BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian tentang morfologi di Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sudah pernah dilakukan diantaranya oleh Rosmaimuna Siregar (960407027) dengan judul penelitian “Analisa Morfologis Isim Ma’rifah (Nomina Definete) Dalam Bahasa Arab” selain itu juga dilakukan oleh Anna Rabina (950704002) dengan judul “Analisis Sulasi Mazid Dalam Al-Qur`an Pada Surat An-Nisa” , dan juga oleh Siti Maryam dengan judul “Analisis Fi‘l Sulasi Mazid”.
Penelitian tentang morfologi yang akan penulis bahas adalah afiksasi pada fi’l yang terdapat dalam surat Yasin. Oleh karena itu, penulis menganggap kajian ini masih perlu diteliti lagi karena adanya perbedaan kajian dari penelitian sebelumnya.
Sifat bahasa yang sistematis mengakibatkan peneliti dapat meneliti bahasa berdasarkan subsistem, dan bahasa bukanlah sistem yang tunggal, bahasa terdiri atas subsistem fonologi, gramatika (morfologi dan sintaksis), dan leksikon. (Djajasudarma, 1993: 28).
Al-Ghulayaini (1987 : 8) dalam Jami‘u al-Durusi al-‘Arabiyyati mendefinisikan morfologi sebagai berikut
فﺮ ﻟا
ﻢ
:
ﺴﻴﻟ
ﻟا
ﺎﻬﻟاﻮﺣا
و
ﺔﻴﺑاﺮ ﻟا
تﺎﻤ ﻜﻟا
ﻴ
ﺎﻬﺑ
فﺮ
لﻮ ﺎﺑ
ﻢ
ءﺎ ﺑ
و
باﺮ ﺎﺑ
/‘ilmu al-sarfi: ‘ilmu bi`usūlin yu‘rafu bihā siyagu al-kalimāti al-‘arābiyati wa ahwālihā al-latī laysat bi i‘rābin wa lā binā`in/ “ilmu saraf : ilmu yang membahas tentang asal usul bentuk dan keadaan kata-kata Arab dan tidak membahas mengenai susunan kalimat”mempunyai arti berbeda dari makna kata asal yaitu mati. Perubahan-perubahan bentuk inilah yang dipelajari morfologi dan di dalam bahasa Arab dapat dilihat pada perubahan seperti
بﺮ
/daraba/ menjadiبرﺎ
/dāraba/, maka kata ini merupakan bentukan baru dengan menambahkan afiks alif di antara hurufض
/da/ danر
/ra/ dan perubahan ini menyebabkan maknanya berubah dari pukul menjadi saling memukul.Proses perubahan kata mati menjadi kematian dan
بﺮ
/daraba/ menjadiبرﺎ
/dāraba/ merupakan proses morfologi, dan Samsuri (1994 : 190) menyatakan bahwa “proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain”. Samsuri membedakan proses morfologis atas afiksasi, reduplikasi, perubahan intern, suplesi dan modifikasi kosong.Dari lima proses morfologis di atas, penulis ingin membahas tentang afiksasi khususnya afiksasi pada fi’l.Kridalaksana (1996: 28) berpendapat bahwa afiksasi : proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Dalam proses ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi kategori tertentu, sehingga berstatus kata ( bila telah berstatus kata berganti kategori), (3) sedikit banyak berubah maknanya’.
Al-Khuli (1982: 8) berpendapat bahwasanya afiksasi (
ﺪ اوﺰﻟا
ﺔ ﺎ ا
) dalam A Dictionary Of Theoretical Linguistic adalah sebagai berikut:ﺪ اوﺰﻟا
ﺔ ﺎ ا
:
ةﺪ ﺪ
ﺔﻤ آ
قﺎ
اد
وا
ﺪ ﺑ
وا
رﺬ ﻟا
ةﺪ از
ﺔ ﺎ ا
/idāfatu al-zawāidi : idāfatu zāidatin qabla al-juzri aw ba‘dahu aw dākhilahu li`isytiqāqin kalimatin jadīdatin/ ‘Afiksasi : penambahan afiks sebelum akar kata, sesudahnya, atau disisipkan padanya untuk mendapatkan kata yang baru’
Al-Khuli (1982: 8) mendefinisikan afiks (
ةﺪ
از
) dalam A Dictionary Of Theoretical Linguistic sebagai berikut:از
ةﺪ
:
رﺬ ﻟا
فﺎ
ﻢﻴ رﻮ
ﺔ ﺑﺎ
ﻰﻤﺴﻴ
,
وا
ﻰﻤﺴﻴ
اد
ﺔ اد
,
ﺪ ﺑ
وا
ﺔﻴﻟﺎ
ﻰﻤﺴﻴ
ﻮ
وا
ﺔ ﺣ
ﻰﻤﺴﻴ
/ zāidatun : mūrfīmun yudāfu qabla al-juzri fayusammā sābiqatun aw dākhilahu fayusammā dākhilatun, aw ba‘dahu fayusammā lāhiqatun, aw fauqahu fayusammā ‘āliyatun/ “Afiksasi : morfem yang ditambahkan sebelum akar kata disebut dengan prefiks, atau yang disisipkan padanya disebut infiks, dan yang ditambahkan setelah akar kata disebut sufiks, atau tambahan berupa fonem yang disebut dengan superfiks
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 10) afiks didefinisikan dengan bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan mengubah makna gramatikal.
Chaer (1994: 177) berpendapat bahwa afiks ialah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata.
Salah satu ciri sifat bahasa-bahasa Semit yang paling memukau pada umumnya dan bahasa Arab pada khususnya adalah sistem pola dan akar kata. Akar katanya secara tipikal terdiri dari tiga konsonan pada satu order tertentu atau mempunyai dasar tiga huruf mati yang dibentuk dengan jalan pemasangan rangkaian (afiksasi) berupa awalan (prefiks) dan akhiran (sufiks) serta perubahan huruf-huruf hidup. Umpamanya, kata kitab, akarnya adalah k-t-b /
آ
yang selalu diasosiasikan dengan konsep/ide tentang tulis menulis. Akar yang sama terdapat pada kitabah /ﺔﺑﺎ آ
yang bermakna tulisan, maktab /ﻜ
(kantor/tempat menulis), katib /ﺎآ
(penulis) dan seterusnya. (Arsyad, 2002: 4)Proses afiksasi banyak terjadi pada fi’l dalam bahasa Arab. Hal ini terjadi untuk menunjukkan pelaku, bilangan, jenis, masa dan lain-lain. Para pakar bahasa Arab telah mengemukakan definisi fi’l dalam buku mereka. Ali dan Mustafa (tanpa tahun : 15) mendefinisikan fi‘l sebagai berikut:
ﻟا
:
/
al-fi’lu : kullu lafzin yadullu ‘alā husūli amalin fi zamanin khāssin/ ‘kata kerja: setiap kata yang mengandung pekerjaan pada masa tertentu’Al-Ghulayaini (1987 : 11) dalam Jami‘u al-Durusi al-‘Arabiyyati mendefinisikan fi‘l sebagai berikut :
ﻟا
:
لد
ﺎ
نﺮ
ﺴ
ﻰ
ﻰ
نﺎ ﺰﺑ
/al-fi’lu: m
ā dalla alā ma‘nā fi nafsihi muqtaranin bi zamānin/ ‘al-fi’l : lafal yang menunjukkan suatu pengertian tersendiri disertai waktu’.Ada banyak pola untuk membentuk sebuah fi’l, dan dengan mengetahui pola-polanya maka akan mempermudah untuk mengetahui afiksasi yang terdapat pada sebuah fi’l. Adapun afiksasi pada fi’l terjadi pada :
Fi’l mujarrad yang ditambahi afiks yang disebut dengan fi’l mazid
Fi’l mudari yang mendapat tambahan huruf mudara‘ah (
ﻴ ا
) Fi’l madi, mudari dan amar yang disesuaikan dengan pelakunyayang biasa disebut dengan tasriful lugawi.
Ni’mah (tanpa tahun : 67) berpendapat bahwasanya fi‘l mazid
ﺪ ﺰﻤﻟا
ﻟا
:
ﺮﺜآا
وا
فﺮﺣ
ﺔﻴ
ا
وﺮﺣ
ﻰ
ﺪ ز
ﺎ
نﻮﻜ
ةدﺎ ﺰﻟا
إ
وﺮﺣ
ﺪﺣأ
ﻦ
ﺎ
)
ﺎﻬﻴ ﻮﻤ ﻟﺄ
(
ﻦ
ﺎ او
)
ﻦﻴ
(
وأ
)
م
(
ﻟا
/
al-fi‘lu al-mazīdu : mā zīda alā hurūfihi al-asliyati harfun aw aksar,Contoh dari penggandaan huruf
ع
/ain/ danل
/lam/ pada pola /fa‘ala/ : Penggandaan akar ain pada pola/
fa‘ala/
:
بﺮ
/ darraba/ Penggandaan akar lam pada
pola
لﺎ إ
/ if‘alla
/:
رﺎﻤﺣا
/ihmārra/Fi’l mazid terbagi menjadi dua yaitu fi’l sulasi mazid (kata kerja turunan tiga huruf ) dan fi’l ruba‘i mazid (kata kerja turunan empat huruf). Fi’l sulasi mazid mempunyai 12 pola dengan perincian sebagai berikut :
A. Fi’l sulasi mazid dengan tambahan satu huruf mempunyai 3 (tiga) pola yaitu:
1. Pola
–
ا
/af‘ala – yuf‘ilu/ 2. Pola
–
/
fa‘ala – yufa‘ilu/ 3. Polaﺎ
-
ﺎ
/fā‘ala-yufā‘ilu/B. Fi’l sulasi mazid dengan tambahan dua huruf mempunyai 5 (lima) pola yaitu:
1. Pola
–
ا
/infa‘ala – yanfa‘ilu/
2. Pola-
ا
/ifta‘ala – yafta‘ilu/ 3. Pola–
ا
/if‘alla – yaf‘allu/4. Pola
ﺎ
–
ﺎ
/tafā‘ala – yatafā‘alu/ 5. Pola-
/tafa‘ala – yatafa‘alu/C. Fi’l sulasi mazid dengan tambahan tiga huruf mempunyai 4 (empat) pola yaitu :
1. Pola
ﺴ
-
ا /istaf‘ala – yastaf‘ilu/ 2. Polaﻮ
–
ﻮ ا
/if‘aw‘ala – yaf‘aw‘ilu/ 3. Polaلﻮ
–
لﻮ ا
/if‘awwala – yaf‘awwilu/ 4. Polaلﺎ
-
لﺎ ا
/if‘ālla – yaf‘āllu/Fi‘l ruba‘i mazid mempunyai 3 pola dengan rincian sebagai berikut :
A. Fi‘l ruba‘i mazid dengan tambahan satu huruf mempunyai satu pola yaitu:
/tafa‘lala – yatafa‘lalu/
1.
-
ا
/if‘anlala – yaf‘anlilu/ 2.-
ا
/if‘alalla-yaf‘alillu/
Pada fi’l madi ‘kata kerja kala lampau’, afiksasi menunjukkan bilangan, jenis dan pelaku .
Ni’mah ( t.t : 69) berpendapat bahwasanya
ﺮ ﺎﻤ ﻟا
ﻰﻟإ
ضﺎﻤﻟا
ﻟا
دﺎ ا
:
ﺮ ﺎﻤ ﻟا
ﻰﻟإ
ﻟا
دﺎ ﺈﺑ
ﺪ
,
ﺮ ﺎﻤ
ﺮ
ﻤ ﻟا
و
ﻰ ﺜﻤﻟا
و
دﺮ ﻤ ﻟ
ﺔ ﻴ ﻟا
و
ﺔﺑﺎ ﻟا
و
ﻢ ﻜ ﻤﻟا
/isnādu al-fi‘li al-mādi ilā al-damā`iri : yuqsadu bi`isnādi al-fi‘li ilā al-damā`iri, tasrīfuhu ma‘a damā`iri al-mutakallimi wa al-khitābati wa al-gaibati lilmufradi wa al-musanna wa al-jam‘i/ ‘Fi‘l madi yang disandarkan pada pronomina persona : yang dimaksud dengan menyandarkan fi‘l pada promina persona yakni perubahan fi‘l pada pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga untuk bentuk tunggal, dual, dan jamak’.
Adapun pola fi’l madi ialah Laki laki (orang ketiga)
Tunggal/
دﺮ
Fa‘ala Dia (laki-laki) telah mengerjakan Dual /ﻰ ﺜ
Fa‘alā Dia ( 2 laki-laki) telah mengerjakan Jamak/ﻤ
اﻮ
Fa‘alū Mereka (laki-laki) telah mengerjakan Perempuan (Orang ketiga)Tunggal/
دﺮ
Fa‘alat Dia (perempuan) telah mengerjakan Dual /ﻰ ﺜ
ﺎ
Fa‘alatā Dia ( 2 perempuan) telah mengerjakan Jamak/ﻤ
ﻦ
Fa‘alna Mereka (perempuan) telah mengerjakan Laki-laki (orang kedua)Perempuan (orang kedua)
Tunggal//
دﺮ
Fa‘alti Engkau (perempuan) telah mengerjakan Dual /ﻰ ﺜ
ﺎﻤ
Fa‘altumā Engkau ( 2 perempuan) telahmengerjakan
Jamak/
ﻤ
ﻦ
Fa‘altunna Kalian (perempuan) telah mengerjakanOrang pertama ( tidak ada musanna)
Tunggal/
دﺮ
Fa‘altu Saya telah mengerjakan Jamak/ﻤ
ﺎ
Fa‘alnā Kami telah mengerjakanPada fi’l mudari ‘kata kerja kala kini’ dibentuk dengan penambahan awalan berupa salah satu huruf berikut
أ
/hamzah
/,ن
/nun/,ت
/ta/,ي
/ya/ . Awalan hurufأ
/hamzah/
untuk orang pertama tunggal danن
/nun/ untuk orang pertama jamak. Pada orang kedua tunggal maskulin diberi awalanت
/ta/ dan feminin diberi awalanت
/ta/ juga tapi diakhiriﻦ
/ya dan nun/ untuk membedakannya dengan maskulin. Pada orang kedua dual baik maskulin maupun feminin diawaliت
/ta/ dan diakhiri denganنا
/alif dan nun/. Pada orang kedua jamak baik maskulin maupun feminin diawali denganت
/ta/ tapi maskulin diakhiriنو
/waw dan nun/ sedangkan feminin diakhiriن
/nun/. Pada orang ketiga tunggal maskulin diawaliي
/ya/ dan feminin diawaliت
/ta/, orang ketiga dual maskulin diawaliي
/ya/ dan diakhiriنا
/alif dan nun/ sedangkan feminin diawaliت
/ta/ dan diakhiriنا
/alif dan nun/ dan orang ketiga jamak baik maskulin maupun feminin diawaliي
/ya/ tapi maskulin diakhiriنو
/waw dan nun/ sedangkan feminin diakhiriن
/nun/.Pada fi’l amri ‘kata kerja perintah’ yang merupakan perubahan dari bentuk fi’l mudari, dengan menghilangkan huruf mudara‘ah kemudian menggantinya dengan huruf hamzah. Bentuk perintah ini hanya digunakan untuk pronomina persona kedua baik jenis feminin maupun maskulin. Untuk jenis feminin tunggal
maskulin bentuk dual dengan penambahan akhiran
ا
/alif/ dan untuk jenis feminin jamak mendapat tambahan akhiranن
/nun/ dan untuk jenis maskulin jamak dengan penambahan akhiranوا
/waw dan alif /Penulis menggunakan teori yang dikemukakan Fuad Ni‘mah yang didukung dengan teori yang dikemukakan Abdul Chaer dalam menganalisis afiksasi, karena pendapat mereka jelas dan mudah dimengerti. Peneliti ingin membahas tentang afiksasi yang terjadi pada fi‘l dalam surat Yasin.
Contoh salah satu afiksasi pada fi‘l dalam surat Yasin ialah :
ﺎ ﻮ
رﺬ ﻟ
ﺎ
رﺬﻧا
نﻮ ﺎ
ﻢﻬ
ﻢهؤﺎﺑا
.
/litunzira qawman mā unzira abāu`hum fahum gāfilūn/ ‘agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum pernah diberi peringatan bapak-bapak mereka, karena itu mereka lalai”(Q.S. 36 : 6)
Kata
رﺬ ا
/unzira
/ ‘diberi peringatan’ dengan polaا
/uf‘ila/ merupakan kata kerja pasif atauلﻮﻬ
/majhūl/ yaitu merupakan perubahan dari kataرﺬ ا
/anzara/
‘memberi peringatan’dengan polaا
/af‘ala
/ yang merupakan kata kerja aktif atauمﻮ
/ma‘lūm/. Dalam hal ini tidak terjadi penambahan huruf hanyaperubahan vokal/harkat pada awal dan kata sebelum akhir. Kata dasar dariBAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sekilas tentang Surat Yasin
Surat Yasin merupakan surat ke-36 dengan jumlah 83 ayat,dan tergolong dalam Surat Makkiyah dikarenakan turun di kota Mekkah. Namanya Yasin sesuai dengan huruf-huruf muqata’ah (potongan) di awal ayat tersebut yaitu yā dan sin. Sebuah riwayat menyebutkan Yasin adalah nama Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Yasin adalah jantung al-Qur`an.
ﺮ
ناﺮ ﻟا
ةءاﺮ
ﺎﻬﺑ
ﻟ
ﷲا
آ
أﺮ
ﻦ
و
ناﺮ ﻟا
و
ﻴ
ﻜﻟ
نا
تاﺮ
)
ىﺰﻴ ﺮ ﻟا
اوار
(
/ inna likulli syai`in qalbun wa qalbu al-Qur`āni yāsin wa man qara`a yāsin kataba allahu lahu bihā qirā`atu al-qur`āni ‘asyra marrātin/ ''Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki hati dan hati Al-qur`an adalah surat Yasin. Barang siapa membaca Yasin maka Allah akan mencatatnya seperti membaca Al-Qur`an secara keseluruhan sebanyak 10 kali.'' (HR At-Tirmidzi).
Tema yang paling banyak dipaparkan dalam surat Yasin adalah tema-tema teologis. Ayat-ayatnya berbicara tentang Allah, masalah kenabian, dan kemudian berbicara tentang risalah tiga nabi, tanda-tanda keagungan Allah di semesta ini, hari kebangkitan , soal-jawab tentang di pengadilan hari kiamat, kenikmatan-kenikmatan di surga dan kesengsaraan-kesengsaraan di akhirat .
Nezli harmaini (2007:39-40) berpendapat bahwa surat Yasin memiliki keutamaam-keutamaan sebagai berikut :
1. Merupakan jantung (hati) al-Qur`an
3. Bila dibaca sebanyak 41 kali semua keinginannya insya Allah dikabulkan atau bisa juga dibaca secara berjamaah sebanyak 41 orang
4. Barang siapa membaca di pagi hari, hati menjadi lapang, memperoleh kegembiran hingga malam hari dan barang siapa membaca di malam hari maka :
a. Hati menjadi lapang, memperoleh kebahagian hingga pagi hari b. diampuni dosanya sampai esok hari
c. jika membaca dengan ikhlas maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang lampau dan yang akan datang (keesokan harinya)
5. Barang siapa membaca surat Yasin pada malam jumat maka Allah memberikan keimanan yang kuat
6. Barang siapa membaca surat Yasin maka Allah menolak segala keburukan dan memenuhi segala kebutuhan pembacanya
7. Barang siapa mengalami kesulitan/kesusahan hidup, banyak hutang dan lain sebagainya bacalah surat Yasin sebanyak tiga kali insya Allah lepaslah kesusahannya dan terbayarlah hutangnya.
8. Barang siapa membaca surat Yasin di depan orang yang sedang mengalami sakaratul maut maka Allah meringankan dan memudahkan keluarnya roh
9. Barang siapa membaca surat Yasin waktu berziarah ke kubur maka Allah meringankan siksa ahli kubur dan memperoleh pahala yang sama dengan jumlah pahala ahli kubur yang ada.
3.2 Pola-Pola Fi’l dalam Surat Yasin
3.2.1 Pola Fi’l yang Mendapat Awalan
1. Fi’l dengan pola
-
/fa‘ala – yaf‘alu/ terdapat pada kata :a.
ﻰ ﺴ
-
ﻰ
/ sa‘ā-yas‘ā/ yang terdapat pada ayat 20 yaituﻰ ﺴ
/ yas‘
ā / b.ﺴ
-
/salakha-yaslakhu/ yang terdapat pada ayat 37 yaituﺴ
/naslakhu/
c.
ءﺎ
-
ءﺎ
/ syā`a-yasyā`u/ yang terdapat pada : 1. Ayat 43 yaituءﺎ
/ nasy
ā`a /2. Ayat 47 yaitu
ءﺎ
/ yasy
ā`u / 3. Ayat 66 yaituءﺎ
/ nasy
ā`u / 4. Ayat 67 yaituءﺎ
/ nasy
ā`u /d.
ﺪﻬ
-
ﺪﻬ
/a‘hada-ya‘hadu/ yang terdapat pada ayat 60 yaituﺪﻬ أ
/a’had/
ىأر
-ىﺮ
/ra`ā-yarā/ yang terdapat pada ayat 77 yaituﺮ
/ yara /
e.2. Fi’l dengan pola
-
/fa‘ala – yaf‘ulu/ terdapat pada kata :a.
ﻜ
-
آ
/kataba-yaktubu/ yang terdapat pada ayat 12 yaituﻜ
/naktubu/
b.
ﺪ
-
ﺪ
/ ‘abada-ya‘budu/ yang terdapat pada ayat 22 yaituﺪ ا
/a‘budu/
c.ﺪ
–
د
/dakhala-yadkhulu/ yang terdapat pada ayat 26 yaituدا
/udkhul/
d.
لﻮ
–
لﺎ
/q
āla-yaqūlu/ yang terdapat pada ayat 82 yaituلﻮ
/yaq
ūlu/ e.–
/khalaqa-yakhluqu/ yang terdapat pada ayat 81 yaitu/yakhluqu/
f.
نﻮﻜ
–
نﺎآ
/kāna-yakūnu/ yang terdapat pada ayat 82 yaituنﻮﻜ
/yak
ūnu/ 3. Fi’l dengan pola-
/fa‘ala – yaf‘ilu/ terdapat pada kata :بﺮ
-بﺮ
/daraba-yadribu/ yang terdapat pada ayat 13 yaituبﺮ إ
/idrib/
a.
ىﺮ
c.
ﻢ
–
ﻢ
/khatama-yakhtimu/ yang terdapat pada ayat 65 yaituﻢ
/nakhtimu/
d.
–
ﺣ
/haqqa-yahiqqu/ yang terdapat pada ayat 70 yaitu/yahiqqu/
4. Fi’l dengan pola-
/fa‘ila – yaf‘alu/ terdapat pada kata :a.
ﻢ
-
ﻢ
/‘alima-ya‘lamu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 16 yaituﻢ
/ ya‘lamu /
2. Ayat 76 yaitu
ﻢ
/ na‘lamu /
b.
ﺪﻬ
-
ﺪﻬ
/syahida-yasyhadu// yang terdapat pada ayat 65 yaituﺪﻬ
/tasyhadu/
c.
ﻢ
-
ﻢ
/zalima-yazlamu/ yang terdapat pada ayat 54 yaituﻢ
/tuzlamu/
, kata ini merupakan bentuk majhul5. Fi’l dengan pola
-
ا
/af‘ala – yuf‘ilu/ terdapat pada kata : a.رﺬ
–
رﺬ ا
/anzara - yunziru/ yang terdapat pada :1 Ayat 6 yaitu
رﺬ ﻟ
/li tunzira/2 Ayat 6 yaitu
رﺬ ا
/unzira
/, kata ini berbentuk majhul 3 Ayat 11 yaituرﺬ
/tunziru/
4 Ayat 70 yaitu
رﺬ ﻴﻟ
/li yunzira/ b.ﻰﻴ
–
ﺣأ
/ahyā-yuhyī/ yang terdapat pada :1. Ayat 12 yaitu
/nuhy
ī/ 2. Ayat 78 yaitu/yuhy
ī/c.
لﺰ
-
لﺰ ا
/anzala-yunzilu/ yang terdapat pada ayat 15 yaituلﺰ ا
/anzala/
d.-
ا
/ anbata-yunbitu/ yang terdapat pada ayat 36 yaitu/tunbitu/
e.
كرﺪ
-
كردا
/adraka-yudriku/ yang terdapat pada ayat 40 yaituكرﺪ
/tudrika/
g.
–
أ
/adalla-yudillu/ yang terdapat pada ayat 62 yaituأ
/adalla/دارأ
-ﺪ ﺮ
/arāda-yurīdu/ yang terdapat pada ayat 82 yaituدارأ
/arāda/ h.
ﻰ أ
-
/agnā-yugnī/ yang terdapat pada ayat 23 yaituﻦ
/tugni/ i.6. Fi’l dengan pola
-
ا
/infa‘ala-yanfa‘ilu/ terdapat pada kata : a.–
ا
/inbag
ā-yanbagī/ yang terdapat pada :1. Ayat 40 yaitu
ﻰ
/ yanbag
ī/
2. Ayat 69 yaituﻰ
/ yanbag
ī/
3.2.2 Pola Fi’l yang Mendapat Akhiran1. Fi’l dengan pola
-
/fa‘ala – yaf‘ulu / yang terdapat pada kata : a.لﻮ
-
لﺎ
/ qāla-yaqūlu/ yang terdapat pada :1. Ayat 14 yaitu
اﻮﻟﺎ
/ fa q
ālū/
2. Ayat 15 yaituاﻮﻟﺎ
/qālū/
3. Ayat 16 yaituاﻮﻟﺎ
/qālū/ 4. Ayat 18 yaituاﻮﻟﺎ
/qālū/ 5. Ayat 19 yaituاﻮﻟﺎ
/qālū/ 6. Ayat 52 yaituاﻮﻟﺎ
/ q
ālū/b.
ﺮ
-
ﺮ
/fatara-yafturu/ yang terdapat pada ayat 22 yaituﺮ
/fataran
ī/
c.
نﻮﻜ
–
نﺎآ
/ kāna-yakūnu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 28 yaituﺎ آ
/ kunnā/8. Ayat 63 yaitu
ﻢ آ
/ kuntum/ 9. Ayat 64 yaituﻢ آ
/ kuntum/ 10.Ayat 65 yaituاﻮ ﺎآ
/ kānū/d.
ﺮ ﻜ
-
ﺮ آ
/kafara-yakfuru/ yang terdapat pada ayat 47 yaituاوﺮ آ
/ kafar
ū/
e.-
/khalaqa-yakhluqu/ yang terdapat pada:1. Ayat 42 yaitu
ﺎ
/ khalaqn
ā / 2. Ayat 71 yaituﺎ
/ khalaqn
ā / 3. Ayat 77 yaituﺎ
/ khalaqn
āhu /f.
قزﺮ
-
قزر
/razaqa-yarzuqu/ yang terdapat pada ayat 47 yaituﻢﻜ
زر
/razaqakum/
g.
ﻤ
-
ﻤ
/tamasa-yatmasu/ yang terdapat pada ayat 66 yaituﺎ ﺴﻤ ﻟ
/latamasnā/2. Fi’l dengan pola
-
/fa‘ala – yaf‘ilu/ yang terdapat pada kata :a.
ﻤ
-
ﻤﺣ
/hamala-yahmilu/ yang terdapat pada ayat 41 yaituﺎ ﻤﺣ
/hamaln
ā/
b.
ﺆﻴ
–
ءﺎ
/jā`a-yajiī`u/ yang terdapat pada ayat 13 yaituﺎهءﺎ
/jā`ahā/ 3. Fi’l dengan pola-
/fa‘ala – yaf‘alu / yang terdapat pada kata :a.
-
/ja‘ala-yaj‘alu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 8 yaituﺎ
/ ja‘aln
ā /2. Ayat 9 yaitu
ﺎ
/ ja‘alnā/ 3. Ayat 34 yaituﺎ
/ ja‘alnā/ 4. Ayat 27 yaitu/ ja‘alan
ī /b.
ﺚ
-
ﺚ ﺑ
/ba‘asa yab‘asu/ yang terdapat pada ayat 52 yaituﺎ ﺜ ﺑ
/ba‘asan
ā/
a.
ﻤ
-
ﻤ
/‘amila-ya‘malu/ yang terdapat pada 1. Ayat 35 yaituﻤ
/
‘amilathu /2. Ayat 71 yaitu
ﻤ
/‘amilat /
3.2.3 Pola Fi’l yang Mendapat Awalan dan Sisipan
Fi’l yang mendapat awalan dan akhiran hanya terdapat pola
-
ا
/ifta‘ala-yafta‘lu/ yang terdapat pada kata :a.
-
ا
/ittaba‘a-yattabi‘u/ pada ayat 11 yaituا
/ittaba‘a/ b.ﺬ
-
ﺬ إ
/ittakhza-yattkhizu/ pada ayat 23 yaituﺬ أ
/attakhizu/3.2.4 Pola Fi’l yang Mendapat Awalan dan Akhiran
1. Fi’l dengan pola
-
/fa‘ala-yaf‘alu/ yang terdapat pada kataa.
لﺄﺴ
–
لﺄ
/sa`ala-yas`alu/ yang terdapat pada ayat 21 yaituﻢﻜ ﺴ
/yasalukum/
b.
ىﺮ
–
ىأر
/ra`ā-yarā/ yang terdapat pada 1. Ayat 31 yaituاوﺮ
/yarau/
2. Ayat 71 yaitu
اوﺮ
/yarau/c.
ﺴ
-
/sabaha-yasbahu/ yang terdapat pada ayat 40 yaituنﻮ ﺴ
/yasbah
ūna/d.
ﻤ
-
/massa-yamassu/ yang terdapat pada ayat 17 yaituﻢﻜ ﺴﻤﻴﻟ
/layamassannakum/ىﺰ
-ىﺰ
/jaz
ā-yajzā/ yang terdapat pada ayat 54 yaituنوﺰ
/tujzauna/, kata ini merupakan bentuk majhul e.
2. Fi’l dengan pola
-
/fa‘ala-yaf‘ilu/ yang terdapat pada kata a.ﺮ
-
ر
/raja‘a-yarji‘u/ yang terdapat pada :1. Ayat 22 yaitu
نﻮ ﺮ
/turja’ūna/ ,kata ini merupakan bentuk majhul4. Ayat 67 yaitu
نﻮ ﺮ
/yarji‘ūna/5. Ayat 83 yaitu
نﻮ ﺮ
/turja‘ūna/, kata ini merupakan bentuk majhulb.
ﻰ ﺄ
–
ﻰ أ
/atā-ya`tī/ yang terdapat pada : 1. Ayat 30 yaituﻢﻬﻴ ﺄ
/ya`t
īhim/ 2. Ayat 46 yaituﻢﻬﻴ ﺄ
/ta`t
īhim/c.
-
/nafaqa-yanfiqu/ yang terdapat pada ayat 47 yaituاﻮ ا
/anfiqū/ d.-
/‘aqala-ya‘qilu/ yang terdapat pada :1. Ayat 62 yaitu
نﻮ
/
ta‘qilūna/ 2. Ayat 68 yaituنﻮ
/ya‘qil
ūna/e.
ﺴﻜ
-
ﺴآ
/kasaba – yaksibu/ yang terdapat pada ayat 65 yaituنﻮ ﺴﻜ
/yaksib
ūna/f.
ﻰ
-
ﻰ
/salā-yaslī/ yang terdapat padaayat 64 yaituﺎهﻮ إ
/islauhā/ g.بﺬﻜ
–
بﺬآ
/kazaba-yakzibu/ yang terdapat pada ayat 15 yaituنﻮﺑﺬﻜ
/takzib
īna/h.
ﺪ
-
ﺪ و
/wa‘ada-ya‘idu/ yang terdapat pada ayat 63 yaituنوﺪ ﻮ
/t
ū‘adūna/ , kata ini merupakan bentuk majhul3. Fi’l dengan pola
-
/fa‘ala-yaf‘ulu/ yang terdapat pada kataﻢ ر
-ﻢ ﺮ
/rajama-yarjumu/ yang terdapat pada ayat 17 yaitu
ﻢﻜ ﻤ ﺮ ﻟ
/lanarjumannakum/a.
b.
آﺄ
-
آأ
/`akala-ya`kulu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 33 yaituنﻮ آﺄ
/ya`kulūna/2. Ayat 72 yaitu
نﻮ آﺄ
/ya`kulūna/ 3. Ayat 35 yaituاﻮ آﺄﻴﻟ
/liya`kulū/d.
لﻮ
-
لﺎ
/qāla-yaqūlu/ yang terdapat pada ayat 48 yaituنﻮﻟﻮ
/yaq
ūlūna/e.
ﺮ
-
ﺮ
/nazara-yanzuru/ yang terdapat pada ayat 49 yaituنوﺮ
/yanzurūna/f.
ﺬ ﺄ
-
ﺬ أ
/`akhaza-ya`khuzu/ yang terdapat pada ayat 49 yaituﻢهﺬ ﺄ
/ta`khuzuhum/
g.
ﺮ ﻜ
–
ﺮ آ
/kafara-yakfuru/ yang terdapat pada ayat 64 yaituنوﺮ ﻜ
/takfur
ūna/h.
نﻮﻜ
–
نﺎآ
/ kāna-yakūnu/ yang terdapat pada ayat 62 yaituاﻮ ﻮﻜ
/takūnū/ i.ﺪ
-
ﺪ
/‘abada-ya‘budu/ yang terdapat pada :1. Ayat 60 yaitu
اوﺪ
/ta
‘budū/ 2. Ayat 61 yaituوﺪ أ
/a‘budūnī/j.
ﺮ
-
ﺮ
/nasara-yansuru/ yang terdapat pada ayat 74 yaituنوﺮ
/yunsarūna/, kata ini merupakan bentuk majhulنﺰﺣ
-نﺰ
/hazana-yahzunu/ yang terdapat pada ayat 76 yaituﻚ ﺰ
/yahzunka/k.
3. Fi’l dengan pola
-
/fa‘ila-yaf‘alu/ yang terdapat pada kata :a.
ﻤﺴ
-
ﻤ
/sami‘a-yasma‘u/ yang terdapat padaayat 25 yaituنﻮ ﻤ ﺎ
/
fa isma‘ūni/b.
ﻢ
–
ﻢ
/‘alima-ya‘lamu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 26 yaituنﻮﻤ
/ya‘lamūna/2. Ayat 36 yaitu
نﻮﻤ
/ya‘lamūna/آﺮ
آر
/rakiba-yarkabu/ yang terdapat pada ayat 42 yaituنﻮ آﺮ
/yarkabūna/c.
d.
ﻢﺣﺮ
-
ﻢﺣر
/rahima-yarhamu/ yang terdapat pada ayat 45 yaituنﻮﺣﺮ
/turham
ūna/, kata ini merupakan bentuk majhul4. Fi’l dengan pola
-
ا
/af‘ala-yuf‘ilu/ yang terdapat pada kata a.ﻦ ﺄ
-
ﻦ أ
/āmana-yu`minu/ yang terdapat pada :1. Ayat 7 yaitu
نﻮ ﺆ
/yu`minūna/ 2. Ayat 10 yaituنﻮ ﺆ
/yu`minūna 3. Ayat 25 yaituاء
/āmantu/ 4. Ayat 47 yaituاﻮ اء
/āmanū/b. -
أ
/agsyā-yugsyī/ yang terdapat pada ayat 9 yaituﻢهﺎ ﻴ ﺄ
/fa`agsyaināhum/c.
ﺮ
-
ﺮ ﺑأ
/absara-yubsiru/ yang terdapat pada : 1. Ayat 9 yaituنوﺮ
/yubsirūna/2. Ayat 66 yaitu
نوﺮ
/yubsir
ūna/d.
رﺬ
-
رﺬ أ
/anzara-yunzira/ yang terdapat pada : 1. Ayat 10 yaituﻢﻬ رﺬ أ
/anzartahum/2. Ayat 10 yaitu
ﻢهرﺬ
/tunzirhum
/e.
ﺬ
-
ﺬ أ
/anqaza-yunqizu/ yang terdapat pada : 1. Ayat 23 yaituنوﺬ
/yunqiz
ūna/2. Ayat 43
نوﺬ
/tunqaz
ūna/, kata ini merupakan bentuk majhulدارأ
-ﺪ ﺮ
/arāda-yurīdu/ yang terdapat pada ayat 23 yaituندﺮ
/yuridni/ f.ﺴ أ
-ﺴ
/ansala-yunsilu/ yang terdapat pada ayat 51 yaituنﻮ ﺴ
/yansil
ūna/g.
ﺮ أ
-ﺮﺴ
/asarraa-yusirru/ yang terdapat pada ayat 76 yaituنوﺮﺴ
/yusirr
ūna/h.
i.
ﻰ
–
ﻰ ﺣأ
/ahs
ā-yuhsī/ yang terdapat pada ayat 12 yaituﺎ ﻴ ﺣأ
/ahsain
āhu/k.
لﺰ
-
لﺰ أ
/anzala-yunzilu/ yang terdapat pada ayat 28 yaituﺎ ﻟﺰ ا
/anzaln
ā/
l.
ﻚ ﻬ
-
ﻚ هأ
/ahlaka-yuhliku/ yang terdapat pada ayat 31 yaituﺎ ﻜ ها
/ahlakn
ā/
ﻴﺣأ
ﻰ
-ﻰﻴ
/ahyā-yuhyī/ yang terdapat pada : m.1. Ayat 33 yaitu
ﺎ
هﺎ ﻴﻴﺣأ
/ahyayn
āhā/
2. Ayat 79 yaituﺎﻬﻴﻴ
/yuhyīhā/n.
قﺮ
–
قﺮ أ
/agraqa-yugriqu
/ yang terdapat pada ayat 43 yaituﻢﻬ ﺮ
/nugriqhum/o.
جﺮ
-
جﺮ أ
/akhraja-yukhriju/ yang terdapat pada ayat 33 yaituﺎ ﺮ
أ /akhrajnā/p.
ﻢ
-
ﻢ أ
/at‘ama-yut‘imu/ yang terdapat pada ayat 47 yaituﻤ أ
/at‘amahu/
q.
ﺆ
-
ﺄ أ
/ansya`a-yunsyi`u/ yang terdapat pada ayat 79ﺎهﺄ أ
/ansya`ahā/ r.ﻦ
-
ﻦ أ
/a‘lana-yu‘linu/ yang terdapat pada ayat 76 yaituنﻮ
/yu‘lin
ūna/s.
ﺪ ﻮ
–
ﺪ وأ
/awqada-yuqīdu/ yang terdapat pada ayat 80 yaituنوﺪ
ﻮ
/tūqidūna/2. Fi’l dengan pola
ﺴ
-
ا
/istaf‘ala-yastaf‘ilu/ yang terdapat pada kata : a.
ءﺰﻬ ﺴ
-
ءﺰﻬ ا
/istahza`a-yastahzi`u/ yang terdapat pada ayat 30 yaituنوءﺰﻬ ﺴ
/yastahzi`
ūna/b.
ﻴ ﺴ
–
عﺎ
ا
/istatā‘a-yastatī‘u/ yang terdapat pada : 1. Ayat 67 yaituاﻮ
ﺎ
ا
/istat
ā‘ū/2. Ayat 50 yaitu
نﻮ ﻴ ﺴ
/yastat
ī‘ūna/ 3. Ayat 75 yaituنﻮ ﻴ ﺴ
/yastat
ī‘ūna/3.2.5 Pola Fi’l yang Mendapat Sisipan dan Akhiran
a.
ﺮ
-
ﺮ ﺑ
/basysyara-yubasysyiru/ yang terdapat pada ayat 11 yaituﺮ ﺑ
/basysyirhu/b.
مﺪ
-
مﺪ
/qaddama-yuqaddimu/ yang terdapat pada ayat 12 yaituاﻮ ﺪ
/qaddamū/c.
ب
ﺬﻜ
-
ب
ﺬآ
/kazzaba-yukazzibu/ yang terdapat pada ayat 14 yaituﺎﻤهﻮﺑﺬآ
/kazzabūhumā/d.
ﺮآﺬ
-
ﺮآذ
/zakkara-yuzakkiru/ yang terdapat pada ayat 19 yaituﻢ ﺮآذ
/zukkirtum/, kata ini merupakan bentuk majhule.
ﺮ
-
ﺮ
/fajjara-yufajjiru/ yang terdapat pada ayat 34 yaituﺎ ﺮ
/fajjarnā/f.
رﺪ
-
رﺪ
/qaddara-yuqaddiru/ yang terdapat pada ayat 39 yaituﺎ رﺪ
/qaddarnāhu/g.
زﺰ
-
زﺰ
/‘azzaza-yu‘azzizu/ yang terdapat pada ayat 14ﺎ زﺰ
/‘azzaznāhu/h.
ﻢ
-
ﻢ
/‘allama-yu‘allimu/ yang terdapat pada ayat 69 yaituﺎ ﻤ
/‘allamnāhu/i.
ﻟﺬ
-
ﻟذ
/zallala-yuzallilu/ yang terdapat pada ayat 72 yaituﺎهﺎ ﻟذ
/zallalnāhā/3.2.6 Pola Fi’l yang Mendapat Awalan, Sisipan dan Akhiran
1. Fi’l dengan pola
-
ا
/ifta‘ala-yafta‘ilu/ yang terdapat pada kata : a.-
ا
/ittaba‘a-yattabi‘u/ yang terdapat pada :1. ayat 20 yaitu
اﻮ إ
/ittabi‘ū/ 2. ayat 21 yaituاﻮ إ
/ittabi‘ū/b.
ﻰﻬ
–
ﻰﻬ ا
/intahā-yantahī/ yang terdapat pada ayat 18 yaituاﻮﻬ
/tantahū/زﺎ ا
-زﺎ ﻤ
/imtāza-yamtāzu/ yang terdapat pada ayat 59 yaituاوزﺎ ا
/imtāzū/d.
ﺴ
-
ا
/istabaqa-yastabiqu/ yang terdapat pada ayat 66 yaituاﻮ ﺎ
/fa istabaqū/e.
ﻮ ﺪ
–
ﻰ دا
/idda‘ā-yadda‘ū/ yang terdapat pada ayat 57 yaituنﻮ ﺪ
/yadda‘ūna/f.
-
إ
/ittaqa-yattaqi/ yang terdapat pada ayat 45 yaituاﻮ إ
/ittaqū/ g.ﺬ
-
ﺬ إ
/ittakhaza-yattakhizu
/ yang terdapat pada ayat 74 yaituاوﺬ إ
/ittakhazū/
2. Fi’l dengan pola
-
/tafa‘ala-yatafa‘alu/ yang terdapat pada kata : a.
ﺮﻴ
-
ﺮﻴ
/tatayyara-yatatayyaru/ yang terdapat pada ayat 18 yaituﺎ ﺮﻴ
/tatayyarnā/
b.
ﻢ ﻜ
-
ﻢ ﻜ
/takallama-yatakallamu/ yang terdapat pada ayat 65 yaituﺎ ﻤ ﻜ
/tukallimunā/ , kata ini merupakan bentuk majhul3. Fi’l dengan pola
–
/fa‘ala-yufa‘ilu/ yang terdapat pada kata :a.
ﻢ
-
ﻢ
/khassama-yukhassimu/ yang terdapat pada ayat 49 yaituنﻮﻤ
/yukhassimūna/b.
ﺮﻤ
–
ﺮﻤ
/
‘ammara-yu‘ammiru/ yang terdapat pada ayat 68 yaituﺮﻤ
/nu‘ammirhu/3.3 Struktur dan Klasifikasi Afiksasi Pada Fi‘l
3.3.1 Fi‘l yang mendapat awalan
1. Pada ayat 6 (enam) terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
رﺬ
/tunzira/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dari kataرﺬ ا
/anzara/. Kata dasarnya ialahرﺬ
/nazara/ yang kemudian mendapat awalan berupaت
/ta/ pada awal kata. Danت
/ta/ ini merupakan salah satu huruf mudara‘ah.a.
رﺬ ا
/unzira/ : kata ini merupakan bentuk pasif atau dalam bahasa Arab disebut dengan fi‘l majhul dari kataرﺬ ا
/anzara/. Kata ini mendapat awalan /أ
hamzah .b.
2. Pada ayat 11 (sebelas) terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
رﺬ
/tunzira/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kataرﺬ ا
/anzara/. Kata dasarnya ialahرﺬ
/nazara/ yang kemudian mendapat awalan berupaت
/ta/ pada awal kata. Danت
/ta/ ini merupakan salah satu huruf mudara‘ah. 3. Pada ayat 12 (dua belas) terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :a. /nuhyī/ kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah
ﺣ
/hayya/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaن
/nun/ pada awal kata.b.
ﻜ
/naktubu/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahآ
/kataba/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaن
/nun/ pada awal kata.4. Pada ayat 13 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
بﺮ ا
/idrib/. Kata ini merupakan fi‘l amri (kata karja perintah). Mayoritas fi‘l amri dalam bahasa Arab menggunakan awalanأ
/hamzah/ begitu juga dengan kataبﺮ ا
/idrib/ mendapat awalanأ
/hamzah/.5. Pada ayat 15 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
لﺰ ا
/anzala/. Kata ini merupakan6. Pada ayat 16 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu
ﻢ
/ya‘lamu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﻢ
/'alima/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata.7. Pada ayat 20 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﻰ ﺴ
/yas‘ā/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﻰ
/sa‘ā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata.8. Pada ayat 22 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﺪ أ
/a‘budu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﺪ
/‘abada/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaأ
/hamzah/ pada awal kata.9. Pada ayat 23 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﻦ
/tugni/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kata /ganiya/. Kata ini mendapat awalan berupa hurufت
/ta/. 10. Pada ayat 26 terdapat 1 (satu) fi‘l yaituدا
/udkhul/. Kata ini merupakan fi‘l amri (kata perintah). Mayoritas fi‘l amri dalam bahasa Arab menggunakan awalanأ
/hamzah/ begitu juga dengan kataد
/dakhala/ mendapat awalanأ
/hamzah/.11. Pada ayat 36 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu /tunbitu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata
أ
/anbata/ dan kata dasarnya ialah /nabata/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaت
/ta/ pada awal kata. 12. Pada ayat 37 terdapat 1 (satu) fi‘yaituﺴ
/naslakhu/. Kata ini termasuk fi‘lmudari dan kata dasarnya ialah /salakha/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa
ن
/nun/ pada awal kata.13. Pada ayat 38 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
يﺮ
/tajrī/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahىﺮ
/jarā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaت
/ta/ pada awal kata.14. Pada ayat 40 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
b
.
كرﺪ
/tudriku/ : Kata ini termasuk fi‘l mudari dariكردا
/adraka/ dan kata dasarnya ialahكرد
/daraka
/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaت
/ta/ pada awal kata.15.Pada ayat 43 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ءﺎ
/nasyā`u/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahءﺎ
/syā`a/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaن
/nun/ pada awal kata.16.Pada ayat 47 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu
ءﺎ
/yasyā`u/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahءﺎ
/syā`a / yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata. a.b.
ﻢ
/nut‘imu/ : kata ini merupakan mudari dari kataﻢ ا
/at‘ama/ yang merupakan perubahan dari kataﻢ
/ta‘ama/ dan kata ini adalah kata dasarnya . Hal ini disebabkan perubahan fungsi, dan kata ini mendapat awalanن
/nun/17.Pada ayat 54 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu
ﻢ
/tuzlamu/. Kata ini merupakan bentuk majhul dari kataﻢ
/tazlamu/ dan kata dasarnya ialahﻢ
/zalima/. Hal ini disebabkan perubahan fungsi, dan kata ini kemudian mendapat awalanت
/ta/ disebabkan ia merupakan fi‘l mudari.18. Pada ayat 60 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu
ﺪﻬ أ
/a‘hadu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﺪﻬ
/‘ahida/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaأ
/hamzah/ pada awal kata.20.Pada ayat 65 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu
a.
ﻢ
/nakhtimu/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﻢ
/khatama / yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaن
/nun/ pada awal kata.b
.
ﺪﻬ
/tasyhadu/ : kata ini termasuk fi‘l mudari, kata dasarnya ialahﺪﻬ
/syahida/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ahnya berupaت
/ta/ pada awal kata.21.Pada ayat 66 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu
ءﺎ
/nasyā`u/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahءﺎ
/syā`a/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaن
/nun/ pada awal kata22.Pada ayat 67 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu
ءﺎ
/nasyā`u/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahءﺎ
/syā`a/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaن
/nun/ pada awal kata23.Pada ayat 69 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﻰ
/yanbagī/, kata ini merupakan fi‘l mudari dari kataﻰ إ
/inbagā/. Kata dasarnya ialahﺑ
/bagā/ yang mendapat awalan berupaي
/ya/ danن
/nun/ pada awal kata. Hurufي
/ya/ ini menunjukkan keadaan mudara‘ah sedangkanن
/nun/ merupakan huruf yang terdapat pada polaإ
/infa‘ala/.24.Pada ayat 70 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
a.
رﺬ
/yunzira/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dari kataرﺬ ا
/anzara/ Kata dasarnya ialahرﺬ
/nazara/ yang kemudian mendapat awalan berupaي
/ya/ pada awal kata. Hurufي
/ya/ ini merupakan salah satu huruf mudara‘ah.25.Pada ayat 76 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu
ﻢ
/na‘lamu/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﻢ
/'alima/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaن
/nun/ pada awal kata.26.Pada ayat 77 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﺮ
/yara/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahىأر
/ra`ā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata.27.Pada ayat 78 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu /yuhyī/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari kata
ﺣأ
/ahyā/ dan kata dasarnya ialahﺣ
/hayya/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata.28.Pada ayat 81 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu /yakhluqu/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah /khalaqa/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupa
ي
/ya/ pada awal kata29.Pada ayat 82 terdapat 3 (tiga) fi‘yaitu:
a.
دارأ
/arāda/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahدار
/rāda/ yang ditambahkan pada awal katanya hurufء
/hamzah/b.
لﻮ
/yaqūlu/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahلﺎ
/qāla/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata.c.
نﻮﻜ
/yakūna/, kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata.3.3.2 Fi‘l yang Mendapat Akhiran
2. Pada ayat 9 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu
ﺎ
/ja‘alnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah /ja‘ala/ yang mendapat akhiranﺎ
/nā/.ﺎ
/nā/ ini menunjukkan jumlah pelaku.3. Pada ayat 13 terdapat 1 (satu) fi‘yaitu
ﺎهءﺎ
/jā`ahā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahءﺎ
/jā`a/ yang mendapat akhiranﺎه
/hā/. Akhiran ini menunjukkan obyek.4. Pada ayat 14 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu :
a.
اﻮﻟﺎ
/qālū/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahلﺎ
/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupaاو
/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ahb.
ﺎ زﺰ
/‘azaznā/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahﺰ
/azza/ yang disisipi dengan penggandaan hurufز
/za/ yang disebut dengan ainul fi‘li dan diakhiri dengan dhamirﺎ
/nā/ untuk menunjukkan jumlah pelaku.5. Pada ayat 15 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
اﻮﻟﺎ
/qālū/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahلﺎ
/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupaاو
/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah6. Pada ayat 16 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
اﻮﻟﺎ
/qālū/. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahلﺎ
/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupaاو
/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah8. Pada ayat 19 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
اﻮﻟﺎ
/qālū. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahلﺎ
/qāla/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupaاو
/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah9. Pada ayat 22 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﺮ
/fataranī/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahﺮ
/fatara/ yang mendapat akhiran /nī/, akhiran ini menunjukkan obyek.10.Pada ayat 27 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu /ja‘alnī/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah /ja‘ala/ yang mendapat akhiran /nī/. Akhiran /nī/ ini menunjukkan obyek.
11.Pada ayat 28 terdapat satu fi‘l yaitu
ﺎ آ
/kunnā/ .Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa hurufﺎ
/na/.12.Pada ayat 29 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﺎآ
/kānat/. Kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa hurufت
/ta/.13.Pada ayat 30 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
اﻮ ﺎآ
/kānū/ . Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupaاو
/waw dan alif/ yang menunjukkan jumlah subjeknya. 14.Pada ayat 34 terdapat 1 (satu) fi‘l yaituﺎ
/ja‘alnā/. Kata ini merupakanfi‘l madi dan kata dasarnya ialah /ja‘ala/ yang mendapat akhiran
ﺎ
/nā/.
ﺎ
/nā/ ini menunjukkan jumlah pelaku.16.Pada ayat 41 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﺎ ﻤﺣ
/hamalnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahﻤﺣ
/hamala/ yang mendapat akhiranﺎ
/nā/. Akhiranﺎ
/nā/ ini menunjukkan jumlah pelaku.17.Pada ayat 42 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﺎ
/khalaqnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah /khalaqa/ yang mendapat akhiranﺎ
/nā/. Akhiranﺎ
/nā/ ini menunjukkan jumlah pelaku.18.Pada ayat 46 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
اﻮ ﺎآ
/kānū/ , kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupaاو
/waw dan alif/ . Penambahan ini menunjukkan jumlah pelaku.19.Pada ayat 47 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
a.
ﻢﻜ زر
/razaqakum/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahقزر
/razaqa/ yang mendapat akhiranﻢآ
/kum/,ﻢآ
/kum/ merupakan damir muttasil yang berkedudukan sebagai obyek.b.
اوﺮ آ
/kafarū/ : kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahﺮ آ
/kafara/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupaاو
/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah20.Pada ayat 48 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﻢ آ
/kuntum/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa hurufت
danم
/ta dan mim/ ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku.21.Pada ayat 52 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
a.
ﺎ ﺜ ﺑ
/ba‘asanā/ : kata ini merupakan fi‘l madi, dan kata dasarnya ialahﺚ ﺑ
/ba‘asa/ yang mendapat akhiranﺎ
/nā/.Akhiranﺎ
/nā/ ini menunjukkan pelaku.22.Pada ayat 53 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﺎآ
/kānat/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ dan mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa hurufت
/ta/ yang menunjukkan jenis obyek.23.Pada ayat 54 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﻢ آ
/kuntum/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa hurufت
danم
/ta dan mim/ ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku.24.Pada ayat 63 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﻢ آ
/kuntum/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa hurufت
danم
/ta dan mim/ ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku.25.Pada ayat 64 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﻢ آ
/kuntum/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupa hurufت
danم
/ta dan mim/ ini merupakan damir muttasil yang menunjukkan jenis pelaku.26.Pada ayat 65 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
اﻮ ﺎآ
/kānū/, kata ini merupakan fi‘l madi. Kata dasarnya ialahنﺎآ
/kāna/ yang mendapat tambahan huruf pada akhir katanya berupaاو
/waw dan alif/ untuk menunjukkan jumlah subjek atau pelaku, dan huruf ini juga disebut dengan wawul jamā‘ah27.Pada ayat 66 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﺎ ﺴﻤ
/tamasnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahﻤ
/tamasa/ yang mendapat akhiranﺎ
/nā/.Akhiranﺎ
/nā/ ini menunjukkan pelaku .29.Pada ayat 71 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
a.
ﻤ
/‘amilat/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahﻤ
/‘amila/ yang mendapat akhiranت
/ta/ untuk menunjukkan jenis pelaku.b.
ﺎ
/khalaqnā/ dan kata dasarnya ialah /khalaqa/ yang mendapat akhiranﺎ
/nā/.Akhiranﺎ
/nā/ ini menunjukkan jumlah pelaku.30.Pada ayat 77 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﺎ
/khalaqnāhu/ dan kata dasarnya ialah /khalaqa/ yang mendapat akhiranﺎ
/nā/ dan /ha/.Akhiranﺎ
/nā/ ini menunjukkan pelaku sedangkan /ha/ menunjukkan obyek.3.3.3 Fi ‘l yang Mendapat Awalan dan Sisipan
1. Pada ayat 11 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ا
/ittaba‘a/, kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialah /tabi‘a/ yang mendapat awalan dan sisipan yaituأ
/hamzah/ pada awal kata danت
/ta/ yang disisipkan antara hurufت
/ta/ danب
/ba/. Disebut juga dengan konfiks dikarenakan penggunaanأ
/hamzah/ danت
/ta/ pada pola ini harus digunakan bersama-sama yaitu sesuai dengan polaا
/ifta‘ala/2. Pada ayat 23 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu
ﺬ أ
/attakhizu/, kata ini merupakan fi‘l mudari dari kataﺬ إ
/ittakhaza/ dan kata dasarnya ialahﺬ أ
/`akhaza/yang diawali denganء
/hamzah/ dan disisipi dengan hurufت
/ta/.3.3.4 Fi ‘l yang Mendapat Awalan dan Akhiran
a.
ﻢهﺎ أ
/agsyaināhum/ : kata ini merupakan fi‘l madi dari kataأ
/`agsyā/ dan kata dasarnya ialah /gasyiya/ yang ditambahkan pada awal katanyaأ
/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, serta penambahanﺎ
/nā/ untuk menunjukkan jumlah pelaku dan ditambahkan damirﻢه
/hum/ pada akhir katanya untuk menunjukkan obyeknyaنوﺮ
/yubsirūna/ : kata ini termasuk fi‘l mudari bentuk jamak dari kataﺮ ﺑأ
/absara/dan kata dasarnya ialahﺮ ﺑ
/basara/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata sertaو
/waw/ danن
/nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.b.
3. Pada ayat 10 terdapat 3 (tiga) fi‘l yaitu :
a.
ﻢﻬ رﺬ أ
/`anzartahum/ : kata ini merupakan fi‘l madi dari kataرﺬ أ
/`anzara/ dan kata dasarnya ialahرﺬ
/nazara/ yang ditambahkan pada awal katanya berupa hurufأ
/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi serta ditambahkanت
/ta/ setelah kata tersebut untuk menunjukkan jenis pelaku danﻢه
/hum/ untuk menunjukkan obyeknya.ﻢهرﺬ
/tunzirhum/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dari kataرﺬ ا
/anzara/. Kata dasarnya ialahرﺬ
/nazara/ yang kemudian mendapat awalan berupaت
/ta/ pada awal kata, juga mendapat akhiranﻢه
/hum/ untuk menunjukkan obyekb.
c.
نﻮ ﺆ
/yu`minūna/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dariﻦ أ
/`āmana/ dan kata dasarnya ialahﻦ أ
/`amana/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ahnya berupaي
/ya/ pada awal kata sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.5. Pada ayat 14 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu
ﺎ رأ
/arsalnā/. Kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahر
/rasala/ dan ditambahkan pada awal katanyaأ
/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, penambahanﺎ
/nā/ juga untuk menunjukkan jumlah pelaku.6. Pada ayat 15 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu
نﻮﺑﺬﻜ
/takzibūna/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahبﺬآ
/`kazaba/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kataو
/waw/ danن
/nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.7. Pada ayat 18 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
ﻢﻜ ﻤ ﺮ
/narjumannakum/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﻢ ر
/rajama/ yang mendapat awalanن
/na/ yang merupakan huruf mudara‘ah dan akhiran nun taukid dan damir muttasil berupaﻢآ
/kum/a.
b.
ﻢﻜ ﺴﻤ
/yamassannakum/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dan kata dasarnya ialah /massa/ yang mendapat awalanي
/ya/ dan diakhiri dengan nun taukid dan damir muttasil berupaﻢآ
/kum/8. Pada ayat 21 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
ﻢﻜ ﺴ
/yas`alukum/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahلﺄ
/sa`ala/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata serta damirﻢآ
/kum/ pada akhir kata dan berkedudukan sebagai obyek.10.Pada ayat 23 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu:
a.
ندﺮ
/yuridni/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kataدار
أ
/arāda/ dan kata dasarnya ialahدار
/rāda/. Kata ini diawali dengan huruf mudara‘ah berupa hurufي
/ya/ dan diakhiri dengan hurufن
/nun/ yang berkedudukan sebagai obyek.b.
نوﺬ
/yunqizūna/. Kata ini termasuk fi‘l mudari dari kataﺬ أ
/anqaza/ dan kata dasarnya ialahﺬ
/`naqaza/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kataو
serta danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.11.Pada ayat 25 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu
ﻤ ا
نﻮ
/isma‘ūni/, kata ini merupakan fi‘l amri, kata dasarnya ialahﻤ
/sami‘a/ yang diawali denganأ
/hamzah/ dan diakhiri denganو
/wa/ danن
/nun/ . Hurufو
/waw/ berkedudukan sebagai obyek pertama danن
/ni/ berkedudukan sebagai obyek kedua.a.
b.
اء
/āmantu/, kata ini diawali denganا
/alif/ setelah hurufء
/hamzah/ (ainul fi‘li) dan diakhiri dengan hurufت
/ta/ untuk menunjukkan pelaku12.Pada ayat 26 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
نﻮﻤ
/ya‘lamūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari, kata dasarnya ialahﻢ
/‘alima/ yang kemudian ditambahkan padanyaي
/ya/ pada awal kata sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku. 13.Pada ayat 28 terdapat 1 (satu)fi‘l yaituﺎ ﻟﺰ أ
/anzalnā/. Kata ini merupakanfi‘l madi dan kata dasarnya ialah
لﺰ
/nazala/ dan ditambahkan pada awal katanyaأ
/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, penambahan hurufﺎ
/nā/ menunjukkan jumlah pelaku.a.
ﻢﻬﻴ ﺄ
/ya`tīhim/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﻰ أ
/`atā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata serta damirﻢه
/him/ pada akhir kata dan ini menunjukkan obyek.نوءﺰﻬ ﺴ
/yastahzi`ūna/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dari kataء
ﺰﻬ ا
/istahza`a/ dan kata dasarnya ialahءﺰه
/haza`a/. Hurufي
/ya/ menunjukkan ia fi‘l mudari dan jenis pelaku sedangkan hurufس
/sin/ danت
/ta/ merupakan tambahan huruf yang disebabkan fungsinya berubah dan akhiranو
danن
/waw dan nun/ menunjukkan jumlah pelaku.b.
15.Pada ayat 31 terdapat 3 (tiga) fi‘l yaitu :
a.
اوﺮ
/yarau/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahىأر
/ra`ā/ yang ditambahkan padanyaي
/ya/ pada awal kata sertaو
/waw/ danا
/alif/ pada akhir kata yang menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.b.
ﺎ ﻜ هأ
/ahlaknā/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahﻚ ه
/halaka/. Kemudian ditambahkan pada awal katanyaأ
/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, serta penambahan damirﺎ
/nā/ untuk menunjukkan jumlah pelaku.c.
نﻮ
ﺮ
/yarji‘ūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialahر
/raja‘a/. Kemudian ditambahkan padanyaي
/ya/ pada awal kata sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.16.Pada ayat 33 terdapat 3 (tiga) fi‘l yaitu :
b.
ﺎ ﺮ أ
/akhrajnā/ : kata ini merupakan fi‘l madi dan kata dasarnya ialahجﺮ
/kharaja/ dan ditambahkan pada awal katanyaأ
/hamzah/ dikarenakan perubahan fungsi, jugaﺎ
/nā/ untuk menunjukkan jenis pelaku.c.
نﻮ آﺄ
/ya`kulūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialahآأ
/`akala/ yang kemudian ditambahkan padanya /ي
/ya/ pada awal kata sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.17.Pada ayat 35 terdapat 2 fi‘l yaitu :
a.
اﻮ آﺄ
/ya`kulū/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialahآأ
/`akala/ yang kemudian ditambahkan padanya huruf mudara‘ah berupaي
/ya/ pada awal kata sertaو
/waw/ danا
/alif/ pada akhir kata untuk menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.نوﺮﻜ
/yasykurūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialahﺮﻜ
/syakara/ yang kemudian ditambahkan padanyaي
/ya/ pada awal kata sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.b.
18.Pada ayat 36 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
نﻮﻤ
/ya‘lamūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialahﻢ
/‘alima / yang kemudian ditambahkan padanyaي
/ya/ pada awal kata, sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.20.Pada ayat 42 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
نﻮ آﺮ
/yarkabūna/ . Kata ini merupakan fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahآر
/rakiba
/ yang kemudian ditambahkan padanyaي
/ya/ pada awal kata, sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.21.Pada ayat 43 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
a.
ﻢﻬ ﺮ
/nugriqhum/ : kata ini merupakan fi‘l mudari dari kataقﺮ أ
/aqraqa/ Kata dasarnya ialahقﺮ
/garaqa/ yang kemudian mendapat awalan berupaن
/nun/ pada awal kata, serta mendapat akhiranﻢه
/hum/ untuk menunjukkan obyekنوﺬ
/yanqizūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialahﺬ
/naqaza
/ yang kemudian ditambahkan padanyaي
/ya/ pada awal kata, sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.b.
22.Pada ayat 45 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
نﻮﻤﺣﺮ
/turhamūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari dari kataﻢﺣرأ
/arhama/ kata dasarnya ialahﻢﺣر
/rahima
/ yang kemudian ditambahkan padanyaت
/ta/ pada awal kata sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.23.Pada ayat 46 terdapat 1 (satu)fi‘l yaitu
ﻢﻬﻴ ﺄ
/ta`tīhim/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﻰ أ
/`atā/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaت
/ta/ pada awal kata serta damirﻢه
/him/ pada akhir kata dan ini menunjukkan obyek.24.Pada ayat 47 terdapat 3 (tiga) fi‘l yaitu :
اﻮ أ
/anfiqū/ : kata ini merupakan fi‘l amri, yang diawali denganأ
/hamzah/ dan diakhiri denganو
/wa/ danا
/alif/ yang menunjukkan jumlah dan jenis obyek,b.
ﻤ أ
/at‘amahu/ : kata ini merupakan fi‘l madi, yang diawali denganأ
/hamzah/ disebabkan perubahan fungsi dan diakhiri dengan /ha/ yang berkedudukan sebagai obyek.c.
اﻮ اء
/āmanū/, kata ini diawali denganا
/alif/ setelah hurufء
/hamzah/ (fā`ul aini) dan diakhiri dengan hurufو
/waw/ danا
/alif/ untuk menunjukkan pelaku25.Pada ayat 48 terdapat 1 (satu) fi‘l yaitu
نﻮﻟﻮ
/yaqūlūna/. Kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialahلﺎ
/q
āla/ yang kemudian ditambahkan padanyaي
/ya/ pada awal kata sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.26.Pada ayat 49 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
a.
نوﺮ
/yanzurūna/ : kata ini merupakan fi‘l mudari kata dasarnya ialahﺮ
/nazara
/ yang kemudian ditambahkan padanyaي
/ya/ pada awal kata sertaو
danن
/waw dan nun/ pada akhir kata. Penambahan ini menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.b.
ﻢهﺬ ﺄ
/ta`khuzuhum/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dan kata dasarnya ialahﺬ أ
/``akhaza/ yang ditambahkan salah satu huruf mudara‘ah berupaت
/ta/ pada awal kata serta damirﻢه
/hum/ pada akhir kata dan ini menunjukkan obyek.27.Pada ayat 50 terdapat 2 (dua) fi‘l yaitu :
نﻮ ﻴ ﺴ
/yastati‘ūna/ : kata ini termasuk fi‘l mudari dari kataعﺎ
ا
/istata‘a/ dan kata dasarnya ialahعﺎ
/tā‘a/, hurufي
/ya/ menunjukkan fi‘l mudari dan jenis pelaku sedangkan hurufس
/sin/ danت
/ta/ merupakan tambahan huruf yang disebabkan fungsinya berubah, dan akhiranو
danن
/waw dan nun/ menunjukkan jenis dan jumlah pelaku.a.
28.Pada ayat 51 terdap