LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Akhir Profesional : Analisis Komparasi Pelaksanaan Undang-undang dan Peraturan
Uap Tahun 1930 Pada Sub Sektor lndustri Pengolahan dan Sub
Sektor PertanianlPerkebunan Pemakai Pesawat Uap Di Provinsi
Sumatera
Utara
Tahun 2005
Nama Mahasiswa
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
ProgramMagister
セN
Salomo Perangin-angin
037010007
Ilmu Kesehatan Masyarakat
: Kesehatan Kerja
Menyetujui
Komisi Pembimbing:
(Lv
Prof. Dr. Ir. Abd. Rahim Matondang, MSIE
Ketua
Dr. lng.
Ir.
Ikhwansvah Isranuri
Anggota
Ir. Gem SHaban, M.Kes.
Anggota
Tanggal Lulu . 30 JuJi 2005
Telah diuji pada:
Tanggal 30 Juli 2005
PANITIA PENGUJI KARYA AKHIR PROFESIONAL
Ketua
:
Prof. Dr. Jr. Abd. Rahim Matondang, MSIE
Anggota:
Dr-Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri
Jr.
Gerry Silaban, M.Kes.
Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D
Jr.
Poerwanto, M.Sc.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Akhir Profesional ini
tidak terdapat
karya yang pemah diajukan untuk memperoleh ge1ar magister di suatn perguruan
tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pemah ditnlis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertnlis diacu
dalam naskah ini
dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Agustus 2005
"
セセ__BGセOMGMMNNN
/,v
L - - ' "
Salomo Perangin-angin
Tanda tangan dan nama terang
ABSTRAK
Perusahaan sub sektor industri pengolahan dan sub sektor pertanian/
perkebunan (pabrik kelapa sawit) paling banyak memakai pesawat uap didalam
kegiatan produksi yang potensial menimbulkan kecelakaan. Pelaksanaan
Undang-undang dan Peraturan Uap tahun 1930 merupakan salah satu satu upaya pencegahan
kecelakaan,
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan
Undang-undang dan Peraturan Uap tahun 1930 pada sub sektor industri pengolahan dan sub
sektor pertanianlperkebunan (pabrik kelapa sawit) sebagai pemakai pesawat nap
di
Provinsi Sumatera Utara.
Penelitian dilakukan pada 13 perusahaan pada sub sektor industri pengolahan
yang belum menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3) dengan sampel penelitian sebanyak 13 orang manajemen, 10 orang pegawai
pengawas pesawat uap dan 14 orang operator pesawat nap; dan 25 perusahaan sub
sektor pertanianJperkebunan (pabrik kelapa sawit) yang telah menerapkan SMK3
dengan sampel penelitian sebanyak 25 orang manajemen,
10 orang pegawai
pengawas pesawat nap dan 50 orang operator pesawat nap.
Data dikumpulkan
dengan melakukan wawancara rnenggunakan kuesioner yang disusun mengacu pada
Undang-undang dan Peraturan Uap tahun 1930 sesuai dengan kewajiban rnanajemen,
pegawai
pengawas pesawat nap dan operator pesawat nap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pelaksanaan Undang-undang dan
Peraturan Uap tabun 1930 oleh manajemen pada sub sektor industri pengolahan
dan
sub sektor pertanian/perkebunan (pabrik kelapa sawit) masing-masing termasuk
kategori buruk
«
59%
dari
jumlah skor)
dan
baik
(85% - 100 % dari jumlah skor).
Ada perbedaan yang signifikan (p
<
0,05) rata-rata jumlah skor kewajiban
manajemen terhadap pelaksanaan Undang-undang dan Peraturan Uap tahun 1930
pada
sub
sektor
industri
pengolahan
lebih
rendah
dari
sub
sektor
pertanian/perkebunan (pabrik kelapa sawit).
Tingkat pelaksanaan Undang-undang
dan Peraturan Uap tahun 1930 oleh pegawai pengawas pesawat uap pada sub sektor
industri pengolahan dan sub sektor pertanian/perkebunan (pabrik kelapa sawit)
masing-masing termasuk kategori sedang (60% - 84% dari jumlah skor). Ada
perbedaan yang signifikan (p
<
0,05) rata-rata jumlah skor kewajiban pegawai
pengawas pesawat uap terhadap pelaksanaan Undang-undang dan Peraturan Uap
tabun 1930 pada sub sektor industri pengolahan lebih rendah dan sub sektor
pertanianlperkebunan (pabrik kelapa
sawit),
Tingkat pelaksanaan Undang-undang
dan
Peraturan Uap tabun 1930 oleh operator pesawat nap pada sub sektor industri
pengolahan dan sub sektor pertanian/perkebunan (pabrik kelapa sawit)
masing-masing termasuk kategori sedang (60% - 84% dari jumlah skor) dan baik
(85% - 100% dari jumlah
skor),
Ada perbedaan yang signifikan (p
<
0,05) rata-rata
jurnlah skor kewajiban operator pesawat uap terhadap pelaksanaan Undang-undang
dan
Peraturan Uap tahun 1930 pada sub sektor industri pengolahan lebih rendah
dari
sub sektor pertanian/ perkebunan (pabrik kelapa sawit).
Hambatan pelaksanaan Undang-undang dan Peraturan Uap tahun 1930 oleh
manajemen,
pegawai
pengawas pesawat uap dan operator pesawat uap pada sub
sektor industri pengolahan lebih banyak dati sub sektor pertanianlperkebunan (pabrik
kelapa sawit).
Kata Kunci: Undang-undang dan Peraturan Uap tahun 1930, Kewajiban Manajemen,
Kewajiban Pegawai Pengawas Pesawat Uap, Kewajiban Operator
PesawatUap
II