• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RIIL DAN MEDIA VIRTUAL DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RIIL DAN MEDIA VIRTUAL DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RIIL DAN MEDIA VIRTUAL

DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

POKOK BAHASAN KOLOID

Oleh : Widya Irfani

4123331057

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

(3)

iii

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Media Riil Dan Media Virtual Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid

Widya Irfani (NIM 4123331057)

ABSTRAK

Penerapan model dan media pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh hasil belajar kimia siswa ditinjau dari kecerdasan emosional yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media riil dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media virtual pada pokok bahasan Koloid yang dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Binjai T.A. 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Binjai yang terdiri dari 3 (tiga) kelas. Sampel ditetapkan dengan purposife sampling yakni mengambil 2 kelas yang dijadikan kelas eksperimen. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2.Pengambilan data untuk hasil belajar siswa diperoleh dengan tes hasil belajar yang menggunakan instrumen yang valid sebanyak 25 soal dan reliabel (0,875). Sedangkan, data untuk kecerdasan emosional siswa diperoleh melalui angket dan observasi dengan menggunakan data instrumen yang telah valid. Teknik analisa data menggunakan analisis varian dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa antara penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan menggunkan media riil dan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media virtual dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 4,781 > 3,28 dan terdapat pengaruh hasil belajar siswa kimia antara kecerdasan emosional tinggi dan kecerdasan emosional rendah dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 16,997 > 3,28, namun tidak terdapat interaksi anatara model pembelajaran dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar kimia siswa dengan nilai Fhitung < Ftabel yaitu 0,024 < 3,28.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Media Riil Dan Media Virtual

Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok

Bahasan Koloid”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Hj. Gulmah Sugiharti, M.Pd

sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,

pengarahan, saran, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal

perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si,

Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si, Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi

ini, serta ucapan terimakasih kepada Bapak Drs. Germanicus Sinaga, M.Pd selaku

dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan dan membantu

penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen

staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Khaidir,S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Binjai dan Ibu

Rafiqa Hasanah, S.Pd, selaku guru kimia SMA Negeri 7 Binjai serta khusus

kepada siswa-siswi kelas XI IPA-1 dan XI IPA-3 yang telah banyak membantu

penulis selama penelitian berlangsung.

Teristimewa rasa terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda

Adnan, S.Pd dan Ibunda Asnah serta Abangda Irfan Adriansyah, Amd.Kep yang

selalu mendukung, mendoakan, dan memberi semangat kepada penulis hingga

(5)

v

Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yakni

mahasiswa Pendidikan Kimia 2012 Ekstensi A, terutama untuk D’Oke Fariza,

Rini, Dira, Suri, Yani, dan Nila beserta rekan-rekan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu yang telah memberi banyak pelajaran kehidupan selama

bertahun-tahun bersama Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Big Family

yaitu Mulia, Meni, Dewi, Shiska, Dinar, Nurul, Caca, Vani, Anes dan Madan

yang telah banyak memberikan doa, motivasi, dan menjadi keluarga kedua bagi

penulis.

Masih Banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan

terima kasih.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,

susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 6

1.3. Rumusan Masalah 6

1.4. Batasan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Definisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Kimia 10

2.1.1. Hakikat Belajar Kimia dan Pembelajaran 10

2.1.2 Hasil Belajar Kimia 12

2.2. Model Pembelajaran 13

2.2.1. Model Pembelajaran Inkuiri 14

2.2.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri 16

2.2.3. Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri 18

2.2.4. Sintaks Pembelajaran Inkuiri 19

(7)

vii

2.3.1. Pengertian Media 20

2.3.2. Media Riil 21

2.3.2.1. Pengertian Laboratorium 21

2.3.3. Media Virtual 23

2.3.3.1. Komputer 23

2.4. Kecerdasan Emosional 24

2.4.1. Pengertian Kecerdasan 24

2.4.2. Pengertian Emosi 24

2.4.3. Pengertian Kecerdasan Emosional 25

2.4.4. Faktor Kecerdasan Emosional 28

2.5. Materi Pembelajaran 30

2.5.1. Sistem Koloid 30

2.5.2. Macam-Macam Koloid 31

2.5.3. Sifat-Sifat Koloid 33

2.5.4. Pembuatan Sistem Koloid 36

2.5.5. Penyusun Koloid 37

2.5.6. Penggunaan Sistem Koloid 38

2.6. Kerangka Berfikir 38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 40

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 40

3.2.1. Populasi Penelitian 40

3.2.2. Sampel Penelitian 40

3.3. Variabel Penelitian 40

3.3.1. Variabel Terikat 40

3.3.2. Variabel Bebas 41

3.3.3. Variabel Moderator 41

3.3.4. Variabel Kontrol 41

3.4. Jenis dan Rancangan Penelitian 41

(8)

viii

3.4.2. Rancangan Penelitian 41

3.4.3. Skema Rancangan Penelitian 44

3.5. Teknik Pengumpulan Data 45

3.5.1. Instrumen Penelitian 45

3.5.2. Perangkat Instrumen Penelitian 45

3.5.2.1. Kuisioner Tes Kecerdasan Emosional Siswa 45

3.5.2.2. Tes Hasil Belajar Siswa 47

3.6. Pengembangan Instrumen 47

3.6.1. Pengembangan Tes Hasil Belajar Siswa 47

3.6.1.1. Validitas Tes 47

3.6.1.2. Reliabilitas Tes 48

3.6.1.3. Indeks Kesukaran 49

3.6.1.4. Uji Daya Beda 50

3.7. Teknik Pengumpulan Data 50

3.7.1. Persiapan Penelitian 50

3.7.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 51

3.8. Teknik Analisis Data 51

3.8.1. Uji Normalitas 52

3.8.2. Uji Homogenitas 52

3.8.3. Uji Hipotesis 53

3.9. Hipotesis Penelitian 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 55

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 55

4.2. Deskripsi Data 56

4.3. Pengujian Persyaratan Penelitian 65

4.3.1. Uji Normalitas Data 65

4.3.2. Uji Homogenitas Data 67

4.3.3. Uji Hipotesis 68

(9)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 76

5.2. Saran 76

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Persentase Siswa Berdasarkan Nilai KKM 3

Tabel 2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri 19

Tabel 2.2. Kerangka Kerja Kecakapan Emosi 27

Tabel 2.3. Contoh Koloid Berdasarkan Fase 31

Tabel 2.4. Macam-Macam Koloid 32

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 2 42

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Angket Kecerdasan Emosional 46

Tabel 3.3. Bentuk Tabel Penyajian Data Nilai Hasil Belajar 52

Tabel 4.1. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran

Dengan Menggunakan Media Riil 57

Tabel 4.2. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran

Dengan Menggunakan Media Virtual 57

Tabel 4.3. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Kecerdasan Emosional

Tinggi 59

Tabel 4.4. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Kecerdasan Emosional

Rendah 59

Tabel 4.5. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran

Dengan Menggunakan Media Riil dan Kecerdasan

Emosional Tinggi 61

Tabel 4.6. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran

dengan Menggunakan Media Riil dan Kecerdasan

Emosional Rendah 61

Tabel 4.7. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran

dengan Menggunakan Media Virtual dan Kecerdasan

Emosional Tinggi 63

Tabel 4.8. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran

dengan Menggunakan Media Virtual dan Kecerdasan

Emosional Rendah 64

Tabel 4.9. Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Kimia Siswa

(11)

xi

Media Riil Dan Model Pembelajaran Inkuiri dengan 65

Menggunakan MediaVirtual

Tabel 4.10. Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Kimia Siswa

dengan Kecerdasan Emosional Tinggi dan Kecerdasan

Emosional Rendah 65

Tabel 4.11. Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Kimia Siswa

dengan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Menggunakan

Media Riil Dan Media Virtual Ditinjau Dari Kecerdasan

Emosional 66

Tabel 4.12. Tabel Induk Anava Dua Jalan 68

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 44

Gambar 4.1. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran

Dengan Menggunakan Media 58

Gambar 4.2. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Kecerdasan Emosional

Tinggi 60

Gambar 4.3. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran

Menggunakan Media Riil dan Kecerdasan Emosional

Tinggi dan Rendah 62

Gambar 4.4. Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Model Pembelajaran

Dengan Menggunakan Media Virtual dan Kecerdasan

Emosional Tinggi dan Rendah 64

Gambar 4.5. Grafik Interaksi Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Model

Pembelajaran Inkuiri dengan Menggunakan Media Riil

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus 82

Lampiran 2 RPP 85

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi 122

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Validasi 135

Lampiran 5 Instrumen Tes Sebelum Validasi 144

Lampiran 6 Instrumen Tes Setelah Validasi 154

Lampiran 7 Kunci Jawaban Sebelum Validasi 161

Lampiran 8 Kunci Jawaban Setelah Validasi 162

Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen Angket Kecerdasan Emosional 163

Lampiran 10 Instrumen Angket Kecerdasan Emosional 164

Lampiran 11 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kecerdasan Emosional 167

Lampiran 12 Lembar Observasi Kecerdasan Emosional 168

Lampiran 13 Lembar Observasi Penilaian 169

Lampiran 14 LKS 175

Lampiran 15 Media Virtual (Animasi) 185

Lampiran 16 Perhitungan Validitas Tes 190

Lampiran 17 Tabel Perhitungan Validitas Tes 192

Lampiran 18 Perhitungan Reabilitas 193

Lampiran 19 Tabel Perhitungan Reabilitas 194

Lampiran 20 Perhitungan Tingkat Kesukaran 195

Lampiran 21 Tabel Perhitungan Tingkat Kesukaran 197

Lampiran 22 Perhitungan Daya Beda 198

Lampiran 23 Tabel Perhitungan Daya Beda 200

Lampiran 24 Tabel rekapitulasi instrument tes 201

Lampiran 25 Tabel Nilai Siswa 202

Lampiran 26 Tabel Data Angket Kecerdasan Emosional 204

Lampiran 27 Tabel Data Lembar Observasi Kecerdasan Emosional 206

Lampiran 28 Tabel Skor Rata-Rata Angket dan Lembar Observasi

Kecerdasan Emosional 208

(14)

xiv

Lampiran 30 Uji Homogenitas 214

Lampiran 31 Uji Hipotesis 218

Lampiran 32 Lembar Observasi Kelas Eksperimen 1 222

Lampiran 33 Lembar Observasi Kelas Eksperimen 2 234

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa terletak pada sumber daya

manusia yang berkualitas. Upaya penciptaan sumber daya manusia yang

berkualitas yaitu dengan pendidikan yang berkualitas juga. Hal ini sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional Indonesia yang tercantum dalam (Tap. MPR No

IV/MPR/1999) yang menyatakan pendidikan nasional merupakan upaya

pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kualitas

sumber daya manusia guna mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur,

serta memungkinkan semua warga negaranya untuk mengembangkan diri sebagai

manusia yang kreatif, inovatif, memiliki kecerdasan dan bertanggung jawab. Hal

tersebut dapat diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan dan mengatasi

permsalahan pembelajaran yang ada di Indonesia.

Masalah pembelajaran yang terkait dengan lambatnya pemahaman siswa

terhadap konsep dan teori yang bersifat abstrak perlu diatasi. Jika hal ini

dibiarkan, efektivitas dan efisiensi pembelajaran akan rendah. Pada akhirnya hal

ini akan mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu

dicari upaya yang sistematis guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pembelajaran. Dalam Jahro (2008: 20) dikatakan bahwa pembelajaran kimia tidak

dapat dipelajari hanya melalui membaca, menulis atau mendengarkan saja.

Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana keterampilan

proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran

sehingga berdasarkan pengalaman secara langsung membentuk konsep, prinsip,

serta teori yang melandasinya (Octaviany, 2014: 4).

Pada kenyataannya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam mata

pelajaran Kimia belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan

dengan hasil studi internasional TIMSS (Trends in International Mathematics and

Science Study). TIMSS adalah studi internasional tentang prestasi matematika dan

(16)

2

dibagi menjadi tiga domain yaitu knowing (mengetahui), applying

(mengaplikasikan) dan reasoning (penalaran). Hasil rata-rata persentase jawaban

benar siswa Indonesia pada survey TIMSS tahun 2011 adalah: 31% untuk

knowing, 23% untuk applying dan 17% untuk reasoning. Rata-rata tersebut pun

jauh dibawah rata-rata persen jawaban benar international yaitu: 49% untuk

knowing, 39% untuk applying, dan 30% untuk reasoning. Rendahnya persentase

pada domain knowing dan applying menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman

konsep dan pengaplikasian siswa di Indonesia masih rendah (Sumber : * Hasil

pemetaan oleh TIMSS dan PIRLS 2011).

Hasil studi The Trends in International Mathematics and Science Study

(TIMSS) tahun 2007 menunjukkan bahwa pada bidang sains, pencapaian skor

sains siswa Indonesia adalah 433 yang berada pada posisi ke 35 dari 49 negara

peserta. Studi TIMSS pada 2011 juga menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi

sains siswa Indonesia adalah sebesar 406, mengalami penurunan dari skor tahun

2007. Skor prestasi sains tersebut hanya mencapai Low International Benchmark.

Dengan capaian tersebut, siswa Indonesia hanya mampu mengenali sejumlah

fakta dasar tetapi belum mampu mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai

topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak.

Sementara itu gambaran hasil studi Programme for International Student

Assessment (PISA) tahun 2012 memperlihatkan skor sains yang dicapai siswa

Indonesia juga masih dibawah rata-rata skor internasional, yakni 382. Pencapaian

ini menempatkan Indonesia pada urutan ke-64 dari 65 negara peserta (Pambudi,

2016: 78-79).

SMA Negeri 7 Binjai merupakan salah satu sekolah menengah atas yang

berada di Kota Binjai. Di dalam proses belajar mengajarnya, SMA Negeri 7 Binjai

menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran kimia

yakni 75,00. Siswa dengan nilai sama dengan atau di atas 75,00 dinyatakan tuntas

dan siswa dengan nilai di bawah 75,00 dinyatakan belum tuntas, sehingga perlu

mengikuti remedial. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru

mata pelajaran bidang studi kimia di sekolah tersebut, terdapat 3 kelas XI IPA

(17)

3

kelas XI IPA tergolong masih rendah karena terdapat siswa yang belum

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal tersebut dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel. 1.1. Jumlah Persentase Siswa Berdasarkan Nilai KKM

Nilai KKM (75,00)

Tahun Pelajaran

2014/2015 2015/2016

Ganjil Genap Ganjil

>75,00 37,5% 33% 22%

75,00 5% 7,5% 12,5%

<75,00 57,5% 59,5% 65,5%

(Sumber : arsip nilai SMA Negeri 7 Binjai).

Dari data tersebut terlihat bahwa nilai hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA

masih perlu ditingkatkan karena dari hasil ujian semester T.P 2014/2015 dan

2015/2016 siswa yang tidak memenuhi nilai KKM lebih dari 50% . Selain nilai

kimia yang masih rendah, penggunaan laboratorium di SMA N 7 Binjai juga

masih minim. Sehingga, siswa jarang melakukan percobaan eksperimen maupun

praktikum. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu serta bahan untuk melakukan

kegiatan di laboratorium.

Mata pelajaran kimia sebagai salah satu cabang dari sains mempunyai dua

hal yang tidak terpisahkan yaitu, kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang

berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori) temuan ilmuan dan kimia sebagai

proses (kerja ilmiah) (Rahardiana, 2015: 121). Kimia sebagai proses (kerja ilmiah)

dapat dilakukan dengan menggunakan kegiatan di laboratorium.

Materi pokok sistem koloid meliputi sub pokok sistem dispersi dan sifat-sifat

koloid. Khusus sub pokok sifat-sifat koloid terhadap yang menekankan pada

siswa untuk dapat berfikir secara aktif dalam mengamati gejala-gejala yang

terjadi, mengumpulkan data, menganalisis, dan menarik kesimpulan serta

mengapliksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan diharapkan dari proses

(18)

4

menghafal saja. Berdasarkan hal tersebut maka model pembelajaran yang dapat

diterapkan salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri.

Model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran dengan seni

merekayasa situasi-situasi yang sedemikian rupa sehingga siswa bisa berperan

sebagai ilmuwan. Siswa diajak untuk bisa memiliki inisiatif untuk mengamati dan

menayangkan gejala alam, mengajukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang

mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang atau

menentang teori-teori mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari data

eksperimen, merancang dan membangun model. Dengan model pembelajaran

inkuiri akan lebih efektif jika dipadukan dengan menggunakan media yang tepat.

Media yang dapat diterapkan adalah media riil dengan menggunakan laboratorium

dan media virtual dengan menggunakan computer.

Media riil adalah alat-alat atau bahan nyata untuk melakukan percobaan.

Kegiatan percobaan dilakukan oleh siswa melalui proses mengamati suatu objek,

menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai objek,

keadaan atau proses sesuatu dilakukan sendiri. Keunggulan media riil ini adalah

dapat membuat siswa untuk mencari terobosan baru dengan penemuan baru dari

hasil percobannya. Sedangkan Media virtual diartikan sebagai simulasi komputer

untuk menggantikan media nyata dalam bentuk perangkat lunak (software)

(Rohim, 2012: 42). Kedua media tersebut (media riil dan media virtual) dapat

digunakan pada materi koloid. Melalui media riil maupun virtual, siswa dapat

terlibat aktif melalui percobaan dan pengamatan, sehingga siswa dapat memahami

konsep dengan mudah. Dengan pembelajaran menggunakan model dan media

diharapkan siswa tidak hanya berfokus pada kecerdasan intelektual saja tetapi

juga pada kecerdasan emosional.

Keseimbangan antara IQ dan EQ salah satu kunci keberhasilan belajar siswa

di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan retional

intelligince yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja,

melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa (Budiarta,

(19)

5

Goleman (2016: 22) menyatakan bahwa EQ yang baik dapat menentukan

keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesusksesan karir,

mengembangkan hubungan suami- istri yang harmonis dan dapat mengurangi

agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja. Selanjutnya dikatakan bahwa

kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesusksesan,

sedangkan yang lainya adalah sumbangan faktor kekuatan- kekuatan lain,

diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni

kemampuan mengembangkan diri, kemampuan mengembangkan motivasi,

kemampuan mengembangkan pengaturan diri, kemampuan mengembangkan

empati, dan kemampuan mengembangkan kecakapan dalam membina hubungan

dengan orang lain.

Menurut Goleman (2016: 44), khusus pada orang-orang yang murni hanya

memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah

yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin

dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat.

Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka

orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila

seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka

cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah

frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi

lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya,

dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki

kecerdasan emosional yang tinggi.

Hasil Penelitian Wati (2014 : 23), tentang media virtual dan media riil

terhadap hasil belajar kimia menunjukkan bahwa dari rerata prestasi belajar, untuk

aspek kognitif siswa kelas yang menggunakan media virtual (85,15) lebih baik

daripada siswa kelas yang menggunakan media riil (78,06).

Hasil Penelitian Kesuma (2011: 215), tentang kecerdasan emosional terhadap

hasil belajar Kimia menunjukkan bahwa hasil belajar Kimia siswa yang memiliki

Kecerdasan Emosional tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar

(20)

6

Selanjutnya dalam penelitian ini terbukti bahwa hasil belajar TIK siswa yang

memiliki kecerdasan emosional tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran

inkuiri bebas lebih tinggi dari pada hasil belajar TIK yang diajar dengan strategi

pembelajarn inkuiri terbimbing. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa yang

mempunyai kecerdasan emosional tinggi lebih mampu memahami bahan

pelajaran TIK dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kecerdasan

emosional rendah. Penelitian ini juga membuktikan bahwa siswa yang memiliki

kecerdasan emosional tinggi lebih cocok diajar dengan menggunakan strategi

pembelajaran inkuiri bebas. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri

bebas sangat tepat dibandingkan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing untuk di

terapkan pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi (Hastuti dan

Keysar Panjaitan, 2014 : 129).

Memperhatikan uraian di atas, peneliti terdorong untuk mengajukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Dengan

Menggunakan Media Riil dan Media Virtual Ditinjau dari Kecerdasan

Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang maka masalah maka ruang lingkupnya antara

lain:

1. Rendahnya hasil belajar kimia siswa.

2. Kurangnya penggunaan laboratorium dalam proses belajar kimia.

3. Guru kurang memvariasikan model dan media dalam pembelajaran

kimia.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat

penulis mengambil rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan

(21)

7

2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional tinggi dan kecerdasan

emosional rendah terhadap hasil belajar kimia siswa ?

3. Apakah ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan

menggunakan media dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar

kimia siswa ?

1.4. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta

mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini

dibatasi pada :

1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 7

Binjai T.P. 2015/2016.

2. Hasil belajar kimia siswa dalam penelitian ini merupakan ranah kognitif.

3. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media riil dan media

virtual.

1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan media

riil dan model pembelajaran Inkuiri dengan menggunakan media virtual.

2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa yang mempunyai kecerdasan

emosional tinggi dan kecerdasan emosional rendah.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media terhadap hasil

belajar kimia siswa.

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional tinggi dan

kecerdasan emosional rendah terhadap hasil belajar kimia siswa.

5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh interaksi antara penggunaan

model pembelajaran dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar

(22)

8

1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru

Memilih metode pembelajaran yang efektif di gunakan dalam proses

belajar mengajar kimia.

2. Bagi siswa

Meningkatkan minat belajar dan pemahan siswa terhadap materi ajar yang

diberikan oleh guru.

3. Bagi peneliti

Bahan rujukan strategi pembelajaran, yang dapat diterapkan pada bidang

studi yang lain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.Hasil penelitian

ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam

meningkatkan kompetensi peneliti sebagai calon guru.

1.7. Defesini Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap

variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk

mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :

1. Hasil Belajar

Perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya

melakukan aktivitas dalam aspek kognitif yang diukur dengan tes objektif

yang meliputi C1 (hapalan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi).

2. Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri merupakan perluasan proses discovery yang digunakna lebih

mendalam. Inkuiri yang dalam bahasa inggrisnya Inquiry, berarti

pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses

umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.

3. Media Riil

Media riil adalah alat-alat atau bahan nyata untuk melakukan percobaan.

Pada percobaan dengan media riil, siswa menggunakan benda nyata, baik

asli maupun tiruan. Keunggulan media riil ini adalah siswa dapat

(23)

9

4. Media Virtual

Media virtual adalah media yang menggunakan komputer untuk

menggantikan media nyata dalam bentuk animasi.

5. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi

diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang

lain (empati), dan kemampuan untuk membina hubungan (kerja sama)

dengan orang lain.

6. Koloid

Koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih

zat yang bersifat homogeny namun memiliki ukuran partikel terdispersi

(24)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

inkuiri dengan menggunakan media riil rata-ratanya adalah 84,80 sedangkan

dengan menggunakan media virtual adalah 80,67.

2. Hasil belajar siswa yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi rata-ratanya

adalah 82,55 sedangkan kecerdasan emosional rendah adalah 75,71.

3. Terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa antara penggunaan model

pembelajaran inkuiri dengan menggunkan media riil dan model pembelajaran

inkuiri dengan menggunakan media virtual dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu

4,781 > 3,28.

4. Terdapat pengaruh hasil belajar siswa kimia antara kecerdasan emosional

tinggi dan kecerdasan emosional rendah dengan nila Fhitung > Ftabel yaitu

16,997 > 3,28.

5. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan emosional

terhadap hasil belajar kimia siswa dengan nilai Fhitung < Ftabel yaitu 0,024 <

3,28.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru

a. Guru dapat mempertimbangkan pemilihan model pembelajaran inkuiri

dengan menggunakan media riil dan media virtual untuk meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

b. Guru dapat berinovasi dengan berbagai macam model pembelajaran yang

menunjang keberhasilan peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran

(25)

77

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya mau dan mampu belajar dalam kelompok, serta aktif

sehingga dapat melatih keterampilan berifikir (thinking skill) dan

keterampilan social (social skill) untuk meningkatkan hasil belajar.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan membandingkan model

model pembelajaran inkuiri dengan media pembelajaran yang lain dan

diterapkan pada pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai

perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan

khususnya pada mata pelajaran kimia. Selain itu, meneliti faktor lain yang

bisa mempengaruhi hasil belajar disamping model dan media

(26)

78

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Budiarta, I.W., (2014), Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Intelektual Dengan Prestasi Belajar IPA Kelas V Desa Pengeragoan Vol. 2, e-Journal Mimbar PGSD, Universitas Pendidikan Ganesha.

Budiyono, (2009), Penerapan Laboratorium Riil dan Virtual Pada Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen Ditinjau dari Gaya Belajar, Tesis, Universitas Sebelas Maret.

Depdiknas, (2003), Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia, Proyek Pengelolaan Pendidikan Menengah Umum, Jakarta.

Djamarah dan Syaiful Bahri., (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono., (2013), Belajar & Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Goleman, D., (2016), Kecerdasan Emosional : Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hamalik, O., (2010), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Jakarta.

Harahap, N.M., (2010), Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual Dibandingkan Dengan Laboratorium Riil Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Aktifitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pokok Bahasab Laju Reaksi, Tesis, Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Hastuti dan Keysar, P., (2014), Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi, Tesis, Universitas Negeri Medan.

Huda, M., (2013), Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(27)

79

Kimia. Volume 1 nomor 1, Program Studi Magister Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana,Universitas Negeri Medan.

Kesuma, I,. (2011), Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Tik Dan Kecerdasan Emosional Siswa Terhadap Hasil Belajar Kima, Tesis, Universitas Negeri Medan.

Kurniasih, I dan Berlin, S., (2015), Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, Kata Pena, Jakarta.

Kusnadi, (2012), Pembelajaran Kimia dengan Problem Based Learning Menggunakan Laboratorium Real dan Virtual Ditinjau dari Kemampuan Matematika, dan Kemampuan Berpikir Abstrak Siswa, Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Laksana, M.S.D., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Disertai Media Riil Dan Media Virtuil Ditinjau Dari Gaya Belajar, Jurnal LPPM IKIP PGRI Madiun

Murtiani, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Kecerdasan EMosional Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan IV, Pendidikan Profesi Kesehatan, Universitas Sebelas Maret.

Ngalimun, (2012), Strategi Dan Model Pembelajar, Aswaja Pressindo, Yoyakarta.

Nugroho, S, dkk., (2012), Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Laboratorium Riil dan Virtuil Ditinjau dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa, Jurnal Inkuiri Vol. 1 No. 3, Universitas Sebelas Maret.

Octaviany, M., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X SMAN 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

(28)

80

Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rahardiana, (2016), Pengaruh Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dilengkapi Lab Riil dan Virtuil Terhadap Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Pulokulon T.P 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol.4 No. , Universitas Sebelas Maret

Rachmi, F., (2010), Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Skripsi, Universitas Diponegoro.

Riana, (2011), Pembelajaran Kimia Dengan Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Virtual Lab dan Real Lab Ditinjau dari Gaya Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa, Tesis, Universitas Sebelas Maret.

Rohim, F., (2012), Pembelajaran Biologi Model Siklus Belajar Hipotetik Dengan Media Riil dan Virtuil Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Analitis Dan Gaya Belajar Siswa, Tesis, Universitas Sebelas Maret.

Ronah, S.M., (2013), Hakikat Dan Pembelajaran Kimia, http://chemistryandkpopforever.blogspot.com/2013/05/hakikat-dan-pem belajaran-kimia.html, diakses 7 Februari 2015.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Sitorus, M dan Ani, S., (2013), Laboratorium Kimia : Pengelolaan dan Manajemen, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sudjana, (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

(29)

81

Trianto,.(2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Wahyuningsih, A.W., (2004), Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas Ii Smu Lab School Jakarta Timur, Skripsi, Universitas Persada Indonesia Y.A.I.

Wati, S.T.H., (2014), Studi Komparasi Media Virtual Dan Riil Pada Pembelajaran Student Teams Achievement Division (Stad) Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Sma Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/ 2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 4, Universitas Sebelas Maret

Gambar

Tabel 4.10.
Gambar 3.1.  Skema Rancangan Penelitian
Tabel Perhitungan Validitas Tes
tabel di bawah ini :

Referensi

Dokumen terkait

x Untuk menghambat arus starting yang besar, dipasang tahanan seri pada rangkaian belitan jangkar. x Persamaan putaran motor berlaku rumus n | Ui/ Ɏ E , sehingga jika

Istilah dermatitis kontak iritan atau iritasi menunjukkan suatu reaksi yang berubah terhadap suatu bahan tertentu yang tidak melibatkan sistem imun tubuh dapat

Hasil perhitungan regresi sederhana mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah diperoleh persamaan regresi Y= 41,822-1,065 X, yang berarti konstanta regresi

Rinitis di lingkungan kerja dibagi menjadi (i) rinitis akibat kerja: disebabkan oleh zat alergen atau iritan di lingkungan kerja pada pekerja yang sebelumnya

Perusahaan perlu menerapkan suatu standar gaji pokok yang kompetitif dan menarik, sehingga dapat menjadi semacam barrier (penghalang) bagi karyawan untuk berpindah

Pelanggaran Kode Etik yang dilakukan secara bersama oleh anggota-anggota dari organisasi yang sama atau secara bersama oleh anggota organisasi dan non organisasi

Kekurangan dari proses color filtering dengan ruang warna RGB yaitu proses trial and error sulit diperoleh nilai yang sesuai, pada saat percobaan di kondisi pencahayaan

Permasalahan yang dihadapi mitra kami meliputi efisiensi dalam proses produksi karena keterbatasan ukuran oven dan mikser yang relatif kecil sehingga kalau ada pesanan