• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS GERAK FOREHAND SMASH PADA ATLIT TARUNA PBSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS GERAK FOREHAND SMASH PADA ATLIT TARUNA PBSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GERAK FOREHAND SMASH PADA ATLIT TARUNA PBSI

SUMATERA UTARA TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Sains

Oleh

MUHAMMAD RIZKI SUMANTRI NIM.609510010

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD RIZKI SUMANTRI, Analisis Gerak Forehand smash pada Atlit Taruna

Bulutangkis PBSI SUMUT 2016. ( Pembimbing : Zulaini, S.K.M. M. Kes. ) Skripsi :

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) 2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gerak Forehand smash pada Atlit

Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT 2016. Dari hasil observasi yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa kemampuan atlit dalam melakukan pukulan smash forehand sudah baik

penelitian ini berdampak pada teknik pukulan forehand smash pada atlit.

Penelitian ini menggunakan software Kinovea for Windows yang dijalankan di

operating system Windows 10. Dalam hal ini peneliti menganalisis data dengan mereduksi

data dan memaparkan data dalam bentuk tabel, sehingga dapat dicari nilai rata-rata, dan

persentase keberhasilan teknik. Sampel dalam penelitian ini adalah atlit Taruna Bulutangkis

PBSI SUMUT yang berjumlah 5 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 sampel hanya sampel 3 dan 4 yang

mampu melaksanakan langkah-langkah forehand smash dengan sempurna (100%),

sedangkan sampel 1 dan 2 melakukan langkah forehand smash dengan kategori sangat baik (

91,67 % ) dan sampel 5 melakukan langkah forehand smash dengan kategori cukup baik ( 75

% ). Hal ini menunjukkan bahwa atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT-pun masih belum

mampu secara tepat melakukan teknik forehand smash. Hanya 45% dari jumlah atlit yang

mampu melakukan teknik forehand smash dengan sempurna dan yang lain perlu dibimbing

lebih lanjut untuk mencapai teknik pukulan yang sempurna

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala

rahmat, karunia, dan petunjuknya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sehubungan dengan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan dan dukungan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Dr.Budi Valianto.M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan beserta

staf-stafnya.

3. Bapak Fajar Apollo Sinaga, S.Si,M.Si.Apt selaku ketua jurusan Ilmu Keolahragaan FIK

UNIMED,

4. Ibu Zulaini, S.K.M.M.Kes. selaku sekertaris jurusan Ilmu Keolahragaan sekaligus

pembimbing skripsi yang tiada lelahnya telah memberikan bimbingan, arahan dan

masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Terkhusus kepada Ibu Dra. Rosmaini Hasibuan, M. Pd selaku pembimbing akademik

serta seluruh staf dosen pengajar dijurusan Ilmu Keolahragaan yang selalu

memberikan semangat serta motivasi dalam perjalanan penulis meraih gelar Sarjana

Sains.

6. Kepada pelatih Hendra Gunawan selaku pelatih Taruna PBSI Sumatera Utara serta

para atlit Taruna PBSI SUMUT yang membantu sekaligus membimbing

terlaksananya penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Teristimewa kepada ayahanda tercinta H. Supriadi, S.Kep. Ns. dan ibunda Hj.

Mariani, S.Kep. Ns. Kepada Dimas Adi Wiyanto, S.P, Drh. Ratih Dwi Astuti, Aditya

(6)

abang, kakak dan adik – adik tercinta yang selalu mendukung dan tiada henti –

hentinya memberi dorongan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Kepada Rahmat Hidayat Daulay selaku Ketua dan sahabat –sahabat pengurus UKM

Marching Band Widya Swara Bahana Universitas Negeri Medan serta teman –teman

seperjuangan jurusan IKOR. Abangda Adri Ihsan Nasution, S.E.M.Si dan khusus

teruntuk adinda Dian Nisa Zulmei yang selalu memberikan semangat untuk

menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan

Semoga ALLAH SWT senantiasa melindungi dan membalas kebaikan semuanya. Penulis

juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaaan skripsi ini.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. Landasan Teoritis A. Hakekat Permainan Bulutangkis... 8

B. Sejarah Permainan Bulutangkis ... 8

C. Peraturan Permainan Bulutangkis... 10

D. Hakekat Pukulan Smash... 12

E. Kerangka Berfikir ... 19

F. Hipotesis ... 19

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

B. Sumber Data... 20

(8)

D. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi 2. Sampel E. Variabel dan Skala Pengukuran ... 22

F. Teknik Pengambilan Data ... 23

G. Teknik analisis ... 24

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 27

B. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Penelitian ... 28

C. Analisis Hasil Penelitian... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 55

B. Saran ... 55

Daftar Pustaka ... 57

(9)

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Bulu Tangkis ... 11

Gambar 2.2 Pegangan Grip Handshake ( Forehand Grip ) ... 14

Gambar 2.3 Fase Pukulan Forehand Smash... 14

Gambar 2.4 Fase Persiapan Forehand Smash ... 15

Gambar 2.5 Fase Pelaksanaan Forehand Smash ... 16

Gambar 2.6 Fase Follow-trough Forehand Smash... 16

Gambar 3.1 Tampilan Home Aplikasi Kinovea ... 25

Gambar 3.2 Tampilan Aplikasi Kinovea Saat Digunakan... 25

Gambar 4.1 Sampel Pertama Melakukan Fase Persiapan... 27

Gambar 4.2 Sampel Pertama Melakukan Fase Pelaksanaan ... 28

Gambar 4.3 Sampel Pertama Melakukan Fase Pelaksanaan ( 2 )... 28

Gambar 4.4 Sampel Pertama Melakukan Fase Pelaksanaan ( 3 )... 29

Gambar 4.5 Sampel Pertama Melakukan Fase Follow-trough... 31

Gambar 4.6 Sampel Kedua Melakukan Fase Persiapan ... 33

Gambar 4.7 Sampel Kedua Melakukan Fase Persiapan ( 2 )... 34

Gambar 4.8 Sampel Kedua Melakukan Fase Persiapan ( 3 )... 35

Gambar 4.9 Sampel Kedua Melakukan Fase Pelaksanaan ... 35

Gambar 4.10 Sampel Kedua Melakukan Fase Follow-through ... 36

Gambar 4.11 Sampel Ketiga Melakukan Fase Persiapan ... 38

Gambar 4.12 Sampel Ketiga Melakukan Fase Persiapan ( 2 ) ... 39

Gambar 4.13 Sampel Ketiga Melakukan Fase Pelaksanaan... 40

Gambar 4.14 Sampel Ketiga Melakukan Fase Follow-through ... 41

Gambar 4.15 Sampel Keempat Melakukan Fase Persiapan ... 43

Gambar 4.16 Sampel Keempat Melakukan Fase Persiapan ( 2 )... 44

(10)

Gambar 4.18 Sampel Keempat Melakukan Fase Pelaksanaan ( 2 ) ... 45

Gambar 4.19 Sampel Keempat Melakukan Fase Follow-through ... 46

Gambar 4.20 Sampel Kelima Melakukan Fase Persiapan ... 48

Gambar 4.21 Sampel Kelima Melakukan Fase Persiapan ( 2 ) ... 49

Gambar 4.22 Sampel Kelima Melakukan Fase Persiapan ( 3 ) ... 49

Gambar 4.23 Sampel Kelima Melakukan Fase Pelaksanaan... 50

Gambar 4.24 Sampel Kelima Melakukan Fase Pelaksanaan ( 2 ) ... 51

(11)

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Susunan Atlit Taruna PBSI Sumatera Utara... 4

Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran ... 22

Tabel 4.1 Skor Penilaian Sampel Pertama ... 32

Tabel 4.2 Skor Penilaian Sampel Kedua... 37

Tabel 4.3 Skor Penilaian Sampel Ketiga ... 41

Tabel 4.4 Skor Penilaian Sampel Keempat... 46

Tabel 4.5 Skor Penilaian Sampel Kelima ... 52

Tabel 4.6 Persentase Capaian Langkah ... 54

(12)

Daftar Lampiran

Lampiran 1: Surat Melaksanakan Penelitian

Lampiran 2: Surat Telah Melaksanakan Penelitian

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis mendorong, memberi, serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Olahraga sebagai salah satu aspek yang

penting dalam peningkatan kualitas manusia membutuhkan upaya pembinaan dan

pengembangan guna melaksanakan terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang utuh

secara mental, fisik, sportifitas, kepribadian serta pencapaian prestasi dalam cabang-cabang

olahraga. Melalui aktivitas olahraga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan

pribadi untuk mengatasi kekurangan yang di alami serta memahami nilai-nilai kehidupan

yang sangat berharga, sesuai dengan perkembangannya olahraga berkembang menjadi

olahraga prestasi.

Bulu tangkis atau populer dengan sebutan badminton adalah olahraga yang cukup

memiliki kontribusi yang signifikan di Indonesia. Menurut Muhyifaruq (2008:2), bulutangkis

adalah olahraga dan permainan yang sudah mendarah daging untuk masyarakat Indonesia.

Sebut saja sederet atlit cabang olahraga ini yang berasal dari tanah air dan telah mendunia

mulai dari empat dekade yang lalu. Selain China, Indonesia adalah negara penyumbang atlit

bulu tangkis dunia dengan prestasi kelas dunia. Cabang olahraga aduan ini telah menetapkan

Indonesia sebagai salah satu negara yang atlitnya cukup disegani.

Beragam pertandingan kelas regional dan dunia tidak pernah absen dari kehadiran

atlit Indonesia yang selalu muncul di podium utamanya. Namun sangat disayangkan karena

ternyata cabang olahraga ini, seperti juga cabang olahraga lain di tanah air, kurang mendapat

perhatian dan pembinaan yang efektif sehingga proses pembinaan atlit yang sering terjadi

masih bersifat menanggung. Kurangnya penerapan teknologi olahraga serta minimnya

sumber daya manusia (SDM) pakar atau ahli yang handal tentang science dalam

keolahragaan, menjadi faktor kelemahan yang berpengaruh kepada minimnya kajian dan

penelitian tentang olahraga, khususnya yang menganalisis untuk cabang olahraga permainan

bulutangkis. Akibat hal tersebut prestasi bulutangkis Indonesia mengalami penurunan yang

signifikan sehingga minimnya medali yang diperoleh diajang internasional. Alangkah sangat

disayangkan karena pada akhirnya bibit bakat yang ada hanya dilatih secara intensif pada saat

adanya kompetisi saja, sedang pada saat kompetisi sedang kosong para atlit seringkali

menyambi dengan pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun payung

(14)

tentang sistem keolahragaan pasal 21 ayat 3 menjelaskan bahwa ”pembinaan dan

pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan,

pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi”. Sangat disayangkan jika

kemudian pemerintah seolah menegasikan keberadaan pembinaan yang efektif terhadap para

atlit yang ada.

Dalam permainan bulu tangkis harus menguasai teknik dasar yaitu teknik memegang

raket, teknik dasar servis serta teknik pukulan. Adapun teknik pukulan yaitu pukulan smash,

pukulan netting, pukulan lob, pukulan drive dan pukulan clear. Pukulan smash adalah

pukulan yang dilakukan dengan pukulan bola yang tajam dibidang lapangan permainan lawan

agar lawan kesulitan mengembalikan bola dengan sempurna. Adapun forehand smash adalah

gerakan smash yang mengisyaratkan seolah-olah pukulan drop atau overhead akan dilepaskan

(Grice 2004:85). Untuk melakukan smash forehand yang baik atlit harus menggunakan

pegangan menggunakan grip handshake dan bergerak ke posisi menunggu di belakang lurus

dengan bola yang akan datang dan memukulnya tepat berada di depan.

Banyak pemain pemula yang mengeluhkan kalau dirinya sulit melakukan pukulan

smash dengan baik, keras dan tajam, padahal seluruh tenaga telah ia kerahkan untuk itu.

Maka disini perlu diketahui bahwa bulutangkis bukanlah permainan semata-mata karena otot

dan kekuatan lengan, tapi bulutangkis adalah olahraga yang membutuhkan ketepatan dan olah

kecepatan pergelangan tangan. Di situlah letak kuncinya. Berikut akan kami terangkan

bagaimana cara melatih pukulan smash dengan kekuatan penuh (powerful smash):

1. Kontak poin harus tinggi dan pastikan berada di depan badan si pemain bukan

berada di belakang pemain.

2. Pada saat memukul kok, pergelangan tangan memukul dengan cepat kearah

bawah dan ke arah dalam, kepala raket mengenai kok langsung pada posisi tegak

lurus terhadap kok.

3. Saat memukul kok, percepat pergerakan pergelangan tangan dan pemakaian

tenaga mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk menambah

"ledakan" dan mempercepat laju kepala raket.

PBSI SUMUT sebagai tempat penelitian sengaja dipilih secara purposive karena

melihat fenomena menurunnya tingkat prestasi atlit bulu tangkis Sumatera Utara. Hanya ada

7 klub bulu tangkis di Kota Medan, 1 di Kisaran, 1 klub di Padang Sidempuan, 1 klub di

Pematang Siantar dan 1 klub di Sibolga yang terdata di portal bulu tangkis Indonesia. Total

(15)

bibit atlit badminton di PBSI Sumut. Keseluruhan Persatuan Bulutangkis itu hanya

menghasilkan 506 atlit yang turun pada Kejurprov PBSI Sumut 2015. Walaupun pada

PORWIL 2015 lalu PBSI Sumut masih mampu memboyong 6 medali emas, 4 perak dan 2

perunggu, namun KONI Sumut masih berharap prestasi tersebut dapat ditingkatkan karena

sejak tahun 1960-an tidak mampu mewarnai kancah cabang olahraga ini. Total PBSI

SUMUT hanya menyisakan dua nama untuk berlatih di Pelatnas Cipayung Jakarta yaitu Bayu

Pangestu dan Yulfira Barkah yang itupun tidak masuk sebagai sepuluh besar ranking teratas.

Pada portal yang sama, PBSI SUMUT juga masih berada pada 19 menurun satu peringkat

dari tahun sebelumnya sebagai penyumbang atlit di PBSI Nasional.

Atlit kelas Taruna (16-18 tahun) adalah atlit yang berada pada Divisi I di bawah kelas

Dewasa. Atlit ini akan cenderung mendapat promosi ke pelatnas setelah enam bulan

observasi melalui empat kriteria penilaian yaitu kesehatan, fisik, prestasi di kejuaraan dan

attitude. Dalam hal ini atlit Taruna PBSI SUMUT perlu menjadi sorotan sebagai ujung

tombak hasil yang diraih setelah dibina secara berjenjang mulai dari pembinaan di Persatuan

Bulutangkis, KONI Kota/ Kabupaten hingga Propinsi. Hasil observasi peneliti menunjukkan

bahwa mungkin terdapat biomekanika yang tidak efisien yang dilakukan oleh para atlit

utamanya ketika para atlit melakukan forehand smash sehingga sebagai sebuah pukulan yang

terkenal efektif menempatkan kok ke arah yang sulit secara tajam di lapangan lawan,

forehand smash yang dilakukan terkesan kurang mematikan. Maka wajar jika kemudian para

atlit binaan PBSI SUMUT kurang diperhitungan dalam tiap kompetisi yang berlangsung

karena ketiadaan kemampuan yang mumpuni dalam melakukan pengembalian bola yang sulit

dan mematikan.

Tabel 1.1

Susunan Atlit Taruna PBSI SUMUT

Nama Atlit Prestasi

Agus Prawira a. Juara 1 double Batam 2015

b. Juara 1 double astec open Medan

2016

c. Juara 1 double Kejurprov 2015

d. Juara 1 tunggal kejurprov 2015

e. Juara 1 tunggal kejurda 2014

(16)

g. Juara 3 double kejurcab 2014

Nur Fahrozi a. Medali perak Kejurcab Tunggal

2016,

b. Medali perunggu Kejurprov Ganda

2015,

c. Medali emas Popdasu 2016

Ari Habi a. Medali emas Kejurcab Tunggal 2016,

b. Medali perunggu Kejurprov Ganda

2015,

c. Medali emas Ganda Popdasu 2016,

d. Medali perunggu Piala Kemenpora

2014

Zulfandra a. Medali perunggu O2SN Propinsi

Sumatera Utara 2013

b. Medali perak Pekan Olahraga Pelajar

Daerah Sumatera Utara 2013

Fajar Ramadhan a. Medali perak Kejurcab Tunggal

2013,

b. Medali perunggu Kejurprov Ganda

2014,

c. Medali emas Popdasu 2015, Medali

perunggu Kejurwil 2014

Berdasarkan susunan prestasi tersebut di atas, dapat diperbandingkan bagaimana

prestasi para atlit Taruna PBSI SUMUT bersaing di kancah pertandingan bulu tangkis.

Pembinaan yang ada tidak menjadikan para atlit optimal dalam sebuah pertandingan. Dapat

dilihat dari hasil yang diraih yang sebenarnya sangat jauh dari harapan dimana para atlit

(17)

Dilihat dari observasi sementara bagaimana jadwal latihan intens mereka pun, para

atlit Taruna PBSI SUMUT cenderung berlatih kurang tekun. Jadwal yang ada seringkali tidak

diikuti secara maksimal, sedangkan proses pendisiplinan para atlit Taruna PBSI SUMUT juga

sepertinya kurang optimal. Kondisi ini setali tiga uang dengan kemampuan mereka yang

lebih mengandalkan insting berbanding kemampuan teknikal yang masih sangat rendah.

Beberapa dari atlit Taruna PBSI SUMUT masih salah dalam melakukan pukulan smash

forehand. Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik ingin meneliti dengan judul :

Analisis Gerak Forehand smash pada Atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT 2016.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang dan judul studi,

maka masalah yang diidentifikasi adalah apakah telah efektif secara biomekanika gerakan

forehand smash yang dilakukan oleh atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT?

C. Batasan Masalah

Menimbang identifikasi masalah di atas, maka peneliti merasa perlu untuk

menetapkan batasan masalah. Hal ini terkait juga untuk menghindari penafsiran yang terlalu

luas dan untuk memperjelas ruang lingkup yang diteliti. Adapun batasan masalah yang

ditetapkan dalam penelitian ini dibatasi pada analisis gerak biomekanis gerakan forehand

smash yang dilakukan oleh atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT tahun 2016.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian serta identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan pada “Bagaimana

penjabaran Analisis Gerak Forehand smash menggunakan Aplikasi Kinovea pada Atlit

Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT 2016?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini antara lain adalah untuk menguji Gerak

Forehand smash menggunakan pada Atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT 2016.

F. Manfaat Penelitian

(18)

1. Bagi Instansi PBSI SUMUT

Sebagai bahan masukan kepada pihak manajemen dari instansi PBSI SUMUT

sekaligus sebagai bahan rujukan untuk mengetahui perkembangan atlit taruna

PBSI SUMUT khususnya pada saat melakukan teknik pukulan forehand smash.

2. Bagi Atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT

Sebagai bahan masukan untuk melakukan gerakan forehand smash yang efektif

dan efisien berdasarkan teori – teori yang ada pada penelitian ini serta sebagai

refrensi untuk mengevaluasi gerakan secara personal sehingga dapat mencapai

prestasi olahraga yang jauh lebih baik.

3. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Medan

Untuk menambah literatur kepustakaan terutama di bidang penelitian mengenai

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 sampel hanya sampel 3 dan 4 yang

mampu melaksanakan langkah-langkah forehand smash dengan sempurna (100%),

sedangkan sampel 1 dan 2 melakukan langkah forehand smash dengan kategori sangat baik (

91,67 % ) dan sampel 5 melakukan langkah forehand smash dengan kategori cukup baik ( 75

% ). Hal ini menunjukkan bahwa atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT-pun masih belum

mampu secara tepat melakukan teknik forehand smash. Hanya 45% dari jumlah atlit yang

mampu melakukan teknik forehand smash dengan sempurna dan atlit taruna yang belum

mencapai kategori sempurna perlu dibimbing lebih lanjut untuk mencapai teknik pukulan

yang tepat.

B. Saran

Saran atas penelitian ini adalah:

1. Bagi Instansi PBSI SUMUT

Sebagai bahan masukan kepada pihak manajemen dari instansi PBSI SUMUT

sekaligus sebagai bahan rujukan untuk mengetahui perkembangan atlit taruna

PBSI SUMUT khususnya pada saat melakukan teknik pukulan forehand

smash.

2. Bagi Atlit Taruna Bulutangkis PBSI SUMUT

Sebagai bahan masukan untuk melakukan gerakan forehand smash yang

efektif dan efisien berdasarkan teori – teori yang ada pada penelitian ini serta

sebagai refrensi untuk mengevaluasi gerakan secara personal sehingga dapat

mencapai prestasi olahraga yang jauh lebih baik.

3. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Medan

Untuk menambah literatur kepustakaan terutama di bidang penelitian

mengenai Analisis Gerak Forehand smash pada Atlit Taruna Bulutangkis

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. ( 2006 ). Metode Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widia

Sarana Indonesia

Arikunto, Suharsimi ( 2010 ). Metode Penelitian, Jakarta : PT. Gramedia Widia

Sarana Indonesia

Grice, Tony. (2004). Bulu tangkis: Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjut.

Nazir, Mohammad ( 2003 ). Metode Penelitian. Jakarta : Airlangga

Poole, James. (2008). Belajar BuluTangkis.Bandung: PenerbitPionir Jaya.

Rusli,dkk (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjas. Depdikbud :Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sanjaya. W. ( 2006 ) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta :Kencana.

Slameto.(2003). Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta

:RinekaCipta

The Accelerated Learning Hand book. Bandung : PT Mizan Pustaka

Muslikah, (2010).

Subardjah.(2000). Bulu Tangkis. : Jakarta :Departemen Pendidikan dan

Sugiarto, dkk, (2002). Total Badminton. Solo : Penerbit CV. Setyaki Eka Anugerah.

Sugiarto, Icuk. ( 2002 ). Ukuran Lapangan Bulu Tangkis. Jakarta : PT. Gramedia

Gambar

Gambar 4.19 Sampel Keempat Melakukan Fase Follow-through .............. 46
Tabel 1.1 Susunan Atlit Taruna PBSI Sumatera Utara.................................. 4
Tabel 1.1Susunan Atlit Taruna PBSI SUMUT

Referensi

Dokumen terkait

Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui karakteristik vegetasi riparian berdasarkan analisis indeks QBR (Qualitat del Bosc de Ribera) dan profil kualitas air (pH, DO,

Penerapan Media Learning Management System (LMS) pada Mata Kuliah Simulasi Digital terhadap Hasil Belajar Siswa Mahasiswa Semster II. Prodi TIK IKIP

variabel primer yang merupakan syarat mutlak untuk perkembangan budidaya kerapu macan yang tidak sesuai yaitu material dasar perairan (Tabel 2). Pembobotan dan penilaian

PBSI telah menerapkan Sistem Informasi PBSI dan Online System pendaftaran, seluruh peserta dapat saling melakukan check and balance dan jika menemukan indikasi

PBSI telah menerapkan Sistem Informasi PBSI dan Online System pendaftaran, seluruh peserta dapat saling melakukan check and balance dan jika menemukan indikasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh peneliti, bahwa sebagian besar hasil belajar siswa kurang maksimal. Dari hasil analisis penguasaan butir soal tes formatif pada pembelajaran

perineum menunjukkan bahwa wanita dengan satu atau dua trauma perineal hampir tiga kali lebih mungkin untuk mengalami nyeri daripada mereka yang memiliki

(A.. Peserta didik dapat mengidentifikasi gerak dasar pukulan forehand dan pukulan backhand dalam bulutangkis dengan benar. Peserta didik dapat melakukan gerak dasar gerak