• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNIG/CTL

UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA

KELAS IV MI

MIFTAHUSSA’ADAH

KOTA TANGERANG

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

SITI AISYAH

NIM.1811018300105

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADARASH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan mereka sendiri. (Q.S Ar-Ra‟d: 11)

 Jika kita mempunyai permintaan, mintalah yang pertama kali kepada Allah (Peneliti)

 Orang tualah yang selalu mendoakan setiap langkah kita dan menginginkan kita untuk lebih baik dari mereka (Peneliti)

PERSEMBAHAN

 Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasihat dan doa untuk saya.

 Suami dan Anak-anaku tercinta yang selalu memberikan motivasi.

(7)

ABSTRAK

Siti Aisyah, PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING/CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI

GLOBALISASI SISWA KELAS IV MI MIFTAHUSSA‟ADAH KOTA TANGERANG. Penelitian Tindakan Kelas, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang. Selain itu, motivasi dan aktivitas belajar siswa masih rendah karena guru hanya menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Dari latar belakang masalah tersebut, disusun rumusan masalah yaitu “Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi globalisasi siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang?” Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/CTL sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Miftahussaadah Cipondoh Kota tangerang tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 27 orang siswa. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV, guru kelas, dan data dokumen. Data yang dihimpun merupakan data kualitatif yakni aktivitas belajar siswa, dan data kuantitatif mencakup hasil belajar siswa, rata-rata kelas, dan ketuntasan belajar keseluruhan. Teknik pengumpulan data berupa tes dan non tes yang meliputi pengamatan dan dokumentasi. Alat pengumpul data berupa tes dan lembar pengamatan. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila hasil belajar siswa meningkat sesuai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sebesar 74,1% dengan rata-rata kelas 70,00. Sementara itu, rata-rata aktivitas belajar siswa memperoleh nilai 3,2. Dengan hasil yang diperoleh, peneliti belum dapat memenuhi indikator keberhasilan. Oleh karena itu, peneliti mengadakan perbaikan di siklus II supaya hasil penelitian dapat meningkat. Pada siklus II, ketuntasan belajar siswa mencapai 85,2% dengan rata-rata kelas 75,19. Rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 3,7. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa, rata-rata kelas, ketuntasan belajar klasikal, dan aktivitas belajar siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota tangerang.

(8)

i

KATA PENGANTAR





Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,

Taufik dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam tercurah limpah kepada baginda

yang mulia Rasullulloh Muhammad Shallalahu„alaihiwassallam keluarga serta

sahabatnya.

Penyusunan skripsi ini merupakan penelitian singkat yang dilakukan

dengan melakukan tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL untuk Meningkatkan Hasil

belajar PKn Pada Siswa Kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang”. Skripsi ini menggambarkan bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran Contextual

Teaching and Learning/CTL sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Selain itu skripsi ini juga

bisa dijadikan gambaran bagi guru tentang bagaimana menerapkan pendekatan

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dikelas.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan, sehingga

dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penelitian maupun

penulisannya.

Ketika pembuatan skripsi ini baik dalam melakukan penelitian maupun

penulisannya, tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, beserta stafnya yang telah memberikan rekomendasi untuk

melaksanakan penelitian;

3. Asef Ediana Latif, M.Pd. Sekretaris Program Studi PGMI Fakultas Ilmu

(9)

ii

4. Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Ketua program DMS Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan beserta stafnya yang telah membantu memudahkan setiap

agenda kegiatan penelitian yang dilakukan;

5. Dr. Muhamad Arif, M.Pd,. Pembimbing skripsi yang telah mengoreksi,

memberi masukan dan saran dengan tekun dalam upaya menyelesaikan dan

memperbaiki naskah skripsi ini;

6. Suamiku tercinta, terimakasih atas kesabaran dan do‟a nya;

7. Bapak dan Ibuku tercinta yang memotivasi diriku tuk terus maju dan

bersemangat dalam mengikuti perkuliahan;

8. Kakak adiku tercinta, yang selalu memberikan motivasi

9. Hj. Aminah,S.Ag, Kepala MI Miftahussa‟adah Kota Kota Tangerang, yang telah memberikan izin untuk penelitian;

10. Bapak Ahmad Suhaimi selaku observer dan Bapak/ibu pendidik dan tenaga

kependidikan MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang, yang selalu memberikan motivasi.

11. Teman-teman seperjuangan DMS-PGMI Kelas A-3.2 angkatan 2011.

Akhir kata semoga skripsi ini memberi manfaat kepada setiap yang

membacanya dan semoga setiap kesabaran, bantuan, dukungan baik moril

maupun materi lyang telah mereka berikan akan mendapat balasan dari Allah

SWT, amin.

Jakarta,………. 2015 Penyusun,

(10)

iii DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Pembatasan Fokus Penelitian... 5

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 5

E. Tujuan Penelitian ……… 5

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL TINDAKAN ... 7

A. Landasan Teori…... 7

B. Hasil Penelitian Yang Relevan... 23

C. Kerangka Berfikir... 24

D. Hipotesis Penelitian... 26

BAB III. METODE PENELITIAN... 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 27

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 28

(11)

iv

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian... 38

E. Tahapan Intervensi Tindakan... 39

F. Hasil Intervensi Tindakan ………... 41

G. Data dan Sumber Data... 41

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 42

I. Teknik Analisis Data... 47

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan... 49

K. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan... 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 54

A. Gambaran Umum Madrasah... 54

B Deskripsi Data... 55

B. Analisa Data... 81

C. Pembahasan... 84

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 76

A. Kesimpulan... 89

B. Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA... 91

(12)

v

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan

Model CTL. Siklus I……… 32

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan

Model CTL. Siklus II..……… 34

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus I……… 43 Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus II…….. 44 Tabel 3.6 Instrumen Data Observasi Aktifitas Belajar Siswa…….. 45 Tabel 3.7 Uji Validitas Instrumen Tes Tertulis Siklus I………. 46 Tabel 3.8 Uji Validitas Instrumen Tes Tertulis Siklus II……… 52

Tabel 3.9 Uji Realibilites Instrumen Tes Tertulis Siklus I dan II….. 52 Tabel 4.1 Hasil Ulangan Harian Pkn Siswa Kelas IV MI

Miftahussa‟adah………. 57

Tabel 4.2 Hasil Belajar Pkn Siklus I Siswa Kelas IV MI

Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang………. 63

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Siswa

Kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang 64 Tabel 4.4 Hasil Belajar Pkn materi globalisai Siklus II Siswa Kelas

IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang…….. 66 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Pkn Materi Globalisasi Siklus

I dan II ……… 75

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Siswa

Kelas 4 MI Miftahussa‟adah………. 76

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar Pkn Sebelum Tindakan, dan

(13)

vi

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan

hasil belajar………. 19

Gambar 2.2 Bagan Skema Kerangka Berpikir Tindakan... 25

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas……….. 29

Gambar 4.1 Grafik hasil ulangan harian PKn……… 57

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Ulangan Harian PKn……... 58

Gambar 4.3 Grafik hasil belajar siklus I……… 67

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I……… 67

Gambar 4.5 Grafik hasil belajar siklus II………... 78

Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II………….. 79

Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Hasil Belajar………. 83

(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nilai Ulangan Harian Kelas IV

Pemetaan SK/KD

RPP Siklus I Pertemuan 1 dan 2

Lembar Kerja Siswa Siklus I

Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama

Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua

RPP Siklus II Pertemuan 1 dan 2

Lembar Kerja Siswa Siklus II

Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama

Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba Siklus I dan II

Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I

Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II

Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembangunan dibidang pendidikan pemerintah berupaya

mengembangkan kualitas bangsa Indonesia sedini mungkin secara terarah,

terpadu dan menyeluruh, sehingga potensi- potensi yang dimiliki oleh

generasi muda sebagai penerus bangsa dapat berkembang secara optimal.

Untuk itu pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan nasional untuk

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi salah satu tujuan nasional

bangsa indonesia. Pendidikan juga harus dinamis, selalu bergerak maju

mengikuti perkembangan masyarakat dan kebudayaan bangsa.1 Jadi pendidikan itu harus selalu dikemas secara aktual, menarik, menyenangkan

dan tidak tertutup tetapi selalu mengikuti perkembangan baik secara nasional

maupun global.

Tujuan Pendidikan Nasional dalam pasal 3 UU No. 20 th 2003 adalah ”Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”2

Melihat dari tujuan pendidikan diatas betapa

pentingnya pendidikan bagi manusia. Pendidikan merupakan salah satu

kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yang harus

dipenuhi demi kemajuan bangsa serta terciptanya manusia yang berkualitas.

Untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses

pembelajaran. Proses pembelajaran memerlukan pendekatan, strategi, metode

1

Sudirman. N, dkk. Ilmu Pendidikan. (Bandung: RemajaPersada Tahun 1997), h.14

2

(16)

dan model agar materi belajar yang disampaikan mengena dan dapat

dimengerti oleh siswa secara utuh. Pendekatan, startegi, metode dan model

pembelajaran merupakan penentu utama dalam keberhasilan pendidikan.

Dalam proses pendidikan minimal terdapat tiga komponen utama yakni, guru

sebagai fasilaitator dan motivator, peserta didik/siswa sebagai pembelajar dan

sarana prasarana penunjang yang memadai. Ketiga komponen tersebut harus

benar-benar siap dengan peran dan fungsinya masing-masing jika proses

pembelajaran ingin berlangsung secara ideal dan tujuan pembelajaran bisa

tercapai.

Tujuannya belajar adalah membentuk manusia yang cakap dan

bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah airnya.

Pendekatan pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pengajaran

dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan

pengajaran tertentu dengan kata lain pendekatan pembelajaran juga

merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang

akan dicapai. Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran Constekstual Teaching and Learning/CTL.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

termuat dalam kurikulum sekolah dasar. Pendidikan Kewarganegaraan

menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam

menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman secara nyata untuk digunakan

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang akan dihadapi peserta didik

dalam kehidupan sehari-hari. Melalui mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan, peserta didik atau siswa diarahkan untuk menjadi warga

Negara Indonesia yang demokratis, mengerti status dan kedudukannya di

masyarakat dan bertanggung jawab, sehingga dalam kehidupan yang akan

dihadapinya nanti, siswa telah benar-benar siap. Pendidikan kewarganegaraan

adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang

beragam dari segi agama, sosiocultural, bahasa, suku bangsa untuk menjadi

warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang di landasi oleh

(17)

3

Dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan diperlukan

pendekatan, strategi, metode dan model yang inovatif untuk dapat membawa

siswa kearah belajar yang lebih aktif. Yakni, dapat menarik siswa belajar

lebih aktif dan menyenangkan. Namun dalam implementasi proses

pembelajaran di sekolah, siswa masih mengalami banyak kesulitan. Hal ini

dapat dilihat dari hasil ulangan tengah semester II tahun pelajaran 2013/2014

di kelas IV MI. Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang, hanya 48,2 % dari 27 siswa yang hasil belajar PKn nya mencapai KKM yang ditetapkan

sekolah yaitu 65. Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan yang

dihadapi oleh guru selaku fasilitator dan motivator, motivasi peserta didik

selaku pembelajar yang masih kurang dan sarana prasarana pendukung yang

kurang memadai.

Guru Selaku fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran

belum optimal dalam menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model

pembelajaran. Pembelajaran dikelas dilakukan hanya diisi dengan ceramah

yang membosankan. Guru menjelaskan materi dan menanyakan kepada siswa

apa sudah paham yang dijelaskannya atau belum. Jika anak diam berarti

sudah faham dan memberi tugas mengerjakan soal-soal. Sarana dan

prasarana penunjang yang minim juga menjadi permasalahan guru dalam

proses pembelajaran.

Permasalahan peserta didik saat ini adalah mereka tidak mampu

menghubungkan mata pelajaran akademik dengan kondisi mereka sendiri

secara langsung (contextual). Hal ini disebabkan karena terkadang waktu para

siswa hanya dihabiskan untuk mengisi buku tugas, mendengarkan penjelasan

guru, dan menyelesaikan latihan-latihan yang membosankan. Mereka hanya

mengikuti ujian-ujian yang mengukur kemampuan siswa menghafal fakta.

Padahal pengetahuan yang mereka terima dan apa yang mereka pelajari

tentunya akan berguna bagi kehidupan mereka di masa mendatang. Untuk itu

diperlukan pendekatan pembelajaran yang benar-benar membangkitkan minat

untuk menumbuhkan keingintahuan yang dapat mengaitkan antara materi

(18)

Melihat permasalahan dan kemungkinan pemecahannya dalam

proses pembelajaran, adalah dengan menggunakan pendekatan, strategi,

metode dan model pembelajaran yang tepat. Untuk itu peneliti akan mencoba

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik seperti (Contextual

Teaching and Learning/CTL untuk mencari solusi permasalahan tersebut,

karena dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and

Learning/CTL ini belajar bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat,

tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalaui proses

berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang

tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif

dan juga psikomotorik.3 Hal ini menjadikan peserta didik mengerti apa itu belajar karena mengalaminya secara nyata bukan hanya sekedar rutinitas

tanpa makna.

Dengan memperhatikan permasalahan dan kemungkinan pemecahan

masalah maka perlu dilakukan tindakan oleh peneliti selaku guru untuk

meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV MI

Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam

pendahuluan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

yang ditemukan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

2. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih didominasi guru

yakni penggunaan metode ceramah (metode konvensional)

3. Guru belum menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model

pembelajaran yang bervariasi.

4. Siswa dalam belajar sekadar memenuhi rutinitas saja

3

(19)

5

5. Siswa kurang tertarik pada pelajaran Pkn

6. Siswa tidak diberi kesempatan bertanya dan mengemukakan pendapat atau

saran dalam pembelajaran.

7. Sarana dan prasarana pendukung yang minim.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka

pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar

Pendidikan Kewrganegaraan pada materi globalisasi di kelas IV MI Mifathussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang.

Untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewrganaegaran pada materi globalisasi di kelas IV MI Mifathussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang. Solusi yang mungkin dilakukan adalah melalui pendekatan pembelajaran

Contextual Teaching Learning/CTL sebagai alternatif untuk meningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang.

.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada pembatasan masalah diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL dapat meningkatkan hasil belajar PKn Materi Globalisasi bagi siswa kelas IV

MI Miftahussa’adah Kota Tangerang?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperoleh

gambaran tentang Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching

and Learning/CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan

(20)

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan berguna untuk

berbagai pihak antara lain

1. Bagi Siswa, hasil penelitian ini untuk memudahkan siswa memahami

pelajaran Pendidikan Kewrganegaraan, dengan menciptakan rasa senang

siswa dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan

Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat

menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dalam proses

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan dapat dijadikan

sebagai umpan balik dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran

dan mengukur keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi kepala

sekolah untuk mengarahkan para guru menggunakan pendekatan

pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah.

4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini untuk mendapatkan wawasan

dan pengalaman dan sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya

(21)

7 BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (contextual Teaching and Learning/CTL).

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL

Contextual Teaching and Learning/CTL merupakan sebuah

pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan

siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehinga

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari4. Ini artinya Belajar dalam konteks Contextual Teaching and

Learning/CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi

belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses

berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh,

tidak hanya berkembang dalam aspek kongnitif saja, tetapi juga aspek

afektif dan juga psikomotor.

Elain B. Johnson dalam Rusman mengatakan bahwa

pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang

cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan

muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa5. Jadi pemebelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran

holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam

memahami bahan ajar secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks

kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama,

sosial, ekonomi, maupun kurtular.

4

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), cet.2, hal.187

5

(22)

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat6. Dalam konteks ini menguatkan pemikiran ahli pendidikan dan pelaku

pendidikan dilembaga-lembaga terkait untuk lebih memfokuskan

peserta didik agar lebih mandiri dan dapat merealisasikan apa yang ada

dalam meteri pelajaran. Sehingga Contextual Teaching and Learning/CTL yang merupakan salah satu pendekatan pembelajaran

yang banyak dibicarakan orang. Bahkan ada yang beranggapan bahwa

Contextual Teaching and Learning /CTL adalah “mukanya” Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK)7 artinya Contextual Teaching and Learning /CTL merupakan salah satu pendekatan yang dapat diandalkan

dalam mengembangkan dan mengimplementasikan KBK yang sekarang

ini menjadi KTSP.

Contextual Teaching and Learning/CTL sebagai suatu

pendekatan pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri. Dari

pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL ini

dapat digunakan sebagai konteks yang efektif untuk lebih meningkatkan

kualitas dan hasil belajar siswa, sehingga dari konsep tersebut ada tiga

hal yang harus kita pahami: Pertama Contextual Teaching and Learning

/CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan

materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman

secara langsung. Proses belajar dalam kontels Contextual Teaching and

Learning/CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima

pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi

pelajaran. Kedua, Contextual Teaching and Learning/CTL dapat

6

Farida Hamid dan Bahrissalim, Pembelajaran Aktif inopatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan, (Australa:Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia, 2012), cet. I, hal. 28

7

(23)

9

mendorong siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang

dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk

dapat menangkap hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi

kehidupan nyata. Ketiga, Contextual Teaching and Learning/CTL

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya

Contextual Teaching and Learning /CTL bukan hanya mengharapkan

siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi

bagaimana materi pelajaran itu mewarnai perilakunya dalam kehidupan

sehari-hari. Materi pelajaran dalam Contextual Teaching and Learning /CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan

tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.8

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang akan diajarkan

dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen

utama pembelajaran efektif, sebagai berikut:

1) Konstruktivistik yaitu, membangun pengetahuan dengan cara sedikit

demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks terbatas (sempit)

2) Menemukan (inquiri), yaitu bahwa pengetahuan dan ketrerampilan

yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat

fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri, siklus inquiri adalah

observasi (pengamatan), mengajukan dugaan (hypothesis),

pengumpulan data (data gathering), dan menyimpulkan

3) Bertanya (questioning), yaitu bertanya dipandang sebagai kegiatan

guru untuk mendorong, membimbing, dan memiliki kemampuan

berpikir siswa, sedang bagi siswa kegiatan bertanya untuk menggali

informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan

menyerahkan perhatian pada asfek yang belum diketahuinya.

8

(24)

Bertanya dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, antara guru

dengan siswa, antara siswa dengan orang baru

4) Masyarakat belajar (learning community), konsep ini menyarankan

agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.

Untuk itu guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam

kelompok-kelompok belajar

5) Pemodelan (modeling), maksudnya dalam sebuah pembelajaran

model yang biasa ditiru. Guru memberi model (contoh) tentang

bagaimana belajar, namun guru bukan satu-satunya model. Model

dapat dirancang dal;am melibatkan siswa atau dapat juga dengan

mendatangkan dari luar seperti mendatangkan seorang tokoh

kedalam lingkungan belajar siswa

6) Refleksi (reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru

dipelajari atu berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah

dilakukan yang kemudian kuncinya adalah bagaimana pengetahuan

itu mengendap dibenak siswa

7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment), adalah proses

pengumpulan sebagai data yang bisa memberikan gambaran

perkembangan belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang

seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu

mempelajari (learning how to learn), sesuatu bukan ditekankan pada

diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode

pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melalui

hasil, dan dengan berbagai cara tes hanya merupakan salah satu cara

penilaian.9

9

(25)

11

b. Karakteristik Pembelajaran Contektual Teaching and Learning/ CTL.

Dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning/CTL terdapat lima karakteristik

penting, yaitu:

1) Dalam Contextual Teaching and Learning /CTL, pembelajaran

merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak

terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian

pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang

utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring

knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif,

artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara

keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.

3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk

dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan

dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan

berdasarkan tanggapaqn yersebut baru pengetahuan itu

dikembangkan.

4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applyng

knowledge), arytinya pengetahuan dan pengalaman yang

diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa,

sehingga tampak perubahan prilaku siswa.

5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan

balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.10

10

(26)

c. Kelebihan dan kelemahan Contextual Teaching and Learning /CTL Kita ketahui bersama bahwa tidak ada satu pendekatan

pembelajaran yang paling baik diantara pendekatan pembelajaran yang

lain. Demikian halnya dengan pendekatan pembelajaran Contextual

Teaching and Learning /CTL tentu memiliki kelebihan dan kelemahan.

1) Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning/CTL

a) Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri

kegiatan yang berhubungan dengan materi yang ada sehingga

siswa dapat memahaminya sendiri

b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan

penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran

Contextual Teaching and Learning /CTL menuntut siswa

menemukan sendiri bukan menghafalkan

c) Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan

pendapat tentang materi yang dipelajarai

d) Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari

dengan bertanya kepada guru

e) Menumbuhkan pengetahuan dalam bekerjasama dengan teman

yang lain untuk memecahkan masalah yang ada

f) Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan

pembelajaran

2)Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning/CTL

a) Guru harus lebih intensif dalam dalam membimbing siswa

karena dalam pendekatan pembelajaran CTL guru tidak lagi

berperan sebagai pusat informasi tetapi tugas guru adalah

mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama

(27)

13

untuk menemukan pengetahuan dan pengetahuan yang baru

bagi siswa.

b) Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran tidak

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan

teman lainnya karena siswa tidak mengalaminya sendiri

c) Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya

karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan

kelompoknya.

d.Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning /CTL dalam Pembelajaran

Agar dapat mengimplementasikan pembelajaran kontekstual

guru melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental

(developmentally appropriate) peserta didik.

2) Membentuk group belajar yang saling tergantung (interdependent

learning groups).

3) Mempertimbangkan keragaman peserta didik (diversity of students)

4) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri

(self regulated learning) dengan tiga karakteristik umumnya

(kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi

berkelanjutan)

5) Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelegences) peserta

didik

6) Menggunakan teknik bertanya (quesioning) yang meningkatkan

pembelajaran peserta didik, perkembangan pemecahan masalah

dan keterampilan berpikir tingkat tinggi

7) Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih

bermakna bila mereka diberi kesempatan untuk bekerja,

menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan

(28)

8) Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiri) agar peserta didik

memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya

sendiri (bukan hasil mengingat sejumalh fakta)

9) Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui pengajuan

pertanyaan (quesioning)

10) Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan

membangun kerjasama antar peserta didik

11) Memodelkan (modelling) sesuatu agar peserta didik dapat

menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru

12) Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang

sudah dipelajari

13) Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment)11.

2. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang12. Sedankan menurut Morgan ”Belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Sejalan dengan definisi itu Cronbach menyatakan bahwa: “Learning is

shown by a change in behavioras a result of experience”. Belajar

ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman13. Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu, perubahan

yang terjadi harus secara relatif bersifat (permanen) dan tidak hanya

terjadi pada perilaku yang nampak (immediate behaviore), tetapi

perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang (potential behavior)14

11

Junaidi, dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Tapis PGMI), Cet. 1, h. 13-17, 13-18

12

Trianto, Mengembangkan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), Cet. 1, hal. 7

13

Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. 1, hal. 86

14

(29)

15

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah

semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam

bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian

biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu

menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian informasi yang

terdapat dalam buku teks atau yang telah diajarkan oleh guru.15

Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas dapat di

simpulkan bahwa belajar adalah, proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan pelatihan, maksudnya adalah perubahan tingkah laku,

baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap pada

diri individu si pembelajar secara relative menetap pada saat ini dan

dimasa mendatang.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.16 Karena belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan ligkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan

nilai-nilai sikap.17 Jadi semua aktivitas dan tingkah laku manusia diperoleh dari hasil diri nya dalam mengikuti proses pembelajaran dan

pengamalan pribadi yang diperoleh di dunia nyata dalam kehidupannya.

Untuk memperoleh hasil belajar pada tahap akhir proses

pembelajaran dilakukanlah kegiatan yang terdiri atas kegiatan evaluasi

dan tindak lanjut (follow up). Pada tahap ini guru melakukan penilaian

keberhasilan belajar siswa yang berlangsung pada tahap instruksional,

caranya adalah dengan melakukan evaluasi hasil dan menelaah

observasi aktivitas belajar siswa.

15

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 15, hal. 87-88

16

Nana Sudajana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XI, h. 22

17

(30)

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil

belajar menurut Gagne berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan Intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang

3) Startegi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah, kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.18

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowoledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh), aplication (menerapkan), analysis ( menguraikan,

menentukan hubungan), syntesis (mengorganisasikan, merencanakan,

membentuk bangunan baru), dan Evaluation (menilai). Domain afektif

adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons),

valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,

teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.19

Berdasarkan pendapat para ahli diatas hasil belajar dapat

disimpulkan adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Tetapi secara keseluruhan

yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil proses

pembelajaran yang dilakukan.

18

Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. II, hal. 6

19

(31)

17

b. Hasil Belajar sebagai Kriteria Keberhasilan Sistem Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang

keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan

aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah

keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan

proses pembelajaranyang dilihat dari sisi penilaian.20 Karena penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang

dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi

informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.21 Jadi dengan kata lain kriteria hasil pembelajaran dapat dilihat dari produk yang

dihasilkan melalui proses yang dilakukan dengan memperhatikan

penilaian sebagai acuan keberhasilan suatu proses untuk menentukan

kesinambungan pengambilan keputtusan selanjutnya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan Hasil Belajar 1) Faktor Internal

a) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,

tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat

jasmani, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil

belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata

kemampuan belajarnya berada di bawah siswa yang tidak

kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada

umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan

akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.22

20

Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain sistem Pembelajaran, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. I, hal. 13-14

21

Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi pustaka, 2009), cet. I, hal. 221-222

22

(32)

b) Faktor psikologis

Setiap anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis

yang berbeda–beda. Perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Faktor

psikologis yang dapat diuraikan meliputi intelegensi, perhatian,

minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan

Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal

lainnya juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

b) Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum,

(33)
[image:33.595.44.550.134.610.2]

19

Gambar 2.1 Bagan

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikaan atau pembelajaran Kewarganegaraan (Civic

Education) mengembangkan paradigma pembelajarn demokratis,

yakni pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan siswa agar

menjadi manusia yang demokratis.23

23

Ubaedillah dan Abdul Rozak. 2012. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Jakarta : ICCE UIN Syarief Hidyatullah. Hal. 20

alam sosial

kurikulum

Sarana dan fasilitas

Guru Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajatr

Fak. internal

Fak.Eksternal

Fak. lingkungan Fak. psikologis

Fak.

instrumental Fak.fisiologis

Kondisi fisiologis umum Kondisi pancaindera

intelegensi perhatian Minat dan bakat Motif dan motivasi

(34)

Pendidikan Kewarganegaraan bukan sesuatu yang baru dalam

sejarah pendidikan nasional di Indonesia. Beragam model dan sebutan

bagi pendidikan kewarganegaraan dengan bermacam komponennya

telah banyak dilakukan pemerintah Republik Indonesia.

Di antara nama-nama tersebut antara lain: Pelajaran Civics

(1957/1962), Pendidikan Kemasyarakatan yang merupakan integrasi

sejarah, ilmu bumi, dan kewarganegaraan (1964), Pendidikan Kewarga

Negara (1968/1969), Pendidikan Kewarganegaraan, Civics, dan Hukum

(1973), Pendidikan Moral Pancasila atau PMP (1975/1984). Sejak

reformasi Pendidikan Kewarganegaraan mengacu pada

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 diwujudkan dengan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.24

Civic Education sebagai ilmu kewarganegaraan yang

membicarakan hubungan manusia dengan : (a). manusia dalam

perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi baik politik, sosial, dan

ekonomi, (b). Individu-individu dengan negara. Civics selalu

didefinisikan sebagai sebuah study tentang pemerintahan dan

kewarganegaraan yang terkait dengan kewajiban, hak, dan hak-hak

istimewa warga Negara. Dalam konteks Indonesia saat ini, Civic

Education lebih tepat diterjemahkan sebagai “Pendidikan

Kewarganegaraan” karena lebih menempatkan warga negara sebagai subjek daripada objek pembelajaran.

Secara teoritis, upaya mendefinisikan warga negara dan siapa

yang menjadi warga negara untuk suatu negara tidak mudah. Hal ini

suatu kenyataan karena definisi warga negara untuk suatu negara

berbeda dengan definisi warga negara lainnya. Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis

memiliki kedudukan yang penting bagi bangsa Indonesia sebagaimana

dalam pasal 26 menyatakan tentang kewarganegaraan sebagai berikut :

24

(35)

21

a. Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang Indonesia

asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan

Undang-undang sebagai warga negara.

b. Syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan

undang-undang.

Aristoteles menyatakan bahwa ; The definition of a citizen is a

question which is often dispuped:there is no general agreement on who

is a citizen (definisi warga Negara adalah masalah yang sering

membingungkan: tidak ada kesempatan tentang siapa warga negara

itu).25 Menurut Undang-undang Kewarganegaraan Indonesia (UUKI) 2006, yang dimaksud dengan warga negara adalah warga suatu negara

yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan .

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah

menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, bermartabat, dan aktif

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mendidik bangsa

menjadi warga negara lebih cerdas dalam berkehidupan berbangsa dan

bernegara. Pendidikan Kewarganegaraan ditandai oleh ciri-ciri sebagai

berikut :

a. Civic Education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program

sekolah.

b. Civic Education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang

dapat menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam

masyarakat demokratis.

c. Civic Education hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan

masyarakat, pribadi, dan syarat-syarat objektif untuk hidup

bernegara.

Ini artinya, Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu program

pendidikan yang berusaha menggabungkan unsur-usur substanstif dari

komponen civic Education melalui model pembelajaran yang

25

(36)

demokratis, interaktif, serta humanis dalam lingkungan yang

demokratis di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b.Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Materi Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) terdiri

dari tiga materi pokok, yaitu demokrasi, hak asasi manusia dan

masyarakat madani.26 Berdasarkan tujuan tersebut diatas, maka materi dalam pembelajaran PKn perlu diperjelas. Oleh karena itu, ruang

lingkup PKn secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (1)

Pesatuan dan Kesatuan, (2) Norma Hukum dan Peraturan, (3) HAM,

(4) Kebutuhan warga Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan

Politik, (7) Kedudukan Pancasila, dan (8) Globalisasi.27 c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik

warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata

pelajaran PKn digariskan secara tegas dalam lampiran permendiknas

nomor 22 tahun 2006, adalah untuk menjadikan siswa :

1)mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam

menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di

negaranya.

2)mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan

bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam

semua kegiatan, dan bisa berkembang secara positif dan demokratis,

sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan

mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi dengan baik.28

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, tujuan

Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga

26

Ubaedillah. Op. Cit.,hal. 19

27

Udin Winataputra. 2013. Pembelajaran PKn di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. hal. 17

28

(37)

23

negara Indonesia yang cerdas, bermartabat, dan aktif dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan pembelajaran

yang demokratis, yakni pembelajaran yang menekankan pada upaya

pemberdayaan siswa sebagai bagian warga negara Indonesia secara

demokratis. Dengan pembelajaran ini siswa tidak hanya mengetahui

pengetahuan tentang kewarganegaraan tetapi juga mampu

mempraktikkan pengetahuan yang mereka peroleh selama mengikuti

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam kehidupan

sehari-hari. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan ini dalam

implementasinya adalah suatu proses pembelajaran yang menempatkan

peserta didik sebagai subjek daripada objek pembelajaran, sementara

guru berperan sebagai fasilitator atau mitra belajar peserta didik dalam

seluruh proses pembelajaran di kelas.

Materi pendidikan kewarganegaraan disusun berdasarkan pada

kebutuhan mendasar dan universal warga negara yang semakin kritis

dan saling terkait anara satu dengan yang lainnya. Melalui pendidikan

kewarganegaraan ini siswa dapat menjadi warga negara Indonesia

yang tidak hanya baik tetapi kritik, aktif, cerdas, solutif dan

mempunyai pengetahuan kewarganegaraan, selain itu sebagai upaya

pembelajaran yang diarahkan agar siswa tidak hanya mengetahui

sesuatu (learning to know), melainkan dapat belajar untuk menjadi

(learning to be) manusia yang bertanggung jawab sebagai individu dan

makhluk sosial serta belajar untuk melakukan sesuatu (learning to do)

yang didasari oleh pengetahuan yang dimilikinya. Melalui pola

pembelajaran tersebut siswa dapat dan siap untuk belajar hidup

bersama (learning to live together).

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Omsah dalam

(38)

Belajar Siswa pada Konsep Gaya melalui Pendekatan CTL” pada pokok bahasan gaya dapat meningkatkan hasil belajar.29 Melalui pendekatan CTL terbukti hasil belajar siswa meningkat.

Begitu pula menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh U. Manhuzen dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran PKn di MI AL-Badriyah Sukabumi” pada pokok bahasan pemerintahan desa dan kecamatan mampu meningkatkan minat belajar siswa.

30

Melalui model pembelajaran CTL terbukti minat belajar siswa meningkat.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti ada kemiripan

dengan penelitian diatas yaitu penerapan pendekatan pembelajaran

Contextual Teaching and learning/CTL, perbedaan terdapat pada perlakuan

peserta didik dalam proses, populasi dan materi pelajaran yang diteliti.

Dengan mengacu kepada dua skripsi diatas peneliti juga akan

melakukan penelitian dengan menggunakan penerapan pendekatan

pembelajaran yang sama, yakni pendekatan pembelajaran contextual teaching

and learning/CTL. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

penelitian yang telah dilakukan diatas adalah pada populasi yang diteliti,

materi pembelajaran dan tujuan hasil penelitian. Peneliti melakukan

penelitian dengan populasi siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang, pada pelajaran PKn dengan materi globalisasi dan tujuan

penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan dan membagi komponen utama pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning

yaitu prestasi kelas, kelompok, tes dan nilai peningkatan individu serta

29

Omsah,Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gaya melalui Pendekatan CTL,

Skripsi Program Studi IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah:Jakarta 2012

30

(39)

25

penghargaan kelompok. Pembelajaran contextual teaching and learning

diharapkan mampu memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam proses

pembelajaran dan memberi peningkatan kualitas pembelajaran siswa.

Permasalahan tersebut terjadi pada pembelajaran PKn di kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota tangerang pada materi globalisasi. Pembelajaran yang dilaksanakan belum dapat memaksimalkan potensi siswa dalam memahami

materi. Akibatnya, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM

pada materi globalisasi.

Peneliti memilih pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning untuk digunakan dalam pembelajaran PKn materi globalisasi.

Pendekatan pembelajaran ini menuntun siswa bekerja sama dalam sebuah

kelompok untuk memecahkan persoalan di dunia nyata yang mereka hadapi.

Interaksi yang terjadi antar siswa di setiap kelompok maupun antara

kelompok-kelompok sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Pembelajaran ini tidak hanya membantu guru mentransfer ilmu pengetahuan,

tetapi juga dapat meningkatkan keberanian siswa, dan belajar menghargai

pendapat orang lain.

Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching

and learning ini, diharapkan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang dapat meningkat Kerangka berpikir diatas dapat dirangkum

[image:39.595.121.513.149.779.2]

dalam skema 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 Bagan Skema Kerangka Berpikir Tindakan

Kondisi Awal

Pembelajaran PKn di sekolah bersifat konvensional, aktivitas belajar siswa masih rendah. Hal ini menyebabkan beberapa siswa belum mencapai KKM

Tindakan (Acting)

Guru menggunakan pendekatan pembelajaran contextualteaching and learning/CTL untuk pembelajaran PKn materi Globalisasi .

Kondisi Akhir

Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/CTL ini, diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang

(40)

D.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa

penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL

dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan Materi

Globalisasi di kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota tangerang

Selain itu juga dapat mengetahui cara mengajar melalui pendekatan

pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan tepat pada pelajaran

(41)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini sengaja peneliti mengambil lokasi di MI. Miftahussa‟adah di Jl. Madrasah Miftahussa‟adah RT. 02/07 kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Tempat tersebut dipilih

dengan pertimbangan karena peneliti adalah guru kelas di madrasah

tersebut.

2. Waktu penelitian yaitu pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014, selama 4

bulan yaitu bulan Maret sampai Juli 2014 Adapun tahapannya, sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan (Maret-April 2014)

Tahap ini mencakup pembuatan judul, pembuatan proposal, pembuatan

instrumen, permohonan izin di sekolah, fakultas dan konsultasi kepada

pembimbing

b. Tahap Pelaksanaan (Mei 2014)

Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang

meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data, serta pelaksanaan

tindakan penelitian.

c. Tahap Penyusunan (Mei-Juni 2014)

Tahap pengolahan data dan konsultasi, dilanjutkan dengan penyusunan

laporan, serta persiapan dan ujian serta pengumpulan skripsi.

3.1 Tabel Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Minggu Ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyususnan Proposal dan Perencanaan

√ √ √ √

2 Proses

Pembelajaran √ √ √ √

3 Evaluasi √ √

4 Pengumpulan

Data √ √

5 Analisis Data √ √ √

6 Penyusunan

(42)

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas

(classroom action research), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

dilakukan di kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.31 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus,

tiap siklus memiliki tahapan sebagai berikut: 1) tahap perencanaan, 2)

tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap pengamatan dan pengumpulan data,

4) tahap refleksi. namun apabila pada siklus pertama hasil belajar yang diinginkan telah tercapai maka siklus kedua tidak diperlukan lagi.

Tahap perencanaan :

a. Menelaah kurikulum MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang kelas IV mata pelajaran Pendidikan Kewrganegaran pada materi

Globalisasi.

b. Melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan pembimbing penelitian

untuk membahas materi yang akan diajarkan melalui pendekatan

pembelajaran yang digunakan yakni Contextual Theaching and

Learning/CTL.

c. Menentukan pokok bahasan dan merancang kegiatan yang akan

diajarkan pada pelaksanaan siklus I melalui penerapan pendekatan

pembelajaran ContextualTeaching and Learning.

d. Mempersiapkan perangkat pembelajaran untuk tiga siklus pertemuan.

e. Menyusun format lembar observasi dan.

f. Menyiapkan soal tes hasil belajar untuk digunakan pada tiap akhir

pelaksanaan kegiatan

31

(43)

29

2. Rancangan Siklus Penelitian

Adapun rancangan siklus penelitian yang akan digunakan selama penelitian ini sebagaimana gambar 3.1 dibawah ini :

Gambar 3.1

[image:43.595.117.513.184.575.2]

Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Skema alur penelitian tindakan kelas di atas

merupakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam

penelitian tindakan kelas. Adapun penerapan prosedur di atas dilakukan

dengan siklus pembelajaran yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan

untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap

sebagai solusi. Perencanaan tindakan yaitu menyusun rencana tindakan

dan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan untuk mencapai tujuan penelitian.

Perencanaan tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran

yang menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Theaching

and Learning/CTL sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara

efektif dalam berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga Refleksi

Perencanaan

SIKLUS

Tindakan Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS Tindakan

Pengamatan

(44)

dipersiapkan beberapa instrumen penelitian yaitu lembar observasi

siswa dan guru, lembar penilaian, dan tes hasil belajar yang digunakan

selama dan akhir pelaksanaan tindakan.

b.Tindakan

Tahap tindakan merupakan tahap apa yang akan dilakukan oleh

guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan

yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana

tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh

guru sebagai guru kelas, tetapi dalam proses observasi dilakukan oleh

observer yang dibantu oleh teman sejawat dengan menggunakan

beberapa alat instrument penelitian yaitu lembar observasi guru dan

siswa, lembar wawancara dan angket motivasi serta tes prestasi belajar

siswa. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus

disajikan dalam dua pertemuan.

c. Observasi

Observasi yaitu mengamati hasil atau dampak dari tindakan

yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi atau

pemantauan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan.

Adapun fungsi pokok observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian

pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui

keberhasilan pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat

menghasilkan perubahan yang diinginkan. Observasi dilakukan untuk

mengamati aktivitas perilaku dan keadaan yang berhubungan dengan

pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan

mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai

kriteria. Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang

perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, maupun

(45)

31

memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil

(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan

oleh peneliti. Pada tahap ini merenungkan kembali apa yang telah

dilaksanakan di dalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut

baik, maka tindakan selanjutnya dapat dilanjutkan, tetapi apabila dalam

tindakan itu perlu adanya perbaikan, maka tindakan tersebut perlu

diulangi secara keseluruhan. Dalam tahap refleksi peneliti mengadakan

diskusi dengan observer di setiap akhir tindakan. Diskusi dilakukan

berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dengan siswa secara

langsung. Untuk menyusun tindakan selanjutnya, selain itu peneliti

juga harus merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah

kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran atau belum.

Siklus Penelitian I (Siklus Pertama)

Rincian prosedur tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan

disampaikan. Standar kompetensi yang dipilih adalah standar 4.

Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya. Sedangkan

Kompetensi dasar yang dipilih yaitu kompetensi dasar 4.2

Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan

dalam misi kebudayaan internasional.

b. Menyusun RPP sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar

dan indikator yang telah ditetapkan serta skenario pembelajaran yang

sesuai dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and

Learning/CTL.

c. Mempersiapkan sumber dan media berupa gambar.

d. Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil

belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

e. Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati

(46)

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus I, tindakan akan dilaksanakan dalam 2 (dua) kali

pertemuan dengan penerapan pendekatan pembelajaran Contextual

Teaching and Learning/CTL pada proses pembelajaran. Dan di akhir

kegiatan atau tindakan dilakukan evaluasi dengan mengerjakan tes

mandiri. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

[image:46.595.112.515.192.756.2]

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model CTL. Siklus I

No Langkah-Pembelajaran Alokasi

Waktu 1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan ini, guru:

a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Constrktivistik (Merekonstruksi)

b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar

yang akan dicapai.

d. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari.

20 Menit

2. Kegiatan inti

Inquiry (Menemukan) a. Pengamatan (observasi)

Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa

b. Pengajuan Dugaan (hipotesis)

Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan c. Pengumpulan Data (data ghatering)

Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (bertanya)

a. Bertanya jawab mengenai inquiry yang telah didapatkan siswa dengan menyebutkan data-data yang menguatkan dugaan (hipotesis).

Learning Community (masyarakat belajar)

b. Guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan masyarakat belajar dan contoh pelaksanaannya.

(47)

33

a. G

Gambar

Gambar  2.1 Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan
Gambar 2.1 Bagan
Gambar 2.2 Bagan Skema Kerangka Berpikir Tindakan
Gambar  3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERPUSTAKAAN KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2010 INI / MEMPUNYAI PROGRAM KERJA. PEMBINAAN

DAFTAR PUSTAKA

News reader : Program kerja perpustakaan kota Yogyakarta Tahun 2010 Perpustakaan kota Yogyakarta Pada tahun 2010 ini mempunyai program kerja Pembinaan dan penggembangan

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 26 Februari 2013. yang dinyatakan telah memenuhi syarat

[r]

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika (2013) tidak adanya pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/SDA-18/POKJA/2015 tanggal 19 Juni 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki sistem basis data persediaan dan penjualan berbasis web diharapkan dapat membantu pihak perusahaan dalam