Keterangan:
UMK : Umur Kategorik TK :Trauma Kepala, Kecelakaan
JK : Jenis Kelamin KNR : Konsumsi narkoba, alkohol, merokok TP : Tingkat Pendidikan PTI : Peningkatan Tekanan Intrakranial
DA : Daerah Asal KD : Kelainan Darah
SP : Status Perkawinan KPD : Kelainan Pembuluh Darah NMM : Nyeri kepala, mual, muntah HCS : Hasil CT-Scan
KM : Kesadaran menurun, kejang LP : Lokasi Perdarahan GGB : Gangguan gerak, bicara TM : Tindakan Medis
LR : Lama Rawatan SB : Sumber Biaya
LK : Letak Kelumpuhan KSP : Keadaan Sewaktu Pulang DM : Diabetes Melitus
OUTPUT
umur penderita kategorik 101 0
jenis kelamin 101 0
tingkat pendidikan terakhir 101 0
umur(tahun) * jenis kelamin Crosstabulation Valid tidak sekolah/tidak tamat
Frequencies KELUHAN UTAMA
nyeri kepala, mual, muntah
Frequency Percent
kesadaran menurun dan kejang
Frequency Percent
gangguan gerak dan atau bicara
Frequency Percent
lemah lengan dan tungkai kiri
Frequency Percent
lemah lengan dan tungkai kanan
Frequency Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 15 14.9 14.9 14.9
riwayat stroke
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 30 29.7 29.7 29.7
tidak 71 70.3 70.3 100.0
Total 101 100.0 100.0
konsumsi narkoba, alkohol atau merokok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 3 3.0 3.0 3.0
kelainan pembuluh darah
Frequency Percent Valid Percent
lokasi perdarahan
Statistic Std. Error
lamarawatan Mean 8.06 .679
95% Confidence Interval for Mean
Std. Deviation 6.825
Minimum 1
Maximum 29
Range 28
Interquartile Range 10
keadaan sewaktu pulang
umur penderita kategorik * hasil CT-Scan Crosstabulation
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear Association 1.329 1 .249
N of Valid Cases 77
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,91.
Test Statisticsa
hasil CT-Scan
Most Extreme Differences Absolute .113
Positive .113
Negative .000
Kolmogorov-Smirnov Z .487
Asymp. Sig. (2-tailed) .972
a. Grouping Variable: umur penderita kategorik
Case Processing Summary
tindakan medis * hasil CT-Scan Crosstabulation
% of Total 64.9% 11.7% 6.5% 83.1%
Linear-by-Linear Association 1.535 1 .215
N of Valid Cases 77
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,18.
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Frequencies
tindakan medis N
hasil CT-Scan konservatif 64
operatif 13
Test Statisticsa
hasil CT-Scan
Most Extreme Differences Absolute .166
Positive .166
Negative .000
Kolmogorov-Smirnov Z .545
Asymp. Sig. (2-tailed) .928
a. Grouping Variable: tindakan medis
Case Processing Summary
Total Count 58 12 7 77 Expected Count 58.0 12.0 7.0 77.0 % within
keadaan sewaktu pulang
75.3% 15.6% 9.1% 100.0%
% within hasil CT-Scan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 75.3% 15.6% 9.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.972a 2 .373
Likelihood Ratio 2.246 2 .325
Linear-by-Linear Association 1.302 1 .254
N of Valid Cases 77
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,73.
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Frequencies
keadaan
sewaktu pulang N
hasil CT-Scan PBJ+PAPS 47
meninggal 30
Total 77
Test Statisticsa
hasil CT-Scan
Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .000
Negative -.094
Asymp. Sig. (2-tailed) .997 a. Grouping Variable: keadaan sewaktu pulang
Crosstabs
keadaan sewaktu pulang * tindakan medis Crosstabulation
% of Total 33.7% 5.9% 39.6%
Linear-by-Linear Association 4.504 1 .034
N of Valid Cases 101
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,78.
umur penderita kategorik
Descriptives
umur penderita kategorik Statistic Std. Error
Lama Rawatan Rata-rata
<=25 Mean 8.89 .954
95% Confidence Interval for Mean
Std. Deviation 6.471
Minimum 1
Maximum 25
Range 24
Interquartile Range 9
Skewness .746 .350
Kurtosis -.151 .688
>25 Mean 7.36 .956
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
Upper
Std. Deviation 7.090
Minimum 1
Maximum 29
Range 28
Interquartile Range 10
Skewness 1.168 .322
Mann-Whitney U 1039.500
Wilcoxon W 2579.500
Z -1.545
Asymp. Sig. (2-tailed) .122
a. Grouping Variable: umur penderita kategorik
Tests of Normality
DAFTAR PUSTAKA
Alway, D, 2009. Esensial Stroke untuk Layanan Primer. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
American Heart Assosiation, 2012. Heart and Stroke Statistic
Bustan, MN, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta
Burhanuddin, M, Wahiduddin, J, 2013. Faktor Risiko Kejadian Stroke Pada Dewasa Awal (18-40 Tahun) Di Kota Makassar Tahun 2010-2012. Skripsi
FKM UNHAS, Makasar
Delp, M, Manning, R, 2003. Major Diagnosis Fisik Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Depkes RI, 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007
2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta
2009. Profil Kesehatan RI 2009. Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah tahun 2012. Jawa Tengah
Dinata, CA, 2013. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien
Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari- 31 Juni 2012. Jurnal, Universitas Andalas
Feigin, V, 2006. Stroke. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
Freytag, E, 1968. Fatal hypertensive intracerebral hematomas. J. Neurol Neuro Surg Psychiatry
Ginsberg, L, 2007. Neurologi. Jakarta: Erlangga
Girsang, B, 2013. Karakteristik Penderita Stroke Hemoragik yang Dirawat
Inap di RSU H. Adam Malik Medan Tahun 2012. Skripsi FKM USU
Goldszmidt, A, Caplan, LR, 2009. Esensial Stroke. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
1996. Buku Ajar Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
1999. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
2007. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
2009. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Hemphill, J C dkk, 1999. The ICH (Intracerebral Hemorrhage) Score. American Heart Association
Irianto, K, 2014. Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan
Klinis. Jakarta: Alfabeta
Junaidi, I, 2006. Stroke A-Z. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
2011. Stroke waspadai ancamannya. Yogyakarta: CV. Andi
Jellinger, K, 1980. Pathology and aetiology of ICH. In : Pia HW et al , editors .
Spontaneous intracerebral hematomas. Berlin : Springer Verlag
Kemenkes RI, 2013. Infodatin: Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta
. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta
. Profil Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Utara. Jakarta: Kemenkes Republik Indonesia
Lumbantobing, SM, 2001. Neurogiatri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Marry, C, 2007. Viral Central Nervous System Infections In Children. Merck Manual
Mahendra, B dkk, 2008. Pencegahan Stroke dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya
Muttaqin, A, 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Napitupulu, R, 2009. Karakteristik Penderita Stroke Hemoragik yang
2004-Padmawinata, K, 2001. Pengendalian Hipertensi. Bandung: ITB
Pinzon, R, Asanti, L, 2010. Awas Stroke! Pengertian, gejala, tindakan,
perawatan & pencegahan. Yogyakarta: CV. Andi offset
Price, SA, Wilson, SM, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Edisi 6 volume 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
1982. Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Prodjodisastro, HS, 2003. Pencegahan Stroke & Serangan Jantung pada Usia
Muda. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pudiastuti, RD, 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika
PSIK FK Udayana, 2011. Praktik Profesi Ners Keperawatan Intensif
Perdarahan Intrakranial Pada Neonatus. Jurnal, Fakultas Kedokteran
Udayana
Susan, BS, 2012. Morbidity and mortality: 2012 chartbook on cardiovascular,
lung, and blood disease. National Heart, Lung, and Blood Institute
Setyopranoto, I, 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Jurnal, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Sevilla, CG, Ochave, JA, dkk, 2006. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia
Stroke Association, 2015. State of the Nation Stroke statistics January 2016. London
Sjabrir, H, 1994. Ilmu Penyakit Saraf Neurologi Khusus. Medan: USU Press
Thomas, D.J, 1995. Stroke dan Pencegahannya. Jakarta: Arcan
Thom, T, Rosamond, W, 2006. Heart Disease and Stroke Statistics-2006. American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee
World Health Organization, 2011. The Top 10 Causes of Death. http://emedicine.medscape.com/article/1916662-overview (Diakses Juli 2016)
Weiner, H dkk, 1995. Buku Saku Neurologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Yayasan Stroke Indonesia, 2011. Sekilas Tentang Stroke. Jakarta
Yaswir, R, Ferawati, I, 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium,
Kalium, dan Klorida Serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal,
34
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif
menggunakan desain case series.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pemilihan lokasi
ini atas pertimbangan bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan terdapat kasus
stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Februari-Desember 2016.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2014-2015 dengan jumlah penderita sebanyak 101 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua data penderita stroke hemoragik
pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015, besar sampel sama dengan populasi (total sampling).
3.4 Metode Pengumpulan Data
diperoleh dari kartu status (rekam medik) penderita stroke hemoragik pada usia ≤
40 tahun yang dirawat inap di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2014-2015.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dicatat kemudian diolah dengan menggunakan
bantuan komputer program SPSS. Data Univariat dianalisis dengan deskriptif dan
data Bivariat dianalisis dengan uji Chi-square, apabila tidak memenuhi syrarat
maka menggunakan uji alternatif Kolmogorov smirnov, dan uji Mann Whitney.
Disajikan dalam bentuk narasi, tabel, distribusi proporsi, diagram batang, garis
dan diagram pie.
3.6 Definisi Operasional
3.6.1 Penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun adalah pasien yang
berdasarkan diagnosa dokter dinyatakan menderita penyakit defisit neurologis
akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara
mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak
yang terganggu yang dirawat inap.
3.6.2 Sosiodemografi yang terdapat didalam kartu status penderita meliputi:
a) Umur adalah usia penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dicatat
sesuai yang ada dalam kartu status, yang digolongkan meliputi (Depkes RI,
2009):
1. 0-5 Tahun (Balita)
36
Untuk analisa statistik, umur dikategorikan menjadi:
1. ≤ 25 tahun 2. > 25 tahun
b) Jenis kelamin adalah ciri khusus yang dimiliki oleh penderita penyakit stroke
hemoragik yang dibawa sejak lahir seperti yang tercatat di kartu status,
dikategorikan berdasarkan:
1. Laki-laki 2. Perempuan
c) Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita stroke hemoragik sesuai
dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:
1. Aceh 2. Batak 3. Jawa 4. Melayu 5. Tionghoa 6. Lain-lain
d) Pendidikan terakhir adalah keterangan mengenai pendidikan formal yang
pernah dijalani penderita stroke hemoragik sesuai dengan apa yang tercatat di
kartu status, dikategorikan atas (Riskesdas, 2013):
1. Tidak sekolah/tidak tamat SD/belum sekolah 2. Tamat SD
3. Tamat SLTP 4. Tamat SLTA
5. Akademi/Perguruan Tinggi
e) Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita stroke hemoragik sesuai
dengan yang tercatat di kartu status, dibedakan atas:
1. Islam
f) Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita stroke hemoragik
untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai yang tercatat di kartu status,
dibedakan atas:
1. Tidak bekerja/dibawah umur 2. Pelajar/Mahasiswa
3. PNS/TNI/POLRI 4. Wiraswasta 5. Ibu rumah tangga 6. Petani
7. Nelayan 8. Supir
g) Daerah asal adalah daerah dimana penderita stroke hemoragik tinggal menetap
yang tercatat dalam kartu status, dikelompokkan atas :
1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan
h) Status perkawinan adalah keterangan dari penderita stroke hemoragik yang
menyandang status perkawinan sesuai dengan yang tercatat di kartu status,
dibedakan atas:
1. Belum kawin 2. Kawin
3.6.3 Keluhan utama adalah jenis keluhan utama yang diderita oleh penderita
stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun saat pertama kali ketika datang
berobat dan memeriksakan diri yang tercatat di dalam kartu status,
dikategorikan atas:
1. Nyeri kepala mendadak, mual, muntah 2. Kesadaran menurun, kejang
38
3.6.4 Letak kelumpuhan adalah lokasi dimana terdapat keluhan-keluhan yang
dirasakan penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun dan didasarkan
pada hasil pemeriksaan dokter melalui anamnesis, dikategorikan atas
1. Hemiparesis Dextra 2. Hemiparesis Sinistra 3. Paraparesis
3.6.5 Faktor risiko adalah penyebab suatu penyakit yang dapat meningkatkan
jumlah penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun sesuai dengan yang
tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:
1. Diabetes Melitus 2. Hipertensi 3. Penyakit jantung 4. Riwayat stroke
5. Trauma kepala, kecelakaan 6. Konsumsi narkoba dan alkohol
7. Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) 8. Kelainan darah
9. Kelainan pembuluh darah
3.6.6 Hasil CT-Scan adalah hasil dari pemeriksaan CT-Scan yang menunjukkan
jenis perdarahan pada penderita stroke hemoragik sesuai dengan tercatat
dalam kartu status, dikategorikan atas:
1. Perdarahan Intraserebral (PIS) 2. Perdarahan Subarachoid (PSA) 3. Perdarahan Subdural (PSD)
3.6.7 Lokasi perdarahan adalah tempat atau lokasi terjadinya perdarahan terjadi
pada penderita stroke hemoragik yang didasarkan pada hasil CT-Scan,
dikategorikan atas:
3.6.8 Penatalaksanaan medis adalah segala usaha medis yang dilakukan untuk
menyelamatkan jiwa penderita stroke hemoragik sesuai dengan yang
tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:
1. Tindakan konservatif 2. Tindakan operatif
3.6.9 Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata hari rawatan penderita stroke
hemoragik yang dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai keluar dari
rumah sakit sesuai dengan yang tercatat di dalam kartu status
3.6.10 Sumber biaya adalah jenis administrasi pembiayaan penderita stroke
hemoragik yang tercatat di dalam kartu status, dikategorikan atas:
1. Biaya sendiri
2. Bukan biaya sendiri (BPJS, Askes, KIS, Jamkesmas, JKN)
3.6.11 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita stroke hemoragik ketika
keluar dari rumah sakit yang dinyatakan dengan:
1. Pulang berobat jalan (PBJ)
40
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah Rumah Sakit
Umum milik Pemerintahan Pusat yang secara teknis berada dibawah Direktoral
Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, berlokasi di Jalan Bunga
Lau No. 17 Medan Tuntungan, merupakan pusat rujukan kesehatan regional untuk
wilayah Sumatera Bagian Utara dan Bagian Tengah yang meliputi Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Riau, dan
Propinsi Sumatera Barat.
4.1.2 Visi dan Misi RSUP Haji Adam Malik Medan
Visi RSUP H Adam Malik Medan adalah “Menjadi Rumah Sakit
Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional yang Terbaik dan Bermutu di
Indonesia pada Tahun 2019”
Visi tersebut diwujudkan melalui Misi RSUP H Adam Malik Medan yaitu :
1. Melaksanakan Pelayanan Pendidikan, Penelitian, dan Pelatihan dibidang
Kesehatan yang Paripurna, Bermutu dan Terjangkau
2. Melaksanakan Pengembangan Kompetensi SDM secara
Berkesinambungan.
4.1.3 Nilai-Nilai dan Budaya Organisasi Rumah Sakit Haji Adam Malik
Medan
Nilai-nilai RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu:
1. Pasien merupakan anggota masyarakat yang memerlukaan pelayanan
kesehatan maka pelayanan medis harus diberikan dengan cara benar dan
tanpa membedakan golongan, agama, suku, dan kemampuan sesuai
dengan azas keadilan sosial.
2. Memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika profesi dan
norma-norma religius.
3. Seluruh keputusan dan tindakan akan diambil sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang berlaku melalui suatu musyawarah serta dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Pelayanan yang diberikan secara utuh, terpadu dan paripurna.
Budaya Organisasi RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu:
1. Profesional : Bekerja secara cermat, tertib, displin dan semangat yang
tinggi dengan kemampuan optimal, melakukan tugas dengan pengetahuan
dan ketrampilan terkini dengan perhitungan tepat, cepat dan matang serta
berani mengambil resiko.
2. Integritas : Berlandaskan Iman dan Taqwa, Jujur, Iklas, Setia, Tegar dan
Bertanggung jawab berdasarkan pengabdian serta rela berkorban, lapang
42
4.2 Sosiodemografi Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat
pada tabel 4.1 dan 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Umur(Tahun) Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke
hemoragik berjenis kelamin laki-laki tertinggi adalah pada kelompok umur 26-35
tahun yaitu sebesar 28,6% dan yang terendah pada umur 6-11 tahun 1,4%.
Proporsi penderita stroke hemoragik berjenis kelamin perempuan tertinggi adalah
pada kelompok umur 36-40 tahun yaitu sebesar 32,3%.
3. Pendidikan Terakhir
Tamat SLTA Tamat SLTP
Tidak sekolah/tidak tamat SD/belum sekolah Tamat SD
5. Status Perkawinan
Belum Kawin
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan agama yang tertinggi adalah agama
Islam sebesar 70,3% dan yang terendah agama Budha sebesar 1,0%, proporsi
penderita stroke hemoragik yang tertinggi berdasarkan pendidikan terakhir yang
tertinggi adalah tamat SLTA 48,5% dan yang terendah akademi/perguruan tinggi
sebesar 5,9%, proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun
berdasarkan pekerjaan yang tertinggi adalah wiraswasta 33,7% dan yang terendah
nelayan 1,0% dan supir 1,0%, proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40
tahun berdasarkan status perkawinan yang tertinggi adalah belum kawin 50,5%
44
tahun berdasarkan daerah asal yang tertinggi adalah berasal dari luar kota Medan
80,2% dan berasal dari Medan 19,8%.
4.3 Keluhan Utama Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 yang dirawat inap di
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan keluhan utama
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasarkan Keluhan Utama yang Dirawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Keluhan Utama f %
Kesadaran menurun, kejang Nyeri kepala, mual, muntah Lemah lengan dan tungkai kiri Lemah lengan dan tungkai kanan Gangguan gerak, gangguan bicara
73 49 5 5 4
72,3 48,5 5,0 5,0 4,0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui proporsi penderita stroke hemoragik
pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 berdasarkan keluhan utama saat pertama datang berobat yang tertinggi
adalah kesadaran menurun, kejang yaitu 72,3% dan yang terendah adalah
4.4 Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 yang dirawat inap di
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan letak kelumpuhan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasarkan Letak Kelumpuhan yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Letak Kelumpuhan f %
Hemiparesis Dextra Hemiparesis Sinistra Paraparesis
Tidak tercatat
43 36 11 11
42,6 35,6 10,9 10,9
TOTAL 101 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui proporsi penderita stroke hemoragik
pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 berdasarkan letak kelumpuhan yang tertinggi adalah hemiparesis
dextra 42,6% dan yang terendah mengalami paraparesis sebesar 10,9%. Dan
46
4.5 Faktor Risiko Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 yang dirawat inap di
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan faktor risiko dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasarkan Faktor Risiko yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Faktor Risiko f %
Konsumsi narkoba, alkohol, merokok Kelainan pembuluh darah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui proporsi penderita stroke hemoragik
pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 berdasarkan faktor risiko yang tertinggi adalah hipertensi sebesar
37,6% dan yang terendah adalah kelainan pembuluh darah sebesar 3,0%.
Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Faktor Risiko dan Umur yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Faktor Risiko Umur (Tahun) TOTAL
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui proporsi penderita stroke hemoragik
pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 berdasarkan faktor risiko yang tertinggi adalah hipertensi pada umur
>25 tahun sebesar 96,3% dan umur ≤ 25 tahun sebesar 3,7%. Dan faktor risiko
yang terendah adalah kelainan pembuluh darah pada umur ≤ 25 tahun sebesar
66,7% dan pada umur >25 tahun sebesar 33,3%.
4.6 Hasil CT-Scan Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 yang dirawat inap di
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan hasil CT-Scan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasarkan Hasil CT-Scan yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Hasil CT-Scan f %
Perdarahan Intraserebral (PIS) Tidak Tercatat
Perdarahan Subarakhnoid (PSA) Perdarahan Subdural (PSD)
58 24 12 7
57,4 23,8 11,9 6,9
TOTAL 101 100
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui proporsi penderita stroke hemoragik
pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 berdasarkan hasil CT-Scan yang tertinggi adalah perdarahan
intraserebral (PIS) sebesar 57,4% dan yang terendah adalah perdarahan subdural
48
4.7 Lokasi Perdarahan Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 yang dirawat inap di
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan lokasi perdarahan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasarkan Lokasi Perdarahan yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Lokasi Perdarahan f %
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui proporsi penderita stroke hemoragik
pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 berdasarkan lokasi perdarahan yang tertinggi adalah hemifer serebri
25,7% dan yang terendah adalah serebelum sebesar 1,0%, dan lokasi perdarahan
yang tidak tercatat sebesar 57,4%.
4.8 Penatalaksanaan Medis Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40
Tahun
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 yang dirawat inap di
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan Penatalaksanaan
medis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasarkan Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui proporsi penderita stroke hemoragik
pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 berdasarkan penatalaksanaan medis adalah tindakan konservatif
sebesar 77,2% dan tindakan operatif 22,8%.
4.9 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Hemoragik
Lama rawatan rata-rata penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di
RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.10 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Lama Rawatan (Hari)
Mean
Standard Deviasi (SD) Minimum
Maksimum
8,06 6,825 1 29
Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita
stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2014-2015 adalah 8,06 hari (8 hari). Lama rawatan paling
50
4.10 Sumber Biaya Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat
inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan sumber
biaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasarkan Sumber Biaya yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Sumber Biaya f %
Biaya sendiri
Bukan Biaya Sendiri (BPJS, Askes, JKN, Jamkesmas)
23 78
22,8 77,2
TOTAL 101 100
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui proporsi penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2014-2015 berdasarkan sumber biaya yang tertinggi adalah bukan
biaya sendiri (BPJS, Askes, JKN, Jamkesmas) yaitu sebesar 77,2% dan biaya
sendiri sebesar 22,8%.
4.11 Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40
Tahun
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat
inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 berdasarkan keadaan
sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Keadaan Sewaktu Pulang f %
Pulang berobat jalan (PBJ)
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui proporsi penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2014-2015 berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi
adalah pulang berobat jalan 39,6% dan meninggal 39,6%, dan pulang atas
permintaan sendiri sebesar 20,8%.
4.12 Gambaran Pasien Yang Meninggal
Gambaran penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat
inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 pasien yang meninggal
yaitu:
52 Nyeri kepala, mual, muntah Lemah lengan dan tungkai kiri Lemah lengan dan tungkai kanan Gangguan gerak, bicara
Distribusi proporsi pasien yang meninggal sebesar 39,6% (40 orang).
Pasien stroke hemoragik yang meninggal yang paling muda adalah pada umur 1
tahun, dan yang paling tua adalah umur 40 tahun. Pasien yang meninggal tertinggi
pada umur 36-40 tahun sebesar 40,0%. Pasien yang meninggal paling tinggi
adalah laki-laki sebesar 67,5% dan perempuan 32,5%. Berdasarkan faktor risiko,
yang paling tinggi pasien mengalami hipertensi sebesar 40,0% dan yang terendah
mengalami diabetes melitus sebesar 5,0%. Keluhan utama pasien yang tertinggi
adalah kesadaran menurun, kejang sebesar 97,5% dan yang terendah gangguan
gerak, bicara sebesar 2,5%. Dari hasil CT-Scan pasien yang meninggal tertinggi
mengalami perdarahan intraserebral (PIS) sebesar 60,0% dan mengalami
mendapatkan tindakan konservatif sebesar 75,0% dan tindakan operatif sebesar
25,0%.
4.13 Umur Berdasarkan Hasil CT-Scan
Proporsi umur berdasarkan hasil CT-Scan penderita stroke hemoragik
yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Umur Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Hasil CT-Scan Umur (Tahun) TOTAL
≤25 > 25
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita
stroke hemoragik yang mengalami PIS+PSA paling tinggi pada umur > 25 tahun
sebesar 60% dan pada umur ≤25 tahun sebesar 40%. Dari seluruh penderita stroke
hemoragik yang mengalami PSD, paling tinggi pada umur ≤25 tahun yaitu sebesar
57,1% dan pada umur > 25 tahun sebesar 42,9%.
Analisis dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
karena terdapat 3 sel (50%) expected count nya kurang dari 5. Karena tidak
memenuhi syarat uji chi-square, maka dilakukan uji alternatif, yaitu
penggabungan sel antara PIS+PSA, kemudian dilakukan uji alternatif yaitu uji
fisher exact. Dari hasil analisa statistik uji fisher exact diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna proporsi umur berdasarkan hasil
54
4.14Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Hasil CT-Scan
Proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan hasil CT-Scan penderita
stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2014-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Hasil CT-Scan yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Hasil CT-Scan Tindakan Medis TOTAL
Tindakan
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita
stroke hemoragik yang mengalami PIS+PSA, dilakukan tindakan konservatif
864,3% dan tindakan operatif 15,7%. Dari seluruh penderita stroke hemoragik
yang mengalami PSD, dilakukan tindakan konservatif 71,4% dan tindakan
operatif sebesar 28,6%.
Analisis dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
karena terdapat 2 sel (33,3%) expected count nya kurang dari 5. Karena tidak
memenuhi syarat uji chi-square, maka dilakukan uji alternatif, yaitu
penggabungan sel sel antara PIS+PSA, kemudian dilakukan uji alternatif yaitu uji
fisher exact. Dari hasil analisa statistik dengan uji fisher exact diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara tindakan medis
4.15 Hasil CT-Scan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi hasil CT-scan berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita
stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2014-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Hasil CT-Scan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik
Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita
stroke hemoragik yang PBJ+PAPS yang tertinggi mengalami perdarahan
intraserebral (PIS) sebesar 72,3% dan yang terendah mengalami perdarahan
subdurual (PSD) sebesar 12,8%. Dari seluruh penderita stroke hemoragik yang
meninggal yang tertinggi mengalami perdarahan intraserebral sebesar 80,0% dan
yang terendah mengalami perdarahan subdural sebesar 3,3%.
Analisis dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
karena terdapat 3 sel (50%) expected count nya kurang dari 5. Karena tidak
memenuhi syarat chi-square, maka dilakukan penggabungan sel antara
PBJ+PAPS, kemudian dilakukan uji alternatif uji Kolmogorov-smirnov. Dari hasil
analisa statistik dengan penggabungan sel diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak
terdapat perbedaan yang bermakna proporsi hasil CT-Scan berdasarkan keadaan
56
4.16 Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi Penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang
penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang dirawat inap di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2014-2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Keadaan
Sewaktu Pulang
Tindakan Medis TOTAL
konservatif operatif
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita
stroke hemoragik yang pulang berobat jalan (PBJ), dilakukan tindakan konservatif
65,0% dan tindakan operatif 35,0%. Dari seluruh penderita stroke hemoragik yang
pulang atas permintaan sendiri (PAPS), dilakukan tindakan konservatif sebesar
85,7% dan tindakan operatif sebesar 14,3%. Dari seluruh penderita stroke
hemoragik yang meninggal, dilakukan tindakan konservatif 85,0% dan tindakan
operatif sebesar 15,0%.
Analisis dengan uji chi-square memenuhi syarat untuk dilakukan. Dari
hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak
terdapat perbedaan yang bermakna proporsi tindakan medis berdasarkan keadaan
4.17 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur
Lama rawatan rata-rata berdasarkan umur penderita stroke hemoragik
yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.18 Distribusi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Umur Lama Rawatan Rata-rata
n Mean SD
≤ 25 > 25
46 55
8,89 7,36
6,471 7,090
Pada tabel 4.18 dapat dilihat bahwa terdapat 46 orang penderita stroke
hemoragik pada umur ≤ 25, lama rawatan rata-rata 8,89 hari (9 hari) dengan
standar deviasi 6,471 hari. Pada umur > 25 penderita stroke hemoragik, lama
rawatan rata-rata 7,36 hari (7 hari) dengan standar deviasi 7,090 hari.
Dari hasil uji Mann Whitney didapat nilai p>0,05 (p=0,122), artinya tidak
ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata pada kelompok umur
58
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Sosiodemografi Penderita Stroke Hemoragik
5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin
Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan umur dan jenis kelamin
yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.1 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.1 dapat diketahui bahwa penderita stroke
hemoragik berjenis kelamin laki-laki tertinggi adalah pada kelompok umur 26-35
tahun yaitu sebesar 28,6% dan yang terendah pada umur 6-11 tahun 1,4%.
Proporsi penderita stroke hemoragik berjenis kelamin perempuan tertinggi adalah
Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern
saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir
diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat
mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif
maupun usia lanjut (Junaidi, 2011). Kejadian stroke hemoragik lebih banyak
ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan (Bustan, 2007). Wanita
biasanya mendapat serangan yang lebih rendah pada masa dewasa daripada
laki-laki. Pola serangan ini berhubungan dengan perlindungan oleh hormon seksual
wanita. Kejadian stroke pada wanita akan meningkat pada masa menopouse
wanita (Thom & Rosamond, 2006).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penderita stroke hemoragik yang
paling muda adalah umur 1 tahun. Penderita stroke berumur 1 tahun ada sebanyak
9 orang, terdapat 4 orang perempuan dan 5 orang laki-laki. Penyebab penderita
stroke pada usia 1 tahun ini antara lain perdarahan intrakranial, hiponatremia,
cerebral hemoragi, sepsis, dan gangguan ssp. Jenis stroke perdarahan yang terjadi
pada usia muda ini adalah perdarahan intraserebral (PIS) dan perdarahan
subarakhnoid (PSA). Hiponatremia adalah kondisi dimana konsentrasi natrium
yang rendah di dalam darah. Kehilangan natrium klorida pada cairan
ekstrasel/penambahan air yang berlebihan pada cairan ekstrasel akan
menyebabkan penurunan konsentrasi plasma ( Yaswir dan Ferawati, 2012).
Hiponatremia dapat terjadi akibat sindrom ADH yang tidak tepat dan
60
Perdarahan intrakranial ialah perdarahan patologis dalam rongga kranium
dan isinya yang bayi sejak lahir sampai umur 4 minggu. Penyebab terjadinya
perdarahan intrakranial adalah trauma kelahiran dan bukan karena trauma
kelahiran. Pada trauma kelahiran, perdarahan terjadi oleh kerusakan/robekan
pembuluh darah intrakranial secara langsung. Pada perdarahan yang bukan karena
trauma kelahiran, faktor dasar ialah prematuritas. Pada bayi-bayi tersebut,
pembuluh darah otak masih embrional dengan dinding tipis, jaringan penunjang
sangat kurang, sehingga mudah sekali terjadi kerusakan bila ada faktor pencetus.
Pada perdarahan subarakhnoid, perdarahan terjadi di rongga subarakhnoid yang
biasanya ditentukan pada persalinan sulit. Pada perdarahan intraserebral,
perdarahan terjadi dalam parenkim otak (FK Undayana, 2011). Infeksi sistem
syaraf pusat disebabkan oleh virus. Infeksi saraf pusat ini bisa mengenai selaput
yang melapisi otak (meningitis) atau mengenai otak (encefalitis). Bayi baru lahir
5.1.2 Agama Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
agama yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.2 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Agama yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.2 dapat diketahui bahawa proporsi penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang terbesar adalah agama Islam 70,3% dan
yang terendah adalah agama Budha 1,0%. Hal ini tidak menunjukkan bahwa
stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun lebih banyak menyerang orang yang
beragama Islam, akan tetapi hal ini menunjukkan penderita stroke hemoragik pada
usia ≤ 40 tahun yang beragama Islam lebih banyak datang berobat ke RSUP Haji
Adam Malik Medan pada tahun 2014-2015 dibandingkan agama lainnya. 70,3%
25,7%
3,0% 1,0%
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Islam
Kristen Protestan
Kristen Khatolik
62
5.1.3 Tingkat Pendidikan Terakhir Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
pendidikan terakhir yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Tingkat Pendidikan Terakhir yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.3 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang tertinggi adalah tamat SLTA 48,5% dan
terendah adalah akademi dan perguruan tinggi 5,9%. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah penderita yang berobat ke RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 paling banyak dari tingkat pendidikan SLTA. 48,5%
15,8% 14,9% 14,9%
5,9%
0 10 20 30 40 50 60
Tamat SLTA
Tamat SLTP
Tidak sekolah/tidak tamat SD/belum sekolah
Tamat SD
5.1.4 Pekerjaan Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
agama yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.4 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Pekerjaan yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.4 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang tertinggi adalah wiraswasta 33,7% dan yang
terendah adalah nelayan dan supir 1,0%.
Hal ini bukan menunjukkan bahwa wiraswasta yang lebih berisiko
menderita stroke hemoragik, tetapi wiraswasta lebih banyak datang berobat ke
64
5.1.5 Status Perkawinan Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
status perkawinan yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Status Perkawinan yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.5 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke
hemoragik ≤ 40 tahun tahun sebagian besar berstatus belum kawin 50,5%
sedangkan yang belum kawin sebesar 49,5%.
Hal ini dikaitkan dengan pasien yang menderita stroke hemoragik yang
datang berobat ke RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 sebagian
besar berada pada kelompok 26-35 tahun, dimana pada umumnya umur tersebut
berstatus belum kawin.
50,5% 49,5%
Belum Kawin
5.1.6 Daerah Asal Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
agama yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Daerah Asal yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.6 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun sebagian besar berasal dari luar kota Medan
80,2% sedangkan dari Medan 19,8%.
Hal ini disebabkan karena RSUP Haji Adam Malik Medan milik
Pemerintahan Pusat yang secara teknis berada di bawah Direktoral Jenderal
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, merupakan pusat rujukan kesehatan
regional untuk wilayah Sumatera Bagian Utara dan Bagian Tengah yang meliputi
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, Propopinsi Riau,
dan Propinsi Sumatera Barat. Fasilitas sarana dan prasarana pelayanan yang 80,2%
19,8%
Luar Kota Medan
66
ditawarkan RSUP Haji Adam Malik Medan lengkap dan baik. Sejalan dengan ini,
sebagian besar pasien yang berobat datang dari luar kota Medan.
5.2 Keluhan Utama Pertama Datang Berobat Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
keluhan utama pertama datang berobat yang dirawat inap di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.7 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Keluhan Utama Pertama Datang Berobat yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun dengan keluhan utama yang paling tinggi adalah
kesadaran menurun dan kejang 72,3% dan yang terendah gangguan gerak,
gangguan bicara sebesar 4,0%.
Kesadaran menurun (somnolen) terjadi akibat adanya edema serebral,
perubahan terjadi dalam otak dan batang otak diakibatkan karena terdesak
merupakan kondisi dimana terjadi akumulasi cairan di intraseluler dan
ekstraseluler otak akibat perdarahan (Thomas, 1995). Pada PIS jika perdarahan
cukup banyak, efek penekanan yang terjadi pada seluruh otak dan batang otak
dapat menyebabkan penurunan derajat kesadaran. Pada PSA, darah ,memiliki efek
(massa atau lainnya) pada bagian otak sehingga menghasilkan gejala neurologis
fokal atau kejang. Jika perdarahan subarakhnoid ini masif, keadaan pasien dapat
berupa kehilangan kesadaran secara mendadak dan kolaps. Semakin dekat
perdarahan yang terjadi dengan korteks serebral, semakin sering kejang terjadi.
Kejang paling sering terjadi pada pasien dengan hematoma pada atau dekat
korteks serebri, atau pada pasien dengan peningkatran TIK atau hidrosefalus.
Kejang potensial mengakibatkan perburukan keluaran yang nyata pada kasus PIS,
hal ini disebabkan meningkatnya ukuran hematoma, peningkatan TIK (Alway,
2011).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Girsang di RSUP Haji Adam
Malik Medan tahun 2012 yang menyatakan keluhan utama saat masuk rumah
sakit yang tertinggi adalah kesadaran menurun sebesar 73%.
Berdasarkan gambar 5.7 dapat dilihat bahwa penderita yang pertama kali
masuk ke rumah sakit yang paling banyak dalam kondisi kesadaran menurun dan
68
5.3 Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
letak kelumpuhan yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.8 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Letak Kelumpuhan yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.8 dapat diketahui bahwa proporsi letak kelumpuhan
penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun tertinggi pada hemiparesis dextra
42,6% dan terendah adalah paraparesis 10,9%.
Kelumpuhan sebelah kanan (dextra) diakibatkan karena adanya kerusakan
pada sisi sebelah kiri otak. Kelumpuhan pada penderita sebelah kanan biasanya
mempunyai kekurangan dalam komunikasi verbal. Namun persepsi dan memori
visiomotornya sangat baik, sehingga dalam melatih perilaku tertentu harus dengan
cermat diperhatikan tahap demi tahap secara visual. Dalam komunikasi kita harus
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 yang menyatakan letak kelumpuhan yang
tertinggi adalah hemiparesis dextra sebesar 48,5% (Napitupulu, 2009).
5.4 Faktor Risiko Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan faktor
risiko yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.9 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Faktor Risiko yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.9 dapat diketahui bahwa proporsi faktor risiko
penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang tertinggi adalah hipertensi
37,6% dan yang terendah adalah kelainan pembuluh darah, penyakit jantung, dan
konsumsi narkoba, alkohol, merokok. Distribusi proporsi penderita stroke
berdasarkan faktor risiko yang tertinggi adalah hipertensi pada umur >25 tahun
70
terendah adalah kelainan pembuluh darah pada umur ≤ 25 tahun sebesar 66,7%
dan pada umur >25 tahun sebesar 33,3%.
Hipertensi dianggap sebagai faktor risiko utama stroke. Hipertensi
menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah dan pelepasan kolagen.
Hipertensi menahun adalah penyebab terbentuknya aneurisma. Perdarahan
intraserebral primer (nontraumatik) sering disebabkan oleh pecahnya mikro
aneurisma (Bustan, 2007). Banyak perdarahan intraserebral terjadi akibat
peningkatan mendadak tekanan darah, yang menyebabkan ruptur pada segmen
arteri resisten kecil yang normal atau mengalami aneurisma mikro atau
lipohialinotik (Goldsmidt, 2009).
Trauma kapitis adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau
tidak langsung mengenai kepala dan mengakibatkan gangguan fungsi neurologis.
Akibat adanya cedera otak maka pembuluh darah otak akan melepaskan
serotonim bebas yang berperan akan melonggarkan hubungan antara endotel
dinding pembuluh darah sehingga lebih permeable, sehingga terjadilah edema
otak regional (edema serebri). Edema serebri meluas berturut-turut akan
mengakibatkan tekanan intrakranial meninggi (Sjabrir, 1994).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dengan desain case series yang menyatakan
bahwa faktor risiko stroke hemoragik yang paling tinggi diakibatkan oleh
hipertensi sebesar 94,4% (Napitupulu, 2009). Penelitian Girsang di RSUP Haji
Adam Malik Medan tahun 2012 menyatakan hipertensi merupakan risiko tertinggi
5.5 Hasil CT-Scan Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
hasil CT-Scan yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.10 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Hasil CT-Scan yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.10 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke
hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang tertinggi berdasarkan hasil CT-Scan yaitu
mengalami Perdarahan Intraserebral (PIS) 57,4% dan terendah mengalami
Perdarahan Subdural (PSD) 6,9%.
Penderita yang mengalami perdarahan intraserebral faktor risiko yang
tertinggi adalah hipertensi dan yang terendah faktor risikonya adalah kelainan
darah. Perdarahan intraserebral adalah perdarahan yang terjadi di parenkim otak.
Perdarahan intraserebral (PIS) terjadi sekitar 10% dari seluruh stroke. PIS
dikategorikan menjadi primer dan sekunder. Penyebab sekunder PIS meliputi 57,4%
23,8%
11,9%
6,9%
0 10 20 30 40 50 60 70
PIS
tidak tercatat
PSA
72
trauma kepala, angiopati amiloid serebral, kelainan darah kongenital, dan
lain-lain. hipertensi adalah prediktor rekuensi yang paling penting pada PIS. Hipertensi
kronik menyebabkan lipohialinosis, yaitu suatu disorganisasi arteri pada
arteri-penetrasi pada dinding dan ruptur dikemudian hari (Alway, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh American Heart Association (AHA) tahun
1999 Perdarahan Intraserebral merupakan penyebab kematian dan kesakitan
terbnanyak dibandingkan dengan infark serebral dan perdarahan subarakhnoid
(PSA), proporsi kesakitan mencapai 10-15% dari semua jenis stroke (Hemphill,
1999).
5.6 Lokasi Perdarahan Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
lokasi perdarahan yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pada gambar 5.11 dapat diketahui bahwa proporsi lokasi perdarahan
penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun tertinggi dijumpai pada hemifer
serebri 25,7% dan terendah adalah serebelum 1,0%.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 yang menyatakan penderita yang meninggal
dunia pada lokasi perdarahan yang tertinggi adalah hemifer serebri (serebrum)
sebesar 50% (Napitupulu, 2009).
5.7 Penatalaksanaan Medis Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
penatalaksanaan medis yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.12 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Penatalaksanaan Medis yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
77,2% 22,8%
Tindakan Konservatif
74
Berdasarkan gambar 5.12 dapat diketahui bahwa proporsi tindakan medis
penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun yang tertinggi adalah tindakan
konservatif 77,2% dan tindakan operatif 22,8%.
Tindakan konservatif yang dilakukan meliputi perawatan secara intensif,
pemberian obat, terapi dan bedrest (Mahendra, 2008). Penanganan penderita
melalui pemberian obat-obatan dapat memecah sumbatan pada pembuluh darah.
Obat-obatan yang diberikan dapat menghentikan gejala yang menimbulkan
terjadinya serangan stroke yang semakin parah seperti obat antihipertensi.
Antigregarasi trombosit seperti aspirin digunakan untuk menghambat pelepasan
trombosit (Price, 1982).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 menyatakan bahwa penderita stroke hemoragik
dengan tindakan konservatif merupakan tindakan lebih banyak dilakukan
dibandingkan dengan operatif yaitu 80,4% (Napitupulu, 2009).
5.8 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Hemoragik
Lama rawatan rata-rata penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun
yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 adalah
8,06 hari (8 hari). Standard deviasi (SD) = 6,825 dengan lama rawatan paling
singkat 1 hari sedangkan paling lama 29 hari.
Penderita stroke yang dirawat inap selama 29 hari hari ada 1 orang dengan
jenis kelamin laki-laki, umur 34 tahun, mengalami kelumpuhan hemiparesis
sinistra, faktor risiko diabetes dan hipertensi, dan hasil CT-Scan mengalami
5.9 Sumber Biaya Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
sumber biaya yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun
2014-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.13 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Sumber Biaya yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.13 dapat diketahui bahwa proporsi sumber biaya
pada penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun sebagian besar bukan biaya
sendiri 77,2% sedangkan biaya sendiri 22,8%.
Jenis asuransi penderita stroke hemoragik yang diterima oleh RSUP Haji
Adam Malik Medan meliputi Jamkesmas, Askes, JPKMS, dan JKA. RSUP Haji
Adam Malik Medan merupakan rumah sakit pemerintah pusat yang langsung
berada dibawah Kementrian Kesehatan. Rumah sakit ini menjadi pusat pelayanan
kesehatan yang ada di Sumatera bagian utara dan tengah. RSUP Haji Adam Malik
Medan juga menerima rujukan dan pembiayaan dengan asuransi. 77,2%
22,8% Bukan Biaya Sendiri (BPJS, Askes, JKN, Jamkesemas)
76
Hal ini bukan menunjukkan stroke hemoragik lebih banyak menyerang
pasien dengan bukan biaya sendiri, akan tetapi hal ini menunjukkan penderita
stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun lebih banyak datang berobat dengan
sumber bukan biaya sendiri (Jamkesmas, BPJS, Askes, JKN).
5.10 Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke Hemoragik
Proporsi penderita stroke hemoragik pada usia ≤ 40 tahun berdasarkan
keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 5.14 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasakan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2014-2015
Berdasarkan gambar 5.14 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke
hemoragik ≤ 40 tahun yang tertinggi adalah meninggal dan pulang berobat jalan
39,6%, dan yang terendah adalah pulang atas permintaan sendiri 20,8%. 39,6%
39,6% 20,8%
PBJ
meninggal
Case Fatality Rate (CFR) penderita stroke hemoragik ≤ 40 tahun yang
dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014-2015 sebesar 39,6%.
Hal ini disebabkan karena RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah
sakit pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah Sumatera Utara dan bagian
Tengah, pasien yang dirujuk pada umumnya sudah dalam keadaan parah.
Sehingga tindakan medis yang dilakukan tidak menolong untuk menyelamatkan
jiwa penderita.
Proporsi tertinggi yang meninggal faktor risiko yang terbanyak adalah
hipertensi, kecelakaan atau trauma kepala dan riwayat stroke sebelumnya.
5.11 Penderita Stroke Hemoragik Yang Meninggal
Distribusi proporsi pasien yang meninggal sebesar 39,6% (40 orang).
Pasien stroke hemoragik yang meninggal yang paling muda adalah pada umur 1
tahun, dan yang paling tua adalah umur 40 tahun. Pasien yang meninggal tertinggi
pada umur 36-40 tahun sebesar 40,0%. Pasien yang meninggal paling tinggi
adalah laki-laki sebesar 67,5% dan perempuan 32,5%. Berdasarkan faktor risiko,
yang paling tinggi pasien mengalami hipertensi sebesar 40,0% dan yang terendah
mengalami diabetes melitus sebesar 5,0%. Keluhan utama pasien yang tertinggi
adalah kesadaran menurun, kejang sebesar 97,5% dan yang terendah gangguan
gerak, bicara sebesar 2,5%. Dari hasil CT-Scan pasien yang meninggal tertinggi
mengalami perdarahan intraserebral (PIS) sebesar 60,0% dan mengalami
perdarahan subarakhnoid sebesar 17,5%. Berdasaran tindakan medis tertinggi
mendapatkan tindakan konservatif sebesar 75,0% dan tindakan operatif sebesar
78
Penyebab pasien stroke hemoragik yang meninggal antara lain hipertensi
yang tidak terkontrol, trauma kepala, riwayat stroke sebelumnya, kelainan darah,
peningkatan tekanan intrakranial, dan lainnya. Pasien stroke hemoragik yang
meninggal tertinggi mengalami perdarahan intraserebral dan mendapatkan
tindakan medis konservatif.
Stroke merupakan masalah kesehatan yang morbiditas dan mortalitasnya
tiinggi. Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak (Bustan, 2007).
Terhalangnya suplai darah ke otak dapat disebabkan oleh arteri yang mensuplai
darah ke otak pecah. Insiden stroke hemoragik 15% sampai 20% dari semua
stroke (Price, 2006).
Hipertensi merupakan risiko utama terjadinya stroke. Semakin tinggi
tekanan darah maka terjadinya stroke semakin besar, karena terjadinya kerusakan
pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya perdarahan otak
(Prodjodisastro, 2003). Pasien stroke hemoragik yang dirawat inap di RSUP Haji
Adam Malik Medan banyak yang menderita hipertensi tidak terkontrol. Pasien
tidak meminum obat antihipertensi dengan teratur dan tidak menjaga pola hidup
sehat.
Trauma kapitis adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau
tidak langsung mengenai kepala dan mengakibatkan gangguan fungsi neurologis.
Akibat adanya cedera otak maka pembuluh darah otak akan melepaskan
serotonim bebas yang berperan akan melonggarkan hubungan antara endotel