ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP
MADRASAH ALIYAH NEGERI BONDOWOSO
Tahun Pelajaran 2011/2012KELAS X
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
NAMA ………..
NILAI: ……..
Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1. Sebutkan ciri-ciri sastra lama/klasik! 2. Sebutkan 4 ciri-ciri dari cerpen!
3. Baca dengan seksama cuplikan teks di bawah ini!
Analisis terhadap UUD 1945 yang berlaku sejak 18 Agustus 1945 memproyeksikan paling tidak tujuh kontrak sosial bagaimana negara itu dibangun. Pertama, penghuni bumi Nusantara yang terdiri sekitar 500 etnis berbeda ras, budaya, bahasa dan agama bersepakat membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kedua, negara bertujuan memajukan segenap bangsa, dan mewujudkan perlindungan , keamanan , keadilan, kesejahteraan dan sebesar-besarnya kemakmuran bagi segenap rakyat. Ketiga, negara berdasar pancasila, bukan berdasar agama. Keempat, dalam penyelenggaraan negara, rakyatlah yang berdaulat. Kelima, kemerdekaan berserikat, berkumpul dan berekspresi dijamin. Keenam, dalam penyelenggaraan negara hak asasi manusia dihormati. Ketujuh, negara diselenggarakan bersendikan hukum bukan kekuasaan.
Tulislah simpulan cuplikan teks di atas dalam satu kalimat! 4. Buatlah sebuah kritik terhadap pernyataan berikut!
Semua televisi menjadikan program sinetron sebagai program unggulan.
5. Tokoh dalam suatu cerita yang menjadi sentral cerita disebut…. 6. Puisi mempunyai ciri-ciri pemadatan segala unsur kebahasaan yang
berarti….
7. Sebutkan macam-macam grafik!
8. Barangkali, bukan suatu kebetulan, bila sajak pertama yang ditulis
Chairil Anwar berjudul Nisan. Ketika itu dia berumur dua puluh tahun. Dia menghadapi neneknya yang meninggal. Tampaknya sang nenek begitu “ridla menerima segala tiba”,begitu tenang, atau lebih tepat lagi
barangkali, begitu tak berdaya.
Dari teks di atas, tulislah kalimat yang mengandung opini!
9. Di sebuah gubuk tua dari sebuah kantung di keranjang besarnya, Wak Katok mengeluarkan daun ramu-ramuan. Mereka membersihkan luka-luka Pak Balam dengan air panas dan Wak Katok menutup luka-luka besar di betis dengan ramuan daun-daun yang kemudian mereka membungkus dengan sobekan kain sarung pak Balam. Keringat Pak Balam mengalir antar menahan rasa perih dengan matahari yang bertengger di atas gubuk itu. Wak Katok merebus ramuan obat-obatan sambil membaca mantera-mantera, dan setelah air mendidih, air obat dituangkan
kedalam mangkok dari batok kelapa. Setelah air agak dingin, Wak Katok meminumkannya kepada Pak Balam sedikit demi sedikit.