• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELL ME WHAT YOU SEE PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Dengan Menggunakan Teknik Tell Me What You See Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Temboro IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELL ME WHAT YOU SEE PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Dengan Menggunakan Teknik Tell Me What You See Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Temboro IV "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELLME WHAT YOU SEE PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TEMBORO

IV KARANGTENGAH WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

JURNAL ILMIAH

Disusun Oleh : EKA DARYANTI

A510090241

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELLME WHAT YOU SEE PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TEMBORO IV KECAMATAN KARANGTENGAH WONOGIRI

TAHUN 2012/2013

EKA DARYANTI, A 510 090 241, Jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 74 halaman

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dengan teknik tell me what you see pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Jenis penelitai ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas, subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan kemampuan berbicara siswa, melalui meningkatkan kemampuan berbicara siswa didalam setiap siklusnya, yaitu yang meliputi a) kesesuaian dengan objek yang dilihat sebelum dilakukan tindakan sebesar 1, 96% (5 siswa), pada siklus 1 sebesar 36% (9 siswa), pada siklus 2 84% (21 siswa). b) ketepatan makna keseluruhan cerita yang dilihat sebelum tindakan sebesar 24% (6 siswa), pada siklus 1 44% ( 11 siswa), pada siklus 2 92% ( 23 siswa). c) ketepatan kata yang dilihat sebelum tindakan sebesar 16% ( 4 siswa ), pada siklus 1 48% (12 siswa), pada siklus 2 96% (24 siswa). d) ketepatan kalimat yang dilihat sebelum tindakan sebesar 16% (4 siswa), pada siklus 1 56% (16siswa), pada siklus 2 92% (23 siswa). e) kelancaran dalam bercerita yang dilihat sebelum dilakukan tindakan sebesar 24% (6 siswa), pada siklus 1 36 % (9 siswa), pada siklus 2 82 % (22 siswa).

(5)

1

NASKAH PUBLIKASI JURNAL ILMIAH

I. PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu perubahan positif yang dalam diri siswa sedang menuju kearah kedewasaan. Di dalam kegiatan pembelajaran interaksi yang terjadi antara guru dan siswa sangat penting, disamping unsur-unsur terebut juga ada unsur kurikulum, bahan ajar, evaluasi, interaksi dan prestasi. Guru sebagai seorang pengajar memiliki tugas sebagai perancang dari peristiwa pengajaran yang juga sekaligus sebagai penilai terhadap belajar. Guru sebagai perancang kegiatan pengajaran, memilki peranan dalam membimbing dan mengarahkan siswa untuk melakukan pemusatan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan.Salah satu diantaranya guru harus dapat memilih suatu metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Apabila metode yang diterapkan kurang sesuai, akan terjadi suatu bentuk kebosanan dari siswa dan cenderung akan diperoleh hasil kurang sesuai dengan harapan.

Selama ini proses pembelajaran di SD Negeri Temboro IV karangtengah Wonogiri khusunya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih sangat kurang karena proses pembelajaran masih berfokus pada guru yang menyebabkan siswa bosan dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan cenderung susah dalam berbicara masih banyak yang malu-malu dan takut dalam berbicara.

Penelitian ini penting untuk dilaksanakan agar siswa lebih mampu dalam berbicara, tidak malu-malu dan dan takut lagi, karena berbicara itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, jika siswa dalam berbicara masih takut dan tidak berani maka pertumbuhan bakat siswa juga akan terhambat. Siswa akan cenderung diam dan tidak aktif dalam pembelajaran.

(6)

2

menggali dan mengekspresikan imajinasi dan pikirannya terhadap objek yang dilihat. Sehingga melalui teknik ini minat siswa menjadi lebih meningkat terhadap pembelajaran berbicara dan tidak takut lagi untuk berbicara di depan umum dengan menggunakan bahasa yang baik, benar, dan efektif.

Setiap kegiatan mempunyai tujuan yang ingin di capai, karena tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai sekaligus sebagai pengarah aktivitas dan usaha yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada pelajaran Bahassa Indonesia dalam menggunakan teknik tell me what you see.

2. Untuk mengetahui apakah teknik Tell me what you see efektif di gunakan dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa

II. METODE PENELITIAN

Seting Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Temboro IV Karangtengah Wonogiri. Penelitian di tempat ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki jumlah siswa yang representatif untuk diteliti. Selain itu lokasi mudah dijangkau oleh peneliti sehinga lebih efisien dalam mendapatkan data. Disekolah ini juga menjadi tempat penelitian yang telah dilakukan dan hasilnya cukup baik.

Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara Bulan November 2012 – Februari 2013 yang dapat di jabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember

2. Pelasanaan dilaksanakan pada bulan Januari minggu pertama sampai minggu ketiga

3. Analisis data dilaksanakan pada bulan januari minggu ketiga dan bulan Februari minggu pertama

4. Pelaporan dilaksanakan pada pada bulan Februari minggu pertama

(7)

3

dengan penelitian tersebut, sehingga memperoleh data yang diperlukan, penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (sanjaya 2009: 86). dalam teknik observasi ini peneliti ikut berpartisipasi dalam pembelajaran dikelas, melalui observasi peneliti dapat memperoleh data tentang keaktifan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran, keaktifan yang dimaksud yaitu keaktifan dalam berbicara, bagaimana keaktifan siswa dalam berbicara pada waktu pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto 2010: 201).

Dokumentasi ini merupakan cara pegumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen sebagai sumber data yang bertujuan menelaah kemampuan berbicara siswa. Dengan teknik ini peneliti berusaha mengumpulkan data-data penelitian tentang daftar nama siswa kelas IV, daftar nilai kelas IV sebelum dilakukan tindakan, silabus Bahasa Indonesia kelas IV, RPP Bahasa Indonesia kelas IV, dan foto-foto pada saat pelaksanaan tindakan.

Teknik analisis data langkah-langkah analisis data model analisis interaktif dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

(8)

4 2. Reduksi data

Reduksi data diartikan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama penelitian berlangsung. Dengan demikian maka data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas mempermudah dalam mengumpulkan data selanjutnya.

3. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Penyajian data ini bertujuan untuk mengetahui apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil tindakan yang dianggap perlu.

4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan

Kegiatan verifikasi dan penarikan kesimpulan ini berlangsung sejak awal penelitian hingga akhir penelitian dan merupakan proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data pelaksanaan tindakan kelas selama dua siklus, dapat dilihat peningkatan kemampuan berbicara siswa melalui teknik tell me what you see.

Berdasarkan data rekapitalisasi yang telah dibuat, dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan pada indikator yang telah ditetapkan dari hasil pelaksanaan siklus I, dan siklus II. berdasarkan prosentase keberhasilan di atas, menunjukkan bahwa ketuntasan kemampuan berbicara siswa antara lain sebagai berikut :

(9)

5

pembelajaran berlangsung, setelah menggunakan teknik ini siswa lebih berani dan aktif sehingga peningkatan kemampuan berbicara dapat tercapai.

Dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa kemampuan berbicara siswa sangat berpengaruh dalam suatu pembelajaran Bahasa Indonesia. Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tulisan.

Dari penelitian yang telah dilakukan Sutarmo.SPd. upaya meningkatkan kemampuan berbicara secara runtut. Baik dan benar melalui penerapan teknik tell me what you see pada penelitian terdahulu Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik Tell Me What You See Pada Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitiannya adalah hasil tes menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 166 mengalami peningktan. Terbukti dari hasil tes akhir siswa mendapat nilai 7,03 jika di bandingkan dengan tes siswa 0,66 dari 6,37 menjadi 7,03.

Sedangkan dari penelitian yang diakukan oleh peneliti diperoleh keterangan bahwa dengan menggunakan teknik tell me what you see, maka kemampuan berbicara siswa rata-rata mengalami peningkatan. Adapun indikator kemampuan berbicara meliputi Kesesuaian dengan objek yang dilihat, Ketepatan makna keseluruhan cerita, Ketepatan kata, Ketepatan kalimat, Kelancaran dalam bercerita, hal ini tetunya akan berdampak pada hasil belajar siswa.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perilaku siswa yang menunjukkan peningkatan di setiap putaran. Dengan menggunakan teknik tell me what you see siswa lebih senang untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung, walaupun siswa harus dipaksa untuk maju bercerita sesuai dengan apa yang dilihat.

(10)

6

kurang lengkap dan kurang jelas. Ada pula diantara siswa yang tidak mau bercerita di depan kelas, selain itu pada saat guru bertanya kepada seluruh siswa, umumnya siswa lama sekali untuk menjawab pertanyaan guru karena takut jawabannya salah. Tetapi setelah dilakukan penelitian mengalami peningkatan disetiap putaran. Siswa sudah berani bercerita di depan kelas dengan suara lantang, runtut, dan tepat. Kemampuan berbicara siswa dari siklus I ke siklus berikutnya sudah mengalami peningkatan yang baik. peningkatan itu dapat di lihat dari indikator-indikator sebagai berikut : Kesesuaian dengan objek yang dilihat 84%, Ketepatan makna keseluruhan cerita 92%, Ketepatan kata 96%, Ketepatan kalimat 92%, Kelancaran dalam bercerita 88%.

Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis tindakan yang dirumuskan yaitu Penerapan teknik pembelajaran tipe Tell me what you see dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Temboro IV Karangtengah Wonogiri, dapat diterima.

IV. SIMPULAN

(11)

7

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Purnomo.2011.”Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas

IV Melalui Metode Permainan Cerita Berantai Di SD Negri Brojol I

Kecamata Miri Kabupaten Sragen” (Skripsi S-I Progdi PGSD).

Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ernalida.2007.Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik Tell Me What You See Pada Siswa Sekolah Dasar.

Wiji Isnaini.2012.”Peningkatan Keterampilan menulis Karangan Melalui Metode Scramble Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten” (Skripsi S-1 Progdi PGSD). Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Arikunto, Suharsini. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Muhadi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. yogyakarta: Sira Media.

Mulyati, dkk. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mulyati, dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Musaba, Zulkifli. 2012. Terampil Berbicara.Yogyakarta: CV. Aswaja Pressindo. Nasucha, dkk. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Yogyakarta: Media Perkasa.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : FKIP PGSD.

Sanjaya, wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Solchan, dkk. 2010. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana Nana.2010.Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat dari diagram alur proses MiLCA maka pada setiap tahapan prosesnya selalu terdapat jenis dan jumlah produk yang dihasilkan (Lampiran 15) sedangkan pada

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP JUMLAH NYAMUK

Berdasarkan hasil analisis dapat diambil simpulan bahwa terdapat hubungan persepsi siswa dan peran bimbingan konseling terhadap minat memasuki SMK Negeri 2 Surakarta

Sistem pakar dalam bidang pertanian seperti yang diusulkan dalam tugas akhir ini didasarkan atas banyaknya penanam yang menderita kerugian karena tidak mengetahui

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PUCANGAN KECAMATAN SADANG KABUPATEN KEBUMEN

[r]

didahului Resitasi dengan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw tanpa didahului Resitasi dalam pembelajaran matematika. 2) Manakah yang

tulisan siswa dari year 1 (kelas 1 di Indonesia) sampai dengan year 6 (kelas 6 di Indonesia) semuanya tersusun rapi di perpustakaan sekolah sebagai arsip yang sangat