• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi Oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi Oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA TAMAN WISATA IMAN (TWI) SITINJO

DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Disusun Oleh:

Trisna R Situmorang

060903040

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Biarlah semua yang hidup memberikan pujian dan kemuliaan hanya kepada Allah, Tuhan Yesus Kristus Sang Pencipta dan Juruselamat dunia. Oleh karena kasih, anugerah dan penyertaan Tuhan yang begitu luas biasa di sepanjang hidupku, aku boleh menjalani perkuliahanku hingga saat ini aku boleh sampai pada penyelesaian skripsiku. Aku mengucap syukur Ya Tuhan, Engkau satu-satunya Sahabat dan Penolong yang ajaib dan setia bagiku.

Skripsi ini berjudul “Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi Oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi”. Dalam skripsi ini, penulis membahas tentang bagaimana Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi mengembangkan Objek Wisata TWI Sitinjo sehingga berkontribusi dalam meningkatkan PAD Kabupaten Dairi.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan dukungan, bantuan, dan arahan, baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan ucapan terima kasih kepada:

(3)

3. Ibu Prof. DR. Erika Revida, MA selaku dosen pembimbing yang selalu mendukung dan memberikan arahan-arahan kepada penulis. Terimakasih banyak atas perhatian dan waktunya.

4. Seluruh staff dan dosen di lingkungan Departemen Ilmu Administrasi Negara serta seluruh staff adminisrasi pendidikan dan ruang baca FISIP USU dan Perpustakaan Universitas.

5. Teristimewa untuk keluargaku tercinta, God will be with us forever, kedua orang tuaku yang selalu memperjuangkan aku, Bapakku Deos Situmorang yang selalu setia memberikan nasihat supaya aku selalu tekun dan sabar dalam mengerjakan skripsi, makasih ya Pa’ee, selalu nelfon aku. Many thanks for my great English Teacher, my lovely mom Sumorta Sianturi, Spd, who always remind me to keep health, to be patient, depend on Mighty God, always be faithful to advice me. I promise, I will get your desire. Kepada motivator-motivator terhebatku, Oldest S’ter, Miss Aduma Lestari Astuti (K’Tuti), kata-kata yang kk ucapkan selalu membangkitkan semangatku, My Second S’ter, Miss Junika Verawati (K’Juni), selalu mengingatkan terutama kesabaranku dalam menghadapi permasalahan yang ada, Redokson (Si Abang, Oconku) dan Ramot Manutur (Amotku), sahabat di rumah setiap saat yang selalu membantu aku dalam kesibukanku, thanks buat mp3 yang selalu mengisi hari-hari kita, dan Boy Friendly (Si Pudan, Boiku), ‘berjuang untuk cita-cita ya de’.

(4)

Beben. “Thanks selalu nemenin Bou Rona ya sayang,..bou selalu merindukan klen”. Bou Hans and fams, selalu peduli dan rindu padaku, sering nelfon, nahan aku untuk nginap kalo datang ke rumah. B’Frengky, teman curhat dan abang yang baik, selalu menolong dan memberi semangat. Tante Bivo B. Silalahi, yang rajin telfon untuk kasi semangat. 7. NHKOOR HKBP P. Simalingkar yang menjadi wadah pelayananku

selama ini, terimakasih kepada semua rekan-rekan sepelayanan yang selalu menolong dan mendukung dalam doa. Selama aku mengerjakan skripsi ini, aku sering telat datang latihan dan sering minta izin. Juga sering marah-marah ketika melatih koor,…maaf ya teman-teman… Tetaplah bertumbuh dan berkarya untuk memperluas Kerajaan Tuhan di tengah-tengah dunia, terutama melalui talenta yang diberikanNya.

Tak lupa juga kepada adik-adikku NH Junior yang selalu menemani, harus selalu ngisi absen ke rumah setiap hari minggu pulang gereja, aku sangat bangga menjadi kk kalian, tetap jaga kekompakan kalian dan teruskan pelayananmu…

8. Teman-teman seperjuangan semasa magang di Tanah Samosir, di rumah Oppung qta, Devi, Pepy, Vanny Puspa, Wierda, Rya, dan Cite, kapan ke Samosir lagi, kangen juga ma oppung di sana,.. Tetap jaga komunikasi ya wooiii, jangan mpe lost contact, ney pesan Ibu Ketua lhoo, hehehe.

(5)

10.Seluruh informan yang telah bersedia memberikan informasi dan keterangan selama penelitian, seluruh staff pegawai di Dinas, terutama di Bidang Pariwisata, Bapak Drs. Naik Capah (Kepala Bidang Pariwisata), Ibu Rita Magda Sinaga (Kepala Seksi Promosi), Bapak Parlindungan Saran (Kepala Seksi Pengelolaan Sarana Pariwisata), Ibu Janiah Kudadiri S.Sos (Kepala Seksi Bina Usaha), Bapak Marulak Situmorang (Staff Khusus Pengelola Objek Wisata TWI Sitinjo), Bapak Awaluddin Capah (Staff Khusus Pengelola Objek Wisata TWI Sitinjo), seluruh staff pegawai yang ditempatkan di TWI Sitinjo, Bapak Pendi Purba (anggota DPRD Kabupaten Dairi Wakil Ketua Komisi A), dan Bapak David Rajagukguk dari LSM KSPPM. Terimakasih atas bantuan dan kemudahan yang diberikan dalam memperoleh data. Semoga tulisan saya memberikan kontribusi yang berarti bagi Bapak/ Ibu serta bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi secara umum.

11.Abangku B’ Eliansen Manik (Staff Khusus Pengelola Objek Wisata TWI Sitinjo), yang selalu bersedia menemani (antar-jemput) selama penelitian di TWI, juga selalu bersedia memberikan informasi yang aku butuhkan walau lewat telfon, thanks ya bang,…

(6)

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis menerima saran dan masukan yang membangun dari semua pihak.

Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2010

Penulis

(7)

ABSTRAK

Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Dairi Nama : Trisna R Situmorang

NIM : 060903040

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Prof. DR Erika Revida, MS

PAD merupakan gambaran potensi keuangan daerah pada umumnya yang mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi maka daerah dapat menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor pengembang terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam meningkatkan PAD.

Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan menjadikan maju atau pembangunan secara bertahap, teratur dan berkelanjutan, yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan juga dapat dinilai sebagai respon terhadap perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Pengembangan Objek Wisata merupakan proses pembangunan objek wisata secara bertahap dan berkelanjutan demi tercapainya fungsi pariwisata yang sesungguhnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Dairi.

(8)
(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ……… i

ABSTRAK ……… vi

DAFTAR ISI ……… vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ……….. ………… 1

1.2Perumusan Masalah ………... …… 6

1.3Tujuan Penelitian ……….. ……… 6

1.4Manfaat Penelitian ……….. ……… 6

1.5Kerangka Teori 1.5.1Pariwisata ………... ...… 7

1.5.1.1 Komponen Pariwisata …………..……… 9

1.5.1.2 Pelaku Pariwisata ………..………… 10

1.5.2Objek wisata………...… 12

1.5.2.1Pengertian Objek Wisata ………..……… 12

1.5.2.2Jenis Objek Wisata ………..………… 12

1.5.2.3Pengembangan Objek Wisata ..……… 16

1.5.3 Keuangan Daerah ………..……… 18

1.5.4 Pendapatan Asli Daerah ………..……… 20

1.5.4.1Pajak Daerah ………..……… 21

1.5.4.2Retribusi Daerah ………..… 23

1.5.4.3Perusahaan Milik Daerah ……….. 26

1.5.4.4Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah…...… 28

(10)

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian ………..… 30

2.2 Lokasi Penelitian ……….. 30

2.3 Informan Penelitian ………... 30

2.4 Teknik Pengumpulan Data……….... 32

2.5 Teknik Analisis Data………... 33

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Dairi………... 33

3.2 Gambaran Umum Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi 3.2.1 Visi dan Misi ……….. 34

3.2.2 Struktur Organisasi………. 36

3.2.3 Susunan Kepegawaian Penugasan……….. 37

3.2.4 Tugas dan Fungsi ……….. 38

3.3 Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo 3.3.1 Letak ……….. … 44

3.3.2 Fasilitas ……….. 44

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Pelaksanaan Wawancara……… 48 4.2 Keterangan para informan mengenai

(11)

Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo……… 54

4.2.2 Sarana dan Prasarana………. … 60

4.2.3 Promosi ……….. 67

4.2.4 Pendidikan dan Pelatihan……… 71

4.2.5 Program Perancangan Pengembangan……….. 73

4.2.6 Retribusi dari Taman Wisata Iman Sitinjo……….. 79

4.2.7 Tabel Perkembangan Pengunjung yang datang ke TWI Sitinjo………. 85

BAB V ANALISA DATA 5.1Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo…. 86 5.1Sarana dan Prasarana……….. 88

5.1Promosi ……… 89

5.1Pendidikan dan Pelatihan……… 90

5.1Program Perancangan Pengembangan……… 91

5.1Retribusi dari Taman Wisata Iman Sitinjo……….. 91

5.1Perkembangan Pengunjung yang datang ke TWI Sitinjo………. 93

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ……… 94

6.2Saran ……… 96

(12)

ABSTRAK

Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Dairi Nama : Trisna R Situmorang

NIM : 060903040

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Prof. DR Erika Revida, MS

PAD merupakan gambaran potensi keuangan daerah pada umumnya yang mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi maka daerah dapat menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor pengembang terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam meningkatkan PAD.

Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan menjadikan maju atau pembangunan secara bertahap, teratur dan berkelanjutan, yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan juga dapat dinilai sebagai respon terhadap perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Pengembangan Objek Wisata merupakan proses pembangunan objek wisata secara bertahap dan berkelanjutan demi tercapainya fungsi pariwisata yang sesungguhnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kabupaten Dairi.

(13)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo berhasil dalam rangka meningkatkan PAD Di Kabupaten Dairi. Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan peningkatan angka pemasukan bagi daerah sejak diberlakukannya pengelolaan yang terkontrol oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. TWI Sitinjo merupakan salah satu dari tiga (3) kelompok besar sumber pemasukan bagi Kabupaten Dairi.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(15)

Dalam mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri, sudah barang tentu daerah memerlukan biaya yang cukup besar guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Oleh karena itu daerah diberi hak dan wewenang untuk menggali sumber-sumber pendapatan daerahnya sendiri. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 157 UU No. 32 Tahun 2004 yang mengatur sumber-sumber pendapatan daerah, yang terdiri atas:

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu terdiri dari: a. Hasil pajak daerah,

b. Hasil retribusi daerah,

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

2) Dana Perimbangan; dan

3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah ( Pasal 157 UU No. 32 Tahun 2004)

(16)

memberikan peranan yang sangat besar dan membantu dalam percepatan pembangunan di daerah.

Dalam era globalisasi sekarang ini, bidang pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menunjang pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini dicanangkan selain sebagai salah satu sumber penghasil devisa yang cukup andal, juga merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong perkembangan investasi. Untuk mengembangkan sektor ini pemerintah berusaha keras membuat rencana dan berbagai kebijakan yang mendukung kearah kemajuan sektor ini. Salah satu kebijakan tersebut adalah menggali, menginventarisir dan mengembangkan obyek-obyek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi wisatawan.

(17)

diantara dua benua dan dua samudera serta berada di bawah garis khatulistiwa sehingga Indonesia beriklim tropis, sangat mendukung untuk pengembangan pariwisata. Di samping itu, kondisi alam sangat mendukung karena wilayah Indonesia terdiri dari pulau-pulau dengan masyarakat yang pluralistis di dalamnya terkandung beraneka ragam suku, adat-istiadat, dan kebudayaan (kepercayaan, seni, moral) yang berbeda-beda serta mempunyai potensi keindahan alam yang terdapat di seluruh penjuru tanah air. Hal ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik domestik maupun manca negara untuk berkunjung ke Indonesia.

(18)
(19)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti secara khusus ingin menjawab permasalahan yaitu “Bagaimana Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerahdi Kabupaten Dairi?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat akademis, yaitu sebagai salah satu sumbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga menambah wawasan khususnya pada peranan sektor pariwisata dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

2. Manfaat praktis, yaitu sebagai masukan / sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Daerah setempat terutama dalam upaya pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Dairi.

(20)

menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari bidang Ilmu Administrasi Negara.

1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Pariwisata

Menurut arti katanya, pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu “pari” yang artinya penuh, seluruh, atau semua, dan kata “wisata” yang berarti perjalanan. Kata pariwisata dapat diartikan perjalanan penuh, mulai dari berangkat dari suatu tempat, ke satu atau beberapa tempat lain dan singgah, kemudian kembali ke tempat semula (Kuncoro, 2004:295).

Menurut Damanik (2006:1), pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata adalah fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat kompleks. Ia terkait erat dengan organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan sebagainya.

(21)

travel biro, dan berbagai jenis hiburan yang lain. Dengan adanya kegiatan pemenuhan kebutuhan wisatawan ini, akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dampak tidak langsung adalah sebagai pemicu perkembangan bidang-bidang lainnya seperti pembangunan daerah yang bersangkutan, pendapatan asli daerah, industri, dan lain-lain (Yoeti, 2002:57-58).

Lebih lanjut Pendit (2002: 33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berikut: Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan-kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan-pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat, program-program kebersihan atau kesehatan, proyek sarana budaya dan kelestarian lingkungan, dan sebagainya, yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi wisatawan dalam lingkungan wilayah yang bersangkutan, maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, di mana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan di tengah-tengah industri lainnya. Adapun yang menjadi manfaat Pariwisata adalah:

1) Meningkatkan hubungan yang baik antar bangsa dan negara;

2) Membuka kesempatan kerja serta perluasan lapangan pekerjaan bagi masyarakat;

3) Merangsang dan menumbuhkan aktivitas ekonomi masyarakat;

4) Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, pendapatan daerah, dan devisa negara;

(22)

6) Membantu dan menunjang gerak pembangunan, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan;

7) Menjaga kelestarian flora, fauna, dan lingkungan. Sedangkan tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah:

1) Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata;

2) Memupuk rasa cinta tanah air;

3) Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja; 4) Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat;

5) Mendorong pendayagunaan produksi nasional.

1.5.1.1 Komponen Pariwisata

Menurut Hadinoto (1996:32-34), Sistem pariwisata terdiri dari lima (5) komponen besar, dimana komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang memerlukan keterkaitan, ketergantungan, dan keterpaduan, yaitu:

1) Atraksi Wisata; adalah daya tarik wisatawan seperti sumber daya alam, sumber daya manusia-budaya dan adat istiadat, dan sebagainya.

(23)

4) Transportasi; menyangkut orang ke dan dari destinasi pariwisata

5) Fasilitas / Pelayanan; untuk mendukung aktivitas pariwisata, yang didominasi pihak swasta.

1.5.1.2 Pelaku Pariwisata

Pelaku pariwisata adalah setiap pihak yang berperan dan terlibat dalam kegiatan pariwisata. Adapun yang menjadi pelaku pariwisata menurut Damanik (2006:19-24) adalah:

1) Wisatawan; adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan.

Wisatawan memiliki beragam motif dan latar belakang (minat, ekspektasi, karakteristik sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya) yang berbeda-beda dalam melakukan kegiatan wisata. Dengan perbedaan tersebut, wisatawan menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata.

2) Industri Pariwisata / Penyedia Jasa; adalah semua usaha yang menghasilkan barang dan jasa bagi pariwisata. Mereka dapat digolongkan ke dalam dua golongan utama, yaitu:

a. Pelaku Langsung, yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara langsung kepada wisatawan atau yang jasanya langsung dibutuhkan oleh wisatwan. Termasuk dalam kategori ini adalah hotel, restoran, biro perjalanan, pusat informasi wisata, atraksi hiburan, dan lain-lain.

(24)

3) Pendukung Jasa Wisata; adalah usaha yang tidak secara khusus menawarkan produk dan jasa wisata tetapi seringkali bergantung pada wisatawan sebagai pengguna jasa dan produk itu. Termasuk di dalamnya adalah penyedia jasa fotografi, jasa kecantikan, olahraga, penjualan BBM, dan sebagainya.

4) Pemerintah; sebagai pihak yang mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan, dan peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata. Tidak hanya itu, pemerintah juga bertanggungjawab dalam menentukan arah yang dituju perjalanan pariwisata. Kebijakan makro yang ditempuh pemerintah merupakan panduan bagi stakeholder yang lain dalam memainkan peran masing-masing.

(25)

Kawasan Bahorok Sumatera Utara atau di Tanjung Putting Kalimantan Selatan, Kelompok Pecinta Alam, Walhi, dan lain-lain.

1.5.2 Objek Wisata

1.5.2.1 Pengertian Objek Wisata

Objek Wisata atau “tourist atracction” adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Dalam Ilmu Kepariwisataan, Objek Wisata atau lazim disebut Atraksi merupakan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 5, Objek Wisata atau disebut Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa objek wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.

1.5.2.2 Jenis Objek Wisata

(26)

Di bawah ini diuraikan mengenai beberapa jenis objek wisata yang dikelompokkan berdasarkan alasan atau motivasi serta tujuan wisatawan dalam melakukan suatu perjalanan wisata, antara lain:

1) Objek Wisata Budaya

Perjalanan ke objek wisata ini dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang, dengan jalan mengadakan kunjungan atau melakukan peninjauan ke tempat lain, untuk mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, budaya, dan seni hidup mereka.

2) Objek Wisata Kesehatan

Perjalanan seorang wisatawan ke objek wisata ini dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan kesehatannya dan untuk beristirahat.

3) Objek Wisata Olahraga

Wisatawan yang melakukan perjalanan ke objek wisata ini mempunyai tujuan untuk berolah raga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara tertentu.

4) Objek Wisata Komersial

Perjalanan yang dilakukan ke objek wisata ini dengan tujuan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial.

5) Objek Wisata Politik

(27)

Perjalanan wisata ke tempat ini sering dihubungkan dengan agama, sejarah, adat istiadat, dan kepercayaan wisatawan, dan biasanya mempunyai tujuan yang dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman, dan tudak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.

7) Objek Wisata Bahari

Perjalanan ke objek wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air, seperti memancing, berlayar, menyelam, berselancar, atau berkeliling melihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air.

Menurut Marpaung (2002 : 80-93), Objek Wisata atau Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik bagi orang-orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu, yang terdiri dari:

1) Objek Wisata alam, meliputi;

a. Pantai, merupakan salah satu objek dan daya tarik wisata yang berkaitan erat dengan aktivitas seperti berjemur di terik matahari, berenang, naik perahu, berfoto, ski air, dan lain-lain,

b. Pegunungan, berhubungan dengan kegiatan menikmati pemandangan, mendaki, berkemah dan berfoto. Jenis objek wisata ini termasuk gunung berapi dan bukit-bukit dengan keunikan tertentu,

c. Daerah Liar dan terpencil, daerah ini sering disebut sebagai Primitive Areas, di mana pengunjung mencari ketenangan, lingkungan alami dengan

pembangunan yang terbatas serta masyarakat tradisional,

(28)

Keberadaan objek dan daya tarik wisata ini dapat juga dijadikan sebagai tempat pengembangbiakan atau penakaran bagi flora dan fauna yang langka.

2) Objek Wisata Sosial Budaya, meliputi;

a. Museum dan fasilitas budaya lainnya, berhubungan dengan aspek alam dan aspek kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu. Museum ini berupa museum arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu pengetahuan, teknologi dan industri, dan lain-lain,

b. Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, berupa monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa, bangunan keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lain seperti bangunan-bangunan kuno,

c. Pola kehidupan dan tradisi, termasuk adat istiadat, pakaian, upacara, dan kepercayaan dari suatu suku bangsa tertentu,

d. Wisata keagamaan, etnis dan nostalgia, etar kaitannya dengan wisatawan atau pengunjung yang memiliki latar belakang kebudayaan, agama, etnis dan sejarah yang sama, atau hal-hal yang pernah berhubungan dengan masa lalunya.

(29)

1.5.2.3 Pengembangan Objek Wisata

Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan menjadikan maju atau pembangunan secara bertahap, teratur dan berkelanjutan, yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan juga dapat dinilai sebagai respon terhadap perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, di dalam mengupayakan pengembangan, perencanaan yang baik menjadi tindakan yang mutlak dilakukan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan suatu strategi pengembangan yang terintegrasi, sehingga sasaran yang akan dituju tercapai dan sesuai dengan yang diharapkan. Pengembangan dalam hal ini mengandung pengertian perbuatan mengembangkan Obyek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Dairi.

Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara. Menurut Marpaung (2002:9), Pengembangan kepariwisataan dilandaskan atas usaha-usaha sebagai berikut:

1) Memelihara dan membina keindahan alam dan kekayaan serta kebudayaan masyarakat Indonesia sebagai daya tarik kepariwisataan,

2) Menyediakan dan membina fasilitas-fasilitas transportasi, akomodasi, entertainment, dan pelayanan pariwisata lainnya yang diperlukan termasuk

pendidikan pegawai,

(30)

4) Mengusahakan kelancaran formalitas perjalanan dan lalu lintas para wisatawan dan dengan demikian menghilangkan unsur-unsur yang menghambatnya,

5) Mengerahkan kebijaksanaan dan kegiatan perhubungan sebagai sarana utama guna memperbesar jumlah dan kelancaran arus wisatawan.

Proses pengembangan pariwisata memerlukan waktu yang cukup panjang dan langkah-langkah yang berkesinambungan. Untuk mewujudkannya diperlukan kerjasama yang baik oleh semua pihak. Dalam hal ini, Hadinoto (1996:26) menguraikan bahwa secara umum ada tiga (3) pihak yang saling berkaitan erat, yaitu:

1) Pihak Penyedia Jasa Wisata Langsung, meliputi usaha yang menyangkut perjalanan seperti penerbangan, hotel, transportasi darat lokal, bus perjalanan, restoran dan toko eceran. Usaha-usaha ini memberikan layanan, aktivitas, dan produk yang dibeli atau dikonsumsi langsung oleh orang-orang yang melakukan perjalanan.

2) Pihak Usaha Pendukung Wisata, meliputi tour organizer, travel and trade publication, hotel management firm dan travel research firm.

(31)

1.5.3 Keuangan Daerah

Pemerintahan di daerah dapat terselenggara karena adanya dukungan berbagai faktor sumber daya yang mampu menggerakkan jalannya roda organisasi pemerintahan dalam rangka pencapaian tujuan. Faktor keuangan merupakan faktor utama yang merupakan sumber daya finansial bagi pembiayaan penyelenggaraan roda pemerintahan daerah.

Menurut Munir (2004: 96).Keuangan daerah adalah keseluruhan tatanan, perangkat, kelembagaan dan kebijakan penganggaran yang meliputi Pendapatan dan Belanja Daerah. Sedangkan menurut Syamsi (dalam Kaho, 2007:139), Keuangan Daerah merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

(32)
(33)

1.5.4 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diusahakan atau dicari setiap Pemerintah Daerah dengan mengacu kepada ketentuan yang mengatur tentang penggalian sumber-sumber keuangan daerah tersebut (Nasution, 2003:79). Jadi dalam hal ini daerah diberi kepercayaan untuk mengelola sumber pendapatannya, yang selanjutnya dengan inisiatif sendiri dapat mengusahakan sumber pendapatannya sepanjang tidak menyimpang dari kebijaksanaan pengaturan keuangan negara dan azas negara kesatuan.

Menurut Penjelasan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 yaitu Penjelasan Umum disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan Pendapatan Daerah yang bersumber dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada Daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas Desentralisasi.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah menunjukkan kemampuan suatu daerah menghimpun sumber-sumber dana dan memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggung jawabnya.

Pasal 6 Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 menyebutkan bahwa PAD bersumber dari: a. Pajak Daerah;

b. Retribusi Daerah;

(34)

Landasan hukum penerimaan PAD yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 pasal 158, yang menjelaskan bahwa: 1) Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ditetapkan dengan Undang-Undang yang

pelaksanaannya di daerah diatur lebih lanjut dengan Perda.

2) Pemerintahan Daerah dilarang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang telah ditetapkan undang-undang.

3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 huruf a angka 3 dan lain-lain PAD yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 huruf a angka 4 ditetapkan dengan Perda berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 7 dijabarkan bahwa dalam upaya meningkatkan PAD, Daerah dilarang:

1) Menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi; dan

2) Menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antardaerah, dan kegiatan impor / ekspor.

(35)

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan pembangunan daerah (Yani, 2002:45). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menguraikan bahwa Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Adapun Jenis-jenis Pajak Kabupaten / Kota menurut Undang-Undang tersebut adalah:

a. Pajak Hotel; adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

b. Pajak Restoran; adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

c. Pajak Hiburan; adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

d. Pajak Reklame; adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.

e. Pajak Penerangan Jalan; adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.

(36)

yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

h. Pajak Air Tanah; adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

i. Pajak Sarang Burung Walet; adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet.

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; adalah pajak atas bumi dan / atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan / atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan, dan

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; adalah pajak atas perolehan hak atas tanah dan / atau bangunan.

1.5.4.2 Retribusi Daerah

(37)

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Adapun yang menjadi objek dan golongan retribusi menurut UU No.28 Tahun 2009 adalah sebagai berikut:

1) Jasa Umum; digolongkan Retribusi Jasa Umum, adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. Jenis-jenisnya adalah:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

(38)

m. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan

n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

2) Jasa Usaha; digolongkan Retribusi Jasa Usaha, adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:

a. pelayanan dengan menggunakan / memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan / atau

b. pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta.

Jenis-jenisnya adalah:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; b. Retribusi Pasar Grosir dan/ atau Pertokoan; c. Retribusi Tempat Pelelangan;

d. Retribusi Terminal;

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;

f. Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/ Villa; g. Retribusi Rumah Potong Hewan;

(39)

3) Perizinan Tertentu; digolongkan Retribusi Perizinan Tertentu, adalah adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis - jenisnya adalah:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; c. Retribusi Izin Gangguan;

d. Retribusi Izin Trayek; dan e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

1.5.4.3 Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lainnya yang Dipisahkan

Badan Usaha Milik Daerah juga disebut Perusahaan Milik Daerah atau Perusahaan Daerah. Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah (UU No.17 Tahun 2003 pasal 1). Badan Usaha Milik Daerah merupakan unit organisasi dalam tubuh Pemerintah Daerah yang didirikan untuk menghasilkan laba sebagai pendapatan bagi Pemerintah Daerah (Halim, 2002:84).

(40)

khususnya dan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya, dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketenteraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur.

BUMD mencakup berbagai kegiatan perekonomian yang luas, tidak hanya terbatas pada penyediaan kebutuhan dasar masyarakat daerah. Menurut Baratakusumah dan Solihin (2004:255), jenis-jenis BUMD yang terdapat di Indonesia meliputi kegiatan-kegiatan:

1) Penyediaan Air Minum; 2) Pengelolaan Persampahan; 3) Pengelolaan Air Kotor; 4) Rumah Pemotongan Hewan; 5) Pengelolaan Pasar;

6) Pengelolaan Objek Wisata; 7) Pengelolaan Sarana Pariwisata; 8) Perbankan dan Perkreditan;

9) Penyediaan Perumahan dan Permukiman; 10)Penyediaan Transportasi;

11)Industri lainnya; 12)Jasa lainnya.

(41)

1.5.4.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Menurut Widjaja (2002:110), Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah adalah hasil penjualan aset tetap daerah, bunga simpanan dan giro, penerimaan dari denda kontraktor dan berbagai penerimaan kecil-kecil seperti hasil penjualan alat bekas dan bahan sisa. Namun walaupun demikian, sumber penerimaan daerah sangat bergantung pada potensi daerah. Pemerintah daerah sangat dituntut untuk dapat memanfaatkan dan mencari potensi yang ada seoptimal mungkin agar dapat terus meningkatkan jumlah penerimaan.

1.6Landasan Teoritis

Agar mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang akan diteliti, penulis mengemukakan defenisi dari beberapa landasan teori yang digunakan, yaitu:

1) Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Dairi dalam mengembangkan objek wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo, dengan indikator:

a. Pengembangan Objek Wisata, merupakan proses atau upaya pembangunan objek wisata secara bertahap, teratur dan berkelanjutan, b. Sarana dan Prasarana, yaitu melalui penyediaan dan pembinaan

fasilitas-fasilitas transportasi, akomodasi, entertainment, dan pelayanan pariwisata lainnya yang diperlukan,

(42)

d. Pendidikan dan Pelatihan, merupakan upaya peningkatan kualitas SDM pegawai, dan

e. Program perancangan pengembangan, berupa rangkaian kebijakan untuk menjaga kesinambungan fungsi kepariwisataan.

(43)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan melakukan analisa kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang diteliti dan diiringi dengan interpretasi.

Penelitian ini tidak menguji hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan yang diteliti. Dengan demikian ditegaskan kembali bahwa penelitian ini ditempuh berdasarkan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Dairi Jalan Jendral Ahmad Yani No.115 Sidikalang.

2.3 Informan Penelitian

(44)

data, informasi, ataupun fakta-fakta dari suatu objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci (Key Informan) dan informan biasa. Informan Kunci adalah informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti, sedangkan informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan saja.

Adapun yang menjadi Informan kunci (Key Informan) adalah: 1) Kepala Bidang Pariwisata

2) Kepala Seksi Promosi

3) Kepala Seksi Pengolahan Sarana Pariwisata 4) Kepala Seksi Bina Usaha

5) Staff Pengelola Khusus Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sedangkan yang menjadi Informan Biasa adalah:

1) Staff di bidang pariwisata

(45)

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1) Sumber Data Primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung

pada lokasi penelitian. Data Primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut;

a. Wawancara, yaitu dengan memberikan pertanyaan langsung kepada sejumlah pihak yang terkait dengan masalah penelitian. Dalam metode ini, akan digunakan metode wawancara mendalam dengan orang-orang yang berkompeten di bidang-bidang yang ingin diteliti, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (Bungin, 2007: 108).

b. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian di lokasi penelitian.

2) Sumber Data Sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan, yang terdiri dari:

a. Penelitian Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian,

(46)

2.5 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton dalam bukunya Moleong (2000 : 103), adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian besar. Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu, proses penggambaran daerah penelitian. Dalam penelitian ini akan diperoleh gambaran tentang Pengembangan Obyek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dalam rangka peningkatan PAD Di Kabupaten Dairi. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 4 (empat) tahap, sesuai dengan pendapat Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (1992 : 16-20), yaitu :

1) Pengumpulan data (Field Note);

Peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan interview di lapangan.

2) Reduksi data; diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data-data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

3) Sajian data; adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4) Kesimpulan/verifikasi data; didasarkan pada reduksi data dan sajian data

(47)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Dairi

Kabupaten Dairi dengan luas wilayah 1.927,80 Km² sebagian besar merupakan dataran tinggi dengan variasi ketinggian antara 400 – 1.700 meter di atas permukaan laut. Iklim yang terjadi bervariasi, dari iklim subtropis pada ketinggian sampai dengan 500 m di atas permukaan laut, iklim tropis pada ketinggian 500 – 1000 m, serta iklim dingin pada daerah ketinggian di atas 1000 m dari permukaan laut. Dari segi demografi, penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Dairi bersifat heterogen yang terdiri dari etnis Pakpak, Toba, Karo, Simalungun dan Mandailing, Nias, Minangkabau, Cina, Jawa, Aceh dan lain-lain.

3.2 Gambaran Umum Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi

3.2.1 Visi dan Misi 1) Visi

(48)

Dairi adalah “ Terwujudnya Penggalian dan Pelestarian Budaya, Pengembangan Objek Wisata Unggulan yang Berdaya Saing, Pemuda yang Berkualitas dan Terampil serta Memasyarakatkan Olahraga ”. 2) Misi

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi Pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi dalam rangka mewujudkan visi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Dairi, dirumuskan dan ditetapkan sebagai berikut:

- Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur melalui Pendidikan dan Pelatihan.

- Melestarikan seni kedaerahan sebagai aset nasional.

- Menggali dan melestarikan budaya daerah sebagai khazanah budaya nasional.

- Peningkatan Pengelolaan Potensi Kepariwisataan melalui Penataan dan Pengembangan Kepariwisataan, baik yang sudah ada maupun mencari alternatif yang lain.

- Menumbuhkembangkan kreatifitas, menciptakan pemuda yang terampil, tangguh dan berkualitas.

(49)

3.2.2 Struktur Organisasi

Sebagaimana amanat Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Dairi, maka Organisasi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga terdiri dari:

1) Dinas;

2) Sekretariat; meliputi 3 (tiga) Sub Bagian, yakni: - Sub Bagian Umum,

- Sub Bagian Keuangan,

- Sub Bagian Program dan Pelaporan.

3) Bidang Kebudayaan; meliputi 3 (tiga) Seksi, yakni: - Seksi Seni dan Budaya,

- Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan, - Seksi Perfilman dan Bina Usaha.

4) Bidang Pariwisata; meliputi 3 (tiga) Seksi, yakni: - Seksi Promosi,

- Seksi Pengelolaan sarana Pariwisata, - Seksi Bina Usaha.

5) Bidang Pemuda; meliputi 3 (tiga) Seksi, yakni: - Seksi Organisasi dan Kelembagaan,

- Seksi Pemberdayaan dan Peran serta Kepemudaan, - Seksi Bina Pengawasan.

(50)

- Seksi Bina Prestasi,

- Seksi Bina Organisasi dan Kemitraan.

3.2.3 Susunan Kepegawaian Penugasan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga memiliki Susunan Kepegawaian dan Penugasan sebagai berikut:

1) Kepala Dinas; 2) Sekretaris;

- Kepala Sub Bagian Umum, - Kepala Sub Bagian Keuangan,

- Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan Staff Sekretariat. 3) Kepala Bidang Kebudayaan;

- Kepala Seksi Seni dan Budaya,

- Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan,

- Kepala Seksi Perfilman dan Bina Usaha Staff Bidang Kebudayaan. 7) Kepala Bidang Pariwisata;

- Kepala Seksi Promosi,

(51)

9) Kepala Bidang Olahraga;

- Kepala Seksi Penyelenggaraan Keolahragaan, - Kepala Seksi Bina Prestasi,

- Kepala Seksi Bina Organisasi dan Kemitraan Staff Bidang Olahraga.

3.2.4 Tugas dan Fungsi

Kedudukan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dairi adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dairi adalah membantu Bupati melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dalam bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dairi adalah:

- Perumusan Kebijakan Teknis dalam bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga,

- Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum dalam Bidang Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga,

- Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

(52)

Uraian Tugas Tiap-Tiap Jabatan pada Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Dairi, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kepala Dinas

Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dalam bidang kebudayaan, pariwisata, kepemudaan dan olahraga.

2) Sekretaris

Mempunyai tugas pokok:

Mengkoordinasikan penyusunan program, kegiatan, anggaran dan pelaporan serta memberikan pelayanan administratif kepada semua unsur di lingkungan dinas.

2.1 Kepala Sub Bagian Umum Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan perumusan kebijakan teknis, kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pengelolaan administrasi perlengkapan, ketatausahaan, kepegawaian dan urusan rumah tangga dinas.

2.2 Kepala Sub Bagian Keuangan Mempunyai tugas pokok:

(53)

2.3 Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan program dan perencanaan dan fasilitasi penyusunan pelaporan dinas.

3) Kepala Bidang Kebudayaan Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, program dan kegiatan penyelenggaraan kebudayaan, meliputi: seni dan budaya, sejarah dan kepurbakalaan, perfilman dan bina usaha perizinan.

3.1 Kepala Seksi Seni dan Budaya Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan kegiatan serta pelayanan umum menyangkut penyelenggaraan seni dan budaya.

3.2 Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Mempunyai tugas pokok:

(54)

3.3 Kepala Seksi Perfilman dan Bina Usaha Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan kegiatan serta pelayanan umum menyangkut perfilman dan bina usaha perizinan.

4) Kepala Bidang Pariwisata Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, program dan kegiatan penyelenggaraan pariwisata, meliputi: promosi, sarana dan prasarana, serta bina usaha pariwisata.

4.1 Kepala Seksi Promosi Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan kegiatan serta pelayanan umum menyangkut promosi dan pemasaran pariwisata.

4.2 Kepala Seksi Pengelolaan Sarana Pariwisata Mempunyai tugas pokok:

(55)

4.3 Kepala Seksi Bina Usaha Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan kegiatan serta pelayanan umum menyangkut bina usaha perizinan pariwisata.

5) Kepala Bidang Kepemudaan Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, program dan kegiatan penyelenggaraan kepemudaan, meliputi: organisasi dan kelembagaan, pemberdayaan dan peran serta kepemudaan serta pembinaan dan pengawasan kepemudaan.

5.1 Kepala Seksi Organisasi dan Kelembagaan Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan kegiatan serta pelayanan umum menyangkut Organisasi dan Kelembagaan.

5.2 Kepala Seksi Pemberdayaan dan Peran Serta Kepemudaan Mempunyai tugas pokok:

(56)

5.3 Kepala Seksi Bina Pengawasan Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan kegiatan serta pelayanan umum menyangkut Bina Pengawasan Kepemudaan.

6) Kepala Bidang Olahraga Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, program dan kegiatan keolahragaan, meliputi: penyelenggaraan even-even keolahragaan, bina prestasi dan bina organisasi-organisasi olahraga.

6.1 Kepala Seksi Penyelenggaraan Keolahragaan Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan kegiatan serta pelayanan umum menyangkut penyelenggaraan keolahragaan.

6.2 Kepala Seksi Bina Prestasi Mempunyai tugas pokok:

(57)

6.3 Kepala Seksi Bina Organisasi dan Kemitraan Mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan teknis, pelaksanaan kegiatan serta pelayanan umum menyangkut pembinaan organisasi keolahragaan dan kemitraan.

3.3 Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo 3.3.1 Letak

Taman Wisata Iman Dairi terletak di Bukit Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Tempat ini sebelumnya merupakan areal hutan alang-alang dan pinus, berada pada ketinggian puncak perbukitan membentuk aksara “S”, Sitinjo dan berlatar belakang Kota Sumbul yang dikelilingi ribuan hektare areal persawahan padi. Tempat ini dibangun pada akhir tahun 1990-an, memiliki luas wilayah 10 hektare (ha). TWI Sitinjo berjarak ± 142 km dari Kota Medan, dan ± 10 km menuju Kota Sidikalang yang merupakan ibukota Kabupaten Dairi. Dari Kota Medan, lokasi ini dapat ditempuh dalam waktu 4 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil pribadi atau transportasi darat lainnya.

3.3.2 Fasilitas

(58)

1) Lima (5) rumah ibadah yaitu;

- Vihara Saddavadhana yang dirancang mengikuti desain Candi Borobudur di Jawa Tengah sebagai tempat beribadah umat Budha. Candi tersebut dilengkapi dengan patung Sang Budha yang sedang bermeditasi sembari duduk bersila dengan posisi telapak tangan kanan menghadap ke depan seperti sedang melakukan salam hormat, sementara posisi tangan kiri menopang sikunya dari bawah.

(59)

berparas cantik dengan posisi berdiri menggunakan pakaian jubah berwarna putih dipadu dengan biru muda. Gua dengan ukuran kecil tersebut dibangun persis di lereng perbukitan dengan pintu manghadap ke lembah.

- Menara (Kuil) Hindu yang dibangun mengikuti rancangan bangunan kuno menyerupai pura yang terdapat di Bali dan India, sebagai tempat beribadah umat Hindu.

- Masjid dan Menara Masjid yang berdiri megah , dilengkapi dengan sebuah miniatur Ka‘bah seperti yang terdapat di dalam Masjidil Haram, Makkah. Di lokasi ini, umat Islam diperbolehkan melakukan latihan Manasik Haji seperli layaknya di Tanah Suci.

2) Rangkaian Miniatur Kisah 14 Perjalanan Salib yang diuraikan di dalam Alkitab (Via Dolorosa) dengan patung-patung Romawi, yang mengingatkan umat Kristiani akan prosesi sengsara Yesus,

3) Penginapan, yaitu asrama dengan 17 kamar, di mana setiap kamar dapat menampung 6 orang. Penginapan ini juga dapat digunakan sebagai tempat pengobatan dan penyembuhan secara mental penderita narkoba,

4) Sekuriti / Keamanan dilengkapi dengan Pos Pengamanan. Pos ini dipergunakan oleh petugas untuk mengawasi taman serta untuk mengontrol keamanan para pengunjung,

(60)

6) Auditorium / Aula dengan kapasitas 200 orang, sebagai tempat untuk mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti acara Misa, Pernikahan, dan kegiatan keagamaan lainnya,

7) Restoran, 8) Mini Market,

(61)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini akan disajikan data dan informasi yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder. Yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan dan observasi, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang mendukung data primer. Adapun permasalahan utama yang disajikan dalam bab ini yaitu Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi Oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi.

4.1 Pelaksanaan Wawancara

(62)

Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dari para informan tentang Pengembangan Objek Wisata TWI Sitinjo Dalam Meningkatkan PAD Dairi. Adapun informan yang telah ditetapkan sesuai dengan proposal penelitian adalah orang-orang yang dianggap berkompeten, berhubungan, dan mampu untuk menjawab permasalahan penelitian. Di dalam penelitian ini ditetapkan ada tujuh (9) orang yang menjadi informan, dengan klasifikasi sebagai berikut; Informan Kunci terdiri dari Kepala Bidang Pariwisata, Kepala Seksi Promosi, Kepala Seksi Pengolahan Sarana Pariwisata, Kepala Seksi Bina Usaha, dan Staff Pengelola Khusus Objek Wisata TWI Sitinjo dua (2) orang, sedangkan Informan Biasa adalah Staff di Bidang Pariwisata satu (1) orang, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Dairi (1) orang, dan unsur LSM (1) orang.

(63)

Pelaksanaan wawancara dilakukan pada saat jam kerja kantor dan dilaksanakan di kantor dinas tersebut. Terkecuali dengan Kepala Seksi Pengelolaan Sarana Pariwisata dan Staff Pengelola Khusus Objek Wisata TWI Sitinjo, wawancara dilakukan di Lokasi objek wisata tersebut berhubung karena ruang lingkup kerja mereka lebih banyak di lapangan.

4.2Keterangan para informan mengenai Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi.

Kabupaten Dairi merupakan daerah yang cukup kaya dengan sumber daya alam. Sumber daya alam tersebut menjadikan sektor pertanian sebagai basis utama perekonomian masyarakat. Di samping itu, Kabupaten Dairi juga memiliki potensi pariwisata yang dapat memerikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Potensi Kepariwisataan Kabupaten Dairi secara umum dapat diklasifikasikan menjadi empat (4) katakter yang berbeda yaitu:

1) Wisata Danau, 2) Wisata Alam,

3) Wisata Seni dan Budaya, dan 4) Wisata Religi.

(64)

1) Pelestarian (preservasi) terhadap objek wisata;

2) Peningkatan kualitas pelayanan fasilitas penunjang objek wisata; dan 3) Memantapkan peran objek wisata, di mana dalam pembinaan dan

pengembangannya dijadikan dalam satu jaringan objek wisata.

Berikut adalah keterangan tentang letak objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Dairi.

Tabel 1. Lokasi dan Objek Wisata di Kabupaten Dairi

No Kecamatan Objek Wisata Jarak dari

Ibukota Kabupaten

(km) 1 Sidikalang

Kelurahan Sidiangkat 1. Puncak Sidiangkat 2. Gua Lae Paku

4

Kelurahan Sidikalang 1. Batu Aceh 2. Batu Hija

6

2 Sitinjo

Desa Sitinjo 1. Lae Pandaroh 2. Taman Wisata Iman 3. Letter S

11 10 10 3 Parbuluan

(65)

4 Sumbul

Desa Tanjung Beringin 1. Wisata Hutan Lindung Lae Pondom

2. Danau Buatan (PLTA Renun)

31

Desa Pegagan Julu V 1. Lapihan/ buku Lak-lak Kujur Golok 2. Bale Silendung Bulan 3. Pangulu Balang

4. Mejan Pertulan Marga Manik

5. Pertaki Lumban Matanari

20

Desa Pegagan Julu VI 1. Rumah adat Pakpak Sikabang-kabang 2. Sikabang-kabang Lae

Renun (PLTA)

20

5 Silahi sabungan 1. Tugu Silahi Sabungan 2. Aek Sipaulak Hosa 3. Aek Nauli Basa

Desa Silalahi I Pantai Danau Toba Silalahi

48

Desa Silalahi II Wisata Danau (perahu layar, speed board, renang)

Desa Paropo 1. Wisata Gunung

(hiking, gatole, camping)

(66)

Desa Bonian Mata Air Bersejarah 32

Desa Tungtung Batu 1. Mejan Marga Cibro 2. Batu Pangulu Balang

32

7 Lae Parira

Desa Bantun Kerbo Kerbau menjadi natu 10

8 Siempat Nempu Hulu

Desa Tambahan Gua Sitanduk-tanduk 15

Desa Silumboyah Panorama Indah 11

9 Siempat Nempu Hilir

Desa Pardomuan 1. Air Terjun Lae Baski 2. Bangunan Zerro

28

28

Desa Lae Itam Uruk Simbelin 67

Desa Lae Markelang Rekreasi dan Panorama Tornauli

24

10 Tigalingga

Desa Tigalingga Tank Peninggalan Bersejarah

26

(67)

12 Pegagan Hilir

Desa Kempawa Danau di atas Gunung (luas 3 ha)

42

4.2.1 Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo

Salah satu dari beberapa obyek wisata yang paling berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Dairi adalah Objek Wisata Religi Taman Wisata Iman (TWI) yang terletak di Bukit Sitinjo Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi. TWI Sitinjo dinilai sebagai “identitas” yang menggambarkan keberagaman dan keserasian hidup beragama masyarakat Kabupaten Dairi. Oleh karena itu, TWI Sitinjo harus terus dikembangkan sehingga keberadaannya benar-benar dapat memantapkan iman dan mental setiap orang yang berkunjung ke sana. Keterangan pertama yang penulis peroleh adalah dari Kepala Bidang Pariwisata Bapak Drs. Naik Capah. Pertanyaan yang diajukan adalah: Bagaimana mekanisme atau strategi yang dilakukan untuk mengembangkan Objek Wisata TWI Sitinjo dan apa saja program pengembangan yang dilakukan untuk membenahi dan memperlengkapi TWI?

Beliau menjawab:

(68)

sarana dan prasarana di TWI sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Dalam Perda ada diatur tentang pengembangan kawasan TWI. Di sana disebutkan bahwa pengembangan TWI disesuaikan dengan bentuk dan arsitektur serta kebutuhan TWI itu sendiri. Kedua, membuat program-program yang berhubungan dengan pengembangan pariwisata seperti yang tertuang dalam Renstra 2010-2014, yaitu: program pengembangan pemasaran pariwisata, program pengembangan destinasi pariwisata, dan program pengembangan kemitraan. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama ini seperti melakukan promosi ke seluruh daerah di Kabupaten Dairi. Jadi, kita upayakan seluruh masyarakat Dairilah yang pertama sekali harus mengetahui keberadaan TWI. Beberapa cara yang kita tempuh adalah membuat surat edaran ke desa-desa, ke gereja-gereja, ke punguan-punguan marga, dan berbagai organisasi masyarakat yang ada. Selain itu, kita juga sedapat mungkin mengikuti even-even di luar daerah, semacam studi banding. Dari segi sarana dan prasarana, saat ini sedang dilaksanakan. Untuk memperlengkapi TWI kan harus bertahap dan berkelanjutan. Seluruh fasilitas diperlengkapi sesuai kebutuhan. Misalnya saat ini sedang dilakukan pembangunan perahu Nabi Nuh tidak jauh dari gereja. ”.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa pembangunan dan pengembangan di kawasan TWI dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga telah melaksanakan banyak program untuk memperlengkapi sarana dan Prasarana di TWI. Di samping itu, Pemda juga telah menempuh beberapa cara promosi untuk memperkenalkan TWI Sitinjo kepada umum. Semua program yang dilaksanakan didasarkan pada Peraturan Daerah dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) yang berlaku.

(69)

“TWI adalah aset yang sangat mahal yang dimiliki oleh Dairi. Pembangunannya menghabiskan dana yang sangat besar. Selain itu potensi alam yang dimiliki TWI juga sangat mendukung pengembangan ini. Jadi kalau bisa kita kembangkan, kenapa tidak. Tujuan pengembangan TWI didasarkan pada misi Dinas yaitu Peningkatan Pengelolaan Potensi Kepariwisataan melalui Penataan dan Pengembangan Kepariwisataan, baik yang sudah ada maupun mencari alternatif yang lain. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan potensi pariwisata, meningkatkan kuantitas objek wisata, meningkatkan keterampilan dan kreatifitas usaha-usaha pariwisata masyarakat, meningkatkan akurasi data sebagai informasi promosi terhadap objek wisata, dan meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam menciptakan kepariwisataan yang berdaya saing. Hal ini juga tertuang dalam Renstra SKPD tahun 2010-2014”.

Dari informasi tersebut diketahui bahwa latar belakang pengembangan terhadap objek wisata TWI Sitinjo adalah potensi alam yang dimiliki oleh TWI dan pembangunan TWI yang telah menghabiskan dana yang cukup besar. Kedua hal itu menjadikan TWI sebagai aset yang sangat mahal bagi Dairi. Sedangkan tujuan pengembangan TWI sesuai dengan misi Dinas yang tertuang dalam Renstra SKPD 2010-2014.

Kemudian untuk mengetahui tentang kebijakan apakah yang telah dilakukan oleh Pemda dalam mengembangkan TWI Sitinjo sehingga menjadi daerah tujuan wisata yang menarik bagi para wisatawan, penulis kembali bertanya kepada beliau dengan pertanyaan: Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan daya tarik objek wisata TWI ini sehingga lebih bernilai dan menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan?

Beliau menjawab:

(70)

Ada juga pondok-pondok kecil untuk tempat istirahat bagi pengunjung yang merasa lelah setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan. TWI kan sangat luas, 13 Ha. Dan akan lebih menyenangkan jika perjalanan menikmati objek wisata ini dengan berjalan kaki, karena di sepanjang jalan dibangun ornamen-ornamen religi yang merupakan inti dari TWI”.

Pertanyaan yang sama juga penulis ajukan ketika melakukan wawancara dengan salah seorang Staff Khusus Pengelola Objek Wisata TWI Sitinjo Bapak Marulak Situmorang.

Beliau menjawab:

“Untuk menambah daya tarik TWI, di lokasi Masjid telah selesai dibangun tempat untuk Al-quran raksasa, hanya tinggal menunggu Al-qurannya saja. Kitab tersebut telah dilobi oleh Pemda dan akan didatangkan dari Arab. Tentunya ini akan menambah perbendaharaan TWI. Di lokasi Budha juga telah dibuat tempat khusus untuk Biksu bersemedi. Telah dilakukan juga upaya untuk mendirikan kios-kios berupa rumah jojong bercirikan budaya Pakpak. Namun itu belum selesai. Hal ini dilakukan untuk menata dan menjaga keteraturan sehingga pengunjung merasa lebih nyaman bila ingin berbelanja aksesoris dan berbagai souvenir dari TWI. Saat ini juga telah dibuat program untuk membangun Open Stage sebagai tempat untuk menyelenggarakan even-even budaya seperti tari-tarian daerah dan fasilitas karokean untuk keluarga di TWI. Selain itu telah diprogramkan untuk menambah koleksi binatang, sehingga Kebun Binatang Mini lebih menarik dan ramai. Kedua rencana ini telah di acc oleh Pemda. Mudah-mudahan segera terwujud dalam waktu dekat”.

(71)

Mini, dan Pondok-pondok kecil tempat beristirahat bagi pengunjung. Sedangkan program pengembangan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat dan telah disetujui oleh Pemda adalah pembangunan Open Stage dan penambahan koleksi binatang di Kebun Binatang Mini.

Selanjutnya mengingat TWI merupakan kawasan yang sangat luas 13 Ha, penulis mencoba untuk mengeksplorasi pertanyaan tentang langkah pengembangan lain yang dilakukan oleh dinas berhubungan dengan cara tempuh (aksesibilitas) ke kawasan TWI. Pertanyaan yang diajukan oleh penulis kepada Kepala Bidang Pariwisata Bapak Drs. Naik Capah adalah: Bagaimana dengan sistem transportasi / akses menuju kawasan ini? Apakah perlu dibuka trayek angkutan baru untuk menjangkau TWI?

Beliau menjawab:

“Ya, untuk masalah askesibilitas, Pemda telah membuka trayek baru menuju TWI namun masih terbatas, yaitu trayek angkot nomor 63 dengan rute Sidikalang – TWI. Kalau dari daerah-daerah belum dibuka trayek. Sedangkan untuk di dalam kawasan TWI sendiri, ada ojek dengan rute sepanjang lokasi TWI saja. Misalnya untuk pengunjung yang datang ke TWI dan ingin keluar dari lokasi taman namun tidak memiliki kendaraan, boleh memakai jasa ojek. Tarif ojek tidak mahal, hanya Rp 5000 rupiah sekali jalan”.

Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa Pemda telah berusaha untuk mempermudah pengunjung untuk menjangkau kawasan TWI dengan membuka trayek baru angkutan dari Sidikalang ke TWI yaitu trayek angkutan nomor 63. Untuk di dalam kawasan TWI sendiri telah dibuka transportasi ojek bagi para pengunjung yang membutuhkan.

(72)

yang berbeda, penulis bertanya kepada Kepala Seksi Bina Usaha Ibu Janiah Kudadiri S.Sos. Adapun pertanyaan yang diajukan penulis adalah: Di dalam memberikan pelayanan kepada para pengunjung TWI, hal-hal apa saja yang dilakukan?

Beliau menjawab:

“Kita selalu mengupayakan memberikan pelayanan yang baik terhadap pengunjung, memfasilitasi mereka yang ingin membuat kegiatan di sepanjang lokasi taman, dan memberikan tiket masuk kepada setiap pengunjung. Pemberian tiket diatur menurut Perda No. 04 tahun 2005 tentang Retribusi Memasuki Kawasan dan Pemanfaatan Fasilitas Taman Wisata Iman Sitinjo”.

Dari keterangan beliau dapat diketahui bahwa Dinas berupaya untuk memberikan pelayanan yang baik kepada setiap pengunjung. Dinas juga memfasilitasi pengunjung yang ingin membuat kegiatan di lokasi TWI dan diberlakukannya pemberian tiket masuk kepada setiap pengunjung berdasarkan Perda No. 04 Tahun 2005 tentang Retribusi Memasuki Kawasan dan Pemanfaatan Fasilitas Taman Wisata Iman Sitinjo.

Gambar

Tabel 1. Lokasi dan Objek Wisata di Kabupaten Dairi
Tabel 2. Pembagian Regu/ Wilayah Tugas Pegawai di TWI Sitinjo
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Pengunjung yang datang ke

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan laporan ini disajikan secara deskriptif kualitatif untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan Strategi Promosi dan Kerjasama Dinas Pariwisata

Namun, potensi sumber daya alam tersebut masih belum dioptimalkan secara maksimal oleh pemerintah, dalam hal ini yang bertugas adalah Dinas Kebudayaan Pariwisata

Dapat diketahui sektor pariwisata dapat memberikan sumbangsih terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) rata-rata

Model Komunikasi dalam Mengembangkan Image Obyek Wisata Alam Oleh Humas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rokan Hilir sesuai pula dengan

1) Pengembangan kawasan wisata Kabupaten Bengkalis masih mempunyai banyak potensi sumber daya yang belum digali dan diidentifikasi serta dieksplorasi, yang

http://Users/X/Downloads/264-994-1-PB.pdf PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT Oleh : Wahyu Ishardino Satries RUANG KAJIAN 89 Jurnal Madani Edisi I/Mei

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan menguraikan dan membahas hasil dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan secara langsung mengenai

Fokus Penelitian Berdasrkan bagan kerangka pikir terkait dengan penelitian Strategi Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata dalam Mengembangkan Obyek Wisata Permandian Alam Lewaja di