• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR

PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

T E S I S

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh : NURUL FITRI NIM. 8126122034

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR

PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

T E S I S

Disetujui Untuk Melakukan Ujian Mempertahankan Tesis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh NURUL FITRI NIM. 8126122034

Menyetujui, Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd. NIP. 19600705 198601 1 001 NIP. 19441030 197603 1 001

Diketahui:

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRACT

NURUL FITRI. NIM. 8126122034. The Effect of Cooperative Learning Models and Initial Ability Toward English Reading Comprehension Achievement ad SMAN 16 Medan. Thesis. Education Technology, Post Graduate of Medan State University.

This study aims to determine: (1) The result of students learning English reading comprehension are taught by cooperative learning model CIRC higher than the students result of learning English reading comprehension are taught by cooperative learning model STAD; (2) Results of learning English reading comprehension to have high initial ability is better than students have lower initial ability and (3)The interaction between cooperative learning models and initial ability in affecting the students English reading comprehension instructional result.

The population in this study were all students class XII at SMAN 16 Medan, consist of 6 classes. The sample in this study were randomly assigned using cluster sampling method, by taking two classes with the number of each class of 40 children. The research method using quasi-experimental research. The instrument used in this study is a test result of English reading comprehension and reading comprehension, tests and initial ability. Analysis of the data used is the ANOVA factorial 2 × 2.

Based on the results obtained: (1) there are differences in students’ learning achievement of ‘English reading comprehension class cooperative learning model CIRC with students’ learning achievement of English reading comprehension class cooperative learning model type STAD with Fcount > Ftable (8,666 > 3,96); (2) there are differences in students’ learning achievement of English reading comprehension who have high initial ability with students’ learning achievement of English reading comprehension who have lower initial ability with the Fcount > Ftable (81,373 > 3,96); and (3) there is an interaction between the cooperative learning models and ability initial in learning achievement of English reading comprehension Fcount> Ftable(4,110 > 3,96).

(7)

ABSTRAK

NURUL FITRI. NIM. 8126122034. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris di SMA Negeri 16 Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih tinggi daripada hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) Hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi lebih baik daripada hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah; dan (3) Interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kemampuan awal terhadap hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII di SMA Negeri 16 Medan yang berjumlah 6 kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak dengan teknik cluster sampling, dengan mengambil 2 kelas dengan jumlah tiap kelas 40 anak. Metode penelitian menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris dan tes kemampuan awal. Analisis data yang digunakan adalah ANAVA Faktorial 2 × 2.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa kelas model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa kelas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Fhitung > Ftabel (8,666 > 3,96); (2) terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dengan Fhitung > Ftabel (81,373 > 3,96); dan (3) ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal terhadap hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris dengan Fhitung> Ftabel(4,110 > 3,96).

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmad dan anugerah yang telah dikaruniakan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris di SMA Negeri 16 Medan” dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat selesai karena didukung oleh banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr Syawal Gultom, M.Pd 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. H.

Abdul Muin Sibuea, M.Pd.

3. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., sekaligus Dosen Pembimbing I yang dengan tulus dan sabar membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Dosen Pembimbing II Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd., dengan tulus dan sabar membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Narasumber, Bapak Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd., dan Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd., yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini. 6. Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Bapak Dr.R. Mursid, M.Pd. 7. Validator, Ibu Dr. Anni Holila, M.Hum., yang telah membantu penulis dalam

memvalidasi instrumen yang digunakan dalam tesis ini.

8. Bapak/Ibu dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascaserjana Universitas Negeri Medan.

(9)

10. Ibu Dra. Debora Simbolon dan Bapak Suyono, S.Ag.

11. Mohon ampun dan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Alm. Drs. H. M. Zain Azhari, M.Pd., dan Ibunda terkasih Almh. Hj. Dra. Nurlela Harahap yang tetap menjadi pemberi inspirasi dan motivator dalam hidup penulis. 12. Teristimewa penulis sampaikan kepada suami tercinta Drs. Abdul Khalik,

S.H, anak-anak tersayang Abdussubhi Afif, Muhammad Nailizzafir, Nururraihan Azzahrah dan Najwa Sawaya yang dengan sabar san setia tetap memberikan doa, semangat dan dukungan kepada penulis dalam menempuh studi dan penyelesaian tesis ini.

13. Adinda tercinta dr. Nurfadly Zain, M.Kt, M. Faidzal Zain,S.P, Nurfuadi Zain, M.Pd dan M. Bakhtiar Zain S.T yang telah memberikan semangat dan dukungan sepenuh hati kepada penulis.

14. Semua teman angkatan XXII Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNIMED khususnya B1, semoga Allah SWT memberkati rahmat-Nya kepada kita semua.

Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari kata sempurna, sehingga mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan dalam memperkaya khasanah pendidikan bagi semua pihak, khusunya bagi para tenaga pendidik.

Medan, Juli 2015 Penulis,

(10)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 11

C. Pembatasan Masalah... 12

D. Perumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS... 17

A. Kajian Teoritis ... 17

1. Hakikat Hasil Belajar Pemahaman Bacaan Bahasa Inggris... 17

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif... 28

a. Model Pembelajaran Koooperatif dengan Pendekatan STAD (Student Team Achievement Division)... 34

b. Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) 38 3. Kemampuan Awal... 41

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 45

C. Kerangka Berpikir... 47

D. Pengajuan Hipotesis... 55

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 59

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 59

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 59

C. Metode dan Desain Penelitian ... 60

D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 62

E. Pengontrolan Perlakuan ... 65

F. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian... 67

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 69

H. Teknik Analisis Data ... 75

BAB IV. HASIL PENELITIAN... 79

A. Deskripsi Data Penelitian... 79

(11)

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 94

D. Temuan Penelitian ... 98

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 104

F. Keterbatasan Penelitian... 112

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 118

A. Simpulan... 118

B. Implikasi ... 119

C. Saran ... 120

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Rata-Rata Bahasa Inggris Siswa SMA Negeri 16 Medan.... 5

2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif... 33

2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 37

2.3 Sintaks Pembelajaran CIRC... 39

3.1 Jumlah Siswa Kelas XII SMA Negeri 16 Medan ... 59

3.2 Rancangan Experimental Faktorial 2 × 2... 61

3.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 70

3.4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Awal ... 70

4.1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ... 79

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 81

4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris Siswa Berkemampuan Awal Tinggi... 82

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris Siswa Berkemampuan Awal Rendah ... 84

4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris dengan Kemampuan Awal Tinggi pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC... 85

4.6 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris dengan Kemampuan Awal Rendah pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC... 87

4.7 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris dengan Kemampuan Awal Tinggi pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 88

4.8 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris dengan Kemampuan Awal Rendah pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 90

4.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Normalitas Data ... 91

4.10 Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif... 94

4.11 Ringkasan Analisis Varians Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris ... 94

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe CIRC... 80 4.2 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa

Inggris pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD... 82 4.3 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa

Inggris Siswa Berkemampuan Awal Tinggi... 83 4.4 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa

Inggris Siswa Berkemampuan Awal Rendah ... 84 4.5 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa

Inggris dengan Kemampuan Awal Tinggi pada Kelas Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC... 86 4.6 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa

Inggris dengan Kemampuan Awal Rendah pada Kelas Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC... 88 4.7 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa

Inggris dengan Kemampuan Awal Tinggi pada Kelas Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 89 4.8 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa

Inggris dengan Kemampuan Awal Rendah pada Kelas Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 91 4.9 Garis Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan

Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar Pemahaman

[image:13.595.111.513.133.545.2]
(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran... 126

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 128

3. Instrumen Tes Kemampuan Awal ... 148

4. Instrumen Tes Hasil Belajar ... 160

5. Sebaran Uji Coba Tes Kemampuan Awal... 172

6. Penghitungan Validitas Butir Tes Kemampuan Awal... 173

7. Penghitungan Reliabilitas Tes Kemampuan Awal ... 175

8. Pengelompokan Data Uji Coba Tes Kemampuan Awal ... 176

9. Penghitungan Taraf Kesukaran Butir Tes Kemampuan Awal . 177 10. Penghitungan Daya Pembeda Butir Tes Kemampuan Awal.... 179

11. Sebaran Data Uji Coba Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 181

12. Penghitungan Validitas Butir Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 182

13. Penghitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 184

14. Pengelompokan Data Uji Coba Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 185

15. Penghitungan Taraf Kesukaran Butir Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 186

16. Penghitungan Daya Pembeda Butir Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 188

17. Sebaran Data Kemampuan Awal dan Tes Hasil Belajar Siswa 190 18. Data Pokok Penelitian ... 192

19. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 193

20. Uji Normalitas Variabel Penelitian... 207

21. Uji Homogenitas Varians Data... 218

22. Penghitungan ANAVA... 221

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan kebijakan terhadap sistem pendidikan Indonesia bertujuan

untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam

Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang mencantumkan bahwa

Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efiensi manajemen

pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan

kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan

pendidikan secara terencana, terarah, dan kesinambungan.

Pendidikan merupakan wahana untuk membangun dan meningkatkan

martabat bangsa. Pendidikan yang baik akan menciptakan manusia yang

cerdas, masyarakat yang berkualitas dan bangsa yang unggul dengan beragam

keahlian. Dengan keunggulan itu dapat mengantarkan bangsa ke dalam

kehidupan bermartabat yang memiliki ciri antara lain maju, makmur dan

sejahtera. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

(16)

2

maupun pendidikan secara umum. Tujuan penting dari pendidikan adalah

mengembangkan mental yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Untuk

mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana sumber daya manusia. Maka

perlu dikembangkan iklim belajar mengajar yang konstruktif dan model

pembelajaran yang dilandasi dengan pemahaman tentang ilmu pengetahuan

dan teknologi serta implikasinya dalam pemahaman tentang ilmu pengetahuan

dan teknologi serta implikasinya dalam kegiatan belajar mengajar bagi para

pengajar di sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang

standar isi untuk satuan pendidikan dasar, menengah, dan atas terdapat empat

tingkat literasi sehubungan dengan standar kompetensi yang harus dimiliki

siswa, antara lain: perfomatif (siswa mampu membaca, menulis, dan berbicara

dengan simbol-simbol yang digunakan), fungsional (siswa mampu

menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari seperti

membaca bagian buku yang diminati), informasional (siswa diharapkan dapat

mengakses pengetahuan dengan bahasanya), epistemik (siswa diharapkan dapat

mentransformasi pengetahuan dalam bahasa tertentu). Pembelajaran Bahasa

Inggris di sekolah tingkat menengah bertujuan untuk mencapai tingkat

fungsional, dimana siswa mampu membaca, menulis, berbicara, dan

menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pembelajaran yang

mengembangkan keterampilan komunikasi baik secara lisan maupun tulisan

(17)

3

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Tujuan pengajaran

bahasa asing pada umumnya membuat siswa memiliki kemampuan

berkomunikasi dengan penutur asli dan bahasa target atau setidaknya dapat

berkomunikasi secara lisan dengan sesama siswa.

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional digunakan sebagai alat

komunikasi secara internasional seperti seminar, kongres, dan perdagangan

dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari barat juga

disampaikan dengan Bahasa Inggris. Bahkan, Bahasa Inggris-lah satu-satunya

bahasa asing yang masuk dalam ujian nasional. Ujian Nasional Bahasa Inggris

terdiri dari 50 butir soal pilihan berganda yang dihadapi oleh siswa khususnya

sekolah menengah atas terdiri dari materi pembelajaran yang digunakan untuk

menguji keterampilan membaca meliputi teks tulis fungsional pendek seperti

pesan pendek, pengumuman, kartu ucapan, label, iklan, brosur, surat pribadi,

dan teks sederhana yang berdasarkan pada jenis teks berbentuk descriptive,

procedure, report, narrative, new item, recount, spoof, analytical exposition,

hortatory exposition, review, discussion, dan explanation, dalam konteks

kehidupan sehari-hari. Setiap bagian soal-soal dari Ujian Nasional Bahasa

Inggris tersebut kebanyakan berisikan teks bacaan yang membutuhkan

komunikasi baik dalam memahami gagasan utama (judul, tema, dan pokok

pikiran) yang terkandung pada teks bacaan atau memahami pesan yang ingin

disampaikan oleh penulis kepada siswa. Dengan kata lain Bahasa Inggris

(18)

4

Dalam Kurikulum 2013, standar kompetensi mata pelajaran Bahasa

Inggris di tingkat sekolah menengah atas mencakup pada empat komponen

yaitu listening(mendengarkan), speaking (berbicara), reading(membaca), dan

writing (menulis). Di antara komponen ini, reading (membaca) diarahkan

untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan dan memiliki implikasi yang

paling kompeten dalam membentuk siswa menjadi manusia yang berilmu

pengetahuan dan menguasai teknologi.

Membaca pada hakikatnya melibatkan tiga komponen dasar dari proses

membaca yaitu:recording,decoding, danmeaning.Recordingmerujuk kepada

kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyian

sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan, dan proses decoding merujuk

pada proses penerjemah atau penyandian rangkaian grafis kedalam kata-kata.

Sedangkan proses meaning (memahami makna) merujuk pada pemahaman

interpretatif, kreatif, dan evaluatif.

Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, namun

dalam kenyataannya mutu pendidikan masih tetap rendah. Rendahnya mutu

pendidikan ini tercermin pada keterampilan berkomunikasi siswa yang salah

satu tolak ukurnya adalah hasil nilai rata-rata ujian mata pelajaran Bahasa

Inggris yang belum mencapai standar nilai kriteria ketuntasan minimal 70 yang

diinginkan. Dari nilai ini dapat diperlihatkan bahwa perolehan hasil belajar

Bahasa Inggris cenderung kurang memuaskan. Hal ini menyebabkan berbagai

(19)

5

Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata Bahasa Inggris siswa SMA Negeri 16

[image:19.595.108.516.182.464.2]

Medan kelas XII dalam tiga terakhir pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Bahasa Inggris Siswa SMA Negeri 16 Medan

No Tahun Ajaran Rata-Rata Hasil Belajar

1 2011/2012 6,53

2 2012/2013 6,65

3 2013/2014 6,60

Sumber: Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA Negeri 16 Medan

Data empirik hasil belajar Bahasa Inggris siswa SMA Negeri 16 Medan

masih tergolong cukup, namun hakikat belajar bukan hanya berorientasi pada

hasil, tetapi juga diperhatikan bagaimana proses pembelajaran tersebut

berlangsung, apakah proses pembelajaran tersebut benar-benar menghargai dan

menggali siswa, atau apakah hanya semata-mata mengajar target angka untuk

kelulusan siswa.

Hasil belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Negeri 16 Medan belum

optimal dikarenakan kemampuan membaca siswa belum baik. Dari observasi

awal yang peneliti lakukan dengan bantuan guru bidang studi, terlihat siswa

belum mampu mengartikan apa yang harus dijawabnya pada soal yang

diberikan. Selain itu dalam pembelajaran bacaan Bahasa Inggris, siswa terlihat

mencoba memahami sendirian makna bacaan Bahasa Inggris. Tidak ada bentuk

kerjasama yang terjadi di antara siswa. Kondisi ini menyebabkan rata-rata

kemampuan siswa membaca wacana berbahasa Inggris masih belum baik

(20)

6

dipahaminya cara baca yang tepat. Banyak siswa yang membaca kurang tepat

dan tidak memahami arti kata dari bacaan yang dibacanya tersebut.

Hasil observasi awal ini mengindikasikan bahwa kemampuan membaca

siswa belum baik dan harus ditingkatkan untuk mendukung hasil belajar

Bahasa Inggris. Selain itu dalam pembelajaran di kelas, para siswa terlihat

masih belajar sendiri-sendiri, tidak saling mendukung (bekerja sama)

memahami cara membaca bacaan Bahasa Inggris. Kondisi ini menunjukkan

selain hasil belajar bahasa Inggris yang belum baik, interaksi antar siswa di

kelas juga belum berjalan baik.

Rahim (2005:2) menyatakan membaca merupakan gabungan proses

perseptual dan kognitif. Sedangkan Djiwandono (2006:63) mengungkapkan

bahwa untuk mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan memahami bahan

bacaan dapat tercermin pada pemahaman terhadap isi bacaan, baik yang secara

jelas tersurat di dalamnya, maupun yang hanya terungkap secara tersamar dan

tidak tersirat atau bahkan sekedar merupakan implikasi dari isi bacaan.

Hal ini mendasari munculnya kebutuhan untuk memberikan penekanan

yang lebih kuat pada pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa

untuk melatih kemampuan berpikir, mengemukakan pendapat, menghargai

pendapat teman dan menggali potensi yang ada pada dirinya, sehingga siswa

mampu menempatkan dirinya baik sebagai objek maupun sebagai subjek

dalam kegiatan pembelajaran yang tentunya akan berdampak pada

meningkatnya kemampuan peserta dalam memahami dan mendalami materi

(21)

7

Menurut Muchith (2007:13) menyatakan tidak semua guru memiliki

kemampuan dalam hal menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Guru

juga tidak semuanya memiliki kemampuan dalam melakukan model

pembelajaran, guru hanya menitikberatkan pada materi pelajaran dan kurang

memperhatikan masalah siswa, apakah siswa memahami materi atau tidak

kurang mendapat perhatian dari guru. Pada kenyataannya yang terjadi di

lapangan selama ini berdasarkan hasil observasi penulis terhadap guru Bahasa

Inggris SMA Negeri 16 Medan. Para guru terlalu banyak memberikan arahan

bacaan dan mengabaikan salah satu langkah penting dalam pengajaran bahasa

yaitu menarik perhatian siswa dengan cara memaparkan manfaat informasi

yang terdapat di dalam materi teks yang dibacanya sehingga informasi tersebut

dapat lebih bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Siswa menjadi pasif dan

tidak memiliki rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya mengenai

apa yang mereka ketahui.

Langkah-langkah guru selama ini dalam menyajikan setiap materi

membaca tetap sama yaitu hanya mengupayakan agar siswa mampu mencapai

tujuan membaca teks, memahami teks, dan menjawab pertanyaan berdasarkan

teks dari berbagai jenis teks. Proses pemahaman membaca berlangsung

monoton dengan kegiatan menterjemahkan kata-kata sulit berdasarkan kamus

atau informasi guru. Keharusan siswa memahami teks yang terdapat di dalam

buku teks membuat siswa merasa jenuh.

(22)

8

kurangnya pengusaan guru terhadap model pembelajaran yang ada, padahal

penguasaan guru terhadap model pembelajaran sangat diperlukan untuk

meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya, guru

cenderung mengabaikan penggunan model yang variatif, tetapi hanya terpaku

pada satu model pembelajaran saja. Hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap

hasil belajar dan kemampuan siswa mengikuti proses pembelajaran.

Kesulitan siswa dalam membaca teks, memahami teks, dan menjawab

pertanyaan berdasarkan teks sangat erat kaitannya dengan kemampuan guru

dalam menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan efektif dalam

menyampaikan informasi dari materi pelajaran membaca. Untuk dapat

mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Inggris dengan cepat dan benar dalam

upaya menyikapi tuntutan pendidikan dan kenyataan yang terjadi di SMA

Negeri 16 Medan, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa untuk belajar. Kreativitas guru sangat dibutuhkan untuk

memilih model yang cocok dengan bahan pelajaran dan kondisi yang sedang

dihadapi. Untuk meningkatkan minat belajar siswa, Nunan (1999:98)

berpendapat dalam pengajaran bahasa dianjurkan untuk mengakomodir model

pembelajaran dalam teks agar dapat meningkatkan kepuasan dan hasil belajar

yang dicapai siswa. Guru mengajar untuk berbagai tujuan, menggunakan

model pembelajaran yang berbeda-beda dan memfokuskan pada kebutuhan

individu, minat, dan cara belajar.

Dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa, dibutuhkan

(23)

9

dalam suatu proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang diduga

dapat memaksimalkan pemahaman membaca siswa dan berorientasi pada siswa

adalah model pembelajaran kooperatif yang merupakan model pembelajarn

yang berorientasi kepada saling ketergantungan positif, tanggung jawab

individual, interaksi personal keahlian kerjasama, dan proses kelompok antara

siswa (Djamarah, 2010:64). Model pembelajaran kooperatif menekan pada

pola kerjasama siswa dalam membantu kelompok kecil dan lebih

menginginkan penghargaan kelompok daripada penghargaan individual.

Kerjasama yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar pemahaman membaca

dapat memberikan berbagai pengalaman belajar yang lebih baik serta menarik

perhatiannya, karena siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara,

inisiatif, menentukan pilihan, dan mengembangkan kebiasaan yang baik.

Model kooperatif yang akan dikembangkan dalam penelitian ini diduga

dapat lebih mengoptimalkan kemampuan siswa untuk bekerja sama dan saling

membantu dalam memahami materi bacaan dan dapat pula menarik minat dan

perhatian siswa melalui peranan guru sebagai motivator yang kreatif dalam

upayanya meningkatkan motivasi siswa. Salah satu caranya dengan

memperjelas tujuan yang ingin dicapai, dengan semakin jelas tujuan

pembelajaran dan pentingnya informai dari materi bacaan, maka motivasi dan

minat siswa akan semakin kuat. Membangkitkan minat siswa akan dapat

ditumbuhkan jika ia dapat mengerti bahwa materi pelajaran itu berguna untuk

(24)

10

Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

model Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC). Student Team Achievement

Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang

yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.

Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk

memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat

kuis mereka tidak boleh saling membantu. Model Pembelajaran Koperatif tipe

STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada

aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang

maksimal.

Penerapan pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) pada pembelajaran Bahasa Inggris memberikan

pengalaman langsung pada siswa tujuannya adalah membina siswa dalam

rangka mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa secara

menyeluruh dan berinteraksi dengan teman dan lingkungannya. Dalam bidang

Bahasa Inggris pembelajaran CIRC menekankan pembelajaran dimana siswa

menemukan sendiri yang dipelajarinya, bukan mengetahui dari guru saja.

Selain faktor model pembelajaran yang dikenal sebagai faktor eksternal,

(25)

11

membaca Bahasa Inggris siswa. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari

diri siswa berupa karakteristik siswa. Karakteristik siswa dapat berupa gaya

belajar, kemandirian, kemampuan awal, minat, motivasi dan sebagainya. Salah

satu karakteristik yang dikaji dalam penelitian ini adalah kemampuan awal.

Kemampuan awal merupakan kemampuan yang dipandang sebagai

masukan (input) yang harus dimiliki siswa sebelum mendapatkan kemampuan

dan pengetahuan baru yang lebih tinggi. Seorang siswa akan lebih mudah

mamahami dan mempelajari materi pelajaran baru, apa bila proses belajar

mengajar didasarkan pada meteri yang telah diketahui sebelumnya sehingga

siswa tinggal mengembangkan kemampuan awal yang sudah dimilikinya

menjadi kemampuan baru yang lebih tinggi. Kemampuan awal merupakan

bekal siswa dalam menerima materi pelajaran selanjutnya. Kesiapan dan

kesanggupan dalam mengikuti pelajaran banyak ditentukan oleh kemampuan

awal yang dimiliki oleh siswa sehingga kemampuan awal merupakan

pendukung keberhasilan belajar. Pelajaran bahasa inggris yang diberikan di

sekolah telah disusun secara sistematis sehingga untuk masuk pada pokok

bahasan lain, kemampuan awal siswa pada pokok bahasan sebelumnya akan

dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Dalam kegiatan belajar mengajar,

setiap materi yang disampaikan hendaknya bisa diserap oleh siswa yang

berkemampuan awal yang rendah maupun yang berkemampuan awal tinggi.

Dengan mengetahui kemampuan awal siswa, guru dapat menentukan dan

(26)

12

penguasaan pemahaman membaca teks berbahasa Inggris, kreativitas serta

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, terjadi interaksi antara

sesama siswa dan guru dalam pengembangan daya nalar dan keterampilan

berpikir pada tingkat yang lebih baik.

B. Identifikasi masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yakni: (1) Apakah proses

pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah menengah atas sudah sesuai dengan

hakekat komponen pembelajaran keterampilan pemahaman membaca pada

mata pelajaran Bahasa Inggris? (2) Bagaimanakah cara penyampaian urutan

materi pelajaran Bahasa Inggris yang baik? (3) Apakah model pembelajaran

yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar dalam

pembelajaran pemahaman membaca Bahasa Inggris? (4) Apakah perbedaan

krakteristik belajar siswa yang mengikuti mata pelajaran Bahasa Inggris

mempengaruhi hasil belajar siswa? (5) Bagaimanakah lingkungan belajar

peseta didik dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris?

(6) Model pembelajaran yang bagaimanakah yang sering digunakan pada mata

pelajaran Bahasa Inggris? (7) Model pembelajaran yang bagaimanakah yang

tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas pemahaman membaca pelajaran

Bahasa Inggris? (8) Apakah hasil belajar pemahaman membaca siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran CIRC lebih tinggi dari pada hasil

belajar pemahaman membaca siswa dengan model pembelajaran STAD?

(27)

13

kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang memiliki

kemampuan awal rendah? (10) Sejauhmanakah pengaruh kemampuan awal

siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris? dan (11) Apakah terdapat interaksi

antara model pembelajaran dan kemampuan awal terhadap hasil belajar

pemahaman mebaca Bahasa Inggris?

C. Pembatasan masalah

Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan di atas, serta agar penelitian ini lebih terarah maka penelitian ini

dibatasi pada ruang lingkup:

1. Hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris dibatasi pada ranah

kognitif yaitu: pada tingkat pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan

(C3), dan analisis (C4) menurut klasifikasi Bloom dengan ruang lingkup

pokok bahasan keterampilan membaca pelajaran Bahasa Inggris padareview

texts dan narrative texts di kelas XII IPA SMA Negeri 16 Medan Tahun

Pelajaran 2014/2015.

2. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading dan

Composition(CIRC) danStudent Team Achievement Divisions(STAD).

3. Kemampuan awal siswa dibedakan pada tingkat kemampuan awal tinggi

dan kemampuan awal rendah. Kemampuan awal digunakan sebagai tolak

(28)

14

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah yang telah dikemukakan, maka masalah masalah pokok dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris kelas model

pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) lebih tinggi dibanding kelas model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siswa

kelas XII SMA Negeri 16 Medan?

2. Apakah hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris siswa yang

memiliki kemampuan awal tinggi lebih tinggi dibanding dengan siswa yang

memiliki kemampuan awal rendah pada siswa kelas XII SMA Negeri 16

Medan?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan

kemampuan awal terhadap hasil belajar pemahaman membaca Bahasa

Inggris pada siswa kelas XII SMA Negeri 16 Medan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris kelas model

pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) lebih tinggi dibanding kelas model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siswa

(29)

15

2. Hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki

kemampuan awal rendah pada siswa kelas XII SMA Negeri 16 Medan.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kemampuan

awal terhadap hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris pada siswa

kelas XII SMA Negeri 16 Medan.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan, khususnya pada

pembelajaran Bahasa Inggris yang berkaitan dengan model pembelajaran,

kemampuan awal, dan pemahaman membaca Bahasa Inggris. Selain itu

penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah sumber kepustakaan dan

dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan penunjang penelitian lebih lanjut

pada masa akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Diharapkan dapat dijadikan sebagai:

1) Bahan informasi keefektifan penggunaan model pembelajaran dalam

pemahaman membaca Bahasa Inggris siswa.

(30)

16

b. Bagi Kepala Sekolah

Diharapkan dapat dijadikan sebagai:

1) Bahan pertimbangan dalam melakukan tes kemampuan awal pada

siswa SMA Negeri 16 Medan.

2) Bahan pertimbangan untuk melengkapi model pembelajaran guna

mendukung setiap proses pembelajaran di SMA Negeri 16 Medan.

3) Bahan pertimbangan dalam peningkatan kemampuan guru Bahasa

Inggris dalam menggunakan model pembelajaran sesuai dengan

kemampuan awal siswa.

c. Bagi Dinas Pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai:

1) Bahan pertimbangan untuk pengembangan model-model

pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas.

2) Bahan pertimbangan dalam peningkatan kemampuan mengajar guru

khususnya dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

CIRC dan STAD.

d. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menjadi pembelajaran dalam penulisan penelitian

ilmiah untuk mengembangkan kemampuan mengajar peneliti sebagai

(31)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris kelas model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih tinggi dari hasil belajar

pemahaman membaca bahasa Inggris kelas model pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada siswa SMA Negeri 16 Medan.

2. Hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi lebih tinggi dari hasil belajar pemahaman

membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki kemampuan awal rendah

pada siswa SMA Negeri 16 Medan.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal

terhadap hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris pada siswa

SMA Negeri 16 Medan. Untuk siswa dengan kemampuan awal tinggi

lebih unggul bila diajarkan dengan model pembelajaran STAD, dan

sebaliknya untuk siswa dengan kemampuan awal rendah lebih unggul bila

(32)

121

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni hasil belajar

pemahaman membaca bahasa Inggris kelas model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC lebih tinggi dari hasil belajar pemahaman membaca bahasa

Inggris kelas model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa SMA

Negeri 16 Medan. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam pengembangan

pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis

huruf. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, siswa akan

merasakan bagaimana membaca wacana bahasa Inggris dengan tepat

sebelum membaca/ mengucapkannya. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC harus terus dikembangkan mengingat kesimpulan

penelitian menyatakan bahwa kemampuan membaca bahasa Inggris yang

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih baik

dibanding dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni hasil belajar

pemahaman membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki kemampuan

awal tinggi lebih tinggi dari hasil belajar pemahaman membaca bahasa

Inggris siswa yang memiliki kemampuan awal rendah pada siswa SMA

Negeri 16 Medan. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan

(33)

122

mempengaruhi cara dirinya menerima, menalar, dan mempraktekkan

bagaimana cara menggunakan bahasa Inggris secara aktif dan pasif.

Peningkatan kemampuan awal siswa dapat dilakukan dengan memberikan

motivasi pada siswa dalam bentuk nasihat-nasihat belajar dan sebagainya.

Kemampuan awal siswa dalam belajar harus terus ditingkatkan mengingat

kesimpulan penelitian yang menyatakan bahwa hasil belajar pemahaman

membaca bahasa Inggris pada siswa yang memiliki kemampuan awal

tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat

terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal

terhadap hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris pada siswa

SMA Negeri 16 Medan. Hal ini menggambarkan bahwa ada keterkaitan

antara model pembelajaran yang digunakan guru dengan tingkat

kemampuan awal siswa. Penggunaan model pembelajaran yang dapat

memaksimalkan kemampuan siswa, baik pada siswa yang memiliki

kemampuan awal tinggi maupun rendah akan sangat membantu dalam

pencapaian tujuan belajar. Hal ini harus terus dikembangkan mengingat

kesimpulan penelitian yang menyatakan bahwa ada interaksi antara model

pembelajaran dan kemampuan awal dengan hasil belajar pemahaman

(34)

123

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar pemahaman membaca bahasa

Inggris pada siswa perlu dilakukan upaya dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan

dengan: (a) mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe CIRC dalam pembelajaran bahasa Inggris, (b) pihak

sekolah harus menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dan

(c) melakssiswaan pelatihan penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe CIRC kepada seluruh guru.

2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan awal pada siswa perlu dilakukan

upaya sebagai berikut: (a) melakukan tes kemampuan awal siswa sebelum

melakukan pembelajaran bahasa Inggris, untuk mengetahui posisi awal

pembelajaran dilakukan, dan (b) sekolah memfasilitasi les tambahan untuk

melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris secara aktif dan pasif

di sekolah.

3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan hasil

belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa ditinjau dari

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Association for Educational Communication and Technology. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: PAU-UT dan Rajawali Bloom, B.S. 1982. Taxsonomy of Education Objectives. The Classification of

Educational Goal. Hanbook I. Cognotive Domain.New York: Longman, Inc.

Briggs, M., S.F. Smith, R. Subasinghe dan M. Philips. 2004. Introductions and Movement of Penaeus vannamei and Penaeus stylirostris in Asia and the Pacific. RAP Publication.

Buzan, T. 2002. Sepuluh Cara Jadi Orang Jenius Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Chaer, A. 2007.Lingistik Umum.Jakarta: Rineka Cipta

Davies, I.K. 1999. Pengolahan Belajar. terjemahan Sudiarjo, dkk. Jakarta: Rajawali Press

Dick, W dan Carey, L. 2005. The Sytematic Design of Intruction 6t. Florida:

Harper

Djamarah, S. B dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djiwandono, S.E.W. 2006.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia

Gagne, R.M. 1989. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Terjemahan. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud

Harjanto, B. 2006.Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Huda, M. 2013. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model. Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ibrahim, M. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press

Jannah, L.M. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

(36)

125

Lie, A. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia

Muchith, S. 2007.Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL

Noornia. 1997. “Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Motode STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Pengajaran Persen di Kelas VI SD Islam Al ma’arif 02 Singosari Malang”. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: Pasca Sarjana Program Studa Pendidikan IKIP Malang

Nunan, D. 1999. The Learned-Centred Curriculum. Cambridge: Cambridge University Press

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: UM Press

Pardiyono. 2007.Pasti Bisa Teaching Genre Based of Writing. Yogyakarta: Andi Offset

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar, Menengah, dan Atas

Praptiwi dan Jeffry H. 2012.“Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI dan STAD Ditinjau Dari Kemampuan Awal”. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika IKIP PGRI Madiun. Vol. 3 No. 1 April 2012. Hal. 41-50

Prawiradilaga, D.S. 2009. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group

Puspitasari, W.F. 2012.“Pengaruh Metode Permainan Sains Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Pengaruh Matahari Pada Siswa Kelas II SD N Keputran A Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta

Rahim, F. 2005.Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Rusman. 2010.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:

RajaGrafindo Persada

Sampurno. 2007.Knowladge Based Economy. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Semiawan, C. 2008. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia

(37)

126

Sudjana, N. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suparman, A.M. 2001.Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga

Supardi. 2012. “Intensitas Penilaian Formatif Dalam Pembelajaran Kalkulus Dengan Mengendalikan Kemampuan Awal Mahasiswa”.Jurnal Formatif 1(1): 1-16, Kopertis Wilayah 3

Suriasumantri, J.S. 2005. Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Popular. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Syah, M. 2006.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ. 2007.Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana

Uno, H.B. 2009.Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

GambarHalaman
Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Bahasa Inggris Siswa SMA Negeri 16 Medan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

reflected by Michael Corleone, the main characters in Mario Puzo’s movie1. version entitled

Simpulan hasil penelitian ini adalah permainan outbound dalam bimbingan kelompok tidak efektif untuk meningkatkan kerjasama kelompok peserta didik kelas III di

Profil gastritis pada mukosa dan submukosa lambung non-kelenjar kelompok perlakuan membuktikan bahwa sukralfat dosis 200 mg kurang efektif menghambat gastritis yang diinduksi

Jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel memiliki keunggulan dalam hal daya adaptasi tanaman, produksi minyak yang cukup tinggi dalam 1 Ha lahan, termasuk

Berdasarkan hasil yang dikemukakan diatas, penulis memberikan beberapa masukan yaitu : Batik Kresno Pada PT Dewi Samudra Kusuma hendaknya memperluas jangkauan pasarnya diluar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hak dan kewajiban pihak franchisor dan franchisee dalam perjanjian waralaba di Gule Kepala Ikan Mas Agus Cabang Kediri seperti

Value Added Capital Employed merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya berupa capital asset yang jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan kinerja