PENGARUH PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS LESSON STUDY TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
Oleh:
Sri Ayu Rezeki Batubara NIM 4113131073
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Guided Discovery Learning Berbasis Lesson Study Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”. Adapun penyusunan skripisi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi dan waktunya kepada penulis sejak perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, dan Ibu Ir. Nurfajriani, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Germanicus Sinaga, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik dan seluruh Bapak/Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah SMA Swasta Cerdas Murni yaitu Bapak Asmaruddin, S.Pd.I yang telah memberikan izin penelitian disekolah yang bersangkutan dan kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah, Guru Kimia Ibu Erlina, S.Pd, Para Pegawai dan siswa – siswi kelas X1 dan X2 SMA Swasta Cerdas Murni yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
v
telah memberikan dukungan dan semangat serta telah bekerja keras demi anak-anaknya, selalu berdoa dan berusaha memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan anak-anaknya, telah membimbing saya dan kakak-kakak saya menjadi anak yang sholeh/sholeha dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan do’a demi selesainya studi penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman tersayang Elvin, Septi, Watik, Iga, Tika, Maktuo, Yuyun, Pees, Dimas, Muhammar dan teman-teman mahasiswa Pendidikan Kimia B 2011 lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu baik tenaga maupun semangat dan memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di Unimed, dan teman – teman satu perjuangan lainnya yang selalu ada disamping saya Annisa Fadilla, Dita, Tuti dan Agus Heriyana yang telah menjadi observer membantu dalam proses penelitian dan memberi masukan penulis dalam mengerjakan skripsi.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2015 Penulis,
iii
PENGARUH PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS LESSON STUDY TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
Sri Ayu Rezeki Batubara (NIM 4113131073) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan model Guided Dicovery Learning berbasis Lesson Study lebih tinggi dari pada peningkatan hasil belajar siswa dengan model Direct Intruction pada materi pokok Larutan elektrolit dan nonelektrolit dan untuk mengetahui aspek kognitif manakah yang paling berkembang melalui pembelajaran model Guided Dicovery Learning berbasis Lesson Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Swasta Cerdas Murni yang terdiri dari 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara purposif, 1 kelas sebagai kelas eksperimen dan 1 kelas sebagai kelas kontrol. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Instrumen adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal yang valid dengan tingkat reliabel 0,879. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Guided Discovery Learning berbasis Lesson Study dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Direct Intruction. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 42,94 dan nilai rata-rata posttest 81,91 sedangkan nilai rata-rata pretest kelas kontrol sebesar 40,44 dan nilai rata-rata posttest adalah 75,58. Gain ternormalisasi kimia siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar kimia kelas kontrol, yaitu 67,13% dan 58,66%. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat data yaitu menggunakan uji normalitas data menggunakan uji chi kuadrat diperoleh pada Gain kelas eksperimen χ2
hitung<χ2tabel yakni 7,05<11,07 dan Gain kelas kontrol χ2hitung<χ2tabel yakni 5,509<11,07 maka kedua data Gain eksperimen dan kontrol berdistribusi normal serta uji homogenitas data diperoleh Fhitung<Ftabel yakni 1,151<1,792 maka kedua sampel homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung> ttabel yakni 2,393 > 1,6697 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Guided Discovery Learning berbasis Lesson Study lebih tinggi dibandingkan dengan model Direct Intruction dan aspek kognitif yang paling berkembang melalui pembelajaran Guided Discovery Learning berbasis Lesson Study adalah C2 (pemahaman) 80%.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar 8
2.1.3 Pembelajaran Kimia 10
2.2 Model Pembelajaran 11
2.2.1 Lesson Study 11
2.2.1.1Tahapan Lesson Study 12
2.2.1.2Kelebihan dan Kekurangan Lesson Study 13
2.2.2 Discovery Leearning 14
vii
2.2.2.2Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning 17
2.2.3 Direct Intruction 17
2.2.3.1Langkah-langkah Direct Intruction 18 2.2.3.2Kelebihan dan Kekurangan Direct Intruction 19
2.3 Metode Pembelajaran 20
2.3.1 Metode Praktikum 20
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum 20
2.4 Media Pembelajaran 21
2.4.1 Media Kartu 22
2.4.1.1Kelebihan dan Kekurangan Media Kartu 22 2.5 Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit 23 2.5.1 Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah 23 2.5.2 Mengapa Larutan Elektrolit Dapat Menghantarkan Listrik 25
2.5.3 Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen 26
2.5.4 Tubuh Manusia Mengandung Larutan Elektrolit 27
2.6 Kerangka Berfikir 28
2.7 Hipotesis 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Peneletian 31
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 31
3.2.1 Populasi 31
3.2.2 Sampel 31
3.3 Variabel dan Instrument Penelitian 31
3.3.1 Variabel 31
3.3.2 Instrumen 32
3.3.2.1Validitas Isi 34
3.3.2.2Validitas Soal 35
3.3.2.3Reliabilitas Soal 37
3.4 Rancangan Penelitian 38
viii
3.6 Teknik Analisis Data 41
3.6.1 Uji Normalitas 41
3.6.2 Uji Homogentias 42
3.6.3 Uji Hipotesis 42
3.6.4 Gain Ternormalisasi 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 44
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 44
4.1.2 Analisis Data Hasil Penelitian 45
4.1.2.1Uji Normalitas Data 46
4.1.2.2Uji Homogenitas 47
4.1.2.3Uji Hipotesis 49
4.1.2.4Pencapaian Indikator Lesson Study 50
4.1.2.5Peningkatan Gain Ranah Kognitif 51
4.2 Pembahasan 52
4.3 Temuan Penelitian 57
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan 59
5.2 Saran 59
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Checklist Saat Observasi Kelas Lesson Study 13 Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Langsung 18
Tabel 3.1 Kisi Instrument Penelitian 33
Tabel 3.2 Klasifikasi Analisis validitas isi 34
Tabel 3.3 Rancangan Penelitian 35
Tabel 3.4 Penolong Untuk Uji Normalitas 41
Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Belajar 46
Tabel 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa 47
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas 48
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas 49
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis 49
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Jenis Larutan Elektrolit Berdasarkan Daya Hantar Listrik 24
Gambar 2.2 Skema Alat Uji Elektrolit 25
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 40
Gambar 4.1 Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 46 Gambar 4.2 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 47 Gambar 4.3 Pencapaian Indikator Lesson Study 51
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 63
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 66
Lampiran 3 Kisi – Kisi Instrumen Test Sebelum Validasi 92
Lampiran 4 Instrumen Test Sebelum Validasi 93
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Test Sebelum Validasi 103
Lampiran 6 Kisi – Kisi Instrumen Test Sesudah Validasi 104
Lampiran 7 Instrumen Test Sesudah Validasi 105
Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Test Sesudah Validasi 111
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa 112
Lampiran 10 Media Kartu Gambar 121
Lampiran 11 Perhitungan Validasi Butir Test 124
Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran 129
Lampiran 13 Perhitungan Uji Daya Beda 132
Lampiran 14 Perhitungan Distraktor 135
Lampiran 15 Perhitungan Reliabilitas Test 138
Lampiran 16 Deskripsi Data Penelitian Hasil Belajar 142
Lampiran 17 Standar Deviasi Dan Varians Nilai Pretest dan Postest 146
Lampiran 18 Uji Normalitas Data 147
Lampiran 19 Uji Homogenitas Data 151
Lampiran 20 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 152
Lampiran 21 Uji Normalitas Data Gain 154
Lampiran 22 Uji Homogenitas Data Gain 157
Lampiran 23 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 158
Lampiran 24 Uji Hipotesis 159
Lampiran 25 Gain Ranah Kognitif 160
Lampiran 26 Hasil Observasi Lesson Study 164
Lampiran 27 Tabel Kritis Distribusi Chi Kuadrat 185
xii
Lampiran 29 Tabel Distribusi t 187
Lampiran 30 Tabel Nilai r-product moment 188
Lampiran 31 Dokumentasi 189
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tercantum bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Milfayetty, 2014). Dalam Kurikulum KTSP, kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu kimia memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak. Ilmu kimia merupakan penyederhaan dari yang sebenanya, sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang cepat, tidak sekedar memecahkan masalah serta materi yang dipelajari ilmu kimia sangat banyak (Qurniawati,2013). Mata pelajaran IPA adalah salah satu mata pelajaran utama di SMA. Pembelajaran IPA khususnya kimia sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu pendidikan sains adalah ilmu kimia. Kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui kegiatan belajar mengajar disekolah, diharapkan siswa dapat memahami materi ajar dengan tepat sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai (Noeraini, 2010). Dalam proses pembelajaran kimia perlu diperhatikan karakteristik siswa yang dihadapi dan menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Salah satu materi dalam ilmu kimia adalah Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit yang diajarkan dikelas X semester II. Pada permulaan abad ke-19 pengetahuan tentang larutan berkembang sangat pesat. Pada waktu itu para ilmuwan tertarik pada dampak arus listrik yang dialirkan melalui berbagai larutan. Pada saat itu pula telah diketahui ada larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dan ada larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Jenis Larutan ini akan dibahas dalam materi kimia yaitu Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit (Soedarmo,2013).
2
Ada beberapa hal menjadi penyebab kurangnya minat siswa dalam belajar kimia yaitu : 1) Kegiatan belajar mengajar yang masih kurang efektif oleh guru, dikarenakan guru kurang mengkaitkan antara permasalahan di lingkungan sekitar dengan pembelajaran di Sekolah, 2) Model pembelajaran yang masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, 3) Kurangnya refleksi dan evaluasi kemampuan guru selama proses dan hasil pembelajaran. (Winarsih, 2012)
Penelitian ini akan dilakukan di SMA CERDAS MURNI yang terletak diTembung Kabupaten Deli Serdang. Ketika melakukan observasi, sebagian besar siswa tidak antusias dan tidak bersemangat ketika mengikuti pembelajaran kimia. Kebanyakan dari mereka menganggap kimia adalah pelajaran yang paling sulit dan tidak disukai. Sehingga, perlu diterapkan model pembelajaran yang mengaktifkan dan memotivasi siswa dengan menggunakan bantuan media sehingga siswa lebih tertarik dan memiliki semangat untuk belajar serta tidak lagi menganggap bahwa pelajaran kimia itu sulit.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka seorang pendidik perlu memperbaiki cara mengajar agar keaktifan serta hasil belajar siswa pada pelajaran kimia dapat meningkat. Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa akan tercapai jika pendidik menggunakan media, metode dan model pembelajaran yang baik. Jika hal ini diperhatikan oleh para pengajar maka pelajaran kimia akan menjadi mata pelajaran yang disenangi atau digemari oleh siswa (Nuryanti,2013). Salah satu cara yang dapat mendorong siswa untuk tertarik terhadap pembelajaran materi
larutan elektrolit dan non elektrolit adalah model pembelajaran Guided Discovery
Learning berbasis Lesson Study.
Model pembelajaran dan media pembelajaran juga memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif bereksperimen dan mengembangkan pengetahuan yang
mereka miliki. Model pembelajaran Guided Discovery Learning merupakan salah
3
dengan kondisi fisik dan psikis yang tidak tertekan. Suasana yang menyenangkan juga akan membuat guru mampu menyampaikan materi pelajaran dengan lebih baik. Disamping itu siswa akan dapat menerima materi pelajaran dengan senang sehingga apa yang disampaika oleh guru akan lbih cepat diterima dan diingat baik oleh siswa (Qorri’ah, 2011).
Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang menekan pada
siswa untuk belajar mencari dan menemukan sendiri konsep pembelajarannya. Dalam model pembelajaran ini penyajian bahan pelajaran oleh guru tidak dalam bentuk yang final, tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri (Supardi,2013). Dengan demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan (Suciati,2013).
Lesson study (LS) merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan pada prinsip-prinsip kolegalitas oleh sekelompok guru (dosen) untuk
membangun sebuah komunitas belajar (learning community) (Elvinawati,2012).
LS bukan merupakan suatu strategi ataupun metode pembelajaran, tetapi
kegiatannya dapat menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta permasalahan yang dihadapi guru (dosen) pada setiap proses pembelajaran. Konsep LS adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif
dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip kolegial dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar. Ada tiga tahapan dalam LS yaitu plan
(perencanaan) sebelum pembelajaran tim lesson study melakukan , do
(imple-mentasi) dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, guru model akan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan guru lain
melakukan observasi dan see (refleksi) tahap ini dilakukan setelah pembelajaran
4
Berdasarkan penelitian sebelumnya sehubungan dengan pengaruh model
pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap peningkatan hasil belajar oleh
Dede Suryani yang berjudul Pengaruh Model Guided Discovery Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Reaksi Redoks memiliki tujuan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Guided Discovery Based
Learning terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi redoks menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa dari nilai pretest 35,235 menjadi 79,705. Pada penelitian oleh Mutiara Rahmi yang berjudul Implementasi
Pendekatan Scientific Berbasis Lesson Study Dalam Praktikum Hukum
Perbandingan Tetap yang bertujuan untuk mendeskripsikan pendekatan scientific
berbasis lesson study pada praktikum hukum perbandingan tetap terhadap
kemampuan aspek afektif siswa, yang meliputi kejujuran, kerjasama, ketelitian dan kebersihan serta aspek psikomotorik siswa, yang meliputi cara menggunakan alat, memanaskan zat dan melakukan pengukuran pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pontianak dan menunjukkan hasil bahwa siswa memiliki kemampuan aspek afektif dan psikomotorik yang sangat baik dengan rata-rata 87% pada aspek afektif dan 90% pada aspek psikomotorik setelah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan scientific berbasis lesson study. Dalam penelitian lain
oleh Rizala Noer Aini yang berjudul Study Komparasi Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI dan NHT yang Dimodifikasi Dengan Discovery Terhadap Prestasi Hasil
Belajar Pada Pokok Bahasan Elektrolit dan Non Elektrolit Siswa Kelas X SMAN 4 Surakarta yang bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif tipe
TAI yang dimodifikasi dengan metode Discovery dapat memberikan prestasi
belajar yang lebih tinggi dari pada pembelajaran kooperatif tipe NHT yang
dimodifikasi dengan metode Discovery pada materi Larutan dan Non elektrolit.
Melihat dari latar belakang secara keseluruhan maka peneliti ingin
melakukan penelitian untuk mengetahui tentang “Pengaruh Penerapan Model
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka identifikasi masalahnya sebagai berikut :
1. Kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran kimia khususnya pada
materi pelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
2. Siswa tidak dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari
dengan situasi kehidupan sehari-hari
3. Faktor model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa.
4. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sehingga hanya
berpusat pada guru saja.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian yang dilakukan ini dibatasi tentang penggunaan model
Pembelajaran Guided Discovery Learning berbasis Lesson Study pada materi
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit yang akan dilaksanakan di kelas X semester genap SMA CERDAS MURNI T.A 2014/2015.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa dengan model Guided Discovery
Learning berbasis Lesson Study lebih tinggi daripada peningkatan hasil
belajar siswa dengan model Direct Instruction pada materi larutan
elektrolit dan non elektrolit ?
2. Aspek kognitif yang manakah yang paling berkembang melalui
penerapan model Guided Discovery Learning berbasis Lesson Study pada
6
1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan model Guided
Discovery Learning berbasis Lesson Study lebih tinggi daripada
peningkatan hasil belajar siswa dengan Direct Instruction pada materi
pokok Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
2. Untuk mengetahui aspek kognitif yang paling berkembang melalui
penerapan model Guided Discovery Learning berbasis Lesson Study pada
pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit
1.6 Manfaat Penelitian
a. Untuk Siswa
1. Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan aktif dalam
proses pembelajaran dan mengembangkan sikap ilmiah siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
2. Membuat siswa Lebih tertarik terhadap materi larutan elektrolit dan non
elektrolit dalam pelajaran kimia sehingga meningkatkan hasil belajar siswa
b. Untuk Guru
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran dalam meningkatkan kreativitas guru dalam membuat konsep pembelajaran yang baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Untuk Guru Bidang Studi Lain
Sebagai bahan rujukan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Untuk Peneliti
7
1.7 Definisi Operasional
1. Peningkatan hasil belajar (Gain) adalah selisih antara posttest dan pretest,
gain menunjukkan peningkatan pemahaman konsep atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. (Meltzer,2002)
2. Lesson study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan
prinsip-prinsip kolegial dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Ada tiga tahapan dalam LS yaitu plan (perencanaan), do (implementasi)
dan see (refleksi). (Winarsih,2012)
3. Model pembelajaran yang dimaksud adalah Guided Discovery Learning
yaitu pembelajaran dengan menggunakan proses penemuan terbimbing yang didesain seorang guru sehingga peserta didik dapat menemukan atau membuktikan kembali suatu konsep berupa defenisi atau kesimpulan yang akan diterapkan di SMA tahun ajaran 2014/2015. (Sutarno,2012)
4. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Larutan elektrolit larutan yang dapat
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model Guided Discovery Learning berbasis Lesson Study lebih tinggi yakni sebesar 67,13%, daripada
peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Direct Intruction sebesar 58,66%.
2. Ranah kognitif yang paling berkembang dengan model pembelajaran Guided Discovery Learning berbasis Lesson Study adalah ranah ranah kognitif
pemahaman (C2) sebesar 80 %.
5.2. Saran
1. Bagi guru dan calon guru, diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Guided Discovery Learning berbasis Lesson Study dalam upaya
meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya juga dapat menerapkan model pembelajaran yang lain seperti Problem Based Learning, Guided Inquiry Based Learning, Kooperatif dan yang lainnya berbasis Lesson study.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan melakukan penelitian dengan model yang sama dengan pokok bahasan yang berbeda khususnya pokok bahasan yang penerapannya banyak dijumpai dikehidupan sehari-hari yang membutuhkan praktikum agar dapat dijadikan perbandingan dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan model yang sama diharapkaan dapat mengorganisasikan pembelajarannya dengan sebaik-baiknya sesuai alokasi waktu sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai seluruhnya.
60
DAFTAR PUSTAKA
Algebra, (2012), Model Pembelajaran Langsung,
http://algebra-wanini.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran-langsung-direc.html (diakses 20/02/2015 19:35)
Ali, (2007) ,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, PT Imperial Bhakti Utama, Bandung.
Arsyad, A., (2002), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo, Jakarta.
Elvinawati, Sumpono, dan Hermansyah, A., (2012), Lesson Study Pada Mata Kuliah Kimia Sekolah I sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajran
dan pembangunan karakter (character bulding), Jurnal Exacta, vol. X
Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Haryanto, (2012), Media Pembelajaran, http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/ (diakses 16/12/2014 20:39)
Margono, (2007), Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Meltzer, (2002), The relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in
Diagnostic Pretest Score”, American Journal Physics
Milfayetty, S., dkk, (2014), Psikologi Pendidikan , UNIMED, Medan.
Muchtaridi, Justiana, S. (2007), Kimia I , yudistira,Jakarta.
Munir, (2008), Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Alfabeta, Bandung.
Noeraini, R., (2010), Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Asisted Individualization (TAI) dan Numbered Head Together (NHT) Yang Dimodifikasi Dengan Metode Discovery Terhadap Prestasi Belajar Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Siswa Kelas X SMA Negeri
4 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi, FMIPA, UNS, Semarang.
Nuryanti, N., (2013), Menggunakan Media Kartu Pada Materi Reduksi Oksidasi
Dikelas X-1 SMA Negeri I TAPA, Jurnal kimia
Petrucci, R. H., (1985), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modren Edisi
Keempat, Erlangga, Jakarta.
Prayitno, Manullang, B., (2010), Pendidikan Karakter Dalam Pembangunan
61
Prima, Andre, (2014), Metode Praktikum,
http://www.marioatha.blogspot.com/2014/04/pengertian-metode-praktikum-menurut-para-ahli.html (akses : 17/12/2014 21:13)
Purwanti, M., (2014), Analisis Butir Soal Ujian Akhir mata Pelajaran Akuntansi
Keuangan Menggunakan Microsoft Office Excel 2010, Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, Vol. XII : 81-94
Qorri’ah,(2011), Penggunaan Metode Guided Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Qurniawati, A., Sugiharto, dan Saputro, A.N.C., (2013), Efektifitas metode pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) dengan media kartu pintar dan kartu soal terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrokarbon kelas X semester genap SMA Negeri 8
SURAKARTA tahun pelajaran 2012/2013, jurnal pendidikan Kimia, Vol.2
: 166-174
Rahmi, M., (2014), Implementasi Pendekatan Scientific Berbasis Lesson Study
Dalam Praktikum Hukum Perbandingan Tetap, Artikel Penelitian, FMIPA
Universitas Tanjung Pura
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, PT Rajawali Pers, Jakarta.
Shimone, (2013), Reformasi Sekolah Berpusat Pembelajaran, Seminar presentasi
hasil studi pendidikan karir SMP November 2013
Silitonga, P. M., (2011), Statistik, FMIPA UNIMED, Medan.
Silitonga, P. M., (2011), Metode Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan
Soedarmo, U., (2013), Kimia Untuk SMA/MA kelas X, Erlangga, Jakarta.
Suciati, R., (2013), Model Pembelajaran Discovery (Penemuan),
http://riensuciati99.blogspot.com/2013/04/model-pembelajaran-discovery-penemuan.html(diakses 16/12/2014 19:32)
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkan Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, UPI, Bandung
Sukardi, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Sulistyowati, N., dkk, (2012), Efektifitas Model Pembelajaran Guided Discovery
Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia, Jurnal
Kimia, Vol : 1 No.2
Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, UNIMED,
62
Supardi, (2013), Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Syukri, (1999), Kimia Dasar, ITB, Bandung.
Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, UNIMED PRESS, Medan.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta.
Winarsih, A., Mulyani, S., (2012), Peningkatan profesionalisme guru IPA melalui
Lesson Study dalam pengembangan model pembelajaraan PBI, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, VolI :43-50
Wuryanto, A., (2010), Lembar Observasi Lesson Study,
http://aguswuryanto.fileswordpress.com/2010/11/lembar-obs-ls.doc, (21/02/2015 19:32)
Yesikarsila, (2012), Media pembelajaran menggunakan kartu,