• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresipada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresipada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Jane Andrea Christiano Djianzonie Tempat, tanggal lahir : Bandung, 9 Agustus 1991

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. dr. Sumarsono 3, Medan Riwayat pendidikan :

1. S1 Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan (2010-sekarang)

2. SMAN-1 Baubau, Sulawesi Tenggara (2006-2009) 3. SMPN 1 Baubau, Sulawesi Tenggara (2003-2006) 4. SDN 3 Baubau, Sulawesi Tenggara (1997-2003) Riwayat Pelatihan :

1. Seminar dan Workshop Basic Life Support and Traumatology 2. Seminar dan Workshop Terapi Cairan dan Manajemen Luka 3. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) Tahun 2010 Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Peserta PIM (Pekan Ilmiah Nasional) SCORE Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2010.

Riwayat Organisasi :

1. SCORE PEMA FK USU (2010 – sekarang)

2. UKM KMK (Kebaktian Mahasiswa Kristen ) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun (2010 – sekarang)

(2)

LAMPIRAN 2

Lembar Penjelasan untuk Penelitian

”Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan”

Saya, Jane A. Djianzonie, mahasiswi semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara saat ini sedang melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan”.

Depresi adalah kumpulan tanda dan gejala yang menggambarkan rasa sedih yang tidak normal. Seperti yang Bapak/Ibu/Sdr/i ketahui banyak penelitian yang menyebutkan bahwa penderita diabetes melitus umumnya menderita depresi. Saat ini diperkirakan 52,5% penderita diabetes melitus menderita depresi, yang berarti sekitar 52 orang dari 100 orang penderita diabetes melitus mengalami depresi. Depresi sendiri akan memperparah penyakit pasien diabetes melitus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa yang berhubungan dengan kejadian depresi pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Pada penelitian ini kejadian depresi dinilai dengan cara Bapak/Ibu mengisi kuesioner yang saya berikan dengan benar dan sejujur-jujurnya tanpa kerja sama dengan orang lain. Tingkat keparahan dari kejadian depresi diperoleh setelah Bapak/Ibu/Sdr/i mengisi kuesioner yang saya berikan dan selanjutnya saya menjumlahkan nilai total dari kuesioner yang telah Bapak/Ibu/Sdr/i isi tersebut. Kemudian saya akan memberikan informasi mengenai tingkat keparahan dari depresi yang Bapak/Ibu/Sdr/i alami, bila memang ada. Setiap data yang terdapat dalam kuesioner ini tidak akan disebarluaskan dan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian saja.

Partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun tekanan dari siapapun. Seandainya Bapak/Ibu/Sdr/i menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan terdapat sanksi apapun.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Bapak/Ibu/Sdr/i yang terpilih sebagai sukarelawan dalam penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah dilampirkan. Terima kasih.

Medan., ...2013 Hormat saya,

(3)

LAMPIRAN 3

Lembar Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent) Kesediaan Mengikuti Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian ”Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Depresi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan” dan setelah mendapat kesempatan tanya jawab dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia mengikuti penelitian tersebut

Medan, ………..2013 Yang menyatakan,

(4)

LAMPIRAN 4

Beck Depression Inventory

Nama :___________________________________

Tanggal Pemeriksaan : ___________________________________ Tanggal lahir : ___________________________________

Umur : ___________________________________

Jenis Kelamin : ___________________________________

Pekerjaan : ___________________________________

Pendapatan : Rp. __________________/(mgu/bln/thn)* Pendidikan terakhir :___________________________________ Lama sakit Diabetes Melitus : ______________________(bulan/tahun)* Komplikasi/Penyakit penyerta : 1. ………

2. ……… Instruksi : Kuisioner ini terdiri dari 21 kelompok pertanyaan. Silahkan membaca masing-masing kelompok pertanyaan dengan seksama, dan pilih satu pertanyaan yang terbaik pada masing-masing kelompok yang menggambarkan dengan baik bagaimana perasaan anda. Lingkari huruf abjad di depan pernyataan yang telah Anda pilih. Jika beberapa pernyataan dalam beberapa kelompok sama bobotnya, lingkari nomor yang paling tinggi untuk kelompok itu. Yakinkan bahwa Anda tidak memilih lebih dari satu pernyataan untuk satu kelompok, termasuk soal nomor 16 (Perubahan Pola Tidur) atau soal nomor 18 (Perubahan Selera Makan).

Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda

1. A. Saya tidak merasa sedih B. Saya merasa sedih

C. Saya sedih dan murung sepanjang waktu dan tidak bisa menghilangkan perasaan itu D. Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi rasanya

2. A. Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan B. Saya merasa kecil hati mengenai masa depan

C. Saya merasa tidak ada satupun yang dapat saya harapkan

D. Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan bahwa semuanya tidak akan dapat membaik

3. A. Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal

B. Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada kebanyakan orang

C. Saat saya mengingat masa lalu, maka yang teringat oleh saya hanyalah kegagalan D. Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang gagal total

4. A. Saya mendapat banyak kepuasan dari hal-hal yang biasa saya lakukan

B. Saya tidak dapat lagi mendapat kepuasan dari hal-hal yang biasa saya lakukan C. Saya tidak mendapat kepuasan dari apapun lagi

D. Saya merasa tidak puas atau bosan dengan segalanya 5. A. Saya tidak terlalu merasa bersalah

(5)

D. Saya merasa bersalah sepanjang waktu

6. A. Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum B. Saya merasa mungkin saya sedang dihukum C. Saya pikir saya akan dihukum

D. Saya merasa bahwa saya sedang dihukum

7. A. Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri B. Saya kecewa dengan diri saya sendiri

C. Saya muak terhadap diri saya sendiri D. Saya membenci diri saya sendiri

8. A. Saya tidak merasa lebih buruk daripada orang lain

B. Saya mencela diri saya karena kelemahan dan kesalahan saya

C. Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-kesalahan saya D. Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi

9. A. Saya tidak punya sedikit pun pikiran untuk bunuh diri

B. Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya tidak melakukannya C. Saya ingin bunuh diri

D. Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan

10. A. Saya tidak lebih banyak menangis dibandingkan biasanya B. Sekarang saya lebih banyak menangis daripada sebelumnya C. Sekarang saya menangis sepanjang waktu

D. Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak dapat lagi menangis walaupun saya menginginkannya

11. A. Saya tidak lebih terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya B. Saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya akhir-akhir ini C. Saya agak jengkel atau terganggu di sebagian besar waktu saya D. Saya merasa jengkel sepanjang waktu sekarang

12. A. Saya tidak kehilangan minat saya terhadap orang lain

B. Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibanding biasanya C. Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang lain D. Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain

13. A. Saya mengambil keputusan-keputusan hampir sama baiknya dengan yang biasa saya lakukan

B. Saya menunda mengambil keputusan-keputusan begitu sering dari yang biasa saya lakukan

C. Saya mengalami kesulitan besar dalam mengambil keputusan-keputusan daripada sebelumnya

D. Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan-keputusan lagi

14. A. Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari biasanya B. Saya khawatir saya tampak lebih tua atau tidak menarik

C. Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang menetap dalam penampilan saya sehingga membuat saya tampak tidak menarik

D. Saya yakin bahwa saya terlihat jelek

(6)

16. A. Saya dapat tidur seperti biasanya B. Tidur saya tidak senyenyak biasanya

C. Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa sukar sekali untuk bisa tidur kembali

D. Saya bangun beberapa jam lebih awal dari biasanya dan tidak dapat tidur kembali

17. A. Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya B. Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya C. Saya merasa lelah setelah melakukan apa saja D. Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun

18. A. Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya B. Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya

C. Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk D. Saya tak memiliki nafsu makan lagi

19. A. Berat badan saya tidak turun banyak atau bahkan tetap akhir-akhir ini B. Berat badan saya turun lebih dari 2,5 kg

C. Berat badan saya turun lebih dari 5 kg D. Berat badan saya turun lebih dari 7,5 kg

20. A. Saya tidak lebih khawatir mengenai kesehatan saya daripada biasanya

B. Saya khawatir mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa sakit, tidak enak badan, atau perut mual atau sembelit

C. Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan sukar untuk memikirkan berbagai hal lainnya

D. Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya sehingga tidak dapat berpikir tentang hal lainnya

21. A. Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya terhadap seks B. Saya kurang berminat di bidang seks dibandingkan biasanya

C. Kini saya kurang berminat terhadap seks

(7)
(8)

24 AX 2 56 4 4,000,000 1 10 5 4 2 2 2 1 1 2

25 AY 2 81 4 4,000,000 2 34 4 5 2 2 1 1 1 2

26 AZ 2 53 1 1,000,000 0 1 24 3 1 1 2 2 3 1

27 BA 2 57 4 3,500,000 1 7 8 4 2 2 2 1 1 2

28 BC 2 70 4 3,400,000 1 22 11 5 2 2 2 1 2 1

29 BD 2 51 4 750,000 1 13 32 3 2 1 2 1 4 1

30 BE 2 53 3 3,000,000 1 11 6 3 2 2 2 1 1 2

31 BF 1 64 3 1,200,000 0 15 14 4 2 1 2 1 2 1

32 BG 2 59 4 3,500,000 0 4 5 4 2 2 2 2 1 2

33 BH 2 60 4 3,000,000 1 3 10 4 2 2 2 2 2 1

34 BI 1 55 2 0 1 17 6 3 1 1 2 1 1 2

35 BJ 1 52 4 3,400,000 0 1 34 3 2 2 2 2 4 1

36 BK 1 62 3 0 0 1 1 4 2 1 2 2 1 2

37 BL 1 62 4 2,700,000 0 5 4 4 2 2 2 1 1 2

38 BM 1 50 0 0 0 1 11 3 1 1 2 2 2 1

39 BN 2 60 4 8,000,000 1 2 4 4 2 2 2 2 1 2

40 BO 1 48 4 4,000,000 1 15 3 3 2 2 2 1 1 2

41 BP 2 54 3 2,500,000 1 1 7 3 2 2 2 2 1 2

42 BQ 2 53 3 3,000,000 3 1 34 3 2 2 1 2 4 1

43 BR 1 58 4 2,500,000 0 5 0 4 2 2 2 1 1 2

44 BS 2 69 2 0 2 5 3 5 1 1 1 1 1 2

45 BT 2 40 4 3,000,000 1 20 5 2 2 2 2 1 1 2

46 BU 2 69 1 1,900,000 1 2 5 5 1 2 2 2 1 2

47 BV 2 54 2 0 0 5 0 3 1 1 2 1 1 2

48 BW 1 57 1 0 2 5 14 4 1 1 1 1 2 1

49 BX 2 54 4 10,000,000 2 17 12 3 2 2 1 1 2 1

50 BY 2 63 4 3,500,000 2 6 4 4 2 2 1 1 1 2

51 BZ 1 60 2 0 1 15 3 4 1 1 2 1 1 2

52 CA 1 73 4 2,800,000 1 6 12 5 2 2 2 1 2 1

53 CB 1 54 4 4,000,000 3 8 10 3 2 2 1 1 2 1

54 CC 2 55 4 3,500,000 2 26 6 3 2 2 1 1 1 2

(9)

56 CE 2 57 4 5,000,000 2 3 15 4 2 2 1 2 2 1

57 CF 1 68 4 3,000,000 0 6 4 5 2 2 2 1 1 2

58 CG 1 68 2 0 1 3 13 5 1 1 2 2 2 1

59 CH 1 56 4 4,000,000 1 12 9 4 2 2 2 1 1 2

60 CI 2 63 4 3,000,000 1 15 14 4 2 2 2 1 2 1

61 CJ 1 68 3 0 3 4 25 5 2 1 1 2 3 1

62 CK 2 65 4 3,000,000 3 15 6 4 2 2 1 1 1 2

63 CL 1 55 4 4,000,000 3 19 15 3 2 2 1 1 2 1

64 CM 1 59 3 0 1 10 19 4 2 1 2 1 3 1

65 CN 1 45 3 0 0 1 19 2 2 1 2 2 3 1

66 CO 2 60 2 0 0 1 15 4 1 1 2 2 2 1

67 CP 1 52 4 3,500,000 2 4 2 3 2 2 1 2 1 2

68 CQ 1 56 3 0 0 8 3 4 2 1 2 1 1 2

69 CR 1 73 3 1,200,000 1 3 7 5 2 1 2 2 1 2

70 CS 2 67 4 1,800,000 1 10 2 5 2 2 2 1 1 2

71 CT 1 67 4 3,350,000 1 17 5 5 2 2 2 1 1 2

72 CU 1 56 1 1,000,000 2 4 5 4 1 1 1 2 1 2

73 CV 2 53 4 0 2 20 36 3 2 1 1 1 4 1

74 CW 1 38 1 600,000 3 8 40 2 1 1 1 1 4 1

75 CX 2 63 2 1,400,000 1 1 37 4 1 1 2 2 4 1

76 CY 1 34 3 0 0 9 54 1 2 1 2 1 4 1

77 CZ 2 43 3 1,000,000 0 3 8 2 2 1 2 2 1 2

78 DA 1 60 3 0 2 4 12 4 2 1 1 2 2 1

79 DB 1 57 1 0 1 5 13 4 1 1 2 1 2 1

80 DC 1 57 4 2,000,000 1 7 1 4 2 2 2 1 1 2

81 DE 1 57 2 0 1 2 10 4 1 1 2 2 2 1

82 DF 2 66 3 3,000,000 1 35 5 5 2 2 2 1 1 2

83 DG 2 51 4 4,500,000 2 2 7 3 2 2 1 2 1 2

84 DH 2 47 4 3,400,000 1 30 13 3 2 2 2 1 2 1

85 DI 1 54 1 1,000,000 2 1 11 3 1 1 1 2 2 1

86 DJ 2 62 2 0 1 28 47 4 1 1 2 1 4 1

(10)

88 DL 1 68 2 0 1 15 11 5 1 1 2 1 2 1

89 DM 2 60 3 0 1 12 20 4 2 1 2 1 3 1

90 DN 2 54 4 3,500,000 0 5 6 3 2 2 2 1 1 2

91 DO 2 55 4 4,500,000 1 4 5 3 2 2 2 2 1 2

92 DP 1 72 3 0 1 1 23 5 2 1 2 2 3 1

93 DQ 1 55 4 2,000,000 1 1 6 3 2 2 2 2 1 2

94 DR 2 57 4 3,500,000 0 11 8 4 2 2 2 1 1 2

95 DS 1 59 3 3,600,000 1 12 5 4 2 2 2 1 1 2

96 DT 2 53 3 0 1 2 19 3 2 1 2 2 3 1

97 DU 1 53 4 3,000,000 0 2 2 3 2 2 2 2 1 2

98 DV 2 53 2 1,500,000 0 1 17 3 1 1 2 2 3 1

99 DW 1 51 1 1,000,000 1 1 11 3 1 1 2 2 2 1

100 DX 1 68 4 0 1 1 9 5 2 1 2 2 1 2

101 DY 2 61 3 0 1 15 8 4 2 1 2 1 1 2

102 DZ 1 66 4 3,000,000 0 15 11 5 2 2 2 1 2 1

103 EA 2 65 4 3,000,000 0 9 5 4 2 2 2 1 1 2

104 EB 1 62 4 0 0 8 17 4 2 1 2 1 3 1

105 EC 1 57 2 0 1 1 10 4 1 1 2 2 2 1

106 ED 1 52 4 3,000,000 0 1 13 3 2 2 2 2 2 1

107 EE 1 57 3 0 0 8 8 4 2 1 2 1 1 2

108 EF 2 76 3 2,900,000 0 21 5 5 2 2 2 1 1 2

109 EG 1 76 1 0 0 23 18 5 1 1 2 1 3 1

110 EH 2 60 4 3,200,000 1 4 4 4 2 2 2 2 1 2

111 EI 1 50 4 4,700,000 0 1 5 3 2 2 2 2 1 2

112 EJ 2 66 4 3,300,000 1 3 3 5 2 2 2 2 1 2

113 EK 2 70 4 3,000,000 1 17 11 5 2 2 2 1 2 1

114 EL 1 68 2 0 3 22 15 5 1 1 1 1 2 1

115 EM 1 60 2 0 0 15 11 4 1 1 2 1 2 1

(11)
(12)

LAMPIRAN 6

Output Data Hasil Penelitian

a. Analisis univariat

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 55 47.8 47.8 47.8

PEREMPUAN 60 52.2 52.2 100.0

Total 115 100.0 100.0

UMKEL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid dewasa awal 1 .9 .9 .9

dewasa akhir 6 5.2 5.2 6.1

lansia awal 36 31.3 31.3 37.4

lansia akhir 46 40.0 40.0 77.4

manula 26 22.6 22.6 100.0

Total 115 100.0 100.0

umkel2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Lansia akhir-manula 72 62.6 62.6 62.6

Dewasa awal-lansia awal 43 37.4 37.4 100.0

(13)

tingkat pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(14)

KOMPKEL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak depresi 55 47.8 47.8 47.8

depresi 60 52.2 52.2 100.0

(15)
(16)

Maximum 35

Range 34

Interquartile Range 11

Skewness 1.281 .226

Kurtosis 1.409 .447

b. Analisis bivariat

jenis kelamin * skorkel2 Crosstabulation skorkel2

Total depresi tidak depresi

jenis kelamin Perempuan Count 35 25 60

% within skorkel2 58.3% 45.5% 52.2%

Laki-laki Count 25 30 55

% within skorkel2 41.7% 54.5% 47.8%

Total Count 60 55 115

% within skorkel2 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.907a 1 .167

Continuity Correctionb 1.426 1 .232

Likelihood Ratio 1.912 1 .167

Fisher's Exact Test .194 .116

Linear-by-Linear Association 1.891 1 .169 N of Valid Cases 115

(17)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb .635 1 .426

Likelihood Ratio .983 1 .322

Fisher's Exact Test .342 .213

Linear-by-Linear Association .971 1 .324 N of Valid Cases 115

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.57. b. Computed only for a 2x2 table

(18)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 10.569 1 .001

Likelihood Ratio 12.568 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association 11.862 1 .001 N of Valid Cases 115

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.30. b. Computed only for a 2x2 table

PENDAKEL * skorkel2 Crosstabulation

Continuity Correctionb 16.303 1 .000

Likelihood Ratio 18.370 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 17.691 1 .000 N of Valid Cases 115

(19)

KOMPKEL * skorkel2 Crosstabulation

Continuity Correctionb .150 1 .698

Likelihood Ratio .367 1 .544

Fisher's Exact Test .665 .350

Linear-by-Linear Association .363 1 .547 N of Valid Cases 115

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.39. b. Computed only for a 2x2 table

(20)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 1.227 1 .268

Likelihood Ratio 1.688 1 .194

Fisher's Exact Test .257 .134

Linear-by-Linear Association 1.667 1 .197 N of Valid Cases 115

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.43. b. Computed only for a 2x2 table

c. Analisis multivariate Regresi Logistik

Dependent Variable En2oding Original Value Internal Value

tidak depresi 0

jenis kelamin Perempuan 60 1.000

(21)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a jeniskelamin(1) .142 .424 .112 1 .737 1.153 .502 2.644

PENDIKEL(1) .772 .570 1.835 1 .176 2.165 .708 6.616 PENDAKEL(1) 1.259 .490 6.590 1 .010 3.522 1.347 9.211 durkel3(1) -.379 .417 .823 1 .364 .685 .302 1.551 Constant -.552 .413 1.783 1 .182 .576

(22)
(23)
(24)
(25)

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar-Danesh, N & Landeen, J., 2007. Relation between depression and sociodemographic factors. International Journal of Mental Health Systems, 1:4.

American Diabetes Association, 2004. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 27(1).

Amin, M. M., 2008. Sindrom Depresif pada Penderita Kanker Payudara, Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

Anderson, R. J., Freedland, K. E., Clouse, R. E. & Lustman, P. J. 2001. The Prevalence of Comorbid Depression in Adults With Diabetes. Diabetes Care, 24(6):1069–1078.

Bailey, C. J & Krentz, A. J. 2010. Oral Antidiabetic Agents. In : Holt RIG, ed. Textbook of Diabetes, 4th ed. Wiley-Blackwell:455-456.

Baldwin, D. S & Birtwistle, J., 2002. An Atlas of DEPRESSION. USA : The Parthenon Publishing Group.

Bell, R. A., Smith, S. L., Arcury, T. A., Snively, B. M., Stafford, J. M & Quandt, S. A. 2005. Prevalence and Correlates of Depressive Symptoms Among Rural Older African Americans, Native Americans, and Whites With Diabetes. Diabetes Care, 28(4):823–829.

Bener, A., Al-hamaq, A & Dafeeah, E., 2011. High Prevalence of Depression, Anxiety and Stress Symptoms Among Diabetes Mellitus Patients. The Open Psychiatry Journal, 5: 5-12.

Burns, T, 2006. Psychiatry : A Very Short Introduction. Great Britain : Oxford University Press, 19.

Buse, J. B., Polonsky, K. S & Burant, C. F., 2011. Type 2 Diabetes Mellitus. In : Melmed, S, Polonsky, K. S., Larsen, P. R., Kronenberg, H. M., ed. WILLIAMS Textbook of Endocrinology, 12th ed. Elsevier:1379.

(26)

Dahlan, M. S., 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel, 2nd ed. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.

Dahlan, M. S., 2009. Penelitian Diagnostik. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Eaton, W. W., Muntaner, C., Bovasso, G & Smith, C., 2001. Socioeconomic

Status and Depressive Syndrome: The Role of Inter- and Intra-generational Mobility, Government Assistance, and Work Environment. J Health Soc Behav, 42(3):277–294.

Egede, L. E & Ellis, C., 2010. Diabetes and Depression: Global Perspectives. Diabetes Research and Clinical Practice, 87:302–312.

Engum, A., Mykletun, A., Midthjell, K., Holen, A & Dahl, A.A. 2005. Depression and Diabetes : A large population-based study of sociodemographic, lifestyle, and clinical factors associated with depression in type 1 and type 2 diabetes. Diabetes Care, 28(8) : 1904-1908

Fauci, A. S., et al, 2008. Harrison's Principles of Internal Medicine, 17th ed. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Fisher, L., Chesla, C. A., Mullan, J. T., Skaff, M. M & Kanter, R. A., 2001. Contributors to Depression in Latino and European-American Patients With Type 2 Diabetes. Diabetes Care, 24(10).

Fisher, L., Chesla, C. A., Skaff, M. M., Mullan, J. T & Kanter, R. A., 2002. Depression and Anxiety Among Partners of European-American and Latino Patients With Type 2 Diabetes. Diabetes Care, 25(9):1564-1569. Golden, S. H. et al, 2007. Depression and Type 2 Diabetes Mellitus: The

Multiethnic Study of Atherosclerosis. Psychosomatic Medicine,69:529– 536.

Goldney, R. D.,Phillips, P. J., Fisher, L. J & Wilson, D. H. 2004. Diabetes, Depression, and Quality of Life : A population study. Diabetes Care, 27(5) :1066-1069

Groot, M. D., Anderson, R., Freeland, K. E., Clouse, R. E & Lustman, P. J. 2001. Association of Depression and Diabetes Complications: A Meta-Analysis. Psychosomatic Medicine, 63:619–630 .

(27)

Hidayat, Y. 2010. Hubungan Antara Jenis Kelamin, Usia dan Status Pernikahan dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Perumahan Sinar Waluyo Semarang, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.

Holt, R. I & Hanley, N. A, 2012. Essential Endocrinology and Diabetes, 6th ed. Blackwell Publishing Ltd : 259-262, 271-272, 289-292, 334-335.

IDF, 2013. IDF Diabetes Atlas Update 2012. Available from : http://www.idf.org/diabetesatlas/5e/Update2012. [Accesed 18 April 2013] IDF, 2013. The Global Burden. Available from :

http://www.idf.org/diabetesatlas/5e/the-global-burden. [Accesed 18 April 2013].

James, B. O., Omoaregba, J. O., Eze, G & Morakinyo, O., 2010. Depression among patients with diabetes mellitus in a Nigerian teaching hospital. SAJP, 16(2).

JDRF, 2013. Diabetes Complication. Available from : http://jdrf.org/life-with-t1d/type-1-diabetes-information/diabetes-complications/. [Accesed 28 April 2013].

Johnson, D. G & Bressler, R., 1999. Type 2 Diabetes Mellitus. In: Meikle, A. W., ed. Hormone Replacement Therapy. Humana Press:156.

Li, C., Ford, E. S., Strine T. W & Mokdad A.H. 2008. Prevalence of depression among U.S. adults with diabetes: findings from the behavioral risk factor surveillance system. Diabetes Care 31 : 105-7.

Malphrus, J.E., 2007. Diabetes mellitus and depression. In : Llorente, M. D. & Malphrus, J.E., ed. Psychiatric Disorders and Diabetes Mellitus. United Kingdom : Informa Healthcare,40-41.

Masharani, U., 2007. Pancreatic Hormones & Diabetes Mellitus. In : Gardner, D. G, Shoback, D., ed. Greenspan's Basic & Clinical Endocrinology, 8th ed. The McGraw-Hill Companies.

(28)

Ministry of Health Republic Of Indonesia, 2010. Health Status. In : Brahim, R. 2010. Indonesia Health Profile 2008. Jakarta : Ministry of Health Republic Of Indonesia. Available from : http://www.depkes.go.id/ [Accesed 18 April 2013] .

Mudjaddid, E., 2009. Pemahaman dan Penanganan Psikosomatik Gangguan Ansietas dan Depresi : di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. In : Sudoyo, A. W., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Vol 3. Jakarta : Interna Publishing : 2106-2108.

Mudjaddid, E & Putranto, R., 2009. Aspek Psikosomatik Pasien Diabetes Melitus. In : Sudoyo, W. A., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Vol 3. Jakarta : Interna Publishing : 2159-2161.

Naranjo, D. M., Fisher, L., Areán, P. A., Hessler,D & Mullan, J., 2011. Patients With Type 2 Diabetes at Risk for Major Depressive Disorder Over Time. Annals of Family Medicine, 9(2).

Osborn, C.Y., et al, 2011. Diabetes and Co-morbid Depression among Racially Diverse, Low-income Adults. Ann Behav Med, 41(3):300–309.

PERKENI, 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB. PERKENI.

Powers, C. A., 2010. Diabetes Mellitus. In : Jameson, J.L., ed. HARRISON’S Endocrinology, 2nd ed. The McGraw-Hill Companies:271-277.

Purnamasari, D., 2009. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In : Sudoyo, W. A., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Vol 3. Jakarta : Interna Publishing:1882-1883.

Raval, A., Dhanaraj, E., Bhansali, A., Grover, S& Tiwari, P., 2010. Prevalence & determinants of depression in type 2 diabetes patients in a tertiary care centre. Indian J Med Res,132:195-200.

Riley, A.A., MacEntee, M. L., Gerson, L & Dennison, C. R., 2009. Depression as a Comorbidity to Diabetes: Implications for Management. Journal for Nurse Practitioners, 5(7):525-535.

(29)

Sadock, B. J & Sadock, V. A., 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, 2nd ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sastroasmoro, S & Ismael, S., 2011. Dasar-dasar Metodologi penelitian Klinis, 4th ed. Jakarta : Sagung Seto.

Scobie, I. N., 2007. Atlas of Diabetes Mellitus. 3rd ed. UK : informa healthcare : 70,115.

Tarigan, L., 2011. Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di RSU Herna Medan Tahun 2009-2010, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Available from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23329/5/Chapter%20I.pdf. [Accesed 19 April 2013].

WHO, 2013. Depression, A Hidden Burden. Available from : http://www.who.int/mental_health/management/depression/flyer_depressi on_2012.pdf [Accesed 28 April 2013].

WHO, 2013. Diabetes mellitus. Available from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/. [Accesed 26 April 2013].

Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R. & King, H., 2004. Global Prevalence of Diabetes Estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care, 27 (5):1047–1053.

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3. 1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1. Subjek penelitian

Penderita diabetes melitus tipe 2 adalah pasien yang telah didiagnosis oleh dokter menderita diabetes melitus tipe 2.

3.2.2. Variabel independen

Variabel independen penelitian ini adalah jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah komplikasi, dan lama sakit. Definisi operasinal keenam variabel ini dijabarkan pada tabel di bawah ini :

1. Jenis kelamin 2. Umur

3. Tingkat pendidikan 4. Tingkat pendapatan 5. Jumlah komplikasi 6. Lama sakit

Kejadian depresi

(31)

Tabel 3.1. Definsi Operasional Jenis Kelamin

Definisi Alat

ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur

Identitas gender

sampel kuesioner Lembar a Wawancar 1.2. Perempuan Laki-laki Nominal

Tabel 3.2. Definsi Operasional Umur

Definisi Alat

kuesioner a Wawancar 1. 26-35 (dewasa awal) 2. 36-45 (dewasa

Tabel 3.3. Definsi Operasional Tingkat Pendidikan

Definisi Alat

Tabel 3.4. Definsi Operasional Tingkat Pendapatan

(32)

Tabel 3.5. Definsi Operasional Jumlah Komplikasi

Tabel 3.6. Definsi Operasional Lama sakit

Definisi Alat

Variabel dependen penelitian ini adalah kejadian depresi. Definisi operasional variabel ini dijabarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.7. Kejadian Depresi

(33)

3.3. Hipotesis

1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan.

2. Ada hubungan antara umur dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan.

3. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan.

4. Ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan.

5. Ada hubungan antara jumlah komplikasi dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan.

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berhubungan dengan kejadian depresi pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan bulan Agustus - Oktober 2013.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Rawat Jalan Poli Endokrinologi dan Unit Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik, Medan. Alasan pemilihan tempat penelitian adalah RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit pusat rujukan sehingga sampel yang diambil cukup representatif.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

A. Populasi target adalah penderita DM tipe 2.

(35)

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah sebagian penderita DM tipe 2 di Unit Rawat Jalan Poli Endokrinologi dan Unit Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan

dengan kriteria inklusi : 1. usia ≥ 26 tahun,

2. dapat berbahasa Indonesia,

3. kooperatif serta mau mengisi kuesioner dan lembar persetujuan ikut penelitian;

dan kriteria eksklusi :

1. adanya penyakit komorbid yang mengganggu kemampuannya untuk mengerti tujuan penelitian,

2. pasien dengan penyakit kronik lain yang bukan komplikasi DM yang dapat menyebabkan terjadinya depresi,

3. pernah menderita depresi sebelumnya atau memiliki riwayat penyakit psikiatrik, dan

4. sedang mengalami kematian anggota keluarga terdekat atau berkabung yang menyebabkan depresi.

Pemilihan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling, karena peneliti menemui kesulitan untuk memperoleh sampling frame yang jelas. Oleh karena itu, peneliti menggunakan consecutive – nonprobability sampling yang dianggap mendekati probabilitysampling. Dengan cara pengambilan ini, peneliti mengambil semua subjek yang telah didiagnosis menderita DM tipe 2 sampai jumlah minimal sampel terpenuhi (Dahlan, 2009b).

Perkiraan besar sampel minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus besar sampel regresi logistik yang telah disederhanakan oleh para ahli untuk analisis multivariat yaitu dengan rumus rule of thumbs (Sastroasmoro, 2011) :

(36)

n = besar sampel minimal v = jumlah variabel

p = prevalensi kasus di penelitian sebelumnya (Dahlan, 2009a).

n = 10 x 6 / 52,5 % n = 60 / 0,525 n = 114,29

Jadi, sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini berjumlah 114 orang. Di lapangan, peneliti mendapat sampel sejumlah 115 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

(37)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama adalah editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua adalah coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis, tahap ketiga adalah

entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistic Package Social Science) versi 17.0 , tahap keempat adalah cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

4.5.2. Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan melaui 3 tahapan analis yakni :

1. Analisis Data Univariat

Analisis data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel yang akan diteliti yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah komplikasi, lama sakit, jumlah obat yang dikonsumsi, sumber biaya, dan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 (Hastono, 2001).

2. Analisis Data Bivariat

Analisis data dilakukan dengan uji statistik menggunakan chi-square, untuk melihat adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka Ho gagal ditolak (Hastono, 2001). Variabel dependen kejadian depresi dikelompokkan menjadi 2 sehingga berskala nominal dengan cut-off point ≥ 10 sehingga menjadi :

(38)

3. Analisis Data Multivariat

Untuk menganalisis variable independen yang paling kuat hubungannya dengan variable dependen digunakan regresi logistik karena bentuk variabel independennya berskala kategorik dan variabel dependennya berskala kategorik nominal. Analisis dilakukan melalui beberapa tahap seperti sebagai berikut : tahap pertama dilakukan analisis bivariat antara variabel independen dengan variabel dependen untuk mendapatkan variabel yang akan masuk model multivariat bila p < 0,25. Tahap kedua adalah melakukan analisis regresi logistik. Hasil dari analisis yang mempunyai nilai p lebih kecil dari 0,05 merupakan variabel yang paling berhubungan (Dahlan, 2009b). Variabel dependen kejadian depresi dikelompokkan menjadi 2 sehingga berskala nominal dengan cut-off point

(39)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Rawat Jalan Poli Endokrinologi dan Unit Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

5.2.Hasil Analisis Data

5.2.1. Hasil Analisis Univariat

(40)

1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1. Distribusi Katergorial Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 55 47.8

Perempuan 60 52.2

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.1 didapatkan gambaran responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 60 orang (52.2%) lebih banyak daripada responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang (47.8%).

2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.2 & 5.3 berikut ini :

Tabel 5.2. Distribusi Katergorial Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase (%)

26-35 (dewasa awal) 1 0.9

36-45 (dewasa akhir) 6 5.2

46-55 (lansia awal) 36 31.3

56-65 (lansia akhir) 46 40

>65 (manula) 26 22.6

Berdasarkan tabel 5.2. di atas didapatkan responden paling banyak berumur 56-65 tahun (lansia akhir) sebanyak 46 orang (40%), diikuti responden yang berumur 46-55 tahun (lansia awal) yakni sebanyak 36 orang (31.3%), kemudian responden yang berumur >65 tahun (manula) sebanyak 26 orang (22.6%), diikuti responden yang berumur 36-45 tahun (dewasa akhir) sebanyak 6 orang (5.2%), dan yang paling sedikit 26-35 tahun (dewasa awal) sebanyak 1 orang (0.9%).

(41)

Variabel Mean Median Modus SD Minimal-Maksimal 95% CI

Umur 58.64 57 57 8.455 34-81 57.08-60.21

Dari tabel 5.3 di atas terlihat lebih jelas rata-rata umur responden adalah 58.64 tahun (95% CI : 57.08-60.21), yang termuda berumur 34 tahun dan yang paling tua berumur 81 tahun, dengan standar deviasi sebesar 8.455. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan 95% diyakini bahwa rata-rata umur pasien DM tipe 2 di Unit Rawat Jalan Poli Endokrinologi dan Unit Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik berkisar antara 57.08 sampai 60.21 tahun.

3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4. Distribusi Katergorial Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tidak Sekolah 3 2.6

SD 10 8.7

SMP 19 16.5

SMA 27 23.5

PT 56 48.7

Berdasarkan tingkat pendidikannya responden paling banyak adalah mereka yang pernah menduduki bangku Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 56 orang (48.7%), diikuti SMA sebanyak 27 orang (23.5%), setelah itu SMP sebanyak 19 orang (16.5%), kemudian SD sebanyak 10 orang (8.7%), dan terakhir tidak sekolah sebanyak 3 orang (2.6%)

4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

(42)

Tabel 5.5. Distribusi Katergorial Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Frekuensi Persentase (%)

≤ Rp 1.650.000,00 (rendah) 55 47.8

> Rp 1.650.000,00 (tinggi) 60 52.2

Berdasarkan tingkat pendapatannya, didapatkan persentase responden dengan tingkat pendapatan > Rp 1.650.000,00 (tinggi) sebesar 52.2% (60 orang) tidak jauh berbeda dengan mereka dengan pendapatan ≤ Rp 1.650.000,00 (rendah) sebesar 48.7% (55 orang).

5. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Komplikasi

Distribusi responden berdasarkan jumlah komplikasi dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini :

Tabel 5.6. Distribusi Katergorial Responden Berdasarkan Jumlah Komplikasi

Jumlah Komplikasi Frekuensi Persentase (%)

< 2 komplikasi 87 75.7

≥ 2 komplikasi 28 24.3

Menurut jumlah komplikasinya, frekuensi responden yang menderita < 2 komplikasi sebanyak 87 orang (75.7%) lebih banyak daripada responden yang menderita ≥ 2 komplikasi yakni sebanyak 28 orang (24.3%).

6. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Sakit

(43)

Tabel 5.7. Distribusi Katergorial Responden Berdasarkan Lama Sakit

Lama Sakit Frekuensi Persentase (%)

< 5 tahun 49 42.6

≥ 5 tahun 66 57.4

Berdasarkan lama sakit DM, responden dengan lama sakit < 5 tahun sebanyak 49 orang (42.6%) dan ≥ 5 tahun sebanyak 66 orang (57.4%).

Tabel 5.8. Distribusi Numerik Responden Berdasarkan Lama Sakit DM

Variabel Mean Median Modus SD Minimal-Maksimal 95% CI

Lama sakit 8.43 6 1 7.713 1-35 7.01-9.86

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan rata-rata lama sakit DM adalah 8.43 tahun, dengan lama sakit DM yang paling sedikit adalah 1 tahun dan yang paling lama adalah 35 tahun, dengan standar deviasi sebesar 7.713. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan 95% diyakini bahwa rata-rata lama sakit pasien DM tipe 2 di Unit Rawat Jalan Poli Endokrinologi dan Unit Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik berkisar antara 7.01 sampai 9.86 tahun.

7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Depresi

(44)

Tabel 5.9. Distribusi Kategorial Responden Berdasarkan Tingkat Depresi

Kejadian Depresi Frekuensi Persentase (%)

0-9 (tidak depresi) 55 47.8

10-16 (depresi ringan) 36 31.3

17-29 (depresi sedang) 15 13

30-63 (depresi berat) 9 7.8

Total 115 100

Berdasarkan hasil analisis didapatkan skor kejadian depresi responden yang diukur dengan kuesioner Beck Depression Inventory

(BDI), yang terbanyak adalah responden yang tidak depresi dengan skor 0-9 sebanyak 55 orang (47.8%), diikuti responden yang mengalami depresi ringan dengan skor 10-16 sebanyak 36 orang (31.3%), depresi sedang dengan skor 17-29 sebanyak 15 orang (13%), dan depresi berat dengan skor 30-63 sebanyak 9 orang (7.8%). Total responden yang mengalami depresi sebanyak 60 orang (52.2%).

5.2.2. Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik chi-square, untuk melihat adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan derajat kemaknaan α = 0,05.

1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Depresi

(45)

Tabel 5.10 Analisis Chi-Square Jenis Kelamin dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Jenis Kelamin Depresi Kejadian Depresi Tidak Depresi Total

n % n % n %

Perempuan 35 58.30% 25 45.50% 60 52.20%

Laki-laki 25 41.70% 30 54.50% 55 47.80%

Total 60 100.00% 55 100.00% 115 100.00%

p = 0.167

Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa persentase responden perempuan yang menderita depresi lebih banyak yakni 58.3% dibanding pria sebanyak 41.7% yang menderita depresi. Namun, dari analisis uji chi-square didapat nilai p value 0.167 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi.

2. Hubungan Umur dengan Kejadian Depresi

Raval et al mengemukakan depresi sangat kuat hubungannya dengan usia >54 tahun, oleh sebab itu peneliti mengelompokkan umur menjadi 2 kategori dengan potongan pada usia 56 tahun berdasarkan pendekatan kategori yang telah disajikan pada bab 3 sehingga menjadi Lansia akhir-manula (≥56 tahun) dan Dewasa awal-lansia awal (26-55 tahun).

(46)

Tabel 5.11 Analisis Chi-Square Umur dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Umur Depresi Kejadian Depresi Tidak Depresi Total

n % n % N %

Lansia akhir-manula (≥56

tahun) 35 58.30% 37 67.30% 72 62.60%

Dewasa awal-lansia awal

(26-55 tahun) 25 41.70% 18 32.70% 43 37.40%

Total 60 100.00% 55 100.00% 115 100.00%

p = 0.322

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden yang mengalami depresi lebih banyak yang berusia 56 tahun ke atas (lansia akhir-manula) yakni sebanyak 35 orang (58.3%) dibanding yang berusia 26-55 tahun (dewasa awal-lansia awal) sebanyak 25 orang (41.7%). Sedangkan yang tidak mengalami depresi sebanyak 37 orang (67.3%) berusia 56 tahun ke atas (lansia akhir-manula) dan sebanyak 18 orang (32.7%) berusia 26-55 tahun (dewasa awal-lansia awal). Dari hasil uji chi-square ini juga, didapatkan p-value = 0.322 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian depresi.

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Depresi

(47)

Hasil analisis bivariat hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut

Tabel 5.12 Analisis Chi-Square Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Tingkat Pendidikan

Kejadian Depresi

Depresi Tidak Depresi Total

n % N % n %

Rendah (Tidak

sekolah - SMP) 25 78.1% 7 21.9% 32 100.00%

Tinggi (SMA -

PT) 36 42.2% 48 57.8% 83 100.00%

Total 60 52.2% 55 47.8% 115 100.00%

p = 0.001

Dari tabel di atas terlihat responden dengan tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah-SMP) yang mengalami depresi sebanyak 25 orang (78.1%) lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami depresi sebanyak 7 orang (21.9%). Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan tinggi (SMA-PT) yang mengalami depresi sebanyak 36 orang (42.2%) lebih rendah daripada responden yang tidak mengalami depresi yakni sebanyak 48 orang (57.8%). Dari uji ini juga didapatkan p-value sebesar 0.001 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian depresi.

4. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Kejadian Depresi

(48)

Tabel 5.13 Analisis Chi-Square Tingkat Pendapatan dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Tingkat Pendapatan Depresi Kejadian Depresi Tidak Depresi Total

n % n % n %

≤ Rp 1.650.000,00

(rendah) 40 66.70% 15 27.30% 55 47.80%

> Rp 1.650.000,00

(tinggi) 20 33.30% 40 72.70% 60 52.20%

Total 60 100.00% 55 100.00% 115 100.00%

p = 0.00002

Berdasarkan analisis chi-square, tabel di atas mengemukakan bahwa responden dengan tingkat pendapatan rendah (≤ Rp 1.650.000,00) lebih banyak yang mengalami depresi sebanyak 40 orang (66.7%) dibandingkan responden dengan tingkat pendapatan tinggi (>Rp1.650.000,00) sebanyak 20 orang (33.3%). Sedangkan responden yang tidak mengalami depresi sebanyak 40 orang (72.7%) dengan tingkat pendapatan tinggi (> Rp 1.650.000,00) lebih banyak daripada 15 orang (27.3%) dengan tingkat pendapatan rendah (≤ Rp 1.650.000,00). Pada analisis ini didapatkan p-value = 0.00002, yang berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendapatan dengan kejadian depresi.

5. Hubungan Jumlah Komplikasi dengan Kejadian Depresi

(49)

Tabel 5.14 Analisis Chi-Square Jumlah Komplikasi dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Jumlah Komplikasi

Kejadian Depresi

Depresi Tidak Depresi Total

N % n % n %

≥ 2 komplikasi 16 57.1% 12 42.9% 28 100.00%

<2 komplikasi 44 50.6% 43 49.4% 87 100.00%

Total 60 52.2% 55 47.8% 115 100.00%

p = 0.545 Analisis chi-square hubungan antara jumlah komplikasi dengan kejadian depresi menunjukkan bahwa responden dengan jumlah komplikasi ≥ 2 yang mengalami depresi sebanyak 16 orang (57.1%) lebih tinggi daripada yang tidak mengalami depresi sebanyak 12 orang (42.9%). Sedangkan responden dengan jumlah komplikasi < 2 yang mengalami depresi sebanyak 44 orang (50.6%) sedikit lebih tinggi daripada responden yang tidak mengalami depresi yakni sebanyak 43 orang (49.4%).

Pada analisis ini didapatkan p-value = 0.545, yang berarti tidak ada hubungan antara jumlah komplikasi dengan kejadian depresi.

6. Hubungan lama sakit dengan kejadian depresi

Hasil analisis bivariat hubungan lama sakit dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut :

Tabel 5.15 Analisis Chi-Square Lama Sakit dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Lama Sakit Depresi Kejadian Depresi Tidak Depresi Total

n % n % n %

≥ 5 tahun 31 51.70% 35 63.60% 66 57.40%

< 5 tahun 29 48.30% 20 36.40% 49 42.60%

Total 60 100.00% 55 100.00% 115 100.00%

(50)

Dari tabel di atas tampak responden yang menderita DM ≥ 5 tahun lebih banyak yang mengalami depresi yakni sebanyak 31 orang (51.7%) dibanding sebanyak 29 orang (48.3%) responden menderita DM <5 tahun. Responden yang tidak mengalami depresi sebanyak 35 orang (63.3%) menderita DM ≥ 5 tahun dan sebanyak 20 orang (36.4%) menderita DM <5 tahun.

Pada analisis ini juga didapatkan p-value = 0.195 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara lama sakit dengan kejadian depresi.

5.2.3. Hasil Analisis Multivariat

1. Seleksi Bivariat

Seleksi bivariat masing-masing variabel independen dengan variabel dependen untuk menentukan variabel yang dapat masuk pemodelan multivariat. Variabel yang dapat masuk dalam pemodelan adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai p-value <0.25. Hasil seleksi bivariat variabel dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut :

Tabel 5.16 Analisis Bivariat Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

(51)

tingkat pendidikan (p=0.001), tingkat pendapatan (p=0.00002), dan lama sakit (p=0.195) sehingga variabel-variabel tersebut layak masuk ke dalam pemodelan mulitivariat. Sedangkan variabel umur (p=0.322) dan jumlah komplikasi (p=0.545) mempunyai p-value > 0.25 maka tidak dapat masuk ke dalam pemodelan.

2. Pemodelan Multivariat

Uji regresi logistik digunakan untuk menganalisis variabel apa yang paling dominan hubungannya dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2. Hasil dari analisis yang mempunyai nilai p lebih kecil dari 0,05 merupakan variabel yang paling berhubungan (Dahlan, 2009b).

Hasil analisis multivariat regresi logistik hubungan variabel independen dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut :

Tabel 5.17 Hasil Uji Regresi Logistik Hubungan Variable Independen dengan Kejadian Depresi Pada Penderita DM Tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik di atas diketahui bahwa hanya terdapat 1 variabel independen yang berhubungan dengan variabel dependen yakni tingkat pendapatan karena memiliki p-value = 0,01. Dari keseluruhan proses analisis dapat disimpulkan dari 6 variabel dependen yang diduga berhubungan dengan kejadian depresi pada penderita DM

Variabel p-value OR 95% C.I

Batas bawah Batas atas

Jenis Kelamin 0.737 1.153 0.502 2.644

Tingkat Pendidikan 0.176 2.165 0.708 6.616

Tingkat Pendapatan 0.01 3.522 1.347 9.211

(52)

tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik ternyata variabel tingkat pendapatanlah yang paling berpengaruh terhadap kejadian depresi pada penderita DM tipe 2, meskipun pada analisis chi-square tingkat pendidikan berhubungan dengan kejadian depresi (p = 0,001). Responden dengan tingkat pendapatan rendah berpeluang untuk menderita depresi sebesar 2,165 kali lebih tinggi (OR = 2,165, 95% CI : 1,374 - 9,211) dibanding responden dengan tingkat pendapatan tinggi.

5.3.Pembahasan

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui tingkatan depresi penderita DM tipe 2 di RSUP H. Adam Malik yakni persentase tertinggi 47.8% (55 orang) tidak mengalami depresi diikuti depresi ringan 31.3% (36 orang), depresi sedang 13.0% (15 orang), dan yang paling sedikit yakni depresi berat 7.8% (9 orang). Dengan pengelompokkan menjadi 2 kategori (depresi dan tidak depresi) didapatkan prevalensi depresi adalah lebih dari setengah responden yakni 52.2% (60 orang). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang melaporkan prevalensi depresi pada penderita DM tipe 2 sekitar 52.5% (Bener et al, 2011) dengan kisaran antara 30-83% (Li et al, 2008)

Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa angka depresi meningkat pada penderita diabetik dibandingkan dengan populasi umum. Beberapa variabel yang telah diteliti dalam penelitian ini akan dibahas dalam subjudul pembahasan sebagai berikut :

A. Jenis Kelamin

(53)

Namun, pada analisis bivariat didapatkan variabel jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian depresi (p = 0.167). Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi (p = 0.005) (Goldney et al, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Roupa et al (2009) juga menunjukkan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi (p < 0.001) di mana wanita (41.4%) memiliki peluang 2 kali lebih tinggi untuk terkena depresi daripada pria (17,8 %). Sebaliknya, hasil penelitian James et al (2010) justru menunjukkan hasil serupa dengan penelitian ini yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi (p = 0.167).

Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena berbedanya kuesioner yang digunakan. Selain itu, beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan perbedaan ini seperti faktor spiritualitas responden, lokasi penelitian, dan jumlah sampel penelitian.

B. Usia

Usia rata-rata dan standar deviasi responden pada penelitian ini adalah 58.64±8.455 tahun. Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa responden yang berusia 56 tahun ke atas lebih banyak menderita depresi (58.3%) dibanding responden yang berusia di bawah 56 tahun (41.7%). Namun, hasil ini ternyata tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (16.6%) dikarenakan responden memang lebih banyak yang berusia 56 tahun ke atas (62.6%). Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa variabel umur tidak berhubungan dengan kejadian depresi (p = 0,322). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian James et al (2010) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian depresi (p = 0.647). Berbeda dengan hasil penelitian Raval et al

(54)

Kemungkinan perbedaan hasil penelitian ini disebabkan perbedaan kultur budaya responden, kemampuan adaptasi responden, cara pengambilan sampel, dan jumlah sampel.

C. Tingkat Pendidikan

Pada tabel analisis bivariat, didapatkan responden dengan tingkat pendidikan rendah lebih banyak menderita depresi (78.1%) dibanding yang tidak mengalami depresi (21.9%). Hasil ini serupa dengan penelitian Engum

et al (2005) yang menyatakan mereka dengan tingkat pendidikan rendah secara signifikan lebih banyak menderita depresi (72.5%) dibanding yang tidak menderita depresi (64.7%)

Dari uji chi-square pada penelitian ini didapatkan tingkat pendidikan berhubungan signifikan dengan kejadian depresi (p = 0.001). Namun, setelah masuk model multivariat, variabel ini tidak berhubungan lagi dengan kejadian depresi (p = 0.176). Perbedaan hasil uji variabel tingkat pendidikan pada analisis bivariat dan multivariat disebabkan pada uji bivariat variabel tingkat pendidikan hanya diinteraksikan dengan kejadian depresi saja, sedangkan pada analisis multivariat variabel tingkat pendidikan dikontrol oleh variabel independen lainnya yang sama-sama berinteraksi melalui proses yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan, variabel ini bukanlah variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian depresi pada responden.

Penelitian sebelumnya yang menyatakan tingkat pendidikan berhubungan dengan kejadian depresi pada analisis bivariat dan multivariatnya adalah penelitian Bell et al (2005). Dalam penelitiannya Bell mendapatkan p-value yang signifikan (p < 0.0001).

(55)

12 tahun pendidikan formal berbeda dengan penelitian ini dan Bell et al

yang menggunakan titik potong 9 tahun.

D. Tingkat Pendapatan

Jumlah responden pada kedua kelompok tingkat pendapatan (tingkat pendapatan tinggi dan rendah) tidak jauh berbeda jumlahnya. Responden dengan tingkat pendapatan tinggi sebanyak 60 orang (52.2%) sedangkan responden dengan tingkat pendapatan rendah sebanyak 55 orang (47.8%). Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa angka prevalensi depresi lebih tinggi pada responden dengan tingkat pendapatan rendah sebesar 66.7% dibanding responden dengan tingkat pendapatan tinggi 33.3%. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Akhtar-Danesh & Landeen (2007) yang mengemukakan kemungkinan menderita depresi pada mereka dengan pendapatan rendah sebesar dua kali lebih tinggi dibandingkan mereka dengan pendapatan tinggi.

Pada analisis bivariat hubungan yang sangat signfikan antara tingkat pendapatan dengan kejadian depresi (p = 0.00002) ditemukan dalam penelitian ini. Pada analisis mulitivariat, tingkat pendapatan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian depresi (p = 0.01,OR = 3,522, 95% CI : 1,374 - 9,211). Hal ini mengisyaratkan bahwa responden dengan tingkat pendapatan rendah berpeluang untuk menderita depresi sebesar 3,522 kali lebih tinggi dibanding responden dengan tingkat pendapatan tinggi . Hasil yang serupa dilaporkan oleh Goldney et al (2004) yangmenyatakan mereka dengan pendapatan < 20.000 US$ pertahun secara signifikan cenderung untuk menderita depresi dibanding mereka dengan pendapatan ≥ 20.000 US$ pertahun. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik (multivariate) yang dilakukannya, didapatkan hubungan yang sangat signifikan antara pendapatan rendah dengan kejadian depresi pada penderita DM (p < 0.0001).

E. Jumlah Komplikasi

(56)

(p = 0.545). Hasil yang sama juga ditemukan dari penelitian yang dilakukan oleh Naranjo et al (2011) yang menyatakan jumlah komplikasi tidak berhubungan dengan kejadian depresi (OR = 0.87 (0.65-1.18) ). Hasil yang tidak berhubungan pun ditemukan oleh Fisher et al (2002). Ia berasumsi model stress kumulatif, biopsikososial lebih berkontribusi terhadap kejadian depresi dan anxiety daripada satu model penyakit (dalam hal ini komplikasi DM). Lebih lanjut, ia mengatakan stress ini berkontribusi terhadap kejadian depresi dan anxiety sehingga pendekatan psikologikal yang lebih luas akan lebih baik menjelaskan kondisi pasien daripada hanya berfokus terhadap

outcome depresi.

Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Groot et al (2001) menunjukkan hal yang berbeda bahwa tingkat depresi berat berhubungan erat dengan meningkatnya jumlah komplikasi. (p = 0.05) yang berarti meningkatnya jumlah komplikasi berhubungan dengan meningkatnya tingkatan depresi.

F. Lama Sakit

Dari tabel 5.7 terlihat persentase responden dengan lama sakit < 5 tahun sebanyak 42.6% tidak jauh berbeda dengan responden dengan lama sakit ≥ 5 tahun sebanyak 57.3%. Dari tabel 5.15 terlihat tidak ada hubungan yang signifikan antara lama sakit dengan kejadian depresi dan dibuktikan dengan p-value = 0.195. Hal ini sejalan dengan penelitian Raval et al (2010) yang melaporkan peluang menderita depresi tidak signifikan dengan lama sakit DM tipe 2 (p = 0.23).

(57)

Peneliti berasumsi perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena berbedanya lokasi penelitian sehingga karakteristik responden pun berbeda. Beberapa responden yang diwawancara sudah dapat beradaptasi dengan penyakit DM yang dideritanya sehingga lama sakit tidak lagi mempengaruhi kejadian depresi. Namun, beberapa pasien dengan tingkat kepedulian yang rendah untuk mengontrol penyakitnya cenderung mengalami komplikasi seiring dengan semakin lamanya menderita DM sehingga mekanisme coping

pada pasien ini tidak terjadi. Keterbatasan Penelitian :

1. Beberapa hal yang ditemukan peneliti dalam proses pengumpulan data melalui kuesioner adalah sebagian responden harus dibantu dalam pengisian kuesioner dikarenakan responden sebagian besar berusia tua dan telah mengalami penurunan ketajaman penglihatan sehingga hal tersebut memerlukan tambahan waktu pengisian.

2. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah BDI (Beck Depression Inventory) yang sebelumnya telah divalidasi dan diterjemahkan. Kuesioner ini berisi 21 pertanyaan dan responden dengan tingkat pendidikan rendah cenderung mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner ini sehingga peneliti perlu menjelaskan lebih lanjut maksud dari pertanyaan sehingga memerlukan tambahan waktu wawancara yang lebih lama dan jawaban responden mungkin saja kurang akurat dikarenakan kurang memahami maksud pertanyaan.

3. Untuk menentukan komplikasi dan lama sakit responden, peneliti sulit mendapatkan data langsung dari rekam medis pasien sehingga peneliti bertanya langsung kepada responden. Jawaban responden mungkin saja kurang akurat dikarenakan responden mungkin saja lupa atau tidak tahu komplikasi dan lama ia menderita DM tipe 2.

(58)

berat (contoh: penyakit jantung) sangat menentukan kejadian depresi dibanding dengan 2 komplikasi yang tidak begitu berat (contoh: hipertensi dan disfungsi ereksi).

5. Cara pengambilan sampel yang berupa consecutive sampling sehingga distribusi pasien tidak merata.

(59)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diambil kesimpulan sebagai berikut ;

1. Karakteristik penderita DM tipe 2 di RSUP H. Adam Malik adalah kebanyakan pasien berjenis kelamin perempuan (52.2%), berusia 56-65 tahun (40%), tingkat pendidikan PT (48.7%), tingkat pendapatan tinggi (52.2%), jumlah komplikasi < 2 (75.7%), dan lama sakit < 5 tahun (42.6%).

2. Depresi merupakan salah satu komplikasi DM yang sering terabaikan dan tidak terdiagnosis. Penelitian ini menunjukkan lebih dari setengah responden menderita depresi (52.2%) sementara 7.8% menderita depresi berat.

3. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, umur, jumlah komplikasi, dan lama sakit dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan.

4. Pada analisis bivariat dijumpai adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan (p = 0.001) dan tingkat pendapatan (p = 0.00002) dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP. Haji Adam Malik, Medan.

(60)

6.2. Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini di antaranya : 1. Depresi sering tidak terdiagnosis oleh dokter dan tenaga kesehatan

lainnya. Oleh karena itu, deteksi dini depresi dengan kuesioner deteksi dini depresi (contoh : BDI) perlu dilakukan pada pasien DM tipe 2. Hal ini dikarenakan, berdasarkan tinjauan pustaka yang telah disajikan dalam penelitian ini, depresi dapat memperburuk kondisi umum pasien DM tipe 2.

2. Tatalaksana holistik yang adekuat perlu diterapkan pada pasien DM tipe 2 yang terbukti menderita depresi guna menghindarkan pasien dari dampak buruk yang diakibatkan komorbid depresi dan memperbaiki outcome

medis sehingga kualitas hidup yang lebih baik dapat tercapai.

3. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi apakah pasien yang didiagnosis DM tipe 2 cenderung menderita depresi dengan memperdalam cakupan penelitian sehingga lebih bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahun khususnya di bidang kedokteran dan kesehatan.

(61)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus 2.1.1 Pengertian

Diabetes melitus adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh defisiensi produksi insulin oleh pankreas atau ketidakefektifan produksi insulin baik karena faktor keturunan atau didapat (acquired). Defisiensi ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah (KGD), yang akhirnya membuat kerusakan banyak sistem tubuh, khususnya pembuluh darah dan saraf (WHO, 2013b)

Defek sekresi atau aksi atau sekresi dan aksi insulin pada penderita DM mengakibatkan terjadinya hiperglikemia. Hiperglikemia yang terjadi kronik pada DM berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ khususnya mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (ADA, 2004).

2.1.2 Klasifikasi

A. Diabetes Melitus Tipe I

1. Diabetes yang Dimediasi Sistem Imun

(62)

2. Diabetes Idiopatik

Diabetes Idiopatik merupakan beberapa bentuk dari DM tipe 1 yang tidak diketahui etiologinya. Beberapa pasien diabetes idiopatik mengalami insulinopenia (kekurangan insulin) permanen dan cenderung mengalami ketoasidosis, tapi tidak dijumpai bukti adanya mekanisme autoimunitas. Meskipun jarang pasien DM tipe 1 yang memenuhi kategori ini, keturunan Afrika dan Asia paling banyak menderita DM jenis ini. Individu dengan diabetes idiopatik mengalami episodik ketoasidosis dan menunjukkan derajat bervariasi defisiensi insulin antar episode. DM jenis ini sangat erat kaitannya dengan faktor keturunan, kurangnya bukti imunologi autoimunitas sel β, dan tidak berhubungan dengan HLA (ADA, 2004).

B. Diabetes Melitus Tipe 2

(63)

akan berkurang dengan reduksi berat badan dan/atau terapi farmakologis hiperglikemia, tapi jarang kembali ke keadaan normal (ADA, 2004).

C. Diabetes Melitus Gestasional

DM Gestasional didefinisikan sebagai setiap derajat intoleransi glukosa dengan onset atau dikenali pertama kali saat kehamilan. Definisi ini dipakai tanpa melihat apakah insulin atau hanya modifikasi diet yang diberikan selama pengobatan atau apakah kondisi menetap setelah kehamilan (ADA, 2004).

D. Tipe spesifik lain dari Diabetes Melitus 1. Defek genetik fungsi sel β

a. Kromosom 12, HNF-α (dahulu MODY 3) b. Kromosom 7, glukokinase (dahulu MODY 2) c. Kromosom 20, HNF-α (dahulu MODY 1)

d. Kromosom 13, insulin promoter factor (IPF dahulu MODY 4) e. Kromosom 17, HNF-1β (dahulu MODY 5)

f. Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY 6) DNA mitokondria g. Lainnya.

2. Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A, I eprechaunism, sindrom Rabson Mendenhall diabetes lipoatrofik, lainnya.

3. Penyakit eksokrin pankreas : pankreatitis, trauma/pankreatektomi, neoplasma, fibrosis kistik hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus, lainnya.

4. Endokrinopati : akromegali, sindroma cushing, feokromasitoma, hipertiroidisme somatostatinoma, aldosteronoma, lainnya.

5. Karena obat/zat kimia : vacor, pentamidine, asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid, diazoxid, aldosteronoma, lainnya.

6. Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya.

Gambar

Tabel 3.1. Definsi Operasional Jenis Kelamin
Tabel 3.5. Definsi Operasional Jumlah Komplikasi
Tabel 5.1. Distribusi Katergorial Responden Berdasarkan Jenis
Tabel 5.4. Distribusi Katergorial Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang yang berarti bagi lembaga yang berkompeten mengenai pentingnya kondisi fisik atlet, khususnya atlet

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DINAMIS TERHADAP HASIL DRIBBLE-SHOOT DALAM PERMAINAN FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan Penetapan Pemenang Seleksi Umum pekerjaan Jasa Konsultansi Perencana Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu STAIN Kudus Tahun Anggaran 2016

The findings of this research were that Project Based Learning Technique can help the students improve their writing. It can be seen from the quantitative and qualitative data.

Universitas Sumatera

Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling disukai2. Bercerita pendek yang berisi