ANALISIS GERAK FOREHAND SMASH PADA ATLIT TARUNA PBSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Sains
Oleh
MUHAMMAD RIZKI SUMANTRI NIM.609510010
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
MUHAMMAD RIZKI SUMANTRI, Analisis Gerak Forehand smash pada Atlit Taruna
Bulutangkis PBSI SUMUT 2016. ( Pembimbing : Zulaini, S.K.M. M. Kes. ) Skripsi :
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) 2016
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gerak Forehand smash pada Atlit
Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT 2016. Dari hasil observasi yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa kemampuan atlit dalam melakukan pukulan smash forehand sudah baik
penelitian ini berdampak pada teknik pukulan forehand smash pada atlit.
Penelitian ini menggunakan software Kinovea for Windows yang dijalankan di
operating system Windows 10. Dalam hal ini peneliti menganalisis data dengan mereduksi
data dan memaparkan data dalam bentuk tabel, sehingga dapat dicari nilai rata-rata, dan
persentase keberhasilan teknik. Sampel dalam penelitian ini adalah atlit Taruna Bulutangkis
PBSI SUMUT yang berjumlah 5 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 sampel hanya sampel 3 dan 4 yang
mampu melaksanakan langkah-langkah forehand smash dengan sempurna (100%),
sedangkan sampel 1 dan 2 melakukan langkah forehand smash dengan kategori sangat baik (
91,67 % ) dan sampel 5 melakukan langkah forehand smash dengan kategori cukup baik ( 75
% ). Hal ini menunjukkan bahwa atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT-pun masih belum
mampu secara tepat melakukan teknik forehand smash. Hanya 45% dari jumlah atlit yang
mampu melakukan teknik forehand smash dengan sempurna dan yang lain perlu dibimbing
lebih lanjut untuk mencapai teknik pukulan yang sempurna
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala
rahmat, karunia, dan petunjuknya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sehubungan dengan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor UNIMED
2. Bapak Dr.Budi Valianto.M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan beserta
staf-stafnya.
3. Bapak Fajar Apollo Sinaga, S.Si,M.Si.Apt selaku ketua jurusan Ilmu Keolahragaan FIK
UNIMED,
4. Ibu Zulaini, S.K.M.M.Kes. selaku sekertaris jurusan Ilmu Keolahragaan sekaligus
pembimbing skripsi yang tiada lelahnya telah memberikan bimbingan, arahan dan
masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Terkhusus kepada Ibu Dra. Rosmaini Hasibuan, M. Pd selaku pembimbing akademik
serta seluruh staf dosen pengajar dijurusan Ilmu Keolahragaan yang selalu
memberikan semangat serta motivasi dalam perjalanan penulis meraih gelar Sarjana
Sains.
6. Kepada pelatih Hendra Gunawan selaku pelatih Taruna PBSI Sumatera Utara serta
para atlit Taruna PBSI SUMUT yang membantu sekaligus membimbing
terlaksananya penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Teristimewa kepada ayahanda tercinta H. Supriadi, S.Kep. Ns. dan ibunda Hj.
Mariani, S.Kep. Ns. Kepada Dimas Adi Wiyanto, S.P, Drh. Ratih Dwi Astuti, Aditya
abang, kakak dan adik – adik tercinta yang selalu mendukung dan tiada henti –
hentinya memberi dorongan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
8. Kepada Rahmat Hidayat Daulay selaku Ketua dan sahabat –sahabat pengurus UKM
Marching Band Widya Swara Bahana Universitas Negeri Medan serta teman –teman
seperjuangan jurusan IKOR. Abangda Adri Ihsan Nasution, S.E.M.Si dan khusus
teruntuk adinda Dian Nisa Zulmei yang selalu memberikan semangat untuk
menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan
Semoga ALLAH SWT senantiasa melindungi dan membalas kebaikan semuanya. Penulis
juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaaan skripsi ini.
Medan, Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. Landasan Teoritis A. Hakekat Permainan Bulutangkis... 8
B. Sejarah Permainan Bulutangkis ... 8
C. Peraturan Permainan Bulutangkis... 10
D. Hakekat Pukulan Smash... 12
E. Kerangka Berfikir ... 19
F. Hipotesis ... 19
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
B. Sumber Data... 20
D. Populasi dan Sampel ... 21
1. Populasi 2. Sampel E. Variabel dan Skala Pengukuran ... 22
F. Teknik Pengambilan Data ... 23
G. Teknik analisis ... 24
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 27
B. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Penelitian ... 28
C. Analisis Hasil Penelitian... 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 55
B. Saran ... 55
Daftar Pustaka ... 57
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Bulu Tangkis ... 11
Gambar 2.2 Pegangan Grip Handshake ( Forehand Grip ) ... 14
Gambar 2.3 Fase Pukulan Forehand Smash... 14
Gambar 2.4 Fase Persiapan Forehand Smash ... 15
Gambar 2.5 Fase Pelaksanaan Forehand Smash ... 16
Gambar 2.6 Fase Follow-trough Forehand Smash... 16
Gambar 3.1 Tampilan Home Aplikasi Kinovea ... 25
Gambar 3.2 Tampilan Aplikasi Kinovea Saat Digunakan... 25
Gambar 4.1 Sampel Pertama Melakukan Fase Persiapan... 27
Gambar 4.2 Sampel Pertama Melakukan Fase Pelaksanaan ... 28
Gambar 4.3 Sampel Pertama Melakukan Fase Pelaksanaan ( 2 )... 28
Gambar 4.4 Sampel Pertama Melakukan Fase Pelaksanaan ( 3 )... 29
Gambar 4.5 Sampel Pertama Melakukan Fase Follow-trough... 31
Gambar 4.6 Sampel Kedua Melakukan Fase Persiapan ... 33
Gambar 4.7 Sampel Kedua Melakukan Fase Persiapan ( 2 )... 34
Gambar 4.8 Sampel Kedua Melakukan Fase Persiapan ( 3 )... 35
Gambar 4.9 Sampel Kedua Melakukan Fase Pelaksanaan ... 35
Gambar 4.10 Sampel Kedua Melakukan Fase Follow-through ... 36
Gambar 4.11 Sampel Ketiga Melakukan Fase Persiapan ... 38
Gambar 4.12 Sampel Ketiga Melakukan Fase Persiapan ( 2 ) ... 39
Gambar 4.13 Sampel Ketiga Melakukan Fase Pelaksanaan... 40
Gambar 4.14 Sampel Ketiga Melakukan Fase Follow-through ... 41
Gambar 4.15 Sampel Keempat Melakukan Fase Persiapan ... 43
Gambar 4.16 Sampel Keempat Melakukan Fase Persiapan ( 2 )... 44
Gambar 4.18 Sampel Keempat Melakukan Fase Pelaksanaan ( 2 ) ... 45
Gambar 4.19 Sampel Keempat Melakukan Fase Follow-through ... 46
Gambar 4.20 Sampel Kelima Melakukan Fase Persiapan ... 48
Gambar 4.21 Sampel Kelima Melakukan Fase Persiapan ( 2 ) ... 49
Gambar 4.22 Sampel Kelima Melakukan Fase Persiapan ( 3 ) ... 49
Gambar 4.23 Sampel Kelima Melakukan Fase Pelaksanaan... 50
Gambar 4.24 Sampel Kelima Melakukan Fase Pelaksanaan ( 2 ) ... 51
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Susunan Atlit Taruna PBSI Sumatera Utara... 4
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran ... 22
Tabel 4.1 Skor Penilaian Sampel Pertama ... 32
Tabel 4.2 Skor Penilaian Sampel Kedua... 37
Tabel 4.3 Skor Penilaian Sampel Ketiga ... 41
Tabel 4.4 Skor Penilaian Sampel Keempat... 46
Tabel 4.5 Skor Penilaian Sampel Kelima ... 52
Tabel 4.6 Persentase Capaian Langkah ... 54
Daftar Lampiran
Lampiran 1: Surat Melaksanakan Penelitian
Lampiran 2: Surat Telah Melaksanakan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis mendorong, memberi, serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Olahraga sebagai salah satu aspek yang
penting dalam peningkatan kualitas manusia membutuhkan upaya pembinaan dan
pengembangan guna melaksanakan terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang utuh
secara mental, fisik, sportifitas, kepribadian serta pencapaian prestasi dalam cabang-cabang
olahraga. Melalui aktivitas olahraga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan
pribadi untuk mengatasi kekurangan yang di alami serta memahami nilai-nilai kehidupan
yang sangat berharga, sesuai dengan perkembangannya olahraga berkembang menjadi
olahraga prestasi.
Bulu tangkis atau populer dengan sebutan badminton adalah olahraga yang cukup
memiliki kontribusi yang signifikan di Indonesia. Menurut Muhyifaruq (2008:2), bulutangkis
adalah olahraga dan permainan yang sudah mendarah daging untuk masyarakat Indonesia.
Sebut saja sederet atlit cabang olahraga ini yang berasal dari tanah air dan telah mendunia
mulai dari empat dekade yang lalu. Selain China, Indonesia adalah negara penyumbang atlit
bulu tangkis dunia dengan prestasi kelas dunia. Cabang olahraga aduan ini telah menetapkan
Indonesia sebagai salah satu negara yang atlitnya cukup disegani.
Beragam pertandingan kelas regional dan dunia tidak pernah absen dari kehadiran
atlit Indonesia yang selalu muncul di podium utamanya. Namun sangat disayangkan karena
ternyata cabang olahraga ini, seperti juga cabang olahraga lain di tanah air, kurang mendapat
perhatian dan pembinaan yang efektif sehingga proses pembinaan atlit yang sering terjadi
masih bersifat menanggung. Kurangnya penerapan teknologi olahraga serta minimnya
sumber daya manusia (SDM) pakar atau ahli yang handal tentang science dalam
keolahragaan, menjadi faktor kelemahan yang berpengaruh kepada minimnya kajian dan
penelitian tentang olahraga, khususnya yang menganalisis untuk cabang olahraga permainan
bulutangkis. Akibat hal tersebut prestasi bulutangkis Indonesia mengalami penurunan yang
signifikan sehingga minimnya medali yang diperoleh diajang internasional. Alangkah sangat
disayangkan karena pada akhirnya bibit bakat yang ada hanya dilatih secara intensif pada saat
adanya kompetisi saja, sedang pada saat kompetisi sedang kosong para atlit seringkali
menyambi dengan pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun payung
tentang sistem keolahragaan pasal 21 ayat 3 menjelaskan bahwa ”pembinaan dan
pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan,
pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi”. Sangat disayangkan jika
kemudian pemerintah seolah menegasikan keberadaan pembinaan yang efektif terhadap para
atlit yang ada.
Dalam permainan bulu tangkis harus menguasai teknik dasar yaitu teknik memegang
raket, teknik dasar servis serta teknik pukulan. Adapun teknik pukulan yaitu pukulan smash,
pukulan netting, pukulan lob, pukulan drive dan pukulan clear. Pukulan smash adalah
pukulan yang dilakukan dengan pukulan bola yang tajam dibidang lapangan permainan lawan
agar lawan kesulitan mengembalikan bola dengan sempurna. Adapun forehand smash adalah
gerakan smash yang mengisyaratkan seolah-olah pukulan drop atau overhead akan dilepaskan
(Grice 2004:85). Untuk melakukan smash forehand yang baik atlit harus menggunakan
pegangan menggunakan grip handshake dan bergerak ke posisi menunggu di belakang lurus
dengan bola yang akan datang dan memukulnya tepat berada di depan.
Banyak pemain pemula yang mengeluhkan kalau dirinya sulit melakukan pukulan
smash dengan baik, keras dan tajam, padahal seluruh tenaga telah ia kerahkan untuk itu.
Maka disini perlu diketahui bahwa bulutangkis bukanlah permainan semata-mata karena otot
dan kekuatan lengan, tapi bulutangkis adalah olahraga yang membutuhkan ketepatan dan olah
kecepatan pergelangan tangan. Di situlah letak kuncinya. Berikut akan kami terangkan
bagaimana cara melatih pukulan smash dengan kekuatan penuh (powerful smash):
1. Kontak poin harus tinggi dan pastikan berada di depan badan si pemain bukan
berada di belakang pemain.
2. Pada saat memukul kok, pergelangan tangan memukul dengan cepat kearah
bawah dan ke arah dalam, kepala raket mengenai kok langsung pada posisi tegak
lurus terhadap kok.
3. Saat memukul kok, percepat pergerakan pergelangan tangan dan pemakaian
tenaga mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk menambah
"ledakan" dan mempercepat laju kepala raket.
PBSI SUMUT sebagai tempat penelitian sengaja dipilih secara purposive karena
melihat fenomena menurunnya tingkat prestasi atlit bulu tangkis Sumatera Utara. Hanya ada
7 klub bulu tangkis di Kota Medan, 1 di Kisaran, 1 klub di Padang Sidempuan, 1 klub di
Pematang Siantar dan 1 klub di Sibolga yang terdata di portal bulu tangkis Indonesia. Total
bibit atlit badminton di PBSI Sumut. Keseluruhan Persatuan Bulutangkis itu hanya
menghasilkan 506 atlit yang turun pada Kejurprov PBSI Sumut 2015. Walaupun pada
PORWIL 2015 lalu PBSI Sumut masih mampu memboyong 6 medali emas, 4 perak dan 2
perunggu, namun KONI Sumut masih berharap prestasi tersebut dapat ditingkatkan karena
sejak tahun 1960-an tidak mampu mewarnai kancah cabang olahraga ini. Total PBSI
SUMUT hanya menyisakan dua nama untuk berlatih di Pelatnas Cipayung Jakarta yaitu Bayu
Pangestu dan Yulfira Barkah yang itupun tidak masuk sebagai sepuluh besar ranking teratas.
Pada portal yang sama, PBSI SUMUT juga masih berada pada 19 menurun satu peringkat
dari tahun sebelumnya sebagai penyumbang atlit di PBSI Nasional.
Atlit kelas Taruna (16-18 tahun) adalah atlit yang berada pada Divisi I di bawah kelas
Dewasa. Atlit ini akan cenderung mendapat promosi ke pelatnas setelah enam bulan
observasi melalui empat kriteria penilaian yaitu kesehatan, fisik, prestasi di kejuaraan dan
attitude. Dalam hal ini atlit Taruna PBSI SUMUT perlu menjadi sorotan sebagai ujung
tombak hasil yang diraih setelah dibina secara berjenjang mulai dari pembinaan di Persatuan
Bulutangkis, KONI Kota/ Kabupaten hingga Propinsi. Hasil observasi peneliti menunjukkan
bahwa mungkin terdapat biomekanika yang tidak efisien yang dilakukan oleh para atlit
utamanya ketika para atlit melakukan forehand smash sehingga sebagai sebuah pukulan yang
terkenal efektif menempatkan kok ke arah yang sulit secara tajam di lapangan lawan,
forehand smash yang dilakukan terkesan kurang mematikan. Maka wajar jika kemudian para
atlit binaan PBSI SUMUT kurang diperhitungan dalam tiap kompetisi yang berlangsung
karena ketiadaan kemampuan yang mumpuni dalam melakukan pengembalian bola yang sulit
dan mematikan.
Tabel 1.1
Susunan Atlit Taruna PBSI SUMUT
Nama Atlit Prestasi
Agus Prawira a. Juara 1 double Batam 2015
b. Juara 1 double astec open Medan
2016
c. Juara 1 double Kejurprov 2015
d. Juara 1 tunggal kejurprov 2015
e. Juara 1 tunggal kejurda 2014
g. Juara 3 double kejurcab 2014
Nur Fahrozi a. Medali perak Kejurcab Tunggal
2016,
b. Medali perunggu Kejurprov Ganda
2015,
c. Medali emas Popdasu 2016
Ari Habi a. Medali emas Kejurcab Tunggal 2016,
b. Medali perunggu Kejurprov Ganda
2015,
c. Medali emas Ganda Popdasu 2016,
d. Medali perunggu Piala Kemenpora
2014
Zulfandra a. Medali perunggu O2SN Propinsi
Sumatera Utara 2013
b. Medali perak Pekan Olahraga Pelajar
Daerah Sumatera Utara 2013
Fajar Ramadhan a. Medali perak Kejurcab Tunggal
2013,
b. Medali perunggu Kejurprov Ganda
2014,
c. Medali emas Popdasu 2015, Medali
perunggu Kejurwil 2014
Berdasarkan susunan prestasi tersebut di atas, dapat diperbandingkan bagaimana
prestasi para atlit Taruna PBSI SUMUT bersaing di kancah pertandingan bulu tangkis.
Pembinaan yang ada tidak menjadikan para atlit optimal dalam sebuah pertandingan. Dapat
dilihat dari hasil yang diraih yang sebenarnya sangat jauh dari harapan dimana para atlit
Dilihat dari observasi sementara bagaimana jadwal latihan intens mereka pun, para
atlit Taruna PBSI SUMUT cenderung berlatih kurang tekun. Jadwal yang ada seringkali tidak
diikuti secara maksimal, sedangkan proses pendisiplinan para atlit Taruna PBSI SUMUT juga
sepertinya kurang optimal. Kondisi ini setali tiga uang dengan kemampuan mereka yang
lebih mengandalkan insting berbanding kemampuan teknikal yang masih sangat rendah.
Beberapa dari atlit Taruna PBSI SUMUT masih salah dalam melakukan pukulan smash
forehand. Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik ingin meneliti dengan judul :
Analisis Gerak Forehand smash pada Atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT 2016.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang dan judul studi,
maka masalah yang diidentifikasi adalah apakah telah efektif secara biomekanika gerakan
forehand smash yang dilakukan oleh atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT?
C. Batasan Masalah
Menimbang identifikasi masalah di atas, maka peneliti merasa perlu untuk
menetapkan batasan masalah. Hal ini terkait juga untuk menghindari penafsiran yang terlalu
luas dan untuk memperjelas ruang lingkup yang diteliti. Adapun batasan masalah yang
ditetapkan dalam penelitian ini dibatasi pada analisis gerak biomekanis gerakan forehand
smash yang dilakukan oleh atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT tahun 2016.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian serta identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan pada “Bagaimana
penjabaran Analisis Gerak Forehand smash menggunakan Aplikasi Kinovea pada Atlit
Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT 2016?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini antara lain adalah untuk menguji Gerak
Forehand smash menggunakan pada Atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT 2016.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi PBSI SUMUT
Sebagai bahan masukan kepada pihak manajemen dari instansi PBSI SUMUT
sekaligus sebagai bahan rujukan untuk mengetahui perkembangan atlit taruna
PBSI SUMUT khususnya pada saat melakukan teknik pukulan forehand smash.
2. Bagi Atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT
Sebagai bahan masukan untuk melakukan gerakan forehand smash yang efektif
dan efisien berdasarkan teori – teori yang ada pada penelitian ini serta sebagai
refrensi untuk mengevaluasi gerakan secara personal sehingga dapat mencapai
prestasi olahraga yang jauh lebih baik.
3. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Medan
Untuk menambah literatur kepustakaan terutama di bidang penelitian mengenai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 sampel hanya sampel 3 dan 4 yang
mampu melaksanakan langkah-langkah forehand smash dengan sempurna (100%),
sedangkan sampel 1 dan 2 melakukan langkah forehand smash dengan kategori sangat baik (
91,67 % ) dan sampel 5 melakukan langkah forehand smash dengan kategori cukup baik ( 75
% ). Hal ini menunjukkan bahwa atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT-pun masih belum
mampu secara tepat melakukan teknik forehand smash. Hanya 45% dari jumlah atlit yang
mampu melakukan teknik forehand smash dengan sempurna dan atlit taruna yang belum
mencapai kategori sempurna perlu dibimbing lebih lanjut untuk mencapai teknik pukulan
yang tepat.
B. Saran
Saran atas penelitian ini adalah:
1. Bagi Instansi PBSI SUMUT
Sebagai bahan masukan kepada pihak manajemen dari instansi PBSI SUMUT
sekaligus sebagai bahan rujukan untuk mengetahui perkembangan atlit taruna
PBSI SUMUT khususnya pada saat melakukan teknik pukulan forehand
smash.
2. Bagi Atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT
Sebagai bahan masukan untuk melakukan gerakan forehand smash yang
efektif dan efisien berdasarkan teori – teori yang ada pada penelitian ini serta
sebagai refrensi untuk mengevaluasi gerakan secara personal sehingga dapat
mencapai prestasi olahraga yang jauh lebih baik.
3. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Medan
Untuk menambah literatur kepustakaan terutama di bidang penelitian
mengenai Analisis Gerak Forehand smash pada Atlit Taruna Bulutangkis
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. ( 2006 ). Metode Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widia
Sarana Indonesia
Arikunto, Suharsimi ( 2010 ). Metode Penelitian, Jakarta : PT. Gramedia Widia
Sarana Indonesia
Grice, Tony. (2004). Bulu tangkis: Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjut.
Nazir, Mohammad ( 2003 ). Metode Penelitian. Jakarta : Airlangga
Poole, James. (2008). Belajar BuluTangkis.Bandung: PenerbitPionir Jaya.
Rusli,dkk (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjas. Depdikbud :Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sanjaya. W. ( 2006 ) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta :Kencana.
Slameto.(2003). Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta
:RinekaCipta
The Accelerated Learning Hand book. Bandung : PT Mizan Pustaka
Muslikah, (2010).
Subardjah.(2000). Bulu Tangkis. : Jakarta :Departemen Pendidikan dan
Sugiarto, dkk, (2002). Total Badminton. Solo : Penerbit CV. Setyaki Eka Anugerah.
Sugiarto, Icuk. ( 2002 ). Ukuran Lapangan Bulu Tangkis. Jakarta : PT. Gramedia