UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN
KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
HOT MARHUALA SARAGIH NIM. 080401147
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus. Untuk mengetahui karakteristik pompa tunggal dan pompa
susunan seri maka dilakukan pengujian karakter tersebut dengan menggunakan
spesifikasi pompa yang sama. Dari hasil pengujian kapasitas air maksimum pada
pompa tunggal adalah sebesar 0,0005 m3/s. Sedangkan kapasitas air maksimum
pada pompa susunan seri adalah 0,00053 m3/s. Efisiensi pada pompa tunggal
adalah sebesar 60,41% sedangkan bila disusun secara seri efisiensi menjadi 63%.
ABSTRACT
The pump is a device or machine used to move liquids from one place to
another through a media pipeline by adding energy to the liquid is removed and
continues over time. To investigate the characteristics of a single pump and pump
arrangement of the testing series of characters by using the same pump
specification. From the test results on the maximum water capacity of a single
pump is equal to 0.0005 m3/s. While the maximum water capacity of the pump arrangement of the series is 0.00053 m3/s. Efficiency in single pump is equal to 90.68% whereas when arranged in series to increase the efficiency of up to
75.6%.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan
rahmat-Nya yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk dapat lulus menjadi Sarjana Teknik di
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul
skripsi yang dipilih, diambil dari mata kuliah Mekanika Fluida adalah UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA, Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan pembahasan dan penyajian, baik dengan disiplin ilmu yang diperoleh
dari perkuliahan, menggunakan literature, serta bimbingan dan arahan dari Bapak Ir.
Mulfi hazwi, M.sc sebagai Dosen Pembimbing dan Juga masukan yang di berikan dari
dosen pembanding Bapak Ir. Tekad Sitepu Dan Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST,
MT
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, Nehen Waner Saragih dan Minta Hutabarat, dan para keluarga penulis serta sahabat-sahabat terdekat atas doa, kasih sayang, pengorbanan,
tanggung jawab yang selalu menyertai penulis, dan memberikan penulis semangat
yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Ir. Mulfi hazwi, Msc selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
3. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik Mesin,
Fakultas Teknik USU..
4. Bapak/ibu staff pengajar dan pegawai Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik
USU.
5. Teman-teman stambuk 2005 khususnya yang menjadi teman diskusi dan menemani penulis selama mengikuti studi dan menyusun skripsi ini.
6. Spesial Kepada Saudari Anita Apriyanti Br. Tarigan yg telah banyak membantu Dalam penyusunan Skripsi ini .
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan skripsi ini di masa mendatang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini
berguna bagi kita semua.
Medan, 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR SIMBOL ... viii
AKSARA YUNANI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Pengujian... 2
1.3 Perumusan Masalah ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metodologi ... 3
1.6 Sistematika Penulisan Laporan... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Teori Dasar Pompa Sentrifugal... ... 5
2.2Pengertian dan Cara Kerja Pompa ... 6
2.3Bagian-bagian Dari Pompa... ... 7
2.4Klasifikasi pompa... ... 9
2.4.1 Menurut Jenis Aliran Dalam Impeler. ... 9
2.4.2 Menurut Jenis Impeller ... 10
2.4.3 Menurut Bentuk Rumah ... 11
2.4.4 Menurut Jumlah Tingkat ... 12
2.5Kapasitas Pompa... ... 13
2.6Head Pompa... ... 14
2.7Head Kerugian... ... 15
2.7.1 Head Kerugian Gesek Dalam Pipa. ... 15
2.7.2 Head Kerugian Dalam Jalur Pipa ... 18
2.8Head Kecepatan... ... 18
2.9Daya Air... ... 18
2.10 Efisiensi Pompa... .... 19
2.11 Kavitasi... .... 19
2.11.1 Penyebab Kavitasi Pada Pompa ... 20
2.11.2 Net Positive Suction Head (NPSH) ... 21
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Variabel Yang Diambil ... 24
3.2 Metodologi Percobaan ... 24
3.3 Waktu Dan Tempat ... 25
3.4 Alat Dan Bahan ... .... 25
3.4.1 Alat... . 25
3.4.2 Bahan... . 26
3.5 Rancang Bangun Instalasi... .... 29
3.6 Metode Pengumpulan Data... .... 30
BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Karakteristik Pompa Tunggal... .... 32
4.1.1 Kapasitas Aktual dan Head Pompa... ... 32
4.1.2 Daya Pompa... ... 44
4.1.1 Kapasitas Aktual dan Head Pompa... ... 48
4.1.2 Daya Pompa... ... 60
4.3 Analisa Perbandingan Pompa Tunggal dan Pompa Susunan Seri ... 71
4.3.1 Perbandingan Kapasitas Air ... 71
4.3.2 Perbandingan Kecepatan Air ... 71
4.3.3 Perbandingan Efisiensi Pompa ... 72
4.3.4 Perbandingan Head Losses Mayor ... 72
4.3.5 Perbandingan Head Losses Minor ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL ARTI SATUAN
Q Kapasitas Aliran/Debit Air m3/s
A Luas Penampang m2
D Diameter m
v Kecepatan m/s
K Koefisien Kerugian Pipa -
g Percepatan Gravitasi m/s2
Hd Head discharge m
Hs Head suction m
hf Head losses mayor m
hm Head losses minor m
Hp Head total pompa m
R Jari-jari hidrolik m
S Gradien hidrolik m
f Koefisien gesek
Re Bilangan Reynold
V Viskositas m2/s
L Panjang Pipa m
Pa Daya Air Watt
N Kecepatan pompa rpm
Pa Tekanan atmosfer kg/m2
Pv Tekanan uap jenuh kg/m2
Ep Energi Potensial Joule
m Massa Kg
h Ketinggian m
AKSARA YUNANI
LAMBANG ARTI SATUAN
η
Effisiensi %ρ
(rho) Massa Jenis kg/m3γ
(gamma) Berat Jenis N/m3µ Viskositas Kinematik m2/s
ω
Kecepatan Angular rad/sDAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Lintasan aliran cairan pompa sentrifugal ... 7
Gambar 2.2 Bagian – Bagian dari pompa ... 7
Gambar 2.3 Pompa sentrifugal aliran radial. ... 9
Gambar 2.4 Pompa sentrifugal aliran campur. ... 10
Gambar 2.5 Pompa aliran aksial. ... 10
Gambar 2.6 Pompa impeler tebuka dan dan impeler tertutup ... 11
Gambar 2.7 Pompa volut ... 11
Gambar 2.8 Pompa diffuser ... 12
Gambar 2.9 Pompa bertingkat banyak ... 13
Gambar 2.10 Pompa poros vertikal dan poros horisontal ... 13
Gambar 2.11 Instalasi Pompa ... 14
Gambar 2.12 Diagram Moody ... 17
Gambar 2.13 Proses kavitasi ... 20
Gambar 2.14 Kerusakan impeller akibat kativasi ... 21
Gambar 3.1 Pompa ... 26
Gambar 3.2 Pipa PVC ... 27
Gambar 3.3 Meteran air (water meter) ... 27
Gambar 3.4 Katup ... 28
Gambar 3.5 Elbow ... 28
Gambar 3.7 Pompa Sentrifugal susunan seri ... 30
Gambar 4.1. Skema pompa tunggal ... 33
Gambar 4.2. Diagram moody hubungan antara kekerasan relative dan
bilangan reynold pada pompa tunggal ... 35
Gambar 4.3. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap kapasitas air
pompa tunggal ... 40
Gambar 4.4. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap kecepatan air
pompa tunggal ... 41
Gambar 4.5. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap head losses mayor
pada pompa tunggal ... 41
Gambar 4.6. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap head losses minor
pada pompa tunggal ... 43
Gambar 4.7. Inersia pada impeller pompa ... 45
Gambar 4.8. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap efisiensi pada
pompa tunggal ... 48
Gambar 4.9. Skema pompa susunan seri ... 50
Gambar 4.10. Diagram Moody hubungan antara bilangan reynold dan
kekasaran relative pada pompa seri ... 51
Gambar 4.11. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap kapasitas air
pompa susunan seri ... 57
Gambar 4.12. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap kecepatan air
Gambar 4.13. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap head losses mayor
pada pompa susunan seri ... 58
Gambar 4.14. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap head losses minor
pada pompa susunan seri ... 59
Gambar 4.15. Inersia pada impeller pompa ... 61
Gambar 4.16. Grafik pengaruh bukaan katup terhadap efisiensi pada
susunan seri ... 64
Gambar 4.17. Grafik perbandingan kapasitas air pompa tunggal dan pompa
susunan seri ... 65
Gambar 4.18. Grafik perbandingan kecepatan air pompa tunggal dan pompa
susunan seri ... 65
Gambar 4.19. Grafik perbandingan efisiensi pompa tunggal dan pompa
susunan seri ... 66
Gambar 4.20. Grafik perbandingan head losses mayor pompa tunggal dan
pompa susunan seri ... 66
Gambar 4.21. Grafik perbandingan head losses minor pompa tunggal dan
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil pengukuran volume air pada pompa tunggal ... 32
Tabel 4.2 Kapasitas air untuk setiap bukaan katup pada pompa tunggal ... 33
Tabel. 4.3 Head losses mayor untuk setiap bukaan katup ... 40
Tabel 4.4 Koefisien kerugian pipa ... 42
Tabel 4.5 Head losses minor untuk setiap bukaan katup ... 42
Tabel 4.6 Efisiensi pompa tunggal untuk setiap bukaan katup ... 47
Tabel 4.7 Hasil pengukuran volume air pada pompa susunan seri ... 48
Tabel 4.8 Kapasitas air untuk setiap bukaan katup pompa susunan seri .... 48
Tabel. 4.9 Head losses mayor untuk setiap bukaan katup ... 56
Tabel 4.10 Koefisien kerugian pipa pompa Susunan seri ... 58
Tabel 4.11 Head losses minor untuk setiap bukaan katup ... 59
ABSTRAK
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus. Untuk mengetahui karakteristik pompa tunggal dan pompa
susunan seri maka dilakukan pengujian karakter tersebut dengan menggunakan
spesifikasi pompa yang sama. Dari hasil pengujian kapasitas air maksimum pada
pompa tunggal adalah sebesar 0,0005 m3/s. Sedangkan kapasitas air maksimum
pada pompa susunan seri adalah 0,00053 m3/s. Efisiensi pada pompa tunggal
adalah sebesar 60,41% sedangkan bila disusun secara seri efisiensi menjadi 63%.
ABSTRACT
The pump is a device or machine used to move liquids from one place to
another through a media pipeline by adding energy to the liquid is removed and
continues over time. To investigate the characteristics of a single pump and pump
arrangement of the testing series of characters by using the same pump
specification. From the test results on the maximum water capacity of a single
pump is equal to 0.0005 m3/s. While the maximum water capacity of the pump arrangement of the series is 0.00053 m3/s. Efficiency in single pump is equal to 90.68% whereas when arranged in series to increase the efficiency of up to
75.6%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus.
Pompa menghasilkan suatu tekanan yang sifat hanya mengalir dari suatu
tempat ke tempat yang bertekanan lebih rendah. Atas dasar kenyataan tersebut
maka pompa harus mampu membangkitkan tekanan fluida sehingga sehingga
dapat mengalir atau berpindah. Fluida yang dipindahkan adalah fluida
incompresibel atau fluida yang tidak dapat dimampatkan. Dalam kondisi tertentu
pompa dapat digunakan untuk memindahkan zat padat yang berbentuk bubukan
atau tepung.
Prinsip kerja pompa adalah menghisap dan melakukan penekanan terhadap
fluida. Pada sisi hisap (suction) elemen pompa akan menurunkan tekanan dalam
ruang pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekanan antara ruang pompa dengan
permukaan fluida yang dihisap. Akibatnya fluida akan mengalir ke ruang pompa.
Oleh elemen pompa fluida ini akan didorong atau diberikan tekanan sehingga
fluida akan mengalir ke dalam saluran tekan (discharge) melalui lubang tekan.
Proses kerja ini akan berlangsung terus selama pompa beroperasi.
Pompa yang dipergunakan sebelumnya harus diketahui karakteristik pada
kondisi kerja yang berbeda, dengan demikian dapat ditentukan batas-batas kondisi
kerja dimana pompa tersebut bisa mencapai efisiensi maksimum. Hal ini perlu
dilakukan karena pada kenyataannya sangat sulit memastikan performansi pompa
pada kondisi kerja yang sebenarnya.
Sedangkan pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah
energi mekanik ke dalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal, yaitu
tekanan fluida yang sedang di pompa. selain itu pompa sentrifugal merupakan
Proses kerja pompa sentrifugal yaitu aliran fluida yang radial akan
menimbulkan efek sentrifugal dari impeler diberikan kepada fluida. Jenis pompa
sentrifugal atau kompresor aliran radial akan mempunyai head yang tinggi tetapi
kapasitas alirannya rendah. Pada mesin aliran radial ini, fluida masuk melalui
bagian tengah impeler dalam arah yang pada dasarnya aksial. Fluida keluar
melalui celah-celah antara sudut dan piringan dan meninggalkan bagian luar
impeler pada tekanan yang tinggi dan kecepatan agak tinggi ketika memasuki
casing atau volute. Volute akan mengubah head kinetik yang berupa kecepatan
buang tinggi menjadi head tekanan sebelum fluida meninggalkan pipa keluaran
pompa. Jika casing dilengkapi dengan sirip pemandu (guide vane), pompa
tersebut disebut diffuser atau pompa turbin. Impeler yaitu bagian dari pompa yang
berputar yang mengubah tenaga mesin ke tenaga kinetik. Volute yaitu bagian dari
pompa yang diam yang mengubah tenaga kinetik ke bentuk tekanan.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENGUJIAN
Maksud dari tugas akhir ini adalah merupakan bagian penelitian dan
pengembangan modifikasi peralatan alat pengujian di laboratorium pengujian
mesin Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Dengan adanya modifikasi alat ini diharapkan mahasiswa lebih mudah memahami
karakteristik pompa, khususnya untuk pompa sentrifugal, terutama untuk
rangkaian seri dan paralel.
Tujuan dari pembuatan alat ini adalah:
1. Mengetahui kurva karakteristik pada pompa dengan kapasitas maksimum
28 liter/menit dan diameter pipa ¾ inchi.
2. Untuk mengetahui uji performansi pompa berkapasitas maksimum 28
liter/menit bila diserikan dengan karakteristik yang sama.
3. Memahami perbandingan pompa tunggal dengan pompa susunan seri
dengan karakteristik yang sama.
1.3. PERUMUSAN MASALAH
Alat pengujian ini menggunakan pompa yang memiliki spesifikasi yang
Untuk dapat menghasilkan kurva karakteristik pompa, instalasi pengujian
harus dapat memberikan variasi kondisi kerja pada pompa yang diuji.
Variasi kondisi kerja dapat dilakukan dengan mengatur head dan debit
yang dibangkitkan pompa. Dengan cara ini akan diketahui karakteristik pompa
untuk setiap kondisi kerja.
Data-data yang diperlukan untuk menentukan karakteristik pompa dapat
diperoleh dengan cara melakukan pengukuran, sehingga diperoleh data-data
sebagai berikut:
1. Debit
2. Putaran pompa
3. Tekanan keluar
1.4 BATASAN MASALAH
Untuk mengetahui karakteristik pompa sentrifugal dengan kapasitas
maksimum 28 liter/menit bila dirangkai secara seri, rangkaian pengujian harus
dapat memberikan variasi kondisi kerja kepada pompa yang diuji. Oleh karena itu,
dalam pembuatan alat pengujian berpegang pada pembatasan masalah berikut:
1. Pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal dengan kapasitas
maksimum 28 liter/menit.
2. Variasi kondisi kerja yang akan diuji pada pengujian ini adalah pompa
tunggal dan rangkaian pompa disusun secara seri.
3. Jumlah pompa sentrifugal yang digunakan untuk rangkaian seri adalah 3
unit.
1.5. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan alat ini adalah:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan langkah yang dilakukan setelah menentukan
pokok permasalahan. Metode ini bertujuan untuk memperoleh teori-teori dasar
2. Survei Lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh data-data yang diperlukan
dalam pembuatan alat uji. Data-data ini bisa berupa data tentang pompa,
rangkaian, dan material-material dari setiap komponen.
3. Pembuatan Alat Pengujian
Pada langkah ini dilakukan penyusunan komponen untuk pembuatan
instalasi pengujian yang telah direncanakan sebelumnya.
4. Pengujian
Pada langkah ini dilakukan pengujian karakteristik pompa tunggal dan
pompa susunan seri-paralel dimana dilakukan dengan pencekikan katup tekan.
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Sistematika penulisan laporan pengujian adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah,
pembatasan masalah, metodologi dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi tentang dasar teori pompa, dasar perhitungan pada alat yang didesain
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang apa saja yang digunakan pada rangkaian pengujian pompa dan
prosedur pengambilan data.
BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENGUJIAN
Berisi tentang cara pengujian dan pengolahan data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI DASAR POMPA SENTRIFUGAL
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis (kerja putar poros) yang
digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau
untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah ke daerah yang
bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan
perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada sisi
masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau discharge dari
pompa.
Pompa sentrifugal merupakan pilihan utama para insinyur dalam
aplikasipompa. Hal ini di karenakan pompa sentrifugal sangat sederhana dan
serbaguna.Pompa sentrifugal diperkenalkan oleh Denis Papin tahun 1689 di Eropa
dandikembangkan di Amerika Serikat pada awal tahun 1800-an. Pada awalnya
pompaini dikenal sebagai baling-baling Archimedean.
Pada saat itu diproduksi untuk aplikasi head rendah yang mana fluida
bercampur sampah dan benda padat lainnya. Dan awalnya mayoritas aplikasi
pompa menggunakan pompa positive_displacement. Pompa sentrifugal saat
pertama dibuat Tingkat kepopuleran pompa sentrifugal dimulai sejak
adanyapengembangan motor elektrik kecepatan tinggi (high speed electric
motors), turbin uap, dan mesin pembakaran ruangan (internal combustion
engines).
Sejak tahun 1940-an, pompa sentrifugal menjadi pompa pilihan
untuk berbagai aplikasi. Riset dan pengembangan menghasilkan peningkatkan
kemampuan dan dengan ditemukannya material konstruksi yang baru membuat
pompa memiliki cakupan bidang yang sangat luas dalam penggunaannya.
Sehingga tidak mengherankan jika hari ini ditemukan efisiensi 93% lebih untuk
pompa besar dan 50% lebih untuk pompa kecil. Pompa sentrifugal modern
mampu mengirimkan hingga 1,000,000,_(gl/min) dengan head hingga 300 feet
yang biasanya dipakai pada industri tenaga nuklir. Dan boiler feed pump telah
1800 feet. Pada fase selanjutnya pompa sentrifugal ini paling banyak digunakan di
pabrik kimia. Pompa sentrifugal biasa digunakan untuk memindahkan berbagai
macam fluida, mulai dari air, asam sampai Slurry atau campuran cairan dengan
katalis padat (solid). Dengan desain yang cukup sederhana, pompa sentrifugal bisa
disebut sebagai pompa yang paling populer di industri kimia.
2.2 PENGERTIAN DAN CARA KERJA POMPA
Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan
mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)
menjadi energi fluida dan tekanan.
Suatu pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeler atau lebih
yang dilengkapi dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros yang berputar
dan diselubungi dengan/oleh sebuah rumah (casing).Fluida mamasuki impeler
secara aksial di dekat poros dan mempunyai energi potensial, yang diberikan
padanya oleh sudu-sudu.Begitu fluida meninggalkan impeler pada kecepatan yang
relatif tinggi, fluida itu dikumpulkan didalam ‘volute’ atau suatu seri laluan
diffuser yang mentransformasikan energi kenetik menjadi tekanan.Ini tentu saja
diikuti oleh pengurangan kecepatan. Sesudah konversi diselesaikan, fluida
kemudian dikeluarkan dari mesin tersebut.
Aksi itu sama untuk pompa-pompa dengan kekecualian bahwa volume gas
adalah berkurang begitu gas-gas tersebut melewati blower, sementara volume
fluida secara praktis adalah tetap begitu begitu fluida tersebut melewati pompa.
Pompa-pompa sentrifugal pada dasarnya adalah mesin-mesin berkecepatan tinggi
(dibandingkan dengan jenis-jenis torak, rotary, atau pepindahan). Perkembangan
akhir-akhir ini pada turbin-turbin uap, dan motor-motor listrik dan disain-disain
sistem gigi kecepatan tinggi telah memperbesar pemakaian dan penggunan
pompa-pompa sentrifugal, seharusnya dapat bersaing dengan unit-unit torak yang
ada.
Garis-garis effesiensi adalah garis yang menyatakan effesiensi yang sama
untuk hubungan head dengan kapasitas atau daya dapat di tentukan batasan
operasi yang terbaik jika dilihat dari segi putaran pompa. Dan keuntungannya
adalah sebagai berikut :
1. Kontruksi yang lebih sempurna
2. Lebih mudah dioperasikan
3. Biaya perawatan yang rendah
4. Dapat di kopel langsung dengan elektromotor
Kerugiannya :
1. Effesiensi rendah pada kapasitas tinggi
2. Adanya kerugian pada pipa hisap karena bocor pada saat beroperasi
Gambar 2.1 Lintasan aliran cairan pompa sentrifugal
(sumbe
2.3 BAGIAN-BAGIAN DARI POMPA
Adapun bagian-bagian dari pompa, antara lain sebagai berikut:
1
Gambar 2.2 Bagian – Bagian dari pompa
Keterangan gambar:
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompamenembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros.Biasanya terbuat dari asbes atau Teflon.
C. Shaft (Poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dantempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yangberputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet
dan outlet nozel serta tempatmemberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadienergi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatanpada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan
pada sisi isap secara terusmenerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casingdengan impeller.
J. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapatberputar, baik berupa beban radial maupun beban axial.Bearing
juga memungkinkan porosuntuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesekmenjadi kecil.
2.4 KLASIFIKASI POMPA
Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu :
2.4.1. Menurut jenis aliran dalam impeller 1.Pompa aliran radial
Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang
keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).
Gambar 2.3 Pompa sentrifugal aliran radial
(sumbe
2. Pompa aliran campur
Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan bergerak
sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen kecepatannya berarah
Gambar 2.4 Pompa sentrifugal aliran campur
(sumbe
3. Pompa aliran aksial
Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang
permukaan silinder (arah aksial)
Gambar 2.5 Pompa aliran aksial
(sumbe
2.4.2 Menurut jenis impeler
1. Impeler tertutup
Sudu-sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan,
digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit mengandung
Gambar 2.6 Pompa impeler terbuka dan impeler tertutup
(sumbe
2. Impeler setengah terbuka
Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di
sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit mengandung
kotoran misalnya : air yang mengandung pasir, zat cair yang mengauskan.
3. Impeler terbuka
Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang.
Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat sudu.
Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak mengandung
kotoran.
2.4.3 Menurut bentuk rumah 1. Pompa volut
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga
kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.
Gambar 2.7 Pompa Volut
2. Pompa diffuser
Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah
keong.
Gambar 2.8 Pompa diffuser
(sumbe
3. Pompa aliran campur jenis volut
Pompa ini mempunyai impeler jenis aliran campur dan sebuah rumah
volut.
2.4.4. Menurut jumlah tingkat
1. Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulkan
hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah.
2. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara berderet
(seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler pertama dimasukkan ke
impeler berikutnya dan seterusnya hingga impeler terakhir. Head total pompa ini
Gambar 2.9 Pompa bertingkat banyak
(sumbe
2.4.5. Menurut letak poros
Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros horisontal
dan poros vertikal seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 2.10 Pompa poros vertikal dan poros horisontal
(sumbe
2.5 KAPASITAS POMPA
Kapasitas Q adalah kapasitas volume flow eksternal per satuan waktu
dalam m3/s (juga sering digunakan l/s dan m3/h). Kekurangan fluida, kebocoran
Kapasitas (Q) biasanya dinyatakan dalam m3/s. Fluida pada dasarnya
berhubungan langsung antara kapasitas dalam pipa dan kecepatan aliran.
Hubungan ini adalah sebagai berikut:
V = �
�...(2.1) [Lit. 4] Dimana,
V = Kecepatan aliran (m/s)
Q = Kapasitas aliran (m3/s)
A = Luas penampang (m2)
2.6 HEAD POMPA
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi
pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya
dinyatakan dalam satuan panjang.
Gambar 2.11 Instalasi pompa
(sumber:http://pump.com/centrifugalpump)
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari
sistem instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial
Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
�P = hd+hs+ hf+ hm...(2.2) [Lit.3]
Apabila permukaan air berubah-ubah dengan perbedaan besar, head statis
total harus ditentukan dengan mempertimbangkan karakteristik pompa, besarnya
selisih perubahan permukaan air, dan dasar yang di pakai untuk menentukan
jumlah air yang harus di pompa.
2.7 HEAD KERUGIAN
Head kerugian yaitu head untuk mengatasi kerugian-kerugian terdiri atas
head kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian di dalam
belokan-belokan, reduser, katup-katup, dsb. Di bawah ini akan di berikan cara
menghitungnya, satu per satu.
2.7.1 Head kerugian gesek dalam pipa
Untuk menghitung kerugian gesek di dalam pipa dapat di pakai rumus
berikut :
υ = Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa [m/s] hƒ = Head kerugian gesek dalam pipa [m]
f = Koefisien kerugian gesek
g = Percepatan grafitasi (9,8 m/s2)
L = Panjang pipa [m]
Selanjutnya, untuk aliran yang laminar dan yang turbulen terdapat rumus
yang berbeda. Sebagai patokan apakah suatu aliran itu laminier atau turbulen,
dipakai bilangan Reynolds :
Re = ��
�…...…...….……....…..(2.4) [Lit.4] Dimana,
Re = Bilangan Reynolds
υ = Kecepatan Rata-rata air didalam pipa [m/s] D = Diameter dalam pipa [m]
V = Viskositas kinematik cat cair [m2/s]
Pada Re < 2300,Aliran bersifat laminier. Pada Re > 4000,Aliran bersifat turbulen.
Pada Re = 2300 – 4000 Terdapat daerah transisi, dimana aliran dapat bersifat
laminier atau turbulen tergantung pada kondisi pipa atau aliran.
1. Aliran laminier
Dalam hal aliran laminier,koefisien kerugian gesek untuk pipa (f) dalam
persamaan 2.9 dapat dinyatakan dengan:
f =
64�� ……...……...……..(2.5) [Lit.4]
2. Aliran Turbulen
Untuk menghitung kerugian gesek pada pipa pada aliran turbulen terdapat
berbagai rumusempiris. Dibawah ini akan diberikan cara perhitungan dengan
rumus Darcy dan Hazen Williams.
a. Rumus Hazen-william
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam
pipa yang relative sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air
minum.Bentuknya serupa dengan persamaan 2.5 dan diyatakan sebagai berikut.
hƒ =10.666�1,85
Dimana,
C = Koefisien seperti diberikan dalam table
hƒ = Kerugian head [m]
Q = Laju aliran [m3/s]
L = Panjang pipa [m]
b. Menggunakan diagram Moody
Untuk mencari koefisien gesek pipa (f) dapat menggunakan diagram Moody seperti yang ditunjukkan pada gambar
Gambar 2.12 Diagram Moody
Untuk Mengetahui kekasaran relative pipa dapat dicari dengan menggunakan
rumus :
Kekasaran relative: �
2.7.2 Head Kerugian dalam jalur pipa
Dalam aliran melalui jalur pipa,kerugian akan terjadi apabila ukuran pipa
bentuk penampang,atau arah aliran berubah,kerugian head ditempat-tempat
transisi yang dimiliki itu dapat dinyatakan secara umum dengan rumus
ℎm= ∑ �.�
2.8 HEAD KECEPATAN
Persamaan head kecepatan adalah sebagai berikut:
Hk = ��
Persamaan untuk mencari daya air adalah sebagai berikut:
2.10 EFISIENSI POMPA
Persamaan untuk mencari efisiensi pompa adalah sebagai berikut:
�= �a
Pada sistem pemipaan yang menggunakan pompa sentrifugal sangat
mungkin terjadi kavitasi yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan perbedaan
penampang yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan sampai turun di
bawah tekanan uap jenuhnya sehingga menyebabkan terjadinya fenomena yang
disebut kavitasi.
Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di
dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah
tekanan uap jenuh cairan pada suhu operasi pompa. Gelembung uap yang
terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang sangat singkat. Knapp
(Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung sampai
gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0,003 detik. Gelembung ini
akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai
tekanan lebih besar dari pada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut
gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding
dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat
pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan. Gejala kavitasi
yang timbul pada pompa biasanya ada suara berisik dan getaran, unjuk kerjanya
menjadi turun, kalau dioperasikan dalam jangka waktu lama akan terjadi
kerusakan pada permukaan dinding saluran. Permukaan dinding saluran akan
berlubang-lubang karena erosi kavitasi sebagai tumbukan gelembung-gelembung
Gambar 2.13 Proses kavitasi
(sumbe
2.11.1. Penyebab kavitasi pada pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai sifat-sifat teknis yang harus dipenuhi agar
dapat beroperasi dengan baik. Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada
pompa tipe ini adalah gagalnya pompa dalam proses priming, sehingga pompa
tidak bisa mengisap dan akhirnya gagal pemompaan serta menyebabkan
kerusakan pada bagian-bagian pompa.
Ada beberapa penyebab kavitasi pada pompa sentrifugal diantaranya, adalah :
1. Vaporation ( penguapan)
2. Internal Recirculation (sirkulasi balik di dalam sistem)
3. Turbulance (pergolakan aliran)
4. Vane Passing Syndrome
Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan
memasang instalasi pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar dari pada
NPSH yang diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai
pompa sehingga nilainya lebih besar dari NPSH yang diperlukan.
Berikut ini hal-hal yang diperlukan untuk instalasi pompa.
1. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang diisap harus
harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap yang
panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomor lebih besar
untuk mengurangi kerugian gesek.
2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar (bagian yang
mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan rendah).
3. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran
disisi isap.
4. Head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai dengan yang
diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya.
5. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah
harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi.
6. Menghindari instalasi perpipaan berupa belokan-belokan tajam, karena
belokan yang tajam kecepatan fluida akan meningkat sedangkan tekanan
fluida akan turun sehingga menjadi rawan terhadap kavitasi.
Gambar 2.14 Kerusakan impeller akibat kavitasi
(sumbe
2.11.2Net Positive Suction Head (NPSH)
Gejala kavitasi terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun
sampai dibawah tekanan uap jenuhnya.Kavitasi banyak terjadi pada sisi isap
pompa, untuk mencegahnya nilai head aliran pada sisi hisap harus diatas nilai
head pada tekanan uap jenuh zat cair pada temperatur bersangkutan. Pengurangan
head yang dimiliki zat cair pada sisi isapnya dengan tekanan zat cair pada tempat
tersebut dinamakan NetPositif Suction Head (NPSH) atau Head Isap Positif Neto
yang dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi. Ada dua macam
Gejala kavitasi terjadi pada titik terdekat setelah sisi masuk sudu impeller di
dalam pompa. Di daerah tersebut, tekanan lebih rendah daripada tekanan pada
lubang isap pompa.Hal ini disebabkan zat cair mengalir melalui nozel isap
sehingga kecepatannya naik. Dengan kenaikan kecepatan, tekanan zat cair
menjadi turun.
1. Net Positive Suction Head Available (NPSH yang tersedia)
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi hisap
pompa dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut. Dalam hal
pompa yang menghisap zat cair dari tempat terbuka, maka besarnya NPSH yang
tersedia dapat dituliskan seperti persamaan
Dimana:
terletak diatas permukaan zat cair, dan negatif (bertanda -) jika
dibawah.
Hls = Kerugian head didalam pipa hisap [m]
Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup, maka harga Pa menyatakan
tekanan mutlak yang bekerja pada permukaan zat cair didalam tangki tertutup
tersebut. Khususnya jika tekanan diatas permukaan zat cair sama dengan tekanan
uap jenuhnya, maka Pa = Pv. Dalam hal pompa yang menghisap zat cair dari
tempat terbuka, maka besarnya NPSH yang tersedia dapat dituliskan Harga hs
adalah negatif (-) karena permukaan zat cair didalam tangki lebih tinggi dari pada
sisi hisap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan untuk mendapatkan
2.Net Positive Suction Head Required (NPSH yang diperlukan)
Tekanan terendah didalam pompa biasanya terdapat disuatu titik dekat
setelah sisi masuk sudu impeller ditempat tersebut, tekanan adalah lebih rendah
dari pada tekanan pada lubang hisap pompa.Hal ini disebabkan oleh kerugian
head dinosel hisap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang
menyempit, dan kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu setempat.Agar tidak
terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk pompa dikurangi
dengan penurunan tekanan didalam pompa harus lebih tinggi dari pada tekanan
uap zat cair.Head tekanan yang besar sama dengan penurunan tekanan ini disebut
NPSH yang diperlukan atau Net Positive Suction Head Required (NPSHR).
Besarnya NPSH yang diperlukan berbeda untuk setiap pompa.Untuk suatu pompa
BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN
3.1 VARIABEL YANG DIAMBIL
Dari perangkat percobaan yang digunakan terdapat beberapa variabel yang
diamati terdiri dari variabel terkontrol, variabel bebas dan variable terikat. Dimana
-Variabel terkontrol : putaran poros pompa diukur dengan tachometer.
- Variable bebas : bukaan katub pengukuran.
- Variable terikat terdiri dari : a. head
b. dayaporos
c. daya air
d. efisiensi
Prosedur pengujian dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
1. Pengujian pompa tunggal
Yakni melakukan pengujian terhadap karakterik pompa tunggal dan
mencatat data seperti volume air, putaran poros pompa, dan waktu dengan
variasi bukaan katup yakni 100%, 75%, 50%, 25%, dan 10%.
2. Pengujian pompa susunan seri
Yakni melakukan pengujian terhadap karakterik pompa seri dan mencatat
data seperti volume air, putaran poros pompa, dan waktu dengan variasi
bukaan katup yakni 100%, 75%, 50%, 25%, dan 10%.
3.2 METODOLOGI PERCOBAAN
Metodologi yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan alat ini
1. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan langkah yang dilakukan setelah menentukan
pokok permasalahan. Metode ini bertujuan untuk memperoleh teori-teori
dasar dan prosedur perancanganyang berkaitan dengan materi yang di tulis
2. Pembuatan alat pengujian
Pada langkah ini dilakukan penyusunan komponen untuk pembuatan
instalasi pengujian yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Pengujian
Pada langkah ini dilakukan pengujian karakteristik pompa tunggal dan
pompa susunan seri dimana dilakukan dengan pencekikan katup tekan.
3.3 WAKTU DAN TEMPAT
Pengujian dilakukan di Laboratorium Mesin Fluida Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara selama lebih kurang 2
minggu. Sedangkan pembuatan alat di mulai pada bulan Januari dan selesainya
pada bulan Maret tahun 2012.
3.4 ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian karakteristik
pompa susunan seri dengan spesifikasi sama, yakni:
3.4.1 Alat
Alat yang dipakai dalam pengujian ini terdiri dari:
1. Alat bantu perbengkelan, seperti : kunci pas 10&12, kunci inggris pipa,
2. kunci ring, kunci L, obeng, tang, palu, Kunci Chane, Tool posh
3. Mesin gerinda
4. Mesin las
5. Mesin Bor
6. Mesin Potong
3.4.2 Bahan
Adapun bahan yg digunakandalam pembuatan Skripsi ini yaitu
1. Pompa
Pompa berfungsi untuk mengalirkan fluida. Pompa yang digunakan dalam pengujian adalah jenis pompa sentrifugal.
Gambar 3.1 Pompa
Adapun spesifikasi pompa yang digunakan yakni sebagai berikut:
Merek : Shimizu
Jumlah : 3 unit
Model : PS 135 E
U : 1x220V
n : 2.900 rpm
f : 50 Hz
I : 1,3 A
H : 20 - 5 mm
Temp. air : Max 40ºc
Q : 10 – 28 ℓ / mnt
Pressure on : 1,1kgf / cm2
Pressure off : 1,8kgf / cm2
PipaHisap : 25 mm
1. Pipa PVC
Pipa PVC digunakan untuk saluran aliran fluida. Pada pengujian karakteristik
pompa disusun secara seri dengan spesifikasi sama, diambeter pipa yang
digunakan adalah ¾ inchi dan panjang pipa keseluruhan adalah 2,4 m.
Gambar 3.2 Pipa PVC
2. Meteran air (Water meter)
Dalam pengujian karakteristik pompa disusun secara seri dengan spesifikasi
sama, meteran air ini digunakan untuk mengukur volume air hasil kinerja pompa.
2. Katup
Dalam pengujian karakteristik pompa disusun secara seri dengan
spesifikasi sama, katup digunakan untuk menghubung dan memutus aliran
air. Jumlah keseluruhan katup dalam pengujian adalah 10 buah dengan
diameter katup yakni 0,0191 m.
Gambar 3.4 Katup
3. Elbow
Dalam pengujian karakteristik pompa disusun secara seri dengan
spesifikasi sama, elbow digunakan untuk membelokkan pipa. Jumlah
keseluruhan elbow yang digunakan dalat alat uji ini adalah 17 buah
dengan sudut lekukan 90o.
4. Pressure gauge
Dalam pengujian karakteristik pompa disusun secara seri dengan
spesifikasi sama, pressure gauge digunakan untuk mengukur tekanan air.
Jumlah pressure gauge yang digunakan dalam alat uji ini adalah 2 buah.
Dimana 1 buah pressure gauge digunakan untuk mengukur tekanan pada
pompa tunggal dan yang lain digunakan untuk mengukur tekanan pompa
yang disusun secara seri.
Gambar 3.6 Pressure gauge
3.5 RANCANG BANGUN INSTALASI
Untuk mengetahui karakteristik pompa disusun secara seri dengan
spesifikasi sama maka dilakukan perancangan alat uji dengan 3 unit pompa
Gambar 3.7 Pompa Sentrifugal susunan seri
3.6 Metode Pengumpulan Data
Data yang dipergunakan dalam pengujian ini meliputi :
1. Dataprimer, merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran dan
pembacaan pada unit instrumentasi dan alat ukur pada masing – masing
pengujian.
2. Data sekunder, merupakan data tentang karakteristik pompa yang digunakan
Flowchart Pengujian Karateristik Pompa Disusun Secara Seri
Dengan Spesifikasi Sama.
Tidak Mulai
Studi Literatur
Survey Pompa digunakan
Penentuan Instalasi Pipa
Perhitungan Head
Rancang Bangun Instalasi Pompa Di Susun Secara Seri
Pengujian Pompa Di Susun Secara Seri Dengan Variasi Bukaan Katup
Kesimpulan Dan Saran
Selesai
BAB IV
ANALISA DATA DAN HASIL PENGUJIAN
4.1 KARAKTERISTIK POMPA TUNGGAL4.1.1 Kapasitas aktual dan head pompa
• Kapasitas aktual pompa
Pengukuran dilakukan dengan mengukur volume air menggunakan
meteran air pada waktu 60 detik. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel
4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Hasil pengukuran volume air pada pompa tunggal
Pengukuran Bukaan Katup (%)
Untuk mencari kapasitas air dapat menggunakan persamaan berikut:
� = ������ �����
Sehingga kapasitas air pada bukaan katup 100% adalah:
� = 0,030 60
Q = 0,0005 m3/s
Dengan menggunakaan persamaan yang sama kapasitas air untuk setiap
Tabel 4.2 Kapasitas air pompa tunggal untuk setiap bukaan katup
Bukaan Katup (%) Kapasitas Air (m3/s)
100 0,0005
75 0,00045
50 0,0003
25 0,0002
10 0,0001
• Head suction (Hs) dan head discharge (Hd)
Head instalasi yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Skema pompa tunggal
• Panjang pipa yang digunakan pada instalasi
Panjang keseluruhan pipa ¾ inchi yang digunakan pada pengujian pompa
tunggal adalah 1,8 m.
• Head losses mayor pada instalasi pompa tunggal
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 100% menggunakan persamaan berikut:
ℎf= �.��.�
2
2�
Dimana,
� = � � � = ��
4�2
POMPA
� = 3,140,0005
4 0,01912
V = 1,75 m/s
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 100 % adalah
sebesar 1,75 m/s
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus diketahui
bilangan Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan,
yakni:
Untuk Mengetahui kekasaran relative pipa dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Kekasaran relative: �
�……...……...(2.7) [Lit.4]
Dimana: untuk material plastic adalah 0,0015 mm = 0,0000015m
Kekasaran relatif : 0,0000015
0,0191 = 0,000078
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 3700 dan pada kekasaran relative 0,000078 adalah
berkisar kurang lebih 0,011.
Gambar 4.2 Diagram moody hubungan antara kekerasan relative dan
bilangan reynold pada pompa tunggal
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 75% menggunakan persamaan berikut:
ℎf= �.��.�
2
2�
Dimana,
� = � � � = ��
4�2
V = 1,57 m/s
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 75% adalah
sebesar 1,57 m/s
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus diketahui
bilangan Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan,
yakni:
Untuk Mengetahui kekasaran relative pipa dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Kekasaran relative: �
� ……...……... (2.7) [Lit.4]
Dimana: ε untuk material plastic adalah 0,0015 mm = 0,0000015m
Kekasaran relatif : 0,0000015
0,0191 = 0,000078
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 33000 dan pada kekasaran relative 0,000078 adalah
berkisar kurang lebih 0,011
Maka,
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 50% menggunakan persamaan berikut:
� = �� 4�2
� = 3,140,0003 4 0,01912
V = 1,05 m/s
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 50% adalah
sebesar 1,05 m/s
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus diketahui
bilangan Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan,
yakni:
Untuk Mengetahui kekasaran relative pipa dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Kekasaran relative: �
�……...……... (2.7) [Lit.4]
Dimana: ε untuk material plastic adalah 0,0015 mm = 0,0000015m
Kekasaran relatif : 0,0000015
0,0191 = 0,000078
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 22000 dan pada kekasaran relative 0,000078 adalah
berkisar kurang lebih 0,011.
Maka,
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
ℎf= �.��.�
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 25% adalah
sebesar 0,7 m/s
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus diketahui
bilangan Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan,
yakni:
Re =14877,44 (Turbulen)
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 15000 dan pada kekasaran relative 0,000078 adalah
berkisar kurang lebih 0,011.
Maka,
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 10% menggunakan persamaan berikut:
ℎf= �.��.�
2
Dimana,
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 10% adalah
sebesar 0,35 m/s
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus dikehaui bilangan
Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan, yakni:
�� =����
Dari tabel sifat fisik air pada suhu 0oC didapat ρ = 997,1 kg/m3 dan μ = 0,000894 Ns/m2. Maka Bilangan Reynold (Re) adalah:
�� =997,1 .0,35 .0,0191 0,000894
Re =7438,72 (Turbulen)
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 7500 dan pada kekasaran relative 0,000078 adalah
berkisar kurang lebih 0,011
Maka,
Maka head losses mayor untuk setiap bukaan katup dapat ditabulasikan
Tabel. 4.3 Head losses mayor untuk setiap bukaan katup pompa tunggal
Bukaan
Katup (%)
Debit
(m3/s)
Kecepatan
(m/s)
Bilangan
Reynold
Koefisien
Gesek
Head Losses
Mayor (m)
100 0,0005 1,75 37193,6 0,011 0,15
75 0,00045 1,57 33474,24 0,011 0,12
50 0,0003 1,05 22316,1 0,011 0,058
25 0,0002 0,70 14877,4 0,011 0,024
10 0,0001 0,35 7438,72 0,011 0,0064
Dari tabel 4.3 diatas dapat dalam bentuk grafik untuk mengetahui lebih
jelas fenomena pengaruh bukaan katup terhadap kapasitas aliran.
Gambar 4.3 Grafik pengaruh bukaan katup terhadap kapasitas air pompa
tunggal
Dari grafik diatas dapat dilihat semakin besar bukaan katup maka
kapasitas aliran semakin besar. Kapasitas air bukaan katup 10% adalah
Gambar 4.4 Grafik pengaruh bukaan katup terhadap kecepatan air pompa
tunggal
Gambar diatas merupakan grafik pengaruh bukaan katup terhadap
kecepatan air pada pompa tunggal. Dapat dilihat kecepatan air maksimum
adalah 1,75 m/s yakni pada bukaan katup 100%.
Selanjutnya untuk melihat pengaruh bukaan katup terhadap head losses
mayor dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.5 Grafik pengaruh bukaan katup terhadap head losses mayor
pada pompa tunggal
Dari grafik diatas dapat dilihat semakin besar bukaan katup maka head
losses mayor semakin besar. Dimana pada bukaan katup 10% head losses
mayor adalah 0,0064 m sedangkan head losses mayor pada bukaan katup
• Head losses minor pada instalasi pompa tunggal
Untuk mencari head losses minor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 100% menggunakan persamaan sebagai berikut:
ℎm= ∑ �.�
Tabel 4.4 Koefisien kerugian pipa pompa tunggal
N K ∑k
Dengan menggunakan persamaan yang sama maka head losses minor
untuk setiap bukaan katup dapat ditabulasikan.
Tabel 4.5 Head losses minor pompa tunggal untuk setiap bukaan katup
Bukaan
Dari tabel 4.5 dapat ditampilkan grafik untuk melihat fenomena pengaruh
Gambar 4.6 Grafik pengaruh bukaan katup terhadap head losses minor
pada pompa tunggal
Dapat dilihat bahwa semakin besar bukaan katup maka head losses minor
semakin besar. Head losess minor maksimum yakni pada bukaan 100%
adalah sebesar 0,62 m.
• Head total pompa
Head statis pompa adalah pengurangan head discharge terhadap head
suction. Dimana persamaan dapat ditulis sebagai berikut:
Hdischarge= ��
Sehingga persamaan head statis pompa adalah:
Hstatis = ��
Head total pompa adalah penjumlahan head statis pompa dengan head
losses total. Maka head total pompa adalah:
Dimana,
4.1.2 Daya pompa
• Daya Air
Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada
besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka
head adalah beda ketinggian antara muka air pada resevoar dengan muka
air keluar pompa. Total energi yang tersedia merupakan energi potensial
air yaitu:
Ep = mgh ...[Lit.7]
Daya merupakan energi tiap satuan waktu ��
�� sehingga persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai:
� � =
�
� �ℎ ...[Lit.7]
Dengan mensubtitusikan P terhadap ��
�� dan mensubtitusikan ρQ terhadap
���� maka persamaan energi air adalah:
Pa= ρ.Q.g.H ...[Lit.1] Sehingga daya air pada bukaan katup 100% adalah
Pa = 997,1.0,0005.9,81.0,6
����= ������
����� ...[Lit.7] � = ��
�...[Lit.7]
Dimana benda dengan kecepatan angular persamaan energi kinetik dapat
ditulis sebagai berikut:
�� = 1
2��2...[Lit.7]
Sehingga persamaan daya dapat ditulis sebagai berikut:
� =
1 2��2
�
Persamanaan kecepatan angular adalah sebagai berikut:
� = �� dimana � = 2�� ...[Lit.7]
Maka,
� = 2���
Dengan melihat gambar dibawah ini sehingga didapatlah daya poros
pompa, yakni:
Gambar 4.7 Inersia pada impeler pompa
Kecepatan angular impeler pompa adalah sebagai berikut:
�p= �
i
� θp= 2πnp
Dimana,
Np= Putaran pompa (2900 rpm = 2900 rotasi per menit) , sehingga
F
R1
t = 1 menit = 60 detik
Sehingga diperoleh,
�p=2 π 2900
�p=18212 rad
Maka besar kecepatan sudut turbin tanpa pembebanan lampu,
�
p=
�Inersia pompa adalah total dari inersia rotor impeller dan total
inersia sudu impeller. Dengan mengansumsikan rotor impeller adalah
silinder berongga terhadap sumbu silinder. Inersia turbin dapat ditulis
dengan persamaan sebagai berikut:
Sehingga daya pompa tunggal yang digunakan adalah: • Efisiensi pompa
Efisiensi pompa adalah perbandingan antara daya air terhadap daya poros
pompa atau dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
� = �a
Dengan perhitungan yang sama seperti diatas maka efisiensi pompa
tunggal dapat ditabulasikan seperti yang ditampilkan dalam tabel 4.6
dibawah ini.
Tabel 4.6 Efisiensi pompa tunggal untuk setiap bukaan katup
Bukaan Katup
Untuk melihat fenomena pengaruh bukaan katup terhadap efisiensi pompa
maka tabel diatas dapat dibuat garafik seperti yang ditunjukkan dibawah
Gambar 4.8 Grafik pengaruh bukaan katup terhadap efisiensi pada pompa
tunggal
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin besar bukaan katup maka
semakin besar efisiensi pompa. Efisiensi pompa yang paling maksimum
yakni pada bukaan katup 100% adalah sebesar 60,41%
4.2 KARAKTERISTIK POMPA DISUSUN SECARA SERI 4.2.1 Kapasitas aktual dan head pompa
• Kapasitas aktual pompa
Pengukuran dilakukan dengan mengukur volume air menggunakan
meteran air pada waktu 60 detik. Hasil pengukuran dapat dilihat pada
table 4.7 di bawah ini
Tabel 4.7 Hasil pengukuran volume air pada pompa susunan seri
Pengukuran Bukaan Katup
(%)
Volume (m3)
Waktu (s)
Tekanan (kgf/cm2)
I 100 0,032 60 0,1
II 75 0,029 60 0,2
III 50 0,027 60 0,9
IV 25 0,015 60 5,3
Untuk mencari kapasitas air dapat menggunakan persamaan berikut:
� = �����������
Sehingga kapasitas air pada bukaan katup 100% adalah:
� = 0,60032
Q = 0,00053 m3/s
Dengan menggunakaan persamaan yang sama kapasitas air untuk setiap
bukaan dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.8 Kapasitas air untuk setiap bukaan katup pompa susunan seri
Bukaan Katup (%) Kapasitas Air (m3/s)
• Kapasitas tiap satuan pompa
Untuk mencari kapasitas tiap satuan pompa dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut:
1
Sehingga persamaan dapat ditulis sebagai berikut,
1
Maka kapasitas tiap satuan pompa adalah 0,00159 m3/s
• Head suction (Hs) dan head discharge (Hd)
Gambar 4.9 Skema pompa susunan seri
• Panjang pipa yang digunakan pada instalasi
Panjang keseluruhan pipa ¾ inchi yang digunakan pada pengujian pompa
tunggal adalah 2,5 m.
• Head losses mayor pada instalasi pompa susunan seri
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 100% menggunakan persamaan berikut:
ℎf= �.��.�
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 100 % adalah
sebesar 1,85 m/s
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus dikehaui bilangan
Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan, yakni:
Re = 39425,21 (Turbulen)
Untuk Mengetahui kekasaran relative pipa dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Kekasaran relative: �
�……...……... (2.7) [Lit.4]
Dimana: ε untuk material plastic adalah 0,0015 mm = 0,0000015m
Kekasaran relatif : 0,0000015
0,0191 = 0,000078
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 40000 dan pada kekasaran relative 0,000078 adalah
berkisar kurang lebih 0,011.
Maka,
ℎf= �.��.�
2
2�
ℎf= 0,011. 2 ,5
0,0191.
1,852
2.9,81
hf = 0,25 m
Gambar 4.10 Diagram moody hubungan antara bilangan reynold dan
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 75% menggunakan persamaan berikut:
ℎf= �.��.�
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 75% adalah
sebesar 1,68 m/s
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus dikehaui bilangan
Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan, yakni:
�� =���
Untuk Mengetahui kekasaran relative pipa dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Kekasaran relative: �
�……...……...(2.7) [Lit.4]
Dimana: ε untuk material plastic adalah 0,0015 mm = 0,0000015m
Kekasaran relatif : 0,0000015
0,0191 = 0,000078
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 35000 dan pada kekasaran relative 0,000078 adalah
berkisar kurang lebih 0,011.
Maka,
ℎf= �.��.�
2
ℎf= 0,011. 2
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 50% menggunakan persamaan berikut:
ℎf= �.��.�
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 50% adalah
sebesar 1,57 m/s
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus dikehaui bilangan
Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan, yakni:
�� =���
Untuk Mengetahui kekasaran relative pipa dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Kekasaran relative: �
�……...……...[Lit.4]
Dimana: ε untuk material plastic adalah 0,0015 mm = 0,0000015m
Kekasaran relatif : 0,0000015
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 33000 dan pada kekasaran relative 0,000078 adalah
berkisar kurang lebih 0,011.
Maka,
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 25% menggunakan persamaan berikut:
ℎf= �.��.�
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 25% adalah
sebesar 0,87 m/s.
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus dikehaui bilangan
Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan, yakni:
�� =���
Re =18596,8 (Turbulen)
Untuk Mengetahui kekasaran relative pipa dapat dicari dengan
Kekasaran relative: �
�……...……...(2.7) [Lit.4]
Dimana: ε untuk material plastic adalah 0,0015 mm = 0,0000015m
Kekasaran relatif : 0,0000015
0,0191 = 0,000078
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 18000 dan pada kekasaran relative 0,000078
adalah berkisar kurang lebih 0,011.
Maka,
Untuk mencari head losses mayor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 10% menggunakan persamaan berikut:
ℎf= �.��.�
Maka didapatlah kecepatan aliran (v) pada bukaan katup 10% adalah
sebesar 0,45 m/s
Untuk mencari faktor gesekan (f) pada pipa maka harus dikehaui bilangan
Reynold untuk mengetahui rumus empirik yang akan digunakan, yakni:
�� =���
Untuk Mengetahui kekasaran relative pipa dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Kekasaran relative: �
�……...……...(2.7) [Lit.4]
Dimana: ε untuk material plastic adalah 0,0015 mm = 0,0000015m
Kekasaran relatif : 0,0000015
0,0191 = 0,000078
Dari diagram Moody dapat dilihat bahwa koefisien gesek pada bilangan
Reynold kisaran 9500 dan pada kekasaran relative 0,000078
adalah berkisar kurang lebih 0,011.
Maka,
Maka dengan head losses mayor untuk setiap bukaan katup dapat
ditabulasikan yang dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9 Head loses mayor pompa susunan seri untuk setiap bukaan katup
Bukaan
Dari tabel 4.9 diatas dapat dalam bentuk grafik untuk mengetahui lebih
Gambar 4.11 Grafik pengaruh bukaan katup terhadap kapasitas air pompa
susunan seri
Dari grafik diatas dapat dilihat semakin besar bukaan katup maka
kapasitas aliran semakin besar. Kapasitas air bukaan katup 10% adalah
0,00013 m3/s sedangkan bukaan katup 100% adalah 0,00053 m3/s.
Gambar 4.12 Grafik pengaruh bukaan katup terhadap kecepatan air pompa
susunan seri
Gambar diatas merupakan grafik pengaruh bukaan katup terhadap
kecepatan air pada pompa tunggal. Dapat dilihat kecepatan air maksimum
Selanjutnya untuk melihat pengaruh bukaan katup terhadap head losses
mayor dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.13 Grafik pengaruh bukaan katup terhadap head losses mayor
pada pompa susunan seri
Dari grafik diatas dapat dilihat semakin besar bukaan katup maka head
losses mayor semakin kecil. Dimana pada bukaan katup 10% head losses
mayor adalah 0,014 m sedangkan head losses mayor pada bukaan katup
100% adalah sebesar 0,25 m.
• Head losses minor pada instalasi pompa susunan seri
Untuk mencari head losses minor pada pipa ¾ inchi = 0,0191 m bukaan
katup 100% menggunakan persamaan sebagai berikut:
ℎm= ∑ �.�
2
2�
ℎ
m= 7,12.
1,852
2.9,81
hm = 1,24 m
Tabel 4.10 Koefisien kerugian pipa pompa susunan seri
N K ∑k
Elbow 90o 13 0,51 6,63
Katup Bola 6 0,05 0,30
Sisi Masuk 1 0,25 0,25
Sisi Keluar 1 0,04 0,04
7,12