Lampiran
a. Dependent Variable: Kinerja
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Kinerja
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Kinerja
Model
a. Dependent Variable: Kinerja
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 11.263 1 11.263 7.329 .003a
Residual 135.437 28 4.837
Total 146.700 29
a. Predictors: (Constant), Pengembangan Pegawai
b. Dependent Variable: Kinerja
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Pengembangan Pegawai
b. Dependent Variable: Kinerja
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Pengembangan Pegawai
Daftar pustaka
Hasibuan, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi aksara.
________________ . SP. 2003.Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.
Heldrachman, Suad Husnan. 1991. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.
Manullang, M. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia.BPFE.Yogyakarta.
Moekijat. 1991. Latihan dan pengembangan sumber daya manusia. Bandung. Mandar Maju
Hadari, Nawawi. 1990. Administrasi personil untuk peningkatan produktivitas kerja.CV Haji Masagung.
Suprihanto, John. 1988. Penelitian Pelaksanaan Pekerjaan Dana Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Notoatmodjo, Soekidjo. 1998. Pengembangan sumber daya manusia. Rineka Cipta.
Handoko T, Hani. 1994. Manajemen personalia dan umber daya manusia. BPFE.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber internet
BAB 3
DESKRIPSI LOKASI PENELIAN
3.1 Sejarah Singkat PT. INALUM
Setelah upaya memanfaatkan potensi sungai Asahan yang mengalir dari
Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik
mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah
Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) di sungai tersebut.
Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima laporan dari
Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang tentang studi kelaikan Proyek
PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak
untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari
listrik yang dihasilkannya.
Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan
yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari pemerintah jepang untuk proyek ini,
pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang
menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium
Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas
Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical Company
Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh &
Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni
Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui
Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di
Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal Tersebut bersama Pemerintah
Jepang membentuk sebuah nama Nippon Asahan aluminium Co, Ltd (NAA) yang
berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975.
Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum),
sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan didirikan di
Jakarta.Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek
Asahan, sesuai dengan perjanjian induk. Perbandingan saham antara pemerintah
Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, pada saat perusahaan
didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut
menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%.
Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%.
Untuk melaksanakan ketentuan dalam perjanjian induk, Pemerintah
Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No.5/1976 yang melandasi
terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintahan
yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek
Asahan. Inalum dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia
yang bergerak dalam bidang Industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar
411 milyar Yen.
Secara de facto, perubahan status Inalum dari PMA menjadi BUMN terjadi
pada 1 November 2013 sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian
Induk. Pemutusan kontrak antara Pemerintah Indonesia dengan Konsorsium
Perusahaan asal Jepang berlangsung pada 9 Desember 2013, dan secara de jure
Inalum resmi menjadi BUMN pada 19 Desember 2013 setelah Pemerintah Indonesia
resmi menjadi BUMN ke-141 pada tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 2014.
3.2 Visi, Misi dan Tujuan PT. INALUM 3.2.1 Visi
Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah
Lingkungan.
3.2.2 Misi
1. Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan,
aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku
kepentingan.
2. Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional
melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha berkesinambungan.
3. Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar
melalui program CSR dan PKBL yang tepat sasaran.
4. Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan
untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.
3.2.3 Nilai
Nilai–nilai Perusahaan (corporate values) adalah PROSPEKTIF dengan
penjabaran sebagai berikut :
1. Profesional yaitu kami bekerja secara profesional dengan menerapkan
praktik bisnis terbaik.
2. Pengembangan yaitu kami tumbuh menjadi besar melalui pengembangan
3. Kerjasama yaitu kami tangguh melampaui harapan melalui kerjasama yang
sinergi.
4. Tanggung jawab yaitu kami bertanggung jawab untuk memberikan
kontribusi terbaik.
5. Integritas yaitu kami menjalankan bisnis dengan integritas.
6. Faedah yaitu kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk
3.4Manfaat dan Kinerja PT. Inalum 3.4.1 Manfaat
Perusahaan menyadari bahwa kelancaran Pembangunan dan keberhasilan
operasionalnya, tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama yang baik dengan
pemangku amanahnya (stakeholder).Oleh karena itu, Perusahaan melakukan
berbagai kegiatan seperti dalam bidang Keagamaan, Pendidikan, Pemberdayaan
Masyarakat, Olahraga dan Kebudayaan, Kepemudaan dan lain sebagainya.Kegiatan
tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di
sekitarnya.
3.4.2 Kinerja Perusahaan 1. Produksi
Desain produksi aluminum ingot PT. INALUM adalah 250.000 ton
aluminium per tahun. Namun dengan adanya technology Improvement yang
dilakukan oleh karyawan PT. INALUM, kini produksi PT. INALUM jauh di atas
desain produksinya. Tingkat efisiensi penggunaan arus juga meningkat lebih dari
92%. Kapasitas produksi aluminium batangan PT. INALUM sangat bergantung
pada jumlah listrik yang dihasilkan oleh PLTA PT. INALUM. Sedangkan PLTA PT.
INALUM sangat bergantung pada kondisi permukaan air Danau Toba sebagai
sumber air utama Sungai Asahan.
2. Sertifikasi dan Penghargaan
Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT. INALUM adalah :
a. Quality Management System (QMS) PT. INALUM telah mendapatkan
sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dari SGS, Internasional dan
memperoleh 2 (dua) sertifikat, masing-masing :
2) No. : ID03/0239, sejak April 1988 untuk Pabrik Peleburan.
b. Environment Management System (EMS)
Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT. INALUM telah
mendapatkan sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Managemen Lingkungan
No. : GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS Internasional.
c. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT.
INALUM telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan Mendapatkan
predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak 2(dua) kali yaitu pada tahun
2005 & 2008 (Sertifikat No. : 00351/SE/2004 & No. : 00351/SE/2007 untuk
PLTA dan Sertifikat No. : 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk
Pabrik Peleburan) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Proper
PT. INALUM juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalam
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada
tahun 2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.
International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code Untuk mendeteksi
ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di Pelabuhan, PT INALUM
telah mendapatkan sertifikasi ISPS Code No. : 02/1060-DV tanggal 3 Juni
2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.
d. Syahwali Awards
Perusahaan juga menerima Syahwali Awards tentang Environmentally
Friendly Businessman pada tanggal 13 Nopember 1992 dari Indonesian
Environmental Management and Information Center (IEMIC).
Alih Teknologi
Pembangunan PT. INALUM merupakan suatu kesempatan baik untuk alih
suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini dilakukanlah alih teknologi dari
para kontraktor asing.Pembangunan PT. INALUM membutuhkan teknologi yang
rumit.Dengan berpartisipasi dalam pembangunan proyek ini banyak staf dan
karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke
gerbang teknik konstruksi modern yang diperolehnya dari para kontraktor Jepang.
Banyak pula staf Indonesia yang bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub
kontraktornya dikirim ke Jepang untuk mengikuti pelatihan.
3.4.3 tujuan
Tujuan utama PT. INALUM adalah menjadi perusahaan kelas dunia dalam
bidang aluminium dan industri terkait, dengan cara menciptakan manfaat bagi
semua pihak, menghasilkan aluminium ingot berkualitas tinggi, mendukung operasi
peleburan aluminium dan pembangkit listrik yang efektif dan efisien, mendukung
pengembangan ekonomi sosial dan ekonomi regional yang menguntungkan. Sebagai
konsekuensi dalam mencapai tujuan utama PT. INALUM, maka seluruh sumber
daya ekonomi dan non ekonomi harus digunakan secara ekonomis, berdaya guna
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Analisis Deskriptif Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
responden penelitian. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
responden yang merupakan Pegawai tetap pada PT. INALUM Asahan dan
bersedia menjadi sampel yaitu sebanyak 34 orang.
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
%
Sumber: Data Penelitian Diolah (2016)
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, mayoritas responden dalam penelitian ini
adalah jenis kelamin Laki-laki sebesar 73,53%.
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Jumlah %
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, mayoritas responden dalam penelitian ini
adalah berusia 28-37 tahun sebesar 58,82%, menunjukkan responden umumnya usia
produktif dalam bekerja dan memiliki tanggungjawab yang bukan pada dirinya saja
tetapi juga keluarganya.
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Jumlah %
SMA/SMK 4 11.76
Diploma (D3) 12 35.29
Sarjana (S1) 18 52.94
Pascasarjana (S2) 0 0.00
34 100.00
Total Karakteristik
Pendidikan
Sumber : Data Penelitian Diolah (2016)
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, mayoritas responden penelitian ini tingkat
pendidikan pendidikan Sarjana (S1) sebesar 52,94% sehingga dapat memahami
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pegawai PT. Inalum dengan baik dan
didukung integritas yang tinggi
4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
4.1.2.1 Penyajian Data Hasil Kuesioner Variabel X
1. Pegawai merasa bertanggung jawab atas pengembangan dan berniat mengevaluasi diri secara terus menerus
Adapundistribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan
Pegawai merasa bertanggung jawab atas pengembangan dan berniat mengevaluasi
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Pegawai merasa bertanggung jawab atas pengembangan dan berniat mengevaluasi diri
secara terus menerus
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Berdasarkan data Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa dari 34 responden
penelitian, 24 orang (70,58%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai
dapat dengan leluasa menyelesaikan pekerjaan, 10 orang (29,41%) setuju, 0 orang
(0%) kurang setuju dan 0 orang (0%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas
responden (70,58%) setuju dengan pernyataan bahwa pegawai dapat dengan leluasa
menyelesaikan pekerjaan.
2. Perusahaan melakukan bimbingan kepada karyawannya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Perusahaan melakukan bimbingan kepada karyawannya untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas kerja
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 23 orang
(67,64%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai sadar akan pentingnya
kehadiran tepat waktu, 11 orang (32,35%) setuju, 0 orang (0%) kurang setuju, tidak
ada yang tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden (67,64%) setuju
dengan pernyataan bahwa pegawai sadar akan pentingnya kehadiran tepat waktu
3. Pegawai diberi kesempatan untuk menggantikan posisi atasanya pada saat atasnya cuti (Job enrichment)
Distribusi jawaban responden tentang pernyataan pegawai berinsiatif dalam
menyelesaikan tugas dengan baik dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang PernyataanPegawai diberi kesempatan untuk menggantikan posisi atasanya pada
saat atasnya cuti (Job enrichment)
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat setuju 19 55,88%
2. Setuju 14 41,17%
3 Kurang setuju - -
4 Tidak setuju 1 2,94%
Total 34 100.0
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 19 orang
(55,88%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai berinisiatif dalam
menyelesaikan tugas dengan baik, 14 orang (41,17%) setuju, tidak ada yang kurang
setuju, 1 orang (2,94%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden
(55,88%) setuju dengan pernyataan bahwa pegawai berinisiatif dalam
4. Apakah sistem penilaian kinerja yang berlaku saat ini memuaskan anda Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Apakah sistem penilaian kinerja yang berlaku saat ini memuaskan anda
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 22 orang
(64,70%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai dapat mengambil
keputusan tanpa bantuan rekan kerja atau atasan, 12 orang (35,29%) setuju, 0 orang
(0%) kurang setuju, 0 orang (0%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas
responden (0%) setuju dengan pernyataan bahwa pegawai dapat mengambil
keputusan tanpa bantuan rekan kerja atau atasan
5. Apakah anda Setuju jika sistem penilaian kerja yang anda alami selama ini diubah atau diganti?
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Apakah anda Setuju jika sistem penilaian kerja yang anda alami
selama ini diubah atau diganti?
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 18 orang
(52,94%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai jarang melakukan
kesalahan dalam pekerjaan, 11 orang (32,35%) setuju, 5 orang (14,70%) kurang
setuju, 0 orang (0%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden (52,94%)
setuju dengan pernyataan bahwa pegawai jarang melakukan kesalahan dalam
pekerjaan.
6. Gaji dan imbalan serta penghargaan untuk para pegawai didasarkan oleh peraturan yang berlaku
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pernyataan
Gaji dan imbalan serta penghargaan untuk para pegawai didasarkan oleh peraturan yang berlaku
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat setuju 20 58,82%
2. Setuju 14 41,17%
3 Kurang setuju - -
4 Tidak setuju - -
Total 34 100.0
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 20 orang
(58,82%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai sadar akan tugas yang
dibebankan harus diselesaikan dengan baik, 14 orang (41,17%) setuju, 0 orang (0%)
kurang setuju. 0 orang (0%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden
(58,82%) setuju dengan pernyataan bahwa pegawai sadar akan tugas yang
7. Jika seorang karyawan hendak diberi reward seperti kenaikan pangkat, gaji, bonus, dll. Yang didasarkan oleh prestasi kerja apakah anda setuju sistem itu dijadikan dasar
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pernyataan Tentang Jika seorang karyawan hendak diberi reward seperti kenaikan pangkat, gaji,
bonus, dll. Yang didasarkan oleh prestasi kerja apakah anda setuju sistem itu dijadikan dasar
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat setuju 25 73,52%
2. Setuju 9 26,47%
3 Kurang setuju - -
4 Tidak setuju - -
Total 34 100.0
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 25 orang
(73,52%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Pegawai berusaha menghindari
kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan, 9 orang (26,47%) setuju, 0 orang (0%)
kurang setuju. Tidak ada yang tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden
(73,52%) setuju dengan pernyataan bahwa pegawai berusaha menghindari kesalahan
8. Perusahaan memberikan hukuman/ sanksi/punishment, atas pelanggaran yang dilakukan kepada pegawai tanpa membedakan jabatan/golongan
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pernyataan Tentang
Perusahaan memberikan hukuman/ sanksi/punishment, atas pelanggaran yang dilakukan kepada pegawai tanpa membedakan jabatan/golongan
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 21 orang
(61,74%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai dapat mengerjakan
pekerjaan tepat waktu, 12 orang (35,29%) setuju, 1 orang (2,94%) kurang setuju, 0
orang (0%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden (61,74%) setuju
dengan pernyataan bahwa pegawai dapat mengerjakan pekerjaan tepat waktu.
9. Saya bekerja dengan cara yang saya sukai tanpa memperdulikan pendapat oranglain
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pernyataan Tentang Saya bekerja dengan cara yang saya sukai tanpa memperdulikan
pendapat oranglain
Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 8 orang
(23,52%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai selalu menjaga
hubungan baik antar rekan kerja, 15 orang (44,11%) setuju, 11 orang (32,35)
kurang setuju, tidak ada tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden
(23,52%) setuju dengan pernyataan bahwa pegawai selalu menjaga hubungan baik
antar rekan kerja.
10. Saya bersedia untuk menjalin hubungan kerja dan bekerja sama dengan pihak lain dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan fungsinya
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pernyataan Tentang
Saya bersedia untuk menjalin hubungan kerja dan bekerja sama dengan pihak lain dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan fungsinya No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat setuju 17 50%
2. Setuju 17 50%
3 Kurang setuju - -
4 Tidak setuju - -
Total 34 100.0
Sumber : P10/ FC
Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 17 orang
(50%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai berusaha memperbaiki
hubungan yang rusak bilamana terjadi dengan sesama rekan kerja, 17 orang (50%)
setuju, tidak ada yang kurang setuju, tidak ada yang tidak setuju. Dengan demikian,
mayoritas responden (50%) setuju dengan pernyataan bahwa pegawai berusaha
Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden tentang
motivasi tersebut di atas, motivasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yakni baik,
cukup dan kurang dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.14
Kategori Pengembangan pegawai
Kategori Motivasi Jumlah Persentase (%) Baik
Cukup
Kurang
Jumlah 34 100,0
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 38 orang
(53.5%) memiliki pengembangan pegawai yang baik, 16 orang (22.5%) memiliki
pengembangan pegawai cukup dan 17 orang (23.9%) memiliki pengembangan
kurang baik. Dengan demikian, mayoritas responden (53.5%) memiliki
pengembangan pegawai yang baik.
4.2.2 Prestasi
1. Pegawai mampu membuat keputusan yang dapat menjawab permasalahan dalamwaktu tertentu
Tabel 4.15
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan
Pegawai mampu membuat keputusan yang dapat menjawab permasalahan dalamwaktu tertentu
Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 16 orang
(47,05%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa pegawai membuat keputusan
yang dapat menjawab permasalahn dalam waktu tertentu, 17 orang (50%) setuju, 1
orang (2, 94%) kurang setuju, tidak ada yang tidak dan sangat tidak setuju. Dengan
demikian, mayoritas responden (47,05%%) setuju dengan pernyataan bahwa
pegawai membuat keputusan yang dapat menjawab permasalahan dalam waktu
tertentu.
2. Saya berusaha melakukan yang terbaik untuk bekerja dengan team dalam setiap pekerjaan
Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Saya berusaha melakukan yang terbaik untuk bekerja dengan team dalam
setiap pekerjaan
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat setuju 21 61,74%
2. Setuju 13 38,23%
3 Kurang setuju - -
4 Tidak setuju - -
Total 34 100.0
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 21 orang
(61,74%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwaberusaha melakukan yang terbaik
untuk bekerja dengan team dalam setiap pekerjaan, 13 orang (38,23%) setuju, tidak
adayang kurang setuju, dan tidak ada yang tidak setuju. Dengan demikian,
mayoritas responden (61,74%) setuju dengan pernyataan bahwaberusaha melakukan
3. Saya berusaha melakukan yang terbaik untuk bekerja dengan team dalam setiap pekerjaan
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Saya berusaha melakukan yang terbaik untuk bekerja dengan team dalam
setiap pekerjaan
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 17 orang
(50%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwaberusaha melakukan yang terbaik
untuk bekerja dengan team dalam setiap pekerjaan, 17 orang (50%) setuju, tidak
ada kurang setuju, dan tidak ada yang tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas
responden (50%) setuju dengan pernyataan bahwaberusaha melakukan yang terbaik
untuk bekerja dengan team dalam setiap pekerjaan.
4.Saya berusaha keras meningkatkan prestasi kerja saya Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Saya berusaha keras meningkatkan prestasi kerja saya
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
Tabel 4.18 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 22 orang
(64,70%) sangat setuju terhadap pernyataanberusaha keras meningkatkan prestasi
kerja, 12 orang (35,29%) setuju, tidak ada kurang setuju, dan tidak ada yang tidak
setuju. Dengan demikian, mayoritas responden (64,70%) setuju dengan pernyataan
bahwaberusaha keras meningkatkan prestasi kerja saya.
5. Apakah selama ini anda mempunyai kemampuan dan kesediaan bekerja secara proaktif, kreatif dan inovatif melalui penyajian gagasan-gagasan baru yang dapat meningkatkan kinerja jabatan atau unit kerjanya.
Tabel 4.19
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Apakah selama ini anda mempunyai kemampuan dan kesediaan bekerja secara proaktif, kreatif dan inovatif melalui penyajian gagasan-gagasan baru
yang dapat meningkatkan kinerja jabatan atau unit kerjanya. No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat setuju 19 55,88%
2. Setuju 15 44,11%
3 Kurang setuju - -
4 Tidak setuju - -
Total 34 100.0
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.19 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 19 orang
(55,88%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwamempunyai kemampuan dan
kesediaan bekerja secara proaktif, kreatif dan inovatif melalui penyajian
gagasan-gagasan baru yang dapat meningkatkan kinerja jabatan atau unit kerjanya, 15 orang
(44,11%) setuju, tidak ada yang kurang setuju, dan tidak ada yang tidak setuju.
Dengan demikian, mayoritas responden (55,88%) setuju dengan pernyataan
inovatif melalui penyajian gagasan-gagasan baru yang dapat meningkatkan kinerja
jabatan atau unit kerjanya.
6. Biasanya Saya bekerja sesuai dengan targetyang telah Sayatentukan Tabel 4.20
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Biasanya Saya bekerja sesuai dengan targetyang telah Sayatentukan No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.20 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 22 orang
(64,70%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwabekerja sesuai dengan target
yang telah Saya tentukan, 12 orang (35,29%) setuju, tidak ada yang kurang setuju,
dan tidak ada yang tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden (64,70%)
setuju dengan pernyataan bahwabekerja sesuai dengan target yang telah Saya
tentukan.
7. Dalam melakukan tugas atau suatupekerjaan saya selalu berorientasi padakeberhasilan
Tabel 4.21
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Dalam melakukan tugas atau suatupekerjaanSaya selalu berorientasi
padakeberhasilan
Tabel 4.21 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 22 orang
(64,70%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwaDalam melakukan tugas atau
suatu pekerjaan saya selalu berorientasi pada keberhasilan, 12 orang (35,29%)
setuju, tidak ada yang kurang setuju, dan tidak ada tidak setuju. Dengan demikian,
mayoritas responden (64,70%) setuju dengan pernyataan bahwaDalam melakukan
tugas atau suatu pekerjaan saya selalu berorientasi pada keberhasilan.
8. Ketika sedang bekerja, tuntutan Saya untukberhasil mengerjakannya sangattinggi
Tabel 4.22
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Ketika sedang bekerja, tuntutan Saya untukberhasil mengerjakannya
sangattinggi
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Sangat setuju 22 64,70%
2. Setuju 12 35,29%
3 Kurang setuju - -
4 Tidak setuju - -
Total 34 100.0
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.22 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 22 orang
(64,70%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwaKetika sedang bekerja, tuntutan
Saya untuk berhasil mengerjakannya sangat tinggi, 12 orang (35,29%) setuju, tidak
ada yang kurang setuju, dan tidak ada yang tidak. Dengan demikian, mayoritas
responden (64,70%) setuju dengan pernyataan bahwaKetika sedang bekerja,
9. Saya yakin bahwa saya dianggap sebagai bagian penting dari Perusahaan
Tabel 4.23
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Saya yakin bahwa saya dianggap sebagai bagian penting dari
Perusahaan
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.23 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 17 orang
(50%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwadianggap sebagai bagian penting
dari Perusahaan, 17 orang (50%) setuju, tidak ada yang kurang setuju, dan tidak
ada yang tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden (50%) setuju dengan
pernyataan bahwadianggap sebagai bagian penting dari Perusahaan.
10. Saya percaya bahwa mempersiapkan sebuah tugas sebelum mulai mengerjakannya adalah penting agar berhasil
Tabel 4.24
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Pernyataan Saya percaya bahwa mempersiapkan sebuah tugas sebelum mulai
mengerjakannya adalah penting agar berhasil
No Jawaban Frekuensi (f) Persentase (%)
Tabel 4.24 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 30 orang
(88,23%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwamempersiapkan sebuah tugas
sebelum mulai mengerjakannya adalah penting agar berhasil, 4 orang (55,88%)
setuju, tidak ada yang kurang setuju, dan tidak ada yang tidak setuju. Dengan
demikian, mayoritas responden (88,23%) setuju dengan pernyataan bahwa
mempersiapkan sebuah tugas sebelum mulai mengerjakannya adalah penting agar
berhasil.
Selanjutnya, berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden tentang
prestasi tersebut di atas, prestasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yakni baik,
cukup dan kurang dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.25 Kategori Prestasi
Kategori Prestasi Jumlah Persentase (%) Baik
Cukup
Kurang
Jumlah 34 100,0
Sumber : Data Penelitian Diolah, 2016
Tabel 4.25 memperlihatkan bahwa dari 34 responden penelitian, 42 orang
(59.2%) memiliki prestasi kerja yang baik, 8 orang (11.3%) memiliki prestasi kerja
cukup dan 21 orang (29.6%) memiliki prestasi kurang baik. Dengan demikian,
mayoritas responden (59.2%) memiliki prestasi kerja yang baik.
4.1.3 Uji Kualitas Data
Penelitian dan pengumpulan data diperoleh dengan cara penyebaran
dalam bentuk analisis dengan menggunakan populasi yaitu Pegawai tetap yang
bekerja di PT. INALUM sehingga dapat diketahui Pengaruh Pengembangan
Pegawai Terhadap Prestasi kerja Pada PT. INALUM
Kuesioner dalam bentuk angket disebarkan kepada responden bertujuan
untuk mengumpulkan data terkait dengan masalah yang akan dibahas, jumlah
kuesioner tersebut 10 butir pertanyaan yang berisikan 10 pertanyaan tentang
Pengembangan Pegawai (X), dan 10 pertanyaan untuk variabel Prestasi Kerja
Pegawai (Y) dengan 5 alternatif jawaban dengan 5 bobot (score) yaitu:
Tabel 4.26
Pembobotan (score) Alternatif Jawaban Skala Likert
1 Sangat Setuju (SS) diberi nilai : 5
2 Setuju (S) diberi nilai : 4
3 Ragu-Ragu (R) diberi nilai : 3
4 Tidak Setuju (TS) diberi nilai : 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai : 1
Sumber: Sugiyono (2009 : 48)
Data tersebut dianalisa dengan menggunakan metode kuantitatif dengan
jumlah sampel 34 orang pegawai dan bersedia menjadi sampel penelitian. Sehingga
penelitian ini disebut juga dengan penelitian total sampling. Adapun distribusi
frekuensi kuisioner variabel penelitian variabel bebas yang diamati yaitu
Pengembangan Pegawai (X) sedangkan variabel terikat berupa Prestasi Kerja
Pegawai (Y).
4.1.3.1 Uji Validitas
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada
akurat dan dapat digunakan untuk penelitian. Untuk selanjutnya penulis akan
melakukan uji validitas, dilakukan dengan menggunakan program Statisitic Product
and Service Solution (SPSS) 22.0 dengan rumusan sebagai berikut :
a. Jika rhitung positif atau r hitung > r table, maka pertanyaan tersebut valid.
b. Jika rhitung positif atau r hitung < r table, maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 50 orang yang merupakan bagian dari sampel penelitian. Adapun Nilai rtabel
dengan ketentuan df = jumlah responden = 34 dan tingkat signifikasi sebesar (α) = 5%
diperoleh nilai Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item
dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument.
Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada colom corrected
item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel.
Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 34, sehingga r (0,05: 34),
diperoleh rtable adalah 0.286. Adapun nilai validitas dari variabel Pengembangan
Pegawai (X) terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. INALUM Asahan (Y) ditunjukkan
pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6, berikut :
Tabel 4.27
Corrected Item Total Correlation Variabel Pengembangan Pegawai (X) Pernyataan rhitung rtabel Validitas
Tabel 4.28
Corrected Item Total Correlation Variabel Prestasi Kerja Pegawai (Y) Pernyataan rhitung rtabel Validitas
Pertanyaan 1 .438 0.286 Valid Pertanyaan 2 .561 0.286 Valid Pertanyaan 3 .495 0.286 Valid Pertanyaan 4 .624 0.286 Valid Pertanyaan 5 .484 0.286 Valid Pertanyaan 6 .435 0.286 Valid Pertanyaan 7 .428 0.286 Valid Pertanyaan 8 .509 0.286 Valid Pertanyaan 9 .588 0.286 Valid Pertanyaan 10 .376 0.286 Valid Sumber : Data penelitian diolah SPSS, 22.00 (2016)
Untuk mengetahui validitas tiap pertanyaan yang diajukan, maka nilai pada
colom corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan
dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 34, sehingga ralpha
(0,05:50), diperoleh r table adalah 0.286. Melalui pengolahan data yang dilakukan
menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan valid, karena nilai corrected item total
correlaction seluruh bernilai lebih besar atau sama dengan nilai r tabel 0,286, maka
kuesioner tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian.
4.1.3.2 Uji Reliabilitas
Untuk memperoleh reliabilitas data penelitian maka dilakukan pengujian
dilakukan dengan menggunakan SPSS 22.0 dengan kriteria:
a. Jika r alpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.
b. Jika r alpha positif atau lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel.
Adapun hasil uji reliabilitas dari variabel Pengaruh Pengembangan
Pegawai (X), Terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Y) pada PT. INALUM Asahan
Tabel 4.29
Nilai Reliability terhadap Variabel Pengembangan Pegawai (X) Reliability Statistics
Cronbach's Alphaa
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Itemsa N of Items
.516 .547 10
Sumber : Data penelitian diolah SPSS, 22.0 (2016) Tabel 4.30
Nilai Reliability terhadap Variabel Prestasi Kerja Pegawai (Y) Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.699 .708 4
Sumber : Data penelitian diolah SPSS, 22.0 (2016)
Berdasarkan data dari Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 di atas diketahui bahwa nila
r alpha masing-masing sebesar 0,516, dan 0,699 dimana rtabel sebesar 0,286
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari r tabel
(0,516 dan 0,699, > 0,286) maka dengan demikian kuesioner penelitian tersebut
4.1.4 Uji Asumsi Klasik 4.1.4.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu
pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Apakah titik
menyebar di sekitra garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Adapun
gambar Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual hasil penelitian
adalahsebagai berikut :
Gambar 4.1 : Pegujian Normalitas.
Sumber : Data Penelitian Diolah Dengan SPSS Versi 22.0 (2016)
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data
di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu,
uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogrov-smirnov
pada tingkat signifikan 5% (0,05). Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat
Tabel 4.31
Normal Parametersa,,b Mean 12.50
Std. Deviation 1.503
Most Extreme Differences
Absolute .197
Positive .197
Negative -.170
Kolmogorov-Smirnov Z 1.079
Asymp. Sig. (2-tailed) .495
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Penelitian Diolah Dengan SPSS Versi 22.0 (2016)
Berdasarkan data pada tabel 4.31 dapat dilihat bahwa data berdistribusi
normal karena nilai Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 1,079 dimana angka ini di atas
tingkat signifikansi 0,05 atau 5%. atau nilai asympy.sig (2-tailed) > 0,05 (0,495 >
0,286).
4.1.4.2 Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
indenpenden manakah yang dijelaskna oleh variabel dependen lainnya.
Tolerance adalah mengukur variabalitas variabel independent yang terpilih
yang tidak dijelaskan variabel independent lainnya. Nilai yang dipakai untuk
Tolerance > 0,10 dan VIF < 10,0 maka tidak terjadi multikolinieritas seperti
Tabel 4.32 Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengembangan Pegawai 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Pegawai
Sumber : Data Penelitian Diolah Dengan SPSS Versi 22.0 (2016)
Pada tabel IV.15 memperlihatkan bahwa semua nilai variabel independen
memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10,0 dimana nilai Tolerance dari variabel
Pengembangan Pegawai sebesar (1.000 > 0,10), sedangkan nilai VIF dari variabel
Pengembangan Pegawai sebesar (1.000 < 10,0) sehingga hal ini berarti tidak terjadi
multikolinieritas dalam penelitian ini.
4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis statistic
berupa uji scatterplot. Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak
terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah
angka nol pada sumbu Y. Pengujian heteroskedastisitas secara visual dapat
dilakukan dengan Scatterplot dalam program SPSS 22.0 for windows. Berikut
Scatterplot
Gambar 4.2 : Pengujian Heteroskedastisitas. Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS Versi 22.0 (2016)
Berdasarkan data pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik menyebar
secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini tidak terjadi
heteroskedasitisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai
untuk memperdiksi pengaruh Pengembangan Pegawai terhadap Prestasi Kerja
Pegawai berdasarkan variabel independennya.
4.1.5 Uji Hipotesis
4.1.5.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Tabel 4.33
Regresi Linier Sederhana Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 10.238 4.514
Pengembangan Pegawai .388 .255 .277 1.000 1.000 a. Dependent Variable: Prestasi Kerja
Berdasarkan data pada Tabel 4.11 dapat diketahui persamaan regresi
linier sederhana dalah :
Y = 10,238 + 0,388X
Adapun penjelasannya dari persamaan regresi linier sederhana di atas
adalah sebagai berikut :
a. Nilai konstanta
Nilai konstanta sebesar 10,238, hal ini menunjukkan bahwa variabel
bebas (X) berupa Pengembangan Pegawai mampu dan memberi
kontribusi yang besar dalam mempengaruhi tentang Prestasi Kerja
Pegawai (Y) pada PT. INALUM Asahan sebesar kelipatan 10,238 dari
variabel penelitian yang ada.
b. Variabel Pengembangan Pegawai (X)
Nilai Pengembangan Pegawai sebesar 0,388 artinya apabila terjadi
kenaikan pada variabel X dimana variabel X = konstan, maka Prestasi
Kerja Pegawai (Y) pada PT. INALUM Asahan juga akan ikut meningkat
sebesar 0,388 demikian juga sebaliknya. Hal ini berarti bila
Pengembangan Pegawai (X) mengalami kenaikan sebesar kelipatan 1x
maka Prestasi Kerja Pegawai (Y) pada PT. INALUM Asahan juga akan
ikut meningkat yaitu sebesar 38,80%, demikian juga sebaliknya
4.1.5.2 Uji t (uji Parsial)
Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh
secara positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu Pengembangan
Pegawai terhadap Prestasi Kerja pada PT. INALUM Asahan sebagai variabel
Tabel 4.34 Uji t (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model T Sig.
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant) 2.268 .031
Pengembangan Pegawai 4.526 .013 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Penelitian Diolah Dengan SPSS Versi 22.0 (2016)
Berdasarkan data pada Tabel 4.12 maka nilai coefficients secara parsial
nilai dari masing variabel, yaitu : Nilai thitung variabel Pengembangan Pegawai
adalah 4,526 dan nilai ttabel sebesar 1,693 maka nilai thitung > ttabel (4,526 <
1,693) dan nilai sig < 0,05 (0,013 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel Pengembangan Pegawai secara parsial berpengaruh Signifikan
terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada PT. INALUM Asahan yaitu sebesar
4,526.
4.1.5.3 Uji Koefisien Determinan (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi
atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
deteminasi berkisar antara nol sampai satu (0 < R2 < 1). Jika R2 semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah
besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin
kuat untuk menerangkan kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat
Tabel 4.35
Goodness of Fit (R2) Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .777a .708 .714 2.199 1.746
a. Predictors: (Constant), Pengembangan Pegawai
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data Primer Diolah Dengan SPSS Versi 19.0 (2016)
Berdasakan data pada tabel 4.13 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Nilai RSquare yaitu 0,708 atau 70,80%, artinya variabel penelitian mampu
menjelaskan tentang Prestasi Kerja Pegawai sebesar 70,80% sedangkan
sisanya 29,20% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini
seperti variabel komunikasi, gaya kepemimpinan, kompensasi.
2) Nilai R = 0,777 atau 77,70% artinya terdapat hubungan antara variabel
Pengembangan Pegawai (X) terhadap Prestasi Kerja Pegawai (Y) pada PT.
INALUM Asahan yaitu sebesar 77,70%, hal ini menunjukkan hubungan antar
BAB V PEMBAHASAN
Nilai thitung variabel Pengembangan Pegawai adalah 4,526 dan nilai ttabel
sebesar 1,693 maka nilai thitung > ttabel (4,526 < 1,693) dan nilai sig < 0,05 (0,013
< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pengembangan Pegawai
secara parsial berpengaruh Signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada PT.
INALUM Asahan yaitu sebesar 4,526
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Wibowo (2012) bahwa
kinerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pegawai.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor pendukung pegawai dalam bekerja
yang berasal dari lingkungan, misalnya pengembangan karir.
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Muhammad Burlian
(2005) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengembangan karir terhadap kinerja pegawai Balai Karantina Ikan Polonia Medan.
Dengan demikian kinerja dipengaruhi oleh pengembangan karir yang terdiri dari
latar belakang pendidikan, pelatihan dan banyaknya pengalaman kerja. Latar
belakang pendidikan merupakan salah satu syarat untuk duduk di sebuah jabatan.
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan penguasaan teori dan
keterampilan untuk memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut pekerjaan
guna mencapai tujuan. Kegiatan pendidikan dilakukan untuk memperbaiki
kontribusi produktif para pegawai dan mengembangkan sumber daya manusianya.
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Nasution (2006) bahwa dengan
otomatis akan merubah tingkah laku dan tentunya pegawai akan semakin termotivasi
untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
Dengan demikianpengembangan mempengaruhi kelancaran karirseseorang,
pegawai yang berpendidikan lebih tinggi diharapkan akan memiliki pemikiran yang
lebih baik sehingga akan membantu pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan
dan pada akhirnya membantu perusahaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pelatihan merupakan proses untuk meningkatkan kompetensi pegawai yang
dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, baik untuk pegawai baru maupun
pegawai lama. Hal ini senantiasa dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan para pegawainya secara
terus-menerus. Pelatihan juga dimaksudkan untuk membantu pegawai dalam
memahami suatu pengetahuan praktis yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas,
terutama tugas-tugas yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan baru sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikuasai oleh
pegawai.
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Simamora (2004) bahwa
pelatihan sebagai salah satu elemen penting untuk meningkatkan kinerja pegawai,
pelatihan merupakan sarana untuk menciptakan suatu lingkungan dimana para
pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan serta keahlian
pengetahuan dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Pelatihan yang
efektif secara signifikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan proses kerja, hal
ini disebabkan karena kesalahan atau kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan di
masa silam, dapat dikoreksi. Untuk memperbaiki kemampuan kinerja pegawai dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan operasional dalam melaksanakan suatu
pekerjaan.
Pengalaman kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pada sebuah
organisasi sangatlah penting peranannya. Seorang pegawai yang memiliki
pengalaman kerja lebih banyak tentu akan lebih mengerti apa yang harus dilakukan
ketika menghadapi sebuah masalah yang muncul. Selain itu pegawai tersebut akan
lebih cepat dalam bekerja dan tidak harus beradaptasi dengan tugas yang dijalankan
karena sudah memiliki pengalaman. Sehingga organisasi akan lebih mudah
mencapai tujuan organisasi karena didukung oleh para pegawai yang sudah
berpengalaman di bidangnya masing-masing. Pengalaman kerja menujukan suatu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sudah
memiliki pengalaman kerja pasti akan lebih mudah untuk memahami suatu
pekerjaan yang serupa daripada orang yang belum memiliki pengalaman.
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Hasibuan (2002) bahwa
dengan banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki seseorang pekerja maka orang
tersebut akan lebih menguasai pekerjaannya, sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik. Dengan banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki
seseorang pegawai maka orang tersebut akan lebih menguasai pekerjaannya,
sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Ini berarti orang tersebut
mempunyai efektifitas kerja yang baik. Oleh karena itu dengan pengalaman kerja
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh antara Pengembangan Pegawai terhadap Prestasi
KErja Pegawai PT. INALUM ASAHAN, suatu pengaruh yang positif
signifikan, sebesar 3.131.
2. Nilai RSquare yaitu 0,708 atau 70,80%, artinya variabel penelitian mampu
menjelaskan Prestasi Kerja Pegawai PT. INALUM Asahan Medan,
sebesar 70,80% sedangkan sisanya 29,20% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain di luar penelitian ini. Selanjutnya Nilai R = 0,777 atau 77,70%
artinya terdapat hubungan antara Pengembangan Pegawai terhadap
Prestasi Kerja Pegawai PT. INALUM Asahan (Y) yaitu sebesar 77,70%,
hal ini menunjukkan hubungan antar variabel yang sangat erat.
6.2 Saran
1. Berkaitan dengan hasil penelitian, maka perusahaan disarankan untuk dapat
mempertahankan dan meningkatkan Pengembangan Pegawai kerja, sehingga
Prestasi Kerja Pegawai tercipta baik antara Pegawai yang satu dengan yang
lainnya di masa yang akan datang.
2. Secara umum, pengaruh Motiasi terhadap Kinerja Kayrawan adalah baik.
Para responden cenderung menjawab setuju atas kuesioner yang diberikan.
Dengan kata lain, setiap Pegawai telah memahami manfaat Pengembangan
3. Penelitian ini masih bersifat umum, oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya
diharapkan untuk dapat menambahkan variabel-variabel penelitian lainnya
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan oleh penulis adalah berbentuk
korelasional dan dilakukan analisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus
statistik untuk membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh dari
responden.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kuala Tanjung.Kecamatan, Sei Suka, Kabupaten, Batu Bara
Sumatera utara.
2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2005:72) populasi adalah wilayah yang terdiri dari
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi
bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Dari
pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai yang bekerja pada PT. Inalum yang berjumlah 34 orang.
.
2.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang menjadi
populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representasi dari seluruh
populasi sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.
Apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Apabila populasi
lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih
(Suharsimi Arikunto1996:120)
Dengan demikian berdasarkan teori diatas maka yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di PT. Inalum yang berjumlah 34
orang.
2.4 Teknik Pengumpuian Data
2.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada
lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen :
a. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan sebuah percakapan
antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti
kepada subjek atau kelompok subjek penelitian untuk dijawab.
b. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
menyebar daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang
tersedia dalam bentuk angket kepada responden.
c. Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian
dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk
melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan
2.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi dari
bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Pengumpulan
data sekunder dilakukan dengan instrumen :
a. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah
yang diteliti.
b. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan
menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta
sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi
terkait.
2.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132). Dalam
penggunaan skala Likert ini lingkungan kerja sebagai variabel independen dan
kinerja pegawai sebagai variabel dependen dengan bobot nilai per skala sebagai
berikut:
TS : Tidak Setuju : 1
KS : Kurang Setuju : 2
S : Setuju : 3
2.6 Teknik Analisis Deskriptif
Teknik analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,
penyusunan, dan penganalisisan data sehingga dapat diketahui gambaran umum dari
objek yang diteliti.
2.6.1 Uji Validitas
Adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkanalat ukur yang dipergunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian,
instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur
apa yang hendak di ukur.
2.6.2 Uji Reliabilitas
Adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk
mrngukur gajala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten,
maka alat ukur tersebut reliabel. Atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama.
2.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis
deduktif yaitu suatu metode yang mengadakan pemikiran logika yang diterima
umum dalam rangka pengambilan keputusan dari fakta yang sedang diamati
tersebut, kemudian memberikan saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh.
melihat hubungan dari kedua variabel yang diuji dengan formulasi sebagai berikut
dimana :
�
=
�
+
��
� : prestasi kerja pegawai pt. inalum
� : konstanta
� : koefisien regresi
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam suatu
perusahaan karena sumber daya manusia berfungsi untuk mencapai tujuan dan
sasarannya melalui usaha kooperatif sekelompok orang di dalamnya, sehingga
dapat dikatakan sumber daya manusia adalah suatu faktor penentu berhasil atau
tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia yang
dimaksud adalah pegawai. Pegawai ketika mencapai tujuan perusahaan sangat
tergantung bagaimana pegawai tersebut dapat mengembangkan kemampuannya
baik dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan keinginan untuk
kerjasama antar berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda.
Mengingat begitu pentingnya peran pegawai dalam suatu perusahaan, hal penting
dalam upaya peningkatan prestasi kerja pegawai, misalnya melalui pendidikan
karier, informasi karier, dan bimbingan karier.
Setelah berbagai informasi dan bimbingan karier diberikan, kemudian
penetapan karier merupakan langkah awal untukjenjang karier seseorang,
sehingga saat ini perlu adanya pengembangan karier masing-masing karyawan
sesuai kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Pengembangan karier
merupakan proses peningkatan kemampuan kerja seseorang yang mendorong
adanya peningkatan prestasi kerja dalam rangka mencapai karier yang diinginkan.
Kegiatan pengembangan karier yang didukung oleh perusahaan, maka perusahaan
Prestasi kerja merupakan sebuahhasil kerja yang dicapai seorang
karyawan sesuai dengan standar perusahaan.Prestasi kerja akan menambah
manfaat baik dari pihak perusahaan maupun karyawan. Salah satu manfaatnya
bagi karyawan yaitu dapat menambah pengalaman karirnya selama bekerja,
prestasi kerja berarti prestasi atau kontribusi yang diberikan oleh karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai karyawan di
perusahaan. Selain itu, prestasi kerja dibatasi sebagai hasil dari perilaku kerja
karyawan yang menunjang tercapainya output atau prestasi dan berkaitan dengan
usaha untuk menyelesaikan tugasnya pada periode waktu tertentu.Dan perusahaan
merupakan suatu sistem yang diadakan dan dirancang untuk mencapai hal-hal
yang tidak dapat dicapai individu-individu secara
sendiri-sendiri.Karyawan-karyawan yang ada dalam organisasi tersebut memiliki tugasnya masing-masing,
tugas yang dilakukan oleh setiap individu mendefinisikan suatu posisi.
Perusahaan memerlukan tenaga yang terampil dan berkompeten untuk
mendukung usaha perusahaan dalam melaksanakan berbagai tugas sehingga
memudahkan pencapaian tujuan perusahaan.Pengelolaan yang baik dan
professional merupakan suatu hal yang menjadi bagian dari siklus hidup
perusahaan dalam mencapai tujuannya.Untuk itu dalam mencapai tujuan tersebut
seluruh sumber daya yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin termasuk sumber daya manusia sebagai alat utamanya.
Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan segala kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan sangat bergantung kepada kemampuan sumber
daya manusianya dalam menjalankan setiap aktifitas dan gairah kerja karyawan
Pada masa sekarang ini, dimana teknologi telah mampu menggantikan
manusia di sebagian besar pekerjaan, sumber daya manusia tetap memegang
peranan yang sangat penting dalam perusahaan melalui intelektual dan
kompetensi.Dalam kegiatan suatu perusahaan, sumber daya manusia sangat
diperlukan untuk mencapai target dari tujuan perusahaan.Sumber daya manusia
merupakan aset berharga dalam perusahaan yang bisa menentukan keberhasilan
perusahaan dalam memenangkan persaingan.Oleh karena itu, manusia tidak
seharusnya diperlakukan sebagai objek.Dengan demikian pengelolaan sumber
daya manusia sangat penting dalam suatu organisasi perusahaan dan memerlukan
perhatian serta perlakuan tersendiri. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia
tidak seperti sumber daya perusahaan yang lain seperti modal, atau bahan baku.
Manusia memiliki perasaan, sifat, dan kebiasaan yang tidak mudah untuk
dipengaruhi.
Sumber daya manusia ini dititikberatkan pada seberapa jauh factor
manusia atau karyawan dapat menghasilkan hasil kerja yang maksimal.
Peningkatankesadaran akan prestasi kerja, efisiensi, efektifitas, kewirausahaan,
dan etos kerja produktif sangat penting. Usaha memaksimalkan SDM dapat
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan motivasi kerja,
penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan dalam usaha pencapaian tujuan
perusahaan.
Peningkatan motivasi kerja sangat besar pengaruhnya terhadap
peningkatan prestasi kerja, karena dengan semangat kerja yang tinggi umumnya
dapat menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan serta harkat kaum pekerja.Upaya
pemimpin dituntut untuk mampu terlibat secara langsung dengan bawahannya.
Dengan tingginya semangat kerja pegawaiakan membuat produktifitas pegawai
pada khususnya dan produktifitas suatu perusahaan pada umumnya menjadi
tinggi.
Sebagai satu-satunya pabrik peleburan aluminium di Indonesia yang telah
dioperasikan selama 3 dekade ini, tepat sekali jika secara sosial PT INALUM
mempertimbangkan untuk berperan serta untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial masyarakat sekitar Perusahaan, sebab Perusahaan menyadari
bahwa kelancaran pembangunan dan keberhasilan operasi tidak dapat dipisahkan
dari semua pemangku amanah. Keberhasilan Perusahaan dan kemandirian
masyarakat sekitar diharapkan dapat tercipta dan tumbuh bersama-sama.
PT. Indonesia Asahan Aluminium atau yang lebih dikenal dengan PT.
Inalum bergerak di bidang peleburan Aluminium yang berada di Asahan,
Sumatera Utara. Sedangkan kantor pusat PT. Inalum berada di Jakarta. Seluruh
karyawan PT. Inalum berjumlah sekitar 2.300 orang dari berbagai tingkatan dan
latar belakang pendidikan. Mereka bekerja di PLTA, Pabrik Peleburan
Aluminium dan kantorPendukung di Medan dan kantor Pusat yang berada di
Jakarta.Mengingat banyaknya karyawan PT. Inalum diperlukan perhatian khusus
dari HRD untuk meningkatkan atau mengembangankan kinerjanya atau
prestasinya dengan memberikan pelatihan dan motivasi kerja kepada seluruh
karyawan.
HRD menganggap perlu adanya usaha dan dorongan guna meningkatkan
kinerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan dan
dengan bidang pekerjaannya dan perlu ada dorongan dari management Inalum
untuk meningkatkan motivasi kerja. Pelatihan yang dilakukan PT. Inalum
didasarkan atas pelatihan internal dan eksternal.Pelatihan internal yang diadakan
PT. Inalum berkisar pada peningkatan skill individu para karyawan terhadap
inovasi teknologi serta dalam hal peningkatan kerjasama antar para karyawan.
Hal ini telah dilakukan perusahaan sejak awal pembangunan, yaitu pada
tahun 1979, dan sejak tahun 1992 sebuah program sistematis untuk peningkatan
teknologi peleburan diterapkan oleh perusahaan guna meningkatkan persaingan,
yaitu meningkatkan produktivitas, mengurangi pemakaian energi serta bahan baku
dan memproduksi produk aluminium dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi
dalam jumlah yang lebih besar. Untuk mewujudkan program sistematis tersebut,
perusahaan mendirikan Pusat Pendidikan Latihan di Tanjung Gading yang
ditujukan bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
karyawan di bidang manajemen, teknik dan lain-lain yang berhubungan dengan
pengembangan Sumber Daya Manusia.
Untuk pelatihan yang bersifat eksternal, HRD mengutamakan pelatihan
untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara para karyawan dengan
mengadakan acara outbound dan pelatihan untuk membangun karakter dan
motivasi karyawan melalui seminar-seminar yang diadakan oleh pihak Human
Resources Department (HRD).PT. Inalum juga menginginkan terciptanya suasana
kerja yang nyaman bagi karyawan, hal ini dapat dicapai dengan memberikan
motivasi kerja bagi para karyawan dengan menciptakan faktor-faktor pendorong
bagi karyawan dalam bekerja.Faktor-faktor tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan promosi sesuai dengan ketentuan perusahaan, dan menghargai
pekerjaan karyawan agar karyawan mendapat kepuasan kerja. Semua hal ini
dilakukan semata-mata untuk terciptanya suasana kerja yang produktif, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kinerja dari para karyawan.
Berdasarkan pokok permasalahan yang menjadi latar belakang, maka
skripsi dibuat dengan judul “pengaruh pengembangan pegawai terhadap
prestasi kerja pegawai di PT. Indonesia Asahan Aluminium Persero ( INALUM )”
1.2 Rumusan Masalah
2. Bagaimana pengembangan pegawai terhadap prestasi kerja pegawai di PT
Inalum?
3. Bagaimana prestasi kerja pegawai PT Inalum dalam melaksanakan
pekerjaannya?
4. Bagaimana pengaruh pengembangan pegawai terhadap prestasi kerja
pegawai di PT Inalum ?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan pegawai terhadap prestasi
kerja di Inalum
2. Untuk mengetahui bagaiana prestasi pegawai di Inalum.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengembangan pegawai terhadap