نانوس ةعماجلا
ةيموكحلاةيملسلااكاجيلاك
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
Hukum acara peradilan
tata usaha negara
Dosen pengampu
Novy dewi cahyati, s.si., s.h., m.h.
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Oleh Kelompok III :
1. Amimah Nabila 13340007 2. Ardi Setyawan 13340013 3. Andika Setya Aji 13340017 4. Sulastri 13340021
5. Nur Anwar 13340029
6. Zainal Arifin 13340034
7. Sovia Johar As. 13340037 8. Muh. Nailul Falah 13340041 9. Ibnu Alfakhurozi 13340042 10.M. Nafi Maulana 13340091 11.Dhimas Indrawijaya 13340081
OBYEK GUGATAN DAN UPAYA
ADMINISTRASI di
PERADILAN TATA USAHA NEGARA
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
OBYEK GUGATAN DAN
UPAYA ADMINISTRASI
Objek Gugatan
Keputusan Tata Usaha Negara
Fiktif Positif
Fiktif Negatif
Dasar Hukum
1)
Pasal 1 ayat (3), Pasal 24, Pasal 24A ayat
(2) UUD 1945,
2)
Pasal 3, Pasal 48, Pasal 51, Undang-Unda
ng Nomor 5 Tahun 1986,
3)
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2
004,
4)
Pasal 51 angka 9 Undang Undang Nomor
51 Tahun 2009,
5)
Pasal 53, Pasal 87 Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2014
1. Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka (9) UU Nomor 51 Tahun 2009.
2. Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana disebutkan dalam Pasal 87 UU Nomor 30 Tahun
2014.
3. Keputusan Tata Usaha Negara Fiktif Negatif Pasal 3 UU 5 Tahun 1986
4. Keputusan Tata Usaha Fiktif Positif Pasal 53 UU Nomor 30 Tahun 2014
5. Objek sengketa Tata Usaha Negara pemilihan
hanya terbatas pada “Keputusan KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota tentang penetapan pasangan calon peserta pemilihan”
6. Gugatan terhadap Obyek sengketa tersebut hanya
dapat diajukan ke PT TUN setelah seluruh upaya administrasi di BAWASLU Provinsi dan/atau PANWAS Kabupaten/Kota dilakukan (Pasal 154 ayat (1) UU No. 1 tahun 2015)
Pengertian Keputusan Tata
Usaha Negara
1. Keputusan Tata Usaha Negara atau disebut juga sebagai
keputusan administrasi negara yang berasal dari bahasa Belanda
beschikking yang berarti norma hukum yang bersifat individual dan konkret sebagai keputusan pejabat tata usaha negara atau administrasi negara (beschikkingdaad van de administratie).
2. suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan/Pejabat
Pengertian Keputusan Tata
Usaha Negara (2)
Keputusan Administrasi Pemerintahan
yang juga disebut Keputusan Tata Usaha
Negara atau Keputusan Administrasi
Negara
yang
selanjutnya
disebut
Keputusan adalah ketetapan tertulis
yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau
Pejabat
Pemerintahan
dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
(Pasal 1KTUN
penetapan tertulis;
dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat
Tata Usaha Negara;
berisi tindakan hukum Tata Usaha
Negara yang berdasarkan peraturan
per-UU-an;
bersifat konkret, individual dan final;
menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang.
Pasal 1 angka 9
Pasal 1 angka 8 UU No 51 Tahun
2009 yang menyebutkan sebagai
berikut:
Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara adalah :
Badan
atau
Pejabat
yang
melaksanakan urusan pemerintahan
berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
KONKRET,INDIVIDUAL,FINAL
Bersifat konkret, artinya objek yang diputuskan dalam
Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan, umpamanya keputusan mengenai sumah si A, Izin usaha bagi si B, pemberhentian si A sebagai pegawai negeri.
Bersifat individual artinya Keputusan Tata Usaha Negara
itu tidak ditujukan untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju.
Bersifat final artinya sudah definitif dan karenanya dapat
Jelas Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
mengeluarkannya;
Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu;
Kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang
ditetap-kan di dalamnya jelas bersifat individual, konkret dan final
Serta menimbulkan suatu akibat hukum bagi
seseorang atau-pun badan hukum perdata
Parameter/Indikator Untuk Menguji Apakah
Memo/Nota Dinas Dapat
Pengecualian terhadap Keputusan TUN yang tidak dapat Digugat di PTUN
(Pasal 2 UU Nomor 9 Tahun 2004)
1. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata;
2. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum;
3. Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan;
4. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana;
5. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku;
6. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia;
Pengadilan tidak berwenang memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata
Usaha Negara tertentu dalam hal keputusan
yang
disengketakan
itu
dikeluarkan:
1.
dalam waktu perang, keadaan bahaya,
keadaan bencana alam, atau keadaan
luar
biasa
yang
membahayakan,
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
2.
dalam
keadaan
mendesak
untuk
kepentingan
umum
berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PENGECUALIAN KEPUTUSAN T.U.N YANG
TIDAK DAPAT DIGUGAT DI P.T.U.N
Pasal 2 UU 5/1986
Pasal 49 UU 5/1986
Dalam hal sebuah sengketa harus diselesaikan secara administrasi (melalui upaya administratif baik upaya keberatan atau banding administrasi), PTUN baru berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketanya jika seluruh upaya administrasi telah digunakan. Untuk sengketa seperti ini, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketanya di tingkat pertama.
KEPUTUSAN TUN YANG
BUKAN OBYEK SENGKETA
KTUN SEBAGAIMANA DISEBUTKAN DALAM PASAL 2 :
a. KTUN YANG MERUPAKAN PERBUATAN HUKUM PERDATA
b. KTUN BERSIFAT UMUM
c. KTUN YANG MASIH MEMERLUKAN PERSETUJUAN
d. KTUN YANG DIDASARKAN PADA KETENTUAN KUHP DAN KUHAP / PERATURAN LAIN YANG BERSIFAT PIDANA
e. KTUN ATAS DASAR HASIL PEMERIKSAAN BADAN PERADILAN
f. KTUN MENGENAI TATA USAHA TNI
g. KEPUTUSAN KPU DAN KPUD MENGENAI HASIL PEMILU
KTUN SEBAGAIMANA DISEBUTKAN DALAM PASAL 49 :
a. DIKELUARKAN DALAM PERANG, KEADAAN BAHAYA DAN BENCANA ALAM
b. DIKELUARKAN DALAM KEADAAN MENDESAK UNTUK KEPENTINGAN UMUM
UU No. 5 Tahun 1986 jo. UU No. 9 Tahun
KTUN yang dapat digugat di PTUN
adalah
KTUN yang dapat digugat di PTUN
adalah
INGAT RUMUS INI !!!!!
Tidak semua KEPUTUSAN dapat digugat di PTUN
1. Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 (9) UU 51/2009.
2. Keputusan Tata Usaha Negara Fiktif Negatif, yaitu: apabila badan atau pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka hal tersebut disamakan dengan keputusan tata usaha negara. Jika suatu badan atau pejabat tata usaha negara tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon, sedangkan jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dimaksud telah lewat maka Badan atau Pejabat TUN tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang dimohonkan.
Jangka waktu sebagaimana disebut di atas apabila tidak diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan, Jangka waktu itu dihitung sejak 4 (empat) bulan sejak diterimanya permohonan.
(Pasal 3 UU 5/1986)
1.
Keputusan Fiktif Negatif dianggap
KTUN;
2.
Jangka waktu permohonan berakhir
(menurut
peraturan
dasarnya)
dianggap menolak;
3.
Apabila peraturan dasarnya tidak
mengatur, maka setelah lewat 4
bulan dari permohonan dianggap
ditolak
.
Keputusan Fiktif Negatif (Pasal 3), maka harus diuraikan tentang perbuatan melawan hukum Tergugat selaku Pejabat TUN yang menurut peraturan perundang-undangan, berwenang/wajib mengeluarkan keputusan TUN yang dimohon Penggugat, akan tetapi setelah dalam jangka waktu tertentu seperti diatas pada peraturan perundang-undangan ternyata tidak memproses dan menerbitkan keputusan yang dimohon Penggugat.
PENGERTIAN
SENGKETA TATA USAHA NEGARA
Sengketa yang timbul dalam bidang Tata
Usaha Negara antara orang atau badan
hukum perdata dengan Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di
daerah, sebagai akibat dikeluarkannya
Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk
sengketa
kepegawaian
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
Alur Penyelesaian sengketa
TUN
Sengketa
TUN
Upaya Peradilan
Upaya Administratif
keberatan
UPAYA ADMINISTRASI
(Pasal 48 UU Nomor 5/1986)
Adalah suatu upaya-upaya yang dapat
ditempuh oleh seseorang atau badan hukum perdata apabila tidak puas terhadap sebuah keputusan TUN.
Prosedur yang ditentukan dalam suatu
UPAYA ADMINISTRATIF
- Upaya administratif :
a. KEBERATAN
(
Administratief bezwaar
), kepada
Badan/Pejabat TUN yang menerbitkan
KTUN --- Digugat ke
PTUN;
b. BANDING ADMINISTRATIF
(
Administratief
beroep
),
kepada
atasan/instansi lain yang lebih tinggi
yang mengeluarkan KTUN --- gugatan ke
PT.TUN;
Jenis-jenis Upaya
Administrasi:
1. Prosedur Banding Administrasi; yaitu: upaya yang
Jenis-jenis Upaya
Administrasi: (2)
2.
Prosedur Keberatan; yaitu: upaya hukum
yang dapat ditempuh dalam bentuk
menyampaikan keberatan kepada Pejabat
TUN
yang
mengeluarkan
keputusan
dimaksud.
dalam hal sengketa TUN terlebih dahulu
telah ditempuh seluruh upaya administrasi
yang tersedia, maka gugatan dapat
diajukan ke Peradilan TUN pada
Pengadilan
Tinggi TUN
(Pengadilan Banding) yang
bertindak sebagai Pengadilan Tingkat
Pertama.
UPAYA ADMINISTRASI
Diatur dalam Pasal 48 UU no 5 Tahun 1986 beserta penjelsannya, angka 2 huruf a dan b SEMA No. 2 Tahun 1991, yang menyebutkan :
a. Apabila peraturan dasarnya hanya menentukan
adanya upaya administratif berupa pengajuan surat keberatan, maka gugatan terhadap KTUN yang bersangkutan diajukan kepada PTUN.
b. Apabila peraturan dasarnya menentukan adanya
upaya administratif berupa pengajuan surat keberatan dan atau mewajibkan pengajuan surat banding administratif, maka gugatan terhadap KTUN yang telah diputus dalam tingkat banding administratif diajukan langsung kepada PTTUN dalam tingkat pertama yang bewenang diajukan kepada PTUN
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
FIAT JUSTITIA RUAT COELUM