• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa pengaruh fase bulan terhadap pola penyebaran dan aktivitas lobster (Panulirus sp.) pada Bulan Juli - Agustus di Perairan Selatan Kabupaten Kebumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa pengaruh fase bulan terhadap pola penyebaran dan aktivitas lobster (Panulirus sp.) pada Bulan Juli - Agustus di Perairan Selatan Kabupaten Kebumen"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

L!

ilK

;1-00 \

00\01:7

ANALISA PENGARUH FASE BULAN TERHADAP

POLA PENYEBARAN DAN AKTIVITAS LOBSTER

(Panlllirlls sp.)

PADA BULAN JULI - AGUSTUS

DI PERAlRAN SELATAN KABUPATEN KEBUMEN

\

Oleh;

YULIANIPRASETYANTI

C06496030

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu SyUl"at IIntuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan lImu Kelalltan

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGaR

(79)

Judul Penelitian

SKRIPSI

Analisa Pengaruh Fase Bulan terhadap Pola Penyebaran dan

Aktivitas Lobster

(Panulirus sp.)

pada Bulan Juli - Agustus

di Perairan Selatan Kabupaten Kebumen.

Nama Mahasiswa

: Yuliani Prasetyanti

Nomor Pokok

: C06496030

Program Studi

: I1mu dan Teknologi Kelautan

Disetujui:

I.

KOMISI PEMBIMBING

、セZ[ZZッZZゥィョZZh。ャオ。ョ

MSc.

Ketua

Dr. Ir. Jo

0

Purwanto, DEA

Anggota

II.

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN IPB

Dr. Ir. Richardus Kaswadji, MSc.

Ketua Program Studi

(80)

Analisa Peugarllh Fase Bulan terhadap Pola Penyebaran dan Aktivitas Lobster

(Panulirus sp.) pada Bulan Juli-Agustus di Perairan Selatan Kabupaten Kebumen. Oleh : Yuliani Prasetyanti (C06496030). Dibimbing oleh : Dr. Ir. John Haluan, M. Se dan Dr. Ir. Juko PUlwanto, DEA

RINGKASAN

Lobster (spiny lobster) merupakan salah satu komoditas perikanan perairan

karang yang memiliki nilai ekonomis penting, narnun usaha penangkapannya belum optimal. Hal ini diperkirakan karena kurangnya informasi tentang potensi lobster di suatu perairan (Moosa dan Aswandy, 1984). Karena itu hasil tangkapan lobster diduga masih dapat ditingkatkan dengan cara melakukan penelitian yang lebih intensif

Hemkind (1980) dalarn Cobb and Phillips (1980) menyebutkan bahwa faktor cahaya sangat mempengaruhi kehidupan lobster. Hal ini disebabkan oleh sifat noktumal

lobster itu sendiri sehingga aktivitas lobster dimulai sebelum matahari terbenarn,

semakin meningkat dan pada akhimya aktivitas tersebut akan menurun menjelang

matahari terbit. Selain itu, Able (1980) menyatakan bahwa sebagian besar !lewan air

memanfaatkan bulan sebagai aeuan untuk melakukan aktivitas ruaya secara vertikal atau horisontal maupun aktivitas yang lain.

Oleh sebab itu penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui

pengaruh fase bulan terhadap pola penyebaran lobster seeara horisontal di perairan selatan Kabupaten Kebumen, membandingkan komposisi dan ukuran lobster yang tertangkap pada tiap-tiap fase bulan, mengetabui pola aktivitas lobster sebagai akibat pengaruh perbedaan fase bulan di perairan selatan Kabupaten Kebumen.

Penelitian dilakukan mulai tanggal 18 Juli 2000 sarnpai dengan 17 Agustus 2000, dengan lokasi di perairan selatan Kabupaten Kebumen Propinsi Jawa Tengah. Daerah penelitian meliputi tiga stasiun yang memiliki karakteristik pantai yang berbeda-oeda.

Pengumpulan data meliputi data primer dan sekunder. Pengarnbilan data primer dilakukan seeara langsung melalui pengarnatan ke lapangan selama 24 hari (6 hari setiap

fase bulan) dan wawaneara dengan nelayan setempat. Data primer meliputi jumlah

lobster yang tertangkap, jenis spesies, panjang total, berat dan jenis kelamin lobster pada

kedalaman yang berbeda-beda (0-5 m, 6-10 m, 11-15 m, 16-20 m dan> 20 m), serta

beberapa pararn.,ter lain yang mendukung yaitu suhu, salinitas, substrat dan intensitas cahaya. Pengambilan data jumlah dan kondisi lobster dilakukan pada waktu pagi hari

⦅セセセセセ⦅MLウBL・BLエ・BLャ。ィGWMMBオ[LョBゥエZ[LーB・BLョ[Z。ョZLNァォ。r。ョ エイアュャャQjエlョ⦅・lエ。ョー。⦅ーゥォ。エャャャl、ゥイ・ョ、。イョMウ・ュ。ャ。イョMー。、。Mォ・、。ャ。イョ。ョセセセMセセセᆳ

yang berbeda. Data intensitas cahaya bulan diarnbil pada saat bulan tepat berada di atas kepala. Sedangkan pengarnbilan data suhu dan salinitas dilakukan pada pagi hari antara

jarn 5.30-6.00 WlB. Pengolahan data dilakukan dengan analisa trend atau model

matematik eksploratif di tiap stasiun serta seeara keseluruhan.

Dari data hasil penelitian yang dilakukan di perairan selatan Kabupaten Kebumen, didapat bahwa kisaran suhu dan salinitas pada daerah pengarnatan masih dalarn kisaran nonnal, dengan suhu sekitar 25 - 28°C dan salinitas optimum sarna

dengan salinitas hewan laut lainnya, yaitu 33-350/00 .

Kondisi pada fase bulan kwartal II dan bulan kwartal I, suhu dan salinitas cenderung stabi!. Sedangkan pada fase bulan gelap, suhu cenderung menurun hingga 25

°C dan salinitas stabil hingga menaik sampai 35

%0.

Secara matematis, model yang

didapat pada fase bulan gelap merupakan model homogen, dimana kondisi permukaan

laut konstan, tidak ada stress. Sedangkan pada fase bulan pumama, suhu cenderung

meningkat hingga 27°C dengan salinitas berkisar antara 33

%0 -

35 '100. Model
(81)

Intensit"s eahaya bulan pada permukaan air laut di fase bulan kwartal I dan kwartal 2 berkisar 0 - I lux. Sedangkan pada fase bulan gelap intensitas eahaya bulan sebesar 0 lux, dlUl di fase bulan purnama bervariasi dari I - 4 lux.

Pada stasiun I, memiliki kecenderungan jumlah tangkapan per unit penangkapan

lobster optimum di setiap fase bulan pada kedalaman I I - 15 meter. Hal ini

menunjukkan ada aktivitas lobster di kedalaman tersebut. Kemungkinan besar pada

kedalaman tersebut terdapat makanan yang berlimpah bagi lobster, sehingga banyak

lobster yang tertangkap. Sedangkan pada kedalaman 16 - > 20 m lobster tidak

ditemukan.

Di stasiun 2 menunjukkan bahwa terjadi pergerakan lobster yang diakibatkan oleh pengaruh fase bulan, dimana pada fase bulan gelap lobster berada pada kedalaman

yang dangkal、セュ pada fase bulan purnama, lobster bergerak menuju perairan yang lebih

dalam. Kondisi ini· ditunjang oleh keadaan oseanografis yang mendukung di stasiun 2. Pola penyebaran lobster di stasiun 3 memiliki keeenderungan yang berbeda

dibandingkan dengan dua stasiun lainnya. Pada fase bulan kwartal II memiliki

keeenderungan yang sama dengan fase bulan kwartal I, dimana jumlah lobster optimum terjadi di kedalaman 6 - 10 meter. Sedangkan fase bulan gelap memiliki kecenderungan sama dengan fase bulan purnama, dimana optimum terjadi di kedalaman 0 - 5 meter, meskipun secara kuantitatif pada fase bulan gelap jauh lebih besar. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi karakteristik pantai stasiun 3 kurang disukai oleh lobster karena merupakan tanjung dekat dengan muara sungai, dengan perairan yang keruh dan tidak berombak besar

Seeara keseluruhan, antara stasiun I, 2 dan 3 menunjukkan bahwa kondisi perairan stasiun 2 merupakan kondisi perairan yang disukai lobster. Hal ini ditunjukkan oleh model matematis yang ada pada stasiun 2 di setiap fase bulan lebih bervariasi dibandingkan dengan kedua stasiun lainnya, sehingga stasiun 2 lebih menampung berbagai kondisi pergerakan lobster.

Hubungan regresi pertumbuhan relatif lobsterPanulints homarllsjantan adalah

W

=

2.347E-4 L 3.0', dan betina adalah W

=

5.548E-4 L2.7'. Dari persamaan

tersebut, dapat dilihat bahwa pada panjang total yang sama, antara jantan dan betina akan lebih berat lobster jantan. Hal ini disebahkan karena lobster betina memerlukan energi lebih banyak untuk reproduksi, sehingga beratnya lebih keeil dibandingkan dengan lobster jantan.

Pada fa,e bulan kwartal II, lobster jantan meneapai optimum pada kedalaman

6-MMMMMMャqセュ・エ・イLウ・、。ョァォ。ョセャッ「ウエ・イM「・エゥョ。ャj。、。セォ・、。ャ。ュ。ョMョᄋᄋ]MiMU merer.Sec1angkan pada f a s = e

-bulan gelap dan -bulan kwartal I kondisinya berbalik. Namun pada fase -bulan purnama keduanya, baik lobster jantan maupun betina optimum pada kedalaman 16 - 20 meter. Dengan data yang demikian, diperkirakan bahwa pada bulan purnama, lobster dewasa melakukan pemijahan di kedalaman 16- 20 meter.

Dari nilai optimum dari tiap-tiap fase bulan dapat menunjukkan adanya pola

pergerakan reproduksi yang berbeda antara lobster Panulirlls sp. jantan dan betina,

hingga pada bulan purnama keduanya bertemu pada titik yang sama. Lobster jantan

bergerak semakin ke arah perairan yang lebih dalam hingga meneapai kedalaman 16-20 meter pada fase bulan purnama untuk memijah. Sedangkan lobster betina bergerak ke arah yang lebih dalam dahulu untuk meneari makan dahulu sebelum melakukan moulting dan memijah di perairan dalam.

Lobster yang tertangkap pada bulan Juli-Agustus di perairan selatan Kebumen

memiliki sebaran panjang total yang berbeda-beda tiap fase bulannya. Lobster yang

berukuran 8.5 - 15.5 hampir selalu ada di setiap kedalaman. Hal ini menunjukkan adanya polapergerakanpuenilus maupunjollvenileyang bergerak dari perairan dalam menuju ke arah pantai.

(82)

di fase bulan gelap, lobster dengan ukuran tersebut ditemukan dalam jumlah yang besar di tiga kedalaman pertama. Sedangkan pada fase bulan pumama lobster yang berukuran

15.5 - 20.5 berada pada kedalaman 11 - 20 meter. Ukuran 15.5 - 20.5 em telah

dikategorikan sebagai lobster dewasa.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik dan kimia perairan selatan Kabupaten Kebumen masih dalam batas ideal bagi kehidupan lobster, sehingga lobster dapat beraktivitas, meneari makan, memijah dan bertelur dan hidup di

daerah tersebut. Kondisi oseanografi terbaik untuk kehidupan lobster adalah pantai

berkarang, perairan yang jemih dan berombak. Kondisi tersebut terpenuhi di stasiun 2, yaitu daerah Karang Dhuwur.

Salah satu tekanan yang berpengaruh terhadap aktivitas dan pola penyebaran lobster adalah intensitas cahaya bulan. Pada saat intensitas eahaya bulan keeil, terutama pada fase bulan gelap, lobster dewasa dapat bergerak bebas dan beraktivitas sampai pada kedalaman dangkal. Sedangkan jika intensitas eahaya bulan tinggi, yaitu pada fase bulan purnama lobster dewasa bergerak ke arah yang lebih dalam atau membenamkan diri ke dalam substrat, sedangkan puerulus maupun juvenil lebih senang mendekati eahaya, menuju ke arah yang lebih dangkal.

Dari penelitian yang telah dilakukan di perairan selatan Kabupaten Kebumen pada bulan Juli - Agustus, perairan ideal untuk pertumbuhan dan aktivitas lobster adalah

pada kedalaman 0 - 20 meter. Sedangkan pada fase bulan purnama kedalaman ideal

untuk menghindari eahaya bulan adalah sekitar 16 - 20 meter, dimana kondisi dasar perairan remang dengan eahaya yang masuk sangat sedikit, sehingga lobster dapat melakukan aktivitas dengan leluasa.

Selain itu, data penelitian di perairan selatan Kabupaten Kebumen pada bulan Juli - Agustus, lobster melakukan pemijahan pada waktu bulan purnama, pada saat lobster

betina melakukan moulting di kedalaman sekitar 16-20 meter. Hal ini didukung oleh

kondisi fisika dan kimia perairan dimana pada musim timur terjadi up welling yang

menghasilkan kondisi ideal untuk lobster melakukan pemijahan.

Lobster Panulints sp. memiliki pola pergerakan sebagai akibat tingkah laku

reproduksinya. Pola pergerakan tersebut berbeda antara lobster jantan dan betina.

Lobster betina bergerak dahulu ke perairan dangkal untuk meneari makan sebelum melakukan moulting dan memijah.

Melalui penelitian ini, disarankan untuk melakukan penangkapan pada waktu fase bulan gelap di kedalaman dangkal sehingga meneapai hasil yang optimum dengan

MMMMMMセMャヲウ。ョ。ケ。ヲイァセャ・「ャョ・ヲゥウゥ・ョL seffildiI1arapkan untuk tiilaIC meliiktiKan usilha penangkapan

pada bulan purnama di perairan dalam (sekitar 16-20 meter) demi kelestarian dan kelangsungan hidup lobster, karena pada saat dan tempat tersebut lobster melakukan pemijahan. Selain hal tersebut, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh

fase bulan terhadap pola penyebaran dan aktivitas lobsterPanulints sp. pada tempat dan

(83)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya kepada Allah Yang Kuasa, atas segala kasih

anugerah dan kekuatan yang diberikan selama penyusunan hingga terselesaikannya

skripsi yang beIjudul

ANALISA PENGARUH FASE BULAN TERHADAP POLA

PENYEBARAN DAN AKTIVITAS LOBSTER

(Panulirus sp.)

PADA BULAN

JULI-AGUSTUS DI PERAIRAN SELATAN KABUPATEN KEBUMEN.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian

Bogar, yang disusun oleh penulis setelah melakukan kegiatan penelitian di pantai

selatan Kabupaten Kebumen mulai bulan J uli sampai dengan Agustus 2000.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak terdapat kekurangan. Namun harapan penulis, semoga sumbangan yang kecil

ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, Maret 2001

(84)

£ia met/gucap/(szu teri11la /(szsifi /inJaJa :

,/

CJ3apa/t ([)r.

11.

Jofl1l J{a[uau, :MSc. aau CJ3apa/t ([)r.

11.

Jo/(sJ PurwaTlto,

!.D'E}I.

sefa{u

/(pmisi pemm11lm11{j yaug tefafi mem6im6i11{j,

mengarafi/(szu aan

me11l6eri/(szu

se11laugat

seja{

pet/uUs

mefa/(]t/(szu

pe1ZBfitiau

lii11{j{fa

tersefesai{auuya s/tripsi iui.

,/

CJ3apa/t([)r.

11.

fMuEy01loS. CJ3as/(szro, :MSc. aau CJ3apa{Ir.

'Wiaoao sefa/tu aose1l

pe11{juji uutu{sarau aau masu{amrya.

,/

cjS。ー。セ

I6u, fM6a{ ([)auar aau ([)i{ (})e1Iuy,atas /tasili, perflatia1l, semaugat aan

aorangau yaug sefa[u ai6eri{a1L

,/

CJ3apa{

It:

'Tri Projo sefa{u 7Vpafa (})i1laS Peri/(sJ1laU 'l\fl6upatetl 'Kj6u11letl yang

tefafi mem6eri/(szu jasifitas masu/(szn mufai aari persiapau pemfitiau sampai

peuefitiall 6era{liir.

,/

CJ3apa{ Q)arsollo, CJ3apa{ Supannin aau CJ3apa{ Vsman sefa/tu 7Vpafa WI

J'lrgopeui, WI 'l\flra11{j (})liuwur aau q>:pI Pasir atas jasifitas ya11{j di6eri/(szn

sefama penu[zs 11Iefa{uR,gu peuefitian.

,/

CJ3apa/t'I'ursi11O aan f.§[uarga ya11{j tefali mem6eri{au tumpangall fefama penu[is

mefa/tu!(szu peuefitian.

,/

:M.afi6u famiEy

;

SliiTlta, 'l\fl{ !J?flyna, fM6a/t 'Y'anti (11la{asili 6uat printenrya)

:M.6a{ (})essy, :Novi, 'Emi, 'Tessa, J{esty, (})o([ar aan 'Wiai atas f.§6ersamaan aan

(85)

y'

'Te11ldn-teman sepefayanan

:

J{ant!y, Oot, 'li/(g, 'liur, I6etfi, .JIsty, M6al( 'Wi1ll{a,

(]3ony, Mefati, Crzanes, 'R,pfana, .JInc£i, IJ(gnt!y, LiMa, Menti aan 7(P.JI-nis fainnya

atas spirit aan aul(ungan aoanya.

y'

.JIc£i/(;ac£il(l(u, c]]riya, Pariaa, C])iana aan C]]o{far yang 11lenjac£i tU11lpafian

curfiatl(u, atas aoa aan se11langatnya.

y'

Mas ;J{ari, 6uat support aanllaSefiatnya sefa11ld al(u jac£i 11Iafiasiswa.

y'

C]]fiani aan (]3ra11l, yang tefafi il(ut repot aafa11l pengofafian aatal(u.

y'

(]3afe.c011l6u'at /(g11lputeraan monitorpinja11ldnnya.

y'

Om .JInare, M6al( O/iJa, 'Y'ogi, Mas .JIB, aan teman-te11lan Ja/(grta atas

pen{jertian aan se11langat yang c£i6eril(a1l.

y'

Si :NoyCs, Si'Toeli,), It-It, 'Topan, Catur, Pego, .JIafii 6uat /i,§6ersa11laannya.

y'

M6afi... 'Yanti, Mas £ucR,y, PaR...C]]anu, M6afi...C]]e£eli serta 'Kj{uarga (]3esarJurusan

I6nu aan 'lidalo{agi 'Kjfautan IPJ3.

y'

'Tria;

Q.q

giant, V{fa, Clianara, cliifi...fet, yang ifi...ut 6eganaang aan 6anyafi...

MMMMMMMMMMM[ャイオョョV。ャャエオ[セ・・ャゥゥLヲャァオウLセGスサ・イゥLNjiイZイュケLMャゥヲキイ。uゥj

11lasut(an-11lasuR...annya; .JIcha,

Saifu{, (]3ang C]]annill, (]3P 6uat se11lua 6antuannya; Sari, .JIti', 'Yuyun, £i{is,

Mane,

GャゥャセL

'R,pni (.Sang Maaeratar) aan IT1(-ers

'33

fainnya untufi... /i,§fi...uatan

persarza6atan aan /i,§R,g11lpa/(gn.

y'

Se6,ruli warga 7\flrang C]]liuwur, .JIrgopeni aan Pasir.

(86)

v

DAFTARISI

Halaman

RNGKASAN

.

KATA PENGANl'AR

IV

DAFTARISI

V

DAFTAR TABEL

VII

DAFTAR GAMBAR

Vlll

DAFTAR LAMPmAN

IX

I.

PENDAHUI,UAN

1.1. Latar Belakang

1

1.2. Tujuan Penelitian

2

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lobster

4

2.1.1. Biologi Lobster

4

2.1.2. Reproduksi dan Daur Hidup Lobster

5

2.1.3. Jenis Kelamin Lobster

7

2.1.4. Tingkah Laku Lobster

8

2.2. Jenis dan Kelimpahan Lobster

9

2.3. Alat Tangkap Lobster

12

2.4. Musim Penangkapan Lobster

13

2.5. Pemanfaatan Lobster

13

2.6. Fase Bulan

(Moon's Cycle)

14

m.

BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

セ ⦅セャェL セ

3.2. Alat dan Bahan

15

3.3. Penentuan Stasiun

15

3.4. Metode Pengumpulan Data

16

3.5. Analisa Data

16

3.5.1. Pengaruh Fase Bulan terhadap Pola Penyebaran Lobster.

16

3.5.2. Pola Pertumbuhan Lobster

Panulirus homarus

17

3.5.3. Perbandingan KelanJin Lobster

(sex ratio)

18

3.5.4. Distribusi Panjang Lobster

Panulirus homarus

18

IV.

KEADAAN UMUM LOKASI

4.1. Letak Geografis

19

4.2. Karakteristik Pantai

20

(87)

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Lingkungan Fisika dan Kimia Perairan

22

4.1.1. Suhu dan Salinitas Air Laut

22

4.1.2. Intensitas Cahaya Bulan

24

4.2. Pengaruh Fase Bulan terhadap Penyebaran Lobster

24

4.3. Pola Penyebaran Lobster Berdasarkan Kedalaman Dasar Perairan

Per Stasiun

26

4.3.1. Pada Stasiun Pengamatan I

26

4.3.2. Pada Stasiun Pengamatan 2

28

4.3.3. Pada Stasiun Pengamatan 3

30

4.4. Pola Pertumbuhan Relatif

Panulirus homarus

33

4.5. Perbandingan Kelamin Lobster

(sex ratio)

34

4.6. Distribusi Panjang Total

Panulirus homarus

37

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

41

DAFTARPUSTAKA

44

Referensi

Dokumen terkait

rata-rata tertinggi pada aspek kejelasan koreksi shading oleh observer khalayak sendiri adalah hasil fotografi pada penataan kerudung pengantin internasional bentuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tanaman tumpangsari terbaik yang dapat mengurangi populasi hama utama pada kubis bunga organik, peningkatan

Di lingkungan perumahan padat penghuni seperti yang telah dibangun oleh Perum Perumnas Regional V Semarang yaitu Perumnas Tlogosari ini pemanfaatan terhadap open space masih

Keadaan untuk dielak : Tiada data disediakan Bahan-bahan yang

Nilai karakter yang terdapat dalam sebuah proses berkesenian dapat peneliti kaitkan dengan penelitian yang dilakukan, karena di dalam lagu Timang Cenggok sama

Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai Zh yang diperoleh dalam hitungan 2,04 lebih besar dari pada nilai kritis 5% yaitu, 1,64 sehingga diketahui bahwa

Sedangkan peneliti merumuskan masalah tentang bentuk kerjasama antara guru dan orangtua dalam mengatasi bullying di SDI Mohammad Hatta kota Malang dan SDI As-Salam kota Malang,

Gadolinium dapat dipisahkan atau dianalisis dalam elektrolit pendukung asam klorida 0,1 M dan asam nitrat 0,1 M, karena unsur-unsur kelompok tanah jarang sedang