SKRIPSI
PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
LINTONG SAMUELSON SITANGGANG
070503210
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 16 April 2011. Yang Membuat Pernyataan,
Lintong S. Sitanggang
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terma kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis, R. Sitanggang dan F. br Silalahi, terimakasih buat kasih sayang dan dukungan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 16 April 2011
Penulis,
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap dividen tunai. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website yang digunakan adalah puposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 35 perusahaan. Variabel penelitian ini terdiri dari laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel independen, serta dividen tunai sebagai variabel dependen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen berpengaruh positif terhadap dividen tunai secara bersama-sama, tetapi secara parsial earnings berpengaruh positif signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividen tunai.
ABSTRACT
This research is aim to know and analyzed the influence earnings and cash flow from operations to the cash dividend of the manufacturing companies since 2007 up to 2009. This research is also intended to know which performance measures have the most significant effect to the cash dividend. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through
websit
result are thirty eight firms as sample. This research variables consists of earnings and operating cash flow as independent variables, and also cash dividend as dependent variable. Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Software SPSS versi 18 for windows is used to test in this research. This research concludes that both of two independent variables have positive significant influence toward cash dividend in simultan, but in parsial earnings have positive significant toward cash dividend, where as operating cash flow are not influence toward cash dividend.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan ... 8
2. Laporan Arus Kas Operasi ... 10
3. Laba Bersih ... 18
4. Dividen Tunai ...19
6. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
Terhadap dividen tunai ... 24
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual ... 28
2. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 31
B. Jenis dan Sumber Data ... 31
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ... 37
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37
F. Metode Analisis Data ... 38
G. Jadwal Penelitian ... 46
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 48
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 50
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 52
b. Uji Multikolonieritas ... 56
c. Uji Heteroskedastisitas ... 57
3. Pengujian Hipotesis
a. Persamaan Regresi ... 59
b. Analisis Koefisien Determinasi ... 60
c. Pengujian Secara Parsial ... 62
d. Pengujian Secara Simultan ...63
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Keterbatasan Penelitian ... 67
C. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 29 Halaman
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 27
Halaman Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 33
Tabel 3.2 Indentifikasi Variabel Penelitian ... 38
Tabel 3.3 Rencana Jadwal Penelitian ...47
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 49
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 50
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 53
Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ... 54
Tabel 4.5 Uji Multikoloneiritas ... 56
Tabel 4.6 Coefficients Correlations ... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 59
Tabel 4.8 Analisis Hasil Regresi ... 59
Tabel 4.9 Model Summary ... 61
Tabel 4.10 Hasil Uji-T ... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Daftar Sampel penelitian ... 71
Lampiran ii Data Variabel Laba Bersih ... 72
Lampiran iii Data Variabel Arus Kas Operasi ... 73
Lampiran iv Data Variabel Dividen Tunai ... 74
Lampiran v Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 75
Lampiran vi Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi one sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 75
Lampiran vii Hasil Normalitas Sebelum Data Ditransformasi one sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 76
Lampiran viii Hasil Uji Normalitas Data ... 76
Lampiran ix Lanjutan ...77
Lampiran x Uji Multikolonieritas ...77
Lampiran xi Cofficient correlations ...77
Lampiran xii Uji Heterokedastitas ...78
Lampiran xiii Hasil Uji Autokorelasi ...78
Lampiran xiv Analisis Hasil Regresi ...79
Lampiran xv Model Summary ...79
Lampiran xvi Hasil Uji-T ... 79
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap dividen tunai. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website yang digunakan adalah puposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 35 perusahaan. Variabel penelitian ini terdiri dari laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel independen, serta dividen tunai sebagai variabel dependen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen berpengaruh positif terhadap dividen tunai secara bersama-sama, tetapi secara parsial earnings berpengaruh positif signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividen tunai.
ABSTRACT
This research is aim to know and analyzed the influence earnings and cash flow from operations to the cash dividend of the manufacturing companies since 2007 up to 2009. This research is also intended to know which performance measures have the most significant effect to the cash dividend. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through
websit
result are thirty eight firms as sample. This research variables consists of earnings and operating cash flow as independent variables, and also cash dividend as dependent variable. Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Software SPSS versi 18 for windows is used to test in this research. This research concludes that both of two independent variables have positive significant influence toward cash dividend in simultan, but in parsial earnings have positive significant toward cash dividend, where as operating cash flow are not influence toward cash dividend.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal yang dapat dijadikan alternatif pendanaan bagi semua sektor perusahaan di Indonesia. Salah satu alternatif pendanaan adalah melalui penerbitan dan penjualan saham di Pasar Modal atau Bursa Efek. Dalam pasar modal memungkinkan investor membuat pilihan atas investasi yang diinginkan sesuai dengan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Perusahaan umumnya memiliki beberapa tujuan dalam melakukan kegiatan bisnis yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan pengembangan atau perluasan usaha (expansion). Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perusahaan dituntut meningkatkan kinerjanya bisnisnya. Tolak ukur yang sering digunakan dalam meningkatkan kinerja perusahaan, antara lain adalah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dan laba bersih. Selain itu, tujuan perusahaan harus mampu menciptakan nilai (value creation). Nilai-nilai tersebut diwujudkan ke dalam harga saham biasa perusahaan di pasar modal.
sangat diperlukan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam menjalankan usahanya perusahaan membutuhkan dana yang besar. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan dapat melakukan pinjaman maupun menerbitkan dan menjual sahamnya di pasar modal.
Beberapa hal yang menjadi perhatian investor dalam melakukan investasi melalui pembelian saham, antara lain adalah mengharapkan return yang berupa dividen tunai (cash deviden), dividen properti (property deviden), dividen saham (stock deviden), dividen likuidasi (liquidating deviden) atau adanya perubahan harga saham (capital again). Return yang dimaksud adalah tingkat keuntungan yang dinikmati investor atas investasi yang dilakukannya. Return atau imbal hasil yang diperoleh pemegang saham bisa berupa capital gain ataupun dividen. Capital gain diperoleh dari kegiatan jual beli saham
Hal lain yang menjadi perhatian investor dalam memutuskan pilihan investasinya, yaitu adanya risiko. Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap alternatif berinvestasi, akan tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain yaitu obligasi.
seperti perlunya menahan sebagian laba untuk reinvestasi yang mungkin lebih menguntungkan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan dividen. Oleh karena itu perlu kebijakan dividen (dividend policy).
Dividen yang bisa diperoleh oleh para investor ada dua jenis, yaitu dividen tunai dan non tunai. Dividen tunai (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan perusahaan pada investor dalam bentuk uang tunai. Sedangkan dividen non tunai (non cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan kepada investor dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu, misalnya dividen saham dan dividen aktiva. Pada kenyataannya para investor lebih tertarik pada pembayaran dividen dalam bentuk uang tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas investasinya pada suatu perusahaan.
Menurut PSAK No. 1 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) tentang tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2007:3). Laporan keuangan inilah yang menjadi dasar bagi investor untuk membuat keputusan apakah harus menginvestasikan atau menahan dana yang dimilikinya. Kinerja perusahaan yang sering menjadi indikator kinerja adalah laba bersih (earnings) yang terdapat dalam laporan laba rugi yang merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan. Laba yang diperoleh perusahaan dapat ditahan sebagian sebagai laba ditahan (retained earning) dan sisanya inilah akan dibayar kepada investor berupa dividen. Jumlah laba bersih yang dihasilkan perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan perusahaan dalam membayarkan dividen bagi pemegang saham. Biasanya perusahaan yang memiliki laba bersih yang tinggi akan membagikan dividen yang besar. Dengan kata lain, semakin tinggi laba bersih semakin tinggi dividen yang diberikan perusahaan bagi pemegang saham.
Arus kas operasi juga memiliki pengaruh terhadap dividen tunai, semakin tinggi arus kas operasi maka semakin tinggi pula dividen tunai. Hal ini dikarenakan dalam arus kas operasi digambarkan kinerja perusahaan dimana kinerja perusahaan yang baik akan menghasilkan laba bersih yang tinggi sehingga perusahaan dapat meningkatkan pembayaran dividen tunai.
di BEI dari 2004 sampai 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara laba akuntansi dan laba tunai (arus kas operasi) terhadap dividen kas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen berpengaruh positif terhadap dividen tunai secara bersama-sama, tetapi secara parsial earnings berpengaruh positif signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividen tunai. Earnings memiliki pengaruh yang paling signifikan. Penelitian ini juga pernah dilakukan Barita (2006) menggunakan sampel dari perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang siginifikan antara laba akuntansi dan laba tunai (arus kas operasi) terhadap dividen tunai. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tahun yang diamati yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, serta juga mengingat bahwa pada tahun 2008 telah terjadi krisis global, sehingga peneliti ingin mengetahui kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham, melalui informasi laba bersih dan arus kas. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan laporan keuangan sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Penulis melakukan penelitian yang berbentuk replikasi dengan meng-update atau memodifikasi data dari penelitian terdahulu. Penulis menggunakan teknik analisis data yang berbeda dan sampel yang lebih luas dari penelitian sebelumnya.
produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi produk yang siap dijual. Dimana hal ini dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga membutuhkan sumber dana yang akan digunakan pada aktiva tetap perusahaan. Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan mereka salah satunya dengan investasi saham oleh para investor.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah laba bersih, arus kas operasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap deviden tunai saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, yaitu :
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan dengan laba bersih dan arus kas operasi yang berpengaruh terhadap dividen tunai yang dibagikan.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahan terhadap laba bersih dan arus kas operasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Laporan Keuangan
Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan sekumpulan informasi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disajikan dalam bentuk laporan sistematis yang mudah dibaca dan dipahami oleh semua pihak yang membutuhkan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu usaha adalah para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya. Laporan Keuangan dibuat agar dapat digunakan untuk menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan.
Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No. 1, Paragraf 07 (IAI,2007:1) yaitu sebagai berikut :
Menurut Harahap (2010:105), laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suau perusahaan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.Selain itu laporan keuangan dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang. Jadi, selain untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja manajemen perusahaan untuk membuat keputusan, juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pihak yang menanamkan dananya di perusahaan.
Tujuan laporan keuangan sebagaimana dikemukakan dalam PSAK No.1 paragraf 05 (IAI, 2007:2)
yang berguna untuk pengambilan keputusan– keputusan investasi dan pendanaan. Laporan keuangan harus memberikan informasi :
a) untuk keputusan investasi dan kredit, b) mengenai jumlah dan timing arus kas, c) mengenai aktiva dan kewajiban, d) mengenai kinerja perusahaan,
e) mengenai sumber dan penggunaan kas, f) penjelas dan interpretif, serta
g) untuk menilai stewardship.
Komponen laporan keuangan sebagaimana dikemukakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf 07 (IAI, 2007:2) bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a) Neraca,
b) laporan laba rugi, c) laporan ekuitas pemilik, d) laporan arus kas,
e) catatan atas laporan keuangan.
2. Laporan Arus Kas Operasi
Laporan arus kas operasi merupakan salah satu bagian penting dari laporan
arus kas. Laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah kesatuan usaha untuk suatu periode waktu
perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek pada laporan keuangannya.
Tujuan penyajian informasi arus kas pada PSAK No.2 (IAI, 2007:1) “berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut”. Tujuan dari laporan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas
dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas.
Menurut PSAK No.2 (IAI,2007:1), “laporan arus kas harus melaporkan
arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam penelitian ini yang peneliti ingin membahas laporan arus kas operasi dalam aktivitas operasi.
Menurut PSAK No.2 (IAI,2007:3) Arus kas dari aktivitas operasi merupakan “ indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan yang
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar”.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities). Oleh karena itu, arus kas tersebut umumnya
berasal dari transaksi–transaksi yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Arus kas dari aktivitas operasi secara rinci menurut PSAK No.2 (IAI,
a) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,
b) penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain, c) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa,
d) pembayaran kas kepada karyawan,
e) penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya,
f) pembayaran kas atau penerimaan kembali (restusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,
g) penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan mengunakan salah satu metode dari metode berikut ini:
a) Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan : atau
b) Metode tidak langsung : dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan.
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi
yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung,
informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik :
b) Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain lain dalam laporan laba rugi untuk :
a. Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama periode berjalan,
b. Pos bukan kas lainnya,
c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
a) Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan
b) Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
keuntungan, dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan, serta hak minoritas
dalam laba/rugi konsilidasi ; dan
Metode langsung
PT ABC Laporan Arus Kas Arus kas dari aktivitas operasi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010
Penerimaan kas dari pelanggan 30.150
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
Kas yang dihasilkan operasi 2.550 Hasil dari asuransi karena gempa bumi
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas operasi 1.560 180
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan x dengan kas (550) Pembeliaan tanah, bangunan, dan peralatan (350)
Hasil dari penjualan peralatan 20
Penerimaan bunga 200
Perimaan Dividen
Arus kas Bersih dari aktivitas investasi (480) 200
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham 250 Hasil dari pinjaman jangka panjang 250 Pembayaran utang sewa pembiayaan (90) Pembayaran dividen*
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
(1.200) (790)
Kenaikan bersih kas dan setara kas 290
Kas dan setara kas pada awal periode
Kas dan setara kas pada akhir periode 410
120
Metode tidak langsung
PT ABC Laporan Arus Kas Arus kas dari aktivitas operasi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa 3.350
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja 3.740 400
Kenaikan piutang dagang (500)
Penurunan persediaan 1.050
Penurunan utang dagang
Arus kas dari aktivitas operasi
(1.740)
Pembayaran bunga 2.250
Pembayaran pajak penghasilan (270)
Arus kas sebelum pos luar biasa
Hasil dari penyelesaian asuransi gempa bumi 1.380 (900) Arus kas bersih dari aktivitas operasi
1.560
180 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan x dengan kas (550) Pembeliaan tanah, bangunan, dan peralatan (350)
Hasil dari penjualan peralatan 20
Penerimaan bunga 200
Perimaan Dividen
Arus kas Bersih dari aktivitas investasi (480) 200
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham 250 Hasil dari pinjaman jangka panjang 250 Pembayaran utang sewa pembiayaan (90) Pembayaran dividen*
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
(1.200) (790)
Kenaikan bersih kas dan setara kas 290
Kas dan setara kas pada awal periode
Kas dan setara kas pada akhir periode
120 410
3. Laba Bersih
Indikator kinerja dari suatu perusahaan adalah laba, karena tujuan utama dari kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi.
Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi :
a) Pembuatan kebijakan dividen dan penahanan laba suatu perusahaan. b) Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan
pedoman pengambilan keputusan.
c) Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang.
Secara umum laba diklasifikasikan atas empat jenis, yaitu: a) Laba kotor
Laba kotor didapat dari pendapatan dikurangi harga pokok penjualan.
Laba operasi didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. c) Laba sebelum pajak
Laba sebelum pajak didapat dari laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan.
d) Laba bersih
Laba bersih didapat dari laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”.
Laba besih menurut Riahi dan Belkaoui (2000:332) merupakan “perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba yang dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya”. Laba bersih dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama 1 periode tertentu. Laba bersih merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar (beban dan kerugian).
4. Dividen Tunai
keputusan mengenai besarnya keuntungan yang harus dibagikan kepada pemegang saham dan berapa yang harus ditahan guna mendanai perkembangan atau ekspansi perusahaan. Keputusan tersebut akan mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap nilai perusahaan. Besarnya keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham disebut deviden. Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa. Weygandt dan Keiso (2008:185) menyatakan bahwa “dividen adalah pembagian oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya secara pro rata (proporsional)”. Dividen terdiri atas empat jenis : tunai, properti, script (surat promes untuk membayar sejumlah uang tunai), atau saham. Dividen dapat dinyatakan dalam dua cara : dalam presentase dari nilai nominal atau nilai yang tertera di saham, dalam jumlah dolar per saham
Dividen tunai adalah bentuk yang paling umum. Disamping itu, dividen saham juga kerap dibagikan. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai (cash dividend). Menurut Weygandt dan Kieso (2008:185) “Dividen tunai (cash Deviden) adalah pembagian uang tunai secara pro rata kepada pemegang saham”. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai, yaitu:
a) Saldo laba (retained earnings), b) kas yang cukup,
Menurut weygandt dan kieso (2008 : 186) ada tiga macam tanggal yang relevan dengan pembagian dividen yaitu ;
a) “tanggal pengumuman, b) tanggal pencatatan dividen, c) tanggal pembayaran dividen”.
Tanggal pengumuman yaitu tanggal dimana dewan direksi secara resmi mengumumkan (mengotorisasi) dividen tunai dan mengumumkannya kepada pemegang saham. Tanggal pencatatan adalah batas tanggal untuk mendaftarkan nama pemilik saham. Dividen dibayarkan kepada orang yang tercatat sebagai pemilik saham pada tanggal pencatatan. Kalau jual beli saham terjadi setelah tanggal pencatatan, maka saham tersebut namanya dijual ex-taripa dividen; artinya dividen tidak diterima oleh pembeli saham. Sedangkan yang dimaksud dengan tanggal pembayaran adalah tanggal saat dividen dibayar.
5. Kebijakan Dividen
Kebijakan pembagian dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian laba akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan ditahan dalam perusahaan selanjutnya diinvestasikan kembali. Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS).
a) Pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut.
b) Laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap (tidak mengalami perubahan) dan bisa mengalami perubahan (ada kenaikan atau penurunan) dari dividen yang dibagikan sebelumnya.
Menurut Gitosudarmo (1995:238), “secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan fluctuating dividend policy”.
a. Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.
b. Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya.
Pada prakteknya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Menurut Gitosudarmo (1995: 245) “faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan adalah faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk melunasi utang, tingkat ekspansi yang direncanakan, faktor pengawasan, ketentuan-ketentuan dari pemerintah, pajak kekayaan”.
a) Faktor Likuiditas
Semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan dividen payout ratio dan sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividen payout ratio.
b)Kebutuhan Dana untuk Melunasi Utang
Semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi hipotik dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan berakibat menurunkan dividen payout ratio dan sebaliknya.
c) Tingkat Ekspansi yang Direncanakan
Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi dividen payout ratio karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktiva.
d)Faktor Pengawasan
Semakin terbukanya perusahaan atau semakin banyaknya pengawas cenderung akan memperkuat modal sendiri sehingga mengakibatkan kenaikan dividen payout ratio, dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan dividen payout ratio.
e) Ketentuan-ketentuan dari Pemerintah
Ketentuan-ketentuan tersebut dimaksud adalah yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen.
f) Pajak Kekayaan/Penghasilan dari Pemegang Saham
Apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka dividen payout ratio lebih tinggi dibanding apabila pemegang saham saham para ekonomi kuat yang kena pajak.
diberikan pada setiap lembar saham perlu dianalisis dengan mengaitkannya dengan pembelanjaan perusahaan secara keseluruhan.
6. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Tunai Tujuan pelaporan keuangan sebagai penyedia informasi bagi pemakai laporan keuangan untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (earnings power) menimbulkan harapan tentang masa yang akan datang yang berhubungan dengan arus kas (cash flow) bagi investor serta kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba .
Perkembangan laba umumnya digunakan sebagai ukuran untuk lembaga keuangan dan para pemegang saham. Pertumbuhan keuntungan ini dapat dilihat dari kenaikan laba. Kenaikan laba dapat mengindikasi bahwa perusahaan mampu membayar dividen kepada para pemegang saham dan meningkatkan harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Husnan dalam penelitiannya, menunjukkan bahwa laporan keuangan yang menurut informasi laba mempunyai pengaruh terhadap kegiatan perdagangan dan variabilitas tingkat keuntungan saham. Hal ini tercemin pada lebih tingginya kegiatan perdagangan dan variabilitas tingkat keuntungan saham pada periode pengumuman laporan keuangan dibandingkan dengan periode diluar pengumuman.
saham perusahaan. Ketertarikan investor untuk membeli saham perusahaan akan dapat meningkatkan harga saham perusahaan dan berujung pada meningkatnya return saham perusahaan. Laba yang tinggi akan mendorong investor untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan karena tertarik akan laba investasi yang lebih tinggi. Ini secara langsung akan mendorong pada peningkatan harga saham.
Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan perusahaan serta jumlah kas dan setara kas. Investor akan menggunakan komponen arus kas dan laba untuk membentuk suatu dasar bagi pembelian saham
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
pengeluaran kas hanya bisa diperoleh dari laporan arus kas, tetapi bukan berarti laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laporan laba rugi, melainkan saling melengkapi. Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Nilai pasar (market value) dari perusahaan, merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Jika ini benar, maka investor seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh laba bersih, arus kas operasi terhadap dividen kas sudah pernah dilakukan oleh beberapa. Penelitian Sagala pada tahun 2006 meneliti pengaruh earning dan arus kas operasi terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, pada sektor industri dasar dan kimia serta industri barang konsumsi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa earning dan arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap dividen tunai tetapi pengarug earning lebih signifikan daripada arus kas operasi.
Penelitian Sihombing tahun 2006 yang meneliti hubungan antara laba akuntansi dan kas terhadap dividen kas menunjukkan bahwa laba akuntansi dan kas memiliki pengaruh yang kuat terhadap dividen kas.
bahwa earnings dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti dan
Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian 1 Dewi Natalia
Sagala, 2006
Pengaruh earning dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Yang Diterima Oleh Pemegang
Saham Perusahaan Manufaktur Tbk di Bursa
Efek Jakarta, Pada Sektor Industri Dasar dan Kimia Serta Industri Barang Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Dividen Kas Pada Perusahaan
Pengaruh Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai yang Diterima Oleh Pemegang
Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara gejala–gejala yang menjadi objek permasalahan tentang hubungan antar variabel yakni variabel
bebas dan variabel terikat yang disusun dari berbagai teori yang telah diuraikan (Sugiyono, 2007:47).
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Laba Bersih
(X1)
Arus Kas Operasi (X2)
Dividen
Tunai
Besar kecilnya dividen yang dibagikan perusahaan tergantung dari kebijakan dividen yang ditempuh oleh perusahaan. Dalam kebijakan dividen, biasanya perusahaan memperhatikan besarnya laba bersih yang dicapai perusahaan pada periode berjalan. Hal ini dikarenakan dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham. Secara teoritis, semakin besar laba bersih yang dicapai perusahaan, maka semakin besar pula dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Sebaliknya, semakin kecil laba bersih yang dicapai perusahaan semakin kecil pula dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.
2. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian pengujian hipotesis yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel,yakni hubungan yang bersifat korelasional. Menurut Rochaety (2007:74), ”Studi korelasional yaitu studi yang dilakukan apabila peneliti tertarik untuk menggambarkan variabel-variabel yang penting yang berhubungan dengan suatu masalah”.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder. Menurut Sugiyono (2007:129) , ”sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian,yaitu :
1. Informasi laba akuntansi perusahaan
2. Informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi 3. Informasi mengenai dividen kas
melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”. Data penelitian didapatkan dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang di BEI dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data tersebut dikumpulkan secara runtut waktu (time series).
C. Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,2007:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI tahun 2007– 2009 sebanyak 152 perusahaan.
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono,2007 : 73) dimana sampel yang diambil harus benar – benar representatif (mewakili). Sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan “teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono,2007 : 78).
Kriteria – kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2009,
3. Perusahan manufaktur tersebut memiliki laba (earning) positif selama tahun penelitian,
4. Perusahaan manufaktur tersebut membayar dividen kas selama tahun 2007-2009.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 35 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu:
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah teknik dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan data berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel setiap periode penelitian (2007, 2008 dan 2009). Sumber data dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan situs Bursa Efek Indonesia
E. Definisi Operasional dan Variabel
Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Dependen (Y) : Dividen Tunai
Dividen Tunai dalam penelitian ini adalah laba dalam bentuk uang kas yang dibayarkan kepada pemegang saham di mana pembagiannya berdasarkan hasil keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham ).
2. Variabel Independen (X) terdiri dari : a. Laba Bersih (X1
Laba Bersih dalam penelitian ini adalah berasal dari selisih hasil penjualan dikurangi harga pokok dan beban operasi perusahaan.
)
b. Arus kas Operasi (X2
arus kas aktivitas operasi merupakan selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum
Tabel 3.2
Identifikasi Variabel Penelitian
No Variabel Simbol Indikator Skala
1. Deviden Tunai Y Laba yang dibagikan berdasarkan
keputusan RUPS Rasio
2. Laba Bersih X1 Laba Sebelum Pajak-Beban Pajak Rasio
3. Arus Kas Operasi X2 Penerimaan kas – Pengeluaran Kas Rasio Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dan menggunakan software SPSS 18 (Statistic Product and Services Solution). Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji ini juga digunakan dalam tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal digunakan uji parametik dan jika data tidak normal digunakan non parametik atau treatment agar data normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam bentuk distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data peneliti mengggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S), yang dijelaskan oleh Ghozali (2005:114). “Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis” :
Apabila probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda. Apabila probabilitas < 0.05, maka distribusi data dikatakan tidak normal, untuk itu perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi multikolienaritas pasa suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolienaritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.
1) Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi heterokedasitas.
Menurut Ghozali (2005:105), yang menjadi dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu :
1) Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit). Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi heterokedastisitas.
2) Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
3) Selain dengan melihat grafik Scatterplot, terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari uji statistik. Selain dengan melihat grafik Scatterplot, terjadi atau tidaknya
2. Pengujian Hipotesis
Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. “Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas (Lubis et.al, 2007: 45)”. Persamaan regresi linier berganda yaitu:
Y = α + β1X1 + β2X2 + e Ket :
Y = Dividen Tunai X1
X
= Laba Bersih 2
α = konstanta
= Arus Kas Operasi
β1, β2
e = error
= koefisien regresi
a. Koefisien Determinasi (R2
Koefisien Determinasi (R )
2
b. Uji Signifikansi Parsial (uji-t)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji-t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing–masing variabel bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.
Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho:artinya variabel laba bersih dan arus kas operasi secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha:artinya variabel laba bersih dan arus kas operasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan :
c. Uji Signifikan Simultan (uji-f)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut.
Ho:artinya variabel laba bersih dan arus kas operasi secara secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha:artinya variabel laba bersih dan arus kas operasi secara secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung
jika F
dengan ketentuan:
hitung < Ftabel pada α 0.05 dan nilai p-value > level of significant sebesar 0,05 , maka Ha
jika F
ditolak, dan
G. Jadwal Penelitian
Pengajuan proposal dilakukan pada minggu pertama November 2010 dan disetujui departemen akuntansi pada minggu kedua November 2010. Bimbingan proposal berlangsung selama satu bulan dan pada minggu ketiga dan keempat November 2010 peneliti melakukan seminar proposal. Seminar proposal dilaksanakan pada minggu pertama di bulan Desember. Peneliti membutuhkan waktu 3 bulan untuk mengumpulkan dan mengolah data karena peneliti harus mengunduh seluruh laporan keuangan perusahaan. Setelah mengolah data perusahaan, peneliti mendiskusikan hasilnya yaitu melalui bimbingan skripsi pada April. Diharapkan peneliti melaksanakan ujian komprehensif pada minggu dua atau ketiga Juni 2011
Tabel 3.3
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pengaruh antara Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
A. Data penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang terkumpul tersebut berupa laporan keuangan dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2009. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui hubungan antara laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen tunai. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik.
Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis dengan bantuan komputer melalui program SPSS. Data variabel penelitian akan disajikan pada lampiran yang menyajikan variabel laba bersih, arus kas operasi dan dividen tunai.
Tabel 4.1 Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 AKRA PT AKR Corporindo,Tbk
2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi,Tbk 3 ASII PT Astra International,Tbk 4 ASGR PT Astra-Graphia,Tbk 5 BATA PT Sepatu Bata,Tbk 6 BUDI PT Budi Acid Jaya,Tbk 7 DLTA PT Delta Djakarta,Tbk
8 EKAD PT Ekadharma International,Tbk 9 FAST PT Fast Food Indonesia,Tbk 10 GDYR PT Goodyear Indonesia,Tbk 11 HMSP PT HM Sampoerna,Tbk
12 INTP PT Indocement Tunggal Prakasa,Tbk 13 INDF PT Indofood Sukses Makmur,Tbk 14 IGAR PT Kageo Igar Jaya,Tbk
15 KLBF PT Kalbe Farma,Tbk
16 KAEF PT Kimia Farma (Persero) ,Tbk 17 LION PT Lion Metal Works,Tbk 18 LMSH PT Lionmesh Prima,Tbk 19 TCID PT Mandom Indonesia,Tbk 20 MYOR PT Mayora Indah,Tbk 21 MERK PT Merck,Tbk
22 MTDL PT Metrodata Electronics,Tbk 23 MLBI PT Multi Bintang Indonesia,Tbk 24 MRAT PT Mustika Ratu,Tbk
25 PROD PT Sara Lee Body Care Indonesia,Tbk 26 SMSM PT Selamat Sempurna,Tbk
27 SMGR PT Semen Gresik (Persero) ,Tbk 28 SMAR PT SMART,Tbk
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2007:142). Deskripsi suatu data dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum. Berikut ini akan dijelaskan hasil statistik deskriptif data keuangan dan variabel penelitian tahun dari tahun 2007 - 2009.
Statistik deskriptif variabel penelitian dari sampel perusahaan selama periode pengamatan 2007 sampai dengan tahun 2009 disajikan pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Laba_Bersi h
105 48335803 1129800000000 0 Dividen 105 80000000 3944700000000 312499642910,1
7
712510272096,179 Valid N
(listwise)
105
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
a. Variabel dividen tunai memiliki nilai maksimum sebesar 3.944.700.000.000 artinya dari 105 sampel ini return saham terbesar adalah 3.944.700.000.000. Nilai minimum sebesar 80.000.000 artinya dari 105 sampel ini dividen tunai terkecil adalah 80.000.000. Nilai rata-rata (mean) sebesar 312.499.642.910,17, hal ini menunjukkan bahwa seluruh perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai dividen tunai yang positif. Standar deviasi sebesar
712.510.272.096,179 menunjukkan tidak ada sampel yang memiliki
nilai return saham yang bersifat ekstrim. Jumlah sampel yang diolah sebanyak 105.
b. Variabel laba bersih memiliki nilai maksimum sebesar 11.298.000.000.000 artinya dari 105 sampel ini nilai laba bersih terbesar adalah 11.298.000.000.000. Nilai minimum sebesar -9.342.000.000 artinya dari 105 sampel ini nilai laba bersih terkecil adalah 48335803. Nilai rata-rata (mean) sebesar 809.853.909.724,61, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai laba bersih yang positif. Standar deviasi sebesar 1.701.714.702.273,487 menunjukkan tidak ada sampel yang memiliki nilai laba bersih yang bersifat ekstrim. Jumlah sampel yang diolah sebanyak 105 perusahaan.
c. Variabel arus kas operasi memiliki nilai maksimum sebesar 11.244.000.000.000 artinya dari 105 sampel ini nilai arus kas operasi
-93.361.429.662 artinya dari 105 sampel ini nilai arus kas operasi terkecil adalah -93.361.429.662. Nilai rata-rata (mean) sebesar 907.867.913.386,75, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai arus kas operasi yang positif. Standar deviasi sebesar 1.882.131.590.208,929 menunjukkan tidak ada sampel yang memiliki
nilai arus kas operasi yang bersifat ekstrim. Jumlah sampel yang diolah sebanyak 105 perusahaan.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :
H0 : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
Tabel 4.3
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi One Sample Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 105
Normal Parametersa,b Mean -,0000638
Std. Deviation 3,69412766E11 Most Extreme
Differences
Absolute ,336
Positive ,336
Negative -,236
Kolmogorov-Smirnov Z 3,447
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 3,447 dan signifikan pada 0,000 maka disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal karena p = 0,000 < 0,05.
Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier, yaitu :
1) melakukan transformasi data ke bentuk lainnya, 2) melakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
Dari ketiga cara di atas, penulis memutuskan untuk melakukan transformasi data terhadap semua variabel menjadi bentuk Logaritma natural (Ln), agar variabel-variabel dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Setelah itu, dilakukan pengujian ulang dengan metode statistik.
Hasil output SPSS pengujian normalitas setelah transformasi data akan disajikan pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Hasil uji normalitas setelah transformasi One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 94
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,90738701E5 Most Extreme
Differences
Absolute ,137
Positive ,129
Negative -,137
Kolmogorov-Smirnov Z 1,329
Asymp. Sig. (2-tailed) ,058
a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
Gambar 4.1 Histogram
Pada grafik normal plot, dapat dilihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal dan agak mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antara variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu Tolerance > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
Tabel 4.5
Uji multikolonieritas untuk
LN_RETURN=f (labatransform,AKOtransform)
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
AKOtransform ,112 8,893
Labatransform ,112 8,893
a. Dependent Variable: Dividentransform
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
Hasil pengujian menunjukkan angka tolerance untuk AKOtransform lebih besar dari 0,1 (0,112> 0,1), labatransform lebih besar dari 0,1 (0,112 > 0,1). Angka VIF untuk AKOtransform lebih kecil dari 10 (8.893< 10 labatransform lebih kecil dari 10 (8.893 <10 ).
Tabel 4.6 1 Correlations Labatransform 1,000 -,942
AKOtransfor m
-,942 1,000 Covariances Labatransform ,008 -,007
AKOtransfor m
-,007 ,007
a. Dependent Variable: Dividentransform Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat korelasi antar variabel bebas, yaitu tingkat korelasi antar variabel bebas antara labatransform terhadap AKOtransform menunjukkan angka -0,942 atau -94,2%, tingkat ini masih jauh dibawah 95 %. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dibuktikan bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas atau tidak terdapat multikolonieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada persamaan regresi.
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan tingkat kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Metode yang digunakan penulis telah diungkapkan dalam bab tiga.
jumlah variabel independen 2 (k=2), maka di tabel Durbin – Watson akan didapat nilai dl = 1,6211 dan du = 1,7078. Nilai DW sebesar 1,925 terletak diatas batas atas du lebih kecil dari 2,9222 (4 – 1,7078), maka diperoleh kesimpulan tidak ada autokorelasi.
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model
R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,906a ,820 ,816 1,92823 1,925
a. Predictors: (Constant), labatransform, AKOtransform b. Dependent Variable: Dividentransform
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011 3. Pengujian Hipotesis
a. Persamaan Regresi
1 (Constant) 8638,34 5 a. Dependent Variable: Dividentransform
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011
Berdasarkan tabel di atas, di dapatlah persamaan regresi sebagai berikut : LN_RETURN = 8638,345 – 0,141 AKOtransform + 0,727 labatransform Keterangan :
1) Konstanta sebesar 8638,345 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel independen (AKOtransform dan labatransform) maka tingkat
dividen tunai sebesar 8638,345.
2) β1 sebesar -0,141 menunjukkan bahwa setiap penambahan
AKOtransform sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan dividen tunai
sebesar 14,1 % dengan asumsi variabel lain tetap.
3) β2 sebesar 0,727 menunjukkan bahwa setiap penambahan labatransform
sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan dividen tunai sebesar 72,7 %
b. Analisis Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan
mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar
variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square
adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati
satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya,
semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas.
Tabel 4.9
a. Predictors: (Constant), labatransform, AKOtransform b. Dependent Variable: Dividentransform
Sumber : Hasil olahan peneliti, 2011