• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waterpass Digital Menggunakan Sensor Accelerometer Berbasis Mikrokontroler At Mega 8535

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Waterpass Digital Menggunakan Sensor Accelerometer Berbasis Mikrokontroler At Mega 8535"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

WATERPASS DIGITAL MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER BERBASIS MIKROKONTROLER AT MEGA 8535

TUGAS AKHIR

M. PUTRA SUKATENTEL 112411017

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

WATERPASS DIGITAL MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER BERBASIS MIKROKONTROLER AT MEGA 8535

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

M.PUTRA SUKATENDEL 112411017

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : WATERPASS DIGITAL MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER BERBASIS MIKROKONTROLER AT MEGA 8535 Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : M PUTRA SUKATENDEL Nomor Induk Mahasiswa : 112411017

Program Studi : D-III METROLOGI DAN INSTRUMENTASI Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DISAHKAN

Komisi Pembimbing:

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing I

D-III Metrologi Dan Instrumentasi Tugas Akhir

Dr.Diana A. Barus, M.Sc Dr.Diana A.Barus, M.Sc

(4)

PERNYATAAN

WATERPASS DIGITAL MENGGUNAKA SENSOR

ACCELEROMETER BERBASIS AT MEGA 8535

Tugas Akhir

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirobbil’alamin,

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan barokah,

rahmat, hidayah-Nya dan menganugerahkan kemudahan serta kelancaran sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas proyek ini sesuai waktu yang telah

ditetapkan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah

Sallallahu’alaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu menjadi inspirasi dan

teladan bagi penulis

Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar

Ahli Madya pada Program Studi Diploma Tiga (III) Metrologi dan Instrumentasi

Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sumatera Utara.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah

WATERPASS DIGITAL MENGGUNAKAN SENSOR

ACCELEROMETER BERBASIS MIKROKONTROLER AT

MEGA 8535

Penulis menyadari bahwa tersusunnya Laporan Tugas Akhir ini dari Do’a,

perhatian, bimbingan, motivasi dan dukungan berbagai pihak, sehingga dengan

keikhlasan dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Sutarman S.Si, M.Si selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

(6)

2. Bapak Dr.Marhaposan Situmorang selaku ketua departemen Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M.Sc selaku Ketua Program Studi D3 Metrologi

dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Uniuversitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M.Sc selaku dosen pembimbing saya yang

menbantu dalam menyelesaikan alat dan penulisan laporan ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Diploma Tiga (III) Metrologi dan

Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Sumatera Utara.

6. Kedua Orang Tua Yang saya sayangi yang telah mendukung dan memberikan

semangat untuk saya dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

7. Teman Teman saya Annisayyubi Izzati, Astriana Christy Bangun, Coky Y.S

Ritonga serta teman-teman Metrologi dan Instrumentasi Angkatan 2011 yang

telah membatu dan memberikan dukungan moril kepada penulis dalam

menulis laporan Tugas Akhir.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih

jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang bersifat ny membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Semoga laporan ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis dan menjadi ilmu yang

bermanfaat bagi pembaca.

Amin Yaa Rabbal’alamin

Medan, Juli 2014

(7)

ABSTRAK

Pada Projek Akhir ini penulis membahas masalah yang berjudul

“WATERPASS DIGITAL MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER

BERBASIS MIKROKONTROLER AT MEGA 8535”. Alat ini berfungsi mengukur

elevasi / peil sutu bidang untuk kegiatan kalibrasi, tera dan tera ulang Dimana Tugas

akhir ini menggunakan Sensor accelerometer, AT Mega 8535 sebagai

mikrokontroler, LED 2x16 sebagi keluarannya dan baterai 9V sebai sumber arus.

Mikrokontroler AT Mega 8535 mempunyai input berbentuk sensor, sensor

accelerometer ini akan mendeteksi kemiringan suatu bidang kemudian

(8)

ABSTRACT

In this final project addressed the issue entitled "WATERPASS DIGITAL

ACCELEROMETER SENSOR USING MICROCONTROLLER AT MEGA 8535".

This tool is used to measure the elevation / peil an activity field for calibration

activities, calibration and re-calibration Where This thesis uses the accelerometer

sensor, the AT Mega 8535 microcontroller, LED output and 2x16 as a current source

Sebai 9V battery. AT Mega 8535 microcontroller input has shaped sensor,

accelerometer sensor will detect the tilt of a field then display the measurement results

(9)

DAFTAR ISI

BAB 2 LandasanTeori...5

2.1 Sensor Accelerometer………...5

2.2 Mikrokontroler AT Mega 8535………11

BAB 3 Rancangan Sistem………15

3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Rangkaian………..15

3.2 Perancangan Rangkaian Catu Daya………16

3.3 Perancangan Rangkaian dengan Mikrokontroller………..17

3.4 Perancangan sistem modul accelerometer………...18

3.5 Flowchart sistem……….19

BAB 4 Analisa Rangkaian………...20

4.1 Pengujian Rangkaian Power Supply………...20

4.2 PengujianMikrokontrol ATM 8535………20

4.3 Pengujian Accelero Sensor……….22

4.4 Interfacing LCD 2x14……….23

BAB 5 Kesimpulan Dan Saran………...25

5.1 Kesimpulan……….25

5.2 Saran ………..25

(10)

ABSTRAK

Pada Projek Akhir ini penulis membahas masalah yang berjudul

“WATERPASS DIGITAL MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER

BERBASIS MIKROKONTROLER AT MEGA 8535”. Alat ini berfungsi mengukur

elevasi / peil sutu bidang untuk kegiatan kalibrasi, tera dan tera ulang Dimana Tugas

akhir ini menggunakan Sensor accelerometer, AT Mega 8535 sebagai

mikrokontroler, LED 2x16 sebagi keluarannya dan baterai 9V sebai sumber arus.

Mikrokontroler AT Mega 8535 mempunyai input berbentuk sensor, sensor

accelerometer ini akan mendeteksi kemiringan suatu bidang kemudian

(11)

ABSTRACT

In this final project addressed the issue entitled "WATERPASS DIGITAL

ACCELEROMETER SENSOR USING MICROCONTROLLER AT MEGA 8535".

This tool is used to measure the elevation / peil an activity field for calibration

activities, calibration and re-calibration Where This thesis uses the accelerometer

sensor, the AT Mega 8535 microcontroller, LED output and 2x16 as a current source

Sebai 9V battery. AT Mega 8535 microcontroller input has shaped sensor,

accelerometer sensor will detect the tilt of a field then display the measurement results

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran

dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.

Instrumentasi sebagai

bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya) dan bisa berupa pengukur dari semua

jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik. Beberapa contoh di

antaranya adalah : alat ukur

listrik density dan lain

sebagainya.

Elektronika dan Instrumentasi merupakan cabang

menggabungkan antara pengetahua

dalam suatu

diperlukan untuk mendukung sistem pengukuran dan pengontrolan instrumentasi dari

industri yang dikendalikan.

Perkembangan dan kemajuan teknologi telah menciptakan banyak alat-alat yang

mampu mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Alat-alat bantu ini

menggunakan sistem instrumentasi atau elektronika digital yang banyak digunakan

di tempat-tempat umum terlebih pada transaksi pedagangan. Pengukuran dalam

(13)

menggunakan sistem instrumen yang sudah dikembangkan teknologinya karena

ketepatan dalam pengukuran sangat diperlukan.

Mengukur kedataran elevasi / peil sutu bidang menggunakan waterpass yang

masih manual tetapi tentang kepastian pengukuran waterpass adalah kurang maka

akan mempengaruhi kegiatan kalibrasi, tera dan tera ulang yang dilakukan

tujuannya untuk mendapatkan hasil yang presisi dengan kesalahan yang masih

dibawah batas kesalahan yang diizinkan (BKD) dari latar belakang tersebut maka

dirancanglah sebuah alat yaitu waterpass digital dengan menggunakan sensor

accelerometer untuk mendapatkan suatu hasil pengukuran yang akurat, dapat

dipercaya, serta dengan kesalahan pengukuran yang cukup kecil

Sensor accelerometer adalah suatu alat untuk mengukur percepatan sehingga

dapat mendeteksi adanya perubahan posisi device dan berapa banyak perubahan itu

terjadi, sensor ini telah banyak dipakai di beberapa bidang seperti pada windows

phone, namun kali ini sensor diaplikasikan sebagai sensor pada perancangan alat ukur

yaitu waterpass digital. Sensor akselometer sangatlah cocok digunakan pada

perancangan waterpass digital ini karena sifat sensor yang peka terhadap tekanan yang

diberikan terhadap lingkungannya bahkan ketika diletakkan diatas meja sekalipun bisa

terjadi variasi data sehingga kemungkinan kesalahan adalah 0-1.

(14)

Karena sedikitnya yang mengembangkan tentang alat ukur kedataran khususnya

unuk mencari elevasi atu peil suatu bidang, maka dibuatlah WATERPASS DIGITAL

MENGGUNAKAN SENSOR ACCELOMETER BERBASIS MIKROKONTROLER

AT MEGA 8535 agar mempermudah dalam mendapatkan elevasi atau peil dengan

akurat.

1.3Batasan Masalah

Penulis membatasi ruang lingkup, hal ini di lakukan agar pembatasannya tidak

menyimpang tentang kedataran menggunakan sensor accelerometer. Batasan masalah

dalam pembuatan tugas akhir ini mengenai aplikasi sensor dan mikrokontroler

sehingga didapat kedataran suatu bidang.

1.4Sistem Penulisan

Adapun Tujuan pembuatan sistem penulisan tugas akhir ini adalah untuk lebih

mudahkan penulis dalam membuat dan menyelesaikan permasalah yang dianalisis

sehingga lebih terarah dan terfokus. Adapaun sistematika penulisan laporan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang penulis,

Batasan Masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian,

metode pengumpulan data dan sistem penulisan.

(15)

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan

untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu

antara lain tentang elevasi atau peil, sensor accelerometer ,dan

mikrokontroler AT Mega 8535

BAB 3 : PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Membahas tentang perencanaan sistem dan pembuatan sistem secara

keseluruhan.

BAB 4 : PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA PROGRAM

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan

spesifikasi alat dan lain-lain

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya

(16)

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Sensor Accelerometer

Percepatan merupakan suatu keadaan berubahnya kecepatan terhadap waktu.

Bertambahnya suatu kecepatan dalam suatu rentang waktu disebut juga percepatan

(acceleration). Jika kecepatan semakin berkurang daripada kecepatan sebelumnya,

disebut deceleration.

Bergantung pada arah/orientasi karena merupakan penurunan kecepatan yang

merupakan besaran vektor. Berubahnya arah pergerakan suatu benda akan

menimbulkan percepatan pula. Untuk memperoleh data jarak dari sensor

accelerometer, diperlukan proses integral ganda terhadap keluaran sensor.

s = (∫( ∫(�) dt)dt ...(1)

Proses penghitungan ini dipengaruhi oleh waktu cuplik data, sehingga jeda waktu

cuplik data (dt) harus selalu konstan dan dibuat sekecil mungkin Secara sederhana,

(17)

Gambar 2.3 Pengintegralan sederhana terhadap suatu sinyal

Accelerometer adalah sebuah perangkat yang mampu mengukur sebuah kekuatan

akselerasi. Kekuatan ini mungkin statis (diam) seperti halnya kekuatan konstan dari

gravitasi Bumi, atau bisa juga bersifat dinamis karena gerakan atau getaran dari

sebuah alat akselerometer.

Gambar 2.1 sensor accelerometer

Accelerometer adalah sebuah tranduser yang berfungsi untuk mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur getaran, ataupun untuk mengukur percepatan

akibat gravitasi bumi. Accelerometer juga dapat digunakan untuk mengukur getaran

yang terjadi pada kendaraan, bangunan, mesin, dan juga bisa digunakan untuk

mengukur getaran yang terjadi di dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan

(18)

Gambar 2.2 sensor accelerometer vector dan sumbu

Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa apabila suatu

konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan magnet

digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada

konduktor tersebut. Accelerometer yang diletakan di permukaan bumi dapat

mendeteksi percepatan 1g (ukuran gravitasi bumi) pada titik vertikalnya, untuk

percepatan yang dikarenakan oleh pergerakan horizontal maka accelerometer akan

mengukur percepatannya secara langsung ketika bergerak secara horizontal. Hal ini

sesuai dengan tipe dan jenis sensor Accelerometer yang digunakan karena setiap jenis

sensor berbeda-beda sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

pembuatnya. Saat ini hamper semua sensor/tranduser accelerometer sudah dalam

bentuk digital (bukan dengan sistem mekanik) sehingga cara kerjanya hanya

bedasarkan temperatur yang diolah secara digital dalam satu chip. Berikut ini adalah

gambar bagaimana proses accelerometer analog (dengan sistem mekanik maupun

(19)

 Accelerometer analog yang bekerja berdasarakan sistem mekanik

Kebanyakan accelerometers adalah Micro-Electro-Mechanical Sensor (MEMS).

Prinsip dasar operasi balik accelerometer MEMS adalah perpindahan kecil dari massa

yang terukir di permukaan silikon dari sirkuit terintegrasi dan ditangguhkan oleh

balok kecil. Konsisten dengan hukum kedua Newton tentang gerak (F = ma), sebagai

percepatan diterapkan untuk perangkat, kekuatan berkembang yang menggusur massa.

Dukungan balok bertindak sebagai pegas, dan cairan (biasanya udara) terjebak di

dalam IC bertindak sebagai peredam, menghasilkan urutan kedua sistem fisik

disamakan. Ini adalah sumber dari bandwidth yang terbatas dan respon frekuensi

non-seragam accelerometers

Sebuah accelerometer memiliki spesifikasi dasar sebagai berikut:

1. I/O = Analog / digital

Analog vs digital: Spesifikasi yang paling penting dari sebuah accelerometer untuk

aplikasi tertentu adalah jenisnya output. Analog accelerometers keluaran tegangan

variabel konstan tergantung pada jumlah percepatan diterapkan. Digital

accelerometers output frekuensi gelombang persegi variabel, metode yang dikenal

sebagai modulasi lebar pulsa. Sebuah lebar pulsa termodulasi accelerometer

mengambil pembacaan pada tingkat bunga tetap, biasanya 1000 Hz (meskipun ini

mungkin dikonfigurasi pengguna didasarkan pada IC yang dipilih). Nilai percepatan

sebanding dengan lebar pulsa (atau duty cycle) dari sinyal PWM.

2. Jumlah sumbu

Accelerometers tersedia ukuran itu dalam satu, dua, atau tiga dimensi. Jenis yang

paling akrab tindakan accelerometer di dua sumbu. Namun, accelerometers tiga

(20)

3. Rentang output (swing maksimum)

Accelerometers tersedia ukuran itu dalam satu, dua, atau tiga dimensi. Jenis yang

paling akrab tindakan accelerometer di dua sumbu. Namun, accelerometers tiga

sumbu semakin umum dan murah.

4. Sensitivitas (tegangan output per g)

Sebuah indikator dari jumlah perubahan sinyal output untuk perubahan yang diberikan

dalam akselerasi. Sebuah accelerometer sensitif akan lebih tepat dan mungkin lebih

akurat. .

5. dynamic range

Rentang antara percepatan terkecil terdeteksi oleh accelerometer ke terbesar sebelum

distorsi atau kliping sinyal output.

6. Bandwidth

Bandwidth dari sensor biasanya diukur dalam Hertz dan menunjukkan batas respon

frekuensi dekat-kesatuan sensor, atau seberapa sering membaca handal dapat diambil.

Manusia tidak bisa membuat gerakan tubuh yang jauh di luar jangkauan 10-12 Hz.

Untuk alasan ini, bandwidth 40-60 Hz memadai untuk memiringkan atau motion

sensing manusia. Untuk pengukuran getaran atau pembacaan yang akurat dari pasukan

dampak, bandwidth harus dalam kisaran ratusan Hertz. Hal ini juga harus dicatat

bahwa untuk beberapa mikrokontroler yang lebih tua, bandwidth accelerometer dapat

melampaui frekuensi Nyquist dari konverter A / D pada MCU, sehingga bandwidth

penginderaan tinggi, sinyal digital dapat alias. Hal ini dapat diatasi dengan sederhana

pasif low-pass filter sebelum pengambilan sampel, atau hanya memilih mikrokontroler

(21)

accelerometer dipasang. A pemasangan kaku (ex: menggunakan kancing) akan

membantu untuk menjaga rentang frekuensi yang dapat digunakan lebih tinggi dan

sebaliknya

7. stabilitas amplitudo

Stabilitas amplitudo menggambarkan perubahan sensor dalam sensitivitas tergantung

pada aplikasinya, misalnya melalui berbagai suhu atau waktu

8. massa

Massa accelerometer harus secara signifikan lebih kecil dari massa sistem yang akan

dimonitor sehingga tidak mengubah karakteristik dari objek yang diuji

Dengan mengukur sejumlah akselerasi statis dari gravitasi, dapat menemukan

kemiringan sudut sebuah perangkat terhadap bumi. Dengan merasakan jumlah

akselerasi dinamis dapat menganalisa bagaimana sebuah perangkat berpindah atau

bergerak.

2.2 Mikrokontroler AT Mega 8535

Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau

dihapus (Agus Bejo, 2007). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan

manual pada perangkat elektronika.

Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan terutama

dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika, mikrokontroler dibuat

semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah. Salah satunya

(22)

menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana program

berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi

satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas,

yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada

dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan

fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan

hampir sama.

Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap.

Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM

internal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dll (M.Ary Heryanto, 2008).

Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini memungkinkan kita belajar mikrokontroler

keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien, serta dapat mengembangkan

kreativitas penggunaan mikrokontroler ATmega8535.

Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.

2. ADC internal sebanyak 8 saluran.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. SRAM sebesar 512 byte.

6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

7. Port antarmuka SPI

8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

9. Antarmuka komparator analog.

(23)

ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran

ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATmega8535

dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain

itu, ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode

operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah

disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri.

ATmega8535 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah timer/counter 8

bit dan 1 buah timer/counter 16 bit. Ketiga modul timer/counter ini dapat diatur dalam

mode yang berbeda secara individu dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain.

Selain itu, semua timer/counter juga dapat difungsikan sebagai sumber interupsi.

Masing-masing timer/counter ini memiliki register tertentu yang digunakan untuk

mengatur mode dan cara kerjanya.

Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi

serial syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega8535. Universal

Syncrhronous and Asyncrhronous Serial Receiver and Transmitter (USART) juga

merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATmega8535.

USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat

digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan

modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART.

USART memungkinkan transmisi data baik secara syncrhronous maupun

(24)

Pada ATmega8535, secara umum pengaturan mode syncrhronous maupun

asyncrhronous adalah sama. Perbedaannya hanyalah terletak pada sumber clock saja.

Jika pada mode asyncrhronous masing-masing peripheral memiliki sumber clock

sendiri, maka pada mode syncrhronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan

secara bersama-sama. Dengan demikian, secara hardware untuk mode asyncrhronous

hanya membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD, sedangkan untuk mode syncrhronous

harus 3 pin yaitu TXD, RXD dan XCK.

Pemrograman mikrokontroler ATmega8535 dapat menggunakan low level

language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, JAVA,dll) tergantung

compiler yang digunakan (Widodo Budiharto, 2006). Bahasa Assembler

mikrokontroler AVR memiliki kesamaan instruksi, sehingga jika pemrograman satu

jenis mikrokontroler AVR sudah dikuasai, maka akan dengan mudah menguasai

pemrograman keseluruhan mikrokontroler jenis mikrokontroler AVR. Namun bahasa

assembler relatif lebih sulit dipelajari dari pada bahasa C.

Untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan memakan waktu yang lama

serta penulisan programnya akan panjang. Sedangkan bahasa C memiliki keunggulan

dibanding bahasa assembler yaitu independent terhadap hardware serta lebih mudah

untuk menangani project yang besar. Bahasa C memiliki keuntungan-keuntungan

yang dimiliki bahasa assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat

dilakukan oleh bahasa mesin, dapat dilakukan dengan bahasa C dengan penyusunan

program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa C terletak diantara bahasa

pemrograman tingkat tinggi dan assembly (Agus Bejo,2007).

(25)

tersebut adal

bahasa perantaranya. Selain AVRStudio, ada beberapa software pihak ketiga yang

dapat digunakan untuk membuat program pada AVR. Software dari pihak ketiga ini

menggunaka

seperti code vision AVR. Untuk melakukan pemindahan dari komputer ke dalam chip,

dapat digunakan beberapa cara seperti menggunaka

(26)

BAB III

RANCANGAN SISTEM

3.1. Diagram Blok dan Cara Kerja Rangkaian

Berikut ini adalah diagram blok dari rangkaian yang dibuat:

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian

a. Power supply berfungsi sebagai sumber tegangan dari seluruh sistem agar

sistem dapat bekerja.

b. AVR ATmega8535 merupakan pusat kendali dari seluruh rangkaian. Dimana

mikrokontroller akan mengecek sinyal yang dikirimkan oleh sensor, kemudian

memprosesnya dan mengirimkan perintah ke ISD2560

(27)

3.2 Perancangan Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian

yang ada. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu

keluaran, yaitu 5 volt. Keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan

ke rangkaian mikrokontroller AVR Atmega8535, rangkaian,sensor accelerometer.

Rangkaian catu daya ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya

Baterai merupakan sumber tegangan DC. Kemudian tegangan akan

disearahkan dengan menggunakan jembatan dioda, selanjutnya akan diratakan

oleh kapasitor 220 µ F. Regulator tegangan 5 volt (7805) digunakan agar

keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan

masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila Catu daya dinyalakan.

Tegangan 5 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda penyearah

(28)

3.4. Perancangan Rangkaian dengan Mikrokontroller AVR Atmega8535

Gambar 3.3 Rangkaian dengan Mikrokontrolller AVR ATmega8535

Mikrokontroller ini memiliki 32 port I/O, yaitu port A, port B, port C dan

port D. Pin 33 sampai 40 adalah Port A yang merupakan port ADC, dimana port

ini dapat menerima data analog. Pin 1 sampai 8 adalah port B. Pin 22 sampai 29

adalah port C. Dan Pin 14 sampai 21 adalah port D. Pin 10 dihubungkan ke sumber

tegangan 5 volt. Dan pin 11 dihubungkan ke ground. Rangkaian

(29)

Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller dalam

mengeksekusi suatu perintah tertentu.

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 8 MHz dan dua buah kapasitor 22pF.

XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AVR Atmega8535

dalam mengaksekusi setiap perintah dalam program. Pada pin 9 dihubungkan

dengan sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang dihubungkan ke ground.

Kedua komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroller dijalankan

beberapa saat setelah power aktif. Lamanya waktu antara aktifnya power pada IC

mikrokontroller dan aktifnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan

resistor tersebut.

3.2. Perancangan sistem modul accelerometer

Sensor kemiringan bidang bekisting dan kemiringan lantai digunakan accelero sensor buatan Freescale

Semiconductor. Sensor ini memiliki 3 keluaran berupa tegangan analog Xout, Yout, dan Zout yang

merepresentasikan sumbu x, sumbu y, dan sumbu z. Ketiga keluaran ini dihubung ke kaki ADC0, ADC1,

(30)

3.8.Flowchart sistem

Flowchart pada sistem rangkaian alat adalah sebagai berikut:

Gambar 3.4 flowchart keseluruhan sistem

Pertama-tama, mikrokontrolller akan melaukan inisialisasi port terhadap

pin-pin dan settingan yang dibutuhkan.kemudian mikrokontroller akan memulai

membaca / menerima data yang dikirimkan oleh modul accelerometer yang terus

menerus mengirim data. Data yang diterima oleh mikrokontroller akan diolah sesuai

dengan program yang telah di tanamkan pada mikrokontroller, setelah itu hasilnya

akan ditampilkan pada lcd.

START

INISIALIASASI PORT

Baca modul accelerometer

(31)

BAB IV

ANALISA RANGKAIAN

4.1. Pengujian Rangkaian Power Supply

Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan

yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari

power supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka

diperoleh besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt.Dengan begitu dapat dipastikan

apakah terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari

keluaran tegangan tidak murni sebesar +9 Volt dan +12 Volt, tetapi +8.97Volt dan

+12.03 Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapafaktor, diantaranya kualitas dari

tiap-tiap komponen yang digunakannilainya tidak murni. Selain itu, tegangan jala-jala

listrik yang digunakan tidak stabil.

4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega8535 ini dapat dilakukan

dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supply sebagai

sumber tegangan. Kaki 10 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan

kaki 11 dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 10 diukur dengan

menggunakan Voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 10

sebesar 4,9 volt. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada

(32)

#include <mega8535.h>

#include <delay.h>

#include <stdio.h>

while (1)

{

// Place your code here

PORTA=0xFF;

DDRA=0xFF;

{

delay_us(100);

PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

(33)

4.3. Pengujian Accelero Sensor

4.4. Interfacing LCD 2x16

Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang

berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan.

LCD dihubungkan langsung ke Port D dari mikrokontroler yang berfungsi

mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan

numerik pada LCD.Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW: Jalur

(34)

sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui

program EN harus dibuat logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang

lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika

low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW

berlogika high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD.

Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low ( 0 )

Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam untuk

menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke

mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai

berikut:

#include <mega8535.h>

#include <stdio.h>

#include <delay.h>

// Alphanumeric LCD Module functions

#include <alcd.h>

// Declare your global variables here

void main(void)

{

// Declare your local variables here

PORTA=0xff;

(35)

PORTB = 0X03;

DDRB = 0X8F; //

PORTD.7 = 1;

DDRD.7 = 0;

// LCD module initialization

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("fisika");

Program di atas akan menampilkan kata “fisika ” di baris pertama pada display LCD

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan kalibrasi alat ukur Waterpass yang telah dibuat

maka dapat dilaporkan hasilnya sebagai berikut :

1. Sensor accelerometer bekerja dengan persentasi kesalahan umum sebesar

0,127 % dibandingkan terhadap nilai hasil perhitungan teoritisnya.

2. Secara keselurukan sensor accelerometer baik dalam mengukur elevasi / peil

suatu bidang

3. Persentasi ralat daya hasil kalibrasi untuk beban resistif terhadap nilai

teoritisnya diperoleh sebesar 0,213 %.

4. Tampilan LCD membuat alat lebih terlihat menarik dan terbaca cukup jelas.

5.2Saran

Beberapa tambahan yang di perhatikan dalam meningkatkan kemampuan alat ini

adalah :

1. Supaya alat lebih dikembangkan agar hasil lebih baik dan sempurna

2. Sebaiknya alat dibentuk seportabel mungkin untuk penggunaan yang lebih

(37)

Gambar

Gambar 2.1 sensor accelerometer
Gambar 2.2 sensor accelerometer vector dan sumbu
Gambar 3.2  Rangkaian Catu Daya
Gambar 3.4 flowchart keseluruhan sistem

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian adalah data perbandingan pembacaan menggunakan penetrometer mekanis tipe SR-2 dengan pembacaan penetrometer digital berbasis mikrokontroler ATmega 8535 tanpa

Adapun judul laporan ini yaitu “ RANCANG BANGUN ALAT PENGERING RAMBUT OTOMATIS MENGGUNAKAN DERET SENSOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 ”.. Tujuan dari penulisan

Laporan Akhir ini berjudul “ Aplikasi sensor Passive Infrared Receiver (PIR) pada smart room system berbasis Mikrokontroler ATmega 8535 ”.. Tujuan utama dari Laporan

Alat dirancang sebagai viskosimeter digital dengan menggunakan aplikasi water flow sensor G1/2 berbasis mikrokontroler AVR ATMega8535 yang dimanfaatkan untuk mengukur

Pengolah data sensor digunakan sebuah chip mikrokontroler AVR ATMega 8535 yang merupakan keluarga AVR ( Alf and Vegards Risc Processor) menggunakan teknologi RISC

Data keluaran sensor diolah dengan mengunakan mikrokontroler ATMega 8535 yang telah dimuat program dengan ketentuan perancangan, sehingga data yang diolah dan ditampilkan melalui

Alarm anti- maling berbasis mikrokontroler sebenarnya telah banyak dibuat sebelumnya. Cara kerjanya memanfaatkan sensor ultrasonik sehingga apabila ada objek yang berada

SISTEM PERANCANGAN PEMANTAU KAPASITAS TANGKI AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIC DENGAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SECARA SOFTWARE.. Penulis menyadari