• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan - Kajian Unjuk Kerja Motor Bakar Menggunakan Program Visual Basic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan - Kajian Unjuk Kerja Motor Bakar Menggunakan Program Visual Basic"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan

Jika meninjau jenis-jenis mesin, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat merubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya, mesin listrik merupakan sebuah mesin yang kerja mekaniknya diperoleh dari sumber listrik, sedangkan mesin gas atau mesin bensin adalah mesin yang kerja mekaniknya diperoleh dari sumber pembakaran gas atau bensin.

Selain dari pada itu, ada cara lain peninjauan mesin misalnya mesin bensin yang dikategorikan sebagai mesin kalor. Yang dimaksud dengan mesin kalor disini adalah mesin yang menggunakan sumber energi termal untuk menghasilkan kerja mekanik, atau mesin yang dapat merubah energi termal menjadi kerja mekanik.

Selanjutnya, jika ditinjau dari cara memperoleh sumber energi termal, jenis mesin kalor dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Mesin pembakaran luar (external combustion engine). Mesin pembakaran luar adalah mesin dimana proses pembakaran dan proses pengkompresian terjadi di ruangan yang berbeda. Contohnya adalah mesin uap.

2. Mesin pembakaran dalam (internal combustion engine). Mesin pembakaran dalam adalah mesin dimana proses pembakaran dan proses pengkompresian terjadi di ruangan yang sama, sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam ini umumnya dikenal dengan sebutan motor bakar. Contoh dari mesin kalor pembakaran dalam ini adalah motor bakar torak dan turbin gas.

Jenis motor bakar torak itu sendiri berdasarkan proses penyalaan bahan bakarnya terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

(2)

2. Motor “Diesel”. Di dalam motor diesel, penyalaan bahan bakar terjadi dengan sendirinya karena bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder yang berisi udara yang bertekanan dan bersuhu tinggi. Motor diesel ini disebut juga dengan sebutan Compression Ignition Engine (CIE),sistem penyalaan inilah yang menjadi perbedaan pokok antara motor bensin dengan motor diesel.

Sedangkan berdasarkan siklus langkah kerjanya, motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Motor dua langkah. Pengertian dari motor dua langkah adalah motor yang pada dua langkah piston (satu putaran engkol) sempurna akan menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).

2. Motor empat langkah. Pengertian dari motor empat langkah adalah motor yang pada setiap empat langkah piston (dua putaran sudut engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).

2.2 Motor Bensin

Motor bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin. Pada umumnya motor bensin dilengkapi dengan busi dan karburator. Busi berfungsi sebagai penghasil loncatan api yang akan menyalakan campuran udara dengan bahan bakar, karena hal ini maka motor bensin disebut juga sebagai Spark Ignition Engine. Sedangkan karburator merupakan tempat pencampuran udara dan bahan bakar.

(3)

2.2.1 Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah

Motor bensin dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu motor bensin 2-langkah dan motor bensin 4-langkah. Pada motor bensin 2-langkah, siklus terjadi dalam dua gerakan torak atau dalam satu putaran poros engkol. Sedangkan motor bensin 4-langkah, pada satu siklus tejadi dalam 4-langkah. Langkah langkah yang terjadi pada motor bensin dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :

Gambar 2.1. Diagram P-V dan T-S Siklus Otto

Keterangan Gambar :

P = Tekanan (atm)

V = Volume Spesifik (m3/kg) T = Temperatur (K)

S = Entropi (kJ/kg.K)

qin

= Kalor yang masuk (kJ)

qout

= Kalor yang dibuang (kJ)

Keterangan siklus : 1-2 Kompresi Isentropik

2-3 Pemasukan Kalor pada Volume Konstan 3-4 Ekspansi Isentropik

(4)

Langkah-langkah yang terjadi pada motor bensin 4 langkah adalah :

1. Langkah isap

Pada langkah isap (0–1), campuran udara yang telah bercampur pada karburator diisap ke dalam silinder (ruang bakar). Torak bergerak turun dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) yang akan menyebabkan kehampaan (vacum) di dalam silinder, maka dengan demikian campuran udara dan bahan bakar (bensin) akan diisap ke dalam silinder. Selama langkah torak ini, katup isap akan terbuka dan katup buang akan menutup.

2. Langkah Kompresi

Pada langkah kompresi (1–2), campuran udara dan bahan bakar yang berada di dalam silinder dimampatkan oleh torak,dimana torak akan bergerak dari TMB ke TMA dan kedua katup isap dan buang akan tertutup, sedangkan busi akan memercikan bunga api dan bahan bakar mulai terbakar akibatnya terjadi proses pemasukan panas pada langkah (2-3).

3. Langkah Ekspansi

Pada langkah ekspansi (3–4), campuran udara dan bahan bakar yang diisap telah terbakar.Selama pembakaran, sejumlah energi dibebaskan, sehingga suhu dan tekanan dalam silinder naik dengan cepat. Setelah mencapai TMA, piston akan didorong oleh bahan bakar bertekanan tinggi menuju TMB. Tenaga mekanis ini diteruskan ke poros engkol.Saat sebelum mencapai TMB, katup buang terbuka, bahan bakar hasil pembakaran mengalir keluar dan tekanan dalam silinder turun dengan cepat.

4. Langkah Pembuangan

(5)

Pada motor bensin 4-langkah, poros engkol berputar sebanyak dua putaran penuh dalam satu siklus dan telah menghasilkan satu tenaga. Cara kerja motor bensin 4 langkah ini dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2. Cara kerja motor bensin 4 langkah

2.2.2 Cara Kerja Motor Bensin 2 Langkah

Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin dimana untuk melakukan suatu kerja diperlukan 2 langkah gerakan piston dan 1 kali putaran poros engkol. Siklus kerja motor bensin 2 langkah:

1. Langkah Hisap dan Kompresi

(6)

sebelum piston mencapai TMA busi akan melentikkan bunga api dan mulai membakar campuran gas tadi (langkah ini disebut langkah kompresi).

2. Langkah Usaha dan Buang

Ketika piston mencapai TMA campuran gas segar yang dikompresikan dinyalakan oleh busi. Gas yang terbakar mengakibatkan ledakan yang menghasilkan tenaga sehingga mendorong piston memutar poros engkol melalui connecting rod sewaktu piston bergerak kebawah menuju TMB (langkah usaha). Beberapa derajat setelah piston bergerak ke TMB lubang buang terbuka oleh kepala piston, gas-gas bekas keluar melalui saluran buang (langkah buang). Beberapa derajat selanjutnya setelah saluran buang dibuka, maka saluran bilas (saluran transfer) mulai terbuka oleh tepi piston.

Ketika piston membuka lubang transfer segera langkah pembuangan telah dimulai. Gas baru yang berada di bawah piston terdesak, campuran yang dikompresikan tersebut mengalir melalui saluran bilas menuju puncak ruang bakar sambil membantu mendorong gas bekas keluar (proses ini disebut pembilasan).

2.2.3. Cara kerja mesin dua langkah

1. Langkah Pemasukan dan Kompresi Kedua

(7)

Gambar 2.3. Langkah pemasukan dan kompresi kedua

2. Usaha (Langkah Usaha) dan Kompresi Pertama

Ketika piston mencapai TMA campuran bahan bakar yang dikompresikan dinyalakan oleh busi. Gas yang terbakar mendorong piston memutar poros engkol melalui connecting rod. Sewaktu piston bergerak kebawah, piston menutup lubang pemasukan dan sewaktu piston bergerak kebawah, lalu piston mengkompresi campuran didalam crankcase.

(8)

3. Langkah Pembuangan dan Kompresi Pertama

Sewaktu piston bergerak kebawah, lalu piston membuka lubang buang untuk mengalirkan sisa gas keluar dari silinder. Disisi lain, campuran didalam crankcase dikompresi (setengah gerakan piston kebawah).

Gambar 2.5. Langkah pembuangan dan kompresi pertama 4. Langkah Pembuangan dan Langkah Pembilasan

Ketika piston membuka lubang transfer segera langkah pembuangan telah dimulai, campuran yang dikompresikan didalam crankcase mengalir melalui lubang transfer didinding silinder dan mengalir kedalam ruang pembakaran. Campuran bahan bakar ini mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder dan pada waktu yang bersamaan ruang pembakaran diisi dengan campuran bahan bakar.

(9)

2.3. Motor Diesel

Motor Diesel disebut juga motor pembakaran dengan tekanan kompressi karena motor mengisap udara dan mengkompresikan dengan tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan efisiensi secara keseluruhan, motor diesel muncul sebagai mesin pembakaran yang paling efisien dan bertenaga besar, pada jenis motor diesel putaran rendah dapat mencapai effesiensi sampai 50 persen atau lebih. Pada motor diesel 4 langkah, katup masuk dan buang digunakan untuk mengontrol proses pemasukan dan pembuangan gas dengan membuka dan menutup saluran masuk dan buang. Pemakaian bahan bakar lebih hemat, diikuti dengan tingkat polutan gas buang yang relatif rendah, semuanya itu dihasilkan oleh motor diesel secara signifikan.

2.3.1 Cara Kerja Motor Diesel 4 Langkah

Cara kerja mesin Diesel 4 langkah, pada prinsipnya hampir sama dengan mesin Otto, dimana piston bergerak secara translasi dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) dan sebaliknya berulang-ulang sebanyak 4 kali dalam satu siklus. Urutan Siklusnya sebagai berikut:

Gambar 2.7 Diagram P-V dan diagram T-S mesin diesel Keterangan Gambar :

P = Tekanan (atm)

V = Volume Spesifik (m3/kg) T = Temperatur (K)

(10)

qin

= Kalor yang masuk (kJ)

qout

= Kalor yang dibuang (kJ)

Keterangan siklus : 1-2 Kompresi Isentropik

2-3 Pemasukan Kalor pada Tekanan Konstan 3-4 Ekspansi Isentropik

4-1 Pembuangan hasil pembakaran

1. Langkah Hisap (Intake)

Pada langkah ini, piston akan bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Selanjutnya, katup hisap akan terbuka sebelum mencapai TMA dan katup buang akan tertutup. Akibatnya, akan terjadi kevakuman di dalam silinder yang menyebabkan udara murni masuk ke dalam silinder.

2. Langkah Kompresi (Compression)

(11)

3. Langkah Ekspansi (Power)

Pada langkah ketiga , katup hisap tertutup, katup buang juga tertutup dan injector menyemprotkan bahan bakar. Sehingga, terjadi pembakaran yang menyebabkan piston bergerak dari TMA ke TMB.

4. Langkah Buang (Exhaust)

Dan pada langkah keempat (langkah buang), hampir sama dengan langkah hisap, yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA. Namun, katup hisap akan tertutup dan katup buang akan terbuka. Sedangkan piston akan bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar.

(12)

2.3.2. Cara Kerja Motor Diesel 2 Langkah

Prinsip kerja dari motor diesel 2 tak secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Langkah pemasukan - kompresi

Udara bersih di dalam silinder dikompresikan oleh torak, sebagai akibat dari kenaikan tekanan maka suhu udara mencapai 700-900º C. Bahan bakar disemprotkan atau diinjeksikan ke dalam udara panas dan terbakar dengan cara yang sama seperti dalam motor diesel 4 tak.

2. Langkah usaha - buang

Torak bergerak menuju TMB oleh tekanan yang tinggi karena akibat pembakaran. Dalam menunjang proses pembilasan, motor dilengkapi dengan sebuah kompresor yang menekan udara bersih ke dalam ruang bilas, torak menuju TMB, membuka lubang udara bilas sehingga udara mengalir ke dalam silinder. Udara bilas menekan gas bekas melalui katup buang yang terbuka dan keluar melalui saluran pembuangan.

(13)

2.3.3. Sistem Bahan Bakar

Ada tiga sistem yang banyak dipakai dalam penyaluran bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai masuk kedalam silinder pada motor diesel, antara lain:

1. Sistem pompa pribadi

Setiap silinder memiliki satu pompa tekanan tinggi. Pompa tekanan tinggi adalah pompa plunyer yang dilengkapi dengan pengatur kapasitas semprotan, sedangkan daya untuk menggerakkan pompa di ambil dari daya mesin itu sendiri.

2. Sistem distribusi

Sistem distribusi juga menggunakan sebuah pompa tekanan tinggi hanya saja pompa mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam distributor. Distributor membagi bahan bakar ke setiap penyemprot sesuai dengan urutan yg telah di tentukan.

3. Sistem akumulator

Sitem akumulator juga menggunakan sebuah pompa bertekanan tinggi untuk melayani semua penyemprot yang ada pada setiap silinder, tapi tidak dilengkapi dengan alat pengatur kapasitas semprotan bahan bakar. Pada sistem ini pompa mengalirkan bahan bakar masuk ke dalam sebuah akumulator yang dilengkapi oleh katup pengatur tekanan sehingga tekanan bahan bakar dalam akumulator dapat konstan.

2.4. Parameter Performansi/Unjuk Kerja Motor Bakar

(14)

Gambar 2.10. Piston dan silinder Keterangan :

B : Bore S : Stroke

R : connecting rod length a : Crank offset

s : Piston position

θ : Crank angle : Clearance volume

(15)

2.4.1. Diameter Piston

Diameter Piston (Dp) dapat diperoleh dengan persamaan berikut : Dp = B – ( 2 . Δy )

Dimana :

B = Diameter Silinder

Δy = Clearance piston & dinding silinder

2.4.2. Panjang Connecting Rod

Panjang Connecting Rod (r) dapat diperoleh dengan persamaan berikut : r = 1.75 x S

Dimana :

S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC

2.4.3. Crank Radius / Crank Offset

Crank Radius / Crank Offset (a) dapat diperoleh dengan persamaan berikut

a =

Diimana :

S = Langkah Piston dari BDC ke TDC

2.4.4. Ratio of connecting rod length to crank offset

Ratio of connecting rod length to crank offset (R) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

(16)

Dimana :

r = Panjang Connecting Rod a = Crank Radius / Crank Offset

2.4.5. Ratio of bore to stroke

Ratio of bore to stroke (B/S) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

B/S =

Dimana :

B = Diameter Silinder

S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC

2.4.6. Jarak antara the crank axis & pin piston

Jarak antara the crank axis & pin piston (s) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

2.4.7. Jarak permukaan piston dari TDC

Jarak permukaan piston dari TDC (x) dapat diperoleh dengan persamaan berikut: x = r + a + s

(17)

r = Panjang Connecting Rod a = Crank Radius / Crank Offset

s = Jarak antara the crank axis & pin piston

2.4.8. Kecepatan Piston Rata-rata

Kecepatan Piston Rata-rata (Ūp) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

Ūp = 2 S N

Dimana :

S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC

N = Putaran Mesin

2.4.9. Kec. Piston pada Akhir Pembakaran

Kec. Piston pada Akhir Pembakaran (Up) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

Up = Ūp.

Dimana :

Ūp = Kecepatan Piston Rata-rata

π = 3,14

θ = Sudut Engkol

R = Ratio of connecting rod length to crank offset

2.4.10. Volume Displacement 1 Cylinder

Volume Displacement 1 Cylinder (Vd) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

(18)

Dimana :

π = 3,14

B = Diameter Silinder

S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC

2.4.11. Volume Displacement N Cylinder

Volume Displacement N Cylinder (Vd-total) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

Vd-total =

Dimana :

= Jumlah Silinder

π = 3,14

B = Diameter Silinder

S = Panjang Langkah Piston dari BDC ke TDC

2.4.12. Volume Clearance

Volume Clearance (Sisa) (Vc) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

Vc =

Dimana :

(19)

2.4.13. Volume Silinder pada Tiap Sudut Engkol

Volume Silinder pada Tiap Sudut Engkol (V) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

V = Vc +

Dimana :

= Volume Clearance (Sisa) = Rasio Kompresi

r = Panjang Connecting Rod

a = Crank Radius / Crank Offset

θ = Sudut Engkol

R = Ratio of connecting rod length to crank offset

2.4.14. Massa Jenis Udara Lingkungan

Massa Jenis Udara Lingkungan (ρa) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

ρa =

Dimana :

= Tekanan Udara Lingkungan

R = Konstanta Udara

(20)

2.4.15. Massa jenis Udara masuk ke Silinder

Massa jenis Udara masuk ke Silinder (ρi) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

ρi =

Dimana :

= Tekanan udara masuk ke silinder

R = Konstanta Udara

= Temperatur udara masuk ke silinder

2.4.16. Brake Power

Brake Power ( ) dapat diperoleh dengan persamaan berikut : = 2 π N τ

Dimana :

π = 3,14

N = Putaran Mesin

τ = Torsi

2.4.17. Indicated Power

Indicated Power ( ) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

=

Dimana :

(21)

2.4.18. Friction Power Lost

Friction Power Lost ( ) dapat diperoleh dengan persamaan berikut =

Dimana :

= Indicated Power = Brake Power

2.4.19. First Brake Work

First Brake Work (Wb) dapat diperoleh dengan persamaan berikut : Wb = (bmep).

Dimana :

(bmep) = Brake Mean Effective Pressure = Volume Displacement N Cylinder

2.4.20. Brake Mean Effective Pressure

Brake Mean Effective Pressure (bmep) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

bmep =

Dimana :

π = 3,14

τ = Torsi

(22)

2.4.21. Indicated Mean Effective Pressure

Indicated Mean Effective Pressure (imep) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

imep =

Dimana :

(bmep) = Brake Mean Effective Pressure Ƞm = Efisiensi Mekanis

2.4.22. Friction Mean Effective Pressure

Friction Mean Effective Pressure (fmep) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

fmep = imep – bmep

Dimana :

(imep) = Indicated Mean Effective Pressure (bmep) = Brake Mean Effective Pressure

2.4.23. Piston Face Area

Piston Face Area (Ap) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

Ap =

Dimana :

π = 3,14

(23)

2.4.24. Mass of air in cylinder per cycle

Mass of air in cylinder per cycle (ma) dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

ma =

Dimana :

= Tekanan udara masuk ke silinder = Volume Displacement N Cylinder = Volume Clearance (Sisa)

R = Konstanta Udara

= Temperatur udara masuk ke silinder

2.4.25. Mass of fuel in cylinder per cycle

Mass of fuel in cylinder per cycle (mf) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

mf =

Dimana :

ma = Mass of air in cylinder per cycle AFR = Air Fuel Ratio

2.4.26. Rate of fuel flow in the engine

Rate of fuel flow in the engine ( f) dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

(24)

Dimana :

mf = Mass of fuel in cylinder per cycle Nc = Jumlah Silinder

N = Putaran Mesin

2.4.27. Rate of air flow in the engine

Rate of air flow in the engine ( ) dapat diperoleh dengan persamaan berikut : a = AFR.

Dimana :

AFR = Air Fuel Ratio

f = Rate of fuel flow in the engine

2.4.28. Brake specific work per unit mass

Brake specific work per unit mass (ωb) dapat diperoleh dengan persamaan

berikut :

ωb =

Dimana :

Wb = First Brake Work

ma = Mass of air in cylinder per cycle

2.4.29. Brake System Power (BSP)

Brake System Power (BSP) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

(25)

Dimana :

b = Brake Power

Ap = Piston Face Area

2.4.30. Brake Output Per Displacement

Brake Output Per Displacement (BOPD) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

BOPD =

Dimana :

b = Brake Power

= Volume Displacement N Cylinder

2.4.31. Engine Specific Volume

Engine Specific Volume (BSV) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

BSV =

Dimana :

= Volume Displacement N Cylinder b = Brake Power

2.4.32. Efisiensi Thermal Brake

Efisiensi Thermal Brake t)b) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

(26)

Dimana :

Wb = First Brake Work

f = Mass of fuel in cylinder per cycle

QHV = Nilai Kalor Bahan Bakar

ηc = Efisiensi Pembakaran

2.4.33. Efisiensi Thermal Indikator

Efisiensi Thermal Indikator (( t)i) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

( t)i =

Dimana :

(( t)b) = Efisiensi Thermal Indikator

ηm = Efisiensi Mekanis

2.4.34. Efisiensi Volumetris

Efisiensi Volumetris ( v) dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

v =

Dimana :

ma = Mass of air in cylinder per cycle

(27)

2.4.35. Efisiensi Konversi Bahan Bakar

Efisiensi Konversi Bahan Bakar ( f) dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

f =

Dimana :

b = Brake Power

f = Rate of fuel flow in the engine QHV = Nilai Kalor Bahan Bakar

2.4.36. Brake Specific fuel consumption

Brake Specific fuel consumption (bsfc) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

bsfc =

Dimana :

f = Rate of fuel flow in the engine

b = Brake Power

2.4.37. Indicated Specific fuel consumption

Indicated Specific fuel consumption (isfc) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

Isfc =

Dimana :

(28)

i = Indicated Power

2.4.38. Power Weight Ratio

Power Weight Ratio (PWR) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

PWR =

Dimana :

b = Brake Power Mv = Mass of Vehicle

2.4.39. Road Load Power

Road Load Power (Pr) dapat diperoleh dengan persamaan berikut : Pr(kW) = [2.73

Dimana :

CR = Coefficient of rolling resistance

(29)

2.4.40. Speed of Sound at Inlet Conditions

Speed of Sound at Inlet Conditions (ci) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

2.4.41. Intake Valve Area

Intake Valve Area (Ai) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

Ai =

Dimana :

B = Diameter Silinder

Ūp = Kecepatan Piston Rata-rata

Ci = Speed of Sound at Inlet Conditions

2.4.42. Diameter of Each Valve

Diameter of Each Valve (dv) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

dv =

Dimana :

Ai = Intake Valve Area

(30)

2.4.43. Upper Limit to Valve Lift

Upper Limit to Valve Lift (lmax) dapat diperoleh dengan persamaan berikut :

Imax =

Dimana :

dv = Diameter of Each Valve

2.5. Visual Basic

Microsoft Visual Basic merupakan salah satu bentuk sarana pengembangan aplikasi berbasis windows. “Visual’ yang cenderung mengarah kepada metode pembentukan GUI (Graphical User Interface), dengan kemudahan penempatan dan pembentukan objek pada layar. Microsoft Visual Basic termasuk bahasa pemrograman berorientasi objek, cara mudah untuk mempelajari bahasa pemrograman berorientasi objek adalah mengerti beberapa pengertian yang sering dipakai dalam OOP seperti properti, even, form, dan method. Dalam membuat even dari suatu objek, pemakai dapat memilih nama even pada kotak properti dan klik dua kali atau pemakai dapat klik dua kali pada obyek yang akan diberi even dan pilih jenis evennya.Hal yang penting lagi adalah untuk memakai operator, jangan lupa hirarki masing-masing operator, sebagai congtoh A+B*2, perhitungan dimulai dari B*2 dahulu kemudian ditambahkan dengan A.

2.5.1. Keistimewaan Microsoft Visual Basic

Microsoft Visual Basic memiliki banyak keistimewaan dalam penggunaannya yaitu :

· Memiliki perangkat yang otomatis.

·Dapat membangun Database dengan mudah dan kemampuan dengan menghadirkan banyak fasilitas baru untuk aplikasi Database.

(31)

Pada keadaan standar ketika menjalankan Visual Basic, pada layar akan muncul seperti terlihat pada gambar .

Gambar 2.11. Tampilan Layar pada Keadaan Standar Keterangan : 8 :Jendela Posisi Form

(32)

Gambar 2.12. Menu Bar

Menu bar atau menu utama adalah menu yang terdapat pada bagian atas

Microsoft Visual Basic. Menu ini tidak dapat disembunyikan seperti halnya menu yang lain. Menu ini merupakan menu yang terlengkap dari pada menu-menu yang ada pada toolbar.

2.5.2.2. Toolbar (Standard)

Gambar 2.13. Toolbar(standard)

Toolbar merupakan tombol-tombol yang membantu dalam mempercepat akses perintah yang memungkinkan untuk tersembunyi.

Keterangan masing-masing toolbar standard yaitu :

· Add Standard EXE Project yaitu untuk membuat sebuah project baru jenis standar.

· Add Form yaitu untuk menambahkan sebuah form ke dalam project yang sedang terbuka.

· Menu Editor yaitu untuk menampilkan menu editor yang berfungsi sebagai pembuat menu.

· Open Project yaitu untuk membuka sebuah project yang pernah dibuat. · Save Project yaitu untuk menyimpan project yang sedang terbuka

(33)

· Cut yaitu untuk memotong objek terpilih, lalu memasukkan objek tersebut ke container windows.

· Copy yaitu untuk membuat salinan objek terpilih lalu disimpan di container windows.

· Paste yaitu untuk membuat salinan dari container windows lalu ditempatkan di lokasi terpilih.

· Find yaitu untuk menemukan objek tertentu.

· Undo yaitu untuk menggagalkan pelaksanaan perintah-perintah terurut dari belakang yang pernah dilakukan.

· Redo yaitu kebalikan dari proses undo.

· Start yaitu untuk menjalankan program yang sedang aktif.

· Break yaitu untuk menghentikan sementara program yang sedang berjalan.

· End yaitu untuk menghentikan program yang sedang berjalan · Project explorer yaitu untuk mengaktifkan Windows Project Explorer

yang menampung project berikut bagian-bagiannya. · Properties Windows yaitu untuk mengaktifkan properties windows.

· Form Layout Windows yaitu untuk mengaktifkan Form Layout windows.

· Object Browser yaitu untuk mengaktifkan Object Browser yang mampu

(34)

2.5.2.3. Toolbox

Gambar 2.14. ToolBox

Tool Box adalah tempat untuk mengambil kontrol-kontrol yang akan dipasangkan pada form. VB 6.0 dalam keadaan standar akan menyediakan kontrol-kontrol sebagai berikut :

· Pointer yaitu sebagai penunjuk kontrol .

· Picture Box untuk menampilkan gambar statis maupun aktif dari luar. · Label untuk menampilkan text yang tidak bisa diubah oleh user. · Frame untuk mengelompokkan beberapa kontrol.

· Command Button untuk membuat tombol pelaksanaan perintah.

· CheckBox untuk menampilkan pilihan benar atau salah dan memungkinkan untuk beberapa pilihan sekaligus.

(35)

· Hscrollbar memungkinkan pemakai memilih suatu tampilan dari rangkaian objek horizontal.

· VscrollBar memungkinkan pemakai memilih suatu tampilan dari rangkaian objek Vertikal.

· Shape memungkinkan progam untuk menampilkan bentuk lingkaran, persegi empat pada form.

· Line memungkinkan program menampilkan garis lurus pada form.

· Option Button check Button yang hanya dapat memiliki satu pilihan benar dari berbagai pilihan dalam satu group.

· Timer untuk penghitung waktu dalam internal yang ditentukan. Pada program yang sedang aktif Timer tidak akan ditampilkan.

· Image untuk menampilkan gambar pada form.

· Data untuk menyediakan sarana akses data dalam suatu database. · OLE untuk menghasilkan proses link dan embeded objek antar aplikasi.

2.5.2.4. Form

Form window adalah bahan tempat membuat tampilan atau tempat untuk menempatkan kontrol-kontrol yang diperlukan dalam membuat program. Pada form sudah tersedia tombol Minimize, Maximize/Restore dan Close di pojok kanan atas.

(36)

2.5.2.5. Jendela Kode

Pada Windows Code ini kita dapat menuliskan kode program. Pada windows ini terdapat fasilitas editing yang cukup lengkap. Jika kita klik ganda pada form atau kontrol maka secara otomatis Windows Code ini akan langsung aktif dan membawa kursor ke tempat penulisan program yang terkait dengan objek tersebut. Tempat penulisan berada diantara kata Private Sub dan kata End

Sub.

Gambar 2.16. Windows Code

2.5.2.6. Project Explorer

Project explorer berfungsi sebagai sarana pengaksesan bagian-bagian pembentuk project. Pada windows ini terdapat 3 tombol pengaktif yaitu View Code, View Object dan Toggle Folder. Juga terdapat diagram untuk menampilkan susunan folder. View Code berfungsi untuk menampilkan Jendela Kode pada form terpilih. View Object berfungsi untuk menampilkan form terpilih.

Sedangkan Toggle Folder berfungsi untuk menampilkan atau tidak menampilkanfolder pada Project Explorer.

(37)

2.5.2.7. Jendela Properties

Pada jendela properties terdapat fasilitas untuk menyiapkan segala properti dari objek yang diperlukan dalam perancangan user interface maupun pemrograman. Pada windows ini terdapat semua properti yang dimiliki oleh objek terpilih (cara memilih objek adalah dengan klik objek pada diagram pada Project Explorer atau klik langsung pada objeknya). Pada jendela properties terdapat dua cara menampilkanproperti sesuai nama tab, yaitu Alphabet (Diurutkan berdasarkan nama abjad) dan Categories (Diurutkan berdasarkan fungsinya).

Gambar 2.18. Jendela Properties

2.5.2.8. Jendela Posisi Form

Pada jendela posisi form terdapat fasilitas untuk mengatur posisi form pada layar monitor. Pengaturan letak ini dilakukan dengan melakukan menekan tombol kiri mouse pada saat kursor berada pada miniatur form pada form Layout, lalu menggeser miniatur form hingga miniatur form terletak pada posisi yang diinginkan.

(38)

2.5.2.9. Module

Digunakan untuk membuat variabel yang dapat digunakan secara umum untuk seluruh form yang digunakan.

Gambar

Gambar 2.1. Diagram P-V  dan T-S Siklus Otto
Gambar 2.2. Cara kerja motor bensin 4 langkah
Gambar 2.3. Langkah pemasukan dan kompresi kedua
Gambar 2.5. Langkah pembuangan dan kompresi pertama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jaksa Agung yang berpendapat bahwa pembentukan Pengadilan HAM ad hoc harus dilakukan sebelum penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran HAM yang berat

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jumlah natrium benzoat dan jenis pengemas yang dapat memperpanjang umur simpan bakso ikan ditinjau dari sifat sensoris produk..

Contohnya bagi siswa yang memiliki hambatan mental dengan tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, dia tidak dapat memproses informasi atau perintah yang diberikan

Penyusunan permintaan bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang dilayani dengan memperhitungkan stok bahan

Semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus mempertimbangkan semua faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, salah satu faktor yang mempengaruhi

Selain unsur dengan nilai paling rendah, yang juga menjadi fokus peningkatan kualitas pelayanan adalah pada kelompok unsur yang mengalami penurunan poin meskipun memiliki nilai

Lereng landai menengah, topografi berge-lombang kuat pada kaki atau perbukitan dan zona pegunungan yang terangkat, tersayat menengah.. D9 Scarps Lereng curam-sangat curam,

Dari segi tata layout teks dan gambar ilustrasi, terlihat lebih modern dan kuat, didukung dengan gambar ilustrasi 3d karakter dari berbagai sudut pandang untuk