• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES SELEKSI CALON ANGGOTA LEGISLATIF (CANDIDATE SELECTION) PARTAI NASDEM PADA PEMILU 2014 (Studi di DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES SELEKSI CALON ANGGOTA LEGISLATIF (CANDIDATE SELECTION) PARTAI NASDEM PADA PEMILU 2014 (Studi di DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

PROSES SELEKSI CALON ANGGOTA LEGISLATIF (CANDIDATE

SELECTION) PARTAI NASDEM PADA PEMILU 2014 (Studi di DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung)

Oleh

TIARA MEILIZA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ptoses penentuan calon anggota legislatif (candidate selection) yang digunakan DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung dalam menentukan calon anggota legislatif pada Pemilu 2014.

(6)

bacaleg (bakal caleg) sementara yang terdiri dari bacaleg internal DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung dan ekternal DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung, (2) Proses seleksi bacaleg sementara dilakukan berdasarkan SK DPP Partai NasDem No. SKEP-009/DPP-NasDem/II/2013 Tentang Tata Cara Pencalonan Legislatif untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan Kabupaten/Kota pada Pemilu 2014 (lembar skoring) yang dinilai oleh pengurus DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung, (3) SK DPP Partai NasDem (lembar skoring) para bacaleg sementara yang telah dinilai oleh DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung tersebut diserahkan kepada DPP Partai NasDem untuk ditentukan lolos atau tidaknya bacaleg-bacaleg tersebut menjadi caleg dari DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung. Selain menetukan lolos tidaknya para bacaleg-bacaleg tersebut, DPP Partai NasDem juga menentukan nomor urut caleg terpilih berdasarkan besar nilai yang diperoleh para caleg pada lembar skoring.

Kata kunci: proses seleksi calon anggota legislatif, seleksi kandidat

(7)
(8)
(9)
(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Kegunaan Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Fungsi Partai Politik ... 12

B. Wajah Partai Politik ... 19

C. Rekrutmen Politik ... 20

D. Candidate Selection (seleksi kandidat) ... 30

E. Output Rekruitmen Politik ... 37

F. Kerangka Pikir ... 39

G. Bagan Kerangka Pikir ... 40

III. METODE PENELITIAN ... 41

A. Tipe Penelitian ... 42

B. Fokus Penelitian ... 42

C. Lokasi Penelitian ... 43

D. Sumber Data ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Teknik Pengolahan Data ... 46

G. Penentuan Informan ... 47

IV. GAMBARAN UMUM ... 48

A. Profil Partai NasDem ... 48

B. Lambang Partai NasDem dan Artinya ... 51

C. Visi Partai NasDem ... 52

D. Misi Partai NasDem ... 52

E. Keanggotaan Partai NasDem ... 53

F. Sistem Kaderisasi ... 53

(11)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil ... 60

B. Pembahasan ... 75

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 85

A. Simpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1 Daftar Anggota Legislatif yang Melakukan Korupsi... 4

2. Tabel 2 Daftar Caleg Partai NasDem ... 9

3. Tabel 3 Tipe Kandidat dalam Rekrutmen Politik ... 38

(14)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi yang sangat penting dari partai politik adalah proses rekruitmen politik. Jika partai politik gagal melakukan fungsi ini maka ia berhenti menjadi partai politik. Fungsi rekruitmen politik ini menjadikan fungsi eksklusif partai politik dan tidak mungkin ditinggalkan oleh partai politik (Sigit Pamungkas, 2011:89). Rekruitmen politik merupakan sebuah ‘kebun rahasia’ yang menyimpan banyak misteri dan belum banyak yang terungkap. Fenomena rekruitmen politik dapat menjelaskan banyak hal dari dinamika politik partai.

(15)

Wakil rakyat tersebut tergabung didalam badan legislatif yang merupakan wadah untuk menyampaikan aspirasi masyarakat melalui perwakilannya di DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Pemerintahan yang kita kenal merupakan institusi dengan fungsi melembagakan partisipasi anggota masyarakat antara lain melalui pemilihan umum untuk menentukan orang-orang yang akan duduk di badan legislatif.

Proses seleksi calon anggota legislatif merupakan salah satu hal terpenting dalam pemilu. Wakil-wakil yang terpilih dan nantinya akan duduk di badan legislatif merupakan wakil rakyat yang akan menentukan nasib atau kelangsungan hidup bangsa dan negara kita karena merekalah yang akan merumuskan kebijakan-kebijakan yang menyangkut kepentingan rakyat dalam waktu lima tahun ke depan.

Normalnya, untuk menentukan calon anggota legilslatif dari suatu partai politik harus melalui tahap-tahap. Diantaranya rekruitmen anggota, pada tahap ini partai politik merekrut orang-orang untuk masuk dan bergabung dalam partai politik. Lalu setelah masuk sebagai anggota atau kader partai, anggota atau kader tersebut menduduki jabatan tertentu dipartainya sesuai dengan potensi dan pengalaman organisasi yang dimiliki kader tersebut. Baru setelah itu partai politik menyeleksi kader mana yang memang layak dan pantas untuk mewakili partainya duduk sebagai anggota legislatif.

(16)

partai politik langsung menduduki jabatan penting di dalam partai tersebut tanpa memperhatikan.kualitas dan pengalaman orang tersebut dalam berorganisasi maupun pengalamannya dibidang politik.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah adanya beberapa partai politik yang membuka pendaftaran untuk mendapatkan calon anggota legislatif. Tanpa memperhatikan latar belakang, pengalaman organisasi dan kualitas calon tersebut. Partai politik hanya menginginkan quota calon anggota legislatif dari partainya terpenuhi agar para anggota yang ingin menjadi anggota legislatif dapat maju dalam Pemilu mendatang.

Pemilu tahun 2014 mendatang KPU menegaskan calon anggota legislatif dari partai politik harus memenuhi daerah pilihan (dapil) ditiap wilayah, 30% diantaranya perempuan. Jika quota ini tidak terpenuhi seluruh calon anggota legislatif dari partai politik tersebut tidak dapat maju dalam Pemilu 2014. Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan bagi anggota partai politik yang memang memiliki ambisi dan kepentingan untuk menjadi anggota legislatif, itulah mengapa saat ini partai-partai politik di Indonesia membuka pendaftaran bagi calon anggota legislatif.

(17)

menutupi kesalahan yang dilakukan oleh kadernya. Berikut adalah daftar anggota partai politik yang melakukan tindak korupsi

Tabel 1 Daftar Anggota Legislatif Partai Politik yang Melakukan Tindak Korupsi

No. Nama Politisi Asal Partai Politik Kasus Korupsi 1. Nazarudin Partai Demokrat Proyek Wisma Atlet

Hambalang

2. Angelina Sondakh Partai Demokrat Proyek Wisma Atlet Hambalang

3 Anas Urbaningrum Partai Demokrat Proyek Wisma Atlet Hambalang

4 Lutfi Hasan Ishaaq Partai Keadilan Sejahtera

Kasus Suap Impor Daging Sapi

5. Rusli Zainal Partai Golongan Karya

Kasus Suap PON RIAU

6 Kahar Muzakkir Partai Golongan Karya

Kasus Suap PON RIAU

7. Andi Alfian Malarangeng

Partai Demokrat Proyek Wisma Atlet Hambalang

Sumber : http://www.beritasatu.com/blog/nasional-internasional/2335-koalisi-korupsi-partai- politik.html diakses 21-03-2013

[image:17.595.127.456.180.421.2]
(18)

Pemilu 2014 mendatang, ada sebelas partai politik yang telah lulus verifikasi dan dapat mengikuti Pemilu tahun 2014. Sebelas partai politik tersebut adalah:

1. Partai Amanat Nasional

2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 3. Partai Demokrat

4. Partai Gerakan Indonesia Raya 5. Partai Golongan Karya

6. Partai Hati Nurani Rakyat 7. Partai Keadilan Sejahtera 8. Partai Kebangkitan Bangsa 9. Partai Nasional Demokrat 10. Partai Persatuan Pembangunan 11. Partai Bulan Bintang

https://www.google.com/search/partailolospemilu2014 diakses 21-03-2013

Hal yang menarik dari pelolosan sebelas partai politik peserta pemilu 2014 tersebut adalah lolosnya partai NasDem sebagai peserta pemilu 2014. Partai NasDem merupakan partai baru satu-satunya yang lolos sebagai peserta pemilu 2014. Partai yang diusung Surya Paloh ini berdiri pada pertengahan tahun 2011 lalu.

(19)

Restorasi Indonesia adalah gerakan mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan. Partai NasDem mengusung identitas perubahan jadi sudah seharusnya partai NasDem melakukan proses rekrutmen politik secara benar dan tepat agar nantinya para calon anggota legislatif yang telah telah duduk sebagai anggota legislatif dapat mewujudkan perubahan yang dijanjikan partai NasDem sejak awal.

NasDem membuka peluang seluas-luasnya kepada golongan muda untuk menjadi wakil rakyat. Sebagai partai yang mengusung perubahan tentu peran golongan muda sangat diperlukan. Sama dengan partai partai politik yang sudah berdiri terlebih dahulu, Partai NasDem memiliki wakil-wakil di tiap daerah di Indonesia yang terdiri dari DPW (Dewan Pimpinan Wilayah), DPD (Dewan Pimpinan Daerah), DPC (Dewan Pimpinan Cabang) serta Dewan Pimpinan Ranting (DPRt). Perwakilan tersebut telah hadir di 33 Provinsi Indonesia termasuk di Provinsi Lampung.

(20)

semangat moralitas yang menyertai profesionalitas. Bagaimanapun, dibutuhkan keteladanan dari siapa pun yang menjadi pemimpin. Keteladanan itu ketika dia siap memberikan semangat pengorbanan yang lebih besar daripada orang yang dipimpin.

(http://www.partainasdem.org/2013/03/06/ketum-nasdem-surya-paloh diakses 06-03-2013)

Sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD dan anggota DPR, DPD maupun DPRD yang terpilih harus benar-benar menjadi sarana kedaulatan rakyat, maka partai NasDem melakukan proses seleksi calon anggota legislatif yang akan duduk di DPR, DPD maupun DPRD. Sebagai partai yang secara resmi ditetapkan oleh KPU ikut Pemilu 2014 NasDem harus melakukan konsolidasi secara efektif.

Partai NasDem memang merupakan sebuah partai baru, namun di provinsi Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung partai NasDem telah memilki kurang lebih 200.000 anggota. Terbukti dari sudah banyaknya DPC (Dewan Pimpinan Cabang) atau Dewan Pimpinan Rantung (DPRt) yang tersebar diberbagai kecamatan, keluarahan maupun ditingkat RT di Bandar Lampung. Di kota Bandar Lampung sendiri, sudah banyak tersebar baner maupun spanduk dari Partai Nasdem.

(Berdasarkan hasil prariset 20 Agustus 2013)

(21)

diproyeksikan pertumbuhan penduduk mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2030. Saat ini Bandar Lampung merupakan pusat jasa dan perdagangan serta perekonomian di provinsi Lampung. (http:/wikipedia.org.com diakses 21-03-2013)

Dengan padatnya penduduk kota Bandar Lampung tersebut tentu saja masyarakat kota Bandar Lampung heterogen dan beragam. Keanekargaman tersebut membuat masyarakat kota Bandar Lampung memiliki perbedaan dalam menentukan partai yang sesuai dengan keinginan dan tujuan masing-masing. Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian pada Dewan Pimpinan Daerah Kota Bandar Lampung.

Masalah mengenai penentuan orang-orang yang akan duduk dalam badan legislatif menjadi salah satu hal yang menarik untuk dikaji lebih dalam lagi. Sebagai Partai baru NasDem tentu menginginkan nantinya para calon anggota legislatif terpilihnya dapat membawa nama baik partai dan menjadi penyampai aspirasi rakyat. Dan tentunya masyarakat kota Bandar Lampung juga menginginkan para anggota legislatifnya dapat lebih memajukan kota Bandar Lampung, bukan hanya menjadi pejabat semata yang setelah duduk dilegislatif melalaikan tugasnya dan melupakan masyarakat.

(22)
[image:22.595.124.518.149.751.2]

pemilu 2014 yang saat ini sudah berlangsung. Berikut daftar calon anggota legislatif yang telah terpilih dari Partai NasDem.

Tabel 2 Daftar Caleg Partai NasDem Kota Bandar Lampung

NO. DAPIL JUMLAH

KURSI

NAMA JENIS

KELAMIN

NO. TLP

1. I

(KEDATON, RAJABASA, TANJUNG SENENG, LABUHAN RATU)

10 KURSI Naldi Rinara S. Rizal

L 0811721088

2. Novi Balga P 085357258000

3. Arnald

Sembiring

L 081279625555

4. Reza Indrian

NVR

L 085777109744

5. Hj. Eni Maryati P 08127887944

6. Budi Susilo L 081366612117

7. Ferdi Togap

Sidabalok

L 08127927626

8. Nunik

Handayani

P 081274790753

9. Mas Agus Iwan

Saputra

L 082145900064

10. Fitra Alfarisi P 081272626655

1. Nova Irawan L 0811799899

2. Myrilla Andani P 081901101983

3. II

(SUKARAME, SUKABUMI,WAY

HALIM)

9 KURSI Poltak Aritonang

L 081272458195

4. Hi. Rusfian

Razi S.Sos

L 08127219984

5. M. Ali Jaya

Sakti

L 082183284884

6. Misgunawati P 081274389430

7. Salim L 081272629867

8. Dewi Anggraini P 082181963777

9. M. Nur L 085268780918

1. III

(BUMI WARAS, PANJANG)

7 KURSI Faisal Fuadi, ST L 08136997511

2 Hj. Kurniati P 085382216552

3. Rahmadi

Amnur

L 081379024904

4. Ardiyansyah L 08127278802

5. Ratna Junaida P 085279233884

6. Tantin Priyantin P 081272738840

7. Lamsiar Sinaga L 081369560279

1. IV

(TBU. TBB, TBT, TBS)

8 KURSI M Nizar Romas L 08992700000

2. Erika Novalia,

SH

P 085269030216

3. Ir. H. Eddy D

Saleh, MT

L 081273147474

4. Adi Sarwono L 081977914170

5. Suwarno L 081379599220

(23)

7. Kokom Komariyah

P 081957114188

8. Indra

Bangsawan

L 085382962778

1. V

(KEDAMAIAN, TKT, ENGGAL,

TKP)

9 KURSI Dini Maysuri S, SE

P 08137992912

2. Budi

Kurniyawan

L 085279805004

3. Ridho Pahlevi L 08136338048

4. M. Ariyansyah L 082179966778

5. Purillah, M, SE P 081272700418

6 Wiwin Yusnita P 08127919264

7. Nusantara, SH L 081272637110

8. Halimah P 08127952977

9. Ghandi S L 085379029025

1. VI

(TKB, LANGKAPURA,

KEMILING)

7 KURSI Jefri Gerald L 081322181890

2. M. Yosmin, SH L 085379029025

3. Asrinamasrina P 081272852452

.4 Supriandi L 081272221623

5. Hj. Ade Brianie P 08117211085

6 Nani Mayasari P 085758519292

7. Hendarmin L 081230268989

Berdasarkan hasil prariset 20 Agustus 2013

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana proses penentuan caleg (calon anggota legislatif) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Kota Bandar Lampung.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penentuan calon anggota legislatif (candidate selection) yang digunakan DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung dalam menentukan calon anggota legislatif pada Pemilu 2014.

(24)

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini digunakan untuk mengetahui teori dan cara penetapan calon anggota legislatif partai NasDem Kota Bandar Lampung.

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Fungsi Partai Politik

Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 11, Partai Politik berfungsi sebagai sarana:

1. Pendidikan politik bagi anggota masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat.

3. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.

4. Partisipasi politik rakyat Indonesia, dan

(26)

Russell J. Dalton, dan Martin P. Wattenberg menggambarkan fungsi partai politik secara lebih lengkap dari setiap bagian (Sigit Pamungkas,2011:15), yaitu:

Tipe Bagian Partai Politik

Organisasi Partai Partai di Pemerintahan

(komite partai, pegawai, pekerja) (partai pejabat pemerintahan)

Partai di Elektorat (identifier dan pemilih partai) Sumber: Partai Politik (Sigit Pamungkas, 2011:16)

Gambar1. Tipe bagian partai politik

Pertama adalah fungsi partai di elektorat (parties in the electorate). Pada bagian ini fungsi partai menunjuk pada penampilan partai politik dalam menghubungkan individu dalam proses demokrasi. Terdapat empat fungsi partai yang termasuk dalam fungsi elektorat, yaitu:

(27)

2. Kedua, pendidikan warga negara. Partai politik adalah edukator, pada konteks itu partai politik adalah mendidik, menginformasikan dan membujuk masyarakat untuk berperilaku tertentu. Partai politik bertugas memberikan informasi politik yang penting bagi warga negara. Selain itu partai politik juga mendidik warga negara mengapa mereka harus mengambil posisi kebijakan tertentu. Pemilu menjadi salah satu kursus pendidikan warga negara yang bersifat masal.

3. Ketiga, membangkitkan symbol identifikasi dan loyalitas. Dalam sistem politik yang stabil, pemilih memerlukan jangkar politik, dan partai politik dapat memenuhi fungsi itu. Ketertarikan partisipan terhadap partai politik dapat melestarikan dan menstabilkan pemerintahan demokratis, menciptakan kesinambungan pilihan pemilih dan hasil pemilu.

4. Keempat, mobilisasi rakyat untuk berpartisipasi. Di hampir semua negara demokratis, partai politik memainkan peran penting dalam mendapatkan orang untuk memilih dan berpartisipasi dalam proses pemilihan. Partai politik memobilisasi warganegara untuk terlibat dalam kampanye, serta berpartisipasi dalam aspek-aspek lain proses demokratisasi.

Kedua adalah fungsi partai sebagai organisasi (parties as organization). Pada fungsi ini menunjuk pada fungsi-fungsi yang melibatkan partai sebagai organisasi politik, atau proses-proses didalam organisasi partai itu sendiri. Pada bagian ini partai politik memiliki empat fungsi:

(28)

meneliti, dan mendesain kandidat yang akan bersaing dalam pemilu. Desain rekruitmen kemudian menjadi aspek penting yang harus dipikirkan partai untuk menjalankan fungsi ini. Kualifikasi siapa yang akan diseleksi, siapa yang menyeleksi, diarena mana kandidat diseleksi, siapa yang menyelksi, diarena mana kandidat diseleksi, dan siapa yang memutuskan nominasi, serta sejauh mana serajat demokrtisasi dan desentralisasi adalah pertanyaan-pertanyaan kunci dalam desain seleksi kandidat.

2. Kedua, pelatihan elit politik. Dalam fungsi ini partai politik melakukan pelatihan dan pembekalan terhadap elit yang prospektif untuk mengisi jabatan-jabatan politik. Berbagai materi pelatihan dapat meliputi pemahaman tentang proses demokrasi, dan prinsip-prinsip partai, serta berbagai persoalan strategis yang dihadapi oleh bangsa dan pilihan-pilihan fungsi utama partai di pemerintahan :kerja dari sistem demokrasi.

3. Ketiga, pengartikulasian kepentingan politik. Pada fungsi ini partai politik menyuarakan kepentingan-kepentingan pendukungnya melalui pilihan posisi dalam berbagai isu politik dan dengan mengekspresikan pandangan pendukungnya dalam proses pemerintahan.

(29)

Ketiga, adalah fungsi partai dipemerintahan (parties in government). Pada arena ini, partai bermain dalam pengelolaan dan penstrukturan persoalan-persoalan pemerintahan. Partai telah identik dengan sejumlah aspek kunci proses demokratik. Terdapat tujuh fungsi partai dipemerintahan:

1. Pertama, menciptakan mayoritas pemerintahan. Fungsi ini dilakukan setelah pemilihan. Partai-partai yang memperoleh kursi di parlemen dituntut untuk menciptakan mayoritas politik agar dalam sistem parlementer dapat membentuk pemerintahan, atau dalam sistem parlementer dapat membentuk pemerintahan, atau dalam sistem presidensil, mengefektifkan pemerintahan.

2. Kedua, pengorganisasian pemerintahan. Pada fungsi ini, partai politik menyediakan mekanisme untuk pengorganisasian kepentingan dan menjamin kerjasama diantara individu-individu legislator.

3. Ketiga, implementasi tujuan kebijakan. Ketika dipemerintahan, partai politik adalah actor sentral yang menentukan output kebijakan peerintahan. Normalnya, peaksanaan fungsi ini dibentuk dari transformasi manifesto partai dan janji kampanye.

4. Keempat, mengorganisasikan ketidaksepakatan dan oposisi. Fungsi ini diperankan oleh partai-partai yang tidak menjadi bagian dari penguasa (eksekutif). Pada fungsi ini, partai oposisi mengembangkan alternative kebijakan yang ditempuh penguasa.

(30)

harus dibebankan, yaitu partai penguasa. Partai penguasa bertanggungjawab terhadap berbagai tindakan yang dilakukan pemerintah. 6. Keenam, control terhadap administrasi pemerintahan. Fungsi ini terkait

dengan peran partai dalam ikut mengontrol birokrasi pemerintahan.

7. Ketujuh, memperkuat stabilitas pemerintahan. Stabilitas pemerintahan secara langsung terkait dengan tingkat kesatuan partai politik. Stabilitas partai membuat stabil pemerintahan, dan stabilitas pemerintahan berhubungan dengan stabilitas demokrasi. Dalam kerangka itu, fungsi partai untuk memperkuat stabilitas pemerintahan dan demokrasi adalah menjaga stabilitas partai.

Berdasarkan penjelasan fungsi partai politik diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi partai politik adalah untuk membantu masyarakat menyalurkan aspirasinya dan membantu masyarakat berpartisipasi dalam politik, mengawasi jalannya pemerintahan dan mewujudkan pemerintahan yang adil dan demokratis.

1. Kendala dalam Pelaksanaan Fungsi Partai Politik di Indonesia

Ada beberapa faktor yang bias menjadi penyebab gagalnya sebuah partai politik di Indonesia menjalankan fungsinya, yaitu:

a. Sistem Kepartaian di Indonesia

(31)

membentuk sistem yang terpolarisasi sebagai akibat dari lebarnya jarak ideologi. Keadaan tersebut akan menghasilkan pemerintahan yang tidak stabil karena partai politik yang cenderung untuk terlibat dalam konflik horizontal. Hal itu juga yang menyebabkan partai politik kurang dapat menjalankan fungsi komunikasi dan sosialisasi politik di masyarakat.

b. Budaya Elitisme

Partai politik di Indonesia masih dikuasai oleh kelompok-kelompok (faksi) tertentu. Pada perkembangannya, budaya tersebut membuat partai hanya dikuasai oleh elit-elit tertentu dsn bahkan menjadi semacam dinasti politik dalam partai. Hal itu mungkin menjadi strategi partai politik untuk mempertahankan ideologi dan kepentingannya. Kalau sudah begitu, fungsi rekrutmen partai politik tidak akan berjalan sempurna dan bisa menjadi pengaruh buruk dalam pendidikan politik di masyarakat.

c. Pragmatisme Partai Politik

Pada dasarnya, ideologi partai politik di Indonesia dipengaruhi oleh jalur-jalur agama, kelas dan kebangsaan. Namun pada dewasa ini, idealisme partai seakan dikalahkan oleh budaya pragmatisme yang menyebabkan partai politik di Indonesia lebih berpikir untuk mempertahankan kekuasaan politiknya saja daripada mempertahankan idealismenya.

(32)

untuk mempertahankan kekuasaan politiknya saja daripada mempertahankan idealismenya.

B. Wajah Partai Politik

Menurut Richard Katz dan Peter Mair dalam The Evolution of Party Organizations in Europe: Three Faces of Party Organization (1994). Menurut mereka, partai politik sejatinya memiliki tiga wajah:

1. Party in public office yaitu partai politik dengan keterwakilan kader di parlemen (DPR) dan jajaran pemerintahan (menteri).

Pada wajah ini, kader-kader partai akan melakukan maksimalisi untuk kesempatan politik (political opportunity ) untuk melakukan agenda politik partai. Selain itu mereka-mereka ini juga akan mengoptimalkan usaha-usaha untuk pendanaan partai politik. Gesekan antar partai di Parlemen ataupun pemerintahan menjadi sangat kentara.

(33)

3. Party in the central office yaitu aktivitas partai yang berada dipusat yang melakukan ragam konsolidasi, taktik, dan strategi dalam memenangkan pemilu. Pada tahap ini partai politik membentuk strategi, dan upaya-upaya untuk menarik minat masyarakat agar partai menang dalam pemilu.

(www.google.com/wajah-parpol-menurut-Katz-Mier/kompas.com, 29 mei 2013)

Masing-masing wajah partai ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun sejatinya adalah satu kesatuan upaya partai untuk meyakinkan rakyat dan dapat memenangkan pemilu.

C. Rekrutmen Politik

Menurut Miriam Budiarjo (1994:202) rekrutmen politik adalah proses melalui mana partai politik mencari anggota baru dan mengajak orang yang berbakat untuk berpartisipasi dalam proses politik.

Menurut Czudnowski dalam Sigit Pamungkas (2011:91) rekrutmen politik adalah proses dimana individu atau kelompok-kelompok individu dilibatkan dalam peran-peran politik aktif.

Sedangkan menurut Haryanto (1984:46) rekrutmen politik merupakan penyeleksian individu-individu yang berbakat untuk menduduki jabatan-kabatan politik maupun jabatan pemerintahan.

(34)

pada peranan-peranan khusus dalam sistem politik dan berpartisipasi dalam proses politik

1. Proses Rekrutmen Politik

Menurut Czudnomski dalam Partai Politik dan kebijakan Publik (Fadillah Putra,2008:57) ada beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen politik adalah sebagai berikut:

a. Partisan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi terhadap partai sehingga bisa direkrut untuk menduduki jabatan strategis.

b. Compartmentalization, merupakan proses rekrutmen yang

didasarkan pada latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan sosial politik seseorang, misalnya aktivis LSM.

c. Immediate survival, yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan direkrut.

d. Civil service reform, merupakan proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan loyalitas seorang calon sehingga bisa mendapatkan kedudukan lebih penting atau lebih tinggi.

(35)

saja partai politik menginginkan kader yang loyalis terhadap partai, sehingga partai politik dapat menduduki jabatan-jabatan politik dipemerintahan suatu negara. Maka proses rekrutmen yang seharusnya digunakan adalah proses partisan dan Compartmentalization.

2. Mekanisme Rekrutmen Politik

Menurut Czudnomski dalam Partai Politik dan kebijakan Publik (Fadillah Putra,2008:77) mekanisme rekrutmen politik antara lain: a. Rekrutmen Terbuka, di mana syarat dan prosedur untuk

menampilkan seseorang tokoh dapat diketahui secara luas. Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai alat bagi elit politik yang berkualitas untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Cara ini memberikan kesempatan bagi rakyat untuk melihat dan menilai kemampuan elit politiknya. Dengan demikian cara ini sangat kompetitif. Jika dihubungkan dengan paham demokrasi, maka cara ini juga berfungsi sebagai sarana rakyat mengontrol legitimasi politik para elit. Adapun manfaat yang diharapkan dari rekrutmen terbuka adalah:

1.Mekanismenya demokratis

2.Tingkat kompetisi politiknya sangat tinggi dan masyarakat akan mampu memilih pemimpin yang benar-benar mereka kehendaki 3.Tingkat akuntabilitas pemimpin tinggi

(36)

b. Rekrutmen tertutup, berlawanan dengan cara rekrutmen terbuka. Dalam rekrutmen tertutup, syarat dan prosedur pencalonan tidak dapat secara bebas diketahui umum. Partai berkedudukan sebagai promotor elit yang berasal dari dalam tubuh partai itu sendiri. Cara ini menutup kemungkinan bagi anggota masyarakat untuk melihat dan menilai kemampuan elit yang ditampilkan. Dengan demikian cara ini kurang kompetitif. Hal ini menyebabkan demokrasi berfungsi sebagai sarana elit memperbaharui legitimasinya.

(37)

3. Variabel Penting dalam Proses Rekrutmen dan Pengembangan Kader

Ada beberapa variabel penting dalam proses rekrutmen politik, yaitu:

a. Kualitas Rekrutmen

Partai harus memiliki kualifikasi standar untuk merekrut para kandidat. Biasanya, dalam era baru demokrasi, partai merekrut para kandidat yang bersedia untuk memberikan kompensasi politik dan keuangan untuk pencalonan dirinya. Kualifikasi standar sebaiknya mencakup aspek-aspek, seperti integritas, dekat dengan rakyat (societal roots), pengalaman politik, keterampilan dasar, dan sesuai dengan platform partai.

b. Standarisasi Rekrutmen dan Kepatuhan

Standarisasi rekrutmen harus dilakukan secara konsisten di seluruh kantor daerah partai politik, guna memastikan praktek rekrutmen yang umum dan para kandidat memiliki kualifikasi yang sama diseluruh tingkatan.

c. Desentralisasi Rekrutmen

(38)

mengimplementasikan struktur yang terdesentralisasi, kantor pusat partai hanya menyediakan mekanisme kontrol untuk memastikan unsur kepatuhan sesuai dengan standarisasi yang tersedia dalam penyeleksian. Kantor daerah partai dapat berpartisipasi dalam menyeleksi para kandidat di tingkat administrasi yang lebih tinggi dengan memberikan masukan dan informasi tentang kandidat. Singkatnya, terdapat tiga aspek utama dalam rekrutmen, antara lain kualitas kualifikasi, standarisasi dan kepatuhan, dan tingkat desentralisasi.

d. Kualitas Pengembangan Kader

(39)

e. Standarisasi, Kepatuhan, dan Desentralisasi Pengembangan kader Sama halnya dengan rekrutmen, konsistensi di seluruh tingkatan yang berbeda dalam organisasi partai memastikan kader dengan kualitas yang merata. Partisipasi dari anggota partai di tingkatan yang berbeda dalam organisasi juga dapat memastikan efisiensi dalam proses yang berarti kader daerah tidak harus bergantung hanya pada kantor pusat partai.

(http://asy-iepha.blogspot.com/2012/07/rekrutmen-politik.html, diakses 16 Juni 2013)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pelaksanaan Rekrutmen Politik

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rekrutmen politik bukan mempertanyakan atau membahas siapa yang akan menjadi bakal calon pemimpin untuk negeri ini kedepannya melainkan lebih menekankan terhadap persoalan disekitar politik, kekuasaan rill dan berada disuatu historis.

(40)

b. Kekuasaan rill berarti seorang calon pemimpin harus memiliki teknik yang tersimpan di dalam konsep pikiranya untuk dikembangkan ketika telah menjadi pemimpin. Konsep tersebut berisi suatu cara bagaimana mempengaruhi masyarakat luas sehingga mampu dipercaya untuk memimpin dalam periode yang lama dan abadi.

c. Berada dalam suatu historis artinya setiap pemimpin otomatis menginginkan nama dan jasa-jasanya selalu terekam dalam benak pikiran masyarakat dan setiap calon pemimpin harus mampu merangkai konsep tersebut sebelum dirinya terpilih menjadi pemimpin.

(http://asy-iepha.blogspot.com/2012/07/rekrutmen-politik.html, diakses 16 Juni 2013)

(41)

politik menciptakan terjadinya iklim politik yang cukup mempengarauhi pergerakan ekonomi suatu Negara di dalamnya.

5. Jalur-jalur Politik dalam Rekrutmen Politik

Menurut Czudnomski dalam Partai Politik dan kebijakan Publik (Fadillah Putra,2008:112) ada beberapa jalur politik dalam proses rekrutmen politik adalah:

a. Jalur koalisi partai atau pimpinan-pimpinan partai artinya koalisi-koalisi partai merupakan bagian terpenting di dalam rekrutmen politik karena sebagian besar kesepakatan dan pengangkatan politik di adopsi dari hasil koalisi-koalisi antarpartai yang berperan dalam suatu lingkup politik.Artinya rekrutmen politik tidak terlepas dari peranan koalisi partai.

b. Jalur rekrutmen berdasarkan kemampuan-kemampuan dari kelompok atau individuartinya jalur ini menjadi kriteria dasar dalam perekrutan seseorang karena dinilai dari berbagai segi yaitu kriteria-kritreia tertentu, distribusi-distribusi kekuasaan, bakat-bakat yang terdapat di dalam masyarakat, langsung tidak langsung menguntungkan partai politik.

(42)

membawa memobilisasi partai-partai politiknya sehingga memberi pengaruh besar dikalangan masyarakat.

d. Jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan promodial. Di zaman modern ini jalur rekrutmen promodial tidak menutup kemungkinan terjadi di dunia politik. Fenomenal itu terjadi karena adanya hubungan kekerabatan yang dekat antara orang perorangan yang memiliki jabatan politik sehingga ia mampu memindahtangankan atau memberi jabatan tersebut kepada kerabat terdekatnya yang dianggap mampu dan cakap dalam mengemban tugas kenegaraan.

Fenomena ini dikenal dengan nama “rekrutmen politik berdasarkan

ikatan promodial”.

Berbagai jalur politik dalam proses rekrutmen politik di atas, jelas terlihat bahwa jalur rekrutmen berdasarkan kaderisasi merupakan jalur rekrutmen yang terbaik. Anggota partai politik dididik dan dipersiapkan agar mampu dan cakap dalam mendapatkan jabatan-jabatan politik yang lebih tinggi jenjangya serta mampu membawa memobilisasi partai-partai politiknya sehingga memberi pengaruh besar dikalangan masyarakat.

(43)

D. Candidate Selection (seleksi kandidat)

Seleksi kandidat ada diseluruh partai-partai politik, di mana setiap Negara memiliki sistem hukum menentukan kriteria pemilihan calon, atau sistem pemilu meliputi peraturan untuk proses seleksi calon. Menurut Rueven Y Hazan (Candidate Selection,2001) Seleksi kandidat yaitu, proses didominasi extralegal dimana partai politik yang memutuskan dari orang hukum yang layak untuk memegang jabatan elektif akan ditunjuk pada surat suara dan komunikasi pemilu adalah calon yang direkomendasikan dan didukung atau daftar kandidat.

Seleksi calon tidak hanya menentukan pilihan ditempatkan sebelum pemilih, tetapi juga komposisi partai di parlemen. Demikian mempengaruhi yang paling mungkin dan keputusan kebijakan yang dihasilkan yang akan diberlakukan. Apalagi, kandidat partai membantu mendefinisikan karakteristik demografis, geografis, ideologis, dll dari organisasi partainya.

Dalam proses rekrutmen, seleksi calon juga merupakan arena penting bagi perebutan kekuasaan internal partai. mengenai masalah ini, Schattschneider (Rueven Y Hazan, 2001) menyampaikan :

“bahwa partai membuat nominasi yang efektif, tidak dapat tetap

dalam bisnis, untuk pencalonan partai ganda atau beberapa berarti kekalahan tertentu. sejauh pemilihan yang bersangkutan, front persatuan partai, konsentrasi partai nomor dapat terjadi hanya nominasi mengikat. proses pencalonan demikian telah menjadi proses penting dari partai. sifat dari proses pencalonan menentukan sifat partai. ini karena itu salah satu poin yang terbaik di mana untuk mengamati distribusi kekuasaan di dalam partai”

(44)

Both Gallager dan Ranney (Rueven Y Hazan, 2001) mendukung statment ini, dan masing-masing mengambil langkah lebih lanjut. Gallagher berpendapat, "kontes atas seleksi calon umumnya lebih intens daripada perjuangan atas manifesto partai”. Ranney menambahkan:

"karena itu tidak surpising bahwa perselisihan faksi paling penting dan diperebutkan dalam partai apapun adalah perjuangan yang berlangsung selama pilihan kandidat, untuk apa yang dipertaruhkan dalam stuggle seperti itu tidak kurang dari kendali inti dari apa partai singkatan dan tidak. memang, setelah pemilihan itu, apa yang sebagian besar masih sebagai inti fungsi hampir semua os pemegang jabatan yang kandidatnya sukses partai”.

Berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa candidate selection (seleksi kandidat) adalah proses dimana suatu partai politik menentukan calon kandidatnya untuk maju dalam pemilihan umum, dimana dalam proses penentuan kandidat tersebut menjadi proses penting dari partai karena sifat dari proses pencalonan menentukan sifat partai ini karena itu merupakan satu poin yang terbaik untuk mengamati distribusi kekuasaan di dalam partai.

Perlakuan partai politik terhadap keseluruhan tahap-tahap rekrutmen politik sangat berhubungan dengan bagaimana partai politik mengorganisasikan diri. Terdapat empat hal penting yang dapat menunjukkan bagaimana pengorganisasian partai politik dalam rekruitmen politik menurut Rahat dan Hazan dalam Katz dan Crotty 2006 dalam Sigit Pamungkas (2011:93), yaitu:

(45)

Terkait siapa yang dapat dinominasikan dalam rekrutmen politik dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat inklusifitas (semua warga negara) atau eklusifitas (anggota partai dan syarat tambahan).

2. Siapa yang menyeleksi (Selectorate)?

Penyeleksi adalah lembaga yang menyeleksi kandidat. Yang disebut lembaga ini dapat berupa satu orang, beberapa atau banyak orang, sampai pada pemilih. Penyeleksi dapat diklasifikasikan dalam sebuah kontinum, sama seperti kontinum kandidasi, berdasarkan tingkat inklusifitas dan eklusifitas. Pada titik ekstrim, penyeleksi adalah sangat inklusif, yaitu pemilih yang memiliki hak memilih dalam pemilu. Dalam ekstrim lain, yaitu selektor sangat eklusif dimana kandidasi ditentukan oleh pemimpin partai.

3. Dimana kandidat di seleksi?

Ketika kandidat diseleksi secara eksklusif oleh penyeleksi partai pada tingkat nasional tanpa prosedur yang mengikutinya, seperti representasi territorial atau fungsional, metode ini disebut sentralistik. Berlawanan dengan metode sentralisasi adalah metode desentralisasi. Pada metode desentralisasi, kandidat diseleksi secara eklusif oleh penyeleksi partai local atau kelompok social intra partai atau kelompok-kelompok seksional.

(46)

pemimpin partai lokal, komite cabang sebuah partai, semua anggota atau pemilih di sebuah distrik pemilihan,

4. Bagaimana kandidat dinominasikan?

Dalam tahap ini, ada dua model yang konfrontatif, yaitu model pemilihan vs penunjukkan. Dalam sistem pemilihan, penominasian kandidat adalah melalui pemilihan diantara penyeleksi. Pada sistem pemilihan yang murni, semua kandidat diseleksi melalui prosedur pemilihan tanpa seorang penyeleksi pun dapat mengubah daftar komposisi. Sementara itu dalam sistem penunjukkan, penentuan kanidat tanpa menggunakan pemilihan, dalam sistem penunjukkan murni, kandidat ditunjuk tanpa membutuhkan persetujuan agensi partai yang lain kecuali penominasian oleh partai atau pemimpin partai.

Berdasarakan uraian di atas, maka Rahat dan Hazan menyampaikan tentang rekrutmen politik yang demokratis yaitu dengan menggunakan tiga tahap dalam Sigit Pamungkas (2011:89). Tiga tahap tersebut adalah:

a. Tahap pertama, sebuah komite kecil menentukan kandidat untuk membuat daftar pendek.

(47)

c. Tahap ketiga, anggota partai akan memilih kandidat untuk posisi atau kursi aman diantara para kandidat yang diajukan.

Ada beberapa hal menurut Czudnowski dalam Partai Politik dan kebijakan Publik (Fadillah Putra,2008:107) yang dapat menentukan terpilihnya seseorang dalam lembaga legislatif, sebagaimana berikut;

1. Social background: Faktor ini berhubungan dengan pengaruh status sosial dan ekonomi keluarga, dimana seorang calon elit dibesarkan. 2. Political socialization: Merupakan suatu proses yang menyebabkan

seorang menjadi terbiasa dengan tugas-tugas yang harus diilaksanakan oleh suatu kedudukan politik.

3. Initial political activity: Faktor ini menunjuk kepada aktivitas atau pengalaman politik calon elit selama ini.

4. Apprenticeship: Faktor ini menunjuk langsung kepada proses

“magang” dari calon elit ke elit yang lain yang sedang menduduki

jabatan yang diincar oleh calon elit.

5. Occupational variables: Calon elit dilihat pengalaman

kerjanyadalam lembaga formal yang bisa saja tidak berhubungan dengan politik, kapasitas intelektual dalam kualitas kerjanya.

(48)

1. Syarat-syarat Calon Anggota Legislatif

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012, BAB VII, Bagian Kesatu tentang Persyaratan Bakal Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Pasal 51 menulis syarat bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang memenuhi persyaratan, sebagai berikut:

a. Telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih. b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. d. Cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia. e. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas,

madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau pendidikan lain yang sederajat.

f. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.

g. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

(49)

k. Mengundurkan diri sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah, pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah atau badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara, yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali.

l. Bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), atau tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

m.Bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah serta badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara. n. Menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu.

(50)

Selain persyaratan yang telah ditentukan oleh undang-undang Partai NasDem memiliki 6 syarat khusus, yaitu:

1. Telah berusia 21 tahun atau lebih 2. Menyerahkan Curriculum Vitae (CV) 3. Menyerahkan foto copy KTP

4. Menyerahkan ijazah terakhir

5. Membuat surat permohonan untuk menjadi BACALEG sementara Partai NasDem dengan mencantumkan daerah pemilihan yang diinginkan

6. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-Undang Pemilu

(Berdasarkan Hasil Prariset Tanggal 20 Agustus 2013)

E. Output Rekruitmen Politik

Klasifikasi tentang output kandidat dalam rekrutmen politik diberikan oleh Siavelis dan Morgenstern dalam Sigit Pamungkas (2011:101) yang membedakan tipe kandidat untuk legislatif dan eksekutif. Pada rekrutmen legislatif terdapat empat tipe kandidat, yaitu loyalis partai (party loyalist),

(51)
[image:51.595.109.516.92.382.2]

Tabel 2.1 Tipe Kandidat dalam Rekrutmen Legislatif Tipe Kandidat Loyalitas

Partai

Pelayan Konstituen

Wirausahawan Delegasi Kelompok Gaya Kampanye Menyanjung

platform partai

Memikat konstituen

Personalistik Menyanjung permintaan kelompok Pencari Suara

Personal

Tidak Sering Sering Sering Variabel, tergantung kepentingsn individu terhadap kelompok Orientasi Representasi Partai sebelum konstituen Konstituen sebelum partai Individualistic, penghargaan mendukung kelompok atau individu Fungsional, kelompok sebelum partai Tipe Tujuan Pelayanan Kolektif, programatik, idiologis

Pork dan barang publik untuk distrik Pork partikularistik untuk menghargai pendukung Keuntungan untuk kelompok Disiplin legislatif. Dukungan untuk presiden

Tinggi Moderat, dapat dibeli dengan target pork

Rendah, pemilihan kepentingan pribadi Moderat, dapat dibeli dengan penghargaan kelompok

Sumber: Siavelis dan Morgenstern (Sigit Pamungkas, 2011)

(52)

F. Kerangka Pikir

Salah satu fungsi yang sangat penting dari partai politik adalah proses rekruitmen politik. Jika partai politik gagal melakukan fungsi ini maka ia berhenti menjadi partai politik. Fungsi rekruitmen politik ini menjadikan fungsi eksklusif partai politik dan tidak mungkin ditinggalkan oleh partai politik (Sigit

Pamungkas, 2011:89). Rekruitmen politik merupakan sebuah „kebun rahasia‟

yang menyimpan banyak misteri dan belum banyak yang terungkap. Fenomena rekruitmen politik dapat menjelaskan banyak hal dari dinamika politik partai.

Setelah melakukan rekrutmen politik, partai politik akan melakukan seleksi kandidat untuk menentukan siapa saja kandidat yang akan maju dalam pemilihan umum mewakili partainya, fokus penelitian ini adalah bagaimana proses seleksi calon anggota legislatif Partai NasDem pada Pemilu 2014.

Terdapat empat hal penting yang dapat menunjukkan bagaimana pengorganisasian partai politik dalam rekruitmen politik menurut Rahat dan Hazan dalam Katz dan Crotty 2006 dalam Sigit Pamungkas (2011:93), yaitu:

1. Siapa kandidat yang dapat dinominasikan (Candidacy)? 2. Siapa yang menyeleksi (Selectorate)?

3. Dimana kandidat di seleksi?

4. Bagaimana kandidat dinominasikan?

(53)

No. SKEP-009/DPP-NasDem/III/2013 Tentang Pedoman Organisasi Tentang Tata Cara Pencalonan Legislatif Untuk DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota pada Pemilu 2014 di Lingkungan Partai NasDem. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan kerangka Pikir

Proses Seleksi Calon Anggota Legislatif (Candidate

Selection) Partai NasDem Pada Pemilu 2014

4 Hal Penting Dalam proses Seleksi Kandidat Anggota Legislatif Menurut Hazan :

1. Siapa kandidat yang dinominasikan (candidacy)? 2. Siapa yang menyeleksi (selectorate)?

3. Dimana kandidat diseleksi?

4. Bagaimana kandidat dinominasikan? ;

SK DPP Partai NasDem

Pedoman Organisasi Tentang Tata Cara Pencalonan Legislatif Untuk DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota pada Pemilu 2014 di Lingkungan Partai NasDem berdasarkan Kriteria, Penilaian dan Bobotnya

[image:53.595.142.502.199.563.2]

Calon Anggota Legislatif Partai NasDem 2014 Yang Berkualitas

(54)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses seleksi calon anggota legislatif Partai NasDem Kota Bandar Lampung. Maka tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang didasarkan pada data kualitatif. Menurut Moh Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah:

“menyatakan bahwa metode deskriptif sebagai suatu metode dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif pada dasarnya dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat berdasarkan analisis yang

dilakukan secara kritis terhadap fakta yang ditemukan.”

Sedangkan Uhar Suharsaputra (2012: 183) menjelaskan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang diartikan sebagai penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan pandangan yang menggejala di dalam masyarakat, hubungan antara variable pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta, dll.

(55)

menuturkan dan menafsirkan data, yang pelaksanaannya tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data yang ada tetapi juga meliputi analisa interpretasi tentang arti data itu (Uhar Suharsaputra, 2012:186).

B. Fokus Penelitian

Proses seleksi kader partai yang akan dijadikan calon anggota legislatif dapat dilakukan dengan meninjau proses rekrutmen politik suatu partai politik, karena rekrutmen politik pada hakekatnya dapat diartikan sebagai penyeleksian individu berbakat untuk menduduki jabatan politik. Proses rekrutmen partai politik merupakan suatu tindakan dalam penyeleksian individu yang memilki kemampuan untuk menduduki jabatan-jabatan politik.

Penelitian ini akan difokuskan dengan menggunakan teori dari Rahat dan Hazan tentang empat hal penting dalam proses seleksi kandidat dalam Sigit Pamungkas (2011:93), yaitu:

1. Siapa kandidat yang dapat dinominasikan (Candidacy)? 2. Siapa yang menyeleksi (Selectorate)?

3. Dimana kandidat di seleksi?

4. Bagaimana kandidat dinominasikan?

(56)

C.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan tepatnya di Kantor DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Partai NasDem Kota Bandar Lampung yang beralamat di JL. Dr. Harun II No. 8 Kel. Kota Baru Kec. Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung. Peneliti ingin mengetahui bagaimana proses seleksi kandidat calon anggota legislatif Partai NasDem Kota Bandar Lampung. Peneliti melihat calon anggota legislatif DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung sebagian besar berasal dari generasi muda, karena generasi muda memiliki pemikiran yang lebih inovatif, ide-ide baru yang nantinya akan membawa Partai NasDem menjadi lebih baik. Partai NasDem juga memprioritaskan para generasi muda untuk membangun partainya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian di DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung.

D.Sumber Data

Data yang diambil dalam penelitian ini mencakup : 1. Data Primer

(57)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber pendukung selin lokasi penelitian, yang dapat dilihat dari literatur-literatur serta dokumen-dokumen lain yang mendukung dalam penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan di Kantor DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung ada beberapa dokumen yang didapat oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3 Daftar Dokumen

No. Dokumen

1. Surat Keputusan No. 472-SK/DPP-NasDem/IX/2013. Tentang Pengesahan Perubahan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung

2. Daftar Nama Caleg DPD Partai NasDem Perkecamatan

3. Surat No. 117-SI/DPP-NasDem/IX/2012 Perihal Rekrutmen Bakal Calon Legislatif (BACALEG) Sementara

4. Surat Keputusan DPP Partai NasDem No. SKEP-009/DPP-NasDem/II/2013. Tentang Tata Cara Pencalonan Legislatif Untuk DPR RI, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota pada Pemilu 2014 di Lingkungan Partai NasDem (Lembar Skoring)

5. Buku Restorasi Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Tahun 2011

6. Contoh Formulir dan Program Kerja Bacaleg Partai NasDem DPRD Provinsi Lampung

(58)

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara Mendalam

Secara sederhana wawancara diartikan sebagai alat pengumpul data dengan menggunakan tanya jawab antara pencari informasi dan sumber informasi, seperti yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi (2011:11) yaitu:

“wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan lisan, untuk menjawab secara lisan pula, ciri utama wawancara adalah langsung bertatap muka (face to face relationship)

antara si pencari informasi (interviewer/information hunter) dengan sumber informasi (interviewer).”

Wawancara jenis ini tidak dilaksanakan dengan struktur yang tepat tetapi dengan mengajukan pertanyaan yang memfokuskan pada permasalahan sehingga informasi yang didapatkan cukup akurat, sehingga mampu mendapatkan data lebih mendalam akan kejujuran informan dalam memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkenan dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap pelaksanaan kerjanya.

(59)

2. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tertulis yang merupakan data sekunder, berupa arsip-arsip, surat kabar, jurnal, majalah serta data tertulis lainnya yang mendukung penelitian ini. Untuk mendapatkan data sekunder yang dilaksanakan dengan mengumpulkan data yang bersumber pada arsip dan dokumen pada lokasi penelitian, dalam hal ini informasi berasal dari berbagai arsip maupun dokumen yang dianggap perlu dan relevan dengan penelitian.

F. Teknik Pengelolaan Data

Setelah data diperoleh melalui teknik pengumpulan data, selanjutnya data diolah. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Tahap Editing

Dalam tahapan ini transkip wawancara yang didapat diperiksa kembali apakah masih terdapat kesalahan didalam melakukan pengisiannya, tidak tepat, atau terdapat keterangan fiktif.

2. Tahap Koding

(60)

3. Tahap Tabulasi

Tahap ini berupa data yang diinterpretasikan agar lebih mudah dipahami yang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

G. Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu memilih orang-orang tertentu karena dianggap mewakili informasi. Informan yang dipilih peneliti adalah:

1. Fauzan Sibron, SE, AKT, pengurus DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung sebagai Ketua DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung

2. Faisal Fuadi, ST, pengurus DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung sebagai Sekretaris Daerah DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung. 3. Nova Irawan, pengurus sekaligus calon anggota legislatif (Dapil II) Partai

NasDem Kota Bandar Lampung sebagai Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan.

4. Erika Novalia Sani, SH, pengurus sekaligus calon anggota legislatif (Dapil IV) Partai NasDem sebagai Wakil Ketua Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak.

(61)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Partai NasDem

Partai NasDem adalah sebuah partai politik yang diresmikan di Mercure Hotel Ancol, Jakarta Utara pada tanggal 26 Juli 2011. Partai ini didukung oleh Surya Paloh yang merupakan pendiri organisasi bernama sama yaitu Nasional Demokrat. Hal ini terlihat dari bisnis media yang dipimpinnya, Metro TV, yang selalu memberikan berita terbaru seputar aktivitas Partai NasDem. Meskipun demikian, namun ormas Nasional Demokrat mengatakan bahwa ormas tersebut tidak ada kaitannya dengan partai ini.

(62)

Partai NasDem diinisiasi oleh kaum muda pergerakan untuk membumikan Restorasi Indonesia. Diantara mereka ada tiga serangkai, yakni Patrice Rio Capella seorang politisi, Sugeng Suparwoto seorang jurnalis, dan Ahmad Rofiq seorang aktifis gerakan, yang menjadi motornya. Selain mereka, ada eksponen aktivis 98, kaum muda profesional, advokat, LSM, Serikat Buruh, Organisasi Tani, dan lain sebagainya.

Pada awal berdiri, Patrice Rio Capella menjabat sebagai ketua umum dengan Sekretaris Jendral dipegang oleh Ahmad Rofiq. Pada awal nya Surya Paloh masih memegang Orgaisasi Masyarakat ( ORMAS) Nasional Demokrat, belum mencampuri urusan Partai NasDem. Januari 2013 Surya Paloh mengambil alih Partai NasDem dan merubah struktur organisasi yang ada. Surya paloh menilai pengurus yang ada kurang populer sehingga ia harus merubah struktur agar mendapat dukungan lebih besar dari masyarakat. (Partai NasDem Restorasi Indonesia 2011:17-22)

(63)

Keluarnya keempat pengurus DPP Partai NasDem tersebut memicu pengurus-pengurus lain di daerah ikut mengundurkan diri karena merasa tidak sependapat dengan keputusan yang diambil Surya Paloh. Pengurus di beberapa daerah seperti Sulawesi Barat, Jakarta, Jawa Tengah dan yang lainnya sebagian ada yang mengundurkan diri. Tidak hanya para pengurus yang ternyata mengundurkan diri, namun tidak sedikit para anggota Partai pun ikut mengundurkan diri.

Keadaaan seperti ini tentu saja membuat konflik internal Partai NasDem semakin memanas. Namun, Ketua Umum Surya Paloh tetap pada keputusannya dan yakin NasDem tetap memiliki banyak anggota yang menginingkan perubahan. Surya Paloh yakin pada Pemilu 2014 mendatang, NasDem akan menjadi pemenang setidaknya 4 besar.

Partai NasDem merupakan satu-satunya Partai baru yang lolos verifikasi KPU untuk maju dalam Pemilu 2014. Hal ini juga yang membuat Surya Paloh optimis masuk dalam 4 besar pemenang dalam pemilu 2014. Formasi kepengurusan yang baru ini, Surya Paloh yakin masyarakat akan tetap berada di barisan Partai NasDem untuk mendukung sepenuhnya Partai NasDem (www.partainasdem.org diakses 2-10-2013)

(64)

bicara masa lalu, melainkan partai masa depan yang akan hadir 24 jam ditengah rakyat, bukan jenis partai yang hadir hanya menjelang pemilu

(Partai NasDem Restorasi Indonesia 2011:23).

B. Lambang Partai NasDem dan Artinya

Lambang partai NasDem adalah rotasi biru yang dibalut dengan warna jingga bergestur memeluk. Lambang yang dibuat sederhana dengan mewakili semangat perubahan, serta mudah untuk diingat dan digambar sebagai simbol gerakan perubahan.

Rotasi biru merupakan simbol perputaran yang dinamis sebagai semangat dan harapan baru, keterbukaan, ketegasan, yang memiliki tujuan yang nyata. Gestur jingga memeluk adalah lambang dari kebersamaan, keutuhan dalam bergerak, dan semangat pembaruan yang siap menanpung aspirasi zaman (Partai NasDem Restorasi Indonesia 2011:17-24). Lebih jelasnya dicantumkan gambar lambang Partai NasDem sebagai berikut:

[image:64.595.135.248.540.714.2]
(65)

C. Visi Partai NasDem

Kelahiran Partai NasDem bukanlah semata-mata hadir dalam percaturan kekuasaan dan pergesekan kepentingan. Partai NasDem terjun ke politik untuk suatu tujuan yang mulia. Partai NasDem memasuki gelanggang politik untuk mencapai tujuan-tujuan besr, memantapkan eksistensi negara, memperkuat persatuan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat; mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi; mendorong keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia (Partai NasDem Restorasi Indonesia 2011:17-24).

D. Misi Partai NasDem

Partai NasDem adalah sebuah gerakan perubahan yang didasari oleh kenyataan bahwa kehidupan seperti yang dicita-citakan oleh Proklamasi 1945 belum terwujud sampai sekarang. Partai NasDem bertujuan untuk menggalang kesadaran dan kekuatan masyarakat untuk melakukan Gerakan Perubahan untuk Restorasi Indonesia. Restorasi Indonesia adalah gerakan mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan Proklamasi 1945, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan (Partai NasDem Restorasi Indonesia 2011:17-25).

E. Keanggotaan Partai NasDem

(66)

2. Anggota Partai terdiri dari kader, anggota biasa, anggota kehormatan, dan simpatisan.

3. Ketentuan tentang hak dan kewajiban serta rekrutmen keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (Partai NasDem Restorasi Indonesia 2011:38).

F. Sistem Kaderisasi

Sistem kader Partai NasDem terdiri dari:

1. Kader Tunas adalah anggota yang belum mengikuti pengkaderan.

2. Kader Dasar adalah anggota yang telah mengikutu kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah atau Dewan Pimpinan Cabang.

3. Kader Madya adalah anggota yang telah megikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah.

4. Kader Paripurna adalah anggota yang telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinana Pusat.

(67)

G. Struktur Partai NasDem

Struktur Partai terdiri dari:

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP). 2. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). 3. Dewan Pimpinan Daerah (DPD). 4. Dewan Pimpinan Cabang (DPC). 5. Dewan Pimpinan Ranting (DPRt). 6. Perwakilan Luar Negeri.

(Partai NasDem Restorasi Indonesia 2011:41)

H. Jenis-jenis Permusyawaratan Partai

Jenis permusyawaratan Partai terdiri dari: 1. Kongres

2. Musyawarah Wilayah 3. Musyawarah Daerah 4. Musyawarah Cabang 5. Musyawarah Ranting

(Partai NasDem Restorasi Indonesia 2011:41)

I. Kepengurusan Partai

(68)

3. Dewan Pimpinan Daerah Partai berkedudukan di Ibu Kota/ Kabupaten 4. Dewan Pimpinan Cabang Partai berkedudukan di Ibu Kota Kecamatan 5. Dewan Pimpinan Rabting Partai berkedudukan di Ibu Kota Desa

6. Hal-hal yang terkait dengan kepengurusan yang belum diatur dalam anggaran Dasar akan diatur selanjutnya dalam Anggaran Rumah Tangga. (Partai NasDem Restorasi Indonesia 2011:42)

A. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Kota Bandar Lampung

Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kota Bandar Lampung beralamat di Jl. Dr. Harun II No. 8 Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung. DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung telah memilki kurang lebih 200.000 anggota. (Berdasarkan riset tanggal 21Oktober 2013)

1. Struktur Kepenguusan DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung Berdasarkan SK No. 472 Tahun 2013 Tentang Pengesahan Perubahan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kota Bandar Lampung, susnan kepengurusan DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

A. DEWAN PERTIMBANGAN DAERAH Ketua : Hi. Zen Iking

Anggota : Agus Arnoto Anggota : Hj. Eni Maryati

B. DEWAN PAKAR DAERAH

Ketua : Ir. Hi. Eddy D Saleh, MT Anggota : Purillah M, SE, MM Anggota : Hendarmin, SH

C. DEWAN PIMPINAN DAERAH

KETUA : Fauzan Sibron, SE, AKT

(69)

Wakil Ketua Bidang Keanggotaan : M. Yosmin, SH Organisasi, Keanggotaan dan Kader

Wakil Ketua Bidang Media dan : Habrin Trimadhika, SE Komunikasi Publik

Wakil Ketua Bidang Pendidikan : Apung Anhar, SE Politik dan Kebudayaan

Wakil Ketua Bidang Poitik dan :Nova Irawan Pemerintahan

Wakil Ketua Bidang Hukum, Advokasi : M. Nizar Romas, SH Dan Hak Asasi Manusia

Wakil Ketua Bidang Otonomi Daerah : Hj. Ade Briyane, SE Wakil Ketua Bidang Pertanian Maritim :Hi. M. Ridho, SH, MH Wakil Ketua Bidang Pengabdian dan : Salim Bangsa Radin Pemberdayaan Masyarakat

Wakil Ketua Bidang Energi, Sumber :Erwiyanto Djaja, BSc Daya Alam&Lingkungan Hidup

Wakil Ketua Bidang Agama dan : Ansori Masyarakat Adat

Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar : Edward Erick, S.Ikom Daerah

Wakil Ketua Bidang Ekonomi : M. Ariansyah Wakil Ketua Bidang Kesehatan, : Erika Novalia, SH Perempuan dan Anak

Wakil Ketua Bidang Industri, : Dewi Anggreini Perdagangan&Tenaga Kerja

Wakil Ketua Bidang Olahraga, Pemuda : Arienaldo Rahman Dan Mahasiswa

D. SEKRETARIS DAERAH : Faisal Fuadi, ST Wakil Sekretaris Daerah Bid. : Fitra Alfarisi, SP Kepengurusan, Keanggotaan&Kader

Wakil Sekretaris Bid. Internal dan : Romi Robson Marpaung Kesekretariatan

Wakil Sekretaris Bid. Perencanaan, : Nusantara, SH Penelitian&Pengembangan

Wakil Sekretaris Bid. Eksternal : Dodi Cahyadi

E. BENDAHARA DAERAH : Dini Masyuri, SE

Wakil Bendahara Bid. Penggalangan : Khairul Seray Dana

Wakil Bendahara Bid. Pengelolaan : Wiwin Yusnita, SE Aset

DIVISI-DIVISI

1. Divisi Kepengurusan, Keanggotaan Dan Kaderisasi Ketua : M. Najib, S. Ikom

Sekretaris : Ario Saputra Bendahara : Ratna Junaida, SE

2. Divisi Media Dan Komunikasi Publik Ketua : Lamsihar Sinaga, SH Sekretaris : Sri Rahmah

Bendahara : Fazindra Adiansa

3. Divisi Pendidikan Politik Dan Kebudayaan Ketua : Jefri Gerald

(70)

Bendahara : Yudi Efendi

4. Divisi Politik Dan Pemerintahan Ketua : Ego Kurniawan Sekretaris : Ahmad Doni Bendahara : Ayu Mauliza

5. Divisi Hukum, Advokasi, Dan Hak Asasi Manusia Ketua : Faiz Nadyansyah Putra

Sekretaris : Ni Putu Paramitha Bendahara : Putri Wijayanti

6. Divisi Otonomi Daerah Ketua : Hj. Kurniati Sekretaris : Yayat Hidayat Bendahara : Eddy Supriyanto

7. Divisi Pertanian Dan Maritim Ketua : Ferdi Togap Sekretaris : Rendy Rinaldi Bendahara : Rahmat Maulana

8. Divisi Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat Ketua : Edy Purwadi

Sekretaris : Nunik Handayani Bendahara : Sunaryo

9. Divisi Energi, Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Ketua : Tantin Priyantini

Sekretaris : Rini Wong Dani Bendahara : Novenza Harisman

10. Divisi Agama Dan Masyarakat Adat Ketua : Misgunawati, SE

Sekretaris : Halim Amran Bendahara : Firli Safitri

11. Divisi Hubungan Antar Daerah Ketua : Reza Indrian

Sekretaris : Abriyansyah Bendahara : Andrean Toro

12. Divisi Ekonomi

Ketua : Nani Mayasari Sekretaris : Pramoedya

Bendahara : Rafyanti Widyarani

13. Divisi Kesehatan, Perempuan Dan Anak Ketua : dr. Joshika

Sekretaris : Indra Jaya Kusuma Bendahara : Mulyati, Sh

14. Divisi Industri, Perdagangan, Dan Tenga Kerja Ketua : Yusep Pranata

(71)

15. Divisi Olahraga, Pemuda Dan Mahasiswa Ketua : Arnald Sembiring, SH

Sekretaris : Tri Heryani Bendahara : Ahmad Fahran

B. Tugas Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kota Bandar Lampung

1. Menyusun program dan anggaran tahunan daerah dan untuk lembaga-lembaga di bawahnya untuk kemudian disahkan menjadi program Partai. Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan Wilayah, berwenang menerima sumbangan dan hibah.

2. Menyusun laporan keungan dan evaluasi akhir.

3. Menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten/Kota dan Calon Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.

4. Memimpin, mengesahkan dan mengawasi lembaga-lembaga di bawahnya.

5. Membentuk dan mengkoordinasikam lembaga-lembaga penduukng partai.

6. Mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Ranting.

7. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan Pimpinan Cabang dan lembaga terkait lainnya.

8. Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapka oleh Musyawarah Daerah dan keputusan Partai lainnya.

(72)

keputusan Kongres dan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Tingkat Daerah serta peraturan Partai lainnya.

10. Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban dihadapan peserta Musyawarah Daerah.

(73)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil serta analisis penelitian mengenai proses rekrutmen Calon Anggota Legislatif Partai NasDem pada Pemilu 2014 didapatkan suatu kesimpulan bahwa proses rekrutmen Partai Nasdem dilakukan melalui

candidate selection (seleksi kandidat) melalui empat hal penting yang dapat menunjukkan mengenai bagaimana penyeleksian caleg di Partai NasDem yaitu:

1. Pada proses penentuan kandidat caleg (calon anggota legislatif) DPD Partai NasDem Kota Bandar Lampung adalah bacaleg (bakal caleg) sementara yang terdiri dari bacaleg internal DPD

Gambar

Tabel 1 Daftar Anggota Legislatif Partai Politik yang Melakukan Tindak Korupsi
Tabel 2 Daftar Caleg Partai NasDem Kota Bandar Lampung
Tabel 2.1 Tipe Kandidat dalam Rekrutmen Legislatif
Gambar 2. Bagan Kerangka Fikir
+2

Referensi

Dokumen terkait

bisa mendaftar di sini, asal punya akta empat dan yang penting memang sedang ada lowongan,“ lanjut Anshori yang mengajar di sana sejak tahun 1993 silam. Sebagian besar guru PNS

Jika dibandingkan dengan aktivitas mahasiswa pada siklus II, maka pada siklus III terjadi peningkatan minat dan life skill mahasiswa yang positif Adanya

Uji komparabilitas digunakan untuk membandingkan rerata kualitas spermato- zoa yaitu motilitas spermatozoa, morfologi spermatozoa, dan konsentrasi spermatozoa antar

Optimalisasi penggunaan biogas dilakukan dengan cara pemurnian, salah satu caranya adalah dengan menggunakan pelet dari kombinasi CaO dan serbuk gergaji kayu.. Penelitian ini

Saat user  membuka menu konsultasi maka akan tampil halaman untuk memasukkan identitas user  (gambar 4.4), kemudian user  dapat memilih jenis metode penelusuran seperti

Komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen dan perusahaan asuransi lain serta diskon yang diberikan kepada tertanggung sehubungan dengan penutupan

• Peningkatan penggunaan produk dalam negeri oleh kementerian/lembaga negara, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta maupun masyarakat. •

Dati ay umasa daw si Victor na babalik siya sa kanya dahil sa kanilang anak, ngunit hindi alam ni Victor na ayaw niyang mamulatan ang kanyang anak sa ugali nila