• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Hasil Analisis Data

5.2.2 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik chi-square, untuk melihat adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan derajat kemaknaan α = 0,05.

1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Depresi

Hasil analisis bivariat hubungan jenis kelamin dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut :

Tabel 5.10 Analisis Chi-Square Jenis Kelamin dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Jenis Kelamin Depresi Kejadian Depresi Tidak Depresi Total

n % n % n %

Perempuan 35 58.30% 25 45.50% 60 52.20%

Laki-laki 25 41.70% 30 54.50% 55 47.80%

Total 60 100.00% 55 100.00% 115 100.00%

p = 0.167

Dari tabel di atas dapat dianalisis bahwa persentase responden perempuan yang menderita depresi lebih banyak yakni 58.3% dibanding pria sebanyak 41.7% yang menderita depresi. Namun, dari analisis uji chi- square didapat nilai p value 0.167 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian depresi.

2. Hubungan Umur dengan Kejadian Depresi

Raval et al mengemukakan depresi sangat kuat hubungannya dengan usia >54 tahun, oleh sebab itu peneliti mengelompokkan umur menjadi 2 kategori dengan potongan pada usia 56 tahun berdasarkan pendekatan kategori yang telah disajikan pada bab 3 sehingga menjadi Lansia akhir-manula (≥56 tahun) dan Dewasa awal-lansia awal (26-55 tahun).

Hasil analisis bivariat hubungan umur dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut :

Tabel 5.11 Analisis Chi-Square Umur dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Umur Depresi Kejadian Depresi Tidak Depresi Total

n % n % N % Lansia akhir- manula (≥56 tahun) 35 58.30% 37 67.30% 72 62.60% Dewasa awal- lansia awal (26- 55 tahun) 25 41.70% 18 32.70% 43 37.40% Total 60 100.00% 55 100.00% 115 100.00% p = 0.322 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden yang mengalami depresi lebih banyak yang berusia 56 tahun ke atas (lansia akhir-manula) yakni sebanyak 35 orang (58.3%) dibanding yang berusia 26-55 tahun (dewasa awal-lansia awal) sebanyak 25 orang (41.7%). Sedangkan yang tidak mengalami depresi sebanyak 37 orang (67.3%) berusia 56 tahun ke atas (lansia akhir-manula) dan sebanyak 18 orang (32.7%) berusia 26-55 tahun (dewasa awal-lansia awal). Dari hasil uji chi- square ini juga, didapatkan p-value = 0.322 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian depresi.

3. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Depresi

Engum et al (2005) mengklasifikasikan pendidikan rendah dan tinggi berdasarkan lamanya sekolah. Lama sekolah ≤ 9 tahun dikategorikan pendidikan rendah sedangkan > 9 tahun dikategorikan pendidikan tinggi. Pada Bab 3, definisi operasional tingkat pendidikan terdiri dari 5 kategori yakni tidak sekolah, SD, SMP, SMA, dan PT. Namun, pada uji chi-square kategori ini dikelompokkan menjadi 2 kategori yakni Tidak sekolah sampai SMP berkategori rendah dan SMA sampai PT berkategori tinggi.

Hasil analisis bivariat hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut

Tabel 5.12 Analisis Chi-Square Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Tingkat Pendidikan

Kejadian Depresi

Depresi Tidak Depresi Total

n % N % n % Rendah (Tidak sekolah - SMP) 25 78.1% 7 21.9% 32 100.00% Tinggi (SMA - PT) 36 42.2% 48 57.8% 83 100.00% Total 60 52.2% 55 47.8% 115 100.00% p = 0.001 Dari tabel di atas terlihat responden dengan tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah-SMP) yang mengalami depresi sebanyak 25 orang (78.1%) lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami depresi sebanyak 7 orang (21.9%). Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan tinggi (SMA-PT) yang mengalami depresi sebanyak 36 orang (42.2%) lebih rendah daripada responden yang tidak mengalami depresi yakni sebanyak 48 orang (57.8%). Dari uji ini juga didapatkan p-value sebesar 0.001 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian depresi.

4. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Kejadian Depresi

Hasil analisis bivariat hubungan tingkat pendapatan dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut :

Tabel 5.13 Analisis Chi-Square Tingkat Pendapatan dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Tingkat Pendapatan Depresi Kejadian Depresi Tidak Depresi Total

n % n % n % ≤ Rp 1.650.000,00 (rendah) 40 66.70% 15 27.30% 55 47.80% > Rp 1.650.000,00 (tinggi) 20 33.30% 40 72.70% 60 52.20% Total 60 100.00% 55 100.00% 115 100.00% p = 0.00002 Berdasarkan analisis chi-square, tabel di atas mengemukakan bahwa responden dengan tingkat pendapatan rendah (≤ Rp 1.650.000,00) lebih banyak yang mengalami depresi sebanyak 40 orang (66.7%) dibandingkan responden dengan tingkat pendapatan tinggi (>Rp1.650.000,00) sebanyak 20 orang (33.3%). Sedangkan responden yang tidak mengalami depresi sebanyak 40 orang (72.7%) dengan tingkat pendapatan tinggi (> Rp 1.650.000,00) lebih banyak daripada 15 orang (27.3%) dengan tingkat pendapatan rendah (≤ Rp 1.650.000,00). Pada analisis ini didapatkan p-value = 0.00002, yang berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendapatan dengan kejadian depresi.

5. Hubungan Jumlah Komplikasi dengan Kejadian Depresi

Hasil analisis bivariat hubungan jumlah komplikasi dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan dapat dilihat pada tabel 5.14 berikut.

Tabel 5.14 Analisis Chi-Square Jumlah Komplikasi dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Jumlah Komplikasi

Kejadian Depresi

Depresi Tidak Depresi Total

N % n % n %

≥ 2 komplikasi 16 57.1% 12 42.9% 28 100.00%

<2 komplikasi 44 50.6% 43 49.4% 87 100.00%

Total 60 52.2% 55 47.8% 115 100.00%

p = 0.545 Analisis chi-square hubungan antara jumlah komplikasi dengan kejadian depresi menunjukkan bahwa responden dengan jumlah komplikasi ≥ 2 yang mengalami depresi sebanyak 16 orang (57.1%) lebih tinggi daripada yang tidak mengalami depresi sebanyak 12 orang (42.9%). Sedangkan responden dengan jumlah komplikasi < 2 yang mengalami depresi sebanyak 44 orang (50.6%) sedikit lebih tinggi daripada responden yang tidak mengalami depresi yakni sebanyak 43 orang (49.4%).

Pada analisis ini didapatkan p-value = 0.545, yang berarti tidak ada hubungan antara jumlah komplikasi dengan kejadian depresi.

6. Hubungan lama sakit dengan kejadian depresi

Hasil analisis bivariat hubungan lama sakit dengan kejadian depresi pada penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut :

Tabel 5.15 Analisis Chi-Square Lama Sakit dengan Kejadian Depresi pada Penderita DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik, Medan

Lama Sakit Depresi Kejadian Depresi Tidak Depresi Total

n % n % n %

≥ 5 tahun 31 51.70% 35 63.60% 66 57.40%

< 5 tahun 29 48.30% 20 36.40% 49 42.60%

Total 60 100.00% 55 100.00% 115 100.00%

Dari tabel di atas tampak responden yang menderita DM ≥ 5 tahun lebih banyak yang mengalami depresi yakni sebanyak 31 orang (51.7%) dibanding sebanyak 29 orang (48.3%) responden menderita DM <5 tahun. Responden yang tidak mengalami depresi sebanyak 35 orang (63.3%) menderita DM ≥ 5 tahun dan sebanyak 20 orang (36.4%) menderita DM <5 tahun.

Pada analisis ini juga didapatkan p-value = 0.195 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara lama sakit dengan kejadian depresi.

5.2.3. Hasil Analisis Multivariat

Dokumen terkait