KAJIAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR
MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC
SKRIPSI
Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
ALFARETH
NIM. 090421059
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Kajian unjuk kerja motor bakar merupakan hal yang sangat penting dalam
perencanaan motor bakar, karena dengan perhitungan kajian unjuk kerja motor bakar
dapat diketahui berapa besar daya, pemakaian bahan bakar spesifik, efisiensi thermal
brake dan yang lainnya dalam merancang motor bakar, serta kita dapat melihat
perbandingan kajian unjuk kerja motor bakar menggunakan bahan bakar yang berbeda.
Karena itu dibutuhkan adanya sebuah program simulasi yang dapat menghitung dimensi
dan kajian unjuk kerja dari motor bakar. Dengan Microsoft Visual Basic 6.0 dapat
dibuat sebuah simulasi perhitungan desain dan kajian unjuk kerja motor bakar yang
mudah untuk digunakan. Program perhitungan kajian unjuk kerja dan dimensi motor
bakar dapat dibuat dengan memahami rumus yang terdapat pada motor bakar dan
memasukkannya ke dalam jendela kode pada visual basic. Dari hasil simulasi dan
perhitungan teoritis didapat bahwa perhitungan dengan simulasi lebih akurat dari
perhitungan secara teoritis.
ABSTRAK
Kajian unjuk kerja motor bakar merupakan hal yang sangat penting dalam
perencanaan motor bakar, karena dengan perhitungan kajian unjuk kerja motor bakar
dapat diketahui berapa besar daya, pemakaian bahan bakar spesifik, efisiensi thermal
brake dan yang lainnya dalam merancang motor bakar, serta kita dapat melihat
perbandingan kajian unjuk kerja motor bakar menggunakan bahan bakar yang berbeda.
Karena itu dibutuhkan adanya sebuah program simulasi yang dapat menghitung dimensi
dan kajian unjuk kerja dari motor bakar. Dengan Microsoft Visual Basic 6.0 dapat
dibuat sebuah simulasi perhitungan desain dan kajian unjuk kerja motor bakar yang
mudah untuk digunakan. Program perhitungan kajian unjuk kerja dan dimensi motor
bakar dapat dibuat dengan memahami rumus yang terdapat pada motor bakar dan
memasukkannya ke dalam jendela kode pada visual basic. Dari hasil simulasi dan
perhitungan teoritis didapat bahwa perhitungan dengan simulasi lebih akurat dari
perhitungan secara teoritis.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala kasih dan rahmat-NYA dalam kehidupan penulis yang senantiasa memberikan
waktu dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan pada
Departemen Teknik Mesin. Adapun judul Skripsi ini adalah “Kajian Unjuk Kerja
Motor Bakar Menggunakan Program Visual Basic”
Dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, penulis banyak mengalami masalah,
hambatan namun berkat bantuan Dosen Pembimbing dan bantuan dari berbagai pihak
yang berupa dukungan,semangat,dan informasi maka Tugas Sarjana ini dapat
diselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orangtua penulis Ayahanda L. Situmorang dan Ibunda H. br. Saragih.
Terima kasih atas doa dan dukungan yang tiada henti-hentinya baik moril
maupun materil hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Tulus B. Sitorus,ST,MT. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan waktu dan bimbingan, hingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
3. Bapak Ir.Mulfii Hazwi,M.Sc, dan Bapak Ir.A. Halim Nasution,M.Sc sebagai
dosen penguji.
4. Bapak Dr.Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri, dan Bapak Ir.Syaril Gultom.MT
selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
USU.
5. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Depatermen Teknik Mesin
6. Kakak saya Elberty Agustina Situmorang, adik saya Richardo Pardamean
Situmorang dan Tryana Mayroselina Situmorang, terima kasih atas
dukungan doa dan semangat hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Buat semua keluarga yang tidak dapat penuliskan tuliskan satu
persatu.Terimakasih atas doa dan motivasinya.
8. Seluruh rekan rekan mahasiswa Teknik Mesin terkhusus Stambuk 2009
ekstensi, yang tidak dapat disebut satu persatu.
9. Dan semua pihak yang turut membantu dalam menyelasaikan Tugas Sarjana
ini yang namanya tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam Skripsi ini. Oleh karena itu,
sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan Skripsi ini.
Medan, Februari 2014
Penulis
Alfareth
DAFTAR ISI
1.3. Batasan Masalah ...2
1.4. Manfaat...2
1.5. Sistematika Penulisan...2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan...5
2.2. Motor Bensin...6
2.2.1. Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah...7
2.2.2. Cara Kerja Motor Bensin 2 Langkah...9
2.2.3. Cara kerja mesin dua langkah ...10
2.3. Motor Diesel...13
2.3.1 Cara Kerja Motor Diesel 4 Langkah...13
2.3.2. Cara Kerja Motor Diesel 2 Langkah...16
2.3.3. Sistem Bahan Bakar ...17
2.4. Parameter Performansi/Unjuk Kerja Motor Bakar...17
2.4.1. Diameter Piston ...19
2.4.2. Panjang Connecting Rod ...19
2.4.3. Crank Radius / Crank Offset...19
2.4.4. Ratio of connecting rod length to crank offset ...19
2.4.6. Jarak antara the crank axis & pin piston ...20
2.4.7. Jarak permukaan piston dari TDC ...20
2.4.8. Kecepatan Piston Rata-rata ...21
2.4.9. Kec. Piston pada Akhir Pembakaran ...21
2.4.10. Volume Displacement 1 Cylinder ...21
2.4.11. Volume Displacement N Cylinder ...22
2.4.12. Volume Clearance (Sisa) ...22
2.4.13. Volume Silinder pada Tiap Sudut Engkol ...23
2.4.14. Massa Jenis Udara Lingkungan ...23
2.4.15. Massa jenis Udara masuk ke Silinder ...24
2.4.16. Brake Power ...24
2.4.17. Indicated Power ...24
2.4.18. Friction Power Lost ...25
2.4.19. First Brake Work ...25
2.4.20. Brake Mean Effective Pressure ...25
2.4.21. Indicated Mean Effective Pressure ...26
2.4.22. Friction Mean Effective Pressure ...26
2.4.23. Piston Face Area ...26
2.4.24. Mass of air in cylinder per cycle ...27
2.4.25. Mass of fuel in cylinder per cycle ...27
2.4.26. Rate of fuel flow in the engine ...27
2.4.27. Rate of air flow in the engine ...28
2.4.28. Brake specific work per unit mass...28
2.4.29. Brake System Power ...28
2.4.30. Brake Output Per Displacement ...29
2.4.31. Engine Specific Volume ...29
2.4.32. Efisiensi Thermal Brake ...29
2.4.33. Efisiensi Thermal Indikator ...30
2.4.34. Efisiensi Volumetris ...30
2.4.35. Efisiensi Konversi Bahan Bakar ...31
2.4.37. Indicated Specific fuel consumption ...31
2.4.38. Power Weight Ratio ...32
2.4.39. Road Load Power ...32
2.4.40. Speed of Sound at Inlet Conditions ...33
2.4.41. Intake Valve Area ...33
2.4.42. Diameter of Each Valve ...33
2.4.43. Upper Limit to Valve Lift ...34
2.5. Visual Basic...34
2.5.1 Keistimewaan Microsoft Visual Basic ...34
2.5.2 Komponen pada Layar Visual Basic...35
2.5.2.1. Menu Bar (Menu Utama)...36
2.5.2.2. Toolbar (Standard)...36
2.5.2.8. Jendela Posisi Form...41
2.5.2.9. Module...42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat...43
3.2 Prosedur Analisa………...……43
3.2.1Keterangan Diagram Alir………...………....44
3.2.1.1Mulai………..………….………...…………...44
3.2.1.2 Studi Literatur………….………. ………...……..44
3.2.1.3 Pencarian dan Pengumpulan Data…………...…...45
3.2.1.4 Proses Perhitungan………....……….45
3.2.1.5 Kesimpulan dan Saran.………...…...……...45
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Awal (Input)...46
4.2. Data Output...50
4.2.1 Diameter Piston ...50
4.2.2 Panjang Connecting Rod ...50
4.2.3 Crank Radius / Crank Offset ...50
4.2.4 Ratio of connecting rod length to crank offset ...51
4.2.5 Ratio of bore to stroke ...51
4.2.6 Jarak antara the crank axis & pin piston ...51
4.2.7 Jarak permukaan piston dari TDC ...51
4.2.8 Kecepatan Piston Rata-rata ...52
4.2.9 Kec. Piston pada Akhir Pembakaran ...52
4.2.10 Volume Displacement 1 Cylinder ...52
4.2.11 Volume Displacement N Cylinder ...53
4.2.12 Volume Clearance (Sisa) ...53
4.2.13 Volume Silinder pada Tiap Sudut Engkol ...53
4.2.14 Massa Jenis Udara Lingkungan ...53
4.2.15 Massa jenis Udara masuk ke Silinder ...54
4.2.16 Brake Power ...54
4.2.17 Indicated Power ...54
4.2.18 Friction Power Lost ...55
4.2.19 First Brake Work ...55
4.2.20 Brake Mean Effective Pressure ...55
4.2.21 Indicated Mean Effective Pressure ...55
4.2.22 Friction Mean Effective Pressure ...56
4.2.23 Piston Face Area ...56
4.2.24 Mass of air in cylinder per cycle ...56
4.2.25 Mass of fuel in cylinder per cycle ...56
4.2.26 Rate of fuel flow in the engine ...57
4.2.27 Rate of air flow in the engine ...57
4.2.29 Brake System Power...58
4.2.30 Brake Output Per Displacement ...58
4.2.31 Engine Specific Volume ...58
4.2.32 Efisiensi Thermal Brake ...59
4.2.33 Efisiensi Thermal Indikator ...59
4.2.34 Efisiensi Volumetris ...59
4.2.35 Efisiensi Konversi Bahan Bakar ...60
4.2.36 Brake Specific fuel consumption ...60
4.2.37 Indicated Specific fuel consumption ...60
4.2.38 Power Weight Ratio ...61
4.2.39 Road Load Power ...61
4.2.40 Speed of Sound at Inlet Conditions ...61
4.2.41 Intake Valve Area ...62
4.2.42 Diameter of Each Valve ...62
4.2.43 Upper Limit to Valve Lift ...63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...64
5.2 Saran...64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram P-V dan T-S Siklus Otto...7
Gambar 2.2. Cara kerja motor bensin 4 langkah...9
Gambar 2.3. Langkah pemasukan dan kompresi kedua...11
Gambar 2.4.Langkah usaha dan kompresi pertama...11
Gambar 2.5.Langkah pembuangan dan kompresi pertama...12
Gambar 2.6. Langkah pembuangan dan langkah pembilasan...12
Gambar 2.7 Diagram P-V dan diagram T-S mesin diesel...13
Gambar 2.8 Siklus kerja motor diesel 4 langkah...15
Gambar 2.9. Prinsip Kerja Motor Diesel 2 Langkah...16
Gambar 2.10. Piston dan silinder ...18
Gambar 2.11. Tampilan Layar pada Keadaan Standar...35
Gambar 2.12. Menu Bar...36
Gambar 2.13. Toolbar(standard)...36
Gambar 2.14. ToolBox...38
Gambar 2.15. Form Windows...39
Gambar 2.16. Windows Code...40
Gambar 2.17. Project Explorer ...40
Gambar 2.18. Jendela Properties ...41
Gambar 2.19. Jendela Posisi Form ...41
Gambar 2.20. Module ...42
Gambar 3.1 flow chart ...44
Gambar 4.1 Tampilan Utama Pada Visual Basic ...46
Gambar 4.2 Tampilan Perumusan Pada Visual Basic ...47
Gambar 4.3 Tampilan Keterangan Pada Program Visual Basic...47
DAFTAR NOTASI
SIMBOL KETERANGAN SATUAN
B Diameter Silinder mm
S Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC mm
Nc Jumlah Silinder
rc Rasio Kompresi
C Konstanta Untuk Menentukan
Dp Diameter Piston m
r Panjang Connecting Rod m
a Crank Radius / Crank Offset m
R Ratio of connecting rod length to crank offset
(t)b Efisiensi Thermal Brake %
(t)i Efisiensi Thermal Indikator %
v Efisiensi Volumetris %
f Efisiensi Konversi Bahan Bakar %
bsfc Brake Specific fuel consumption kg/kW-sec
isfc Indicated Specific fuel consumption kg/kW-sec
PWR Power Weight Ratio kW/kg
Pr Road Load Power kW
ci Speed of Sound at Inlet Conditions m/sec
AiI ntake Valve Area m2
dv Diameter of Each Valve m
ABSTRAK
Kajian unjuk kerja motor bakar merupakan hal yang sangat penting dalam
perencanaan motor bakar, karena dengan perhitungan kajian unjuk kerja motor bakar
dapat diketahui berapa besar daya, pemakaian bahan bakar spesifik, efisiensi thermal
brake dan yang lainnya dalam merancang motor bakar, serta kita dapat melihat
perbandingan kajian unjuk kerja motor bakar menggunakan bahan bakar yang berbeda.
Karena itu dibutuhkan adanya sebuah program simulasi yang dapat menghitung dimensi
dan kajian unjuk kerja dari motor bakar. Dengan Microsoft Visual Basic 6.0 dapat
dibuat sebuah simulasi perhitungan desain dan kajian unjuk kerja motor bakar yang
mudah untuk digunakan. Program perhitungan kajian unjuk kerja dan dimensi motor
bakar dapat dibuat dengan memahami rumus yang terdapat pada motor bakar dan
memasukkannya ke dalam jendela kode pada visual basic. Dari hasil simulasi dan
perhitungan teoritis didapat bahwa perhitungan dengan simulasi lebih akurat dari
perhitungan secara teoritis.
ABSTRAK
Kajian unjuk kerja motor bakar merupakan hal yang sangat penting dalam
perencanaan motor bakar, karena dengan perhitungan kajian unjuk kerja motor bakar
dapat diketahui berapa besar daya, pemakaian bahan bakar spesifik, efisiensi thermal
brake dan yang lainnya dalam merancang motor bakar, serta kita dapat melihat
perbandingan kajian unjuk kerja motor bakar menggunakan bahan bakar yang berbeda.
Karena itu dibutuhkan adanya sebuah program simulasi yang dapat menghitung dimensi
dan kajian unjuk kerja dari motor bakar. Dengan Microsoft Visual Basic 6.0 dapat
dibuat sebuah simulasi perhitungan desain dan kajian unjuk kerja motor bakar yang
mudah untuk digunakan. Program perhitungan kajian unjuk kerja dan dimensi motor
bakar dapat dibuat dengan memahami rumus yang terdapat pada motor bakar dan
memasukkannya ke dalam jendela kode pada visual basic. Dari hasil simulasi dan
perhitungan teoritis didapat bahwa perhitungan dengan simulasi lebih akurat dari
perhitungan secara teoritis.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Unjuk motor bakar dapat diketahui melalui beberapa parameter yakni efisiensi,
geometricalproperties dan parameter unjuk kerja yang lainnya. Efisiensi mesin ditandai
dengan efisiensi termal, thermal brake efficiency, efisiensi mekanik, efisiensi
volumetrik dan efisiensi relatif. Parameter mesin lainnya yang terkait dengan unjuk
kerja yakni tekanan efektif, kecepatan rata-rata piston, daya output spesifik, konsumsi
bahan bakar spesifik, intake valve mach index, kecepatan (rpm), torsi, rasio udara/bahan
bakar dan nilai kalori bahan bakar.Dalam menganalisa unjuk kerja (performa) motor
bakar, dapat digunakan 2 metode yang berbeda yakni eksperimen dan simulasi.
Eksperimen dilakukan dengan cara langsung menjalankan mesin yang kemudian
nantinya akan diukur parameter-parameter yang dibutuhkan. Berbeda dengan
eksperimen, simulasi merupakan salah satu cara memperoleh data dengan membuat
sebuah model komputer untuk mesin yang dikehendaki.
Untuk membuat model ini dapat menggunakan software tertentu seperti VISUAL
BASIC. Software ini merupakan alat simulasi mesin yang digunakan oleh pelajar dan
dosen. Dengan menggunakan software ini, maka dapat dilakukan simulasi terhadap
motor bakar yang nantinya akan didapatkan hasil simulasi berupa grafik maupun angka
yang menunjukkan parameter-parameter performa dari motor bakar yang bersangkutan.
Kelebihan penggunaan software untuk simulasi adalah lebih murah, tidak memerlukan
banyak material dan lebih menghemat waktu.
1.2Tujuan
Di dalam penulisan skripsi kajian unjuk kerja motor bakar menggunakan program
visual basic ini, penulis mempunyai beberapa tujuanyakni sebagai berikut:
1. Mengetahui unjuk kerja dari motor bakar secara lebih mendetail.
2. Mempermudah perhitungan unjuk kerja motor bakar.
3. Untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian jenjang pendidikan SI (Strata
1.3Batasan Masalah
Mengigat begitu luasnya cakupan motor bakar, maka masalah yang akan dibahas
dalam Skripsi ini adalah unjuk kerja motor bakar pada kendaraan yang biasa dipakai
sehari-hari. Untuk menegaskan dan lebih memfokuskan permasalahan dalam skripsi ini,
maka dibatasi permasalahan-permasalahan yang dibahas hanya sebagai berikut:
1. Software yang digunakan untuk simulasi adalah visual basic.
2. Perhitungan yang ditampilkan adalah dari buku referensi yang baku.
3. Data dari berbagai katalog mesin-mesin kendaraan yang biasa kita jumpai.
4. Tidak menghitung masalah thermodinamika pada motor bakar.
5. Objek yang dihitung pada bagian output meliputi Dimensi dan karakteristik
motor bakar.
1.4Manfaat
Diharapkan hasil dari skripsi ini akan memberikan manfaat untuk pengembangan
motor bakar dan ilmu pengetahuansebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan suatu simulasi performansi yang lebih jelas tentang
motor bakar dengan visual basic.
2. Memberikan kemudahan kepada pelajar ,pengajar untuk mengetahui peformansi
motor bakar.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini akan diuraikan secara singkat sebagai
gambaran isi pada masing masing bab, yaitu:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari judul skripsi disertai
dengan hal-hal yang penulis ingin ungkapkan dan dapatkan. Kemudian
dilanjutkan dengan tujuan yaitu apa yang penulis ingin capai atau yang
menjadi target untuk dipublikasikan. Kemudian dilanjutkan dengan batasan
masalah yaitu sejauh mana penulis mengerjakan skripsi ini dan hal-hal apa
saja yang menjadi topik utama dalam skripsi ini. Begitu juga manfaat,bahwa
mempunyai nilai yang positif. Kemudian sitematika penulisan,tentang
bagaimana penulisan dan penyelesaian skripsi.
2. Bab II Tinjauan pustaka
Pada bab ini akan dibahas tetntang teori-teori yang berhubungan dengan judul
skripsi. Teori-teori yang di sajikan berupa pengertian kemudian dilanjutkan
dengan rumus-rumus yang akan dihitung nantinya. Teori-teori tersebut
diambil dari berbagai sumber seperti buku bacaan, browsur-browsur, data dari
tempat survai (survei lapangan) dan internet. Bahan-bahan tersebut akan
digabungkan menjadi sebuah tulisan yang menjadi dasar teori dari judul
skripsi yang memperkuat skripsi tersebut dengan data-data yang ada.
3. Bab III Metodologi Penelitian
Sebuah skripsi yang baik haruslah menggunakan teknik dan cara ataupun
metode yang baik di dalam melakukan penelitian sebagai data pendukung
dalam penyusunan skripsi. Karna skripsi ini adalah simulasi, maka harus
dilakukan percobaan-percobaan.
4. Bab IV Analisa data dan pembahasan
Pada bab ini akan diuraikan tentang proses perhitungan dari data-data yang
sudah didapatkan. Perhitungan yang dilakukan berlandaskan teori pada bab II
dimana rumus-rumus tersebut akan digunakan untuk mendapatkan data-data
hasil yang diinginkan. Proses perhitungan dan pembahasan akan disajikan
secara teratur dan terangkai dengan baik.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini adalah bab yangg terakhir yang berisikan intisari ataupun kesimpulan
yang didapatkan dalam proses penyusunan skripsi dan hasil yang didapatkan.
Bab ini akan menguraikan secara singkat hal-hal yang sangat penting tentang
hasil yang diperoleh. Setelah itu, dilanjutkan dengan saran yang penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Jika meninjau jenis-jenis mesin, pada umumnya adalah suatu pesawat yang
dapat merubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya, mesin listrik
merupakan sebuah mesin yang kerja mekaniknya diperoleh dari sumber listrik,
sedangkan mesin gas atau mesin bensin adalah mesin yang kerja mekaniknya diperoleh
dari sumber pembakaran gas atau bensin.
Selain dari pada itu, ada cara lain peninjauan mesin misalnya mesin bensin yang
dikategorikan sebagai mesin kalor. Yang dimaksud dengan mesin kalor disini adalah
mesin yang menggunakan sumber energi termal untuk menghasilkan kerja mekanik,
atau mesin yang dapat merubah energi termal menjadi kerja mekanik.
Selanjutnya, jika ditinjau dari cara memperoleh sumber energi termal, jenis
mesin kalor dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Mesin pembakaran luar (external combustion engine). Mesin pembakaran luar adalah
mesin dimana proses pembakaran dan proses pengkompresian terjadi di ruangan
yang berbeda. Contohnya adalah mesin uap.
2. Mesin pembakaran dalam (internal combustion engine). Mesin pembakaran dalam
adalah mesin dimana proses pembakaran dan proses pengkompresian terjadi di
ruangan yang sama, sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi
sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam ini umumnya dikenal dengan sebutan
motor bakar. Contoh dari mesin kalor pembakaran dalam ini adalah motor bakar
torak dan turbin gas.
Jenis motor bakar torak itu sendiri berdasarkan proses penyalaan bahan bakarnya
terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1. Mesin bensin atau motor bensin dikenal dengan mesin “Otto” atau mesin “Beau Des
Rochas”. Pada motor bensin, penyalaan bahan bakar dilakukan oleh percikan bunga
api listrik dari antara ke dua elektroda busi. Oleh sebab itu,motor bensin dikenal juga
2. Motor “Diesel”. Di dalam motor diesel, penyalaan bahan bakar terjadi dengan
sendirinya karena bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder yang berisi udara
yang bertekanan dan bersuhu tinggi. Motor diesel ini disebut juga dengan sebutan
Compression Ignition Engine (CIE),sistem penyalaan inilah yang menjadi perbedaan
pokok antara motor bensin dengan motor diesel.
Sedangkan berdasarkan siklus langkah kerjanya, motor bakar dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Motor dua langkah. Pengertian dari motor dua langkah adalah motor yang pada dua
langkah piston (satu putaran engkol) sempurna akan menghasilkan satu tenaga kerja
(satu langkah kerja).
2. Motor empat langkah. Pengertian dari motor empat langkah adalah motor yang pada
setiap empat langkah piston (dua putaran sudut engkol) sempurna menghasilkan satu
tenaga kerja (satu langkah kerja).
2.2 Motor Bensin
Motor bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin
pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang
untuk menggunakan bahan bakar bensin. Pada umumnya motor bensin dilengkapi
dengan busi dan karburator. Busi berfungsi sebagai penghasil loncatan api yang akan
menyalakan campuran udara dengan bahan bakar, karena hal ini maka motor bensin
disebut juga sebagai Spark Ignition Engine. Sedangkan karburator merupakan tempat
pencampuran udara dan bahan bakar.
Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dihisap ke dalam
silinder dimampatkan dengan torak kemudian dibakar untuk memperoleh tenaga panas.
Gas-gas hasil pembakaran dari bahan bakar akan meningkatkan suhu dan tekanan di
dalam silinder, sehingga torak yang berada di dalam silinder akan bergerak turun-naik
2.2.1 Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah
Motor bensin dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu motor bensin 2-langkah dan
motor bensin 4-langkah. Pada motor bensin 2-langkah, siklus terjadi dalam dua gerakan
torak atau dalam satu putaran poros engkol. Sedangkan motor bensin 4-langkah, pada
satu siklus tejadi dalam 4-langkah. Langkah langkah yang terjadi pada motor bensin
dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :
Gambar 2.1. Diagram P-V dan T-S Siklus Otto
Keterangan Gambar :
P = Tekanan (atm)
V = Volume Spesifik (m3/kg)
T = Temperatur (K)
S = Entropi (kJ/kg.K)
q
in = Kalor yang masuk (kJ)q
out = Kalor yang dibuang (kJ)Keterangan siklus :
1-2 Kompresi Isentropik
2-3 Pemasukan Kalor pada Volume Konstan
3-4 Ekspansi Isentropik
Langkah-langkah yang terjadi pada motor bensin 4 langkah adalah :
1. Langkah isap
Pada langkah isap (0–1), campuran udara yang telah bercampur pada karburator
diisap ke dalam silinder (ruang bakar). Torak bergerak turun dari titik mati atas
(TMA) ke titik mati bawah (TMB) yang akan menyebabkan kehampaan (vacum)
di dalam silinder, maka dengan demikian campuran udara dan bahan bakar
(bensin) akan diisap ke dalam silinder. Selama langkah torak ini, katup isap akan
terbuka dan katup buang akan menutup.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi (1–2), campuran udara dan bahan bakar yang berada di
dalam silinder dimampatkan oleh torak,dimana torak akan bergerak dari TMB
ke TMA dan kedua katup isap dan buang akan tertutup, sedangkan busi akan
memercikan bunga api dan bahan bakar mulai terbakar akibatnya terjadi proses
pemasukan panas pada langkah (2-3).
3. Langkah Ekspansi
Pada langkah ekspansi (3–4), campuran udara dan bahan bakar yang diisap telah
terbakar.Selama pembakaran, sejumlah energi dibebaskan, sehingga suhu dan
tekanan dalam silinder naik dengan cepat. Setelah mencapai TMA, piston akan
didorong oleh bahan bakar bertekanan tinggi menuju TMB. Tenaga mekanis ini
diteruskan ke poros engkol.Saat sebelum mencapai TMB, katup buang terbuka,
bahan bakar hasil pembakaran mengalir keluar dan tekanan dalam silinder turun
dengan cepat.
4. Langkah Pembuangan
Pada langkah pembuangan (4–1-0), torak terdorong ke bawah menuju TMB dan
naik kembali ke TMA untuk mendorong ke luar gas-gas yang telah terbakar di
dalam silinder. Selama langkah ini, katup buang membuka sedangkan katup isap
Pada motor bensin 4-langkah, poros engkol berputar sebanyak dua putaran
penuh dalam satu siklus dan telah menghasilkan satu tenaga. Cara kerja motor bensin 4
langkah ini dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2. Cara kerja motor bensin 4 langkah
2.2.2 Cara Kerja Motor Bensin 2 Langkah
Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin dimana untuk melakukan suatu
kerja diperlukan 2 langkah gerakan piston dan 1 kali putaran poros engkol. Siklus kerja
motor bensin 2 langkah:
1. Langkah Hisap dan Kompresi
Sewaktu piston bergerak keatas menuju TMA ruang engkol akan membesar dan
menjadikan ruang tersebut hampa (vakum). Lubang pemasukan terbuka. Dengan
perbedaan tekanan ini, maka udara luar dapat mengalir dan bercampur dengan
bahan bakar di karburator yang selanjutnya masuk ke ruang engkol (disebut
langkah isap atau pengisian ruang engkol). Disisi lain lubang pemasukan dan
lubang buang tertutup oleh piston, sehingga terjadi proses langkah kompresi
disini. Dengan gerakan piston yang terus ke atas mendesak gas baru yang sudah
sebelum piston mencapai TMA busi akan melentikkan bunga api dan mulai
membakar campuran gas tadi (langkah ini disebut langkah kompresi).
2. Langkah Usaha dan Buang
Ketika piston mencapai TMA campuran gas segar yang dikompresikan
dinyalakan oleh busi. Gas yang terbakar mengakibatkan ledakan yang
menghasilkan tenaga sehingga mendorong piston memutar poros engkol melalui
connecting rod sewaktu piston bergerak kebawah menuju TMB (langkah usaha).
Beberapa derajat setelah piston bergerak ke TMB lubang buang terbuka oleh
kepala piston, gas-gas bekas keluar melalui saluran buang (langkah buang).
Beberapa derajat selanjutnya setelah saluran buang dibuka, maka saluran bilas
(saluran transfer) mulai terbuka oleh tepi piston.
Ketika piston membuka lubang transfer segera langkah pembuangan telah
dimulai. Gas baru yang berada di bawah piston terdesak, campuran yang
dikompresikan tersebut mengalir melalui saluran bilas menuju puncak ruang
bakar sambil membantu mendorong gas bekas keluar (proses ini disebut
pembilasan).
2.2.3. Cara kerja mesin dua langkah
1. Langkah Pemasukan dan Kompresi Kedua
Sewaktu piston bergerak keatas didalam crankcase terjadi kevacuman dan
sewaktu piston mulai membuka lubang pemasukan,campuran bahan bakar dan
udara dari karburator terhisap masuk kedalam crankcase. Disisi lain lubang
transfer dan exhaust port tertutup oleh piston, lalu campuran bahan bakar dan
Gambar 2.3. Langkah pemasukan dan kompresi kedua
2. Usaha (Langkah Usaha) dan Kompresi Pertama
Ketika piston mencapai TMA campuran bahan bakar yang dikompresikan
dinyalakan oleh busi. Gas yang terbakar mendorong piston memutar poros
engkol melalui connecting rod. Sewaktu piston bergerak kebawah, piston
menutup lubang pemasukan dan sewaktu piston bergerak kebawah, lalu piston
mengkompresi campuran didalam crankcase.
3. Langkah Pembuangan dan Kompresi Pertama
Sewaktu piston bergerak kebawah, lalu piston membuka lubang buang untuk
mengalirkan sisa gas keluar dari silinder. Disisi lain, campuran didalam
crankcase dikompresi (setengah gerakan piston kebawah).
Gambar 2.5.Langkah pembuangan dan kompresi pertama
4. Langkah Pembuangan dan Langkah Pembilasan
Ketika piston membuka lubang transfer segera langkah pembuangan telah
dimulai, campuran yang dikompresikan didalam crankcase mengalir melalui
lubang transfer didinding silinder dan mengalir kedalam ruang pembakaran.
Campuran bahan bakar ini mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder
dan pada waktu yang bersamaan ruang pembakaran diisi dengan campuran bahan
bakar.
2.3. Motor Diesel
Motor Diesel disebut juga motor pembakaran dengan tekanan kompressi karena
motor mengisap udara dan mengkompresikan dengan tingkat yang lebih tinggi.
Berdasarkan efisiensi secara keseluruhan, motor diesel muncul sebagai mesin
pembakaran yang paling efisien dan bertenaga besar, pada jenis motor diesel putaran
rendah dapat mencapai effesiensi sampai 50 persen atau lebih. Pada motor diesel 4
langkah, katup masuk dan buang digunakan untuk mengontrol proses pemasukan dan
pembuangan gas dengan membuka dan menutup saluran masuk dan buang. Pemakaian
bahan bakar lebih hemat, diikuti dengan tingkat polutan gas buang yang relatif rendah,
semuanya itu dihasilkan oleh motor diesel secara signifikan.
2.3.1 Cara Kerja Motor Diesel 4 Langkah
Cara kerja mesin Diesel 4 langkah, pada prinsipnya hampir sama dengan mesin
Otto, dimana piston bergerak secara translasi dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati
Bawah (TMB) dan sebaliknya berulang-ulang sebanyak 4 kali dalam satu siklus. Urutan
Siklusnya sebagai berikut:
Gambar 2.7 Diagram P-V dan diagram T-S mesin diesel
Keterangan Gambar :
P = Tekanan (atm)
V = Volume Spesifik (m3/kg)
T = Temperatur (K)
q
in = Kalor yang masuk (kJ)q
out = Kalor yang dibuang (kJ)Keterangan siklus :
1-2 Kompresi Isentropik
2-3 Pemasukan Kalor pada Tekanan Konstan
3-4 Ekspansi Isentropik
4-1 Pembuangan hasil pembakaran
1. Langkah Hisap (Intake)
Pada langkah ini, piston akan bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati
bawah (TMB). Selanjutnya, katup hisap akan terbuka sebelum mencapai TMA
dan katup buang akan tertutup. Akibatnya, akan terjadi kevakuman di dalam
silinder yang menyebabkan udara murni masuk ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi (Compression)
Pada langkah ini piston bergerak sebaliknya, yaitu dari TMB ke TMA. Katup
hisap tertutup sementara katup buang akan terbuka. Udara kemudian akan
dikompresikan sampai pada tekanan dan suhunya menjadi 30kg/cm2 dan suhu
500 derajat celsius. Perbandingan kompresi pada motor diesel berkisar diantara
14 : 1 sampai 24 : 1 . Akibat proses kompressi ini udara menjadi panas dan
temperaturnya bisa mencapai sekitar 900 °C . Pada akhir langkah kompresi
injektor/nozel menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara panas yang
bertekanan sampai diatas 2000 bar. Solar dibakar oleh panas udara yang telah
dikompresikan di dalam silinder. Untuk memenuhi kebutuhan pembakaran
tersebut, maka temperatur udara yang dikompresikan di dalam ruang bakar harus
mencapai 500 derajat celsius atau lebih. Perbedaan kompresi ini menghasilkan
efisiensi panas yang lebih besar, sehingga penggunaan bahan bakar diesel lebih
3. Langkah Ekspansi (Power)
Pada langkah ketiga , katup hisap tertutup, katup buang juga tertutup dan injector
menyemprotkan bahan bakar. Sehingga, terjadi pembakaran yang menyebabkan
piston bergerak dari TMA ke TMB.
4. Langkah Buang (Exhaust)
Dan pada langkah keempat (langkah buang), hampir sama dengan langkah hisap,
yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA. Namun, katup hisap akan tertutup dan
katup buang akan terbuka. Sedangkan piston akan bergerak mendorong gas sisa
pembakaran keluar.
2.3.2. Cara Kerja Motor Diesel 2 Langkah
Prinsip kerja dari motor diesel 2 tak secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Langkah pemasukan - kompresi
Udara bersih di dalam silinder dikompresikan oleh torak, sebagai akibat dari kenaikan
tekanan maka suhu udara mencapai 700-900º C. Bahan bakar disemprotkan atau
diinjeksikan ke dalam udara panas dan terbakar dengan cara yang sama seperti dalam
motor diesel 4 tak.
2. Langkah usaha - buang
Torak bergerak menuju TMB oleh tekanan yang tinggi karena akibat pembakaran.
Dalam menunjang proses pembilasan, motor dilengkapi dengan sebuah kompresor yang
menekan udara bersih ke dalam ruang bilas, torak menuju TMB, membuka lubang
udara bilas sehingga udara mengalir ke dalam silinder. Udara bilas menekan gas bekas
melalui katup buang yang terbuka dan keluar melalui saluran pembuangan.
2.3.3. Sistem Bahan Bakar
Ada tiga sistem yang banyak dipakai dalam penyaluran bahan bakar dari tangki
bahan bakar sampai masuk kedalam silinder pada motor diesel, antara lain:
1. Sistem pompa pribadi
Setiap silinder memiliki satu pompa tekanan tinggi. Pompa tekanan tinggi
adalah pompa plunyer yang dilengkapi dengan pengatur kapasitas semprotan,
sedangkan daya untuk menggerakkan pompa di ambil dari daya mesin itu sendiri.
2. Sistem distribusi
Sistem distribusi juga menggunakan sebuah pompa tekanan tinggi hanya saja
pompa mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam distributor. Distributor
membagi bahan bakar ke setiap penyemprot sesuai dengan urutan yg telah di tentukan.
3. Sistem akumulator
Sitem akumulator juga menggunakan sebuah pompa bertekanan tinggi untuk
melayani semua penyemprot yang ada pada setiap silinder, tapi tidak dilengkapi dengan
alat pengatur kapasitas semprotan bahan bakar. Pada sistem ini pompa mengalirkan
bahan bakar masuk ke dalam sebuah akumulator yang dilengkapi oleh katup pengatur
tekanan sehingga tekanan bahan bakar dalam akumulator dapat konstan.
2.4. Parameter Performansi/Unjuk Kerja Motor Bakar
Parameter mesin diukur untuk menentukan karakterisitik pengoperasian pada motor
bakar. Parameter dan Performansi mesin dapat dilihat dari rumus rumus dibawah ini.
Gambar 2.10. Piston dan silinder
Keterangan :
B : Bore
S : Stroke
R : connecting rod length
a : Crank offset
s : Piston position
: Crank angle
: Clearance volume
: Displacement volume
TDC : Top Dead Centre
2.4.1. Diameter Piston
Diameter Piston (Dp) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Dp = B – ( 2 . Δy )
Dimana :
B = Diameter Silinder
Δy = Clearance piston & dinding silinder
2.4.2. Panjang Connecting Rod
Panjang Connecting Rod (r) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
r = 1.75 x S
Dimana :
S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC
2.4.3. Crank Radius / Crank Offset
Crank Radius / Crank Offset (a) dapat diperoleh dengan persamaan berikut
a =
Diimana :
S = Langkah Piston dari BDC ke TDC
2.4.4. Ratio of connecting rod length to crank offset
Ratio of connecting rod length to crank offset (R) dapat diperoleh dengan
persamaan berikut :
Dimana :
r = Panjang Connecting Rod
a = Crank Radius / Crank Offset
2.4.5. Ratio of bore to stroke
Ratio of bore to stroke (B/S) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
B/S =
Dimana :
B = Diameter Silinder
S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC
2.4.6. Jarak antara the crank axis & pin piston
Jarak antara the crank axis & pin piston (s) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
s =
Dimana :
a = Crank Radius / Crank Offset
= Sudut Engkol
r = Panjang Connecting Rod
2.4.7. Jarak permukaan piston dari TDC
Jarak permukaan piston dari TDC (x) dapat diperoleh dengan persamaan berikut:
x = r + a + s
r = Panjang Connecting Rod
a = Crank Radius / Crank Offset
s = Jarak antara the crank axis & pin piston
2.4.8. Kecepatan Piston Rata-rata
Kecepatan Piston Rata-rata (Ūp) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Ūp = 2 S N
Dimana :
S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC
N = Putaran Mesin
2.4.9. Kec. Piston pada Akhir Pembakaran
Kec. Piston pada Akhir Pembakaran (Up) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
Up = Ūp.
Dimana :
Ūp = Kecepatan Piston Rata-rata
π = 3,14
= Sudut Engkol
R = Ratio of connecting rod length to crank offset
2.4.10. Volume Displacement 1 Cylinder
Volume Displacement 1 Cylinder (Vd) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
Dimana :
π = 3,14
B = Diameter Silinder
S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC
2.4.11. Volume Displacement N Cylinder
Volume Displacement N Cylinder (Vd-total) dapat diperoleh dengan
persamaan berikut :
Vd-total =
Dimana :
= Jumlah Silinder
π = 3,14
B = Diameter Silinder
S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC
2.4.12. Volume Clearance
Volume Clearance (Sisa) (Vc) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Vc =
Dimana :
= Volume Displacement 1 Cylinder
2.4.13. Volume Silinder pada Tiap Sudut Engkol
Volume Silinder pada Tiap Sudut Engkol (V) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
V = Vc +
Dimana :
= Volume Clearance (Sisa)
= Rasio Kompresi
r = Panjang Connecting Rod
a = Crank Radius / Crank Offset
= Sudut Engkol
R = Ratio of connecting rod length to crank offset
2.4.14. Massa Jenis Udara Lingkungan
Massa Jenis Udara Lingkungan (ρa) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
ρa =
Dimana :
= Tekanan Udara Lingkungan
R = Konstanta Udara
2.4.15. Massa jenis Udara masuk ke Silinder
Massa jenis Udara masuk ke Silinder (ρi) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
ρi =
Dimana :
= Tekanan udara masuk ke silinder
R = Konstanta Udara
= Temperatur udara masuk ke silinder
2.4.16. Brake Power
Brake Power ( ) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
= 2 π N τ
Dimana :
π = 3,14
N = Putaran Mesin
τ = Torsi
2.4.17. Indicated Power
Indicated Power ( ) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
=
Dimana :
= Brake Power
2.4.18. Friction Power Lost
Friction Power Lost ( ) dapat diperoleh dengan persamaan berikut
=
Dimana :
= Indicated Power
= Brake Power
2.4.19. First Brake Work
First Brake Work (Wb) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Wb = (bmep).
Dimana :
(bmep) = Brake Mean Effective Pressure
= Volume Displacement N Cylinder
2.4.20. Brake Mean Effective Pressure
Brake Mean Effective Pressure (bmep) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
bmep =
Dimana :
π = 3,14
τ = Torsi
2.4.21. Indicated Mean Effective Pressure
Indicated Mean Effective Pressure (imep) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
imep =
Dimana :
(bmep) = Brake Mean Effective Pressure
Ƞm = Efisiensi Mekanis
2.4.22. Friction Mean Effective Pressure
Friction Mean Effective Pressure (fmep) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
fmep = imep – bmep
Dimana :
(imep) = Indicated Mean Effective Pressure
(bmep) = Brake Mean Effective Pressure
2.4.23. Piston Face Area
Piston Face Area (Ap) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Ap =
Dimana :
π = 3,14
2.4.24. Mass of air in cylinder per cycle
Mass of air in cylinder per cycle (ma) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut:
ma =
Dimana :
= Tekanan udara masuk ke silinder
= Volume Displacement N Cylinder
= Volume Clearance (Sisa)
R = Konstanta Udara
= Temperatur udara masuk ke silinder
2.4.25. Mass of fuel in cylinder per cycle
Mass of fuel in cylinder per cycle (mf) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
mf =
Dimana :
ma = Mass of air in cylinder per cycle
AFR = Air Fuel Ratio
2.4.26. Rate of fuel flow in the engine
Rate of fuel flow in the engine ( f) dapat diperoleh dengan persamaan berikut:
Dimana :
mf = Mass of fuel in cylinder per cycle
Nc = Jumlah Silinder
N = Putaran Mesin
2.4.27. Rate of air flow in the engine
Rate of air flow in the engine ( ) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
a = AFR.
Dimana :
AFR = Air Fuel Ratio
f = Rate of fuel flow in the engine
2.4.28. Brake specific work per unit mass
Brake specific work per unit mass (ωb) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
ωb =
Dimana :
Wb = First Brake Work
ma = Mass of air in cylinder per cycle
2.4.29. Brake System Power (BSP)
Brake System Power (BSP) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Dimana :
b = Brake Power
Ap = Piston Face Area
2.4.30. Brake Output Per Displacement
Brake Output Per Displacement (BOPD) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
BOPD =
Dimana :
b = Brake Power
= Volume Displacement N Cylinder
2.4.31. Engine Specific Volume
Engine Specific Volume (BSV) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
BSV =
Dimana :
= Volume Displacement N Cylinder
b = Brake Power
2.4.32. Efisiensi Thermal Brake
Efisiensi Thermal Brake t)b) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Dimana :
Wb = First Brake Work
f = Mass of fuel in cylinder per cycle
QHV = Nilai Kalor Bahan Bakar
c = Efisiensi Pembakaran
2.4.33. Efisiensi Thermal Indikator
Efisiensi Thermal Indikator (( t)i) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
( t)i =
Dimana :
(( t)b) = Efisiensi Thermal Indikator
m = Efisiensi Mekanis
2.4.34. Efisiensi Volumetris
Efisiensi Volumetris ( v) dapat diperoleh dengan persamaan berikut:
v =
Dimana :
ma = Mass of air in cylinder per cycle
= Massa Jenis Udara Lingkungan
2.4.35. Efisiensi Konversi Bahan Bakar
Efisiensi Konversi Bahan Bakar ( f) dapat diperoleh dengan persamaan berikut:
f =
Dimana :
b = Brake Power
f = Rate of fuel flow in the engine
QHV = Nilai Kalor Bahan Bakar
2.4.36. Brake Specific fuel consumption
Brake Specific fuel consumption (bsfc) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
bsfc =
Dimana :
f = Rate of fuel flow in the engine
b = Brake Power
2.4.37. Indicated Specific fuel consumption
Indicated Specific fuel consumption (isfc) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
Isfc =
Dimana :
i = Indicated Power
2.4.38. Power Weight Ratio
Power Weight Ratio (PWR) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
PWR =
Dimana :
b = Brake Power
Mv = Mass of Vehicle
2.4.39. Road Load Power
Road Load Power (Pr) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Pr(kW) = [2.73
Dimana :
CR = Coefficient of rolling resistance
Mv = Mass of Vehicle
CD = Drag coefficient
Av = Frontal area of vehicle
2.4.40. Speed of Sound at Inlet Conditions
Speed of Sound at Inlet Conditions (ci) dapat diperoleh dengan persamaan
berikut :
Ci =
Dimana :
K : Ratio of heat specific (Cp / Cv)
R = Konstanta Udara
Ti = Temperatur udara masuk ke silinder Ti
2.4.41. Intake Valve Area
Intake Valve Area (Ai) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Ai =
Dimana :
B = Diameter Silinder
Ūp = Kecepatan Piston Rata-rata
Ci = Speed of Sound at Inlet Conditions
2.4.42. Diameter of Each Valve
Diameter of Each Valve (dv) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
dv =
Dimana :
Ai = Intake Valve Area
2.4.43. Upper Limit to Valve Lift
Upper Limit to Valve Lift (lmax) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :
Imax =
Dimana :
dv = Diameter of Each Valve
2.5. Visual Basic
Microsoft Visual Basic merupakan salah satu bentuk sarana pengembangan
aplikasi berbasis windows. “Visual’ yang cenderung mengarah kepada metode
pembentukan GUI (Graphical User Interface), dengan kemudahan penempatan dan
pembentukan objek pada layar. Microsoft Visual Basic termasuk bahasa pemrograman
berorientasi objek, cara mudah untuk mempelajari bahasa pemrograman berorientasi
objek adalah mengerti beberapa pengertian yang sering dipakai dalam OOP seperti
properti, even, form, dan method.Dalam membuat even dari suatu objek, pemakai dapat
memilih nama evenpada kotak properti dan klik dua kali atau pemakai dapat klik dua
kali pada obyek yang akan diberi even dan pilih jenis evennya.Hal yang penting lagi
adalah untuk memakai operator, jangan lupa hirarki masing-masing operator, sebagai
congtoh A+B*2, perhitungan dimulai dari B*2 dahulu kemudian ditambahkan dengan
A.
2.5.1. Keistimewaan Microsoft Visual Basic
Microsoft Visual Basic memiliki banyak keistimewaan dalam penggunaannya
yaitu :
· Memiliki perangkat yang otomatis.
·Dapat membangun Database dengan mudah dan kemampuan dengan
menghadirkan banyak fasilitas baru untuk aplikasi Database.
·Perlengkapan untuk merancang aplikasi web tersedia sangat banyak
Pada keadaan standar ketika menjalankan Visual Basic, pada layar akan muncul
seperti terlihat pada gambar .
Gambar 2.11. Tampilan Layar pada Keadaan Standar
Keterangan :
1 : Menu Utama
2 :ToolBar
3 :ToolBox
4 :Form
5 :Jendela Kode
6 :Project Explorer
7 :Jendela Properties
8 :Jendela Posisi Form
2.5.2.1. Menu Bar (Menu Utama) 1
2
3 4
5
6
7
Gambar 2.12. Menu Bar
Menu bar atau menu utama adalah menu yang terdapat pada bagian atas
Microsoft Visual Basic. Menu ini tidak dapat disembunyikan seperti halnya menu yang
lain. Menu ini merupakan menu yang terlengkap dari pada menu-menu yang ada pada
toolbar.
2.5.2.2. Toolbar (Standard)
Gambar 2.13. Toolbar(standard)
Toolbar merupakan tombol-tombol yang membantu dalam mempercepat akses
perintah yang memungkinkan untuk tersembunyi.
Keterangan masing-masing toolbar standard yaitu :
· Add Standard EXE Project yaitu untuk membuat sebuah project baru
jenis standar.
· Add Form yaitu untuk menambahkan sebuah form ke dalam project
yang sedang terbuka.
· Menu Editor yaitu untuk menampilkan menu editor yang berfungsi
sebagai pembuat menu.
· Open Project yaitu untuk membuka sebuah project yang pernah dibuat.
· Save Project yaitu untuk menyimpan project yang sedang terbuka
· Cut yaitu untuk memotong objek terpilih, lalu memasukkan objek
tersebut ke container windows.
· Copy yaitu untuk membuat salinan objek terpilih lalu disimpan di
container windows.
· Paste yaitu untuk membuat salinan dari container windows lalu
ditempatkan di lokasi terpilih.
· Find yaitu untuk menemukan objek tertentu.
· Undo yaitu untuk menggagalkan pelaksanaan perintah-perintah terurut
dari belakang yang pernah dilakukan.
· Redo yaitu kebalikan dari proses undo.
· Start yaitu untuk menjalankan program yang sedang aktif.
· Break yaitu untuk menghentikan sementara program yang sedang
berjalan.
· End yaitu untuk menghentikan program yang sedang berjalan
· Project explorer yaitu untuk mengaktifkan Windows Project Explorer
yang menampung project berikut bagian-bagiannya.
· Properties Windows yaitu untuk mengaktifkan properties windows.
· Form Layout Windows yaitu untuk mengaktifkan Form Layout
windows.
· Object Browser yaitu untuk mengaktifkan Object Browser yang mampu
mengorganisir object yang dipakai dalam project.
2.5.2.3. Toolbox
Gambar 2.14. ToolBox
Tool Box adalah tempat untuk mengambil kontrol-kontrol yang akan
dipasangkan pada form. VB 6.0 dalam keadaan standar akan menyediakan
kontrol-kontrol sebagai berikut :
· Pointer yaitu sebagai penunjuk kontrol .
· Picture Box untuk menampilkan gambar statis maupun aktif dari luar.
· Label untuk menampilkan text yang tidak bisa diubah oleh user.
· Frame untuk mengelompokkan beberapa kontrol.
· Command Button untuk membuat tombol pelaksanaan perintah.
· CheckBox untuk menampilkan pilihan benar atau salah dan memungkinkan
untuk beberapa pilihan sekaligus.
· ListBox untuk menampilkan daftar item pemakai, user dapat memilih salah
· Hscrollbar memungkinkan pemakai memilih suatu tampilan dari rangkaian
objek horizontal.
· VscrollBar memungkinkan pemakai memilih suatu tampilan dari rangkaian
objek Vertikal.
· Shape memungkinkan progam untuk menampilkan bentuk lingkaran, persegi
empat pada form.
· Line memungkinkan program menampilkan garis lurus pada form.
· Option Button check Button yang hanya dapat memiliki satu pilihan benar dari
berbagai pilihan dalam satu group.
· Timer untuk penghitung waktu dalam internal yang ditentukan. Pada program
yang sedang aktif Timer tidak akan ditampilkan.
· Image untuk menampilkan gambar pada form.
· Data untuk menyediakan sarana akses data dalam suatu database.
· OLE untuk menghasilkan proses link dan embeded objek antar aplikasi.
2.5.2.4. Form
Form window adalah bahan tempat membuat tampilan atau tempat untuk
menempatkan kontrol-kontrol yang diperlukan dalam membuat program. Pada form
sudah tersedia tombol Minimize, Maximize/Restore dan Close di pojok kanan atas.
2.5.2.5. Jendela Kode
Pada Windows Code ini kita dapat menuliskan kode program. Pada windows ini
terdapat fasilitas editing yang cukup lengkap. Jika kita klik ganda pada form atau
kontrol maka secara otomatis Windows Code ini akan langsung aktif dan membawa
kursor ke tempat penulisan program yang terkait dengan objek tersebut. Tempat
penulisan berada diantara kata Private Sub dan kata End
Sub.
Gambar 2.16. Windows Code
2.5.2.6. Project Explorer
Project explorer berfungsi sebagai sarana pengaksesan bagian-bagian pembentuk
project. Pada windows ini terdapat 3 tombol pengaktif yaitu View Code, View Object
dan Toggle Folder. Juga terdapat diagram untuk menampilkan susunan folder. View
Code berfungsi untuk menampilkan Jendela Kode pada form terpilih. View Object
berfungsi untuk menampilkan form terpilih.
Sedangkan Toggle Folder berfungsi untuk menampilkan atau tidak
menampilkanfolder pada Project Explorer.
2.5.2.7. Jendela Properties
Pada jendela properties terdapat fasilitas untuk menyiapkan segala properti dari
objek yang diperlukan dalam perancangan user interface maupun pemrograman. Pada
windows ini terdapat semua properti yang dimiliki oleh objek terpilih (cara memilih
objek adalah dengan klik objek pada diagram pada Project Explorer atau klik langsung
pada objeknya). Pada jendela properties terdapat dua cara menampilkanproperti sesuai
nama tab, yaitu Alphabet (Diurutkan berdasarkan nama abjad) dan Categories
(Diurutkan berdasarkan fungsinya).
Gambar 2.18. Jendela Properties
2.5.2.8. Jendela Posisi Form
Pada jendela posisi form terdapat fasilitas untuk mengatur posisi form pada layar
monitor. Pengaturan letak ini dilakukan dengan melakukan menekan tombol kiri mouse
pada saat kursor berada pada miniatur form pada form Layout, lalu menggeser miniatur
form hingga miniatur form terletak pada posisi yang diinginkan.
2.5.2.9. Module
Digunakan untuk membuat variabel yang dapat digunakan secara umum untuk
seluruh form yang digunakan.
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu yang digunakan untuk penyelesaian skripsi ini diperkirakan selesai
dalam waktu 6 (tiga) bulan,dan Penyelesaian skripsi ini dilakukan di Laboratorium
motor bakar Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.
3.2 Prosedur Pelaksanaan
Dalam pengerjaan skripsi ini, penulis membuat diagram alir untuk dapat
mempermudah pengerjaan secara sistematis. Berikut pada Gambar dapat dilihat
Gambar 3.1 Diagram Alir
3.2.1 Keterangan Diagram Alir
3.2.1.1 Mulai
Pada tahap ini proses pengerjaan akan mulai dilaksanakan, dan bahan-bahan
yang dibutuhkan untuk pengerjaan skripsi akan dikumpulkan untuk dikerjakan.
3.2.1.2 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan pengumpulan referensi-referensi mengenai materi
1. Buku referensi
2. Internet
3. Artikel dan paper-paper
4. Brosur
3.2.1.3Pencarian danPengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan data dari beberapa spesifikasi
mesin motor yang akan digunakan sebagai data awal dalam melakukan proses .
3.2.1.4 Proses Perhitungan
Pada tahap ini dilakukan perhitungan dengan sedemikian rupa dengan
menggunakan data awal kedalam formula atau rumus kemudian diolah dan dihitung
sehingga akan mendapatkan hasil yang kita inginkan.
3.2.1.5 Kesimpulan Dan Saran
Tahap ini merupakan pengambilan kesimpulan dari proses perhitungan dan
hasil yang telah dilakukan. Kesimpulan berisi jawaban dari hasil perhitungan dan
analisa dari tujuan analisa . Pada akhir bagian ini juga terdapat saran penulis tentang
analisa hasil percobaan simulasi, sehingga tulisan ini dapat lebih bermanfaat bagi setiap
kalangan.
3.4.1.6 Selesai
Tahap pengerjaan skripsi selesai dilaksanakan dengan hasil-hasil yang
didapatkan sesuai dengan perencanaan dan tujuan pengerjaan skripsi dan kiranya hasil
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Awal (Input)
Didalam melakukan analisa data dan pembahasan, maka hal yang paling penting
untuk dipersiapkan adalah data-data awal (input) yang akan diolah untuk mendapatkan
output yang dibutuhkan. Data awalnya antara lain:
Gambar 4.2 Tampilan Perumusan Pada Visual Basic
Gambar 4.4 Tampilan Gambar Pada Program Visual Basic
Input merupakan tempat memasukkan data. Input berfungsi untuk memasukkan
data yang akan diproses di dalam program.Data yang dimasukkan sebagai acuan ke
dalam input adalah spesifikasi sepeda motor revo. Data yang didapat antara lain:
Spesifikasi Honda Absolute Revo Terbaru
Spesifikasi Motor Honda Absolute Revo
Panjang 1.919 mm
Lebar 709 mm
Tinggi 1.080 mm
Berat Kosong 98 kg
Jarak Sumbu Roda 1.227 mm
Jarak Terendah 135 mm
Tipe Rangka Tulang Punggung
Tipe suspensi depan Teleskopik
Tipe Suspensi belakang Lengan ayun dengan sokbreker ganda
Ban Depan 70/90 – 17 M/C 38P
Rem Depan Cakream Hidrolik with piston tunggal
Rem Belakang Tromol
Kapasitas Bahan Bakar 3,7 LIter
Tipe Mesin : 4 langkah, SOHC, pendinginan udara
Aki MF 12 V – 3 Ah
Busi ND U20EPR9S, NGK CPR6EA-9S
Sistem Pengapian DC-CDI, Battery Diameter x Langkah 50 x 55,6 mm
Volume Langkah 109,1 cc
Perbandingan kompresi 9,0 :1
Daya Maksimum 8,46 PS/7.500 rpm
Torsi Maksimum 0,86 kgf.m/5.500 rpm
Kapasitas Minyak pelumas mesin 0,8 lt pada pergantian periodik
Kopling Otomatis Ganda, otomatis, sentrifugal, tipe basah
Gigi Tranmisi 4 Kecepatan
Starter Pedal dan Elektrik
Diameter Silinder (B) : 50 (mm)
Nilai Kalor Bahan Bakar (QHV) :44400 (Kj/kg)
Langkah / Tak (stroke) : 2 (rev/cycle)
Mass of Vehicle (Mv) : 107 (kg)
Vehicle speed(Sv) : 60 (km/h)
Frontal area of vehicle (Av) : 0,25 ( )
Sudut Engkol () :
Konstanta Untuk Menentukan Panjang Connecting Rod (C) : 1,75
Clearance piston & dinding silinder (y) : 0,004 (mm) Tekanan udara masuk ke silinder (Pi) : 85 (Kpa)
Temperatur udara masuk ke silinder (Ti) : 60 ( )
Temperatur Udara Lingkungan (To) : 25 ( )
Konstanta Udara (R) : 0,287 (Kj/kg.k) Efisiensi Mekanis (m) : 0,85
Air Fuel Ratio (AFR) : 15 Efisiensi Pembakaran (c) :0,96
Ratio of heat specific (Cp / Cv) (k) : 1,4
Coefficient of rolling resistance (CR) : 2,46038 x
Drag coefficient (CD) : 0,064
4.2. Data Output
Data yang dimasukkan ke dalam input kemudian di proses agar menghasilkan
data keluaran berupa output.
4.2.1 Diameter Piston
Dp = B – ( 2 . Δy )
Dp = ( 50 / 1000 ) – ( 2 . ( 0,004 / 1000 ) )
Dp = 0,049992 ( m )
4.2.2 Panjang Connecting Rod
r = 1,75 x S
r = 1,75 . S
r = 1,75 . ( 55,6 / 1000 )
r = 0,0973 ( m )
4.2.3 Crank Radius / Crank Offset
a = (55,6 / 1000 ) / 2
a = 0,0278 ( m )
4.2.4 Ratio of connecting rod length to crank offset
R
=
R = ( 0,0973 / 0,0278 )
R = 3,5
4.2.5 Ratio of bore to stroke
B/S =
B/S = ( 50 / 1000 ) / ( 55,6 / 1000 )
B/S = 0,89928
4.2.6 Jarak antara the crank axis & pin piston
S =
S = 0,0278 cos(20) +
S = 0,02612088 +
S = 0,02612088 + 0,096834
S = 0,1229552 ( m )
4.2.7 Jarak permukaan piston dari TDC
x = r + a + s
x = 0,0021448 ( m )
4.2.8 Kecepatan Piston Rata-rata
Ūp = 2 S N
Ūp = 2 x ( 55,6 / 1000 ) x ( 7500 / 60 )
Ūp = 13,9 ( m/s )
4.2.9 Kec. Piston pada Akhir Pembakaran
Up = Ūp.
Up = 13,9 { (3,14/2) sin ( [ 1 + cos ( /
Up = 13,9 { (1,57) (0,3420)[1+ (0,9396926) /
Up = 13,9 { (0,53694) [ 1 + ( 0,9396926) / (3,48324) ]}
Up =13,9 { (0,53694) [ 1 + 0,269774 ]}
Up = 13,9 { (0,53694) (1,269774)}
Up = 13,9 (0,6776711)
Up = 9,419629 m/s
4.2.10 Volume Displacement 1 Cylinder
Vd =
Vd =
Vd =
4.2.11 Volume Displacement N Cylinder
Vd-total =
Vd-total = Nc x Vd
Vd-total = 1 x 0,000109115
Vd-total = 0,000109115 ( )
4.2.12 Volume Clearance (Sisa)
Vc =
Vc =
Vc = 0,000013639375 ( )
4.2.13 Volume Silinder pada Tiap Sudut Engkol
V = Vc + ( π / 4 ) ( r + a – s )
V = 0,000013639375 + ( 3,14 ( 0,0973 + 0,0278 – 0,12295 )
V = 0,000013639375 + ( 0,0019625 ) ( 0,0021448 )
V = 0,000017848545 )
V = 1,7848545 x )
4.2.14 Massa Jenis Udara Lingkungan
ρa =
ρa =
ρa = 1,1809274 (
4.2.15 Massa jenis Udara masuk ke Silinder
ρi =
ρi =
ρi =
ρi = 0,8893911 (
4.2.16 Brake Power
b = 2 π N τ
b = 2 . 3,14 ( ) . 7,92
b = 6,28 . 125 . 7,92
b = 6217,2 ( )
4.2.17 Indicated Power
i =
i =
4.2.18 Friction Power Lost
f =
f = 7314,35294 – 6217,2
f = 1097,15294 ( )
4.2.19 Brake Mean Effective Pressure
bmep =
bmep =
bmep = 911654,6762 ( )
4.2.20 First Brake Work
Wb = (bmep).
Wb = 9111654,6762 x 0,000109115
Wb = 99,4752 Nm
Wb = 0,0994752 KJ
4.2.21 Indicated Mean Effective Pressure
imep =
imep =
4.2.22 Friction Mean Effective Pressure
fmep = imep – bmep
fmep = 1072534,91317 – 911654,6762
fmep = 160880,23697 ( )
4.2.23 Piston Face Area
Ap =
Ap = (3,14 /4 ) x
Ap = 0,785 . 0,0025
Ap = 0,0019625
4.2.24 Mass of air in cylinder per cycle
ma =
ma =
ma =
ma =
ma = 0,00010917665 (
4.2.25 Mass of fuel in cylinder per cycle
mf =
mf = 0,000007278443
mf = 7,278443 x (
4.2.26 Rate of fuel flow in the engine
f =
f =
f = 0,0004549026875 (kg/sec)
4.2.27 Rate of air flow in the engine
a = AFR.
a = 15 x 0,0004549026875
a = 0,0068235403125 (kg/sec)
4.2.28 Brake specific work per unit mass
ωb =
ωb =
4.2.29 Brake System Power
BSP =
BSP =
BSP = 3168000 ( W/ )
BSP = 3168 (KW/ )
4.2.30 Brake Output Per Displacement
BOPD =
BOPD =
BOPD =
BOPD = 56978417,2661870 (W/ )
BOPD = 56978,4172661870 (KW/ )
BOPD = 56,9784172661870 (KW/ )
BOPD = 56,9784172661870 (KW/ )
4.2.31 Engine Specific Volume
BSV =
BSV =
BSV =
BSV = 0,017550505 (L/KW)
4.2.32 Efisiensi Thermal Brake
( t)b =
( t)b =
( )b = 0,320643 %
4.2.33 Efisiensi Thermal Indikator
( )i =
( )i =
( )i = 0,377227379 %
4.2.34 Efisiensi Volumetris
v =
v =
4.2.35 Efisiensi Konversi Bahan Bakar
f =
f =
f =
f = 0,307817541 %
4.2.36 Brake Specific fuel consumption
bsfc =
bsfc =
bsfc =
bsfc = 7,3168417 x (kg/KW-sec)
4.2.37 Indicated Specific fuel consumption
Isfc =
Isfc =
Isfc = 6,2193155188 (kg/kW-sec)
4.2.38 Power Weight Ratio
PWR =
PWR =
PWR =
PWR = 0,0581046 (kW/kg)
4.2.39 Road Load Power
Pr(kW) = [2.73
Pr(kW)= 60 x
Pr(kW)= 60 x
Pr(kW)= 60 x
Pr(kW)= 0,435887220 (kW)
4.2.40 Speed of Sound at Inlet Conditions
Ci =
Ci =
Ci =
Ci = 365,786003 (m/sec)
4.2.41 Intake Valve Area
Ai =
Ai =
Ai =
Ai =
Ai = 1,2350117180 x ( )
4.2.42 Diameter of Each Valve
dv =
dv =
dv =
dv =
4.2.43 Upper Limit to Valve Lift
Imax =
Imax =