan bahan
pertimbangan dalam menentukan strategi kedepan.
4.
Manfaat penelitian ini untuk peneliti, menambah wawasan dan pemahaman peneliti.
5.
Manfaat penelitian ini untuk akademisi, dapat dijadikan referensi dalam
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1 Pengertian Bank
Berdasarkan UU No. 14 tahun 1967,
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang.
Selanjutnya, perbaikan pengertian Bank pada UU RI No. 10 Tahun
1998 tanggal 10 November 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Bank memiliki fungsi sebagai perantara keuangan
antara pihak yang
memiliki dana lebih atau surplus kepada pihak yang membutuhkan dana atau defisit.
Bank juga sering digunakan untuk mengaktualisasikan beberapa kebijakan moneter
diseluruh dunia seperti; menaikan suku bunga guna menarik uang yang terlalu banyak
beredar atau menurunkan suku bunga guna mempercepat pertumbuhan ekonomi.
2.2 Jenis Bank
2.2.1 Menurut Fungsinya Bank
1.
Bank Sentral
Bank sentral ialah Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umun dan bank perkreditan
rakyar (BPR). Tujuan Bank Indonesia yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999,
yaitu
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai tukar Rupiah.
Tugas pokok Bank Indonesia:
1.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2.
Mengatur dan menjaaga kelancaran system pembayaran.
3.
Mengatur dan mengawasi Bank.
Pengawasan terhadap bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan memeriksa
laporan keuangan bank.
2.
Bank Umum
Bank Umum ialah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima
simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan
kredit jangka pendek
. Edward W. Reed dan Edward K. Gill (1995 : 1) juga menyatakan
bank umum lembaga yang paling penting dalam suatu negara dilihat dalam jumlah
asetnya (total asetnya sekitar $3 triliun pada tahun 1800-an).
Selain kredit jangka pendek, bank juga memiliki usaha selain non-bunga seperti:
1.
Keuntungan penjualan surat berharga: surat tanah.
kepada tujuan pokok didirikannya sebuah bank yang alasan ijinnya diberikan oleh
pemerintah adalah untuk menggairahkan perekonomian dengan pemberian kredit yang
diawasi pelaksanaannya oleh bank sentral. Fungsi bank umum menurut Edward W.
Reed dan Edward K. Gill (1995 : 1):
1.
Menciptakan uang: dilakukan dengan kegiatan memberikan pinjaman uang,
investasi dan kerjasama dengan bank sentral.
2.
Mekanisme pembayaran (pemindahbukuan): karena penggunaan cek dan kartu
kredit yag semakin besar
3.
Pengumpulan tabungan
4.
Pemberian kredit
5.
fasilitas untuk mempelancar perdagangan luar negeri
6.
Penyimpan barang berharga/
sefe deposite box
3.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Menurut Komaruddin Sastradipoera (2004 : 130) BPR adalah bank yang menerima
simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lain yang
sejenis dengan itu; memberikan kredit; menyediakan biaya bagi nasabah berdasarkan
prinsip bagi hasil; dan menempatkan dananya dalam deposito, dan/atau tabungan pada
bank lainnya.
2.2.2 Menurut Kepemilikannya Bank
1.
Bank Milik Pemerintah
Kasmir (2008 : 36) menyatakan baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah. Bank
Pemerintah ada Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Ekspor Inonesia.
2.
Bank Milik Swasta
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besar dimiliki oleh swasta serta akte pendiriannya
didirikan oleh swasta dan keuntungan untuk swasta. Bank Swasta ada Bank Central
Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Mega, Bank Bukopin, Bank Panin, Bank Permata.
3.
Bank Milik Koperasi
Bank yang modalnya berasal dari perkumpulan koperasi Indonesia dalam bentuk bank
umum koperasi, bank tabungan koperasi dan bank pembangunan koperasi, Komaruddin
Sastradipoera (2004 : 132).
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik bank milik
swasta asing atau pemerintah asing dan kepemilikan bank oleh pihak luar negeri. Bank
milik asing ada American Express Bank LTD, Bank of America, N.A., Bank of China
Limited, City Bank N.A., Deutsche Bank AG., JP. Morgan Chase Bank, N.A., Standard
Chatered Bank, The Bangkok Bank Comp. LTD, The Bank of Tokyo Mitshubishi UFJ
LTD, The Hongkong & Shanghai B.C, The Royal Bank of Scotland N.V.
2.2.3 Menurut Cara Menentukan Harga
1.
Bank Konvensional
Kasmir (2008 : 40) dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode:
1.
Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro,tabungan
maupun deposito. Demikian juga harga untuk pijamannya (kredit) juga ditentukan
berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.
2.
Untuk jasa-jasa bank lainya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan
berbagai biaya-biaya dalam bentuk nominal atau persentase tertentu. Sistem
pengenaan biaya-biaya ini dikenal dengan istilah
fee based
.
2.
Bank Syariah
hukum islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha
atau kegiatan perbankan. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank
yang berdasarkan syariah memakai metode:
1.
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
2.
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah).
3.
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (mudharabah).
4.
Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
Jenis perbedaan
Bank syariah
Bank konvensional
Landasan hokum
Al Qur`an & as Sunnah + Hukum positif
Hukum positif
Basis operasional
Bagi hasil
Bunga
Skema produk
Berdasarkan syariah, semisal mudharabah, wadiah, murabahah,
musyarakah dsb
Bunga
Perlakuan terhadap Dana Masyarakat Dana masyarakat merupakan titipan/investasi yang baru
mendapatkan hasil bila diputar/di’usahakan’ terlebih dahulu
Dana masyarakat merupakan simpanan yang
harus dibayar bunganya saat jatuh tempo
Sektor penyaluran dana
Harus yang halal
Tidak memperhatikan halal/haram
Organisasi
Harus ada DPS (Dewan Pengawas Syariah)
Tidak ada DPS
Perlakuan Akuntansi
Accrual
dan
cash basis (untuk bagi hasil)
Accrual basis
Terdapat perbedaan pula antara bagi hasil dan bunga bank, yaitu:
Bunga diaplikasikan pada pokok pinjaman (untuk kredit)
Nisbah bagi hasil diaplikasikan pada pendapatan yang diperoleh
nasabah pembiayaan
2.3 Laporan Keuangan
Munawir (2007 : 2) memberikan pengertian laporan keuangan pada dasarnya hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan dan aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data dan aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan Teguh Pudjo Muljono (1992 :
3) menyatakan laporan keuangan adalah produk dari akuntansi, begitu juga interpretasi
laporan keuangan juga merupakan salah satu fungsi pokok dari akuntansi. Erich A.
Helfert (1996 : 13) laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya analitis atas suatu
perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan, dengan adanya laporan keuangan dapat diketahui
seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan sebelumnya dan peristiwa apa saja
yang sudah terjadi pada perusahaan yang semuanya terangkum dalam angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan. Hasil evaluasi dari angka-angka tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan strategi keuangan dan operasional perusahaan kedepan.
2.4 Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan terbagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1.
Neraca
pengaruh semua keputusan serta transakasi yang telah terjadi dan telah
dipertanggungjawabkan sampai dengan tanggal pembuatan neraca, Erich A. Helfert
(1996 : 15).
Neraca pada perbankan sekurang-kurangnya terdapat pos-pos Teguh Pudjo Muljono
(1992 : 16):
1.
Aktiva
a.
Kas
b.
Penempatan pada Bank Indonesia
c.
Surat berharga: Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Saham,
Obligasi
d.
Tagihan pada bank lain: Giro,
Call Money
(simpanan pada bank lain), Deposito
berjangka, Kredit yang diberikan kepada bank lain
e.
Kredit
f.
Penyertaan
g.
Cadangan yang diklasifikasikan
h.
Aktiva tetap dan invetaris
i.
Rupa-rupa aktiva (saldo rekening aktiva lainnya baik dalam rupiah maupun
valas yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan kedalam salah satu pos
aktiva dari a sampai h).
2.
Pasiva
c.
Tabungan
d.
Deposito Berjangka
e.
Kewajiban lainnya
f.
Surat berharga
g.
Pinjaman diterima baik dari bank lain dan Bank Indonesia
h.
Rupa-rupa pasiva (saldo rekening pasiva lainnya baik dalam rupiah maupun
valas yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan kedalam salah satu pos
pasiva dari a sampai g)
i.
Modal
j.
Laba/rugi
2.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya,
rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu Munawir (2007 :
26). Tujuan laporan laba rugi mencerminkan pengaruh keputusan operasional
manajemen terhadap kinerja perusahaan dan laba atau rugi operasional bagi pemilik
perusahaan selama suatu periode waktu tertentu Erich A. Helfert (1996 : 17). Pada
laporan laba rugi bank kepada Bank Indonesia sekurang-kurangnya terdapat pos-pos:
a.
Pendapatan dan beban bunga
b.
Pendapatan dan beban operasional selain bunga
c.
Pendapatan (beban) non operasional
3.
Laporan Perubahan Ekuitas
Erich A. Helfert (1996 : 20) laporan perubahan ekuitas adalah suatu analisis tentang
perubahan utama perkiraan modal pemilik atau kekayaan bersih selama suatu periode
tertentu. Tujuan laporan perubahan ekuitas untuk melihat kemampuan sebuah
perusahaan dalam megembalikan kekayaan pemilik, apakah mengalami pertambahan
atau berkurang selama tahun berjalan.
Laporan perubahan ekuitas sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos, Standar Akuntasi
Pemerintah (SAP) No. 1 tahun 2005:
a.
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
b.
Setiap pos pendapatan dan belanja berserta totalnya seperti diisyaratkan dalam
standar-standar lainya yang diakui secara langsung dalam ekuitas
c.
Efek kumulatif atas perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang
mendasar diatur dalam suatu standar terspisah.
4.
Laporan Arus Kas
Erich A. Helfert (1996 : 19) menyatakan laporan arus kas adalah laporan yang memuat
perubahan dalam pergerakan dana. Dalam SAP No. 3 tahun 2005 laporan arus kas
menyajikan informasi penerimaan dan pengeluran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset keuangan, pembiayaan dan
nonanggaran.
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang
terdapat catatan atas laporan keuangan SAP No. 4 2005. Catatan atas laporan keuangan
berbentuk pendapat atau opini dari seorang auditor tentang kelayakan laporan keuangan
yang disajikan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan IAI (2004):
a.
Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting
b.
Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi
tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas
c.
Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan
dalam rangka penyajian secar wajar.
2.5 Teknik-Teknik Analisa Laporan Keuangan
Dalam bukunya Teguh Pudjo Muljono (1992 : 34) mengklasifikasikan beberapa
teknik analisa laporan keuangan bank secara intern yang meliputi:
A.
Analisa Komparatif
Analisa yang meliputi analisa Ttrend/analisa Horizontal dan analisa Vertikal
(
Analisa Common Size
) dari suatu laporan keuangan.
Adalah analisa yang membandingkan kegiatan usaha suatu bank secara konstan
maupun dalam bentuk relatif atas bagian kegiatan yang ada dengan kegiatan yang
telah dicapai pada periode sebelumnya. Dari analisa ini akan diperoleh suatu
kesimpulan apakah telah terjadi kemajuan atau kemunduran usaha dari
masing-masing bank yang bersangkutan.
2.
Analisa Vertikal
Agar para menagemen dapat mengetahui dan memanfaatkan pos-pos mana yang
dominan untuk mencapai tujuan bank dengan menberikan perhatian yang khusus
maka analisa komparatif horizontal harus dilengkapi dengan analisa vertikal untuk
mengetahui seberapa besar peran dari suatu pos terhadap kegiatan bank secara
keseluruhan.
B.
Analisa Break Even Point Analysis untuk Bank
Pada perusahaan-perusahaan industri terdapat analisa
Break Even Point
(BEP)
maka dalam perbankan juga dipakai analisa BEP yang memiliki manfaat:
1.
Untuk profit planning and control baik dalam long run maupun
short run period
.
2.
Untuk menetapkan mininmal target baik bagi unit bank secara keseluruhan maupun
bagian-bagian yang ada.
3.
Sebagai bahan pegukuran efisiensi dan efektivitas kerja bank cabang maupu
bagian-bagian yang ada.
C.
Analisis Rasio
dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibadingkan
dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
2.6 Analisis Rasio Kinerja Bank
Analisis ratio kinerja bank diklasifikasikan kedalam beberapa jenis:
1.
Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah mutu suatu aset yang dengan mudah diuangkan dengan sedikit
atau tanpa resiko
Edward W. Reed dan Edward K. Gill (1995 : 109). Rasio likuiditas
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kewajiban yang segera
harus dibayarkan.
•
Cash Rasio (CR)
dimiliki oleh bank.Rumus
CR
Sesuai dengan SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 mei
2004:
CR =
Alat Likuid
Hutang Lancar
x 100%
2.
Rasio Solvabilitas
Mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya
bila terjadi likuidasi pada bank tersebut.
•
Capital Adequency Ratio (CAR)
CAR menunjukkan kemampuan permodalan untuk menutup kemungkinan kerugian
atas kredit yang diberikan berserta kerugian pada investasi surat-surat berharga
Teguh Pudjo Muljono (1992 : 87). Jumlah dana yang dibutuhkan sebuah bank
berkaitan degan resiko yang dipikulnya. Misalnya, jika sebuah bank memikul resiko
yang lebih besar pada portofolio pinjamanya maka bank tersebut harus memiliki
dana modal yang lebih besar dibandingkan jika bank tersebut lebih konservatif
(berhati-hati) dalam kebijaksanaan kreditnya. Rumus
CAR:
CAR = Modal Bank (inti + pelengkap)
Total ATMR
x 100%
revaluasi aktiva tetap, cadangan umum Pembentukan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (max 1,25 dari ATMR ), modal pinjaman.
•
Total aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) yang dimaksud mencakup
aktiva yang tercanum dalam neraca maupun neraca yang bersifat administratif
dan terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut diterapkan bobot resiko yang
besarnya didasarkan pada kdat tesiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri
(berdasarkan pada golongan nasabah, peminjam, atau sifat barang jaminan)
Teguh Pudjo Muljono (1992 : 88). Peraturan Bank Indonesia saat ini CAR
minimum sebesar 8% dengan bobot 25% (Sesuai dengan SE No. 6/23/DPNP
tanggal 31 mei 2004).
3.
Rasio Rentabilitas
Untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan memperoleh laba.
•
Return on Asset
(ROA)
ROA sering digunakan dalam perbankan utuk mengetahui seberapa besar
kemampuan aset bank dalam memperoleh laba bersih. Aset bank terbagi atas uang
tunai, investasi surat berharga, pinjaman yang diberikan dan aset tetap Edward W.
Reed dan Edward K. Gill (1995 : 96). Dengan adanya kenaikan atau penurunan atas
ROA dapat memberikan informasi seberapa tepat aset yang dialokasikan oleh bank
dan kemampuan menajemen asetnya. Rumus
ROA
Sesuai dengan SE No.
6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004:
Total aktiva
•
Operation Cost Ratio
(OCR)
Tujuan OCR guna mengukur tingkat efisiensi dan menilai kemampuan bank dalam
melakukan aktivitasnya. Dalam jangka pajang semua biaya adalah variable. Biaya
terbagi dalam: upah, gaji dan tunjagan karyawan, bunga atas deposito berjangka,
cadangan kerugian pinjaman dan biaya operasional lainnya. Semakin besar OCR
maka semakin tidak efisien bank tersebut. Rumus
OCR
:
OCR = Biaya Operasional
Pendapatan Operasional
x 100%
2.7 Standar Rasio-Rasio Kesehatan Kinerja Bank Konvensional dan Bank
Syariah
juga mengacu pada standar rasio-rasio bank konvensional. Berikut standar rasio
kesehatan kinerja bank:
1.
Hasil penilaian CR dengan bobot 5%
-
Sehat
: > 4,05%
-
Cukup sehat
: > 3,30% - < 4,05%
-
Kurang sehat
: >2,55% - < 3,30%
-
Tidak sehat
: < 2,55%
2.
Hasil penilaian CAR dengan bobot 25%
-
Sehat
: > 9%
-
Cukup sehat
: > 8% - < 9%
-
Kurang sehat
: > 6% - < 8%
-
Tidak sehat
:
≤ 6%
3.
Hasil penilian ROA dengan bobot 10%
-
Sehat
: > 1,215%
-
Cukup sehat
: > 0,999% - < 1,215%
-
Kurang sehat
: > 0,765% - < 0,999%
-
Tidak sehat
: < 0,76%
-
Cukup sehat
: > 93,53% - < 94,72%
-
Kurang sehat
: > 94,72% - < 95,92%
-
Tidak sehat
: > 95,92%
2.8 Kerangka Pemikiran
Komposisi setiap alokasi dana bank selalu berujung kepada memperbesar laba.
Laba yang tinggi tentu memiliki resiko gagal yang tinggi pula ini sesuai dengan teori
Robert Levy dan Mashal Blume
(Wahyu Ariopratomo,
Pengajaran Mata Kuliah
Pasar Uang Dan Modal
). Bila bank memiliki portofolio dalam surat berharga dengan
suku bunga yang tinggi, tentu juga memiliki resiko yang juga ditanggung bersama oleh
pemegang saham jika ternyata bank tidak dapat membayar sesuai bunga yang
dijanjikan. Karena pemegang saham memilih untuk investasi dalam bentuk surat
berharga dengan adanya harapan deviden. Bagi masyarakat umum yang hanya memiliki
motif untuk menabung dengan alasan keamanan, tidak boleh sampai menanggung
kerugian atas investasi bank tersebut.
Laporan Keuangan
Analisis Rasio
Kondisi Kesehatan
Bank
PBI Tingkat
Kesehatan Bank
Rasio Kinerja
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Memeriksa laporan keuangan bank umum dan bank syariah dengan
menggunakan metode analisis rasio yang bertujuan untuk mendapatkan kondisi rasio
kinerja bank diharapkan sesuai dengan standar rasio pada SK DIR BI No.
30/11/KEP/DIR TGL 30 April 1997 dan SK DIR BI No. 30/277/KEP/DIR 19 Maret
1998. Hasil perbandingan memberikan informasi kondisi nyata yang terjadi pada bank
dan dapat dinilai apakah bank itu sehat atau tidak.
2.9 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah:
a.
Terdapat perbedaan tingkat kesehatan
Cash Ratio
(CR) antara Bank Konvensional
dengan Bank Syariah.
b.
Terdapat perbedaan tingkat kesehatan
Capital Adequency Ratio
(CAR) antara Bank
Konvensional dengan Bank Syariah.
c.
Terdapat perbedaan tingkat kesehatan
Return on Asset
(ROA) antara Bank
Konvensional dengan Bank Syariah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian historis dengan mengevaluasi data historis.
Mudrajad Kuncoro (2009 : 10) Kegiatan penelitian historis meliputi penyelidikan,
pemahaman dan penjelasan keadaan yang lalu. Tujuan penelitian historis adalah
mendapati suatu kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau perkembangan dari
kejadian yang telah lalu yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan kejadian sekarang
dan mengantisipasi kejadian yang akan datang.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini pada hakikatnya memberikan gambaran dan pemahaman lebih
tentang kesehatan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah. Ruang
lingkup penelitian ini berdasarkan analisis rasio kinerja bank (CR, CAR, ROA dan
OCR) dari laporan keuangan tahun 2006 dan 2010 yang kemudian dibandingkan dengan
standar rasio yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3.3 Definisi Operasional
a.
Cash Ratio(CR)
, yaitu indikator kemampuan perbankan dalam melunasi
kewajiban-kewajiban yang segera dibayarakan oleh bank. CR dapat diperoleh dengan cara
perhitungan alat likuid bank dibagi dengan hutang lancar.
b.
Capital Adequency Ratio (CAR)
, yaitu indikator kemampuan permodalan untuk
menutup kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan berserta kerugian pada
investasi surat-surat berharga. CAR dapat diperoleh dengan cara perhitungan modal
bank baik inti maupun pelengkap dibagi total aktiva tertimbang menurut resiko
(ATMR)
c.
Return On Asset (ROA)
, yaitu indikator kemampuan bank dalam memperoleh laba
bersih atas sejumblah aset bank. ROA dapat diperoleh dengan cara perhitungan
Laba bersih dibgi total aktiva.
d.
Operational Cast Ratio(OCR)
, yaitu indikator kemampuan efisiensi bank dalam
melakukan aktivitasnya. OCR dapat diperoleh dengan cara perhitungan biaya
operasional dibagi pendapatan operasional.
3.4 Populasi dan Sampel
Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah
nonprobability sampling
Kriteria yang dimaksudkan peneliti yaitu bank konvensional yang memiliki bank
syariah, baik bank konvensional dan bank syariah yang mengeluarkan laporan keuangan
dari tahun 2006 sampai 2010. Jika kedua syarat tersebut tidak terpenuhi maka sampel
akan dikeluarkan.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data historis yang digunakan adalah data kuantitatif sekunder. Data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank konvensional dan bank
syariah di Indonesia. Sedangkan standar rasio pembanding diperoleh dari SK DIR BI
No. 30/11/KEP/DIR TGL 30 April 1997 dan SK DIR BI No. 30/277/KEP/DIR 19
Maret 1998. Sumber data diperoleh dari publikasi laporan keuangan bank kepada Bank
Indonesia pada situs www.bi.go.id, laporan perekonomian Bank Indonesia Medan
Sumatera Utara dan sumber-sumber data lainnya seperti: literatur, jurnal-jurnal dan
hasil penelitian sebelumnya.
3.6 Teknik Analisis Data
1998, selanjutnya melakukan pengujian hipotesis yang membandingkan kesehatan dari
masing-masing kinerja rasio antara bank konvensional dengan bank syariah di
Indonesia.
Hipotesis yang coba diajukan adalah:
Ho
:
µ1 = µ2
Ha
:
µ1
≠ µ2
Keterangan:
- H0
=
tidak dapat perbedaan yang signifikan baik
cash ratio, capital adequency
ratio, return on asset dan operational cost ratio
antara Bank Konvensional dan Bank
Syariah.
- H1
=
terdapat perbedaan yang signifikan baik
cash ratio, capital adequency
ratio, return on asset dan operational cost ratio
antara
Bank Konvensional dan Bank
Syariah.
- Dengan tingkat signifikan 5%.
Selanjutnya menentukan nilai t-stastistik (sampel kecil) untuk uji beda rata-rata
sampel t-test dari masing-masing kinerja rasio bank:
Keterangan:
x2
=
Rata-rata CR, CAR, ROA dan OCR Bank Syariah.
s
=
Varians CR, CAR dan ROA dan OCR.
n1
=
Jumlah sampel Bank Konvensional.
n2
=
Jumlah sampel Bank Syariah.
Kesimpulan yang mungkin didapatkan:
•
Jika t-statistik > t-tabel maka H1 diterima
•
Jika t-statistik < t-tabel maka H0 diterima
Atau
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Bank
Hasil perhitungan rasio-rasio untuk mengetahui kinerja perbankan yang terdiri
dari rasio likuiditas dengan
Cash Ratio
(CR), rasio sovabilitas dengan
Capital
Adequency Ratio
(CAR) dan rasio rentabilitas yaitu
Return On Asset
(ROA) dan
Operational Cost Ratio
(OCR) berdasarkan pada data laporan keuangan per 31
Desember 2006 sampai 31 Desember 2010.
4.2
Bank Mandiri
A. Neraca
[image:54.595.80.517.529.726.2]Posisi neraca Bank Mandiri per 31 Desember 2006 sampai 31 Desember 2010 dalam
jutaan rupiah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Neraca Bank Mandiri
Dalam Juta Rupiah
Akun
12/31/2006 12/31/2007 12/31/2008 12/31/2009 12/31/2010Audited Audited
Audited
Audited
Audited
Rp Rp Rp Rp Rp
AKTIVA
Kas
3,828,154
5,707,807
8,063,502
7,998,246
8,342,365
Giro pada Bank Indonesia
21,119,659
27,449,153
12,526,144
15,070,892
-
Giro pada Bank Lain
489,437
1,356,307
6,899,442
6,794,626
-
Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia
22,938,888
39,117,722
49,467,747
49,182,388
57,326,724
PPAP- Penempatan pada bank lain
(107,705)
(70,286)
(470,954)
(460,398)
-
Surat-surat berharga/Efek-efek (neto)
2,503,080
2,343,820
1,339,258
5,975,515
LanjutanTabel 4.1
Dalam Juta Rupiah
Obligasi Pemerintah 90,636,049 89,329,712 87,771,938 88,127,818 -
Reverse Repo (neto)
441,512 2,145,230 95,934 4,730,712 8,977,703
Tagihan Derivatif (neto)
405,973 336,651 327,230 166,571 40,469
Kredit yang di berikan
109,379,723 126,826,445 159,007,051 179,687,845 218,992,542
PPAP- Kredit yang di berikan
(14,084,689) (12,694,900) (11,271,655) (11,642,955) -
Tagihan Akseptasi (neto)
3,450,924 4,953,481 3,596,359 4,300,617 3,950,506
Penyertaan Saham (neto)
2,209,393 2,533,683 2,965,034 3,684,249 4,140,223
Pendapatan yang Masih Akan Diterima 1,634,932 1,620,748 2,011,847 1,491,659 -
Biaya Dibayar Dimuka
284,750 230,169 274,955 341,570 -
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan - - - - (11,694,721) Cadangan kerugian penurunan nilai ase
t lainnya - - - - (20,478)
Uang Muka Pajak
3,963 4,358 3,543 2,523 -
Aktiva Pajak Tangguhan
3,280,444 4,080,468 6,081,870 6,006,074 5,156,474
Aktiva Tetap (Neto)
4,541,005 4,361,764 4,417,162 4,728,406 4,847,761 Properti Terbengkalai 416,167 258,735 215,365 94,204 186,095
Aset tidak berwujud
- - - - 262,681 Rekening tunda - - - - 1,485,815 Penyisihan penghapusan aset non
produktif - - - - (3,076,592) Aset antarkantor - - - - 463,797
Agunan yang Diambil Alih
158,922 135,084 135,084 62,222 130,036 Aktiva Lain-lain 2,680,636 3,409,719 4,947,409 7,165,924 7,893,159
Jumlah Aktiva
256,211,217 303,435,870 338,404,265 373,508,708 408,771,732
Dalam Juta Rupiah
Akun
12/31/2006 12/31/2007 12/31/2008 12/31/2009 12/31/2010Audited Audited
Audited
Audited
Audited
Rp Rp Rp Rp Rp
Kewajiban Kewajban Segera 783,049 1,003,590 824,961 761,827 -
Kewajiban kepada Bank Indonesia
LanjutanTabel 4.1
Dalam Juta Rupiah
Kewajiban kepada bank lain
- - - - 7,261,213
Simpanan Pihak Ketiga
197,438,261 235,802,393 273,565,821 299,721,940 332,727,856
Simpanan dari Bank Lain
7,491,735 4,118,104 5,776,330 9,735,677 - Repo 1,603,053 2,507,123 885,478 316,356 -
Pinjaman Yang di terima
7,486,807 11,628,336 11,475,233 9,524,898 4,686,900 Kewajiban Derivatif 100,246 33,279 150,644 41,611 36,837 Kewajiban Akseptasi 3,606,147 5,023,235 3,842,367 4,356,773 3,950,506
Surat Berharga yang Diterbitkan
3,594,560 3,769,660 779,203 622,619 564 Setoran jaminan - - - - 1,419,359 Estimasi kerugian Komitment dan
kontijensi 512,189 467,979 313,889 413,535 -
Beban yang Masih Harus Dibayar
516,201 460,206 641,750 443,764 -
Taksiran Pajak Penghasilan
1,345,436 1,022,689 2,865,154 1,483,680 -
Penyisihan penghapusan transaksi rekening administrative - - - - 368,063
Kewajiban Sewa Guna Usaha
- - 2,248 1,008 - Kewajiban lain-lain 5,392,863 8,355,544 6,767,318 11,299,581 10,588,461 Jumlah Kewajiban 229,870,547 274,192,138 307,890,396 338,723,269 361,066,880 Ekuitas Modal Disetor 10,315,609 10,374,776 10,452,824 10,485,058 10,498,247
Tambahan modal dasar
6,433,948 6,570,959 6,809,056 6,911,587 6,960,679 Modal Pinjaman - - - - 6,062,186
Dana Setoran Modal
- 127,593 - - - Cadangan - - - - 2,659,986
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
3,046,936 3,046,936 - - -
Selisih Penjabaran Laporan Keuangan
86,867 113,447 239,625 120,444 69,593
Pendapatan Komprehensif Lainnya
344,220 105,184 (166,780) (159,220) 39,206 Lainnya - - - - 1 Saldo laba 6,113,090 8,904,837 13,179,144 17,427,570 21,414,954 Jumlah Ekuitas 26,340,670 29,243,732 30,513,869 34,785,439 47,704,852
Jumlah Kewajiban & Ekuitas
Dari tabel neraca di atas menunjukkan total pertumbuhan aset dan kewajiban serta
ekuitas Bank Mandiri per 31 Desember 2006 sampai per 31 Desember 2010 sebesar
Rp.38.140.129 juta atau 12,44%. Hal ini disebabkan oleh:
1. Pada sisi aset, akun-akun yang mengalami pertumbuhan, yaitu kas, penempatan pada
bank lain dan Bank Indonesia, surat-surat berharga, kredit, tagihan derivatif dan
akseptasi, reverse repo, penyertaan saham, aktiva pajak tangguhan, aset tetap, aset
tidak berwujud dan aset lainnya.
2. Pada sisi kewajiban dan ekuitas, akun-akun kewajiban yang mengalami pertumbuhan,
yaitu simpanan pihak ketiga, kewajiban akseptasi dan kewajiban lainnya. Untuk
akun-akun ekuitas yang mengalami pertumbuhan, yaitu modal disetor, tambahan
modal dasar dan saldo laba.
Akun-Akun Aset
1. Giro pada Bank Indonesia
sekunder yang disarankan oleh Bank Indonesia. Karena itu, Bank Mandiri membuat
promosi guna menarik penabung.
2. Simpanan pada Bank Lain dan Bank Indonesia
Pertumbuhan rata-rata simpanan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar
Rp.8.596.959 juta atau 28,24%. Hal ini disebabkan Bank Mandiri memiliki dana
yang berlebih sehingga Bank Mandiri memutuskan menyalurkan dana yang berlebih
pada simpanan Bank Indonesia, yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang
Negara (SUN) gunanya untuk memenuhi GWM sekunder. Kemudian simpanan pada
bank lain untuk memperoleh bunga dari
call money
oleh bank lain dibandingkan
harus menempatkan sepenuhnya dana yang berlebih pada SBI.
3. Surat-Surat Berharga atau Efek-Efek
4. Kredit yang Diberikan
Pertumbuhan rata-rata kredit yang diberikan sebesar Rp.27.403.205 juta atau
19,05%. Hal ini disebabkan adanya PBI No.
12/19/PBI/2010
yang mengharuskan
dana yang diperoleh dari simpanan pihak ketiga disalurkan kembali minimal 78%.
5. Penyisihan Penghapusan Aset Kredit
Penyisihan penghapusan aset kredit mengalami pertumbuhan rata-rata yang negatif
sebesar Rp.3.521.172 juta atau -29,45%. Penurunan penyisihan penghapusan aset
kredit ini disebabkan jumlah kolektibilitas kredit golongan 3-5, yaitu gol. 3 (kredit
kurang lancar), gol. 4 (kredit diragukan) dan gol. 5 (kredit macet) terus berkurang.
Berkurangnya jumlah kolektibilitas kredit golongan 3-5 dikarenakan usaha keras
menejemen Bank Mandiri didukung keadaan perekonomian Indonesia yang terus
membaik.
6. Aset Tetap
Pertumbuhan rata-rata aset tetap sebesar Rp.76.689 juta atau 1,72%. Hal ini
disebabkan kebutuhan gedung baru untuk mendukung penambahan kantor cabang
pembantu baru di wilayah-wilayah Indonesia, serta perlengkapan pendukung, yaitu
memambahan jumlah mesin ATM.
7. Aset Lainnya
Kewajiban dan Ekuitas
1. Simpanan Pihak Ketiga
Pertumbuhan rata-rata simpanan pihak ketiga sebesar Rp.33.822.399 juta atau 14%.
Hal ini disebabkan peningkatan mutu pelayanan bank kepada nasabah melalui
perluasan pasar dengan membuka kantor cabang pembantu baru, memambahan
jumlah mesin ATM, keikutsertaan ATMBersama dan peningkatan kualitas sistem
teknologi informasi perbankan seperti; e-banking, phone-banking dan sms-banking.
Upaya ini telah berhasil menyerap penabung baru dan pada akhirnya meningkatkan
jumlah saldo simpanan pihak ketiga.
2. Pinjaman yang Diterima
Pinjaman yang diterima mengalami pertumbuhan rata-rata yang negatif sebesar
Rp.699.977 juta atau -3,45%. Hal ini disebabkan kelebihan likuiditas pada Bank
Mandiri. Kelebihan likuiditas ini dapat dilihat di Tabel 4.1 pada akun kas. Dari Tabel
4.1 diketahui bahwa selama 5 tahun kas terus mengalami pertumbuhan. Artinya
likuiditas Bank Mandiri sangat terpenuhi pada akhirnya mengurangi pinjaman yang
diterima Bank Mandiri.
3. Kewajiban Lain-lain
4. Ekuitas
Pertumbuhan rata-rata ekuitas sebesar Rp.5.341.046 atau 16,63%. Hal ini disebabkan
bertambahnya saldo laba yang ditahan dan
PBI No: 11/1/PBI/2009 Tentang Bank
Umum, menyatakan bahwa bank umum (konvensional) diharuskan modal
disetor untuk mendirikan Bank ditetapkan paling kurang sebesar
3.000.000.000.000,00 (tiga triliun rupiah).
B. Hasil Usaha
[image:61.595.81.524.401.731.2]Berikut adalah hasil usaha Bank Mandiri selama kurun waktu 2006-2010:
Tabel 4.2 Perkembangan Hasil Usaha Bank Mandiri
Dalam juta rupiah
Akun
2006 2007 2008 2009 2010Audited
Audited
Audited
Audited
Audited
Rp Rp Rp Rp Rp
PENDAPATAN
Pendapatan Operasi
a. Pendapatan Bunga
24,495,146
21,678,821
24,290,244
28,883,420
30,407,719
b. Pendapatan Provisi dan Komisi
593,407
654,290
794,379
856,054
-
Jumlah Pendapatan Bunga
25,088,553
22,333,111
25,084,623
29,739,474
30,407,719
Beban Bunga
15,353,414
10,446,126
11,021,765
13,980,545
12,344,711
Pendapatan Bunga Bersih
9,735,139
11,886,985
14,062,858
15,758,929
18,063,008
Pendapatan Operasi Lainnya
a.Provisi dan Komisi lainnya
1,546,280
2,093,160
2,946,122
3,732,918
-
b.Transaksi Valuta Asing
378,147
298,529
766,995
621,574
-
c.Pendapatan Kenaikan Nilai Surat Berharga
195,026
157,474
3,602
129,866
-
d.Pendapatan Lainnya
511,661
688,921
617,744
836,962
-
Jumlah pendapatan Operasi Lainya
2,631,114
3,238,084
4,334,463
5,321,320
LanjutanTabel 4.2
Dalam juta rupiah
Beban Operasional
a. Beban penyisihan penyisihan PPAP
3,406,702 1,554,220 2,467,554 2,009,296 2,141,617 b. Estimasi kerugian komitmen dan
kontinjensi (20,203) (61,307) (222,189) 124,566 -
c. Keuntungan (kerugian) bersih penilaian surat berharga - 12,848 55,217 2,052 2,086,187 d. Beban Operasi Lainnya
- Umum dan administrasi
2,574,556 2,677,780 2,905,822 3,208,933 488,438 - Kepegawaian 2,739,083 3,711,714 4,095,663 4,205,057 4,541,164 e.Beban Promosi 374,055 383,202 461,888 526,000 749,661 f.Beban Lainnya 555,760 670,901 880,526 1,281,797 4,957,129 Jumlah Operasi 9,629,953 8,949,358 10,644,481 11,357,701 14,964,196 Laba Operasi 2,736,300 6,175,711 7,752,840 9,722,548 11,407,018
Pendapatan (beban) Non operasi
Pendapatan non operasi
89,701 51,116 354,843 566,571 115,361
Beban non operasi
33,301 4,822 5