• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan Dalam Mengukur Kinerja Karyawan Berdasarkan Balanced Scorecard: Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang Kabanjahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan Dalam Mengukur Kinerja Karyawan Berdasarkan Balanced Scorecard: Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang Kabanjahe"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN DALAM MENGUKUR KINERJA KARYAWAN BERDASARKAN

BALANCED SCORECARD: STUDI KASUS PADA

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) CABANG KABANJAHE

TESIS

Oleh

FERNANDO SIADARI

087019021/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

S

EK O L

A H

P A

S C

A S A R JA

N

(2)

ANALISIS PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN DALAM MENGUKUR KINERJA KARYAWAN BERDASARKAN

BALANCED SCORECARD: STUDI KASUS PADA

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) CABANG KABANJAHE

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

FERNANDO SIADARI

087019021/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN DALAM MENGUKUR KINERJA KARYAWAN BERDASARKAN BALANCED

SCORECARD: STUDI KASUS PADA PT BANK

NEGARA INDONESIA (PERSERO) CABANG KABANJAHE

Nama Mahasiswa : Fernando Siadari

Nomor Pokok : 087019021

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Rismayani, SE., MS) Ketua

(Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Ak) Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Rismayani, SE., MS)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal: 23 Desember 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE., MS

Anggota : 1. Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec

2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA

3. Drs. Syahyunan, M.Si

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

“Analisis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan dalam Mengukur Kinerja

Karyawan Berdasarkan Balance Scorecard: Studi Kasus pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Kabanjahe”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara

jelas dan benar.

Medan, Desember 2010 Yang membuat pernyataan

(6)

ANALISIS PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN DALAM MENGUKUR KINERJA KARYAWAN BERDASARKAN BALANCED

SCORECARD: STUDI KASUS PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) CABANG KABANJAHE

Fernando Siadari, Prof. Dr. Rismayani, SE., MS dan Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec

ABSTRAK

Penggunaan balanced scorecard pada PT. BNI berhubungan dengan penilaian kinerja unit-unit kerja yang ada. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe dan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan kinerja, kepuasan kerja dan teori Balanced Scorecard.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Sifat penelitian ini adalah explanatory. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, daftar pertanyaan (questionaire) dan studi dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang. Variabel diukur dengan skala Likert. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda melalui uji F dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan karyawan cukup baik, demikian juga dengan pelatihan karyawan sudah berlangsung dengan baik, produktivitas karyawan cukup tinggi, kinerja karyawan cukup tinggi. Kompetensi staf berdasarkan hasil analisa sudah cukup baik, infrastruktur teknologi juga sudah memadai, demikian juga iklim bertindak sudah cukup baik.

Hipotesis pertama secara serentak menunjukkan bahwa variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang terdiri dari kepuasan karyawan dalam bekerja, pelatihan karyawan, dan produktivitas karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada BNI Cabang Kabanjahe. Secara parsial, produktivitas karyawan berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja karyawan pada BNI Cabang Kabanjahe. Uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel kompetensi staf, infrastruktur, dan iklim untuk bertindak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan karyawan pada BNI Cabang Kabanjahe. Secara parsial menunjukkan bahwa iklim untuk bertindak berpengaruh lebih dominan terhadap kepuasan karyawan pada BNI Cabang Kabanjahe.

(7)

ANALIZE PERSPECTIVE OF STUDYING AND GROWTH ON PERFORMANCE OF EMPLOYEES WITH BALANCED SCORECARD: CASE STUDY

AT PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK BANK OF KABANJAHE BRANCH OFFICE

Fernando Siadari, Prof. Dr. Rismayani, SE., MS and Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec

ABSTRACT

Providing the balanced scorecard applied on PT. BNI Bank is related to assessment of performance for each working units available. In formulating the problems on this study is how the perspective influence of studying and its growth on performance of employees on PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank of Kabanjahe Branch Office, as well whatever factors ever influencing to a working satisfactory as the employee of the bank in branch office. The objective of this study is to know to analyze the influence of perspective in knowing well and growth to their performance up for the bank and to know and analyze the factors influencing their satisfactory in working as employee for PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk of Kabanjahe branch office.

This research adopted the theory of human resources management about the performance, working satisfactory and balanced scorecard theory.

It is indeed, this study applied a case study approach, and this research is known as explanatory method. In completing this research adopted a quantitative descriptive research. In collecting the data, conducted it through interview, provided questionnaire and with documentation study. The sample of this study is noted totally 34 people. The variable shall be assessed with likert scale. In examining the hypothesis adopted a multiple regression analysis with F test and t test.

The result of study showed that their satisfactory as employee is quite good, it is noted also by sending them for training got already run as well, their productivity as employee is noted highly, and their performances is noted well, still infrastructure facilities has been available appropriate and condition to do in action is noted good.

The first hypothesis simultaneously showed that variable of perspective in studying and growth comprising of employee satisfactory in working, coaching the employee, and their productivity influencing significantly on their performance in serving BNI Kabanjahe Branch. In partially, productivity of employee influencing more dominantly on their performance as working on BNI Kabanjahe Branch. For secondly hypothesis test showed that variable of competency as staff, infrastructure, and climate to have action got a significantly influence on their satisfactory in serving BNI Kabanjahe Branch. Partially, it indicated that climate in having action is influencing more dominantly on their satisfactory who serving on BNI Kabanjahe Branch.

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan

karuniaNya yang tidak terbatas dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulisan tesis ini merupakan tugas akhir guna melengkapi persyaratan dalam

rangka mengakhiri masa pendidikan Sekolah Pascasarjana dan untuk mendapatkan

gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Pada penulisan tesis ini, adapun judul penelitian yang dilakukan penulis

adalah: “Analisis Perspektip Pembelajaran dan Pertumbuhan dalam Mengukur Kinerja

Karyawan Berdasarkan Balance Scorcard: Studi Kasus pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Cabang Kabanjahe”.

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan penyusunan tesis

ini, penulis banyak memperoleh bantuan, bimbingan, petunjuk, nasehat, dan

dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis menghaturkan terima kasih yang

tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc, (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

(9)

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku

Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan

kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Ak selaku Anggota Komisi Pembimbing

yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan tesis ini.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., Bapak Drs. Syahyunan, M.Si dan Bapak

Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si, selaku Dosen Pembanding yang banyak

memberikan saran dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

6. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Drs. Olop Toga Sinaga, SH., selaku Pemimpin Cabang Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Kabanjahe dan para staf karyawan dan

karyawati yang sangat membantu dalam memberikan data dan informasi dalam

proses penelitian tesis ini.

8. Orang tua tercinta, Rianus Siadari (Alm) dan Riomsi br. Nainggolan, Istriku

tercinta Yolanda L. Pane, SS., anakku Riris Stephani br Siadari, Fritz Adriel

Siadari, Hazel Zoseph Siadari atas doa serta kesabarannya selama penulis

(10)

9. Kakakku, adikku, dan seluruh iparku yang kusayangi telah memebrikan doa,

motivasi dan semangat selama penulis menjalani masa pendidikan Pascasarjana

ini, terlebih kepada kakakku Risma Tiur Julita br. Siadari.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana angkatan XIV yang telah memberikan semangat dan dukungan

dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis berdoa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberikan berkat

atas seluruh kebaikan dan kemurahan hati sekalian kepada kita semua.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari

sempurna, namun semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan

kepada penulis khususnya.

Medan, Desember 2010

Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Fernando Siadari, lahir di Pematang Siantar pada tanggal 15 Mei 1970, anak

ketiga dari delapan bersaudara dari pasangan Ayahanda (Alm) Rianus Siadari dan

Ibunda Riomsi Br. Nainggolan. Menikah dengan Yolanda Lasmaria Pane, SS dan

dikaruniai tiga orang anak: Riris Stephani Siadari, Fritz Adriel Siadari, Hazel Hoseph

Siadari.

Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar di SD Negeri No. 122351 Pematang

Siantar, tamat dan lulus tahun 1983. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri I Pematang Siantar, tamat dan lulus tahun 1986. Selanjutnya

menempuh pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Pematang

Siantar, tamat dan lulus tahun 1989. Kemudian melanjutkan ke Fakultas Ekonomi

Manajemen Program S-1 Universitas Methodist Indonesia Medan (UMI) di Medan

tamat dan lulus pada tahun 1995. Tahun 2008 melanjutkan studi Pascasarjana (S-2)

di Universitas Sumatera Utara pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana.

Sejak tahun 1995 hingga saat ini bekerja sebagai Pegawai Tetap Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan saat ini

(12)

DAFTAR ISI

II.2. Pengertian Kinerja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 12

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 34

III.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama ... 34

(13)

III.6.3. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua ... 36

III.6.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 36

III.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

III.8. Model Analisis Data ... 41

III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 41

III.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 43

III.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 45

III.9.1. Uji Normalitas ... 46

III.9.2. Uji Multikolinieritas ... 46

III.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

IV.1. Hasil Penelitian ... 48

IV.1.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kabanjahe ... 48

IV.1.2. Karakteristik Responden ... 53

IV.1.3. Penjelasan Responden ... 54

IV.2. Pembahasan... 70

IV.2.1. Uji Asumsi Klasik ... 70

IV.2.2. Analisis dan Pembahasan ... 75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

V.1. Kesimpulan... 83

V.2. Saran ... 84

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 36

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 38

III.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel ... 40

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 53

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 54

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama bekerja ... 54

IV.5. Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama ... 73

IV.6. Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua ... 73

IV.7. Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Hipotesis Pertama ... 74

IV.8. Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Hipotesis Kedua... 74

IV.9. Uji Determinasi Hipotesis Pertama ... 76

IV.10. Hasil Uji F Hipotesis Pertama ... 76

IV.11. Hasil Uji t Hipotesis Pertama ... 77

IV.12. Uji Determinasi Hipotesis Kedua ... 79

IV.13. Hasil Uji F Hipotesis Kedua ... 80

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir Penelitian ... 10

II.1. Elemen-elemen Kunci Sistem Penilaian Kinerja ... 17

II.2. Balanced Scorecard sebagai Kerangka Kerja ... 19

II.3. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 25

IV.1. Stuktur Organisasi PT. BNI Cabang Kabanjahe... 52

IV.2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama dengan Menggunakan Histogram ... 71

IV.3. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama dengan Menggunakan Normal P-P Plot ……….. 71

IV.4. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua dengan Menggunakan Histogram ... 72

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Tabulasi Jawaban Responden ... 89

2. Hasil Analisa Regresi ... 91

(17)

ANALISIS PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN DALAM MENGUKUR KINERJA KARYAWAN BERDASARKAN BALANCED

SCORECARD: STUDI KASUS PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) CABANG KABANJAHE

Fernando Siadari, Prof. Dr. Rismayani, SE., MS dan Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec

ABSTRAK

Penggunaan balanced scorecard pada PT. BNI berhubungan dengan penilaian kinerja unit-unit kerja yang ada. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe dan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan kinerja, kepuasan kerja dan teori Balanced Scorecard.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Sifat penelitian ini adalah explanatory. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, daftar pertanyaan (questionaire) dan studi dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang. Variabel diukur dengan skala Likert. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda melalui uji F dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan karyawan cukup baik, demikian juga dengan pelatihan karyawan sudah berlangsung dengan baik, produktivitas karyawan cukup tinggi, kinerja karyawan cukup tinggi. Kompetensi staf berdasarkan hasil analisa sudah cukup baik, infrastruktur teknologi juga sudah memadai, demikian juga iklim bertindak sudah cukup baik.

Hipotesis pertama secara serentak menunjukkan bahwa variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang terdiri dari kepuasan karyawan dalam bekerja, pelatihan karyawan, dan produktivitas karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada BNI Cabang Kabanjahe. Secara parsial, produktivitas karyawan berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja karyawan pada BNI Cabang Kabanjahe. Uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel kompetensi staf, infrastruktur, dan iklim untuk bertindak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan karyawan pada BNI Cabang Kabanjahe. Secara parsial menunjukkan bahwa iklim untuk bertindak berpengaruh lebih dominan terhadap kepuasan karyawan pada BNI Cabang Kabanjahe.

(18)

ANALIZE PERSPECTIVE OF STUDYING AND GROWTH ON PERFORMANCE OF EMPLOYEES WITH BALANCED SCORECARD: CASE STUDY

AT PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK BANK OF KABANJAHE BRANCH OFFICE

Fernando Siadari, Prof. Dr. Rismayani, SE., MS and Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec

ABSTRACT

Providing the balanced scorecard applied on PT. BNI Bank is related to assessment of performance for each working units available. In formulating the problems on this study is how the perspective influence of studying and its growth on performance of employees on PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank of Kabanjahe Branch Office, as well whatever factors ever influencing to a working satisfactory as the employee of the bank in branch office. The objective of this study is to know to analyze the influence of perspective in knowing well and growth to their performance up for the bank and to know and analyze the factors influencing their satisfactory in working as employee for PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk of Kabanjahe branch office.

This research adopted the theory of human resources management about the performance, working satisfactory and balanced scorecard theory.

It is indeed, this study applied a case study approach, and this research is known as explanatory method. In completing this research adopted a quantitative descriptive research. In collecting the data, conducted it through interview, provided questionnaire and with documentation study. The sample of this study is noted totally 34 people. The variable shall be assessed with likert scale. In examining the hypothesis adopted a multiple regression analysis with F test and t test.

The result of study showed that their satisfactory as employee is quite good, it is noted also by sending them for training got already run as well, their productivity as employee is noted highly, and their performances is noted well, still infrastructure facilities has been available appropriate and condition to do in action is noted good.

The first hypothesis simultaneously showed that variable of perspective in studying and growth comprising of employee satisfactory in working, coaching the employee, and their productivity influencing significantly on their performance in serving BNI Kabanjahe Branch. In partially, productivity of employee influencing more dominantly on their performance as working on BNI Kabanjahe Branch. For secondly hypothesis test showed that variable of competency as staff, infrastructure, and climate to have action got a significantly influence on their satisfactory in serving BNI Kabanjahe Branch. Partially, it indicated that climate in having action is influencing more dominantly on their satisfactory who serving on BNI Kabanjahe Branch.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya merumuskan dan

menyempurnakan strategi-strategi bisnisnya dalam rangka memenangkan persaingan.

Persaingan domestik dan global mengharuskan perusahaan memperhatikan

penciptaan dan pemeliharaan keunggulan bersaing melalui penyampaian produk dan

layanan yang lebih baik pada konsumen. Untuk dapat menjamin suatu organisasi

berlangsung dengan baik, maka organisasi perlu mengadakan evaluasi terhadap

kinerjanya. Dalam evaluasi tersebut diperlukan suatu standar pengukuran kinerja

yang tepat, dalam arti tidak hanya berorientasi pada sektor keuangan saja, karena hal

tersebut sangat kurang tepat dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.

Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan informasi dari sektor non keuangan, seperti

kepuasan konsumen, kualitas produk atau jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya,

sehingga pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk

kepentingan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Selama ini yang umum

dipergunakan dalam perusahaan adalah pengukuran kinerja tradisional yang hanya

(20)

Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan

hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan

hidup perusahaan dalam jangka panjang. Pengukuran kinerja yang menitikberatkan

pada sektor keuangan saja kurang mampu mengukur kinerja harta-harta tak berwujud

(intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan.

Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu menjelaskan

banyak mengenai masa lalu perusahaan, kurang memperhatikan sektor eksternal,

serta tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik.

Dewasa ini, disadari bahwa pengukuran kinerja keuangan yang digunakan

oleh banyak perusahaan untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai,

sehingga dikembangkan suatu konsep “Balanced Scorecard.” Konsep ini

menyeimbangkan pengukuran atas kinerja sebuah organisasi bisnis yang selama ini

dianggap terlalu fokus pada kinerja keuangan.

Saat ini pengunaan balanced scorecard di dunia telah diadopsi lebih dari 50%

perusahaan yang masuk dalam Fortune 1000, dan belum termasuk dihitung

perusahaan-perusahaan diluar kategori lainnya, sehingga balanced scorecard diakui

juga sebagai satu dari 75 ide bisnis paling berpengaruh di abad ke-20, yang telah

digunakan oleh perusahaan publik, swasta dan nirlaba saat ini. Dari informasi di atas

dapat diketahui bahwa metode ini telah menjadi alat yang sangat terkenal dan efektif

dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi berbagai

(21)

Suatu perusahaan maupun organisasi sebenarnya memiliki strategi

di bidangnya masing-masing, namun balanced scorecard adalah alat yang dapat

menghidupkan strategi tadi ke dalam aktivitas sehari-hari perusahaan/organisasi

tersebut. Selain itu dengan mengunakan metode balanced scorecard, membuat

perusahaan semakin memiliki prioritas atau target yang jelas dan panduan bagi setiap

karyawan baik manajemen maupun staf untuk memberi kontribusi yang berarti bagi

tercapainya visi misi perusahaan. Manfaat panduan inilah yang menjadi nilai lebih

dari balanced scorecard, dikarenakan setiap pihak yang memiliki peran akan saling

ketergantungan antara satu dengan lainnya, sehingga akan mensukseskan cita-cita

yang diinginkan oleh perusahaan.

Konsep pengukuran kinerja balanced scorecard memiliki keistimewaan

dalam hal cakupan pengukurannya yang komprehansif, karena selain

mempertimbangkan kinerja finansial, juga mempertimbangkan pula kinerja-kinerja

non finansial. Selain itu balanced scorecard tidak hanya mengukur aktivitas akhir

(out come) tetapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir (driver).

Balanced scorecard dapat diterapkan pada organisasi bisnis yang

menghasilkan produk maupun jasa. Namun dalam penelitian ini yang dijadikan

sebagai objek adalah organisasi jasa yang bergerak dalam bidang keuangan, yaitu

bank. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan

(22)

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bardasarkan undang-undang tersebut, lembaga keuangan bank dibedakan

menjadi dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun kegiatan bank

di Indonesia terutama kegiatan Bank Umum adalah menghimpun dana dari

masyarakat (funding), menyalurkan dana ke masyarakat (lending), serta memberikan

jasa-jasa bank lainnya (services).

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Cabang Kabanjahe merupakan salah

satu bank milik pemerintah (BUMN) yang mempunyai visi “menjadi Bank

kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja”. Konsep balanced

scorecard membantu memberikan rerangka komprehensif untuk menerjemahkan visi

ke dalam sasaran-sasaran strategik. Berdasarkan pada sistem pengukuran kinerja

balanced scorecard, adalah penting melihat aspek-aspek di luar aspek keuangan

dalam rangka mencapai keseimbangan dalam pengukuran kinerja. Penggunaan

balanced scorecard pada PT. BNI berhubungan dengan penilaian kinerja unit-unit

kerja yang ada pada perusahaan, di mana setiap unit mempunyai task duty

masing-masing yang menyebabkan terdapat perbedaan ukuran kinerja masing-masing-masing-masing unit

kerja. Melalui penilaian kinerja yang dilakukan selama ini, sebagian karyawan

merasa kurang puas dengan hasil penilaian karena kurang sesuai dengan kinerja

mereka. Dalam hal inilah balanced scorecard digunakan karena balanced scorecard

dapat mengukur perbedaan-perbedaan tersebut. Fenomena yang dapat dilihat dalam

(23)

lebih objektif, namun demikian sebagian karyawan kurang memahami implementasi

balanced scoredcard karena masih kurangnya pelatihan terhadap penggunaannya.

Hal ini akan menyebabkan perbedaan-perbedaan dalam penafsiran oleh karyawan

terhadap hasil penilaian dengan balanced scorecard tersebut.

Secara khusus dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, peran sumber

daya manusia sangat penting dalam mencapai keberhasilan strategi perusahaan yang

ditetapkan di mana penerapan dalam peningkatan mutu para karyawan sangat

mempengaruhi proses bisnis internal dalam bentuk peningkatan mutu dan siklus

waktu. Selanjutnya hal tersebut akan mempengaruhi peningkatan kepuasan

pelanggan, loyalitas yang tinggi sehingga pangsa pasar semakin besar yang muaranya

kepada peningkatan kemampulabaan perusahaan.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam balanced scorecard

diantaranya terdiri dari kepuasan kerja, pelatihan dan produktivitas kerja karyawan.

Secara umum kepuasan kerja karyawan kurang karena penerapan sistem penilaian

yang kurang dipahami oleh karyawan, sehingga karyawan merasa bahwa penilaian

kurang sesuai dengan kinerja mereka. Kondisi ini menyebabkan produktivitas kerja

karyawan yang cenderung mengalami penurunan. Dari sisi perusahaan, kondisi ini

lebih dilihat dari kurangnya pelatihan sehingga perusahaan melakukan pelatihan

terhadap karyawan.

Kepuasan kerja karyawan tidak terlepas dari pengaruh kondisi iklim

(24)

karyawan. Oleh karena itu, perusahaan melakukan berbagai upaya agar karyawan

memiliki kepuasan kerja yang tinggi.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengaruh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang terdiri

dari: kepuasan kerja, pelatihan, dan produktivitas kerja terhadap kinerja

karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang

Kabanjahe?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT.

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe?

I.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor

(25)

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dipergunakan untuk:

1. Bagi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe,

hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi manajemen perusahaan

untuk melakukan penyesuaian ataupun perbaikan dalam pelaksanaan balanced

scorecard dalam perusahaan.

2. Bagi Program studi Magister Ilmu Manajemen USU, merupakan tambahan

kekayaan penelitian studi kasus untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan.

3. Peneliti/penulis sendiri, sebagai bahan pembuktian teori yang diperoleh dalam

perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

4. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dalam meneliti dan mengkaji

masalah yang sama di masa yang akan datang.

I.5. Kerangka Berpikir

Konsep pengukuran kinerja yang tepat dan cocok dengan dunia usaha sangat

diidamkan-idamkan oleh setiap perusahaan yang ingin unggul dalam dunia

persaingan. Sebab bila hanya fokus dengan ukuran keuangan saja, diyakini kurang

mewakili karena memiliki beberapa kelemahan (Mulyadi, 2001), yaitu:

1. Pendekatan finansial hanya bersifat historis sehingga hanya mampu memberikan

indikator dari kinerja manajemen dan tidak mampu sepenuhnya menuntun

(26)

2. Pengukuran finansial lebih berorientasi kepada manajemen operasional dan

kurang mengarah kepada manajemen strategik.

3. Pengukuran finansial tidak mampu mempresentasikan kinerja intangible assets

yang merupakan bagian struktur aset perusahaan.

Selanjutnya menurut Srimindarti dalam Purba (2008), bahwa penilaian kinerja

digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan merangsang serta

menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja

pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun

ekstrinsik. Oleh karena itu, metode pengukuran kinerja dalam perusahaan harus terus

menerus diperbaharui sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Menurut Andreasson & Svartling (1999) bahwa: “The Balanced Scorecard provides a new way to manage more of company's resources than just financial. It was one of the first management controls to use with the aim to change management awareness into focusing on both strategy and long term success, and short term financial earnings. The changed focus is achieved by a widened scope for essential management activities and process for future competitiveness”.

Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, terdapat

beberapa indikator yang menjadi bagian penting dalam keberhasilan perspektif ini.

Indikator tersebut adalah kepuasan karyawan, pelatihan, tingkat turnover dan

produktivitas karyawan. Faktor kepuasan karyawan, pelatihan dan produktivitas

karyawan tersebut selanjutnya akan mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut Dole

and Schroeder (2001), bahwa kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan

dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya. Pada dasarnya makin positif

(27)

dengan pekerjaannya karena berhasil dan memperoleh penilaian yang adil dari

pimpinannya.

Menurut Blau dalam Panggabean (2004) kepuasan kerja adalah kepuasan

karyawan terhadap setiap perlakuan yang mereka terima di tempat kerja, termasuk

kepuasan terhadap evaluasi pekerjaan, seleksi, pemberian fasilitas dan tunjangan

(benefits), insentif, atau pemberhentian, dan kepuasan kerja bukan merupakan konsep

yang berdimensi tunggal, melainkan berdimensi jamak. Seseorang bisa saja merasa

puas dengan dimensi yang satu, namun tidak puas dengan dimensinya yang lain.

Menurut Luthans (2006), dimensi kepuasan kerja diukur dari lima dimensi,

yaitu pekerjaan (job description), imbalan, promosi, supervisi dan rekan kerja.

Selanjutnya menurut Kaplan dan Norton (2000), ada tiga faktor yang mempengaruhi

kepuasan pekerja, yaitu kompetensi staff, infrastruktur teknologi, dan iklim untuk

bertindak.

Melalui penerapan balanced scorecard, nantinya sumber daya yang ada

di perusahaan baik itu sumber daya manusia, finansial, teknologi, informasi, produk,

dan lain-lain, seluruhnya dapat difokuskan sesuai dengan strategi untuk mencapai visi

dan misi perusahaan. Sehingga tidak ada sumber daya yang menganggur karena

kurang produktif, ataupun sumber daya yang sia-sia karena salah dalam penempatan

dan pelaksanaannya.

Scorecard yang dimiliki oleh masing-masing karyawan perusahaan pada

dasarnya memiliki pengukuran dari 4 perspektif, sehingga terjadi kesamarataan antar

(28)

scorecard yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing, maka akan diperoleh

kinerja perusahaan yang berlipat ganda.

Berikut adalah gambaran kerangka berpikir penelitian:

Gambar I.1. Kerangka Berpikir Penelitian

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut:

1. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang terdiri dari: kepuasan kerja,

pelatihan, dan produktivitas kerja karyawan berpengaruh terhadap kinerja

karyawan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang

Kabanjahe.

2. Kompetensi staff, infrastruktur teknologi, dan iklim untuk bertindak

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk di Kantor Cabang Kabanjahe.

Kepuasan Kerja

Kinerja Karyawan Perusahaan Pelatihan

Produktivitas Kerja Kompetensi Staff

Infrastruktur Teknologi

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Yunan (2008) melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Balanced

Scorecard Sebagai Tolok Ukur Kinerja Manajemen pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Malang. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pengukuran kinerja

menggunakan Balanced Scorecard dapat diterapkan pada PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Cabang Malang, karena telah memenuhi data-data yang telah dibutuhkan

untuk analisis kinerja berdasarkan empat perspektif dalam Balanced Scorecard.

Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Malang dapat dikatakan cukup

baik. Pada perspektif keuangan bernilai kurang sehat, dan perspektif pelanggan

bernilai cukup baik, sedangkan untuk perspektif proses bisnis internal dan

pembelajaran dan pertumbuhan masing-masing bernilai baik. Untuk perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan menunjukan nilai yang baik dikarenakan perusahaan

mampu menekan perputaran tenaga kerja, meningkatnya pengiriman pegawai untuk

mengikuti program training di kantor pusat guna meningkatkan kemampuan tenaga

kerja dan telah mampu menekan absensinya dengan memberikan pelayanan sebaik

(30)

II.2. Pengertian Kinerja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya (Mangkunegara, 1995). Secara umum dapat dikatakan bahwa

kinerja (performance) merupakan wujud atau keberhasilan pekerjaan seseorang atau

organisasi dalam mencapai tujuannya.

Suatu organisasi dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu yang

ada di dalam organisasi tersebut, sehingga diharapkan dengan perkembangan tersebut

organisasi mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman. Kemajuan organisasi

dipengaruhi faktor-faktor lingkungan yang bersifat eksternal dan intenal. Salah satu

faktor internal yang mempengaruhi kemajuan organisasi adalah kinerja pegawai

di dalam organisasi tersebut.

Menurut Robbins (2002), ada tiga kriteria kinerja yang paling umum, yaitu:

hasil kerja perorangan, perilaku dan sifat. Jika mengutamakan hasil akhir, lebih dari

sekedar alat, maka pihak manajemen harus mengevaluasi hasil kerja dari seorang

pekerja. Dengan menggunakan hasil kerja, seorang manajer perencana dapat

menentukan kriteria untuk kuantitas yang diproduksi, sisa yang dihasilkan, dan biaya

per unit produksi.

Dalam kebanyakan kasus, tidak mudah untuk mengidentifikasi hasil tertentu

sebagai hasil langsung dari kegiatan seorang pekerja. Hal ini terutama sekali terlihat

pada staf personalia dan perorangan yang memiliki tugas kerja intrinsik sebagai

(31)

segera, akan tetapi kontribusi dari setiap anggota kelompok, sulit atau tidak mungkin

diidentifikasikan dengan jelas. Dalam hal ini, manajemen perlu mengevaluasi

perilaku para pekerja.

Bagian paling lemah dari kriteria, sesuatu yang masih digunakan secara luas

oleh organisasi, yaitu sifat perorangan. Faktor sifat dikatakan lebih lemah dari hasil

tugas dan perilaku karena faktor sifat akhirnya dihilangkan dari kinerja aktual dari

pekerjaan itu sendiri.

Menurut Anoraga dan Suryati (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja pegawai/karyawan adalah sebagai berikut:

a. Motivasi, pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota

organisasi. Untuk mengetahui motivasi itu maka pemimpin mendorong

karyawan untuk bekerja secara optimal.

b. Pendidikan, pada umumnya pendidikan seseorang yang mempunyai

pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai potensi kerja yang baik pula,

dengan demikian pendidikan merupakan syarat penting dalam peningkatan

kinerja.

c. Disiplin kerja, yaitu kedisiplinan dilakukan melalui sesuatu latihan antara lain

dengan menghargai waktu dan biaya.

d. Ketrampilan, yaitu ketrampilan karyawan dalam suatu organisasi dapat

ditingkatkan melalui kursus/pelatihan

e. Sikap dan etika, yaitu tercapainya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang

(32)

f. Tingkat penghasilan, yaitu penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja

akan meningkatkan kinerja.

g. Lingkungan kerja, yang dimaksud dalam hal ini termasuk hubungan antara

karyawan, hubungan dengan pimpinan, lingkungan fisik dan lain sebagainya.

h. Teknologi, yaitu dengan semakin majunya teknologi maka pegawai yang

berkinerja tinggi yang dapat mengikuti perkembangan teknologi ini.

II.3. Penilaian Kinerja

Jika perusahaan ingin membangun kemampuan bersaing melalui SDM

sebagai sumber keunggulan kompetitif, maka sistim penilaian terhadap kinerja SDM

dalam organisasi harus memiliki daya pembeda mana karyawan yang berprestasi dan

mana yang tidak berprestasi. Pada akhirnya penilaian kinerja, baik yang menyatakan

kelemahan maupun keberhasilannya, pada dasarnya merupakan informasi yang

sangat penting bagi manajemen. Keberhasilan yang perlu dipertahankan bahkan

ditingkatkan atau sebaliknya kegagalan pekerja yang harus diperbaiki, sebagian

diantaranya disebabkan oleh keputusan atau kebijaksanaan yang tepat ataupun tidak

tepat dari pada manajer.

Menurut Siegel dan Marconi (1998) dalam Mulyadi (2001: 415-416)

penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu

organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasar sasaran, standar dan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya. Hansen dan Mowen (1995) dalam Rosyati dan

(33)

Pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual

dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan karakteristik

pertanggungjawabannya, sedangkan pengukuran kinerja kontemporer menggunakan

aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa baik

aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan

yang berkesinambungan. Prinsip-prinsip dalam pengukuran kinerja menurut Hansen

dan Mowen adalah:

a. Konsistensi dengan tujuan perusahaan.

b. Memiliki adaptabilitas pada kebutuhan.

c. Dapat mengukur aktivitas yang signifikan.

d. Mudah dipublikasikan.

e. Akseptabilitas dari atas ke bawah.

f. Biaya yang digunakan efektif.

g. Tersaji tepat waktu.

Selanjutnya menurut Mangkuprawira (2002) penilaian kinerja bermanfaat

untuk pengembangan perusahaan, khususnya departemen sumber daya manusia,

diantaranya adalah untuk:

a. Perbaikan kinerja

Penilaian kinerja akan menjadi umpan balik yang bermanfaat bagi karyawan,

manajer dan pihak yang berkepentingan lainnya untuk memperbaiki kinerja

pekerjaan itu sendiri. Sehingga dengan demikian pekerjaan dapat lebih up to date

(34)

b. Penyesuaian kompensasi

Membantu manajemen untuk menentukan siapa yang sebenamya berhak

mendapatkan kenaikan gaji maupun bonus dari perusahaan. Sehingga fairness

dalam perusahaan dapat terjaga jika akhirnya kompensasi tersebut diberikan.

c. Keputusan penempatan

Promosi, transfer dan penuruan jabatan biasanya didasarkan pada kinerja.

d. Kebutusan pelatihan dan pengembangan

Manajemen dapat menentukan dan memilih training atau pelatihan yang tepat/

sesuai bagi karyawannya untuk menunjang kinerja karyawan agar dapat bekerja

lebih baik lagi dan dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan sesuai

dengan bidangnya masing-masing.

e. Perencanaan dan pengembangan karir

Hasil dari kinerja yang telah dilakukan dapat digunakan oleh manajemen

perusahaan untuk pengembangan karir karyawan perusahaan tersebut.

f. Defisiensi proses penempatan staf

Penilaian kinerja juga bermanfaat untuk melihat kelemahan maupun keunggulan

dari sebuah departemen yang ada pada perusahaan tersebut, yang kemudian dapat

memberikan kesempatan manajemen perusahaan untuk mengambil langkah

korektif terhadap departemen terkait.

Saat ini hampir sebahagian besar perusahaan melakukan penilaian kinerja

karyawannya dengan mengukur faktor finansial saja. Sementara pengukuran

(35)

dari banyaknya produk baru yang diciptakan oleh karyawan yang sangat berdampak

terhadap kemajuan perusahaan tersebut. Pendekatan penilaian kinerja hendaknya

mengidentifikasikan standar kerja yang terkait, mengukur kriteria, dan kemudian

memberikan umpan balik pada karyawan dan departemen SDM.

Sumber: Mulyadi (2001)

Gambar II.1. Elemen-elemen Kunci Sistem Penilaian Kinerja

II.4. Balanced Scorecard

Perkembangan balanced scorecard dimulai pada tahun 1990-an oleh Robert

Kaplan, seorang profesor akuntansi dari Harvard University dan David Norton,

seorang konsultan di sebuah Kantor Akuntan Publik ternama di Amerika Serikat.

Kaplan yang seorang visioner, menyadari bahwa angka-angka financial saja tidak

akan cukup untuk organisasi yang berusaha bertahan atau bahkan bersaing di abad

ke-21. Untuk tujuan itu, Kaplan dan Norton mengorganisir suatu studi penelitian

terhadap beberapa perusahaan, dan berusaha membedakan praktik terbaik dalam

Kinerja Karyawan Peninlaian Kinerja Umpan Balik Karyawan

Ukuran Kinerja

Standar Kinerja

(36)

pengukuran kinerja.

Balanced scorecard dapat diartikan sebagai sebuah konsep atau metode

pengukuran kinerja perusahaan yang disesuaikan dengan visi-misi serta strategi

perusahaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini seorang manajer atau

pimpinan perusahaan, harus memiliki matriks atau ukuran yang akan membawa kunci

keberhasilan perusahaan. Dengan cara demikian, akan dapat memberikan informasi

yang jelas dan lengkap kepada seorang pimpinan, untuk mengarahkan sumber

daya-nya tidak hadaya-nya berfokus pada faktor finansial namun juga isu-isu laindaya-nya yang bisa

mempengaruhi faktor finansial tersebut, seperti faktor customer, proses bisnis

(business process), maupun proses pertumbuhan dan pembelajaran dari karyawan

perusahaan tersebut.

Dasar pemikiran dibalik balanced scorecard sebenarnya sangatlah sederhana,

namun mendalam. Ukuran keuangan memang selalu dianggap paling penting, namun

harus dilengkapi ataupun dibantu dengan indikator lain yang dapat memprediksi

kesuksesan finansial perusahaan di masa depan. Berikut adalah kendala-kendala yang

memacu munculnya balanced scorecard menurut Paul (2005) adalah:

1. Ketergantungan tradisional terhadap ukuran-ukuran finansial.

2. Munculnya aktiva tidak berwujud.

3. Munculnya resiko reputasi (goodwill).

(37)

Sumber: Kaplan and Norton (2000).

Gambar II.2. Balanced Scorecard sebagai Kerangka Kerja

Balanced scorecard pada awalnya terdiri atas 4 perspektif yang saling terkait

antara yang satu dengan yang lain. Blanced scorecard mencoba menterjemahkan

visi-misi dan strategi perusahaan menjadi ukuran kinerja, yang dapat ditelusuri dan

digunakan untuk mengukur kesuksesan manajer dalam keberhasilan

implementasinya. Hal ini bisa dicapai bila manajer bisa menentukan objektif dan

(38)

Balanced scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced (keseimbangan) dan

scorecard (kartu nilai). Kartu nilai, digunakan untuk mencatat skor hasil nilai kinerja

seseorang, dan bisa digunakan untuk merencanakan skor yang hendak ditargetkan.

Sedangkan kata keseimbangan merepresentatifkan kepada perimbangan dua aspek

yaitu aspek keuangan dan non keuangan, aspek internal dan eksternal, serta aspek

jangka pendek dan jangka panjang.

Balanced scorecard menjadi sebuah metode yang banyak diterapkan

di perusahaan dan organisasi baik profit dan non profit oriented karena metode ini

tidak hanya memperbaiki kinerja saat ini hanya untuk bertahan hidup, namun

tujuannya adalah keberlangsungan, yang memungkinkan perusahaan berhasil dalam

persaingan pada abad global ini.

II.5. Keunggulan Metode Balanced Scorecard

Melalui metode balanced scorecard, sebenarnya perusahaan mamnu

memperoleh keuntungan maupun kinerja yang berlipat ganda, karena dapat

mendongkrak kemampuan perusahaan dalam bersaing dan fokus pada masa yang

lebih panjang, seperti terlihat pada perspektif pelanggan, internal bisnis proses dun

pembelajaran. Sebab jika perusahaan hanya terfokus pada kinerja keuangan yang

akan banyak pelanggan kecewa karena produk yang kurang baik dan kurang inovatif,

karyawan yang tidak ramah dan tidak serius menangani keluhan pelanggan dan lain

(39)

Dalam sebuah perusahaan, sumber daya manusianya merupakan aset yang

sangat penting, sebab walaupun aktiva perusahaan (mesin, peralatan, teknologi, dan

lain-lain) tersebut bernilai tinggi, namun tanpa didukung SDM yang mempunyai

kemampuan dan tanggung jawab, maka aktiva perusahaan itu malah tidak berarti.

Menurut Mulyadi (2001), balanced scorecard paling tidak memiliki 4

keunggulan, yaitu:

1. Komprehensif

Balanced scorecard memotivasi personil untuk mengarahkan usahanya ke

sasaran-sasaran strategik yang menjadi penyebab utama dihasilkannya kinerja

keuangan. Sehingga perusahaan tidak membuang percuma energi yang ada

di dalam perusahaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang ternyata tidak membawa

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan nantinya,

sementara itu aktivitas yang berdampak signifikan malah tidak diperhatikan.

2. Koheren

Balanced scorecard mengarahkan kepada karyawan perusahaan yang ingin

menerapkannya untuk memahami motode hubungan sebab akibat (causal

relationship). Misalnya, setiap strategi yang disusun pada masing-masing

perspektif harus memiliki hubungan dengan perspektif finansial, karena untuk

(40)

3. Seimbang

Balanced scorecard juga bersifat seimbang, karena ikut juga memperhatikan

internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Internal perusahaan adalah

perspektif internal bisnis proses dan pembelajaran dan pengembangan karyawan.

Sedangkan eksternal perusahaan adalah perspektif yang memperhatikan finansial

perusahaan dan perspektif pelanggan.

4. Terukur

Melalui sistem yang ditetapkan dalam balanced scorecard ini, maka tiap sasaran

strategik yang sudah dipilih oleh perusahaan, baik itu perspektif yang bersifat

finansial maupun non finansial harus dapat ditentukan ukurannya. Di mana

ukurannya ditentukan berdasarkan fokus yang ditentukan oleh perusahaan

sendiri.

II.6. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective)

Dihadapkan pada abad informasi yang saat ini sedang terjadi, membuat

banyak asumsi dasar persaingan abad industri menjadi usang. Perusahaan tidak dapat

lagi menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dengan hanya

menerapkan teknologi baru ke dalam aktiva fisik secara cepat atau hanya dengan

menerapkan secara baik manajemen aktiva dan kewajiban finansial. Maka

kemampuan perusahaan untuk memobilisasi dan dan mengeksploitasi aktiva tak

(41)

mengelola aktiva fisik yang berwujud.

Pertumbuhan (growth) yang dimaksudkan dalam perspektif ini adalah

peningkatan dari sisi kemampuan karyawan dalam kecapakan bekerja serta

kemampuan dalam menghadapi persaingan baik antara sesama karyawan perusahaan

maupun persaingan antara perusahaan. Sehingga dengan demikian, mampu

mendukung perusahaan secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai visi

misi perusahaan dan memenangkan perusahaan dalam persaingan.

Semua pekerja harus memberi kontribusi nilai sesuai dengan apa yang mereka

ketahui dan dengan informasi yang dapat mereka berikan. Melakukan investasi,

mengelola dan mengembangkan pengetahuan setiap pekerja menjadi amat penting

bagi keberhasilan perusahaan pada abad informasi. Inti landasan adalah seluruh

balanced scorecard dibangun dengan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

kerja. Segera setelah kita menentukan tujuan dalam perspektif konsumen dan proses

internal, maka akan muncul gap (kesenjangan) antara infrastruktur keahlian tenaga

kerja yang ada saat ini dengan masing-masing tujuan perspektif sebelumnya seperti

model organisasi yang kurang mendukung, sistem informasi yang kurang memadai.

Dewasa ini peran karyawan terhadap perusahaan mengalami pergeseran,

karena karyawan tidak lagi dipekerjakan secara fisik tetapi sudah diganti dengan

sistem yang lebih canggih. Untuk itu perusahaan harus memberikan pelatihan

kembali kepada para karyawan sehingga akan menciptakan kreativitasnya yang dapat

(42)

yang berkaitan dengan kemampuan karyawan ada tiga hal yang perlu

dipertimbangkan oleh manajemen, yaitu:

a. Kepuasan karyawan

Kepuasan karyawan dipandang sangat penting karena karyawan yang puas

merupakan prakondisi meningkatnya produktivitas, tanggung jawab, kualitas, dan

customer service. Oleh karena itu pihak manajer harus mengamati sedini mungkin

terhadap kepuasan karyawan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan,

pihak manajer dapat melakukan survey yang dilaksanakan secara rutin.

b. Retensi karyawan

Retensi karyawan merupakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan

karyawan potensial yang dimiliki perusahaan untuk tetap loyal terhadap

perusahaan. Tujuan dari retensi karyawan adalah untuk mempertahankan

karyawan yang dianggap berkualitas yang dimiliki perusahaan selama mungkin,

karena karyawan yang berkualitas merupakan harta tidak tampak (intangible

asset) yang tak ternilai bagi perusahaan. Jadi jika ada karyawan yang berkualitas

keluar dari perusahaan atas kehendak sendiri, maka hal tersebut merupakan

kerugian modal intelektual bagi perusahaan.

c. Produktivitas karyawan

Produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil dampak keseluruhan usaha

peningkatan modal dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal, dan kepuasan

customer. Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh

(43)

jasa tersebut. Ukuran yang sering digunakan untuk mengukur produktivitas

pekerja adalah pendapatan per pekerja.

Untuk lebih jelasnya tentang perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

(learning and growth perspective) dalam konsep Balanced Scorecard dapat dilihat

pada Gambar 2.3.

Ukuran Inti

Faktor yang Mempengaruhi

Sumber: Kaplan and Norton (2000).

Gambar II.3. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan

Hasil

Retensi Pekerja

Produktivitas Pekerja

Kepuasan Pekerja

Infrastruktur Teknologi Kompetensi

Staff

(44)

II.7. Kepuasan Kerja

Bekerja bagi sebagian orang merupakan sarana atau bentuk aktivitas yang

bertujuan untuk memperbaiki taraf hidup. Hal ini lebih menekankan pada orientasi

material sebagai tujuan dari bekerja. Sedangkan pada sebagian yang lain, bekerja

dianggap sebagai serangkaian aktivitas yang bertujuan meningkatkan dan

memperbaiki taraf hidup sekaligus juga sebagai sarana aktualisasi diri untuk

menunjukkan individu yang dianutnya.

Berkenaan dengan anggapan ini, Smith dan Wakeley dalam As'ad (1998),

menyatakan bahwa bekerja adalah serangkaian aktivitas yang bertujuan mendapatkan

kepuasan. Kepuasan kerja merupakan dampak dari pelaksanaan pekerjaan. Dalam

konteks organisasi, pegawai terdorong untuk bekerja untuk memuaskan

kebutuhan-kebutuhannya. Apabila kebutuhannya terpenuhi sebagai imbalan dari pekerjaan yang

dilakukannya, maka ia cenderung untuk merasa puas. Sebaliknya, ketika

kebutuhannya tidak bisa terpenuhi, ketidakpuasan akan muncul.

Menurut Locke dalam Luthans (2006), kepuasan kerja adalah suatu tingkatan

emosi yang menyenangkan dan bersifat positif yang muncul atau dihasilkan dari

penilaian terhadap suatu prestasi kerja atau pengalaman. Sedangkan Davis (1997),

memandang kepuasan kerja sebagai rasa senang seseorang dalam memandang

pekerjaannya. Jadi, kepuasan kerja akan tercapai apabila terdapat kesesuaian antara

(45)

Dole and Schroeder (2001), menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat

didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya,

sedangkan menurut Testa (1999) bahwa kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau

pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau

pengalaman-pengalaman pekerjaan. Selanjutnya menurut Igalens and Roussel dalam

Nasarudin (2001); Job satisfaction may be as a pleasurable ar positive emotional

state resulting from the appraisal of one’s job or job experiences. Dalam pernyataan

tersebut mengandung makna bahwa kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosi

yang positif atau dapat menyenangkan yang dihasilkan dari suatu penilaian terhadap

pekerjaan atau pengalaman-pengalaman kerja seseorang.

Kaplan dan Norton (2000) menyatakan bahwa tujuan kepuasan kerja

menyatakan bahwa moral pekerja dan kepuasan kerja secara keseluruhan saat ini

dipandang sangat penting oleh sebagian besar perusahaan. Pekerja yang puas

merupakan pra-kondisi bagi meningkatnya produktivitas, daya tanggap, mutu, dan

layanan pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin mencapai tingkat

kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh pekerja

yang terpuaskan oleh perusahaan.

Pada dasarnya makin positif sikap kerja makin besar pula kepuasan kerja,

untuk itu berbagai indikator dari kepuasan kerja perlu memperoleh perhatian khusus

agar pekerja dapat meningkatkan kinerjanya. Pada umumnya seseorang merasa puas

dengan pekerjaanya karena berhasil dan memperoleh penilaian yang adil dari

(46)

menganjurkan untuk mengacu pada JDI (Job Descriptive Index).Menurut indeks ini,

kepuasan kerja diukur atas dasar lima dimensi, yaitu:

a. Pekerjaan

Sekarang ini, seseorang cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberikan

kepada mereka kesempatan untuk berkreativitas, yakni dengan menggunakan

ketrampilan dan kemampuan serta menawarkan keberagaman tugas dan

kebebasan berekspresi.

b. Imbalan/bayaran

Dalam organisasi, seseorang cenderung menginginkan sistem imbalan yang

mampu mempresentasikan rasa keadilan yang sesuai dengan keinginan mereka.

Oleh karena itu, ketika individu mempersepsikan bahwa kebijakan sistem

imbalan dilakukan secara adil, maka mereka akan mempunyai kecenderungan

untuk merasa puas dengan pekerjaan.

c. Promosi

Promosi adalah menunjuk pada suatu kesempatan untuk memperoleh jenjang

jabatan tertentu yang lebih tinggi dalam organisasi. Kesempatan tersebut bisa

timbul karena berbagai faktor diantaranya pengetahuan dan kemampuan yang

tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan. Pencapaian prestasi tertentu juga

memungkinkan diberikannya kesempatan untuk mendapatkan jenjang jabatan

(47)

d. Supervisi

Pengaruh-pengaruh dari perilaku pengawas yang berorientasi pada pekerjaan

terhadap kepuasan kerja, kurang dapat diramalkan. Dalam beberapa studi, para

pegawai lebih banyak mendapatkan kepuasan dengan supervisi yang tidak terlalu

berorientasi pada pekerjaan (Yukl, 1998). Namun demikian para peneliti

akhir-akhir ini telah banyak mengidentifikasi sifat-sifat individu dan variabel-variabel

situasional yang membentuk kesukaan pegawai terhadap pengawasan partisipatif.

e. Rekan kerja

Dukungan, motivasi, perhatian dan tingkat pemahaman ditunjukkan sabagai

suatu proses positif dari sebuah interaksi antar sesama pegawai dalam organisasi.

Hal ini juga tidak terlepas dari daya dukung yang diberikan oleh pimpinan

organisasi kepada para pegawainya.

Menurut Kaplan dan Norton (2000), dalam kerangka pembelajaran dan

pertumbuhan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepuasan pekerja, yaitu:

a. kompetensi staf,

b. infrastruktur teknologi, dan

c. iklim untuk bertindak.

Kompetensi adalah bagian dalam dan selamanya ada pada kepribadian

seseorang dan dapat memprediksikan tingkah laku dan performansi secara luas pada

semua situasi dan job tasks (Spencer, 1993 dalam Nurmianto, Siswanto, dan

Sapuwan, 2006). Kompeten berasal dari kata competence yang berarti mampu.

(48)

to apply knowledge and skill yang artinya pengetahuan yang ditunjukkan untuk

menerapkan pengetahuan dan keahlian.

Sedangkan pengertian kompetensi di dalam manajemen adalah bahwa

manajemen seharusnya mementingkan kemampuan dalam argumentasi secara efektif

dan efisien, manajemen harus mementingkan analisa kemampuan karyawan sekarang

dibandingkan dengan kemampuan karyawan yang akan datang di dalam organisasi

(Nurmianto dan Terbit Satrio, 2002).

Adapun ciri kompetensi adalah merupakan sekelompokan perilaku yang

spesifik, dapat dilihat dan dapat diverifikasi; yang secara reliable dan logis dapat

dikelompokkan bersama; serta sudah diidentifikasi sebagai hal-hal yang berpengaruh

besar terhadap keberhasilan pekerjaan. Jenis-jenis kompetensi ada 3 yaitu:

kompetensi organisasi, kompetensi pekerjaan atau teknis dan kompetensi individual

karakteristik mendasar yang dimiliki kompetensi ada lima yaitu: motif, traits, konsep

diri, pengetahuan dan skill. Menurut Kaplan dan Norton (2000), unsur-unsur

kompetensi staf adalah keahlian strategis, tingkat pelatihan, serta peningkatan

keahlian (skill leverage).

Infrastruktur teknologi berhubungan dengan sistem informasi dalam suatu

organisasi. Implementasi teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasional

suatu organisasi baik dalam skala kecil maupun besar, berkembang menjadi

kebutuhan mendasar dalam menghadapi era global dan good governance. Semakin

beragamnya kebutuhan yang muncul di masyarakat akan menyebabkan semakin

(49)

ini menyebabkan banyaknya alternatif solusi teknologi informasi yang perlu

dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan pengembangan organisasi.

Operasional organisasi yang didukung teknologi informasi dapat memberikan nilai

tambah bagi organisasi jika didesain menjadi sistem informasi yang efektif, sistem

informasi yang menandakan bahwa sistem tersebut sukses. Menurut Kaplan dan

Norton (2000), jika ingin agar para pekerja bekerja efektif dalam lingkungan

kompetitif dunia bisnis dewasa ini, perlu didapat banyak informasi mengenai

pelanggan, proses internal, dan konsekwensi finansial keputusan perusahaan. Oleh

karena itu unsur-unsur infrastruktur teknologi terdiri dari: teknologi strategis,

database strategis, pengalaman dan propietary software.

Iklim untuk bertindak merupakan hal yang perlu mendapat perhatian seorang

pemimpin karena faktor tersebut ikut mempengaruhi personil organisasi tersebut.

Dengan demikian hendaknya organisasi berkembang secara dinamis sehingga akan

berdampak positif bagi kelangsungan dan keuntungan organisasi. Iklim untuk

bertindak merupakan rangkuman deskriptif karyawan terhadap pengalaman mereka

dalam organisasi (Jones & James, 1979 dalam Seniati, 2006). Adapun kepuasan kerja

adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan secara keseluruhan ataupun terhadap

berbagai aspek dalam pekerjaan (Seniati, 2006).

Meskipun pekerja yang terampik dilengkapi dengan akses kepada informasi

yang luas tidak akan memberi kontribusi bagi keberhasilan perusahaan jika mereka

tidak termotivasi bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan, atau jika mereka

(50)

karenanya, faktor enabler yang ketiga bagi tujuan pembelajaran dan pertumbuhan

terfokus kepada iklim perusahaan yang mendorong timbulnya motivasi dan inisiatif

pekerja. Menurut Kaplan dan Norton (2000), unsur-unsur iklim untuk bertindak

adalah: siklus keputusan penting, faktor strategis, pemberdayaan staf, personal

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang

Kabanjahe. Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan Desember 2010.

III.2. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi

kasus yang didukung sensus. Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan bahwa,

“Penelitian sensus adalah penelitian yang mengambil keseluruhan populasi menjadi

sampel dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”.

Sifat penelitian ini adalah penjelasan (explanatory). Menurut Sugiyono

(2006), “Explanatory adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan

variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel

yang lain. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995) bahwa “Penelitian penjelasan

menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang

telah dirumuskan sebelumnya”.

Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif yaitu penelitian suatu penelitian

Gambar

Gambar I.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar II.1. Elemen-elemen Kunci Sistem Penilaian Kinerja
Gambar II.2. Balanced Scorecard sebagai Kerangka Kerja
Gambar II.3. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan tentang ilmu mekanika, ilmu bahan bangunan, ilmu manajemen konstruksi untuk pengendalian proyek, serta ilmu lainnya yang berkaitan dengan perancangan struktur

Pokja ULPD Kepulauan Riau melaksanakan e-Lelang Umum untuk paket pekerjaan Rehabilitasi/ Renovasi Rumah Dinas Bukit Galang secara elektronik sebagai berikut:..

Lamabang Kristal merah disahkan pada konversi internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang ke.. Seseorang yang mengalami diare, berat badan menurun, demam, ganguan

[r]

[r]

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan memiliki Surat Ijin Usaha

perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk

Isolat tunggal yang diperoleh kemudian diinokulasikan pada media agar miring TSA untuk dilakukan uji fisiologis berupa uji indol, MR-VP, simmon sitrat, urease,