• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Bersama dengan ini saya, Olivian Wijaya, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian sebagai salah satu kegiatan dalam memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Penelitan tersebut berjudul: “Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi dengan Metode Bass dan Metode Individual dalam Menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA Methodist-4”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas metode menyikat gigi dalam menurunkan plak dalam rongga mulut. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai metode menyikat gigi yang lebih efektif dalam menurunkan jumlah plak gigi sehingga dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Prosedur penelitian ini dilakukan terhadap 60 orang siswa/i SMA Methodist 4. Subjek kemudian dibagi dalam dua kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 30 orang. Masing-masing subjek kemudian diinstruksikan mengonsumsi biskuit yang disediakan peneliti pada lonceng istirahat pertama. Kemudian setelah 2 jam, dilakukan pemeriksaan klinis awal. Dengan menggunakan pipet tetes, disclosing

solution diteteskan pada ujung lidah subjek, kemudian subjek mengoleskan bahan

(2)

Penelitian ini tidak membahayakan dan tidak menimbulkan efek samping dan seluruh biaya penelitian menjadi beban peneliti. Untuk melakukan penelitian ini, saya membutuhkan bantuan Sauadra/i untuk mengikuti prosedur penelitian dan bersedia diperiksa skor plaknya. Saya berharap kesediaan Saudara/i sekalian untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian yang akan saya lakukan ini.

Jika Saudara/i telah mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir pada lembar berikutnya. Perlu Saudara/i ketahui, bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila Saudara/i merasa keberatan. Jika selama menjalani penelitian ini terdapat keluhan, silahkan segera diinformasikan kepada peneliti Olivian Wijaya (087787028978).

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktunya, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

(3)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Setelah membaca semua keterangan dan penjelasan secara lengkap sebagai subjek penelitian yang berjudul: “Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi dengan Metode Bass dan Metode Individual dalam Menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA Methodist 4”, saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan catatan apabila suatu ketika merasa dirugikan dalam bentuk apapun, saya berhak membatalkan persetujuan ini.

Mahasiswa Peneliti, Medan,……….2016

Peserta Peneliti

………...

(4)

Lampiran 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MENYIKAT GIGI METODE BASS DAN METODE INDIVIDUAL DALAM MENURUNKAN SKOR PLAK PADA SISWA

SMA METHODIST 4 B. Kelompok: a. Kelompok metode Bass

b. Kelompok metode Individual B

Pemeriksaan klinis

(5)

Kriteria penilaian skor Plaque Index:

Skor Penilaian

0 tidak ada plak pada daerah gingiva

1 selapis tipis plak melekat pada tepi gingiva dan daerah yang berdekatan dengan gigi.

2

pengumpulan deposit lunak yang sedang disertai poket gingival dan pada tepi gingiva dan/ atau berdekatan dengan permukan

gigi.

3 banyaknya deposit lunak yang disertai poket gingival dan/ atau pada tepi gingiva dan berdekatan dengan permukaan gigi.

Plaque Index:

(6)
(7)
(8)
(9)

Lampiran 7

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MENYIKAT GIGI METODE BASS DAN METODE INDIVIDUAL DALAM MENURUNKAN SKOR PLAK PADA SISWA SMA METHODIST 4

Skor plak

Metode Bass Metode Individual

Sebelum Sesudah Selisih Sebelum Sesudah Selisih

(10)
(11)

DAFTAR PUSTAKA

1. Haryanti DD, Adhani R, Aspriyanto D, Dewi IR. Efektivitas menyikat gigi metode horizontal, vertikal dan roll terhadap penurunan plak pada anak usia 9-11 tahun. Dentino 2014; 150-4.

2. Ristika E. Perbedaan efektivitas menyikat gigi antara metode bass dan metode roll terhadap plak gigi di sdit muhammadiyah al-kautsar sukoharjo. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014: 1-9.

3. Popovic A. Mechanical control of dental plaque in oral hygiene and instructing and motivating patients. Med Data Rev 2012; 4(1): 83-7.

4. Patil SP, Patil PB, Kashetty MV. Effectiveness of different tooth brushing techniques on the removal of dental plaque in 6-8 year old children of Gulbarga. J Int Soc Prev Community Dent. 2014; 4(2): 113-6.

5. Gupta P, Gupta G. Tooth brush and tooth brushing. Indian Journal of Dental Sciences 2009; 1(2): 5-8.

6. Mastroberardino S, Cagetti MG, Cocco F, Campus G, Pizzocri J, Strohmenger L. Vertical brushing versus horizontal brushing: A randomized split-mouth clinical trial. Quintessence Int 2014; 45(8): 653-61.

7. Tarigan R, ed Juwono L. Karies Gigi. Jakarta: EGC, 2014: 1, 23.

8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Jakarta 2013: 111, 116-17.

9. Surya LS, Elianora N, Fitriana A. Effective methods of brushing teeth on reducing plaque score at the fifth class of semen padang elementary schooling indarung village lubuk kilangan sub district, indonesia. IJSBAR 2015; 22(1): 281-6.

(12)

11. Newman MG, Takei H, Klokkevold PR, Carranza FA, Carranza‘s clinical periodontology. China: Elsevier, 2012: 453, 455-56.

12. Buenaventura Y. A comparative study on the effectiveness of different orthodontics toothbrush design in removing dental plaque. http://3rdscholarsconf.unai.edu/papers/wp-content/uploads/2015/10/A-Comparati ve -Study-on-the-Effectiveness-of-different.pdf. (10 Februari 2016).

13. Bhardwaj VK, Sharma KR, Luthra RP, Jhingta P, Sharma D, Justa A. Impact of school based-oral health education program on oral health of 12 and 15 years old school children. J Edu Health Promot 2013; 2: 1-4.

14. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press, 2008:5-6,28-29,74-81.

15. Manohara A, Prasad KVV, Trivedi D, Acharya AB. Dental plaque dissolving agents: An In Vitro Study. Internasional journal of advanced health science: 2014:1:p.1.

16. Chetrus V, Ion IR. Dental plaque-classification, formation, and identification. International Journal of Medical Dentistry 2013; 3(2): 139-143.

17. Dalimunthe SN. Pengantar periodonsia. Medan: USU Press, 2008: 108-111. 18. Nield-Gehrig JS. Dental plaque biofilms. http://dentalcarestamford.com. (24

September 2015)

19. Wiley J, Sons, ed Noble SL. Clinical textbook of dental hygiene and therapy. Brimingham: Blackwell Publishing, 2012.

20. Gurenlian JR. The role of dental plaque biofilm in oral health. Journal of Dental Hygiene 2007; 81(5): 1-11.

21. Higham S. Caries process and prevention strategies: the environment. http://www.dentalcare.com/media/en-US/education/ce371/ce371.pdf. (14 Novem ber 2015)

22. Loe H. The role of bacteria in periodontal diseases. Bulletin of the World Health Organization. 1981; 59(6): 821–825.

(13)

24. Rajendran R, Sivapathasundharam B. Shafer’s textbook of oral phatology. India: Elsevier, 2003: 462-3.

25. Davies RM, Davies GM, Ellwood RP, Kay J. Prevention. Part 4: Toothbrushing: what advice should be given to patients?. British Dent J 2003; 195:135-41.

26. Hiremath SS. Textbook of preventive and community dentistry. New Delhi: Elsevier, 2011: 414-17.

27. Gallagher A, dkk. The effect of brushing time and dentifrice on dental plaque removal in vivo. The Journal of Dental Hygiene 2009; 83(3): 111-6.

28. Anonymous. Indices use for periodontal disease assessment. http://www.codental.uobaghdad.edu.iq/uploads/lectures/3rd%20class%20commu nity%20dentistry/3%20PDD%20Indices.pdf. (24 Desember 2015)

29. Hiremath SS. Textbook of preventive and community dentistry. New Delhi: Elsevier, 2007: 182.

30. Anonymous. Periodontology. https://www.us.elsevierhealth.com/media/us/ samplechapters/9780443102110/9780443102110.pdf. (24 Desember 2015) 31. Sasan D, Thomas B, Bhat MK, Aithal KS, Ramesh PR. Toothbrush selection: a

dilemma?. Indian J Dent Res 2006; 17(4): 167-170.

(14)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental klinis dengan pre and

post test control group design.

3.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Methodist 4. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini, kurang lebih 10 bulan dari bulan September 2015- Juni 2016.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas X, XII dan XII SMA Methodist 4 yang berjumlah 104 orang. Besar sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus:

n = Dimana:

n = besar sampel σ = standar deviasi

zα= nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu zβ = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu

= perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan mean di populasi

n =

=

50

(15)

dengan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai berikut:

Kriteria inklusi:

1. Bersedia menjadi sampel penelitian 2. Skor plak minimal 2

Kriteria eksklusi:

1. Menggunakan pesawat ortodonti cekat 2. Menggunakan protesa

3. Crowded lebih dari 2 gigi indeks

4. Mempunyai kebiasaan mengunyah 1 sisi

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Perlakuan

Metode menyikat gigi Bass dan Individual

3.4.2 Variabel Efek

Variabel efek pada penelitian ini adalah skor plak

3.4.3 Variabel Terkendali mundur pendek-pendek dengan kepala sikat membentuk sudut 45° terhadap panjang poros gigi dan dilakukan 10 kali per 2-3 gigi.

(16)

3. Skor plak yaitu skor rata-rata plak yang diukur dengan indeks Loe and Silness. Pemeriksaan skor plak dilakukan pada enam gigi yang telah ditentukan dengan disclosing solution dan bantuan kaca mulut.

Gigi indeks yang digunakan adalah

6 1 4

4 1 6

Setiap gigi diperiksa empat permukaan yaitu mesial, distal, lingual,dan fasial dan kemudian skornya dihitung.

Kriteria penilaian skor Plaque Index:

Skor Kriteria

0 tidak ada plak pada daerah gingiva

1 selapis tipis plak melekat pada tepi gingiva dan daerah yang berdekatan dengan gigi.

2 pengumpulan deposit lunak yang sedang disertai poket gingival dan pada tepi gingiva dan/ atau berdekatan dengan permukan gigi.

3 banyaknya deposit lunak yang disertai poket gingival dan/ atau pada tepi gingiva dan berdekatan dengan permukaan gigi.

Cara perhitungan skor:

- Untuk satu gigi: jumlah seluruh skor dari empat permukaan 4

- Untuk keseluruhan gigi: jumlah skor plak

jumlah gigi yang diperiksa

4. Sikat gigi yang digunakan adalah sikat gigi Oral-B yang sesuai dengan kriteria ADA, yaitu: 31,32

- Panjang permukaan sikat :1-1,25 inci (25,4-35,8mm) - Lebar permukaan sikat : 5/16-3/8 inci (7,9-9,5mm)

(17)

- Ujung kepala sikat round-ended dengan bulu sikat rata dan desain tangkai lurus

- Kekerasan bulu sikat soft

5. Pasta gigi yang digunakan adalah pasta gigi yang mengandung fluoride merek Pepsodent yang diaplikasikan sebesar biji kacang polong.

6. Waktu menyikat gigi adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyikat gigi yaitu selama 2 menit.

3.6 Prosedur Penelitian

1. Seluruh subjek sebanyak 60 orang diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diberi informed concent untuk ditandatangani. Subjek dibagi dalam dua kelompok secara random dan masing-masing kelompok terdiri atas 30 orang yaitu kelompok pertama menyikat gigi metode Bass dan kelompok kedua menyikat gigi individual.

2. Pada lonceng istirahat pertama, kedua kelompok diinstruksikan untuk mengonsumsi biskuit yang disediakan peneliti dan tidak mengonsumsi apapun setelahnya. Kemudian setelah dua jam, dilakukan pemeriksaan klinis awal dengan cara meneteskan bahan pewarna (disclosing solution) pada ujung lidah subjek dan subjek diminta untuk mengoleskan bahan pewarna (disclosing solution) tersebut pada seluruh permukaan gigi menggunakan lidah, lalu berkumur air biasa atau aqua sebanyak 1 kali selama 15 detik, Kemudian dilakukan pengukuran skor plak sebelum menyikat gigi. (baseline atau pre-test)

3. Kemudian tiap subjek dibagikan sikat gigi dan pasta gigi yang telah disediakan peneliti.

4. Langkah selanjutnya, kelompok pertama diajarkan metode menyikat gigi Bass, lalu diinstruksikan untuk menyikat gigi dengan metode yang telah diajarkan. Kelompok kedua diinstruksikan untuk menyikat gigi dengan metode sesuai dengan kebiasaan masing-masing subjek.

(18)

dilakukan penyikatan gigi. Kemudian dilakukan pengukuran skor plak sesudah penyikatan gigi. (post-test)

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi yaitu data dimasukkan ke dalam program komputer untuk dianalisis dengan uji statistik.

a. Univariat: untuk menghitung rata-rata skor plak sebelum menyikat gigi dengan metode Bass maupun metode individual dan setelah menyikat gigi dengan metode Bass dan metode individual.

b. Bivariat: uji t berpasangan untuk menghitung rerata selisih penurunan skor plak sebelum dan sesudah menggunakan metode Bass dan metode individual serta uji t tidak berpasangan untuk menghitung perbedaan rata-rata skor plak antara metode

Bass dan metode individual.

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian ini mencakup: 1. Ethical Clearance

Ethical Clearance diperoleh dengan mengajukan surat permohonan izin

penelitian pada komisi etik di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Informed Consent

(19)

3.9 Alur Penelitian

Subjek penelitian dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi

Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok

Seluruh subjek penelitian diinstruksikan mengonsumsi biskuit pada lonceng istirahat pertama dan tidak mengonsumsi apapun selama 2 jam

Subjek diintruksikan untuk melakukan penyikatan gigi sesuai kelompok metode yang telah ditentukan

Menyikat gigi dengan metode Bass

Menyikat gigi dengan metode Individual

Pengukuran skor indeks plak setelah perlakuan dengan pemberian disclosing solution

(post-test)

(20)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Skor Plak Sebelum Perlakuan

Rata-rata skor plak sebelum menyikat gigi menggunakan metode Bass adalah 2,07±0,23 dan sebelum menyikat gigi menggunakan metode Individual adalah 2,04±0,15. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor plak sebelum menyikat gigi antara kelompok metode Bass dan metode Individual. (p=0,690) (Tabel 2).

Tabel 2. Rata-rata skor plak sebelum menyikat gigi menggunakan metode Bass dan metode Individual.

Kelompok n Rata-rata skor plak sebelum menyikat gigi X ± SD

4.2 Skor Plak Sebelum dan Sesudah Perlakuan

(21)

Tabel 3. Rata-rata skor plak sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan metode Individual adalah 0,88±0,18. Hasil uji t menunjukkan ada perbedaan rata-rata skor plak yang signifikan antara kelompok menyikat gigi menggunakan metode Bass dan metode Individual (p=0,000) (Tabel 4).

Tabel 4. Selisih rata-rata skor plak sebelum dan sesudah menyikat gigi pada kelompok metode Bass dan metode Individual.

Kelompok n Selisih rata-rata skor plak

X ± SD Hasil Analisis Statistik Metode Bass 30 1,72±0,18

(22)

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan skor plak awal yang signifikan antara kelompok sebelum menyikat gigi menggunakan metode Bass 2,07±0,23 dan kelompok sebelum menyikat gigi menggunakan metode Individual 2,04±0,15 (p=0,690). Hal ini disebabkan sebelum penelitian sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu skor plak minimal 2, subjek tidak menggunakan pesawat ortodonti cekat, tidak menggunakan protesa dan tidak mengunyah satu sisi.

Hasil uji statistik menunjukkan adanya penurunan skor plak yang signifikan pada kelompok sebelum menyikat gigi menggunakan metode Bass 2,07±0,23 dan sesudah menyikat gigi 0,34±0,13 dengan selisih 1,73±0,10 (p=0,000). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Bhardwaj et al. yang menunjukkan adanya penurunan skor plak yang signifikan sebelum menyikat gigi menggunakan metode Bass 1,73±1,18 dan sesudah menyikat gigi menggunakan metode Bass 1,29±1,11 dengan selisih 0,44±0,07 (p<0,05).13 Hal ini mungkin disebabkan karena metode Bass menggunakan gerakan maju mundur yang mudah dilakukan dengan titik pusat gerakan yang dilakukan adalah untuk membersihkan plak pada daerah servikal dan interproksimal gigi.5,11 Bulu sikat gigi pada metode Bass diadaptasikan 45° pada margin gingiva untuk mencapai plak supragingiva dan mengakses plak subgingiva yang dapat tercapai oleh bulu sikat.11 Selain itu, perbedaan penurunan skor plak yang banyak pada kedua penelitian dapat disebabkan karena perbedaan subjek penelitian yang digunakan, dimana subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa SMA sedangkan pada penelitian Bhardwaj et al. pada siswa SMP.

(23)

metode Horizontal, Vertikal, Roll, Bass, Charter, dan lain sebagainya. Penelitian Anggarani W menujukkan adanya penurunan skor plak yang signifikan sebelum menyikat gigi menggunakan metode Horizontal 2,12±1,05 dan sesudah menyikat gigi 1,25±0,73 (p=0,03).12 Hal ini mungkin disebabkan karena menyikat gigi menggunakan metode Horizontal mudah dilakukan yaitu dengan menempatkan bulu sikat 90° pada permukaan gigi dengan gerakan maju mundur. Namun, apabila teknik ini digunakan terus menerus dengan tekanan berlebih maka kemungkinan dapat terjadi resesi gingiva dan kerusakan pada cemento-enamel junction.14

Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan selisih rata-rata skor plak yang signifikan antara sebelum dan sesudah pada kelompok menyikat gigi menggunakan metode Bass 1,72±0,18 dan kelompok menyikat gigi menggunakan metode Individual 0,88±0,18 (p=0,000). Penelitian Surya LS dkk. menunjukkan metode Bass 73,40±5,45 lebih efektif menurunkan skor plak daripada metode Charter 66,73±4,19 (p=0,003).9 Hal ini mungkin disebabkan karena metode Bass dapat menyingkirkan plak pada daerah servikal dan interproksimal gigi, sedangkan metode Charter ditujukan untuk membersihkan daerah interproksimal dan tidak mampu membersihkan daerah sulkus gingiva.5,9,14 Metode Charter membutuhkan instruksi yang lebih mendetail dan lebih sulit dilakukan.9 Menurut Mastroberardino et al., metode Bass menunjukkan penyingkiran plak yang lebih baik pada daerah lingual dibandingkan dengan metode Roll.6 Metode Bass tidak hanya menghilangkan plak pada daerah bukal, labial, servikal dan interproksimal gigi, tetapi juga berfokus pada daerah sulkus gingiva yang dapat terjangkau oleh bulu sikat dengan gerakan maju-mundur sebanyak 10 kali gerakan pada 2-3 gigi. Metode Bass tersebut paling direkomendasikan karena dapat membersihkan plak baik pada area supragingiva maupun subgingiva dan meminimalisasi terjadinya trauma.11

(24)
(25)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rata-rata skor plak sebelum menyikat gigi menggunakan metode Bass adalah 2,07±0,23 dan sesudah menyikat gigi menggunakan metode Bass adalah 0,34±0,13.

2. Rata-rata skor plak sebelum menyikat gigi menggunakan metode Individual adalah 2,04±0,15 dan sesudah menyikat gigi menggunakan metode Individual adalah 1,17±0,10.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor plak sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan metode Bass 1,72±0,18 dan metode Individual 0,88±0,18 (p<0,05).

4. Penyikatan gigi menggunakan metode Bass lebih efektif menurunkan skor plak dibandingkan metode Individual.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disarankan:

1. Bagi masyarakat, perlu diberikan informasi melalui penyuluhan mengenai efektivitas metode menyikat gigi Bass dalam menurunkan skor plak untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut.

2. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan kedokteran gigi dalam upaya menjaga oral hygiene.

(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Plak Gigi

Plak merupakan etiologi utama penyebab penyakit dalam rongga mulut, seperti karies dan penyakit periodontal.2-6,14 Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak membentuk koloni dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.14

Manohara mendefinisikan plak secara klinis sebagai substansi yang berwarna kuning ke abu-abuan yang melekat erat pada permukaan gigi. Plak terdiri atas mikroorganisme yang dapat menyebabkan berbagai penyakit dalam mulut termasuk karies dan penyakit periodontal.15

Plak gigi sulit dilihat karena plak mempunyai warna yang sama dengan warna gigi. Plak gigi dapat ditandai dengan melakukan screening pada permukaan gigi, merubah warna plak menggunakan disclosing solution atau dengan fluoresensi menggunakan cahaya biru.16

2.1.1 Klasifikasi, Struktur dan Komposisi Plak

Pavel Godoroja dan Olga Dulghieru mengklasifikasikan plak menjadi dua kategori, yaitu plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva merupakan plak yang berada di atas batas dentogingiva terutama pada sepertiga mahkota gigi dekat gingiva, daerah interproksimal, serta pit dan fisur. Plak subgingiva merupakan plak yang berada di bawah batas dentogingiva dan terbagi atas zona perlekatan gigi, zona perlekatan epitel, serta zona tanpa perlekatan.16

(27)

Pada plak supragingiva, struktur plak berupa kokus gram-positif dan bakteri batang (rod) yang pendek mendominasi permukaan yang menghadap ke gigi, sedangkan bakteri batang dan filamen gram-negatif serta spirokheta mendominasi permukaan luar massa plak yang matang.17 Bakteri anaerob seperti Prevotella dan

Fusobacterium berkembang dan menumpuk pada permukaan gigi menjadi suatu

komunitas yang kompleks. Namun, pada predilection spot, yaitu pada pit, fisur serta daerah aproksimal gigi, biofilm plak bergantung pada keadaan asam di sekitarnya. Bakteri yang sering ditemukan adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus

sobrinus, S. oralis, S. intermedius, Lakrobacillus, Actynomyces, serta Bifidobacterium sp.19

2.1.2 Pembentukan Plak Gigi

Plak tampak sebagai suatu massa globular berwarna putih, keabu-abuan atau kuning. Plak umumnya dijumpai pada sepertiga gingiva permukaan gigi karena daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan maupun jaringan. Penumpukan plak sering terjadi pada retakan, pit, fisur, di bawah restorasi yang menggemper, dan sekitar gigi yang erupsinya tidak teratur.17 Awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti

Streptococcus salivarius, Actinomyces viscous dan beberapa stain lainnya.17,18,20

Faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan plak adalah kebersihan rongga mulut, serta faktor-fator penjamu seperti diet, komposisi dan laju aliran saliva.17

Proses pembentukan plak terbagi atas tiga fase, yaitu : a. Pembentukan pelikel dental

Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal dari pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi atau restorasi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkus, begitu juga dari produk sel bakteri dan pejamu, dan debris.17,20

(28)

komposisi asam aminonya berbeda dari komposisi saliva, hal ini berarti bahwa pelikel dibentuk oleh adsorpsi makromolekul sekitar secara selektif.17

b. Kolonisasi awal pada permukaan gigi

Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental. Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram-positif, seperti Actinomices viscosus dan

Streptococus sanguis.17,18,20 Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri.

Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya.17 Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram-negatif.17,20

c. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak

Pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, spesies

Capnocyttophaga, Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis.

Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Pada stadium akhir pembentukan plak, yang dominan adalah koagregrasi antara spesies gram-negatif, misalnya koagregrasi

Fusobacterium nucleatum dengan Porphyromornas gingivalis.17

2.2 Penyakit Periodontal dan Karies Gigi

(29)

Penyakit pada jaringan keras gigi dapat berupa karies. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan keras, dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa.1,7 Karies merupakan penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh faktor host, mikroorganisme atau agen, substrat, dan waktu.14 Apabila salah satu dari faktor-faktor tersebut tidak ada, maka karies tidak akan terjadi.Karies dapat terjadi karena adanya karbohidrat dan aktivitas mikroorganisme dalam rongga mulut yang mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi jaringan keras gigi.7 S. mutans merupakan bakteri asidogenik utama dalam plak dental yang menguraikan karbohidrat berupa monosakarida dan disakarida menjadi asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan akan berdifusi dari permukaan plak dental menuju ke lapisan enamel gigi dibawahnya sehingga dapat terjadi proses demineralisasi gigi. Proses terjadinya demineralisasi gigi tidak terjadi dalam waktu singkat namun bertahap karena adanya faktor penetralisir seperti kemampuan buffer saliva.21

Penyakit pada jaringan lunak mulut atau penyakit periodontal dapat berupa gingivitis maupun periodontitis. Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak sehingga penyakit periodontal disebut juga penyakit plak.14,22 Diperkirakan bahwa 1mm3 plak gigi dengan berat 1mg mengandung 200 juta sel mikroorganisme. Mikroorganisme lain seperti mikoplasma, yeast dan protozoa, dapat ditemukan pada plak yang sudah matang.14

Mikroorganisme tersebut akan mengadakan interaksi dengan jaringan periodontal sebagai agen atau penjamu. Aksi mikroorganisme ini akan diperhebat oleh beberapa faktor bersifat lokal maupun sistemik.14 Faktor lokal dapat berupa iritan yang diproduksi oleh bakteri dalam plak, berupa enzim histolitik (hyalurodinase, kolagenase, protease, dan lain sebagainya), agen sitotoksik seperti endotoksin serta sisa toksin metabolisme bakteri tersebut (ammonia, asam organik, serta hidrogen sulfida). Faktor sistemik yaitu respon host terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh, berupa sel imun tubuh, seperti sel T, sel B, fibroblast, sel-sel epitelial gingiva, dan lain sebagainya.11,22

(30)

dekstruktif. Protease yang diproduksi bakteri digunakan untuk menghancurkan enzim pada host dan mengubah peptida pada enzim menjadi nutrisi bagi bakteri itu sendiri. Substansi tersebut dapat mengganggu respon host, integritas jaringan, dan memfasilitasi invasi mikroorganisme ke jaringan periodonsium sehat. 11,22

Dengan berpedoman kepada interaksi faktor tersebut, maka konsep pencegahan penyakit perodontal ditujukan untuk menghambat pembentukan dan penumpukan plak, meningkatkan pertahanan jaringan periodontal, dan memperbaiki faktor lokal maupun sistemik.14 Prinsip pencegahan penyakit periodontal yang tidak berubah selama bertahun-tahun adalah kontrol plak mekanis secara teratur dan konsisten pada gigi dan sulkus gingiva, yang meliputi menyikat gigi, menggunakan alat pembersih interdental, dan berkumur-kumur dengan larutan antimikrobial. 14,22

2.3 Kontrol Plak

Kontrol plak yang efektif sangat penting untuk menjaga kesehatan rongga mulut karena plak merupakan etiologi utama penyebab penyakit periodontal dan karies gigi.19 Plak dapat disingkirkan baik secara kemis maupun mekanis.14 Penyingkiran plak secara kemis dapat berupa penggunaan obat kumur dan pasta gigi yang mengandung zinc chloride, namun penyingkiran plak secara kemis ini kurang efektif dibandingakan dengan cara mekanis.23 Penyingkiran plak secara mekanis yaitu dengan menggunakan sikat gigi dan dental floss.14,19,23,24 Tujuan menyikat gigi adalah:

a. Menyingkirkan plak atau mencegah terjadinya pembentukan plak

b. Membersihkan sisa-sisa makanan, debris atau stein

c. Menstimulasi atau merangsang gingiva

d. Melapisi permukaan gigi dengan fluor14,19

2.3.1 Sikat Gigi dan Pasta Gigi

(31)

harganya yang lebih terjangkau dan mudah didapatkan dengan berbagai macam desain dan angulasi sesuai dengan kebutuhan seseorang.5

Karakteristik ideal sebuah sikat gigi meliputi: 3,25

1. Tangkai atau pegangan (handle) dengan ukuran yang sesuai dengan pengguna

2. Kepala sikat (head) sesuai dengan ukuran rongga mulut pengguna

3. Penggunaan serat nilon atau poliester dengan diameter lebih dari 0,02 cm 4. Pola bulu sikat (bristle) yang mampu menjangkau plak pada bagian aproksimal gigi dan margin gingiva

Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval, segitiga atau trapesium agar bisa disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda. Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti hard (keras), medium (sedang), dan soft (lunak). Ukuran kepala sikat maupun kekerasan bulu sikat orang dewasa berbeda dengan anak-anak. American Dental Assosiation (ADA) menganjurkan ukuran maksimal kepala sikat gigi orang dewasa 29x10 mm, anak-anak 20x7 mm dan balita 18x7 mm.14

Desain tangkai dan panjang sikat gigi dapat menghasilkan kenyamanan yang berbeda-beda pada tiap individu. Secara umum terdapat empat macam desain tangkai yang dijual di pasaran meliputi desain tangkai lurus, bersudut, offset dan angled

(32)

Gambar 1. Beberapa jenis desain sikat gigi26

Pasta gigi atau dentifrices diartikan sebagai campuran yang digunakan bersama sikat gigi untuk membersihkan gigi. Pasta gigi dalam pasaran tersedia dalam bentuk tepung, pasta atau gel dan semuanya dijual untuk kebutuhan kosmetik atau terapeutik.14 Kegunaan pasta gigi secara umum adalah untuk membantu dalam menyingkirkan plak dengan kandungan detergen dan sifat abrasifnya, meningkatkan kesehatan rongga mulut dengan kandungan aktif tertentu dalam pasta gigi seperti kandungan fluorida, serta membuat nafas dan rongga mulut menjadi lebih segar.22

Umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasif 20-40%, air 20-40%, pelembab (humectant) 20-40%, detergen 1-2%, bahan pengikat (binding agent) 2%, bahan penyegar ±2%, bahan pemanis ±2%, bahan terapeutik ±5%, dan pewarna <1%.14

2.3.2 Metode Menyikat Gigi

Banyak metode atau teknik menyikat gigi yang diperkenalkan para ahli dan kebanyakan metodenya dikenal dengan namanya sendiri seperti metode Bass, Stillman, Rolls, atau disesuaikan dengan gerakannya. Pada prinsipnya terdapat empat pola dasar gerakan, yaitu metode vertikal, horizontal, berputar (rotasi), dan bergetar (vibrasi).14,26

1. Metode Bass

(33)

karies.5,14 Sikat gigi dletakkan dengan sudut 45° terhadap apeks gigi. Kemudian bulu sikat didorong perlahan-lahan ke dalam sulkus. Gerakan vibrasi yaitu gerakan maju mundur dan pendek-pendek akan menyebabkan bulu sikat bergetar membersihkan sulkus. Untuk setiap bagian disarankan 10 kali gerakan.11,14,23

Gambar 2. Penyikatan gigi metode Bass26

Keuntungan penggunaan metode Bass adalah gerakan maju mundur yang mudah dilakukan karena kebanyakan orang menggunakan teknik scrubbing serta titik pusat gerakan yang dilakukan adalah untuk membersihkan daerah servikal dan interproksimal dari gigi.5,11

2. Metode Horizontal Scrubbing

(34)

Gambar 3. Penyikatan gigi metode Horizontal26

3. Metode Vertikal

Teknik ini sering digunakan oleh masyarakat seperti yang terlihat pada Gambar 4. Gerakan dilakukan dengan gerakan ke atas dan ke bawah menyapu permukaan gigi. Permukaan gigi akan bersih, namun plak akan menumpuk pada groove gingiva.26

Gambar 4. Penyikatan gigi metode Vertikal26

4. Metode Stillman

(35)

Gambar 5. Penyikatan gigi metode Stilman26

5. Metode Roll

Teknik ini memungkinkan pembersihan gusi dan gigi tanpa menekan sulkus. Bulu sikat diletakkan sejajar dan berlawanan dengan gingiva cekat sedangkan kepala sikat sejajar dengan dataran oklusal. Dengan teknik ini, daerah sepertiga gigi kemungkinan tidak tercakup dengan sikat gigi tetapi menyentuh gingiva cekat, oleh karena apabila sikat gigi terlalu ditekan ke dalam vestibulum, maka kemungkinan dapat menyebabkan trauma pada mucogingiva juction atau mukosa alveolar.14

2.3.3 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi

Umumnya dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat gigi segera setelah makan. American Dental Assosiation (ADA) memodifikasi pernyataan ini dengan menyatakan bahwa pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal dua kali sehari, yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bila plak disingkirkan setiap hari secara sempurna, maka tidak akan menimbulkan efek pada rongga mulut.14,26

Beberapa penelitian melaporkan bahwa menyikat gigi tiga kali atau lebih tidak menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan menyikat dua kali sehari. Menyikat gigi dua kali sehari sudah dapat meningkatkan kesehatan jaringan periodonsium.5

(36)

dalam membersihkan sisa makanan, bakteri dan debris.14,26 Biasanya, rerata lama menyikat gigi adalah kira-kira 1 menit, walaupun demikian ada juga yang melaporkan 2-2,5 menit.14 Pada penelitian yang dilakukan oleh Gallagher A dkk, menyikat gigi untuk menyingkiran plak dapat terjadi dalam waktu 30 detik sampai 3 menit.27 Penentuan waktu ini tidak bisa sama pada setiap orang terutama pada orang yang sangat memerlukan program kontrol plak.14

2.4 Indeks Plak

Untuk dapat mengukur prevalensi penyakit, keparahan serta kaitannya dengan berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit diperlukan suatu alat ukur yang dikenal sebagai indeks (index). Indeks merupakan suatu alat ukur yang objektif terhadap gambaran spesifik dari penyakit atau hal-hal yang berkaitan dengannya pada seseorang atau kelompok orang sehingga dapat dibandingkan dengan orang atau kelompok yang lainnya.14

2.4.1 Indeks Plak Loe and Silness

Banyak indeks yang berkembang untuk mengukur plak, salah satu diantaranya adalah indeks plak Loe and Silness yang diperkenalkan pada tahun 1964, yang dikenal dengan nama Plaque Index (PI). Pengukuran plak gigi menggunakan indeks ini dapat dilakukan pada seluruh gigi (tidak termasuk molar ketiga) ataupun pada enam buah gigi yang telah ditentukan, meliputi gigi molar satu kanan atas, gigi insisivus kanan atas, gigi premolar satu kiri atas, gigi molar pertama kiri bawah, gigi insisivus kiri bawah, dan gigi premolar satu kanan bawah. Apabila gigi yang hendak dilakukan pengukuran hilang atau tidak ada, maka gigi tersebut tidak digantikan dengan gigi lainnya.28,29

(37)

Gambar 6. Enam buah gigi yang digunakan29

Pengukuran plak menggunakan Plaque Index dilakukan pada empat area permukaan, meliputi permukaan mesial, distal, bukal dan lingual dari sebuah gigi, kemudian diberikan skor yang dimulai dari 0-3. 28,29

Kriteria penilaian skor Plaque Index: 28-30 0 = tidak ada plak pada daerah gingiva.

1 = selapis tipis plak melekat pada tepi gingiva dan daerah yang berdekatan dengan gigi.

2 = pengumpulan deposit lunak yang sedang disertai poket gingival dan pada tepi gingiva dan/ atau berdekatan dengan permukan gigi.

3 = banyaknya deposit lunak yang disertai poket gingival dan/ atau pada tepi gingiva dan berdekatan dengan permukaan gigi.

Penilaian skor plaque index tiap gigi diperoleh dengan menjumlahkan total skor plak gigi dibagi dengan empat.

(38)

2.5 Kerangka Kosep

Variabel perlakuan

Menyikat gigi metode Bass dan metode Individual

Variabel efek

Skor plak setelah menyikat gigi menggunakan metode Bass dan metode Individual

Variabel terkendali

1. Jenis sikat gigi 2. Jenis pasta gigi 3. Lama menyikat gigi Skor plak

(39)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter gigi maupun perawat gigi. Hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia.1 Faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyakit seperti karies, gingivitis maupun periodontitis adalah aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme berakumulasi pada permukaan gigi, lidah, dan mukosa oral membentuk suatu lapisan yang disebut plak.2-4 Plak merupakan etiologi utama penyebab penyakit dalam rongga mulut, seperti karies dan penyakit periodontal.2-6

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa. Menurut penelitian di negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia, termasuk Indonesia, ternyata 80-95% anak di bawah usia 18 tahun terserang karies gigi.1,7 Berdasarkan hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 mengungkapkan bahwa proporsi penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 19,4% dan prevalensi pengalaman karies di kota Medan mencapai 64,8%.8

Menyikat gigi merupakan salah satu upaya untuk membersihkan plak dari rongga mulut.2-5,9 Menyikat gigi merupakan bentuk penyingkiran plak secara mekanis.1,5 Berdasarkan hasil penelitian RISKESDAS tahun 2013, persentase penduduk umur ≥10 tahun yang berperilaku benar menyikat gigi di Indonesia sebesar 2,3% dan di Sumatera Utara 1,2%.8 Kebiasaan menyikat gigi yang baik harus dibentuk pada usia muda karena kontrol plak sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.2,9

(40)

menyatakan bahwa menyikat gigi membutuhkan fungsi motorik tangan, dimana anak berumur enam tahun dan dibawahnya belum mampu menguasai kemampuan motorik secara baik, namun anak umur delapan tahun keatas telah mampu melakukan gerakan menyikat yang lebih baik.4

Terdapat beberapa metode dalam menyikat gigi yaitu, metode Bass, Horizontal, Vertikal, dan Roll.1 Berdasarkan penelitian Surya dkk. dalam

International Journal of Sciences: Basic and Applied Resarch (IJSBAR), metode

Bass merupakan metode yang sedang populer dan paling direkomendasikan oleh dokter gigi karena efisien dan efektif. Hasil penelitiannya menunjukkan terjadi penurunan skor plak dari 90,79±2,96 menjadi 17,39±3,78.9

Berdasarkan hasil penelitian Wainwright dan Sheiham, metode Bass merupakan metode yang disarankan oleh berbagai asosiasi dental setelah metode Bass yang dimodifikasi.10 Metode Bass tersebut paling direkomendasikan karena dapat membersihkan plak baik pada area supragingiva maupun subgingiva dan meminimalisasi terjadinya trauma.11

Penelitian yang dilakukan oleh Buenaventura menggunakan metode Bass menunjukkan penurunan skor plak dari 0,72 ±0,31 menjadi 0,36±0,15.12 Pada penelitian Bhardwaj et al. pada anak usia 15 tahun menggunakan metode Bass menunjukkan penurunan skor plak dari 1,73±1,18 menjadi 1,29±1,11.13

Saat ini telah banyak tersedia sikat gigi dengan berbagai ukuran, bentuk, tekstur, dan desain dengan berbagai derajat kekerasan dari bulu sikat.1 Menurut Mastroberardino et al. efektivitas sikat gigi bergantung pada banyak faktor, termasuk umur, keahlian, pengetahuan, motivasi pasien, desain dan tipe sikat gigi.6 Menurut Gupta dan Gupta, tidak ada penelitian yang menunjukkan pemilihan sikat gigi yang satu lebih baik daripada sikat gigi lain.5

(41)

1.2Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan efektivitas menyikat gigi menggunakan metode Bass dan Individual dalam menurunkan skor plak pada siswa SMA Methodist 4.

1.3Hipotesa Penelitian

Ada perbedaan efektivitas menyikat gigi menggunakan metode Bass dan Individual dalam menurunkan skor plak pada siswa SMA Methodist 4.

1.4Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui rata-rata skor plak sebelum menyikat gigi menggunakan metode Bass dan metode Individual pada siswa SMA Methodist 4.

2. Untuk mengetahui rata-rata skor plak sesudah menyikat gigi menggunakan metode Bass dan metode Individual pada siswa SMA Methodist 4.

3. Untuk mengetahui selisih rata-rata skor plak sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan metode Bass dan metode Individual pada siswa SMA Methodist 4.

4. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor plak sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan metode Bass dan metode Individual pada siswa SMA Methodist 4.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, diharapkan mampu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian.

2. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat menjadi sumber data dan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

(42)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Tahun 2016

Olivian Wijaya

Perbedaan efektivitas menyikat gigi menggunakan metode Bass dan metode Individual dalam menurunkan skor plak pada siswa SMA Methodist-4.

x + 28 halaman

Plak merupakan etiologi utama penyebab penyakit dalam rongga mulut, seperti karies dan penyakit periodontal. Salah satu upaya untuk membersihkan plak dari rongga mulut adalah dengan menyikat gigi. Menyikat gigi merupakan bentuk penyingkiran plak secara mekanis. Terdapat beragam metode dalam menyikat gigi seperti metode Bass, Horizontal, Vertikal, Roll, dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas menyikat gigi metode Bass dan metode Individual dalam menurunkan skor plak pada siswa SMA Methodist 4. Jenis penelitian ini adalah eksperimental klinis dengan pre and post test control group

design. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa SMA Methodist 4 yang

(43)

Terdapat perbedaan signifikan selisih skor plak menyikat gigi menggunakan metode Bass 1,72±0,18 dan metode Individual 0,88±0,18 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa menyikat gigi metode Bass lebih efektif dalam menurunkan skor plak dibandingkan dengan metode Individual.

(44)

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MENYIKAT GIGI

MENGGUNAKAN METODE BASS DAN METODE

INDIVIDUAL DALAM MENURUNKAN

SKOR PLAK PADA SISWA

SMA METHODIST 4

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh: Olivian Wijaya NIM: 120600078

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(45)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untukdipertahankan di hadapan tim penguji

Medan, 1 Juli 2016

Pembimbing: Tanda tangan

Gema Nazri Yanti, drg., M. Kes ……….

(46)

TIM PENGUJI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 1 Juli 2016

TIM PENGUJI

KETUA : Gema Nazri Yanti, drg., M. Kes ANGGOTA : Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM

(47)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi menggunakan Metode Bass dan Metode Individual dalam menurunkan Skor Plak pada Siswa SMA-Methodist-4” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan saran-saran, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat.

3. Gema Nazri Yanti, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM dan Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes selaku dosen penguji yang memberikan masukan dan bantuan sehingga skripsi ini berjalan dengan lancar.

5. Eddy Anwar Ketaren, drg., Sp. BM selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan kepada penulis sejak awal semester kuliah di FKG USU.

6. Prof. Sutomo Kasiman, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku Ketua Komisi Etik penelitian di bidang kesehatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan persetujuan pelaksanaan penelitian ini.

(48)

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai FKG USU terutama di Departemen Ilmu Kedokteran gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat atas bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini diselesaikan dengan baik.

Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis Anton Giarto dan Lai San Ming atas segala doa, kasih sayang, dukungan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis. Penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada sahabat-sahabat terutama Linda, Sarah Devina, Sherly Chandra, Jenny Chenjaya, Angelina Panjaitan, Novia, Ivanna Sundary Ongko, dan Jessica Komala serta teman-teman stambuk 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas doa, semangat dan dukungannya yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian dan penulisan laporan hasil ini.

Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki sehingga menjadikan skripsi ini masih perlu perbaikan, saran, dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi, khususnya Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan / Kesehatan Gigi Masyarakat.

Medan, 1 Juli 2016 Penulis,

(49)
(50)

3.1 Jenis Penelitian ... 17

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

3.3 Populasi, Besar Sampel dan Sampel Penelitian... 17

3.4 Variabel Penelitian ... 18

3.4.1 Variabel Perlakuan ... 18

3.4.2 Variabel Efek ... 18

3.4.3 Variabel Terkendali ... 18

3.5 Definisi Operasional ... 18

3.6 Prosedur Penelitian ... 20

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 21

3.8 Etika Penelitian ... 21

3.9 Alur Penelitian ... 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Skor Plak Sebelum Perlakuan ... 23

4.2 Skor Plak Sebelum dan Sesudah Perlakuan ... 23

4.3 Selisih Rata-Rata Skor Plak antara Metode Bass dan Metode Individual ... 24

BAB 5 PEMBAHASAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 28

6.2 Saran ... 28

(51)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Kriteria penilaian skor Plaque Index……….... 19 2 Rata-rata skor plak gigi sebelum menyikat gigi menggunakan metode

Bass dan metode Individual... 23 3 Rata-rata skor plak gigi sebelum dan sesudah menyikat gigi

menggunakan metode Bass dan metode Individual………. 24 4 Selisih rata-rata skor plak gigi sebelum dan sesudah menyikat gigi

(52)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Desain tangkai sikat gigi ... 10

2 Penyikatan gigi metode Bass ... 12

3 Penyikatan gigi metode Horizontal ... 13

4 Penyikatan Gigi metode Vertikal ... 13

5 Penyikatan Gigi metode Stilman ... 14

(53)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian 2. Lembar persetujuan subjek penelitian

3. Lembar pengisian pengukuran skor plak

4. Surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan 5. Surat izin melakukan penelitian dari SMA Methodist 4

Gambar

Tabel 2. Rata-rata skor plak sebelum menyikat gigi menggunakan metode Bass  dan    metode Individual
Tabel 3. Rata-rata skor plak sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan metode Bass dan metode Individual
Gambar 1. Beberapa jenis desain sikat gigi26
Gambar 2. Penyikatan gigi metode Bass26
+4

Referensi

Dokumen terkait

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan kualifikasi sebagaimana diatur dalam dokumen pengadaan, dengan terlebih dahulu

hal ini berarti untuk mengukur kemampuan proses perusahaan dalam menghasilkan produk yang seragam dan nilai DPMO lebih efisien jika menggunakan kalkulator Six Sigma, karena

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Adapun pendanaan melalui penerbitan obligasi global ini sesuai dengan keperluan perusahaan karena proyek pembangkit listrik membutuhkan barang impor yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang terjadinya peristiwa Teppo dan proses terjadinya serta dampak yang ditimbulkan dari peristwa Teppo di Kecamatan

pada kesimpulan ini adalah berdasarkan renungan pribadi dan analisis konseptualnya menggunakan paradigma konteks tradisi keagamaan dan intelektual Islam tentang