PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR
PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN
T E S I S
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh : NURUL FITRI NIM. 8126122034
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR
PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN
T E S I S
Disetujui Untuk Melakukan Ujian Mempertahankan Tesis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Oleh NURUL FITRI NIM. 8126122034
Menyetujui, Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd. NIP. 19600705 198601 1 001 NIP. 19441030 197603 1 001
Diketahui:
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
i ABSTRACT
NURUL FITRI. NIM. 8126122034. The Effect of Cooperative Learning Models and Initial Ability Toward English Reading Comprehension Achievement ad SMAN 16 Medan. Thesis. Education Technology, Post Graduate of Medan State University.
This study aims to determine: (1) The result of students learning English reading comprehension are taught by cooperative learning model CIRC higher than the students result of learning English reading comprehension are taught by cooperative learning model STAD; (2) Results of learning English reading comprehension to have high initial ability is better than students have lower initial ability and (3)The interaction between cooperative learning models and initial ability in affecting the students English reading comprehension instructional result.
The population in this study were all students class XII at SMAN 16 Medan, consist of 6 classes. The sample in this study were randomly assigned using cluster sampling method, by taking two classes with the number of each class of 40 children. The research method using quasi-experimental research. The instrument used in this study is a test result of English reading comprehension and reading comprehension, tests and initial ability. Analysis of the data used is the ANOVA factorial 2 × 2.
Based on the results obtained: (1) there are differences in students’ learning achievement of ‘English reading comprehension class cooperative learning model CIRC with students’ learning achievement of English reading comprehension class cooperative learning model type STAD with Fcount > Ftable (8,666 > 3,96); (2) there are differences in students’ learning achievement of English reading comprehension who have high initial ability with students’ learning achievement of English reading comprehension who have lower initial ability with the Fcount > Ftable (81,373 > 3,96); and (3) there is an interaction between the cooperative learning models and ability initial in learning achievement of English reading comprehension Fcount> Ftable(4,110 > 3,96).
ABSTRAK
NURUL FITRI. NIM. 8126122034. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris di SMA Negeri 16 Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih tinggi daripada hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) Hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi lebih baik daripada hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah; dan (3) Interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kemampuan awal terhadap hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII di SMA Negeri 16 Medan yang berjumlah 6 kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak dengan teknik cluster sampling, dengan mengambil 2 kelas dengan jumlah tiap kelas 40 anak. Metode penelitian menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris dan tes kemampuan awal. Analisis data yang digunakan adalah ANAVA Faktorial 2 × 2.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa kelas model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa kelas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Fhitung > Ftabel (8,666 > 3,96); (2) terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dengan Fhitung > Ftabel (81,373 > 3,96); dan (3) ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal terhadap hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris dengan Fhitung> Ftabel(4,110 > 3,96).
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmad dan anugerah yang telah dikaruniakan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris di SMA Negeri 16 Medan” dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat selesai karena didukung oleh banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr Syawal Gultom, M.Pd 2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. H.
Abdul Muin Sibuea, M.Pd.
3. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., sekaligus Dosen Pembimbing I yang dengan tulus dan sabar membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4. Dosen Pembimbing II Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Badiran, M.Pd., dengan tulus dan sabar membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
5. Narasumber, Bapak Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd., dan Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd., yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini. 6. Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Bapak Dr.R. Mursid, M.Pd. 7. Validator, Ibu Dr. Anni Holila, M.Hum., yang telah membantu penulis dalam
memvalidasi instrumen yang digunakan dalam tesis ini.
8. Bapak/Ibu dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascaserjana Universitas Negeri Medan.
10. Ibu Dra. Debora Simbolon dan Bapak Suyono, S.Ag.
11. Mohon ampun dan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Alm. Drs. H. M. Zain Azhari, M.Pd., dan Ibunda terkasih Almh. Hj. Dra. Nurlela Harahap yang tetap menjadi pemberi inspirasi dan motivator dalam hidup penulis. 12. Teristimewa penulis sampaikan kepada suami tercinta Drs. Abdul Khalik,
S.H, anak-anak tersayang Abdussubhi Afif, Muhammad Nailizzafir, Nururraihan Azzahrah dan Najwa Sawaya yang dengan sabar san setia tetap memberikan doa, semangat dan dukungan kepada penulis dalam menempuh studi dan penyelesaian tesis ini.
13. Adinda tercinta dr. Nurfadly Zain, M.Kt, M. Faidzal Zain,S.P, Nurfuadi Zain, M.Pd dan M. Bakhtiar Zain S.T yang telah memberikan semangat dan dukungan sepenuh hati kepada penulis.
14. Semua teman angkatan XXII Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNIMED khususnya B1, semoga Allah SWT memberkati rahmat-Nya kepada kita semua.
Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari kata sempurna, sehingga mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan dalam memperkaya khasanah pendidikan bagi semua pihak, khusunya bagi para tenaga pendidik.
Medan, Juli 2015 Penulis,
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 11
C. Pembatasan Masalah... 12
D. Perumusan Masalah ... 13
E. Tujuan Penelitian ... 14
F. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS... 17
A. Kajian Teoritis ... 17
1. Hakikat Hasil Belajar Pemahaman Bacaan Bahasa Inggris... 17
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif... 28
a. Model Pembelajaran Koooperatif dengan Pendekatan STAD (Student Team Achievement Division)... 34
b. Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) 38 3. Kemampuan Awal... 41
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 45
C. Kerangka Berpikir... 47
D. Pengajuan Hipotesis... 55
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 59
A. Tempat dan Waktu Penelitian... 59
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 59
C. Metode dan Desain Penelitian ... 60
D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 62
E. Pengontrolan Perlakuan ... 65
F. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian... 67
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 69
H. Teknik Analisis Data ... 75
BAB IV. HASIL PENELITIAN... 79
A. Deskripsi Data Penelitian... 79
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 94
D. Temuan Penelitian ... 98
E. Pembahasan Hasil Penelitian... 104
F. Keterbatasan Penelitian... 112
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 118
A. Simpulan... 118
B. Implikasi ... 119
C. Saran ... 120
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Nilai Rata-Rata Bahasa Inggris Siswa SMA Negeri 16 Medan.... 5
2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif... 33
2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 37
2.3 Sintaks Pembelajaran CIRC... 39
3.1 Jumlah Siswa Kelas XII SMA Negeri 16 Medan ... 59
3.2 Rancangan Experimental Faktorial 2 × 2... 61
3.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 70
3.4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Awal ... 70
4.1 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ... 79
4.2 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 81
4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris Siswa Berkemampuan Awal Tinggi... 82
4.4 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris Siswa Berkemampuan Awal Rendah ... 84
4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris dengan Kemampuan Awal Tinggi pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC... 85
4.6 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris dengan Kemampuan Awal Rendah pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC... 87
4.7 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris dengan Kemampuan Awal Tinggi pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 88
4.8 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris dengan Kemampuan Awal Rendah pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 90
4.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Normalitas Data ... 91
4.10 Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif... 94
4.11 Ringkasan Analisis Varians Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris ... 94
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe CIRC... 80 4.2 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa
Inggris pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD... 82 4.3 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa
Inggris Siswa Berkemampuan Awal Tinggi... 83 4.4 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa
Inggris Siswa Berkemampuan Awal Rendah ... 84 4.5 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa
Inggris dengan Kemampuan Awal Tinggi pada Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC... 86 4.6 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa
Inggris dengan Kemampuan Awal Rendah pada Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC... 88 4.7 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa
Inggris dengan Kemampuan Awal Tinggi pada Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 89 4.8 Histogram Skor Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa
Inggris dengan Kemampuan Awal Rendah pada Kelas Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 91 4.9 Garis Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan
Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar Pemahaman
[image:13.595.111.513.133.545.2]ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran... 126
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 128
3. Instrumen Tes Kemampuan Awal ... 148
4. Instrumen Tes Hasil Belajar ... 160
5. Sebaran Uji Coba Tes Kemampuan Awal... 172
6. Penghitungan Validitas Butir Tes Kemampuan Awal... 173
7. Penghitungan Reliabilitas Tes Kemampuan Awal ... 175
8. Pengelompokan Data Uji Coba Tes Kemampuan Awal ... 176
9. Penghitungan Taraf Kesukaran Butir Tes Kemampuan Awal . 177 10. Penghitungan Daya Pembeda Butir Tes Kemampuan Awal.... 179
11. Sebaran Data Uji Coba Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 181
12. Penghitungan Validitas Butir Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 182
13. Penghitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 184
14. Pengelompokan Data Uji Coba Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 185
15. Penghitungan Taraf Kesukaran Butir Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 186
16. Penghitungan Daya Pembeda Butir Tes Hasil Belajar Pemahaman Membaca Bahasa Inggris... 188
17. Sebaran Data Kemampuan Awal dan Tes Hasil Belajar Siswa 190 18. Data Pokok Penelitian ... 192
19. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 193
20. Uji Normalitas Variabel Penelitian... 207
21. Uji Homogenitas Varians Data... 218
22. Penghitungan ANAVA... 221
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan kebijakan terhadap sistem pendidikan Indonesia bertujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang mencantumkan bahwa
Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan kesinambungan.
Pendidikan merupakan wahana untuk membangun dan meningkatkan
martabat bangsa. Pendidikan yang baik akan menciptakan manusia yang
cerdas, masyarakat yang berkualitas dan bangsa yang unggul dengan beragam
keahlian. Dengan keunggulan itu dapat mengantarkan bangsa ke dalam
kehidupan bermartabat yang memiliki ciri antara lain maju, makmur dan
sejahtera. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
2
maupun pendidikan secara umum. Tujuan penting dari pendidikan adalah
mengembangkan mental yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Untuk
mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana sumber daya manusia. Maka
perlu dikembangkan iklim belajar mengajar yang konstruktif dan model
pembelajaran yang dilandasi dengan pemahaman tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi serta implikasinya dalam pemahaman tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi serta implikasinya dalam kegiatan belajar mengajar bagi para
pengajar di sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang
standar isi untuk satuan pendidikan dasar, menengah, dan atas terdapat empat
tingkat literasi sehubungan dengan standar kompetensi yang harus dimiliki
siswa, antara lain: perfomatif (siswa mampu membaca, menulis, dan berbicara
dengan simbol-simbol yang digunakan), fungsional (siswa mampu
menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari seperti
membaca bagian buku yang diminati), informasional (siswa diharapkan dapat
mengakses pengetahuan dengan bahasanya), epistemik (siswa diharapkan dapat
mentransformasi pengetahuan dalam bahasa tertentu). Pembelajaran Bahasa
Inggris di sekolah tingkat menengah bertujuan untuk mencapai tingkat
fungsional, dimana siswa mampu membaca, menulis, berbicara, dan
menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pembelajaran yang
mengembangkan keterampilan komunikasi baik secara lisan maupun tulisan
3
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Tujuan pengajaran
bahasa asing pada umumnya membuat siswa memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan penutur asli dan bahasa target atau setidaknya dapat
berkomunikasi secara lisan dengan sesama siswa.
Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional digunakan sebagai alat
komunikasi secara internasional seperti seminar, kongres, dan perdagangan
dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari barat juga
disampaikan dengan Bahasa Inggris. Bahkan, Bahasa Inggris-lah satu-satunya
bahasa asing yang masuk dalam ujian nasional. Ujian Nasional Bahasa Inggris
terdiri dari 50 butir soal pilihan berganda yang dihadapi oleh siswa khususnya
sekolah menengah atas terdiri dari materi pembelajaran yang digunakan untuk
menguji keterampilan membaca meliputi teks tulis fungsional pendek seperti
pesan pendek, pengumuman, kartu ucapan, label, iklan, brosur, surat pribadi,
dan teks sederhana yang berdasarkan pada jenis teks berbentuk descriptive,
procedure, report, narrative, new item, recount, spoof, analytical exposition,
hortatory exposition, review, discussion, dan explanation, dalam konteks
kehidupan sehari-hari. Setiap bagian soal-soal dari Ujian Nasional Bahasa
Inggris tersebut kebanyakan berisikan teks bacaan yang membutuhkan
komunikasi baik dalam memahami gagasan utama (judul, tema, dan pokok
pikiran) yang terkandung pada teks bacaan atau memahami pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis kepada siswa. Dengan kata lain Bahasa Inggris
4
Dalam Kurikulum 2013, standar kompetensi mata pelajaran Bahasa
Inggris di tingkat sekolah menengah atas mencakup pada empat komponen
yaitu listening(mendengarkan), speaking (berbicara), reading(membaca), dan
writing (menulis). Di antara komponen ini, reading (membaca) diarahkan
untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan dan memiliki implikasi yang
paling kompeten dalam membentuk siswa menjadi manusia yang berilmu
pengetahuan dan menguasai teknologi.
Membaca pada hakikatnya melibatkan tiga komponen dasar dari proses
membaca yaitu:recording,decoding, danmeaning.Recordingmerujuk kepada
kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyian
sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan, dan proses decoding merujuk
pada proses penerjemah atau penyandian rangkaian grafis kedalam kata-kata.
Sedangkan proses meaning (memahami makna) merujuk pada pemahaman
interpretatif, kreatif, dan evaluatif.
Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, namun
dalam kenyataannya mutu pendidikan masih tetap rendah. Rendahnya mutu
pendidikan ini tercermin pada keterampilan berkomunikasi siswa yang salah
satu tolak ukurnya adalah hasil nilai rata-rata ujian mata pelajaran Bahasa
Inggris yang belum mencapai standar nilai kriteria ketuntasan minimal 70 yang
diinginkan. Dari nilai ini dapat diperlihatkan bahwa perolehan hasil belajar
Bahasa Inggris cenderung kurang memuaskan. Hal ini menyebabkan berbagai
5
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata Bahasa Inggris siswa SMA Negeri 16
[image:19.595.108.516.182.464.2]Medan kelas XII dalam tiga terakhir pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Bahasa Inggris Siswa SMA Negeri 16 Medan
No Tahun Ajaran Rata-Rata Hasil Belajar
1 2011/2012 6,53
2 2012/2013 6,65
3 2013/2014 6,60
Sumber: Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMA Negeri 16 Medan
Data empirik hasil belajar Bahasa Inggris siswa SMA Negeri 16 Medan
masih tergolong cukup, namun hakikat belajar bukan hanya berorientasi pada
hasil, tetapi juga diperhatikan bagaimana proses pembelajaran tersebut
berlangsung, apakah proses pembelajaran tersebut benar-benar menghargai dan
menggali siswa, atau apakah hanya semata-mata mengajar target angka untuk
kelulusan siswa.
Hasil belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Negeri 16 Medan belum
optimal dikarenakan kemampuan membaca siswa belum baik. Dari observasi
awal yang peneliti lakukan dengan bantuan guru bidang studi, terlihat siswa
belum mampu mengartikan apa yang harus dijawabnya pada soal yang
diberikan. Selain itu dalam pembelajaran bacaan Bahasa Inggris, siswa terlihat
mencoba memahami sendirian makna bacaan Bahasa Inggris. Tidak ada bentuk
kerjasama yang terjadi di antara siswa. Kondisi ini menyebabkan rata-rata
kemampuan siswa membaca wacana berbahasa Inggris masih belum baik
6
dipahaminya cara baca yang tepat. Banyak siswa yang membaca kurang tepat
dan tidak memahami arti kata dari bacaan yang dibacanya tersebut.
Hasil observasi awal ini mengindikasikan bahwa kemampuan membaca
siswa belum baik dan harus ditingkatkan untuk mendukung hasil belajar
Bahasa Inggris. Selain itu dalam pembelajaran di kelas, para siswa terlihat
masih belajar sendiri-sendiri, tidak saling mendukung (bekerja sama)
memahami cara membaca bacaan Bahasa Inggris. Kondisi ini menunjukkan
selain hasil belajar bahasa Inggris yang belum baik, interaksi antar siswa di
kelas juga belum berjalan baik.
Rahim (2005:2) menyatakan membaca merupakan gabungan proses
perseptual dan kognitif. Sedangkan Djiwandono (2006:63) mengungkapkan
bahwa untuk mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan memahami bahan
bacaan dapat tercermin pada pemahaman terhadap isi bacaan, baik yang secara
jelas tersurat di dalamnya, maupun yang hanya terungkap secara tersamar dan
tidak tersirat atau bahkan sekedar merupakan implikasi dari isi bacaan.
Hal ini mendasari munculnya kebutuhan untuk memberikan penekanan
yang lebih kuat pada pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melatih kemampuan berpikir, mengemukakan pendapat, menghargai
pendapat teman dan menggali potensi yang ada pada dirinya, sehingga siswa
mampu menempatkan dirinya baik sebagai objek maupun sebagai subjek
dalam kegiatan pembelajaran yang tentunya akan berdampak pada
meningkatnya kemampuan peserta dalam memahami dan mendalami materi
7
Menurut Muchith (2007:13) menyatakan tidak semua guru memiliki
kemampuan dalam hal menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Guru
juga tidak semuanya memiliki kemampuan dalam melakukan model
pembelajaran, guru hanya menitikberatkan pada materi pelajaran dan kurang
memperhatikan masalah siswa, apakah siswa memahami materi atau tidak
kurang mendapat perhatian dari guru. Pada kenyataannya yang terjadi di
lapangan selama ini berdasarkan hasil observasi penulis terhadap guru Bahasa
Inggris SMA Negeri 16 Medan. Para guru terlalu banyak memberikan arahan
bacaan dan mengabaikan salah satu langkah penting dalam pengajaran bahasa
yaitu menarik perhatian siswa dengan cara memaparkan manfaat informasi
yang terdapat di dalam materi teks yang dibacanya sehingga informasi tersebut
dapat lebih bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Siswa menjadi pasif dan
tidak memiliki rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya mengenai
apa yang mereka ketahui.
Langkah-langkah guru selama ini dalam menyajikan setiap materi
membaca tetap sama yaitu hanya mengupayakan agar siswa mampu mencapai
tujuan membaca teks, memahami teks, dan menjawab pertanyaan berdasarkan
teks dari berbagai jenis teks. Proses pemahaman membaca berlangsung
monoton dengan kegiatan menterjemahkan kata-kata sulit berdasarkan kamus
atau informasi guru. Keharusan siswa memahami teks yang terdapat di dalam
buku teks membuat siswa merasa jenuh.
8
kurangnya pengusaan guru terhadap model pembelajaran yang ada, padahal
penguasaan guru terhadap model pembelajaran sangat diperlukan untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya, guru
cenderung mengabaikan penggunan model yang variatif, tetapi hanya terpaku
pada satu model pembelajaran saja. Hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap
hasil belajar dan kemampuan siswa mengikuti proses pembelajaran.
Kesulitan siswa dalam membaca teks, memahami teks, dan menjawab
pertanyaan berdasarkan teks sangat erat kaitannya dengan kemampuan guru
dalam menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan efektif dalam
menyampaikan informasi dari materi pelajaran membaca. Untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Inggris dengan cepat dan benar dalam
upaya menyikapi tuntutan pendidikan dan kenyataan yang terjadi di SMA
Negeri 16 Medan, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa untuk belajar. Kreativitas guru sangat dibutuhkan untuk
memilih model yang cocok dengan bahan pelajaran dan kondisi yang sedang
dihadapi. Untuk meningkatkan minat belajar siswa, Nunan (1999:98)
berpendapat dalam pengajaran bahasa dianjurkan untuk mengakomodir model
pembelajaran dalam teks agar dapat meningkatkan kepuasan dan hasil belajar
yang dicapai siswa. Guru mengajar untuk berbagai tujuan, menggunakan
model pembelajaran yang berbeda-beda dan memfokuskan pada kebutuhan
individu, minat, dan cara belajar.
Dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa, dibutuhkan
9
dalam suatu proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang diduga
dapat memaksimalkan pemahaman membaca siswa dan berorientasi pada siswa
adalah model pembelajaran kooperatif yang merupakan model pembelajarn
yang berorientasi kepada saling ketergantungan positif, tanggung jawab
individual, interaksi personal keahlian kerjasama, dan proses kelompok antara
siswa (Djamarah, 2010:64). Model pembelajaran kooperatif menekan pada
pola kerjasama siswa dalam membantu kelompok kecil dan lebih
menginginkan penghargaan kelompok daripada penghargaan individual.
Kerjasama yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar pemahaman membaca
dapat memberikan berbagai pengalaman belajar yang lebih baik serta menarik
perhatiannya, karena siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara,
inisiatif, menentukan pilihan, dan mengembangkan kebiasaan yang baik.
Model kooperatif yang akan dikembangkan dalam penelitian ini diduga
dapat lebih mengoptimalkan kemampuan siswa untuk bekerja sama dan saling
membantu dalam memahami materi bacaan dan dapat pula menarik minat dan
perhatian siswa melalui peranan guru sebagai motivator yang kreatif dalam
upayanya meningkatkan motivasi siswa. Salah satu caranya dengan
memperjelas tujuan yang ingin dicapai, dengan semakin jelas tujuan
pembelajaran dan pentingnya informai dari materi bacaan, maka motivasi dan
minat siswa akan semakin kuat. Membangkitkan minat siswa akan dapat
ditumbuhkan jika ia dapat mengerti bahwa materi pelajaran itu berguna untuk
10
Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
model Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC). Student Team Achievement
Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang
yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.
Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat
kuis mereka tidak boleh saling membantu. Model Pembelajaran Koperatif tipe
STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada
aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal.
Penerapan pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) pada pembelajaran Bahasa Inggris memberikan
pengalaman langsung pada siswa tujuannya adalah membina siswa dalam
rangka mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa secara
menyeluruh dan berinteraksi dengan teman dan lingkungannya. Dalam bidang
Bahasa Inggris pembelajaran CIRC menekankan pembelajaran dimana siswa
menemukan sendiri yang dipelajarinya, bukan mengetahui dari guru saja.
Selain faktor model pembelajaran yang dikenal sebagai faktor eksternal,
11
membaca Bahasa Inggris siswa. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari
diri siswa berupa karakteristik siswa. Karakteristik siswa dapat berupa gaya
belajar, kemandirian, kemampuan awal, minat, motivasi dan sebagainya. Salah
satu karakteristik yang dikaji dalam penelitian ini adalah kemampuan awal.
Kemampuan awal merupakan kemampuan yang dipandang sebagai
masukan (input) yang harus dimiliki siswa sebelum mendapatkan kemampuan
dan pengetahuan baru yang lebih tinggi. Seorang siswa akan lebih mudah
mamahami dan mempelajari materi pelajaran baru, apa bila proses belajar
mengajar didasarkan pada meteri yang telah diketahui sebelumnya sehingga
siswa tinggal mengembangkan kemampuan awal yang sudah dimilikinya
menjadi kemampuan baru yang lebih tinggi. Kemampuan awal merupakan
bekal siswa dalam menerima materi pelajaran selanjutnya. Kesiapan dan
kesanggupan dalam mengikuti pelajaran banyak ditentukan oleh kemampuan
awal yang dimiliki oleh siswa sehingga kemampuan awal merupakan
pendukung keberhasilan belajar. Pelajaran bahasa inggris yang diberikan di
sekolah telah disusun secara sistematis sehingga untuk masuk pada pokok
bahasan lain, kemampuan awal siswa pada pokok bahasan sebelumnya akan
dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
setiap materi yang disampaikan hendaknya bisa diserap oleh siswa yang
berkemampuan awal yang rendah maupun yang berkemampuan awal tinggi.
Dengan mengetahui kemampuan awal siswa, guru dapat menentukan dan
12
penguasaan pemahaman membaca teks berbahasa Inggris, kreativitas serta
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, terjadi interaksi antara
sesama siswa dan guru dalam pengembangan daya nalar dan keterampilan
berpikir pada tingkat yang lebih baik.
B. Identifikasi masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yakni: (1) Apakah proses
pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah menengah atas sudah sesuai dengan
hakekat komponen pembelajaran keterampilan pemahaman membaca pada
mata pelajaran Bahasa Inggris? (2) Bagaimanakah cara penyampaian urutan
materi pelajaran Bahasa Inggris yang baik? (3) Apakah model pembelajaran
yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar dalam
pembelajaran pemahaman membaca Bahasa Inggris? (4) Apakah perbedaan
krakteristik belajar siswa yang mengikuti mata pelajaran Bahasa Inggris
mempengaruhi hasil belajar siswa? (5) Bagaimanakah lingkungan belajar
peseta didik dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris?
(6) Model pembelajaran yang bagaimanakah yang sering digunakan pada mata
pelajaran Bahasa Inggris? (7) Model pembelajaran yang bagaimanakah yang
tepat digunakan untuk meningkatkan kualitas pemahaman membaca pelajaran
Bahasa Inggris? (8) Apakah hasil belajar pemahaman membaca siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran CIRC lebih tinggi dari pada hasil
belajar pemahaman membaca siswa dengan model pembelajaran STAD?
13
kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah? (10) Sejauhmanakah pengaruh kemampuan awal
siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris? dan (11) Apakah terdapat interaksi
antara model pembelajaran dan kemampuan awal terhadap hasil belajar
pemahaman mebaca Bahasa Inggris?
C. Pembatasan masalah
Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas, serta agar penelitian ini lebih terarah maka penelitian ini
dibatasi pada ruang lingkup:
1. Hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris dibatasi pada ranah
kognitif yaitu: pada tingkat pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan
(C3), dan analisis (C4) menurut klasifikasi Bloom dengan ruang lingkup
pokok bahasan keterampilan membaca pelajaran Bahasa Inggris padareview
texts dan narrative texts di kelas XII IPA SMA Negeri 16 Medan Tahun
Pelajaran 2014/2015.
2. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading dan
Composition(CIRC) danStudent Team Achievement Divisions(STAD).
3. Kemampuan awal siswa dibedakan pada tingkat kemampuan awal tinggi
dan kemampuan awal rendah. Kemampuan awal digunakan sebagai tolak
14
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah yang telah dikemukakan, maka masalah masalah pokok dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris kelas model
pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) lebih tinggi dibanding kelas model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siswa
kelas XII SMA Negeri 16 Medan?
2. Apakah hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris siswa yang
memiliki kemampuan awal tinggi lebih tinggi dibanding dengan siswa yang
memiliki kemampuan awal rendah pada siswa kelas XII SMA Negeri 16
Medan?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan
kemampuan awal terhadap hasil belajar pemahaman membaca Bahasa
Inggris pada siswa kelas XII SMA Negeri 16 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris kelas model
pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) lebih tinggi dibanding kelas model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siswa
15
2. Hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah pada siswa kelas XII SMA Negeri 16 Medan.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kemampuan
awal terhadap hasil belajar pemahaman membaca Bahasa Inggris pada siswa
kelas XII SMA Negeri 16 Medan.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan, khususnya pada
pembelajaran Bahasa Inggris yang berkaitan dengan model pembelajaran,
kemampuan awal, dan pemahaman membaca Bahasa Inggris. Selain itu
penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah sumber kepustakaan dan
dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan penunjang penelitian lebih lanjut
pada masa akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Diharapkan dapat dijadikan sebagai:
1) Bahan informasi keefektifan penggunaan model pembelajaran dalam
pemahaman membaca Bahasa Inggris siswa.
16
b. Bagi Kepala Sekolah
Diharapkan dapat dijadikan sebagai:
1) Bahan pertimbangan dalam melakukan tes kemampuan awal pada
siswa SMA Negeri 16 Medan.
2) Bahan pertimbangan untuk melengkapi model pembelajaran guna
mendukung setiap proses pembelajaran di SMA Negeri 16 Medan.
3) Bahan pertimbangan dalam peningkatan kemampuan guru Bahasa
Inggris dalam menggunakan model pembelajaran sesuai dengan
kemampuan awal siswa.
c. Bagi Dinas Pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sebagai:
1) Bahan pertimbangan untuk pengembangan model-model
pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas.
2) Bahan pertimbangan dalam peningkatan kemampuan mengajar guru
khususnya dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC dan STAD.
d. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menjadi pembelajaran dalam penulisan penelitian
ilmiah untuk mengembangkan kemampuan mengajar peneliti sebagai
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris kelas model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih tinggi dari hasil belajar
pemahaman membaca bahasa Inggris kelas model pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada siswa SMA Negeri 16 Medan.
2. Hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi lebih tinggi dari hasil belajar pemahaman
membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki kemampuan awal rendah
pada siswa SMA Negeri 16 Medan.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal
terhadap hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris pada siswa
SMA Negeri 16 Medan. Untuk siswa dengan kemampuan awal tinggi
lebih unggul bila diajarkan dengan model pembelajaran STAD, dan
sebaliknya untuk siswa dengan kemampuan awal rendah lebih unggul bila
121
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni hasil belajar
pemahaman membaca bahasa Inggris kelas model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC lebih tinggi dari hasil belajar pemahaman membaca bahasa
Inggris kelas model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa SMA
Negeri 16 Medan. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam pengembangan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis
huruf. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, siswa akan
merasakan bagaimana membaca wacana bahasa Inggris dengan tepat
sebelum membaca/ mengucapkannya. Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC harus terus dikembangkan mengingat kesimpulan
penelitian menyatakan bahwa kemampuan membaca bahasa Inggris yang
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih baik
dibanding dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni hasil belajar
pemahaman membaca bahasa Inggris siswa yang memiliki kemampuan
awal tinggi lebih tinggi dari hasil belajar pemahaman membaca bahasa
Inggris siswa yang memiliki kemampuan awal rendah pada siswa SMA
Negeri 16 Medan. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan
122
mempengaruhi cara dirinya menerima, menalar, dan mempraktekkan
bagaimana cara menggunakan bahasa Inggris secara aktif dan pasif.
Peningkatan kemampuan awal siswa dapat dilakukan dengan memberikan
motivasi pada siswa dalam bentuk nasihat-nasihat belajar dan sebagainya.
Kemampuan awal siswa dalam belajar harus terus ditingkatkan mengingat
kesimpulan penelitian yang menyatakan bahwa hasil belajar pemahaman
membaca bahasa Inggris pada siswa yang memiliki kemampuan awal
tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat
terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal
terhadap hasil belajar pemahaman membaca bahasa Inggris pada siswa
SMA Negeri 16 Medan. Hal ini menggambarkan bahwa ada keterkaitan
antara model pembelajaran yang digunakan guru dengan tingkat
kemampuan awal siswa. Penggunaan model pembelajaran yang dapat
memaksimalkan kemampuan siswa, baik pada siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi maupun rendah akan sangat membantu dalam
pencapaian tujuan belajar. Hal ini harus terus dikembangkan mengingat
kesimpulan penelitian yang menyatakan bahwa ada interaksi antara model
pembelajaran dan kemampuan awal dengan hasil belajar pemahaman
123
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar pemahaman membaca bahasa
Inggris pada siswa perlu dilakukan upaya dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan
dengan: (a) mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dalam pembelajaran bahasa Inggris, (b) pihak
sekolah harus menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, dan
(c) melakssiswaan pelatihan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC kepada seluruh guru.
2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan awal pada siswa perlu dilakukan
upaya sebagai berikut: (a) melakukan tes kemampuan awal siswa sebelum
melakukan pembelajaran bahasa Inggris, untuk mengetahui posisi awal
pembelajaran dilakukan, dan (b) sekolah memfasilitasi les tambahan untuk
melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris secara aktif dan pasif
di sekolah.
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan hasil
belajar pemahaman membaca bahasa Inggris siswa ditinjau dari
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Association for Educational Communication and Technology. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: PAU-UT dan Rajawali Bloom, B.S. 1982. Taxsonomy of Education Objectives. The Classification of
Educational Goal. Hanbook I. Cognotive Domain.New York: Longman, Inc.
Briggs, M., S.F. Smith, R. Subasinghe dan M. Philips. 2004. Introductions and Movement of Penaeus vannamei and Penaeus stylirostris in Asia and the Pacific. RAP Publication.
Buzan, T. 2002. Sepuluh Cara Jadi Orang Jenius Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Chaer, A. 2007.Lingistik Umum.Jakarta: Rineka Cipta
Davies, I.K. 1999. Pengolahan Belajar. terjemahan Sudiarjo, dkk. Jakarta: Rajawali Press
Dick, W dan Carey, L. 2005. The Sytematic Design of Intruction 6t. Florida:
Harper
Djamarah, S. B dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Djiwandono, S.E.W. 2006.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Gagne, R.M. 1989. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Terjemahan. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud
Harjanto, B. 2006.Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Huda, M. 2013. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model. Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ibrahim, M. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press
Jannah, L.M. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
125
Lie, A. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia
Muchith, S. 2007.Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL
Noornia. 1997. “Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Motode STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Pengajaran Persen di Kelas VI SD Islam Al ma’arif 02 Singosari Malang”. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: Pasca Sarjana Program Studa Pendidikan IKIP Malang
Nunan, D. 1999. The Learned-Centred Curriculum. Cambridge: Cambridge University Press
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: UM Press
Pardiyono. 2007.Pasti Bisa Teaching Genre Based of Writing. Yogyakarta: Andi Offset
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar, Menengah, dan Atas
Praptiwi dan Jeffry H. 2012.“Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI dan STAD Ditinjau Dari Kemampuan Awal”. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika IKIP PGRI Madiun. Vol. 3 No. 1 April 2012. Hal. 41-50
Prawiradilaga, D.S. 2009. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group
Puspitasari, W.F. 2012.“Pengaruh Metode Permainan Sains Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Pengaruh Matahari Pada Siswa Kelas II SD N Keputran A Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
Rahim, F. 2005.Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Rusman. 2010.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:
RajaGrafindo Persada
Sampurno. 2007.Knowladge Based Economy. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Semiawan, C. 2008. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia
126
Sudjana, N. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suparman, A.M. 2001.Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga
Supardi. 2012. “Intensitas Penilaian Formatif Dalam Pembelajaran Kalkulus Dengan Mengendalikan Kemampuan Awal Mahasiswa”.Jurnal Formatif 1(1): 1-16, Kopertis Wilayah 3
Suriasumantri, J.S. 2005. Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Popular. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Syah, M. 2006.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ. 2007.Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana
Uno, H.B. 2009.Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara